P U T U S A N NOMOR : 41 / G / 2013 / PTUN-Pbr

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P U T U S A N NOMOR : 41 / G / 2013 / PTUN-Pbr"

Transkripsi

1 P U T U S A N NOMOR : 41 / G / 2013 / PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan acara biasa, yang dilangsungkan di Gedung yang telah ditentukan di Jalan H.R. Soebrantas KM. 9 Pekanbaru telah menjatuhkan Putusan dengan pertimbangan-pertimbangan seperti tersebut di bawah ini dalam sengketa antara : JEKI JHON PASA : Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Mantan Anggota Polisi Republik Indonesia, Bertempat tinggal di jalan Jenderal Sudirman No. 41 Bangkinang ; Dalam hal ini memberi kuasa kepada : 1. ROSYIDI HAMZAH, S.H. MH 2. MUHAMMAD RAIS, S.H. MH Keduanya Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat dan Pengacara pada Kantor Hukum NEBIS IN IDEM yang berkantor di jalan Surian No. 418 Komplek Beringin Indah, Kelurahan, Sidomulyo, Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru, Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 9 Desember 2013 ; Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT M E L A W A N KEPALA KEPOLISIAN DAERAH RIAU, Berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman No. 235 Pekanbaru ; Halaman 1 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

2 Dalam hal ini memberi Kuasa kepada : 1. TONI ARIADI EFFENDI, SH., S.IK., M.H., M.M, Jabatan KABIDKUM POLDA RIAU ; WISMAR, S.H. M.H, Jabatan ADVOKAT MADYA BIDKUM POLDA RIAU ; NERWAN, SH, Jabatan ADVOKAT BIDKUM POLDA RIAU ; Kesemuanya Kewarganegaraan Indonesia, yang berkantor pada Kantor Polisi Daerah RIAU, yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 235 Pekanbaru ;-- Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 25 Nopember 2013 ; Selanjutnya disebut sebagai tergugat Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru Nomor : A. 41 / PEN-MH / 2013 / PTUN-Pbr tanggal 14 Nopember 2013, Tentang Penetapan Penunjukan Majelis Hakim ; Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru Nomor : 41 / PEN. PP / 2013 / PTUN-Pbr tanggal 15 Nopember 2013, Tentang Penetapan Hari Pemeriksaan Persiapan ; Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru Nomor : 41 / PEN. HS / 2013 / PTUN-Pbr tanggal 10 Desember 2013 Tentang Penetapan Hari Sidang ; Telah membaca berkas perkara dan surat-surat bukti para pihak, serta mendengar keterangan dari Ibu kandung penggugat serta keterangan dari saksi Tergugat ; Halaman 2 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

3 Telah memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam Pemeriksaan Persidangan ; TENTANG DUDUKNYA SENGKETA Bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan tertanggal 11 Nopember 2013 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada tanggal 12 Nopember 2013 dengan Register Nomor : 41 / G / 2013 / PTUN-Pbr dan telah diperbaiki secara formal pada tanggal 10 Desember 2013 telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut : Menimbang, bahwa yang menjadi Obyek Sengketa dalam perkara ini adalah : Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polisi Republik Indonesia atas nama BRIPTU JEKI JHON PASA NRP Kesatuan YANMA Polisi Daerah RIAU. ; Adapun dasar dan alasan gugatan adalah sebagai berikut : Bahwa Penggugat mengajukan gugatan terhadap Tergugat (Kepala Kepolisian Daerah Riau) di Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru karena Tergugat berdomisili atau berkedudukan diwilayah hukum Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru dan juga Tergugat selaku Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polisi Republik Indonesia atas nama JEKI JHON PASA. (objek sengketa a quo ) ; Halaman 3 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

4 2. Bahwa Surat Keputusan Nomor Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polisi Republik Indonesia atas nama JEKI JHON PASA yang diterbitkan oleh Tergugat adalah merupakan Surat Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara yang secara hukum telah bersifat konkrit, individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata, sehingga telah memenuhi Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbunyi : Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, Individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata ; Bahwa tindakan Tergugat yang telah menerbitkan Obyek Sengketa mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat dirugikan baik secara moril maupun materil berupa hilangnya pekerjaan Penggugat sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia karena tidak melalui prosedur hukum yang tepat dan benar berdasarkan peraturan Perundangundangan. Hal mana sesuai dengan ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; Bahwa Surat Keputusan Nomor Kep / 406 / VIII / 2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Halaman 4 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

5 Dinas Polisi Republik Indonesia atas nama JEKI JHON PASA yang diterbitkan oleh Tergugat, diterima oleh Penggugat dari Tergugat pada tanggal 21 Agustus 2013, dengan demikian pengajuan gugatan ini masih dalam tenggang waktu 90 (Sembilan puluh) hari sebagai mana ditentukan dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; Bahwa Surat Keputusan Nomor Kep / 406 / VIII / 2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polisi Republik Indonesia atas nama JEKI JHON PASA, diterbitkan berdasarkan Surat Putusan KKEP Nomor : PUT KEP/03/IV/2013/KKEP, yang menjatuhkan hukuman dan sanksi rekomendasi Berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat kepada Penggugat bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik yakni Asas kepastian hukum dan asas keseimbangan sebagai mana diatur didalam Pasal 53 Ayat 2 Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang perubahan atas Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara; 6. Bahwa Penggugat adalah anggota Kepolisian Republik Indonesia dengan Pangkat BRIPTU dan NRP Penggugat dinyatakan lulus pendidikan sebagai Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara Polisi Republik Indonesia gelombang II TA yang dilaksanakan selama 5 (lima) Bulan disekolah Polisi Negara Pekanbaru dari tanggal 4 Agustus 2003 sampai dengan 30 Desember 2003 dengan Surat Keputusan Nomor Polisi : Skep / 22 / XII / 2003 ; Halaman 5 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

6 7. Bahawa berdasarkan Surat Keputusan No.Pol : Skep/1049/XII/2003 tentang Penempatan Magang/Penempatan Pertama Bintara Polisi Republik Indonesia Pria Gelombang II TA Penggugat ditempatkan di Polisi Daerah Riau. Dan Setelah Masa Magang Tersebut selesai Penggugat ditugaskan di Polres Pelelawan pada bagian Lantas sebagai Penempatan Pertama berdasarkan Surat Keputusan No. Pol.: Skep / 142/VII / 2004 tanggal 13 Juli 2004 Dan pada saat itu Penggugat menerima gaji pokok sebayak Rp ,- (Delapan ratus Sembilan puluh tiga ribu delapan ratus rupiah) ; Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2006 Penggugat dimutasi dari Polres Pelelawan ke Den 88 Polisi Daerah Riau selama Penggugat bertugas di Polisi Daerah Riau Penggugat mendapatkan kenaikan pangkat dari BRIPDA menjadi BRIPTU pada tanggal 16 Juni 2010 dengan masa kerja kurang lebih 6 Tahun 6 Bulan berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/162/VI/2010. Kemudian pada Tanggal 14 Februari 2011 PENGGUGAT dimutasi kebagian Yanma Polisi Daerah Riau ; Bahwa pada tanggal 2 April 2013 keluarlah putusan Komisi Kode etik Profesi dengan Putusan KKEP Nomor : PUT KEP/03/IV 2013/KKEP, yang menjatuhkan hukuman dan sanksi rekomendasi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat kepada Penggugat karena Penggugat telah melanggar Pasal 14 Ayat (1) Huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun Tahun 2013 tentang Pemberhentian Anggota Kapolri, yaitu telah meninggalkan tugas secara berturut-turut terhitung mulai tanggal 11 September s/d 12 November 2012 ; Bahwa sehubungan dengan Dugaan Pelanggaran yang telah dilakukan oleh Penggugat yaitu pelanggaran Pasal 14 ayat 1 huruf a Halaman 6 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

7 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2013 tantang Pemberhentian Anggota Polisi Republik Indonesia, Penggugat tidak pernah diberitahu dan juga tidak menerima panggilan untuk menghadiri sidang pada saat dilaksanakannya persidangan Kode Etik Profesi Polisi Republik Indonesia. Sementara pada waktu akan diadakan sidang kode Etik tersbut Penggugat maupun keluarga Penggugat masih tinggal diwilayah Riau serta memiliki alamat yang jelas dan sangat mudah untuk dihubungi, ditambah lagi banyak sekali rekan-rekan seperofesi Penggugat yang mengetahui persis dimana Kediaman Penggugat. Sehingga Penggugat kehilangan hak untuk melakukan Pembelaan diri terhadap dugaan pelanggaran kode etik yang Penggugat lakukan. Seperti Hak yang tertuang dalam Pasal 18 Ayat (3) Peraturan Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polisi Republik Indonesia yang berbunyi Untuk kepentingan pembelaan, terduga pelanggar diberi hak untuk mengajukan saksisaksi yang meringankan ; Bahwa dikarenakan persidangan dilakukan secara absentia maka hilanglah kesempatan Penggugat untuk melakukan upaya pembelaan seperti mengemukakan alasan, menghadirkan saksi-saksi dan upaya lainnya yang dapat dilakukan sesuai peraturan yang berlaku ; Bahwa dengan adanya pemerikasaan dugaan pelanggaran Kode etik tanpa dihadiri oleh Penggugat merupakan suatu pelanggaran terhadap hak-hak hukum Penggugat sehingga pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik berjalan tidak seimbang (fair) sehingga Surat Keputusan Aquo (obyek perkara) bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik yakni Asas keseimbangan dan kepastian hukum ; Halaman 7 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

8 13. Bahwa berdasarkan asas keseimbangan ini, pemeriksaan yang dilakukan harus mendengarkan keterangan kedua belah pihak (audi alteram et partem) sehingga TERADU memiliki hak untuk menjawab semua dakwaan dan hak untuk melakukan pembelaan tertuang didalam pasal 18 ayat (3) Peraturan Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Profesi Polisi Republik Indonesia yang berbunyi Untuk kepentingan pembelaan, terduga pelanggar diberi hak untuk mengajukan saksi-saksi yang meringankan. Kemudian berdasarkan asas keseimbangan penjatuhan sanksi atau hukum menurut asas ini haruslah seimbang dengan bobot pelanggaran/kesalahan sehingga putusan yang dikeluarkan memenuhi nilai keadilan ; Bahwa salah satu upaya untuk menjaga keseimbangan dalam pemeriksaan disidang KKEP maka terduga pelanggar diwajibkan untuk didampingi didalam pemeriksaan tersebut sebagaimana diatur didalam pasal 18 ayat 1 dan 2 Peraturan Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polisi Republik Indonesia ; (1) Dalam penegaan KKEP, terduga pelanggar dapat didampingi oleh anggota Polisi Republik Indonesia, yang ditunjuk oleh terduga Pelanggaran dalam sidang KKEP ; (2) Dalam hal terduga pelanggar tidak menunjuk Anggota Polisi Republik Indonesia sebagai Pendamping, pengemban fungsi hukum wajib menunjuk pendamping ; Bahwa tidak pernah sampainya surat panggilan untuk menghadiri sidang pemeriksaan dugaan Pelanggaran Kode Etik kapada Penggugat maupun keluarga Penggugat yang mana hal tersebut Halaman 8 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

9 merupakan hak Penggugat adalah suatu bukti bahwa Surat Keputusan aquo (obyek perkara) diterbitkan tidak berdasarkan prosedur yang ada (cacat prosedur) dan secara hukum bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang ada seperti yang diatur didalam Pasal 19 Ayat (2) Peraturan Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Profesi Polisi Republik Indonesia yang berbunyi Sidang KKEP dapat dilaksanakan tanpa hadir oleh Terduga Pelanggar setelah dipanggil berturut-turut sebanyak 2 (dua) kali tidak hadir. tanpa adanya panggilan kepada Penggugat maka persidangan oleh Tergugat tetap dilaksanakan tanpa hadirnya Tergugat (in Absentia) ; Bahwa pada tanggal 15 Mei 2013, orang tua Penggugat mengajukan Banding terhadap putusan sidang KKEP Nomor : PUT / KEP / IV / 2013 / KKEP sebagaimana diatur didalam Pasal 1 angka (14), Banding ialah upaya yang dilakukan oleh pelanggar atau isteri/suami, anak atau orang tua pelanggar yang keberatan atas putusan sidang KKEP dengan mengajukan permohonan kepada Komisi Banding Kode Etik Polisi Republik Indonesia melalui atasan Ankum ; Bahwa sampai hari ini putusan terhadap banding yang diajukan oleh orang tua Penggugat tidak pernah ada, namun yang keluar langsung surat pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Penggugat (obyek aquo). Padahal di dalam Pasal 1 ayat (16) Peraturan Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Profesi Polisi Republik Indonesia disebutkan bahwa sidang Komisi Banding adalah sidang pada tingkat banding untuk memeriksa, memutus, menguatkan, mengubah atau membatalkan putusan KKEP ; Halaman 9 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

10 18. Bahwa disatu sisi Penggugat direkomendasikan untuk diberhentikan secara tidak hormat berdasarkan Putusan KKEP Nomor : PUT KEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 2 April 2013, namun disisi yang lain Penggugat tetap masuk kerja. Bahkan tidak ada satupun yang keberatan karena merasa terbantu dan sampai-sampai Penggugat menerima gaji sebesar Rp ,- ( Satu Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah) atas kebijakan pimpinan. Bahkan pada tanggal 14 Agustus 2013 ada Surat Perintah Nomor : Sprin/69/VIII/2013/Yanma yang menugaskan Penggugat membantu Kayama sebagai seksi perlengkapan dalam kegiatan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Riau pada hari Minggu tanggal 18 Agustus 2013 di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau ; Bahwa dengan adanya Surat Perintah Nomor : Sprin / 69 / VIII / 2013 / Yanma yang menugaskan Penggugat membantu Kayanma menunjuk bahwa Tergugat sangat membutuhkan Penggugat dan atas perintah tersebut Penggugat hadir karena merasa bertanggung jawab sebagai anggota Polisi Republik Indonesia yang baik ; Bahwa pada tanggal 21 Agustus 2013 keluarlah Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor Kep /406 / VIII / 2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polisi Republik Indonesia atas nama Penggugat. dan Penggugat diberikan gaji sebesar Rp ,- (empat juta rupiah) sebagai uang gaji yang tertunda ; Bahwa Pelanggaran Kode Etik yang Pengugugat lakukan pada dasarnya bukanlah suatu pelanggaran berat, bukan merupakan perbuatan pidana dan bukan pula perbuatan yang mencoreng nama institusi Polisi Republik Indonesia di tengah Masyarakat. Memang Halaman 10 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

11 Penggugat akui Penggugat mangkir untuk beberapa hari kerja, dan hal ini Penggugat lakukan untuk menyelesaikan masalah internal pribadi Penggugat, namun putusan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor Kep / 406 / VIII / 2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polisi Republik Indonesia atas nama Penggugat yang didasarkan pada putusan KKEP Nomor : PUT KEP / 03 / IV / 2013 / KKEP, yang menjatuhkan hukuman dan sanksi rekomendasi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat kepada Penggugat sangatlah tidak adil dan tidak wajar bagi Penggugat dan menghancurkan harapan Penggugat untuk dapat terus mengabdi kepada Negara dengan tetap menjadi anggota Polisi Republik Indonesia. Bahwa selama Penggugat berdinas sebagai anggota Polisi Republik Indonesia sejak Tahun 2003, Penggugat belum pernah sama sekali melakukan pelanggaran maupun perbuatan pidanan lain yang sifatnya lebih berat dari pelanggaran yang Penggugat lakukan ; Bahwa berdasarkan dasar dan alasan tersebut di atas, tindakan Tergugat yang menerbitkan obyek perkara a quo telah memenuhi Ketentuan Pasal 53 ayat 2 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara karena Surat Keputusan a quo (obyek perkara) yang diterbitkan oleh Tergugat tidak sesuai prosedur (cacat prosedur) Pasal 19 ayat (2) Peraturan Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Profesi Polisi Republik Indonesia dan bertentangan dengan Asas- Asas Umum Pemerintahan Yang Baik yakni Asas keseimbangan Pasal 18 Ayat (1),(2) dan (3) Peraturan Kepala Polisi Republik Halaman 11 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

12 Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Profesi Polisi Republik Indonesia dan Asas kepastian hukum, maka Penggugat mohon agar Surat Keputusan aquo (obyek perkara) dinyatakan Batal atau Tidak Sah ; Bahwa oleh karena obyek sengketa a quo dikeluarkan dengan cacat prosedur dan cacat hukum maka harus dinyatakan batal tidak sah, maka berdasarkan hukum Tergugat diperintahkan untuk mencabut obyek sengketa a quo ; Berdasarkan segala uraian dan alasan yang telah diuraikan diatas, maka Penggugat mohon kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan dengan amarnya berbunyi sebagai berikut : Mengabulkan Gugatan Penggugat seluruhnya ; Menyatakan Batal atau Tidak Sah Surat Keputusan Nomor Kep / 406 / VIII / 2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang PemberhentianTidak Dengan Hormat Dari Dinas Polisi Republik Indonesia atas nama Briptu Jeki Jhon Pasa NRP Kesatuan Yanma Polisi Daerah RIAU ;-- 3. Mewajibkan kepada Tergugat untuk mencabut Keputusan Nomor Kep / 406 / VIII / 2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polisi Republik Indonesia atas nama Briptu Jeki Jhon Pasa NRP Kesatuan Yanma Polisi Daerah Riau ; Menghukum Tergugat untuk merehabilitasi kedudukan Penggugat sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia berikut segala hak dan kewajiban sehubungan dengan kedudukan tersebut ; Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini ; Halaman 12 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

13 Menimbang, bahwa pada Pemeriksaan Persiapan perkara ini Majelis Hakim telah memberikan petunjuk dan nasehat kepada Kuasa Penggugat untuk memperbaiki gugatannya ; Menimbang, bahwa atas Gugatan Penggugat tersebut Tergugat telah mengajukan Jawabannya tertanggal 17 Desember 2013 yang isi selegkapnya sebagaimana terlampir dalam Berita Acara Pemeriksaan dan pokok Jawaban tersebut sebagai berikut : Bahwa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat terhadap Penggugat (Jeki Jhon Pasa) telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku di Institusi Kepolisian Republik Indonesia yaitu Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 2003, Peraturan Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 berdasarkan : a. Adanya Laporan Polisi Nomor : LP/2/I/2013/Wabprof tanggal 15 Januari 2013 Atas nama BRIPTU JEKI JHON PASA telah melakukan perbuatan tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut turut meninggalkan tugas secara tidak sah tanpa izin pimpinan dari tanggal 01 Agustus 2012 s/d 31 Januari 2013 selama ± 120 (seratus dua puluh) hari kerja berturut-turut hingga laporan ini dibuat Penggugat tidak masuk dinas ; b. Bahwa berdasarkan Laporan Polisi tersebut, selanjutnya Bid Propam Polisi Daerah Riau melakukan pemeriksaan dengan mengumpulkan bukti-bukti yaitu keterangan saksi-saksi, bukti petunjuk dan bukti surat yang kemudian menjadi berkas perkara pelanggaran Nomor : BP / 02 / I /2013 / Wabprof tanggal 23 Januari 2013 ; c. Bahwa dari hasil pemberkasan tersebut Bid Propam Polisi Daerah RIAU melimpahkan berkas perkara tersebut kepada Halaman 13 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

14 Ankum Penggugat (Kayanma Polisi Daerah Riau), selanjutnya Ankum terduga pelanggar / Penggugat memerintahkan kepada Bid Propam Polisi Daerah Riau untuk meminta saran dan pendapat hukum kepada pembinaan fungsi hukum Polisi Daerah Riau guna mendapatkan saran pendapat hukum terhadap penyelesaian perkara Penggugat BRIPTU JEKI JHON PASA ;----- d. Bahwa berdasarkan surat permintaan saran pendapat hukum Kabid Propam Polisi Daerah Riau, Bidang hukum Polisi Daerah Riau telah memberikan saran pendapat hukum Atas nama BRIPTU JEKI JHON PASA Nrp Nomor : R / ND-07 / II / 2013 / Bidkum tanggal 18 Februari 2013 yang intinya perbuatan terperiksa secara yuridis telah memenuhi unsur pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polisi Republik Indonesia yaitu Anggota Polisi Republik Indonesia diberhentikan Tidak Dengan Hormat dari dinas Kepolisian Republik IndonesiaI apabila meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut ; e. Berdasarkan saran pendapat hukum fungsi bidang hukum Polisi Daerah Riau dan analisa berkas perkara, setelah limpahkan berkas perkara ke Bid Propam Polisi Daerah Riau maka pada tanggal 18 Maret 2013 berdasarkan surat Kabid Propam Polisi Daerah Riau Nomor : R / 44 / III / 2013/Propam perihal usulan pembentukan Komisi Kode Etik Polisi Republik Indonesia, telah dibentuk Pejabat Komisi Kode Etik Polisi Republik Indonesia untuk memeriksa BRIPTU JEKI JHON PASA dan atas usulan tersebut maka terbitlah Surat Keputusan Kepala Kepolisian Halaman 14 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

15 Daerah Riau Nomor : Kep / 149 / III / 2013 tanggal 25 Maret 2013 Tentang Pembentukan Komisi Kode Etik Polisi Republik Indonesia untuk menyidangkan kasus BRIPTU JEKI JHON PASA ; f. Bahwa setelah dibentuknya susunan sidang Komisi Kode Etik maka pada tanggal 02 April 2013 sesuai dengan Peraturan Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Pasal 19 ayat 2 dan Pasal 51 ayat 3 Perkap Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Komisi Kode Etik Polisi Republik Indonesia melaksanakan sidang perkara terperiksa BRIPTU JEKI JHON PASA tanpa dihadiri oleh terperiksa (In absensia) dimana dalam proses persidangan telah mendengar keterangan saksi-saksi dan bukti-bukti lainnya, kemudian Pejabat Komisi Kode Etik Polisi Republik Indonesia berkesimpulan BRIPTU JEKI JHON PASA telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 yaitu telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut terhitung sejak tanggal 01 Agustus 2012 sampai dengan 31 Januari 2013 selama ± 120 (seratus dua puluh) hari kerja berturut-turut hingga laporan ini dibuat Penggugat tidak masuk dinas ; g. Bahwa setelah adanya putusan sidang Komisi Kode Etik terhadap terperiksa BRIPTU JEKI JHON PASA (Penggugat) Nomor : PUTKKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 02 April 2013, selanjutnya Pejabat Komisi Kode Etik memberikan saran pertimbangan Halaman 15 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

16 kepada Pejabat Pembentuk Komisi Kode Etik Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat an. BRIPTU JEKI JHON PASA, dan selanjutnya Kayanma Polisi Daerah Riau selaku Ankum terperiksa mengusulkan ke Kepala Kepolisian Daerah Riau untuk diterbitkan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Atas nama BRIPTU JEKI JHON PASA ; h. Bahwa Kepala Kepolisian Daerah Riau setelah menerima usulan dari Komisi Kode Etik dan berkas lainnya selanjutnya Kepala Kepolisian Daerah Riau menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Atas nama. BRIPTU JEKI JHON PASA Nomor.: Kep / 406 / VIII / 2013 tanggal 21 Agustus 2013, hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor : Pol Kep / 74 / XI / 2003 tanggal 11 Nopember 2003 yang pada intinya menyatakan wewenang Kepala Polisi Republik Indonesia di delegasikan kepada Kepala Kepolisian Daerah Riau tentang pengakhiran dinas anggota Polisi Republik Indonesia yang berpangkat Aiptu kebawah yang sifatnya Pemberhentian Tidak Dengan Hormat ; Bahwa menanggapi dalil Penggugat yang menyatakan bahwa Penggugat tidak pernah menerima surat panggilan untuk melaksanakan sidang, sementara keluarga Penggugat masih tinggal di wilayah Riau ; Bahwa dalil tersebut sangatlah normatif dan tidak berdasar karena proses pemeriksaan yang dilakukan terhadap Penggugat yang diduga melakukan pelanggaran tidak masuk dinas tanpa keterangan lebih kurang 120 (seratus dua puluh) hari kerja secara berturut-turut tanpa izin pimpinan dan tidak diketahui keberadaannya baik di Halaman 16 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

17 satuan kerja maupun di tempat tinggalnya atas ketidak hadirannya tersebut Tergugat telah menerbitkan surat perintah pencarian orang (DPO) sebagai konsekuensi tidak masuk dinas dan terhadap pelanggaran tersebut Provos Polisi Daerah Riau telah melakukan panggilan sebanyak 2 kali secara patut ke kesatuannya dan alamatnya namun Penggugat tidak dapat memenuhi panggilan tersebut tanpa ada keterangan dan perlu juga diketahui oleh Penggugat bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh Penggugat bukanlah pelanggaran sebagaimana layaknya persi dangan di Pengadilan Umum terhadap pelanggaran pidana tetapi adalah pelanggaran administratif, sehingga pemeriksaan yang dilakukan terhadap Penggugat sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku ;-- 3. Bahwa pernyataan Penggugat yang menyatakan bahwa persidangan yang dihadiri oleh Penggugat tidak memberikan keseimbangan sehingga bertentangan dengan Azas Umum Pemerintahan Yang Baik yang berakibat Penggugat tidak dapat menggunakan haknya untuk melakukan pembelaan, pendamping dalam sidang KKEP ; Bahwa proses pelaksanaan persidangan Komisi Kode Etik yang dilaksanakan terhadap Penggugat (BRIPTU JEKI JHON PASA) sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku walaupun Penggugat tidak hadir selama lebih kurang 4 (empat) bulan tanpa keterangan dan menurut aturan kedinasan persidangan dapat dilanjutkan dengan tanpa kehadiran Penggugat (BRIPTU JEKI JHON PASA) dan telah dipanggil secara patut sebanyak 2 kali namun Penggugat tidak dapat menghadirinya, sehingga dengan demikian otomatis haknya untuk mendapatkan pendamping tidak dapat digunakan karena penggugat tidak mempunyai itikad baik untuk Halaman 17 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

18 berdinas di institusi Polisi Republik Indonesia namun setelah dilakukan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat baru timbul penyesalan, hal ini semata-mata demi citra Polisi Republik Indonesia ditengah masyarakat dan pengendalian anggota agar tidak membuat hal-hal yang dapat mempermalukan Institusi Kepolisian Republik Indonesia ; Bahwa penggugat sangatlah tidak konsisten, di satu sisi mengatakan tidak ada menerima surat panggilan pemeriksaan maupun surat panggilan persidangan, namun kenyataannya Penggugat mengajukan keberatan ke Komisi Banding dan hasil Putusan Komisi Banding terhadap keberatan tersebut menolak dan menguatkan Putusan Komisi Kode Etik ; Bahwa Penggugat mengatakan dalam gugatannya telah menerima uang gajinya selama 1 (satu) bulan, itu merupakan wujud dari kewajiban yang dijalankan oleh terperiksa setelah dilakukan pemeriksaan atau pelanggaran namun masuk kembali berdinas namun kesalahan yang lama yaitu tidak masuk dinas tidaklah hapus/hilang karena merupakan wujud dari pada kepastian hukum dan persamaan bagi anggota yang lain, dan sesuai dengan Peraturan kedinasan yang berlaku di institusi Kepolisian Republik Indonesia ; Bahwa dalil penggugat dalam gugatannya mengatakan Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat tersebut sangat tidak adil karena Penggugat tidak masuk hanya beberapa hari kerja saja sangatlah subjektif, jadi sebaiknya Penggugat Interopeksi diri dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, mungkin Institusi Kepolisian Republik Indonesia tidak tepat bagi Penggugat untuk Halaman 18 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

19 mengembangkan diri yang mana dalam pelaksanaan tugasnya terikat pada aturan kedinasan yang harus dipatuhi Penggugat ; Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat yang dilakukan oleh Tergugat (Kepala Kepolisian Daerah Riau) terhadap BRIPTU JEKI JHON PASA dengan Surat Keputusan Nomor.: Kep / 406 / VIII / 2013 tanggal 21 Agustus 2013 sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku di Institusi Kepolisian Republik Indonesia dan Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang Baik, dengan memperhatikan Azas keseimbangan (Principle Of Proportionality) yaitu keseimbangan antara kesalahan yang dilakukan oleh Tergugat terhadap norma-norma hukum positif Institusi Kepolisian Republik Indonesia serta dan Asas Kepastian Hukum, sehingga anggota Polisi Republik Indonesia yang lain tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga merusak TRIBRATA sebagai falsafah Anggota Kepolisian Republik Indonesia, dengan demikian pemberhentian tersebut telah dipertimbangkan demi kelangsungan Kepolisian Republik Indonesia yang dicintai masyarakat bukan karena kepentingan individu.; Bahwa oleh karena Proses dan Prosedur terbitnya Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor.: Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 Atas nama BRIPTU JEKI JHON PASA telah sesuai dengan prosedur dan mekanisme aturan yang berlaku secara khusus dilingkungan Kepolisian Republik Indonesia, maka permohonan pencabutan Surat Keputusan tersebut dapat dikesampingkan saja ; Berdasarkan alasan-alasan hukum tersebut diatas, bahwa proses Pemberhentian Tidak Dengan Hormat terhadap BRIPTU JEKI JHON Halaman 19 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

20 PASA (penggugat) telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di institusi Polisi Republik Indonesia dan sumpah anggota Kepolisian Republik Indonesia dalam rangka menegakkan hukum dan wibawa Polisi Republik Indonesia ditengah masyarakat dan sesuai dengan Azas Umum Pemerintahan Yang Baik ; Kami mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat yang menyidangkan perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut : Menolak seluruh gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ; Menyatakan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor.: Kep / 406 / VIII / 2013 tanggal 21 Agustus 2013 tentang pemberhentian tidak dengan hormat dari dinas Kepolisian Republik Indonesia Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Atas nama BRIPTU JEKI JHON PASA adalah sah menurut hukum ; Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Penggugat ; Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat tidak mengajukan Replik secara tertulis namun menanggapinya secara lisan dan menyatakan tetap pada Gugatannya ; Menimbang, bahwa untuk membuktikan serta menguatkan dalildalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan alat-alat bukti berupa foto copy surat-surat yang telah bermaterai cukup serta telah dicocokkan dengan aslinya kecuali bukti : P-2, P-3, P-4,P-5 sehingga dapat diterima sebagai alat bukti yang sah menurut hukum yang diberi tanda Bukti P 1 sampai dengan Bukti P 5, adalah sebagai berikut : Halaman 20 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

21 P 1 : Foto copy Putusan Sidang Komisi Kode Etik Polisi Republik Indonesia Nomor : PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 2 bulan April Tahun dua ribu tiga belas Atas nama Jeki Jhon Pasa ( sesuai dengan asli ) ; P 2 : Foto copy Surat permohonan banding serta Berita Acara pernyataan Banding tertanggal 6 Mei 2013 (sesuai dengan foto copy) ; P 3 : Foto copy Petikan Keputusan Kepala kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep / 406 / VIII / 2013, Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polisi Republik Indonesia tertanggal 21 Agustus 2013 An. Briptu Jeki Jhon Pasa (sesuai dengan foto copy) ; P 4 : Foto copy Surat Perintah Nomor : Sprint/69/VIII/2013/Yanma tertanggal 14 Agustus 2013 ( sesuai dengan foto copy) ; P 5 : Foto copy Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal 1 Oktober 2011 ; Menimbang, bahwa untuk membuktikan serta menguatkan dalildalil sangkalannya, Tergugat telah pula mengajukan alat-alat bukti berupa foto copy surat surat yang telah bermaterai cukup serta telah dicocokkan dengan aslinya kecuali Bukti : T-1, T-3, T-4, T-8, T-9, T-10, T-11, T-15, sehingga dapat diterima sebagai alat bukti yang sah menurut hukum yang diberi tanda Bukti T 1 sampai dengan Bukti T 16, sebagai berikut :----- T 1 : Foto copy Laporan Polisi Nomor : 156/XI/2012/ Bid Propam tanggal 12 November 2012 An. Briptu Jeki Jhon Pasa ( copy dari copy ) ; Halaman 21 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

22 T 2 ; Foto copy Daftar Absensi Personel Yanma Polisi Daerah Riau Bulan Agustus 2012 sampai dengan Januari 2013 ( sesuai dengan asli ) ; T 3 : Foto copy Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep / 149 / III/ 2013, tanggal 25 Maret 2013 A.N. Briptu Jeki Jhon Pasa Tentang Pembentukan Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia beserta daftar nama Anggota Komisi Kode Etik Kepolisian Negara RI ( copy dari copy ) ; T 4 : Foto copy Putusan Sidang Komisi Kode Etik Polisi Republik Indonesia Nomor : PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP tanggal 2 Bulan April Tahun dua ribu tiga belas A.n. Briptu jeki Jhon Pasa ( copy dari copy ) ; T 5 : Foto copy Putusan sidang Banding Komisi Kode Etik Profesi Polisi Republik Indonesia Nomor : Put Banding /06 /VII / 2013/KOM Banding, tanggal 17 Juli 2013 A.n. Briptu Jeki Jhon Pasa ( sesuai dengan asli ) ; T 6 ; Foto copy Salinan Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep / 406 / VIII / 2013 tanggal 21 Agustus 2013 Tentang Pemberhentian Tidak dengan Hormat Dari Dinas Polisi Republik Indonesia (sesuai dengan asli) ; T 7 : Foto copy NOTA DINAS Nomor : R / ND-07 / II / 2013 / Bidkum dari Kabidkum Polisi Daerah Riau kepada Kabid Propam Polisi Daerah Riau, Perihal pendapat dan saran hukum terduga pelanggar briptu Jeki Jhon Pasa NRP BA Yanma Polisi Daerah Riau tertanggal 18 Februari 2013 (sesuai dengan asli) ; Halaman 22 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

23 T 8 : Foto copy Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (copy dari copy) ; T 9 : Foto copy Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia ( copy dari copy ) ; T 10 : Foto copy Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia ( copy dari copy ) ; T 11 : Foto copy NOTA DINAS Nomor : B/ND-181/III/2013/Bid Propam serta Surat Panggilan Nomor : S.Pgl/43/III/2013/KKEP An. Jeki Jhon Pasa tanggal 26 Maret 2013 ( copy dari copy ) ; T 12 : Foto copy Nota Dinas Nomor : B/ND-181.a/III/2013/Bid Propam serta Surat Panggilan Nomor : S.Pgl/43/III/2013/KKEP An. Jeki Jhon Pasa tanggal 28 Maret 2013 ( sesuai dengan asli ) ; T 13 : Foto copy Ekspedisi Surat Panggilan An. Briptu Jeki Jhon Pasa Nomor : B/ND-181.a/III/2013/Bid Propam ( sesuai dengan asli) ; T 14 : Foto copy Daftar Pencarian Orang Nomor : DPO/01/I/2013/Wabprof, tanggal 22 Januari 2013 (sesuai dengan asli) ; T 15 : Foto copy NOTA DINAS Kabid Propam Polisi Daerah Riau Nomor : B/ND-185/III/2013/Bid Propam, tanggal 26 Maret 2013 Perihal permintaan pendamping untuk terduga pelanggaran ( copy dari copy ) ; T 16 : Foto copy NOTA DINAS Kepala Bidang Hukum Polisi Daerah Riau Nomor : B/ND-54/III/2013/Bidkum, tanggal 27 Maret 2013 Halaman 23 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

24 Perihal pengiriman personel Bidkum Polisi Daerah (sesuai dengan asli) ; Menimbang, bahwa selain mengajukan alat-alat bukti tertulis, Penggugat melalui Kuasa Hukumnya telah menghadirkan Ibu kandung dari Penggugat yang bernama JAMIAH tanpa disumpah dan telah memberikan keterangannya dipersidangan yang pada pokoknya menerangkan hal-hal sebagai berikut : Bahwa saksi mengaku adalah sebagai Ibu dari Jeki Jhon Pasa ; Bahwa saksi tidak tahu Jeki Jhon Pasa tidak masuk-masuk Dinas ; Bahwa saksi tidak pernah menerima surat panggilan dari Polisi Daerah terhadap Jeki Jhon Pasa ; Bahwa alamat saksi di jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Langgeni Bangkinang ; Bahwa saksi tidak tinggal serumah dengan Jeki Jhon Pasa ; Bahwa menurut saksi alamat tempat tinggal Jeki Jhon Pasa yaitu di Perumahan Grenria Taman Karya Panam ; Bahwa saksi mengaku setiap minggu datang kerumah Jeki Jhon Pasa di Panam ; Bahwa saksi yang melakukan upaya banding kepada komisi banding terhadap Jeki Jhon Pasa ; Bahwa menurut saksi Pak Wahyu yang menyuruh saksi untuk melakukan upaya banding ; Menimbang, bahwa selain mengajukan alat-alat bukti tertulis, Tergugat melalui Kuasa Hukumnya telah menghadirkan1(satu) orang saksi yang telah memberikan keterangannya dibawah sumpah yaitu : HIDINIA RAHMAT TUESA, yang pada pokoknya menerangkan hal-hal sebagai berikut ; Halaman 24 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

25 - Bahwa saksi adalah sebagai Anggota Polisi Republik Indonesia Bid Propam Polisi Daerah Riau ; Bahwa saksi bertugas di Bid propam Riau sejak Tahun 2006 ; Bahwa tugas saksi di Propam Riau adalah membantu Polisi Daerah Riau bagi anggota Polisi Republik Indonesia yang melanggar kedinasan ; Bahwa saksi ikut sebagai pemeriksa terhadap Jeki Jhon Pasa atas pelanggaran kedinasan ; Bahwa saksi telah melakukan pemanggilan terhadap Jeki Jhon Pasa dank e Yanma Polisi Daerah Riau ; Bahwa atas panggilan tersebut Yanma membalas dengan suratnya bahwa Jeki Jhon pasa belum masuk dinas ; Bahwa saksi telah dua kali memanggil Jeki Jhon Pasa atas ketidak hadirannya ; Bahwa atas ketidak hadiran Jeki Jhon Pasa telah dilaksanakan sidang Komisi kode etik profesi sebagai anggota Polisi Republik Indonesia ; Bahwa saksi pernah mendatangi rumah orang tua Jeki Jhon Pasa dan memberitahu bahwa Jeki tidak masuk-masuk dinas lebih dari 30 hari berturut-turut ; Bahwa pada tanggal 23 Februari 2013 Jeki Jhon Pasa pernah datang kerumah saksi untuk meminta solusi dan saksi menerangkan bahwa telah dibuat laporan polisi tentang pelanggaran disiplin tidak masuk dinas lebih dari 30 hari kerja dan telah terbit surat DPO tanggal 22 Januari 2013 dan akan dilakukan sidang kode etik ; Menimbang, bahwa Penggugat maupun Tergugat telah menyampaikan Kesimpulannya dalam perkara ini masing-masing tertanggal 30 Januari 2014 yang untuk selengkapnya telah termuat dalam Halaman 25 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

26 Berita Acara Persidangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan dalam putusan ini ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam Pemeriksaan perkara ini, dan untuk mempersingkat isi Putusan ini semuanya termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara Persidangan yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam putusan ini ; Menimbang, bahwa Pemeriksaan perkara ini telah cukup dan akhirnya Majelis Hakim mengambil sikap berdasarkan pertimbanganpertimbangan hukum seperti terurai dibawah ini ; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana dimuat dalam duduk perkara tersebut di atas ; Menimbang, bahwa objek sengketa yang dimohonkan batal atau tidak sah dalam perkara ini adalah Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/406/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polisi Republik Indonesia atas nama Jeki Jhon Pasa Pangkat Briptu NRP Jabatan Anggota YANMA Kesatuan Polisi Daerah RIAU (vide bukti P-3 = bukti T-6) ; Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan jawabannya tertanggal 17 Desember 2013 yang memuat jawaban dalam pokok perkara yang pada pokoknya menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat tanpa mengajukan eksepsi; Halaman 26 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

27 Menimbang, bahwa terhadap Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat tidak mengajukan Replik secara tertulis akan tetapi secara lisan menyatakan tetap pada dalil-dalil gugatannya ; Menimbang, bahwa meskipun Tergugat tidak mengajukan eksepsi, terlebih dahulu Majelis Hakim akan mempertimbangkan segi formil gugatan yang meliputi kewenangan mengadili Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, tenggang waktu mengajukan gugatan dan ada atau tidaknya kepentingan Penggugat untuk mengajukan gugatan terhadap objek sengketa a quo dengan pertimbangan sebagai berikut: Tentang Kewenangan Mengadili Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru; Menimbang, bahwa kewenangan mengadili Peradilan Tata Usaha Negara diatur dalam Pasal 47, Pasal 1 angka 9 dan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (selanjutnya disebut sebagai Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara) sebagai berikut: Pasal 1 angka 9 : Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual dan final, serta menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata; Pasal 1 angka 10 : Sengketa Tata usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara yang timbul antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan/Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan Tata Halaman 27 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

28 Usaha Negara termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; Pasal 47 : Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara; Menimbang, bahwa setelah Majelis hakim mempelajari dan mencermati objek sengketa a quo (vide: bukti P-3 = bukti T-6) ternyata berbentuk penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian Daerah Riau selaku Badan/Pejabat Tata Usaha Negara, yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yaitu berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat a.n. BRIPTU JEKI JHON PASA (Penggugat In Casu), selanjutnya bersifat kongkrit artinya nyata tidak abstrak akan tetapi berwujud tertentu atau dapat ditentukan yaitu berbentuk suatu Surat Keputusan, kemudian bersifat individual artinya Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak ditujukan untuk umum tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju yaitu ditujukan terhadap BRIPTU JEKI JHON PASA (Penggugat In Casu), sedangkan bersifat final artinya sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum dan Keputusan objek sengketa aquo tersebut tidak memerlukan persetujuan dari instansi atasan atau instansi lain ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di atas objek sengketa a quo telah memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, sehingga telah termasuk ke dalam kategori keputusan tata usaha negara yang dapat dijadikan objek gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara ; Menimbang, bahwa oleh karena Surat Keputusan objek sengketa dalam perkara a quo telah memenuhi unsur keputusan tata usaha negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Halaman 28 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

29 Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh karena Tergugat berkedudukan di Pekanbaru, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa a quo; Tentang Tenggang Waktu Mengajukan Gugatan Menimbang, bahwa tenggang waktu mengajukan gugatan diatur dalam ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara yang mengatur: Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara ;----- Menimbang, bahwa setelah mencermati objek sengketa yang diterbitkan pada tanggal 21 Agustus 2013 dan berdasarkan dalil Penggugat yang tidak dibantah oleh Tergugat yang pada pokoknya menyatakan bahwa objek sengketa a quo diterima oleh Penggugat pada hari itu juga yaitu pada tanggal 21 Agustus 2013, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa tanggal 21 Agustus 2013 dapat digunakan sebagai tolok ukur penghitungan tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari mengajukan gugatan; Menimbang, bahwa selanjutnya apabila dihitung sejak tanggal 21 Agustus 2013 sampai dengan saat didaftarkannya gugatan Penggugat di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada tanggal 12 November 2013, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan Penggugat masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan dalam Pasal 55 Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara ; Tentang Ada Atau Tidaknya Kepentingan Penggugat Mengajukan Gugatan Halaman 29 Dari 54 Putusan No.41/G/2013/PTUN-Pbr.

PUTUSAN Nomor : 35/G/2013/PTUN-Pbr.

PUTUSAN Nomor : 35/G/2013/PTUN-Pbr. PUTUSAN Nomor : 35/G/2013/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 10 / G / 2013 / PTUN-Pbr

P U T U S A N NOMOR : 10 / G / 2013 / PTUN-Pbr P U T U S A N NOMOR : 10 / G / 2013 / PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N. No. 22/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. No. 22/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N No. 22/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 106/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 106/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 106/B/2013/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 26/G/2016/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

P U T U S A N. Nomor : 26/G/2016/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 26/G/2016/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA" Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN -------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.257, 2014 PERTAHANAN. Hukum. Disiplin. Militer. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5591) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI BY : ANNEKA SALDIAN MARDHIAH Berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan turunan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR: 19/G/2015/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR: 19/G/2015/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR: 19/G/2015/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 37/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 37/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 37/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 38/G/2012/PTUN-Pbr

PUTUSAN Nomor : 38/G/2012/PTUN-Pbr PUTUSAN Nomor : 38/G/2012/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 42/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 42/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 42/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N. Putusan Nomor : 40/G/2013/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Putusan Nomor : 40/G/2013/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 40/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Putusan Nomor : 9/G/2014/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Putusan Nomor : 9/G/2014/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 9/G/2014/PTUN.Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor : 64/Pdt.G/2012/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 11/G/KI/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 11/G/KI/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 11/G/KI/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Informasi Publik

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 18/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 18/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 18/B/2013/PT.TUN-MDN ----------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan turunan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 53/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 53/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 53/B/2013/PT.TUN-MDN ---------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 27 / Pdt.G / 2010 / PN.Smi

P U T U S A N Nomor: 27 / Pdt.G / 2010 / PN.Smi P U T U S A N Nomor: 27 / Pdt.G / 2010 / PN.Smi "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA" Pengadilan Negeri Sukabumi yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 1479/Pdt.G/2014/PA. Pas

P U T U S A N Nomor: 1479/Pdt.G/2014/PA. Pas P U T U S A N Nomor: 1479/Pdt.G/2014/PA. Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 158/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 158/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 158/B/2012/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------------ Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 98 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 98 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 98 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pedoman Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Penindakan

2015, No c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pedoman Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Penindakan No.1408, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Hukuman Disiplin. Sanksi Administratif. Pegawai. Penjatuhan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Keterbukaan Informasi

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 34/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN YANG BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR: 34/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN YANG BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR: 34/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN YANG BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf No.1393, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Hukuman Disiplin. Penjatuhan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR /Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara Pembatalan Nikah pada tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 22/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 22/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 22/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 82/Pdt.G/2012/PA.Ntn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 82/Pdt.G/2012/PA.Ntn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 82/Pdt.G/2012/PA.Ntn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn.

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn. P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn. BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang mengadili perkara dalam tingkat banding, Majelis

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 15/G/2013/PTUN-Pbr

PUTUSAN Nomor : 15/G/2013/PTUN-Pbr PUTUSAN Nomor : 15/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA 1 P U T U S A N Nomor : 0138/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman :

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman : P U T U S A N Nomor 118/DKPP-PKE-VI/2017 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DEMI KEADILAN DAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 79/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 79/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 79/B/2013/PT.TUN-MDN --------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA 1 P U T U S A N Nomor : 1410/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 59/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 59/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 59/B/2013/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------------ Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 113/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 113/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 113/B/2013/PT.TUN-MDN ----------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 17/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 17/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 17/B/2013/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan turunan

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 6 /Pdt.G/2011/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 6 /Pdt.G/2011/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 6 /Pdt.G/2011/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan transparansi dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 16 - K / PMI-07 / AD / IV / 2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 16 - K / PMI-07 / AD / IV / 2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 16 - K / PMI-07 / AD / IV / 2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan

Lebih terperinci

PENETAPAN Nomor : 02/Pdt. P/2011/PA. Pkc

PENETAPAN Nomor : 02/Pdt. P/2011/PA. Pkc PENETAPAN Nomor : 02/Pdt. P/2011/PA. Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 102/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 102/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 102/B/2012/PT.TUN-MDN ----------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 145/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 145/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 145/B/2012/PT.TUN-MDN ---------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN --------------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik,

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMBANDING, semula TERGUGAT;

PEMBANDING, semula TERGUGAT; PUTUSAN Nomor 337/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT di BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia sebagai negara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 55-K/PM I-07/AD/ X /2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 55-K/PM I-07/AD/ X /2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I - 07 B A L I K P A P A N P U T U S A N Nomor : 55-K/PM I-07/AD/ X /2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor 0018/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0018/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor 0018/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA P U T U S A N Nomor : 01/Pdt.G/2010/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 1688/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 1688/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 1688/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 73/Pdt.G/2009/PA.Pkc.

P U T U S A N Nomor : 73/Pdt.G/2009/PA.Pkc. P U T U S A N Nomor : 73/Pdt.G/2009/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

SALINAN P U T U S A N Nomor 40/Pdt.G/2012/PA.Sgr. pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkara Cerai

SALINAN P U T U S A N Nomor 40/Pdt.G/2012/PA.Sgr. pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkara Cerai SALINAN P U T U S A N Nomor 40/Pdt.G/2012/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGGUGAT ; MELAWAN TERGUGAT ;

P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGGUGAT ; MELAWAN TERGUGAT ; Salinan Nomor : P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Donggala yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 66/Pdt.G/2008/MSy-Prov. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 66/Pdt.G/2008/MSy-Prov. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 66/Pdt.G/2008/MSy-Prov. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar'iyah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang mengadili perkara Cerai

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim S A L I N A N P E N E T A P A N Nomor 30/ Pdt.P/ 2015/ PA Sit. bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Dalam tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 689/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

PUTUSAN. Nomor : 689/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan PUTUSAN Nomor : 689/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 39/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N No. 39/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N No. 39/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 250/Pdt.G/2009/PA.Pkc

P U T U S A N Nomor : 250/Pdt.G/2009/PA.Pkc P U T U S A N Nomor : 250/Pdt.G/2009/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 134/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 134/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 134/B/2012/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

bertempat tinggal di.., Kabupaten Pinrang, sebagai

bertempat tinggal di.., Kabupaten Pinrang, sebagai PUTUSAN Nomor 44/Pdt.G/2009/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci

Nomor: 213/B/2011/PT.TUN-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor: 213/B/2011/PT.TUN-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 213/B/2011/PT.TUN-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------- Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa tata

Lebih terperinci

PUTUSAN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. sebagaimana tertera di bawah ini dalam perkara Cerai Gugat antara;

PUTUSAN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. sebagaimana tertera di bawah ini dalam perkara Cerai Gugat antara; PUTUSAN Nomor: 0544/Pdt.G/2012/PA.Dum DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Dumai yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 104/Pdt.G/2010/PA.Pkc. M e l a w a n TENTANG DUDUK PERKARANYA

P U T U S A N Nomor : 104/Pdt.G/2010/PA.Pkc. M e l a w a n TENTANG DUDUK PERKARANYA P U T U S A N Nomor : 104/Pdt.G/2010/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara Verzet pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 0705/Pdt.G/2015/PA. Pas

PUTUSAN Nomor 0705/Pdt.G/2015/PA. Pas PUTUSAN Nomor 0705/Pdt.G/2015/PA. Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama,

Lebih terperinci

SALINAN. jdih.bulelengkab.go.id

SALINAN. jdih.bulelengkab.go.id PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PPNS ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, SALINAN Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 46 /PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 160/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N. Nomor : 160/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 160/B/2012/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------------------ Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 329/PDT/2015/PT.Bdg.

P U T U S A N Nomor 329/PDT/2015/PT.Bdg. P U T U S A N Nomor 329/PDT/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam Tingkat Banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

SALINAN PUTUSAN Nomor 4/Pdt.G/2017/PTA.AB

SALINAN PUTUSAN Nomor 4/Pdt.G/2017/PTA.AB SALINAN PUTUSAN Nomor 4/Pdt.G/2017/PTA.AB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA AMBON Dalam tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan dengan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

P E N E T A P A N NOMOR : 28/G/2014/PTUN-Pbr

P E N E T A P A N NOMOR : 28/G/2014/PTUN-Pbr P E N E T A P A N NOMOR : 28/G/2014/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 09/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 09/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 09/B/2013/PT.TUN-MDN ---------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.868, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Hukuman Disiplin. Penindakan Administratif. Pedoman. Pencabutan.

BERITA NEGARA. No.868, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Hukuman Disiplin. Penindakan Administratif. Pedoman. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.868, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Hukuman Disiplin. Penindakan Administratif. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA 1 P U T U S A N Nomor : 1965/Pdt.G/2010/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA,

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BERSAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA Nomor : 04/PB/MA/IX/2012 04/PB/P.KY/09/2012 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, TATA KERJA, DAN TATA CARA PENGAMBILAN

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 0052/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 0052/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 P U T U S A N Nomor : 0052/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA 1 P U T U S A N Nomor : 2021/Pdt.G/2010/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci