P U T U S A N NOMOR: 34/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN YANG BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P U T U S A N NOMOR: 34/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN YANG BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Transkripsi

1 P U T U S A N NOMOR: 34/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN YANG BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara di tingkat pertama dengan acara biasa telah menjatuhkan putusan dengan pertimbanganpertimbangan seperti tersebut di bawah ini, dalam perkara antara : F R E D D Y : Kewarganegaraan Indonesia, Bertempat Tinggal Jalan Kayu Mas Gang Chery No: 6 Pekanbaru ; Dengan ini memberi kuasa kepada : 1. Sanggam Marbun, SH ; 2. Widargo, SH ; Semuanya Adalah Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat/Penasehat Hukum pada Law Firm SANGGAM MARBUN & PARTNER, beralamat Jalan Pembangan No: 11 D Pekanbaru Riau ; dengan Surat Kuasa Khusus No: 19/LF/SM&P/A-LC/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013; Selanjutnya disebut sebagai... PENGGUGAT; M E L A W A N Nama Jabatan : KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH RIAU (KAPOLDA RIAU); Berkedudukan di: Jalan Jend. Sudirman Nomor: 235 Pekanbaru ; Dengan Surat Kuasa Nomor:- tanggal 23 September 2013 atas nama : 1. AKBP ARIADI EFFENDI, SH.S.IK,MH ; 2. KOMPOL RUSLI, SH ; 3. NERWAN,SH ; Selanjutnya disebut sebagai...tergugat; -. Telah...

2 2 -. Telah membaca Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru Nomor: 34/Pen.MH/2013/PTUN.Pbr tanggal 10 September 2013 tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa perkara tersebut ; Telah membaca Surat Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor : 34/Pen.PP/2013/PTUN.Pbr tanggal 13 September 2013 tentang Pemeriksaan Persiapan ; Telah membaca Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru Nomor: 34/Pen.MH/2013/PTUN.Pbr tanggal 27 September 2013 tentang Pergantian Hakim Anggota 1 dan Hakim Anggota 2 perihal mutasi (pindah tugas) untuk memeriksa perkara tersebut ; -. Telah membaca Surat Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor: 34/Pen.HS/2013/PTUN.Pbr tanggal 01 Oktober 2013 tentang Hari Persidangan yang terbuka untuk umum ; Telah membaca berkas perkara, surat-surat bukti, mendengar keterangan saksi-saksi yang diajukan dipersidangan dalam perkara ini ; TENTANG DUDUKNYA PERKARA: Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 09 September 2013 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada tanggal 09 September 2013 di bawah Register Perkara Nomor: 34/G/2013/PTUN-Pbr, dan telah diperbaiki pada tanggal 01 Oktober 2013 ; Adapun yang menjadi dasar dan alasan Penggugat mengajukan gugatan adalah sebagai berikut : 1. Bahwa yang menjadi objek gugatan dalam perkara ini adalah Surat Keputusan Tata Usaha Negara yakni Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri khusus atas nama Penggugat..

3 3 Penggugat (Pangkat BRIPTU FREDDY NRP ) ; Bahwa Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Tergugat tersebut diatas adalah merupakan Surat Keputusan Tata Usaha Negara yang secara hukum telah bersifat konkret, individual dan final serta telah menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata dalam hal ini Penggugat sehingga telah memenuhi ketentuan pasal 1 angka (9) Undang- Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara ; Bersifat konkrit karena Keputusan Tergugat adalah nyata, tidak abstrak,tetapi berwujut dan tertentu, dalam hal ini adalah keputusan mengenai tindakan administrasi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri terhadap Penggugat ; Bersifat individual karena keputusan a quo ditujukan secara tegas kepada Penggugat dan bukan kepada umum yang diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas Polri oleh Tergugat ; Bersifat final karena keputusan a quo merupakan keputusan akhir dari Tergugat kepada Penggugat ; Menimbulkan akibat hukum karena dengan terbitnya Surat Keputusan Tata Usaha Negara yakni Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 Penggugat diberhentikan dari dinas Polri, sehingga Penggugat telah kehilangan pekerjaan yang merupakan sumber utama pencaharian Penggugat baik untuk saat ini dan juga dimasa yang akan datang ; 3. Bahwa objek sengketa tersebut telah diterima dan diketahui oleh Penggugat pada tanggal 27 Juli 2003 di Polres Kuantan Singingi (Kuansing), oleh karenanya gugatan ini diajukan masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh).

4 4 (sembilan puluh) hari sebagaimana yang ditentukan dan diatur dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo, Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 yang berbunyi Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu Sembilan Puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan Tata Usaha Negara Bahwa Penggugat telah dirugikan kepentingannya oleh karena Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri khusus atas nama Penggugat (Pangkat BRIPTU FREDDY) yang diterbitkan oleh Tergugat tersebut, sehingga Penggugat tidak lagi dapat bekerja sebagai Anggota Polisi Republik Indonesia dan telah kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber utama mata pencaharian Penggugat ; Dengan demikian Penggugat memiliki hak secara hukum untuk mengjukan gugatan ini secara tertulis kepada Pengadilan yang berwenang dan berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan tersebut dinyatakan batal atau tidak sah ; Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 53 angka (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo, Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menentukan bahwa orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan ole suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi Bahwa dengan terbitnya Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor.

5 5 Nomor Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013, Penggugat merasa sangat dirugikan, karena dengan terbitnya Surat Keputusan yang menjadi obyek sengketa dalam perkara a quo telah menimbulkan akibat hukum kepada Penggugat berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Republik Indonesia terhadap Penggugat sehingga masa depan Penggugat menjadi suram ; Bahwa obyek sengketa a quo adalah Surat Keputusan yang secara jelas dan nyata telah melanggar dan bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik diantaranya ialah asas kepastian hukum sebagaimana yang diatur dalam Pasal 53 angka (2) huruf b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Pasal 3 angka (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, dimana asas kepastian hukum merupakan salah satu asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan Peraturan Perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara negara. Selain itu juga bertentangan dengan asas kecermatan. Bahwa Tergugat selaku penyelenggara negara dalam mengambil suatu kebijakan atau keputusan yang mempunyai akibat hukum terhadap Penggugat tidak terlebih dahulu mempertimbangan dengan teliti dan cermat dalam menertbitkan Surat Keputusan yang menjadi obyek sengketa a quo, sehingga kebijakan tersebut adalah kebijakan yang tidak berlandaskan pada Peraturan Perundangundangan, kepatutan dan keadilan ; Bahwa pada hakikatnya suatu penegakan Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia secara hukum harus dilaksanakan dengan obyektif, akuntabel, menjunjung tinggi kepastian hukum dan rasa keadilan (Legal and Legitimate), serta Hak Asasi Manusia dengan memperhatikan jasa.

6 6 jasa pengabdian Anggota Kepolisian yang diduga melanggar Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia ; Bahwa penegakan terhadap Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia maupun dalam penjatuhan sanksi atau rekomendasi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Tidak Hormat haruslah senantiasa memperhatikan tujuan utama dan terutama dari sifat penghukuman itu, yang diantaranya adalah bertujuan untuk menyadarkan dan mendidik Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ; Bahwa obyek sengketa a quo juga jelas dan nyata melanggar dan bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yakni bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Perundangundangan yang bersifat procedural/formal (vormgebreken) yaitu bertentangan dengan Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri ; Bahwa berdasarkan uraian diatas, gugatan Penggugat secara hukum telah memenuhi alasan-alasan sebagaimana yang disebutkan dalam ketentuan Pasal 53 angka (2) huruf a dan b Undang-Undang nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang nomor 5 Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara. Sehingga Penggugat mempunyai kepentingan hukum untuk mengajukan gugatan ini guna mempertahankan hak-hak hukumnya ; Bahwa Penggugat telah diangkat menjadi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian RI Nomor Pol: Skep/42/I/2004, Tanggal 20 Januari 2004 sebagaimana disebutkan dalam ijazah yang dikeluarkan pada tanggal 04 Jul i 2005 ; 12. Bahwa selanjutnya Penggugat dinaikkan pangkatnya berdasarkan Surat Keputusan

7 7 Keputusan Nomor Pol: Skep/170/VI/2009 Tentang Kenaikan Pangkat menjadi Briptu terhitung mulai tanggal 01 Juli 2009 dengan tanda Kartu Anggota Polri Nomor: KTAP/220/IX/2012 tertanggal 27 September 2012 dengan masa kerja selama kurang dari 8 (delapan) tahun ; Bahwa Penggugat merupakan Anggota Polri yang telah mengabdi dan bertugas serta memiliki potensi dan kemampuan yang baik dilingkungan Kepolisian RI, hal tersebut dapat kami uraikan sebagai berikut, bahwa Penggugat ; a) Pernah mengikuti magang dan pembulatan pertamanya di POLDA RIAU berdasarkan Surat Keputusan Nomor Pol: Skep/417/VI/2005 Tentang Penempatan Magang/Penempatan Pertama Bintara Polri Gelombang I Tahun 2005 terhitung mulai tanggal 11 Juli 2005 ; b) Dinyatakan selesai mengikuti kegiatan magang yang dilaksanakan di Polres Bengkalis dari tanggal 05 Juli sampai dengan 02 Desember 2005 berdasarkan Surat Keputusan Kapolres Bengkalis Nomor Pol: Skep/18/XII/2005 Tanggal 03 Desember 2005 ; c) Telah dinyatakan lulus mengikuti dan menyelesaikan pelatihan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Polri dari tanggal 06 Februari sampai dengan tanggal 17 Februari 2006 di SPN Pekanbaru berdasarkan Surat Keputusan KA SPN Pekanbaru Nomor Pol Skep/03/II/2006 ; d) Pernah mengikuti pelatihan dan pendistribusian Alsus Sandi Cryptophon 7000 I di kamar Sandi Dit Intelkam Polda Riau ; e) Pernah menjabat sebagai Anggota Sandi Lokal dilingkungan Polda Riau berdasarkan Surat Keputusan Nomor Pol: Skep/192/VIII/2008 Tentang Penunjukan Personel sebagai Anggota Sandi Lokal di Lingkungan Polda Riau ; f)..

8 8 f) Pernah mengikuti pelatihan penggunaan video Compact Disk fungsi tehnis intel dari tanggal 27 April sampai dengan 06 Mei 2009 ; g) Pernah mengikuti ESQ Leadership Training, In House Polda Riau angkatan 002 di Hotel Labersa Pekanbaru tanggal 07 Oktober 2011 sampai dengan tanggal 08 Oktober 2011 ; Bahwa pada tahun 2013 berdasarkan Surat Persangkaan Pelanggaran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia dari Akreditor selaku penuntut Nomor: Skn/03/III/2013/propam, tanggal 20 Maret 2013 telah mendakwa Briptu Freddy dengan persangkaan melanggar Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri yang berbunyi Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia apabila: a. Meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut, yang diduga oleh Tergugat dilakukan oleh Penggugat (Briptu Freddy) terhitung mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan 20 Mei 2011 ; Bahwa kemudian Komisi Kode Etik Polri menggelar sidang Kode Etik Polri dengan menghadirkan Penggugat di depan persidangan, dan pada hari Rabu Tanggal 10 April 2013 dalam putusan sidang Kode Etik Profesi Polri, Briptu Freddy dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri dan selanjutnya menjatuhkan sanksi bersifat rekomendasi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) sebagai Anggota Polri ; Bahwa berdasarkan putusan Komisi Kode Etik Polri sebagaimana tersebut di atas, pada tanggal 24 Juli 2013 Kepala Kepolisian daerah Riau mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: Kep/380/VII/2013 Tentang Pemberhentian...

9 9 Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari dinas Polri terhadap Briptu Freddy dengan dasar melanggar pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri yaitu telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturutturut terhitung mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan 20 Mei 2011 ; Bahwa Penggugat tidak melaksanakan dinas seperti yang dituduhkan oleh Tergugat tersebut adalah bukan tanpa alasan yang jelas dan tidak sah. Adapun alasan Penggugat adalah sebagai berikut : a Bahwa Penggugat pada tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan 31 Maret 2011 sedang berada di Teluk Kuantan untuk mengikuti PAM Kampanye di Kab. Kuansing, yaitu mengikuti pelaksanaan PAM Kampanye di Cerenti dan ada mengikuti kegiatan pengamanan kampanye sebanyak 5 (lima) kali, dimana yang terakhir adalah di Desa Gunung Toar ; b Bahwa pada bulan April 2011 Penggugat tidak melaksanakan dinas disebabkan Penggugat dalam keadaan sakit yang berdasarkan rekomendasi dari dokter mengharuskan Penggugat untuk beristirahat untuk beberapa waktu lamanya, sehingga dengan keadaan tersebut Penggugat tidak dapat melaksanakan dinas seperti biasanya. Hal itu dibuktikan dengan adanya berupa surat dari dokter atas nama Penggugat yang seingat Penggugat sudah Penggugat serahkan kepada Penyidik yang memeriksa Penggugat saat itu ; Bahwa alasan-alasan yang disebutkan pada point 17 diatas dalam gugatan ini pada waktu menerbitkan surat keputusan yang menjadi sengketa a quo tidak dijadikan bahan pertimbangan bagi Tergugat, oleh karenanya surat keputusan tersebut mengandung cacat hukum. Seharusnyalah alasanalasan tersebut dijadikan dasar bagi Tergugat, karena alasan tersebut adalah sah menurut hukum ;

10 Bahwa dengan demikian Tergugat dalam menerbitkan surat keputusan tersebut adalah berdasarkan dugaan yang sangat keliru dan tanpa alasan dengan anggapan bahwa Penggugat telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturutturut terhitung mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan tanggal 20 Mei 2011 yaitu terhitung selama 47 (empat puluh tujuh) hari kerja berturut-turut; 20. Bahwa pada kenyataan yang sebenarnya adalah selama 7 (tujuh) hari kerja Penggugat sedang berada di Teluk Kuantan untuk mengikuti PAM Kampanye di Kab. Kuansing terhitung tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Maret 2011 dan selama beberapa hari pada bulan April 2011 Penggugat sedang dalam keadaan kurang sehat berdasarkan rekomendasi dari dokter yang mengharuskan Penggugat untuk beristirahat, dan ini semua dapat dibuktikan oleh Penggugat ; Bahwa untuk itu, alasan Tergugat menyatakan Penggugat telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut sebagaimana yang diatur dalam Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 tidak terpenuhi, sehingga surat keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 yang dikeluarkan oleh Tergugat mengandung cacat hukum dan harus dibatalkan ; Bahwa alat bukti berupa absensi maupun dasar perhitungan yang didalilkan oleh Tergugat sepanjang mengenai tuduhan telah meninggalkan tugas selama 47 (empat puluh tujuh) hari kerja berturut-turut sebagaimana tersebut diatas dengan demikian adalah keliru dan kabur, sehingga Komisi Kode Etik Polri dalam siding Kode Etik tersebut dalam menilai, meimbang, dan menjatuhkan putusan berupa rekomendasi Pemberhentian Tidak Dengan

11 11 Dengan Hormat atas Penggugat didasarkan pada alat-alat bukti dan tuduhan yang tidak benar dan tidak berdasar ; Bahwa perlu kami beritahukan kepada Majelis Hakim Yang Mulia, perhitungan selama 47 hari kerja berturut-turut sebagaimana yang dituduhkan kepada Penggugat tersebut tidak memiliki alasan dan dasar yang jelas secara hukum, sebab tidak ada kesesuaian antara perhitungan 47 (empat puluh tujuh) hari kerja berturut-turut dengan barang bukti berupa Absensi yang diajukan Tergugat baik dalam pemeriksaan (Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan) terhadap Penggugat maupun yang diajukan pada sidang Kode Etik Polri saat itu. Hal mana ternyata dalam fotocopy Absensi yang diajukan Tergugat tersebut memperlihatkan seolah-olah Penggugat tidak melaksanakan dinas terhitung sebanyak 55 (lima puluh lima) hari kerja berturut-turut, karena pada fotocopy absensi atas nama Freddy diberi tanda TK (Tanpa Keterangan) sebanyak 55 (lima puluh lima) kali. Namun dalam surat persangkaan dari akreditor dibuat 47 (empat puluh tujuh) hari kerja berturut-turut. Tentulah hal ini tidak memiliki kesesuaian antara alat bukti dengan apa yang dituduhkan kepada Penggugat. Dengan demikian alat bukti dan tuduhan tersebut terkesan dibuat-buat dan direkayasa, sehingga sangat merugikan Penggugat ; Bahwa bukti berupa Absensi asli tidak pernah dihadirkan oleh Tergugat di persidangan, padahal Absensi tersebut merupakan dasar pertimbangan Komisi Kode Etik Polri dalam menjatuhkan putusan kepada Penggugat ; Bahwa terhadap Anggota Polri yang melakukan pelanggaran baik terhadap kode etik maupun peraturan disiplin seharusnya terlebih dahulu dilakukan suatu pembinaan sebelum menjatuhkan sanksi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari dinas Polri. Terlebih lagi Penggugat adalah merupakan Anggota Kepolisian yang masih baru saja meniti karir dan memiliki potensi yang sangat berguna bagi Negara Republik Indonesia. 26

12 Bahwa dari seluruh uraian di atas, terbukti bahwa obyek sengketa a quo yaitu Surat Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 Tanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari dinas Kepolisian Republik Indonesia Khusus atas nama Freddy (Pengugat) mengandung cacat hukum, karena ; a Bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku sebagaimana dimaksud pasal 53 angka (2) huruf a Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang perubahan atas Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu bertentangan dengan pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri karena Penggugat tidak terbukti meninggalkan dinas selama 47 (empat puluh tujuh) hari kerja berturutturut ; b Bertentangan dengan asas-asas Umum Pemerintahan yang baik, yaitu bertentangan dengan asas kepastian hukum dan asas kecermatan sebagaimana dimaksud Pasal 53 angka (2) huruf b Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana yang sudah diuraikan sebelumnya pada point (6) dalam gugatan ini, karena Surat Keputusan tersebut memperlihatkan ketidakcermatan Tergugat sebagai penyelenggara negara dalam mengambil suatu kebijakan atau keputusan. Selain itu juga Surat Keputusan tersebut mengindikasikan kesewenang-wenangan dari Tergugat tanpa memperhatikan dan menerapkan landasan Peraturan Perundang-undangan, kepatutan dan keadilan ; Bahwa...

13 13 Bahwa berdasarkan uraian dan alasan Penggugat sebagaimana tersebut di atas, maka Penggugat memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar kiranya berkenan untuk memutuskan yang amarnya sebagai berikut ; Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; Menyatakan Batal atau Tidak Sah Surat Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 Tanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Republik Indonesia Khusus atas nama Penggugat (BRIPTU FREDDY) ; Memerintahkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 Tanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Republik Indonesia atas nama Briptu Freddy ; Memerintahkan kepada Tergugat untuk merehabilitasi nama baik atau memulihkan harkat dan martabat Penggugat sebagai Anggota Kepolisian Republik Indonesia ; Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya perkara yang timbul dalam perkara ini ; Atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memiliki pendapat lain, Penggugat memohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ; Demikianlah gugatan ini kami sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita. Amin ; Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan Jawabannya sebagaimana dengan Surat Jawabannya tertanggal 17 Oktober 2013 yang pada pokoknya berbunyi sebagai berikut ; Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil dalil yang dikemukakan oleh Penggugat kecuali....

14 14 kecuali yang dengan tegas dan jelas diakui oleh Tergugat ; Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Penggugat (FREDDY) telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prosedur serta mekanisme hukum yang berlaku dalam instansi Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Peraturan Pemerintah RI No. 1 tahun 2003, Peraturan Kapolri No. 8 tahun 2006 ) yaitu ; a. Adanya Laporan Polisi Nomor : LP/31/V/2011/Sie Propam tanggal 27 Mei 2011 an. BRIPTU FREDDY telah melakukan perbuatan tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja berturut turut meninggalkan tugas secara tidak sah tanpa izin pimpinan dari tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011 dan pada saat itu situasi wilayah hukum Polres Kuansing dinyatakan dalam keadaan siaga I dalam rangka menghadapi pengamanan pemilu kepala daerah 2011 Kabupaten Kuansing ; b. Bahwa berdasarkan Laporan Polisi tersebut, selanjutnya Unit P3D / Kasi Propam Polres Kuansing melakukan pemeriksaan dengan mengumpulkan bukti-bukti yaitu keterangan saksi-saksi, bukti petunjuk dan bukti surat serta keterangan terperiksa yang kemudian menjadi berkas perkara pelanggaran Nomor : BP/25/VI/2011/Sie Propam,tanggal 2 Juni 2011 ; c. Bahwa dari hasil pemberkasan tersebut Kasi Propam Polres Kuansing melimpahkan berkas perkara tersebut kepada Ankum Penggugat, selanjutnya Ankum (Kapolres) memerintahkan kepada Kasi Propam Polres Kuansing untuk meminta saran dan pendapat hukum kepada fungsi pembinaan hukum Polda Riau guna mendapatkan saran pendapat hukum terhadap penyelesaian perkara Penggugat FREDDY ; d. Bahwa berdasarkan surat permintaan saran pendapat hukum Polres Kuansing, Bidang hukum Polda Riau telah memberikan saran pendapat hukum...

15 15 hukum an. BRIPTU FREDDY Nomor : R/367/VI/2011/Bidkum tanggal 27 Juni 2011 yang intinya perbuatan terperiksa secara yuridis telah memenuhi unsur pasal 14 ayat (1) huruf a PP RI No. 1 tahun 2003 tentang Pemberhentian anggota Polri yaitu anggota Polri diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas Kepolisian RI apabila meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut ; e. Berdasarkan saran pendapat hukum Bidang hukum Polda Riau dan kelengkapan berkas perkara lainnya, Kasi Propam mengajukan usul pembentukan sidang komisi kode etik kepada Kapolres Kuansing Nomor : R/03/III/2013/Propam tanggal 19 Maret 2013, berdasarkan usulan tersebut Kapolres telah membentuk susunan sidang komisi kode etik Polri Polres Kuansing Nomor : Kep/09/III/2013 tentang pembentukan komisi kode etik Polri tanggal 19 Maret 2013 ; f. Bahwa setelah dibentuknya susunan sidang Komisi Kode Etik maka pada tanggal 10 April 2013 sesuai dengan Perkap Nomor 19 tahun 2012 tentang SOTK KKEP, komisi Kode Etik Polri melaksanakan sidang perkara terperiksa BRIPTU FREDDY, dimana dalam proses persidangan telah mendengar keterangan saksi-saksi dan bukti-bukti lainnya, kemudian Pejabat Komisi Kode Etik Polri berkesimpulan BRIPTU FREDDY telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada pasal 14 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 2003 yaitu telah meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut terhitung sejak tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011 atau selama 47 (empat puluh tujuh) hari ; g....

16 16 g. Bahwa setelah adanya putusan sidang Komisi Kode Etik terhadap terperiksa BRIPTU FREDDY (Penggugat) Nomor : PUT KKEP / 03 / IV/2013/KKEP tanggal 10 April 2013, selanjutnya pejabat Komisi Kode Etik memberikan saran pertimbangan kepada Pejabat Pembentuk komisi kode etik tentang Pemberhentian tidak dengan hormat an. BRIPTU FREDDY), dan selanjutnya Kapolres Kuansing selaku ankum terperiksa mengusulkan ke Kapolda Riau untuk diterbitkan surat keputusan pemberhentian tidak dengan hormat a.n. BRIPTU FREDDY; g. Bahwa Kapolda Riau setelah menerima usulan dari Kapolres Kuansing dan berkas lainnya selanjutnya Kapolda Riau menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat a.n. BRIPTU FREDDY No. Pol.: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013, hal ini sesuai dengan surat keputusan Kapolri No. Pol.: Kep / 74 / XI / 2003 tanggal 11 Nopember 2003 yang pada intinya menyatakan wewenang Kapolri didelegasikan kepada Kapolda Riau tentang pengakhiran dinas anggota Polri yang berpangkat Aiptu kebawah yang sifatnya (PTDH) ; Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada halaman 3 poin 6, 7, 8 yang menyatakan bahwa surat keputusan aquo objek sengketa telah bertentangan dengan azas umum pemerintahan yang baik, diantaranya kepastian hukum ; Bahwa pemberhentian tidak dengan hormat yang dilakukan oleh Tergugat (Kapolda Riau) terhadap BRIPTU FREDDY dengan surat keputusan No. Pol.: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku di Institusi Polri dan azasazas umum pemerintahan yang baik, dengan memperhatikan azas keseimbangan (Principle Of Proportionality) yaitu keseimbangan antara kesalahan...

17 17 kesalahan yang dilakukan oleh Tergugat terhadap norma-norma hukum positif institusi Polri serta dan azas kepastian hukum, kecermatan sehingga anggota Polri yang lain tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga merusak TRIBRATA sebagai falsafah anggota Polri, dengan demikian pemberhentian tersebut telah dipertimbangkan demi kelangsungan Polri yang dicintai masyarakat bukan karena kepentingan individu ; Bahwa Penggugat juga dalam gugatannya halaman 4 poin 9 yang mengatakan objek sengketa yaitu surat keputusan Kapolda Riau bertentangan dengan pasal 14 angka 1 huruf a peraturan pemerintah ; Bahwa dalil dan pendapat penggugat tersebut sangatlah premature karena proses pemberhentian tidak dengan hormat tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di institusi Polri dan secara yuridis materil Penggugat telah terbukti melakukan pelanggaran tidak masuk dinas selama 47 (empat puluh tujuh) hari secara berturut-turut tanpa adanya izin dari atasan yang berwenang sebagaimana pembuktiannya di persidangan komisi kode etik Polri Polres Kuansing yang digelar atas nama penggugat yaitu BRIPTU FREDDY ; Bahwa dalil-dalil Penggugat yang menyangkal dituduh tidak melaksanakan dinas dari tanggal 25 Maret 2011 s/d 20 Mei 2011 karena pada tanggal 25 Maret s/d tanggal 31 Maret 2013 (lebih kurang 7 hari) penggugat melaksanakan PAM Kampanye di desa gunung Toar sebagaimana gugatan penggugat pada poin 17,18,19,20 ; Bahwa ketidakhadiran Penggugat dalam melaksanakan dinas dapat dibuktikan dengan keterangan saksi-saksi BRIPTU C.A. NASUTION, BRIPTU ANGGIAT SIBURIAN, BRIPTU JONDERI ABDI, namun keterangan tersebut dibantah oleh Penggugat tetapi tidak dapat dibuktikan oleh Penggugat bahwa pada tanggal tersebut mengikuti PAM kampanye di Cirenti maupun...

18 18 maupun di desa gunung Toar, apalagi di dalam keterangannya, penggugat mengakui selama tidak masuk dinas berada di rumah orang tuanya di Pekanbaru, hal tersebut didukung dengan bukti absensi yang dibuat oleh Polres Kuansing, apalagi jika dikurangi dengan jumlah ketidakhadiran Penggugat selama 7 (tujuh) hari pun secara materil unsur tidak masuk dinas lebih dari 30 (tiga puluh) hari sudah terpenuhi ; Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan alat bukti berupa absensi menjadi dasar perhitungan dalam menentukan tidak masuk dinas terhadap Penggugat sebagaimana yang disebutkan dalam poin 21,22,23,24 adalah kabur dan tidak jelas serta tidak diperlihatkan dalam sidang KKEP ; Bahwa ketidakhadiran Penggugat dalam melaksanakan dinas tanpa izin dari pimpinan, salah satunya adalah daftar absensi kehadiran Penggugat dalam melaksanakan dinas dan semuanya itu sudah jelas dan telah dijadikan bukti dalam persidangan dan sangat mengada-ada jika absensi tersebut tidak dilampirkan, karena perkara tidak masuk dinas yang dilakukan oleh Penggugat sudah melalui proses / prosedur yang panjang yang jelas Penggugat tidak mempunyai itikad baik untuk melaksanakan dinas dan semua bukti yang disebutkan oleh Penggugat baru belakangan disampaikan diragukan kebenarannya ; Bahwa rekomendasi / putusan yang dihasilkan oleh komisi kode etik Polri Polres Kuansing tersebut telah diajukan banding oleh penggugat ke komisi banding Polda Riau pada tanggal 12 April 2013 dan komisi banding telah memberikan putusan menolak permohonan banding tersebut dan menguatkan putusan komisi kode etik Polres Kuansing pada tanggal 7 Juni 2013, sehingga dengan demikian rekomendasi komisi banding bersifat final dan tidak ada upaya administratif lainnya sebagaimana pasal 68 Perkap No. 19 tahun 2012 ;

19 19 7. Bahwa oleh karena proses dan prosedur terbitnya Surat Keputusan Pemberhentian Tidak dengan Hormat Kapolda Riau No. Pol.: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 an. BRIPTU FREDDY telah sesuai dengan prosedur dan mekanisme aturan yang berlaku secara khusus dilingkungan Polri ; Berdasarkan alasan-alasan hukum tersebut diatas, bahwa proses pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) terhadap BRIPTU FREDDY (Penggugat) telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di institusi Polri dan sumpah anggota Polri dalam rangka menegakkan hukum dan wibawa Polri ditengah masyarakat dan sesuai dengan azas umum pemerintahan yang baik. Kami mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat yang menyidangkan perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut ; Menolak seluruh gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ; Menyatakan surat keputusan Kapolda Riau No. Pol.: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang pemberhentian tidak dengan hormat dari dinas Polri (PTDH) a.n. BRIPTU FREDDY adalah sah menurut hukum ; Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Penggugat ; Menimbang, terhadap Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah mengajukan Repliknya pada 31 Oktober 2013 dan terhadap Replik Penggugat tersebut, Tegugat telah mengajukan Dupliknya pada tanggal 07 Nopember 2013 Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat telah mengajukan surat-surat bukti yang telah diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya, kecuali bukti P-6,P-9,P-10,P-15,P-16,P-17 dan...

20 20 dan P-18, sehingga diterima sebagai alat bukti yang sah dalam persidangan ini dengan diberi tanda P-1 sampai dengan P-22 adalah sebagai berikut : Bukti P-1 : Foto Copy Ijazah Reg No. Pol: IJZ/283/VII/2005/SPNTertanggal 04 Juli 2005 ; 2. Bukti P-2 : Foto copy Berita Acara Tanda Terima Surat Berupa Petikan Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 Tertanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama BRIPTU FREDDY; Bukti P-3 : Foto copy Petikan Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 Tertanggal 24 Juli 2013 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama BRIPTU FREDDY; Bukti P-4 : Foto copy Petikan Surat Keputusan No.Pol:Skep/170/VI/2009 Tertanggal 19 Juni 2009 Tentang Kenaikan Pangkat ; Bukti P-5 : Foto copy Kartu Tanda Anggota Polri Nomor:KTAP/220/IX/2012 Tertanggal 27 September 2009 ; 6. Bukti P-6 : Foto copy Petikan Surat Keputusan Nomor Pol:Skep/417/VI/2005 Tentang Penempatan Magang/Penempatan Pertama Bintara Polri Gelombang I Tahun 2005 Tertanggal 27 Juni 2005 ; Bukti P-7 : Foto copy Surat Keterangan No. Pol:Skep/18/XII/2005tanggal 03 Desember 2005 Tentang Keterangan Telah Mengikuti kegiatan Magang yang dilaksanakan di Polres Bengkalis dari tanggal 05 Juli sampai dengan 02 Desember 2005 ; Bukti P-8 : Foto copy Surat Tanda Tamat Pelatihan atau TelahLulus Mengikuti...

21 21 Mengikuti dan menyelesaikan Pelatihan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Polri (Fungsi: LATBA LIDIK FT. INTELKAM) Tertanggal 17 Februari 2006 berdasarkan Surat Keputusan KA SPN Pekanbaru No. Pol: Skep/03/II/2006 ; Bukti P-9 : Foto copy Surat Perjalanan Dinas Mengikuti Pelatihan dan Pendistribusian Alsus Sandi Cryptophon 7000 I Dikamar Sandi Dit Intelkam Polda Riau. No.Pol: SPD/116/XI/2006 ; Bukti P-10: Foto copy Petikan Surat Keputusan No. Pol:Skep/192/VIII/2008 Tentang Penunjukan Personel Sebagai Anggota Sandi Lokal Dilingkungan Polda Riau ; Bukti P-11: Foto copy Surat Keterangan No. Pol:Sket/15/V/2009/SPNTentang Keterangan Mengikuti Pelatihan Penggunaan Video Compact Disk Fungsi Tehnis Intel dari tanggal 27 April sampai dengan 06 Mei 2009 ; Bukti P-12: Foto copy Surat Tanda Tamat Pelatihan Penggalangan Intel Tertanggal 08 Mei 2009 ; Bukti P-13: Foto copy Sertifikat Mengikuti ESQ Leadership Training, In House Polda Riau Angkatan 002 di Hotel Labersa- Pekanbaru tanggal 07 Oktober 2011 sampai dengan tanggal 08 Oktober 2011 ; Bukti P-14: Foto copy Salinan Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri Nomor: PUT KKEP/03/IV/2013/KKEP Tertanggal 10 April 2013 ; Bukti P-15: Foto copy Absensi Harian Personel Sat Sabhara Minggu Keempat Bulan Maret 2011 ; Bukti P-16: Foto copy Absensi Harian Personel Sat Sabhara Bulan April 2011 ;

22 22 17.Bukti P-17: Foto copy Absensi Harian Personel Sat Sabhara Minggu Pertama Sampai Dengan Minggu Ke Tiga Bulan Mei 2011; 18.Bukti P-18: Foto copy Surat No. Pol: B/III/XI/2006 Perihal Penghadapan Untuk Mengikuti Pelatihan dan Pendistribusian Alsus Sandi Cryptophon 7000 I Dikamar Sandi Dit Intelkam Polda Riau ; 19.Bukti P-19: Foto copy, Surat Keputusan No. Pol:SKEP/97/III/2009 Tentang Penentuan Lulus Ujian VCD Fungsi Teknis Kepolisian UKP Periode 1 Juli 2009 Personel Polda Riau Tertanggal 30 Maret 2009 ; Bukti P-20: Foto copy, Surat Keputusan No. Pol: SKEP/98/III/2009 Tentang Penentuan Lulus Ujian Beladiri Polri UKP Periode 1 Juli 2009 Personel Polda Riau Tertanggal 30 Maret 2009 ; 21.Bukti P-21: Foto copy Surat Pernyataan atas nama REFKY MARATUSPA, Anggota Kepolisian Republik Indonesia, Pangkat Briptu, NRP yang dibuat Tertanggal 15 Januari 2014 ; Bukti P-22: Foto copy Kartu Tanda Anggota POLRI Nomor: KTAP/241/VI/2012 tertanggal 07 Juni 2012 atas Nama Briptu REFKY MARATUSPA ; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil sanggahannya Tergugat telah menagajukan surat-surat bukti yang telah diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya kecuali bukti T-1,T-2,T-3,T-4,T-5 dan T- 8,T-9, sehingga diterima sebagai alat bukti yang sah dalam persidangan ini dengan diberi tanda T-1 sampai dengan T-12 adalah sebagai berikut : Bukti T - 1: Foto copy Laporan Polisi nomor : LP/31/V/2011/Propam tanggal 27 Mei 2011 an. BRIPTU FREDDY ; Bukti T - 2: Foto copy absensi personel sat Sabhara Polres Kuansing an. BRIPTU FREDDY ;

23 23 3. Bukti T - 3: Foto copy surat BAP BRIPTU FREDDY tanggal 30 Mei 2011; 4. Bukti T- 4 : Foto copy surat keputusan tentang pembentukan komisi kode etik profesi Kepolisian Nomor : Kep/09/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 an. BRIPTU FREDDY ; Bukti T-5 : Foto copy surat putusan komisi kode etik profesi Polri Nomor: PUT KKEP/03/V/2013/KKEP a.n. BRIPTU FREDDY ; Bukti T-6 : Foto copy putusan sidang banding komisi kode etik profesi Polri Nomor : PUT BANDING/03/VI/2013/KOM BANDING tanggal 7 Juni 2013 a.n. BRIPTU FREDDY ; Bukti P-7 : Foto copy salinan surat keputusan pemberhentian tidak dengan hormat Nomor : Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 a.n. BRIPTU FREDDY ; Bukti T-8 : Foto copy pendapat dan saran hukum nomor : R/367/VI/2011/Bidkum tanggal 27 Juni 2011 a.n. Terperiksa BRIPTU FREDDY ; Bukti T-9 : Foto copy rekomendasi/pertimbangan pejabat yang berwenang a.n. BRIPTU FREDDY tidak layak dipertahankan jadi Anggota Polri ; Bukti T-10 : Foto copy PP RI No: 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri ; Bukti T-11 : Foto copy Perkap No: 14 Tahun 2011 Tentang Komisi Kode Etik Profesi Polri ; Bukti T-12 : Foto copy Perkap No: 19 Tahun 2012 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Profesi Polri ; Menimbang, selain mengajukan bukti-bukti surat, pihak Penggugat telah pula menghadirkan 1 (satu) orang saksi dan telah memberikan keterangan dibawah sumpah ; Saksi SYAHRIAL JAMIL : - Bahwa...

24 24 - Bahwa saksi dihadirkan pada persidangan ini memberikan kesaksian sehubungan dengan gugatan yang diajukan oleh Penggugat (Freddy) ; - Bahwa saksi kenal dengan Penggugat semenjak tahun 1992; - Bahwa Saksi tahu bahwa Penggugat bekerja sebagai Anggota Kepolisian RI (POLDA RIAU) Cq. Polres Kuansing ; - Bahwa Penggugat adalah pasien tetap oleh saksi atau sering kali berobat ke tempat praktek saksi ; - Bahwa penyakit Penggugat adalah sesak napas dan demam tinggi dan gangguan lambung ; - Bahwa saksi ada mengeluarkan surat keterangan sakit ; - Bahwa surat keterangan sakit tersebut untuk diserahkan ke tempat tugas atau ke kesatuan ; - Bahwa saksi sudah sering kali mengeluarkan surat keterangan sakit ; - Bahwa penyakit penggugat masih dapat disembuhkan dengan catatan bahwa Penggugat perlu ada waktu dan jangan sampai ada tekanan ; - Bahwa Penggugat terakhir kali berobat pada tahun 2011 dan belakangan ini hanya sesekali ; - Bahwa menurut pengakuan Penggugat, bahwa Penggugat telah diberhentikan dari Anggota Kepolisian RI (POLDA RIAU) ; - Bahwa selama perawatan saksi kadang sembuh dan kadang kambuh ; - Bahwa selama perawatan saksi penggugat dapat bekerja tidak konsentrasi ; - Bahwa saksi memberikan surat keterangan sakit pada saat masih aktif sebagai Anggota Kepolisian yaitu pada awal Tahun 2011; - Bahwa isi surat keterangan yang diberikan kepada Penggugat adalah menyatakan sakit ; - Bahwa selama dalam perawatan saksi penggugat pernah disarankan untuk di opname ; - Bahwa menurut informasi bukti surat keterangan sakit tersebut tidak dimasukkan sebagai bukti kanera surat keterangan sakit sudah diserahkan kepada...

25 25 pihak Kepolisian Polres Kuansing ; Menimbang, selain mengajukan bukti-bukti surat, pihak Tergugat telah pula menghadirkan 2 (dua) orang saksi dan telah memberikan keterangan dibawah sumpah ; 1. SYAHRONI, SE ; - Bahwa Penggugat ditugaskan di Unit atau kesatuan Sabara ; - Bahwa Saksi ditugaskan di unit atau kesatuan Anggota Propam ; - Bahwa yang memeriksa Penggugat adalah Saksi sendiri (Bukti T-3) ; - Bahwa Penggugat dalam keadaan sehat rohani dan jasmani ; - Bahwa yang menjadi petugas absensi pada saat itu berganti-ganti apel pagi dan siang ; - Bahwa Penggugat tidak masuk dinas mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan tanggal 20 Mei 2011 ( + 47 hari) ; -. Bahwa Bukti T-2 (absensi) terdapat tulisan tidak jelas atau dihitamkan sama sekali adalah merupakan Hasil fotocopy dantampa keterangan ; - Bahwa Penggugat tidak masuk dinas selama + 47 hari ; - Bahwa Penggugat tidak didampingi Penasehat Hukum secara interen sama sekali ; - Bahwa Penggugat pernah dijatuhi hukum disiplin berupa teguran/masuk sel; - Tujuan Sidang Kode Etik adalah memeriksa, meneliti pelanggaran disiplin apa yang sering dilaksanakan oleh Anggota Kepolisian yang bersangkutan ; - Bahwa selama Penggugat tidak masuk dinas tidak pernah menyerahkan surat keterangan sakit ; - Bahwa Penggugat adalah angkatan tahun 2005 ; - Bahwa saksi pernah berjumpa dengan orang tua Penggugat di Pom bensin Pekanbaru ; - Bahwa saksi menitipkan nasehat agar Penggugat masuk dinas ; -. Bahwa pada saat saksi memeriksa Penggugat, saksi ada menerima Surat Tugas Pemeriksaan dari Komandan ; - Bahwa...

26 26 -. Bahwa Penggugat pernah ditugaskan sebagai PAM dan ada Surat Perintah; - Bahwa pada saat saksi melaksanakan pemeriksaan yang hadir pada waktu adalah Unit Sabara dan Unit Samapta ; - Bahwa hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada Komandan Propost ; 2. JONDERI ABDI ; - Bahwa saksi bekerja di Polres Kuantan Singingi (Kuansing) ; - Bahwa Jabatan saksi adalah Anggota Propost ; - Bahwa saksi menjadi Anggota Propost semenjak Tahun 2010 ; -. Bahwa Penggugat kenal semenjak Tahun 2010 ; - Bahwa pekerjaan saksi sehari-hari adalah menjalankan dan mengawasi absensi ; - Bahwa yang diabsensi adalah seluruh Anggota Polres ; - Bahwa yang menandatangani absensi adalah setiap Anggota yang hadir ; - Bahwa ada mengetahui bukti T-2; - Bahwa asli absensi sudah diserahkan ke Bidang lain pada Polres Kuansing ; - Bahwa absensi dilaksanakan pada pagi hari dan sore hari ; - Bahwa saksi ada menghitung jumlah tidak masuk dinas selama 47 hari ; - Bahwa jumlah absensi atas ketidak hadiran Penggugat bukanlah 47 hari melainkan 44 hari menurut bukti T-2; - Bahwa saksi ikut pada saat itu dan tidak didampingi oleh Penasehat Hukum secara interen ; - Bahwa absensi dilaksanakan mulai hari Senin s/d Sabtu ; - Bahwa setiap Anggota tugas luar tidak selalu ada Surat Perintah Tugas dan hanya dibuat bentuk Pengumuman ; - Bahwa yang memaraf absensi tanda kehadiran adalah Danton ; - Bahwa Penggugat hadir dan ada didampingi oleh Penasehat Hukum ; Menimbang, bahwa dalam persidangan perkara ini, Penggugat telah mengajukan Kesimpulannya dipersidangan pada tanggal 23 Januari 2014, namun...

27 27 namun Tergugat tidak mengajukan Kesimpulannya, yang untuk selengkapnya telah termuat dalam berita acara persidangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan dalam putusan ini ; Menimbang, bahwa para pihak baik Penggugat, Tergugat tidak mengajukan lagi hal-hal yang diperlukan lagi dalam persidangan ini dan selanjutnya mohon Putusan ; Menimbang, bahwa untuk selengkapnya segala sesuatu yang belum termuat dalam duduknya perkara tersebut diatas, Majelis Hakim merujuk pada Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara Persidanganyang merupakan satu kesatuan dengan Putusan ini ; Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim pemeriksaan perkara ini telah dianggap cukup, oleh karena itu selanjutnya Majelis Hakim akan menjatuhkan Putusan berdasarkan pertimbangan hukum sebagai berikut ; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana terurai diatas ; Menimbang, bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat oleh Penggugat untuk dinyatakan batal atau tidak sah adalah : Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/380/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI khusus atas nama (Briptu Freddy NRP ) ; Menimbang, bahwa gugatan Penggugat a quo pada pokoknya didasarkan atas dalil-dalil sebagai berikut : Bahwa Penggugat adalah anggota POLRI yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Kepolisian Republik Indonesia No.Pol : Skep/42/I/2004, tanggal 20 Januari 2004 sebagaimana disebutkan dalam ijazah yang dikeluarkan tanggal 04 Juli 2005 ; Bahwa pada tahun 2013, berdasarkan Surat Persangkaan Pelanggaran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia dari Akreditor selaku...

28 28 selaku penuntut Nomor: Skn/03/III/2013/Propam, tanggal 20 Maret 2013 telah mendakwa Briptu freddy (Penggugat) dengan persangkaan melanggar Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbunyi : Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan dengan tidak hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia apabila : a. meningggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut. Yang di duga oleh Tergugat dilakukan oleh Penggugat terhitung mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan 20 Mei 2011; Bahwa Penggugat sudah menjalani Sidang Komisi Kode Etik Polri, dimana berdasarkan Keputusan Sidang Komisi Kode Etik Polri dinyatakan Briptu Freddy (Penggugat) dinyatakan Terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 14 angka (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri dan selanjutnya menjatuhkan sanksi bersifat rekomendasi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) sebagai anggota POLRI ; Bahwa terhadap hasil dari Sidang Komisi Kode Etik Polri tersebut, Penggugat keberatan, hal tersebut dikarenakan alat bukti berupa absensi maupun dasar perhitungan yang didalilkan oleh Tergugat keliru dan kabur ; Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Tergugat bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik ; Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat tersebut dibantah oleh Tergugat sebagaimana termuat dalam Surat Jawaban Tergugat tertanggal 17...

PUTUSAN Nomor : 35/G/2013/PTUN-Pbr.

PUTUSAN Nomor : 35/G/2013/PTUN-Pbr. PUTUSAN Nomor : 35/G/2013/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR: 19/G/2015/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR: 19/G/2015/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR: 19/G/2015/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 41 / G / 2013 / PTUN-Pbr

P U T U S A N NOMOR : 41 / G / 2013 / PTUN-Pbr P U T U S A N NOMOR : 41 / G / 2013 / PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N. No. 22/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. No. 22/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N No. 22/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 37/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 37/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 37/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 26/G/2016/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

P U T U S A N. Nomor : 26/G/2016/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 26/G/2016/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA" Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 42/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 42/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 42/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.257, 2014 PERTAHANAN. Hukum. Disiplin. Militer. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5591) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI BY : ANNEKA SALDIAN MARDHIAH Berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 5/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa,

P U T U S A N. Nomor : 5/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, P U T U S A N Nomor : 5/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 15 TAHUN 2006 SERI E =============================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 10 / G / 2013 / PTUN-Pbr

P U T U S A N NOMOR : 10 / G / 2013 / PTUN-Pbr P U T U S A N NOMOR : 10 / G / 2013 / PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 15/G/2013/PTUN-Pbr

PUTUSAN Nomor : 15/G/2013/PTUN-Pbr PUTUSAN Nomor : 15/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 22/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 22/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 22/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

SALINAN. jdih.bulelengkab.go.id

SALINAN. jdih.bulelengkab.go.id PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PPNS ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, SALINAN Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

P U T U S A N. Putusan Nomor : 9/G/2014/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Putusan Nomor : 9/G/2014/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 9/G/2014/PTUN.Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 38/G/2012/PTUN-Pbr

PUTUSAN Nomor : 38/G/2012/PTUN-Pbr PUTUSAN Nomor : 38/G/2012/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Putusan Nomor : 40/G/2013/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Putusan Nomor : 40/G/2013/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 40/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEJABAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N 4 Nopember 2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N SERI E NOMOR 3 Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

Lebih terperinci

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 113/PUU-XII/2014 Keputusan Tata Usaha Negara yang Dikeluarkan atas Dasar Hasil Pemeriksaan Badan Peradilan Tidak Termasuk Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan turunan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERHENTIAN SEMENTARA DARI JABATAN DINAS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG SALINAN BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara I. PEMOHON Bachtiar Abdul Fatah. KUASA HUKUM Dr. Maqdir Ismail, S.H., LL.M., dkk berdasarkan surat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG Pengundangan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG - 1 - BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 20 TAHUN TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 20 TAHUN TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 Draft Final 14 Desember 2011 Jam 15.00 WIB RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2011 2005 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 106/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 106/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 106/B/2013/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT Menimbang : a. Mengingat : 1. BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA METRO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penegakan atas

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 39/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N No. 39/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N No. 39/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN LAMONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN LAMONGAN SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR : 02/G/2016/PTUN.Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR : 02/G/2016/PTUN.Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 02/G/2016/PTUN.Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa Negara Kesatuan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia sebagai negara

Lebih terperinci

P U T U S A N. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr.

P U T U S A N. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. P U T U S A N Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN -------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SEKADAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SEKADAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SEKADAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan transparansi dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 42 TAHUN : 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 42 TAHUN : 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 42 TAHUN : 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02.PR.08.10 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN ANGGOTA, PEMBERHENTIAN ANGGOTA, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, DAN TATA

Lebih terperinci

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI SALINAN BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR : 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: UU 5-1991 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 67, 2004 POLITIK. KEAMANAN. HUKUM. Kekuasaaan Negara. Kejaksaan. Pengadilan. Kepegawaian.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 3 2013 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 7 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 11 TAHUN 2001 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KOTA PEKALONGAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KOTA PEKALONGAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 174/PMK.06/2010 TENTANG PEJABAT LELANG KELAS I

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 174/PMK.06/2010 TENTANG PEJABAT LELANG KELAS I SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 174/PMK.06/2010 TENTANG PEJABAT LELANG KELAS I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR : 07/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN NOMOR : 07/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN NOMOR : 07/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA Bahan Panja Hasil Timus RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.920, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Komisi Kode Etik. Kepolisian. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG SUSUNAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 59, 1991 (ADMINISTRASI. LEMBAGA NEGARA. TINDAK PIDANA. KEJAKSAAN. Warganegara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG Menimbang UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Keterbukaan Informasi

Lebih terperinci

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman :

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman : P U T U S A N Nomor 118/DKPP-PKE-VI/2017 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DEMI KEADILAN DAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 11/G/KI/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 11/G/KI/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 11/G/KI/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Informasi Publik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.3, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA NEGARA. MAHKAMAH AGUNG. Badan Peradilan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4958) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1985 (ADMINISTRASI. KEHAKIMAN. LEMBAGA NEGARA. Mahkamah Agung. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 03/G/2012/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN YANG BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. seperti tersebut di bawah ini, dalam perkara antara :

P U T U S A N NOMOR: 03/G/2012/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN YANG BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. seperti tersebut di bawah ini, dalam perkara antara : P U T U S A N NOMOR: 03/G/2012/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN YANG BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG 1 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI KODE ETIK KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Hsl Rpt (12) Tgl 19-05-06 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci