P U T U S A N NOMOR : 10 / G / 2013 / PTUN-Pbr

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P U T U S A N NOMOR : 10 / G / 2013 / PTUN-Pbr"

Transkripsi

1 P U T U S A N NOMOR : 10 / G / 2013 / PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan acara biasa, yang dilangsungkan di Gedung yang telah ditentukan untuk itu di Jalan H.R. Soebrantas KM. 9 Pekanbaru telah menjatuhkan Putusan dengan pertimbangan-pertimbangan seperti tersebut di bawah ini dalam sengketa antara : K U S N A D I : Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Ex / Mantan Anggota Polri Kesatuan Payung Sekaki Polresta Pekanbaru, Bertempat tinggal di jalan Pemudi Nomor 27 Kelurahan Tampan, Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru ; Dalam hal ini memberi Kuasa kepada : 1. H. NURIMAN, S.H. M.H ; GUSTI INDRA BEBASARI, S.H ; Keduanya Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat / Pengacara, yang berkantor di jalan Selais Nomor 7 Pekanbaru ; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 02 Januari 2013 ; Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT ; M E L A W A N KEPALA KEPOLISIAN DAERAH RIAU, Berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 235 Pekanbaru ; Dalam

2 2 Dalam hal ini memberi Kuasa kepada : TONI ARIADI EFFENDI, SH, SIK. M.H, Jabatan KABIDKUM POLDA RIAU ; H. RUSLI, SH,, Jabatan KASUBBID BANKUM BIDKUM POLDA RIAU ; NERWAN, SH, Jabatan ADVOKAT BIDKUM POLDA RIAU ; YUDI KRISMEN, SH. M.H, Jabatan BANUM BIDKUM POLDA RIAU ; Kesemuanya Kewarganegaraan Indonesia, yang berkantor di jalan Jenderal Sudirman Nomor 235 Pekanbaru ; Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 27 Februari 2013 ; Selanjutnya disebut sebagai tergugat Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru Nomor : 10 / PEN. MH / 2013 / PTUN-Pbr tanggal 15 Februari 2013, Tentang Penunjukan Majelis Hakim ; Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru Nomor : 10 / PEN. PP / 2013 / PTUN-Pbr tanggal 18 Februari 2013, Tentang Hari Pemeriksaan Persiapan ; Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru Nomor : 10 / PEN. HS / 2013 / PTUN-Pbr tanggal 11 Maret 2013, Tentang Hari Sidang ; Telah membaca berkas perkara dan meneliti surat-surat bukti para pihak ; Telah

3 3 Telah memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam Pemeriksaan Persidangan ; TENTANG DUDUKNYA SENGKETA Bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan tertanggal 14 Februari 2013 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada tanggal 14 Februari 2013 dengan Register Nomor : 10 / G / 2013 / PTUN-Pbr dan telah diperbaiki secara formal pada tanggal 11 Maret 2013 telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut : Menimbang, bahwa yang menjadi Obyek Sengketa dalam perkara ini adalah : Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/400 / XII / 2012 tanggal 5 Desember 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas POLRI, Atas nama Kusnadi Pangkat BRIPTU, NRP , Jabatan Anggota Polsek Payung Sekaki, Kesatuan Polresta Pekanbaru ; Menimbang, bahwa yang menjadi Dasar Gugatan Penggugat adalah : TENTANG DASAR YURIDIS GUGATAN : 1 Bahwa Penggugat semula adalah Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas semenjak tanggal 01 Juli 2004 dan ditugaskan di Poltabes Pekanbaru ( sekarang Polresta ) kemudian dipindahkan ke Polsek Bukit Raya pada Bulan Januari 2008, dan selanjutnya sejak bulan Januari Tahun 2009 bertugas di Kepolisian Sektor Payung Sekaki sampai Penggugat diberhentikan Tidak Dengan Hormat ; Bahwa.

4 4 2. Bahwa Penggugat pernah tersangkut suatu tindak Pidana Psykotropika dan telah diadili dan diperiksa di Pengadilan Negeri Pekanbaru ; Bahwa Penggugat telah berusaha membuktikan bahwa Pengugat tidak bersalah atas suatu tindak pidana yang didakwakan, namun Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara pidana tersebut berpendapat lain sehingga Penggugat dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman pidana penjara selama 8 (delapan) bulan yaitu sesuai dengan Putusan Pengadilan Pekanbaru tanggal 19 November 2008 Nomor 828 / Pid.B / 2008 / PN.Pbr ; Bahwa selanjutnya Penggugat diajukan dalam persidangan Kode Etik Kepolisian Republik Indonesia di Kepolisian Kota Besar Pekanbaru ; Bahwa dari persidangan Kode Etik yang dilakukan Majelis Hakim Komisi Kode Etik berpendapat bahwa : a. Penggugat terbukti telah melakukan Pelanggaran Pasal 11 huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri, yaitu melakukan tindak pidana atau dipidana penjara berdasarkan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dan menurut pertimbangan Pejabat yang berwenang tidak dapat dipertahankan untuk tetap berada dalam Dinas Kepolisian Negara republic Indonesia ; b. Menjatuhkan sanksi kepada Penggugat berupa diberhentikan Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia ; Yaitu.

5 5 Yaitu sebagaimana tertuang dalam Keputusan Komisi Kode Etik Polri Kepolisian Kota Besar Pekanbaru Nomor : Kep/01/II/2010 tanggal 10 Februari 2010 ; Bahwa selanjutnya Penggugat diusulkan kepada Tergugat untuk dilakukan pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTGH) dan Tergugat mengeluarkan Surat Keputusan Kepala kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep / 400 / XII / 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Republik Indonesia atas Penggugat tanggal 05 Desember 2012 ; Bahwa Keputusan tersebut adalah Keputusan yang Konkrit Individual dan Final, oleh karenanya dapat menjadi obyek gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara ; Bahwa Surat keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/400/XII/2012 tanggal 05 Desember 2012 tersebut diterima oleh Penggugat pada tanggal 07 Desember 2012, maka sesuai dengan pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, gugatan yang diajukan Penggugat belum lewat waktu karena belum melampaui batas waktu 90 hari semenjak diterimanya Surat Keputusan tersebut; 9. Bahwa adapun isi pokok dari Surat Keputusan yang menjadi obyek gugatan tersebut adalah Pemberhentian Dengan Tidak Hormat dari Dinas Polri brigadier yang nama tersebut dalam lampiran Keputusan ini ( Penggugat ) terhitung mulai tanggal sebagaimana tercantum dalam lajur 7 Dengan Catatan : bahwa apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan pembatalan sebagaimana mestinya ; Bahwa.

6 6 10. Bahwa Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor Kep / 400 / XII / 2012 tanggal 05 Desember 2012 Tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Penggugat adalah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang beraku dan bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, sehingga sesuai dengan ketentuan Pasal 53 ayat (2) Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Bahwa Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep / 400 / XII / 2012 tanggal 05 Desember 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia, Atas nama Penggugat tersebut melanggar Peraturan Perundang-undangan yang berlaku karena ; a. Didasarkan pada persidangan Komisi Kode Etik yang tidak sesuai dengan prosedur yang digariskan dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 yaitu - Sidang Komisi Kode Etik yang dilakukan terhadap Penggugat melanggar Pasal 5 huruf a Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006, yaitu tidak dilaksanakan dengan melakukan panggilan resmi terhadap Penggugat melainkan Penggugat hanya diberitahu secara lisan melalui ponsel / hand phone ; Melanggar Pasal 12 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006, yaitu mengenai hakhak Penggugat sebagi terperiksa, dimana Penggugat tidak diberi hak untuk menunjuk pendamping, menerima dan mempelajari berkas perkara paling lambat 3 (tiga) hari sebelum dilaksanakan sidang dan tidak diberi hak untuk mengajukan pembelaan ; Bahwa.

7 7 11. Bahwa hak Penggugat sebagai terperiksa yang sangat penting adalah tidak diberikan hak secara penuh dan leluasa untuk melakukan pembelaan, padahal dalam persidangan apapun pembelaan adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikesampingkan ; Bahwa Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep / 400 / XII / 2012 tanggal 05 Desember 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia Atas nama Penggugat tersebut juga bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, Khususnya Asas profesionalitas, karena sebagaimana Korp Kepolisian Negara Republik Indonesia ada dikenal dengan Asas pembinaan terhadap para anggota, bahkan terhadap anggota yang telah melakukan pelanggaran hukum ; Bahwa Asas profesionalisme dalam Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam Bab V Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002, bahwa Pembinaan Kemampuan Profesi Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia diselenggarakan salah satunya melalui Pembinaan Etika Profesi ; Pembinaan Etika Profesi tersebut tentunya dilakukan tidak hanya sebatas sebagai upaya preventif agar tidak terjadi Pelanggaran Etika Profesi tetapi juga Upaya Represif terhadap Anggota Kepolisian yang telah melakukan Pelanggaran Etika Profesi ; Bahwa Penggugat semenjak telah selesai menjalani hukuman idana yang dijatuhkan, telah sungguh-sungguh menunjukkan sikap sebagai Anggota Polisi yang baik dan bekerja sesuai dengan aturan - aturan yang telah digariskan dan tidak pernah melakukan pelanggaran disiplin apapun sampai diberhentikan Tidak Dengan Hormat ; Bahwa.

8 8 16. Bahwa dalam melakukan tindakan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat terhadap Anggota POLRI, Kezaliman yang biasa dilakukan adalah memberikan tenggang waktu selama sampai 2 (dua) atau 3 (tiga) tahun semenjak dilakukannya pelanggaran sampai dikeluarkannya Putusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat ; Bahwa tenggang waktu tersebut adalah dimasukkan untuk menilai sikap dan tinggkah laku serta kedisiplinan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas, apakah ada perubahan kearah yang lebih atau tidak diberhentikan, namun sebaiknya apabila yang bersangkutan dinilai tidak ada perubahan kearah yang lebih baik maka diberhentikan ; Bahwa memang benar Penggugat mengaku bahwa Penggugat telah melakukan tindak pidana dalam bidang phsycotropika dan telah dijatuhi pidana, akan tetapi setelah Penggugat menjalani hukuman pidana penjara, Penggugat telah menunjukkan disiplin kerja secara baik sebagai penunjukan rasa penyesalan dan tekad untuk memperbaiki kesalahan yang sudah terlanjur dilakukan oleh Penggugat dengan harapan dapat dipertimbangkan agar Penggugat tidak diberhentikan sebagai Anggota POLRI karena Penggugat usianya masih sangat muda ; Bahwa selama ini Penggugat beranggapan bahwa Penggugat Tidak diberhentikan Dengan Tidak Hormat karena semenjak adanya Putusan Komisi Kode Etik tersebut, Penggugat bertugas seperti biasa dan Penggugat memperoleh pembinaan yang baik dari atasan ditempat Penggugat, yaitu di Polsek Payung Sekaki bahkan Penggugat sudah menunjukkan sikap kedisiplinan yang baik sebagai Anggota Polisi dan tidak pernah melanggar Kode Etik POLRI dalam arti luas

9 9 arti luas sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2006 ; Bahwa akan tetapi berselang waktu 2 Tahun 8 bulan semenjak putusannya sidang Komisi Kode Etik, Tergugat diberhentikan Tidak Dengan Hormat ; Bahwa oleh karena sidang Komisi Kode Etik sebagaimana tersebut di atas dilakukan dengan menyimpang dari ketentuan yang digariskan dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006, maka harus dinyatakan sebagai Keputusan yang cacad hukum dan harus dibatalkan ; Bahwa demikian juga dengan Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep.400 / XII / 2012 tanggal 05 desember 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Penggugat juga mengandung cacad hukum yaitu dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut ; a. Dalam Surat Keputusan tersebut tidak disebutkan konsekderannya secara jelas hanya ditulis Menimbang dst, Mengingat dst, Memperhatikan dst, padahal seharusnya Surat Keputusan memuat konsideran secara jelas sehingga pihak yang menerima Keputusan mengetahui dasar hukum dan alasan hukum yang jelas atas Surat Keputusan tersebut, hal tersebut adalah syarat mutlak suatu Surat Keputusan ; b. Sangsi yang tertuang dalam hasil sidang Komisi Kode Etik Polri harus dilaksanakan selambat-lambatnya 8 (delapan) hari diajukan semenjak dibacakan akan tetapi kenyataannya sudah melewati batas waktu yang ditentukan dalam Pasal 11 ayat (9) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 ; Bahwa.

10 Bahwa dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/400/XII/2012 tanggal 05 Desember 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Penggugat adalah cacat hukum dan harus dibatalkan ; Ketua dan Angota Majelis Hakim yang terhormat : Berdasarkan uraian - uraian tersebut di atas, maka dengan ini Penggugat memohon agar Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru membuka persidangan guna memeriksa dan mengadili perkara ini dengan menjatuhkan Putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut : Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya ; Menyatakan Batal atau Tidak sah Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep / 400 / XII / 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri Atas nama Penggugat, Anggota Polsek Payung Sekaki tanggal 05 Desember 2012 ; Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep / 400 / XII / 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri Atas nama Penggugat, anggota Polsek Payung Sekaki, tanggal 05 Desember 2012 dan ; Mewajibkan Tergugat untuk memanggil kembali Penggugat untuk bertugas atau berdinas kembali dalam Kesatuan Kepolisian Republik Indonesia di Kesatuan Polsek Payung Sekaki dan merehabilitasi nama baik Penggugat serta mengembalikan hak-hak Penggugat seperti semula ; Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini ; Akan tetapi apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka dimohonkan putusan yang seadil-adilnya ; Menimbang.

11 11 Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan pada hari Kamis tanggal 21 Maret 2013, Penggugat datang menghadap Kuasa Hukumnya yang bernama H. NURIMAN, S.H. M.H, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 02 Januari 2013, sedangkan Tergugat hadir Kuasanya yang bernama NERWAN, S.H dan YUDI KRISMEN, S.H. M.H, Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 27 Februari 2013 ; Menimbang, bahwa pada Pemeriksaan persiapan perkara ini Majelis Hakim telah memberikan petunjuk dan nasehat kepada Kuasa Penggugat untuk memperbaiki gugatannya ; Menimbang, bahwa Tergugat atas Gugatan Penggugat tersebut telah mengajukan Jawabannya tertanggal 20 Maret 2013 yang isi selegkapnya sebagaimana terlampir dalam Berita Acara Pemeriksaan dan pokok Jawaban tersebut sebagai berikut : Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan oleh Penggugat, kecuali yang dengan tegas dan jelas diakui Tergugat : Bahwa pemberhentian Tidak dengan Hormat terhadap Penggugat (Briptu Kusnadi) telah dilaksanakan dengan ketentuan dan proedur serta Mekanisme hukum yang berlaku dalam instansi Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Peraturan Pemerintah RI No.1 Tahun 2003, Peraturan Kapolri No.8 Tahun 2006 ) yaitu : ) Adanya Laporan Polisi Nomor 07/VII/2009/P3D tanggal 09 Juli 2009 Atas nama Briptu Kusnadi telah melakukan tindak Pidana tanpa hak menyalurkan atau menyerahkan psykottropika jenis shabu-shabu dan telah disidangkan di Pengadilan Negeri Pekanbaru dengan Putusan Nomor : 828 / Pid B / 2008 / PN.PBR tanggal 19 Nopember 2008 menyatakan terdakwa Kusnadi telah terbukti.

12 12 terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana tanpa hak dan melawan hukum menyalurkan Psykotropika, menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa dengan Pidana penjara selama 8 bulan dan pidana denda sebesar Rp ( dua juta rupiah ) subsider selama 2 (dua) bulan kurungan, Putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap ( In kracch ) ; ) Berdasarkan Laporan Polisi tersebut dan Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru Nomor : 828/Pid/B/2008/PN.PBR tanggl 19 Nopember 2008 Unit P3D/Provos Polresta Pekanbaru juga melakukan pemeriksaan dengan mengumpulkan bukti-bukti yang berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh kusnadi yang dihimpun menjadi berkas perkara dan administrasi lainnya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dalam Internal Polri ( PP Nomor 1 Tahun 2003 dan Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2006) 3) Bahwa dari hasil pemberkasan tersebut Provos Polresta Pekanbaru (Unit P3D) melimpahkan berkas tersebut kepada Ankum terperiksa / Penggugat selanjutnya Ankum terperiksa meminta saran pendapat hukum ke Bidkum Polda Riau tanggal 9 Juni 2009 guna menetukan arah penyelesaian perkara tersebut ;---- 4) Selanjutnya atas permintaan Kapolresta Pekanbaru selaku Ankum terperiksa Bidkum Polda Riau telah mengeluarkan pendapat dan saran hukum Nomor : R / 313 / VI / 2009 / Bidkum tanggal 15 Juni 2009 yang intinya berpendapat bahwa perbuatan yang dilakukan oleh terperiksa/penggugattelah memenuhi unsur Pasal 12 ayat 1 huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 dan menyarankan agar terperiksa disidangkan dalam sidang Komisi Kode Etik Polri Polresta Pekanbaru ; ). Berdasarkan.

13 13 5) Berdasarkan analisa berkas perkara dan saran pendapat hukum dari Biodkum Polda Riau, pada tanggal 11 Januari 2010 Pejabat Pembentuk Komisi Kode Etik untuk menyidangkan terperiksa dengan Surat Keputusan Pembentukan Komisi Kode Etik No. Pol : Skep / 01 / I / 2010 ; ) Bahwa setelah dibentuknya susunan sidang Kode Etik maka pada tanggal 10 Februari 2010, komisi yang menyidangkan terperiksa / Penggugat Briptu Kusnadi dan setelah mendengarkan keterangan saksi-saksi dan bukti-bukti lainnya di persidangan, kemudian Hakim Komisi Kode Etik Polri berkesimpulan bahwa Briptu Kusnadi telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (1) huruf (a) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri yaitu Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan Tidak Dengan Hormat dari Dinas Kepolisian RI apabila di pidana penjara berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan menurut Pertimbangan Pejabat yang berwenang tidak dapat dipertahankan untuk tetap berada dalam Dinas kepolisian Negara Republik Indonesia ; ) Bahwa setelah adanya Putusan sidang Komisi Kode etik terhadap terperiksa Briptu Kusnadi ( Penggugat ) Nomor : Pol : Skep / 01/II/2010 tanggal 11 Februari 2010, selanjutnya Ketua Komisi Kode Etik memberikan saran pertimbangan / rekomendasi kepada Pejabat pembentuk Komisi Kode Etik (Kapolres), selanjutnya Ankum meneruskan ke Kapolda Riau untuk diterbitkan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Atas nama Briptu Kusnadi ; ) Bahwa..

14 14 8) Bahwa Kapolda Riau setelah menerima saran pertimbangan rekomendasi dari Komisi Kode Etik Polresta Pekanbaru, selanjutnya Kapolda Riau sebelum mengambil keputusan Menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat, terlebih dahulu Kapolda Riau / Tergugat meminta pertimbangan / saran / rekomendasi dari satuan kerja dilingkungan Polda Riau, untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat, selanjutnya Kapolda Riau / Tergugat setelah menelaah pertimbangan / saran tersebut kemudian Kapolda Riau / Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Atas nama Briptu Kusnadi Nomor : Kep / 400 / XII / 2012 tanggal 05 Desember 2012 hal ini sesuai dengan Surat keputusan Kapolri No. Pol : Kep/74/XI/2013 tanggal 11 Nopember 2013 yang pada intinya menyatakan bahwa wewenang Kapolri didelegasikan kepada Kapolda Riau tentang pengakhiran Dinas Anggota Polri yang berpangkat Aiptu kebawah yang sifatnya ( PTDH ) ; Bahwa tidak benar dalil Penggugat yang menyatakan bahwa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat yang dilakukan oleh Tergugat tidak sesuai dengan prosedur sebagaimana dimaksud dalam Perkap Nomor 8 Tahun 2006 ; Bahwa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat yang dilakukan oleh Tergugat atas diri Penggugat dengan Surat Keputusan Kapolda Riau Nomor : Kep / 25 / I / 2011 tanggal 25 Januari 2011, secara materil dan prosedur telah sesuai Ketentuan Perundang-undangan dan Asas Umum Pemerintahan Yang Baik yaitu proses Pemberhentian Tidak Dengan.

15 15 Dengan Hormat dilakukan melalui Mekanisme / prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Internal Polri yaitu Perkap Nomor 8 Tahun 2006 tentang tata cara sidang Komisi Kode Etik, dan Penggugat / Terperiksa telah terbukti melakukan Pelanggaran Pasal 12 ayat 1 sub (a) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003, perbuatan terperiksa sangat mencoreng dan mencendarai nama baik Institusi Polri, bahwa proses persidangan Komisi Kode etik Polresta Pekanbaru telah memberikan hak-hak dari Penggugat sebagai terperiksa dimana telah diberikannya pendamping dalam persidangan tersebut dan mempelajari berkas melalui komandannya ( atasan langsung ) dan pembelaan yang diberikan melalui pendamping maupun yang bersangkutan di persidangan yaitu atasannya langsung ; Bahwa Putusan Komisi Kode Etik sangsi administrative berupa rekomendasi dengan demikian dapat dipahami bahwa Keputusan yang diambil oleh Komisi Kode Etik dalam menjatuhkan sanksi adalah Keputusan ( bukan pro justisia ) kemudian Keputusan tersebut direkomendasi kepada Pejabat yang mengangkat dan memberhentikan personel Polri untuk ditindaklanjuti dalam rangka Penerbitan Surat Pemberhentian Tidak Dengan Hormat ; Dengan demikian Putusan Komisi Kode Etik secara yuridis tetap merupakan Keputusan yang memuat sanksi, namun sifatnya adalah rekomendasi dan telah sesuai dengan prosedur dalam Perkap Nomor 8 Tahun 2006, serta tidak bertentangan dengan Asas kecermatan dan Asas kepastian hukum serta Asas Umum Pemerintahan ; Bahwa pemberhentian Tidak Dengan Hormat terhadap terperiksa / Penggugat, secara yuridis meteril dan formil sudah dilaksanakan sesuai.

16 16 sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan dibenarkan oleh hukum ; Bahwa yurisdiksi / domein Komisi Kode Etik Polri adalah menilai secara materil apakah Anggota Polri yang disidang terbukti atau tidak terhadap perkara yang disangkakan?, dan apa yang diputuskan oleh Komisi Kode Etik sifatnya Final ( Pasal 11 ayat (7) Peraturan Kapolri No.8 Tahun 2006 ) demikian juga Pasal 2 ayat (1) Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2006 ditegaskan bahwa Komisi Kode Etik bersifat otonom, dengan demikian secara Pembuktian / Yuridis Materil Putusan Komisi Kode Etik tidak dapat diganggu gugat dan tidak dapat diuji oleh pihak manapun, kecuali yang terkait dengan kesalahan procedural atau yang berkaitan dengan kompetensi ; Bahwa dalil Penggugat pada halaman 3 poin 12, 13, 14, 15 yang menyatakan bahwa semenjak Penggugat telah disidangkan dalam sidang Komisi Kode Etik dan mendapat sanksi rekomendasi pemecatan pada tanggal 11 Februari 2010, masih adanya tengang waktu sampai 2 (dua) Tahun 3 ( tiga ) bulan baru turun SK Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Polda Riau dan bagaimana Asas Pembinaan terhadap Anggota ; Bahwa Penggugat setelah selesai menjalani hukuman pidana dan menurut pertimbangan Pejabat yang berwenang (Ankum) tidak layak lagi dipertahankan dalam Institusi Olri sebagaimana Surat keputusan sidang KKEP Polresta Pekanbaru dan Ketua Komisi Kode Etik langsung memberikan pertimbangan kepada Ankum sebagai pembentuk sidang KKEP untuk diproses dengan sangsi PTDH, dan tidak ada rekomendasi untuk dilakukan pembinaan sebagaimana dimaksud

17 17 dimaksud Penggugat dalam gugatannya, bahwa hasil Sidang Komisi Kode Etik tersebut harus ditindak lanjuti oleh Ankum sebagai amanat dari Undang-Undang namun proses administrasi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Penggugat baru dapat diselesaikan pada tanggal 5 Desember 2012, tenggang waktu tersebut hanya masalah administrasi belaka ; Bahwa dalil Penggugat yang mengatakan bahwa Penggugat mengakui telah melakukan tindak pidana psykotropika dan menjalani hukuman, Penggugat telah menunjukkan sikap yang baik, rasa penyesalan dan tekad memperbaiki kesalahan dengan harapan dapat dipertimbangkan. ; Bahwa dalil Penggugat tersebut di atas, Tergugat dapat memahaminya tetapi dalam pelaksanaan tugas Penggugat telah melanggar hukum positif in casu Undang - Undang psykotropika dan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003, dan sebelumnya Penggugat telah membuat pernyataan bersedia dipecat oleh Dinas Kepolisian jika terlibat dalam perkara tindak pidana pskotropika maupun narkoba, dan sebenarnya Penggugat sudah diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan atas putusan Komisi Kode Etik tetapi Penggugat tidak mempergunakan hak tersebut sehingga Putusan Komisi Kode Etik dapat di banding lagi ataupun final ; Bahwa dalil Penggugat dalam halaman 4 point 22 bahwa Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep / 400 / XII / 2012 tanggal 05 Desember 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Penggugat mengandung cacad hukum, karena tidak disebutkan konsiderannya secara jelas, dasar hukum, dalam surat Keputusan tersebut ; Bahwa..

18 18 Bahwa apa yang menjadi keberatan dari Penggugat tersebut sebenarnya akibat salah persepsi dan pemahaman saja karena sebagaimana teknis Administrasi yang berlaku di Institusi Polri dan Administrasi Pemerintahan pada umumnya untuk Petikan Keputusan yang diberikan kepada Penggugat memang tidak dicantumkan secara rinci, namun pada Salinan Keputusan dilibatkan secara rinci dan jelas mengenai alasan, dasar hukum terbitnya Surat Keputusan tersebut sebagaimana surat Keputusan yang asli yang berada pada Tergugat ;- Bahwa dalil Penggugat yang menyatakan hasil sidang Komisi Kode Etik Polri dilaksanakan selambat-lambatnya 8 (delapan) hari semenjak dibacakan akan tetapi kenyataannya sudah melewati batas waktu yang ditentukan ; Bahwa pernyataan tersebut sangatlah tidak benar bahwa rekomendasi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat terhadap Penggugat tidaklah seperti yang dimaksudkan karena hasil sidang Komisi Kode Etik tersebut telah disampaikan atau diajukan oleh kedua Komisi Kode Etik kepada Ankum ( Kapolresta ) pada tanggal 10 februari 2010 dengan nomor surat nomor : R / 01 / II / 2010 / KKEP ; Berdasarkan fakta-fakta / alasan-alasan hukum tersebut di atas, disimpulkan bahwa Proses Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) terhadap Briptu Kusnadi ( Penggugat ) telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ditentukan dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan sah menurut hukum dan telah bertentangan dengan Asas Umum Pemerintahan Yang Baik. Berdasarkan hal - hal tersebut di atas, kami mohon kepada Majelis Hakim

19 19 Hakim yang terhormat yang menyidangkan perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut : ) Menolak seluruh gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ; ) Menyatakan Surat Keputusan Kapolda Riau Nomor : Kep / 400 / XII / 2012, tanggal 05 Desember 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat dari Dinas Polri (PTDH) atas nama Briptu Kusnadi adalah sah menurut hukum ; ) Menolak tuntutan rehabilitasi dari Penggugat ; ) Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Penggugat ; Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah mengajukan Replik tertanggal 28 Maret 2013 yang pada pokoknya menyatakan tetap pada dalil-dalil gugatannya yang selengkapnya telah termuat didalam Berita Acara Pemeriksaan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan dalam Putusan ini ; Menimbang, bahwa terhadap Replik Penggugat tersebut, Tergugat tidak mengajukan Dupliknya secara tertulis akan tetapi menanggapi secara lisan pada persidangan Hari Kamis, tanggal 28 Maret 2013, yang pada pokoknya menyatakan tetap pada dalil-dalil Jawabanya ; Menimbang, bahwa untuk membuktikan serta menguatkan dalildalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan alat-alat bukti berupa foto copy surat-surat yang telah bermaterai cukup serta telah dicocokkan dengan aslinya sehingga dapat diterima sebagai alat bukti yang sah menurut hukum yang diberi tanda Bukti P 1 dan Bukti P 2, adalah sebagai berikut : P 1 : Foto copy

20 20 P 1 : Foto copy Keputusan Komisi Kode Etik Polri Nomor : Kep / 01 / II / 2010 Tentang Putusan Sidang Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia Atas nama Briptu Kusnadi Anggota Polsekta Payung Sekaki Poltabes Pekanbaru tanggal 10 Februari 2010 ( sesuai dengan asli ) ; P 2 : Foto copy Petikan Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep / 400 / XII / 2012 tentang Pemberhentian Tidak dengan Hormat dari Dinas Polri tanggal 05 Desember 2012 Atas nama Briptu Kusnadi Anggota Polsek Payung Sekaki Polresta Pekanbaru (sesuai dengan asli) ; Menimbang, bahwa untuk membuktikan serta menguatkan dalildalil sangkalannya, Tergugat telah pula mengajukan alat-alat bukti berupa foto copy surat surat yang telah bermaterai cukup serta telah dicocokkan dengan aslinya kecuali Bukti T 5, T 10, T 11, sehingga dapat diterima sebagai alat bukti yang sah menurut hukum yang diberi tanda Bukti T 1 sampai dengan Bukti T 11, sebagai berikut : T 1 : Foto copy Laporan No. Pol : 07/VII/2009/P3D tanggal 09 Juli 2009 ( sesuai dengan asli ) ; T 2 ; Foto copy surat No. R/01/I/2010/P3D tanggal 11 Januari 2010 perihal Usulan Pembentukan Komisi Kode Etik Polri untuk memeriksa perkara Briptu KUSNADI Nrp , Jabatan Anggota Polsekta Payung Sekaki ( sesuai dengan asli ) ; T 3 : Foto copy Surat Keputusan No. Pol. : Skep / 01 / I / 2010, tanggal 11 Januari 2010 Tentang Pembentukan Komisi Kode Etik kepolisian Negara Republik Indonesia beserta daftar nama Anggota Komisi Kode Etik Kepolisian Negara RI ( sesuai dengan asli ) ; T 4 : Foto copy

21 21 T 4 : Foto copy Surat Nomor : R/01/II/2010/KKEP tanggal 10 Februari 2010 Perihal Saran Pertimbangan Tidak Dengan Hormat terhadap Briptu Kusnadi Nrp ; ( sesuai dengan asli ) ; T 5 : Foto copy Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru Nomor : 828/Pid/B/2008/PN-PBR, tanggal 19 Nopember 2008 ( copy dari copy ) ; T 6 ; Foto copy Surat No. Pol : R/313/VI/200/Bid/Binkum tanggal 15 Juni 2009, Perihal Saran dan pendapat hukum A.N. Terperiksa Briptu Kusnadi Nrp Ba poltabes Pekanbaru (sesuai dengan asli ) ; T 7 : Foto copy Acara Sidang Komisi Kode Etik POLRI terhadap Briptu Kusnadi NRP Anggota Polsek Payung Sekaki tanggal 10 Februari 2010 serta Dokumentasi Sidang KKEP terhadap Briptu Kusnadi, Briptu M. Mursani, Bripda Joni Arid an Briptu S. Saragih ( In Absensia ) ( sesuai dengan asli ) ; T 8 : Foto copy Salinan Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/400/XII/2012 tanggal 05 Desember 2012 Tentang Pemberhentian Tidak dengan Hormat dari Dinas POLRI, A.N. Briptu Kusnadi (sesuai dengan asli) ; T 9 : Foto copy buku ekspedisi pengiriman berkas perkara kode etik profesi Polri A.n. Briptu Kusnadi ( sesuai dengan asli ) ; T 10 : Foto copy Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia NO. POL : 8 Tahun 2006 tentang organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia ( sesuai foto copy ) ; T 11 : Foto copy Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia ( sesuai foto copy ) ; Menimbang.

22 22 Menimbang, bahwa baik Penggugat maupun Tergugat masingmasing tidak mengajukan saksi pada persidangan ini walaupun telah diberi kesempatan secara patut ; Menimbang, bahwa Penggugat maupun Tergugat telah menyampaikan Kesimpulannya dalam perkara ini masing-masing tertanggal 29 April 2013 yang untuk selengkapnya telah termuat dalam Berita Acara Persidangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan dalam putusan ini ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam Pemeriksaan perkara ini, dan untuk mempersingkat isi Putusan ini semuanya termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan berita Acara Persidangan yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam putusan ini ; Menimbang, bahwa Pemeriksaan perkara ini telah cukup dan akhirnya Majelis Hakim mengambil sikap berdasarkan pertimbanganpertimbangan hukum seperti terurai dibawah ini ; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut di atas ; Menimbang, bahwa Penggugat di dalam gugatannya telah mengajukan tuntutan pembatalan atau dinyatakan tidak sah Keputusan Tergugat yaitu Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/400/XII/2012 tanggal 05 Desember 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama KUSNADI, Pangkat Briptu Nrp Jabatan Anggota Polsek Payung Sekaki Kesatuan Polresta Pekanbaru, oleh karena diterbitkan telah bertentangan dengan Peraturan.

23 23 Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik Khususnya Asas Profesionalitas dan sangat merugikan kepentingan Penggugat ; Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan Jawaban tertanggal 20 Maret 2013 dimana setelah diteliti ternyata jawaban Tergugat tersebut tidak memuat eksepsi akan tetapi langsung memuat pokok perkara yang pada pokoknya menyangkal seluruh dalil gugatan Penggugat dan menyatakan bahwa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat terhadap Penggugat telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prosedur serta mekanisme hukum yang berlaku dalam Instansi Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 2003 dan Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2006 ; Menimbang, bahwa terhadap Jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah mengajukan Repliknya tertanggal 28 Maret 2013 yang pada pokoknya menerangkan tetap pada dalil-dalil gugatannya, dan atas Replik tersebut, Tergugat tidak menyampaikan Duplik secara tertulis, akan tetapi pada persidangan hari Kamis tanggal 28 Maret 2013 secara lisan menyatakan tetap pada dalil-dalil Jawabannya semula ; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat telah menyerahkan bukti-bukti tertulis yang telah bermaterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya di persidangan serta diberi tanda bukti P-1 sampai dengan P-2, tanpa mengajukan saksi dalam persidangan walaupun telah diberikan kesempatan untuk itu, yang selengkapnya termuat dalam Berita Acara Persidangan yang merupakan satu kesatuan dengan Putusan ini ; Menimbang.

24 24 Menimbang, bahwa selanjutnya untuk menguatkan dalil-dalil sangkalannya, Tergugat telah menyerahkan bukti tertulis yang telah bermaterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya atau copinya di persidangan serta diberi tanda bukti T-1 sampai dengan T-11, tanpa mengajukan saksi dalam persidangan walaupun telah diberikan kesempatan untuk itu, yang selengkapnya termuat dalam Berita Acara Persidangan yang merupakan satu kesatuan dengan Putusan ini ; Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan jawab-jinawab dan pemeriksaan bukti-bukti para pihak yang diajukan selama dipersidangan, dihubungkan dengan segala sesuatu yang terjadi didalam persidangan, Majelis Hakim memperoleh fakta hukum sebagai berikut : Bahwa Penggugat adalah Anggota Kepolisian Republik Indonesia POLSEKTA PAYUNG SEKAKI POLTABES PEKANBARU dengan pangkat BRIPTU, NRP : ; Bahwa Penggugat telah melakukan tindak pidana tanpa hak menyalurkan dan atau menyerahkan psykotropika jenis shabu-shabu sesuai surat Laporan Polisi Nomor : 07/VII/2009/P3D tanggal 09 Juli 2009 (vide bukti T-1) ; Bahwa berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Pekanbaru Nomor : 828/Pid/B/2008/PN.PBR tanggal 19 November 2009, Penggugat dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana penjara selama 8 (delapan) bulan dan pidana denda sebesar Rp ,- (dua juta rupiah) subsider 2 (dua) bulan kurungan, dimana Penggugat telah menjalani hukuman pidana selama 8 (delapan) bulan, dan perkara pidana tersebut telah berkekuatan hukum tetap (vide bukti T-5) ; Bahwa Kabid Binkum atas nama Kapolda Riau melalui surat No. Pol : R/313/VI/2009/... R/313/VI/2009/Bid Binkum tanggal 15 Juni 2009 memberikan saran dan pendapat hukum kepada Kapoltabes Pekanbaru agar Penggugat

25 25 disidangkan dalam sidang Komisi Kode Etik Polri sesuai ketentuan Pasal 11 ayat (1) sub (b) dan ayat 4 Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2006 (vide bukti T-6) ; Bahwa selanjutnya Kanit P3D Poltabes Pekanbaru mengusulkan agar dilakukan Pembentukan Komisi Kode Etik Polri untuk memeriksa Penggugat sebagaimana tertuang dalam Surat No.Pol : R/01/I/2010/P3D tanggal 11 Januari 2010 Perihal Usulan Pembentukan Komisi Kode Etik Polri untuk memeriksa Briptu Kusnadi Nrp , jabatan anggota Polsekta Payung Sekaki, yang selanjutnya usulan tersebut ditindaklanjuti dengan terbitnya Surat Keputusan No.Pol.: Skep/01/I/2010 tanggal 11 Januari 2010 tentang Pembentukan Komisi Kode Etik Polri untuk memeriksa pelanggaran atas nama Penggugat (vide bukti T-2 dan T-3) ; Bahwa pada tanggal 10 Februari 2010 dilakukan sidang Kode Etik Polri terhadap Penggugat (vide bukti T-7) ; Bahwa sesuai Keputusan Komisi Kode Etik Polri Nomor : Kep/01/II/2010 tanggal 10 Februari 2010 tentang Putusan Sidang Komisi, Penggugat dijatuhi sanksi berupa : PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT DARI DINAS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (vide bukti P-1) ; Bahwa melalui Surat Nomor : R/01/II/2010/KKEP tanggal 10 Februari 2010, Perihal Saran Pertimbangan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat terhadap Penggugat yang ditujukan kepada Kapoltabes Pekanbaru, Ketua Komisi Kode Etik Polri menyarankan agar Penggugat diberhentikan Tidak Dengan Hormat dari dinas Polri (PTDH) (vide bukti T-4) ; Bahwa... - Bahwa berdasarkan hasil Putusan Sidang Komisi Kode Etik, Penggugat diberhentikan Tidak Dengan Hormat melalui Keputusan

26 26 Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/400/XII/2012 tanggal 05 Desember 2012 (vide bukti P-2 = T-8) ; Menimbang, bahwa selanjutnya dengan mengacu pada syaratsyarat sahnya Keputusan yang meliputi wewenang, prosedur dan substansi serta asas penggunaan wewenang sebagai konsep hukum publik yang mengandung unsur pengaruh, dasar / sumber hukum wewenang dan konformitas hukum sebagai standard untuk menguji penggunaan wewenang, Majelis Hakim akan memberikan penilaian hukum perihal : Apakah penerbitan Keputusan Tergugat yang menjadi obyek sengketa menimbulkan pengaruh yang berakibat pada dirugikannya kepentingan Penggugat? ; Apakah Tergugat mempunyai wewenang untuk menerbitkan Keputusan yang menjadi obyek sengketa tersebut dalam perspektif dasar hukum dan peraturan perundang-undangan yang mengatur wewenang Tergugat? ; Apakah penggunaan wewenang Tergugat dalam menerbitkan Keputusan yang menjadi obyek sengketa telah memenuhi prosedur dan Substansi sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan dan/atau Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik sebagai standar penilaian wewenang? ; Menimbang, bahwa perihal ada tidaknya pengaruh yang ditimbulkan oleh Keputusan Tergugat sehingga mengakibatkan kepentingan Penggugat dirugikan, Majelis Hakim mempertimbangkannya dengan.. dengan berpedoman pada Ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004

27 27 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang pada intinya menyatakan bahwa gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara yang berisi tuntutan agar suatu Keputusan Tata Usaha Negara dinyatakan batal atau tidak sah hanya dapat diajukan oleh seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh Keputusan Tata Usaha Negara tersebut, sehingga atas dasar ini Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat dikategorikan mempunyai kedudukan hukum (legal standing) untuk secara sah menurut Undang-Undang dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara dan gugatannya dapat diperiksa, diadili dan diputus oleh Pengadilan Tata Usaha Negara apabila terdapat kerugian kepentingan Penggugat sebagai akibat diterbitkannya Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat tersebut dan terdapat hubungan sebab akibat antara kerugian kepentingan Penggugat dengan diterbitkannya Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat (causal verband) ; Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan kepentingan mengandung dua arti yaitu kepentingan yang menunjuk pada nilai yang harus dilindungi oleh hukum dan kepentingan berproses. Kepentingan yang menunjuk pada nilai yang harus dilindungi oleh hukum artinya adanya hubungan kausalitas secara langsung yang bersifat yuridis dan pribadi antara Penggugat dan obyek gugatan, sedangkan kepentingan berproses adalah tujuan yang hendak dicapai oleh Penggugat dengan mengajukan gugatan tersebut ; Menimbang.. Menimbang, bahwa setelah mempelajari gugatan Penggugat halaman 1 angka 1 yang menyebutkan bahwa Penggugat semula adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas sejak tanggal 1 Juli 2004 dan ditugaskan di Poltabes Pekanbaru (sekarang Polresta) kemudian dipindahkan ke Polsek Bukit Raya pada bulan Januari

28 , dan selanjutnya sejak bulan Januari tahun 2009 bertugas di Kepolisian Sektor Payung Sekaki, yang dihubungkan dengan alat bukti surat bertanda P - 2 dan T - 8 masing-masing berupa Petikan dan Salinan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/400/XII/2012 tanggal 05 Desember 2012 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama KUSNADI, Pangkat Briptu Nrp Jabatan Anggota Polsek Payung Sekaki Kesatuan Polresta Pekanbaru, maka Majelis Hakim dapat menarik Kesimpulan bahwa Penggugat yang semula menjabat sebagai Anggota Polri telah diberhentikan oleh Tergugat dari jabatan tersebut pada tanggal 05 Desember 2012, sehingga atas dasar fakta tersebut menunjukkan adanya hubungan hukum antara Penggugat dengan Keputusan Tergugat yang menjadi obyek sengketa, dimana atas pemberhentian Penggugat selaku anggota Polri telah merugikan kepentingannya berupa kehilangan jabatan dengan berbagai wewenang dan tunjangan/fasilitas serta penghasilan lainnya yang melekat dalam jabatan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan kerugian tersebut diakibatkan secara langsung oleh terbitnya Keputusan Tergugat, sehingga Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat mempunyai kepentingan atas diterbitkannya Keputusan Tergugat, karena itu mempunyai kedudukan hukum (legal standing) untuk bertindak selaku Penggugat dan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara ; Menimbang.. Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan perihal tenggang waktu mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud didalam Ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara sebagai berikut ; Menimbang, bahwa mencermati Surat Keputusan yang menjadi obyek sengketa yaitu Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau

29 29 Nomor: Kep/400/XII/2012 tanggal 05 Desember 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama KUSNADI, Pangkat Briptu Nrp Jabatan Anggota Polsek Payung Sekaki Kesatuan Polresta Pekanbaru, dikaitkan dengan waktu pengajuan gugatan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang didaftarkan pada tanggal 14 Februari 2013 dibawah Register Perkara Nomor : 10/G.TUN/2013/PTUN-PBR dan telah dilakukan perbaikan secara formal pada tanggal 11 Maret 2013, dengan demikian tenggang waktu pengajuan gugatan masih memenuhi tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara ; Menimbang, bahwa setelah mempelajari berkas perkara dan jawab jinawab dari para Pihak, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa permasalahan pokok yang harus dipertimbangkan dalam pokok sengketa ini adalah : Apakah Penerbitan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor: Kep/400/XII/2012 tanggal 05 Desember 2012 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Dari Dinas Polri atas nama KUSNADI, Pangkat Briptu Nrp Jabatan Anggota Polsek Payung Sekaki Kesatuan Polresta Pekanbaru, telah sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik? ; Menimbang Menimbang, bahwa instrumen hukum yang dapat dipergunakan Hakim pada Peradilan Tata Usaha Negara untuk menguji suatu produk Keputusan Tata Usaha Negara adalah diatur dalam Pasal 53 Ayat (2) huruf (a) dan (b) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Berdasarkan ketentuan tersebut, Keputusan Tata Usaha Negara dapat dinyatakan Batal atau Tidak Sah apabila : a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, atau ;

P U T U S A N Nomor : 106/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 106/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 106/B/2013/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 41 / G / 2013 / PTUN-Pbr

P U T U S A N NOMOR : 41 / G / 2013 / PTUN-Pbr P U T U S A N NOMOR : 41 / G / 2013 / PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 35/G/2013/PTUN-Pbr.

PUTUSAN Nomor : 35/G/2013/PTUN-Pbr. PUTUSAN Nomor : 35/G/2013/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 15/G/2013/PTUN-Pbr

PUTUSAN Nomor : 15/G/2013/PTUN-Pbr PUTUSAN Nomor : 15/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 33/B/2012/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan turunan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 17/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 17/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 17/B/2013/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan turunan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 26/G/2016/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

P U T U S A N. Nomor : 26/G/2016/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 26/G/2016/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA" Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 5/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa,

P U T U S A N. Nomor : 5/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, P U T U S A N Nomor : 5/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI BY : ANNEKA SALDIAN MARDHIAH Berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 38/G/2012/PTUN-Pbr

PUTUSAN Nomor : 38/G/2012/PTUN-Pbr PUTUSAN Nomor : 38/G/2012/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

MATRIK PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG SEBAGAIMANA YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO

MATRIK PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG SEBAGAIMANA YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO MATRIK PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG SEBAGAIMANA YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 2004 DENGAN PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 120/B/2012/PT.TUN-MDN -------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR : 02/G/2016/PTUN.Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR : 02/G/2016/PTUN.Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 02/G/2016/PTUN.Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 37/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 37/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 37/ G / 2012/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

Lebih terperinci

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Peradilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu peradilan di Indonesia yang berwenang untuk menangani sengketa Tata Usaha Negara. Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN --------------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik,

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 69/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N. Nomor : 69/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 69/B/2013/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. No. 22/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. No. 22/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N No. 22/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia sebagai negara

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 53/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 53/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 53/B/2013/PT.TUN-MDN ---------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 11/G/KI/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 11/G/KI/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 11/G/KI/2016/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Informasi Publik

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 22/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 22/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 22/G/2016/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILIHAN DAN SENGKETA PELANGGARAN

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR: 19/G/2015/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR: 19/G/2015/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR: 19/G/2015/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor 0018/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0018/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P E N E T A P A N Nomor 0018/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Putusan Nomor : 40/G/2013/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Putusan Nomor : 40/G/2013/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 40/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2015 MA. Penyalahgunaan Wewenang. Penilaian Unsur. Pedoman Beracara. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 79/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 79/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 79/B/2013/PT.TUN-MDN --------------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 98 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 98 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 98 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G Memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan transparansi dan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara perkara perdata dalam tingkat banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2014/PTA.Mks

P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2014/PTA.Mks P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2014/PTA.Mks بسم الله الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 39/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 39/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 39/B/2013/PT.TUN-MDN ----------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 59/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 59/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 59/B/2013/PT.TUN-MDN ------------------------------------------------------------------------------------ Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

P U T U S A N. Putusan Nomor : 9/G/2014/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Putusan Nomor : 9/G/2014/PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 9/G/2014/PTUN.Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.257, 2014 PERTAHANAN. Hukum. Disiplin. Militer. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5591) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 113/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 113/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 113/B/2013/PT.TUN-MDN ----------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm Page 1 of 12 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 352 / PDT / 2014 / PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 352 / PDT / 2014 / PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 352 / PDT / 2014 / PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara Perdata dalam tingkat banding

Lebih terperinci

P E N E T A P A N Nomor : 10/Pdt. P/ 2010/ PA. Kab. Mn.

P E N E T A P A N Nomor : 10/Pdt. P/ 2010/ PA. Kab. Mn. 1 P E N E T A P A N Nomor : 10/Pdt. P/ 2010/ PA. Kab. Mn. بسم االله الرحمن الرحیم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kabupaten Madiun yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. P U T U S A N Nomor : 184/G/2012/PTUN-JKT.

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia. P U T U S A N Nomor : 184/G/2012/PTUN-JKT. Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor : 184/G/2012/PTUN-JKT. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 42/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 42/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 42/ G / 2013/ PTUN-Pbr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) BID PROPAM POLDA BENGKULU TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA

STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) BID PROPAM POLDA BENGKULU TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH BENGKULU BIDANG PROFESI DAN PENGAMANAN STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) BID PROPAM POLDA BENGKULU TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA Bengkulu, September 2014

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Keterbukaan Informasi

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA 1 P U T U S A N Nomor: 0631/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02.PR.08.10 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN ANGGOTA, PEMBERHENTIAN ANGGOTA, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, DAN TATA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

P U T U S A N SALINAN. Nomor 1782/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N SALINAN. Nomor 1782/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor 1782/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR : 07/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN NOMOR : 07/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN NOMOR : 07/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat

Lebih terperinci

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan Pasal 176 Hakim dilarang menjatuhkan pidana kepada terdakwa, kecuali apabila hakim memperoleh keyakinan

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 30/Pdt/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada peradilan tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 52/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N Nomor : 52/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 52/B/2013/PT.TUN-MDN ----------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.292, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Pemerintahan. Penyelengaraan. Kewenangan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601) UNDANG UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 82/B/2013/PT.TUN-MDN

P U T U S A N. Nomor : 82/B/2013/PT.TUN-MDN P U T U S A N Nomor : 82/B/2013/PT.TUN-MDN ----------------------------------------------------------------------------------- Publikasi putusan ini dimaksudkan sebagai informasi kepada publik, sedangkan

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 32/Pdt.G/2009/PA.GM. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 32/Pdt.G/2009/PA.GM. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Nomor Perkara : 32/Pdt.G/2009/PA.GM Para pihak : Penggugat Vs Tergugat Tahun : 2009 Tanggal diputus : 31 Maret 2009 Tanggal dibacakan putusan : 31 Maret 2009 Amar : Dikabulkan Kata Kunci : Cerai Gugat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 88/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 88/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 88/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding,

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N KODE ETIK P O S B A K U M A D I N PEMBUKAAN Bahwa pemberian bantuan hukum kepada warga negara yang tidak mampu merupakan kewajiban negara (state obligation) untuk menjaminnya dan telah dijabarkan dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 08/G/2012/PTUN-Pbr

P U T U S A N NOMOR : 08/G/2012/PTUN-Pbr P U T U S A N NOMOR : 08/G/2012/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

P U T U S A N. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr.

P U T U S A N. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. P U T U S A N Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara pada

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL.: 8 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL.: 8 TAHUN 2006 TENTANG Hsl Rpt tgl 19-5-06 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL.: 8 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI KODE ETIK KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene No.1172, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MA. Gugatan Sederhana. Penyelesaian. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA DENGAN

Lebih terperinci

Nomor : 1171/Pdt.G/2012/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

Nomor : 1171/Pdt.G/2012/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan SALINAN PUTUSAN Nomor : 1171/Pdt.G/2012/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N

P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG M E L A W A N P U T U S A N Nomor 488/Pdt/2016/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 1479/Pdt.G/2014/PA. Pas

P U T U S A N Nomor: 1479/Pdt.G/2014/PA. Pas P U T U S A N Nomor: 1479/Pdt.G/2014/PA. Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci