Dokumen Rencana Proyek. Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dokumen Rencana Proyek. Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit"

Transkripsi

1 Dokumen Rencana Proyek Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit Bertha Matatar, S.IK Conservation International Indonesia Raja Ampat Program Tahun 2013

2 Bagian 1. Deskripsi Situasional Kawasan Kerja dan Khalayak Target 1.1. Analisis Data Kualitatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif Pengumpulan data kualitatif yang dilakukan dilapangan adalah dengan cara observasi dan wawancara mendalam. Penelitian Observasi Teknik observasi ini dilakukan untuk melihat perilaku dan keseharian dari nelayan lema yang ada di kampung target. Observasi telah dilakukan pada masa tugas pra kuliah, dimana penelitian ini dilakukan selama 1 hari penuh (24 jam) di Warsambin dan yang menjadi objek penelitian observasi ini adalah nelayan lema. Wawancara mendalam Wawancara mendalam adalah suatu teknik penelitian kualitatif yang meliputi wawancara individu secara intensif, biasanya dengan jumlah responden yang sama dari setiap khalayak sasaran. Untuk mengeksplorasi perspektif mereka mengenai suatu gagasan, permasalahan, perilaku dan atau pemengaruh tertentu. Metode penelitian ini menggunakan serangkaian pertanyaan yang terstruktur untuk lebih memahami tantangantantangan yang dihadapi suatu khalayak sasaran dalam mengadopsi suatu perilaku, dan juga untuk mengidentifikasi pendorong-pendorong emosional yang menjadi dasar untuk halhal menjadi kepedulian mereka. Wawancara mendalam dilakukan kepada nelayan di 5 kampung dengan jumlah responden masing-masing kampung terdiri dari 4 nelayan, sehingga semua berjumlah 20 responden. Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan dilapangan selama 3 hari, dari tanggal September 2012, dengan jumlah pewawancara 1 orang adalah responden yang berhasil diwawancara berjumlah 17 orang, terdiri dari nelayan lema 8 orang dan nelayan non lema 9 orang. Teknik ini dilakukan karena, melihat kondisi dilapangan bahwa nelayan lema di kampung target agak sulit untuk dikumpulkan dalam satu moment, sehingga alangkah baiknya saya mendatangi langsung kepada nelayan target yang akan saya wawancara Analisis Hasil Penelitian Kualitatif Dari hasil wawancara mendalam pada nelayan lema yang telah dilakukan dengan mengacu pada tujuh pertanyaan kualitatif, menunjukan bahwa : Mengapa mereka melakukan perilaku mereka sekarang ini? Nelayan lema masih melakukan perilaku mereka sekarang, karena ini adalah mata pencaharian dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dalam keluarga. Selain itu

3 tidak ada pekerjaan/usaha lain lagi yang mereka kerjakan selain dari menangkap/melobe ikan lema. Faktor lain adalah pengetahuan mereka yang sangat kurang sekali tentang biologi ikan lema. Ini terlihat dari semua responden menjawab bahwa mereka menangkap setiap bulan gelap karena tidak tahu tentang reproduksi, waktu matang gonad, kapan ikan lema bertelur serta siklus hidupnya. Karena ketidaktahuan ini, maka mereka tetap melakukan penangkapan disetiap musim, bahkan pada saat puncak ikan lema bertelur. Ada juga responden (Lopintol) menjawab kalau dulu itu waktu musim ikan lema naik, sangat banyak tetapi pada saat itu belum ada pembeli/penada. Sekarang sudah ada pembeli/penada yang siap untuk membeli/menampung ikan hasil tangkapan mereka, maka mereka semua rame-rame menangkap ikan lema pada musimnya. Bahkan ada juga ibu-ibu dan anak-anak yang mata pencahariannya sebagai nelayan lema dan hasil yang diperoleh dari menangkap ikan lema cukup banyak per malamnya. Apakah ada lebih dari satu khalayak yang perlu mengubah perilaku mereka? Responden (Lopintol dan Warsambin) menjawab kalau musim ikan lema naik, ada nelayan dari Kalitoko, Arway dan Yensner yang datang ke Warsambin dan Lopintol untuk datang menangkap ikan lema. Nelayan-nelayan ini datang pada saat musim lema saja, jika tidak musim, mereka tidak datang. Seperti yang dikatakan oleh seorang responden (Lopintol) bahwa saudaranya yang berasal dari Arway sering datang ke Lopintol dan tinggal disana untuk menangkap ikan lema, jika sudah selesai musim, dia akan kembali ke kampungnya. Sama halnya yang dikatakan oleh seorang responden di Warsambin bahwa pada musim lema, menantunya yang tinggal di Kalitoko, beliau akan datang untuk menangkap ikan lema di Warsambin. Apakah ada khalayak yang pengaruhnya besar terhadap khalayak utama Anda? Hampir semua responden menjawab mereka melobe ikan lema karena kemauan mereka sendiri dan tidak ada yang mempengaruhi/memberikan keputusan bagi mereka. Nelayan di Warsambin mengatakan bahwa, majelis jemaat (gereja) sering menghimbau kepada jemaatnya dalam ibadah pada setiap hari minggu, agar pada malam minggu tidak boleh keluar menangkap ikan lema. Himbauan gereja ini masih ditaati oleh nelayan di Warsambin, tetapi ada juga nelayan yang sering nakal untuk menangkap ikan lema pada malam minggu. Di Lopintol, mungkin belum ada aturan dari pihak agama dalam hal ini (Mesjid atau Haji) yang mengeluarkan semacam himbauan kepada nelayan untuk tidak mencari pada hari-hari tertentu seperti di Warsambin. Sehingga pada hari sabtu/malam minggu dan hari minggu pun nelayan Lopintol tetap melobe lema, sampai saat ini nelayan lema di Lopintol masih menangkap pada sabtu malam dan hari minggu.

4 Apa yang oleh khalayak Anda dianggap sebagai halangan untuk melakukan perilaku yang baru? Hampir semua responden menjawab bahwa Inilah mata pencaharian mereka dan tidak ada mata pencaharian lain, sehingga mereka harus pergi menangkap ikan lema. Mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak bisa beristirahat karena dari sinilah mereka makan, sehingga setiap musim mereka akan melobe/menangkap ikan lema. Responden lain menjawab, menangkap lema merupakan suatu tradisi/kebiasaan untuk dia sehingga setiap musim pasti melobe dan tidak bisa beristirahat untuk waktu yang lama (3-7 hari). Biasanya jika cape, beliau hanya istirahat/tidak melobe 1 hari, tidak bisa lebih. Selain itu juga dia terpengaruh dari teman-teman nelayan lainnya, dimana ketika tidak melobe dan pada saat yang sama, beliau melihat nelayan lain pergi melobe, maka beliau langsung bergegas pergi melobe. Apa yang oleh khalayak Anda dianggap sebagai manfaat dalam melakukan perilaku yang baru? Hampir semua responden menjawab kalau kita tidak menangkap saat ikan lema bertelur maka sudah memberikan waktu kepada ikan untuk bertelur. Telur-telur ini akan menetas dan berkembangbiak maka ikan lema di Teluk ini akan bertambah banyak, hasil yang akan diperoleh juga banyak. Sumber mana yang mereka cari kalau berkaitan dengan perilaku ini? (cara menangkap ikan, waktu penangkapan, dst)? Informasi tentang cara menangkap lema diperoleh dari saudara dan orang tua mereka. Sedangkan informasi harga ikan diperoleh dari nelayan lain dan penada-penada lema di kampung, bahkan mereka juga biasanya menanyakan langsung informasi harga penjualan ikan lema ke pasar dan penadanya yang ada dipasar. Siapa yang mereka percaya sebagai sumber? (Pemerintah, LSM, Sektor Swasta, Orang-orang seperti mereka sendiri) Hampir semua responden manjawab bahwa orang yang mereka percaya sebagai sumber informasi didalam kampung adalah Pemerintah Kampung (Kepala Kampung dan Sekretaris Kampung), CI (Pa Bram dan beberapa staf), DKP Raja Ampat. Selain itu ada juga nelayan lain yang ada dikampung (Pa jufri, Pa basri, Pa kasian, inilah nelayan-nelayan yang dipercayai oleh nelayan lain di Lopintol) dan dari pihak Agama yaitu Pak Haji (Lopintol) dan pihak Gereja (Warsambin) Model Konsep Final Pengertian/definisi Model Konsep

5 Model Konsep adalah sebuah teknik yang biasa dipakai organisasi-organisasi dan para ilmuwan konservasi untuk mengidentifikasi ancaman langsung terhadap sasaran konservasi dan penyebab dasar untuk dari ancaman-ancaman tersebut (ancaman tidak langsung atau faktor penyumbang), (Modul Rare, 2012) Bagan Model Konsep Gambar Konsep Model Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit Target konservasi yang ingin dicapai dalam kampanye pride di KKPD Teluk Mayalibit adalah Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema tetap stabil dari data tahun Namun saat ini ancaman langsung yang akan disasar dalam kampanye pride ini adalah penangkapan berlebihan ikan lema oleh nelayan lema pada saat puncak pemijahan. Penangkapan pada puncak pemijahan ini terjadi karena nelayan lema menangkap pada setiap kesempatan. Nelayan menangkap pada setiap kesempatan disebabkan karena tidak ada pengawasan penagkapan ikan lema dan belum ada pengelolaan sumberdaya ikan lema. Tidak ada pengawasan penangkapan ikan lema disebabkan karena tidak ada aturan yang mengatur dan belum maksimalnya tim patroli dan pengawasan khusus yang mengawasi kegiatan penangkapan ikan lema. Belum ada pengelolaan sumberdaya ikan

6 lema disebabkan karena pengetahuan nelayan yang minim tentang dampak penangkapan berlebihan ikan lema pada saat puncak pemijahan dan biologi ikan lema (waktu puncak pemijahan ikan lema). Pengetahuan yang minim ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi dan informsi mengenai biologi ikan lema (kapan musim puncak pemijahan ikan lema). Kurangnya sosialisasi disebabkan karena belum ada ahli ikan lema yang memberi informasi mengenai ikan lema kepada nelayan lema. Belum ada pengelolaan (perkam) sumberdaya ikan lema juga disebabkan karena kurangnya pemahaman bahwa perkam penting untuk mengelola sumberdaya ikan lema. Kurangnya pemahaman pentingnya perkam ikan lema disebabkan karena pengetahuan yang minim tentang dampak penangkapan berlebihan ikan lema pada saat puncak pemijahan dan belum ada informasi tentang pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema. Kurangnya pemahaman disebabkan karena kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema. Selain itu tim patroli dan pengawasan juga belum maksimal mengawasi kegiatan penangkapan ikan lema, disebabkan karena belum ada SOP patroli dan pengawasan yang secara khusus mengenai perikanan ikan lema. Selain itu, ancaman langsung ini juga terjadi disebabkan karena pekerjaan mereka hanya sebagai nelayan lema dan ini terjadi karena menangkap ikan lema lebih cepat mendapatkan uang dibanding hasil lain yang menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan uang. Ini terjadi karena disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan uang jauh lebih cepat dibandingkan hasil lain (waktunya lama), alat tangkap yang digunakan juga masih tradisional, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dulu ikan lema belum ada harga tetapi sekarang ikan lema sudah ada harga, sehingga memacu nelayan untuk terus menangkap ikan lema. faktor-faktor penyumbang inilah yang menyebabkan ancaman secara langsung dapat terjadi Rantai Hasil Final untuk Setiap Khalayak Target Final Pengertian/definisi Rantai Hasil Sebuah Rantai Hasil adalah sebuah alat yang memperjelas asumsi-asumsi Anda tentang bagaimana strategi dan kegiatan-kegiatan konservasi Anda akan membantu mencapai sasaran-sasaran kampanye Pride. Sebuah Rantai Hasil adalah sebuah cara yang rinci dan singkat untuk menggambarkan dalam grafis Teori Perubahan Anda, termasuk bagaimana strategi-strategi penyingkiran halangan Anda akan menyebabkan perubahan yang akan berkontribusi pada pengurangan ancaman dan pencapaian target-target konservasi. Rantai Hasil membuat para Manajer Kampanye dapat semua elemen kampanye mereka saling bersesuaian, termasuk siapa sasaran mereka, pesan-pesan apa yang perlu mereka kembangkan untuk setiap khalayak sasaran, apa sasaran SMART mereka, pertanyaan/metrik apa saja

7 yang mereka perlukan untuk mengukur dampak kampanye pada obyektif tersebut, (Modul Rare, 2012). Ilustrasi Bagan Rantai Hasil Final untuk Setiap Segmen Khalayak Target Final Sasaran konservasi setiap segmen khalayak target dapat tercapai bila ada pengurangan ancaman dan hasil pengurangan ancaman ini terjadi bila ada hasil perubahan perilaku dari khalayak target. Hasil Perubahan perilaku terjadi bila khalayak sudah berbicara diantara mereka, Ini dapat terjadi bila sikap khalayak target sudah setuju, khalayak setuju bila pengetahuan mereka sudah meningkat. Semua ini dapat dihasilkan melalui kegiatan pride yang akan dilakukan. Segmentasi Khalayak Target yang akan Disasar Segmentasi khalayak sasaran dilakukan untuk mengelompokkan khalayakkhalayak target agar materi kampanye dan pesan-pesan kampanye yang akan disampaikan dapat menyasar langsung khalayak sasarannya. Dari hasil wawancara mendalam dan segmentasi khalayak yang sudah dilakukan maka yang menjadi khlayak target di kawasan Teluk Mayalibit hanya 1 khalayak yaitu nelayan lema. nelayan lema merupakan pengguna sumberdaya ikan lema yang secara langsung, karena yang lebih banyak dan secara langsung mengakses ke lokasi penangkapan adalah nelayan lema di kampung Warsambin dan Lopintol. Narasi dan Kerangka Logis Rantai Hasil untuk Setiap Khalayak Target Capaian konservasi yang ingin dicapai dalam kampanye pride ini adalah nilai Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema di Zona Pemanfatan Tradisional KKPD Teluk Mayalibit tetap stabil. Capaian konservasi ini dapat terjadi bila ada perubahan perilaku dari nelayan lema untuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan. Nelayan lema sudah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan bila nelayan sudah mendiskusikan aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema. Nelayan lema sudah mendiskusikan tentang aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema, bila nelayan setuju untuk mengelola sumberdaya ikan lema. Nelayan lema setuju mengelola sumberdaya ikan lema, bila nelayan lema sudah mengetahui dan memahami pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema. Nelayan lema sudah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan bila nelayan sudah mendiskusikan dampak yang ditimbulkan oleh penangkapan berlebih ikan lema. Nelayan lema sudah mendiskusikan dampak yang

8 ditimbulkan oleh penangkapan berlebihan ikan lema, bila nelayan lema setuju kalau penangkapan berlebihan ikan lema pada saat pemijahan akan berdampak buruk pada kerberlanjutan generasi ikan lema. Nelayan lema setuju kalau penangkapan berlebihan ikan lema pada saat puncak pemijahan akan berdampak buruk terhadap keberlajutan generasi ikan lema, bila nelayan lema sudah tahu dampat penangkapan berlebihan pasa saat puncak pemijahan. Nelayan lema sudah mengurangi kegiatan penangkapan pada musim puncak pemijahan bila nelayan sudah mendiskusikan tentang pengurangan waktu penangkapan ikan lema saat puncak pemijahan. Nelayan lema sudah mendiskusikan tentang pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan bila nelayan lema setuju bila mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan. Nelayan lema setuju ntuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan bilan nelayan lema sudah mengetahui pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema. Gambar Bagan Rantai Hasil Untuk Nelayan Lema KKPD Teluk Mayalibit

9 Bagian 2. Memahami Kawasan Kerja, Khalayak Target, dan Menetapkan Target Sasaran Pride 2.1. Analisis Data Kuantitatif Metode Pengumpulan Data Kuantitatif Setelah menyelenggarakan penelitian kualitatif, kami juga menyelenggarakan penelitian kuantitatif terhadap nelayan lema yang tinggal di 3 kampung (Warsambin, Lopintol dan Kalitoko) Teluk Mayalibit. Mengapa hanya dilakukan penelitian kuantitatif di 3 kampung? Dikarenakan akses sumberdaya ikan lema dan secara langsung memanfaatkan sumberdaya ini adalah nelayan lema di 3 kampung ini. Survei pra-kampanye ini sudah dilaksanakan pada bulan November Januari 2013 dengan besarnya sampel ditentukan berdasarkan persebaran nelayan lema dalam komunitas dan menggunakan 1) tingkat keyakinan 95 %, 2) interval keyakinan 5%, dan 3) penghitung besar sampel online di Tabel Rangkuman Desain Sampling untuk Setiap Khalayak Sasaran Kita (KS/TA = Target Audience) Kampung Jumlah Populasi Orang Dewasa Orang Dewasa TA 1 (Nelayan Ikan % Total TA 1 Jumlah Target Sampel TA 1 Lema) Warsambin Lopintol Kalitoko Total Pengambilan data kuantitatif dilakukan dua (2) kali, yaitu pada saat awal kampanye dan akhir kampanye dimana data awal kampanye akan di gabungkan dengan data dasar untuk dijadikan panduan untuk melaksanakan kampanye dan data akhirnya akan dikumpulkan dan dianalisis. Pada saat akhir kampanye akan dilakukan suatu survei kuantitatif, dimana akan dikumpulkan data hasil tangkapan ikan lema per malam oleh nelayan ikan lema, data nelayan ikan lema dan waktu tangkapan nelayan. Data hasil tangkapan nelayan ini akan dianalisis untuk mengetahui jumlah tangkapan per malam untuk menghitung nilai Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema di Teluk Mayalibit dan akan menjelaskan dampak dari kampanye pride ini berhasil atau tidak.

10 Tabel Tabel Pelaksanaan Survei di Lapangan Total jumlah sampel 91 Waktu bagi enumerator untuk 30 Menit mengerjakan satu survei Jumlah jam enumerator bekerja per 8 Jam hari Jumlah survei yang dapat dikerjakan 8 Kuisioner satu enumerator per hari Jumlah enumerator yang ada 5 enumerator Jumlah survey yang dapat dikejakan 40 Kuisioner per hari oleh jumlah total enumerator Jumlah hari yang diperlukan untuk 3 Hari mengerjakan survei Jumlah hari tambahan yang diperlukan 2-4 Hari untuk perjalanan-kalau ada Tanggal-tanggal pelatihan enumerator November & testing survei final Tanggal mulai dan selesai survei 26 November 1 Desember Desember Januari 2013 Jumlah orang yang ada untuk 2 Orang memasukkan data Tanggal mulai memasukkan data 9 Januari 2013 Tanggal selesai memasukan data 12 Januari Analisis Hasil Penelitian Kuantitatif Survey KAP ini dilakukan dalam 3 kali trip, (November 2012, Desember 2012, Januari 2013), dikarenakan ketika tim survey ke kampung, banyak nelayan yang tidak ada di kampung. Ada nelayan yang ke kota sorong, waisai dan ada yang tinggal dihutan sehingga kami tidak bisa meawancara dan bulan berikut kami kembali untuk melakukan survey lanjutan. Namun pada bulan ketiga (Januari 2013) tim kesulitan mendapatkan responden untuk memenuhi target, dikarenakan ada beberapa responden tidak bersedia untuk diwawancara (dapat dilihat pada grafik di bawah ini). Dari hasil survey di lapangan juga ditemukan bahwa nelayan lema di di Teluk mayalibit bertambah menjadi 91 nelayan, yang semula data awalnya 83

11 nelayan lema. Dari 91 nelayan lema ini, yang bisa diwawancara oleh enumarator berjumlah 72 nelayan (1 kuisoiner merupakan kesalahan wawancara) dan 18 responden tidak bersedia diwawancara (grafik dapat dilihat dibawah ini). Gambar Grafik Nelayan yang tidak Bersedia dan Bersedia Diwawancara Gambaran demografi dari setiap khalayak target (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, asal desa). Dari hasil survey kuantitatif yang dilakukan, tingkat pendidikan nelayan lema di kawasan target cukup rendah, ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Grafik tingkat pendidikan nelayan lema di KKPD Teluk Mayalibit Dari grafik diatas terlihat jelas bahwa tingkat pendidikan nelayan lema cukup rendah, dimana tingkat SD lebih tinggi dibanding dengan yang tingkat pendidikannya SMP dan SMA. Tingkat pendidikan nelayan lema yang SD 55,6 %, SMP 20,8 %, SMA 19,4 % dan yang tidak sekolah 4,2 %. Dari hasil ini sudah sangat jelas bahwa tingkat pendidikan nelayan lema masih sangat rendah dan

12 jika tingkat pendidikan nelayan lema rendah maka pengetahuan dan pemahaman mereka pun akan kurang. Tingkat pendidikan yang rendah ini kemungkinan besar disebabkan karena akses ke lokasi dulunya sangat sulit, sehingga aspek pendidikan kurang terjangkau disana. Grafik Tingkat Usia Nelayan Lema Tingkat usia nelayan lema di Teluk Mayalibit didominasi oleh remaja tahun (Warsambin) dan diatas 45 tahun, sedangkan untuk kampung lopintol didominasi oleh nelayan lema yang berumur 45 tahun ke atas dan usia tahun. Hal ini menjelaskan bahwa nelayan lema di Teluk Mayalibit yang sering mengakses dan menangkap ikan lema lebih banyak didominasi oleh remaja/pemuda tahun (Warsambin) dan pemuda tahun (Lopintol). Tingkat usia nelayan lema di masing-masing kampung dapat dilihat pada grafik diatas ini.

13 Grafik tingkatan jenis kelamin nelayan lema Nelayan lema di Teluk Mayalibit terdiri dari laki-laki dan perempuan, dimana dari kedua kampung ini, yang lebih banyak mengakses sumberdaya ikan lema adalah nelayan laki-laki 87,7 % dibanding perempuan 12,3 %. Namun di kampung lopintol terlihat bahwa yang menjadi nelayan lema lebih banyak didominasi oleh perempuan di banding kampung warsambin. Grafik Kampung Asal Nelayan Lema Grafik ini menjelaskan bahwa nelayan lema yang lebih banyak mengakses sumberdaya ikan lema adalah nelayan dari kampung warsambin di banding lopintol dan kalitoko. Ini terlihat bahwa jumlah nelayan lema di kampung warsambin lebih banyak dari kampung lopintol dan kalitoko.

14 Gambaran kuantitatif untuk komponen K, A, IC dari masing-masing khalayak target beserta grafiknya Tabel Tingkat pengetahuan nelayan lema Pertanyaan pengetahuan dalam survey Respon Persentase (%) Menurut Bapak/Ibu kapan masa yang penting dalam Benar 18,1 % masa pertumbuhan ikan lema? Menurut Bapak/Ibu bagaimana ciri-ciri ikan lema yang Benar 77,8 % siap untuk bertelur? Menurut Bapak/Ibu kapan Ikan Lema memasuki masa Benar 18,1 % untuk siap bertelur? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden) Menurut Bapak/Ibu bagaimana dampak penangkapan Benar 59, 7 % ikan lema yang dilakukan secara banyak di saat bulan September - November? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden) Menurut Bapak/Ibu, mengapa penting bagi kita untuk Benar 27,8 % mengelola sumberdaya ikan lema? Menurut Bapak/Ibu, kapan musim puncak ikan lema bertelur? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden) Benar 8,3 % Dari tabel ini menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan nelayan tentang ikan lema dan dampak penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan masih sangat kurang. Ini terlihat dari salah satu grafik tingkat pengetahuan nelayan lema dibawah ini.

15 Grafik pengetahuan nelayan lema mengenai kapan musim puncak pemijahan ikan lema Grafik ini menjelaskan bahwa, pengetahuan nelayan lema di kampung warsambin dan lopintol masih sangat minim tentang ikan lema, dalam hal ini adalah pengetahuan mereka tentang kapan waktu puncak pemijahan ikan lema. ini terlihat sekali bahwa nelayan lema yang tahu kapan puncak pemijahan ikan lema itu hanya 8,3 %. Sangat jelas sekali bahwa tingkat pengetahuan mereka kurang. Karena pengetahuan nelayan lema yang kurang mengenai kapan waktu puncak pemijahan ikan lema, maka mereka terus melakukan penangkapan ikan lema di setiap musim, bahkan pada saat ikan lema bertelur. Walaupun pengetahuan nelayan lema minim mengenai ikan lema, dalam hal ini kapan waktu puncak pemijahan ikan lema, tetapi sikap mereka terhadap sumberdaya ini postif. Dimana dari hasil surveynya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel Tingkatan Sikap Nelayan Lema Pertanyaan Sikap dalam survey Respon Persentase (%) Bagaimana sikap Bapak/Ibu, mengenai beberapa pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini : a. Penangkapan ikan lema secara berlebihan Setuju 63,9 %

16 akan berdampak buruk terhadap perikanan berkelanjutan? b. Kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak ikan lema bertelur akan berdampak buruk terhadap keberlanjutan generasi ikan lema c. Mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat ikan lema bertelur? Menurut Bapak/Ibu, perlu atau tidak perlu masyarakat membuat Peraturan Kampung (PERKAM) tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema Setuju 65,3 % Setuju 69,4 % Ya, 86,1 % Perlu Dari tabel diatas terlihat bahwa sikap nelayan lema setuju mengenai penangkapan ikan lema secara berlebihan pada musim puncak pemijahan akan berdampak buruk terhadap perikanan berkelanjutan, dan juga akan berdampak pada keberlanjutan generasi ikan lema. Selain itu mereka juga setuju untuk mengurangi penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan, walaupun pengetahuan mereka masih minim. Tetapi untuk keberlanjutan generasi ikan lema dan ikan lema bertambah banyak di teluk mayalibit maka mereka setuju untuk mengurangi penangkapan. Selain itu juga mereka merasa perlu untuk membuat aturan kampung tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema. Grafik sikap nelayan lema tentang pengurangan penangkapan dapat dilihat diatas.

17 Pengetahuan nelayan lema masih minim, tetapi sikap mereka tinggi juga berpengaruh terhadap interpersonal komunikasi antar mereka, dimana komunikasi diantara mereka masih sangat kurang. Ini terlihat dialam tabel dibawah ini. Tabel tingkatan Interpersonal Comunication nelayan lema Pertanyaan Komunikasi Interpersonal dalam survey Respon Persentase (%) Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau Pernah 33,3 % tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan dengan Bapak/Ibu tentang manfaat tidak menangkap ikan lema pada bulan September - November? Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan mengenai? a. Aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema Pernah 36,1 % b. Pengurangan waktu penangkapan ikan lema Pernah 34,7 % pada saat puncak ikan lema bertelur c. Pembentukan tim pengawasan terhadap Pernah 22,2 % penangkapan ikan lema pada musim puncak ikan lema bertelur Tabel ini terlihat jelas bahwa nelayan lema selama ini belum berkomunikasi dengan baik diantara mereka. Kemungkinan rendahnya komunikasi anatr nelayan ini tidak terjadi karena kurangnay pemahaman dianatar nelayan lema tentang ikan lema dan pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema. lebih jelasnya akan dijelaskan salah satu contoh diskusi antar nelayan lema di kampung (Gambar dibawah ini).

18 Grafik komunikasi antar sesama nelayan lema di teluk mayalibit. Grafik ini menjelaskan bahwa nelayan lema di kampung warsambin dan lopintol ini masih kurang berbicara/berdiskusi diantara mereka mengenai waktu pengurangan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan. Terlihat bahwa yang sudah pernah berdiskusi hanya 34,7 % dibanding yang belum pernah melakukan diskusi antar nelayan sebesar 65,3 %. Kurangnya komunikasi ini disebabkan karena pengetahuan mereka yang minim diantara mereka, walaupun persentasi sikap mereka tinggi. Gambaran kuantitatif untuk komponen BC dari masing-masing khalayak target beserta grafiknya Tabel Tingkatan Perubahan Perilaku Nelayan Lema Pertanyaan Perubahan Perilaku dalam survey Respon Persentase (%) Pada bulan September sampai November yang baru lalu, berapa kali rata-rata dalam setiap bulannya Bapak/Ibu pergi menangkap ikan lema? < or = 4 kali per minggu 37,5 % Tabel ini memperlihatkan bahwa pada musim puncak pemijahan ikan lema, nelayan lema yang sudah mengurangi kegiatan penangkapan pada musim tersebut persentasinya hanya 37,5 % saja. ini terlihat bahwa masih banyak nelayan lema yang melakukan penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

19 Grafik Rata-rata penangkapan Pada Musim Pemijahan Ikan Lema Grafik diatas menjelaskan bahwa nelayan lema di kampung Teluk Mayalibit, masih melakukan penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan. Ini terlihat jelas bahwa nelayan yang mencari pada musim puncak lebih banyak di dominasi oleh nelayan yang mencari lebih dari 4 kali per minggunya. Musim ikan lema dalam sebualan, ada 2 minggu musim. Dalam dua minggu ini, nelayan lema masih terus menangkap ikan lema. Mereka masih menangkap ikan lema pada musim puncak pemijahan disebabkan karena pengetahuan nelayan lema yang minim mengenai kapan waktu puncak pemijahan ikan lema, sehingga mereka terus melakukan penangkapan ikan lema. untuk itu pengetahuan ini sangat penting bagi nelayan lema, karena dengan nelayan lema tahu kapan msuim puncak pemijahan, maka mereka akan tahu dan mau berubah dan timbah lagi diskusi-diskusi yang dilakukan diantara para nelayan lema Status Khalayak Target pada Kontinuum Perubahan Perilaku, untuk Setiap Khalayak Target Perubahan perilaku yang diharapakan terjadi diakhir kampanye pride di Teluk Mayalibit adalah, nelayan lema sudah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan/bertelur. Bila perubahan perilaku ini dapat terjadi, maka capaian konservasi yang ingin di capai di teluk mayalibit akan tercapai. Dimana capaian konservasi yang ingin dicapai adalah nilai Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema di cona pemanfaatna tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol dapat tetap stabil. Diharapkan ketika kampanye pride yang dilakukan telah berakhir, maka perubahan perilaku dari nelayan lema yang diharapkan dapat terjadi adalah nelayan sudah mengurangi penangkapan pada musim pemijahan, dan sudah mulai

20 memberikan pemahaman kepada nelayan lema yang lain untuk mengikuti perilaku yang baru. Sehingga nelayan lema yang lain juga dapat memahami dan dapat mengurangi kegiatan penagkapan ikan lema pada saat mucim puncak pemijahan. Saat ini khalayak sasaran di Teluk Mayalibit masih dalam tahap kontemplasi, dimana terlihat bahwa pengetahuan nelayan lema masih sangat kurang sehingga perlu ditingkatkan lagi. Pengetahuan nelayan mengenai ikan lema dan kapan musim puncak pemijahan perlu ditngkatkan lagi, sehingga nelayan lema bisa paham dan mengetahuinya. Yang berikutnya mengapa dikatakan masih dalam tahap kontemplasi karena, komunikasi antar nelayan lema juga masih sangat kurang sehingga perlu di tingkatkan juga, walaupun terlihat di grafik sikap bahwa sikap nelayan lema sudah cukup tinggi. Tetapi ketika dilihat kembali bahwa pengetahuan mereka sangat kurang dan komunikasi antar mereka juga masih sangat rendah, sehingga dikatakan bahwa khalayak sasaran ini masih dalam tahap kontemplasi Analisis Data Ekologi ( kata) Bagian ini memuat penjelasan singkat mengenai target konservasi yang akan disasar, serta pengurangan ancaman yang diharapkan terjadi. Isi dari bagian ini adalah: Hasil konservasi yang akan dicapai? Hasil konservasi yang ingin dicapai dalam kampanye pride ini adalah pada akhir kampanye 2014, nilai Cacth Per Unit Effort (CPUE) ikan lema di zona pemanfaatan tradisional kampung Warsambin dan Lopintol KKPD Teluk Mayalibit tetap sabil dari data tahun Data Conservation Result telah diperoleh dari lapangan, dan data yang digunakan untuk menghasilkan nilai CPUE ini adalah data pada bulan Desember 2012 Maret 2013 dan nilai CPUE ini diperoleh dari hasil perhitungan jumlah tangkapan nelayan. Ancaman yang akan dikurangi?, Ancaman secara langsung yang akan dikurangi dalam kampanye pride ini adalah, pengurangan kegiatan penangkapan oleh nelayan lema pada saat musim puncak pemijahan ikan lema.

21 2.4. Rencana Penyingkiran Halangan Halangan kunci untuk implementasi pengurangan kegiatan penangkapan ikan lema pada waktu puncak pemijahan/bertelur di Zona Pemanfaatan Tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol Teluk Mayalibit diidentifikasi sebagai berikut : Belum ada pengelolaan sumberdaya ikan lema (PERKAM) yang mengatur kegiatan penangkapan ikan lema Sudah ada tim patroli tetapi Belum ada SOP yang dibuat secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema Oleh karena itu, strategi penyingkiran halangan kami adalah : Pembentukan peraturan kampung (PERKAM) yang mengatur tentang waktu penangkapan dan jumlah nelayan yang beroperasi pada waktu puncak pemijahan ikan lema. Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema Waktu dan Proses Pelaksanaan - Pembentukan PERKAM direncanakan pada pertengahan fase pelaksanaan (Triwulan 1 dan 2), dan mengenai sosialisasi pentingnya pengelolaan (PERKAM) akan dimulai di awal fase pelaksanaan (Triwulan 1) sehingga pada masa akhir kampanye PERKAM ini sudah dibentuk. - Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema (triwulan 1). Pentingnya Pelaksanaan BR PERKAM penting dibuat untuk mengatur kegiatan penangkapan ikan lema oleh nelayan lema di Kampung Warsambin dan Lopintol. Dimana akan diatur, kapan waktu nelayan melakukan penangkapan dan kapan waktu nelayan harus mengurangi waktu penangkapan (Musim Puncak Pemijahan Ikan Lema). Dengan pengaturan waktu penangkapan dan jumlah nelayan yang beroperasi pada saat puncak pemijahan ini, maka nelayan lema akan memberikan waktu bagi ikan lema untuk melakukan pemijahan atau bertelur. Dengan demikian maka akan ada keberlanjutan regenerasi dari ikan lema. Tetapi ketika tidak ada aturan (PERKAM) yang mengatur waktu penangkapan ikan lema, maka nelayan akan melakukan

22 penangkapan ikan lema setiap musim bahkan pada saat ikan lema hendak bertelur pun mereka akan menangkapnya tanpa memberi waktu kepada ikan lema untuk memijah/bertelur. Ketika hal ini terjadi maka tidak akan ada lagi keberlanjutan generasi dari ikan lema. Untuk itu penting sekali untuk dibuat suatu aturan yang mengatur penangkapan ikan lema di KKPD Teluk Mayalibit secara khusus di Kampung Warsambin dan Lopintol. Halangan lain terhadap perubahan perilaku adalah sudah ada tim pengawasan belum ada SOP yang dibuat secara khusus untuk mengawasi kegiatan penangkapan ikan lema. SOP ini memberikan panduan teknis untuk melakukan patroli dan pengawasan perikanan lema. Penting sekali dilakukan patroli dan pengawasan, untuk menegakan aturan atau kesepakatan tentang pengelolaan ikan lema yang disepakati bersama. Tim Pelaksana BR Kegiatan pembuatan Perkam ini akan difasilitasi oleh Lembaga CI dan bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) DKP Raja Ampat dan yang akan terlibat dalam pembuatan PERKAM ini adalah pemerintah kampung, Narasumber (Kabag Hukum Daerah Raja Ampat), Anggota KPKK (Kelompok Penggiat Konservasi Kampung), Tokoh Adat, Perempuan, Pemuda, mkaum Bapa, Kepala Distrik (Teluk Mayalibit) dan Nelayan Lema (Warsambin, Lopintol dan Kalitoko) Sasaran SMART Final Tabel Sasaran SMART Final per komponen Teori Perubahan untuk setiap khalayak target

23 Khalayak target : Nelayan Lema Komponen Sasaran SMART TOC Persentase nelayan lema di Teluk Mayalibit yang mengetahui Biologi Ikan Lema (waktu puncak pemijahan/bertelur) meningkat dari 8,3 % pada tahun 2012 menjadi 38,3 % pada tahun Persentase nelayan lema di Teluk Mayalibit yang mengetahui dampak penangkapan berlebih ikan lema pada saat puncak pemijahan terhadap keberlanjutan regenerasi K ikan lema, meningkat dari 59,7 % pada tahun 2012 menjadi 79,7 % pada tahun Persentase nelayan lema di Teluk Mayalibit yang mengetahui pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema, meningkat dari 27,8 % pada tahun 2012 menjadi 47,8 % pada tahun 2014 Persentase nelayan lema di Teluk Mayalibit yang setuju kalau penangkapan ikan lema pada saat pemijahan akan berdampak buruk terhadap keberlanjutan regenerasi ikan lema, meningkat dari 65,3 % pada tahun 2012 menjadi 75,3 % pada tahun A Persentase nelayan lema di Teluk Mayalibit yang setuju kalau penangkapan ikan lema secara berlebihan akan Pertanyaan Kuesioner yang digunakan untuk mengukur capaian SMART Menurut Bapak/Ibu, kapan musim puncak ikan lema bertelur? Menurut Bapak/Ibu bagaimana dampak penangkapan ikan lema yang dilakukan secara banyak di saat bulan September - November? (Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden ) Menurut Bapak/Ibu, mengapa penting bagi kita untuk mengelola sumberdaya ikan lema? Bagaimana sikap Bapak/Ibu mengenai beberapa pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini : b. Kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak ikan lema bertelur akan berdampak buruk terhadap keberlanjutan generasi ikan lema? Bagaimana sikap Bapak/Ibu mengenai beberapa pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini :

24 IC berdampak buruk terhadap perikanan berkelanjutan meningkat dari 63,9 % pada tahun 2012 menjadi 73,9 % pada tahun Pada tahun 2014, nelayan lema yang setuju adanya PERKAM tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema di Teluk Mayalibit meningkat dari 86,1 % berdasarkan data tahun 2012 menjadi 91,1 %. Pada tahun 2014, nelayan lema di Teluk Mayalibit yang setuju untuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan meningkat dari 69,4 % berdasarkan data tahun 2012 menjadi 79,4 %. Pada tahun 2014, nelayan lema yang sudah mendiskusikan manfaat tidak menangkap ikan lema pada saat pemijahan, di Teluk Mayalibit meningkat dari 53,3 % data tahun 2012 menjadi Y %. Pada tahun 2014, nelayan lema yang sudah mendiskusikan aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan Lema di Teluk Mayalibit meningkat dari 56,1 % beradasarkan data tahun 2012 menjadi Y %. Pada tahun 2014, nelayan lema yang sudah mendiskusikan tentang pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan meningkat dari 54,7 % berdasakan data tahun 2012 menjadi Y %. a. Penangkapan ikan lema secara berlebihan akan berdampak buruk terhadap perikanan berkelanjutan? Menurut Bapak/Ibu, perlu atau tidak perlu masyarakat membuat Peraturan Kampung (PERKAM) tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema? Bagaimana sikap Bapak/Ibu mengenai beberapa pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini : (d) Mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat ikan lema bertelur? Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan dengan Bapak/Ibu tentang manfaat tidak menangkap ikan lema pada bulan September - November? Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan mengenai? (c) Aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema? Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan mengenai? (d) Pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada saat puncak ikan lema bertelur?

25 BR BC TR CR Pada tahun 2014, nelayan lema yang sudah mendiskusikan tentang pembentukan tim pengawasan terhadap penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan di Teluk Mayalibit, meningkat dari 42,2 % berdasarkan data tahun 2012 menjadi Y %. Pada tahun 2014, telah terbentuk PERKAM yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema. Pada tahun 2014, telah terbentuk SOP patroli perikanan ikan lema dan kegiatan patroli dan pengawasan perikanan ikan lema sudah dijalankan. Pada tahun 2014, nelayan lema di Teluk Mayalibit yang melakukan kegiatan penangkapan pada saat puncak pemijahan menurun dari 62,5 % berdasarkan data tahun 2012 menjadi 52,5 %. Nelayan lema di Teluk Mayalibit yang melakukan kegiatan penangkapan ikan lema pada saat musim puncak pemijahan ikan lema berkurang sebanyak 20 % berdasarkan data tahun 2012 X nelayan menjadi Y nelayan pada Tahun Pada tahun 2014, nilai Catch Unit Per Effort (CPUE) ikan lema (Rastrelliger spp) di Zona Pemanfaatan Tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol di KKPD Teluk Mayalibit tetap stabil X berdasarkan nilai CPUE data tahun Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan mengenai? (e) Pembentukan tim pengawasan terhadap penangkapan ikan lema pada musim puncak ikan lema bertelur? Pada bulan September sampai November yang baru lalu, berapa kali rata-rata dalam setiap bulannya Bapak/Ibu pergi menangkap ikan lema?

26 2.6. Teori Perubahan Final Narasi singkat Teori Perubahan Di akhir kampanye Tahun 2014, nilai CPUE (Catch Per Unit Effort) ikan lema (Rastrelliger spp) di Zona Pemanfaatan Tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol di KKPD Telma tetap stabil berdasarkan data Tahun Ini dapat terjadi bila ancaman seperti kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan dikurangi. Pengurangan ancaman, terjadi bila kita dapat mengubah perilaku nelayan lema agar mengurangi penangkapan pada waktu puncak pemijahan. Untuk mengubah perilaku tersebut, perlu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang biologi ikan lema (Reproduksi, siklus hidup, waktu pemijahan ikan), dampak penangkapan berlebih. Dengan pengetahuan ini, didukung dengan sikap masyarakat yang setuju mengurangi penangkapan pada saat puncak pemijahan, taat pada aturan yang disepakati dan melakukan komunikasi dengan mereka tentang dampak penangkapan pada saat pemijahan bagi keberlanjutan generasi ikan lema dan pentingnya PERKAM. Kita juga perlu melakukan strategi penyingkiran halangan yang akan menghalangi proses perubahan perilaku ini dengan membuat Perkam sumberdaya ikan lema membuat SOP dan memaksimalkan tim patroli. Tabel Teori Perubahan Final Tabel Teori Perubahan Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit Final Komponen Uraian Teori Perubahan Pengetahuan - Meningkatkan Pengetahuan nelayan lema Kampung Warsambin, Lopintol dan Kalitoko KKPD Teluk Mayalibit mengenai biologi ikan lema Rastrilliger spp (Baik Biologi Reproduksi, siklus hidup dan waktu matang gonad, waktu pemijahan/bertelur) - Memberikan Pengetahuan kepada nelayan lema mengenai dampak penangkapan berlebih pada saat pemijahan terhadap keberlangsungan generasi ikan lema - Memberikan pengetahuan mengenai pentignya pengelolaan sumberdaya ikan lema

27 Sikap Komunikasi Interpersonal Penyingkiran Halangan Perubahan Perilaku Pengurangan Ancaman Target Konservasi - Nelayan lema setuju kalau penangkapan berlebihan ikan lema pada saat permijahan akan berdampak buruk terhadap keberlangsungan generasi ikan lema - Nelayan lema setuju untuk mengelola sumberdaya ikan lema - Nelayan lema setuju untuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan - Nelayan lema mendiskusikan aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema - Masyarakat dan Nelayan mendiskusikan Dampak yang ditimbulkan oleh penangkapan berlebih ikan lema pada saat puncak pemijahan - Nelayan lema mendiskusikan tentang pembentukan tim pengawsan terhadap penangkapan ikan lema - Nelayan lema mendiskusikan tentang pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan. - Membuat Peraturan Kampung (Perkam) mengenai ikan lema yang mengatur tentang waktu penangkapan dan jumlha nelayan yang beroperasi pada saat puncak pemijahan. Sanksi bagi yang melanggar Perkam - Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema - Nelayan lema di Kampung Warsambin dan Lopintol sudah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema (Rastrilliger spp) pada saat puncak pemijahan. Pada akhir kampanye Tahun 2014 kegiatan penangkapan ikan lema (Rastrelliger spp di zona pemanfaatan tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol pada saat puncak masa pemijahan ikan lema (September November) berkurang sebanyak 20 % dari data Tahun 2012 X nelayan menjadi Y nelayan pada Tahun Pada akhir kampanye Tahun 2014, nilai Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema (Rastrelliger spp) di Zona Pemanfaatan

28 Tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol di KKPD Teluk Mayalibit tetap stabil berdasarkan nilai CPUE data tahun 2012.

29 Bagian 3. Lampiran Lampiran A: Tabel Rangkuman Analisis Data Kualitatif Ringkasan Wawancara Mendalam Khalayak Target di KKPD yang Diselenggarakan Tanggal wawancara Nama dan perkiraan usia responden 10 September 2012 (Kalitoko) 10 September 2012 (Kalitoko) 10 September 2012 (Kalitoko) 10 September 2012 (Kalitoko) 10 September 2012 (Waifoi) 10 September 2012 (Waifoi) 11 September 2012 (Lopintol) Responden berasal dari segmen khalayak Siapa yang Bagaimana data yang mana? melaksanakan direkam? (misalnya wawancara? dokumenter, foto-foto; dst.) Narber, 30an Nelayan setempat, nelayan Non Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto N.Dailom, 30an Nelayan setempat, nelayan Non Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto 50an Nelayan setempat, nelayan Non Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto Nock, 50an Nelayan setempat, nelayan Non Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto Yakomina M, 40an Nelayan setempat, nelayan Non Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto Manasye G, 50an Nelayan Setempat, Nelayan Non Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto Fatimah, 30an Neleyan Setempat, Nelayan Ikan Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan

30 11 September 2012 (Lopintol) 11 September 2012 (Lopintol) 11 September 2012 (Lopintol) 11 September 2012 (Warsambin) 11 September 2012 (Warsambin) 11 September 2012 (Warsambin) 11 September 2012 (Warsambin) 12 September 2012 (Yensner) 12 September 2012 (Yensner) 12 September 2012 (Yensner) Foto Basri, 30an Neleyan Setempat, Nelayan Ikan Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto Abu B, 30 Tahun Neleyan Setempat, Nelayan Ikan Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto Hakim, 30an Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto Dortheus D, 27 Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema Bertha M Catatan dengan Tahun didukung oleh audio dan Foto Eli W, 32 Tahun Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto Efraim W, 40an Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto Sepi R, 27 Tahun Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto B. Inggabo, 52 Tahun A.Sangaji, 34 Tahun S.Mambrasar, 32 Tahun Nelayan Setempat, Nelayan Non Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto Nelayan Setempat, Nelayan Non Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan Foto Nelayan Setempat, Nelayan Non Lema Bertha M Catatan dengan didukung oleh audio dan

31 Foto Formulir Data Gabungan Hasil Wawancara Mendalam Khalayak Target KKPD Teluk Mayalibit Pertanyaan penelitian kualitatif Mengapa mereka melakukan perilaku mereka sekarang ini? Jawaban atas pertanyaan seperti yang ditemukan dalam wawancara mendalam dan/ atau kelompok terarah Respon yang serupa Respon unik/berbeda Hampir semua responden yang ada di Salah seorang responden (Kampung Lopintol) kampung warsambin dan lopintol manjawab bahwa anak-anaknya semuanya sekolah menjawab Karena menangkap/melobe dan dialah yang membiayai anak-anaknya untuk ikan lema merupakan mata pencaharian sekolah dan membiayai kehidupan dan kebutuhan mereka dan itulah kehidupan mereka, dalam keluarganya, dikarenakan suaminya telah dan mereka melobe ikan lema untuk tiada jadi ibu ini merupakan tulang punggung memenuhi kebutuhan hidup mereka dalam keluarganya. Sedikit berbeda dengan sehari-hari dalam keluarga. Tidak ada nelayan lain yang didalam keluarganya ada pekerjaan/usaha lain lagi yang mereka beberapa yang juga mata pencahariannya sebagai kerjakan selain dari menangkap/melobe nelayan lema. sehingga mereka bisa sama-sama ikan lema. saling membantu untuk memenuhi kebutuhan Mereka masih melakukan kegiatan ini keluarganya. Jadi jika ibu ini tidak pergi menangkap juga dikarenakan pengetahuan mereka ikan lema, maka siapa yang akan memberi nafkah yang sangat kurang sekali tentang ikan kepada mereka dan membiayayi sekolah anakanaknya lema baik reproduksinya, waktu matang (jawaban yang dikatakan oleh responden). gonad/siap untuk bertelur dan siklus Karena nelayan lema merupakan pekerjaan dan hidup ikan lema. Ini terlihat dari semua kehidupannya dan tidak ada pekerjaan lain lagi. responden yang menjawab bahwa Sehingga dia harus tetap melaut untuk menangkap mereka melakukan kegiatan ikan lema. (tidak ada pekerjaan lain karena penangkapan setiap bulan gelap untuk memang itulah kehidupannya dan sumber setiap bulan karena mereka tidak tahu penghasilannya, dan kemungkinan tidak ada Sikap tubuh, nada bicara & catatan khusus Hampir semua responden yang diwawancarai nampak nyaman dan santai dalam menjawab pertanyaan, namun ada beberapa yang malu dan takut serta diam pada saat ditanyai. Suaranya pun enak untuk didengar, dan tidak kasar.

32 tentang reproduksi, waktu matang gonad, kapan ikan lema mau bertelur serta siklus hidupnya ikan lema. Karena ketidak tahuan mereka ini tentang biologi reproduksi ikan lema, kapan ikan lema bertelur maka mereka tetap melakukan penangkapan disetiap bulan gelap pada saat musim ikan naik dan bahkan pada saat ikan lema mau bertelur. (yang berbeda itu ada disebelah kolom jawaban unik/berbeda) keahlian lain yang dimiliki oleh beliau) Ada juga responden (Kampung Lopintol) yang menjawab kalau dulu itu waktu musim ikan lema naik, dan ikan lema sangat banyak bahkan mereka bisa menangkap ekor per malam, bahkan bisa sampai ekor per malam, itu sekitar tahun 2000, jadi 12 tahun yang lalu, dan pada saat itu belum ada pembeli/penada yang datang ke kampung untuk membeli ikan lema, sehingga biasa mereka menangkap untuk makan, tetapi sekarang ikan sudah sangat berkurang dan sudah ada pembeli dan penada yang siap untuk membeli ikan lema ini, maka mereka semua rame-rame menangkap ikan lema pada musim gelap. Dan saat ini sudah banyak nelayan ikan lema bahkan hampir semua orang yang ada di kampung mereka pekerjaannya adalah sebagai nelayan ikan lema, bahkan ada juga ibu-ibu dan anak-anak yang mata pencahariannya sebagai nelayan ikan lema. ibu-ibu dan anak-anak juga ikut mencari karena dikampung sudah ada pembeli dan penampung ikan lema yang siap menampung ikan hasil tangkapan mereka dan mereka juga mencari karena hasil yang diperoleh dari menangkap ikan lema juga cukup banyak per malamnya. Berbeda dengan waktu dulu yang tidak ada penada ikan dan pembeli ikan sehingga orang hana cari untuk makan saja, bahkan hanya bapabapa yang mencari. Tetapi sekarang sudah ada pembeli ikan yang siap untuk membeli ikan mereka, maka dengan demikian akan memaksa

33 Apakah ada lebih dari satu khalayak yang perlu mengubah perilaku mereka? Hampir semua responden menjawab bahwa hampir semua masyarakat didalam 2 kampung (Lopintol dan Warsambin) mereka bermata pencaharian sebagai nelayan ikan lema dan ada juga sebagai nelayan pancing (non lema), dan tidak ada usaha lain bahkan ibu-ibu pun yang ada di kampung juga bermata pencaharian sebagai nelayan ikan lema (Kampung Lopintol) dan nelayan non lema seperti di kampung waifoi, tetapi nelayan-nelayan ini biasa memancing ikan lema didepan kampungnya. Jika dibandingkan dengan nelayan non lema, maka nelayan yang hanya khusus menangkap ikan lema pada malam hari itu jumlahnya lebih sedikit dibanding nelayan non lema. Hampir semua responden di 2 kampung ini menjawab bahwa nelayan lema di kampung mereka masing-masing itu ibu-ibu dan anak-anak juga turun untuk mencari ikan lema. Ada juga responden (Kampung Lopintol) yang menjawab karena ini mata pencaharian, malam minggu pun keluar mencari, dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pencaharian itu sudah, ya karena setiap hari saya juga merokok dan juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari jadi harus pergi mencari saja. Ada beberapa nelayan yang mengatakan bahwa selain mereka menjadi nelayan ikan lema, mereka juga memancing ikan lain pada siang hari untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ada juga responden (Lopintol dan Warsambin) yang menjawab kalau pada bulan gelap di musim ikan lema naik, ada nelayan yang datang dari Kampung Kalitoko, Arway dan Yensner ke Kampung Warsambin untuk datang menangkap ikan lema pada saat musim ikan lema naik. nelayan-nelayan ini datang pada saat musim ikan lema saja, kalau tidak musim lema mereka tidak datang. Seperti yang di katakan oleh seorang responden (Lopintol) bahwa saudaranya yang berasal dari kampung Arway sering datang ke kampung lopintol dan tinggal di lopintol untuk menangkap ikan lema, jika sudah selesai musim ikan lema, maka dia akan balik ke kampungnya di Arway. Sama halnya yang dikatakan oleh seorang responden di kampung warsambin bahwa pada musim ikan lema, menantunya yang tinggal di kampung kalitoko Hampir semua responden yang diwawancarai nampak nyaman dan santai dalam menjawab pertanyaan ini. Suaranya pun enak untuk didengar, namun ada seorang nelayan yang suaranya keras.

Responden berasal dari segmen khalayak Siapa

Responden berasal dari segmen khalayak Siapa Ringkasan Wawancara Mendalam Khalayak Target di KKPD yang Diselenggarakan Tanggal wawancara Nama dan perkiraan usia responden 10 September 2012 (Kalitoko) 10 September 2012 (Kalitoko) 10 September 2012

Lebih terperinci

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana Kampanye Pride Di KKLD Kaimana Theory Perubahan Perilaku (ToC) CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Pada

Lebih terperinci

8/6/2010 AYAU-ASIAASIA. Photo x Position x: 4.36, y:.18. Photo x Position x: 8.53, y:.18 TEMA KAMPANYE

8/6/2010 AYAU-ASIAASIA. Photo x Position x: 4.36, y:.18. Photo x Position x: 8.53, y:.18 TEMA KAMPANYE K M P N Y E K E B N G G N KKLD YU-SISI Photo 1 4.2 x 10.31 Position x: 4.36, y:.18 KKLD SELT DMPIER Photo 2 5.51 x 10.31 Position x: 8.53, y:.18 TEM KMPNYE Overfishing / Tangkap lebih Kawasan larang ambil

Lebih terperinci

Sasaran SMART Kampanye Pride KKLD Ayau-Asia, Raja Ampat, Papua Barat. Hasil Konservasi Sasaran SMART Indikator

Sasaran SMART Kampanye Pride KKLD Ayau-Asia, Raja Ampat, Papua Barat. Hasil Konservasi Sasaran SMART Indikator Sasaran SMART Kampanye Pride KKLD Ayau-Asia, Raja Ampat, Papua Barat 1. Sasaran SMART untuk Hasil Konservasi Hasil Konservasi Sasaran SMART Indikator Kerapu Napoleon Pada akhir kampanye populasi kerapu

Lebih terperinci

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan Merupakan sesuatu yang kritis untuk memiliki ide yang jelas bagaimana kampanye Pride kita akan menciptakan yang bertahan lama untuk konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu cara untuk melakukan hal

Lebih terperinci

Kampaye Pride KKLD Ayau-Asia

Kampaye Pride KKLD Ayau-Asia Kampaye Pride KKLD Ayau-Asia CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Di akhir masa kampanye Maret 2012, tutupan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 25 BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kampung Saporkren, Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat (lampiran satu). Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan IV. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian Pemanfaatan Sumberdaya alam oleh masyarakat lokal berdasarkan pengetahuan tradisional telah dikenal masyarakat Raja Ampat sejak dahulu. Budaya sasi yang berawal

Lebih terperinci

4 HASIL PENELITIAN. 4.1 Statistik Produksi Ikan dan Telur Ikan Terbang Produksi tahunan ikan dan telur ikan terbang

4 HASIL PENELITIAN. 4.1 Statistik Produksi Ikan dan Telur Ikan Terbang Produksi tahunan ikan dan telur ikan terbang 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Statistik Produksi Ikan dan Telur Ikan Terbang 4.1.1 Produksi tahunan ikan dan telur ikan terbang Produksi ikan terbang (IT) di daerah ini dihasilkan dari beberapa kabupaten yang

Lebih terperinci

Rosita Tariola (Mona)

Rosita Tariola (Mona) Mengikuti Program Kampanye Pride sangat menantang juga menyenangkan. Pelajaran yang saya peroleh di kelas selama pelatihan benar-benar diaplikasikan di lapangan bersama masyarakat. Saya 'dipaksa' untuk

Lebih terperinci

Ketika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari

Ketika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari Ketika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari Kuwati, M. Martosupono dan J.C. Mangimbulude Magister Biologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Email: kuwatifolley@yahoo.co.id Pendahuluan Kabupaten

Lebih terperinci

1 DIKOMUNIKASIKAN KAMPANYE PRIDE? UBAH?

1 DIKOMUNIKASIKAN KAMPANYE PRIDE? UBAH? TEMPLATE RANCANGAN TEORI PERUBAHAN: No Take Zone Area di Wilayah Utara Pesisir IC+A+K BR BC TR CR 5 APA YANG PERLU 4 3 PERILAKU APA 2 APA ANCAMAN 1 DIKOMUNIKASIKAN YANG INGIN KITA UTAMA TARGET KAMPANYE

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KEARIFAN LOKAL SASI DALAM SISTEM ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI RAJA AMPAT

PEMANFAATAN KEARIFAN LOKAL SASI DALAM SISTEM ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI RAJA AMPAT PEMANFAATAN KEARIFAN LOKAL SASI DALAM SISTEM ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI RAJA AMPAT Oleh Paulus Boli Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir Dan Pulau-pulau Kecil Jakarta, 9 10 Mei 2017

Lebih terperinci

KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL

KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Coral Triangle Wilayah Sasaran = Pulau Wangiwangi,

Lebih terperinci

TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Jl. Perintis Kemerdekaan No. 51 Labuan Pandeglang Banten 42264 1 I. PENDAHULUAN 1. Latar

Lebih terperinci

Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu ke-1 : 28 May - 1 June 2012)

Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu ke-1 : 28 May - 1 June 2012) Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu ke-1 : 28 May - 1 June 2012) Andi Subhan (Andi) Tomia Taman Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara Milawati Ode (Mila) Wangi-wangi Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.

Lebih terperinci

BAB VI F. ANALISA KRITIS

BAB VI F. ANALISA KRITIS BAB VI F. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritis ini akan mengulas hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan serta dibagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan.

Lebih terperinci

Nama WAKATOBI diambil dengan merangkum nama. ngi- wangi, Kaledupa. dan Binongko

Nama WAKATOBI diambil dengan merangkum nama. ngi- wangi, Kaledupa. dan Binongko OU MATAHORA BANK IKAN UNTUK PERIKANAN BERKELANJUTAN DI DESA MATAHORA KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI Oleh : Anggun Ciputri Pratami (8220) Dian Ekawati (8224) Musriani (8242) SMA Negeri

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17 54 BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17 5.1 Faktor Individu Sesuai dengan pemaparan pada metodologi, yang menjadi responden pada penelitian ini adalah warga belajar

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN Rumahtangga adalah basis unit kegiatan produksi dan konsumsi dimana anggota rumahtangga merupakan sumberdaya manusia

Lebih terperinci

V. Hasil Kampanye. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target

V. Hasil Kampanye. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target V. Hasil Kampanye Metode Survei Pra dan Paska Kampanye Yayasan Titian melakukan 2 (dua) kali survei kuantitatif menggunakan kuesioner di 5 desa (4 target dan 1 pembanding) di sekitar hutan rawa gambut

Lebih terperinci

Penilaian Preferensi Masyarakat Pengungsi terhadap Potensi Konflik Tenurial dan Tingkat Interaksi terhadap Hutan

Penilaian Preferensi Masyarakat Pengungsi terhadap Potensi Konflik Tenurial dan Tingkat Interaksi terhadap Hutan Penilaian Preferensi Masyarakat Pengungsi terhadap Potensi Konflik Tenurial dan Tingkat Interaksi terhadap Hutan Hasil Survei dan Konsultasi Tim Greenomics Indonesia terhadap Masyarakat Pengungsi di Sepanjang

Lebih terperinci

Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 3 : June 2012)

Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 3 : June 2012) Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 3 : 11 15 June 2012) Hari dan Sari menyampaikan sesi Rencana Penelitian dengan meniru Ranking 1, kuis pendidikan dan hiburan yang terkenal di Trans TV Bogor 5 berebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini bertempat di Kampung Sinar. Lebih tepatnya bertempat di hutan sekitar kampung pada saat pewarisan pengetahuan berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

Nurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Nurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Permasalahan Sosial Budaya dalam Implementasi Peraturan tentang Perlindungan Spesies Hiu di Tanjung Luar, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Nurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Fak. Keperawatan USU Medan

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Fak. Keperawatan USU Medan LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Mutia Sari NIM : 101101127 No. HP : 087763529321 Alamat : Fak. Keperawatan USU Medan Adalah mahasiswa tingkat

Lebih terperinci

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES PENERAPAN FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang dan asosiasi biota penghuninya secara biologi, sosial ekonomi, keilmuan dan keindahan, nilainya telah diakui secara luas (Smith 1978; Salm & Kenchington

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh

Lebih terperinci

Pendidikan Formal Responden Tamat SMP 7 Tamat SMA Tamat Perguruan Tinggi Total

Pendidikan Formal Responden Tamat SMP 7 Tamat SMA Tamat Perguruan Tinggi Total Lampiran 1: Hasil Tabulasi Kuesioner Pendidikan Formal Responden Frequency Tidak Tamat SD & Tamat SD 2 1.6 1.6 1.6 Tamat SMP 7 Tamat SMA 44 36.1 36.1 37.7 Tamat Perguruan Tinggi 76 62.3 62.3 100.0 Lama

Lebih terperinci

E. Hasil Kampanye. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu :

E. Hasil Kampanye. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu : E. Hasil Kampanye Hasil Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon diukur dengan berbagai metode, yaitu dengan melakukan survey kuantitatif pra dan paska Kampanye Pride melalui wawancara khalayak dengan

Lebih terperinci

Pengelolaan Site Penyelaman Manta Paling Sibuk di Raja Ampat. Dipresentasikan Oleh: Meidiarti Kasmidi Dalam Simposium Hiu dan Pari Manta Ke

Pengelolaan Site Penyelaman Manta Paling Sibuk di Raja Ampat. Dipresentasikan Oleh: Meidiarti Kasmidi Dalam Simposium Hiu dan Pari Manta Ke Pengelolaan Site Penyelaman Manta Paling Sibuk di Raja Ampat Dipresentasikan Oleh: Meidiarti Kasmidi Dalam Simposium Hiu dan Pari Manta Ke-2 2018 Raja Ampat Jantung Segi tiga Karang Dunia JEJARING KAWASAN

Lebih terperinci

Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 4 : June 2012)

Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 4 : June 2012) Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 4 : 18 22 June 2012) Bogor 5 meninjau kembali pertanyaan survei yang mereka buat sebagai latihan dalam merancang pertanyaan survey pra Kampanye Pride. Sepulang

Lebih terperinci

8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI

8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI 131 8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI 8.1 Pendahuluan Mewujudkan sosok perikanan tangkap yang mampu mempertahankan

Lebih terperinci

Sumber : Gambar 1.2 Pantai Pangandaran

Sumber :  Gambar 1.2 Pantai Pangandaran 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat obyek pariwisata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap

Lebih terperinci

KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA KASTEEL NIEUW VICTORIA KOTA AMBON. oleh

KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA KASTEEL NIEUW VICTORIA KOTA AMBON. oleh KONSEP REVITALISASI PERMUKIMAN DI KAWASAN TUA KASTEEL NIEUW VICTORIA KOTA AMBON oleh DIANE ELIZABETH DE YONG 3208201830 Latar Belakang PENDAHULUAN Bangsa Portugis membangun benteng tahun 1588 dan diberi

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,

Lebih terperinci

METODOLOGI. Hutan untuk Masa Depan Pengelolaan Hutan Adat di Tengah Arus Perubahan Dunia

METODOLOGI. Hutan untuk Masa Depan Pengelolaan Hutan Adat di Tengah Arus Perubahan Dunia Hutan untuk Masa Depan 2 METODOLOGI Struktur Buku ini adalah sebuah upaya untuk menampilkan perspektif masyarakat adat terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan. Buku ini bukanlah suatu studi ekstensif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan 33 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan metode dengan informan, dan observasi. Data tentang karakteristik masyarakat lokal, tingkat,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Oktober 2012, pengumpulan data dilakukan selama 2 minggu pada bulan Juli 2012. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

Data yang dikeluarkan oleh Kantor Distrik Teluk Mayalibit. Tanggal 6 Januari

Data yang dikeluarkan oleh Kantor Distrik Teluk Mayalibit. Tanggal 6 Januari Bab Satu Pendahuluan Latar Belakang Masalah Kampung Warsambin adalah salah satu kampung yang terletak di distrik Teluk Mayalibit, kabupaten Raja Ampat. Sebelum mengalami pemekaran distrik, Teluk Mayalibit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai desain media komunikasi untuk pendidikan konservasi berdasarkan preferensi masyarakat dan efeknya terhadap perubahan pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB VIII HUBUNGAN PERUBAHAN PEREKONOMIAN NELAYAN DENGAN POLA ADAPTASI NELAYAN

BAB VIII HUBUNGAN PERUBAHAN PEREKONOMIAN NELAYAN DENGAN POLA ADAPTASI NELAYAN 102 BAB VIII HUBUNGAN PERUBAHAN PEREKONOMIAN NELAYAN DENGAN POLA ADAPTASI NELAYAN Terdapat empat variabel perubahan ekonomi responden nelayan non pariwisata dengan nelayan pariwisata dianalisis hubungannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berupa metode deskriftif eksploratif dan jenis penilitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian deskriftif eksploratif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan bahan industri. Salah satu sumberdaya tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97

Lebih terperinci

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 1. Kuesioner Lampiran 1 Kuesioner Petunjuk Pengisian: Data-data yang Saudara isi ini akan digunakan untuk penelitian dalam bidang kebahasaan, untuk itu Saudara dimohon mengisi semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

Lokasi penelitian di UPPPP Muncar dan PPN Pengambengan Selat Bali (Bakosurtanal, 2010)

Lokasi penelitian di UPPPP Muncar dan PPN Pengambengan Selat Bali (Bakosurtanal, 2010) 37 3 METODOLOGI UMUM Penjelasan dalam metodologi umum, menggambarkan secara umum tentang waktu, tempat penelitian, metode yang digunakan. Secara spesifik sesuai dengan masing-masing kriteria yang akan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penyajian pada bab ini adalah hasil angket yang disebarkan kepada

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penyajian pada bab ini adalah hasil angket yang disebarkan kepada 64 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN V.1 Identitas Responden Penyajian pada bab ini adalah hasil angket yang disebarkan kepada responden yakni yang berada di Kabupaten Karimun. Pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung dalam ilmu biologi adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Pra siklus Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas V SD 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak yang bekerja di sektor

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak yang bekerja di sektor BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak yang bekerja di sektor informal di Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung yaitu yang melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Usaha Telur Keliling Bapak Salim. merupakan hasil produksi sendiri bertempat di samping rumah Bapak Salim

BAB VI LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Usaha Telur Keliling Bapak Salim. merupakan hasil produksi sendiri bertempat di samping rumah Bapak Salim BAB VI LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Usaha Telur Keliling Bapak Salim Usaha bapak Salim merupakan sebuah usaha yang keliling dengan menggunakan sepeda motor dengan sebuah keranjang untuk menampung

Lebih terperinci

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA)

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA) Konsep Proposal Tugas Akhir diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mengikuti perkuliahan Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual Semester Ganjil 2014/2015

Lebih terperinci

Laporan Keanggotaan PT Samudera Eco Anugerah (SEA) dalam Seafood Savers

Laporan Keanggotaan PT Samudera Eco Anugerah (SEA) dalam Seafood Savers Laporan Keanggotaan PT Samudera Eco Anugerah (SEA) dalam Seafood Savers Ringkasan dari perkembangan perbaikan, Kepiting Bakau Badong (Perangkap), Pancing, Jaring dan Ard(Trawl) oleh TAKA Jawa Tengah, Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

STRATEGI TINDAK LANJUT

STRATEGI TINDAK LANJUT VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:

Lebih terperinci

Kalender. Foto : Conservation International Indonesia.

Kalender. Foto : Conservation International Indonesia. Kalender 2013 Foto : Conservation International Indonesia RARE mewujudkan solusi lokal berbasis komunitas untuk menjawab tantangan konservasi global are berkomitmen untuk bekerjasama dengan para mitranya

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai

BAB I PEDAHULUAN. pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Rantau Panjang merupakan salah satu desa yang berada di daerah pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai Labu. Desa Rantau

Lebih terperinci

BAB V E. HASIL KAMPANYE

BAB V E. HASIL KAMPANYE BAB V E. HASIL KAMPANYE Metode Survei Pra dan Pasca Sebuah survei pra-kampanye dilakukan pada bulan April 2009 lalu untuk menetapkan dasar bagi sasaran-sasaran SMART kampanye Pride yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA 87 BAB IV DATA DAN ANALISA DATA 4.1 METODE PENGUMPULAN DATA Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Lebih terperinci

sebagai kegiatan utama dalam hal memberikan informasi dilaksanakan oleh semua PIK Remaja dengan cara dan

sebagai kegiatan utama dalam hal memberikan informasi dilaksanakan oleh semua PIK Remaja dengan cara dan 130 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya sebagai sumber informasi bagi teman sebaya para pendidik sebaya dan konselor sebaya melakukan berbagai langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.

Lebih terperinci

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Wilayah Sebaran Penangkapan Nelayan Labuan termasuk nelayan kecil yang masih melakukan penangkapan ikan khususnya ikan kuniran dengan cara tradisional dan sangat tergantung pada

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lampau untuk kemudian diaplikasikan pada masa kini bahkan diproyeksikan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pesatnya pembangunan kota Bandung di berbagai sektor, maka warga dan seluruh pemangku kepentingan kota Bandung harus siap untuk menghadapi berbagai perubahan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Pada saat penelitian, peneliti melakukan persiapan dengan menggunakan alat ukur observasi dan wawancara. Observasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sesuai dengan ruang lingkup yang sudah dibahas sebelumnya, yang menjadi ruang

BAB 4 PEMBAHASAN. Sesuai dengan ruang lingkup yang sudah dibahas sebelumnya, yang menjadi ruang BAB 4 PEMBAHASAN Sesuai dengan ruang lingkup yang sudah dibahas sebelumnya, yang menjadi ruang lingkup audit operasional atas fungsi sumber daya manusia pada Hotel Borobudur Jakarta mencakup pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT BAB VII G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk

Lebih terperinci

PROGRAM KELAUTAN CI INDONESIA BENTANG LAUT KEPALA BURUNG

PROGRAM KELAUTAN CI INDONESIA BENTANG LAUT KEPALA BURUNG PROGRAM KELAUTAN CI INDONESIA BENTANG LAUT KEPALA BURUNG I. PROJECT DESCRIPTION 1. Judul :Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) 2. Tujuan : Melindungi sumber daya alam Papua Barat meningkatkan kehidupan lokal.

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) LAYANAN PENERBITAN SURAT LAIK OPERASI (SLO) LEMBAR VERIFIKASI HASIL PENDARATAN IKAN (LVHPI) STASIUN PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN PONTIANAK DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT, BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi DesaTualang merupakan salah satu Desa dari sembilan Desa yang terdapat di KecamatanTualang Kabupaten Siak Sri Indrapura di Provinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Karangsong Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

MATRIK PEMANGKU KEPENTINGAN

MATRIK PEMANGKU KEPENTINGAN MATRIK PEMANGKU KEPENTINGAN # Peserta/ Pemangku kean Nama, posisi, dan rincian kontak peserta Isu-isu Kunci Sumbangan Potensial Motivasi untuk Hadir Konsekuensi Tidak Mengundang 1 10 Kepala Desa Kamirudin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 GROBOGAN semester II tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar mengenal

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Letak dan Kondisi Penelitian Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan

Lebih terperinci

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah ditetapkan dalam rencana proyek awal, dan dalam kerangka waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identitas Responden Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu variabel dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data a. Pra Tindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal di MI Al-Hidayah 02 Betak Kalidawir

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW

IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW Prodi Magister Akuntansi UKSW berdiri berdasarkan ijin operasional yang dikeluarkan oleh Ditjen Dikti Nomor 1865/D/T/2009 tertanggal 15 Oktober

Lebih terperinci

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek F. ANALISA KRITIKAL Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan kampanye dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. silang data. Penelitian survei dirancang untuk menelaah secara langsung tentang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. silang data. Penelitian survei dirancang untuk menelaah secara langsung tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei yang akan melihat frekuensi jawaban responden serta mentabulasi silang data.

Lebih terperinci

F. Analisa Kritikal. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

F. Analisa Kritikal. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek F. Analisa Kritikal Tinjauan Kritikal Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon mengalami berbagai dinamika dilapangan, yang memerlukan proses adaftif manajemen terhadap sumberdaya dan penyesuaian metode

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan tembang (Sardinella fimbriata) Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

3. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan tembang (Sardinella fimbriata) Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi (2004) 3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama delapan bulan dari bulan Maret 2011 hingga Oktober 2011 dengan mengikuti penelitian bagian Manajemen Sumberdaya Perikanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu.

Lebih terperinci

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH TUGAS AKHIR TKP 481 Oleh : ASTRID EKANINGDYAH L2D000400 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE UNTUK MENANGGULANGI ABRASI DI PANTAI SARI DESA TOLAI BARAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Rediasti No. Stb A 351 10 052 Diajukan

Lebih terperinci