BAB 4 PEMBAHASAN. Sesuai dengan ruang lingkup yang sudah dibahas sebelumnya, yang menjadi ruang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PEMBAHASAN. Sesuai dengan ruang lingkup yang sudah dibahas sebelumnya, yang menjadi ruang"

Transkripsi

1 BAB 4 PEMBAHASAN Sesuai dengan ruang lingkup yang sudah dibahas sebelumnya, yang menjadi ruang lingkup audit operasional atas fungsi sumber daya manusia pada Hotel Borobudur Jakarta mencakup pelaksanaan fungsi manajemen yaitu perekrutan dan penyeleksian pada Hotel Borobudur Jakarta, khususnya pada divisi Borobudur Premier Club. 4.1 Survey Pendahuluan Tujuan dari melakukan survey pendahuluan pada Hotel Borobudur Jakarta yang khususnya pada divisi Borobudur Premier Club adalah untuk mendapatkan gambaran dasar mengenai hotel dan juga mengumpulkan informasi-informasi yang bersifat umum mengenai hotel serta mengenai kegiatan operasi hotel sehingga didapat sebuah pemahaman yang bersifat menyeluruh mengenai hotel dan semua aspek penting yang berkaitan dengan audit operasional yang akan dilakukan. Adanya tujuan pelaksanaan audit operasional atas fungsi manajemen sumber daya manusia di Hotel Borobudur Jakarta khususnya divisi Borobudur Premier Club adalah sebagai berikut: 1. Menilai pelaksanaan dalam pengendalian atas kegiatan operasional pada sumber daya manusianya dan melihat kemungkinan adanya kelemahan yang bisa terjadi. 2. Menentukan ketaatan manajer, karyawan, dan staf terhadap kebijakan dan pengelolaan atas sumber daya manusia yang berlaku dalam hotel. 3. Menganalisis masalah yang terdapat dalam hotel kemudian memberikan saran dan juga rekomendasi mengenai tindakan korektif atau perbaikan yang perlu untuk dilakukan.

2 4. Menilai kegiatan operasional terhadap sumber daya manusia apakah sudah dilakukan secara efisien dan efektif. Melakukan survey pendahuluan atas fungsi manajemen sumber daya manusia dilakukan dengan menggunakan beberapa prosedur audit yang bersifat umum untuk digunakan yaitu: Melakukan pengamatan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku dan bersifat umum, kemudian kinerja dari para personil dalam kegiatan manajemen SDM. Mengumpulkan bukti-bukti terkait dengan ketetapan prosedur yang telah dibuat oleh hotel. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hotel telah menjalankan kegitan secara efektif dan efisien. Lalu hal-hal yang dilakukan dalam melakukan survey pendahuluan pada Hotel Borobudur Jakarta khususnya divisi Borobudur Premier Club adalah sebagai berikut: 1. Melakukan komunikasi awal dengan pihak Sales Manager dan Administrator secara langsung mengenai tujuan dan langkah kerja dari pemeriksaan yang akan dilakukan. 2. Mencari informasi umum mengenai sejarah, latar belakang, bidang usaha, struktur organisasi dan beberapa uraian tugas dari bagian-bagian yang terkait dengan fungsi SDM pada Hotel Borobudur Jakarta khususnya divisi Borobudur Premier Club Jakarta. 3. Memahami informasi-informasi khusus yang berisikan kebijakan dan prosedur dalam pelaksanaan fungsi-fungsi SDM pada Hotel Borobudur Jakarta khususnya divisi Borobudur Premier Club. 4. Melakukan observasi yang memiliki tujuan untuk melihat dengan jelas bagaimana aktivitas operasional dan prosedur kerja yang memiliki kaitan dengan fungsi manajemen sumber daya manusia.

3 5. Menerapkan wawancara dengan sales manager dan administrator pada divisi Borobudur Premier Club. 6. Melakukan evalusi dari hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan. 7. Menginformasikan kepada pihak manajer tentang temuan yang ditemukan sebagai hasil dari audit yang dijadikan rekomendasi dalam mengatasi kelemahan yang terjadi dan rekomendasi untuk meningkatkan manajemen operasional hotel. Prosedur audit yang dilakukan dalam tahap ini adalah 1. Observasi merupakan tahap awal yang dilakukan penulis untuk memperoleh informasi-informasi mengenai tugas yang dilakukan oleh karyawan pada divisi Borobudur Premier Club, meneliti peraturan-peraturan yang berlaku, dan juga penulis melihat langsung proses aktivitas yang berjalan selama beberapa minggu. 2. Melakukan pembicaraan awal dengan beberapa orang yang ada didalam divisi. Pertama dengan seseorang yang memiliki peran cukup penting dalam divisi ini, yaitu Sales Manager. Kemudian dengan salah satu karyawan lama yang sudah bekerja kurang lebih selama 2 tahun. Ketiga pembicaraan dilakukan dengan Administrator yang mengelolah data-data karyawan. Pembicaraan yang dilakukan mengenai tujuan, pengalaman kerja, dan juga langkah kerja dari pemeriksaan yang akan dilakukan oleh peneliti. 3. Mengajukan beberapa daftar pertanyaan kepada pihak terkait dengan aktivitas karyawan yang akan diperiksa oleh penulis, sehingga dapat diteliti dan mendapatkan beberapa temuan. Dalam mengajukan pertanyaan, keterangan yang didapat lebih mendetail, karenan berdasarkan data yang didapat dari pencatatan secara langsung

4 melalui observasi sesuai dengan keadaan, dan juga menanyakan pertanyaan terkait dengan pengisian jawaban dengan pengamatan secara langsung jika terjadi ketidak sesuaian. 4.2 Kuesioner Evaluasi Terhadap Sistem Pengendalian Internal Dalam melakukan penilaian pada sistem pengendalian internal terhadap manajemen SDM pada Hotel Borobudur Jakarta khususnya divisi Borobudur Premier Club, penulis melakukan evaluasi dan analisis terhadap hasil wawancara, pengamatan, dan kuesioner yang sudah dilakukan sebelumnya. Pandangan dan sikap profesional yang dimiliki manajemen harus dapat meningkatkan dan memajukan hasil yang telah didapatnya.manajemen haruslah selalu melihat, meneliti, menganalisa, dan mengambil keputusan dari laporan-laporan.hal ini dilakukan untuk menilai kebijakan hotel yang sudah ditentukan sudah berjalan atau belum, kemudian menilai kegiatan operasional perusahaan sudah berjalan dengan baik atau tidak. Kuesioner dari fungsi manajemen SDM ini akan membahas mengenai rekrutmen, interview, penilaian kinerja, dan pemutusan hubungan kerja yang diterapkan pada Hotel Borobudur Jakarta khususnya divisi Borobudur Premier Club. Kuesioner dibuat agar bisa mendapatkan jawaban yang relevan dan kompeten kemudian akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam sistem pengendalian internal atas fungsi manajemen SDM. Dari kelemahan yang ditemukan tersebut akan dilakukan evaluasi dan memberikan saran-saran perbaikan kepada hotel. 4.3 Prosedur Audit Terinci

5 Dari hasil evaluasi yang diperoleh dari evaluasi atas pengendalian manajemen, berikut ini akan dipaparkan prosedur audit yang digunakan untuk melakukan audit terinci atas audit operasional atas fungsi SDM dalam divisi Borobudur Premier Club. 1. Fungsi umum Tujuan Audit: Berguna untuk mengetahui hal yang memiliki kaitannya dengan fungsi SDM yang berjalan apakah sudah efektif dan efisien. Prosedur Audit: - Memperoleh peraturan secara tertulis - Memeriksa kebijakan yang ada didalam divisi Borobudur Premier Club - Buat simpulan audit 2. Perekrutan Tujuan Audit: Menilai apakah proses dari perekrutan calon karyawan telah dilakukan dengan ekonomis, efisien, dan efektif. Prosedur Audit: - Mendapatkan prosedur manual mengenai perekrutan tenaga kerja - Mengidentifikasi dasar apa yang menjadi pelaksanaan penerimaan tenaga kerja - Memeriksa metode apa yang digunakan dalam perekrutan - Menelusuri apakah ada calon karyawan yang tidak memenuhi kriteria dalam proses perekrutan

6 - Memeriksa kualifikasi yang menjadi syarat untuk bekerja dalam divisi dengan kualifikasi yang dimiliki calon karyawan - Buat simpulan audit 3. Penyeleksian Tujuan Audit: Menilai aktivitas penyeleksian karyawan apakah telah dilakukan sebaik mungkin untuk mendapatkan karyawan yang memiliki kompeten sesuai dengan keinginan divisi. Prosedur Audit: - Mendapatkan informasi prosedur dari penyeleksian - Memeriksa apakah proses penyeleksian didasari pada kualifikasi minimum yang telah dibuat - Memeriksa mekanisme yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari latar belakang calon karyawan - Buat simpulan audit 4. Penilaian kinerja Tujuan Audit: Mengetahui proses penilaian kinerja apakah melakukan suatu motivasi untuk mendorong kinerja dari para karyawan dalam bekerja Prosedur Audit:

7 - Menelusuri proses penilaian yang dilakukan terhadap karyawan - Menelusuri apakah melakukan penilaian secara periodik - Menelusuri apakah hasil penelitian didokumentaasikan dan disampaikan kepada karyawan yang bersangkutan. - Buat simpulan audit 4.4 Temuan Hasil yang didapat oleh penulis setelah melakukan observasi berupa pengamatan, pembicaraan dengan Sales Manager tentang situasi kondisi serta keadaan hotel atas hasil survei pendahuluan dan juga hasil dari pengidentifikasi jawaban kuesioner, ditemukannya beberapa temuan sebagai berikut: 1. Tidak ada batas maksimal penerimaan untuk karyawan baru 2. Tidak ketatnya pengawasan pada jam masuk kerja 3. Pembagian data yang tidak merata 4. Kurangnya penjelasan prosedur penjualan pada karyawan baru 5. Sistem absensi yang masih manual 6. Longgarnya sanksi yang diberikan kepada karyawan jika melakukan kesalahan Tidak Ada Batas Maksimal Penerimaan Untuk Karyawan Baru Ditemukannya sebuah temuan dari wawancara yang dilakukan, menyebutkan bahwa setiap calon pelamar yang memiliki niat untuk bekerja dalam pekerjaan ini akan diberikan tempat untuk bekerja. Sistem perekrutan yang disediakan oleh divisi Borobudur Premier Club adalah Walk In Interview, dimana para calon pelamar harus membawa CV dan melakukan wawancara secara langsung pada hari itu juga dengan pihak sales manager. CV

8 yang dibawa dipelajari secara singkat oleh pihak sales manager, lalu wawancara dilakukan. Hasil diterima atau tidaknya akan diberitahu beberapa jam kemudian via telefon. Sales manager mengatakan bahwa tidak ada batas maksimal dalam penerimaan karyawan baru, karena dalam divisi ini membuka kesempatan luas bagi siapapun yang ingin belajar. Pengumuman lowongan pekerjaan yang dilakukan oleh divisi Borobudur Premier Club di internet mengajukan kualifikasi yang mudah dijangakau oleh khalayak luas. Kualifikasi tersebut seperti minimal pendidikan SMA, pintar berkomunikasi, pantang menyerah, bersedia bekerja dalam shift, pengalaman tidak diutamakan. Selain melalui internet, lowongan juga disebarkan melalui pihak internal disebarkan melalui informasi dari orang ke orang. Banyaknya calon karyawan yang melamar tiap minggunya dapat menghambat kinerja dari sales manager, selain melakukan wawancara terhadap calon karyawan dan menelefonnya kembali untuk memberi info penerimaan, sales manager juga harus memberikan briefing awal sebagai tahap pengenalan product yang akan dijual. Melakukan penjualan bersama tim yang lain untuk memenuhi target, bertemu dengan klien tim lain yang akan datang ke Hotel Borobudur Jakarta untuk melakukan closing juga merupakan tugas sales manager. Jumlah line telefon yang terbatas untuk melakukan penjualan juga menjadi akibat dari banyaknya karyawan baru yang menganggur didalam kantor, jumlah karyawan yang tidak memiliki pekerjaan ditakutkan akan menggangu pekerjaan karyawan lain karena sebagai karyawan baru pasti akan melakukan interaksi awal dengan sesama karyawan baru, mengingat ukuran ruangan yang cukup sempit, suara interaksi tersebut dapat terdengar seisi ruangan dan menjadi gaduh.

9 Dalam temuan ini, terdapat temuan yang secara tidak langsung menyatakan bahwa kegiatan penerimaan karyawan baru sudah berjalan dengan efektif. Hal ini dibuktikan dari selalu adanya calon karyawan baru yang selalu berdatangan untuk melakukan walk in interview tiap minggunya. Akan tetapi hal ini tidaklah efisien karena tidak adanya batas jumlah karyawan baru yang diinginkan menyebabkan meledaknya jumlah karyawan baru yang ingin melamar secara tidak langsung menghambat pekerjaan dari sales manager, hal ini mengurangi tingkat keefektifan kerja dari sales manager tersebut. Dalam hal ini, seharusnya divisi Borobudur Premier Club memberikan batasan terhadap jumlah karyawan yang ingin dipekerjakan karena mengingat jumlah line telefon yang terbatas. Selain itu dari awal saat melakukan wawancara sebaiknya sales manager memberikan kertas jadwal yang berguna untuk mengetahui shift mana saja yang masih bisa diisi sehingga penuhnya ruangan dapat dihindari Tidak Ketatnya Pengawasan Pada Jam Masuk Kerja Pembagian jam masuk kerja yang digolongkan menjadi tiga, jam sampai jam 13.00, jam sampai jam 18.00, dan jam sampai jam Karyawan yang sudah bekerja lama dalam divisi ini men gambil shift hingga jam 18.00, dalam jam kerja yang panjang, menit perjam biasanya karyawan lama gunakan untuk mendapatkan data dari sesama temannya yang ada di hotel lainnya lalu melakukan penjualan via telefon lagi. Yang menjadi target dari penarikan member ini adalah orang-orang yang sering menginap di hotel dan orang-orang yang sering berkunjung kedalam restauran yang terdapat di dalam Hotel Borobudur Jakarta. Kebanyakan yang menjadi target dari penarikan member adalah orangorang yang sudah menengah keatas.

10 Tidak ketatnya dalam pengawasan jam masuk kerja membuat para karyawan baru maupun karyawan lama tidak takut untuk datang terlambat ke kantor walaupun sudah terlambat 1 jam. Atasan yang melihat keterlambatan karyawan tidak melakukan sanksi apapun, walaupun terlambat karyawan yang terlambat tetap langsung melakukan penjualan via telefon sesegera mungkin. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Borobudur Premier Club tidak menetapkan kesamaan jam kerja pada karyawan lama ataupun karyawan baru. Mengingat yang menjadi target utama adalah orang-orang menengah atas, penjualan via telefon pun harus memperhatikan jam. Banyaknya penolakan yang diterima selalu mengatakan bahwa sebentar lagi akan melakukan rapat sehingga closing pun gagal. Jika karyawan penarikan member masuk pada jam 10, maka efektifitas pekerjaannya hanya sampai sekitar jam 12an, karena jam 12-2 merupakan jam untuk makan siang. Peneleponan yang dilakukan pada jam 12an akan selalu tidak diangkat telefonnya. Aktifitas pembagian waktu masuk seperti ini memiliki kekurangan yaitu beberapa karyawan yang datang terlambat pada pagi hari dapat mengatakan bahwa mereka memilih untuk bekerja pada shift siang, hal ini dianggap berjalan tidak efektif. Ketidak efektifan tersebut dapat dilihat dari kegiatan follow up yang dilakukan, karyawan yang terlambat memiliki banyak waktu luang di dalam kantor sambil menunggu jam kerja mereka seharusnya. Menurut penulis, sebaiknya sales manager dan assistant manager lebih memperketat pengawasan terhadap absen, karena ketepatan waktu dalam melakukan closing juga menentukan diterima atau tidaknya penawaran yang diberikan Sistem Absensi yang Masih Manual

11 Di dalam Hotel Borobudur Jakarta, sistem absensi untuk para karyawan yang berlaku adalah menggunakan finger print, saat menempelkan jari ke mesin tersebut, data dari karyawan dan jam masuk kerja akan muncul didalam layar, sudah bisa dikatakan bahwa sistem absensi sudah termasuk canggih. Berbeda lagi dengan divisi Borobudur Premier Club, absensi dilakukan dalam ruangan divisi Borobudur Premier Club sendiri dengan menggunakan buku besar yang digunakan untuk mengisi nama, jam masuk, jam keluar, dan tanda tangan. Pengisian absen ini menggunakan sistem keperayaan, pengisian absen pun tidak diawasi oleh pihak manapun. Tidak ada evaluasi bulanan yang dilakukan terkait dengan absensi ini. Sistem absensi yang diterapkan oleh divisi Borobudur Premier Club masih manual menggunakan buku besar. Padahal sistem absensi untuk Hotel Borobudur sendiri sudah menggunakan finger print yang terdapat di depan pintu masuk kantor yang terdapat di basement. Perbedaan dalam absensi menyebabkan divisi Borobudur Premier Club menggunakan alternative lain untuk mengabsen karyawannya Pencatatan absen secara manual dengan menulis nama, jam kehadiran, dan jam pulang sendiri tanpa diawasi dapat menimbulkan kecurangan dalam menulis absensi. Keterlambatan memang tidak menjadi masalah bagi Borobudur Premier Club, akan tetapi kecurangan tetap saja kecurangan walaupun tidak berdampak negatif bagi divisi Borobudur Premier Club. Sistem absensi yang masih manual menyebabkan tingkat keefektifian dan keefisienan rendah. Rendahnya keefektifian dan keefisienan dapat dilihat dari cara pengabsenan, jam yang ditulis sendiri oleh karyawan saat masuk kerja pada buku absen bisa saja dilakukan kecurangan dengan cara memasukan jam yang salah atau menuliskan absen yang dititipkan oleh teman, sehingga keefektifan dari absen yang masih manual dianggap rendah. Sedangan

12 tingkat keefisienan yang rendah dapat dilihat dari benda yang dijadikan alat absen, yaitu buku. Memberikan kolom pada buku, melihat tulisan karyawan berbeda-beda yang memungkinkan terjadinya salah tulis jam, dan juga pencatatan ulang ke computer sebagai penilaian kinerja dianggap tidaklah efisien,karena dengan menggunakan absensi yang sama dengan hotel, tingkat keefisienan pada absensi dapat meningkat Saran yang cukup baik adalah sebaiknya divisi Borobudur Premier Club mengikuti sistem absensi pada hotel dengan menggunakan absen finger print, dimana lebih praktis, sulit melakukan kecurangan pada jam masuk absen, dan lebih bersifat ekonomis karena tidak mengeluarkan biaya untuk pembelian buku Kurangnya Penjelasan Prosedur Penjualan Pada Karyawan Baru Para calon karyawan yang memenuhi kualifikasi yang sudah diumumkan dapat mendaftarkan dirinya dengan datang ke hotel Borobudur Jakarta.Tahap wawancara selalu dibuka dan jumlah calon karyawan tidak dibatasi jumlahnya.tahap penyeleksian dan wawancara dalam divisi Borobudur Premier Club berjalan cukup singkat, bisa dikatakan kurang dari 24 jam sudah dapat ditentukan seorang calon karyawan diterima atau tidak untuk bekerja. Tahap penyeleksian yang dilakukan oleh divisi Borobudur Premier Club terhadap calon karyawan bisa dijabarkan sebagai berikut, hari pertama calon karyawan diseleksi melalui CV dan walk in interview, lalu melakukan konfirmasi beberapa jam kemudian dengan calon karyawan dan menentukan jadwal berikutnya untuk briefing. Hari kedua dilaksanakannya briefing secara keseluruhan dari product knowledge, cara berkomunikasi, melakukan closing, dan besarnya komisi yang didapat, hari ketiga karyawan baru sudah dapat mulai bekerja.

13 Pemberian briefing yang bersifat keseluruhan dari prosedur penarikan member yang harus dijalankan, hanya dilakukan sekali saja oleh sales manager. Setiap karyawan baru dipersilahkan untuk menggunakan sebuah ruangan kecil untuk melakukan follow up dengan data yang sudah diberikan oleh sales manager. Penggunaan ruangan kecil ini berguna untuk melatih karyawan baru untuk berkomunikasi tanpa didengar oleh karyawan lama, sales manager mempercayai bahwa karyawan baru masih malu-malu untuk melakukan follow up didepan karyawan lama. Dengan telefon portable dan naskah yang sudah disediakan, karyawan baru dianggap sudah dapat menarik konsumen dari data yang sudah disediakan.akan tetapi realitanya, skrip penjualan yang tersedia tidak lengkap. Ada suatu masa dimana karyawan yang sudah hampir melakukan closing menjadi gagal akibat tidak mengetahui cara transaksi untuk melakukan pembayaran. Keefektifan dalam sistem penjualan bisa bertambah jika pemberian briefing pada prosedur penjualan dilakukan dengan detail, karena dari pemberian briefing penjualan ini dianggap dapat meningkatkan keefektifan dalam melakukan penjualan, dan membuat target yang sudah dibuat dapat dicapai. Sebaiknya pemberian briefing terhadap prosedur penjualan dilakukan secara rutin, hal ini dilakukan agar karyawan baru lebih mengerti apa yang harus disampaikan. Membuat pelatihan juga bisa berfungsi untuk membantu menaikan keahlian dari para karyawan baru maupun karyawan lama Pembagian Data yang Tidak Merata Untuk karyawan lama, database pasti sudah tersedia dari hari kehari, sangat jarang karyawan lama terlihat kekurangan data untuk follow up.database tersebut bisa didapat dari

14 berbagai cara, baik membeli ataupun meminta dari kenalan. Akan tetapi untuk para karyawan baru, keterbatasan database merupakan salah satu kendala yang sering terjadi.penulis selaku karyawan baru di dalam divisi Borobudur Premier Club, diberikan data untuk ditelefon setiap harinya. Akan tetapi pada hari ke 5, data yang akan ditelefon sudah habis, sehingga penulis tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Setelah meminta data kembali ke sales manager, perintah yang diberikan oleh sales manager adalah melakukan Lead Generation. Dimana tugas dari Lead Generation itu sendiri adalah menanyakan informasi nama dari kepala divisi setiap perusahaan tanda disertai nomor telefon. Sedangkan karyawan baru hanya digaji jika berhasil melakukan transaksi penarikan member. Pembagian database yang tidak diatur dalam pembagiannya menyebabkan tertundanya pekerjaan untuk karyawan baru.dari observasi yang dilakukan oleh penulis, terlihat saat sudah tidak ada lagi data yang tersedia, karyawan baru diberikan perintah untuk melakukan Lead Generation. Pemberian tugas ini membuat para karyawan baru rugi, karena kemungkinan besar mereka tidak akan mendapatkan kompensasi pada hari itu juga. Banyaknya karyawan baru yang bingung harus melakukan apa saat jam kerja menyebabkan tidak efektifnya divisi Borobudur Premier Club dalam mengelolah sumber daya manusianya. Pencapaian target pun bisa menjadi terhambat akibat dari kekurangan database untuk di follow up. Pembagian data yang tidak merata kepada karyawan baru memberikan penilaian efektifitas sangatlah rendah. Tujuan dari divisi Borobudur Premier Club sendiri adalah menarik masyarakat umum untuk bergabung dalam Borobudur Premier Club dan menggunakan fasilitas didalam hotel, akan tetapi karyawan baru yang tidak memiliki data

15 awal untuk di follow up akan menyebabkan mereka berdiam diri didalam kantor tanpa melakukan penjualan sama sekali. Jika Lead Generation diperlukan, sebaiknya diatur terlebih dahulu untuk para karyawan baru, setelah itu follow up dengan database yang tersedia. Hal ini akan lebih efektif dibanding menghabiskan database diawal. Setelah database sudah habis sebaiknya sales manager juga berusaha mendapatkan beberapa database baru untuk di follow up calon karyawan baru diperiode mendatang.setelah itu pembagian database sebaiknya dibagi secara merata, setelah itu ajarkan karyawan baru untuk memperoleh data Longgarnya Sanksi yang Diberikan Jika Melakukan Kesalahan Adanya peraturan tertulis yang diedarkan disetiap buku panduan dalam divisi Borobudur Premier Club tentu memiliki pesan secara tidak langsung bahwa peraturan tersebut harusnya dipatuhi oleh semua karyawan. Mulai dari peraturan jam masuk kerja, cara menjawab telefon masuk, hingga kewajiban dalam berpakaian. Banyaknya karyawan baru yang tidak diberikan buku panduan, karena karyawan baru lebih menggunakan catatan dari contoh yang diberikan oleh sales manager.penggunaan buku panduan tidak diwajibkan, hal itu membuat peraturan yang telah dibuat secara tertulis tidak diketahui oleh karyawan baru. Penjelasan terhadap peraturan yang tidak spesifikasi menjadi sebuah alasan bagi para karyawan saat melanggar peraturan.teguran sering kali menjadi senjata yang digunakan untuk menegur karyawan yang melanggar kesalahan, dan teguran merupakan alternatif terbaik yang diberikan oleh atasan kepada karyawan yang melanggar peraturan.akan tetapi jika kesalahan yang dilakukan sudah melebihi batas, tidak turunnya kompensasi dan dikeluarkan dari divisi Borobudur Premier Club bisa saja terjadi, tergantung dari hasil pemikiran manager.

16 Pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan pernah membuat divisi Borobudur Premier Club mendapat sebuah peraturan baru yang khusus ditujukan untuk divisi. peraturan itu berisikan pengumuman bahwa karyawan dari divisi Borobudur Premier Club tidak diperbolehkan untuk naik ke bagian hotel, jika benar-benar diperlukan untuk bertemu dengan klien, hanya boleh diwakilkan oleh pihak assistant manager atau sales manager. Ketidak efektifan dalam memberikan sanksi kepada karyawan dapat membuat tingkat penjualan turun karena tidak adanya sanksi yang jelas terhadap kesalahan yang dilakukan mengakibatkan beberapa orang tidak takut untuk melakukan kesalahan yang bersifat fatal, seperti menggunakan voucher konsumen yang seharusnya digunakan untuk menarik member tetapi digunakan untuk keperluan pribadi.asal dari keberanian untuk melakukan kesalahan tersebut adalah karena longgarnya dari sanksi yang diberikan kepada karyawan. Sebaiknya peraturan yang telah berlaku sejak awal dalam divisi Borobudur Premier Club lebih diperjelas lagi dan ditekankan kepada para karyawan baru agar menaati peraturan yang telah dibuat tersebut.sanksi yang diberikan pun janganlah terlalu longgar, minimal penahanan kompen tidak dikeluarkan selama satu bulan sudah cukup untuk membuat para karyawan lebih menaati peraturan.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. BAB IV PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. Danayasa Arthatama Tbk. mencakup pelaksanaan seluruh fungsi manajemen dan ketaatan manajemen terhadap kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan audit operasional atas fungsi SDM pada PT Satata Neka Tama adalah

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan audit operasional atas fungsi SDM pada PT Satata Neka Tama adalah BAB IV PEMBAHASAN Tujuan audit operasional atas fungsi SDM pada PT Satata Neka Tama adalah untuk menilai tingkat ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas dari fungsi dan aktivitas tersebut. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan adalah permulaan yang digunakan dalam merencanakan tahap-tahap audit berikutnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai semua

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sesuai dengan ruang lingkup pembahasan audit operasional pada PT Linda Gallery

BAB IV PEMBAHASAN. Sesuai dengan ruang lingkup pembahasan audit operasional pada PT Linda Gallery BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Sesuai dengan ruang lingkup pembahasan audit operasional pada P Linda Gallery Sejahtera yang akan dibahas disini hanya mencakup kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi diseluruh dunia saat ini sangatlah berkembang pesat. Sehingga secara tidak langsung telah membuat segala sesuatu yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada Lei Garden Restaurant dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis sistem penggajian pada PT. Sistemaju Mandiri Prakarsa dengan tujuan untuk meneliti dan mempelajari sistem penggajian yang sedang diterapkan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. meningkatkan rasa tanggungjawab atas semua aktivitas-aktivitasnya untuk. mencapai tujuannya di masa yang akan datang.

BAB 5 PENUTUP. meningkatkan rasa tanggungjawab atas semua aktivitas-aktivitasnya untuk. mencapai tujuannya di masa yang akan datang. 82 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sebagai bahan akhir penulisan penelitian yang memberikan masalah tentang peningkatan efisiensi dan efektivitas pelayanan jasa pada CV. Royal Makmur Sentosa Surabaya, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan menggunakan mesin pencatat kehadiran (check clock) dimana kartu

BAB I PENDAHULUAN. karyawan menggunakan mesin pencatat kehadiran (check clock) dimana kartu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu perusahaan dewasa ini seringkali ditentukan oleh bagaimana cara perusahaan dalam memanfaatkan teknologi yang ada, baik itu teknologi yang

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

KUESIONER AUDIT OPERASIONAL (Variabel Independen) No PERTANYAAN YA TIDAK

KUESIONER AUDIT OPERASIONAL (Variabel Independen) No PERTANYAAN YA TIDAK KUESIONER AUDIT OPERASIONAL (Variabel Independen) No PERTANYAAN YA TIDAK 1 INDEPENDENSI Apakah auditor merupakan staf khusus yang terpisah dari kegiatan opersional perusahaan? 2 Apakah auditor tidak bergabung

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Pertanyaan Interview Kebijakan umum 1. Apakah Perusahaan memiliki struktur organisasi? ya perusahaan sudah memiliki sruktur organisasi 2.

LAMPIRAN 1 Pertanyaan Interview Kebijakan umum 1. Apakah Perusahaan memiliki struktur organisasi? ya perusahaan sudah memiliki sruktur organisasi 2. LAMPIRAN 1 Pertanyaan Interview Kebijakan umum 1. Apakah Perusahaan memiliki struktur organisasi? ya perusahaan sudah memiliki sruktur organisasi 2. Ada berapakah jumlah kantor pusat dan cabang pada PT

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Siklus penggajian merupakan salah satu aktivitas yang terdapat dalam fungsi Sumber Daya Manusia. Pengelolaan penggajian yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan daftar gaji, dan prosedur pembayaran gaji. Penjelasan secara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan daftar gaji, dan prosedur pembayaran gaji. Penjelasan secara BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem dan Prosedur Penggajian Sistem dan prosedur penggajian yang diterapkan PT. Framas Indonesia sesuai dengan peraturan Manajemen Perusahaan. Prosedur-prosedur

Lebih terperinci

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V L1 KUESIONER Berilah tanda (V) pada jawaban yang dipilih UMUM 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V 2 Apakah struktur organisasi perusahaan memuat secara jelas garis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap Sistem Informasi Akuntansi Penggajian pada PT. Dwi Naga Sakti Abadi, maka penulis akan mencoba membahas

Lebih terperinci

BAB IV Efektifitas Penerapan Absensi Fringer Print dan Pemberian Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

BAB IV Efektifitas Penerapan Absensi Fringer Print dan Pemberian Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan BAB IV Efektifitas Penerapan Absensi Fringer Print dan Pemberian Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan A. Efektifitas Penerapan Absensi Fringer Print Terhadap Kinerja Karyawan Kedisiplinan adalah kepatuhan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman globalisasi seperti sekarang, persaingan antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman globalisasi seperti sekarang, persaingan antar perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada jaman globalisasi seperti sekarang, persaingan antar perusahaan semakin meruncing dan semakin ketat. Perusahaan-perusahaan harus bisa mempertahankan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Produksi dalam menunjang Efektivitas Proses Produksi, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya persaingan perusahaan-perusahaan di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya persaingan perusahaan-perusahaan di Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya persaingan perusahaan-perusahaan di Indonesia mengalami tingkat kemajuan yang pesat dan hal tersebut menuntut setiap perusahaan untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) (INFORMAN 1)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) (INFORMAN 1) PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) (INFORMAN 1) I. Jadwal Wawancara 1. Tanggal / Hari : 25 april 2009 2. Waktu Mulai dan Selesai : II. Identitas Informan 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : 3. Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini, audit operasional atas fungsi produksi pada PT Dunia Daging Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya agar dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya kecurangan, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai. Tentunya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi Dan Bisnis Program Studi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit manajemen SDM di perusahaan, agar dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengujian dan Pengkajian Ulang Sistem Pengendalian Manajemen

BAB IV PEMBAHASAN. Pengujian dan Pengkajian Ulang Sistem Pengendalian Manajemen BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengujian dan Pengkajian Ulang Sistem Pengendalian Manajemen A. Sistem Penerimaan Nasabah Tidak Dirancang secara Sederhana Begitu masuk kantor cabang khusus BRI, nasabah menghampiri

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian, pembahasan, dan wawancara yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada 9 faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pernyataan SS S N TS STS I. Kualifikasi Pemeriksaan Internal Independensi, Kompetensi, Integritas, Objektivitas, dan Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 4 Aspek Organisasi, Menejemen dan Sumber Daya Manusia

BAB 4 Aspek Organisasi, Menejemen dan Sumber Daya Manusia BAB 4 Aspek Organisasi, Menejemen dan Sumber Daya Manusia 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Perusahaan Nama Perusahaan : Losmen Mulia Alamat Perusahaan : Jl. Lintas Selatan Desa Siau Merah Kecamatan : Silat

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern bagian penggajian dan pengupahan dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu BAB IV HASIL PENELITIAN IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pembicaraan dengan top manajemen KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA PT. TUNAS RIDEAN TBK. Dalam pengevaluasian hasil informasi tersebut, diperlukan adanya

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA PT. TUNAS RIDEAN TBK. Dalam pengevaluasian hasil informasi tersebut, diperlukan adanya BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA PT. TUNAS RIDEAN TBK Dalam pengevaluasian hasil informasi tersebut, diperlukan adanya pengendalian internal maupun eksternal sehingga adanya suatu control

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. pada PD.PAM JAYA yang berlokasi di jalan Penjernihan II Pejompongan Jakarta

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. pada PD.PAM JAYA yang berlokasi di jalan Penjernihan II Pejompongan Jakarta 17 BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1. Pengenalan Lingkungan Kerja Dalam melakukan kegiatan magang atau praktek kerja yang dilakukan pada PD.PAM JAYA yang berlokasi di jalan Penjernihan II Pejompongan Jakarta

Lebih terperinci

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Dengan telah adanya struktur organisasi, manajer harus menemukan orang-orang untuk mengisi pekerjaan yang telah dibuat atau menyingkirkan orang dari pekerjaan

Lebih terperinci

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan.

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan. 1 PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan. A. Gambaran Umum dan Latar Belakang Inovasi Daerah Birokrasi merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan proses penyelesaian pekerjaan sehingga didapatkan hasil yang. sesuai dengan kriteria dan tujuan yang ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan proses penyelesaian pekerjaan sehingga didapatkan hasil yang. sesuai dengan kriteria dan tujuan yang ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Absensi dan penggajian merupakan suatu hal yang penting dalam proses produksi, termasuk dalam industri yang bergerak dalam bidang jasa. Dengan absensi dan penggajian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Latar Belakang Perusahaan PT Sekar Hati Jaya Maju didirikan pada tahun 1984. Pada mulanya PT Sekar Hati Jaya Maju merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 39 BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 4.1 Analisa terhadap Fungsi Personalia Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisa atas fungsi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini:

BAB IV PEMBAHASAN. jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini: BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan barang jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini: a) Mengidentifikasi kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan Pengendalian L1 Lingkungan Pengendalian Pertanyaan Integritas dan Nilai Etika / Komentar 1. Apakah manajemen menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai etika melalui perkataan dan tindakan? 2. Apakah sudah

Lebih terperinci

AMIK GI MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli madya Semester Genap Tahun 2010/2011

AMIK GI MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli madya Semester Genap Tahun 2010/2011 AMIK GI MDP Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli madya Semester Genap Tahun 2010/2011 APLIKASI SISTEM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA HOTEL DUTA PALEMBANG Jerry Micho 2008110061 Erwin

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA No.1095, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. suatu peritmbangan bagi perusahaan dalam mengembangkan kegiatan. usahanya dan untuk mencapai tujuannya di masa yang akan datang.

BAB 5 PENUTUP. suatu peritmbangan bagi perusahaan dalam mengembangkan kegiatan. usahanya dan untuk mencapai tujuannya di masa yang akan datang. BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Sebagai bahan akhir dari penulisan penelitian yang memberikan masalah tentang kepuasan kinerja karyawan bagian penjualan pada PT Wendy s Trans Burger Surabaya, maka penulis memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan utamanya. Tanpa adanya dukungan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Bp/ Ibu/ Sdr dimohon untuk mengisi data demografi pada kotak di samping pertanyaan atau memberikan tanda ( ) pada tempat yang telah disediakan : Nama Responden : Nama KAP : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diambil kesimpulan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (Guru) di. SMK Muhammadiyah Kartasura telah berjalan dengan baik walaupun belum

BAB V PENUTUP. diambil kesimpulan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (Guru) di. SMK Muhammadiyah Kartasura telah berjalan dengan baik walaupun belum BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (Guru) di SMK telah berjalan dengan baik walaupun belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering menjadi kendala dalam kehidupan masyarakat. Dengan kemampuannya

BAB I PENDAHULUAN. sering menjadi kendala dalam kehidupan masyarakat. Dengan kemampuannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat yang disertai dengan berbagai jenis bentuk dan manfaatnya pada saat ini sangat menggembirakan. Banyak

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA

BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA IV.1. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Formasi Karyawan PG. Kebon Agung Malang

Lampiran 1. Formasi Karyawan PG. Kebon Agung Malang Lampiran 1. Formasi Karyawan PG. Kebon Agung Malang Lampiran 2. Rekap Absensi dan Lembur PG. Kebon Agung Malang Lampiran 3. Perintah Lembur PG. Kebon Agung Malang Lampiran 4. Daftar Uang Muka Karyawan

Lebih terperinci

Bab V Kesimpulan dan Saran 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian, pembahasan, dan wawancara yang telah penulis lakukan,

Bab V Kesimpulan dan Saran 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian, pembahasan, dan wawancara yang telah penulis lakukan, Bab V Kesimpulan dan Saran 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian, pembahasan, dan wawancara yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. hotel, dan pemesanan paket tour. Pembentukan Prima Vacation didirikan oleh

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. hotel, dan pemesanan paket tour. Pembentukan Prima Vacation didirikan oleh 28 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Prima Vacation merupakan sebuah perusahaan jasa yang bergerak di bidang pariwisata yang melayani pemesanan tiket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai macam pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli, Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action to enforce organization

Lebih terperinci

BAB LAMPIRAN PENDUKUNG ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA

BAB LAMPIRAN PENDUKUNG ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA BAB LAMPIRAN PENDUKUNG ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA 4.1 Contoh Pengumpulan Data Hasil Wawancara 1 Dengan : Sugianto Jabatan : HRD PT. Grafindo Jaya Pacific Tanggal : 25 September 2013 1. Bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini peranan sistem informasi dalam suatu organisasi tidak dapat diragukan lagi. Dukungannya dapat membuat sebuah perusahaan atau instansi memiliki kenggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi diharapkan akan memberikan kemudahan untuk. mendapatkan informasi yang cepat dan akurat.

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi diharapkan akan memberikan kemudahan untuk. mendapatkan informasi yang cepat dan akurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini semakin cepat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin cepat tersebut telah mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO IV.1. Survey Pendahuluan Pemeriksaan operasional dimulai dari tahap perencanaan awal atau yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional. pemeriksaan lebih sistematis dan terarah. Oleh karena itu, sesuai dengan ruang

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional. pemeriksaan lebih sistematis dan terarah. Oleh karena itu, sesuai dengan ruang BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sesuai dengan penentuan ruang lingkup yang telah ditetapkan dari penelitian ini, audit operasional akan dilakukan pada fungsi penjualan serta

Lebih terperinci

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan CV. Kurnia Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat alat tulis untuk digunakan oleh konsumen akhir. CV. Kurnia Agung

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Temuan risiko dalam sistem perekrutan PT.Metrodata Electronics,Tbk, yaitu: 1. Prosedur Mengidentifikasi Kebutuhan Rekrut a. Keterlambatan pembuatan MPP dan O-Chart

Lebih terperinci

Finger Print (Time Attendance)

Finger Print (Time Attendance) Finger Print (Time Attendance) Type : X100C Specifications : Standalone, no need Computer (Optional). Finger print capacity : 10,000 tempelate. Transaction memory : 200,000 transactions. Display : 3.0

Lebih terperinci

Kuesioner Variable Independen Sistem informasi akuntansi Gaji dan Upah

Kuesioner Variable Independen Sistem informasi akuntansi Gaji dan Upah Kuesioner Variable Independen Sistem informasi akuntansi Gaji dan Upah Isilah salah satu kolom di bawah ini dengan cara memberi tanda (X) pada jawaban yang di anggap paling tepat. SS = Sangat Setuju S=

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan usaha yang ketat sehingga menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan usaha yang ketat sehingga menuntut perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang pemilihan bidang dan objek KP Di Era globalisasi dan sistemper dagangan bebas sekarang ini, serta tingkat perkembangan teknologi yang demikian pesatnya akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini, penulis berusaha memaparkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang pernah penulis lakukan di PT. Taspen (Persero) Pekanbaru pada bidang personalia dan umum

Lebih terperinci

Tes Karakteristik Pribadi

Tes Karakteristik Pribadi 1 2 Tes Karakteristik Pribadi TIPS MENGERJAKAN TES KARAKTERISTIK PRIBADI Soal Tes Kompetensi Pribadi (TKP) pada dasarnya adalah tes yang menilai sikap dan respon seseorang terhadap kasus yang diajukan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Berawal dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap insan, yaitu kebutuhan sandang, telah memberikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan yang akan dijabarkan pada bab ke empat ini mengenai pelaksanaan audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum dilakukannya kegiatan audit

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

AFLY YESSIE, SE, Msi

AFLY YESSIE, SE, Msi MANAJEMEN AUDIT MATERI KULIAH TUJUAN AUDIT MANAJEMEN Penyusun Oleh: AFLY YESSIE, SE, Msi PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Ta. 2010/2011 TUJUAN AUDIT MANAJEMEN 1 Audit manajemen

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA IV.1 Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit operasional di PT Bangunreksa Millenium Jaya akan dimulai dari tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini ditandai dengan semakin berkembang dan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh laba dari

Lebih terperinci

Dalam rangka penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Sistem Informasi

Dalam rangka penelitian skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Sistem Informasi KUISIONER PENELITIAN Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengendalian Internal Berbasis COSO dan Dampaknya Pada Pencegahan Kecurangan Responden yang terhormat, Dalam rangka penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 THE WATERFALL APPROACH TO THE SDLC

LAMPIRAN 1 THE WATERFALL APPROACH TO THE SDLC L1 LAMPIRAN 1 THE WATERFALL APPROACH TO THE SDLC Gambar The Waterfall Approach To The SDLC Sumber : Satzinger et al. (2005, p. 41) L2 LAMPIRAN 2 FASE DAN TUJUAN SDLC FASE SDLC Table Fase dan Tujuan SDLC

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengelolaan Sumber Daya Manusia dapat mempengaruhi kinerja di suatu perusahaan sehingga perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM yang dilaksanakan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi pada abad ke-21 ini tidak hanya mengubah bagaimana cara manusia berkomunikasi tetapi juga telah mempengaruhi budaya/ cara manusia dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Gambaran Umum Proses Yang Sedang Berjalan Pada dasarnya proses yang dibahas dalam tulisan ini, dibagi menjadi dua bagian besar yaitu proses persetujuan permohonan kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, tidak setiap perusahaan/ organisasi memiliki SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, tidak setiap perusahaan/ organisasi memiliki SDM yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini, sebuah perusahaan menghadapi berbagai tekanan persaingan dalam dunia usaha. Persaingan dalam dunia usaha semakin menjadikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera Dalam pelaksanaan penggajian, faktor pengamanan harus diperhatikan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal

Kecakapan Antar Personal Kecakapan Antar Personal Essay Sopan santun dalam Komunikasi Oleh : Andrian Ramadhan Febriana 10512318 Sistem Informasi 8 Berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi SDM pada PT FUI meliputi

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi SDM pada PT FUI meliputi BAB IV PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas fungsi SDM pada PT FUI meliputi penyelengaraan seluruh fungsi dan aktivitas manajemen SDM. Tujuan audit operasional ini adalah untuk menilai tingkat

Lebih terperinci