PENGGUNAAN FITUR ANGULAR INVARIANT UNTUK REGISTRASI OBYEK 3D

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN FITUR ANGULAR INVARIANT UNTUK REGISTRASI OBYEK 3D"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN FITUR ANGULAR INVARIANT UNTUK REGISTRASI OBYEK 3D Robby Hartanto Wiyono Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111, Abstrak - Sampai saat ini perkembangan teknologi khususnya bidang komputer grafik yang berkaitan dengan citra 3 dimensi (3D) terus meningkat. Salah satu hal yang berkaitan dengan teknologi 3D adalah registrasi 3D. Registrasi 3D masih dalam tahap pengembangan. Selama ini registrasi 2D-lah yang sudah ada dan siap digunakan. Registrasi 3D dapat digunakan salah satunya untuk menemukan pasangan titik pada 2 obyek 3D. Dengan diketahui pasangan titik dari 2 obyek 3D, dapat dilakukan manipulasi terhadap obyek 3D. Contohnya : menggabungkan potongan-potongan obyek 3D menjadi satu obyek 3D yang utuh. Dalam tugas akhir ini akan dibuat sebuah aplikasi untuk mengimplementasikan proses registrasi 3D dengan menggunakan fitur angular invariant. Fitur ini merupakan hasil inspirasi dari curvature feature dan vektor normal. Fitur angular invariant diperoleh dari sudut yang dibentuk oleh vektor normal pada permukaan suatu obyek 3D. Setelah diperoleh nilai dari fitur angular invariant dilakukan proses registrasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya error rata-rata sebesar 2,9395 dan waktu kompilasi rata-rata selama 4,36 detik. I. PENDAHULUAN Seiring berkembangnya teknologi di bidang Teknologi Informasi, Teknologi 3D juga ikut berkembang. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin maraknya penggunaan animasi 3D dalam dunia entertaintment (contohnya : film Avatar yang memenangkan 3 nominasi sekaligus yaitu : Best Art Director, Best Cinematography dan Best Visual Effects). Obyek animasi yang digunakan tidak lain berasal dari obyek nyata. Suatu obyek nyata dapat direkonstruksi ulang menggunakan komputer dan kamera sehingga terbentuk suatu citra 3D yang mirip dengan obyek sebenarnya. Untuk dapat melakukan rekonstruksi 3D, pertama perlu dilakukan pengambilan gambar obyek tersebut. Dari gambar-gambar obyek yang telah diambil dilakukan registrasi terlebih dahulu sebelum dapat disusun menjadi citra 3D yang menyerupai obyek yang diamati. Proses registrasi ini dapat dilakukan dengan metode ICP (Iterative closest Point). Sebelumnya sudah banyak digunakan variant dalam metode ICP. Contohnya normal feature dan curvature feature. Registrasi menggunakan normal feature dan curvature feature membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses registrasi. Untuk mengatasi masalah waktu yang lama dalam proses registrasi di atas, maka dikembangkan fitur tambahan yang disebut angular invariant feature. Dengan menggunakan angular invariant feature waktu untuk menyelesaikan proses registrasi dapat dipersingkat dan hasil yang didapatkan juga cukup memuaskan. II. DASAR TEORI 2.1. Komputer Grafis Perkembangan dunia komputer grafis telah membuat komputer lebih mudah untuk berinteraksi dan lebih baik dalam memahami berbagai jenis data. Perkembangan komputer grafis memiliki dampak yang mendalam pada banyak media dan telah merevolusi industri video games dan animasi. Istilah komputer grafis dalam arti luas digunakan untuk menggambarkan "segala sesuatu pada komputer yang tidak berupa teks atau suara". Biasanya, istilah grafik komputer merujuk pada beberapa hal: Representasi dan manipulasi data gambar oleh komputer Berbagai teknologi yang digunakan untuk membuat dan memanipulasi gambar Gambar yang dihasilkan Sub-bidang ilmu komputer yang mempelajari metode untuk mensintesis digital dan memanipulasi konten visual Saat ini, komputer dengan gambar yang dihasilkannya telah menyentuh banyak aspek kehidupan sehari-hari kita. Citra komputer ditemukan di televisi, di koran, misalnya dalam laporan cuaca, atau misalnya dalam semua jenis penyelidikan medis dan prosedur operasi. Grafik komputer yang dibuat dengan baik dapat menyajikan statistik kompleks ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dipahami dan ditafsirkan. Secara umum, ada 2 macam citra komputer yang kita kenal, yaitu komputer grafis 2D dan komputer grafis 3D. Komputer grafis 2D adalah citra digital yang dibuat berbasis komputer, sebagian besar dari model dua dimensi, seperti model 2D geometris, teks, dan gambar digital. Komputer grafis 3D adalah grafis yang menggunakan representasi data geometris tiga dimensi yang disimpan dalam komputer untuk keperluan melakukan perhitungan dan rendering citra 2D Dimensi Definisi Obyek 3 Dimensi Obyek 3 dimensi (biasa disebut 3D) adalah sekumpulan titik-titik 3D (x,y,z) yang membentuk luasan-luasan (face) yang digabungkan menjadi satu Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 1

2 kesatuan.face adalah gabungan titik-titik yang membentuk luasan tertentu atau sering dinamakan dengan sisi. Obyek 3D memiliki besaran panjang, lebar dan tinggi, obyek 3D juga memiliki volume. Contoh dari obyek 3D adalah benda-benda yang ada di sekitar kita yang memiliki volume (kursi, bola, meja, dll). Perbedaannya dengan obyek 2D yang paling utama adalah obyek 2D hanya memiliki 2 besaran (panjang dan lebar), sedangkan obyek 3D memiliki 3 besaran (panjang, lebar dan tinggi) Model 3D Hampir semua model 3D dapat dibagi menjadi dua kategori. Solid - Model ini menentukan volume dari obyek yang diwakili (seperti batu). Model ini lebih realistis, tapi lebih sulit untuk dibuat. Solid model banyak digunakan untuk simulasi nonvisual seperti dalam bidang medis dan bidang teknik, untuk CAD dan plikasi visual khusus seperti ray tracing dan constructive solid geometry. Shell/boundary - model 3D ini mewakili permukaan, misalnya batas dari sebuah obyek, bukan volume (seperti kulit telur bagian luar yang amat sangat tipis). Model ini lebih mudah dibuat daripada model solid. Hampir semua model visual yang digunakan dalam permainan dan film yang ada adalah model shell Titik Pada bidang geometri, topologi, atau cabang lain bidang matematika, sebuah titik dideskripsikan sebagai sebuah obyek pada ruang tertentu yang mengandung unsur volume, area, panjang, atau ukuran dimensi yang lain. Dengan demikian, sebuah titik adalah obyek 0 dimensi. Sebuah titik merupakan konsep geometri yang paling mendasar, karenanya titik sering digunakan sebagai sebuah bentuk dalam unsur pokok dasar pada bidang geometri,fisika, grafis vektor, dan bidang lainnya Sistem Koordinat Pada bidang matematika dan pengembangannya, sistem koordinat adalah sistem untuk memberikan angka atau nilai skalar n pada sebuah titik dalam dimensi n. Skalar pada banyak kasus diartikan sebagai angka real, tapi dapat juga berupa bilangan kompleks atau sebuah element dari nilai yang dapat berubah. Sistem koordinat yang umum digunakan adalah sistem koordinat kartesian Sistem Koordinat Kartesian 2D Sistem Koordinat Kartesian 2 dimensi mempunyai dua sumbu untuk menyatakan tempat kedudukan suatu titik. Sumbu pertama dengan arah horisontal disebut sebagai sumbu x dan sumbu dengan arah vertikal disebut sebagai sumbu Y. Titik pertemuan kedua sumbu tersebut digunakan sebagai titik acuan 0,0. Tepat kedudukan suatu titik dinyatakan jarak titik tersebut sepanjang sumbu X dari titik 0,0 dan jarak sepanjang simbu Y dari titik 0,0. Gambar Sistem Koordinat Kartesian 2D Sistem Koordinat Kartesian 3D Sistem koordinat kartesian 3D diguanakan 3 buah sunbu untuk menyatakan tempat kedudukan suatu titik. Selain mempunyai sumbu X dan sumbu Y pada sistem koordinat kartesian digunakan pula sebuah sumbu lagi yang tegak lurus terhadap sumbu X dan sumbu Y dan dinamakan sebagai sumbu Z. Tempat kedudukan suatu titik dinyatakan sebagai jarak titik tersebut sepanjang sumbu X,Y dan Z yang diukur dari pusat sumbu titik 0,0,0. Gambar Sistem Koordinat Kartesian 3D 2.5. Vektor Vektor dapat disajikan secara geometris sebagai ruas garis berarah atau panah dalam ruang 2 dimensi maupun ruang 3 dimensi. Arah panah menunjukkan arah vektor dan panjang vektor menunjukkan besarnya. Ekor dari suatu vektor disebut dengan titik pangkal vektor, dan ujung panah vektor disebut titik ujung vektor. Vektor dikatakan sama apabila besar dan arahnya sama. Cara mendefinisikan vector : a = 3i + 5j + 9k artinya vektor a sebesar 3 satuan ke arah sumbu-x, 5 satuan ke arah sumbu-y, 9 satuan ke arah sumbu-z. Penulisan vektor harus menggunakan huruf tebal atau dengan member tanda panah di atasnya. Ditunjukkan pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Contoh Vektor Besar Suatu Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah, tentunya vector juga memiliki nilai yang menunjukkan Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 2

3 besar vektor tersebut. Biasa dilambangkan dengan simbol. Contoh vektor a = a1i+a2j+a3k, maka besar vektor a adalah : = (2.5.1) Perkalian Titik Antara 2 Vektor Jika a dan b adalah vektor-vektor dalam ruang berdimensi-2 atau berdimensi-3, dan adalah sudut θ antara a dan b (pada gambar 2.5.2), maka hasil kali titik atau hasil kali dalam Euclidean a.b didefinisikan sebagai:. =. cos θ...(2.5.2) Persamaan di atas terpenuhi jika a, b 0. Jika a atau b bernilai 0, maka hasil kali titik adalah Fitur Angular Invariant Fitur ini merupakan hasil inspirasi dari vektor normal. Vektor normal nilainya selalu berubah-ubah apabila dilakukan pergeseran ataupun rotasi. Sehingga diperlukan fitur pengganti untuk mengantisipasi perubahan terhadap transformasi matriks. Angular artinya sudut. Invariant artinya tidak berubah. Jadi artinya adalah fitur sudut yang nilainya tetap. Fitur ini dikatakan tetap, karena nilai dari fitur ini tidak akan berubah walaupun dilakukan transformasi matriks (translasi, rotasi, dilatasi). Fitur ini diperoleh dengan menghitung sudut yang terbentuk antara satu vektor normal dengan vektor normal disekitarnya. Ditunjukkan pada gambar 2.6. Gambar Vektor a dan b membentuk sudut θ Perkalian Silang Antara 2 Vektor Jika a = (a1,a2,a3) dan b = (b1,b2,b3) adalah vektor-vektor dalam ruang berdimensi 3, maka hasil perkalian silangnya adalah : a x b = (a2.b3-a3.b2, a3.b1- a1.b3, a1.b2-a2.b1) atau dalam notasi determinan : = , , (2.5.3) Gambar perkalian 2 vektor ditunjukkan pada gambar Gambar 2.6 Fitur Angular Invariant III. DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Desain Sistem Dalam penelitian ini, proses registrasi menggunakan fitur angular invariant diuji cobakan dengan menggunakan beberapa pasang input, di mana tiap-tiap pasangan input berupa obyek 3D. Obyek 3D yang dimaksudkan di sini adalah sekumpulan titik yang membentuk suatu permukaan 3D. Titik-titik tersebut sebelumnya didefinisikan melalui software matlab, sehingga titik-titik tersebut mewakili posisi dalam koordinat kartesian (x, y, z). Dari titik-titik yang ada, dicari vektor normal permukaan pada titiktitik tersebut, ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar Perkalian dua Vektor Vektor Normal Vektor normal sama halnya dengan vektor, namun yang dimaksud vector normal biasanya dihubungkan dengan suatu bidang. Vektor normal memiliki arah yang tegak lurus terhadap suatu permukaan bidang pada titik tertentu. Contohnya pada gambar 2.5.4, vektor n tegak lurus terhadap permukaan I di titik p. Gambar Vektor Normal Gambar 3.1 Vektor Normal Permukaan Setelah diperoleh vektor normal pada setiap titik, maka dipilih titik-titik tertentu untuk dijadikan sebagai sampel atau acuan dan dicari fitur angular invariant dari titik-titik sampel tersebut. Apabila fitur angular invariant sudah diperoleh maka proses registrasi Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 3

4 dilakukan. Registrasi dilakukan dengan membandingkan nilai dari fitur angular invariant antar pasangan input. Pemilihan Lingkungan 3..1 Pemilihan Perangkat Lunak Dalam tugas akhir ini digunakan sistem operasi Windows XP Professional version 2002 Service Pack 2-32 bit. Software yang digunakan untuk membuat obyek 3D, menghitung vektor normal, mencari fitur angular invariant dan sampai registrasi seluruhnya menggunakan software Matlab Pemilihan Perangkat Keras Adapun perangkat keras yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah sebuah komputer dengan spesifikasi seperti tabel Processor : Intel Pentium processor T4300 (2,1 GHz, 800MHz FSB) Memory : 3GB DDR2 VGA : Intel GMA 4500M (On Board) Operating System : Windows XP Professional SP 2-32 bit Tabel Spesifikasi Perangkat Keras Implementasi Sistem Sebagai contoh implementasi sistem ini pada sebuah permukaan 3D, akan diujicobakan pada sebuah permukaan pada gambar 3.3. Dari gambar tersebut akan dicari vektor normalnya, ditunjukkan pada gambar 3.4. Menentukan vektor normal dapat dilakukan dengan perkalian silang antara dua vektor. Kemudian dilakukan perhitungan fitur angular invariant dan proses registrasi. Fitur angular invariant ini terbentuk antara vector normal yang dipilih sebagai sample dan vektor normal sekitarnya. Proses registrasi dilakukan dengan metode iterasi untuk mendapatkan perbedaan yang terkecil antara dua obyek. IV. PENGUJIAN SISTEM Pengujian proses registrasi menggunakan fitur angular invariant menggunakan obyek sebagai berikut : [x,y]=meshgrid(-2:.1:6); r=sqrt(x.^2+y.^2); z=sin(r)*cos(r); [x1,y1]=meshgrid(-1:.1:0); r1=sqrt(x1.^2+y1.^4); z1=sin(r1)*cos(r1); ditunjukkan gambar 4.1 [x,y]=meshgrid(-2:.1:6);r=sqrt(x.^2+y.^2); z=sin(r)*cos(r);[x1,y1]=meshgrid(-1:.1:0); r1=sqrt(x1.^2+y1.^2); z1=sin(r1)*cos(r1); ditunjukkan gambar 4.2 [x,y]=meshgrid(-1:.1:7); r=sqrt(x.^2+y.^2); z=sin(r)*cos(r); [x1,y1]=meshgrid(-1:.1:0); r1=sqrt(x1.^2+y1.^2); z1=sin(r1)*cos(r1); ditunjukkan gambar 4.3 [x,y]=meshgrid(-4:.1:6); r=sqrt(x.^2+y.^2); z=sin(r)*sin(r)*cos(r); [x1,y1]=meshgrid(- 1:.1:0); r1=sqrt(x1.^4+y1.^2); z1=sin(r1)*cos(r1); ditunjukkan gambar4.4 Gambar 4.1 Obyek I Gambar 3.3 Contoh Permukaan 3D Gambar 4.2 Obyek II Gambar 3.4 Vektor Normal Permukaan 3D Gambar 4.3 Obyek III Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 4

5 pasangan obyek tersebut adalah 81x81x81 untuk 2,0505 dan waktu yang diperlukan untuk keseluruhan prosesnya adalah 17,94 detik. Hasil pengujian yang dilakukan sangat memuaskan, dengan nilai perbedaan dua obyek yang kecil diperoleh hasil pada gambar 4.7. Gambar 4.4 Obyek IV 4.1 Hasil Pengujian Pasangan Obyek I dilihat hasilnya seperti gambar 4.5. Dimensi dari pasangan obyek tersebut adalah 41x41x41 untuk 3,688 dan waktu yang diperlukan untuk keseluruhan prosesnya adalah 4,11 detik. Hasil registrasi memberikan hasil yang cukup memuaskan, dengan perbedaan kedua obyek yang paling besar di antara pasangan obyek yang ada. Gambar 4.5 Hasil I 4.2 Hasil Pengujian Pasangan Obyek II dilihat hasilnya seperti gambar 4.6. Dimensi dari pasangan obyek tersebut adalah 81x81x81 untuk 2,7140 dan waktu yang diperlukan untuk keseluruhan prosesnya adalah 20,98 detik. Hasil registrasi menunjukkan adanya ketidak sesuaian antara dua obyek yang digunakan dan hasil ini cukup memuaskan mengingat nilai perbedaan kedua obyek adalah kedua terbesar dari keseluruhan pasangan obyek yang digunakan. Gambar 4.6 Hasil II 4.3 Hasil Pengujian Pasangan Obyek III dilihat hasilnya seperti gambar 4.7. Dimensi dari Gambar 4.7 Hasil III 4.4 Hasil Pengujian Pasangan Obyek IV dilihat hasilnya seperti gambar 4.8. Dimensi dari pasangan obyek tersebut adalah 101x101x101 untuk 2,0553 dan waktu yang diperlukan untuk keseluruhan prosesnya adalah 30,67 detik. Hasil yang diperoleh dari pesangan obyek ini kurang memuaskan, karena dengan nilai perbedaan yang kecil diperoleh hasil yang menunjukkan hanya sedikit kemiripan di antara dua obyek yang digunakan. Hal ini mungkin disebabkan karena penggunaan fungsi transformasi matriks yang kurang tepat untuk pasangan obyek ini. Gambar 4.8 Hasil IV Dari hasil pengujian terhadap pasangan-pasangan input yang ada, dapat dianalisa bahwa semakin besar ukuran obyek yang dilibatkan dalam proses registrasi maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk melakukan registrasi. Ukuran obyek tidak menentukan nilai perbedaan antara obyek satu dengan yang lain. Faktor yang mempengaruhi besar perbedaan antara dua obyek adalah bentuk obyek-obyek itu sendiri. Hal ini karena semakin berbeda bentuk permukaan obyek tersebut, maka perbedaan nilai dari fitur angular invariant semakin besar dan gambar atau hasil yang diperoleh dari hasil pengujian semakin terlihat ketidak miripannya. Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 5

6 V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian registrasi 3D menggunakan fitur angular invariant, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Waktu untuk menyelesaikan proses registrasi pada obyek berukuran lebih besar membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan obyek yang lebih kecil. Kemiripan obyek tidak tergantung dari ukurannya, namun tergantung dari nilai perbedaan yang dihasilkan dalam proses registrasi. Proses registrasi 3 dimensi dapat dilakukan dengan hasil yang cukup memuaskan dengan menggunakan fitur Angular Invariant. 5.2 Saran Untuk penelitian registrasi 3D berikutnya, alangkah baiknya apabila dibandingkan dengan metode registrasi 3D menggunakan fitur angular invariant ini. Hal ini karena waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses registrasi tidak memakan banyak waktu dan hasil registrasi dengan perbedaan nilai yang kecil menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Diharapkan pula pengembangan metode registrasi ini dengan menggunakan cara perhitungan yang lain yang mungkin dapat meningkatkan kualitas keluarannya. Saat di bangku kuliah, penulis mulai tertarik dengan bidang ilmu komputer, maka penulis memutuskan untuk memilih bidang studi Teknik Komputer dan Telematika pada semester 5. Kemudian penulis juga ikut serta dalam keanggotaan lab B201, dan mulai tertarik dengan salah satu tim penelitian di bidang studi TKT. Hingga akhirnya penulis memutuskan untuk menjadikan ketertarikannya pada penelitian itu sebagai motivasi untuk memilih topik penelitian Motion Capture sebagai topik dari Tugas Akhirnya. DAFTAR PUSTAKA J. Jun, C. Jun, C. Xinglin. Registration for 3-D Point Cloud Using Angular-Invariant Feature Anton, Howard. Dasar-Dasar Aljabar Linear. Interaksara. Mei Cornell University Program of Computer Graphics. What is Computer Graphics?. 15 April Friendly, Michael. Milestones in the history of thematic cartography, statistical graphics, and data visualization Greenberg, Ira. Processing: Creative Coding and Computational Art. Apress. ISBN X University of Leeds ISS. What are computer graphics?. 22 September RIWAYAT PENULIS Robby Hartanto Wiyono dilahirkan di Blitar pada tanggal 6 April 1988, merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Menempuh pendidikan pertama kali di TK Santa Maria Blitar, kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDK Santa Maria Blitar, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Blitar, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Blitar. Setelah lulus SMA memilih untuk melanjutkan pendidikan tingginya di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri ITS. Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI ITS 6

Registrasi Permukaan Objek Tiga Dimensi Berbasis Fitur Angular Invariant

Registrasi Permukaan Objek Tiga Dimensi Berbasis Fitur Angular Invariant Registrasi Permukaan Objek Tiga Dimensi Berbasis Fitur Angular Invariant Meidya Koeshardianto 1, Eko Mulyanto 2, Moch. Hariadi 3 1 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini memungkinkan sebuah komputer untuk dapat dimanfaatkan dalam membuat serta memanipulasi konten visual secara

Lebih terperinci

Vektor Ruang 2D dan 3D

Vektor Ruang 2D dan 3D Vektor Ruang 2D dan D Besaran Skalar (Tidak mempunyai arah) Vektor (Mempunyai Arah) Vektor Geometris Skalar (Luas, Panjang, Massa, Waktu dan lain - lain), merupakan suatu besaran yang mempunyai nilai mutlak

Lebih terperinci

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si. VEKTOR 1 A. Definisi vektor Beberapa besaran Fisika dapat dinyatakan dengan sebuah bilangan dan sebuah satuan untuk menyatakan nilai besaran tersebut. Misal, massa, waktu, suhu, dan lain lain. Namun, ada

Lebih terperinci

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom A 1 Vektor Fisika Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sub Pokok ahasan Definisi Vektor Penjumlahan Vektor Vektor Satuan

Lebih terperinci

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah Matematika II : Vektor Dadang Amir Hamzah sumber : http://www.whsd.org/uploaded/faculty/tmm/calc front image.jpg 2016 Dadang Amir Hamzah Matematika II Semester II 2016 1 / 24 Outline 1 Pendahuluan Dadang

Lebih terperinci

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika Jurusan Matematika 1 Nopember 2011 1 Vektor dan Garis 2 Koordinat 3 Norma Vektor 4 Hasil Kali Titik dan Proyeksi 5 Hasil Kali Silang Definisi Vektor Definisi Jika AB dan CD ruas garis berarah, keduanya

Lebih terperinci

BAB IV PERCOBAAN DAN ANALISIS. Percobaan metode kompresi citra fraktal menggunakan algoritma

BAB IV PERCOBAAN DAN ANALISIS. Percobaan metode kompresi citra fraktal menggunakan algoritma BAB IV PERCOBAAN DAN ANALISIS Percobaan metode kompresi citra fraktal menggunakan algoritma genetika dilakukan menggunakan bahasa pemrograman Matlab 7.6.0.324 (R2008a). Percobaan dilakukan pada komputer

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 1 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Pendahuluan Konsep Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Perkembangan Implementasi Grafik Komputer

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI Implementasi

BAB 4 IMPLEMENTASI Implementasi BAB 4 IMPLEMENTASI Bab ini menuturkan penjelasan mengenai implementasi dari sistem pengujian yang dibangun berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Bab

Lebih terperinci

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor BAB 1 BESARAN VEKTOR Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan definisi vektor, dan representasinya dalam sistem koordinat cartesius 2. Menjumlahkan vektor secara grafis dan dengan vektor komponen 3. Melakukan

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Rekonstruksi Motion Capture

Perbaikan Kualitas Rekonstruksi Motion Capture Perbaikan Kualitas Rekonstruksi Motion Capture Dengan Metode Interpolasi Winaryo, Ahmad Zaini, Muhtadin Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Kampus ITS

Lebih terperinci

SILABUS. 1 / Silabus Matematika XII-IA. : 1.Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah. Nilai Karakter

SILABUS. 1 / Silabus Matematika XII-IA. : 1.Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah. Nilai Karakter SILABUS Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Reference Standar Kompetensi : SMA Negeri 5 Surabaya : : XII/1 : BSNP / CIE : 1.Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

BESARAN, SATUAN & DIMENSI BESARAN, SATUAN & DIMENSI Defenisi Apakah yang dimaksud dengan besaran? Besaran : segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka (kuantitatif). Apakah yang dimaksud dengan satuan? Satuan

Lebih terperinci

Pengantar Vektor. Besaran. Vektor (Mempunyai Arah) Skalar (Tidak mempunyai arah)

Pengantar Vektor. Besaran. Vektor (Mempunyai Arah) Skalar (Tidak mempunyai arah) Pengantar Vektor Besaran Skalar (Tidak mempunyai arah) Vektor (Mempunyai Arah) Vektor Geometris Skalar (Luas, Panjang, Massa, Waktu dan lain - lain), merupakan suatu besaran yang mempunyai nilai mutlak

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dalam penyajian data menggunakan bentuk grafik. Grafik sering juga disebut sebagai diagram, bagan, maupun chart. Pada

Lebih terperinci

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat, VEKTOR Dalam mempelajari fisika kita selalu berhubungan dengan besaran, yaitu sesuatu yang dapat diukur dan dioperasikan. da besaran yang cukup dinyatakan dengan nilai (harga magnitude) dan satuannya saja,

Lebih terperinci

Diferensial Vektor. (Pertemuan II) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Diferensial Vektor. (Pertemuan II) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Diferensial Vektor (Pertemuan II) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Definisi Secara Grafis : Dari gambar di samping, ada sebuah anak panah yang berawal

Lebih terperinci

Transformasi Geometri Sederhana. Farah Zakiyah Rahmanti 2014

Transformasi Geometri Sederhana. Farah Zakiyah Rahmanti 2014 Transformasi Geometri Sederhana Farah Zakiyah Rahmanti 2014 Grafika Komputer TRANSFORMASI 2D Transformasi Dasar Pada Aplikasi Grafika diperlukan perubahan bentuk, ukuran dan posisi suatu gambar yang disebut

Lebih terperinci

Pengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT

Pengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK Pengantar Definisi Arsitektur MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT Operasional Sinkronisasi Kesimpulan & Saran Muhamad Ali, MT Http://www.elektro-uny.net/ali Pengantar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra dapat dikelompokkan menjadi citra tampak dan citra tak tampak.

Lebih terperinci

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor PERTEMUAN II VEKTOR BESARAN SKALAR DAN VEKTOR Sifat besaran fisis : Skalar Vektor Besaran Skalar Besaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan). Contoh : waktu,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN APLIKASI GEOGEBRA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP

PEMANFAATAN APLIKASI GEOGEBRA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PEMANFAATAN APLIKASI GEOGEBRA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP Shandy Agung 1 SMP Negeri 2 Bua 1 shandy_agung@yahoo.com 1 Teknologi Informasi

Lebih terperinci

Transformasi Geometri Sederhana

Transformasi Geometri Sederhana Transformasi Geometri Sederhana Transformasi Dasar Pada Aplikasi Grafika diperlukan perubahan bentuk, ukuran dan posisi suatu gambar yang disebut dengan manipulasi. Perubahan gambar dengan mengubah koordinat

Lebih terperinci

Bab 1 : Skalar dan Vektor

Bab 1 : Skalar dan Vektor Bab 1 : Skalar dan Vektor 1.1 Skalar dan Vektor Istilah skalar mengacu pada kuantitas yang nilainya dapat diwakili oleh bilangan real tunggal (positif atau negatif). x, y dan z kita gunakan dalam aljabar

Lebih terperinci

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3 Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3 Kuliah Aljabar Linier Semester Ganjil 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U September 2015 MZI (FIF Tel-U) Ruang Vektor R 2 dan R 3 September 2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan alat dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. 3.1.1 Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor BAB 1 BESARAN VEKTOR TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan definisi vektor, dan representasinya dalam sistem koordinat cartesius 2. Menjumlahan vektor secara grafis dan matematis 3. Melakukan perkalian vektor

Lebih terperinci

MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER

MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI 082334051324 Daftar Referensi : 1. Kreyzig Erwin, Advance Engineering Mathematic, Edisi ke-7, John wiley,1993 2. Spiegel, Murray R, Advanced

Lebih terperinci

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Diferensial Vektor (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor A dan B pada bidang dinyatakan

Lebih terperinci

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan. Vektor Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan. Skalar hanya memiliki besaran saja, contoh : temperatur,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN teknologi dalam bidang animasi 3

PERKEMBANGAN teknologi dalam bidang animasi 3 PROCEEDING TUGAS AKHIR 1 Perkiraan Pose Manusia Menggunakan 3D Cylindrical Model Hasbi Dwinanto Saputra, Mochammad Hariadi, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Sumbu-sumbu pada mesin NC [9]

Gambar 2.1 Sumbu-sumbu pada mesin NC [9] 2 PMSI MULTI IS D SISTM CM 2.1 Pemesinan C Multi xis Proses pemesinan dengan teknologi NC (numerical control) telah dikenal luas pemakaiannya pada saat ini. lectronics Industries ssociation (I) mendefinisikan

Lebih terperinci

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain VEKTOR y PENDAHULUAN PETA KONSEP a Vektor di R 2 Vektor di R 3 Perkalian Skalar Dua Vektor o 45 O x Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain Soal-Soal PENDAHULUAN Dalam ilmu pengetahuan kita sering

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

Ruang Vektor Euclid R n

Ruang Vektor Euclid R n Ruang Vektor Euclid R n Kuliah Aljabar Linier Semester Ganjil 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U Oktober 2015 MZI (FIF Tel-U) Ruang Vektor R n Oktober 2015 1 / 38 Acknowledgements

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. (TI-Math), serta Teknik Informatika dan Statistika (TI-Stat) dan pemilihan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. (TI-Math), serta Teknik Informatika dan Statistika (TI-Stat) dan pemilihan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Pada penelitian ini data dikumpulkan dari populasi mahasiswa BINUS University jurusan Teknik Informatika (TI), Teknik Informatika dan Matematika (TI-Math),

Lebih terperinci

Penerapan Transformasi Lanjar pada Proses Pengolahan Gambar

Penerapan Transformasi Lanjar pada Proses Pengolahan Gambar Penerapan Transformasi Lanjar pada Proses Pengolahan Gambar Pratama Nugraha Damanik 13513001 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

Interpretasi Geometri Dari Sebuah Determinan

Interpretasi Geometri Dari Sebuah Determinan Jurnal Sains Matematika dan Statistika Vol No Juli 5 ISSN 46-454 Interpretasi Geometri Dari Sebuah Determinan Riska Yeni Syamsudhuha M D H Gamal 3 Jurusan Matematika Fakultas Mipa Universitas Riau Jl HR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari hasil analisis. Berikut adalah tahapan desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari hasil analisis. Berikut adalah tahapan desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan penelitian untuk mendapatkan cara yang paling efektif dan efisien mengimplementasikan sistem dengan bantuan data yang

Lebih terperinci

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES 1 Uji Kinerja Face Recognition Menggunakan Eigenfaces UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES ABDUL AZIS ABDILLAH 1 1STKIP Surya, Tangerang, Banten, abdillah.azul@gmail.com Abstrak. Pada paper

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. robotika dan otomatisasi dalam kehidupan manusia seiring dengan meningkatnya dunia

BAB I PENDAHULUAN. robotika dan otomatisasi dalam kehidupan manusia seiring dengan meningkatnya dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia robot dewasa ini menunjukkan betapa besar peran bidang robotika dan otomatisasi dalam kehidupan manusia seiring dengan meningkatnya dunia teknologi

Lebih terperinci

DEFORMASI OBYEK TIGA DIMENSI DENGAN METODE LAPLACIAN

DEFORMASI OBYEK TIGA DIMENSI DENGAN METODE LAPLACIAN DEFORMASI OBYEK TIGA DIMENSI DENGAN METODE LAPLACIAN Nama mahasiswa : Rizky Yuniar Hakkun NRP : 2208205724 Dosen Pembimbing : Moch.Hariadi, S.T., M.Sc., Ph.D. Bidang Studi JCM Game Tech - Jurusan Teknik

Lebih terperinci

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1 Daftar Isi 1 Mengapa Perlu Belajar Geometri 1 1.1 Daftar Pustaka.................................... 1 2 Ruang Euclid 3 2.1 Geometri Euclid.................................... 8 2.2 Pencerminan dan Transformasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis sistem Analisis sistem merupakan tahap yang paling penting dalam suatu pengembangan sebuah aplikasi, karena kesalahan pada tahap analisis sistem akan menyebabkan

Lebih terperinci

SILABUS. Mengenal matriks persegi. Melakukan operasi aljabar atas dua matriks. Mengenal invers matriks persegi.

SILABUS. Mengenal matriks persegi. Melakukan operasi aljabar atas dua matriks. Mengenal invers matriks persegi. SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester : SMA NEGERI 2 LAHAT : MATEMATIKA : XII / IPA : GANJIL STANDAR KOMPETENSI: 3. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM 4.1 Perangkat Sistem 4.1.1 Perangkat Lunak Perangkat lunak atau software yang digunakan pada keseluruhan sistem, baik yang terdapat pada sisi host maupun pada sisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sering digunakan oleh manusia adalah komputer. Komputer telah. banyak digunakan sebagai media menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sering digunakan oleh manusia adalah komputer. Komputer telah. banyak digunakan sebagai media menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini teknologi telah berkembang pesat. Penggunaan teknologi dapat ditemukan pada hampir setiap aspek kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang paling sering

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR Zulkifli Dosen Tetap Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Email : Zulladasicupak@gmail.com

Lebih terperinci

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02 Drawing, Viewport, dan Transformasi Pertemuan - 02 Ruang Lingkup Definisi Drawing Viewport Transfomasi Definisi Bagian dari grafik komputer meliputi: 1. Citra (Imaging) : mempelajari cara pengambilan dan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Projection Mapping Pada Bidang Non Planar Sebagai Media Proyeksi Dengan Model Dimensi Tiga Dari Perangkat Kinect Dengan Metode Iterative Closest Point Farandi

Lebih terperinci

Matriks Sebagai Representasi Orientasi Objek 3D

Matriks Sebagai Representasi Orientasi Objek 3D Matriks Sebagai Representasi Orientasi Objek 3D Cendhika Imantoro - 13514037 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

TE Teknik Numerik Sistem Linear

TE Teknik Numerik Sistem Linear TE 9467 Teknik Numerik Sistem Linear Operator Linear Trihastuti Agustinah Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember O U T L I N E. Objektif.

Lebih terperinci

BAB II BESARAN VEKTOR

BAB II BESARAN VEKTOR BAB II BESARAN VEKTOR.1. Besaran Skalar Dan Vektor Dalam fisika, besaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang dinyatakan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 2012. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja. Contoh :

Lebih terperinci

Aplikasi Geogebra dalam Pembelajaran Geometri Bidang

Aplikasi Geogebra dalam Pembelajaran Geometri Bidang Aplikasi Geogebra dalam Pembelajaran Geometri Bidang Dendy Suprihady /13514070 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

PanGKas HaBis FISIKA. Vektor

PanGKas HaBis FISIKA. Vektor Vektor PanGKas HaBis FISIKA Mari kita pandang sebuah perahu yang mengarungi sebuah sungai. Perahu itu, misalnya, berangkat dari dermaga menuju pangkalan bahan bakar. Jika dermaga dipakai sebagai titik

Lebih terperinci

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Analisis Vektor Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Analisis Vektor Analisis vektor meliputi bidang matematika dan fisika sekaligus dalam pembahasannya Skalar dan Vektor Skalar Skalar ialah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kemajuan teknologi komputer sudah banyak dimanfaatkan untuk mendukung suatu usaha bisnis. Dengan adanya komputer, data-data mentah dapat diolah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT. Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya,

BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT. Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya, 92 BAB 4 ANALISIS SIMULASI KINEMATIKA ROBOT Dengan telah dibangunnya model matematika robot dan robot sesungguhnya, maka diperlukan analisis kinematika untuk mengetahui seberapa jauh model matematika itu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF JURUSAN ARSITEKTUR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE

PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF JURUSAN ARSITEKTUR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF JURUSAN ARSITEKTUR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE Titus Irma Damaiyanti 5207100080 Latar belakang, Perumusan Masalah, Batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan sebagai media menyampaikan informasi. telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia sekarang

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan sebagai media menyampaikan informasi. telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia sekarang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini teknologi telah berkembang pesat. Penggunaan teknologi dapat ditemukan pada hampir setiap aspek kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang paling sering

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi Sistem Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan agar program simulasi Tata Letak Tempat Sampah dengan Algoritma

Lebih terperinci

Ilustrasi Penggunaan Quaternion untuk Penanggulangan Gimbal Lock

Ilustrasi Penggunaan Quaternion untuk Penanggulangan Gimbal Lock Ilustrasi Penggunaan Quaternion untuk Penanggulangan Gimbal Lock Nikolas Wangsaputra / 13514048 1 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses pengenalan huruf tulisan tangan Katakana menggunakan metode Fuzzy Feature Extraction

Lebih terperinci

BAB III RUANG VEKTOR R 2 DAN R 3. Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain

BAB III RUANG VEKTOR R 2 DAN R 3. Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain BAB III RUANG VEKTOR R DAN R 3 Bab ini membahas pengertian dan operasi ektor-ektor. Selain operasi aljabar dibahas pula operasi hasil kali titik dan hasil kali silang dari ektor-ektor. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat. .. esaran Vektor Dan Skalar II V E K T O R da beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. da juga besaran fisis yang tidak cukup hanya

Lebih terperinci

Vektor-Vektor. Ruang Berdimensi-2. Ruang Berdimensi-3

Vektor-Vektor. Ruang Berdimensi-2. Ruang Berdimensi-3 Vektor-Vektor dalam Ruang Berdimensi-2 dan Ruang Berdimensi-3 Disusun oleh: Achmad Fachrurozi Albert Martin Sulistio Iffatul Mardhiyah Rifki Kosasih Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi BB 1 nalisa Vektor Vektor, dibedakan dari skalar, adalah suatu besaran yang memiliki besar dan arah. rtinya untuk mendeskripsikan suatu besaran vektor secara lengkap perlu disampaikan informasi tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pendahuluan Kehadiran teknologi informasi memang dirasakan manfaatnya dalam mempermudah kegiatan dan kerja manusia dalam melakukan pekerjaannya. Lembaga bisnis pastilah

Lebih terperinci

dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. akurasi =.

dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. akurasi =. dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. Gambar 5 Macam-macam bentuk partisi citra. Ekstraksi Fitur Pada tahap ini semua partisi dari citra dihitung

Lebih terperinci

Visualisasi Model 3D Jari Menggunakan Finger Motion Capture Berbasis Flex sensors

Visualisasi Model 3D Jari Menggunakan Finger Motion Capture Berbasis Flex sensors PROCEEDING SEMINAR PENELITIAN JURUSAN TEKNIK ELETRO FTI-ITS 1 Visualisasi Model 3D Menggunakan Finger Motion Capture Berbasis Flex sensors Nugroho Adi P 1), I Ketut Eddy Purnama 2), Muhtadin 3) Jurusan

Lebih terperinci

19. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah θ. = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a. a =

19. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah θ. = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a. a = 19. VEKTOR A. Vektor Secara Geometri 1. Ruas garis berarah AB = b a. Sudut antara dua vektor adalah θ 3. Bila AP : PB = m : n, maka: B. Vektor Secara Aljabar a1 1. Komponen dan panjang vektor: a = a =

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 2. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Definisi Vektor, Komponen Vektor, Penjumlahan Vektor, Perkalian Vektor.

MODUL PERTEMUAN KE 2. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Definisi Vektor, Komponen Vektor, Penjumlahan Vektor, Perkalian Vektor. Jurusan Teknik Sipil 15 MODUL PERTEMUN KE MT KULIH : FISIK TERPN ( sks) MTERI KULIH: Definisi Vektor, Komponen Vektor, Penjumlahan Vektor, Perkalian Vektor. POKOK BHSN: VEKTOR -1 DEFINISI VEKTOR Skalar

Lebih terperinci

PAGI. SOAL PILIHAN GANDA : No

PAGI. SOAL PILIHAN GANDA : No PAGI SOAL PILIHAN GANDA : No. 1 35. 1. Salah satu contoh aplikasi Grafika Komputer adalah Virtual Reality. Yang dimaksud Virtual Reality adalah: a. lingkungan virtual seperti yang ada di dunia internet

Lebih terperinci

WARP PADA SEBUAH SEGITIGA

WARP PADA SEBUAH SEGITIGA Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 3 Hal. 26 33 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND WARP PADA SEBUAH SEGITIGA ABDUL ZAKY, MAHDHIVAN SYAFWAN Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU SILABUS Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Ungguan BPPT Darus Sholah Jember kelas : XII IPA Semester : Ganjil Jumlah Pertemuan : 44 x 35 menit (22 pertemuan) STANDAR 1. Menggunakan konsep

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PROMOSI APARTEMEN DENGAN FITUR TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN UNITY 3D (STUDI KASUS : DR APARTEMEN SUKOLILO SURABAYA)

RANCANG BANGUN APLIKASI PROMOSI APARTEMEN DENGAN FITUR TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN UNITY 3D (STUDI KASUS : DR APARTEMEN SUKOLILO SURABAYA) RANCANG BANGUN APLIKASI PROMOSI APARTEMEN DENGAN FITUR TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN UNITY 3D (STUDI KASUS : DR APARTEMEN SUKOLILO SURABAYA) Debbie Amalina 5209100095 Pendahuluan Latar Belakang Tingginya minat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Pengembangan Produk Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan produk berupa Skema Pencapaian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Piranti yang digunakan untuk pelatihan maupun pengujian sistem terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. 4.1.1 Perangkat Keras Perangkat keras

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem pengenalan wajah ini yaitu input, proses dan output. Dengan input bahan penelitian

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Kelistrikan dan Kemagnetan Tanpa listrik dan magnet, maka dalam kehidupan jaman sekarang: tanpa motor

Lebih terperinci

PENGENALAN TANDA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK DAN PEMROSESAN AWAL THINNING ZHANG SUEN

PENGENALAN TANDA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK DAN PEMROSESAN AWAL THINNING ZHANG SUEN PENGENALAN TANDA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK DAN PEMROSESAN AWAL THINNING ZHANG SUEN Chairisni Lubis 1) Yuliana Soegianto 2) 1) Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara Jl. S.Parman

Lebih terperinci

Raycasting Pada Augmented Reality Dimensi Tiga

Raycasting Pada Augmented Reality Dimensi Tiga JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-7 1 Raycasting Pada Augmented Reality Dimensi Tiga Wahyu Setyo Budi, Supeno Mardi Susiki Nugroho, dan Christyowidiasmoro Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN 1. POKOK BAHASAN : KINEMATIKA

RENCANA PEMBELAJARAN 1. POKOK BAHASAN : KINEMATIKA RENCANA PEMBELAJARAN 1. POKOK BAHASAN : KINEMATIKA A. Sistem koordinat (SK) Secara umum, sistem koordinat merupakan cara menyatakan posisi dalam ruang, dinyatakan dalam variabel ruang. Dalam ruang D-2,

Lebih terperinci

BAB I ANALISIS VEKTOR

BAB I ANALISIS VEKTOR BAB I ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN SISTEM. Administrasi (SISDA) mengutamakan pada kebutuhan BiNus University

BAB V PERANCANGAN SISTEM. Administrasi (SISDA) mengutamakan pada kebutuhan BiNus University BAB V PERANCANGAN SISTEM 5.1 Identifikasi Kebutuhan Sistem Perancangan sistem yang dibutuhkan pada Sistem Informasi Dukungan Administrasi (SISDA) mengutamakan pada kebutuhan BiNus University sebagai suatu

Lebih terperinci

Aplikasi Aljabar Geometri dalam Menentukan Volume Parallelepiped Beserta Penurunan ke Rumus Umum dengan Memanfaatkan Sifat Aljabar Vektor

Aplikasi Aljabar Geometri dalam Menentukan Volume Parallelepiped Beserta Penurunan ke Rumus Umum dengan Memanfaatkan Sifat Aljabar Vektor Aplikasi Aljabar Geometri dalam Menentukan Volume Parallelepiped Beserta Penurunan ke Rumus Umum dengan Memanfaatkan Sifat Aljabar Vektor Ade Yusuf Rahardian / 13514079 1 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjelaskan mengenai tahapan analisis dan perancangan sistem yang akan dikembangkan, yaitu Sistem Identifikasi Buron. Bab ini terbagi atas 5 bagian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin, dibutuhkan ketepatan dalam keseluruhan sistem kerjanya, baik ketepatan waktu kerja, pemasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sementara para pelanggan tiba di satu sarana pelayanan, mereka bergabung

BAB I PENDAHULUAN. Sementara para pelanggan tiba di satu sarana pelayanan, mereka bergabung BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Antrian adalah sekumpulan proses dan mekanisme di dalam suatu sistem yang berkaitan dengan urutan (prioritas) yang dilakukan oleh sistem. Dari sudut pandang model antrian,

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI ANALISIS VEKTORIS DALAM RUANG BERDIMENSI DUA

KONSTRUKSI PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI ANALISIS VEKTORIS DALAM RUANG BERDIMENSI DUA Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 KONSTRUKSI PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI ANALISIS VEKTORIS DALAM RUANG BERDIMENSI DUA Rio Fabrika Pasandaran 1, Patmaniar 2 Universitas Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berdasarkan hasil perancangan aplikasi yang telah dilakukan pada bab analisa dan perancangan, selanjutnya dapat di tampilkan beberapa tampilan aplikasi animasi 3 dimensi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. yang digunakan adalah : 1. Processor Pentium III. 2. Memory 2 GigaByte DDR 2 RAM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. yang digunakan adalah : 1. Processor Pentium III. 2. Memory 2 GigaByte DDR 2 RAM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Software Piranti keras diperlukan untuk membuat perangkat ajar ini. Piranti keras yang digunakan adalah : 1. Processor Pentium

Lebih terperinci

SILABUS. tentu. Menentukan integral tentu dengan menggunakan sifat-sifat integral. Menyelesaikan masalah

SILABUS. tentu. Menentukan integral tentu dengan menggunakan sifat-sifat integral. Menyelesaikan masalah SILABUS Nama Sekolah : SMA PGRI 1 AMLAPURA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/Program : XII / IPA Semester : 1 STANDAR KOMPETENSI: 1. Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah. KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

APLIKASI PENGHAPUSAN BAYANGAN PADA IMAGE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) SKRIPSI

APLIKASI PENGHAPUSAN BAYANGAN PADA IMAGE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) SKRIPSI APLIKASI PENGHAPUSAN BAYANGAN PADA IMAGE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) SKRIPSI OLEH: FARIS SANTA EKA WIARTA NPM : 0736010025 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI - FTI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem dalam penelitian ini adalah model proses Prototype. Model prototype (Prototyping model)

Lebih terperinci