dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. akurasi =.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. akurasi =."

Transkripsi

1 dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. Gambar 5 Macam-macam bentuk partisi citra. Ekstraksi Fitur Pada tahap ini semua partisi dari citra dihitung histogramnya. Hal tersebut mengakibatkan setiap citra akan memiliki jumlah histogram yang sama dengan jumlah partisinya. Data Latih dan Data Uji Tahap selanjutnya adalah pembagian data menjadi dua bagian, yaitu data latih dan data uji. Karena penelitian ini menggunakan citra latih tunggal, maka data yang digunakan sebagai data latih hanya berjumlah satu buah untuk masing-masing kelas dan sisanya digunakan sebagai data uji. Algoritme VFI5 Tahap ini terdiri atas dua subtahap, yaitu pelatihan dan klasifikasi. Pada pelatihan yang menjadi input adalah jumlah piksel pada tiap derajat keabuan yang diperoleh pada tahap sebelumnya, yaitu histogram tiap partisi citra. Nilai-nilai tersebut akan dibagi menjadi beberapa interval. Berdasarkan penelitian dari Purwaningrum (2009), maka interval yang digunakan adalah 256, 128, 64, 32, 16, dan 8. Tahap klasifikasi dimulai dengan menghitung jumlah piksel yang memiliki derajat keabuan yang sama pada data uji untuk masing-masing kelasnya pada tiap partisi citra. Langkah selanjutnya adalah mengalikan nilai frekuensi atau intensitas tersebut dengan vote yang diperoleh pada tahap pelatihan. Setelah itu hasil perkalian tersebut dijumlahkan untuk tiap partisi citra. Jumlah vote tiap partisi citra dari citra yang sama kemudian dijumlahkan. yang memiliki nilai total vote tertinggi menjadi kelas prediksi bagi data uji tersebut. Penghitungan Hasil yang diamati pada penelitian ini adalah tingkat akurasi algoritme VFI5 dalam mengklasifikasikan data pengujian. Tingkat akurasi diperoleh dengan rumus: akurasi =. Penelitian ini diimplementasikan pada perangkat keras dengan spesifikasi sebagai berikut. Notebook dengan processor Intel Core 2 Duo 1,80 GHz. Memory 0,99 GB. Harddisk 230 GB. Adapun perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Professional Service Pack 3. Microsoft Visual C#. Matlab Microsoft Office Excel HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini terdapat 10 kelas citra tanda tangan dimana tiap-tiap kelas memiliki 10 data yang terdiri atas 1 data latih dan 9 data uji. Selanjutnya data dibagi menjadi beberapa partisi. Pembagian citra dilakukan dengan membagi panjang dan lebar citra dengan suatu bilangan m dan n yang masing-masing habis membagi panjang dan lebar citra. Ukuran dimensi partisi citra dan banyak partisi yang diperoleh dari hasil pembagian tersebut beserta jumlah partisi vertikal (m) dan jumlah partisi horizontal (n) tercantum pada Tabel 4. Tabel 4 Percobaan ke- Ukuran dimensi partisi citra dan banyak partisi citra m n Dimensi Partisi Citra Banyak Partisi x x x x x x x x x x x x x x x Percobaan 1 Hasil dari percobaan ini tersaji pada Tabel 5. Pada tabel terlihat bahwa percobaan dengan jumlah interval 256 memiliki akurasi terburuk, yaitu 37,78%. Hasil terbaik diperoleh dengan 7

2 jumlah interval sebanyak 32 dan 64 buah, yaitu dengan akurasi 46,67%. yang paling baik pada percobaan ini adalah kelas e dan h yang Tabel 5 pada partisi 1 x 1 memiliki akurasi 100% pada semua interval. b dan c memiliki akurasi yang paling rendah pada semua interval, yaitu 0%. a ,33 33,33 33,33 33,33 b c d 88,89 77,78 66,67 33, ,11 f 88,89 88,89 88,89 77,78 55,56 44,44 g 11,11 22,22 55,56 66,67 22,22 0 i ,11 j 0 22,22 22,22 55,56 88,89 77,78 Percobaan 38,89 41,11 46,67 46, ,78 Percobaan 2 Percobaan selanjutnya adalah membagi citra ke dalam 2 bagian dengan masing-masing bagian memiliki ukuran dimensi 30 x 40 piksel. Hasil dari percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 6. Pada percobaan ini terjadi penurunan akurasi ketika interval berjumlah 32 dan 64. Kenaikan akurasi terjadi ketika interval berjumlah 8 dan 256. Pada percobaan ini kelas c Tabel 6 pada partisi 2 x 1 menjadi kelas dengan akurasi terendah dengan tidak ada satupun citra yang berhasil diklasifikasikan dengan benar. Pada kelas d terjadi peningkatan akurasi menjadi 100% untuk semua jumlah interval. Dengan begitu kelas d, e, dan h menjadi kelas dengan hasil yang paling baik pada percobaan kali ini. tertinggi pada percobaan dengan jumlah interval 256, yaitu 43,33%. a ,11 11,11 11,11 b 22,22 22, ,22 c f 77,78 66,67 66,67 66,67 55,56 44,44 g , i 11, , j 0 22,22 33,33 33,33 33,33 55,56 Percobaan 41,11 41,11 41,11 42, ,33 Percobaan 3 Pada percobaan ini, nilai m dan n yang digunakan adalah 3 dan 1. Adapun hasil dari percobaan ini tersaji pada Tabel 7. percobaan 3 pada tiap jumlah interval Tabel 7 pada partisi 3 x 1 mengalami peningkatan. Adapun percobaan yang memiliki akurasi paling tinggi adalah percobaan dengan 64 interval, yaitu 58,89%. yang paling baik pada percobaan ini masih sama dengan percobaan sebelumnya, yaitu kelas d, e, dan h. a ,11 44,44 55,56 44,44 b 55,56 44,44 55,56 44,44 55,56 55,56 c 77,78 77,78 88,89 88,89 55,56 77,78 8

3 f 88,89 66,67 55,56 33,33 22,22 11,11 g i ,11 11, j 11,11 44,44 55,55 66,67 66,67 44,44 Percobaan 53,33 53,33 57,78 58,89 56,67 53,33 Percobaan 4 Hasil dari percobaan 4 dapat dilihat pada Tabel 8. Dari tabel tersebut terlihat bahwa kelas g merupakan kelas dengan hasil terburuk. Pada kelas g tidak ada satupun citra yang diklasifikasikan dengan benar. d, e, dan h Tabel 8 pada partisi 4 x 1 masih menjadi kelas dengan hasil terbaik sebagaimana percobaan sebelumnya. tertinggi diperoleh pada percobaan dengan jumlah interval sebanyak 8 buah, sedangkan akurasi terendah diperoleh ketika interval berjumlah 256. a 66,67 66,67 66,67 77,78 88,89 55,56 b 55,56 44,44 44,44 33,33 44,44 33,33 c 77,78 55,56 33,33 44,44 33,33 33,33 f 44,44 44,44 11, ,11 11,11 g i 0 11,11 11,11 11,11 11,11 11,11 j 88,89 88,89 88,89 88,89 88,89 88,89 Percobaan 63,33 61,11 55,56 55,56 57,78 53,33 Percobaan 5 Pada percobaan 5 terdapat empat kelas yang selalu diklasifikasikan dengan benar pada semua jumlah interval, yaitu kelas b, d, e, dan h. kelas g pada percobaan ini merupakan kelas dengan akurasi paling buruk dengan akurasi Tabel 9 pada partisi 5 x 1 terendah ketika interval berjumlah 8, yaitu 0%. Hasil terbaik pada percobaan 5 diperoleh pada percobaan dengan 8 interval dan 32 interval. Kedua percobaan tersebut memiliki akurasi sebesar 68,89%. Untuk hasil yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 9. a 88,89 77,78 88,89 88,89 88, b c 66,67 33,33 44,44 33,33 44,45 44,45 f 33,33 33,33 44,44 33,33 33,33 22,22 g 0 11,11 11,11 11,11 11,11 11,11 i 22,22 11,11 22,22 11,11 11,11 11,11 j 77,78 77,78 77,78 77,78 77,78 77,78 Percobaan 68,89 64,44 68,89 65,56 66,67 67,78 Percobaan 6 Pada Tabel 10 terlihat bahwa kelas c hanya satu kali saja diklasifikasikan dengan benar, yaitu saat interval yang digunakan berjumlah 32. e dan h menjadi kelas yang selalu diklasifikasikan dengan pada semua jumlah interval. tertinggi pada percobaan 6 adalah 66,67% yang diperoleh pada percobaan dengan 32 interval. 9

4 Tabel 10 pada partisi 1 x 2 a 22,22 55,56 44,44 44,44 55,55 55,55 b 88,89 88,89 66,67 44,44 33,33 44,44 c , d 55,55 55,55 55,55 44,44 11,11 22,22 f 88,89 77, ,78 44,44 22,22 g 77,78 77,78 88,89 88,89 88,89 66,67 i 88,89 77,78 77,78 55,56 55,56 44,44 j 0 11,11 22,22 44,44 55,56 66,67 Percobaan 62,22 64,44 66, ,44 52,22 Percobaan 7 Tabel 11 menunjukkan hasil yang diperoleh pada percobaan 7. d, e, dan h memiliki akurasi tertinggi pada tiap jumlah interval, yaitu Tabel 11 pada partisi 2 x 2 100%. c memiliki akurasi paling buruk, yaitu 11,11% pada percobaan dengan 128 interval dan 0% pada kelima percobaan yang lain. tertinggi dari seluruh kelas diperoleh pada percobaan dengan 32 interval. a 0 22,22 44,44 33,33 55,56 44,44 b 66,67 77,78 55,56 55,56 55,56 66,67 c ,11 0 f ,89 88,89 g 11,11 33,33 33,33 22,22 11,11 11,11 i 88,89 88,89 88,89 55,56 44,44 44,44 j 0 11,11 44,44 44,44 33,33 33,33 Percobaan 56,67 63,33 66,67 61, ,89 Percobaan 8 Pada percobaan 8, hanya kelas d dan e yang selalu memiliki akurasi 100% pada tiap percobaan. tertinggi pada percobaan 8 adalah 75,56% yang diperoleh pada percobaan Tabel 12 pada partisi 3 x 2 dengan 32 dan 64 interval. Namun pada percobaan dengan 32 interval tidak ada kelas yang memiliki akurasi 0%. Hal yang berbeda dialami pada saat percobaan dengan 64 interval yang memiliki akurasi 0% pada kelas g. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 12. a 66,67 66,67 77,78 66,67 77,78 44,44 b 88,89 88,89 88,89 77,78 55,56 66,67 c 66,67 66,67 66,67 77,78 66,67 44,44 f ,78 66,67 g , ,22 22,22 h , i 77,78 77,78 77,78 66,67 66,67 66,67 j 11,11 22,22 33,33 66,67 55,56 44,44 Percobaan 71,11 72,22 75,56 75,56 71,11 65,56 10

5 Percobaan 9 Percobaan dengan 32 interval pada percobaan 9 menghasilkan akurasi dengan nilai tertinggi, yaitu 80%. Perolehan akurasi ini ditunjukkan pada Tabel 13. g merupakan Tabel 13 pada partisi 4 x 2 kelas dengan akurasi paling kecil, yaitu 11,11% pada percobaan dengan 256 interval dan 0% pada percobaan sisanya. d dan h merupakan kelas dengan hasil akurasi paling baik, yaitu 100% pada semua percobaan dengan jumlah interval yang berbeda. a 77,78 77,78 88, ,89 55,56 b 88,89 88,89 88,89 77,78 77,78 77,78 c 44,44 33,33 44,44 55,56 66,67 77,78 e ,89 88,89 88,89 88,89 f ,89 77,78 55,56 g ,11 i 77, ,78 66,67 77,78 j 88,89 77,78 88,89 77,78 77,78 55,56 Percobaan 77,78 77, ,67 74,44 70 Percobaan 10 Sebagaimana terlihat pada Tabel 14 kelas b, d, e, dan h selalu memiliki akurasi 100%. Tabel 14 pada partisi 5 x 2 c menjadi kelas dengan akurasi terendah, yaitu 22,22% pada percobaan dengan 128 interval. paling baik diperoleh pada percobaan dengan 32 interval, yaitu 85,56%. a 88,89 88,89 88, ,78 b c 55,56 55,56 55,56 44,44 22,22 33,33 f ,89 88,89 88,89 g 22,22 22,22 44,44 44,44 33,33 22,22 i 88,89 88,89 88,89 88,89 88,89 77,78 j 77,78 77,78 77,78 66,67 66,67 66,67 Percobaan 83,33 83,33 85,56 83, ,67 Percobaan 11 Seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 15, akurasi dari seluruh kelas pada percobaan 11 mengalami penurunan. Namun jika dibandingkan dengan hasil percobaan 4 yang memiliki jumlah partisi citra yang sama, yaitu 4 partisi, percobaan 11 memiliki hasil yang lebih baik. Begitu pula jika dibandingkan dengan Tabel 15 pada partisi 5 x 4 percobaan 7 yang juga memiliki jumlah partisi citra yang tetapi berbeda ukuran. e dan h menjadi kelas yang selalu memiliki akurasi 100%. c merupakan kelas dengan akurasi paling rendah, yaitu 11,11% pada percobaan dengan 16 dan 32 interval serta 0% pada percobaan yang lain. Percobaan dengan 32 interval menghasilkan akurasi paling tinggi, yaitu 76,67%. a 44,44 66,67 66,67 77,78 77,78 66,67 b ,89 66,67 c 0 11,11 11, d ,89 77,78 11

6 f 77,78 44,44 66,67 44,44 11,11 33,33 g 88,89 88, ,89 77,78 66,67 i 88,89 77,78 77,78 66,67 44,44 44,44 j 0 33,33 44,44 55,55 44,44 44,44 Percobaan 70 72,22 76,67 73,33 63,33 60 Percobaan 12 Pada Tabel 16 terlihat bahwa kelas c masih menjadi kelas dengan akurasi terendah. d, e, dan h menjadi kelas yang selalu memiliki Tabel 16 pada partisi 2 x 4 akurasi 100%. paling tinggi yang dihasilkan pada percobaan 12 adalah 78,89% dengan menggunakan interval sebanyak 32 buah. a 66,67 77,78 77,78 77,78 77,78 66,67 b ,89 55,55 c ,22 11,11 11,11 0 f ,89 77,78 66,67 g 55,56 55,56 66,67 66,67 66,67 66,67 i , j 0 22,22 22,22 22,22 11,11 33,33 Percobaan 72,22 75,56 78,89 75,56 73,33 68,89 Percobaan 13 Pada percobaan 13 kelas j menjadi kelas dengan akurasi terendah, yaitu 44,44% dengan 64 interval, 33,33% dengan 128 interval, dan sisanya 22,22%. d, e, dan i menjadi kelas Tabel 17 pada partisi 3 x 4 yang selalu diklasifikasikan dengan benar. paling tinggi pada percobaan ini adalah 84,44% dengan jumlah interval sebanyak 64 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17. a 44,44 77,77 77,77 77,77 66,67 55,56 b ,89 88, ,89 c 66,67 66,67 66,67 66,67 66,67 55,56 f ,89 88,89 88,89 77,78 g 55,56 66,67 66,67 77,78 55,56 33,33 h 77,78 88, i j 22,22 22,22 22,22 44,44 33,33 22,22 Percobaan 76,67 82,22 81,11 84,44 81,11 73,33 Percobaan 14 Seperti terlihat pada Tabel 18 percobaan dengan 32 dan 64 interval menghasilkan akurasi dengan nilai tertinggi, yaitu 95,56%. d dan e adalah kelas yang memiliki akurasi tertinggi pada semua percobaan dengan nilai interval yang berbeda, yaitu 100%. Hasil percobaan 13 pada tiap kelas secara rinci dapat dilihat pada Tabel

7 Tabel 18 pada partisi 4 x 4 a ,89 b , ,89 66,67 c 88,89 88,89 88,89 77,78 66,67 77,78 f ,89 66,67 g 66,67 66,67 77,78 77, ,89 i ,89 88,89 j 77,78 77, ,89 66,67 Percobaan 93,33 93,33 95,56 95,56 92,22 84,44 Percobaan 15 Hasil akurasi yang diperoleh pada percobaan 15 di tiap kelas dapat dilihat pada Tabel 19. Lima dari empat kelas, yaitu kelas a, b, d, e, Tabel 19 pada partisi 5 x 4 dan h, selalu memiliki akurasi 100% atau semua citra selalu diklasifikasikan dengan benar. paling tinggi pada percobaan 15 adalah 93,33% yang diperoleh pada percobaan dengan interval sebanyak 8, 16, dan 64. a b c 77,78 88,89 88,89 88,89 66,67 55,56 f ,67 g 77,78 77,78 66,67 77,78 77,78 55,56 i ,89 88,89 88,89 88,89 88,89 j 77,78 77,78 77,78 77,78 77,78 66,67 Percobaan 93,33 93,33 92,22 93,33 91,11 83,33 Pengaruh Pembagian Citra pada Tiap Interval Nilai akurasi tertinggi pada saat interval berjumlah 8 dan 16 adalah 93,33%. Nilai akurasi tersebut diperoleh pada dimensi partisi 15 x 10 piksel dan 12 x 10 dengan banyak partisi masing-masing adalah 16 dan 20. Nilai akurasi terendah kedua interval tersebut adalah 38,89% untuk 8 interval dan 41,11% untuk 16 interval. Jumlah partisi yang menghasilkan akurasi terendah pada percobaan dengan 8 interval adalah 60 x 40 piksel atau saat citra tidak mengalami pembagian. Sedangkan untuk percobaan dengan 16 interval adalah partisi dengan ukuran 60 x 40 piksel dan 30 x 40 piksel. Adapun nilai akurasi dari seluruh kelas pada percobaan dengan 32 dan 64 interval adalah 95,56%. nilai tersebut juga diperoleh ketika percobaan dilakukan dengan partisi berukuran 15 x 10 piksel. Nilai tersebut merupakan nilai akurasi paling tinggi pada penelitian ini. Sedangkan akurasi terendah terjadi ketika partisi citra berukuran 30 x 40 piksel. Adapun besarnya akurasi yang diperoleh adalah 41,11% untuk percobaan dengan 32 interval dan 42,22% untuk percobaan dengan 64 interval. Secara rata-rata percobaan dengan 32 dan 64 interval juga merupakan percobaan yang menghasilkan akurasi tertinggi pada penelitian ini (Gambar 6). Gambar 6 Rata-rata akurasi pada tiap interval. 13

8 Percobaan dengan 128 dan 256 interval menghasilkan akurasi tertinggi juga ketika percobaan dilakukan dengan partisi berukuran 15 x 10 piksel. Nilai akurasi pada percobaan 128 dan 256 interval berturut-turut adalah 92,22% dan 84,44%. terendah pada percobaan dengan 128 interval adalah 40%. Nilai tersebut didapatkan pada partisi berukuran 30 x 40 piksel dan ketika citra tidak mengalami pembagian. Sedangkan pada percobaan dengan 256 interval, akurasi terendah yang diperoleh adalah 37,78% dengan ukuran partisi 60 x 40 piksel. tersebut juga merupakan akurasi terendah yang didapatkan pada penelitian ini. Nilai-nilai akurasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Nilai akurasi pada tiap partisi Dari tabel di bawah dapat dilihat bahwa penambahan jumlah partisi cenderung akan meningkatkan nilai akurasi. Namun besar kenaikan nilai akurasi juga dipengaruhi oleh ukuran dari tiap partisi citra. Hal ini terlihat dari tabel di atas bahwa akurasi yang didapatkan ketika partisi berukuran 30 x 40 piksel berbeda dengan saat partisi berukuran 60 x 20 piksel. Padahal banyak partisi yang pada kedua percobaan tersebut adalah sama, yaitu 2 buah partisi. Begitupun juga ketika partisi citra berukuran 15 x 40 piksel, 30 x 20 piksel, dan 60 x 10 piksel. Dengan banyak partisi yang sama, ternyata akurasi yang dihasilkan juga berbeda. Percobaan Dimensi pada Tiap Interval (%) Banyak Partisi ke- Partisi 1 60 x ,89 41,11 46,67 46, , x ,11 41,11 41,11 42, , x ,33 53,33 57,78 58,89 56,67 53, x ,33 61,11 55,56 55,56 57,78 53, x ,89 64,44 68,89 65,56 66,67 67, x ,22 64,44 66, ,44 52, x ,67 63,33 66,67 61, , x ,11 72,22 75,56 75,56 71,11 65, x ,78 77, ,67 74, x ,33 83,33 85,56 83, , x ,22 76,67 73,33 63, x ,22 75,56 78,89 75,56 73,33 68, x ,67 82,22 81,11 84,44 81,11 73, x ,33 93,33 95,56 95,56 92,22 84, x ,33 93,33 92,22 93,33 91,11 83,33 Rata-Rata Selain itu, dari Gambar 7 (a) terlihat bahwa penambahan jumlah partisi vertikal (m) dengan jumlah partisi horizontal (n) yang tetap hanya mampu menaikkan akurasi lebih kurang sebesar 2-17%. Bahkan pada beberapa kasus terjadi penurunan akurasi walaupun tidak signifikan. Sedangkan Gambar 7 (b) menunjukkan bahwa penambahan jumlah partisi horizontal (n) dengan jumlah partisi vertikal (m) yang tetap mampu menghasilkan peningkatan akurasi yang lebih tinggi sebesar 5-26%. Hal ini menunjukkan bahwa pembagian secara horizontal lebih mampu meningkatkan akurasi dibandingkan pembagian secara vertikal. Penelitian Setia (2007) dengan menggunakan Hidden Markov Model menghasilkan rata-rata akurasi tertinggi sebesar 75% pada pelatihan 8 state. Sedangkan pada penelitian Musyaffa (2009), akurasi tertinggi yang dihasilkan adalah 97,5% dengan menggunakan hasil dekomposisi wavelet level 1 sebagai masukan pada algoritme VFI5. Pada penelitian ini, akurasi tertinggi yang dihasilkan adalah 95,56%. Hasil tersebut diperoleh setelah citra dibagi menjadi 16 bagian yang tiap bagian memiliki ukuran yang sama, yaitu 15 x 10 piksel. Nilai histogram dari tiap bagian tersebut lah yang kemudian menjadi masukan pada algoritme VFI5. (a) 14

9 (b) Gambar 7 Perbandingan pengaruh perubahan nilai m dan n terhadap peningkatan akurasi pada interval 32. Uji Statistik Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi nilai akurasi yang dihasilkan pada penelitian ini, yaitu interval, jumlah partisi vertikal (m), dan jumlah partisi horizontal (n). Untuk mengetahui faktor apa saja yang memberikan hasil akurasi yang berbeda nyata, maka akan dilakukan analisis ragam. Data yang digunakan terbatas hanya data akurasi yang baik sebagaimana terlihat pada Tabel 21. Tabel 21 Data yang digunakan pada analisis ragam Interval Jumlah Partisi Vertikal (m) Jumlah Partisi Horizontal (n) (%) Uji statistik ini menggunakan tools yang telah tersedia pada Matlab Perintah atau command yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 3. Adapun proses pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1 (a) H 0 : α 1 = α 2 = α 3 = α 4 = α 5 = 0 (pengaruh interval nol), (b) H 0 : β 1 = β 2 = 0 (pengaruh perubahan jumlah partisi vertikal nol), (c) H 0 : γ 1 = γ 2 = 0 (pengaruh perubahan jumlah partisi horizontal nol). 2 (a) H 1 : sekurang-kurangnya satu α i tidak sama dengan nol, (b) H 1 : sekurang-kurangnya satu β j tidak sama dengan nol, (c) H 1 : sekurang-kurangnya satu γ k tidak sama dengan nol. Dengan menggunakan nilai α = 0,01, maka dapat diambil keputusan untuk menerima H 0 (p-value = 0,2894), H 0 (p-value = 0,0603), dan menolak H 0 (p-value = 0) (Lampiran 4). Dari keputusan yang diambil tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara statistik penggunaan interval 8, 16, 32, 64, dan 128 tidak menghasilkan nilai akurasi yang berbeda nyata. Selain itu, dari hasil analisis ragam ini juga diketahui bahwa secara statistik perubahan jumlah partisi vertikal (m) dari 4 menjadi 5 juga tidak menghasilkan nilai akurasi yang berbeda nyata. Sebaliknya, penggunaaan 4 partisi horizontal (n) menghasilkan akurasi yang berbeda nyata dibandingkan penggunaan 2 partisi horizontal (n). Hasil ini juga mendukung kesimpulan sebelumnya bahwa pembagian secara horizontal lebih mampu meningkatkan akurasi dibandingkan pembagian secara vertikal. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Beberapa kesimpulan yang berhasil dihimpun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Diperlukan pembagian citra menjadi beberapa partisi untuk menghindari rendahnya akurasi yang dihasilkan. 2 pengenalan tanda tangan dengan citra pelatihan tunggal menggunakan algoritme VFI5 berbasis histogram baik. 3 Penambahan jumlah partisi cenderung akan meningkatkan akurasi. 4 Jumlah interval yang baik dalam penelitian ini adalah 128, 64, 32, 16 dan 8. 5 Jumlah partisi vertikal (m) dan jumlah partisi horizontal (n) yang menghasilkan akurasi paling tinggi adalah 4 dengan ukuran partisi 15 x 10 piksel. 15

Kelas. Kelas. p q r s t u v w x y Level Transformasi.

Kelas. Kelas. p q r s t u v w x y Level Transformasi. Fitur yang digunakan untuk pelatihan pada algoritme VFI5 diperoleh dari tiap-tiap piksel pada citra tanda tangan. Fitur pada pelatihan yang semula berupa matriks berukuran 3 4 piksel disusun menjadi matriks

Lebih terperinci

Akurasi. Perangkat Lunak: Sistem operasi: Windows Vista Home Premium Aplikasi pemrograman: Matlab 7.0

Akurasi. Perangkat Lunak: Sistem operasi: Windows Vista Home Premium Aplikasi pemrograman: Matlab 7.0 Tabel 1 Dimensi citra di tiap level Level transformasi Dimensi citra 1 46 56 2 23 28 3 12 14 4 6 7 5 3 4 6 2 2 Pada Gambar 5 disajikan visualisasi transformasi wavelet hingga level 3. Deskripsi citra dekomposisi

Lebih terperinci

BAB 5 UJI COBA DAN ANALISA HASIL

BAB 5 UJI COBA DAN ANALISA HASIL BAB 5 UJI COBA DAN ANALISA HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai lingkungan uji coba, hasil uji coba serta analisa hasil uji coba dari perangkat lunak. 5.1 Lingkungan Lingkungan uji coba merupakan komputer

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Ilustrasi pencarian titik pusat dan jari-jari pupil. Segmentasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Ilustrasi pencarian titik pusat dan jari-jari pupil. Segmentasi 4 Perangkat keras berupa Notebook: Processor intel Core i3 2.2 GHz. RAM kapasitas 2. GB. Harddisk Kapasitas 5 GB. Monitor pada resolusi 1366 x 768 piksel. Merek Acer Aspire 475. Perangkat lunak berupa:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Biometrik adalah ilmu untuk menetapkan identitas seseorang berdasarkan ciri fisik, kimia, ataupun tingkah laku dari orang tersebut. Dewasa ini, biometrik telah menjadi suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan proses penelitian ditunjukkan pada Gambar 15 berikut. Mulai 96 citra stomata Ekstraksi fitur - RGB & Skala Keabuan Ekstraksi fitur - Wavelet

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI Implementasi

BAB 4 IMPLEMENTASI Implementasi BAB 4 IMPLEMENTASI Bab ini menuturkan penjelasan mengenai implementasi dari sistem pengujian yang dibangun berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Bab

Lebih terperinci

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini,

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini, pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi penjelasan tentang implementasi sistem meliputi kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk melakukan perancangan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi Program Simulasi. mengevaluasi program simulasi adalah sebagai berikut :

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi Program Simulasi. mengevaluasi program simulasi adalah sebagai berikut : BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Program Simulasi Dari keseluruhan perangkat lunak yang dibuat pada skripsi ini akan dilakukan implementasi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan simulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra adalah sebagai berikut. Gambar 3.1 Desain Penelitian 34 35 Penjelasan dari skema gambar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek kehidupan dari bangsa ini akan selalu dipengaruhi oleh keadaan hujan ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek kehidupan dari bangsa ini akan selalu dipengaruhi oleh keadaan hujan ataupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara daerah tropis yang diapit antara samuera Hindia dan samudera Pasifik juga antara benua Asia dan benua Austarlia, memiliki dua musim dalam setahun,

Lebih terperinci

Percobaan 1 Percobaan 2

Percobaan 1 Percobaan 2 direpresentasikan dengan histogram. Perlakuan pertama terhadap data-data penelitian ini adalah menghitung histogramnya. Kemudian dari interval antara 0-255 akan dibagi menjadi interval-interval bagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Metodologi Penelitian Berikut adalah alur metodologi penelitian yang akan digunakan dalam menyelesaikan penelitian tugas akhir ini : 3.2 Pengumpulan Data Gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. telah dibuat. Pengujian yang dilakukan adalah menguji proses region of interest

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. telah dibuat. Pengujian yang dilakukan adalah menguji proses region of interest BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN Bab ini menjelaskan tentang seluruh hasil pengujian dari aplikasi yang telah dibuat. Pengujian yang dilakukan adalah menguji proses region of interest (ROI) yaitu suatu proses

Lebih terperinci

PENGENALAN TANDA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK DAN PEMROSESAN AWAL THINNING ZHANG SUEN

PENGENALAN TANDA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK DAN PEMROSESAN AWAL THINNING ZHANG SUEN PENGENALAN TANDA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK DAN PEMROSESAN AWAL THINNING ZHANG SUEN Chairisni Lubis 1) Yuliana Soegianto 2) 1) Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara Jl. S.Parman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Analisa Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan dan ditampilkan bagaimana hasil dari rancangan sistem yang dibuat beserta pembahasan tentang sistem tersebut. Adapun hasil dari

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kehadiran komputer semakin dibutuhkan, hal ini dikarenakan karena perkembangan teknologi yang semakin canggih. Hal ini dapat dibuktikan dari sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jepang menggunakan berbagai jenis karakter untuk sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jepang menggunakan berbagai jenis karakter untuk sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang menggunakan berbagai jenis karakter untuk sistem penulisannya. Salah satu jenis huruf Jepang adalah kana, yaitu karakter fonetis yang melambangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Pada bab ini adalah hasil dari perancangan yang dibuat pada bab sebelumnya. Adapun hasil yang ada pada aplikasi yaitu : 1. Tampilan Menu Utama Tampilan ini

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu implementasi sistem tersebut dan juga evaluasi dari implementasi sistem untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trimuda Lestari merupakan Perusahaan yang bergerak dibidang garment, yaitu menjual dan memproduksi t-shirt. Trimuda Lestari mulai beroperasi pada tahun 2005 hingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Analisa Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan dan ditampilkan bagaimana hasil dari rancangan sistem yang dibuat beserta pembahasan tentang sistem tersebut. Adapun hasil dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi =

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi = 6 Kelas Target Sidik jari individu 5 0000100000 Sidik jari individu 6 0000010000 Sidik jari individu 7 0000001000 Sidik jari individu 8 0000000100 Sidik jari individu 9 0000000010 Sidik jari individu 10

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan sistem pemugaran citra digital dengan algoritma exemplar-based

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan sistem pemugaran citra digital dengan algoritma exemplar-based BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan metode penelitian yang digunakan penulisan dalam pengembangan sistem pemugaran citra digital dengan algoritma exemplar-based image inpainting dan metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui tahapan awal didalam sebuah sistem pendeteksian filter sobel. Didalam aplikasi filter sobel ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini sudah banyak perusahaan, pabrik maupun toko yang menggunakan teknologi komputer untuk membantu mereka dalam melakukan kontrol, dan manajemen terhadap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Penelitian mengenai pengenalan wajah termotivasi oleh banyaknya aplikasi praktis yang diperlukan dalam identifikasi wajah. Pengenalan wajah sebagai salah satu dari teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Lingkungan Perancangan Dalam perancangan program aplikasi ini, penulis menggunakan komputer dan sistem operasi dengan spesifikasi rekomendasi sebagai berikut: 1. Processor

Lebih terperinci

Bab III PERANCANGAN SISTEM STEGANOGRAFI

Bab III PERANCANGAN SISTEM STEGANOGRAFI Bab III PERANCANGAN SISTEM STEGANOGRAFI 3.1. Kebutuhan sistem Steganografi Dalam pembuatan sistem steganografi dibutuhkan beberapa perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Berikut spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan penelitian dibutuhkan perangkat lunak yang dapat menunjang penelitian. Perangkat keras dan lunak yang digunakan dapat dilihat pada Tabel

Lebih terperinci

Training. Level Transformasi Wavelet. Banyak Fitur. Ukuran Dimensi. 0 40x x30 600

Training. Level Transformasi Wavelet. Banyak Fitur. Ukuran Dimensi. 0 40x x30 600 Citra asli Citra ya Inisialisasi: Topologi jaringan, Bobot awal, Lebar tetangga, Nilai laju awal pembelajaran Kriteria pemberhentian Training Error> -6 Epoch< 4 Alpha> HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Untuk menjalankan aplikasi ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pengguna. Spesifikasi kebutuhan berikut ini merupakan spesifikasi

Lebih terperinci

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan Gambar 8 Struktur PNN. 1. Lapisan pola (pattern layer) Lapisan pola menggunakan 1 node untuk setiap data pelatihan yang digunakan.

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi khususnya dalam bidang informasi, teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk memudahkan suatu rumah sakit dalam mengambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Prediksi curah hujan di Indonesia sangat berdampak pada kehidupan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Prediksi curah hujan di Indonesia sangat berdampak pada kehidupan masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prediksi curah hujan di Indonesia sangat berdampak pada kehidupan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung di berbagai bidang. Dampak langsung dari ketepatan

Lebih terperinci

Lingkungan Pengembangan Pelatihan HASIL DAN PEMBAHASAN Seleksi Fitur Pelatihan (deskripsi training Klasifikasi Akurasi

Lingkungan Pengembangan Pelatihan HASIL DAN PEMBAHASAN Seleksi Fitur Pelatihan (deskripsi training Klasifikasi Akurasi 6 diberikan sesuai dengan beban SKS mata kuliah yang bersangkutan, sedangkan fitur IP TPB disesuaikan. Untuk fitur mata kuliah yang sudah terseleksi, bobot yang dipakai sesuai dengan beban SKS, sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM 4.1 Perangkat Sistem 4.1.1 Perangkat Lunak Perangkat lunak atau software yang digunakan pada keseluruhan sistem, baik yang terdapat pada sisi host maupun pada sisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Analisa Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan dan ditampilkan bagaimana hasil dari rancangan sistem perancangan aplikasi rancang bangun 3 dimensi simulasi pembuatan kapal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian, untuk memudahkan peneliti melakukan penelitan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. terbagi menjadi dua, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak.

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. terbagi menjadi dua, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem yang Digunakan Sistem yang digunakan untuk membuat Sistem Informasi Koperasi terbagi menjadi dua, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. komponen pendukung, yaitu konfigurasi perangkat keras (hardware) dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. komponen pendukung, yaitu konfigurasi perangkat keras (hardware) dan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Untuk mengimplementasikan aplikasi ini diperlukan adanya beberapa komponen pendukung, yaitu konfigurasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dijabarkan mengenai implementasi perangkat lunak berdasarkan hasil analisis dan perancangan di bab III.

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dijabarkan mengenai implementasi perangkat lunak berdasarkan hasil analisis dan perancangan di bab III. BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dijabarkan mengenai implementasi perangkat lunak berdasarkan hasil analisis dan perancangan di bab III. 4.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Saat ini pemberdayaan teknologi untuk pendidikan yang menjelaskan tentang perhitungan dan juga dapat menghibur untuk siswa SD masih sangat sedikit.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan aplikasi adalah sebagai berikut : a. Perangkat Lunak 1. Microsoft

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Permasalahan Hasil uji ANOVA yang didapat dari rancangan percobaan akan sah atau valid nilainya jika memenuhi salah satu asumsi yang telah ditetapkan. Salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian mengenai peningkatan kecepatan prediksi produksi susu sapi ini menggunakan metode eksperimen dengan metode sebagai berikut: a. Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Analisa Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan dan ditampilkan bagaimana hasil dari rancangan sistem yang dibuat beserta pembahasan tentang sistem tersebut. Adapun hasil dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PEMBAHASAN MASALAH

BAB III ANALISA PEMBAHASAN MASALAH BAB III ANALISA PEMBAHASAN MASALAH 3.1 Analisa Aplikasi Dalam program yang penulis buat terdiri dari 7 buah form yaitu, form menu utama, form pilihan, form ciri-ciri anak aktif, form ciri-ciri anak hiperaktif,

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN 13 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian dilakukan dalam lima tahapan utama, yaitu ekstraksi frame video, ekstraksi fitur SIFT dari seluruh frame, pembentukan kantong kata visual

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data dan sistematika penyajian. 1.1 Latar Belakang Masalah Apotek

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS APLIKASI. terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dirasakan perlu untuk melakukan

BAB III ANALISIS APLIKASI. terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dirasakan perlu untuk melakukan BAB III ANALISIS APLIKASI Analisis aplikasi merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian dari komponen dengan maksud untuk melakukan identifikasi dan evaluasi permasalahan,

Lebih terperinci

milik UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

milik UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang cukup tinggi salah satunya dipelopori oleh bisnis dalam bidang manufaktur. Perusahaan-perusahaan dalam bidang manufaktur ini

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Distributor Seragam Aneka Jaya merupakan satu distributor seragam merk Teladan yang berada di kota sidoarjo. Distributor Seragam Aneka Jaya sendiri berdiri

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Transformasi data, mengubah data ke bentuk yang dapat di-mine sesuai dengan perangkat lunak yang digunakan pada penelitian. Penentuan Data Latih dan Data Uji Dalam penelitian ini data terdapat dua metode

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN DAN EVALUASI. dengan menggunakan 15 tanda tangan yang berasal dari 1 user yang masing masing

BAB 4 PENGUJIAN DAN EVALUASI. dengan menggunakan 15 tanda tangan yang berasal dari 1 user yang masing masing BAB 4 PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1 Pengujian Pengujian tanda tangan dilakukan dengan cara meminta masing masing user untuk melakukan 60 tanda tangan. Lalu kami akan menyeleksi tanda tangan mereka dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Family Folder merupakan buku yang mencatat riwayat kesehatan dari satu keluarga. Buku ini biasanya digunakan oleh puskesmas-puskesmas. Di dalam Family Folder

Lebih terperinci

Gambar 4.19 Tampilan Layar Report

Gambar 4.19 Tampilan Layar Report Gambar 4.19 Tampilan Layar Report 160 Gambar 4.20 Tampilan Layar Sales Chart 161 Gambar 4.21 Tampilan Layar Chart (Bar) 162 Gambar 4.22 Tampilan Layar Chart (Line) 163 Gambar 4.23 Tampilan Layar Chart

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah: Processor : Intel Pentium IV 2,13 GHz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah: Processor : Intel Pentium IV 2,13 GHz 62 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program 4.1.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah: Processor :

Lebih terperinci

3.2.1 Flowchart Secara Umum

3.2.1 Flowchart Secara Umum BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui dan memahami permasalahan dari suatu sistem yang akan dibuat. Dalam aplikasi menghilangkan derau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Transaksi harian yang terjadi di supermarket sangat tinggi jumlahnya. Konsumen yang melakukan transaksi tersebut terdiri dari berbagai jenis golongan. Barang

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Pada Bab ini menjelaskan tentang latar belakang perusahaan, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data serta sistematika penyajian yang akan di kerjakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. pertama adalah spesifikasi dari perangkat keras dan yang kedua adalan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. pertama adalah spesifikasi dari perangkat keras dan yang kedua adalan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program Untuk menjalankan program aplikasi Perhitungan Harga Put Option Pada Zero Coupon Bond ini diperlukan beberapa komponen pendukung. Yang pertama

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. Berikut penjelasan secara rinci perangkat lunak dan perangkat keras yang

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. Berikut penjelasan secara rinci perangkat lunak dan perangkat keras yang BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem yang Digunakan Sistem yang digunakan dalam implementasi program ini, terbagi menjadi dua perangkat. Perangkat tersebut, yaitu perangkat lunak dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Pada penelitian tugas akhir ini ada beberapa tahapan penelitian yang akan dilakukan seperti yang terlihat pada gambar 3.1 : Mulai Pengumpulan Data Analisa

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya komputer di zaman sekarang membuat semua aspek kehidupan tidak dapat menghindari dari pengaruh komputer. Pengaplikasian komputer dalam

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini selain menjelaskan mengenai kebutuhan minimum untuk perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang dihasilkan, juga dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan perancangan sistem

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kriminalitas semakin marak terjadi di Indonesia terutama di kotakota besar. Kriminalitas di negara ini diwarnai oleh kejahatan-kejahatan yang luar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. B fch a. d b

HASIL DAN PEMBAHASAN. B fch a. d b 7 dengan nilai σ yang digunakan pada tahap pelatihan sebelumnya. Selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat akurasi SVM terhadap citra yang telah diprediksi secara benar dan tidak benar oleh model klasifikasi.

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data, serta sistematika penyajian yang akan dibahas dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM 4.1 Implementasi Program 4.1.1 Spesifikasi Keutuhan Program Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah:

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui dan memahami permasalahan dari suatu sistem yang akan dibuat. Dalam implementasi persamaan Pulse

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menentukan harga HP bekas bukanlah pekerjaan yang gampang, sehingga membutuhkan ketelitian dari calon pembeli. HP bekas tentunya memungkinkan banyak bagian yang sudah

Lebih terperinci

BAB 4. komponen yang sangat berperan penting, yaitu komponen perangkat keras

BAB 4. komponen yang sangat berperan penting, yaitu komponen perangkat keras BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Dalam menimplementasikan program aplikasi ini terdapat dua buah komponen yang sangat berperan penting, yaitu komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas mengenai implementasi dan pengujian perangkat lunak yang dibangun pada Tugas Akhir ini. Pembahasan mengenai implementasi dipaparkan pada subbab 5.1 sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahapan yang dilaksanakan selama pembuatan tugas akhir. Secara garis besar metodologi penelitian tugas akhir ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang diterapkan dalam pembuatan skripsi ini, antara lain: dengan topik baik berupa textbook atau paper.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang diterapkan dalam pembuatan skripsi ini, antara lain: dengan topik baik berupa textbook atau paper. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang diterapkan dalam pembuatan skripsi ini, antara lain: 1. Tahap pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV 2.41GHz RAM 512 MB DDR. Hard disk 40 GB. Monitor 15 Samsung SyncMaster 551v

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV 2.41GHz RAM 512 MB DDR. Hard disk 40 GB. Monitor 15 Samsung SyncMaster 551v 52 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi dari perangkat keras yang digunakan dalam perancangan program adalah sebagai berikut : Processor Intel Pentium IV 2.41GHz

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi aplikasi yang telah dibuat dan evaluasi terhadap aplikasi Multivariate Statistical Process Control. 4.1 Spesifikasi Kebutuhan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sebagian besar modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilaksanakan ditunjukan pada Gambar 6. Akusisi Citra INPUT Citra Query Preprocessing Citra Pre processing Citra Ekstraksi Fitur

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adita Motor adalah salah satu showroom sepeda motor yang berada di Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Showroom tersebut mempunyai 2 orang karyawan yang bertugas membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam membangun Sistem Informasi

Lebih terperinci

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON 30 BAB IV SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON 4.1 Gambaran Umum Sistem Diagram sederhana dari program yang dibangun dapat diilustrasikan dalam diagram konteks berikut. Gambar

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data, dan sistematika penyajian. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjelaskan mengenai tahapan analisis dan perancangan sistem yang akan dikembangkan, yaitu Sistem Identifikasi Buron. Bab ini terbagi atas 5 bagian yang

Lebih terperinci

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap gereja yang memiliki banyak jemaat dan kegiatan tentunya memiliki beberapa kebijakan dalam mengelola keuangannya. Kebijakan terkait keuangan tersebut

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI

BAB III DATA DAN METODOLOGI 17 BAB III DATA DAN METODOLOGI 3.1 Data Pada penelitian ini, ada dua jenis data yang akan digunakan. Jenis data pertama adalah data curah hujan bulanan dan yang kedua adalah data luaran GCM. 3.1.1 Data

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan alir seperti pada Gambar 8. Gambar 8 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Tahapan penelitian. Praproses Data

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Tahapan penelitian. Praproses Data daerah dalam lingkup R dan f(r) adalah fungsi yang dijalankan pada lingkup R. Mekanisme algoritme Naive adalah sebagai berikut : 1 Menentukan dataset D yang merupakan himpunan seluruh poligon / daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menonjol sekaligus menjadi simbol provinsi Gorontalo adalah. program tanaman pangan jagung yang telah menjangkau pasar

BAB I PENDAHULUAN. menonjol sekaligus menjadi simbol provinsi Gorontalo adalah. program tanaman pangan jagung yang telah menjangkau pasar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program agropolitan merupakan program unggulan provinsi Gorontalo yang telah mendapatkan sambutan serta apresiasi dari berbagai pihak. Salah satu program pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi laptop yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai. Processor AMD Turion 64 X2 Dual Core 1,66 Ghz

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi laptop yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai. Processor AMD Turion 64 X2 Dual Core 1,66 Ghz BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian 1. Spesifikasi laptop yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Processor AMD Turion 64 X2 Dual Core

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan terhadap hasil perancangan yang telah diperoleh sebelumnya. Hasil perancangan pada tahap perancangan akan diimplemetasikan menjadi

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI Nama Mahasiswa : Yuliono NRP : 1206 100 720 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : Drs. Soetrisno, M.IKomp

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi serta evaluasi terhadap metode transformasi wavelet dalam sistem pengenalan sidik jari yang dirancang. Untuk mempermudah evaluasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, telah banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang perhotelan. Sistem kerja yang dimiliki oleh perusahaan perusahaan tersebut dipecah pecah menjadi beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini, sebagai berikut: 3.1 Instrumen Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Setiap tahapan di dalam penelitian ini akan ditunjukkan di dalam Tabel 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Setiap tahapan di dalam penelitian ini akan ditunjukkan di dalam Tabel 2. 6 tahap ini, pola yang telah ditemukan dipresentasikan ke pengguna dengan teknik visualisasi agar pengguna dapat memahaminya. Deskripsi aturan klasifikasi akan dipresentasikan dalam bentuk aturan logika

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi membutuhkan media untuk mengolah data keanggotaan dan menyampaikan informasi kepada anggota. Informasi yang disampaikan biasanya bersifat

Lebih terperinci