JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Projection Mapping Pada Bidang Non Planar Sebagai Media Proyeksi Dengan Model Dimensi Tiga Dari Perangkat Kinect Dengan Metode Iterative Closest Point Farandi Kusumo, Surya Sumpeno, dan Christyowidiasmoro Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya farandi09@mhs.ee.its.ac.id. surya@ee.its.ac.id, christyowidiasmoro@ee.its.ac.id Abstrak Media hiburan dan periklanan saat ini mulai berkembang ke arah yang lebih inovatif dan menawan melalui teknologi Projection Mapping, yang memungkinkan proyektor untuk memproyeksikan gambar pada bidang non-planar di sisisisi bidang tanpa terlihat terdistorsi. Teknologi ini membutuhkan model dimensi tiga dari media proyeksi. Penelitian ini melakukan otomasi dalam proses permodelan dimensi tiga dengan menggunakan kamera kinect sebagai salah satu perangkat yang mampu memindai depth dari suatu objek, sampai didapatkan model dimensi tiga dari objek yang di pindai. Kemudian dilakukan pengujian dari model dimensi tiga yang digunakan dalam projection mapping. Data tersebut kemudian difilter dengan Bilateral Filtering dan disatukan dengan menggunakan metode Iterative Closest Point (ICP). Hasil yang diperoleh dari penilitian ini adalah untuk memberikan solusi dalam permodelan dimensi tiga untuk Projection Mapping dalam waktu + 35 menit dibandingkan dengan cara manual yang membutuhkan waktu lebih dari 2 jam. Tingkat keberhasilan proyeksi rata-rata berdasarkan survei terhadap penonton sebesar 79.25%. Kata Kunci Iterative Closest Point, Kinect, Projection Mapping, dan Rekonstruksi 3D. P I. PENDAHULUAN ROJECTION Mapping saat ini adalah sebuah teknik yang dapat menjadikan segala bentuk permukaan menjadi sebuah media tampilan video yang dinamis. Teknik ini dapat digunakan sebagai sarana hiburan, maupun sarana periklanan, bergantung dari konten video yang ditampilkan [1]. Untuk menggunakan teknik ini, tentu dibutuhkan suatu metode untuk permodelan tiga dimensi dari bidang yang akan diproyeksikan yang cepat dan akurat agar gambar dan bidang proyeksi menyatu dengan sempurna. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode untuk merubah bentuk model tiga dimensi bidang nyata kedalam bentuk digital. Pembuatan model dimensi tiga untuk projection mapping dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Computer Aided Design (CAD). Namun untuk melakukan hal ini tentu saja diperlukan ketelitian dan mata yang lihai dari seorang perancang agar model dimensi tiga yang dihasilkan sesuai dengan bidang proyeksi. Gambar 1 Design program rekonstruksi dimensi tiga. Untuk membantu tugas ini, ada beberapa perangkat yang dapat digunakan untuk membantu membuat model dimensi tiga secara otomatis dan cepat. Namun perangkat yang tersedia biasanya memiliki harga yang mahal, sulit diperoleh, dan metode penggunaan yang tidak praktis. Penelitian ini dilakukan untuk mengoptimasikan penggunaan perangkat Kinect yang merupakan perangkat dengan kamera RGB-D (Depth) untuk melakukan pembuatan model dimensi tiga. Fokus dari penelitian ini adalah untuk menciptakan suatu solusi untuk membuat model dimensi tiga dengan cepat dengan hasil yang mampu digunakan dalam projection mapping. II. DESAIN SISTEM DAN IMPLEMENTASI Gambar 1 adalah alur desain program yang digunakan untuk melakukan rekonstruksi dimensi tiga dengan otomatis. Berdasarkan rujukan [2], proses yang dilakukan dibagi menjadi dua bagian, yaitu dalam tahap pengolahan data kedalaman dan tahap pengolahan point cloud.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) ) Konversi ke Point Cloud Data kedalaman yang didapatkan dari kinect sebenarnya hanyalah data matriks dua dimensi. Matriks ini tidak dapat digunakan begitu saja. Perlu ada pemrosesan data matriks dua dimensi ini menjadi data point cloud. Untuk itu digunakan metode triangulasi untuk menghitung koordinat pada tiap piksel pada data kedalaman. Hal ini dikarenakan proses yang akan dilakukan setelahnya membutuhkan properti data tiga dimensi seperti posisi pada koordinat x, y, dan z. Gambar 3 Alur proses pengolahan depth map sampai berubah menjadi point cloud. A. Pengolahan Data Kedalaman Tahap yang ditunjukan pada Gambar 3 dilakukan untuk mengolah data mentah yang diperoleh dari perangkat kinect agar dapat digunakan untuk proses rekonstruksi. Proses rekonstruksi membutuhkan point cloud dari kinect. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai proses yang dilakukan. 1) Pengambilan data kedalaman dari kinect Data mentah yang diperoleh dari kinect sebetulnya adalah data kedalaman (depth map). Data kedalaman adalah data matriks dari wilayah pindai yang berisi jarak kedalaman dari objek dengan perangkat pindai untuk tiap piksel dalam satuan sesuai perangkat pindai. 2) Melakukan filter pada data kedalaman Data kedalaman yang diperoleh dari kinect masih merupakan data yang memiliki banyak error. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kinect dalam memproses data kedalaman. Sehingga data kedalaman yang diperoleh perlu dilakukan filter. Filter yang digunakan dalam proses ini adalah Bilateral Filter. Bilateral Filter mampu melakukan smoothing dengan memproses tiap piksel dari data kedalaman dan menghitung ulang nilainya berdasarkan dari nilai dari piksel disekitarnya [3]. Dengan demikian, error dari data kedalaman yang dimiliki dapat berkurang. 3) Menghitung Point Normal Setelah mendapatkan data kedalaman yang telah terfilter, tahap selanjutnya adalah memperhitungkan arah normal dari tiap point yang ada pada data kedalaman. Tujuan dari perhitungan point normal ini adalah untuk mengetahui arah orientasi normal dari sebuah piksel terhadap piksel-piksel lain yang ada disekelilingnya. Arah ini kemudian akan disimpan dalam tiap piksel tersebut. Perlu diperhatikan bahwa langkah filtering yang dilakukan sebelumnya sangat berpengaruh dalam perhitungan arah normal. Noise yang dimiliki pada data kedalaman berdampak besar karena arah normal dihitung dengan melihat piksel sekitar, tidak hanya piksel itu sendiri. B. Pengolahan Point Cloud Proses pengolahan data point cloud pada penelitian ini menggunakan metode Iterative Closest Point (ICP). Metode ini memiliki fungsi untuk menggabungkan dua data set point cloud agar berkorespondensi dengan baik. Alignment dengan Iterative Closest Point (ICP) Setelah melalui tahap dalam pemrosesan data kedalaman, memori seharusnya sudah menyimpan minimal 2 frame data point cloud. Kedua data point cloud tersebut harus memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh. Jika perbedaan antara kedua frame sangat jauh maka tahap ini akan gagal dan proses harus diulangi dari awal. Hal ini disebabkan karena algoritma ICP menggunakan metode penghitungan jarak terdekat antara kedua titik untuk mencari korespondensi. Perbedaan yang jauh akan membuat algoritma ini gagal mencari korespondensi karena kesalahan estimasi yang akhirnya menghasilkan error yang sangat besar. Selain kedua point cloud harus memiliki perbedaan yang minim, untuk meningkatkan akurasi dari ICP juga dibutuhkan arah normal dari tiap point cloud. Oleh karena itu pada langkah pemrosesan data kedalaman, penghitungan point normal dibutuhkan. Arah normal dapat meningkatkan hasil dikarenakan arah normal memberikan satu properti baru untuk sebuah point cloud yang menunjukan orientasinya terhadap sekelilingnya. Gambar 2 Proses pengolahan data point cloud dengan menggunakan metode Iterative Closest Point.

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) telah dirancang. Posisi proyektor dan posisi penonton diinisialisasikan pada tiap pengujian. Dengan demikian dapat dihasilkan bentuk distorsi perspektif dari gambar yang akan diproyeksikan melalui renderer. III. HASIL PENGUJIAN Pengujian dilakukan untuk melihat seberapa handal sistem yang dirancang dalam membentuk model dimensi tiga dalam melakukan projection mapping dan membandingkan waktu yang dibutuhkan jika melakukan projection mapping secara manual [1] serta menghitung tingkat keberhasilan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tiga jenis objek proyeksi dengan bentuk bidang yang berbeda-beda. Gambar 4 Langkah langkah dalam proses ICP ( ) * + ( ) (1) ICP mendapatkan titik-titik korespondensi dengan menggunakan persamaan (1). Dengan adalah jarak antar titik dengan Euclidian distance, adalah titik dari point cloud yang diproses, dan adalah data set dari target [4]. Pada Gambar 4 ditunjukan langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan ICP. Dimulai dari pembagian wilayah spasial dengan k-d tree sampai ditemukan semua titik korespondensi. Keluaran dari proses ICP ini adalah matriks transformasi berukuran 4x4 [4]. C. Projection Mapping Gambar 5 menunjukan bagaimana proses yang dilakukan agar implementasi pada proyektor dapat dilakukan. Untuk melakukan implementasi tentu saja kita membutuhkan materimateri dari hasil yang sudah kita dapatkan dari tahap-tahap sebelumnya, yaitu gambar dan file 3D mesh. Gambar yang digunakan merupakan bentuk geometri primitif (kotak, lingkaran, segilima). Tujuannya adalah untuk melihat keakuratan proyeksi dengan lebih mudah. File 3D mesh yang digunakan adalah hasil pindai dari program rekonstruksi yang Tabel 1 Spesifikasi komputer Komponen Spesifikasi Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 64-bit Processor Intel Core i5 GHz (2CPUs) Memory 8192MB RAM Versi DirectX DirectX 11 Versi DxDiag bit Unicode Display Adapter Name NVIDIA GeForce GT 330M Total Display Memory 256MB Tabel 2 Spesifikasi proyektor Komponen Spesifikasi Merk / Jenis Optoma ES520 Brightness 2600 ANSI Contrast 2500:1 Throw Distance (meter) Native Display (piksel) 800 x 600 Spesifikasi komputer dan proyektor ditampilkan pada Tabel 1 dan Tabel 2 sebagai variabel kontrol dari penelitian ini. A. Pengujian pada Objek Sederhana Pengujian pada objek sederhana dilakukan untuk mengetahui apakah hasil penelitian dapat digunakan untuk objek dengan bentuk bidang paling sederhana. Objek yang Gambar 5 Alur implementasi projection mapping Gambar 6 (a) Objek pengujian. (b) Inisialisasi objek dengan proyektor.

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Tabel 3 Hasil tampilan gambar pada sisi objek Gambar asli terdistorsi Proyeksi pada bidang objek Gambar 8 Hasil tampilan gambar pada sudut pandang penonton yang telah terinisialisasi Tabel 4 Hasil tampilan gambar dilihat dari berbagai sudut pandang lain Gambar Dari Sudut Pandang Lain Horizontal 40 o (kiri) Horizontal 20 o (kiri) Horizontal 20 o (kanan) Horizontal 40 o (kanan) digunakan berbentuk objek dimensi tiga primitif yaitu balok yang digunakan dari kardus. Gambar 6 menunjukan posisi proyektor (penanda merah) yang digunakan dalam pengujian berada centimeter dari benda (penanda kuning) dan menghadap arah -60 o dari sumbu x. Dari sistem yang dibuat dan dirancang dilakukan pengujian untuk mengetahui seberapa baik performa sistem dengan memproyeksikan suatu gambar geometri pada bidang objek yang akan tampil pada sisi bidang objek tersebut. Percobaan kali ini akan menggunakan tiga buah gambar geometri yaitu kotak, lingkaran, dan segilima agar dapat menunjukan akurasi dari projection mapping pada bidang objek dan waktu yang dibutuhkan. Tabel 3 menunjukan hasil yang diperoleh dengan membandingkan gambar yang telah terdistorsi dengan hasil proyeksil yang terlihat pada bidang proyeksi. Pada percobaan dengan geometri kotak, lingkaran, dan segilima dapat terlihat bahwa hasil dari projection mapping pada bidang terlihat cukup baik dengan melihat gambar geometri yang mampu terproyeksi pada sisi bidang yang berbeda. Pada percobaan dengan menggunakan gambar geometri kotak, dapat terlihat bahwa hasil dari projection mapping pada bidang terlihat cukup baik dengan melihat gambar geometri yang mampu menyerupai sisi-sisi dari bidang. Untuk percobaan dengan menggunakan geometri lingkaran, walaupun gambar geometri lingkaran mampu menyerupai sisi-sisi dari bidang, namun pada beberapa sisi terlihat ada penonjolan pada sisi geometri. Vertikal 10 o (atas) Vertikal 10 o (bawah) Sedangkan pada percobaan dengan menggunakan geometri segilima yang ditampilkan pada sisi atas bidang juga menunjukan tampilan geometri segilima yang baik tanpa terlihat terdistorsi. Hal ini menunjukan bahwa gambar geometri akan terproyeksi dengan lebih baik apabila bentuk dari geometri tersebut menyerupai bentuk bidang objek. Proses menampilkan gambar pada objek bidang membutuhkan waktu selama 31 menit terhitung dari pembuatan model 3D dengan menggunakan kinect. Tampilan gambar geometri pada lebih dari satu bidang Dari sistem yang dibuat dilakukan pengujian dengan memproyeksikan gambar pada sudut media proyeksi dan Gambar 7 Hasil tampilan efek timbul pada sudut pandang penonton yang telah terinisialisasi

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Tabel 5 Hasil tampilan e dilihat dari berbagai sudut pandang lain. dengan bidang tak beraturan yang dimaksud adalah objek Gambar dari sudut pandang lain Horizontal 10 o (kiri) Horizontal 15 o (kanan) Horizontal 10 o (kanan) Horizontal 5 o (kanan) mampu terlihat tak terdistorsi pada sudut pandang penonton terinisialisasi. Pengujian ini bertujuan untuk melihat besar toleransi dari posisi penonton agar tetap dapat melihat tampilan gambar tanpa terlihat terdistorsi. Gambar 8 menunjukan hasil tampilan gambar dari pengujian yang didapatkan dari sudut pandang penonton yang telah terinsialisasi. Sedangkan Tabel 5 menunjukan hasil tampilan yang diperoleh selain dari sudut pandang yang diinisialisasi. Dari hasil yang didapatkan dari Tabel 5 disimpulkan bahwa tampilan gambar terlihat terditorsi cukup jelas saat sudut pandang penonton digeser dengan arah horizontal dan vertikal ke atas. Sedangkan pada saat sudut pandang digeser pada arah vertikal ke bawah sebanyak 10 o masih ada sedikit distorsi namun penonton masih dapat melihat gambar. Gambar 7 menunjukan hasil tampilan gambar tonjolan dimensi tiga pada media proyeksi yang diambil dari sudut pandang penonton. Tabel 4 menunjukan hasil tampilan yang diambil dari sudut pandang lain selain sudut pandang yang diinisialisasi. Dapat dilihat bahwa pada toleransi untuk melihat tonjolan dimensi tiga didapat maksimal pada pergeseran maks 5 o horizontal. Jika sudut pandang digeser lebih dari 5 o maka tampilan tonjolan dimensi tiga terlihat palsu. B. Pengujian Dengan Objek Tak Beraturan Dari sistem yang dibuat, dilakukan pengujian dengan menggunakan objek dengan bidang yang tak beraturan. Objek Gambar 9 Hasil tampilan gambar kotak pada sepatu dari sudut pandang penonton yang telah terinisialisasi yang bidangnya tidak merupakan bagian dari model bangun ruang dimensi tiga primitif (kubus, balok, limas, dan lainlain). Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk melihat seberapa handal sistem dalam memberikan distorsi yang tepat pada objek yang bentuk bidangnya tidak beraturan. Pada Gambar 10 (a) dapat dilihat bahwa objek (penanda kuning) yang direpresentasikan dengan warna abu-abu terletak pada titik pusat, sedangkan proyektor (penanda merah) direpresentasikan dengan warna biru berada sekitar 50 centimeter dari objek dengan kemiringan sudut 5 o terhadap sumbu x. Gambar 9 menunjukan hasil tampilan geometri yang diharapkan dari sudut pandang yang diinisialisasi. Pada Tabel 6 menunjukan hasil tampilan geometri yang didapatkan dari sudut pandang lain selain sudut pandang yang diinisialisasi. Tampilan geometri yang didapat dari sudut pandang lain menunjukan bahwa toleransi untuk melihat geometri dengan cukup baik adalah + 5 o arah horizontal. Jika lebih dari sudut toleransi maka akan terlihat distorsi yang cukup terlihat. Proses pengujian ini membutuhkan waktu selama 17 menit terhitung dari selesainya proses kalibrasi. C. Pengujian Keberhasilan Implementasi Dari implementasi sistem yang dibuat, dilakukan survey pada beberapa responden sebagai penonton untuk melihat seberapa baik implementasi yang dilakukan. Survey dilakukan dengan 15 responden. Dari Tabel 7 pada pertanyaan pertama yang menjawab lebih Tabel 6 Hasil tampilan gambar kotak pada sepatu jika dilihat dari sudut pandang lain Gambar dari sudut pandang lain -20 o -10 o Gambar 10 (a) Objek pengujian. (b) Inisialisasi objek dengan proyektor. +5 o +10 o

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Tabel 7 Hasil dari survey pada lima belas responden Respon Pertanyaan ke Tidak = 1 Ya = dari 6 sebanyak 14 responden (93%). Sedangkan 1 responden (6.7%) menjawab kurang dari sama dengan 6. Dengan ratarata penilaian responden sebesar 7.6 dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi mampu memberikan hasil yang mampu dinikmati penonton namun masih terlihat kekeliruan dengan tingkat keberhasilan 76%. Pertanyaan kedua bertujuan untuk melihat apakah responden melihat tonjolan dimensi tiga pada media proyeksi. Sebanyak 14 responden (93%) menjawab ya dan 1 responden (6.7%) menjawab tidak. Dengan demikian implementasi tampilan tonjolan bidang dimensi tiga pada media proyeksi dapat disimpulkan berjalan dengan baik. Pada pertanyaan ketiga, responden yang menjawab lebih dari 6 sebanyak 11 responden (73.3%) dan yang menjawab kurang dari sama dengan 6 sebanyak 4 responden (26.6%). Penilaian rata-rata responden sebesar 7.93 dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan tampilan geometri kotak pada bidang tak beraturan memiliki tingkat keberhasilan 79.3%. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil perancangan dan pengujian sistem dalam penelitian ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan objek sederhana, hasil kalibrasi menunjukan titik-titik referensi dapat diinisialisasi pada media proyeksi dengan tepat. Total waktu yang dibutuhkan untuk pengujian pada benda sederhana adalah 31 menit yang terbagi dalam 19 menit pada waktu pemindaian media proyeksi dan kalibrasi, dan 12 menit pada proses proyeksi. 2. Hasil pengujian dengan menggunakan objek dengan bidang tak beraturan menunjukan bahwa sistem masih handal dengan mampu untuk memproyeksikan gambar geometri pada bidang yang berlekuk dan tak beraturan. Namun proses yang dilakukan membutuhkan waktu yang lebih lama dengan total waktu 38 menit yang terbadi dalam 21 menit pada waktu proses pemindaian media proyeksi dan kalibrasi, dan 17 menit pada proses proyeksi. 3. Hasil tampilan geometri pada lebih dari satu bidang dengan bidang sederhana dan pada bidang tak beraturan menunjukan bahwa tampilan geometri dapat terlihat baik dengan toleransi + 5 o dari posisi sudut pandang penonton yang diinisialisasi. 4. Keberhasilan pada proses proyeksi yang ditunjukan dengan pengujian fisik gambar pada media proyeksi menunjukan derajat kekeliruan pada sisi atas sebesar 6.4 o dan sisi bawah 23.9 o disebabkan karena posisi proyektor dan media yang memiliki perbedaan jarak. Dimana sisi atas media lebih dekat dengan proyektor dibanding sisi bawah. 5. Hasil survey pada 15 responden menunjukan bahwa proyeksi gambar pada sudut media proyeksi bidang sederhana memiliki tingkat keberhasilan sebesar 76%. Proyeksi geometri kotak pada media proyeksi bidang tak beraturan memiliki tingkat keberhasilan 79.3%. Proyeksi geometri lingkaran pada media proyeksi bidang tak beraturan memiliki tingkat keberhasilan 68.6%. Sedangkan untuk tampilan tonjolan dimensi tiga pada objek sederhana menunjukan tingkat keberhasilan sebesar 93%. Dari ketiga proses pengujian yang dilakukan, proses pengujian hanya membutuhkan total waktu + 35 menit. Hal ini tentu jauh lebih singkat jika dibandingkan dengan melakukan projection mapping secara manual yang memakan waktu sekitar 3 hari [1]. Hasil proyeksi hanya dapat dinikmati dengan perbedaan toleransi maksimal 5 o dari sudut pandang penonton dengan tingkat keberhasilan rata-rata sebesar %. B. Saran Pada sistem yang telah dibuat, projection mapping yang digunakan masih dalam tahap awal / sederhana. Untuk melakukan implementasi dan pengujian dengan lebih baik, disarankan untuk melibatkan desainer projection mapping yang sudah handal dan mampu untuk melakukan projection mapping pada tahap yang lebih lanjut dan melakukan animasi yang lebih menarik. Selain itu, hadirnya desainer projection mapping yang sudah handal juga dapat dijadikan tolok ukur secara lebih akurat dalam membandingkan kecepatan proses pembuatan projection mapping. DAFTAR PUSTAKA [1] Video Mapping Web Site. Video Mapping. <URL: [2] Maier, Robert. Real-time 3D Reconstruction and Localization. [Presentation] München : Institut für Informatik der Technischen Universität München, [3] Tomasi, C. Bilateral Filtering for Gray and Color Images. Bombay: IEEE International Conference on Computer Vision [4] Besl, P.J. A Method for Registration of 3D Shapes. IEEE Transaction on Pattern Analysis and Machine Intelligence. Vol

Raycasting Pada Augmented Reality Dimensi Tiga

Raycasting Pada Augmented Reality Dimensi Tiga JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-7 1 Raycasting Pada Augmented Reality Dimensi Tiga Wahyu Setyo Budi, Supeno Mardi Susiki Nugroho, dan Christyowidiasmoro Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

3.2.1 Flowchart Secara Umum

3.2.1 Flowchart Secara Umum BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui dan memahami permasalahan dari suatu sistem yang akan dibuat. Dalam aplikasi menghilangkan derau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: PC dengan spesifikasi: a. Sistem Operasi : Microsoft Windows 10 Enterprise 64-bit

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection Muji Tri Nurismu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MEMPERBAIKI CITRA DIGITAL

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MEMPERBAIKI CITRA DIGITAL PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MEMPERBAIKI CITRA DIGITAL 1. Pendahuluan Citra / gambar merupakan hal yang vital dan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Pada kepentingan tertentu,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Rancang Bangun Sistem Pemantau Ruangan Berbasis Multi Kamera untuk Smartphone Android pada Jaringan Pikonet yang Adaptif terhadap Perubahan Situasi Ruangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui tahapan awal didalam sebuah sistem pendeteksian filter sobel. Didalam aplikasi filter sobel ini

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Driver 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat menjalankan driver ini adalah: Prosesor Pentium

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Dalam analisis ini berisi penjelasan tentang analisis dan perancangan sistem yang akan dibangun. Analisis akan terdiri dari analisis permasalahan, analisis kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini diperlukan sebuah desain dan metode penelitian agar dalam pelaksanaaannya dapat menjadi lebih teratur dan terurut. 3.1. Desain Penelitian Bentuk dari desain

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF JURUSAN ARSITEKTUR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE

PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF JURUSAN ARSITEKTUR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF JURUSAN ARSITEKTUR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE Titus Irma Damaiyanti 5207100080 Latar belakang, Perumusan Masalah, Batasan

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) Ni Luh Made Asri Mulyasari,

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI Nama Mahasiswa : Yuliono NRP : 1206 100 720 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : Drs. Soetrisno, M.IKomp

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Pengertian secara umum, animasi adalah suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati, dimana benda mati tersebut diberikan dorongan kekuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini,

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini, pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi penjelasan tentang implementasi sistem meliputi kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk melakukan perancangan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis A216 Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis Anas Maulidi Utama, Djoko Purwanto, dan Ronny Mardiyanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital Latifatul Machbubah, Drs. Soetrisno, MI.Komp Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-3230m CPU @ 2.60GHz b. Memori : 4.00 GB c.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Tahap analisis merupakan tahapan yang paling awal dalam sistem sebuah pendeteksian tepi pada citra digital. Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR Naser Jawas STIKOM Bali Jl. Raya Puputan, No.86, Renon, Denpasar, Bali Email: naser.jawas@gmail.com ABSTRAK Meter air adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (20XX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan A723 Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan Reza Fajar Maulidin, Hepi Hapsari Handayani, Yusup Hendra Perkasa Jurusan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera.

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan skripsi ini, meliputi pustaka OpenCV, citra, yaitu citra grayscale dan citra berwarna, pengolahan citra meliputi image enhancement

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Percobaan dilakukan dengan menggunakan dua buah objek berbeda, seperti

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Percobaan dilakukan dengan menggunakan dua buah objek berbeda, seperti BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Kerangka Percobaan Percobaan dilakukan dengan menggunakan dua buah objek berbeda, seperti yang telah dijelaskan pada bab 3. Berikut ini adalah kerangka dari percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN Rudy Adipranata 1, Liliana 2, Gunawan Iteh Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Pada penelitian tugas akhir ini ada beberapa tahapan penelitian yang akan dilakukan seperti yang terlihat pada gambar 3.1 : Mulai Pengumpulan Data Analisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menjelaskan bagaimana langkah-langkah atau tahapantahapan yang akan dilakukan dalam penelitian untuk dapat menjawab rumusan masalah penelitian. Tahapan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program Aplikasi Pada bagian ini, Penulis akan menjelaskan kebutuhan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak, serta menjelaskan bagaimana cara program

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur

Pengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur Pengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur Retno Tri Wahyuni, Djoko Purwanto, Tri Arief Sardjono Program Studi Teknik Elektro, Program Pascasarjana ITS Kampus ITS, Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berupa spesifikasi sistem, prosedur operasional penggunaan program, dan analisa sistem yang telah dibuat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Indera pendengaran manusia tidak dapat mengetahui secara pasti jenis nada apa yang didengar olehnya, terkecuali para pemusik profesional. Hal

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54 Rekonstruksi Citra pada Super Resolusi menggunakan Projection onto Convex Sets (Image Reconstruction in Super Resolution using Projection onto Convex Sets) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan studi literatur, yaitu mencari sumber-sumber literatur yang menjadi dasar keilmuan dari penelitian yang dilakukan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1 Pengenalan Tulisan Tangan Huruf Latin Bersambung Secara Real Time Menggunakan Algoritma Learning Vector Quantization Ulir Rohwana dan M Isa Irawan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas uraian dasar teori yang akan digunakan penulis dalam melakukan perancangan dan pembuatan program yang dapat dipergunakan sebagai pembanding atau acuan di dalam

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra

Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra M Agus Taksiono, Dr. Ronny Mardiyanto, ST., MT.dan Ir. Joko Purwanto M.Eng, Ph.d Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Interior Design in Augmented Reality Environment

Interior Design in Augmented Reality Environment Interior Design in Augmented Reality Environment Nama : Harta Shuwanto Contact Number : +62856 580 99 144 Email : waeshu@yahoo.com JURUSAN SISTEM KOMPUTER BINUS UNIVERSITY JAKARTA 2012 Interior Design

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut Silva, dkk(2003) ketika mendesain sebuah sistem AR, ada tiga aspek yang harus ada, yaitu kombinasi dari dunia nyata dan dunia virtual, interaksi secara real-time, dan registrasi

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh

2. TINJAUAN PUSTAKA. Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fotogrametri Fotogrametri dapat didefisinikan sebagai ilmu untuk memperoleh pengukuran-pengukuran yang terpercaya dari benda-benda di atas citra fotografik (Avery, 1990). Fotogrametri

Lebih terperinci

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK Oleh : Sarkawi Jaya Harahap 3511 1000 04 Dosen Pembimbing : Hepi Hapsari Handayani, S.T, Ms.C Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES 1 Uji Kinerja Face Recognition Menggunakan Eigenfaces UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES ABDUL AZIS ABDILLAH 1 1STKIP Surya, Tangerang, Banten, abdillah.azul@gmail.com Abstrak. Pada paper

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi serta evaluasi terhadap metode transformasi wavelet dalam sistem pengenalan sidik jari yang dirancang. Untuk mempermudah evaluasi,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi ini adalah : Prosesor Pentium IV 2.6 Ghz. Graphic Card dengan memori minimum 64 MB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi ini adalah : Prosesor Pentium IV 2.6 Ghz. Graphic Card dengan memori minimum 64 MB BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Lunak Aplikasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang dibutuhkan agar dapat menjalankan aplikasi ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media penyimpanan data yang memiliki ukuran hingga ratusan gigabyte bahkan

BAB I PENDAHULUAN. media penyimpanan data yang memiliki ukuran hingga ratusan gigabyte bahkan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer dewasa ini memungkinkan disimpannya data dalam bentuk file dalam jumlah yang besar karena adanya media penyimpanan data yang memiliki

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MODEL RGB DAN IHS DENGAN OPERASI PENINGKATAN KONTRAS

PERANGKAT LUNAK PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MODEL RGB DAN IHS DENGAN OPERASI PENINGKATAN KONTRAS PERANGKAT LUNAK PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MODEL RGB DAN IHS DENGAN OPERASI PENINGKATAN KONTRAS Tole Sutikno, Kartika Firdausy, Eko Prasetyo Center for Electrical Engineering Research and Solutions

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tuntutan Sistem Produksi Maju

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tuntutan Sistem Produksi Maju Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Tuntutan Sistem Produksi Maju Perkembangan teknologi dan kebudayaan manusia menuntut perubahan sistem produksi dalam dunia manufaktur. Kebutuhan produk yang semakin

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN KEBUTUHAN ALGORITMA

BAB 3 ANALISIS DAN KEBUTUHAN ALGORITMA BAB 3 ANALISIS DAN KEBUTUHAN ALGORITMA 3.1 Analisis Masalah Jaringan saraf tiruan hopfield merupakan salah satu Algoritma Machine Learning yang dapat mengklasifikasikan suatu objek citra berdasarkan pelatihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : AMD A8-6410 APU (4 CPUs), ~2.0 GHz b. Memori : 8192

Lebih terperinci

Panorama 360 o untuk Virtual Touring pada Museum Tugu Pahlawan Surabaya

Panorama 360 o untuk Virtual Touring pada Museum Tugu Pahlawan Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Panorama 360 o untuk Virtual Touring pada Museum Tugu Pahlawan Surabaya Dyah Kartikawati (1), Ahmad Zaini, (2) dan Muhtadin (3). Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk dari digitalisasi yang sedang berkembang saat ini adalah teknologi 3D Scanning yang merupakan proses pemindaian objek nyata ke dalam bentuk digital.

Lebih terperinci

SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI

SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI Jourdan Septiansyah Efflan NRP. 2209100084 Dosen Pembimbing Ronny Mardiyanto, ST.,MT.,Ph.D. Ir. Djoko Purwanto,M.Eng.,Ph.D. JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Saat ini pemberdayaan teknologi untuk pendidikan yang menjelaskan tentang perhitungan dan juga dapat menghibur untuk siswa SD masih sangat sedikit.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Untuk menjalankan aplikasi ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pengguna. Spesifikasi kebutuhan berikut ini merupakan spesifikasi

Lebih terperinci

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS PADA MATA MANUSIA BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN EUCLIDEAN DISTANCE PADA SISTEM MEKANIKAL AUTOMATED OPTICAL INSPECTION (AOI) AHMAD RIFA I RIF AN NRP. 2106 100

Lebih terperinci

Bab V Metode Penelitian

Bab V Metode Penelitian Bab V Metode Penelitian V.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di dua tempat, yakni Laboratorium Tesis Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung dan Laboratorium

Lebih terperinci

Tugas Akhir PANDITYA WIRANGGA

Tugas Akhir PANDITYA WIRANGGA Tugas Akhir PANDITYA WIRANGGA - 5207 100 057 PENGEMBANGAN PETA INTERAKTIF TIGA DIMENSI JURUSAN SISTEM PERKAPALAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE Lab E-Business Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Persyaratan minimum perangkat keras agar nantinya dapat bekerja optimal adalah : a.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini serta tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengklasifikasi tata guna lahan dari hasil

Lebih terperinci

21 Juli Presentasi Sidang Tugas Akhir

21 Juli Presentasi Sidang Tugas Akhir Presentasi Sidang Tugas Akhir 21 Juli 2014 PENGEMBANGAN PETA INTERAKTIF TIGA DIMENSI STADION SEPAKBOLA, LAPANGAN FUTSAL INDOOR, DAN LAPANGAN TENIS INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER MENGGUNAKAN UNREAL

Lebih terperinci

Pendeteksian Arah Jalan pada Gps Googlemaps sebagai Navigasi Mobil Tanpa Pengemudi

Pendeteksian Arah Jalan pada Gps Googlemaps sebagai Navigasi Mobil Tanpa Pengemudi JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 201 Pendeteksian Arah Jalan pada Gps Googlemaps sebagai Navigasi Mobil Tanpa Pengemudi Hendijanto Dian Pradikta dan Arif Wahyudi

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 23 BAB II Tinjauan Pustaka II.1. Pengolahan Citra Digital Citra yang diperoleh dari lingkungan masih terdiri dari warna yang sangat komplek sehingga masih diperlukan proses lebih lanjut agar image tersebut

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Adapun spesifikasi komputer yang digunakan penulis dalam melakukan simulasi pada aplikasi penelitian pengenalan citra wajah dengan variasi

Lebih terperinci

1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri

1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri untuk mengembangkan pengetahuan mereka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem 3D Scanner Pemindaian tiga dimensi (3D) merupakan proses pengambilan data berupa bentuk suatu objek untuk membuat pemodelan 3D dari objek tersebut. Model 3D yang tercipta

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang implementasi dan pengujian dari sistem yang dikembangkan berdasarkan hasil perancangan yang didapat pada BAB IV. V.1 Implementasi V.1.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor 1 Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor Ricky Kurniadi dan Nurul Hidayat urusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI PERMUKAAN TIGA DIMENSI AREA POINT CLOUDS DENGAN ALGORITMA TRIANGULASI DELAUNAY

REKONSTRUKSI PERMUKAAN TIGA DIMENSI AREA POINT CLOUDS DENGAN ALGORITMA TRIANGULASI DELAUNAY PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN JARINGAN CERDAS MULTIMEDIA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 25 Januari 2010 Taufiqurrahman NRP. 2208 205

Lebih terperinci

DEFORMASI OBYEK TIGA DIMENSI DENGAN METODE LAPLACIAN

DEFORMASI OBYEK TIGA DIMENSI DENGAN METODE LAPLACIAN DEFORMASI OBYEK TIGA DIMENSI DENGAN METODE LAPLACIAN Nama mahasiswa : Rizky Yuniar Hakkun NRP : 2208205724 Dosen Pembimbing : Moch.Hariadi, S.T., M.Sc., Ph.D. Bidang Studi JCM Game Tech - Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 5.86GT/s, Cache 12MB, Quad-Core, Socket LGA1366 (No HSF)

BAB IV METODE PENELITIAN. Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 5.86GT/s, Cache 12MB, Quad-Core, Socket LGA1366 (No HSF) BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Peralatan yang Digunakan Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Satu unit komputer dengan spesifikasi utama processor Xeon 2.4GHz, QPI 5.86GT/s,

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA PERBAIKAN KUALITAS IMAGE CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HARMONIC MEAN FILTER

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA PERBAIKAN KUALITAS IMAGE CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HARMONIC MEAN FILTER JURNAL TEKNIK DAN INFORMATIKA ISSN 89-594 VOL.5 NO. JANUARI 8 APLIKASI PENGOLAHAN CITRA PERBAIKAN KUALITAS IMAGE CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HARMONIC MEAN FILTER Supiyandi, Barany Fachri, Program

Lebih terperinci

Restorasi Citra Plat Nomor Kendaraan Menggunakan Metode Super Resolusi pada Sistem Pelanggaran Lampu Merah

Restorasi Citra Plat Nomor Kendaraan Menggunakan Metode Super Resolusi pada Sistem Pelanggaran Lampu Merah Restorasi Citra Plat Nomor Kendaraan Menggunakan Metode Super Resolusi pada Sistem Pelanggaran Lampu Merah Bayu Setyo Prayugi Teknik Komputer dan Telematika Jurusan Teknik Elektro Insitut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Sebelum membahas pemodelan produk berbasis yang disusun berdasarkan algoritma pengurang terlebih dahulu akan dijelaskan hal-hal yang mendasari pembuatan algoritma tersebut,

Lebih terperinci

Rekonstruksi Model Dimensi Tiga pada Objek Museum Menggunakan Metode Cahaya Strip Berpola

Rekonstruksi Model Dimensi Tiga pada Objek Museum Menggunakan Metode Cahaya Strip Berpola 1 Rekonstruksi Model Dimensi Tiga pada Objek Museum Menggunakan Metode Cahaya Strip Berpola Muhammad Reza Hadafi F, Surya Sumpeno, Muhtadin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

Swakalibrasi Kamera Menggunakan Matriks Fundamental

Swakalibrasi Kamera Menggunakan Matriks Fundamental Swakalibrasi Kamera Menggunakan Matriks Fundamental Eza Rahmanita, Eko Mulyanto 2, Moch. Hariadi 3 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po Bo 2 Kamal, Bangkalan

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (21) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A9 Analisis Kesalahan Pengukuran Akibat Distorsi Lensa Yudha Hardhiyana Putra dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA Dirvi Eko Juliando Sudirman 1) 1) Teknik Komputer Kontrol Politeknik Negeri Madiun Jl Serayu No. 84, Madiun,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Pemetaan Pemancar Televisi Digital Terestrial di Indonesia

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Pemetaan Pemancar Televisi Digital Terestrial di Indonesia JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print A-65 Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis (SIG untuk Pemetaan Pemancar Televisi Digital Terestrial di Indonesia Isna Nur Mahmud,

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN 3.1. Perencanaan Pekerjaan Perencanaan pekerjaan pemetaan diperlukan agar pekerjaan pemetaan yang akan dilakukan akan berhasil. Tahap pertama dalam perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. pada PC yang dihubungkan dengan access point Robotino. Hal tersebut untuk

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. pada PC yang dihubungkan dengan access point Robotino. Hal tersebut untuk BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan merupakan pengujian terhadap Robotino dan aplikasi pada PC yang telah selesai dibuat. Dimulai dari menghubungkan koneksi ke Robotino, menggerakan

Lebih terperinci

Oleh : Umar Maksum Dosen Pembimbing : Ahmad Zaini, ST, M.T. Dr. I Ketut Eddy Purnama.ST.,MT

Oleh : Umar Maksum Dosen Pembimbing : Ahmad Zaini, ST, M.T. Dr. I Ketut Eddy Purnama.ST.,MT Rekontruksi Citra 3 Dimensi menggunakan Voxel Coloring Oleh : Umar Maksum 2204 109 659 Dosen Pembimbing : Ahmad Zaini, ST, M.T. Dr. I Ketut Eddy Purnama.ST.,MT Latar Belakang Mendapatkan bentuk citra objek

Lebih terperinci

VISUALISASI STAND PAMERAN BERBASIS AUGMENTED REALITY DENGAN MENGGUNAKAN OPENSPACE3D

VISUALISASI STAND PAMERAN BERBASIS AUGMENTED REALITY DENGAN MENGGUNAKAN OPENSPACE3D Makalah Nomor: KNSI-325 VISUALISASI STAND PAMERAN BERBASIS AUGMENTED REALITY DENGAN MENGGUNAKAN OPENSPACE3D Ricky Agus Tjiptanata 1, Mardi Gunawan 2 1,2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-6198du CPU @2.30GHz (4 CPUs), ~2.40GHz b.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Kontrol Objek 3D Interaktif Melalui Sentuhan Tangan Berbasis Augmented Reality Dengan Library FLAR dan MotionTracker

Lebih terperinci

Interior Design in Augmented Reality Environment

Interior Design in Augmented Reality Environment Interior Design in Augmented Reality Environment Harta Shuwanto +62856 580 99 144 waeshu@yahoo.com Augmented Reality (AR) akan diaplikasikan pada bidang interior design untuk memudahkan designer dalam

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel 1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. 3.1 Evaluasi Metode dan Algoritma Stereo Vision. Evaluasi terhadap beberapa metode dan algoritma yang ada untuk memperoleh

BAB 3 METODE PERANCANGAN. 3.1 Evaluasi Metode dan Algoritma Stereo Vision. Evaluasi terhadap beberapa metode dan algoritma yang ada untuk memperoleh BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Evaluasi Metode dan Algoritma Stereo Vision Evaluasi terhadap beberapa metode dan algoritma yang ada untuk memperoleh informasi kedalaman berdasarkan stereo vision. 3.1.1 Metode

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI METODE GWR

BAB III APLIKASI METODE GWR BAB III APLIKASI METODE GWR Dalam penelitian ini dilakukan penilaian tanah pada studi kasus yaitu wilayah Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Posisi Kecamatan Lengkong di Kota Bandung dapat dilihat pada

Lebih terperinci