OPTIMASI RANCANGAN EKSPERIMEN KOKOH YANG DINAMIS BERDASARKAN FUNGSI KERUGIAN KUALITAS. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI RANCANGAN EKSPERIMEN KOKOH YANG DINAMIS BERDASARKAN FUNGSI KERUGIAN KUALITAS. Abstrak"

Transkripsi

1 OPTIMASI RANCANGAN EKSPERIMEN KOKOH YANG DINAMIS BERDASARKAN FUNGSI KERUGIAN KUALITAS Trianingsi Eni Lestari 1), Haryono ), M. Sjaid Akbar ) 1) Maasiswa Program Magister Jurusan Statistika FMIPA ITS Surabaya ) Dosen Jurusan Statistika FMIPA ITS Surabaya Abstrak Tuntutan dalam dunia industri yang diinginkan adala adanya perbaikan kualitas untuk setiap produk yang diasilkan seingga diarapkan dapat megasilkan pendapatan yang optimal dengan kerugian yang seminimal mungkin. Taguci mengenalkan suatu desain yang koko (robust) yaitu suatu prosedur untuk mengoptimalkan asil dan desain proses yang sesuai pada target serta meminimalkan variasi dari target yang diinginkan. Tujuannya adala merancang suatu sistem seingga tidak sensitif teradap variabel yang tidak terkontrol (noise). Hal penting yang perlu diperatikan sebelum optimasi dilakukan adala pembentukan model robust yang sesuai. Pola data yang ada sering tidak omogen karena adanya pencilan seingga diperlukan estimator robust yang mampu bertaan teradap keadiran pencilan. Sala satu estimator tersebut adala Least Trimmed Square (LTS). Metode ini tidak membuang bagian dari data melainkan menemukan model fit dari mayoritas data. Pada penelitian ini akan dibaas optimasi pada respon yang dinamis menggunakan Algoritma Genetika untuk mencari level-level dari variabel bebas yang optimum. Algoritma ini merupakan pendekatan untuk menentukan global optimum yang didasari ole Teori Darwin dimana didasarkan pada mekanisme seleksi alamia dan genetika alamia. Optimasi menggunakan Algoritma Genetika mengasilkan variabel faktor optimal untuk nilai diameter luar tubing = 1.5 inc, nilai transfersal spacing = 3,5 inc, nilai kerapatan fin = 3.4 fin/inc, nilai optimum variabel respon efektifitas perpindaan panas sebesar 5.75 % dan respon biaya operasi sebesar $/jam Kata kunci : Desain robust, Faktor signal, Least Trimmed Square, Signal to Noise Ratio, Algoritma Genetika. 1. Pendauluan Pendekatan desain robust yang dikenalkan ole Taguci merupakan suatu prosedur untuk mengoptimalkan asil dan desain proses yang sesuai pada target serta meminimalkan variasi dari target yang diinginkan (Bagci,1993). Tujuannya adala untuk merancang suatu sistem seingga tidak sensitif teradap variabel yang tidak terkontrol (noise). Hal ini dilakukan dengan menyelidiki secara sistematis ubungan antara faktor kontrol yang sesuai dengan variabel noise. Desain robust dapat diaplikasikan pada sistem yang statis dan sistem yang dinamis. Sistem yang statis menginginkan output dari sistem berupa nilai target yang tetap (fixed), dimana faktor signal pada sistem yang statis merupakan suatu nilai konstan, sedangkan sistem 1

2 dinamis menggunakan beberapa nilai faktor signal. Faktor signal merupakan faktor yang nilai kebenarannya bisa beruba-uba seingga bisa digunakan dalam suatu pengukuran.. Optimasi pada respon yang dinamis ditentukan untuk mencari level-level dari variabel bebas yang optimum. Hal ini tentunya tidak akan lepas dari pembentukan model yang sesuai dengan pola sebaran data. Dimana pola data yang ada sering tidak omogen yang menyebabkan model yang robust sulit diperole. Sala satu penyebab masala tersebut adala adanya pencilan yang mengakibatkan distribusi galat e i tidak lagi berdistribusi normal atau variansi galat tidak lagi omogen, seingga pengujian statistik untuk meliat signifikansi parameter regresi yang didasarkan pada distribusi normal tidak dapat dilakukan ketika model yang dicari dengan metode konvensional. Sala satu alternatif yang bisa dilakukan untuk menentukan model dari data yang mengandung pencilan adala dengan estimator Least Trimmed Square (LTS). Metode ini tidak membuang bagian dari data melainkan menemukan model fit dari mayoritas data. Banyak metode optimasi yang bisa diterapkan pada masala multirespon yang dinamis. Sala satu optimasi yang berkembang adala dengan Algoritma Genetika. Algoritma ini merupakan pendekatan untuk menentukan global optimum yang didasari ole Teori Darwin. Algoritma ini didasarkan pada mekanisme seleksi alamia dan genetika alamia (Gen dan Ceng, 1997). Pasandide dan Niaki (006) perna meneliti masala optimasi multirespon dengan menerapkan Algoritma Genetika. Pada penelitian ini akan dikaji optimasi respon yang dinamis dengan pendekatan Algoritma Genetika yang diterapkan pada economizer yaitu sala satu bagian dari alat penukar panas dalam boiler. Pencilan Pada data sering ditemukan satu atau beberapa data yang jau dari pola kumpulan data keseluruan, yang lazim didefinisikan sebagai data pencilan (outlier). Keberadaan data pencilan akan mengganggu dalam proses analisis data dan arus diindari dalam banyak al. Pencilan dapat menyebabkan al-al berikut ini dalam kaitannya dengan analisis regresi antara lain residual yang besar dari model yang terbentuk atau E[e] 0, varians pada data tersebut menjadi lebi besar, dan taksiran interval memiliki rentang yang lebar Gambar 1. Identifikasi pencilan menggunakan IQR atau boxplot

3 Sala satu metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi adanya pencilan dalam data adala boxplot. Metode ini paling umum digunakan yakni dengan mempergunakan nilai kuartil dan jangkauan. Kuartil 1,, dan 3 akan membagi sebua urutan data menjadi empat bagian. Jangkauan (IQR, Interquartile Range) didefinisikan sebagai selisi kuartil 1 teradap kuartil 3, atau IQR = Q3 Q1. Data-data pencilan dapat ditentukan dengan meliat nilai yang kurang dari 1.5*IQR teradap kuartil 1 dan nilai yang lebi dari 1.5*IQR teradap kuartil Least Trimmed Square (LTS) Metode Least Trimmed Squares sebagai sala satu metode penaksiran parameter model regresi yang robust teradap keadiran nilai pencilan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adala mendapatkan nilai parameter model regresi yang robust teradap keadiran nilai pencilan. Metode robust merupakan metode alternatif yang sesuai untuk data yang terkontaminasi nilai pencilan. LTS diusulkan ole Rousseeuw (1984) sebagai alternatif robust untuk mengatasi kelemaan Ordinary Least Square (OLS), yaitu dengan menggunakan sebanyak ( n) kuadrat galat yang diurutkan nilainya: θ ( ) argmin ( LTS Z e (θ)) i : n i1 dimana (e ) 1:n (e ) :n (e ) n:n merupakan kuadrat galat ke-i yang diurutkan dari nilai terkecil ingga paling besar. Nilai sekaligus menunjukkan jumla data untuk digunakan mengestimasi parameter regresi dan memberikan bobot nol pada (n ) sisa data. Nilai dipili untuk mengasilkan tingkat kekekaran tinggi dan disebut * sebagai nilai breakdown n yang dipili yaitu = [(n + p + 1)/]. Dimana n merupakan banyaknya pengamatan dan p adala banyaknya parameter. Nilai tersebut digunakan untuk mengasilkan nilai breakdown atau kemampuan mendeteksi pencilan sebesar = (n + 1)/n (Rousseeuw dan Hubert, 1997). * n Pada estimator regresi ada beberapa transformasi regresi dapat dilakukan dalam mengasilkan estimasi yang diinginkan. Estimator regresi yang digunakan arus mempunyai sifat-sifat: regression equivariant, scale equivariant, dan affine equivariant. Sifat- sifat tersebut diperlukan agar asil transformasi tetap dapat diartikan sama dengan data sebelum ditransformasi. Sifat regression equivariant digunakan dalam mendeskripsikan bagaimana studi Monte Carlo dilakukan, biasanya dimulai dengan kata-kata witout loss of generality, let = 0, yang berarti asilnya akan valid pada sebarang vektor parameter. Sifat scale equivariant menjelaskan bawa pengepasan mempunyai sifat bebas teradap semua unit pengukuran untuk peuba respons y sedangkan sifat affine equivariant berguna untuk menjelaskan transformasi linier bagi x i akan secara langsung berpengaru pada estimator, sebab y i = x i = (x i A)(A -1 ). Seingga dengan demikian peuba bebas dapat menggunakan sistem koordinat lainnya tanpa berpengaru pada asil estimasi y i Sifat Umum Estimator Regresi LTS 3

4 Estimator LTS mempunyai sifat regression equivariant, scale equivariant, dan affine equivariant. Regression Equivariant : i1 (({y i + x i v} x i { + v}) ) i:n = i1 ((y i x i ) ) i:n Scale Equivariant : i1 ((cy i x i {c }) ) i:n = c i1 ((y i x i ) ) i:n Affine Equivariant dengan : ((y i {x i A}{A -1 }) ) i:n = ((y i x i ) ) i:n i1 v = vektor kolom sembarang. c = konstanta sembarang. A = matriks bujur sangkar non-singular. 4. Sistem Dinamis Padke (1989) dalam Bagci (1993) mengungkapkan bawa untuk menggambarkan pengaru faktor dalam strategi Taguci untuk desain optimasi terdiri dari 4 golongan, yaitu: 1. Faktor signal (M) Dalam suatu rancangan percobaan terdapat pengaturan faktor secara selektif pada proses untuk mencapai target yang diinginkan. Faktor signal mempunyai suatu al yang kusus yaitu menguba seting pengaru dari rata-rata respon bukan pada variabilitasnya. Penentuan faktor signal didasarkan pada pengetauan engineering dari desain suatu sistem. Untuk lebi mudanya akan menguntungkan jika asil yang diinginkan sangat sensitif teradap faktor signal.. Faktor kontrol (C) Secara umum faktor kontrol berpengaru pada rata-rata dan variabilitas dari respon. Suatu desain produk akan menetapkan dengan bijaksana level dari parameter seinga dapat menerima kemungkinan terbaik dari yang diarapkan yaitu stabilitas maksimum dan asil yang robust dengan biaya yang minimum. 3. Level dari faktor (r) Level faktor merupakan bagian dari faktor kontrol yang dirancang dapat menyesuaikan dengan muda dalam desain proses untuk mencapai ubungan fungsional antara faktor signal (M) dengan variabel respon dalam sistem dinamis. Untuk sistem yang statis, level faktor dapat membantu menyesuaikan rata-rata sistem yang diinginkan yaitu nilai target yang tetap. 4. Faktor noise (N) Faktor noise merupakan semua faktor yang tidak bisa dikontrol. Secara umum anya pengaru statistik (mean, varian, distribusi, dll) pada faktor noise yang bisa diketaui. Dalam optimasi percobaan akan dipelajari interaksi antara faktor kontrol dengan faktor noise yang mempengarui desain akir yang robust. Karakteristik kualitas Y secara umum merupakan fungsi dari faktor signal M pada sistem yang dinamis. M dan Y bisa berupa nilai kontinu yang positif ataupun negatif. Ketika nilai signal M adala nol, nilai karakteristik kualitas Y juga nol. Fungsi idealnya adala Y = M. Scaling factor dapat digunakan untuk mengatur slope pada i1 4

5 ubungan antara Y dan M. Hubungan antara faktor signal M i dengan karakteristik kualitas Y adala sebagai berikut: yij Mi eij dengan β adala slope dan e ij merupakan error. β dapat diestimasi dengan metode kuadrat terkecil m q m q SSE e ij y M (1) i1 j1 i1 j1 Jika persamaan (4.) diturunkan teradap β akan diperole m q q d m yij Mi yij Mi Mi d i1 j1 i1 j1 m q m q yijmi Mi () i1 j1 i1 j1 Apabila persamaan (4.3) disamakan dengan 0 (nol) akan diperole estimasi β dibawa ini. m q y ij M i i1 j1 m q M i i1 j1 Misalkan respon y dipengarui faktor kontrol C, faktor signal M = (M 1, M,..., M m ), dan masing-masing faktor signal menggunakan noise N 1, N,.., N q. dengan y ij merupakan pengamatan untuk p faktor kontrol maka rata-rata kualitas kerugian tanpa adjustment diberikan ij i q k m Q y yij Mi (3) mq i 1 j 1 dengan k merupakan konstanta koefisien kerugian. Dari persamaan (3) akan didapatkan rata-rata kerugian kualitas Q(y) dengan scaling factor vij yij / dan m q e yij Mi mq 1 i 1 j 1 q k m Q y vij Mi mq i 1 j 1 variansi error 1. 5

6 m q k yij Q( y) M i mq i 1 j 1 m q y y M k ij ij i M i mq i 1 j 1 m q k 1 y y M M ij ij i i mq i1 j1 q k 1 m yij Mi mq i1 j1 mq 1 e k k. e mq seingga signal to noise ratio dari karakteristik dinamis didefinisikan dibawa ini 10log Q( y) 10log (4) e Konstanta k dari Q(y) untuk karakteristik kualitas tunggal secara umum diabaikan karena tidak mempunyai pengaru pada optimasi sedangkan pada percobaan karakteristik kualitas yang ganda, koefisien k memiliki peran penting dalam menentukan kondisi optimal. 5. Algoritma Genetika (AG) Algoritma genetika adala suatu algoritma pencarian yang meniru mekanisme dari genetika alam dimana diperkenalkan pertama kali ole Jon Holand awal taun Algoritma Genetika banyak dipakai pada aplikasi bisnis, teknik maupun pada bidang keilmuan lainnya. Algoritma ini dimulai dengan kumpulan solusi yang disebut dengan populasi. Solusi-solusi dari sebua populasi diambil dan digunakan untuk membentuk populasi yang baru. Hal ini dimotivasi dengan arapan bawa populasi yang baru dibentuk tersebut akan lebi baik daripada yang lama. Langka-langka yang dilakukan dalam Algoritma Genetika yang pertama adala inisialisasi populasi. Proses ini bertujuan untuk membangkitkan sebua populasi yang berisi sejumla kromosom. Setiap kromosom berisi sejumla gen yang mengkodekan informasi yang disimpan didalam kromosom. Setela skema pengkodean ditentukan, Algoritma Genetik diinisialisasi untuk sebua populasi dengan N kromosom. Gen-gen yang mengisi masing-masing kromosom dibangkitkan secara random. Masing-masing kromosom akan dikodekan menjadi individu dengan nilai fitness tertentu. Sebua populasi baru diasilkan dengan mengunakan mekanisme seleksi ilmia, yaitu memili individu-individu secara proporsional teradap nilai fitness-nya dan genetika alamia yakni pinda silang dan mutasi (Suyanto, 005). Skema langka-langka Algoritma Genetika diperliatkan dalam sebua pseducode dibawa ini: 6

7 Inisialisasi populasi, N kromosom Loop Loop untuk N kromosom Dekodekan Kromosom Evaluasi kromosom End Buat satu atau dua kopi kromosom terbaik (elitisme) Loop sampai didapatkan N kromosom baru Pili dua kromosom Pinda silang Mutasi End End Gambar. Pseducode AG Pada dasarnya Algoritma Genetik memiliki tuju komponen. Tuju komponen tersebut yaitu: 1. Skema pengkodean Ada tiga skema yang paling umum digunakan dalam pengkodean yaitu Real number encoding yaitu nilai gen berada dalam interval [0,R] dimana R adala bilangan real positif. Discrete decimal encoding yaitu setiap gen bisa bernilai sala satu bilangan bulat dalam interval [0,9], Binary encoding yakni setiap gen anya bisa bernilai 0 atau 1 Pengkodean dapat dilakukan menggunakan batas interval tertentu yaitu batas bawa r b dan batas atas r a, maka pengkodean untuk masing-masing skema diperole : real number encoding x rb ( ra rb ) g (5) discrete decimal encoding x r ( r r )( g g... g.10 n b a b n ) (6) binary encodinng. x r ( r r )( g g... g. n b a b n ) (7) Dimana n adala jumla gen dalam kromosom (panjang kromosom) dan g i, i=1,,,n adala gen. Ketiga cara representasi kromosom tersebut digunakan berdasarkan masala yang diadapi. Tidak semua permasalaan dapat direpresentasikan dengan cara yang sama.. Nilai fitness Fungsi fitness adala fungsi obyektif yang digunakan untuk menentukan solusi dari permasalaan dalam Algoritma Genetika. Fungsi fitness merupakan dasar untuk proses seleksi. Setiap kromosom dievaluasi berdasarkan fungsi. Pada evolusi alam, individu yang bernilai fitness tinggi yang akan bertaan idup sedangkan yang bernilai fitness renda akan mati. 7

8 3. Seleksi orang tua Ada beberapa metode seleksi dalam algoritma genetika, yaitu seleksi roulette weel, seleksi peringkat, seleksi kondisi tetap. a. Seleksi roulette weel. Roulette weel menyeleksi populasi baru dengan distribusi probabilitas yang berdasarkan nilai fitness (F). Untuk setiap kromosom i dengan nilai fitness Fi, probabilitas seleksi Pi adala: Fi Pi, i = 1,,..., n FTotal Metode ini umum digunakan dimana masing-masing kromosom menempati potongan lingkaran pada roda roulette secara proporsional sesuai dengan nilai fitness-nya. Kromosom yang mempunyai nilai fitness lebi besar menempati potongan lingkaran yang lebi besar dibandingkan dengan kromosom bernilai fitness renda. b. Seleksi peringkat Setiap kromosom dalam populasi diatur dengan cara menentukan peringkat berdasarkan nilai fitnessnya. Kromosom terburuk pertama akan mempunyai fitness 1, kromosom terburuk kedua akan mempunyai fitness, dan kromosom terbaik akan mempunyai fitness n (banyaknya kromosom dalam populasi). c. Seleksi kondisi tetap Ide utama dari seleksi kondisi tetap adala bawa sebagian besar kromosom dapat bertaan idup ingga generasi berikutnya. Dalam setiap generasi, sejumla kromosom dengan nilai fitness lebi besar daripada nilai fitness kromosom lain diseleksi untuk membentuk individu baru. Beberapa kromosom dengan nilai fitness lebi kecil daripada nilai fitness kromosom lain, diilangkan dan generasi baru ditempatkan pada posisi kromosom yang diilangkan tersebut. 4. Pinda silang (crossover) Pinda silang berperan penting dalam Algoritma Genetika. Sebua kromosom yang mengara pada solusi yang bagus bisa diperole dari proses memindasilangkan dua bua kromosom. Gen dan Ceng (1997) mengungkapkan bawa crossover membangkitkan offspring (generasi) baru dengan mengganti sebagian informasi dari parents (orang tua/induk). Operator crossover yang akan dijelaskan di sini adala one-cut-point crossover. kromosom yang dijadikan induk dipili secara acak dan jumla kromosom yang mengalami crossover dipengarui ole parameter crossover rate (ρc). Algoritmanya adala : Memili posisi gen secara acak dari orangtua pertama. Isi di sebela kanan posisi gen pada orangtua pertama ditukar dengan orangtua kedua untuk mengasilkan offspring (anak). 5. Mutasi Mutasi merupakan operator genetika kedua dan anya bekerja pada beberapa gen yang melakukan penyesuaian diri teradap kondisi lingkungan 8

9 sekitar. Proses mutasi terjadi agar makluk idup dapat terus bertaan idup dengan kualitas yang lebi baik. Pada algoritma genetika, proses mutasi yang mengasilkan gen yang lebi baik dapat membuat kromosom tetap bertaan dalam proses seleksi dan diarapkan akan dapat makin mendekati solusi optimum. Sebaliknya, proses mutasi yang mengasilkan gen yang lebi buruk dapat membuat kromosom tereliminasi dalam proses seleksi. Prosedur mutasi sangat sederana. Untuk semua gen yang ada, jika bilangan random yang dibangkitkan kurang dari probabilitas mutasi yang ditentukan maka diuba gen tersebut menjadi nilai kebalikannya. Misalkan dalam binary encoding 0 diuba menjadi 1 dan 1 diuba Elitisme Prosedur elitisme dilakukan karena adanya seleksi yang dilakukan secara random. Hal ini menyebabkan tidak ada jaminan bawa suatu individu bernilai fitness tertinggi akan selalu dipili. Kalaupun individu tersebut terpili, mungkin saja individu tersebut akan rusak (nilai fitness-nya akan menurun karena proses pinda silang). Supaya tidak ilang selama evolusi maka perlu dibuat satu atau beberapa kopinya. Prosedur ini dikenal sebagai elitisme. 7. Penggantian populasi Semua individu (misal N individu dalam satu populasi) dari suatu generasi digantikan sekaligus ole N individu baru asil pinda silang dan mutasi. 6. Aplikasi AG pada Economizer yang Dinamis Hal yang perlu diperatikan dalam menentukan kondisi optimum dalam proses optimasi adala penentuan variabel respon dan prediktor dari kerja economizer. Dimana respon pada model dinamis dipengarui ole faktor kontrol, faktor noise dan faktor signal. Pada proses desain economizer PT Alstom terdapat dua variabel respon yaitu efektifitas perpindaan panas (y 1 ) dengan karakteristik kualitas larger te better dan biaya operasional (y ) dengan karakteristik kualitas smaller te better. Variabel proses (kontrol) yang terlibat yaitu diameter luar tubing x, transfersal spacing x, dan kerapatan fin 1 x yang masing-masing mempunyai tiga level. Ada satu faktor signal yaitu sisa gas asil pembakaran ole burner yang mempunyai sebelas level dimana nilainya berkisar antara 50% sampai dengan 100% sedangkan terdapat satu variabel noise yaitu baan bakar yang memiliki dua level, baan bakar dari gas (flue gas) dan baan bakar dari oil (flue oil). Penentuan model respon dengan adanya faktor signal dilakukan setela data diitung dalam bentuk signal to noise ratio dengan karakteristik dinamis pada persamaan (4). Hal ini dilakukan untuk mengurangi pengaru faktor noise yang ada. Setela diperole signal to noise ratio dari y 1 dan y baru akan ditentukan model yang sesuai. Metode estimasi yang digunakan untuk menentukan model dari permasalaan diatas adala Least Trimmed Square karena terdapat pencilan pada respon. Hal tersebut tampak pada boxplot dibawa ini. 3 9

10 -3.0 Boxplot of y1, y Data y1 y Gambar 7. Boxplot dari respon y 1 dan y Berdasarkan Gambar 7. diatas terliat bawa untuk respon y 1 yaitu respon efektifitas perpindaan panas tidak terdapat pencilan. Hal ini terbukti bawa tidak ada data yang mempunyai nilai kurang dari 1.5*IQR = 1.5*(-0.498) = teradap kuartil 1 (-5.805) dan nilai yang lebi dari teradap kuartil 3 (-5.307). Sebaliknya pada respon y yaitu respon biaya operasi terdapat adanya pencilan yakni ada data yang mempunyai nilai kurang dari 1.5*IQR = 1.5* 0.18 = 0.73 teradap kuartil 1 (-3.75) dan nilai yang lebi dari teradap kuartil 3 (-3.18). Terdapat 4 pengamatan dari respon y yang merupakan pencilan yaitu pengamatan ke-3 ( ), pengamatan ke-1 (-5.354), pengamatan ke-3 ( ), dan pengamatan ke-4 ( ). Model untuk semua faktor teradap variabel respon perpindaan panas dengan menggunakan metode Least Trimmed Square diperole ubungan regresi polinomial yaitu : yˆ 5,5159 0, 01x 0,11408x 0, 37x 0, 0183x , 0499x 0, 00x 0, 01747x x 0, 00381x x , 0030xx3 Model diatas memiliki koefisien determinasi robustnya sebesar 99,87 % dan Final LTS Scale sebesar 0,0094. Hal tersebut menunjukkan model sangat layak digunakan, karena mampu menjelaskan lebi dari 90% keragaman data serta nilai Final LTS Scale sangat kecil. Sedangkan pada variabel respon biaya operasi diperole ubungan regresi polinomial dengan pendekatan estimator LTS yaitu: yˆ 3,1583 0, 0403x 0, 0174x 0, 00186x 1 3 0, 03764x 0, 0069x 0, 0494x 0, 069x x ,45x x 0,0309x x Koefisien determinasi robust dari model y sebesar 84,16 % dan Final LTS Scale sebesar 0,018. Proses optimasi dengan Algoritma Genetika pada desain economixer dimulai dengan representasi kromosom. Pada permasalaan ini dipili real number encoding yaitu pengkodean dimana nilai gen berada pada interval [0,R] dengan R adala bilangan real positif. Tujuan dari pengkodean kromosom untuk mengkodekan (8) (9) 10

11 kromosom yang berisi gen bilangan real menjadi individu x yang bernilai real dalam interval yang diinginkan yaitu dalam batas bawa r b dan batas atas r a. Pengkodean dilakukan berdasarkan persamaan 5 diatas. Taap kedua adala inisialisasi populasi yang dibentuk secara acak dengan 10-bit kromosom yang didapatkan dari variabel bebas serta kombinasinya yaitu x 1, x, x 3, x 1, x, x 3, x 1 x, x 1 x 3, x x 3 dan konstanta. Pada taapan ini dibangkitkan sejumla ukuran populasi kromosom dan jumla gen dalam kromosom. Ukuran populasi yang diambil adala 00 dengan jumla gen diperole dari perkalian jumla variabel yang ingin dicari kondisi optimumnya sebanyak 3 yaitu x 1, x, x 3 dengan banyaknya bit yaitu 10 mengasilkan 30 gen dalam kromosom. Langka selanjutnya adala mengevaluasi nilai fitness dengan mengitung fitness f (x) dari setiap kromosom x dalam populasi. Fungsi fitness dari optimasi menggunakan Algoritma Genetika berdasarkan model y 1 (efektifitas perpindaan panas) pada persamaan 8 dan y (biaya operasi) pada persamaan 9 yang diperole. Kriteria yang diarapkan adala larger te better untuk y 1 dan smaller te better untuk y. Nilai fitness diperole secara simultan dimana memaksimumkan model efektifitas perpindaan panas dan meminimumkan model biaya operasi. Hal tersebut didapatkan dengan mencari solusi nilai fitness yang memaksimalkan fungsi y 1 /y. Setela ditentukan nilai fitness-nya maka dilakukan setting batas atas r a yang merupakan nilai level bawa dari x 1, x, x 3 = [;4.5;5] dan setting batas bawa r b variabel bebas x 1, x, x 3 = [1.5;3.5;3]. Taap keempat yaitu mengevaluasi fitness dengan mengitung fitness f (x) dari setiap kromosom x dengan menciptakan populasi baru yang berasal dari populasi awal. Proses yang terjadi adala mutasi dan pinda silang (crossover). Jumla kromosom yang mengalami proses crossover pada satu generasi ditentukan secara random berdasarkan tingkat probabilitas crossover tertentu. Suyanto (005) mengungkapkan bawa pada umumnya probabilitas crossover ditentukan antara 0.6 sampai 0.9. Sebaliknya probabilitas mutasi biasanya sangat kecil sebesar 1/n dimana n adala jumla gen. Pada kasus ini ditentukan probabilitas crossover 0.8 dan probabilitas mutasi sebesar Proses tersebut berulang-ulang sampai dengan 1500 generasi untuk mendapatkan level-level yang optimum. Titik optimum yang didapatkan dari optimasi untuk respon efektifitas perpindaan panas sebesar dan respon biaya operasi sebesar -.8. Kedua respon yang diasilkan suda optimum karena suda ditransformasi dalam bentuk signal to noise ratio. Nilai optimum untuk variabel faktor diperole level-level optimum sebagai berikut, nilai diameter luar tubing = 1.5 inc, nilai transfersal spacing = 3,5 inc, nilai kerapatan fin = 3.4 fin/inc. Hasil efektifitas perpindaan panas yang diperole sebesar 5.7% cukup kecil. Hal ini kemungkinan disebabkan pada sistem kerja economizer dimana panas yang mengalir dari pembakaran ke boiler disirkulasi kembali melalui tubing spacing yang rapat seingga perpindaan panas yang terjadi menjadi lebi sedikit. Sedangkan biaya operasi setela ditransformasi didapatkan $/jam. 7. Kesimpulan Dari asil analisis yang tela dilakukan dan berdasarkan penjelasan yang tela diberikan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 11

12 1. Estimator robust LTS merupakan metode untuk mendeteksi adanya pencilan sekaligus memberikan estimasi parameter regresi. Metode ini mempunyai kemampuan untuk mendeteksi pencilan dalam data yang dinyatakan dalam nilai * breakdown n.. Algoritma Genetika merupakan sala satu pendekatan optimasi untuk menentukan global optimum berdasarkan nilai fitness. 3. Optimasi menggunakan Algoritma Genetika mengasilkan variabel faktor optimal untuk nilai diameter luar tubing = 1.5 inc, nilai transfersal spacing = 3,5 inc, dan nilai kerapatan fin = 3.4 fin/inc. Hasil optimasi tersebut didapatkan nilai optimum variabel respon efektifitas perpindaan panas sebesar 5.75 % dan respon biaya operasi sebesar $/jam 8. Daftar Pustaka Bagci, T. P. (1993), Taguci Metods Explained Practical Steps to Robust Design, Prentice-Hall International, New York. Gen, M. dan Ceng, R. (1997), Genetic Algoritms and Engineering Design, Jon Wiley & Sons, New York. Gujarati, D. N. (003), Basics Econometrics, McGraw Hill Book, nd edition, New York, USA. Josep, V. R. dan Wu, C. F. J. (00), Robust Parameter Design of Multiple-Target Systems, Tecnometrics, Vol. 44, al Kamarasary, A. A.(007), Optimasi Respon Dinamis Economizer yang Robust (Studi Kasus PT Alstom Power ESI), Skripsi Institut Teknologi Sepulu Nopember, Surabaya. Lee, Y. dan Nelder, J. A. (003), Robust Design Via Generalized Linear Models, Journal of Quality Tecnology, Vol. 35, al. 1. McCaskey, S. D. dan Tsui, K. L. (1997), Analysis of Dynamic Robust Design Experiments, International Journal of Production Researc, Vol. 35, al Park S.H. (1996), Robust Design and Analysis for Quality Engineering, First Edition. Capman and Hall, London. Pasandide, S.H.R, and Niaki, S.T.A. (006), Optimizing Multi-Response Statistical Problems Using a Genetic Algoritm, Scientia Iranica, Vol13, al Rousseeuw, P.J. (1984), Least Median of Squares Regression, Journal of te American Statistical Association, Vol 79, al , and Van Driessen, K. (006), Computing LTS Regression for Large Data Sets, Journal of te Data Mining and Knowledge Discovery, Vol 1, al , and Leroy, A. M. (1987), Robust Regression and Outlier Detection, Jon Wiley and Sons, New York, USA, and Hubert, M. (1997), Recent Development in PROGRESS, dalam L1- Statistical Procedure & Related Topics, diedit ole Y. Dodge., Suyanto, (005), Algoritma Genetika Dalam MATLAB, Andi, Yogyakarta. 1

13 Lampiran 1. Data Desain economizer pada PT ALSTOM X 1 X X 3 X 1 X X 3 X 1 X X 1 X 3 X X 3 y 1 y

14 14

15 Lampiran. Diagram alur Proses Estimasi dengan LTS MULAI Baca banyaknya: n = data p = jumla peuba bebas + 1 (jika ada intersep) m = jumla iterasi Beri indeks untuk tiap pasang data Ambil sebanyak m subset, masing-masing berisikan p- pasangan data dari n dengan cara kombinasi Jk = {z 1, z,, z p } Jk punya matriks X full rank? T Y Tetapkan nilai dan itung nilai breakdown * n Hitung Estimasi Parameter Regresi k untuk Tiap Jk Ada intersep? Y Adjust Nilai Intersep untuk Tiap Jk T Hitung Nilai Tujuan FT k untuk Tiap Jk untuk estimator LTS: FT k = 1 ~ r ( ) i: n i 1 Menetapkan Estimasi k dengan Nilai FT k yang Terkecil SELESAI 15

OPTIMASI RANCANGAN EKSPERIMEN KOKOH YANG DINAMIS BERDASARKAN FUNGSI KERUGIAN KUALITAS

OPTIMASI RANCANGAN EKSPERIMEN KOKOH YANG DINAMIS BERDASARKAN FUNGSI KERUGIAN KUALITAS SEMINAR TESIS OPTIMASI RANCANGAN EKSPERIMEN KOKOH YANG DINAMIS BERDASARKAN FUNGSI KERUGIAN KUALITAS Oleh: Trianingsih Eni Lestari NRP. 130601001 Pembimbing: 1. Drs. Haryono, M.SiE. M. Sjahid Akbar, S.Si,

Lebih terperinci

Metode Taguchi dan Optimasi Multi Respons

Metode Taguchi dan Optimasi Multi Respons Metode Taguchi dan Optimasi Multi Respons Dr. Ir. Eko Pujiyanto, S.Si.,M.T. Materi Taguchi Multi Response Metode PCR-TOPSIS Metode Algoritma-Genetika Taguchi Multi Respon Dalam dunia nyata produk memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari

Lebih terperinci

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 3 (2014), hal 163-168. METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

Lebih terperinci

KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN

KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN Nurul Gusriani 1), Firdaniza 2), Novi Octavianti 3) 1,2,3) Departemen Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung- Sumedang Km. 21

Lebih terperinci

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING

BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING BAB III METODE STRATIFIED RADOM SAMPIG 3.1 Pengertian Stratified Random Sampling Dalam bukunya Elementary Sampling Teory, Taro Yamane menuliskan Te process of breaking down te population into rata, selecting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi pertama kali dikembangkan oleh Sir Francis Galton pada abad ke-19. Analisis regresi dengan satu peubah prediktor dan satu peubah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam

Lebih terperinci

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING

BAB III STRATIFIED CLUSTER SAMPLING BAB III STRATIFIED CUSTER SAMPING 3.1 Pengertian Stratified Cluster Sampling Proses memprediksi asil quick count sangat dipengarui ole pemilian sampel yang dilakukan dengan metode sampling tertentu. Sampel

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER Siswanto 1, Raupong 2, Annisa 3 ABSTRAK Dalam statistik, melakukan suatu percobaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan

Lebih terperinci

4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM

4 SIFAT-SIFAT STATISTIK DARI REGRESI KONTINUM 4 SIFA-SIFA SAISIK DAI EGESI KONINUM Abstrak Matriks pembobot W pada egresi Kontinum diperole dengan memaksimumkan fungsi kriteria umum ternata menimbulkan masala dari aspek statistika. Prinsip dari fungsi

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Robust Least Trimmed Square Dengan Metode Scale

Perbandingan Metode Robust Least Trimmed Square Dengan Metode Scale Perbandingan Metode Robust Least Trimmed Square Dengan Metode Scale Dalam Mengestimasi Parameter Regresi Linear Berganda Untuk Data Yang Mengandung Pencilan Musafirah 1, Raupong 2, Nasrah Sirajang 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis Regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat (dependen, respon, YY) dengan satu atau lebih variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembentukan portofolio optimum menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dependen disebut dengan regresi linear sederhana, sedangkan model regresi linear

BAB I PENDAHULUAN. dependen disebut dengan regresi linear sederhana, sedangkan model regresi linear BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis regresi linear merupakan metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen (terikat; respon) dengan satu atau lebih variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis Regresi adalah analisis statistik yang mempelajari bagaimana memodelkan sebuah model fungsional dari data untuk dapat menjelaskan ataupun meramalkan suatu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) Yuditia Ari Prabowo, Yuliana Susanti, dan Santoso Budi Wiyono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih variabel independen. Dalam analisis regresi dibedakan dua jenis variabel

BAB I PENDAHULUAN. lebih variabel independen. Dalam analisis regresi dibedakan dua jenis variabel BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis regresi linier merupakan teknik dalam statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pencilan Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan yang bervariasi (beragam). Keberagaman data ini, di satu sisi sangat dibutuhkan dalam

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS Hafid Hazaki 1, Joko Lianto Buliali 2, Anny Yuniarti 2

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10: BAB III PERANCANGAN Pada bagian perancangan ini akan dipaparkan mengenai bagaimana mencari solusi pada persoalan pencarian rute terpendek dari n buah node dengan menggunakan algoritma genetika (AG). Dari

Lebih terperinci

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa

Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215 2337-352 (231-928X Print A-25 Pengkajian Metode Extended Runge Kutta dan Penerapannya pada Persamaan Diferensial Biasa Singgi Tawin Muammad, Erna Apriliani,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Bagus Priambodo Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana e- mail : bagus.priambodo@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd JURNAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON PADA MATERI PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA KEDIRI PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE

Lebih terperinci

MODEL REGRESI PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) (Studi Kasus : Kinerja Satuan Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal)

MODEL REGRESI PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) (Studi Kasus : Kinerja Satuan Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal) (Studi Kasus : Kinerja Sekretariat Daera Kabupaten Tegal MODEL REGRESI PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) (Studi Kasus : Kinerja Satuan Kerja Sekretariat Daera Kabupaten Tegal) Ole Imam Tayudin Dosen STMIK Amikom

Lebih terperinci

MODEL REGRESI KANDUNGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES

MODEL REGRESI KANDUNGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES PTNBR - BATAN Bandung, 04 Juli 013 MODEL REGRESI KANDUNGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES Kankan Parmikanti 1, Endang Rusyaman 1 dan Emah Suryamah 1 1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen dengan satu atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen dengan satu atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis regresi linier merupakan teknik dalam statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) =

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) = BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya dihubungkan atau dijelaskan dengan lebih dari satu variabel bebas,,, dengan syarat

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA SKRIPSI Disusun Oleh : SHERLY CANDRANINGTYAS J2E 008 053 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan hubungan fungsional antara variabel respon dengan satu atau beberapa variabel prediktor.

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM VOLUME ELLIPSOID PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA ROBUST. Pada bab ini akan dikaji bahasan utama yaitu pencilan dan analisis

BAB III MINIMUM VOLUME ELLIPSOID PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA ROBUST. Pada bab ini akan dikaji bahasan utama yaitu pencilan dan analisis BAB III MINIMUM VOLUME ELLIPSOID PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA ROBUST Pada bab ini akan dikaji bahasan utama yaitu pencilan dan analisis komponen utama robust sebagai konsep pendukung serta metode Minimum

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi, BAB II LANDASAN TEORI Beberapa teori yang diperlukan untuk mendukung pembahasan diantaranya adalah regresi linear berganda, pengujian asumsi analisis regresi, metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adala penelitian kuantitati, penelitian ini berlandaskan pada ilsaat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

Lebih terperinci

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika Vol. 14, No. 1, 19-27, Juli 2017 Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika Jusmawati Massalesse dan Muh. Ali Imran Abstrak Tulisan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Umum Optimasi Optimasi merupakan suatu cara untuk menghasilkan suatu bentuk struktur yang aman dalam segi perencanaan dan menghasilkan struktur yang

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi merupakan suatu metode analisis dalam statistika yang digunakan untuk mencari hubungan antara suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics. UJM 3 (2) (2014) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm DETEKSI OUTLIER MENGGUNAKAN DIAGNOSA REGRESI BERBASIS ESTIMATOR PARAMETER ROBUST Suyanti, YL Sukestiyarno Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTs Al Hikmah Bandar 26 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adala siswa kelas VII B MTs Al Hikma Bandar Lampung semester genap taun pelajaran 2010/2011 pada pokok baasan Gerak Lurus. Dengan jumla

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deret Fourier Dalam bab ini akan dibahas mengenai deret dari suatu fungsi periodik. Jenis fungsi ini sering muncul dalam berbagai persoalan fisika, seperti getaran mekanik, arus

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi

Lebih terperinci

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 65-72 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing menggunakan algoritma memetika, akan diberikan contoh sebagai berikut. Contoh Misalkan

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN E-Jurnal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 45-52 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN NI PUTU NIA IRFAGUTAMI 1, I GUSTI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tujuan Penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tujuan Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Fungsi Cobb-Douglas dengan galat aditif merupakan salah satu fungsi produksi yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara hasil produksi dan faktor-faktor produksi.

Lebih terperinci

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Muhammad Abdy* 1, Maya Sari Wahyuni* 2, Nur Ilmi* 3 1,2,3 Jurusan Matematika, Universitas Negeri Makassar e-mail: * 1 m.abdy@unm.ac.id,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SISTEM SENSOR GAS. Muthmainnah

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SISTEM SENSOR GAS. Muthmainnah TESIS PENEAPAN ALGOITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TANSFE DAYA PADA SISTEM SENSO GAS Muthmainnah 1108201008 DOSEN PEMBIMBING Dr. Melania Suweni Muntini, MT PENDAHULUAN Sensor gas yang sering ditemui dipasaran

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan

Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-305 Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan Indroprasto,

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 73 85. PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN Sri Wulandari, Sutarman, Open Darnius Abstrak. Analisis

Lebih terperinci

EFISIENSI ESTIMASI SCALE (S) TERHADAP ESTIMASI LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) PADA PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH

EFISIENSI ESTIMASI SCALE (S) TERHADAP ESTIMASI LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) PADA PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH EFISIENSI ESTIMASI SCALE (S) TERHADAP ESTIMASI LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) PADA PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH May Cristanti, Yuliana Susanti, dan Sugiyanto Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK.

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Azimatul Khulaifah 2209 105 040 Bidang Studi Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Dosen Pembimbing : Dosen

Lebih terperinci

Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust

Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust Pengaruh Outlier Terhadap Estimator Parameter Regresi dan Metode Regresi Robust I GUSTI AYU MADE SRINADI Jurusan Matematika Universitas Udayana, srinadiigustiayumade@yahoo.co.id Abstrak. Metode kuadrat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data panel ini, penulis menggunakan definisi, teorema dan konsep dasar yang berkaitan dengan pendugaan parameter,

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Desain Algoritma Genetika Untuk Optimasi Penjadwalan Produksi Meuble Kayu Studi Kasus Pada PT. Sinar Bakti Utama (oleh Fransiska Sidharta dibawah bimbingan Prof.Kudang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fuzzy Local Binary Pattern (FLBP) Fuzzifikasi pada pendekatan LBP meliputi transformasi variabel input menjadi variabel fuzzy, berdasarkan pada sekumpulan fuzzy rule. Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan beberapa teori pendukung untuk pembahasan selanjutnya. 2.1. Distribusi Menurut Chopra dan Meindl (2010:86), distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan barang

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN OUTLIER PADA CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) MENGGUNAKAN LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) Elis Ratna Wulan 1, Enung Nurhayati 2

PENDETEKSIAN OUTLIER PADA CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) MENGGUNAKAN LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) Elis Ratna Wulan 1, Enung Nurhayati 2 Edisi Juli 014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911 PENDETEKSIAN OUTLIER PADA CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) MENGGUNAKAN LEAST TRIMMED SQUARES (LTS) Elis Ratna Wulan 1, Enung Nurhayati 1, Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

Solusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace

Solusi Analitik Model Perubahan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Jurnal Gradien Vol. No.2 Juli 24 : 5-3 Solusi Analitik Model Perubaan Garis Pantai Menggunakan Transformasi Laplace Syarifa Meura Yuni, Icsan Setiawan 2, dan Okvita Maufiza Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 27 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terkait Penelitian terkait yang menggunakan algoritma genetika untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan kuliah telah banyak dilakukan.

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH

1. PENDAHULUAN PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH MODEL REGRESI ROBUST ESTIMASI DENGAN PEMBOBOT FAIR PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH Oktaviana Wulandari, Yuliana Susanti, dan Sri Sulistijowati Handajani Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK.

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

untuk i = 0, 1, 2,..., n

untuk i = 0, 1, 2,..., n RANGKUMAN KULIAH-2 ANALISIS NUMERIK INTERPOLASI POLINOMIAL DAN TURUNAN NUMERIK 1. Interpolasi linear a. Interpolasi Polinomial Lagrange Suatu fungsi f dapat di interpolasikan ke dalam bentuk interpolasi

Lebih terperinci

REGRESI RIDGE-MM UNTUK MENGATASI MULTIKOLINIERITAS DAN PENCILAN : STUDI KASUS PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

REGRESI RIDGE-MM UNTUK MENGATASI MULTIKOLINIERITAS DAN PENCILAN : STUDI KASUS PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 REGRESI RIDGE-MM UNTUK MENGATASI MULTIKOLINIERITAS DAN PENCILAN : STUDI KASUS PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KOEFISIEN DETERMINASI REGRESI FUZZY SIMETRIS UNTUK PEMILIHAN MODEL TERBAIK. Iqbal Kharisudin. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang

KOEFISIEN DETERMINASI REGRESI FUZZY SIMETRIS UNTUK PEMILIHAN MODEL TERBAIK. Iqbal Kharisudin. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang KOEFISIEN DETERMINASI REGRESI FUZZY SIMETRIS UNTUK PEMILIHAN MODEL TERBAIK S-33 Iqbal Kharisudin Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Email: iqbal_kh@staff.unnes.ac.id Abstrak: Dalam analisis

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika Algoritma Genetika Pendahuluan Struktur Umum Komponen Utama Seleksi Rekombinasi Mutasi Algoritma Genetika Sederhana Referensi Sri Kusumadewi bab 9 Luger & Subblefield bab 12.8 Algoritma Genetika 1/35 Pendahuluan

Lebih terperinci

REGRESI LINIER BERGANDA

REGRESI LINIER BERGANDA REGRESI LINIER BERGANDA 1. PENDAHULUAN Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN

BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN 3.1 Deteksi Pencilan Multivariat Pengidentifikasian pencilan pada kasus multivariat tidaklah mudah untuk dilakukan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks Matriks adalah himpunan bilangan real yang disusun secara empat persegi panjang, mempunyai baris dan kolom dengan bentuk umum : Tiap-tiap bilangan yang berada didalam

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 4-6669 Volume 2, Juni 22 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majala Ilmia Matematika dan Statistika Volume 2, Juni 22 PROFIL PENDERITA

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Abstrak PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Aulia Fitrah 1, Achmad Zaky 2, Fitrasani 3 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

STATISTICS WEEK 8. By : Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP

STATISTICS WEEK 8. By : Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP STATISTICS WEEK 8 By : Hanung N. Prasetyo BAHASAN Pengertian Hypotesisdan Hypotesis Testing Tipe Kesalaan dalam Pengujian Hipotesis Lima Langka Pengujian Hipotesis Pengujian: Dua Sisi dan Satu Sisi Uji

Lebih terperinci

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Zainal Akbar 1), Muh. Fajri Raharjo 2), Eddy Tungadi 3) CAIR, Politeknik Negeri Ujung Pandang Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10, Tamalanrea Makassar,

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Penjadwalan adalah penempatan sumber daya (resource) dalam satu waktu. Penjadwalan mata kuliah merupakan persoalan penjadwalan yang umum dan sulit dimana tujuannya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

PENETAPAN MODEL BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR

PENETAPAN MODEL BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR PENETAPAN MODEL BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR Muammad Efrizal Lubis 1 (Dosen FT USI / Dinas PU Pengairan Kab. Simalungun) Novdin M Sianturi 2 (Dosen FT USI)

Lebih terperinci

Oleh : M. Mushonnif Efendi ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si.

Oleh : M. Mushonnif Efendi ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si. OPTIMASI WAKTU PEMOTONGAN BAJA HSS PADA WIRE-EDM MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Oleh : M. Mushonnif Efendi (307 030 05) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si. Prodi D3 STATISTIKA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN Eva Desiana, M.Kom Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara, SMP Negeri 5 Pematangsianta Jl. Universitas Medan, Jl.

Lebih terperinci

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG Oleh : Ellys Kumala P (1107100040) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, MT JURUSAN

Lebih terperinci