APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS"

Transkripsi

1 APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS Hafid Hazaki 1, Joko Lianto Buliali 2, Anny Yuniarti 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember hazakitama@yahoo.co.id Abstrak Pembuatan jadwal pada Jurusan Teknik lnformatika ITS harus dilakukan pada setiap pergantian semester. Hal ini penting untuk menentukan berapa kelas akan dibuka, dan tentunya pembuatan jadwal ini membutuhkan waktu, tenaga dan ketelitian untuk membuatnya. Oleh karena itu diperlukan perkiraaan berapa mahasiswa yang akan mengambil matakuliah tertentu, sehingga nantinya akan dapat membantu mempercepat dan mempermudah tugas dari petugas penjadwalan jadwal matakuliah. Tugas Akhir ini berdasarkan studi kasus permasalahan yang terjadi pada Jurusan Teknik lnformatika ITS. Dalam memperkirakan jumlah mahasiswa yang akan mengikuti matakuliah tertentu, diimplementasikan perangkat lunak dengan memanfaatkan algoritma genetika, yaitu dengan memprediksi berapakah dari jumlah mahasiswa yang memiliki nilai C dan BC yang akan mengulang atau mengambil kuliah yang sama. Hal ini karena siswa yang sudah mendapat A, AB dan B hampir pasti tidak akan mengulang atau mengambil kuliah yang sama karena mereka dianggap lulus, sementara siswa yang mendapat D, E dan mahasiswa yang belum mengambil kuliah yang harus diambil pada waktu itu, juga tidak perlu diprediksi, karena mereka pasti akan mengambil kuliah. Dari uji coba yang dilakukan, aplikasi yang dibuat mampu memprediksi jumlah mahasiswa yang memiliki nilai C dan BC yang akan mengulang matakuliah yang sama dengan membandingkan nilai fitness yang dihasilkan dari beberapa percobaan dari jumlah mahasiswa yang dilakukan proses prediksi. Jumlah mahasiswa yang diprediksi adalah mahasiswa yang mempunyai nilai fitness tertinggi. Kata kunci : Algoritma Genetika, Prediksi. 1. PENDAHULUAN Prediksi atau perkiraan jumlah mahasiswa yang akan mengambil suatu matakuliah pada Jurusan Teknik Informatika ITS harus dilakukan pada setiap pergantian semester. Hal ini penting untuk menentukan berapa kelas akan dibuka, dan nantinya ini juga menentukan pembuatan jadwal matakuliah yang membutuhkan waktu, tenaga dan ketelitian. Untuk itu diperlukan perhitungan perkiraan dari mahasiswa yang akan mengulang matakuliah yang sebelumnya memiliki nilai C dan BC, yang berpotensi untuk dapat mengulang pada tiap matakuliah. Hal ini karena setiap mahasiswa yang sudah mendapat nilai A, AB dan B dapat dipastikan tidak akan mengulang karena sudah dianggap lulus, sedangkan mahasiswa yang mendapat nilai D, E dan mahasiswa yang belum mengambil tetapi sudah waktunya mengambil matakuliah tersebut juga tidak perlu diprediksi, karena hampir pasti akan mengambil matakuliah tersebut. Pada tugas akhir ini, prediksi dilakukan dengan memprediksi setiap n orang yang n tersebut merupakan sebuah angka masukan pada aplikasi program yang akan diprediksi, dan hasil yang dibandingkan adalah nilai fitness dari tiap n orang, sehingga akan diketahui berapa n orang yang paling baik nilai fitnessnya. Dengan prediksi ini nantinya petugas penjadwalan mata kuliah akan dapat membuat jadwal dengan lebih akurat. Untuk dapat mengatasi permasalahan pembuatan prediksi atau perkiraan berapa mahasiswa yang akan mengulang matakuliah yang sebelumnya memiliki nilai C dan BC pada setiap mata kuliah tertentu yang ditawarkan tersebut, maka diharapkan tugas akhir yang mengambil studi kasus di Jurusan Teknik Informatika ITS ini dapat membantu untuk menyelesaikan masalah dengan lebih efisien 2. TUJUAN PEMBUATAN TUGAS AKHIR Tujuan tugas akhir ini adalah membuat aplikasi untuk memprediksi jumlah mahasiswa yang akan mengulang suatu matakuliah, dari sejumlah yang memiliki nilai C dan BC dengan menggunakan algoritma genetika, studi kasus di Jurusan Teknik Informatika ITS. 3. BATASAN MASALAH Batasan masalah berdasarkan permasalahan yang ada adalah : 1. Metode ini hanya dipakai untuk menangani pembuatan prediksi penentuan jumlah mahasiswa yang akan mengulang matakuliah yang sebelumnya memiliki nilai C dan BC pada setiap mata kuliah tertentu yang ditawarkan. 1

2 2. Pembuatan prediksi penentuan jumlah mahasiswa setiap mata kuliah tertentu yang ditawarkan dilakukan dengan menerapkan algoritma genetika sebagai metode untuk mengolah inputan. Algoritma genetika ini digunakan untuk mencari kombinasi-kombinasi dari gen-gen yang ada yang kemudian dicari yang terbaik dari gen-gen tersebut. 3. Data yang dipakai adalah data matakuliah Jurusan Teknik Informatika ITS, tahun Faktor-faktor yang digunakan untuk memprediksi yaitu faktor nilai sebelumnya dari mahasiswa, faktor selisih tahun prediksi dengan tahun terakhir pengambilan matakuliah dari mahasiswa, faktor umur dari mahasiswa, faktor penghasilan orangtua, dan faktor Indeks Prestasi Semester (IPS) mahasiswa. 5. Matakuliah yang akan dicari perkiraaan atau prediksinya sebagai ujicoba ada adalah pada matakuliah Matematika Diskrit, Aljabar Linier, Metode Numerik, Riset Operasional, Kecerdasan Buatan untuk tahun 2007, 2008 dan 2009 dan Pengenalan Pola untuk tahun 2007, dan ALGORITMA GENETIKA DAN REGRESI BERGANDA 4.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika ini berbeda dengan metode pencarian konvensional, algoritma genetika memulai dari himpunan kandidat solusi yang dihasilkan secara acak. Himpunan solusi ini dikenal dengan istiiah populasi. Setiap individu yang terdapat dalam satu populasi disebut dengan istilah kromosom, yang merupakan representasi dari sebuah solusi. Sebuah kromosom dinyatakan dengan rangkaian dari simbol (string). Pada algoritma genetika, Populasi awal dibentuk secara acak sedangkan populasi berikutnya merupakan hasil evolusi Kromosomkromosom dalam suatu iterasi yang berkelanjutan, yang disebut dengan istilah generasi. Kromosomkromosom yang terbentuk selanjutnya diperoleh dari operasi yang dilakukan pada kromosom induk (parent) yang ada didalam populasi, dikenal dengan istilah anak (offspring). Kromosom offspring dapat terbentuk dengan melakukan penyilangan (crossowr) dari dua parent yang menghasilkan kombinasi dari dua kromosom. Selain crossowr, kromosom baru juga dapat terbentuk dengan melakukan modifikasi suatu kromosom yang disebut dengan istilah mutasi. Pada setiap generasi, kromosom akan melalui proses seleksi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom menunjukan kualitas kromosom dalam populasi tersebut. Generasi baru akan dibentuk dengan menyeleksi nilai fitness dari kromosom parent dan kromosom offspring, serta menolak kromosomkromosom yang tidak cukup fit sehingga ukuran populasi (jumlah kromosom dalam suatu populasi) konstan. Algoritma genetika secara umum dapat diilustrasikan dalam diagram alir yang dapat dilihat pada gambar 1. Mulai Polpulasi awal Evaluasi Fitness Kriteria berhenti terpenuhi? Hasil Gambar 1 Diagram alir algoritma genetika Keterangan gambar 1: 1. Populasi awal Proses ini merupakan proses yang digunakan untuk membangkitkan populasi awal secara random sehingga didapatkan solusi awal. 2. Evaluasi fitness Proses ini merupakan proses untuk mengevaluasi setiap populasi dengan menghitung nilai fitness setiap kromosom dan mengevaluasinya sampai terpenuhi kriteria berhenti. 3. Seleksi Proses seleksi merupakan proses untuk menentukan individu-individu mana saja yang akan dipilih untuk dilakukan crossover. 4. Crossover Proses crossover ini merupakan proses untuk menambah keanekaragaman string dalam satu populasi. 5. Mutasi Mutasi merupakan proses mengubah nilai dari satu atau beberapa gen dalam suatu kromosom. 6. Kriteria berhenti Kriteria berhenti merupakan kriteria yang digunakan untuk menghentikan proses algoritma genetika. 7. Hasil Hasil merupakan solusi optimum yang didapat algoritma genetika. 4.2 Regresi Berganda Ya Selesai Tidak Mutasi Crossover Seleksi Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel dependen disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah 2

3 diketahui dengan satu variabel lain yang nilainya belum diketahui. Analisis regresi berganda adalah teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan linier satu variabel respon dan beberapa variabel predictor [9]. Model regresi linear berganda yang melibatkan k buah variabel prediktor (X 1, X 2, X 3,, X k ) adalah : y i x 0 p j 1 Taksiran Persamaannya adalah : yˆ i b 0 p j 1 b j j x ij ij i i = 1,2,...n dan j = 1,2,...p, dengan n adalah banyaknya pengamatan dan (p+1) adalah banyaknya parameter. Keterangan : y = variabel respon ŷ = taksiran variabel respon x = variabel prediktor = parameter regresi b = taksiran parameter regresi = residual 5. PERANCANGAN 5.1 Perancangan Sistem Sistem prediksi jumlah mahasiswa pengambil matakuliah adalah salah satu sub sistem dari keseluruhan proses yang pada akhirnya menghasilkan sebuah rekomendasi jumlah mahasiswa yang kemungkinan akan mengambil matakuliah yang telah diprediksi. Mulai Input Data Pembuatan Kromosom dari Populasi Evaluasi Fitness Seleksi Reproduksi Kromosom Baru = Crossover dan Mutasi Cek Kondisi? Ya Kondisi Selesai Hasil Prediksi Selesai Gambar 2 Diagram alir sistem keseluruhan Gambar 2 merupakan diagram alir pemrosesan pada algoritma genetika, berikut keterangannya: 1. Input Data Merupakan proses untuk memasukkan data yang diperlukan. 2. Pembuatan Kromosom dari Populasi Melakukan pembuatan kromosom dari data yang dipakai, sehingga nantinya dapat diproses melalui algoritma genetik, maka alternatif solusi tersebut harus dikodekan terlebih dahulu ke dalam bentuk kromosom. Masing-masing kromosom berisi sejumlah gen yang mengkodekan informasi. 3. Evaluasi Fintness Melakukan evaluasi pada data kromosom terhadap nilai fitness yang digunakan. 4. Seleksi Seleksi bertujuan untuk memberikan kesempatan reproduksi yang lebih besar bagi anggota populasi yang paling fit. Seleksi akan menentukan individu-individu mana saja yang akan dipilih untuk mendapatkan generasi baru. Langkah pertama yang dilakukan dalam seleksi ini adalah pencarian nilai fitness. Masing-masing individu dalam suatu wadah seleksi akan menerima probabilitas reproduksi yang tergantung pada nilai objektif dari semua individu dalam wadah seleksi tersebut. Nilai fitness inilah yang dipakai pada tahap-tahap seleksi berikutnya. 5. Reproduksi Kromosom baru yaitu crossover dan mutasi Pembangkitan sejumlah populasi baru, dan ini dilakukan dengan metode crossover atau pindah silang, dan selanjutnya dengan metode mutasi. 6. Cek Kondisi Merupakan pengecekan apakah kondisi yang ada sudah sesuai atau belum, jika belum maka kembali ke evaluasi fitness, dan jika sudah maka kondisi dapat terselesaikan. 7. Kondisi Selesai Kondisi dimana semua pengecekan sudah terpenuhi. 8. Hasil Prediksi Merupakan hasil dari prediksi jumlah mahasiswa yang kemungkinan akan mengambil matakuliah yang diprediksi. 5.2 Perancangan Pemodelan Data Pada tugas akhir ini, prediksi mahasiswa dilakukan terhadap mahasiswa yang masih ragu-ragu, yaitu mahasiswa yang sudah mengambil matakuliah tertentu yang ditawarkan, akan tetapi mendapat nilai yang belum memuaskan yaitu C atau BC, sehingga masih ada kemungkinan untuk mengulang. Mahasiswa yang seperti inilah yang akan diprediksi jumlahnya. Sedangkan mahasiswa yang belum mengambil matakuliah tersebut dan mahasiswa yang sudah mengambil akan tetapi mendapat nilai D dan E tidak perlu diprediksi, karena mahasiswa-mahasiswa tersebut hampir pasti akan mengambil matakuliah tersebut. 3

4 Selain itu, metode yang digunakan adalah algoritma genetika, yang digunakan untuk mencari kombinasi-kombinasi dari gen-gen yang ada yang kemudian dicari yang terbaik dari gen-gen tersebut. Karena banyaknya kombinasi gen-gen yang ada, maka diharapkan dengan algoritma genetika akan lebih cepat pencariannya. Sedangkan prediksi dilakukan dengan memprediksi setiap n orang yang n tersebut merupakan sebuah angka masukan pada aplikasi program yang akan diprediksi, dan hasil yang dibandingkan adalah nilai fitness dari tiap n orang, sehingga akan diketahui berapa n orang yang paling baik nilai fitnessnya Inisialisasi Gen dan Kromosom Mahasiswa yang masih ragu-ragu atau yang mendapat nilai C dan BC akan diberi inisialisasi indentitas atau ID berupa angka 1 sampai jumlah dari mahasiswa yang akan diprediksi, sehingga sebuah inisialisasi indentitas atau ID berupa angka 1 sampai jumlah dari mahasiswa tadi adalah gen. Untuk membuat kromosom dapat dibuat secara random, yaitu dengan mengacak gen-gen inisialisasi indentitas atau ID yang berupa angka tadi dari jumlah mahasiswa, sehingga didapatkan sebuah kromosom yang urutan gen nya acak, sehingga hasil dari kromosom adalah sebuah baris yang berisi bermacam-macam angka yang merupakan inisialisasi indentitas atau ID dari mahasiswa yang dibuat secara acak atau random. Untuk membuat populasi, lakukan hal yang sama seperti membuat kromosom diatas sebanyak yang telah ditentukan. Oleh karena itu indentitas atau ID dari mahasiswa inilah yang nantinya akan dilakukan proses algoritma genetika, sedangkan penentuan nilai fitness atau baik buruknya suatu indentitas atau ID dari mahasiswa adalah dengan menganalisa nilai-nilai fakor dari tiap-tiap indentitas atau ID dari mahasiswa tersebut yang diambil dari file.txt. yang telah disediakan sebagai sumber nilai faktor untuk tiap indentitas atau ID dari mahasiswa. Berikut adalah hasil dari sebuah kromosom yang mempunyai 12 gen Tabel 1 Kromosom 12 gen Setiap angka diatas adalah sebuah gen dari kromosom yang merupakan pengganti dari identitas mahasiswa, misalnya angka 11 merupakan sebuah gen yang menggantikan seorang mahasiswa yang telah ditentukan sebelumnya dengan angka 11 tersebut. Penentuan ini dilakukan atau ditempatkan pada data faktor pada tiap matakuliah. Untuk angka-angka yang lain juga merupakan sebuah gen yang menggantikan tiap-tiap mahasiswa, dan dilakukan seperti keterangan gen nomor 11 sebelumnya. Sedangkan jumlah gen telah ditentukan sebanyak jumlah mahasiswa yang akan diproses. Berikut adalah hasil dari populasi kromosom yang berjumlah 5 kromosom, dan tiap-tiap kromosom mempunyai 12 gen. Tabel 2 Populasi Kromosom Setiap angka diatas juga merupakan sebuah gen seperti keterangan diatas, sedangkan jumlah populasi kromosom merupakan jumlah kromosom dalam populasi yang jumlahnya telah ditentukan dalam program, seperti tabel 2 diatas yang jumlah populasi kromosomnya sebanyak Faktor-Faktor Penunjang Nilai Fitness Dalam proses penyeleksian dari individu, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seberapa baik individu tersebut. Beberapa faktor tersebut adalah: 1. Nilai sebelumnya dari mahasiswa. 2. Selisih tahun prediksi dengan tahun terakhir pengambilan matakuliah. 3. Umur dari mahasiswa 4. Penghasilan orangtua. 5. Indeks Prestasi Semester (IPS) mahasiswa Dimana faktor-faktor di atas nantinya akan diberikan nilai skala atau bobot, sesuai dengan kriteria yang ditentukan Penentuan Nilai Faktor Penskalaan atau pembobotan dari faktor tergantung dari berapa berapa jumlah pembagian dari tiap faktor, dengan asumsi bahwa bila mendapat nilai kecil atau 1 berarti bahwa mahasiswa tersebut kecil kemungkinannya untuk mengulang, sedangkan semakin besar nilainya maka kemungkinan akan mengulang matakuliah akan semakin besar Nilai Sebelumnya dari Mahasiswa Adanya kemungkinan mahasiswa akan mengulang atau tidak juga tergantung dari nilai yang didapat sebelumnya pada matakuliah yang akan diulang tersebut. Nilai C tentunya memiliki peluang lebih besar untuk mengulang daripada nilai BC. Berikut pemberian nilai faktornya Tabel 3 Nilai sebelumnya No Nilai sebelumnya Nilai Faktor 1 C 2 2 BC Selisih Tahun Prediksi dengan Tahun Terakhir Pengambilan Matakuliah Selisih tahun yang semakin sedikit akan mempunyai kemungkinan mengulang lebih besar dari pada selisih tahun yang cukup banyak. Ini disebabkan 4

5 karena kemungkinan masih banyak teman yang belum mengambil matakuiah tersebut sehingga dia tidak merasa sendirian dalam mengambil matakuliah tersebut. Berikut pemberian nilai faktornya. Tabel 4 Selisih tahun No Selisih Tahun Nilai Faktor Pendapatan Orangtua Besar kecilnya pendapatan orang tua juga cukup mempengaruhi apakah seorang mahasiswa akan mengambil ulang matakuliah atau tidak. Biasanya mahasiswa yang mempunyai penghasilan dari orang tua yang cukup kecil, maka kemungkinan mengulang adalah kecil juga, karena keinginan untuk segera lulus dan segera bekerja, sehingga dia memilih untuk mengambil matakuliah lain yang menjadi kewajibannya. Sedangkan mahasiswa yang mempunyai penghasilan dari orang tua yang cukup tinggi biasanya kecenderungan untuk mengulang juga cukup tinggi, karena dia merasa tidak terlalu terbebani dengan ekonomi keluarganya. Nilai faktor dari pendapatan orangtua dapat dibagi menjadi 3 kriteria. Tabel 6 Pendapatan orangtua No Pendapatan Orangtua Nilai Faktor Dimana semakin kecil pendapatan orang tua maka akan diberi nilai faktor yang semakin kecil, begitu pula sebaliknya semakin tinggi pendapatan orang tua akan diberi nilai faktor yang semakin besar Indeks Prestasi Semester (IPS) Besar kecilnya nilai dari IPS akan cukup mempengaruhi apakah suatu matakuliah tersebut perlu diambil atau tidak, dimana biasanya semakin kecil nilai IPS mahasiswa maka kemungkinan untuk mengulang matakuliah adalah semakin kecil, karena untuk dengan nilai IPS yang kecil maka jumlah matakuliah yang dapat diambilpun juga sedikit pula. Sedangkan semakin tinggi nilai IPS maka kemungkinan untuk mengulang matakuliah adalah semakin besar, karena jumlah matakuliah yang dapat diambil juga banyak. Nilai faktor dari IPS dapat dibagi menjadi 3 kriteria. Tabel 7 Indeks prestasi semester (IPS) No IPS Nilai Faktor 1 0,01 2, ,01 3, ,01 4,0 3 Dimana semakin kecil IPS maka akan diberi nilai faktor yang paling kecil, karena kecenderungan untuk mengulang adalah kecil, begitu pula sebaliknya, apabila nilai IPSnya sudah semakin baik, maka akan diberi nilai faktor yang tinggi pula, sesuai dengan table diatas Umur Umur dari mahasiswa cukup mempengaruhi apakah mahasiswa tersebut akan mengulang matakuliah atau tidak, karena biasanya semakin tinggi atau banyak umur dari mahasiswa maka kecenderungan untuk mengulang adalah kecil, walaupun ada umur-umur tertentu nilai faktornya dapat semakin besar. Pemberian nilai faktor pada umur tergantung pada tahun dimana akan dilakukan prediksi, karena dengan berbedanya tahun maka berbeda pula umur dari mahasiswa. Berikut adalah contoh pemberian nilai faktor pada prediksi tahun 2008 yang dapat dibagi menjadi 3 kriteria Tabel.5 Umur No Umur Nilai Faktor Penentuan nilai fitness Nilai fitness merupakan suatu ukuran baik tidaknya suatu solusi yang dinyatakan sebagai satu individu, atau dengan kata lain nilai fitness menyatakan nilai dari fungsi tujuan. Dalam permasalahan penentuan prediksi mahasiswa yang mengambil matakuliah tertentu, maka nilai fitnessnya tergantung pada faktor-faktor mahasiswa yang memiliki nilai C dan BC pada matakuliah yang akan diprediksi tersebut. Sehingga dapat dimodelkan sebagai berikut: Dimana i adalah nilai fitness, sedangkan 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 adalah nilai skala atau bobot dari faktor yang dimiliki oleh tiap-tiap mahasiswa yang memiliki nilai C dan BC pada tiap matakuliah yang diprediksi, pemberian nilai pada faktor-faktor diatas harus disesuaikan dengan penentuan nilai faktor yang telah dijelaskan pada subbab diatas, yang mana faktor-faktor tersebut yaitu faktor nilai sebelumnya dari mahasiswa, faktor selisih tahun prediksi dengan tahun terakhir pengambilan matakuliah dari mahasiswa, faktor umur dari mahasiswa, faktor penghasilan orangtua, dan faktor Indeks Prestasi Semester (IPS) mahasiswa. Selain nilai fitness diatas, juga digunakan nilai fitness yang lain yang dimodelkan sebagai berikut: Dimana adalah taksiran parameter regresi, sedangkan adalah suatu bilangan yang didapatkan dengan meregresikan faktor data yang ada, untuk mencari hubungan dari faktor data yang ada terhadap mahasiswa yang mengulang, sehingga dihasilkan suatu nilai yang mewakili dari faktor-faktor 5

6 data diatas. Regresi ini dilakukan terhadap setiap matakuliah pada setiap tahun. Sedangkan 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 adalah nilai skala atau bobot dari faktor yang dimiliki oleh tiap-tiap mahasiswa yang memiliki nilai C dan BC pada tiap matakuliah yang diprediksi, seperti pada model fitness yang pertama. Pada tugas akhir ini regresi data dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS 14.0 for windows Evaluation Version. 6. UJI COBA DAN EVALUASI Data pembelajaran dan data testing yang digunakan adalah data mahasiswa dari jurusan teknik informatika ITS Surabaya, yang didapat dari Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) ITS Surabaya. Data ini meliputi data diri mahasiswa maupun data history akademik dari mahasiswa dari tahun 2004 sampai Untuk dapat digunakan, data yang didapat diolah terlebih dahulu dengan memisahkan data setiap mahasiswa yang mendapatkan nilai C dan BC pada setiap matakuliah dan tahun yang ingin diprediksi. Kemudian data setiap mahasiswa pada matakuliah yang ingin diprediksi tersebut dilengkapi menurut data faktor yang dapat menunjang prediksi. Pada uji coba, matakuliah yang akan diuji coba untuk diprediksi adalah matakuliah Matematika Diskrit, Aljabar Linier, Metode Numerik, Riset Operasional, Kecerdasan Buatan tahun 2007, 2008 dan 2009 dan Pengenalan Pola tahun 2007, dan 2008 Dalam ujicoba ini dilakukan 2 model yang akan dilakukan uji coba, tujuannya agar model-model tersebut bisa dibandingkan untuk mendapatkan model yang terbaik. Uji Coba Model 1 Uji coba untuk matakuliah Matematika Diskrit, Aljabar Linier, Metode Numerik, Riset Operasional, Kecerdasan Buatan pada tahun 2007, 2008, 2009 dan Pengenalan Pola pada tahun 2007, dan 2008, yang dilakukan secara pertahun. Hasil yang dibandingkan adalah hasil rata-rata fitness, yaitu nilai fitness dibagi dengan jumlah mahasiswa yang dilakukan prediksi. Hasil uji coba terdapat pada tabel 8. Uji Coba Model 2 Uji coba untuk matakuliah Matematika Diskrit, Aljabar Linier, Metode Numerik, Riset Operasional, Kecerdasan Buatan pada tahun 2007, 2008, 2009 dan Pengenalan Pola pada tahun 2007, dan 2008, yang dilakukan secara pertahun. Semua matakuliah diuji coba dengan menggunakan nilai fitness yang telah disesuaikan dengan hasil regresi data. Hasil yang dibandingkan adalah nilai rata-rata fitness yaitu nilai fitness dibagi dengan jumlah mahasiswa yang diprediksi. Hasil uji coba terdapat pada tabel 9 Tabel 8 Ringkasan uji coba model 1 No Matakuliah Prediks Jumlah mengulang Selisih i sebenarnya Angka Dalam % 1 Matematika Diskrit ,7% 2 Matematika Diskrit ,5% 3 Matematika Diskrit % 4 Aljabar Linier ,5% 5 Aljabar Linier % 6 Aljabar Linier ,7% 7 Metode Numerik % 8 Metode Numerik % 9 Metode Numerik ,7% 10 Riset Operasional ,6% 11 Riset Operasional ,3% 12 Riset Operasional ,5% 13 Kecerdasan Buatan ,3% 14 Kecerdasan Buatan % 15 Kecerdasan Buatan % 16 Pengenalan Pola % 17 Pengenalan Pola ,7% Jumlah ,6% 6

7 Tabel 9 Ringkasan uji coba model 2 No Matakuliah Prediksi Jumlah mengulang sebenarnya Selisih Angka Dalam % 1 Matematika Diskrit % 2 Matematika Diskrit % 3 Matematika Diskrit % 4 Aljabar Linier % 5 Aljabar Linier % 6 Aljabar Linier ,6% 7 Metode Numerik % 8 Metode Numerik % 9 Metode Numerik % 10 Riset Operasional ,6% 11 Riset Operasional ,6% 12 Riset Operasional % 13 Kecerdasan Buatan % 14 Kecerdasan Buatan % 15 Kecerdasan Buatan % 16 Pengenalan Pola % 17 Pengenalan Pola ,33% Jumlah % Dari uji coba model 1 terlihat bahwa 6 matakuliah yang telah ditentukan yaitu Matematika Diskrit, Aljabar Linier, Metode Numerik, Riset Operasional, Kecerdasan Buatan dari tahun 2007, 2008 dan 2009, dan Pengenalan Pola dari tahun 2007, dan 2009, telah diuji coba dan telah dapat mengeluarkan angka prediksi dengan membandingkan nilai rata-rata fitnessnya. Dari tabel 5.48 dapat dilihat bahwa rata-rata kesalahan prediksinya adalah sekitar 3 mahasiswa, angka 3 tersebut didapatkan dari jumlah selisih prediksi dari seluruhnya yaitu 53 yang dibagi dengan jumlah uji coba matakuliah yaitu 17. Sedangkan persentase kesalahannya adalah sekitar 70,6 %, angka ini didapatkan dari jumlah selisih prediksi dari seluruhnya yaitu 53 yang dibagi dengan jumlah mengulang yang sebenarnya yaitu 75, yang kemudian dikalikan dengan 100%. Sedangkan dari uji coba model 2, juga dilakukan hal yang sama seperti pada uji coba model 1. Dari tabel 5.49 dapat dilihat bahwa rata-rata kesalahan prediksinya adalah sekitar 1 sampai 2 mahasiswa, angka 1 sampai 2 tersebut didapatkan dari jumlah selisih prediksi dari seluruhnya yaitu 28 yang dibagi dengan jumlah uji coba matakuliah yaitu 17. Sedangkan persentase kesalahannya adalah sekitar 37,3%, angka ini didapatkan dari jumlah selisih prediksi dari seluruhnya yaitu 28 yang dibagi dengan jumlah mengulang yang sebenarnya yaitu 75, yang kemudian dikalikan dengan 100%. Dari kedua skenario uji coba diatas, maka uji coba model 2 yang dianggap paling baik. Hal ini karena rata-rata kesalahan prediksinya paling kecil yaitu sekitar 1 sampai 2 mahasiswa, dan persentase kesalahannya pun juga paling kecil, yaitu sekitar 37,3%. 7. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pengaruh dengan nilai fitness yang telah disesuaikan dengan regresi data yang kemudian dicari rata-rata nilai finessnya, mempunyai keakuratan yang lebih tinggi dari pada tanpa adanya regresi data terlebih dahulu. Dari uji coba yang dilakukan percobaan regresi data yang kemudian dicari rata-rata nilai finessnya, mempunyai rata-rata kesalahan prediksinya paling kecil yaitu sekitar 1 sampai 2 mahasiswa, dan kesalahan dalam % pun juga paling kecil, yaitu sekitar 37,3%, sedangkan untuk percobaan tanpa adanya regresi data terlebih dahulu mempunyai rata-rata kesalahan prediksinya lebih besar yaitu sekitar 3 mahasiswa, dan kesalahan dalam % pun juga paling kecil, yaitu sekitar 70,6%. 2. Selain itu untuk percobaan regresi data yang kemudian dicari rata-rata nilai finessnya, dan untuk percobaan tanpa adanya regresi data terlebih dahulu mempunyai kecenderungan kesalahan yang lebih tinggi apabila jumlah mengulang yang sebenarnya cukup tinggi atau banyak 7

8 Saran 1. Untuk mendapatkan hasil yang baik, hendaknya dapat digunakan faktor-faktor yang lain yang lebih baik yang mempunyai pengaruh kuat terhadap mahasiswa yang berpotensi mengulang matakuliah selain faktor-faktor di atas. 2. Pada tugas akhir ini dalam melakukan ujicoba terbatas pada enam matakuliah saja dengan rentang tahun antara 2007 sampai Untuk pengembangan lebih lanjut diharapkan dapat melakukan ujicoba pada semua matakuliah yang ada, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menentukan prediksi semua matakuliah yang ada. 3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik hendaknya pembobotan atau penskalaan faktorfaktor yang ada dapat diteliti lebih lanjut. 8. DAFTAR PUSTAKA [1] Kusumadewi, S. & Purnomo, H. Penyelesaian Masalah Optimasi dengan Teknik-teknik Heuristik. Yogyakarta: Graha Ilmu, [2] Karr, Charless L., L. Micchael Freeman. Industrial Application of Genetic Algorithm, CRC Press LLC, [3] Thiang, Ronald Kurniawan, Hany Ferdinando, Implementasi Algoritma Genetika pada Mikrokontroler MCS51 Untuk Mencari Rute Terpendek, [4] Desiani, Anita. Konsep Kecerdasan Buatan, Yogyakarta: ANDI OFFSET, [5] Melanie, Mitchel. An Introduction to Genetic Algoritma, Bradfrod Book The MIT Press, [6] Syamsuddin, Aries. Pengenalan Algoritma Genetika, URL: nalan-algoritma-genetik.html, tanggal akses 2 November 2010.Bradfrod Book The MIT Press, [7] Suyanto. Algoritma Genetika dalam MATLAB, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, [8] Sembiring, RK. Analisis Regresi, Edisi ke-2, Penerbit ITB, [9] Anderson, Hair, Tatham, Black, Multivariate Data Analysis, Prentice-Hall International,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Kartina Diah KW1), Mardhiah Fadhli2), Charly Sutanto3) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1 Rumbai-Pekanbaru-Riau

Lebih terperinci

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Muhammad Abdy* 1, Maya Sari Wahyuni* 2, Nur Ilmi* 3 1,2,3 Jurusan Matematika, Universitas Negeri Makassar e-mail: * 1 m.abdy@unm.ac.id,

Lebih terperinci

PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAPH BIPARTISI BERBOBOT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAPH BIPARTISI BERBOBOT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAPH BIPARTISI BERBOBOT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA,, Universitas Negeri Malang E-mail: love_nisza@yahoo.co.id ABSTRAK: Matching berguna untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 98 106 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL YOSI PUTRI, NARWEN

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali)

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali) I Made Budi Adnyana

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika

Lebih terperinci

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Mike Susmikanti Pusat Pengembangan Informatika Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan

Lebih terperinci

OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI )

OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI ) OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI ) Siska Diatinari Andarawarih 1) 1) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Bagus Priambodo Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana e- mail : bagus.priambodo@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika 1 Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika Annisti Nurul Fajriyah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

DETEKSI RISIKO PENDERITA BUTA WARNA MENURUN BERBASIS POHON KELUARGA DENGAN ALGORITMA GENETIKA

DETEKSI RISIKO PENDERITA BUTA WARNA MENURUN BERBASIS POHON KELUARGA DENGAN ALGORITMA GENETIKA DETEKSI RISIKO PENDERITA BUTA WARNA MENURUN BERBASIS POHON KELUARGA DENGAN ALGORITMA GENETIKA Deny Salvana Ervan 1, Edy Mulyanto 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika S1 1,Dosen Pembimbing Jurusan Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA ABSTRAKSI RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Tedy Rismawan, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Mohamad Subchan STMIK Muhammadiyah Banten e-mail: moh.subhan@gmail.com ABSTRAK: Permasalahan pencarian rute terpendek dapat

Lebih terperinci

Arif Munandar 1, Achmad Lukman 2 1 Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta, Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta

Arif Munandar 1, Achmad Lukman 2 1 Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta, Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta PENJADWALAN MATAKULIAH DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER (STUDI KAUS PROGRAM STUDI S PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA) Arif Munandar, Achmad Lukman 2 Teknik

Lebih terperinci

Sistem Penjadwalan Outsourcing Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Syarikatama)

Sistem Penjadwalan Outsourcing Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Syarikatama) Sistem Penjadwalan Outsourcing Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Syarikatama) Ari Janata 1, Elin Haerani 2 1,2 Teknik Informatika, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas no. 155

Lebih terperinci

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Zainal Akbar 1), Muh. Fajri Raharjo 2), Eddy Tungadi 3) CAIR, Politeknik Negeri Ujung Pandang Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10, Tamalanrea Makassar,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI Eddy Triswanto Setyoadi, ST., M.Kom. ABSTRAK Melakukan optimasi dalam pola penyusunan barang di dalam ruang tiga

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Sarjana Strata 1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III PENJADWALAN KULIAH DI DEPARTEMEN MATEMATIKA DENGAN ALGORITMA MEMETIKA. Penjadwalan kuliah di departemen Matematika UI melibatkan

BAB III PENJADWALAN KULIAH DI DEPARTEMEN MATEMATIKA DENGAN ALGORITMA MEMETIKA. Penjadwalan kuliah di departemen Matematika UI melibatkan BAB III PENJADWALAN KULIAH DI DEPARTEMEN MATEMATIKA DENGAN ALGORITMA MEMETIKA Penjadwalan kuliah di departemen Matematika UI melibatkan beberapa komponen yakni ruang kuliah, dosen serta mahasiswa. Seorang

Lebih terperinci

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA I Dewa Made Adi Baskara Joni 1, Vivine Nurcahyawati 2 1 STMIK STIKOM Indonesia, 2 STMIK STIKOM

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro 2, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro 2, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang OPTIMASI PENJADWALAN PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI RANK M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika Algoritma Genetika Pendahuluan Struktur Umum Komponen Utama Seleksi Rekombinasi Mutasi Algoritma Genetika Sederhana Referensi Sri Kusumadewi bab 9 Luger & Subblefield bab 12.8 Algoritma Genetika 1/35 Pendahuluan

Lebih terperinci

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA LAPORAN TUGAS BESAR ARTIFICIAL INTELLEGENCE KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Bayu Kusumo Hapsoro (113050220) Barkah Nur Anita (113050228) Radityo Basith (113050252) Ilmi Hayyu

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN Tedy Rismawan 1, Sri Kusumadewi 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia e-mail: 1

Lebih terperinci

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA)

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA) Penjadwalan Ujian Akhir Semester dengan Algoritma Genetika PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA) Anita Qoiriah Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan tugas akhir ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian penjadwalan, algoritma

Lebih terperinci

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 65-72 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii

DAFTAR ISI. Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii DAFTAR ISI Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Faiz Rafdh Ch SISTEM INFORMASI ZAKAT BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA RUMAH ZAKATINDONESIA 1-7 Abdul Jamil Syamsul Bachtiar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Penjadwalan kegiatan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan biasanya merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah dan menyita waktu. Pada lembaga pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Abstrak PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Aulia Fitrah 1, Achmad Zaky 2, Fitrasani 3 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10: BAB III PERANCANGAN Pada bagian perancangan ini akan dipaparkan mengenai bagaimana mencari solusi pada persoalan pencarian rute terpendek dari n buah node dengan menggunakan algoritma genetika (AG). Dari

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika Hermawan Andika, S.Kom., M.Kom. Jurusan Teknik Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka. Penelitian serupa mengenai penjadwalan matakuliah pernah dilakukan oleh penelliti yang sebelumnya dengan metode yang berbeda-neda. Berikut

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK Rudy Adipranata 1) Felicia Soedjianto 2) Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Rudy Adipranata 1, Felicia Soedjianto 2, Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 27 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terkait Penelitian terkait yang menggunakan algoritma genetika untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan kuliah telah banyak dilakukan.

Lebih terperinci

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi Rahman Aulia Universitas Sumatera Utara Pasca sarjana Fakultas Ilmu Komputer Medan, Indonesia Rahmanaulia50@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR Karels, Rheeza Effrains 1), Jusmawati 2), Nurdin 3) karelsrheezaeffrains@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan kegiatan administrasi utama di berbagai institusi. Masalah penjadwalan merupakan masalah penugasan sejumlah kegiatan dalam periode

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan

Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-305 Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan Indroprasto,

Lebih terperinci

DETEKSI RISIKO PENDERITA BUTA WARNA MENURUN BERBASIS POHON KELUARGA DENGAN ALGORITMA GENETIKA

DETEKSI RISIKO PENDERITA BUTA WARNA MENURUN BERBASIS POHON KELUARGA DENGAN ALGORITMA GENETIKA Techno.COM, Vol. 14, No. 2, Mei 2015: 145-150 DETEKSI RISIKO PENDERITA BUTA WARNA MENURUN BERBASIS POHON KELUARGA DENGAN ALGORITMA GENETIKA Deny Salvana Ervan 1, Edy Mulyanto 2 1,2 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY Arief Kelik Nugroho Fakultas Teknik, Universitas PGR Yogyakarta e-mail : ariefkeliknugroho@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian,

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian, 4 generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut.

Lebih terperinci

CODING VOL.2 NO. 1 (2014), Hal ISSN: X

CODING VOL.2 NO. 1 (2014), Hal ISSN: X APLIKASI JADWAL PERKULIAHAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN VISUAL BASIC.NET (Studi Kasus: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Sella Erary [1],Beni Irawan [2], Ilhamsyah [3] [1][2][3]

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI TINGGI GENANGAN BANJIR DI KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMODELAN DAN SIMULASI TINGGI GENANGAN BANJIR DI KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMODELAN DAN SIMULASI TINGGI GENANGAN BANJIR DI KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Penyusun Tugas Akhir : Ratri Enggar Pawening/5107100613 Pembimbing I Dr. Ir. Joko

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENJADWALAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.kom) Pada Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 28 Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Andreas Christian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem dan Informasi 2.1.1 Sistem Menurut Sutabri (2004), bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya berfungsi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan BAB III PEMBAHASAN Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan Algoritma Genetika dan Metode Nearest Neighbour pada pendistribusian roti di CV. Jogja Transport. 3.1 Model Matetematika

Lebih terperinci

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR MULTI TRAVELING SALESMAN PROBLEM (MTSP) DENGAN ALGORITMA Abstrak GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR Oleh : Fitriana Yuli Saptaningtyas,M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 1 9 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL MULIA AFRIANI KARTIKA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 Agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka diperlukan langkah-langkah yang tersusun secara sistematis seperti yang dijabarkan pada gambar 3.1

Lebih terperinci

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561)

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561) APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKANALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: Pencarian Rute Terpendek untuk Pemadam Kebakaran di Wilayah Kota Pontianak) [1] Putri Yuli Utami, [2] Cucu Suhery, [3] Ilhamsyah

Lebih terperinci

Denny Hermawanto

Denny Hermawanto Algoritma Genetika dan Contoh Aplikasinya Denny Hermawanto d_3_nny@yahoo.com http://dennyhermawanto.webhop.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK Komang Setemen Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Teknik Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM Danuri Teknologi Informasi Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. BAB III PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam bab ini diasumsikan sebagai data perkiraan harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. Dengan demikian dapat disusun model Fuzzy

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sekarang ini memberikan dampak yang besar terhadap kinerja manusia khususnya dalam bekerja. Segala sesuatu yang dahulu

Lebih terperinci

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN  Studi Pustaka Pembentukan Data Gambar 4 Proses Swap Mutation. 8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Proses evaluasi solusi ini akan mengevaluasi setiap populasi dengan menghitung nilai fitness setiap kromosom sampai terpenuhi kriteria

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam bentuk model untuk dipelajari, diuji, dan sebagainya. Banyak ahli memberikan

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam bentuk model untuk dipelajari, diuji, dan sebagainya. Banyak ahli memberikan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Simulasi Teknik Simulasi merupakan cara meniru suatu sistem nyata yang kompleks dalam bentuk model untuk dipelajari, diuji, dan sebagainya. Banyak ahli memberikan definisi

Lebih terperinci

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN (Binary Genetic Algorithm Concept to Optimize Course Timetabling) Iwan Aang Soenandi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Algoritma Genetika merupakan metode yang menggunakan evolusi alam sebagai gagasan utamanya dalam menyelesaikan suatu permasalahan tertentu. Algoritma ini diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta tidak merupakan

Lebih terperinci

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG Oleh : Ellys Kumala P (1107100040) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, MT JURUSAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Pada saat sekarang ini, setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya, harus bisa membuat semua lini proses bisnis perusahaan tersebut

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK Fajar Saptono 1, Taufiq Hidayat 2 Laboratorium Pemrograman dan Informatika Teori Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-127 Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS Wiga Ayu Puspaningrum, Arif Djunaidy, dan Retno

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika M. Syafrizal, Luh Kesuma Wardhani, M. Irsyad Jurusan Teknik Informatika - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK PENGENALAN ALGORITMA GENETIK Aries Syamsuddin ariesmipa@psyon.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial

Lebih terperinci

SISTEM PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA)

SISTEM PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA) Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 9(2), 2016, 177-188 SISTEM PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika Vol. 14, No. 1, 19-27, Juli 2017 Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika Jusmawati Massalesse dan Muh. Ali Imran Abstrak Tulisan ini

Lebih terperinci