BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini kami akan menjelaskan teori yang akan sering digunakan sebagai penunjang dan pedoman untuk membuat rancangan basis data dan prototype pada skripsi kami Pengertian Data Menurut (Hoffer, Presscot, & McFadden, 2005, p.5), data yaitu sebuah representasi penyimpanan dari obyek obyek dan kejadian kejadian yang beramakna dan penting di lingkungan pemakai. Sedangkan menurut (Laudon & Laudon, 2010, p.6), mengatakan bahwa data adalah aliran fakta mentah yang merupakan kejadian yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik sebelum mereka terorganisir dan disusun menjadi bentuk yang orang orang dapat memahami dan digunakan Pengertian Informasi (Menurut Brian K & Stacey, 2007, p.25), mendefinisikan informasi adalah data yang sudah diolah atau dimanipulasi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Menurut (O'Brian & Marakas, 2011, p.34) informasi adalah data yang telah diubah menjadi isi yang mempunyai arti dan kegunaan untuk pengguna akhir tertentu. Dalam jurnal (Fattahi & Afshar,2006) disimpulkan bahwa informasi akan sangat berguna tergantung dari pemberian nilai informasi tersebut. Nilai informasi dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda oleh pihak manajemen atas untuk membuat keputusan manajemen operasional. Nilai informasi berguna sebagai nilai tambah dalam menghemat waktu proses 7

2 8 bisnis, produktivitas serta meningkatkan pengembangan kualitas kerja dengan membagi informasi tersebut ke dalam internal perusahaan Basis Data Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.15), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis, dan sebuah penjelasan dari data tersebut, yang didesain untuk menemukan data yang diperlukan organisasi. Di dalam basis data, semua data diintegrasikan dengan menghindari duplikasi data. Basis data banyak digunakan oleh banyak departemen dan user. Basis data tidak hanya menangani data operasional organisasi, tetapi juga mengenai data tersebut. Menurut(Turban et al 2005, p.16), database merupakan kumpulan file, tabel,dan relasi yan menyimpan data beserta hubungan diantara data tersebut. Menurut (Lonely & Bryla, 2005, p.4), basis data merupakan kumpulan data pada disk dalarn satu atau lebih file pada server basis data yang dikumpulkan dan dikelola berdasarkan informasi terkait. Didalam jurnal juga dikatakan : Menurut (Honni, 2011) Perusahaan membutuhkan sebuah sistem yang terintegrasi baik dalam pengolahan data dan penyimpanan data maupun pengolahan terhadap arus transaksi yang berdasarkan pada sistem basis data sehingga dalam melakukan proses bisnisnya dapat cepat, akurat dan dapat diandalkan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja perusahaan. Menurut (Ayuliana, 2012) dengan dibuatnya sistem basis data dan program aplikasi ini dengan baik dapat membantu kinerja karyawan dalam menangani transaksi persediaan, penjualan, karena memiliki fitur-fitur yang memudahkan user untuk mengaksesnya sesuai dengan kebutuhan. Menurut (Christensen, Brandt, & McCracken, 2011) menyatakan bahwa data data yang nantinya akan menghasilkan informasi, disimpan ke dalam suatu tabel dimana tabel tersebut berhubungan satu sama lainnya.

3 9 Setiap tabel yang mengandung satu atau lebih atribut digunakan untuk menghasilkan kualifikasi, identifikasi, pengelompokan, kuantitas, atau mendeskripsikan susunan informasi tabel tersebut Database Management System Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.66).database management system (DBMS) adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna sistem untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengendalikan akses ke dalam basis data Gambar 2.1 Database Management System Sumber : (Connolly & Begg, 2010, p.67) Pada gambar 2.1 dijelaskan tentang bagian sales dan contracts menyatakan bahwa ada dua pengguna sistem yang memasukan data yaitu bagian sales dan bagian contracts. Dua pengguna sistem dengan komputer client yang berbeda mengakses satu basis data yang sama tentu dengan pemasukan data yang berbeda, seperti pada gambar yang tertera bahwa bagian penjualan memasukan data dan laporan dengan mengakses aplikasi sales application program dan bagian contracts memasukan data dan laporan dengan mengakses aplikasi yang berbeda dari bagian sales, yaitu contracts application program, hal seperti ini membutuhkan suatu manajemen atau pengendalian ke dalam basis data dengan adanya DBMS. Fungsi DBMS itu sendiri adalah memberikan hak akses kepada dua pengguna bagian sales dan bagian contracts, data data apa saja yang mereka masukan, modifikasi serta menghapus tergantung dari hak akses mereka, sehingga kontrol terhadap data data yang berbeda jenis dapat teratasi

4 Fasilitas DBMS Biasanya DBMS memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut: 1. Data Definition Language (DDL) adalah fasilitas mendefinisikan basis data. DDL mengizinkan pengguna untuk memspesifikasikan tipe, struktur, dan batasan aturan mengenai data yang bisa disimpan ke dalam basis data.hal yang bisa dilakukan DDL adalah : Create Table Untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan tipe data untuk tiap kolom. Alter Table Untuk menambah atau membuang kolom dan constrain. Drop Table Untuk membuang atau menghapus tabel beserta semua data yang terkait di dalamnya. Create Index Untuk membuat index pada suatu tabel. Drop Index Untuk membuang atau menghapus index yang telah dibuat sebelumnya. 2. Data Manipulation Language (DML) adalah fasilitas pengguna untuk menambah, menghapus mengedit dan mendapatkan kembali data dari basis data,. Ada juga suatu fasilitas yang melayani pengaksesan data yang disebut query language. Bahasa yang diakui adalah Structured Query Language (SQL), yang merupakan standard dari DBMS. 3. Data Control Language (DCL) Fasilitas yang digunakan mengontrol ke basis data. Contoh : Sistem keamanan yang mencegah user yang tidak punya autoritas untuk akses data.

5 11 Suatu sistem terintegasi yang memelihara konsistensi penyimpanan data. Suatu Sistem kontrol pengembalian data yang mana dapat mengembalikan data ke keadaan sebenarnya apabila terjadi kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak. Terdapat suatu katalog yang dapat di akses oleh pengguna, yang menjelaskan data didalam basis data tersebut Komponen DBMS Menurut (Connoly & Begg, 2010, p.18), Komponen DBMS terbagi menjadi lima yaitu : 1. Hardware (perangkat keras) DBMS dan program aplikasi membutuhkan perangkat keras untuk bisa menjalankan fungsi fungsinya. dapat berkisar dari komputer tunggal, mainframe tunggal, hingga jaringan komputer. perangkat keras yang dipakai tergantung pada kebutuhan organisasi dan Database Management System (DBMS) yang digunakan. Sebuah DBMS memerlukan jumlah minimum memori dan hardisk untuk bekerja, tetapi konfigurasi yang minimum tidak memberikan performa yang handal. 2. Software (perangkat lunak) Komponen perangkat lunak terdiri dari perankat lunak DBMS dan program aplikasi beserta sistem operasi (OS), termasuk jaringan perangkat lunak jika DBMS digunakan melalui jaringan. 3. Data Data merupakan data terpenting dalam DBMS khususnya sudut pandang dari end user mengenai data, dimana data berfungsi sebagai jembatan antara komponen mesin dengan komponen manusia. 4. Procedures

6 12 Prosedur merupakan panduan dan aturan dalam membuat dan menggunakan basis data. Prosedur didalam basis data berupa : login ke dalam basis data, penggunaan fasilitas DBMS atau aplikasi program, cara menjalankan dan menghentikan DBMS, membuat backup database, menangani kerusakan hardware atau software, mengubah struktur table, mengumpulkan basis data dari beberapa disk, meningkatkan kinerja atau membuat arsip data pada secondary storage. 5. People (manusia) sistem tersebut. Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dengan Gambar 2.2 The DBMS Environtment Sumber : (Connolly & Begg, 2010, p.68) Keuntungan dan kerugian DBMS Keuntungan dari DBMS - Berbagi data - Standarisasi - Konsistensi Data - Meningkatkan konkurensi - Meningkatkan produktifitas - Meningkatkan keamanan data - Mengendalikan redudansi data - Mengimprovisasi integritas data - Menyediakan backup data dan recovery - Menyeimbangkan kebutuhan yang bertentangan

7 13 - Informasi yang lebih dari jumlah data yang sama - Meningkatkan aksebilitas data dan responsiveness - Meningkatkan pemeliharaan melalui data independen Kerugian dari DBMS - Mahal - Compexity atau rumit - Memperlambat kinerja beberapa aplikasi lain - Membutuhkan tempat atau penyimpanan besar Database System Development Lifecycle Menurut(Connolly & Begg 2010, p.283), sistem basis data adalah komponen yang fundamental didalam organisasi yang besar dengan sistem informasi yang luas. Hal penting yang harus diperhatikan dalam Database System Development Lifecycle adalah bahwa tingkatannya tidak sepenuhnya berurutan (sequential). Dimana ada beberapa tingkatan yang berulang dengan alur balik (feedback loop), contohnya masalah ditemukan pada tingkat perancangan basis data yang membutuhkan tambahan kumpulan kebutuhan dan analisis. Untuk aplikasi basis data yang kecil dengan pengguna yang sedikit maka lifecycle-nya tidak terlalu kompleks. Sebaliknya ketika merancang basis data yang sedang sampai ke basis data yang banyak dengan ribuan bahkan puluhan ribu pengguna, mengunakan ratusan query dan program aplikasi maka lifecycle akan menjadi sangat kompleks.

8 14 Gambar 2.3 Tingkatan dari Database System Development Lifecycle Sumber : (Connolly & Begg, 2010, p.284) Database Planning aktifitas manajemen yang memungkinkan setiap tahapan dalam Database System Development Lifecycle untuk direalisasikan menjadi paling efisien dan paling efektif. Database Planning seharusnya diintegrasikan dengan keseluruhan strategi sistem

9 15 informasi dari organisasi. Ada 3 persoalan utama dalam menyusun strategi sistem informasi, antara lain : 1. identifikasi dari rencana dan tujuan perusahaan dengan determinasi secara subsequent dari kebutuhan sistem informasi. 2. mengevaluasi sistem informasi yang ada untuk mendefinisikan keunggulan dan kelemahan. 3. penafsiran dari IT opportunity untuk mendapatkan keuntungan bersaing System definition Sistem definisi mendeskripsikan cakupan dan batasan dari aplikasi basis data dan user view utama. User view mendeskripsikan apa yang dibutuhkan dari sebuah basis data dari sudut pandang peran pekerja (seperti manager atau supervisor) atau area aplikasi perusahaan (seperti marketing, personel, atau control stock) Requirements Collection and Analysis Adalah Suatu proses yang mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai bagian mana saja dari organisasi yang didukung oleh aplikasi basis data dan penggunaan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna dari sistem yang baru. Untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi digunakan teknik yang dinamakan teknik fact-finding. Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.317), terdapat lima teknik fact - finding yang umum digunakan. Interview. Mengevaluasi dokumentasi. Observasi. Questioner.

10 16 Research Database Design Menurut (Connolly & Begg, 2010, p291 ), Database design adalah suatu proses yang membuat suatu perancangan untuk basis data yang akan mendukung kegiatan operasional dan tujuan dari perusahaan. Pada bagian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu conceptual, logical, dan physical : 1. Conceptual database design Pada tahap konseptual ini bertujuan untuk membuat representasi konseptual dari basis data, termasuk identifikasi entitas, relationship, dan atribut. Pada tahap ini dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu: Langkah 1. Membangun conceptual data model Langkah 1.1 Langkah 1.2 Langkah 1.3 Langkah 1.4 Langkah 1.5 Identifikasi Tipe Entitas Identifikasi Tipe Relationship Identifikasi dan Asosiasi Atribut dengan Tipe Entitas dan Tipe Relationship Menentukan Domain Atribut Menentukan Atribut Candidate key, Primary Key, dan Alternate Key Langkah 1.6 Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concept (optional) Langkah 1.7 Langkah 1.8 Memeriksa model dari redundancy Validasi Model Konseptual dengan user transaction

11 17 Langkah 1.9 Meninjau local conceptual data model dengan pengguna 2. Logical database design Pada tahap ini merubah model konseptual ke model logikal yang dipengaruhi oleh model data yang menjadi tujuan dari basis data. Didalam perancangan model logikal, model data yang telah didapat dalam basis data konseptual diubah kedalam bentuk dimana data yang ada dipengaruhi oleh model data yang menjadi tujuan basis data (contoh : relational model). Hal ini dilakukan untuk menjelaskan representasi konseptual kedalam bentuk struktur logikal dalam basis data. Data model logikal adalah sebagai sumber informasi dalam merancang basis data fisikal. Perancangan basis data logikal memberikan sarana yang membantu para perancang dalam merancang basis data fisikal. Pada tahap ini dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu : Langkah 2. Membangun dan memvalidasi logical data model Langkah 2.1 Menentukan Relasi Relasi untuk Model Data Logikal Langkah 2.2 Validasi Model dengan Normalisasi Langkah 2.3 Memvalidasi Relasi dengan User Transaction Langkah 2.4 Langkah 2.5 Langkah 2.6 Langkah 2.7 Mendefinisikan Kendala Integrity review logical data model dengan User Menggabungkan Logical Data Model ke dalam Global Model (optional) Memeriksa untuk perkembangan lebih lanjut

12 18 3. Physical database design Pada tahap perancangan basis data fisikal memungkinkan perancang basis data untuk membuat keputusan tentang bagaimana basis data akan diimplementasikan. Oleh karena itu, perancangan basis data fisikal harus disesuaikan dengan DBMS yang spesifik. Pada tahap ini dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu : Langkah 3. Menerjemahkan logical data model untuk DBMS yang dipilih Langkah 3.1 Merancang relasi relasi dasar Langkah 3.2 Merancang representasi untuk data turunan Langkah 3.3 Merancang general constraint Langkah 4. Merancang file organization dan indexes Langkah 4.1 Langkah 4.2 Langkah 4.3 Langkah 4.4 Menganalisa transaksi Memilih organisasi file Memillih index index Memperkirakan kebutuhan disk space Langkah 5. Merancang user view Langkah 6. Merancang mekanisme keamanan Langkah 7. Mempertimbangkan pengenalan redudancy yang dipilih Langkah 8. Mengawasi dan mengendalikan sistem operasional

13 DBMS selection Seleksi /pemilihan DBMS dilakukan untuk memilih DBMS yang sesuai dengan aplikasi basis data. Menurut ( Connolly & Begg, 2010, p.295 ), berikut ini adalah langkah langkah dalam memilih DBMS : 1. Mebdeskirpsikan cakupan tugas berdasarkan kebutuhan perusahaan 2. Membuat perbandingan mengenai 2 atau lebih produk DBMS 3. Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut 4. Merekomendasikan pemilihan DBMS dan membuat laporan hasil dari evaluasi produk DBMS tersebut. Secara khusus DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut : 1. Memperkenankan pengguna untuk menentukan basis data, biasanya melalui Data Definition Language (DDL). DDL memperkenankan pengguna untuk menspesifikasikan tipe data, struktur data dan batasan-batasan data yang bisa disimpan di basis data. 2. Memperkenankan pengguna untuk insert, update, delete atau retrive data dari basis data, biasanya melalui Data Manipulation Language (DML). 3. DBMS menyediakan akses kontrol ke basis data. Sebagai contohnya DBMS menyediakan : a. Security system, dimana menghalangi autorisasi pengguna untuk mengakses basis data. b. Integrity system, dimana menangani konsistensi penyimpanan data. c. Concurrency control system, dimana memperkenankan basis data untuk diakses secara share. d. Recovery control system, dimana basis data bias direstore pada saat terjadi kesalahan pada hardware maupun software.

14 20 e. User-accesable catalog, berisi deskripsi data dalam basis data Application Design Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.299), rancangan aplikasi adalah perancangan dari user interface dan program aplikasi yang digunakan dan memproses basis data. Dari gambar 2.1, dapat dilihat bahwa database design dan application design adalah aktifitas yang paralel dalam database lifecycle.didalam kebanyakan kasus tidak mungkin dapat menyelesaikan application design sebelum menyelesaikan database design itu sendiri. Dengan kata lain database yang ada mendukung aplikasi sehingga ada banyak aliran informasi antara application design dan database design Prototyping (optional) Pada kondisi tertentu kita dapat memilih apakah akan membuat prototipe atau langsung mengimplementasikan basis data. Suatu prototipe adalah suatu model aplikasi basis data yang mempunyai semua rupa yang diperlukan dan menyediakan semua kemampuan sistem. Tujuan utama prototipe adalah untuk menguji apakah fitur-fitur yang ada pada sistem telah bekerja sesuai dengan karakteristik pengguna. Dengan cara ini, kita dapat memperjelas kebutuhan pengguna dan pengembangan sistem dan mengevaluasi kelayakan desain sistem tersebut. Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.303), ada dua cara strategi membuat prototipe yaitu requirements prototyping dan evolutioner prototyping. Untuk requirements prototyping digunakan prototipe untuk menentukan kebutuhan suatu aplikasi basis data yang diusulkan dan ketika kebutuhan dirasakan sudah lengkap maka prototipe tersebut tidak lagi digunakan. Prototype evolutioner digunakan untuk tujuan yang sama, perbedaannya ialah bahwa prototipe tidaklah dibuang tapi dikembangkan lebih lanjut sehingga menjadi aplikasi basis data tersebut.

15 Data Convertion dan Loading Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.305), pemindahan data yang sudah ada ke basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang sedang berjalan agar dapat digunakan dalam basis data yang baru Operational Maintenance Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.306), setelah melalui tahapan-tahapan sebelumnya, maka sistem sekarang telah pada tahap pemeiharaan yang melibatkan aktivitas berikut : 1. Monitoring performance dari sistem. Jika performance berada disuatu tingkatan yang bisa diterima, setting atau menyusun kembali basis data mungkin diperlukan. 2. Memelihara dan meningkatkan mutu aplikasi basis data. Kebutuhan baru disatukan kedalam aplikasi basis data dengan mengikuti langkah langkah sebelumnya yang terdapat dalam database lifecycle. Ketika aplikasi bisnis data sedang beroperasi, perlu dilakukan monitoring secara dekat untuk memastikan bahwa performansi dalam tingkatan yang dapat diterima. Proses monitoring akan terus berlanjut sepanjang hidup suatu aplikasi basis data tersebut dan pada waktu tertentu boleh melakukan menyusun kembali basis data untuk mencukupi kebutuhan dari sistem. Perubahan ini meyediakan informasi pada evolusi sistem dan sumber daya pada masa yang akan datang mungkin diperlukan. Hal ini memungkinkan DBA untuk terlibat dalam perencanaan kapasitas dan untuk memberitahu staf senior siaga untuk melakukan penyesuaian rencana jika DBMS kekurangan kegunaan tertentu, DBA dapat mengembangkan kegunaan yang diperlukan atau memberi tools tambahan jika tersedia.

16 Tahap Tahap Perancangan Basis data Dalam merancang suatu basis data melalui beberapa tahapan, sebagai berikut : Perancanagan Basis data Konseptual Perancanagan Basis data Logikal Perancanagan Basis data Fisikal Perancangan Basis data Konseptual Menurut (Connolly & Begg 2010, p.439), perancangan konseptual basis data adalah proses pembangunan model data yang digunakan di perusahaan, yang tidak bergantung pada semua pertimbangan fisikal. Tujuannya untuk membangun representasi konseptual basis data, yang meliputi identifikasi dari entitas - entitas, atribut - atribut, dan relationship relationship yang penting. Langkah 1. Membangun conceptual data model Tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.442), untuk membangun local conceptual data model dari perusahaan untuk tiap view yang spesifik. Tiap local conceptual data model terdiri dari entity type, relation type, atribut - atribut, domain domain atribut, primary key, alternate key, dan integrity constraint. Langkah - langkah yang harus dilakukan pada langkah 1 : Langkah 1.1 Identifikasikan Tipe Entitas Tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.443), mengidentifikasikan tipe tipe entitas utama yang dibutuhkan oleh view. Langkah 1.2 Identifikasikan Tipe Relationship Tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.445), mengidentifikasikan relationship relationship penting yang ada diantara tipe tipe entitas yang telah diidentifikasi.

17 23 Langkah 1.3 Identifikasikan dan Asiosiasikan Atribut dengan Tipe Entitas dan Tipe Relationship Tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.447), untuk menghubungkan atribut atribut dengan entitas atau relationship type yang sesuai. Langkah 1.4 Menentukan Domain Atribut Tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg 2010, p.450), untuk menentukan domain domain untuk atribut atribut dalam local conceptual data model. Domain atribut adalah kumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Domain adalah fitur yang sangat kuat dalam model relational. Setiap atribut di dalam relasi ditetapkan dalam domain. Domain mungkin berbeda untuk tiap atribut, atau dua atau lebih atribut mungkin ditetapkan dalam domain yang sama. Langkah 1.5 Penentuan Atribut Candidate Key, Primary Key, dan Alternate Key Tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.451), untuk mengidentifikasikan candidate candidate key untuk tiap tipe entitas dan, jika terdapat lebih dari satu candidate key, maka pilih salah satu untuk dijadikan primary key. Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.451), ketika memilih primary key diantara candidate key, kita dapat menggunakan panduan berikut untuk membantu pemilihan primary key, yaitu : - Candidate key dengan kumpulan atribut yang minimal - Candidate key yang nilainya jarang berubah - Candidate key dengan karakter karakter yang paling sedikit (untuk yang memiliki textual attributes)

18 24 - Candidate key dengan nilai maksimum paling rendah (untuk yang memiliki numerical attributes) - Candidate key yang paling mudah digunakan dari sudut pandang user Langkah 1.6 Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concept (optional) Tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.453), untuk mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concepts, seperti specialization / generalization, aggregation, dan composition. Langkah 1.7 Memeriksa model dari redundancy Tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.453), untuk memeriksa apakah terdapat redundancy dalam model. Dua kegiatan dalam langkah ini adalah : memeriksa kembali one-to-one relationship dan menghilangkan redundant relationships. Langkah 1.8 Validasi Model Konseptual dengan User Transaction Tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.456), untuk menjamin bahwa model konseptual mendukung transaksi transaksi yang dibutuhkan oleh view. Langkah 1.9 Meninjau local conceptual data model dengan pengguna Tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.458), untuk meninjau local conceptual data model dengan user untuk menjamin bahwa model tersebut adalah representasi yang sebenarnya dari data yang dibutuhkan oleh perusahaan Perancangan Basis data Logikal

19 25 Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.439), perancangan logikal basis data adalah suatu proses pembangunan model data yang digunakan dalam perusahaan berdasar atas model data yang spesifik, tetapi tidak bergantung pada particular DBMS dan pertimbangan fisikal lainnya. Tujuannya untuk menerjemahkan representasi konseptual ke struktur logikal dari basis data yang meliputi perancangan relasi relasi. Langkah 2. Membangun dan memvalidasi logical data model Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.462), tujuannya adalah menerjemahkan logical data model dan kemudian untuk mevalidasi model tersebut untuk memeriksa model tersebut dengan benar secara struktural dan memiliki kemampuan untuk mendukung transaksi - transaksi yang dibutuhkan. Tujuan ini akan tercapai dengan mengikuti langkah langkah berikut : Langkah 2.1 Menentukan Relasi - Relasi untuk Model Data Logikal tujuannya adalah menurut (Connolly dan Begg, 2010, p.463), menciptakan relasi relasi untuk model data logikal untuk merepresentasikan entitas-entitas, relationship - relationship, dan atribut - atribut yang telah diidentifikasikan. Relationship yang dapat muncul pada model data konseptual : Strong Entity Type dan Weak Entity Type Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.354), strong entity type adalah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung (independent) pada beberapa tipe entitas lainnya. Karakteristik dari strong entity type adalah tiap entity occurrence dapat diidentifikasi secara unik menggunakan atribut primary key dari tipe entitas. Strong entity type sering juga disebut parent atau owner atau dominant entities.

20 26 Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.355), weak entity type adalah tipe entitas yang keberadaannya bergantung (dependent) pada beberapa tipe entitas lainnya. Weak entity type juga disebut child, dependent, atau subordinate entities. One-to-many (1:*) binary relationship types Menurut (Connolly & Begg 2010, p.465), untuk tiap 1:* binary relationship, entitas pada one side dari relationship dianggap sebagai entitas parent dan entitas pada many side dianggap sebagai entitas child. Untuk merepresentasikan relationship ini, pasangkan salinan primary key dari entitas parent ke dalam relation yang merepresentasikan entitas child, untuk berlaku sebagai foreign key. One-to-one (1:1) binary relationsip types Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.465), penciptaan relasi - relasi untuk merepresentasikan 1:1 relationship sedikit lebih kompleks karena cardinality tidak dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasikan entitas - entitas parent dan child dalam relationship. Sebagai gantinya participation constraint digunakan untuk membantu memutuskan apakah baik untuk merepresentasikan relationship dengan menggabungkan entitas - entitas yang terlibat kedalam satu relasi atau dengan menciptakan dua relasi dengan menyalin salinan dari primary key dari satu relasi ke relasi lainnya. Kita mempertimbangkan bagaimana menciptakan relasi relasi untuk merepresentasikan participation constraint berikut : - Mandatory participation pada 2 sisi dari 1:1 relationship - Mandatory participation pada 1 sisi dari 1:1 relationship - Optional participation pada 2 sisi dari 1:1 relationship Mandatory participation pada 2 sisi dari 1:1 relationship

21 27 Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.466), dalam kasus ini, kita harus menggabungkan entitas entitas yang terlibat kedalam satu relasi dan memilih salah satu dari primary key dari entitas entitas aslinya untuk menjadi primary key dari relasi yang baru, sedangkan yang lainnya dijadikan alternate key. Mandatory participation pada 1 sisi dari 1:1 relationship Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.466), dalam kasus ini, kita dapat mengidentifikasikan entitas - entitas parent dan child untuk 1:1 relationship memakai participation constraint. Entitas yang memiliki optional participation dalam relationship dianggap sebagai entitas parent, dan entitas yang mempunyai mandatory participation dalam relationship dianggap sebagai entitas child. Seperti yang diuraikan diatas, salinan primary key dari entitas parent ditempatkan dalam relasi yang merepresentasikan entitas child. Jika relationship mempunyai satu atau lebih atribut, atribut ini harus menyertakan penyalinan primary key ke relasi child. Optional participation pada 2 sisi dari 1:1 relationship Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.467), kita dapat memilih primary key mana yang dipilih tergantung dari kasus yang ada. One-to-one (1:1) recursive relationship Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.467), untuk 1:1 recursive relationship, kita mengikuti aturan untuk participation seperti yang diuraikan untuk 1:1 relationship. Untuk 1:1 recursive relationship dengan mandatory participation pada dua sisi, direpresentasikan recursive relationship sebagai relasi tunggal dengan dua salinan primary key. Sedangkan salah satu salinan dari primary key

22 28 merepresentasikan foreign key dan harus diganti namanya untuk menandakan relationship yang direpresentasikan. Untuk 1:1 recursive relationship dengan mandatory participation pada satu sisi, kita mempunyai pilihan untuk menciptakan relasi tunggal dengan dua salinan primary key atau untuk menciptakan relasi baru untuk merepresentasikan relationship. Relasi baru hanya akan mempunyai 2 atribut, keduanya merupakan salinan primary key. Untuk 1:1 recursive relationship dengan optional participation pada dua sisi, kita menciptakan relasi baru seperti yang telah diuraikan diatas. Superclass/subclass relationship types Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.467),untuk tiap superclass / subclass relationship dalam data model konseptual, kita mengidentifikasikan entitas superclass sebagai entitas parent dan entitas subclass sebagai entitas child. Terdapat banyak pilihan dalam merepresentasikan relationship sebagai salah satu atau lebih relasi relasi. Pilihan yang paling sesuai tergantung dari beberapa faktor seperti disjointnese dan participation constraint pada superclass / subclass relationship apakah subclass subclass terlibat dalam distinct relationship dan jumlah participant participant dalam superclass / subclass relationship. Many-to-many (*:*) binary relationship types Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.469), untuk setiap *:* binary relationship menghasilkan relasi untuk merepresentasikan relationship dan meliputi atribut atribut yang menjadi bagian dari relationship. Kita menyalin salinan primary key dari entitas yang berhubungan dalam relationship kedalam relasi baru. Untuk valid sebagai foreign key.

23 29 Complex relationship types Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.470), untuk setiap complex relationship menciptakan sebuah relasi untuk merepresentasikan relationship dan termasuk semua atribut yang merupakan bagian dari relationship tersebut. Kita menyalin salinan primary key dari entitas yang berhubungan dalam complex relationship kedalam relasi baru, untuk berlaku sebagai foreign key. Multi-valued attributes Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.471), menciptakan relasi yang merepresentasikan atribut atribut multi-valued dan menyalin salinan primary key dari entitas owner kedalam relasi baru untuk menjadi foreign key. Langkah 2.2 Validasi Model dengan Normalisasi tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.473), untuk memvalidasi relasi relasi dalam model data konseptual memakai teknik normalisasi. Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.388), normalisasi adalah teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi relasi dengan properti properti yang diinginkan, sesuai dengan kebutuhan data data yang diberikan oleh perusahaan. Tujuan dari normalisasi ini adalah untuk meminimalkan redudansi data (perulangan data) dan update anomalies, menciptakan representasi data, hubungan antar data dan contraint yang akurat, serta meningkatkan stabilitas. Untuk mencapai tujuan tersebut maka harus dilakukan identifikasi dengan benar atas relasi relasi yang ada. Pada dasarnya, proses normalisasi ini dilakukan karena terjadinya redundansi data atau kejanggalan pengubahan (update anomaly).

24 30 Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.391), update anomaly ada tiga jenis yaitu insert anomaly, delete anomaly, dan modification/update anomaly. Insert anomaly adalah kejanggalan yang terjadi terhadap sebuah table pada saat dilakukan penambahan suatu record, yaitu berupa pelanggaran terhadap integrity constraint. Delete anomaly adalah kejanggalan yang terjadi terhadap suatu tabel pada saat dilakukan penghapusan suatu record, penghapusan bermaksud untuk menghapus suatu data tertentu tetapi menyebabkan kehilangan informasi lain dari tabel tersebut. Modification/update anomaly adalah kejanggalan yang terjadi terhadap suatu tabel pada saat dilakukan pengubahan suatu record, pengubahan terhadap suatu nilai tertentu harus dilakukan lebih dari sekali. Hal ini amat memungkinkan terjadinya inkonsistensi data. Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.401), proses normalisasi meliputi langkah langkah utama berikut : - First Normal Form ( 1NF ), yang menghilangkan repeating groups - Second Normal Form ( 2NF ), yang menghilangkan partial dependency dalam primary key - Third Normal Form ( 3NF ), yang menghilangkan transitive dependencies dalam primary key - Boyce-Codd Normal Form ( BCNF ), yang menghilangkan anomaly anomaly yang tersisa dari functional dependencies Langkah 2.3 Mevalidasi Relasi dengan User Transaction tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.474), untuk menjamin bahwa relasi relasi dalam model data logikal mendukung transaksi transaksi yang dibutuhkan oleh view.

25 31 Langkah 2.4 Mendefinisikan Kendala Integrity tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.474),untuk memeriksa integrity constraint yang direpresentasikan dalam model data logical. Integrity constraint terdiri dari 5 jenis, yaitu : data yang dibutuhkan, attribute domain constraint, entity integrity, referential integrity, dan general constraint. Data yang dibutuhkan Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.475), beberapa atribut harus selalu memiliki nilai yang valid. Dengan kata lain, atribut tersebut tidak boleh bernilai null. Attribute domain constraint Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.475), tiap atribut mempunyai domain, yaitu kumpulan nilai nilai yang legal. Misalnya, ada 2 jenis kelamin yaitu M atau F, jadi domain untuk atribut jenis kelamin adalah karakter string tunggal yang terdiri dari M; atau F. Batasan ini harus diidentifikasikan ketika kita memilih domain atribut untuk model data. Multiplicity Menurut(Connolly & Begg, 2010, p.475), multiplicity merepresentasikan batasan yang diletakkan pada relationship antara data di dalam basis data. Entity integrity Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.475), primary key dari entitas tidak boleh bernilai null. Batasan ini harus benar benar dipertimbangkan

26 32 ketika kita mengidentifikasikan primary key untuk tiap tipe entitas. Referential integrity Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.475), foreign key menghubungkan tiap tuple dalam relasi child ke tuple dalam relasi parent yang meliputi nilai candidate key yang sesuai. Referential integrity berarti bahwa jika foreign key memiliki nilai, maka nilai tersebut harus menunjuk pada tuple yang ada pada relasi parent. Menurut ( Connolly & Begg, 2010, p476 ), terdapat 5 strategi untuk mempertahankan referential integrity pada saat penghapusan tuple pada relasi parent, yaitu : - NO ACTION Mencegah penghapusan dari relasi parent jika terdapat tuple tuple child yang ditunjuk. - CASCADE Ketika tuple parent dihapus, secara otomatis juga dihapus tuple tuple child yang ditunjuk - SET NULL Ketika tuple parent dihapus, nilai foreign key dalam semua tuple tuple child yang berhubungan secara otomastis diubah menjadi null. - SET DEFAULT Ketika tuple parent dihapus, nilai foreign key dalam semua tuple tuple child yang

27 33 berhubungan secara otomatis diubah menjadi nilai default-nya. - NO CHECK Ketika tuple parent dihapus, tidak melakukan apa apa untuk menjamin referential integrity tetap terjaga. General constraints Pengubahan pengubahan pada entitas entitas mungkin diatur oleh batasan batasan yang memerintah transaksi real world yang direpresentasikan oleh pengubahan tersebut Langkah 2.5 Me-review Logical Data Model dengan User tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.478),untuk menjamin bahwa pengguna mempertimbangkan model data logikal menjadi representasi yang sebenarnya dari kebutuhan data perusahaan. Langkah 2.6 Menggabungkan Logical Data Model ke dalam Global Model (optional) tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.479), untuk merepresentasikan semua user views dari basis data. Langkah 2.7 Memeriksa untuk perkembangan lebih lanjut tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.490),untuk menentukan apakah terdapat perubahan yang signifikan pada masa depan yang dapat diramalkan dan untuk menilai apakah model data logikal dapat mengakomodasi perubahan tersebut.

28 Perancangan Basis data Fisikal Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.439), perancangan fisik basis data adalah proses membuat deskripsi dari implementasi basis data pada secondary storage, mendeskripsikan relasi dasar, file organization, dan index yang digunakan untuk mendapatkan akses efisien pada data dan semua integrity constraint yang berhubungan dan security measures. Tujuannya adalah untuk menentukan bagaimana struktur logikal diimplementasikan (sebagai relasi dasar) secara fisik dalam DBMS yang dipilih. Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.496), langkah langkah perancangan fisik basis data meliputi : Langkah 3. Menerjemahkan logical data model untuk DBMS yang dipilih tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.497), untuk menghasilkan relational database schema dari data model logikal yang dapat diimplementasikan dalam DBMS yang dipilih. 3 aktifitas pada Step 3 : Langkah 3.1 Merancang relasi relasi dasar tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg,2010, p.498), untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi relasi dasar yang diidentifikasikan dalam model data logikal dalam DBMS yang dipilih. Untuk tiap relasi yang diidentifikasi dalam model data logikal, kita mempunyai definisi yang terdiri dari : - Nama relasi - Daftar atribut atribut sederhana dalam golongan golongan - Primary key dan alternate key dan foreign key jika ada - Referential integrity contraints untuk semua foreign keys yang diidentifikasikan

29 35 Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.498), sedangkan dari data dictionary, dari tiap tiap atribut kita juga mempunyai : - Domain-nya, yang terdiri dari tipe data, panjang, dan semua batasan dalam domain - Nilai default optional untuk atribut - Apakah atribut dapat mempunyai nilai nulls - Apakah atribut tersebut derived, maka harus dikomputasi Langkah 3.2 Merancang Representasi untuk Data Turunan tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.499), untuk menentukan bagaimana merepresentasikan semua data derived yang ada dalam model data logikal dalam DBMS yang dipilih. Atribut yang nilainya dapat dicari dengan memeriksa nilai nilai dari atribut atribut lainnya disebut derived atau calculated attribute. Langkah 3.3 Merancang General Constraint Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.501), tujuannya adalah untuk merancang general constraint untuk DBMS yang dipilih. Langkah 4. Merancang file organization dan indexes Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.501), tujuannya adalah untuk menentukan file organisasi yang optimal untuk menyimpan relasi relasi dasar dan indeks indeks yang dibutuhkan untuk mencapai performansi yang dapat diterima, dengan begitu, relasi dan tuple akan disimpan pada secondary storage. Terdapat beberapa factor yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi, yaitu :

30 36 - Transaction throughput adalah jumlah transaksi yang dapat diproses dalam jangka waktu tertentu. Diukur pada kondisi peak. - Response time adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu transaksi. Dari pandangan pengguna, kita sedapat mungkin ingin meminimalkan response time. Response time ini biasanya dipengaruhi waktu untuk mengakses data yang diperlukan, system load, OS scheduling, communication delay. - Disk storage adalah jumlah disk space yang dibutuhkan untuk menyimpan file file basis data. Para perancang sistem biasanya ingin meminimalkan disk storage yang digunakan. Langkah 4.1 Menganalisa Transaksi tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg 2010, p.502), untuk mengetahui fungsi dari transaksi yang akan diterapkan pada basis data dan untuk menganalisa transaksi transaksi yang penting. Langkah 4.2 Memilih Organisasi file tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.506), untuk menentukan organisasi file yang paling efisien untuk tiap relasi dasar. Langkah 4.3 Memillih index index tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.508), untuk mempertimbangkan apakah dengan menambahkan index akan meningkatkan performansi dari sistem. Langkah 4.4 Memperkirakan kebutuhan disk space Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.514), untuk memperkirakan jumlah disk space yang dibutuhkan oleh basis

31 37 data. Untuk menyimpan data dan semua index index nonclustered dasar dalam tabel yang tidak mempunyai clustered index oleh karena itu kita dapat menggunakan beberapa langkah berikut : 1. Menghitung space yang digunakan untuk menyimpan data 2. Menghitung space yang digunakan untuk menyimpan tiap index index nonclustered dasar. 3. Menjumlahkan nilai nilai yang dikalkulasikan. Langkah 5. Merancang user view tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg 2010, p.515), untuk merancang user view yang diidentifikasikan selama pengumpulan kebutuhan kebutuhan dan tahap analisis dari system development lifecycle. Langkah 6. Merancang mekanisme keamanan tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.516), untuk merancang mekanisme keamanan untuk basis data seperti yang ditentukan oleh user pada waktu tahap pengumpulan kebutuhan kebutuhan dari system development lifecycle. Mekanisme kemanan yang dirancang dalam basis data yaitu mekanisme keamanan sistem dan mekanisme keamanan data. Langkah 7. Mempertimbangkan pengenalan redudancy control tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.519), untuk menentukan apakah pengenalan redundancy yang dikontrol dengan aturan aturan normalisasi akan meningkatkan performansi sistem. Langkah 8. Mengawasi dan mengendalikan sistem operasional tujuannya adalah menurut (Connolly & Begg, 2010, p.532), untuk mengawasi sistem operasional dan meningkatkan performansi

32 38 dari sistem untuk memperbaiki keputusan perancangan yang tidak sesuai atau merefleksikan perubahan kebutuhan ER Modeling Entity Type Pada kutipan jurnal (Bahl, Sharma & Rajpal, 2011, p.2), entity relationships (ER) model digunakan untuk menunjukkan hubungan antar entitas dan sebagai tool dasar dalam merancang basis data Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.343), entity type adalah kelompok objek dengan properties yang sama, yang didefinisikan untuk perusahaan selama mempunyai keadaan yang independent. Entity type mempunyai keadaan yang independent dan dapat berupa objek objek dengan keberadaan fisik atau objek objek dengan keberadaan konseptual Entity Occurrence Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.345), entity occurrence adalah objek dari entity type yang dapat diidentifikasi secara unik Relationship Type Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.346), relationship type adalah sekelompok penyatuan yang memiliki arti antar entity types atau sekelompok penyatuan antara satu atau lebih participating entity type Relationship Occurrence Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.346), relationship occurrence adalah penyatuan yang dapat diidentifikasikan secara unik, yang terdiri dari 1 occurrence dari tiap participating entity type Derajat tipe relasi (Degree of relationship type) Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.376), derajat tipe relasi merupakan jumlah tipe entitas yang berpartisipasi dalam relasi.entitas yang berkaitan dalam tipe relasi dikenal sebagai participant dalam relasi. Jumlah participant dalam tipe relasi dikenal sebagai degree dari relasi. Relasi dengan

33 39 degree dua disebut binary, sedangkan relasi dengan degree tiga disebut ternary, dan relasi dengan degree empat disebut quaternary Relasi Rekursif (Recursive relationship) Menurut Connolly dan Begg (2010, p376), relasi rekursif merupakan sebuah tipe relasi dimana tipe entity yang sama berpartisipasi lebih dari satu kali dalam peran yang berbeda Atribut Menurut (Connolly & Begg, 2010, p350), atribut adalah property dari entitas atau relationship type. Atribut domain adalah sekumpulan nilai nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Atribut dapat diklasifikasikan menjadi simple atau composite ; single-valued atau multivalued; atau derived. Simple attribute adalah atribut yang terdiri dari komponen tunggal dengan keadaan independent. Sedangkan composite attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa komponen, dimana setiap komponen dengan keadaan independent contoh nama bisa dipecah lagi menjadi nama depan dan nama belakang. Single-valued attribute adalah atribut yang memiliki nilai tunggal untuk setiap kejadian contohnya entitas staff memiliki IDstaff. Sedangkan multi-valued attribute adalah atribut yang memiliki beberapa nilai untuk kejadian contoh no telepon pasti setiap orang mempunyai beberapa telepon. Derived attribute adalah atribut yang merepresentasikan nilai yang diperoleh (derived) dari satu atau lebih atribut yang berhubungan contoh lama pinjam dihasilkan dari awal tanggal pinjam dikurangi tanggal pengembalian Key Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.352), candidate key adalah sekelompok atribut yang minimal dan secara unik mengidentifikasikan tiap occurrence dari entity type.

34 40 Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.353), primary key adalah key yang dipilih untuk mengidentifikasikan secara unik tiap occurrence dari entity type. Menurut (Connolly & Begg 2010, p.353), composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut Structural constraint Tipe utama dari constraint dari relationship disebut multiplicity. Multiplicity adalah jumlah dari kejadian kejadian yang mungkin dari sebuah tipe entitas yang terhubung pada kejadian tunggal dari tipe entitas yang berhubungan melalui relationship khusus. Tiga jenis relationship yang digunakan mengikuti enterprise constraint : Hubungan one-to-one (1:1) Hubungan yang terjadi diantara dua entitas yang saling terlibat adalah satu-satu dan dapat pula member entitas yang satu ada yang tidak berhubungan dengan member dari entitas yang berelasi dengannya dan entitas tersebut juga berelasi maksimal 1. Contoh : satu ruang kelas hanya memiliki satu computer dan. Diasumsikan didalam ruangan tersebut 1..1 memiliki 1..1 Ruang kelas komputer Gambar 2.4 Hubungan one-to-one (1:1) Hubungan one-to-many (1:*) Hubungan yang terjadi diantara dua entitas yang saling terlibat adalah satu-banyak. Dimana sebuah member dari entitas dapat berhubungan dengan satu atau banyak member dari entitas yang lain dan member dari entitas yang lainnya berhubungan (bisa dari 0) sampai maksimal 1. Contoh : seorang manager dapat memiliki 1 hingga banyak karyawan, tetapi seorang guru hanya memiliki satu dan hanya satu manager.

35 memiliki 1..* manager karyawan Gambar 2.5 Hubungan one-to-many (1:*) Hubungan many-to-many (*:*) Hubungan yang terjadi diantara dua entitas yang saling terlibat adalah banyak-banyak. Member dari sebuah entitas dapat berelasi dengan entitas yang lain dengan maksimal multiplicity banyak (*) dan sebaliknya dengan relasi entitas yang berhubungan tersebut. Contoh : Pembelian dapat memilih 0 hingga banyak produk yang ingin dibeli, tetapi produk dapat dipilih untuk dibeli oleh 0 hingga banyak pembeli pada satu jenis produk. 0..* Order > 0..* Pembelian barang Gambar 2.6 Hubungan many-to-many (*:*) Spesialisasi/ Generalisasi (Specialization/Generalization ) Menurut Thomas (Connolly & Begg, 2010, p ),konsep dari spesialisasi dan generalisasi adalah asosiasi tipe entitas dengan tipe entitas khusus yang dikenal sebagai superclass dan subclass, dan proses dari atribut turunan (inheritance).superclass adalah suatu tipe entitas yang mengandung satu atau lebih subgroup terpisah dari suatu occurance, yang dibutuhkan untuk direpresentasikan pada suatu data model. Subclass adalah suatu subgroup terpisah dari occurance suatu tipe entitas, yang dibutuhkan untuk direpresentasikan pada suatu data model Normalisasi Pengertian Normalisasi

36 42 Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.401), normalisasi adalah teknik formal untuk mnganalisa relasi berdasarkan pada primary key (atau candidate key) dan functional dependencies Tahapan - tahapan Normalisasi UNF (Un-Normal Form) Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.402), proses normalisasi dimulai dari bentuk UNF (Un-Normal Form), yaitu table yang masih mengandung repeating group. Tabel UNF ini dibuat dengan mentransformasi data dari sumber informasi ( seperti formulir ) ke dalam tabel berbentuk baris dan kolom NF (First Normal Form) Menurut (Connolly & Begg, 2010, p403), pada bentuk normal pertama ( First Normal Form 1NF ), sebuah relasi dimana pada setiap sel ( perpotongan baris dan kolom ) jika dan hanya jika mengandung satu nilai, setiap sel mengandung nilai atomik ( single value ). Untuk menjadikan bentuk tidak normal menjadi normal pertama dengan mengidentifikasikan dan menghilangkan repeating groups yang ada di dalam tabel. Repeating group adalah sebuah atau sekumpulan atribut dalam tabel yang memiliki multiple values untuk single occurrence dari atribut key yang terpilih untuk tabel tersebut NF (Second Normal Form) Menurut (Connolly & Begg 2010, p.407), sebuah tabel disebut berada pada bentuk normal kedua ( 2NF ) jika dan hanya jika setiap atribut bukan primary key ( PK ) tergantung sepenuhnya pada PK. Untuk mengetahui apakah 1NF telah berada pada 2NF maka tentukan PK dan funtional dependency NF (Third Normal Form) Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.408), sebuah tabel disebut berada pada bentuk normal ketiga jika dan hanya jika tidak

37 43 ada atribut bukan primary key yang bergantung kepada atribut bukan primary key lainnya. Sebuah tabel yang mengandung atribut bukan PK yang tergantung pada atribut PK lainnya disebut transitive dependency. Dengan kata lain sebuah tabel disebut berada pada 3NF jika dan hanya jika tidak mengandung transitive dependency BCNF (Boyce-Codd Normal Form) Menurut (Connolly & Begg, 2010, p.419), suatu relasi dianggap sebagai bentuk normal BCNF jika dan hanya jika setiap determinant adalah candidate key. Untuk mengetahui apakah suatu tabel sudah berada pada bentuk normal BCNF maka harus dilakukan analisa atas functional dependency dari sebuah tabel Teori Activity Diagram Definisi activity diagram menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p.141), adalah diagram alur kerja yang menggambarkan berbagai kegiatan pengguna atau sistem, orang yang melakukan setiap kegiatan, dan aliran sekuensial dari kegiatan ini. Gambar 2.7 Notasi Activity Diagram (Satzinger, 2009) Notasi notasi dalam activity diagram antara lain: 1. Oval mewakili kegiatan individu dalam sebuah alur kerja. 2. Connecting Arrow mewakili urutan antara kegiatan.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut R. Kelly Rainer (2011:10), dalam bukunya Introduction to Information Systems menyatakan bahwa Sistem Informasi adalah untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Di dalam subbab ini akan dipaparkan beberapa teori umum yang akan disertai dengan sumber yang berkaitan, yang akan digunakan penulis sebagai landasan teori dalam penulisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Sistem Basis Data 2.1.1 Data Menurut Everest (1986, p3), data adalah fakta yang dipresentasikan dengan nilai berupa angka, karakter string, atau symbol yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p19), data adalah komponen yang paling penting dalam Database Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang end

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Data Data diartikan sebagai representasi objek dan kejadian yang tersimpan yang memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). Data dapat juga diartikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Sistem Basis Data 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data Sebelum kita masuk ke pengertian sistem basis data, kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan data. Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang Berkaitan dengan Basis Data 2.1.1. Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010,p65), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Dasar Sistem Basis Data 2.1.1.1. Data Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2007:6), Data merupakan sesuatu yang menggambarkan obyek dan peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Basis Data Ada beberapa macam definisi tentang basis data yang disampaikan oleh beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : Menurut O Brien (2002, p.166)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database Merupakan kumpulan dari teori-teori yang digunakan dalam perancangan Database. 2.1.1 Data Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah penyimpanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7).

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Data dapat diartikan sebagai fakta mentah atau hasil pengamatan mengenai kejadian fisik atau transaksi bisnis. Secara lebih spesifik data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Basisdata 2.1.1 Latar Belakang Munculnya Penggunaan Basisdata Saat ini basisdata merupakan suatu teknologi yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data Teori-teori ini diperlukan untuk mendukung penulisan laporan tugas akhir yang dibuat sebagai landasan dan acuan melakukan perancangan pada basis data. 2.1.1 Data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden, (2007, p6), data adalah representasi tersimpan dari objek dan kejadian yang memiliki arti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data dan Informasi Item data merupakan penjelasan dasar mengenai segala sesuatu, peristiwa, aktivitas, dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan, serta disimpan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori umum Data Data merupakan aliran fakta yang mewakili kejadian yang terjadi dalam organisasi atau dalam lingkungan fisik sebelum mereka diatur menjadi sebuah bentuk yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi Umum 2.1.1.1 Pengertian Analisis Menurut Whitten-Bently-Ditman (2004, p38), analisis adalah suatu proses yang bertujuan untuk memberikan pengertian yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data adalah fakta - fakta yang telah diketahui dan dapat dikumpulkan serta dapat disimpan dalam media komputer. Data terdiri dari fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi 2.1.1 Pengertian Data dan Informasi Menurut Elmasri dan Navathe (1994, p2), data merupakan fakta-fakta yang telah diketahui untuk dapat disimpan dan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban, & Rainer (2009, p. 6), data adalah fakta mentah atau deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Basisdata Sebelum aplikasi basisdata (DBMS) dikenal, biasanya proses penyimpanan data disimpan di dalam sebuah file. Menurut Connoly (2002, p12), bahwa setiap program mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Basisdata Menurut Turban (2003,p16), basisdata merupakan kumpulan file atau record yang terorganisir yang menyimpan data beserta hubungan diantara data-data tersebut.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1. Data Data merupakan sebuah fakta di dalam kehidupan keseharian kita yang dapat berbentuk kalimat dan angka. Semua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Khusus 2.1.1. Database Menurut Connolly and Begg (2010, p65), database adalah suatu kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan deskripsi dari data,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Database Menurut Connolly (2010, p65), database adalah kumpulan data dan deskripsi data yang terhubung secara logika serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASISDATA PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data dan Basis Data Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p715), data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem merupakan komponen komponen terstruktur yang menjadi satu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem merupakan komponen komponen terstruktur yang menjadi satu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem merupakan komponen komponen terstruktur yang menjadi satu kesatuan, saling terhubung satu sama lain dengan mempunyai fungsi tertentu untuk mencapai tujuan dari fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Terminologi Definisi Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, McLeod (1996,p13). Dan kebanyakkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi Umum 2.1.1.1 Pengertian Analisis Menurut Whitten-Bently-Ditman (2004, p38), analisis adalah suatu proses yang bertujuan untuk memberikan pengertian yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan 2.1.1 Pengertian Analisis Pengertian analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini disajikan teori yang relevan, lengkap dan urut sejalan dengan permasalahan. Teori umum ini dikemukakan dari sumber teori dan hasil penelitian. Teori

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data 2.1.1 Sistem Sistem adalah sekumpulan objek atau elemen yang berhubungan yang dilihat secara keseluruhan dan didesain untuk mencapai tujuan tertentu (Britton

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN DATABASE SISTEM PEMESANAN, PEMBELIAN, PRODUKSI DAN

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Viriya Adithana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Data dan Basis Data Data adalah fakta fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis (James A. O Brien, 2003, p13), sedangkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA

PERANCANGAN BASIS DATA BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat dimanipulasi (diolah) menggunakan perangkat lunak (program aplikasi)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Connolly & Begg (2002, p14), basis data adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logikal dan sebuah deskripsi data,

Lebih terperinci

Metodologi Perancangan basis data secara konseptual

Metodologi Perancangan basis data secara konseptual Metodologi Perancangan basis data secara konseptual Metodologi Perancangan merupakan suatu pendekatan terstruktur yang menggunakan bantuan prosedur, tehnik, tools dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO Rudy Djailani (0700696386) Erwinsyah Pulungan (0700696764) Yoghi Putrama Syarief (0700724622) Kelas/Kelompok: 07PKT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar atau Umum 2.1.1 Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data Pada saat ini aplikasi basisdata sudah digunakan di kehidupan sehari-hari, seperti pembelian

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori. Penggunaan basisdata yang tradisioanal adalah File-Based System. Setiap

BAB 2. Landasan Teori. Penggunaan basisdata yang tradisioanal adalah File-Based System. Setiap BAB 2 Landasan Teori 2.1 Pendekatan BasisData Penggunaan basisdata yang tradisioanal adalah File-Based System. Setiap program yang menggunakan File-Based System akan mendefinisikan dan mengontrol masing-masing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum 2.1.1 Data Data adalah fakta yang didapat, di mana kenyataan tambahan dapat ditarik menjadi simpulan (Date, 2004, p15). Data merupakan fakta yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Semua data terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimum.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Semua data terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimum. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 Pengertian Basisdata Menurut Connolly (2005, p14), Basis data adalah sekumpulan data yang terhubung secara logikal, dan deskripsi dari data tersebut,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sistem yang masih belum terintegrasi. Namun file-based system ini memiliki. Data menjadi terpecah-pecah dan terisolasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. sistem yang masih belum terintegrasi. Namun file-based system ini memiliki. Data menjadi terpecah-pecah dan terisolasi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Basisdata Menurut Connolly (2002, p7), file-based system merupakan sekumpulan program aplikasi yang menampilkan pelayanan terhadap pengguna seperti laporan produksi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Basis Data (Database) Database adalah komputerisasi sistem penyimpanan data yang bertujuan untuk menyimpan informasi dan menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori tentang Basis Data Aplikasi basis data sudah umum digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai contoh, pembelian barang menggunakan kartu kredit, pemesanan tiket

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori teori Dasar 2.1.1 Pengertian Data Menurut Kadir (2000, p7), data adalah fakta mengenai suatu objek atau orang. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Database 2.1.1 Database Menurut Connolly & Berg, basis data merupakan kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM APLIKASI BASIS DATA MARKETING PADA PT. JASA ANGKASA SEMESTA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar Basis Data Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu: 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut James A.O'Brien, (2002,p8), sistem adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Teori-teori umum yang akan dibahas adalah sistem, data dan informasi, basis data, sistem basis data, sistem manajemen basis data, Structured Query Language, Entity-

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mana sistem tersebut ditujukan untuk menyimpan informasi dan mengizinkan pengguna

BAB 2 LANDASAN TEORI. mana sistem tersebut ditujukan untuk menyimpan informasi dan mengizinkan pengguna 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Database system pada dasarnya adalah sistem pencatatan terkomputerisasi di mana sistem tersebut ditujukan untuk menyimpan informasi dan mengizinkan pengguna untuk menerima dan mengubah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo (2002), Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Hariyanto (2004, p3), data adalah rekaman mengenai fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. Menurut Whitten et al. (2004, p23), data adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan berdasarkan pada penelitian terdahulu, berikut pemaparan beberapa kajian penelitian : (C Wibowo, A. Angelia, A.Natalia

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol Ragam Indonesia

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol Ragam Indonesia UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik.

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p352), data adalah fakta-fakta mentah, yang tidak teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik. Menurut Hoffer (2002, p4), data adalah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN PT. SUMBER DATA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Database 2.1.1 Pengertian Data Data adalah fakta, atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. database system, seperti yang diungkapkan Leitheiser dan March (1996).

BAB 2 LANDASAN TEORI. database system, seperti yang diungkapkan Leitheiser dan March (1996). BAB 2 LANDASAN TEORI Database system pada dasarnya adalah sistem pencatatan terkomputerisasi di mana sistem tersebut ditujukan untuk menyimpan informasi dan mengizinkan pengguna untuk menerima dan mengubah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PO. DELIRA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Data adalah sebuah sumber yang harus dikontrol dan dikelola. Data yang belum dikelola belum bisa dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Loshin (2012, p8), data adalah kumpulan dari elemenelemen nilai baku atau fakta yang digunakan untuk perhitungan, pemikiran atau pengukuran.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat dimengerti oleh manusia. (Inmon,2005,p493)

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat dimengerti oleh manusia. (Inmon,2005,p493) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Data adalah sebuah rekaman dari fakta, konsep, ataupun instruksi pada sebuah media penyimpanan untuk komunikasi, pengambilan, maupun pemrosesan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Basis Data. Teori - teori berikut ini merupakan teori - teori umum yang digunakan dalam penyusunan skripsi. 2.1.1 Data Data adalah fakta atau informasi

Lebih terperinci

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau DATABASE DESIGN THEORY, PRACTICE, AND CASE STUDY Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 Pendekatan basis data a. Data Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15) adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori Umum ini berisikan tentang teori-teori yang digunakan secara umum dalam penyusunan skripsi ini dan nantinya yang akan menjadi landasan di dalam melakukan penelitian.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database Sebelum melakukan perancangan sebuah database, alangkah baiknya penulis mencari teori-teori pendukung yang dapat memastikan kebenaran penulisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari 13 sungai yang membelah kota Jakarta, terdapat ratusan industri yang harus selalu dilakukan pengambilan contoh secara berkala. Apabila terdapat industri yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan data yang tidak hanya berisi data operasional tetapi juga deskripsi data.

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan data yang tidak hanya berisi data operasional tetapi juga deskripsi data. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Database Database adalah sebuah tempat penyimpanan yang besar dimana terdapat kumpulan data yang tidak hanya berisi data operasional tetapi juga deskripsi data. Seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p6), sistem adalah sekumpulan komponen sistem yang saling berhubungan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Data Dalam sebuah sistem informasi, data merupakan salah satu komponen yang sangat penting agar sistem informasi tersebut dapat berjalan. Di dalam sistem informasi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan pemahaman arti keseluruhan. adalah suatu proses / kegiatan merencanakan segala sesuatu.

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan pemahaman arti keseluruhan. adalah suatu proses / kegiatan merencanakan segala sesuatu. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum 2.1.1. Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988, p32), analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Menurut Rosenblatt (2014:6) Sistem adalah seperangkat komponen terkait yang menghasilkan hasil tertentu. Contohnya adalah Sistem khusus untuk lalu lintas

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2005/2006

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2005/2006 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA UNTUK PEMBUATAN SINETRON

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAN BARANG PADA PT.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Basis Data 2.1.1 Pengertian Basis Data Basis data atau database menurut Connoly (2002, p14) adalah sebuah kumpulan data terbagi atas data yang berhubungan secara logis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). yang telah diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media

BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). yang telah diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data terdiri dari fakta-fakta dan simbol-simbol angka yang secara relatif mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). Menurut

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERSEDIAAN, PENJUALAN, DAN PEMBELIAN PADA PT.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERSEDIAAN, PRODUKSI, DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Utama 2.1.1 Basis Data 2.1.1.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly (2002, p14), database adalah suatu kumpulan logikal data yang terhubung satu sama lain, dan deskripsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2), sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG PADA PT DAVINCI KERAMINDO

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Basis Data Basis data adalah suatu kumpulan data yang terhubung secara logikal satu satu sama lain dan deskripsi dari suatu data yang dirancang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut O brien (2004, p38), data adalah fakta atau observasi mentah, yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Menurut McLeod and Schell (2007,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Connolly dan Begg (2005, p19), data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS, berasal dari sudut pandang end-user. Data bertindak

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. ENERGITAMA MULTIGUNA SOLUSI SKRIPSI.

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. ENERGITAMA MULTIGUNA SOLUSI SKRIPSI. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. ENERGITAMA MULTIGUNA SOLUSI SKRIPSI Oleh PETER JOHN / 0800777195 ADITYA DWINANDA / 1000856535 DHEKA RAMADHAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

Lebih terperinci

Basisdata, sistem basisdata, perancangan sistem basisdata.

Basisdata, sistem basisdata, perancangan sistem basisdata. UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PENJUALAN PADA PD. CAHAYA

Lebih terperinci

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c.

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c. 01. Kumpulan data dari sebuah perusahaan yang terorganisir dan tersimpan secara terintegrasi adalah a. File Base d. DSS b. Field Base e. Expert System c. Data Base 02. Berfungsi sebagai perantara antara

Lebih terperinci

SOAL KUIS. 3. Data aktual yang disimpan pada tiap elemen atau atribute: a. Atribute d. Enterprise b. Data Value e. Tuple c. File

SOAL KUIS. 3. Data aktual yang disimpan pada tiap elemen atau atribute: a. Atribute d. Enterprise b. Data Value e. Tuple c. File Pertemuan 7 Quiz 1. Kumpulan data yang diorganisir menggunakan metode tertentu sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakainya, pengertian dari: a. Arsip d. Basis Data b. Data e. Sistem c.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Basisdata 2.1.1 Data Data adalah fakta atau observasi tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis. Lebih khusus, data adalah pengukuran objektif terhadap

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori-teori Dasar / Umum 2.1.1 Data Data berasal dari bahasa Latin yaitu datum yang berarti fakta, kejadian, kenyataan atau peristiwa. Mengacu pada tulisan Kenneth C. Laudon dan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN, PENYEWAAN, DAN PEMASARAN PADA RAY WHITE SUNTER

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN, PENYEWAAN, DAN PEMASARAN PADA RAY WHITE SUNTER Universitas Bina Nusantara Program Studi Ganda Sistem Informasi dan Manajemen Skripsi Sarjana Komputer dan Sarjana Ekonomi Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendekatan Sistem Basisdata 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Turban (2001,p34), Sistem adalah sekumpulan objek yang terdiri dari orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab tinjauan pustaka ini akan diuraikan secara ringkas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan basis data dan topik pendukung analisis dan perancangan aplikasi basis data sistem

Lebih terperinci