BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data dan Informasi Item data merupakan penjelasan dasar mengenai segala sesuatu, peristiwa, aktivitas, dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan, serta disimpan, tetapi tidak diatur untuk mengungkapkan makna tertentu. Basis data terdiri dari berbagai item data yang disimpan dan diatur untuk dapat ditarik kembali (Rainer, Turban, 2006, p52). Informasi merupakan data yeng telah diatur sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya. Penerima informasi akan mengartikan maksud dari informasi dan menarik kesimpulan serta berbagai implikasi dari data tersebut. 2.2 Pengertian Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Sistem Informasi adalah proses menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu; kebanyakan sistem informasi dikomputerisasi, tetapi tidak harus komputerisasi (Rainer, Turban, 2006, p48). Teknologi informasi adalah kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta manajemen yang menjalankannya; meliputi infrastruktur teknologi informasi dan semua sistem informasi lainnya dalam perusahaan. Infrastruktur teknologi informasi meliputi proses integrasi, operasi, dokumentasi, pemeliharaan, dan manajemennya.(rainer, Turban, 2006, p49). 9

2 2.3 Teori-Teori Basis Data Definisi Basis Data Basis data adalah merupakan kumpulan data yang berhubungan secara logikal, dan keterangan di dalamnya, yang di rancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan dalam suatu organisasi (Begg, Connolly, 2005, p15). Basis data merupakan suatu kesatuan, penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak departemen dan pengguna. Sedangkan menurut Adi Nugroho (2008, p1), basis data merupakan kumpulan/koleksi data-data yang terorganisasi yang disimpan di tempat penyimpanan komputer (biasanya bersifat permanen) dan dirancang serta diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mudah dicari, diakses, dan dimanipulasi (diubah, ditambahkan, serta dihapus) oleh pengguna. Data-data tersebut mungkin berupa teks, angka-angka, maupun grafik, dan dimasa kini, pengertian data(sesuai yang diakomodasi oleh Oracle Corp.) bisa diperluas menjadi selain tipe-tipe data yang telah disebutkan-suara, gambar, foto, serta video. Orang-orang yang mengatur dan mengelola Basis data disebut DBA (Database Administrator) Relational Model Struktur data relasional mempunyai istilah-istilah sebagai berikut (Begg, Connolly, 2005, p72): a. Relation, merupakan sebuah tabel yang berisi kolom dan baris b. Attribute, merupakan nama kolom suatu relasi c. Domain, merupakan kumpulan nilai-nilai yang bernilai valid pada atribut tertentu

3 d. Tuple, merupakan sebuah baris dari sebuah relasi 11 e. Degree, merupakan jumlah atribut yang dikandung f. Cardinality, merupakan jumlah tuple dalam suatu relasi g. Relation Database, merupakan kumpulan dari tabel-tabel yang telah melewati proses normalisasi dengan relasi yang unik Relational Key Tidak ada tuple yang sama dalam suatu relasi. Maka dari itu, harus mampu mengidentifikasi satu atau lebih atribut yang secara unik mengidentifikasi setiap tuple dalam suatu relasi. Atribut-atribut tersebut disebut dengan suatu relational key (Begg, Connolly, 2005, p78). Relational key terdiri dari : a. Superkey, yang merupakan suatu atribut, atau sekumpulan atribut, yang mengidentifikasi tuple secara unik dalam suatu relasi. b. Candidate key, merupakan superkey sedemikian sehingga tidak ada bagian yang tepat dari superkey dalam relasi. c. Primary key, merupakan candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasi tuple yang unik dari relasi. d. Foreign key, merupakan sebuah atribut, atau sekumpulan atribut, yang ada pada suatu relasi, yang sama dengan candidate key dari beberapa relasi Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (Begg, Connolly, 2005, p16) Database Management System (DBMS) adalah merupakan suatu perangkat lunak yang

4 memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, merawat, dan melakukan kontrol akses terhadap basis data. 12 DBMS mempunyai fasilitas sebagai berikut: Memungkinkan pengguna untuk mendifinisikan Basis data, biasanya melalui sebuah Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan pengguna untuk mengelompokkan tipe data, struktur, dan batasan terhadap data yang akan disimpan dalam basis data Dapat memungkinkan pengguna untuk melakukan pemasukan (insert), perubahan (update), penghapusan (delete), dan pengambilan (retrieve) data dari basis data, biasanya melalui Data Manipulation Language (DML). DML memungkinkan pengguna untuk melakukan operasi query pada basis data Menciptakan akses kendali ke basis data. Sebagai contoh DBMS menyediakan: - Sebuah sistem keamanan, yang dapat mencegah pengguna yang tidak mempunyai wewenang untuk mengakses basis data. - Sebuah sistem integrasi, yang menjaga konsistensi data yang tersimpan - Sebuah sistem kendali yang memungkinkan basis data untuk diakses secara bersamaan. - Sebuah kendali sistem recovery, yang memungkinkan basis data untuk mengembalikan basis data ke kondisi konsisten yang

5 13 sebelumnya jika terjadi kesalahan, termasuk kesalahan perangkat keras dan perangkat lunak - Sebuah katalog yang dapat diakses oleh pengguna, yang mengandung penjelasan dari data yang terdapat di dalam basis data yang ada Komponen Database Management System (DBMS) Menurut Conolly dan Begg (Begg, Connolly, 2005, p18), DBMS mempunyai lima komponen utama : hardware, software, data, procedure, dan manusia (pengguna). Hardware (Perangkat Keras) DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras untuk menjalankan suatu proses. Hardware dapat dijangkau dari suatu komputer tunggal, ke sebuah mainframe tunggal, pada suatu jaringan komputer. Software (Piranti Lunak) Komponen piranti lunak yang meliputi software DBMS itu sendiri dan program-program aplikasi beserta Operating System (OS), termasuk piranti lunak jaringan, bila DBMS digunakan pada suatu jaringan LAN. Data Data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS, khususnya dari titik sudut pandang pangguna akhir yang berhubungan dengan data.

6 14 Prosedur Prosedur dapat berupa instruksi dan aturan-aturan yang mengatur rancangan dan penggunaan basis data. Pengguna dari sistem dan pekerja yang mengatur basis data membutuhkan dokumentasi petunjuk mengenai bagaimana cara mengoperasikan sistem. Instruksi tersebut dapat berupa cara untuk melakukan: - Log on ke dalam DBMS - Menggunakan fasilitas DBMS tertentu atau program aplikasi - Memulai (start) dan mengakhiri (stop) DBMS - Membuat backup duplikasi dari basis data - Menangani kesalahan pada perangkat keras (hardware) atau perangkat lunak (software). - Mengubah struktur sebuah tabel, merancang kembali basis data melintasi banyak disk, meningkatkan kemampuan, atau mendapatkan data dari penyimpanan kedua/cadangan. Manusia (person) atau Sumber Daya Manusia (SDM) Manusia yang terlibat langsung dalan sistem dibagi atas 4 bagian, yaitu (Begg, Connolly, 2005, p22): - Data dan Database Administrators Data Administrator (DA) bertanggung jawab terhadap managemen sumber data meliputi perencanaan basis data, pengembangan dan standar pemeliharaan, prosedur dan kebijakan, dan desain konseptual logikal basis data.

7 15 Database Administrator (DBA) bertanggung jawab terhadap pelaksanaan secara fisik dari database, seperti desain dan implementasi fisik database, kendali kemanan dan integritas, perawatan sistem operasional, dan menjamin kepuasan pengguna - Database designer Terdiri dari dua tipe designer, yaitu logical database designer dan physical database designer. Logical database designer yaitu orang yang memperhatikan identifikasi data (entities dan attribute), hubungan diantara data, dan batasan dari data yang disimpan pada basis data. Physical database designer adalah orang yang menentukan bagaimana logical database designer dapat terlaksana secara fisik - Pengembang Aplikasi (Application Developer) Yaitu orang yang bekerja untuk spesifikasi yang telah dibuat oleh system analist - Pengguna Akhir (End-user) Merupakan siapa saja yang menggunakan aplikasi untuk memperoleh informasi dari sebuah sistem basisdata

8 Fungsi dari DBMS 16 DBMS menciptakan beberapa tipe fungsi dan pelayanan (Begg, Connolly, 2005, p48). Diantaranya adalah : Data Storage, Retrieval, and Update Sebuah DBMS harus mampu melayani pengguna dengan kemampuan untuk menyimpan, menelusuri kembali, dan melakukan pengubahan data dalam basis data. Sebuah user-accessible catalog Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah catalog yang menjelaskan data yang disimpan dan yang dapat diakses oleh pengguna. Transaction support DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang menjamin semua perubahan terhadap suatu transaksi atau tidak akan terjadi perubahan sama sekali. Concurrency Control Services DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang menjamin basis data berubah dengan benar ketika banyak pengguna melakukan perubahan pada basis data secara bersamaan. Recovery services Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk melakukan recovery terhadap basis data ketika basis data rusak dengan cara apapun.

9 17 Authorization Service Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang mempunyai wewenang yang dapat mengakses basis data. Mendukung Komunikasi Data Sebuah DBMS harus mempunyai kemampuan untuk berintegrasi dengan perangkat lunak komunikasi Integrity services DBMS harus mengidentifikasikan suatu cara untuk menjamin data yang terdapat di dalam basis data beserta perubahannya mengikuti aturan-aturan yang tepat. Services to promote Data Independence DBMS harus mengandung fasilitas untuk mendukung kemandirian program dari struktur basis data aktual. Utility service DBMS harus menyediakan sekumpulan Utility services agar basis data dapat berjalan secara efektif Relational Database Management System (RDBMS) Dalam penelitian, digunakan perangkat lunak Oracle Database 10g yang merupakan Relational Database Management System (RDBMS). Penemu konsep Basis Data Relasional adalah Peter Chen, sedangkan pencipta RDBMS adalah DR.Ted Codd (Adi Nugroho, 2008, p4).

10 18 Basis data relasional adalah tipe basis data atau sistem manajemen basis data yang menyimpan data-data dalam bentuk tabel, terdiri dari baris-baris data dan kolom-kolom data dimana data pada kolom dan baris tertentu terkadang dapat digunakan sebagai rujukan pencarian data yang berkaitan di tabel yang lain (Adi Nugroho, 2008, p4). Perhatikan gambar tabel dibawah NIM Tabel Mahasiswa Nama Adi Nugroho Ana Mariana Esti Nugraheni Eni Nugraheni No_MK Nama_MK SKS Pascal C Basis Data Tabel Mata Kuliah 3 3 NIM No_MK Nilai A Tabel Pengambilan Mata Kuliah A C Gambar 2.1 Contoh Basis Data Relasional Tabel pertama tertunjuk pada gambar 2.1 memperlihatkan data-data tentang mahasiswa tertentu, misalkan mahasiswa dengan NIM = dengan nama Adi Nugroho, NIM = dengan nama ana Mariana, dan selanjutnya. Tabel kedua

11 19 memperlihatkan data-data tentang mata kuliah, misalkan mata kuliah dengan No_MK = bernama pascal dengan jumlah SKS sebanyak 3 dan No_MK = dengan SKS sebesar 3 adalah mata kuliah C. Kemudian ketiga tabel memperlihatkan data-data mahasiswa yang mengambil mata kuliah tertentu beserta nilainya masing-masing, misalnya Adi Nugroho (NIM = ) yang mengambil mata kuliah Pascal (No_MK = ) dan mendapatkan indeks nilai A dan Esti Nugraheni (NIM = ) mengambil mata kuliah Pascal (No_MK = ) sudah mendapatkan nilai C. Kemudian beberapa mahasiswa, dengan nama Ana Mariana dan Eni Nugraheni (NIM = ) ternyata tidak mengambil mata kuliah apa-apa (mungkin yang bersangkutan sedang cuti). Dalam basis data relasional, data-data disimpan dalam bentuk tabel (beberapa pihak menyebutnya sebagai relasi) dimana baris-baris pada tabel menyatakan rekaman-rekaman (record) dan kolom-kolom menyatakan field-field (atribut-atribut pada rekaman). Untuk memandu pencarian, basis data relasional mencocokan datadata dari salah satu tabel dengan data-data pada tabel lain dan menghasilkan tabel ketiga yang menggabungkan data-data dari kedua tabel (Adi Nugroho, 2008, p5). Basis data adalah himpunan dari relasi-relasi. Secara formal, setiap relasi ditampilkan dalam bentuk tabel atau sering disebut sebagai tabel datar (flat files) dari rekaman-rekaman (record). Selain itu relasi sering didefinisikan sebagai himpunan rekaman-rekaman. Dalam berkas-berkas basis data, rekaman-rekaman (record) secara fisik tersimpan di media simpan tertentu sehingga ada hubungan atau relasi antara satu dengan yang lain.

12 20 Setiap nilai dalam atribut suatu rekaman harus bernilai atomik, yang artinya tidak dapat dibagi lagi menjadi komponen-komponen dalam kerangka model relasional sehingga atribut bernilai banyak tidak diizinkan. RDBMS memiliki 3 aspek utama, yaitu : Data ditampilkan sebagai tabel-tabel 2 dimensi. Tabel-tabel memiliki nomor-nomor yang spesifik bagi setiap baris dan kolom dan suatu data disimpan pada baris dan kolom tertentu. Kolom-kolom memperlihatkan atribut-atribut dan setiap baris mewakili data-data untuk suatu objek. Operator untuk memanipulasi tabel-tabel. SQL (Structured Query Language) adalah bahasa basis data bertipe relasional. Dalam hampir segala hal menyangkut administrasi basis data, oracle menggunakan sintaks-sintaks SQL. Selain itu, suatu pengembangan dari bahasa pemrograman nir-prosedural SQL yang khas Oracle, yaitu : PL/SQL (Programming Language / Structured Query Language), juga dikembangkan Oracle Corp. Demi peningkatan kemampuan SQL baku Referencial Integrity. Referencial Integrity merupakan sarana penghubung utama pada suatu basis data relasional sehingga basis data pada suatu tabel dapat berhubungan dengan data yang berada pada tabel lain, melalui penggunaan primary key dan foreign key

13 2.3.6 Database Language 21 Sebuah sub bahasa data dibagi menjadi dua bagian yaitu : Data Definition Language (DML) dan Data Definition Language (DML). DDL digunakan untuk menspesifikasikan skema basisdata dan DML digunakan untuk membaca dan mengubah basisdata (Begg, Connolly, 2005, p39) The Data Definition Language DDL (Data Definition Language) merupakan bahasa yang memungkinkan DBA (database administrator) atau user untuk menjelaskan dan memberi nama entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan untuk aplikasi, bersama dengan beberapa hubungan intergrasi dan batasan keamanan (Begg, Connolly, 2005, p40). Contoh operasi yang dapat dilakukan oleh DDL adalah sebagai berikut (Begg, Connolly, 2005, p168) : a. Create Table Digunakan untuk menciptakan tabel dengan melakukan definisi tipe data pada masing-masing kolom. b. Alter table Digunakan untuk mengubah kolom yang ada dan mengubah batasan pada suatu tabel, c. Drop table Digunakan untuk menghapus tabel yang tidak digunakan beserta semua data yang ada didalamnya. d. Create Index Digunakan untuk melakukan index dalam suatu tabel,

14 e. Drop Index 22 Digunakan untuk menghapus index yang diciptakan sebelumnya. f. Create View Digunakan untuk membuat sebuah virtual relation. g. Drop View Digunakan untuk menghapus view, The Data Manipulation Language (DML) DML merupakan sebuah bahasa yang menciptakan sekumpulan operasi untuk mendukung operasi manipulasi data dasar pada data yang ada didalam basisdata. DML (Data Manipulation Language) menyediakan operasi dasar dalam basis data, diantaranya adalah : a) Memasukkan data baru kedalam basisdata (insertion) b) Perubahan terhadap data yang disimpan dalam basisdata (modification) c) Pemanggilan data yang ada dari basisdata (retrieve) d) Menghapus data yang ada didalam basisdata (delete) DML dapat dibedakan menjadi 2 tipe yang berbeda, diantaranya adalah (Begg, Connolly, 2005, p41): a. Procedural DMLs Procedural language merupakan bahasa yang memperbolehkan user untuk memberitahu sistem mengenai data apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara pemanggilannya (retrieve). DML memanggil

15 23 rekaman (record), dan memprosesnya, berdasarkan hasil yang diperoleh dari proses, memanggil rekaman lain yang harus diproses secara cara yamg sama, dan lainnya. b. Non-procedural DMLs Merupakan suatu bahasa yang memperbolehkan pengguna untuk menyatakan data apa yang dibutuhkan tanpa menspesifikasikan bagaimana cara mendapatkan data tersebut Fourth-Generation Language Fourth-Generation Language merupakan bahasa non-procedural dimana pengguna menentukan apa yang akan diselesaikan, bukan bagaimana cara menyelesaikannya (Begg, Connolly, 2005, p42). Contoh 4 GL adalah SQL dan QBE. Beberapa tipe 4 GL adalah sebagai berikut : a. Forms Generator Merupakan fasilitas interaktif menciptakan data masukan secara cepat dan menampilkan tampilan. Mendefinisikan desain tampilan seperti apa, informasi apa yang akan ditampilkan, definisi warna pada layar. b. Report Generator Merupakan suatu fasilitas yang digunakan untuk membuat laporan dari data yang disimpan dalam basisdata. Report generator lebih mementingkan keluaran, yaitu bagaimana suatu laporan akan disajikan.

16 c. Graphic Generator 24 Merupakan fasilitas yang digunakan untuk mengambil data dari basisdata. Memungkinkan pengguna untuk menampilkannya dalam bentuk grafik seperti bar, chart, pie chart, line chart dan lain-lain. d. Application generator Merupakan fasilitas untuk menghasilkan sebuah program yang merupakan interface dari basisdata.

17 2.3.7 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data (Database Application Lifecycle) 25 Sistem basis data merupakan komponen dasar dari organisasi besar dengan sistem informasi yang luas. Daur hidup aplikasi basis data berkembang terhubung dengan daur hidup sistem informasi (Begg, Connolly, 2005, p283). Berikut ini adalah siklus hidup aplikasi basisdata pada gambar berikut : Gambar 2.2 Tahapan-Tahapan Siklus Hidup Aplikasi Basisdata (Begg, Connolly, 2005, p284)

18 Perencanaan Database (Database Planning) 26 Database Planning adalah aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan-tahapan dari database system development lifecycle dapat direalisasikan dengan seefektif dan seefisien mungkin. Database planning harus diintegrasikan/dihubungkan dengan seluruh strategi sistem informasi (Begg, Connolly, 2005, p285). Ada 3 hal yang terlibat dalam penyusunan strategi sistem informasi : - Identifikasi terhadap rencana dan sasaran usaha dengan rangkaian keputusan dari kebutuhan sistem informasi - Evaluasi terhadap sistem informasi yang sedang berjalan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya - Penafsiran terhadap kesempatan teknologi informasi yang dapat memberikan keuntungan yang kompetitif System Definition Pendefinisian sistem (System Definition) menjelaskan lingkup dan batasan aplikasi basis data dan pandangan-pandangan utama dari para user/pengguna (Begg, Connolly, 2005, p286). Sebelum memutuskan untuk mendesain sebuah sistem basisdata, penting untuk mengidentifikasi batasan dari sistem yang sedang diselidiki dan bagaimana tampilannya dengan bagian lain dari sistem informasi organisasi. Batasan sistem sebaiknya tidak hanya sesuai dengan bidang dan batasan aplikasi basisdata serta pandangan pengguna yang telah ada saja pada saat ini, namun harus sesuai juga dengan kebutuhan pada masa yang akan datang.

19 27 Pandangan pengguna (user views) menentukan apa yang dibutuhkan dari sebuah sistem basisdata dari perspektif/pandangan suatu jabatan tertentu (seperti manager atau supervisor) atau area aplikasi perusahaan (seperti marketing, personnel, dan stock control) Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis (Requirement Collection and Analysis) Proses pengumpulan kebutuhan dan analisis merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian organisasi yang harus didukung oleh sistem basisdata, dan penggunaan informasi tersebut berguna untuk mengidentifikasi persyaratan pengguna untuk sistem yang baru (Begg, Connolly, 2005, p288). Informasi yang dikumpulkan pada langkah ini termasuk: - Deskripsi dari data yang digunakan atau data yang di-generate - Detail mengenai bagaimana data digunakan atau di-generated - Kebutuhan-kebutuhan tambahan apapun untuk sistem basis data yang baru Perancangan Basis Data (Database Design) Perancangan basisdata merupakan proses pembuatan suatu rancangan yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan untuk kebutuhan sistem basisdata (Begg, Connolly, 2005, p291). Terdapat 2 pendekatan dalam perancangan basisdata : b. Bottom-up Pendekatan bottom-up dimulai dari tingkat paling dasar dari suatu atribut (yaitu, properti dari entitas dan relasi) dimana melalui

20 28 analisis dari hubungan diantara atribut, dikelompokkan kedalam relasi-relasi yang merepresentasikan tipe entity dan hubunganhubungan diantara entity. Pendekatan ini cocok untuk perancangan sebuah basisdata sederhana, dengan jumlah atribut yang relatif kecil. Namun pendekatan ini akan sulit diterapkan dalam rancangan basis data yang lebih kompleks dengan jumlah atribut yang lebih besar, karena akan sulit untuk membangun semua ketergantungan fungsional diantara atribut. c. Top-down Pendekatan ini dimulai dari pengembangan model data yang terdiri dari beberapa hubungan relasional dan entity tingkat tinggi beserta hubungan-hubungannya, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi entitas-entitas tingkat rendah, hubunganhubungannya, serta mengasosiasikan atribut-atribut yang berhubungan. Pendekatan ini merupakan strategi yang lebih cocok untuk membuat sebuah basisdata yang lebih kompleks. Pendekatan ini biasanya digambarkan melalui ER (Entity Relationship) Perancangan database dibagi menjadi 3 tahapan yaitu, conceptual database design, logical database design, dan physical database design (Begg, Connolly, 2005, p439) Pemilihan DBMS Merupakan suatu proses untuk memilih DBMS yang tepat untuk mendukung sistem dari basisdata (Begg, Connolly, 2005, p295). Tahapan utama pemilihan DBMS adalah sebagai berikut :

21 a) Menentukan syarat-syarat referensi studi 29 Tahapan ini merupakan prasyarat dalam menentukan DBMS yang sudah dijalankan, mulai dari menentukan tujuan, batasan masalah, dan tugas-tugas yang harus dilakukan. b) Mengurutkan dua atau tiga produk Ini merupakan proses membuat daftar barang-barang seperti sumber barang, biaya yang diperlukan lalu bagaimana cara untuk mendapatkannya. c) Mengevaluasi produk Barang-barang akan melalui proses penelitian pada beberapa tahap untuk mengetahui kelebihan ataupun kekurangan dari barang tersebut. d) Membuat laporan tentang pilihan yang direkomendasikan Merupakan langkah yang berkaitan dengan proses dokumentasi dan menciptakan pernyataan mengenai penemuan dan rekomendasi terhadap suatu produk DBMS tertentu Perancangan Aplikasi Perancangan aplikasi merupakan suatu proses perancangan dari user interface dan program-program aplikasi yang menggunakan dan memproses basisdata (Begg, Connolly, 2005, p299). Basis data dan perancangan aplikasi adalah aktivitas yang paralel dari daur hidup sistem basisdata. Maka dari itu, pada banyak kasus merupakan suatu yang tidak mungkin untuk melengkapi perancangan aplikasi jika perancangan basisdata belum selesai.

22 Prototyping 30 Prototyping adalah proses membangun sebuah kerangka kerja dari sebuah aplikasi basisdata. Suatu prototype merupakan model yang tidak normal dan tidak mempunyai semua fitur yang dibutuhkan atau menyediakan semua fungsionalitas dari sistem terakhir. Tujuan utama dari pengembangan sebuah sistem basisdata prototype adalah memungkinkan pengguna menggunakan prototype tersebut untuk mengidentifikasi fitur-fitur dari sistem yang bekerja baik, atau memadai, dan jika mungkin menganjurkan peningkatan atau bahkan fitur-fitur baru pada aplikasi basisdata (Begg, Connolly, 2005, p304). Ada 2 strategi prototyping yang umum digunakan saat ini, yaitu : a) Requirement prototyping Strategi ini menggunakan sebuah prototype untuk menentukan berbagai kebutuhan dari sistem basisdata yang diusulkan. Apabila semua kebutuhan telah selesai ditentukan maka prototype tersebut tidak akan digunakan lagi. b) Evolutionary prototyping Strategi ini digunakan untuk tujuan yang sama, perbedaan yang penting adalah bahwa prototype tidak dibuang tetapi dengan pengembangan lebih jauh menjadi sistem basisdata yang bekerja Implementasi (Implementation) Implementasi merupakan realisasi fisik dari perancangan basisdata dan perancangan aplikasi (Begg, Connolly, 2005, p304). Pada penyelesaian tahap perancangan (dimana mungkin atau tidak mengandung prototyping), sekarang dalam posisi mengimplementasikan basisdata dan program aplikasi.

23 31 Implementasi basisdata dapat dicapai menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau dari graphical user interface (GUI), yang menciptakan fungsionalitas yang sama ketika menyembunyikan pernyataan DDL tingkat rendah. Pernyataan DDL tersebut digunakan untuk menciptakan struktur basisdata dan file basisdata yang kosong. Program-program aplikasi dapat diimplementasikan menggunakan bahasa generasi ketiga atau keempat (3GL atau 4GL). Transaksi basis data diimplementasikan dengan menggunakan Data Manipulation Language (DML) dan merupakan bagian dari program aplikasi. Kendali integritas dan keamanan sebagian diimplementasikan menggunakan DDL, namun terdapat beberapa yang membutuhkan perangkat diluar DDL Pengubahan data dan pengambilan Merupakan proses transfer data yang ada kedalam basis data baru dan mengubah aplikasi yang ada untuk berjalan pada basis data yang baru (Begg, Connolly, 2005, p305). Langkah ini dibutuhkan hanya ketika sebuah sistem basis data baru mengganti sistem yang lama. Saat ini, merupakan suatu hal yang umum untuk DBMS yang memiliki suatu peralatan yang dapat memuat file yang ada kedalam basis data yang baru. Peralatan biasanya membutuhkan spesifikasi dari sumber file dan basis data tujuan, dan kemudian secara otomatis mengubah data kedalam bentuk format yang dibutuhkan oleh basis data yang baru Pengujian (Testing) Merupakan proses pelaksanaan program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan. Sebelum dihidupkan, sistem basis data yang baru

24 32 dikembangkan harus seluruhnya diuji. Proses uji coba ini dilakukan dengan keadaan yang mendekati kenyataan bersangkutan dengan data-data yang nyata Pemeliharaan Operasional (Operational Maintenance) Merupakan proses pengawasan dan perawatan sistem basisdata berikut instalasi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut : - Memantau kinerja sistem - Merawat dan melakukan upgrade terhadap aplikasi basisdata (ketika dibutuhkan) Tahap-Tahap Perancangan Basis Data Metode perancangan database dibagi menjadi tiga bagian utama (Begg, Connolly, 2005, p293), yaitu : Perancangan Basis Data Konseptual Merupakan suatu proses membangun sebuah model dari data yang digunakan didalam suatu perusahaan, yang tidak tergantung dari seluruh pertimbangan fisik. Perancangan Basis Data Logikal Merupakan suatu proses membangun sebuah model dari data yang digunakan pada suatu perusahaan berdasarkan pada data model yang spesifik, tetapi tidak tergantung pada Database Management System (DBMS) tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Perancangan Basis data fisikal Merupakan suatu proses untuk menghasilkan sebuah gambaran dari implementasi basisdata pada tempat penyimpanan kedua, menjelaskan

25 33 dasar dari relasi, organisasi file dan indeks yang digunakan untuk mendapatkan efisiensi akses data dan menghubungkan beberapa batasan integritas dan tindakan keamanan Perancangan Basis Data Konseptual Langkah-langkah dalam metodologi percancangan basis data konseptual adalah sebagai berikut (Begg, Connolly, 2005, p442): Langkah 1 Membangun Local Conceptual Data Model - Langkah 1.1 Mengidentifikasi tipe entitas Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi tipe entitas yang terutama dibutuhkan oleh pengguna. Satu metode untuk mengidentifikasi entitas adalah tentukan kebutuhan pengguna terlebih dahulu. Dan pada langkah ini dilakukan identifikasi kata benda atau frase kata benda pada spesifikasi kebutuhan pengguna, objek besar seperti orang, tempat, benda, atau konsep dapat digunakan untuk mencari tipe entitas. Cara lain adalah dengan mencari objek yang bebas. (Begg, Connolly, 2005, p443) - Langkah 1.2 Identifikasi tipe relasi Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi relasi penting yang tersedia diantara tipe-tipe entitas (Begg, Connolly, 2005, p445) - Langkah 1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan entitas atau tipe relasi Tujuannya adalah untuk menghubungkan atribut dengan entitas atau tipe relasi yang tepat. Atribut yang dimiliki oleh setiap

26 34 entitas dan relasi wajib memenuhi karakteristik atribut yaitu simple/composite attribute, single/multi-valued attribute, dan derived attribute. (Begg, Connolly, 2005, p447) - Langkah 1.4 menentukan domain atribut Bertujuan untuk menentukan domain atribut didalam local conceptual data model. Sebuah domain adalah kumpulan nilai dimana satu atau lebih atribut memperoleh nilai true atau benar. Setiap atribut di dalam relasi ditetapkan dalam domain. (Begg, Connolly, 2005, p450) - Langkah 1.5 Menentukan atribut Candidate Key dan Primary Key Digunakan untuk identifikasi candidate key setiap tipe entitas, dan jika ada lebih dari satu candidate key, maka akan terpilih satu untuk menjadi primary key dan yang lain akan menjadi alternate key (Begg, Connolly, 2005, p451). Untuk memilih primary key diantara candidate key, pergunakan aturan berikut untuk membantu pemilihan primary key : Candidate key dengan minimal kumpulan dari atribut Candidate key dengan nilai yang paling sedikit berubah. Candidate key dengan jumlah karakter yang paling sedikit (untuk yang memiliki textual attributes) Candidate key dengan nilai maximum yang paling kecil (untuk yang dengan numerical attributes) Candidate key yang paling mudah digunakan dari sudut pandang pengguna.

27 35 - Langkah 1.6 Pertimbangkan penggunaan dari enhanced modeling concepts (langkah pilihan) Tujuannya adalah untuk mempertimbangkan penggunaan dari peningkatan model konsep, seperti specialization / generalization, generalization, aggregation, dan composition. Specialization adalah proses memaksimalkan perbedaan antara anggota sebuah entitas dengan mengidentifikasi karakteristik yang membedakan entitas tersebut. Generalization adalah proses meminimalkan perbedaan antar entitas dengan mengidentifikasi sifat umum entitas. Aggregation menunjukkan memiliki atau bagian dari relationship diantara tipe entitas, dimana yang satu menunjukkan keseluruhan dan bagian (Begg, Connolly, 2005, p453). - Langkah 1.7 Model pemeriksaan untuk redudancy Digunakan untuk memeriksa conceptual model agar terhindar dari redudansi dalam model (Begg, Connolly, 2005, p453). Dua kegiatan yang dilakukan pada hal ini adalah : Memeriksa kembali One-to-one (1:1) Relationship. Dalam mengidentifikasi entitas, mungkin dapat menemukan dua entitas atau lebih yang menggambarkan objek yang sama dalam suatu organisasi. Menghilangkan Relasi redundant Sebuah relasi dikatakan redundant apabila informasi yang sama dapat diperoleh pada relasi lainnya.

28 36 - Langkah 1.8 melakukan validasi conceptual model dengan transaksi yang dilakukan pengguna Untuk memastikan bahwa local conceptual model mendukung transaksi yang dibutuhkan (Begg, Connolly, 2005, p456). Dua pendekatan yang memungkinkan untuk memastikan local conceptual data model mendukung kebutuhan transaksi : Menggambarkan transaksi Memeriksa semua informasi (entities, relationship, dan attributes) yang dibutuhkan oleh setiap transaksi dan dihasilkan oleh model, dengan dokumentasi sebuah penjelasan dari setiap kebutuhan transaksi. Menggunakan transaction pathways Melakukan validasi data terhadap kebutuhan transaksi dengan penggambaran diagram yang mewakili pathway yang diambil oleh setiap transaksi secara langsung pada diagram ER. - Langkah 1.9 Melihat kembali conceptual data model bersama pengguna Untuk memastikan bahwa data model adalah merupakan representasi yang benar dari kebutuhan dari suatu organisasi (Begg, Connolly, 2005, p458).

29 Perancangan Basis Data Logikal 37 Perancangan basis data logika adalah suatu proses pembangunan sebuah model dari data yang digunakan di dalam suatu perusahaan berdasarkan sebuah model data yang spesifik, tetapi tidak bergantung pada suatu DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal lainnya. (Begg, Connolly, 2005, p439). Langkah-langkah perancangan basis data logikal adalah sebagai berikut (Begg, Connolly, 2005, p462): Langkah 2. Membangun dan melakukan validasi logical data model Tujuannya adalah untuk menerjemahkan conceptual data model kedalam logical data model dan kemudian memvalidasi model tersebut agar benar secara struktural dan mampu mendukung transaksi-transaksi yang dibutuhkan (Begg, Connolly, 2005, p462). Aktivitas yang ada pada langkah tersebut adalah : - Langkah 2.1 Menentukan Relasi-Relasi untuk logical data model Tujuannya adalah menciptakan relasi untuk logical data model untuk merepresentasikan entitas-entitas, relasi-relasi, dan atribut-atribut yang telah diidentifikasikan (Begg, Connolly, 2005, p463). Relationship yang mungkin terjadi pada model data konseptual: Strong Entity Type Strong Entity Type adalah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung (independent) pada beberapa tipe entitas lainnya. Karakteristik dari Strong entity type adalah setiap

30 38 tipe entiti yang terjadi dapat diidentifikasi secara unik menggunakan atribut primary key dari tipe entitas. Strong entity type sering disebut dengan parent atau owner atau dominant entities (Begg, Connolly, 2005, p354). Weak Entity type Weak entity type adalah tipe entitas yang keberadaannya bergantung (dependent) pada beberapa tipe entitas lainnya. Weak entity type juga disebut dengan child, dependent, atau subordinate entities (Begg, Connolly, 2005, p355). One-to-many (1:*) binary relationship types Untuk setiap 1:* binary relationship, entitas pada satu sisi dari relasi dianggap sebagai entitas parent dan entitas pada banyak sisi dianggap sebagai entitas child. Untuk merepresentasikan relasi ini, tampilkan salinan atribut primary key dari entitas parent ke dalam relasi yang merepresentasikan entitas child, untuk berlaku sebagai foreign key (Begg, Connolly, 2005, p465). One-to-one (1:1) binary relationship types Membuat relasi-relasi yang memperlihatkan sebuah relasi 1:1 sedikit lebih kompleks karena cardinality tidak dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi entitas-entitas parent dan child dalam relasi (Begg, Connolly, 2005, p465). Kita mempertimbangkan bagaimana menciptakan relasi-

31 39 relasi untuk merepresentasikan participation constraint berikut: - Mandatory Participation pada 2 sisi dari 1:1 relationship Pada kasus ini, harus digabungkan entitas yang terlibat kedalam satu relasi dan memilih salah satu dari primary key dari entitas-entitas aslinya untuk menjadi primary key pada relasi yang baru, sedangkan yang lainnya dijadikan alternate key. (Begg, Connolly, 2005, p466) - Mandatory Participation pada 1 sisi dari relasi 1:1 Pada kasus ini dapat diidentifikasi entitas-entitas parent dan child untuk relasi 1:1 dengan menggunakan participation constraint. Entitas yang mempunyai pilihan participation dalam relationship dianggap sebagai entitas parent, dan entitas yang mempunyai mandatory participation dalam relationship dianggap sebagai child. (Begg, Connolly, 2005, p466) - Optional Participation pada 2 sisi dari 1:1 relationship Primary key dapat dipilih berdasatkan atas kasus yang ada (Begg, Connolly, 2005, p467) One-to-one (1:1) recursive relationship types Untuk sebuah 1:1 recursive relationship, ikuti aturan yang dijelaskan diatas untuk sebuah 1:1 relationship.

32 40 Dalam kasus tertentu relasi 1:1, entity kedua sisi dari relationship adalah sama. Untuk 1:1 recursive relationship dengan mandatory participation pada 2 sisi, representasikan recursive relationship sebagai relasi tunggal dengan salinan 2 primary key. Sedangkan salah satu salinan dari primary key merepresentasikan foreign key dan harus dubah namanya untuk menandakan relationship yang direpresentasikan. (Begg, Connolly, 2005, p467) Superclass/subclass relationship types Untuk setiap superclass / subclass relationship dalam conceptual data model, dapat diidentifikasi entitas superclass sebagai entiti parent dan entiti subclass sebagai entitas child. Pilihan yang paling sesuai tergantung dari sejumlah faktor seperti disjointnese dan participation constraint pada superclass/subclass relationship apakah subclass-subclass terlibat dalam distinct relationship dan jumlah participant dalam relasi superclass / subclass (Begg, Connolly, 2005, p467). Many-to-many (*:*) binary relationship types Untuk setiap relasi biner many-to-many (*:*), buatlah relasi yang mewakili relasi dan mencakup seluruh atribut yang menjadi bagian dari relasi. Dilakukan penyalinan

33 41 atribut primary key untuk entity yang berpartisipasi didalam relasi kedalam relasi yang baru sebagai foreign key (Begg, Connolly, 2005, p469). Complex relationship types Untuk setiap relasi kompleks, buat sebuah relasi untuk merepresentasikan relasi dan meliputi semua atribut yang merupakan bagian dari relasi tersebut. Lalu buat salinan primary key dari entitas yang berhubungan dalam relasi kompleks kedalam relasi baru, untuk berlaku sebagai foreign key. Multi-valued attributes Untuk setiap atribut yang memiliki banyak nilai yang ada pada entity, buatlah relasi untuk mewakili atribut multivalue dan mencakup primary key dari entity pada relasi yang baru sebagai foreign key (Begg, Connolly, 2005, p471). - Langkah 2.2 Melakukan validasi relasi dengan menggunakan normalisasi Tujuannya adalah untuk melakukan validasi terhadap relasirelasi dalam logical data model dengan menggunakan teknik normalisasi. (Begg, Connolly, 2005, p473). Normalisasi merupakan teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi-relasi dengan properti-properti yang diinginkan, sesuai

34 42 dengan kebutuhan data-data yang diberikan oleh suatu perusahaan (Begg, Connolly, 2005, p388). Tujuan dari normalisasi ini adalah untuk mengurangi redudansi data (pengulangan data) dan update anomaly. Update anomaly dibedakan menjadi 3, yaitu insert anomaly, update anomaly, dan modification anomaly/update anomaly. Delete anomaly adalah kejanggalan yang terjadi terhadap suatu tabel pada saat dilakukan penghapusan suatu record, penghapusan bermaksud untuk menghapus suatu data tertentu tetapi menyebabkan kehilangan informasi lain dari tabel tersebut. Insert anomaly adalah kejanggalan yang terjadi terhadap sebuah tabel pada saat dilakukan penambahan suatu record yaitu berupa pelanggaran terhadap batasan integritas. Modification/update anomaly adalah kejanggalan yang terjadi pada suatu tabel pada saat dilakukan pengubahan suatu rekaman. (Begg, Connolly, 2005, p392). Proses dari normalisasi melewati tahap seperti berikut (Begg, Connolly, 2005, p401): a. First normal form (1NF), yang bertujuan menghilangkan perulangan data b. Second normal form (2NF), yang bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan parsial pada Primary Key. c. Third Normal Form (3NF), yang bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan transitif pada primary key.

35 - Langkah 2.3 melakukan validasi relasi pada transaksi user 43 Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa relasi didalam Local logical data model mendukung transaksi yang dibutuhkan. (Begg, Connolly, 2005, p474). - Langkah 2.4 memeriksa batasan integrity Bertujuan untuk memeriksa batasan integritas yang direpresentasikan dalam logical data model (Begg, Connolly, 2005, p474). Batasan integritas dibagi menjadi 5 bagian, yaitu : a. Data yang dibutuhkan (Required Data) Beberapa atribut harus selalu mengandung nilai yang bernilai valid, dengan kata lain, tidak boleh diperbolehkan mempunyai nilai null. b. Batasan domain atribut Setiap atribut mempunyai domain, yaitu sekumpulan nilai yang pasti. c. Multiplicity Multiplicity merepresentasikan batasan yang ditempatkan pada relasi diantara data dalam basisdata. d. Integritas entitas Primary key dari sebuah entitas tidak boleh bernilai null. Batasan ini harus dipertimbangkan ketika kita mengidentifikasi primary key untuk tiap tipe entitas.

36 e. Integritas referensial 44 Integritas referensial berarti jika foreign key berisi sebuah nilai, maka nilai tersebut harus menunjuk tuple yang ada di dalam relasi parent. Umumnya, jika partisipasi dari relasi child dalam relationship adalah mandatory, maka nilainya tidak boleh null. Tetapi jika partisipasi dari relasi child dalam relasi dapat dipilih, maka boleh null. f. Batasan umum Pengubahan pada entitas mungkin dapat diatur oleh batasan-batasan yang mengatur transaksi real world yang direpresentasikan oleh perubahan tersebut. - Langkah 2.5 Melihat ulang model local logical data dengan pengguna Bertujuan untuk melihat kembali logical data model untuk memastikan bahwa pengguna mempertimbangkan model data logikal untuk menjadi representasi yang sebenarnya dari kebutuhan data perusahaan. (Begg, Connolly, 2005, p478). - Langkah 2.6 Menggabungkan Local logical data model kedalam global model. Langkah ini bertujuan untuk merepresentasikan semua user views dari database (Begg, Connolly, 2005, p479). Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut : a. Melihat kembali nama dan isi datri entitas/relasi serta candidate keys.

37 45 Bertujuan untuk mengidentifikasi munculnya dua masalah potensial sebagai berikut : o Memiliki nama yang sama, tetapi sebenarnya tidak sama (homonim) o Adalah sebenarnya sama, tetapi memiliki nama yang berbeda (sinonim) b. Melihat kembali nama dan isi dari relationship/foreign key c. Menggabungkan entitas/relasi dari model data lokal. d. Memasukkan (tanpa menggabungkan) entitas/relasi yang unik ke dalam setiap model data e. Menggabungkan relasi/foreign key dari local data model f. Memasukkan (tanpa menggabungkan) relasi / foreign key yang unik kedalam setiap model data g. Mengecek untuk entitas/relasi dan relasi / foreign key yang tertinggal. h. Mengecek foreign key i. Mengecek integrity constraint j. Menggambarkan diagram ER / relasi global k. Melakukan update dokumentasi Perancangan Basis Data Fisikal Perancangan basis data fisikal adalah proses membuat sebuah deskripsi dari implementasi basis data pada penyimpanan kedua; mendeskripsikan relasi dasar, organisasi file, dan index yang digunakan untuk mendapatkan akses

38 46 efisien pada data dan semua integrity constraint yang berhubungan dan security measures (Begg, Connolly, 2005, p439). Langkah-langkah perancangan fisik database adalah sebagai berikut : Langkah 3. Menerjemahkan logical data model untuk DBMS yang dipilih Tujuannya adalah untuk menghasilkan skema basis data relasional dari data model logikal yang dapat diimplementasikan dalam target DBMS (Begg, Connolly, 2005, p497). Terdapat 3 langkah dalam tahap ini, yaitu : - Langkah 3.1 Mendesain relasi dasar Tujuannya adalah untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang diidentifikasikan dalam model data logikal dalam DBMS yang dipilih (Begg, Connolly, 2005, p498). - Langkah 3.2 Merancang Representasi untuk Derived data Tujuannya adalah untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan semua data derived yang ada dalam model data logikal dalam DBMS yang dipilih. Atribut yang nilainya dapat dicari dengan memeriksa nilai-nilai dari atribut lainnya yang diketahui sebagai derived atau calculate attribute (Begg, Connolly, 2005,p499). - Langkah 3.3 Merancang batasan umum Tujuannya adalah untuk merancang batasan umum pada DBMS yang dipilih (Begg, Connolly, 2005,p501).

39 47 Langkah 4 Merancang organisasi file dan indeks Langkah ini mempunyai tujuan untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk menyimpan relasi dasar dan indeks-indeks yang dibutuhkan untuk tercapainya performa yang daopat diterima, dengan begitu, relasi dan tuple akan dapat disimpan pada penyimpanan kedua (Begg, Connolly, 2005, p501). - Langkah 4.1 Menganalisa transaksi Tujuan pada langkah ini adalah untuk memahami fungsi dari transaksi-transaksi yang akan berjalan pada basis data dan untuk menganalisa transaksi-transaksi penting (Begg, Connolly, 2005, p502). - Langkah 4.2 Memilih organisasi file Tujuannya adalah untuk menentukan sebuah organisasi file yang efisien untuk relasi dasar (Begg, Connolly, 2005, p506). - Langkah 4.3 Memilih index-index Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan apakah dengan menambahkan indeks-indeks akan meningkatkan kemampuan dari suatu sistem (Begg, Connolly, 2005, p508). - Langkah 4.4 Memperkirakan kebutuhan disk space Tujuannya adalah untuk memperkirakan nilai dari disk space yang dibutuhkan oleh basisdata (Begg, Connolly, 2005, p514).

40 48 Langkah 5. Merancang pandangan user. Tujuannya adalah untuk merancang pandangan pengguna yang diidentifikasikan selama pengumpulan kebutuhan dan tahapan analisis dari database system development lifecycle (Begg, Connolly, 2005, p515). Langkah 6. Merancang mekanisme keamanan Tujuannya adalah untuk merancang mekanisme keamanan untuk basis data seperti yang ditentukan oleh pengguna pada saat pengumpulan kebutuhan dari database system development lifecycle (Begg, Connolly, 2005, p516) Entity-Relationship Modeling Entity Types Entity type adalah sekumpulan objek dengan properti yang sama, yang diidentifikasikan oleh perusahaan serta keberadaannya yang mandiri (Begg, Connolly, 2005, p343). Sedangkan entity occurance adalah setiap objek yang diidentifikasikan secara unik. Gambar 2.3 Representasi Diagram dari tipe entity staff dan Branch (Begg, Connolly, 2005, p345)

41 Relationship Type 49 Relationship Type adalah sekumpulan hubungan yanng mempunyai arti diantara tipe entiti (Begg, Connolly, 2005, p346). Setiap tipe relasi memiliki nama yang menjelaskan fungsinya. Derajat dari relationship adalah jumlah dari partisi tipe entitas dalam sebuah tipe relationship tertentu Atribut Atribut adalah suatu properti dari sebuah entitas atau tipe relasi (Begg, Connolly, 2005, p350). Domain attribute adalah sekumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau banyak atribut. Atribut dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Simple dan Composite Attribute Simple attribute adalah sebuah atribut yang disusun oleh sebuah komponen tunggal dengan keberadaan yang tidak tergantung. Simple attribute tidak dapat dipecah menjadi komponen yang lebih kecil lagi (Begg, Connolly, 2005, p351). Composite attribute adalah sebuah atribut yang disusun oleh banyak komponen, setiap komponen yang ada tersebut tidak tergantung/mandiri. Atribut ini dapat dipecah menjadi atribut yang lebih kecil. 2. Single-valued dan multi-valued attribute Single-valued attribute adalah sebuah atribut yang memegang nilai tunggal dari setiap kejadian dalam sebuah tipe entitas (Begg, Connolly, 2005, p351). Multi-valued

42 50 attribute adalah sebuah atribut yang mempunyai nilai lebih dari satu untuk setiap kejadian pada sebuah tipe entiti. Contohnya pada setiap atribut entity Branch dapat mempunyai telno lebih dari satu (misalnya cabang dari BranchNo B003 mempunyai telno dan ). 3. Derived attributes Derived attribute adalah atribut yang merepresentasikan sebuah nilai yang bisa diperoleh dari suatu nilai atribut atau sekelompok atribut yang berkaitan, dan tidak harus berasal dari satu entitas(begg, Connolly, 2005, p352) Keys Candidate key adalah kumpulan atribut minimal yang secara unik mengidentifikasikan setiap kejadian dari sebuah tipe entity (Begg, Connolly, 2005, p352). Primary key adalah candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan secara unik setiap kejadian dari sebuah tipe entitas. Composite key adalah sebuah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. Alternate key adalah candidate key yang tidak dipilih menjadi primary key Normalisasi Normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan relasi dengan properti-properti yang diinginkan, memberikan kebutuhan data dari sebuah perusahaan (Begg, Connolly, 2005, p388). Tujuan normalisasi adalah untuk

43 51 mengidentifikasi sekumpulan relasi yang benar dan diperlukan oleh perusahaan. Karakteristik dari sekumpulan relasi yang benar adalah sebagai berikut : 1. Jumlah atribut yang minimal yang berguna untuk mendukung kebutuhan data dari perusahaan 2. Atribut dengan relasi logikal yang dekat (dijelaskan sebagai ketergantungan fungsional) ditemukan pada relasi yang sama 3. Redudansi minimal dengan setiap atribut direpresentasikan hanya sekali dengan pengecualian atribut penting dalam bentuk semua atau bagian foreign key yang diperlukan untuk menggabungkan relasi yang terkait. Terdapat 3 tahap dalam proses normalisasi sehingga disebut dengan tabel yang normal apabila sudah melewati ketiga tahapan ini. a. First Normal Form (1NF) First Normal Form adalah relasi dimana pertemuan antar setiap baris dan kolom terdiri satu dan hanya satu nilai. Kondisi ini dapat diperoleh dengan melakukan eliminasi terjadinya data ganda (repeating group). Pada kondisi normal pertama ini kemungkinan masih terjadinya adanya rangkap (Begg, Connolly, 2005, p403). b. Second Normal Form (2NF) Aturan pada normalisasi ini adalah sebuah relasi dalam bentuk normal pertama dan setiap atribut yang bukan primary key bergantung secara fungsional penuh kepada primary key (Begg, Connolly, 2005, p407).

44 c. Third Normal Form (3NF) 52 Third Normal Form adalah sebuah relasi yang telah berada pada bentuk normal tahap pertama dan kedua dimana semua tidak ada lagi atribut yang bukan primary key bergantung secara transitif kepada primary key (Begg, Connolly, 2005, p409). Pada tahap ini, atribut yang tidak memberikan kontribusi terhadap penjelasan karakteristik primary key, akan dipindahkan kesebuah tabel yang terpisah. Keuntungan dari tabel relasional dalam 3NF adalah menghilangkan data yang berulang-ulang dengan tujuan menghemat tempat dan mengurangi keanehan manipulasi DFD DFD adalah sebuah model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data yang lewat dari sebuah sistem dan bekerja atau proses ditampilkan dari sistem tersebut (Whitten, Bentley, Dittman, 2004, p344). Komponen-komponen DFD adalah sebagai berikut: No Nama Simbol Keterangan 1 Eksternal agents 2 Proses 3 Arus data Menjelaskan batas luar dari sebuah sistem yang berperan dalam sistem. Bentuk ini mengikuti aturan dari DeMarco/Yourdon. Proses menggambarkan kegiatan yang akan diselesaikan atau melakukan proses dari kerangka informasi. Bentuk ini mengikuti aturan dari DeMarco/Yourdon. Arus data menjelaskan aliran data, dapat berperan sebagai masukan (input) atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Basis Data Ada beberapa macam definisi tentang basis data yang disampaikan oleh beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : Menurut O Brien (2002, p.166)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Basisdata 2.1.1 Latar Belakang Munculnya Penggunaan Basisdata Saat ini basisdata merupakan suatu teknologi yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut R. Kelly Rainer (2011:10), dalam bukunya Introduction to Information Systems menyatakan bahwa Sistem Informasi adalah untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban, & Rainer (2009, p. 6), data adalah fakta mentah atau deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database Merupakan kumpulan dari teori-teori yang digunakan dalam perancangan Database. 2.1.1 Data Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah penyimpanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini disajikan teori yang relevan, lengkap dan urut sejalan dengan permasalahan. Teori umum ini dikemukakan dari sumber teori dan hasil penelitian. Teori

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data 2.1.1 Sistem Sistem adalah sekumpulan objek atau elemen yang berhubungan yang dilihat secara keseluruhan dan didesain untuk mencapai tujuan tertentu (Britton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data dan Basis Data Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p715), data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Sistem Basis Data 2.1.1 Data Menurut Everest (1986, p3), data adalah fakta yang dipresentasikan dengan nilai berupa angka, karakter string, atau symbol yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang Berkaitan dengan Basis Data 2.1.1. Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010,p65), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data Teori-teori ini diperlukan untuk mendukung penulisan laporan tugas akhir yang dibuat sebagai landasan dan acuan melakukan perancangan pada basis data. 2.1.1 Data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Hariyanto (2004, p3), data adalah rekaman mengenai fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. Menurut Whitten et al. (2004, p23), data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Data Dalam sebuah sistem informasi, data merupakan salah satu komponen yang sangat penting agar sistem informasi tersebut dapat berjalan. Di dalam sistem informasi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Connolly & Begg (2002, p14), basis data adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logikal dan sebuah deskripsi data,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori Umum ini berisikan tentang teori-teori yang digunakan secara umum dalam penyusunan skripsi ini dan nantinya yang akan menjadi landasan di dalam melakukan penelitian.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data adalah fakta - fakta yang telah diketahui dan dapat dikumpulkan serta dapat disimpan dalam media komputer. Data terdiri dari fakta-fakta

Lebih terperinci

Metodologi Perancangan basis data secara konseptual

Metodologi Perancangan basis data secara konseptual Metodologi Perancangan basis data secara konseptual Metodologi Perancangan merupakan suatu pendekatan terstruktur yang menggunakan bantuan prosedur, tehnik, tools dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Terminologi Definisi Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, McLeod (1996,p13). Dan kebanyakkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Sistem Basis Data 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data Sebelum kita masuk ke pengertian sistem basis data, kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan data. Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Basis Data 2.1.1 Pengertian Basis Data Basis data atau database menurut Connoly (2002, p14) adalah sebuah kumpulan data terbagi atas data yang berhubungan secara logis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Basisdata Menurut Turban (2003,p16), basisdata merupakan kumpulan file atau record yang terorganisir yang menyimpan data beserta hubungan diantara data-data tersebut.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7).

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Data dapat diartikan sebagai fakta mentah atau hasil pengamatan mengenai kejadian fisik atau transaksi bisnis. Secara lebih spesifik data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Database 2.1.1 Database Menurut Connolly & Berg, basis data merupakan kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Basisdata Sebelum aplikasi basisdata (DBMS) dikenal, biasanya proses penyimpanan data disimpan di dalam sebuah file. Menurut Connoly (2002, p12), bahwa setiap program mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Sistem Basis Data (Database) Database adalah komputerisasi sistem penyimpanan data yang bertujuan untuk menyimpan informasi dan menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 Pendekatan basis data a. Data Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15) adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori teori Dasar 2.1.1 Pengertian Data Menurut Kadir (2000, p7), data adalah fakta mengenai suatu objek atau orang. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Data Data diartikan sebagai representasi objek dan kejadian yang tersimpan yang memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). Data dapat juga diartikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori umum Data Data merupakan aliran fakta yang mewakili kejadian yang terjadi dalam organisasi atau dalam lingkungan fisik sebelum mereka diatur menjadi sebuah bentuk yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori tentang Basis Data Aplikasi basis data sudah umum digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai contoh, pembelian barang menggunakan kartu kredit, pemesanan tiket

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Basis Data. Teori - teori berikut ini merupakan teori - teori umum yang digunakan dalam penyusunan skripsi. 2.1.1 Data Data adalah fakta atau informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar Basis Data Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu: 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut James A.O'Brien, (2002,p8), sistem adalah sekumpulan

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM Definisi sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Data adalah sebuah sumber yang harus dikontrol dan dikelola. Data yang belum dikelola belum bisa dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Khusus 2.1.1. Database Menurut Connolly and Begg (2010, p65), database adalah suatu kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan deskripsi dari data,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASISDATA PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sistem yang masih belum terintegrasi. Namun file-based system ini memiliki. Data menjadi terpecah-pecah dan terisolasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. sistem yang masih belum terintegrasi. Namun file-based system ini memiliki. Data menjadi terpecah-pecah dan terisolasi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Basisdata Menurut Connolly (2002, p7), file-based system merupakan sekumpulan program aplikasi yang menampilkan pelayanan terhadap pengguna seperti laporan produksi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1. Data Data merupakan sebuah fakta di dalam kehidupan keseharian kita yang dapat berbentuk kalimat dan angka. Semua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p19), data adalah komponen yang paling penting dalam Database Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang end

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA

PERANCANGAN BASIS DATA BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat dimanipulasi (diolah) menggunakan perangkat lunak (program aplikasi)

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Basis Data Basis data adalah suatu kumpulan data yang terhubung secara logikal satu satu sama lain dan deskripsi dari suatu data yang dirancang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan 2.1.1 Pengertian Analisis Pengertian analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden, (2007, p6), data adalah representasi tersimpan dari objek dan kejadian yang memiliki arti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini kami akan menjelaskan teori yang akan sering digunakan sebagai penunjang dan pedoman untuk membuat rancangan basis data dan prototype pada skripsi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERSEDIAAN, PRODUKSI, DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari 13 sungai yang membelah kota Jakarta, terdapat ratusan industri yang harus selalu dilakukan pengambilan contoh secara berkala. Apabila terdapat industri yang

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Viriya Adithana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat dimengerti oleh manusia. (Inmon,2005,p493)

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat dimengerti oleh manusia. (Inmon,2005,p493) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Data adalah sebuah rekaman dari fakta, konsep, ataupun instruksi pada sebuah media penyimpanan untuk komunikasi, pengambilan, maupun pemrosesan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar atau Umum 2.1.1 Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data Pada saat ini aplikasi basisdata sudah digunakan di kehidupan sehari-hari, seperti pembelian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANGERANG

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM APLIKASI BASIS DATA MARKETING PADA PT. JASA ANGKASA SEMESTA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik.

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p352), data adalah fakta-fakta mentah, yang tidak teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik. Menurut Hoffer (2002, p4), data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi Umum 2.1.1.1 Pengertian Analisis Menurut Whitten-Bently-Ditman (2004, p38), analisis adalah suatu proses yang bertujuan untuk memberikan pengertian yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN DATABASE SISTEM PEMESANAN, PEMBELIAN, PRODUKSI DAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database Sebelum melakukan perancangan sebuah database, alangkah baiknya penulis mencari teori-teori pendukung yang dapat memastikan kebenaran penulisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Dasar Sistem Basis Data 2.1.1.1. Data Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2007:6), Data merupakan sesuatu yang menggambarkan obyek dan peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Basis Data 2.1.1 Basis Data 2.1.1.1 Definisi Basis Data Menurut Connolly-Begg (2002, p14), basis data adalah suatu kumpulan yang dapat digunakan bersama dari data yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo (2002), Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Data dan Basis Data Data adalah fakta fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis (James A. O Brien, 2003, p13), sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Teori-teori umum yang akan dibahas adalah sistem, data dan informasi, basis data, sistem basis data, sistem manajemen basis data, Structured Query Language, Entity-

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori-teori Dasar / Umum 2.1.1 Data Data berasal dari bahasa Latin yaitu datum yang berarti fakta, kejadian, kenyataan atau peristiwa. Mengacu pada tulisan Kenneth C. Laudon dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi Umum 2.1.1.1 Pengertian Analisis Menurut Whitten-Bently-Ditman (2004, p38), analisis adalah suatu proses yang bertujuan untuk memberikan pengertian yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem merupakan komponen komponen terstruktur yang menjadi satu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem merupakan komponen komponen terstruktur yang menjadi satu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem merupakan komponen komponen terstruktur yang menjadi satu kesatuan, saling terhubung satu sama lain dengan mempunyai fungsi tertentu untuk mencapai tujuan dari fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Di dalam subbab ini akan dipaparkan beberapa teori umum yang akan disertai dengan sumber yang berkaitan, yang akan digunakan penulis sebagai landasan teori dalam penulisan

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data pada PT. Siemens Indonesia Departemen Sales, Service dan Commercial

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data pada PT. Siemens Indonesia Departemen Sales, Service dan Commercial UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Infromatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005 / 2006 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data pada PT. Siemens Indonesia Departemen Sales, Service

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi 2.1.1 Pengertian Data dan Informasi Menurut Elmasri dan Navathe (1994, p2), data merupakan fakta-fakta yang telah diketahui untuk dapat disimpan dan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut O brien (2004, p38), data adalah fakta atau observasi mentah, yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Menurut McLeod and Schell (2007,

Lebih terperinci

Basisdata, sistem basisdata, perancangan sistem basisdata.

Basisdata, sistem basisdata, perancangan sistem basisdata. UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PENJUALAN PADA PD. CAHAYA

Lebih terperinci

Database Systems: Ch. 3: The Relational Model. History of The Relational Model. Learning Objectives

Database Systems: Ch. 3: The Relational Model. History of The Relational Model. Learning Objectives 1 Database Systems: Thomas Connolly, Carolyn Begg, Database System, A Practical Approach to Design Implementation and Management, 4 th Edition, Addison Wesley History of The Relational Model Terminology

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database 2.1.1 Sistem Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teori umum 2.1.1 Pengertian data Data adalah deskripsi dasar atas hal-hal, kejadian, kegiatan, dan transaksi yang dicatat, dikelompokkan, dan disimpan yang masih dalam bentuk

Lebih terperinci

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri -DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : 33109332 Dosen : Leli Safitri PROGRAM DIPLOMA MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PO. DELIRA

Lebih terperinci

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c.

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c. 01. Kumpulan data dari sebuah perusahaan yang terorganisir dan tersimpan secara terintegrasi adalah a. File Base d. DSS b. Field Base e. Expert System c. Data Base 02. Berfungsi sebagai perantara antara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum 2.1.1 Data Data adalah fakta yang didapat, di mana kenyataan tambahan dapat ditarik menjadi simpulan (Date, 2004, p15). Data merupakan fakta yang dapat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISA & PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM OPERASIONAL BERBASIS WEB PADA PT. PELAYARAN MITRABAHARI

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO Rudy Djailani (0700696386) Erwinsyah Pulungan (0700696764) Yoghi Putrama Syarief (0700724622) Kelas/Kelompok: 07PKT

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab tinjauan pustaka ini akan diuraikan secara ringkas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan basis data dan topik pendukung analisis dan perancangan aplikasi basis data sistem

Lebih terperinci

Perancangan Database

Perancangan Database Perancangan Database Database System Development Live cycle ( SDLC) Database System Development Live cycle (SDLC) merupakan komponen yang penting dalam sistem database karena aplikasi dari database life

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat. kepada masyarakat adalah kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat. kepada masyarakat adalah kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat Menurut Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (2011:4), pengabdian kepada masyarakat atau kegaitan pengabdian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini, akan diuraikan beberapa teori yang menjadi landasan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini, akan diuraikan beberapa teori yang menjadi landasan untuk 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendekatan Basis Data Pada bab ini, akan diuraikan beberapa teori yang menjadi landasan untuk membahas dan menganalisa masalah yang berkaitan dengan pendekatan basis data dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Data dan Sistem Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah fakta, atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum akan menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan database, seperti : data, database, entity, database management system (DBMS), normalisasi, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Loshin (2012, p8), data adalah kumpulan dari elemenelemen nilai baku atau fakta yang digunakan untuk perhitungan, pemikiran atau pengukuran.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p54) Sistem Basis Data adalah kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan database

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan berdasarkan pada penelitian terdahulu, berikut pemaparan beberapa kajian penelitian : (C Wibowo, A. Angelia, A.Natalia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tentang data, basis data (database), sistem basis data (database system), sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI. tentang data, basis data (database), sistem basis data (database system), sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil tema tentang analisa dan perancangan basis data (database). Maka dari itu, diperlukan beberapa teori umum yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Semua data terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimum.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Semua data terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimum. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 Pengertian Basisdata Menurut Connolly (2005, p14), Basis data adalah sekumpulan data yang terhubung secara logikal, dan deskripsi dari data tersebut,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Basis Data A database is a collection of data stored in a standarized format, designed to be shared by multiple users. (Post, 2005, p2), yang dapat diartikan, Basis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Basis Data Dalam sebuah teknologi informasi, basis data (database) merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam sebuah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG PADA PT DAVINCI KERAMINDO

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab tinjauan pustaka akan dibahas secara ringkas mengenai teori yang berkaitan dengan basis data, teori yang terkait tema penelitian, serta hasil penelitian atau produk sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jasa Menurut Kotler (1997:83), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol Ragam Indonesia

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol Ragam Indonesia UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendekatan Basisdata Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa pendekatan basisdata, diantaranya yaitu : 2.1.1. Pengertian Data Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon (2008)

Lebih terperinci