BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Teori-teori umum yang akan dibahas adalah sistem, data dan informasi, basis data, sistem basis data, sistem manajemen basis data, Structured Query Language, Entity- Relationship Modeling, normalisasi, metodologi perancangan basis data, siklus hidup basis data, Data Flow Diagram, bagan alir, internet, World Wide Web, terminologi internet dan web, aturan perancangan antarmuka pengguna, PHP, MySQL, Apache web server, dan YSlow Sistem Menurut Williams dan Sawyer (2007: 510), sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen yang berhubungan dan berinteraksi untuk melakukan suatu tugas guna mencapai suatu tujuan. Menurut Pressman (2005: 155), sistem merupakan serangkaian atau tatanan elemen-elemen yang diatur untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui sebuah pemrosesan informasi. Jadi, sistem adalah kumpulan beberapa komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi, serta menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui suatu proses transformasi yang terorganisasi guna mencapai tujuan bersama. 8

2 Data dan Informasi Menurut Whitten et. al. (2004: 23), data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal penting dalam organisasi. Sebuah data yang berupa fakta mentah tidak akan beguna, kecuali bila digabungkan dengan data lain. Menurut Hoffer (2009: 46), data adalah sebuah fakta yang menjelaskan orang, objek, ataupun kejadian. Contohnya adalah sebuah daftar dosen yang berisi kode dosen, nama, dan alamat dapat dikualifikasikan sebagai data. Menurut Whitten et. al. (2004: 23), informasi adalah data yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang berarti. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan memiliki arti ke penerima. Menurut McLeod dan Schell (2004: 10), informasi adalah data yang telah diproses dan memiliki makna, biasanya menceritakan sesuatu hal kepada pengguna yang belum diketahui sebelumnya Basis Data Teori basis data yang akan dibahas adalah definisi basis data, arsitektur basis data, dan manfaat basis data. Pada bagian definisi basis data akan dijelaskan beberapa pengertian basis data yang dikemukakan oleh para ahli, sedangkan pada bagian arsitektur basis data akan dijelaskan mengenai tingkatan-tingkatan yang ada pada arsitektur basis data, dan pada bagian manfaat basis data akan dijelaskan beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya basis data. a. Definisi Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005: 15), basis data (database) adalah kumpulan data yang berelasi secara logika dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi

3 10 yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi. Di dalam basis data, semua data yang ada diintegrasikan untuk menghindari terjadinya duplikasi data. Basis data dapat digunakan oleh banyak departemen dan pemakai. Basis data tidak hanya menyimpan data operasional, tetapi juga menyimpan deskripsi mengenai data tersebut. Deskripsi mengenai data dikenal dengan sebutan kamus data atau metadata. Menurut Hoffer (2009: 46), basis data adalah kumpulan data yang terorganisasi dan secara logika berkaitan. Terorganisasi maksudnya adalah data distrukturkan sehingga mudah untuk disimpan, dimanipulasi, dan diperoleh oleh pengguna. Menurut Elmasri dan Navathe (2004: 4), basis data adalah kumpulan file yang saling berhubungan. Basis data memiliki beberapa sumber dimana data tersebut diturunkan, beberapa berasal dari interaksi dengan dunia nyata. Menurut Whitten et. al. (2004: 23), basis data adalah kumpulan file yang saling terkait. Sedangkan file adalah kumpulan record yang serupa. Jadi, basis data adalah kumpulan data atau koleksi file yang berfungsi untuk menyimpan data yang saling berhubungan dan terstruktur sehingga mudah untuk disimpan, diperoleh kembali, dimanipulasi, dan dapat memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. b. Arsitektur Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005: 34), ada tiga tingkatan arsitekur basis data (Three Level ANSI-SPARC Architecture), yaitu: 1) Tingkat Eksternal (External Level) Tingkat eksternal menggambarkan apa yang dilihat oleh pengguna terhadap basis data. Level ini mendeskripsikan bagian basis data yang berhubungan dengan tiap pengguna.

4 11 Setiap kumpulan pengguna mempunyai pandangan masing-masing, tergantung kebutuhan informasi dari kumpulan pengguna tersebut. 2) Tingkat Konseptual (Conceptual Level) Tingkat konseptual menggambarkan data apa saja yang disimpan dalam basis data dan hubungan antar data tersebut. 3) Tingkat Internal (Internal Level) Tingkat internal merupakan representasi fisik dari basis data yang ada di dalam komputer. Level ini menggambarkan bagaimana data disimpan dalam suatu basis data. Tujuan utama dari tiga level ini adalah untuk mendapatkan dan memelihara kemandirian data agar perubahan yang terjadi pada tingkat yang lebih rendah tidak mempengaruhi tingkat yang lebih tinggi sehingga aplikasi yang sudah ada tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada basis data. Dalam hal ini penulis menggunakan ketiga level arsitektur basis data sebagai dasar dalam membangun suatu aplikasi basis data dengan tujuan agar setiap pandangan pengguna dalam basis data dapat direpresentasikan secara nyata, seperti dalam halnya setiap pengguna mampu mengakses data yang sama tetapi memiliki pandangan yang berbeda satu sama lainnya. c. Manfaat Basis Data Manfaat basis data akan terlihat lebih nyata dalam multi-user environment, dimana basis data yang digunakan akan lebih besar dan kompleks dibandingkan basis data yang digunakan pada single-user environment.

5 12 Menurut Date (2004: 17), keuntungan dari penggunaan basis data yaitu: 1) Compactness Keberadaan basis data mengurangi penggunaan kertas yang cukup besar karena semua data yang ada akan dicatat dan disimpan pada basis data tersebut. 2) Speed Pemanfaatan basis data memungkinkan pengguna untuk dapat menyimpan data, melakukan manipulasi data, dan menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah dibandingkan jika pengguna menyimpan data secara manual. Hal ini akan menghemat waktu yang diperlukan dalam melakukan pencarian data. 3) Less drudgery Keberadaan basis data membuat penulisan tangan menjadi semakin berkurang. Basis data mampu menggantikan tugas-tugas yang biasa dilakukan oleh manusia sehingga efisiensi dan efektivitas pekerjaan pun semakin meningkat. 4) Currency Basis data mampu menyediakan informasi yang akurat dan up to date sehingga semua kebutuhan informasi dapat terpenuhi dengan cepat pada saat dibutuhkan. 5) Protection Meningkatkan keamanan dan perlindungan data, terutama terhadap kehilangan data dan akses yang tidak diinginkan Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005: 4), sistem basis data merupakan kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data. Menurut Elmasri dan Navathe (2004: 5), sistem basis data merupakan gabungan basis data dengan sistem pengaturan basis data.

6 13 Menurut Date (2004: 6), sistem basis data meliputi empat komponen yang antara lain terdiri dari data, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan pengguna (user). Jadi, sistem basis data merupakan kombinasi dari beberapa program aplikasi yang saling berhubungan dengan basis data yang berjalan sehingga keseluruhan sistem tersebut memungkinkan pengguna untuk menelusuri kembali dan mengubah informasi sesuai kebutuhan Sistem Manajemen Basis Data Teori sistem manajemen basis data atau DBMS (Database Management System) yang akan dibahas adalah definisi yang dikemukakan oleh para ahli, komponen, fungsi, serta keuntungan dan kerugian penggunaan sistem manajemen basis data. a. Definisi Sistem Manajemen Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005: 16), sistem manajemen basis data merupakan suatu sistem piranti lunak yang memungkinkan pengguna untuk dapat mendefinisikan, menciptakan, mengatur, dan mengontrol akses ke dalam basis data. Menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2003: 8), sistem manajemen basis data adalah perangkat lunak yang dirancang untuk membantu dalam memelihara dan menggunakan koleksi data dalam jumlah yang besar. Jadi, sistem manajemen basis data adalah perangkat lunak yang dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mendefinisikan, menciptakan, memanipulasi, memelihara, dan mengontrol akses ke dalam basis data.

7 14 b. Komponen Sistem Manajemen Basis Data Sistem manajemen basis data terdiri dari lima komponen utama, yaitu perangkat keras, perangkat lunak, data, prosedur, dan manusia. Gambar 2.1 menggambarkan lima komponen utama sistem manajemen basis data. Gambar 2.1 Komponen Utama Sistem Manajemen Basis Data 1) Hardware (Perangkat Keras) Suatu DBMS menggunakan perangkat keras untuk menjalankan aplikasinya. Perangkat keras yang digunakan dapat berupa PC (Personal Computer), mainframe, atau jaringan komputer. 2) Software (Perangkat Lunak) Komponen perangkat lunak meliputi perangkat lunak DBMS itu sendiri, program aplikasi beserta sistem operasi, termasuk perangkat lunak jaringan apabila DBMS digunakan dalam sebuah jaringan. 3) Data Data merupakan komponen yang paling penting dalam lingkungan DBMS, karena data bertindak sebagai penghubung antara komponen mesin dan komponen manusia. 4) Prosedur Prosedur merupakan instruksi dan aturan yang digunakan dalam perancangan dan pemakaian suatu basis data.

8 15 5) Manusia Komponen terakhir adalah manusia yang terlibat langsung dengan sistem tersebut. Manusia tersebut dapat berperan sebagai programmer aplikasi, pengguna akhir, DA (Data Administrator), ataupun DBA (Database Administrator). c. Fungsi Sistem Manajemen Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005: 48), beberapa fungsi dari sistem manajemen basis data adalah sebagai berikut: 1) Data storage, retrieval, and update Sebuah DBMS harus menyediakan kemampuan bagi pengguna untuk menyimpan, menelusuri kembali, dan mengubah data yang ada dalam basis data. 2) A user-accessible catalog Sebuah DBMS harus menyediakan katalog yang dapat diakses oleh pengguna dan mendeskripsikan lokasi penyimpanan data dalam basis data. 3) Transaction support DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin semua kegiatan perubahan pada data yang berhubungan dengan transaksi dapat dikelola dengan baik. 4) Concurrency control services DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk menjamin bahwa basis data terubah dengan benar ketika beberapa pengguna mengubah data tersebut pada waktu yang bersamaan. 5) Recovery service DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memperbaiki basis data yang rusak karena suatu kejadian.

9 16 6) Authorization service DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk menjamin bahwa hanya pengguna yang diberi otoritas yang dapat mengakses basis data. 7) Support for data communication DBMS harus mampu mendukung komunikasi data. 8) Integrity service DBMS harus menyediakan sebuah cara untuk menjamin bahwa data dalam basis data telah mengikuti aturan-aturan integritas yang ada. 9) Service to promote data independence DBMS harus mencakup fasilitas-fasilitas yang mendukung program-program independensi dari struktur basis data aktual. 10) Utility service DBMS seharusnya menyediakan sekumpulan layanan utilitas agar basis data dapat diatur atau dikelola secara efektif. Layanan utilitas ini biasanya meliputi: a) Fasilitas mengimpor basis data; b) Fasilitas memonitor penggunaan basis data dan operasi basis data; c) Program analisis statistikal untuk analisis performa dan statistik pemakaian; d) Fasilitas pengaturan kembali index. d. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Sistem Manajemen Basis Data Keuntungan dari penggunaan sistem manajemen basis data menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2003: 9) antara lain: 1) Kemandirian data Program aplikasi idealnya memberikan rincian representasi data dan penyimpanannya, sedangkan DBMS menyembunyikan rincian representasi data dan penyimpanannya.

10 17 2) Akses data yang efisien DBMS menggunakan berbagai teknik penyimpanan dan pengambilan data sehingga akses data dapat dilakukan secara efisien. 3) Integritas dan keamanan data Jika data selalu diakses melalui DBMS, maka DBMS dapat menjalankan batasan integritas data. Sebagai contoh, sebelum memasukkan data gaji untuk pegawai, DBMS dapat melakukan pemeriksaan apakah anggaran departemen mencukupi atau tidak. Selain itu, DBMS juga dapat menjalankan akses kontrol bagi pengguna yang berwenang untuk mengakses basis data. 4) Administrasi data Ketika beberapa pengguna saling berbagi data dengan memusatkan pada administrasi data, tenaga profesional dapat menawarkan peningkatan kinerja yang signifikan. Tenaga profesional yang memahami sifat dasar pengelolaan data dan penggunaan data oleh beberapa kelompok pengguna yang berbeda dapat mengatur representasi data sehingga meminimalkan redundansi dan melakukan tuning penyimpanan data yang lebih baik. 5) Concurrent access dan crash recovery DBMS melakukan penjadwalan akses data secara bersamaan sehingga pengguna berpikir bahwa data diakses hanya oleh satu pengguna pada waktu tertentu. Selanjutnya, DBMS akan melakukan proteksi bagi pengguna apabila terjadi kegagalan sistem. 6) Mengurangi waktu pengembangan aplikasi DBMS mendukung fungsi penting pada berbagai aplikasi yang mengakses data pada DBMS. Hal ini berkaitan dengan antarmuka tingkat tinggi terhadap data dan memberikan fasilitas pengembangan aplikasi secara cepat.

11 18 Sedangkan kerugian dari penggunaan sistem manajemen basis data menurut Connolly dan Begg (2005: 29) antara lain: 1) Kompleksitas Banyaknya fungsi yang harus dimiliki oleh sebuah DBMS yang handal membuat DBMS menjadi sebuah perangkat lunak yang sangat kompleks. 2) Ukuran memori yang diperlukan lebih besar Fungsi yang kompleks dan luas membuat DBMS menjadi perangkat lunak yang sangat besar, memerlukan banyak ruang hardisk, dan jumlah memori yang besar untuk berjalan. 3) Biaya dari DBMS Biaya DBMS bervariasi, tergantung pada lingkungan dan fungsi yang disediakan. Selain itu, terdapat pula biaya pemeliharaan tahunan untuk DBMS. 4) Biaya tambahan untuk perangkat keras Kebutuhan tempat penyimpanan bagi DBMS dan basis data terkadang memerlukan tempat penyimpanan tambahan. Untuk mencapai performa yang maksimal, mungkin diperlukan untuk membeli mesin yang lebih besar lagi. Hal ini tentu memerlukan tambahan biaya yang tidak sedikit, tergantung pada spesifikasi perangkat keras yang diperlukan. 5) Biaya konversi Dalam beberapa situasi, biaya DBMS dan perangkat keras tambahan mungkin tidak signifikan dibandingkan dengan biaya mengonversi aplikasi yang ada untuk berjalan di DBMS baru. Biaya ini juga mencakup biaya pelatihan pegawai untuk menggunakan sistem baru dan mungkin biaya kerja staf spesialis untuk membantu proses konversi dan menjalankan sistem baru.

12 19 6) Kinerja menurun akibat penggunaan DBMS Pada dasarnya, sistem berbasis file digunakan untuk aplikasi yang spesifik sehingga performa sistem sangat baik. Sedangkan DBMS digunakan untuk melayani banyak aplikasi sehingga beberapa aplikasi mungkin menjadi tidak secepat sebelumnya. 7) Kemungkinan gagal yang tinggi Sentralisasi sumber daya meningkatkan kerentanan sistem, karena semua pengguna dan aplikasi bergantung pada ketersediaan DBMS. Kegagalan komponen tertentu dapat menyebabkan terhentinya operasi Structured Query Language Menurut Connolly dan Begg (2005: 113), SQL (Structured Query Language) adalah transform oriented language, atau bahasa yang dirancang dengan penggunaan relasi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang dibutuhkan. Ada dua komponen utama dalam SQL, yaitu Data Definition Language dan Data Manipulation Language. a. Data Definition Language DDL (Data Definition Language) adalah bahasa yang mengizinkan pengguna untuk menciptakan dan menghapus objek basis data, misalnya schema, table, view, index, dan domain. Berikut ini adalah perintah utama yang ada di dalam SQL untuk Data Definition Language: 1) CREATE CREATE digunakan untuk membuat objek dalam basis data. Pada umumnya, yang memiliki wewenang untuk menggunakan perintah ini adalah DBA (Database

13 20 Administrator). Ia memiliki wewenang untuk CREATE schema, CREATE domain, CREATE table, dan CREATE view. 2) ALTER ALTER digunakan untuk mengubah objek dalam basis data. Perubahan-perubahan yang dapat dilakukan oleh perintah ini meliputi penambahan dan penghapusan kolom dalam tabel, membuat dan menghapus batasan pada tabel, serta menetapkan dan menghapus standar dari suatu kolom. 3) DROP DROP digunakan untuk menghapus objek dalam basis data. Perintah DROP dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu RESTRICT dan CASCADE. Apabila pengguna menggunakan tipe RESTRICT, maka perintah DROP akan ditolak jika terdapat objek lain yang bergantung pada objek tersebut. Sedangkan untuk tipe CASCADE, operasi DROP dilakukan sesuai dengan perintah yang diinginkan. b. Data Manipulation Language DML (Data Manipulation Language) adalah bahasa yang mengizinkan pengguna untuk memasukkan, memperbarui, menghapus, dan mengambil data dari basis data. Berikut ini adalah perintah utama yang ada di dalam SQL untuk Data Manipulation Language: 1) SELECT Perintah SELECT digunakan untuk mengambil dan menampilkan data yang berasal dari satu atau lebih tabel pada basis data. Dalam penggunaannya, perintah SELECT harus diikuti dengan klausa FROM.

14 21 2) INSERT Perintah INSERT digunakan untuk memasukkan data baru ke dalam basis data. Sebelum perintah INSERT digunakan, pengguna perlu membuat tabel terlebih dahulu dengan menggunakan perintah CREATE pada DDL. 3) UPDATE Perintah UPDATE digunakan untuk memperbarui data dalam basis data. Dalam penggunaannya, perintah UPDATE harus diikuti dengan klausa SET untuk menspesifikasikan nama kolom yang ingin diperbaharui. 4) DELETE Perintah DELETE digunakan untuk menghapus data dalam basis data. Dalam penggunaannya, perintah DELETE harus diikuti dengan klausa FROM untuk menentukan nama tabel yang datanya akan dihapus Entity-Relationship Modeling Menurut Connolly dan Begg (2005: 342), ER Modeling (Entity-Relationship Modeling) adalah salah satu model yang dapat digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang tepat terhadap data dan bagaimana penggunaannya di dalam suatu perusahaan. Entity-Relationship Modeling menggunakan pendekatan top-down, dimulai dengan mengidentifikasikan data yang penting. Data yang penting itu disebut entitas, dimana hubungan di antaranya harus direpresentasikan dalam model dan kemudian ditambahkan beberapa atribut dan batasan. Kebalikan dari pendekatan top-down, pendekatan bottom-up dimulai dengan mengidentifikasikan data item (atribut dan relasi), kemudian mengidentifikasikan

15 22 entitasnya. Oleh karena itu, pendekatan bottom-up tidak efektif digunakan untuk pembuatan ER Modeling skala besar. Ada lima komponen dalam ER Modeling, yaitu tipe entitas, tipe relasi, atribut, keys, dan structural constraints. a. Tipe Entitas Tipe entitas adalah sekumpulan objek dengan properti yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan, dan memiliki keberadaan yang independen. Keberadaan tipe entitas dapat berupa keberadaan fisik (physical existence) atau abstrak (conceptual existence). Tipe entitas dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu: 1) Strong entity, yaitu tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada entitas lainnya. Strong entity disebut juga sebagai parent, owner, ataupun dominant. 2) Weak entity, yaitu tipe entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lainnya. Weak entity disebut juga sebagai child, dependent, ataupun subordinate. b. Tipe Relasi Tipe relasi adalah sekumpulan asosiasi antara entitas-entitas yang ada dan mempunyai arti. Relasi mewakili atau menghubungkan antara dua atau lebih entitas (Atzeni et. al., 2003: 165). Relationship occurrence adalah sekumpulan asosiasi yang dapat diidentifikasikan secara unik, yang meliputi satu kejadian dari setiap entitas yang berpartisipasi. Derajat dari tipe relasi adalah jumlah dari entitas yang berpartisipasi dalam sebuah relasi tertentu. Entitas yang berpartisipasi dalam sebuah relasi disebut sebagai participant dalam relasi tersebut.

16 Recursive relationship adalah sebuah relasi dimana entitas yang sama dapat berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda. 23 c. Atribut Atribut merupakan sifat-sifat atau properti dari sebuah entitas atau relasi. Atribut menggambarkan sifat dasar dari entitas dan hubungannya (Atzeni et. al., 2003: 168). Domain atribut adalah kumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Ada tiga jenis atribut yang biasa digunakan dalam ER Modeling, yaitu: 1) Simple dan Composite Attributes Simple attribute adalah atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal yang keberadaannya independen. Atribut ini sering disebut juga sebagai atomic attribute. Simple attribute tidak dapat dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil. Composite attribute adalah atribut yang terdiri dari banyak komponen yang keberadaannya independen. Atribut ini dapat dibagi menjadi komponen lain yang lebih kecil, yang masing-masing memiliki keberadaan yang independen. 2) Single-Valued dan Multi-Valued Attributes Single-valued attribute adalah atribut yang memiliki nilai tunggal untuk setiap kejadian. Multi-valued attribute adalah atribut yang memiliki banyak nilai untuk setiap kejadian. 3) Derived Attributes Derived attribute adalah atribut yang nilainya dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak harus berasal dari satu entitas.

17 24 d. Keys Ada lima jenis keys yang biasa digunakan dalam ER Modeling, yaitu: 1) Candidate Key Candidate key merupakan sejumlah kecil atribut dari entitas yang dapat mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas tersebut secara unik. 2) Primary Key Primary key merupakan candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas secara unik. Pemilihan primary key pada suatu entitas didasarkan pada pertimbangan panjang atribut, jumlah minimal atribut yang dibutuhkan, serta tingkat keunikannya. 3) Alternate Key Alternate key merupakan kumpulan candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key. 4) Composite Key Composite key merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. 5) Foreign Key Foreign key merupakan sebuah atribut atau sekumpulan atribut pada suatu relasi yang sama atau sesuai dengan candidate key dari relasi lainnya. e. Structural Constraints Ada dua komponen dalam structural constraints, yaitu multiplicity serta cardinality dan participation constraints. Berikut ini adalah penjelasan dari masingmasing komponen:

18 25 1) Multiplicity Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin terjadi pada sebuah entitas yang berhubungan dengan kejadian dari entitas lainnya melalui suatu relasi. Derajat relasi yang biasa digunakan adalah binary relationship. Ada tiga tipe binary relationship yang biasanya digunakan, yaitu: a) Derajat hubungan one-to-one (1:1) Derajat hubungan 1:1 terjadi bila tiap anggota suatu entitas hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas yang lain. Begitu pula sebaliknya, anggota dari entitas yang lain hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas tersebut. b) Derajat hubungan one-to-many (1:*) Derajat hubungan 1:* terjadi bila tiap anggota suatu entitas boleh memiliki pasangan lebih dari satu anggota dari entitas lain. Dan sebaliknya, anggota dari entitas yang lain hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas tersebut. c) Derajat hubungan many-to-many (*:*) Derajat hubungan *:* terjadi apabila tiap anggota suatu entitas boleh memiliki pasangan lebih dari satu anggota dari entitas lain dan anggota dari entitas yang lain juga boleh memiliki pasangan lebih dari satu anggota dari entitas tersebut. 2) Cardinality dan Participation Constraints Menurut Connolly dan Begg (2005: 363), pada dasarnya multiplicity terdiri atas dua batasan yang berbeda, yaitu: a) Cardinality, mendeskripsikan nilai maksimum dari relasi yang mungkin terjadi untuk entitas yang ikut serta pada relasi tersebut. b) Participation, menentukan apakah semua atau hanya beberapa entitas yang ikut berpartisipasi dalam sebuah relasi. Participation constraint dibagi menjadi dua

19 26 jenis, yaitu mandatory participation dan optional participation. Mandatory participation melibatkan semua entitas pada relasi tertentu. Sedangkan optional participation melibatkan beberapa entitas pada relasi tertentu Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2005: 388), normalisasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan seperangkat relasi yang memiliki properti yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tujuan utama dari normalisasi adalah untuk mengurangi terjadinya redundansi data dan mengurangi masalah yang terjadi pada suatu relasi, yang dikenal dengan sebutan anomaly. Anomaly adalah suatu masalah yang timbul, seperti data ganda, data hilang, tempat penyimpanan memori yang boros, dan data yang tidak konsisten akibat dari proses penghapusan data, pembaruan data, pemasukan data, dan pergantian data. Berikut ini adalah beberapa tingkatan normalisasi: a. Unnormalized Form (UNF) Unnormalized Form (UNF) adalah suatu tabel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok berulang (repeating group). Kelompok berulang adalah sebuah atribut atau himpunan atribut di dalam tabel yang memiliki lebih dari satu nilai untuk keberadaan tunggal. b. First Normal Form (1NF) Suatu relasi dikatakan 1NF jika titik temu tiap baris dan kolom pada relasi tersebut mengandung satu dan hanya satu nilai. Atau dapat dikatakan sebuah relasi akan berada dalam bentuk 1NF jika kelompok perulangan telah hilang. Proses-proses yang dilakukan untuk mengubah UNF menjadi 1NF adalah sebagai berikut:

20 27 1) Pilih satu atau sekumpulan atribut sebagai key untuk unnormalized table; 2) Identifikasi kelompok perulangan yang terdapat pada unnormalized table; 3) Hilangkan kelompok perulangan yang ada, dengan cara memindahkan kelompok perulangan tersebut ke dalam relasi baru yang terpisah dan meninggalkan salinan dari primary key. c. Second Normal Form (2NF) Relasi dikatakan 2NF jika relasi tersebut telah berada pada 1NF dan setiap atribut yang bukan primary key memiliki ketergantungan penuh (fully functionally dependent) terhadap primary key. Ketergantungan penuh terjadi jika A dan B merupakan atribut dari suatu relasi, dan B dikatakan bergantung penuh terhadap A (A B), namun bukan merupakan subset dari A. Proses-proses yang dilakukan untuk mengubah 1NF menjadi 2NF adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi primary key untuk relasi 1NF; 2) Identifikasi ketergantungan fungsional dalam relasi; 3) Jika terdapat ketergantungan parsial terhadap primary key, maka hilangkan dengan menempatkannya dalam relasi yang baru dan meninggalkan salinan dari primary key. d. Third Normal Form (3NF) Suatu relasi dikatakan 3NF jika relasi tersebut berada dalam bentuk 1NF dan 2NF, serta tidak ada atribut yang bukan primary key bergantung secara transitif (transitively dependent) terhadap primary key. Ketergantungan transitif terjadi dalam kondisi dimana A, B, dan C merupakan atribut dari suatu relasi, serta A B dan B C. Maka dapat dikatakan C bergantung secara transitif terhadap A melalui B. Proses-proses yang dilakukan untuk mengubah 2NF menjadi 3NF adalah sebagai berikut:

21 28 1) Identifikasi primary key untuk relasi 2NF; 2) Identifikasi ketergantungan fungsional dalam relasi; 3) Jika terdapat ketergantungan transitif terhadap primary key, maka hilangkan dengan menempatkannya dalam relasi yang baru dan meninggalkan salinan dari primary key Metodologi Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005: 291), perancangan basis data merupakan suatu proses menciptakan rancangan basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan. Metodologi perancangan basis data terdiri dari tahapan-tahapan yang membimbing perancang dalam menggunakan teknik yang tepat pada setiap tahapan pembuatan proyek, terutama dalam merencanakan, melaksanakan, mengatur, dan mengevaluasi perkembangan perancangan basis data. Terdapat tiga tahapan utama dalam perancangan basis data, yaitu perancangan basis data konseptual (conceptual database design), perancangan basis data logikal (logical database design), dan perancangan basis data fisikal (physical database design) Perancangan Basis Data Konseptual Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun sebuah model dari data yang digunakan di perusahaan dan terlepas dari semua pertimbangan fisikal. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan basis data konseptual adalah sebagai berikut:

22 29 a. Mengidentifikasi tipe entitas Menentukan dan mendefinisikan objek-objek utama yang menjadi perhatian utama dari pengguna. Identifikasi entitas ini terdiri dari nama entitas, deskripsi dari entitas, alias, dan kejadian. Salah satu metode dalam mengidentifikasi entitas adalah dengan melihat rincian kebutuhan pengguna. b. Mengidentifikasi tipe relasi Mengidentifikasi semua relasi yang ada antara masing-masing entitas. Identifikasi relasi ini terdiri dari nama entitas, multiplicity, dan nama relasi. c. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan tipe entitas atau relasi Menghubungkan atribut dengan entitas atau relasi yang sesuai. Identifikasi atribut ini terdiri dari nama entitas, atribut, deskripsi dari atribut, tipe data, nulls, dan multi valued. d. Menentukan domain atribut Domain yang ditetapkan untuk setiap atribut meliputi kumpulan nilai yang diperbolehkan, ukuran, dan format dari setiap atribut tersebut. e. Menentukan candidate, primary, dan alternate key Mengidentifikasi satu atau lebih atribut untuk menjadi candidate key. Kemudian jika terdapat lebih dari satu candidate key, maka pilihlah salah satu menjadi primary key dan yang lainnya menjadi alternate key. f. Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concept (optional) Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concept, seperti spesialisasi, generalisasi, agregasi, dan komposisi. g. Memeriksa redundansi pada model data konseptual Untuk menguji model data dari redundansi, yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

23 30 1) Memeriksa ulang relasi one-to-one (1:1); 2) Menghilangkan relasi yang berulang. h. Memvalidasi model data konseptual dengan transaksi pengguna Memastikan bahwa model data konseptual dapat mendukung transaksi yang diperlukan. Dilakukan dengan mendeskripsikan transaksi dan menggunakan jalur transaksi. i. Melakukan tinjauan model data konseptual dengan pengguna Memastikan model data konseptual sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna dan dapat menjadi representasi nyata dari kebutuhan perusahaan Perancangan Basis Data Logikal Perancangan basis data logikal adalah proses membangun sebuah model data yang digunakan di perusahaan berdasarkan pada sebuah model data yang spesifik, tetapi terlepas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal lainnya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan basis data logikal adalah sebagai berikut: a. Membuat relasi untuk model data logikal Membuat relasi dalam model data logikal yang dapat menggambarkan entitas, relasi, dan atribut yang telah diidentifikasi. b. Memvalidasi relasi dengan normalisasi Normalisasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan seperangkat relasi yang memiliki properti yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tujuan utama dari normalisasi adalah untuk mengurangi terjadinya redundansi data dan mengurangi masalah yang terjadi pada suatu relasi yang dikenal dengan sebutan anomaly.

24 31 c. Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna Memastikan model data logikal yang telah dibuat dapat mendukung transaksi yang dibutuhkan, seperti yang ada dalam rincian kebutuhan pengguna. d. Menentukan integrity constraints Integrity constraints yang perlu dipertimbangkan adalah: 1) Data tidak boleh berupa null; 2) Domain constraint dari setiap atribut; 3) Multiplicity; 4) Primary key dari entitas tidak boleh berupa null; 5) Jika foreign key berisi suatu nilai, maka nilai tersebut harus menunjuk kepada tuple yang ada pada relasi parent; 6) General constraints. e. Melakukan tinjauan model data logikal dengan pengguna Pengguna diminta untuk memeriksa kembali model data logikal untuk memastikan bahwa model data logikal tersebut sudah sesuai untuk menjadi representasi nyata dari kebutuhan perusahaan. f. Menggabungkan model data logikal menjadi model global (optional) Meskipun setiap model data logikal haruslah benar, dapat dipahami, dan tidak ambigu, setiap model tersebut hanya mewakili sebagian dari basis data yang lengkap. Oleh karena itu, harus dilakukan penggabungan model data logikal menjadi model global yang digunakan untuk memecahkan konflik antar view dan overlap yang ada. g. Memeriksa pertumbuhan di masa mendatang Menduga apakah terjadi perubahan yang signifikan di masa depan dan untuk menaksir apakah model data logikal dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut.

25 Perancangan Basis Data Fisikal Perancangan basis data fisikal adalah proses untuk menghasilkan suatu deskripsi implementasi dari suatu basis data pada penyimpanan sekunder, juga menjelaskan relasi dasar, pengaturan file dan index yang digunakan untuk mencapai akses data yang efisien, integrity constraints, serta mekanisme keamanan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan basis data fisikal adalah sebagai berikut: a. Menerjemahkan model data logikal untuk target DBMS Menghasilkan skema basis data yang saling berelasi dari model data logikal, yang dapat diimplementasikan pada target DBMS. Dimulai dari merancang relasi dasar, representasi dari derived data, dan general constraints. b. Merancang file organizations dan indexes Menentukan organisasi file yang paling baik untuk menyimpan relasi dasar dan index yang diperlukan untuk mencapai akses data yang efisien, serta bagaimana relasi dan tuple disimpan pada penyimpanan sekunder. Berikut ini adalah empat tahapan dalam merancang organisasi file dan index: 1) Menganalisis transaksi; 2) Memilih file organizations; 3) Memilih indexes; 4) Mengestimasi kebutuhan disk space. Salah satu jenis index yang dapat dibuat untuk mempercepat pencarian data di dalam basis data adalah clustered index. Menurut Ciocola dan Georgescu (2011: 14), clustered index adalah index yang terdiri dari data di dalam tabel yang disusun secara fisikal. Ketika membuat clustered index pada sebuah tabel, baris-baris data disusun

26 33 kembali pada disk berdasarkan kata kunci yang dijadikan index secara berurutan. Oleh karena itu, hanya ada satu clustered index yang dapat dibentuk dalam satu tabel. c. Merancang mekanisme keamanan Merancang mekanisme keamanan untuk basis data yang ditetapkan oleh pengguna selama proses pengumpulan kebutuhan perusahaan dan tingkatan dalam siklus hidup basis data. d. Mempertimbangkan petunjuk controlled redundancy e. Memonitor dan memperbaiki sistem operasional Memonitor dan meningkatkan performa dari sistem dengan memperbaiki rancangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan Siklus Hidup Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005: 283), siklus hidup basis data atau DBLC (Database Life Cycle) merupakan komponen yang terpenting dalam sistem basis data. Pada aplikasi basis data berskala kecil yang jumlah penggunanya sedikit, siklus hidup pengembangan aplikasi basis datanya tidak akan terlalu kompleks. Sebaliknya bila aplikasi dibuat dalam skala yang lebih besar atau kompleks dengan jumlah pengguna antara puluhan sampai ribuan, serta menggunakan ratusan queries dan program aplikasi, siklus hidup pengembangan aplikasi basis datanya pun akan menjadi lebih kompleks. Gambar 2.2 menggambarkan tahapan DBLC.

27 Gambar 2.2 Tahapan DBLC 34

28 35 Berikut ini adalah Tabel 2.1 yang berisi rangkuman aktivitas utama yang dilakukan pada setiap tahapan DBLC: Tabel 2.1 Tahapan dan Aktivitas Utama DBLC Tahapan DBLC Database Planning System Definition Requirements Collection and Analysis Database Design DBMS Selection Application Design Aktivitas Utama Merencanakan bagaimana tahapan dari DBLC dapat terealisasi dengan efektif dan efisien. Menspesifikasikan ruang lingkup dari sistem basis data. Mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan dari sistem basis data yang baru. Perancangan basis data konseptual, logikal, dan fisikal. Memilih DBMS yang sesuai dengan sistem basis data. Merancang antarmuka pengguna dan program aplikasi yang akan memproses basis data. Prototyping (optional) Membangun model untuk sistem basis data yang memungkinkan perancang untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi sistem akhir. Implementation Data Conversion and Loading Testing Operational Maintenance Membuat definisi fisikal dari basis data dan aplikasinya. Memasukkan data lama ke dalam basis data baru dan mengubah koneksi dari aplikasi lama ke sistem basis data baru. Basis data diperiksa kembali untuk mengetahui kesalahan dan divalidasi terhadap kebutuhan pengguna. Sistem basis data diimplementasikan secara keseluruhan dan diperiksa secara berkesinambungan. Saat dibutuhkan, kebutuhan baru dapat ditambahkan melalui tahapan DBLC.

29 36 Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing tahapan DBLC yang ada pada Gambar 2.2: a. Database Planning Database planning adalah merencanakan bagaimana langkah-langkah dari DBLC dapat diterapkan dalam sistem basis data secara efektif dan efisien. Ada tiga isu pokok dalam merumuskan suatu strategi sistem informasi, yaitu: 1) Mengidentifikasikan rencana dan tujuan dengan menentukan sistem informasi yang diperlukan; 2) Mengevaluasi sistem informasi yang ada sekarang untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada; 3) Memperkirakan peluang IT yang mungkin menghasilkan keuntungan kompetitif. b. System Definition System definition menjelaskan cakupan dan batasan-batasan dari sistem basis data dan pandangan pengguna yang utama. Pandangan pengguna sangat diperlukan untuk mengidentifikasikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Pandangan pengguna akan mendefinisikan apa saja yang harus ada dalam suatu sistem basis data. c. Requirements Collection and Analysis Requirements collection and analysis adalah proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis data, serta menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasikan kebutuhan pengguna terhadap sistem yang baru. Teknik pencarian fakta adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

30 37 Ada lima teknik pencarian fakta yang biasanya digunakan, yaitu: 1) Pemeriksaan dokumen (examining documentation) Dokumentasi dapat digunakan untuk membantu menyediakan informasi perusahaan berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. Dengan mempelajari dokumen, formulir, laporan dan file yang berhubungan dengan sistem yang ada, pemahaman tentang sistem dapat dengan mudah diperoleh. 2) Wawancara Dengan wawancara, maka informasi akan didapatkan langsung dari individuindividu yang bersangkutan. Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk menemukan fakta, memverifikasi, mengklarifikasi, menampilkan antusiasme, melibatkan pengguna akhir, mengidentifikasi kebutuhan, dan mendapatkan opini dari orang yang berkepentingan. 3) Observasi Observasi adalah salah satu teknik yang paling efektif untuk memahami sebuah sistem. Dengan teknik observasi, informasi dapat ditemukan dengan berpartisipasi dan mengawasi sistem yang ada secara langsung. 4) Penelitian Penelitian adalah suatu teknik yang dilakukan dengan meneliti aplikasi dan masalah yang ada. Sebagai tambahan, dapat digunakan majalah-majalah, buku-buku, dan internet sebagai sumber informasi. Dari hasil riset, akan didapatkan informasi tentang bagaimana masalah serupa dapat dipecahkan. 5) Kuesioner Kuesioner adalah salah satu cara pengumpulan fakta dari sejumlah orang dengan menggunakan suatu dokumen. Teknik ini sangat efisien ketika ingin mengumpulkan informasi dari banyak orang.

31 38 d. Database Design Database design merupakan proses menciptakan rancangan untuk basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan. Proses perancangan basis data dibagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu: 1) Perancangan basis data konseptual; 2) Perancangan basis data logikal; 3) Perancangan basis data fisikal. e. DBMS Selection Menurut Connolly dan Begg (2005: 296), tahapan dalam DBMS selection, yaitu: 1) Mempelajari DBMS yang ada dan yang sesuai dengan kriteria kebutuhan pengguna; 2) Membatasi pilihan DBMS menjadi dua atau tiga pilihan saja; 3) Mengevaluasi produk DBMS; 4) Merekomendasikan produk DBMS yang terbaik dan membuat dokumentasi dari tahapan pemilihan tersebut. f. Application Design Application design adalah merancang antarmuka pengguna dan program aplikasi yang akan memproses basis data. Harus dipastikan bahwa semua kebutuhan pengguna tersedia di dalam rancangan aplikasi basis data. g. Prototyping (optional) Prototyping adalah proses membangun sebuah model kerja dari aplikasi basis data. Tujuan utama prototyping adalah memungkinkan pengguna menggunakan prototype untuk mengidentifikasi fitur-fitur yang bekerja dengan baik pada sistem, atau fitur-fitur yang masih kurang, dan memberikan masukan fitur-fitur baru ke dalam aplikasi basis data.

32 39 h. Implementation Implementation merupakan realisasi fisik dari basis data dan rancangan aplikasi. Implementasi basis data dapat dicapai dengan menggunakan: 1) DDL (Data Definition Language), digunakan untuk membuat skema basis data atau file basis data yang masih kosong dan juga untuk mengimplementasikan pandangan pengguna yang diinginkan; 2) Third Generation Language atau Fourth Generation Language (3GL atau 4GL) digunakan untuk membuat program aplikasi, termasuk transaksi basis data yang disertakan dengan menggunakan DML (Data Manipulation Language). i. Data Conversion and Loading Data conversion and loading merupakan pemindahan data yang ada dan mengonversikannya dengan beberapa aplikasi, agar dapat dijalankan pada basis data yang baru. Tahapan ini dibutuhkan hanya ketika sistem basis data yang baru menggantikan sistem yang lama. Pada saat ini, DBMS sangat bermanfaat untuk memanggil file yang sudah ada ke dalam basis data yang baru. j. Testing Testing adalah suatu proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk mencari kesalahan, dengan menggunakan strategi tes yang direncanakan dan data yang sesungguhnya. Apabila ditemukan adanya kesalahan, maka akan dilakukan perbaikan terhadap basis data dan aplikasi yang telah dibuat sebelumnya. k. Operational Maintenance Operational maintenance merupakan proses mengawasi dan memelihara sistem setelah dilakukannya instalasi. Aktivitas yang terdapat pada operational maintenance yaitu: 1) Mengawasi kinerja sistem; 2) Memelihara dan memperbarui aplikasi basis data (jika dibutuhkan).

33 Data Flow Diagram Menurut Whitten et. al. (2004: 326), DFD (Data Flow Diagram) adalah model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Tabel 2.2 berisi notasi-notasi yang ada pada DFD. Tabel 2.2 Notasi pada DFD Simbol Keterangan Process Name Process adalah kerja yang dilakukan sebagai respon terhadap aliran data masuk atau kondisi. Sinonimnya adalah transformasi. Data Flow menunjukkan input data ke proses atau output data (atau informasi) dari proses. External Agent mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem lain, atau organisasi lain, yang berada di luar lingkup proyek tetapi berinteraksi dengan sistem. Data Store adalah inventori data yang ditujukan untuk penggunaan selanjutnya. Sinonimnya adalah file dan basis data Bagan Alir Menurut Indrajani (2011: 22), bagan alir (flow chart) merupakan grafik atau bagan arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Fungsi lain dari bagan alir yaitu untuk menggambarkan tahapan-tahapan penyelesaian suatu masalah secara sederhana, rapi, dan jelas, serta dapat membantu para pembuat aplikasi untuk

34 41 memecahkan masalah ke dalam bagian-bagian kecil. Tabel 2.3 berisi notasi-notasi yang ada pada bagan alir. Tabel 2.3 Notasi pada Bagan Alir Simbol Keterangan Document menggambarkan semua jenis dokumen, merupakan formulir yang digunakan untuk mencatat data. Connector penghubung bagian-bagian flow chart di halaman lain. Jika untuk menggambarkan flow chart suatu sistem diperlukan lebih dari satu halaman, simbol ini harus digunakan untuk menunjukkan ke mana dan bagaimana flow chart terkait satu dengan lainnya. Manual Operation menggambarkan pekerjaan manual. Decision menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. Flowline merepresentasikan alur kerja. Terminal Point merepresentasikan awal atau akhir flow chart.

35 Internet Menurut Connolly dan Begg (2005: 994), internet adalah sekumpulan jaringan komputer yang saling terkoneksi. Menurut Williams dan Sawyer (2007: 17), internet disebut sebagai induk dari semua jaringan, karena internet menghubungkan ratusan bahkan ribuan jaringan yang lebih kecil di seluruh dunia. Jaringan yang lebih kecil dapat berupa jaringan pendidikan, komersial, militer, bahkan jaringan individual World Wide Web Menurut Connolly dan Begg (2005: 998), World Wide Web (WWW) adalah sistem berbasis hypermedia yang menyediakan penelusuran informasi pada internet secara tidak berurutan dengan menggunakan hyperlinks. Menurut Williams dan Sawyer (2007: 17), World Wide Web atau yang sering disebut web adalah komponen internet yang berupa multimedia. Web didefinisikan sebagai sistem interkoneksi komputer internet (disebut server) yang mendukung dokumen-dokumen berformat multimedia. Kata multimedia yang berarti banyak media, berkaitan dengan teknologi yang menyajikan informasi di lebih dari satu media, misalnya teks, gambar tidak bergerak, gambar bergerak, dan suara. Dengan kata lain, web menyediakan informasi dalam beragam bentuk Terminologi Internet dan Web Terminologi internet dan web yang akan dibahas yaitu web browser, Uniform Resource Locator, hypertext, Hypertext Markup Language, Transmission Control Protocol/Internet Protocol, dan Hypertext Transfer Protocol.

36 43 a. Web Browser Menurut Williams dan Sawyer (2007: 64), web browser atau yang sering disebut browser adalah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mencari dan mengakses beragam komponen web. Menurut Turban et. al. (2004: 483), web browser adalah aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh pengguna untuk mengakses web. Web browser menjadi alat akses umum karena memberikan tampilan yang sama pada berbagai sistem operasi. b. Uniform Resource Locator Menurut Williams dan Sawyer (2007: 66), URL (Uniform Resource Locator) adalah kumpulan karakter yang menunjuk pada potongan informasi khusus di bagian mana saja pada web. Dengan kata lain, URL adalah alamat situs web yang unik (tidak ada dua situs berbeda yang memiliki alamat sama). Menurut Turban et. al. (2004: 483), URL adalah sekumpulan karakter yang mengidentifikasikan alamat dari suatu sumber yang spesifik pada web. c. Hypertext Menurut Williams dan Sawyer (2007: 68), hypertext adalah koneksi ke dokumen atau halaman web lain yang berisi informasi terkait. Hypertext sering juga disebut hyperlink, hotlink, atau link. Menurut Whitten et. al. (2004: 627), hypertext dibuat untuk menavigasi di dalam dan di antara halaman situs web. Kata, istilah, atau frasa yang ditandai sebagai sebuah hypertext biasanya diformat sebagai teks bergaris bawah dengan warna tertentu.

37 44 d. Hypertext Markup Language Menurut Williams dan Sawyer (2007: 67), HTML (Hypertext Markup Language) adalah sekumpulan perintah khusus (disebut tag atau markup) yang dipakai untuk menentukan struktur, bentuk, dan link pada dokumen ke dokumen multimedia lain di web. Menurut Turban et. al. (2004: 482), HTML merupakan bahasa standar bagi web yang memformat dokumen dan menyatukan link dynamic hypertext ke penyimpanan dokumen lain pada komputer yang sama ataupun berbeda. e. Transmission Control Protocol/Internet Protocol Menurut Williams dan Sawyer (2007: 62), TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah protokol yang memungkinkan semua komputer menggunakan data yang ditransmisikan melalui internet. TCP/IP digunakan pada semua transaksi internet, mulai dari mengirim sampai dengan mengunduh gambar dari suatu situs web. Menurut Turban et. al. (2004: 469), TCP/IP adalah sebuah protokol yang memungkinkan untuk mengirim file yang berisi informasi melalui jaringan, dengan jaminan file akan terkirim dengan utuh. f. Hypertext Transfer Protocol Menurut Williams dan Sawyer (2007: 66), HTTP (Hypertext Transfer Protocol) adalah aturan komunikasi yang memungkinkan browser tersambung ke web server. Menurut Connolly dan Begg (2005: 998), HTTP menjelaskan bagaimana client dan server berkomunikasi. HTTP merupakan sebuah protokol yang digunakan untuk mentransfer halaman web melalui internet.

38 Aturan Perancangan Antarmuka Pengguna Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010: 88), ada delapan aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik dalam merancang antarmuka pengguna. Delapan aturan ini lebih dikenal dengan sebutan Eight Golden Rules of Interface Design. Isi dari kedelapan aturan tersebut adalah sebagai berikut: a. Berusaha untuk konsisten Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah-istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. b. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi sehingga diperlukan adanya singkatan (shortcut), tombol fungsi, dan fasilitas makro. c. Memberikan umpan balik yang informatif Untuk setiap tindakan pengguna, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan tersebut merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. d. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir) Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan mengindikasikan bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan selanjutnya. e. Memberikan pencegahan kesalahan Sebaiknya sistem dilengkapi dengan pencegahan kesalahan agar tidak terjadi kesalahan yang fatal oleh pengguna. Jika terjadi kesalahan, sistem dapat mendeteksi kesalahan tersebut dengan cepat dan memberikan pencegahan kesalahan, serta umpan balik yang mudah dipahami oleh pengguna.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data dan Basis Data Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p715), data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Basis Data Ada beberapa macam definisi tentang basis data yang disampaikan oleh beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : Menurut O Brien (2002, p.166)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data Teori-teori ini diperlukan untuk mendukung penulisan laporan tugas akhir yang dibuat sebagai landasan dan acuan melakukan perancangan pada basis data. 2.1.1 Data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Hariyanto (2004, p3), data adalah rekaman mengenai fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. Menurut Whitten et al. (2004, p23), data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Basis Data Teori-teori yang berkaitan dengan basis data yang dibahas adalah data, basis data (database), sistem basis data, Database Management System

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang Berkaitan dengan Basis Data 2.1.1. Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010,p65), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban, & Rainer (2009, p. 6), data adalah fakta mentah atau deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini disajikan teori yang relevan, lengkap dan urut sejalan dengan permasalahan. Teori umum ini dikemukakan dari sumber teori dan hasil penelitian. Teori

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan Dengan Database Sebelum melakukan perancangan sebuah database, alangkah baiknya penulis mencari teori-teori pendukung yang dapat memastikan kebenaran penulisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Terminologi Definisi Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, McLeod (1996,p13). Dan kebanyakkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Data Data diartikan sebagai representasi objek dan kejadian yang tersimpan yang memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). Data dapat juga diartikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Dasar Sistem Basis Data 2.1.1.1. Data Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2007:6), Data merupakan sesuatu yang menggambarkan obyek dan peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut R. Kelly Rainer (2011:10), dalam bukunya Introduction to Information Systems menyatakan bahwa Sistem Informasi adalah untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database Merupakan kumpulan dari teori-teori yang digunakan dalam perancangan Database. 2.1.1 Data Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah penyimpanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori teori Dasar 2.1.1 Pengertian Data Menurut Kadir (2000, p7), data adalah fakta mengenai suatu objek atau orang. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka. Menurut Hoffer et al (2011, p5), Data adalah representasi tersimpan dari objek atau kejadian yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data. 2.1.1 Definisi Data, Basis Data dan Sistem Basis Data Data adalah fakta, baik objek, variabel,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data 2.1.1 Sistem Sistem adalah sekumpulan objek atau elemen yang berhubungan yang dilihat secara keseluruhan dan didesain untuk mencapai tujuan tertentu (Britton

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA PROSES PERANCANGAN BASIS DATA Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebuah sistem basis data merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang besar. Oleh karena itu siklus hidup aplikasi basis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori Umum ini berisikan tentang teori-teori yang digunakan secara umum dalam penyusunan skripsi ini dan nantinya yang akan menjadi landasan di dalam melakukan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASISDATA PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN

Lebih terperinci

Perancangan Database

Perancangan Database Perancangan Database Database System Development Live cycle ( SDLC) Database System Development Live cycle (SDLC) merupakan komponen yang penting dalam sistem database karena aplikasi dari database life

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut O brien (2004, p38), data adalah fakta atau observasi mentah, yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Menurut McLeod and Schell (2007,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Data Dalam sebuah sistem informasi, data merupakan salah satu komponen yang sangat penting agar sistem informasi tersebut dapat berjalan. Di dalam sistem informasi,

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai berbagai teori umum tentang pengertian Database, Database Lifecycle, Entity Relationship Modeling, Normalisasi, Metodologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Database Menurut Connolly (2010, p65), database adalah kumpulan data dan deskripsi data yang terhubung secara logika serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Sistem Basis Data 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data Sebelum kita masuk ke pengertian sistem basis data, kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan data. Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu

BAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem, data dan informasi 2.1.1 Sistem Menurut Fathansyah (2004, p2), kata sistem selalu berkonotasi pada 3 hal utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Viriya Adithana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi basis data, Database Management System (selanjutnya disingkat DBMS), Structured Query Language

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum akan menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan database, seperti : data, database, entity, database management system (DBMS), normalisasi, dan sebagainya.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA 1. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

SISTEM BASIS DATA 1. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. SISTEM BASIS DATA 1 WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 2 SBD 1 Lingkungan Basis Data Arsitektur Basis Data. Data Independence. Konsep DBMS, Komponen DBMS, Fungsi DBMS dan Bahasa yang digunakan didalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Indrajani (2009,p2), data adalah : fenomena fisik atau transaksi bisnis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Indrajani (2009,p2), data adalah : fenomena fisik atau transaksi bisnis. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden (2005,p5), data merupakan gambaran objek dan peristiwa yang mempunyai arti dan penting di lingkungan pemakai. Sedangkan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Basis Data. Teori - teori berikut ini merupakan teori - teori umum yang digunakan dalam penyusunan skripsi. 2.1.1 Data Data adalah fakta atau informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7).

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Data dapat diartikan sebagai fakta mentah atau hasil pengamatan mengenai kejadian fisik atau transaksi bisnis. Secara lebih spesifik data adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jasa Menurut Kotler (1997:83), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Data dan Basis Data Data adalah fakta fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis (James A. O Brien, 2003, p13), sedangkan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Pengertian Basis Data. diperlukan untuk organisasi.

LANDASAN TEORI Pengertian Basis Data. diperlukan untuk organisasi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar Atau Umum 2.1.1 Teori Sistem Basis Data 2.1.1.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), basis data merupakan sekumpulan data yang saling

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori umum Data Data merupakan aliran fakta yang mewakili kejadian yang terjadi dalam organisasi atau dalam lingkungan fisik sebelum mereka diatur menjadi sebuah bentuk yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Khusus 2.1.1. Database Menurut Connolly and Begg (2010, p65), database adalah suatu kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan deskripsi dari data,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Basisdata 2.1.1 Latar Belakang Munculnya Penggunaan Basisdata Saat ini basisdata merupakan suatu teknologi yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Data adalah sebuah sumber yang harus dikontrol dan dikelola. Data yang belum dikelola belum bisa dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Sistem Basis Data 2.1.1 Data Menurut Everest (1986, p3), data adalah fakta yang dipresentasikan dengan nilai berupa angka, karakter string, atau symbol yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Aplikasi Pengertian Sistem. Pengertian sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Aplikasi Pengertian Sistem. Pengertian sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Aplikasi 2.1.1 Pengertian Sistem Pengertian sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat diartikan sebagai fakta yang dapat disimpan dan memiliki arti

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat diartikan sebagai fakta yang dapat disimpan dan memiliki arti 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Data adalah suatu simbol atau koleksi dari simbol yang digunakan untuk mewakili atau menunjukkan sesuatu (Beynon,1996,p1). Selain itu data juga dapat diartikan sebagai fakta

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan 2.1.1 Pengertian Analisis Pengertian analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan

Lebih terperinci

MERANCANG WEB DATA BASE UNTUK CONTENT SERVER

MERANCANG WEB DATA BASE UNTUK CONTENT SERVER MODUL XIX DEPAN MERANCANG WEB DATA BASE UNTUK CONTENT SERVER DEPAN MERANCANG WEB DATA BASE UNTUK CONTENT SERVER MENENTUKAN KEBUTUHAN SISTEM PETA KEDUDUKAN KOMPETENSI Dasar Kejuruan Level I ( Kelas X )

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum 2.1.1 Data Data adalah fakta yang didapat, di mana kenyataan tambahan dapat ditarik menjadi simpulan (Date, 2004, p15). Data merupakan fakta yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Khusus 2.1.1 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan Pengumpulan dan Analisis kebutuhan adalah proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian perusahaan yang didukung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi 2.1.1 Pengertian Data dan Informasi Menurut Elmasri dan Navathe (1994, p2), data merupakan fakta-fakta yang telah diketahui untuk dapat disimpan dan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p19), data adalah komponen yang paling penting dalam Database Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang end

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM Definisi sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PERDAGANGAN PADA PT SUNICODATA COMININDO Linlinfie Juliaty

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar 2.1.1 Pengertian Data Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p715), data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau fakta mentah mengenai orang, tempat,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rancang Bangun 3.1.1 Pengertian Rancang Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISA & PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM OPERASIONAL BERBASIS WEB PADA PT. PELAYARAN MITRABAHARI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab tinjauan pustaka ini akan diuraikan secara ringkas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan basis data dan topik pendukung analisis dan perancangan aplikasi basis data sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Basis Data 2.1.1 Basis Data 2.1.1.1 Definisi Basis Data Menurut Connolly-Begg (2002, p14), basis data adalah suatu kumpulan yang dapat digunakan bersama dari data yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang diperlukan oleh sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. yang diperlukan oleh sebuah organisasi. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum / Dasar 2.1.1 Pengertian Database Pengertian database menurut Connolly dan Begg (2005: 15), database adalah sekumpulan data-data dapat digunakan bersama-sama dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Menurut Rosenblatt (2014:6) Sistem adalah seperangkat komponen terkait yang menghasilkan hasil tertentu. Contohnya adalah Sistem khusus untuk lalu lintas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Berkaitan Dengan Database 2.1.1 Database Menurut Connoly ( 2010 : 65 ) Database adalah suatu kumpulan dari data yang terselubung secara logis, dan deskripsi dari data

Lebih terperinci

Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya

Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya PROSES PERANCANGAN DATABASE Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya PROSES PERANCANGAN DATABASE Tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 Pendekatan basis data a. Data Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15) adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran lebih

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN PT. SUMBER DATA

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teori umum 2.1.1 Pengertian data Data adalah deskripsi dasar atas hal-hal, kejadian, kegiatan, dan transaksi yang dicatat, dikelompokkan, dan disimpan yang masih dalam bentuk

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol Ragam Indonesia

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol Ragam Indonesia UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Analisis dan Perancangan

BAB 2 LANDASAN TEORI Analisis dan Perancangan 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Analisis dan Perancangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Menurut Raymon McLeod dan George P. Schell (2004, p5) analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data dan Informasi Item data merupakan penjelasan dasar mengenai segala sesuatu, peristiwa, aktivitas, dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan, serta disimpan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Basisdata Sebelum aplikasi basisdata (DBMS) dikenal, biasanya proses penyimpanan data disimpan di dalam sebuah file. Menurut Connoly (2002, p12), bahwa setiap program mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo (2002), Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1. Data Data merupakan sebuah fakta di dalam kehidupan keseharian kita yang dapat berbentuk kalimat dan angka. Semua

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum 2.1.1 Teori Basis Data Teori yang berkaitan dengan basis data seperti data, basis data (database), Database Management System (DBMS), Database Application, Entity

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Monitoring Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PO. DELIRA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic.

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic. 2 BAB II LANDASAN TEORI Untuk menunjang penulisan Tugas Akhir ini, diambil beberapa bahan referensi seperti bahasa pemrograman PHP dan MySQL, serta beberapa bahan lainya yang diperlukan dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan berdasarkan pada penelitian terdahulu, berikut pemaparan beberapa kajian penelitian : (C Wibowo, A. Angelia, A.Natalia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly (Connolly 2010 p65) basis data adalah salah satu koleksi data-data yang terkait secara logis, dan juga merupakan pendeskripsian dari data-data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai definisi sistem, definisi data dan informasi, definisi teknologi informasi, definisi sistem informasi, definisi perancangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden, (2007, p6), data adalah representasi tersimpan dari objek dan kejadian yang memiliki arti

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANGERANG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori teori umum Sistem Basis data. A. Data. Menurut O Brien ( 2005, p206 ), data adalah sumber daya

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori teori umum Sistem Basis data. A. Data. Menurut O Brien ( 2005, p206 ), data adalah sumber daya 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori teori umum 2.1.1 Sistem Basis data A. Data Menurut O Brien ( 2005, p206 ), data adalah sumber daya penting organisasi yang perlu dikelola seperti mengelola aset penting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data adalah fakta - fakta yang telah diketahui dan dapat dikumpulkan serta dapat disimpan dalam media komputer. Data terdiri dari fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p54) Sistem Basis Data adalah kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan database

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha

SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha SISTEM BASIS DATA By Novareza Klifartha Konsep Sistem Basis Data SISTEM sebuah keterpaduan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional dengan satuan fungsi / tugas tertentu, yang saling berhubungan

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN DATABASE

PROSES PERANCANGAN DATABASE PROSES PERANCANGAN DATABASE PENDAHULUAN Sistem informasi berbasiskan komputer terdiri dari komponen-komponen berikut ini : Database Database software Aplikasi software Hardware komputer termasuk media

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). yang telah diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media

BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). yang telah diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data terdiri dari fakta-fakta dan simbol-simbol angka yang secara relatif mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). Menurut

Lebih terperinci

BINUS UNIVERSITY. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007/2008

BINUS UNIVERSITY. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007/2008 BINUS UNIVERSITY Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI WEB DENGAN PENERAPAN DATABASE MULTIMEDIA Feri Kurniawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari 13 sungai yang membelah kota Jakarta, terdapat ratusan industri yang harus selalu dilakukan pengambilan contoh secara berkala. Apabila terdapat industri yang

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN DATABASE

PROSES PERANCANGAN DATABASE PROSES PERANCANGAN DATABASE PENDAHULUAN Sistem informasi berbasiskan komputer terdiri dari komponen-komponen berikut ini : Database Database software Aplikasi software Hardware komputer termasuk media

Lebih terperinci

Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya

Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Kompetensi Dasar Memahami sistem basis data dan

Lebih terperinci