BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Pengertian Dasar Sistem Basis Data Data Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2007:6), Data merupakan sesuatu yang menggambarkan obyek dan peristiwa yang memiliki arti serta penting dalam lingkungan pengguna. Mengacu pada pendapat Connolly dan Begg (2005:20) data bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin dan komponen manusia. Indrajani (2011:48) menyatakan bahwa data merupakan fakta mentah yang harus dikelola untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti bagi suatu organisasi atau perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data merupakan suatu gambaran mengenai obyek dan peristiwa yang harus dikelola untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti dan bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin dan komponen manusia. 8

2 Informasi Mengacu pada pendapat Hoffer, Prescott, dan McFadden (2007:6), informasi adalah data yang telah diproses dengan cara tertentu untuk meningkatkan pengetahuan dari orang yang menggunakan data tersebut. O Brien (2005:27) menyatakan bahwa informasi merupakan data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan penting bagi pengguna. Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses dengan cara tertentu menjadi konteks yang berarti bagi pengguna Sistem O Brien (2005:22) berpendapat bahwa sistem merupakan sekelompok komponen yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara menerima masukan dan menghasilkan keluaran dengan melalui proses transformasi yang teratur. Mengacu pada pendapat Indrajani (2011:48), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

3 Basis Data Date (2004:11) menyatakan bahwa basis data merupakan sekumpulan dari data persisten yang digunakan dalam sistem aplikasi yang terdapat dalam suatu organisasi Sedangkan menurut Indrajani (2011:48), basis data adalah sebuah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan merupakan penjelasan dari data tersebut, yang didesain untuk menemukan data yang dibutuhkan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Di dalam basis data, semua data diintegrasikan untuk menghindari duplikasi data. Connolly dan Begg (2005:15) mengemukakan bahwa basis data adalah sekumpulan data logikal yang saling berelasi serta deskripsi dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam sebuah organisasi tertentu. Basis data juga dapat diartikan sebagai kumpulan entitas-entitas yang saling berelasi satu sama lain Sistem Basis Data Date (2004:6) mengemukakan bahwa sistem basis data adalah sistem terkomputerisasi yang memiliki tujuan untuk menyimpan informasi dan mengijinkan pengguna untuk mendapatkan kembali informasi tersebut dan melakukan perubahan informasi sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem basis data merupakan suatu sistem yang memungkinkan pengguna untuk

4 menyimpan dan melakukan perubahan terhadap informasi dalam basis data yang terhubung secara langsung dengan sistem tersebut DBMS (Database Management System) Hoffer, Prescott, dan McFadden (2007:8) mengartikan bahwa, DBMS sebagai sebuah sistem piranti lunak yang digunakan untuk membuat, memelihara dan menyediakan akses kontrol kepada pengguna basis data. Sedangkan, Connolly dan Begg (2005:16) mengemukakan bahwa, DBMS sebagai suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke basis data. DBMS merupakan software yang berinteraksi dengan program aplikasi pengguna dan basis data Fasilitas DBMS DBMS menyediakan beberapa fasilitas yaitu: 1. Data Definition Language (DDL) DDL memungkinkan pengguna untuk melakukan spesifikasi mengenai tipe data dan struktur serta batasan dari data yang disimpan dalam basis data. DDL dapat berupa perintah untuk mengidentifikasi struktur atau perubahan struktur dari basis data.

5 12 2. Data Manipulation Language (DML) DML memungkinkan pengguna untuk melakukan penambahan, perubahan, penghapusan, dan penyajian kembali terhadap data yang berasal dari basis data. 3. Data Control Language (DCL) DCL merupakan sintaks untuk mengatur akses kontrol ke dalam basis data. Sebagai contoh, DCL mungkin menyediakan sistem keamanan, sistem terintegrasi, concurrency control system, recovery control system, dan a user-accessible catalog Komponen Database Management System Connolly dan Begg (2005:18) mengidentifikasikan lima komponen utama dalam lingkungan DBMS yaitu, hardware, software, data, procedures dan people. Gambar 2.1 Lingkungan DBMS Sumber: Connolly dan Begg (2005: 19) a. Hardware Sebuah DBMS dan aplikasinya membutuhkan hardware (perangkat keras) agar dapat dijalankan. Penggunaan

6 13 hardware dapat dijangkau dari sebuah personal komputer (PC), sebuah single mainframe sampai jaringan komputer. b. Software Komponen perangkat lunak atau software terdiri dari perangkat lunak DBMS dan program aplikasi, serta perangkat lunak jaringan jika lingkungan DBMS digunakan dalam sebuah jaringan. c. Data Data merupakan komponen yang terpenting dalam lingkungan DBMS terutama dalam pandangan end-users atau pengguna akhir. Data menjadi jembatan antara komponen mesin dan komponen manusia. Sebuah basis data berisi data operasional dan meta-data, yaitu data yang menjelaskan tentang data. d. Procedures Procedures merupakan sekumpulan instruksi dan aturan yang mengatur rancangan serta penggunaan dari basis data. Pengguna sistem dan karyawan yang mengelola basis data membutuhkan dokumentasi prosedur yang menjelaskan mengenai penggunaan sistem. e. People Komponen terakhir dari lingkungan DBMS adalah people atau orang yang berinteraksi langsung dengan sistem.

7 14 Beberapa jenis people atau orang yang berhubungan dengan sistem adalah sebagai berikut: Data Administrator (DA) Merupakan orang yang bertanggung jawab untuk mengatur sumber data termasuk merencanakan basis data, mengembangkan serta memelihara standar, mengatur kebijakan dan prosedur, dan merancang basis data konseptual maupun logikal. Database Administrator (DBA) Merupakan orang yang bertanggung jawab untuk melakukan realisasi fisikal dari basis data, termasuk perancangan basis data fisikal, implementasi, mengatur keamanan dan integritas, memelihara sistem operasional, dan memastikan kepuasan pengguna terhadap kinerja aplikasi. Database Designers Database designers ada dua jenis yaitu, logical database designer dan physical database designer. Logical database designer bertugas untuk mengidentifikasikan data, relasi antar data, dan mengatur batasan pada data yang akan disimpan dalam basis data. Sedangkan physical database designer bertugas untuk memutuskan bagaimana

8 15 perancangan basis data logikal untuk dapat direalisasikan secara fisikal. Application Developers Application developers bertanggung jawab dalam membuat program aplikasi yang menyediakan fungsi yang dibutuhkan oleh pengguna DBMS. End Users Terdapat dua jenis pengguna akhir yang dapat dibedakan berdasarkan bagaimana pengguna menggunakan sistem, yaitu Naïve users dan Sophisticated users. Naïve users merupakan pengguna yang belum terbiasa dalam menggunakan DBMS. Naïve users mengakses basis data melalui program aplikasi yang dapat membuat operasi menjadi sederhana. Sophisticated users merupakan pengguna yang sudah mengenal stuktur dari basis data dan fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam DBMS. Sophisticated users dapat menggunakan bahasa query tingkat tinggi seperti SQL untuk melakukan operasi yang dibutuhkan.

9 Fungsi DBMS Beberapa fungsi dari DBMS menurut Connolly dan Begg (2005:48) adalah sebagai berikut: a. Data Storage, Retrieval, dan Update Sebuah DBMS harus mempunyai kemampuan untuk menyimpan, mengambil, dan mengubah data dalam basis data. b. A User-Accessible Catalog Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah dokumen yang menyimpan deskripsi dari seluruh data yang disimpan dan dapat diakses oleh pengguna. c. Transaction Support DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang dapat menjamin bahwa semua kegiatan, baik yang berubah maupun tidak, telah sesuai dengan transaksi yang dilakukan. d. Concurrency Control Services Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang dapat menjamin bahwa basis data sudah diperbaharui dengan benar ketika beberapa pengguna melakukan perubahan secara bersamaan.

10 17 e. Recovery Services Sebuah DBMS harus menyajikan mekanisme untuk melakukan perbaikan terhadap basis data yang mungkin rusak akibat suatu hal. f. Authorization Services Sebuah DBMS harus mempunyai kemampuan untuk mengatur bahwa hanya pengguna yang berwenang saja yang dapat melakukan pengaksesan terhadap basis data. g. Support for Communication Data DBMS dapat terintegrasi dengan perangkat lunak komunikasi. h. Integrity Services DBMS harus menyediakan kemampuan untuk menjamin bahwa data dalam basis data dan perubahan pada data telah mengikuti aturan yang sudah ditentukan sebelumnya. i. Services to Promote Data Independence DBMS harus mencakup fasilitas yang mendukung kemandirian program dari struktur basis data yang sebenarnya. j. Utility Services Sebuah DBMS harus menyajikan sebuah rangkaian fasilitas pelayanan.

11 Kelebihan dan Kelemahan DBMS Adapun kelebihan dan kelemahan DBMS menurut Connolly dan Begg (2005:26) adalah sebagai berikut: Kelebihan DBMS: - Control of data redundancy Dengan sistem yang sudah terintegrasi maka berbagai kemungkinan adanya duplikasi atau redundansi data dapat dihilangkan. - Data consistency Apabila ada perubahan yang terjadi dalam DBMS karena adanya proses menambah, mengubah, atau menghapus data, maka pengguna DBMS dapat mengakses nilai yang terbaru secara cepat. - More information from the same amount of data Dengan menggunakan fasilitas DBMS, maka lebih banyak informasi yang dapat diperoleh karena data di dalam DBMS yang sudah terintegrasi dengan baik. - Sharing of data Data dalam DBMS dapat digunakan bersama, bukan hanya bagian tertentu saja. - Improved data integrity Peningkatan integrasi data berhubungan dengan validitas dan konsistensi dalam hal penyimpanan data.

12 19 - Improved security DBMS menyediakan fasilitas yang berhubungan dengan peningkatan keamanan basis data dimana DBMS dapat mengatur hak akses atau otorisasi untuk mengakses, menambah, mengubah dan menghapus data tertentu. Dengan adanya fasilitas ini, maka pengguna DBMS tidak dapat melakukan hal yang tidak menjadi haknya. - Enforcement of standards Karena adanya pemakaian data bersama, maka penamaan tabel, tipe data, akses data dan hal lainnya harus disesuaikan dengan standar tertentu dan dibuat dokumentasinya. - Economy of scale Integrasi data perusahaan menjadikan pengurangan biaya yang akan mempengaruhi peningkatan skala ekonomi. - Balance of conflicting requirements Dengan DBMS, dapat dibuat keputusan mengenai perancangan dan penggunaan operasional basis data secara keseluruhan. - Improved data accessibility and responsiveness Sebagai hasil dari integrasi data maka batasan-batasan dasar dapat dihilangkan dari seluruh bagian dalam

13 20 perusahaan sehingga data dapat diakses secara lebih mudah dan tanggapan yang diberikan oleh sistem menjadi lebih meningkat. - Increased productivity Produktivitas dapat meningkat karena perancang program dapat lebih berkonsentrasi pada kemampuan fungsi spesifik yang diinginkan oleh pengguna. - Improved maintenance through data independence Dalam DBMS, data dan program aplikasi terpisah sehingga dapat menangani perubahan data secara lebih baik. - Increased concurrency DBMS dapat mengatur akses data yang dilakukan secara bersamaan sehingga concurrency meningkat. - Improved backup and recovery services Fungsi backup dan restore yang lebih baik dapat meminimalkan terjadinya kegagalan sistem atau program aplikasi. Kelemahan DBMS: - Complexity DBMS menjadi perangkat lunak yang cukup rumit dan kompleks karena adanya pengaturan fungsifungsi DBMS.

14 21 - Size DBMS memerlukan lebih banyak tempat penyimpanan dan memori untuk mendukung fungsifungsi pada DBMS. - Cost of DBMSs Harga DBMS yang cenderung mahal apabila dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. - Additional hardware costs Adanya biaya tambahan untuk perangkat keras yang mendukung penggunaan DBMS. - Cost of conversion Biaya tambahan untuk konversi dari sistem yang lama ke DBMS. - Performance DBMS yang digunakan oleh banyak pengguna memungkinkan adanya pengguna yang merasakan hal yang tidak seperti biasanya, misalnya koneksi yang lebih lambat ke dalam basis data. - Higher impact of a failure Apabila terjadi kerusakan pada DBMS, maka hal tersebut akan berdampak pada seluruh pengguna yang mengakses DBMS.

15 Database System Development Lifecycle Menurut Connolly dan Begg (2005:283), Database System Development Lifecycle merupakan suatu pendekatan terstruktur dalam pengembangan sistem basis data. Basis data merupakan komponen dari suatu sistem informasi, maka tahapan dari siklus hidup pengembangan sistem basis data berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi. Gambar 2.2 Tahapan Database System Development Lifecycle

16 23 1. Database planning Merupakan proses perencanaan yang memungkinkan daur hidup sistem basis data untuk bekerja dengan efisien dan efektif. Tahapan yang paling penting dalam perencanaan basis data adalah mendefinisikan mission statement dan mission objectives dari proyek pengembangan sistem basis data tersebut. 2. System definition Tujuan dari system definition adalah untuk melakukan spesifikasi jangkauan dan batasan dari aplikasi sistem basis data, termasuk pandangan pengguna terhadap aplikasi tersebut. 3. Requirements collection and analysis Merupakan proses mengumpulkan dan menganalisa kebutuhan dari sistem basis data yang baru. Informasi yang dikumpulkan adalah deskripsi dari data yang digunakan, proses dari data yang digunakan, dan penambahan fitur lain yang mungkin ada. Untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, maka dapat menggunakan teknik fact finding. Terdapat lima jenis teknik fact finding yang dapat digunakan menurut Connolly dan Begg (2005:317), yaitu: a. Pemeriksaan dokumentasi Pemeriksaan dokumentasi dapat berguna untuk membantu dalam penyediaan informasi sebagai bagian dari organisasi atau perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang sedang

17 24 dihadapi. Dengan mempelajari data dokumentasi perusahaan, maka pemahaman terhadap sistem akan menjadi lebih mudah. b. Wawancara Wawancara dilakukan dengan mendatangi pihak perusahaan dan bertanya langsung kepada pihak perusahaan yang berkepentingan mengenai informasi-informasi yang dibutuhkan dan memahami sistem yang sedang berjalan. Dengan melakukan wawancara, maka informasi dapat dikumpulkan secara lebih cepat karena langsung bertanya kepada pihak yang berkepentingan. c. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik fact finding yang paling efektif ketika ingin memahami sebuah sistem. Seperti teknik fact finding yang lainnya, kesuksesan dalam melakukan observasi membutuhkan persiapan yang baik. Salah satu hal yang harus menjadi pertimbangan dalam melakukan observasi adalah mengenai waktu yang tepat untuk melakukan observasi. d. Penelitian Salah satu teknik fact finding yang berguna adalah dengan melakukan penelitian mengenai aplikasi dan masalah yang dihadapi. Penelitian dapat dilakukan dengan melakukan pencarian di internet atau sumber-sumber lainnya untuk menggali informasi, sehingga dapat langsung menghasilkan

18 25 desain yang kemudian dapat diterapkan ke pokok permasalahan yang sedang diteliti. e. Kuisioner Kuisioner merupakan salah satu teknik fact finding yang dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan masalah untuk diberikan kepada sejumlah pihak yang berkepentingan dengan tujuan untuk mengumpulkan sejumlah fakta. Dengan menggunakan kuisioner, maka dapat dikumpulkan hasil yang dapat dihitung secara kuantitatif. Namun teknik ini mempunyai kelemahan karena mungkin saja kuisioner dikembalikan dengan data yang tidak lengkap. 4. Database design Merupakan proses perancangan desain konseptual, logikal, dan fisikal dari basis data. Database design adalah proses untuk menciptakan sebuah rancangan yang mendukung mission statement dan mission objectives perusahaan untuk kebutuhan sistem basis data. Connolly dan Begg (2005:291) mengemukakan terdapat beberapa pendekatan dalam merancang basis data yaitu sebagai berikut: a. Pendekatan bottom-up Pendekatan bottom-up merupakan pendekatan yang cocok untuk merancang basis data yang sederhana dengan jumlah atribut yang relatif kecil. Pendekatan ini dimulai dengan tingkat

19 26 dasar dari atribut-atribut (properti dari entitas dan relationship), yang melalui proses analisa dari asosiasi diantara atribut-atribut dan kemudian dikelompokkan ke dalam relasi yang mewakili tipe-tipe dari entitas-entitas serta relationship antara banyak entitas. b. Pendekatan top-down Pendekatan top-down merupakan pendekatan yang cocok untuk merancang suatu basis data yang lebih kompleks. Pendekatan ini dimulai dari pengembangan data model yang terdiri dari beberapa entitas tingkat tinggi dan relasinya, yang kemudian dilakukan perbaikan top-down berturut-turut untuk mengidentifikasikan entitas tingkat rendah dan relasinya, serta atribut-atribut yang lainnya. c. Pendekatan inside-out Pendekatan inside-out berhubungan dengan pendekatan bottom-up namun terdapat perbedaan pada saat melakukan identifikasi awal entitas utama dan kemudian menyebar ke entitas, relasi, serta atribut lainnya yang lebih dulu sudah diidentifikasikan. d. Pendekatan mixed strategy Pendekatan ini merupakan gabungan dari kedua pendekatan lainnya, yaitu pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian-bagian yang berbeda dari model, sebelum akhirnya akan dikombinasikan bersama.

20 27 5. DBMS selection (optional) Mengacu pada pada pendapat Connolly dan Begg (2005:295) Pemilihan DBMS bertujuan untuk memilih DBMS yang tepat serta dapat mendukung sistem basis data. Dalam melakukan pemilihan DBMS, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu: a. Define terms of reference of study Tahap mendefinisikan terminologi studi referensi merupakan tahapan pemilihan DBMS dimana tahapan ini dilakukan dengan menyatakan tujuan dan ruang lingkup dari pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan, penjelasan kriteria (berdasarkan spesifikasi kebutuhan pengguna), yang akan digunakan untuk mengevaluasi produk DBMS, pembuatan daftar produk yang mungkin digunakan, serta semua batasan-batasan lainnya dan skala waktu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran ini. b. Shortlist two or three products Membuat daftar dua atau tiga produk DBMS untuk dievaluasi pada saat melakukan pemilihan DBMS ini termasuk hal yang penting untuk mendapatkan keberhasilan pada saat implementasi. Dapat yang perlu disertakan mencakup dana yang tersedia, tingkat dukungan dari vendor, tingkat kesesuaian dengan perangkat lunak lainnya, dan mengenai kesesuaian produk dengan perangkat keras tertentu.

21 28 c. Evaluate products Untuk mengevaluasi sebuah produk DBMS, terdapat banyak fitur yang dapat digunakan, fitur-fitur ini dapat dinilai secara perorangan (misalnya tipe data yang tersedia) ataupun secara berkelompok (misalnya definisi data). Fitur-fitur tersebut dapat dikelompokkan menjadi definisi data, definisi fisik, kemampuan akses, penanganan terhadap kebutuhan, pengembangan produk, dan fitur-fitur lainnya. d. Recommend selection and produce report Tahapan terakhir dalam pemilihan DBMS adalah merekomendasikan pilihan atas produk DBMS yang terbaik dari beberapa pilihan yang sudah didaftarkan sebelumnya, kemudian membuat laporan pernyataan serta dokumentasi dari tahapan pemilihan sebuah produk DBMS tersebut. 6. Application design Connolly dan Begg (2005:299) menyatakan bahwa Application design merupakan tahapan untuk merancang user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data. Perancangan basis data dan desain aplikasi merupakan aktivitas paralel yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Perancangan aplikasi mempunyai dua aktivitas penting yaitu: a. Perancangan Transaksi Pengertian dari transaksi menurut Connolly dan Begg (2005:300) merupakan sebuah atau serangkaian aksi yang

22 29 dilakukan oleh pengguna tunggal atau program aplikasi yang melakukan akses atau perubahan terhadap isi dari basis data. Tujuan dari perancangan transaksi adalah untuk mendefinisikan dan menerangkan karakteristik high-level dari suatu transaksi yang dibutuhkan dalam basis data, termasuk: Data yang akan digunakan dalam transaksi Karakteristik fungsional dari suatu transaksi Hasil keluaran dari transaksi tersebut Keuntungan bagi pengguna Tingkat kegunaan yang diharapkan Selain itu, terdapat tiga jenis transaksi yaitu retrieval transaction, update transaction, dan mixed transaction. Retrieval transaction merupakan jenis transaksi yang digunakan untuk mendapatkan data untuk ditampilkan pada layar komputer ataupun disajikan dalam bentuk laporan. Update transaction merupakan jenis transaksi yang digunakan untuk menambah data baru, menghapus data lama, atau mengubah data yang sudah ada sebelumnya dalam basis data. Sedangkan mixed transaction merupakan jenis transaksi yang merupakan gabungan dari dua jenis transaksi lainnya, retrieval dan update.

23 30 b. Pedoman Perancangan User Interface Connolly dan Begg (2005:301) mengemukakan bahwa sebelum mengimplementasikan suatu laporan, maka diperlukan untuk merancang tampilan terlebih dahulu. Berikut ini merupakan beberapa petunjuk pokok dalam melakukan perancangan tampilan pengguna atau user interface: Memilih judul yang berarti, yang sesuai dengan tujuan dari laporan yang akan dibuat Menyediakan petunjuk atau penjelasan dalam menggambarkan tujuan dari laporan Menyediakan fasilitas bantuan atau help untuk memberikan penjelasan lebih lanjut ketika pengguna membutuhkan bantuan Membuat pengelompokan dan pengurutan field dalam laporan secara logis Membuat tampilan laporan secara konsisten Memperhatikan pemilihan dalam pemberian nama field agar pengguna tidak merasa asing dengan penamaan tersebut Menggunakan istilah-istilah dan singkatan secara konsisten Memperhatikan konsistensi dalam pemilihan dan penggunaan warna

24 31 Memberikan batasan terhadap panjang field yang akan diisi Memberikan kemudahan bagi pengguna untuk memindahkan kursor pada tampilan laporan di layar Memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mengubah isi atau nilai dari suatu field Menampilkan pesan kesalahan secara jelas bila terjadi kesalahan pada saat memasukkan data Memberikan tanda terhadap field yang bersifat optional Membuat kotak pesan yang menjelaskan mengenai pengisian field pada saat menempatkan kursor di field yang akan diisi Memberikan tanda atau sinyal ketika pengisian formulir atau laporan sudah valid dan lengkap 7. Prototyping (optional) Merupakan proses membuat model kerja dari sistem basis data, yang memungkinkan designers atau pengguna dapat melihat dan mengevaluasi bagaimana sistem tahap akhir akan terlihat dan berfungsi. Adapun tujuan utama dari pembuatan prototyping ini adalah untuk: a. Mengidentifikasikan fitur dari sistem apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak

25 32 b. Memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan fitur baru c. Melakukan klarifikasi atau penyesuaian kembali terhadap kebutuhan pengguna d. Mengevaluasi kelayakan serta mendeteksi kemungkinan apa yang terjadi dari desain sistem 8. Implementation Pada tahap ini akan dilakukan pembuatan basis data fisikal dan program aplikasi. 9. Data conversion and loading Connolly dan Begg (2005:305) menyatakan bahwa data conversion and loading memindahkan data dari sistem lama ke sistem baru dan apabila mungkin, mengkonversi aplikasi yang sudah berjalan untuk dijalankan pada basis data yang baru. 10. Testing Merupakan proses menjalankan sistem basis data yang baru dibangun untuk mencari kemungkinan adanya kesalahan (error). Sebelum diterapkan secara langsung kepada pengguna, sebaiknya aplikasi basis data tersebut diuji sepenuhnya terlebih dahulu. Beberapa kriteria yang dapat dipertimbangkan ketika melakukan testing atau uji coba adalah sebagai berikut: a. Learnability Pertimbangan mengenai seberapa pengguna baru dapat menjadi produktif dengan sistem.

26 33 b. Performance Pertimbangan mengenai seberapa baik sistem dapat merespon kesesuaian latihan pengguna. c. Robustness Pertimbangan mengenai seberapa toleran sistem terhadap kesalahan pengguna. d. Recoverability Pertimbangan mengenai seberapa baik sistem dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh pengguna. e. Adaptability Pertimbangan mengenai seberapa mudah sistem dan pengguna dapat beradaptasi dengan baik. 11. Operational maintenance Ketika sistem basis data sudah diimplementasikan sepenuhnya, maka sistem basis data tersebut akan dimonitor dan dipelihara secara berkelanjutan. Setelah pada langkah sebelumnya aplikasi basis data telah diimplementasikan dan diuji sepenuhnya, maka pada tahap perawatan operasional ini sistem memasuki tahap perawatan, yang melibatkan beberapa aktivitas sebagai berikut: a. Mengawasi kinerja dari sistem Apabila kinerja dari sistem berada di bawah standar yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan perbaikan atau pengaturan ulang terhadap sistem basis data.

27 34 b. Melakukan pemeliharaan dan memperbaharui aplikasi basis data (jika dibutuhkan) Kebutuhan-kebutuhan baru dapat dimasukkan ke dalam aplikasi basis data melalui langkah-langkah terdahulu pada Database SDLC Entity Relationship Modeling Menurut Connolly dan Begg (2005:342), Entity Relationship Modeling (ER Modeling) adalah salah satu model yang dapat digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang tepat terhadap data dan bagaimana penggunaannya di dalam suatu perusahaan. Entity Relationship Modeling dapat dibuat dengan menggunakan pendekatan top-down yang diawali dengan penentuan entitas-entitas penting. Penentuan entitas ini berkaitan dengan data apa saja yang akan disimpan di dalam bentuk tabel. Setelah proses penentuan entitas dilakukan, proses selanjutnya adalah penentuan relasi diantara entitasentitas tersebut. Setelah seluruh proses tersebut selesai, maka dapat ditentukan atribut di dalam entitas tersebut dan constraint-constraint di dalamnya. Selain menggunakan pendekatan top-down, dikenal juga pendekatan lain yang disebut sebagai pendekatan bottom-up. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang berlawanan dengan pendekatan top -down, dimana atribut-atribut dan data ditentukan terlebih dahulu, kemudian baru dimasukkan ke dalam entitasnya.

28 35 Pendekatan ini dirasa kurang cocok untuk pengembangan model skala besar. Di dalam Entity Relationship Modeling dikenal lima elemen, yaitu tipe entitas, tipe relasi, atribut, keys, dan structural constaint Tipe Entitas / Entity Types Connolly dan Begg (2005:343) menyatakan bahwa tipe entitas merupakan sekumpulan obyek yang memiliki properti yang sama, yang diidentifikasikan oleh perusahaan sebagai obyek yang memiliki keberadaan yang independen. Tipe entitas merupakan komponen paling dasar yang ada di dalam Entity Relationship Model, yang menampilkan kelompok obyek yang ada di dalam dunia nyata. Tipe entitas dapat berupa suatu benda nyata (real object), maupun benda yang abstrak (conceptual object). Kemunculan entitas (Entity Occurrence) merupakan suatu obyek yang dapat diidentifikasikan secara unik di dalam suatu entitas (Connolly dan Begg, 2005:345) Tipe Relasi / Relationship Types Mengacu pada pendapat Connolly dan Begg (2005:346) tipe relasi (relationship type) merupakan kumpulan asosiasi yang bermakna diantara tipe-tipe entitas. Tipe relasi merupakan suatu set asosiasi yang menghubungkan satu atau lebih tipe entitas. Setiap relasi

29 36 diberikan suatu nama yang melambangkan hubungan antara entitas-entitas tersebut. Kemunculan relasi (relationship occurrence) merupakan asosiasi yang bisa diidentifikasi secara unik. Yang juga mengandung satu kejadian dari setiap entitas yang ada di dalamnya (Connolly dan Begg, 2005:346). Gambar 2.3 Semantic Net dari relationship type Has Sumber : Connolly dan Begg (2005: 346) Menurut Connolly dan Begg (2005:347), derajat suatu relasi (degree of relationship type) merupakan jumlah entitas yang terlibat di dalam relasi tersebut. Entitas yang terlibat di dalam suatu relasi disebut sebagai participant, sedangkan jumlah participant yang ada di dalam relasi tersebut disebut sebagai degree. Suatu relasi yang memiliki dua participant disebut sebagai relasi binary. Sedangkan relasi yang memiliki tiga participant

30 37 disebut sebagai relasi ternary. Setiap relasi yang memiliki degree lebih dari binary biasanya disebut juga sebagai relasi kompleks (complex relation.) Relasi berulang (recursive relationship) merupakan suatu tipe relasi dimana tipe entitas yang sama berpartisipasi lebih dari sekali dengan peran yang berbeda. Recursive relationship biasa disebut juga sebagi unary relationship. Gambar 2.4 Contoh Recursive relationship Sumber : Connolly dan Begg (2005: 349) Atribut Mengacu pada pendapat Connolly dan Begg (2005:350) atribut (attribute) merupakan properti dari entitas maupun relationship. Atribut menyimpan nilai yang mendeskripsikan setiap entity occurrence dan merepresentasikan bagian utama data yang disimpan di dalam basis data. Sedangkan atribut domain merupakan suatu kelompok nilai yang diperbolehkan

31 38 untuk satu atau lebih atribut. Suatu domain menyimpan nilainilai yang berpotensial untuk dimiliki oleh suatu atribut. Suatu Atribut bisa digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu: Simple attribute dan composite attribute Simple attribute merupakan atribut yang terdiri dari satu komponen dan keberadaannya bersifat independen. Composite Attribute merupakan atribut yang terdiri dari beberapa komponen, yang masing-masing komponennya memiliki keberadaan yang bersifat independen. Single - Valued dan Multi-Valued Single Valued Attribute merupakan atribut yang menyimpan hanya satu nilai setiap kemunculan suatu tipe entitas. Multi Valued Attribute merupakan atribut yang menyimpan lebih dari satu nilai setiap kemunculan suatu tipe entitas. Derived Attribute Derived Attribute merupakan atribut yang nilainya didapat dari satu atau beberapa atribut lain dari relasi yang berhubungan, tanpa perlu berasal dari entitas yang sama.

32 Keys Menurut Connolly dan Begg (2005:352), ada beberapa jenis key yang biasanya digunakan dalam entity relationship modeling : Candidate key Merupakan suatu set minimal dari atribut-atribut yang mampu mengidentifikasi kemunculan setiap tipe entitas secara unik. Primary key Merupakan candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan kemunculan setiap tipe entitas secara unik. Composite key Merupakan candidate key yang terdiri dari dua atau lebih attribute. Terkadang di dalam suatu entitas, diperlukan lebih dari satu atribut untuk mengidentifikasi setiap kemunculan entitas secara unik. Karena itulah dibentuk suatu composite key. Alternate key Merupakan semua candidate key yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi setiap kemunculan tipe entitas secara unik, namun tidak dipilih sebagai primary key.

33 40 Foreign key Sebuah atribut atau sekumpulan atribut yang sama dengan candidate key pada relasi lainnya. Biasanya digunakan untuk menghubungkan satu relasi dengan relasi lainnya Entitas Kuat dan Entitas Lemah Suatu entitas bisa dikatakan sebagai entitas kuat apabila keberadaan entitas tersebut tidak bergantung pada keberadaan entitas lain. Salah satu karakteristik dari entitas kuat adalah setiap kemunculan entitasnya bisa diidentifikasi secara unik dengan primary key dari tipe entitas itu sendiri. Suatu entitas bisa dikatakan sebagai entitas lemah apabila keberadaan entitas tersebut bergantung pada keberadaan suatu entitas lain. Karakteristiknya adalah setiap kemunculan dari entitas ini tidak bisa diidentifikasi secara unik dengan primary key dari tipe entitasnya sendiri. Entitas lemah biasanya disebut juga sebagai subordinate, child, atau dependent entity, sedangkan entitas kuat biasanya disebut juga sebagai parent, owner, atau dominant entity Structural Constraints Structural constraint merupakan suatu penghalang yang ditetapkan ke dalam suatu entitas yang berpartisipasi di dalam

34 41 suatu relasi. Penghalang yang ada harus bisa menggambarkan halangan-halangan yang benar-benar ada di dalam dunia nyata. Beberapa structural constraint yang digunakan di dalam entity relationship model adalah: Multiplicity Multiplicity merupakan jumlah (atau jarak) kemunculan atau occurrence yang memungkinkan pada setiap entitas yang berhubungan dengan kemunculan atau occurrence entitas lain pada suatu relasi. Derajat relationship biasanya dibuat dalam bentuk binary. Relasi binary yang umum terjadi adalah one to one ( 1 : 1), one to many (1 : *) dan many to many (* : *). o One to one relationship (1 : 1) Menggambarkan relasi antara entitas, dengan masing-masing anggota dari setiap entitas hanya boleh berhubungan dengan tepat satu anggota dari entitas lain. Begitu juga sebaliknya, dimana masingmasing anggota dari entitas lain hanya boleh berhubungan dengan tepat satu anggota dari entitas tersebut. o One to many relationship (1 : *) Menggambarkan relasi antara entitas, dimana masing-masing anggota dari suatu entitas boleh berhubungan dengan lebih dari satu anggota entitas

35 42 lain, namun anggota-anggota entitas lain hanya boleh berhubungan dengan satu anggota entitas tersebut. o Many to many relationship (* : *) Menggambarkan relasi antara entitas, dimana masing-masing anggota entitas boleh berhubungan dengan lebih dari satu anggota entitas lain, dan masing-masing anggota entitas lain juga boleh berhubungan dengan lebih dari satu anggota entitas tersebut. Cardinality and participation constraint Multiplicity pada dasarnya terbentuk dari dua buah constraint yang berbeda, yaitu cardinality dan participation constraint. o Cardinality constraint Menggambarkan nilai kemunculan maksimum yang mungkin terjadi pada setiap entitas yang menjadi peserta pada relasi tersebut. o Participation constraint Menggambarkan apakah seluruh atau hanya beberapa entity occurrence yang harus ikut serta dalam suatu relasi. Participation constraint sendiri dibagi menjadi dua, yaitu:

36 43 1. Mandatory participation Merupakan participation constraint dimana seluruh entity occurrence harus ikut serta di dalam suatu relasi. 2. Optional participation Menurut Connolly dan Begg (2005:361), Optional participation merupakan participation constraint dimana seluruh entity occurrence tidak harus ikut serta di dalam suatu relasi Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2005:388), normalisasi merupakan suatu teknik untuk menghasilkan sekelompok relasi dengan properti yang diinginkan, sesuai dengan kepentingan perusahaan. Gambar 2.5 Proses Normalisasi Sumber: Connolly dan Begg (2005: 401)

37 44 Tujuan dari normalisasi adalah untuk mengidentifikasi sekelompok relasi yang cocok untuk mendukung kebutuhan data perusahaan. Karakteristik dari relasi yang cocok adalah: Jumlah atribut yang minimal untuk mendukung kebutuhan data suatu perusahaan. Atribut dengan hubungan logis yang dekat (ditentukan sebagai functional dependencies) dapat ditemukan di dalam satu relasi. Pengurangan perulangan penyimpanan data, dimana suatu atribut hanya disimpan satu kali, dengan pengecualian atribut yang merupakan foreign key, atau merupakan bagian dari foreign key. Connolly dan Begg (2005:388) menyatakan bahwa keuntungan dari penggunaan teknik normalisasi adalah basis data yang telah dinormalisasi akan terbebas dari anomali-anomali yang biasa terjadi di dalam basis data (insertion anomaly, deletion anomaly, dan modification anomaly), serta akan mengalami pengurangan redundancy atau penggandaan data Proses Normalisasi Dalam proses normalisasi, terdapat beberapa tingkatantingkatan yang harus dilewati sebelum mencapai suatu basis data yang normal. Connolly dan Begg (2005:401) menjabarkan bahwa ada enam tingkatan dalam proses

38 45 normalisasi, yaitu Unnormalized Form (UNF), First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2NF), Third Normal Form (3NF), Boyce-Codd Normal Form (BCNF), Fourth Normal Form (4NF), Fifth Normal Form (5NF). Namun tahapan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu : Unnormalized Form (UNF) UNF merupakan bentuk tabel / relasi yang memiliki satu atau lebih kelompok yang berulang. UNF merupakan bentuk tabel yang belum mengalami proses normalisasi. Di dalam tabel tersebut masih terdapat beberapa atribut yang memiliki nilai lebih dari satu untuk setiap kemunculannya. First Normal Form (1NF) 1NF merupakan bentuk tabel/relasi dimana pada setiap perpotongan kolom dan barisnya hanya berisi satu buah nilai. (tidak terdapat multi-value). Ada beberapa cara yang harus dilakukan untuk mengubah bentuk UNF menjadi 1NF, yaitu : 1. Dengan memasukkan data yang cocok ke dalam kolom kosong pada baris yang mengandung data yang berulang. 2. Dengan menentukan primary key pada tabel awal dan memindahkan kelompok-kelompok yang

39 46 berulang ke tabel berbeda, dengan salinan atau copy dari primary key tabel awal. Hasil akhir dari proses normalisasi cara pertama dan cara kedua mungkin bisa berbeda, namun tetap akan menghasilkan hasil yang sama pada akhir proses 3NF. Second Normal Form (2NF) 2NF merupakan bentuk tabel/relasi dimana setiap atribut yang bukan primary key bersifat bergantung sepenuhnya secara fungsional (fully functionally dependent) terhadap primary key. Full functional dependency sendiri terjadi jika atribut B bergantung penuh terhadap atribut A (A B), namun bukan merupakan subset dari atribut A. Proses pengubahan 1NF menjadi 2NF melibatkan penghapusan partial dependencies / ketergantungan sebagian. Bila terdapat ketergantungan sebagian di dalam suatu relasi, atribut yang bergantung tersebut harus dipindahkan ke dalam tabel baru, beserta dengan salinan primary key dari tabel awal. Third Normal Form (3NF) 3NF merupakan bentuk tabel/relasi dimana tabel yang ada telah berada dalam bentuk 1NF dan 2NF, serta tidak ada lagi atribut yang bukan primary key yang bergantung secara transitive terhadap primary key. Transitive

40 47 dependencies terjadi dalam kondisi dimana A, B, dan C merupakan atribut di dalam suatu relasi, serta memiliki sifat A B (B bergantung terhadap A) dan B C (C bergantung terhadap B). Sehingga dapat disimpulkan bahwa C bergantung secara transitive terhadap A melalui B. Bila terdapat ketergantungan transitive di dalam tabel tersebut, maka atribut-atribut yang bergantung secara transitive tersebut dipindahkan ke dalam tabel baru, dengan salinan primary key dari tabel awal Perancangan Basis Data Perancangan basis data merupakan tahap utama dalam Database System Development Lifecycle. Proses perancangan basis data sendiri terdiri dari 3 tahap, yaitu conceptual database design, logical database design, dan physical database design. Conceptual Database Design Merupakan proses pembentukan model data yang digunakan di dalam suatu perusahaan, terlepas dari seluruh pertimbangan fisikal. Logical Database Design Merupakan proses pembentukan model data yang digunakan di dalam suatu perusahaan, berdasarkan tipe data yang spesifik, tetapi terbebas dari DBMS (Database Management System) tertentu atau pertimbangan fisik lainnya.

41 48 Physical Database Design Mengacu pada pendapat Connolly dan Begg (2005:439), Physical Database Design merupakan proses pendeskripsian dari implementasi basis data ke dalam media penyimpanan sekunder. Proses ini mendeskripsikan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mendapatkan akses terhadap data yang efisien, dan seluruh integrity constraint dan security measures yang terlibat Conceptual Database Design Proses conceptual database design dimulai dengan pembuatan data model konseptual untuk keperluan perusahaan yang benar-benar terlepas dari pertimbangan fisik seperti jenis DBMS, aplikasi, bahasa pemograman, dan pertimbangan fisikal lainnya. Langkah-langkah pembuatan conceptual database design menurut Connolly dan Begg (2005:442) adalah: 1. Mengidentifikasi tipe entitas yang diperlukan. Langkah utama dari pembuatan conceptual database design adalah mendefinisikan obyek utama yang dianggap penting oleh pengguna. Obyek-obyek tersebut yang nantinya akan diidentifikasi sebagai entitas. Biasanya obyek penting ini diidentifikasikan dengan

42 49 mencari kata benda pada spesifikasi kebutuhan dari pengguna. 2. Mengidentifikasi tipe relasi. Langkah selanjutnya adalah pengidentifikasian seluruh relasi yang terdapat diantara seluruh entitas. Relasi di dalam model diidentifikasikan dari kata kerja yang berada pada spesifikasi kebutuhan pengguna. Pada mayoritas relasi, relasi yang terjadi adalah relasi binary (relasi yang terjadi antara 2 buah entitas), namun terdapat kemungkinan bahwa relasi yang ada melibatkan 2 atau lebih entitas. 3. Mengidentifikasikan dan mengasosiasikan atribut ke dalam entitas atau relasi. Setelah mengidentifikasikan tipe relasi yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut-atribut yang berkaitan dengan entitas dan relasi tersebut. 4. Menentukan Attribute Domain. Setiap atribut yang telah ditentukan kemudian ditentukan domain atributnya. Domain atribut adalah suatu kelompok nilai yang diperbolehkan untuk mengisi nilai suatu atribut.

43 50 5. Menentukan candidate, primary, dan alternate key. Tujuan dari langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi candidate key, dan bila terdapat lebih dari satu candidate key, menentukan primary key dan menjadikan sisanya menjadi alternate key. 6. Mempertimbangkan penggunaan Enhanced Modeling Concepts. (optional) Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concept seperti generalisasi, spesialisasi, agregasi dan komposisi. Penggunaan enhanced modeling concepts ini merupakan langkah optional, dan penggunaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan basis data perusahaan. 7. Memeriksa redundansi pada model. Pada langkah ini terjadi proses pencarian dan penghilangan redundansi pada model. Proses pencarian dan penghilangan redundansi ini terdiri dari tiga langkah, yaitu : Memeriksa kembali one to one relationship Menghapuskan relasi yang berulang Mempertimbangkan dimensi waktu.

44 51 8. Memvalidasi conceptual model terhadap keperluan transaksi pengguna. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa model yang dirancang sudah sesuai dengan keperluan transaksi bagi pengguna. Pemeriksaan validitas model dapat menggunakan dua cara, yaitu dengan mendeskripsikan transaksi dan menggunakan jalur transaksi. 9. Memeriksa kembali model conceptual data model dengan pengguna. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengguna merasa model yang telah dirancang benar-benar merepresentasikan kebutuhan data dari perusahaan Logical Database Design Tujuan dari perancangan logical database design adalah untuk menerjemahkan model data konseptual yang telah dibuat pada proses sebelumnya. Logical database design merupakan rancangan basis data yang dibuat berdasarkan kebutuhan perusahaan dengan mempertimbangkan model data yang spesifik, namun masih terlepas dari pertimbanganpertimbangan fisik seperti DBMS dan pemilihan aplikasi. Langkah-langkah untuk membuat logical database design menurut Connolly dan Begg (2005:462) adalah sebagai berikut :

45 52 1. Menurunkan relasi untuk logical data model. Proses ini menggambarkan penurunan dan pembentukan kembali entitas, relasi, dan atribut yang telah diidentifikasi sebelumnya. 2. Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi. Pada langkah ini, pengelompokan atribut divalidasi dengan menggunakan aturan normalisasi. Tujuan utama dari normalisasi adalah untuk menghasilkan suatu tabel yang minimal, namun mampu memenuhi kebutuhan data suatu perusahaan. Normalisasi berfungsi juga untuk mengurangi pengulangan data dan mengurangi penggunaan ruang penyimpanan basis data. 3. Memvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna. Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan relasi yang ada dapat memenuhi kebutuhan transaksi yang diperlukan, sesuai dengan spesifikasi kebutuhan yang telah di tentukan oleh pengguna. 4. Melakukan pemeriksaan terhadap integrity constraint. Integrity constraint yang harus diperhatikan adalah : Data yang dibutuhkan Multiplicity Attribute domain constraint Integritas entitas

46 53 Referential integrity General constraint 5. Melakukan pemeriksaan ulang (review) logical data model dengan pengguna. Proses ini digunakan untuk memastikan bahwa logical data model yang telah dibuat sudah dapat merepresentasikan kebutuhan data perusahaan. Bila pengguna merasa data model yang dihasilkan belum sesuai, beberapa pengulangan metodologi sebelumnya harus dilakukan. 6. Menyatukan logical data model menjadi global model. (optional) Tujuan dari proses ini adalah untuk menyatukan seluruh local logical data model menjadi satu global data model yang merepresentasikan seluruh view dari pengguna basis data. Langkah ini hanya diperlukan untuk rancangan basis data yang menggunakan multiple user view yang sebelumnya diatur menggunakan pendekatan view integration. 7. Pemeriksaan untuk perkembangan di masa depan. Menentukan apakah akan terjadi perubahan signifikan di masa depan, dan kemudian memperkirakan apakah model

47 54 yang dibuat dapat mengakomodasi perubahan-perubahan tersebut Physical Database Design Langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan basis data fisikal menurut Connolly dan Begg (2005:498) adalah sebagai berikut: 1. Menerjemahkan model data logikal untuk target DBMS. Menghasilkan skema basis data yang saling berhubungan dari logical database design yang dapat diaplikasikan ke target DBMS. Proses ini dimulai dari perancangan relasi dasar, representasi dari derived data, dan pembuatan general constraints. 2. Memilih organisasi file. Proses ini bertujuan untuk menentukan organisasi file dan index yang terbaik untuk menyimpan dan mengakses data, serta mendefinisikan bagaimana relasi dan tuple disimpan pada secondary storage. Hal ini dilakukan denga cara : Menganalisis transaksi; Memilih organisasi file; Memilih index; Mengestimasi kebutuhan disk space.

48 55 3. Merancang view pengguna. Proses ini bertujuan untuk merancang view pengguna yang telah diidentifikasi selama proses pengumpulan kebutuhan perusahaan serta tahap analisis dari database system development lifecycle. 4. Merancang mekanisme keamanan. Perancangan mekanisme keamanan untuk basis data yang telah ditetapkan oleh pengguna selama proses pengumpulan kebutuhan perusahan dan tahap analisis dalam database system development lifecycle. 5. Mempertimbangkan controlled redundancy. 6. Memonitor dan memperbaiki sistem operasional. Memonitor dan mengembangkan sistem operasional yang berjalan, serta memperbaiki bagian sistem yang tidak berfungsi dengan semestinya. 2.2 Teori Khusus Penjualan Mengacu pada pendapat Indrajani (2011:68), penjualan adalah sebuah proses transaksi jual beli yang dilakukan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya. Kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang dan jasa yang dapat dilakukan secara kredit maupun tunai. Penjualan kredit merupakan penjualan yang dilakukan dengan cara mengirimkan barang atau jasa sesuai pesanan pembeli dan pembayarannya dapat

49 56 dilakukan secara berkala (dapat dicicil) yang kemudian akan dicatat oleh perusahaan sebagai piutang penjualan. Sedangkan penjualan tunai merupakan penjualan yang mengharuskan pembeli untuk membayar terlebih dahulu sebelum barang atau jasa tesebut diserahkan kepada pembeli Pembelian Indrajani (2011:71) mengartikan bahwa pembelian merupakan proses transaksi pembelian barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu pihak baik untuk digunakan secara pribadi ataupun untuk persediaan yang akan dijual. Pembelian adalah suatu usaha untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dibagi menjadi dua yaitu pembelian lokal dan pembelian impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri Persediaan Indrawati dan Hizkia (2012:60) mengartikan bahwa persediaan merupakan aktiva milik suatu perusahaan yang digunakan untuk dijual dalam proses bisnis serta merupakan aktiva lancar terbesar dari sebuah perusahaan manufaktur maupun dagang. Persediaan dapat berupa barang ataupun jasa. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu macam yaitu persediaan barang dagang dimana merupakan persediaan barang yang digunakan

50 57 untuk dijual dalam operasi bisnis perusahaan. Mengacu pada pendapat Indrawati dan Hizkia (2012:61), untuk perusahaan perdagangan besar seperti retail yang perputaran persediaan barangnya cukup tinggi dan beragam, perusahaan dapat menyimpan persediaan barang dagang sebelum dijual didalam sebuah gudang dengan tujuan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kekurangan persediaan. Sistem persediaan bertujuan untuk mencatat perubahan tiap jenis persediaan yang disimpan di dalam gudang Pemahaman Sistem Berbasis Web Internet Menurut Connolly dan Begg (2005:994) internet adalah kumpulan jaringan komputer internasional yang terdiri dari jaringan komputer komputer yang saling terhubung. Internet pertama kali dikembangkan pada akhir tahun 1960 sebagai proyek uji coba Department of Defense Amerika serikat. Proyek yang pada awalnya disebut sebagai Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET). ARPANET ini dibuat dengan tujuan menciptakan suatu jaringan yang dapat tetap berfungsi meskipun mengalami kerusakan pada beberapa bagiannya. Seiring dengan berkembangnya proyek ini, pihak militer banyak melibatkan pihak akademis dan perusahaan, sehingga

51 pada akhirnya proyek ini berkembang dengan sangat luas dan menjangkau bidang bidang lain selain bidang militer World Wide Web (WWW) World Wide Web atau yang biasa disebut web merupakan sistem berbasis hypermedia yang menyediakan penelusuran informasi pada internet dalam cara yang tidak beraturan dengan menggunakan hyperlinks. Connolly dan Begg (2005:998) mengatakan bahwa World Wide Web merupakan sistem informasi hypertext global yang interaktif, dinamis, cross-platform, terdistribusi, dan memiliki grafis, yang bekerja di dalam internet. World Wide Web biasanya membedakan komputer di dalam internet menjadi 2 peran, yaitu sebagai client (komputer yang meminta informasi) dan server (komputer yang menyajikan informasi). Sebagai bagian dari internet, World Wide Web juga memiliki teknologi berbasis multimedia yang memungkinkannya untuk mengakses berbagai tipe data, seperti gambar, film, suara, dan animasi. Dalam pengaksesan internet, pihak client biasanya menggunakan suatu aplikasi yang disebut dengan web browser. Beberapa web browser yang paling umum digunakan saat ini adalah : Internet Explorer, Google Chrome, Mozilla Firefox, Safari, serta Opera.

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Basis Data Ada beberapa macam definisi tentang basis data yang disampaikan oleh beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : Menurut O Brien (2002, p.166)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Data Data diartikan sebagai representasi objek dan kejadian yang tersimpan yang memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). Data dapat juga diartikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p19), data adalah komponen yang paling penting dalam Database Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang end

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data Teori-teori ini diperlukan untuk mendukung penulisan laporan tugas akhir yang dibuat sebagai landasan dan acuan melakukan perancangan pada basis data. 2.1.1 Data

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA

PERANCANGAN BASIS DATA BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat dimanipulasi (diolah) menggunakan perangkat lunak (program aplikasi)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data dan Basis Data Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p715), data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Terminologi Definisi Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, McLeod (1996,p13). Dan kebanyakkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden, (2007, p6), data adalah representasi tersimpan dari objek dan kejadian yang memiliki arti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori teori Dasar 2.1.1 Pengertian Data Menurut Kadir (2000, p7), data adalah fakta mengenai suatu objek atau orang. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Sistem Basis Data 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data Sebelum kita masuk ke pengertian sistem basis data, kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan data. Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Data Dalam sebuah sistem informasi, data merupakan salah satu komponen yang sangat penting agar sistem informasi tersebut dapat berjalan. Di dalam sistem informasi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut R. Kelly Rainer (2011:10), dalam bukunya Introduction to Information Systems menyatakan bahwa Sistem Informasi adalah untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Basis Data 2.1.1 Basis Data 2.1.1.1 Definisi Basis Data Menurut Connolly-Begg (2002, p14), basis data adalah suatu kumpulan yang dapat digunakan bersama dari data yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database Merupakan kumpulan dari teori-teori yang digunakan dalam perancangan Database. 2.1.1 Data Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah penyimpanan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Viriya Adithana

Lebih terperinci

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri -DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : 33109332 Dosen : Leli Safitri PROGRAM DIPLOMA MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 Pendekatan basis data a. Data Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15) adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Basisdata Sebelum aplikasi basisdata (DBMS) dikenal, biasanya proses penyimpanan data disimpan di dalam sebuah file. Menurut Connoly (2002, p12), bahwa setiap program mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Khusus 2.1.1. Database Menurut Connolly and Begg (2010, p65), database adalah suatu kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan deskripsi dari data,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Hariyanto (2004, p3), data adalah rekaman mengenai fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. Menurut Whitten et al. (2004, p23), data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi 2.1.1 Pengertian Data dan Informasi Menurut Elmasri dan Navathe (1994, p2), data merupakan fakta-fakta yang telah diketahui untuk dapat disimpan dan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan 2.1.1 Pengertian Analisis Pengertian analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab tinjauan pustaka ini akan diuraikan secara ringkas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan basis data dan topik pendukung analisis dan perancangan aplikasi basis data sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori umum Data Data merupakan aliran fakta yang mewakili kejadian yang terjadi dalam organisasi atau dalam lingkungan fisik sebelum mereka diatur menjadi sebuah bentuk yang dapat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN DATABASE SISTEM PEMESANAN, PEMBELIAN, PRODUKSI DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum 2.1.1 Data Data adalah fakta yang didapat, di mana kenyataan tambahan dapat ditarik menjadi simpulan (Date, 2004, p15). Data merupakan fakta yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini disajikan teori yang relevan, lengkap dan urut sejalan dengan permasalahan. Teori umum ini dikemukakan dari sumber teori dan hasil penelitian. Teori

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang Berkaitan dengan Basis Data 2.1.1. Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010,p65), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Teori-teori umum yang akan dibahas adalah sistem, data dan informasi, basis data, sistem basis data, sistem manajemen basis data, Structured Query Language, Entity-

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban, & Rainer (2009, p. 6), data adalah fakta mentah atau deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASISDATA PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1. Data Data merupakan sebuah fakta di dalam kehidupan keseharian kita yang dapat berbentuk kalimat dan angka. Semua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sistem yang masih belum terintegrasi. Namun file-based system ini memiliki. Data menjadi terpecah-pecah dan terisolasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. sistem yang masih belum terintegrasi. Namun file-based system ini memiliki. Data menjadi terpecah-pecah dan terisolasi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Basisdata Menurut Connolly (2002, p7), file-based system merupakan sekumpulan program aplikasi yang menampilkan pelayanan terhadap pengguna seperti laporan produksi.

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol Ragam Indonesia

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol Ragam Indonesia UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7).

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Data dapat diartikan sebagai fakta mentah atau hasil pengamatan mengenai kejadian fisik atau transaksi bisnis. Secara lebih spesifik data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data 2.1.1 Sistem Sistem adalah sekumpulan objek atau elemen yang berhubungan yang dilihat secara keseluruhan dan didesain untuk mencapai tujuan tertentu (Britton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Connolly & Begg (2002, p14), basis data adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logikal dan sebuah deskripsi data,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG PADA PT DAVINCI KERAMINDO

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar atau Umum 2.1.1 Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data Pada saat ini aplikasi basisdata sudah digunakan di kehidupan sehari-hari, seperti pembelian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Indrajani (2009,p2), data adalah : fenomena fisik atau transaksi bisnis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Indrajani (2009,p2), data adalah : fenomena fisik atau transaksi bisnis. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden (2005,p5), data merupakan gambaran objek dan peristiwa yang mempunyai arti dan penting di lingkungan pemakai. Sedangkan informasi

Lebih terperinci

Perancangan Database

Perancangan Database Perancangan Database Database System Development Live cycle ( SDLC) Database System Development Live cycle (SDLC) merupakan komponen yang penting dalam sistem database karena aplikasi dari database life

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data adalah fakta - fakta yang telah diketahui dan dapat dikumpulkan serta dapat disimpan dalam media komputer. Data terdiri dari fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar Basis Data Teori yang mendasari suatu perancangan sistem basis data, yaitu: 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut James A.O'Brien, (2002,p8), sistem adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut O brien (2004, p38), data adalah fakta atau observasi mentah, yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Menurut McLeod and Schell (2007,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Data adalah sebuah sumber yang harus dikontrol dan dikelola. Data yang belum dikelola belum bisa dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Basis Data. Teori - teori berikut ini merupakan teori - teori umum yang digunakan dalam penyusunan skripsi. 2.1.1 Data Data adalah fakta atau informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Raymond Mcleod Jr, dan George P. Shell : 2008 Data merupakan fakta dan angka yang pada umum nya tidak dapat digunakan karena volume

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Data dan Basis Data Data adalah fakta fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis (James A. O Brien, 2003, p13), sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari 13 sungai yang membelah kota Jakarta, terdapat ratusan industri yang harus selalu dilakukan pengambilan contoh secara berkala. Apabila terdapat industri yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Dasar Sistem Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Dasar Sistem Basis Data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Dasar Sistem Basis Data 2.1.1.1 Pengertian Data Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15), adalah fakta-fakta yang belum diolah

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO Rudy Djailani (0700696386) Erwinsyah Pulungan (0700696764) Yoghi Putrama Syarief (0700724622) Kelas/Kelompok: 07PKT

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN PT. SUMBER DATA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISA & PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM OPERASIONAL BERBASIS WEB PADA PT. PELAYARAN MITRABAHARI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Semua data terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimum.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Semua data terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimum. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 Pengertian Basisdata Menurut Connolly (2005, p14), Basis data adalah sekumpulan data yang terhubung secara logikal, dan deskripsi dari data tersebut,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Menurut Rosenblatt (2014:6) Sistem adalah seperangkat komponen terkait yang menghasilkan hasil tertentu. Contohnya adalah Sistem khusus untuk lalu lintas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERSEDIAAN, PRODUKSI, DAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PO. DELIRA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Database 2.1.1 Pengertian Data Data adalah fakta, atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Basisdata 2.1.1 Latar Belakang Munculnya Penggunaan Basisdata Saat ini basisdata merupakan suatu teknologi yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik.

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p352), data adalah fakta-fakta mentah, yang tidak teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik. Menurut Hoffer (2002, p4), data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Khusus 2.1.1 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan Pengumpulan dan Analisis kebutuhan adalah proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian perusahaan yang didukung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Database Menurut Connolly (2010, p65), database adalah kumpulan data dan deskripsi data yang terhubung secara logika serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendekatan Basisdata Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa pendekatan basisdata, diantaranya yaitu : 2.1.1. Pengertian Data Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon (2008)

Lebih terperinci

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c.

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c. 01. Kumpulan data dari sebuah perusahaan yang terorganisir dan tersimpan secara terintegrasi adalah a. File Base d. DSS b. Field Base e. Expert System c. Data Base 02. Berfungsi sebagai perantara antara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen orang (Connolly dan Begg, 2005, p20). makna bagi lingkungan pengguna.

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen orang (Connolly dan Begg, 2005, p20). makna bagi lingkungan pengguna. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Basis Data Pengertian Data Data merupakan komponen terpenting dari DBMS. Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan komponen mesin dengan komponen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini kami akan menjelaskan teori yang akan sering digunakan sebagai penunjang dan pedoman untuk membuat rancangan basis data dan prototype pada skripsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database 2.1.1 Sistem Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori Umum ini berisikan tentang teori-teori yang digunakan secara umum dalam penyusunan skripsi ini dan nantinya yang akan menjadi landasan di dalam melakukan penelitian.

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori-teori Dasar / Umum 2.1.1 Data Data berasal dari bahasa Latin yaitu datum yang berarti fakta, kejadian, kenyataan atau peristiwa. Mengacu pada tulisan Kenneth C. Laudon dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam teori umum membahas tentang teori teori yang berhubungan basis data meliputi pengertian Data, Basis Data (Database), Sistem Basis Data (Database System), Sistem

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Basis Data A database is a collection of data stored in a standarized format, designed to be shared by multiple users. (Post, 2005, p2), yang dapat diartikan, Basis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Basis Data Teori-teori yang berkaitan dengan basis data yang dibahas adalah data, basis data (database), sistem basis data, Database Management System

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai berbagai teori umum tentang pengertian Database, Database Lifecycle, Entity Relationship Modeling, Normalisasi, Metodologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Data dan Sistem Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah fakta, atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. INDO PRIMA FOODS

Lebih terperinci

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau DATABASE DESIGN THEORY, PRACTICE, AND CASE STUDY Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo (2002), Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Utama 2.1.1 Basis Data 2.1.1.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly (2002, p14), database adalah suatu kumpulan logikal data yang terhubung satu sama lain, dan deskripsi

Lebih terperinci

Database dan DBMS DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan

Database dan DBMS DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan Database dan DBMS Database adalah : suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktifitas untuk memperoleh informasi. semua data yang disimpan pada sumberdaya berbasis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data. 2.1.1 Definisi Data, Basis Data dan Sistem Basis Data Data adalah fakta, baik objek, variabel,

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Sistem Basis Data 2.1.1 Data Menurut Everest (1986, p3), data adalah fakta yang dipresentasikan dengan nilai berupa angka, karakter string, atau symbol yang memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN, PENYEWAAN, DAN PEMASARAN PADA RAY WHITE SUNTER

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN, PENYEWAAN, DAN PEMASARAN PADA RAY WHITE SUNTER Universitas Bina Nusantara Program Studi Ganda Sistem Informasi dan Manajemen Skripsi Sarjana Komputer dan Sarjana Ekonomi Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ADMINISTRASI PRODUKSI PADA PT ROFINA INDAH JAYA Abstrak Helena

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. SURYA TOTO INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan pemahaman arti keseluruhan. adalah suatu proses / kegiatan merencanakan segala sesuatu.

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan pemahaman arti keseluruhan. adalah suatu proses / kegiatan merencanakan segala sesuatu. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum 2.1.1. Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988, p32), analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan data yang tidak hanya berisi data operasional tetapi juga deskripsi data.

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan data yang tidak hanya berisi data operasional tetapi juga deskripsi data. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Database Database adalah sebuah tempat penyimpanan yang besar dimana terdapat kumpulan data yang tidak hanya berisi data operasional tetapi juga deskripsi data. Seperti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum akan menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan database, seperti : data, database, entity, database management system (DBMS), normalisasi, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori-Teori Dasar 2.1.1. Pengertian Data Menurut Kadir (2000, p7), data adalah fakta mengenai suatu obyek atau orang. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan berdasarkan pada penelitian terdahulu, berikut pemaparan beberapa kajian penelitian : (C Wibowo, A. Angelia, A.Natalia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Basis Data (Database) sekarang merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari yang biasanya tidak kita sadari penggunaannya. Basis data dapat diartikan sebagai koleksi

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006 / 2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERSEDIAAN, PENJUALAN, DAN PEMBELIAN PADA PT.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Basis Data Basis data adalah suatu kumpulan data yang terhubung secara logikal satu satu sama lain dan deskripsi dari suatu data yang dirancang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM APLIKASI BASIS DATA MARKETING PADA PT. JASA ANGKASA SEMESTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PADA SISTEM INFORMASI PEMBELIAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika. Program Studi Strata-1. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil 2005 / 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika. Program Studi Strata-1. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2005 / 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN PADA PT.TRIJAYA MULTI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Loshin (2012, p8), data adalah kumpulan dari elemenelemen nilai baku atau fakta yang digunakan untuk perhitungan, pemikiran atau pengukuran.

Lebih terperinci