BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab tinjauan pustaka ini akan diuraikan secara ringkas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan basis data dan topik pendukung analisis dan perancangan aplikasi basis data sistem penjualan dan pembelian pada PT. Karunia Lestari Xpresif. Berikut ringkasannya: 2.1 Teori yang berkaitan dengan Basis Data Dalam tinjauan pustaka yang berhubungan dengan basis data akan diuraikan secara ringkas antara lain: data, basis data, sistem manajemen basis data (DBMS), bahasa basis data (Database Language), siklus basis data (Database System Development Lifeycle), model relasional, diagram hubungan entitas (Entity Relationship Diagram), normalisasi, kemanan basis data Pengertian Data Menurut Hoffer, Prescott & Topi (2009, p46), data adalah sebuah fakta tentang objek dan kejadian yang dapat disimpan dalam sebuah media komputer. Data dibagi menjadi 2 tipe data, yaitu yang terstruktur dan tidak terstruktur Pengertian Basis Data Menurut Indrajani (2009, p2), Basis data merupakan suatu kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Menurut pendapat Connolly & Begg (2005, p15), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logika dan dibuat agar memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Basis data berdiri secara tunggal yang menyimpan data dalam jumlah yang besar dan dapat digunakan secara terus menerus oleh banyak pengguna. Bukan sebagai file yang tidak berhubungan dan redundan melainkan seluruh data terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang sangat minimum. 9

2 10 Sedangkan menurut Hoffer, Prescott & Topi (2009, p46), basis data didefinisikan sebagai kumpulan data yang telah memiliki relasi secara terorganisir, dan dapat memiliki berbagai ukuran dan juga kompleksitas Database Management System (DBMS) Pengertian DBMS Menurut Connolly & Begg (2005, p16), Database Management System (DBMS) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna dapat mendifinisikan, menciptakan, memelihara dan mengkontrol akses ke basis data. Sedangkan menurut Hoffer, Prescott & Topi (2009, p49), Database Management System (DBMS) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang digunakan untuk membuat, menjaga, dan menyediakan akses kontrol ke basis data pengguna Keuntungan DBMS Menurut Connolly & Begg (2005, p26) kelebihan yang terdapat pada DBMS, yaitu: 1. Mengontrol data yang berulang (Control of data redundancy) 2. Data yang konsisten (Data consistency) 3. Semakin banyak informasi yang didapatkan data yang sama (More information from the same amount of data) 4. Data yang dibagikan (Sharing of data) 5. Meningkatkan integritas data (Improved data integrity) 6. Meningkatkan keamanan data (Improved security) 7. Penetapan standarisasi (Enforcement of standards) 8. Pengurangan biaya (Economoy of scale) 9. Mempermudah pengoperasian data (Balance of conflicting requirements) 10. Meningkatkan pengaksesan data (Improved data accessibility and responsiveness) 11. Menambah produktivitas (Increased productivity) 12. Meningkatkan pemeliharaan data yang independen (Improved maintenance through data independence)

3 Menambah konkurensi (Increased concurrency) Kerugian DBMS Menurut Connolly & Begg (2005, p29) ada 7 kekurangan yang terdapat pada DBMS, yaitu: 1. Memiliki sistem yang kompleks (Complexity) 2. Memiliki ukuran yang besar (Size) 3. Harga DBMS memiliki harga yang bervariasi tergantung fungsi dan kebutuhannya (Cost of DBMSs) 4. Penambahan biaya karena membutuhkan perangkat keras lainnya (Additional hardware costs) 5. Penambahan biaya konversi (Costs of conversion) 6. DBMS dirancang untuk dapat diakses lebih dari satu aplikasi sehingga performanya menurun (Performance) 7. Kegagalan dalam DBMS mengakibatkan operasi yang tidak berjalan (Higher impact of a failure) Fungsi DBMS Menurut Connolly & Begg (2005, p48) DBMS memiliki 10 fungsi yang sangat berguna, yaitu: 1. Menyimpan data, pengambilan data, dan memperbaharui data (Data storage, retrieval, and update) 2. Catalog data yang dapat di akses secara mudah (A user-accesible catalog) 3. Laporan transaksi (Transaction support) 4. Layanan control konkurensi (Concurrency control services) 5. Layanan untuk pemulihan basis data jika terjadi kerusakan (Recovery services) 6. Layanan untuk memberikan hak akses (Authorization services) 7. Dukungan data terhadap perangkat lunak (Support for data communication) 8. Layanan data yang terintegritas (Integrity services) 9. Layanan untuk mendukung data yang independent (Services to promote data independece)

4 Layanan utilitas (Utility services) Komponen Komponen DBMS Menurut Connolly & Begg (2005, p19) DBMS memiliki 5 komponen penting yaitu: 1. Perangkat Keras (Hardware) 2. Perangkat Lunak (Software) 3. Data 4. Prosedur 5. Manusia Database Languages Data Definition Language (DDL) Menurut Connolly & Begg (2005, p40), DDL adalah sebuah bahasa yang memungkinkan seorang DBA (Database Administrator) atau pengguna untuk mendeskripsikan dan menamai sebuah entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan untuk sebuah aplikasi dengan menggunakan asosiasi yang terintegrasi dan batasan keamanan. Beberapa pernyataan pada DDL adalah: - CREATE TABLE untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan tipe data pada tiap kolom yang ada. - DROP TABLE untuk menghapus tabel beserta semua data yang berada didalam tabel. - ALTER TABLE untuk menambah atau menghapus kolom pada suatu tabel dan constraint Data Manipulation Language (DML) Menurut Connolly & Begg (2005, p41), DML adalah sebuah bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung memanipulasi data didalam basis data. Operasi DML pada umumnya adalah: - Memasukkan data baru kedalam basis data. (INSERT) - Memodifikasi data yang disimpan didalam basis data. (UPDATE)

5 13 - Mengambil data yang terdapat didalam basis data. (SELECT) - Menghapus data yang terdapat didalam basis data. (DELETE) Menurut Connolly & Begg (2005, p41), DML dibedakan menjadi dua tipe, yaitu: - Prosedural Sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk memberitahukan system data apa yang dibutuhkan dan bagaimana untuk mengambil data. - Non-Prosedural Sebuah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk menyatakan apa yang dibutuhkan data daripada bagaimana data itu harus diambil Database System Development Lifecycle Menurut Connolly dan Begg (2005, p282), Sistem basis data adalah komponen fundamental dari organisasi yang besar dan memiliki sistem informasi yang luas. Pengembangan siklus hidup sistem basis data secara inheren terkait dengan siklus hidup sistem informasi. Tahapan siklus pembangunan sistem basis data ditunjukkan pada gambar 2.1. Untuk sistem database dalam skala kecil dengan sejumlah kecil pengguna, siklus pengembangan basis data tidak perlu menjadi sangat kompleks. Namun, ketika merancang media untuk sistem basis data besar dengan puluhan hingga ribuan pengguna yang menggunakan ratusan query dan program aplikasi, siklus pengembangan basis data dapat menjadi sangat kompleks. Sub bab ini akan terkonsentrasi pada kegiatan yang diasosiasikan dengan perkembangan media untuk sistem basis data yang besar. Pada bagian berikut kita menggambarkan kegiatan utama yang terkait dengan setiap tahap dari sistem database pembangunan siklus hidup secara lebih rinci.

6 14 Gambar 2.1 Database System Development Lifecycle

7 15 Tabel 2.1 Database System Development Lifecycle TAHAPAN SIKLUS FUNGSI UTAMA Database Planning Merencanakan bagaimana langkah dari siklus database dapat direalisasikan secara efisien dan efektif. System Definition Menspesifikasikan ruang lingkup sistem database, termasuk sudut pandang utama pengguna, pengguna itu sendiri, dan area aplikasi. Requirements Collection and Mengumpulkan dan menganalisis Analysis kebutuhan sistem basis data yang baru. Database Design Perancangan basis data konseptual, logikal, dan fisikal. DBMS Selection (optional) Memilih DBMS yang paling sesuai dengan sistem basis data. Application Design Merancang antarmuka pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data. Prototyping (Optional) Membangun model kerja dari sistem database, yang memungkinkan para desainer atau pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana sistem final akan terlihat dan berfungsi. Implementation Membuat definisi basis data fisikal dan program aplikasi. Data Conversion and Loading Mengambil data dari sistem lama ke sistem baru dan jika memungkinkan mengubah aplikasi yang ada untuk

8 16 dijalankan pada basis data baru. Testing Sistem Basis Data diuji dan divalidasi terhadap persyaratan yang ditentukan oleh pengguna. Operational Maintenance Sistem basis data sepenuhnya dilaksanakan. Sistem ini terus dipantau dan dipelihara. Bila perlu, jika ada persyaratan baru juga dimasukkan ke dalam sistem basis data melalui tahap sebelumnya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai tahapan database lifecycle : 1. Perencanaan Basis Data (Database Planning) Menurut Connolly dan Begg (2005, p286) Perencanaan basis data adalah kegiatan pengelolaan yang memungkinkan tahapan database system lifecycle untuk direalisasikan secara efisien dan efektif. Database planning harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi organisasi. Ada tiga isu utama yang terlibat dalam merumuskan strategi sistem informasi, yaitu: Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan kebutuhan sistem informasi. Evaluasi sistem informasi saat ini untuk menentukan kekuatan dan kelemahan yang ada. Penilaian terhadap peluang teknologi informasi yang dapat menghasilkan keuntungan yang kompetitif. Langkah pertama dalam perencanaan basis data adalah untuk mendefinisikan mission statement dalam sistem basis data. Mission statement mendefinisikan tujuan utama dari sistem basis data. Setelah itu langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi mission objectives. Mission objectives harus mengidentifikasi tugas tugas tertentu yang didukung oleh sistem basis data. Perencanaan database juga harus mencakup pengembangan standar yang mengatur bagaimana data akan dikumpulkan, bagaimana

9 17 format harus ditentukan, dokumentasi apa yang dibutuhkan, serta bagaimana desain dan implementasi harus dilanjutkan. 2. Definisi Sistem (System Definition) Menurut Connolly dan Begg (2005, p285), Menjelaskan ruang lingkup dan batas-batas dari aplikasi database dan pandangan pengguna utama (user view). User View mendefinisikan apa yang dibutuhkan sistem basis data dari perspektif peran pekerjaan tertentu (seperti Manager atau Supervisor) atau bidang aplikasi enterprise (seperti pemasaran, personalia, atau kontrol stok). Sebuah sistem basis data dapat memiliki satu atau lebih user view. Mengidentifikasi user view merupakan aspek yang amat penting untuk mengembangkan sistem basis data karena membantu untuk memastikan bahwa tidak ada pengguna utama sistem basis data yang dilupakan ketika mengembangkan persyaratan untuk sistem basis data baru. Sebuah tampilan pengguna mendefinisikan apa yang dibutuhkan dari sistem basis data dalam hal data yang akan diadakan dan transaksi yang akan dilakukan pada data ( dengan kata lain, apa yang pengguna akan lakukan dengan data). 3. Pengumpulan dan Analisis Data (Requirement Collection and Analysis) Proses mengumpulkan dan menganalisis informasi dari sebuah organisasi, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi persyaratan untuk sistem basis data baru. Ada beberapa cara yang digunakan dalam tahap ini menurut Connolly dan Begg (2005, p287), yaitu: 1. Pendekatan Terpusat ( Centralized Approach) Kebutuhan untuk tiap pandangan pengguna disatukan menjadi satu set kebutuhan untuk aplikasi basis data. Umumnya pendekatan ini dipakai jika basis datanya tidak terlalu kompleks. 2. Pendekatan integrasi view (View Integration Approach)

10 18 Kebutuhan untuk setiap pandangan pengguna dipisahkan. Model data menggambarkan setiap pandangan pengguna yang telah dibuat dan kemudian disatukan selama desain basis data. 4. Perancangan Basis Data (Database Design) Perancangan basis data adalah proses menciptakan rancangan yang akan mendukung pernyataan misi perusahaan dan misi objektif untuk sistem basis data yang diperlukan. Ada dua pendekatan utama dalam perancangan basis data : a. Pendekatan bottom up Pendekatan bottom-up dimulai pada tingkat dasar atribut (properti dari entitas dan relasi), lalu menganalisis hubungan antara atribut, kemudian dikelompokkan ke dalam satu relasi yang merepresentasikan tipe dari entity-entity dan hubungannya. Pendekatan bottom-up cocok untuk merancang basis data sederhana dengan jumlah atribut yang relatif kecil dan biasanya diilustrasikan melalui konsep normalisasi. b. Pendekatan top down Sebuah strategi yang lebih tepat untuk merancang database yang kompleks adalah dengan menggunakan pendekatan top-down. Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model data yang berisi sedikit entitas dan relasi tingkat tinggi dan kemudian menerapkan perbaikan top-down secara berturut-turut untuk mengidentifikasi entitas tingkat rendah, relasi, dan atribut yang terkait. Pendekatan topdown diilustrasikan menggunakan konsep Entity-Relationship (ER) model, dimulai dengan identifikasi entitas dan relasi antara entitas. Menurut Connolly dan Begg (2005, p293), Perancangan basis data dibagi ke dalam tiga tahapan utama, yaitu : a. Perancangan Basis Data Konseptual (Conceptual Database Design) Perancangan basis data konseptual adalah proses pembangunan sebuah model dari data yang digunakan dalam suatu perusahaan, yang tidak bergantung pada semua pertimbangan fisikal. Model data dibangun dengan menggunakan informasi yang didokumentasikan

11 19 dalam persyaratan spesifikasi pengguna. Perancangan basis data konseptual tidak bergantung pada DBMS, program aplikasi, bahasa pemrograman, platform perangkat keras, atau pertimbangan fisikal lainnya. Tahapan yang dilakukan dalam perancangan basis data konseptual dapat diuraikan sebagai berikut (Connoly dan Begg, 2005, p ) : a. Menentukan tipe entitas yang dibutuhkan Menentukan objek utama yang menarik perhatian user. b. Menentukan tipe relationship Mengidentifikasi hubungan-hubungan yang penting antar tipe entitas yang telah diidentifikasi. c. Menentukan dan menghubungkan atribut dengan entitas (relationship) Menentukan atribut-atribut apa saja yang terdapat dalam suatu entitas. d. Menentukan atribut domain Menentukan domain pada setiap atribut yang ada di dalam model data konseptual lokal. e. Menentukan atribut candidate key dan primary key Menentukan candidate key dari suatu entitas yang kemudian akan dipilih sebuah primary key dari candidate key yang ada. f. Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concepts Mempertimbangkan perlu tidaknya menggunakan konsep model spesialisasi atau generalisasi, agregasi, dan composition. g. Memeriksa model untuk redundansi Memeriksa model untuk menemukan adanya redundansi dalam model. h. Validasi model lokal dengan transaksi user Memeriksa apakah model konseptual lokal sudah dapat memenuhi segala transaksi yang dilakukan user, jika masih ada transaksi yang tidak dapat dilakukan secara manual maka perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

12 20 i. Review model data konseptual lokal dengan user Melakukan pemeriksaan ulang dengan user untuk memastikan apakah model konseptual ini sudah selesai. b. Perancangan Basis Data Logikal (Logical Database Design) Menurut Connolly dan Begg, (2005, p294), Perancangan basis data logikal adalah proses pembangunan sebuah model dari informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan pada model data yang spesifik, tetapi tidak bergantung pada DBMS tertentu dan pertimbangan fisikal lainnya. Tahapan yang dilakukan dalam perancangan basis data logikal adalah (Connolly dan Begg, 2005, p ): Membangun dan memvalidasi data model logikal. Menerjemahkan data model konseptual menjadi data model logikal dan memvalidasi model untuk memeriksa bahwa secara struktural benar dan mampu mendukung transaksi yang dibutuhkan (Connolly dan Begg, 2005, p462). Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menghilangkan fitur-fitur yang tidak sesuai dengan model Relasional Membuat model data logikal dan relasinya untuk memunculkan lagi entitas, relasi, dan atribut atribut yang telah diindentifikasi pada tahap sebelumnya untuk diturunkan. b. Menurunkan relasi untuk data model logikal Membuat relasi data model logikal lokal untuk merepresentasikan entitas, relationship, dan atribut yang telah diidentifikasi. c. Memvalidasi relasi-relasi menggunakan normalisasi Memvalidasi model data logikal global dengan menggunakan teknik normalisasi dan meyakinkan relasi tersebut mendukung kebutuhan transaksi yang ada. d. Memvalidasi relasi melalui transaksi user Memeriksa relasi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya apakah transaksi ini mendukung transaksi user, dan untuk

13 21 memastikan tidak ada kesalahan yang dibuat selama membuat relasi-relasi. e. Mendefinisikan batasan integritas (constraint) Dilakukan untuk menjaga agar basis data tetap konsisten. Data yang disimpan ke dalam sebuah basis data harus valid dan konsisten. f. Melakukan pemeriksaan model data kembali dengan user Menentukan apakah model ini sudah sesuai dengan representasi perusahaan. g. Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam model logikal global yang menggambarkan perusahaan Menggabungkan entitas pada model data lokal yang sama, memasukkan hubungan yang unik dari setiap model data lokal, melakukan pemeriksaan untuk entitas yang hilang, foreign key, dan batasan integritas, kemudian menggambarkan global ER, dan memperbaharui dokumentasi. h. Menentukan perubahan di masa mendatang Menentukan apakah akan sering terjadi perubahan yang drastis di masa yang akan datang dan menilai apakah model data logikal global ini dapat mengakomodasi perubahan yang terjadi. c. Perancangan Basis Data Fisikal (Physical database design) Menurut Connolly dan Begg, (2005, p496). Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan deskripsi dari implementasi basis data dalam penyimpanan sekunder yang menjelaskan relasi dasar, organisasi file, dan penggunaan indeks untuk mencapai pengaksesan data yang efisien dan hal lain yang berhubungan dengan batasan integritas dan masalah keamanan Secara umum, tujuan utama dari perancangan database fisikal adalah untuk menggambarkan bagaimana kita berniat untuk fisik menerapkan desain database logikal. Model relasional melibatkan: menciptakan satu set tabel relasional dan constraints pada tabel dari informasi yang disajikan dalam model data logikal;

14 22 mengidentifikasi struktur penyimpanan yang spesifik dan metode akses data untuk mencapai kinerja yang optimal untuk sistem basis data. merancang perlindungan keamanan untuk sistem. Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan deskripsi dari implementasi basis data dalam secondary storage. Perancangan ini menjelaskan basis relasi, organisasi file, dan penggunaan indeks untuk mencapai pengaksesan data yang efisien dan hal lain yang berhubungan dengan batasan integritas dan masalah keamanan (Connolly dan Begg, 2005, p496). Tahapan yang dilakukan pada perancangan basis data fisikal adalah (Connolly dan Begg, 2005, p ): Menerjemahkan model data logikal untuk target DBMS. Dilakukan untuk menghasilkan skema basis data relasional dari model data logikal bahwa dapat diimplementasikan di dalam DBMS yang diinginkan. (Connolly dan Begg, 2005, p497). Adapun langkahlangkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Merancang relasi-relasi dasar Menentukan bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang telah didentifikasikan di dalam model data logikal global ke dalam DBMS. b. Merancang representasi dari data yang diturunkan Menentukan bagaimana merepresentasikan beberapa data yang diturunkan dalam model data logikal data logikal global ke dalam DBMS. c. Merancang batasan perusahaan Merancang representasi fisikal Dilakukan untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk menyimpan hubungan dasar dan indeks yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang dapat diterimam yaitu cara dimana relasi dan tuple akan diselenggarakan pada penyimpanan sekunder (Connolly dan Begg, 2005, p501). Adapun langkah-langkah yang akan diuraikan adalah sebagai berikut :

15 23 a. Menganalisa transaksi Bertujuan untuk memahami fungsi dari transaksi-transaksi yang akan berjalan pada basis data dan menganalisa transaksi yang penting. b. Memilih organisasi file Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang efisien pada masingmasing base relation. c. Memilih indeks-indeks Memilih dan menentukan dimana saja indeks harus dibuat untuk meningkatkan performa dari sistem. d. Memperkirakan kebutuhan disk space yang dibutuhkan oleh basis data. Merancang user view Merancang user view dan menentukan bagaimana cara mengimplementasikan masing-masing user view. Merancang mekanisme keamanan Merancang mekanisme keamanan untuk melindungi data agar tidak dapat diakses oleh pihak yang tidak berwenang termasuk merancang kontrol akses yang dibutuhkan pada relasi dasar. Mempertimbangkan pengenalan redundansi terkontrol Melakukan proses denormalisasi yang ditujukan untuk membiarkan dan mengontrol redundansi pada model data logikal untuk meningkatkan performa sistem secara keseluruhan. Mengawasi dan menyempurnakan sistem operasional Memonitor sistem operasional untuk mengidentifikasi dan memecahkan semua permasalahan yang terjadi setelah perancangan dan mengimplementasi kebutuhan yang baru atau perubahan kebutuhan.

16 24 5. Pemilihan DBMS (DBMS Selection) (optional) Menurut Connolly dan Begg (2005,p295), DBMS selection merupakan suatu pemilihan suatu DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data. DBMS selection digunakan untuk memilih sistem yang memenuhi persyaratan saat ini dan masa depan perusahaan, seimbang terhadap biaya-biaya yang meliputi pembelian produk DBMS, perangkat lunak tambahan / perangkat keras yang dibutuhkan untuk mendukung sistem database, dan biaya yang terkait dengan changeover dan pelatihan staf. Pendekatan sederhana untuk seleksi adalah memeriksa fitur DBMS terhadap kebutuhan. Dalam memilih produk DBMS baru, ada kesempatan untuk memastikan bahwa proses seleksi direncanakan dengan baik, dan sistem memberikan manfaat nyata bagi perusahaan. Dalam memilih DBMS ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : - Menentukan kerangka acuan Menetapkan kerangka acuan untuk pemilihan DBMS, menyatakan tujuan dan ruang lingkup penelitian, dan tugas-tugas yang perlu dilakukan. Dokumen ini juga dapat mencakup deskripsi dari kriteria (berdasarkan persyaratan spesifikasi pengguna ) yang akan digunakan untuk mengevaluasi produk DBMS, daftar awal produk(mungkin), dan semua kendala yang diperlukan dan rentang waktu untuk penelitian. - Shortlist two or three products Pertimbangan kriteria menjadi penentu kesuksesan implementasi yang digunakan untuk mengahasilkan daftar awal produk DBMS untuk evaluasi. Sebagai contoh, keputusan untuk memilih DBMS tergantung pada anggaran yang tersedia, tingkat dukungan vendor, kompatibilitas dengan perangkat lunak, dan ketentuan menjalankan produk di perangkat keras tertentu. Membuat tolak ukur untuk membandingkan kinerja dua atau tiga produk DBMS. Setelah studi awal fungsi dan fitur dari produk DBMS, langkah selanjutnya adalah identifikasi produk tersebut. - Evaluasi produk Ada berbagai fitur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi produk DBMS. Evaluasi produk DBMS dapat dikelompokkan berdasarkan definisi data,

17 25 definisi fisik, aksesibilitas, penanganan transaksi, utilitas, pengembangan, dan fitur lainnya. 6. Perancangan Aplikasi (Application Design) Perancangan aplikasi merupakan suatu tahap perancangan antar muka pemakai (user interface), program aplikasi yang digunakan, dan proses basis data (Connolly dan Begg, 2005, p299). Ada 2 (dua) aspek dalam perancangan aplikasi yaitu : 1. Perancangan transaksi (transaction design) Merupakan tindakan ataupun serangkaian tindakan yang dilakukan oleh satu pengguna ataupun program aplikasi, yang mengakses atau mengubah isi dari basis data (Connolly, 2005, p300). Tujuan dari perancangan transaksi adalah untuk mendefinisikan dan mendokumentasikan karakteristik tingkat tinggi dari transaksi yang dibutuhkan pada basis data, meliputi: a. Data yang akan digunakan oleh transaksi. b. Karakteristik fungsional dari transaksi. c. Hasil dari transaksi. d. Kepentingan untuk pengguna. e. Nilai yang diharapkan dari pemakaian. Perancangan ini harus dilakukan lebih awal dalam proses perancangan untuk memastikan bahwa basis data yang diimplementasikan mampu mendukung semua transaksi yang dibutuhkan. Ada tiga jenis transaksi, yaitu: a. Retrieval transactions Digunakan untuk mengambil data untuk ditampilkan pada layar atau pada laporan. b. Update transactions Digunakan untuk memasukkan record baru, menghapus record lama, atau mengubah record yang terdapat di dalam basis data. c. Mixed transactions Meliputi retrieval (pengambilan) dan update (pengubahan) data.

18 26 2. Perancangan antarmuka (user interface design) Perancangan antarmuka yang sesuai dilakukan agar fungsionalitas yang dibutuhkan tercapai dalam sebuah aplikasi basis data. Tampilan antar muka ini harus menyajikan informasi yang dibutuhkan secara user friendly. 7. Membuat Prototype (Prototyping) Prototyping merupakan tahap pembuatan model kerja dalam sebuah sistem database (Connolly dan Begg, 2005, p304). Prototype adalah sebuah model kerja yang memiliki seluruh fitur sesuai kebutuhan atau menyediakan semua fungsi dalam sistem akhir. Tujuan utama dalam pengembangan prototype sistem database adalah memungkinkan pengguna untuk menggunakan prototype untuk mengidentifikasi fitur sistem yang bekerja dengan baik. 8. Implementasi (Implementation) Implementasi merupakan realisasi fisik dari basis data dan perancangan aplikasi (Connolly dan Begg, 2005, p304). Implementasi dari basis data dicapai dengan menggunakan DDL (Data Definition Language) dari DBMS terpilih atau GUI (Graphical User Interface), yang mendukung fungsi yang sama ketika menyembunyikan statement DDL tingkat rendah. Statement DDL juga digunakan untuk membuat struktur dan file basis data yang kosong. Beberapa sudut pandang pengguna yang spesifik juga diimplementasikan pada tahap ini. 9. Konversi dan Pemuatan Data (Data Conversion and Loading) Konversi dan pemuatan data adalah suatu proses pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang ada agar dapat digunakan pada basis data yang baru (Connolly dan Begg, 2005, p305). Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basis data yang baru menggantikan sistem yang lama.

19 Pengujian (Testing) Pengujian merupakan suatu proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan-kesalahan (Connolly dan Begg, 2005, p305). Sebelum digunakan dalam suatu sistem, aplikasi basis data yang baru harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan strategi testing yang direncanakan dan menggunakan data yang sebenarnya. 11. Pemeliharaan Operasional (Operational Maintenance) Pemeliharaan operasional merupakan suatu proses pengawasan (monitoring) dan pemeliharaan sistem basis data setelah dilakukan instalasi (Connolly dan Begg, 2005, p306). Adapun tahapan-tahapan yang terlibat dalam pemeliharaan operasional meliputi : a. Pengawasan (monitoring) kinerja sistem, jika kinerja menurun maka diperlukan perbaikan atau pengaturan ulang basis data. b. Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi basis data (jika diperlukan) Model Relasional A. Terminologi Struktur data relasional Ada beberapa istilah dalam struktur data relasional seperti (Connolly dan Begg, 2005, p72-p74) : 1. Relasi Relasi adalah sebuah tabel yang memiliki beberapa kolom dan baris, digunakan untuk memegang informasi mengenai objek yang akan direpresentasikan dalam basis data. Sebuah relasi digambarkan dengan tabel dua dimensi yang memiliki baris yang merepresentasikan sebuah record dan nama kolom yang direpresentasikan atribut. Relasi memiliki sifat-sifat sebagai berikut (Connolly, 2005, p77): a. Nama relasi berbeda satu sama lain dalam skema relasional. b. Setiap sel dari relasi berisi satu nilai atomik. c. Setiap atribut memiliki nama yang berbeda.

20 28 d. Nilai satu atribut berasal dari domain yang sama. e. Setiap tuple berbeda, dan tidak ada duplikasi tuple. 2. Atribut Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, atribut adalah nama kolom dari sebuah relasi. Atribut dapat muncul dalam urutan apapun dan relasinya akan tetap relasi yang sama, dan oleh sebab itu memilik arti yang sama (Connolly dan Begg, 2005, p72). 2. Domain Domain adalah kumpulan dari nilai yang diijinkan untuk satu atau lebih atribut. Konsep domain penting karena domain memperbolehkan user untuk mendifinisikan arti dan sumber nilai yang dapat atribut gunakan (Connolly dan Begg, 2005, p72). 4. Tuple Tuple adalah elemen dari relasi atau dapat dikatakan sebagai baris dari suatu relasi. Tuple dapat muncul dalam urutan apapun dan relasinya akan tetap relasi yang sama, dan oleh sebab itu memiliki arti yang sama (Connolly dan Begg, 2005, p73). 5. Degree Degree pada suatu relasi adalah jumlah atribut yang terdapat pada relasi tersebut. Sebuah relasi yang terdiri dari satu atribut disebut unary relation atau one tuple. Relasi dengan dua atribut disebut binary, tiga atribut disebut ternary dan lebih dari tiga disebut n-ary (Connolly dan Begg, 2005, p74). 6. Cardinality Cardinality adalah jumlah dari tuple yang terdapat pada relasi. Cardinality berubah-ubah bergantung pada tuples yang ditambah atau dihapus (Connolly dan Begg, 2005, p74). 7. Basis data relasional Basis data relasional adalah sekumpulan relasi yang telah dinormalisasi dengan nama relasi yang berbeda (Connolly dan Begg, 2005, p74).

21 29 a. Basis data relasi Dari beberapa pengertian diatas, maka skema relasi dapat didefinisikan yaitu sebuah nama relasi yang mendefinisikan sekumpulan pasangan atribut dan domain. Skema basis data relasi adalah kumpulan dari skema relasi yang berbeda nama (Connolly dan Begg, 2005, p76). b. Relational Keys Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa tidak ada tuples yang sama dalam sebuah relasi. Oleh sebab itu, diperlukannya relational keys untuk mengidentifikasikan satu atau lebih atribut agar dapat membedakan tuple dalam sebuah relasi. Berikut ini merupakan beberapa relational keys tersebut (Connolly dan Begg, 2005, p78): 1. Superkey Superkey adalah sebuah atribut atau kumpulan dari atribut yang secara unik mengidentifikasikan sebuah tuple dalam sebuah relasi (Connolly dan Begg, 2005, p78). 2. Candidate key Candidate key adalah sebuah atribut unik yang mengidentifikasikan sebuah table. Jumlah minimal atribut yang dapat mengidentifikasikan record secara unik. Jika sebuah key terdiri lebih dari satu atribut disebut composite key (Connolly dan Begg, 2005, p78). 3. Primary key Candidate key yang terpilih untuk mengidentifikasi tuple dengan uniknya di dalam suatu relasi disebut primary key. Primary key adalah sebuah atribut atau kumpulan atribut dalam satu relasi yang cocok pada beberapa candidate key dari beberapa relasi (Connolly dan Begg, 2005, p79). Candidate key yang tidak dipilih menjadi primary key dinamakan alternate key.

22 30 4. Foreign key Foreign key adalah sebuah atribut atau kumpulan atribut dalam satu relasi yang cocok pada beberapa candidate key dari beberapa relasi (Connolly dan Begg, 2005, p79). B. Integritas Constraints Data yang disimpan ke dalam sebuah basis data harus valid dan konsisten. Integrity biasanya diekspresikan sebagai constraint, dimana constraint merupakan aturan yang tidak boleh dilanggar oleh basis data. Berikut ini adalah definisi dari istilah yang digunakan (Connolly dan Begg, 2005, p81-83): a. Nulls Null merepresentasikan nilai untuk sebuah atribut yang tidak diketahui atau tidak memiliki nilai pada tuple. b. Integritas entitas Dalam sebuah base relation, tidak ada atribut pada primary key bernilai null. Primary key digunakan untuk mengidentifikasikan tuple secara unik. Hal ini menyebabkan tidak ada subset dari primary key yang cukup untuk menyediakan pengidentifikasian tuple yang unik. c. Integritas referensial Jika terdapat foreign key dalam relasi, maka nilai foreign key tersebut akan dibandingkan dengan nilai candidate key dari beberapa tuple pada relasi tersebut atau nilai foreign key harus null semuanya. d. General Constraints Aturan tambahan yang dispesifikasikan user atau database administrator pada basis data dari suatu aspek dari enterprise Entity Relationship Diagram Menurut Connolly dan Begg (2005, p342), Salah satu aspek yang paling sulit dari desain database adalah kenyataan bahwa perancang, programmer, dan end-user cenderung melihat data dan penggunaannya dengan cara berbeda.

23 31 Menurut Connolly dan Begg (2005, p342), ERD adalah penggambaran dari sebuah kebutuhan penyimpanan data dengan cara kerja dari suatu perusahaan atau organisasi tersebut yang bebas dari ambiguitas. ERD digunakan untuk mengidentifikasikan data yang akan disimpan, diolah dan diubah untuk mendukung aktivitas bisnis suatu organisasi. ER- Modelling adalah pendekatan top-down dari desain database yang dimulai dengan mengidentifikasi data-data penting yang disebut entitas dan hubungan antara data yang harus direpresentasikan dalam model yang disebut relasi, serta informasi yang lebih detail mengenai entitas yang disebut atribut. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ERD yaitu : 1. Tipe Entitas Tipe entitas adalah sekumpulan objek yang memiliki sifat yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan dan memiliki keberadaan yang independen (Connolly dan Begg, 2005, p343). Keberadaan dari entitas yang independen ini dapat berupa bentuk fisik (nyata) maupun konseptual (abstrak). Entity occurrence merupakan objek yang dapat diidentifikasi secara unik dari tipe entitas (Connolly dan Begg, 2005, p342). 2. Tipe relationship Tipe relationship merupakan sebuah hubungan yang memiliki arti diantara beberapa tipe entitas (Connolly dan Begg, 2005, p346). Setiap tipe relasi diberi nama yang menjelaskan fungsinya. Relationship occurrence merupakan sebuah hubungan yang dapat diidentifkasikan secara unik, yang meliputi satu kejadian dari masingmasing tipe entitas yang berpartisipasi. Terdapat tiga dari jenis relationship : a. One-to-One (1:1) Relationship Hubungan one-to-one terjadi ketika ada satu record dari tabel pertama yang berkorepondensi dengan satu record dari tabel lain. Contohnya setiap nama karyawan hanya memiliki satu ID karyawan.

24 32 b. One-to-many (1:*) Relationship Hubungan one-to-many terjadi ketika setiap record dalam tabel A bisa memiliki beberapa link dari tabel B namum masing-masing record dari tabel B hanya bisa berkorespondensi dengan satu record dari tabel A. Contohnya sebuah perusahaan dengan semua karyawannya bekerja di gedung Z (Merupakan tabel A). Nama gedung memiliki hubungan dengan banyak karyawan (merupakan tabel B). Jadi, satu record dari tabel A, yaitu tabel nama gedung, memiliki relasi dengan banyak nama karyawan dari tabel B. c. Many-to-many (*:*) Relationship Hubungan many-to-many terjadi ketika setiap record dari tabel A memiliki hubungan dengan record-record yang ada di tabel B dan sebaliknya. 3. Atribut Atribut merupakan properti atau sifat dari sebuah entitas atau tipe relationship (Connolly dan Begg, 2005, p350). Domain atribut merupakan suatu kumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut (Connolly dan Begg, 2005, p350). Atribut dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Simple and composite attributes Simple atribute merupakan sebuah atribut yang terdiri dari satu komponen dengan keberadaan yang independen (Connolly dan Begg, 2005, p351). Composite attribute merupakan sebuah atribut yang tediri dari beberapa komponen, masing-masing dengan keberadaan yang independen (Connolly dan Begg, 2005, p351). b. Single-valued dan multi-valued attributes Single-valued attribute adalah sebuah atribut yang memiliki nilai tunggal untuk setiap konkurensi dalam sebuah tipe entitas (Connolly dan Begg, 2005, p352). Multi-valued attribute adalah sebuah atribut yang memiliki beberapa nilai untuk setiap konkurensi dalam sebuah tipe entitas (Connolly dan Begg, 2005, p352).

25 33 c. Atribut turunan (derived attribute) Derived attribute merupakan sebuah atribut yang mewakili sebuah nilai yang dapat diturunkan dari nilai dari atribut yang berelasi atau sekumpulan atribut, dan tidak harus dalam tipe entitas yang sama (Connolly dan Begg, 2005, p352). d. Keys Candidate key merupakan sekumpulan atribut yang minimal yang secara unik mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas (Connolly dan Begg, 2005, p352). Primary key merupakan candidate key yang memiliki dua atau lebih atribut (Connolly dan Begg, 2005, p353). Composite key merupakan candidate key yang terdiri atas dua atau beberapa atribut. (Connolly dan Begg, 2005, p353). 4. Tipe entitas kuat dan lemah Tipe entitas kuat merupakan tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada entitas lain (Connolly dan Begg, 2005, p354). Karakteristik dari entitas kuat ini adalah setiap kejadian entitas diidentifikasikan secara unik menggunakan atribut primary key dari tipe entitas berikut. Tipe entitas lemah merupakan tipe entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lain (Connolly dan Begg, 2005, p355). Karakteristik dari entitas lemah ini adalah setiap kejadian entitas tidak bisa diidentifikasikan secara unik dengan hanya menggunakan atribut yang berhubungan dengan tipe entitas tersebut. 5. Structural Constraint Batasan utama dari relationship disebut multiplicity, yang artinya jumlah dari kejadian-kejadian yang mungkin terjadi pada entitas yang berhubungan dengan kejadian tunggal dari entitas melalui relationship khusus (Connolly dan Begg, 2005, p ) Normalisasi Menurut Hoffer, Prescott & Topi (2009, p266), normalisasi adalah proses formal untuk memutuskan atribut mana yang harus dikelompokkan menjadi satu dalam suatu relasi sehingga semua anomali dihapus. Normalisasi

26 34 adalah proses mengurangi relasi dengan anomali yang dilakukan berturut-turut untuk menghasilkan relasi yang lebih baik dan terstruktur dengan baik. Berikut ini adalah beberapa tujuan utama dari normalisasi: 1. Minimalkan redundansi data, sehingga menghindari anomali dan melestarikan ruang penyimpanan 2. Menyederhanakan referential integrity constraints 3. Memudahkan untuk menjaga data (insert, update, dan delete) 4. Menyediakan desain yang lebih baik yang merupakan representasi yang telah ditingkatkan dari dunia nyata dan dasar yang lebih kuat untuk perkembangan di masa depan Normalisasi dapat diselesaikan dan dipahami secara bertahap, masingmasing yang sesuai dengan bentuk normal. Sebuah normal form adalah keadaan relasi yang dihasilkan dari penerapan aturan-aturan sederhana mengenai dependensi fungsional (atau relasi antara atribut) pada relasi tersebut. 1. Bentuk normal pertama - atribut multivalued (juga disebut kelompok berulang) telah dihapus, sehingga ada nilai tunggal (mungkin null) di persimpangan setiap baris dan kolom tabel. 2. Bentuk normal kedua - dependensi fungsional parsial telah dihapus (yaitu, nonkeys diidentifikasi oleh seluruh primary key) 3. Bentuk normal ketiga - dependensi transitif telah dihapus (yaitu, nonkeys yang diidentifikasi hanya dengan primary key) 4. Boyce-Codd bentuk normal sisa anomali yang dihasilkan dari dependensi fungsional telah dihapus (karena ada lebih dari satu primary key untuk nonkeys yang sama) 5. Bentuk normal keempat semua dependensi multivalued telah dihapus 6. Bentuk normal kelima - semua anomali yang tersisa telah dihapus Normalisasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan sifat-sifat yang diinginkan, memenuhi kebutuhan data pada perusahaan (Connolly dan Begg, 2005, p388).

27 35 BENTUK NORMALISASI Ada beberapa bentuk normalisasi, yaitu: 1. Unnormalized Form (UNF) Sebuah relasi dimana masih terdapat redundansi data dan belum melalui proses normalisasi. Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan disimpan, dan tidak ada keharusan untuk mengikuti suatu format tertentu. Data dikumpulkan apa adanya, dan terdapat suatu tabel yang berisikan satu atau lebih grup yang berulang (Connolly dan Begg, 2005, p403). Membuat tabel unnormalized yaitu dengan memindahkan data dari sumber informasi kedalam format tabel dengan baris dan kolom. 2. First Normal Form (1NF) Bentuk normal pertama mempunyai ciri yaitu data dibentuk dalam satu record dan mulai menghilangkan adanya perulangan data. Merupakan sebuah relasi di mana setiap irisan antara baris dan kolom berisikan satu dan hanya satu nilai (Connolly dan Begg, 2005, p403). 3. Second Normal Form (2NF) Menurut Connolly dan Begg (2005, p407), Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal pertama. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama, sehingga untuk membentuk normal kedua sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. Berdasarkan pada konsep full functional dependency, yaitu A dan B. Second normal form merupakan atribut dari sebuah relasi, B dikatakan fully dependent (bergantung penuh) terhadap A, jika B functionally dependent pada A tetapi tidak sebenarnya merupakan bagian (proper subset) dari A. Second Normal Form merupakan sebuah relasi dalan 1NF dan setiap atribut non-primary-key bersifat fully functionally dependent pada primary key.

28 36 4. Third Normal Form (3NF) Menurut Connolly dan Begg (2005, p409), Untuk menjadi bentuk normal ketiga, maka suatu relasi haruslah memenuhi bentuk normal kedua dan setiap atribut yang bukan kunci harus bergantung hanya pada kunci primer secara menyeluruh. Berdasarkan pada konsep ketergantungan transitif (transitively dependent), yaitu suatu kondisi di mana A, B dan C merupakan atribut dari sebuah relasi, maka jika A B dan B C, maka C bergantung secara transitif pada A melalui B ( Jika A tidak functionally dependent pada B atau C). Third normal form adalah sebuah relasi dalam 1NF dan 2NF dan di mana tidak terdapat atribut non-primary-key yang bersifat bergantung secara transitif pada primary key. 5. Boyce Codd Normal Form (BCNF) Menurut Connolly dan Begg (2005, p419), Relasi yang jika dan hanya jika setiap determinan adalah candidate key. 6. Fourth Normal Form (4NF) Menurut Connolly dan Begg (2005, p430), Relasi yang terdapat pada Boyce-Codd normal form dan tidak mengandung ketergantungan bernilai banyak (multi-valued dependency). Multi-valued dependency merupakan ketergantungan antar atribut dalam suatu relasi, misalnya untuk setiap nilai dari A merupakan satu set nilai untuk B dan C, dimana nilainilai B dan C tidak bergantung satu sama lain. 7. Fifth Normal Form (5NF) Menurut Connolly dan Begg (2005, p431), 5NF didefinisikan sebagai relasi yang tidak mempunyai join dependency (lossless join dependency). Lossless join dependency merupakan property of decomposition, yang meyakinkan tidak ada spurious tuples yang dihasilkan ketika relasi-relasi disatukan melalui operasi natural join. PROSES NORMALISASI Proses normalisasi merupakan suatu teknik formal untuk menganalisis relasi berdasarkan primary key dan ketergantungan fungsional

29 37 antar atribut. Proses ini dieksekusi dalam beberapa langkah. Setiap langkah mengacu ke bentuk normal tertentu,sesuai dengan sifat yang dimilikinya. Setelah normalisasi diproses, relasi menjadi secara bertahap lebih terbatas atau kuat bentuk formatnya dan juga mengurangi tindakan update yang anomali. Proses-proses yang terjadi yaitu: a. UNF ke 1NF Tunjuk satu atau sekumpulan atribut sebagai kunci untuk tabel unnormalized. Identifikasikan grup yang berulang dalam tabel unnormalized yang berulang untuk kunci atribut. Hapus grup yang berulang dengan cara : 1. Masukkan data yang semestinya ke dalam kolom yang kosong pada baris yang berisikan data yang berulang (flattening the table). 2. Menggantikan data yang ada dengan salinan dari kunci atribut yang sesungguhnya ke dalam relasi terpisah. b. 1NF ke 2NF 1. Identifikasikan primary key untuk relasi 1NF. 2. Identifikasikan ketergantungan fungsional dalam relasi. 3. Jika terdapat ketergantungan parsial terhadap primary key, maka hapus dengan menempatkannya dalam relasi yang baru bersama dengan salinan determinannya. c. 2NF ke 3NF 1. Identifikasikan primary key untuk relasi 1NF. 2. Identifikasikan ketergantungan fungsional dalam relasi. 3. Jika terdapat ketergantungan transitif terhadap primary key, maka hapus dengan menempatkannya dalam relasi yang baru bersama dengan salinan determinannya. d. 3NF ke BCNF 1. Merupakan relasi yang sama dengan relasi yang ada di dalam 3NF. 2. Untuk ketergantungan fungsional A B, ditetapkan dalam relasi maka A harus merupakan candidate key.

30 38 e. BCNF ke 4NF 1. Menghilangkan multi-valued dependency dari relasi dengan menempatkan atribut-atribut ke dalam suatu relasi baru bersama dengan copy of determinant Database Security Menurut Connolly dan Begg (2005, p542), Database security adalah mekanisme yang digunakan untuk memproteksi database dalam melawan ancaman dari luar maupun dari dalam. Database security mencakup hardware, software, user, dan data. Untuk menjalankan sistem keamanan secara efektif, diperlukan beberapa kontrol yang sesuai, yang didefinisikan pada mission objectives secara khusus dari sistem. Database security termasuk dalam hubungan situasi seperti berikut : 1. Pencurian dan memanipulasi data 2. Kehilangan kerahasiaan data 3. Kehilangan privacy 4. Kehilangan integrity 5. Kehilangan availability Dalam sebuah database security terdapat mekanisme keamanan yang disebut dengan authorization dan authentification. Authorization adalah pemberian hak akses apa saja yang dapat dilakukan oleh user kepada suatu sistem, sedangkan authentification adalah suatu mekanisme yang menentukan user manakah yang boleh masuk ke dalam sistem. 2.2 Teori yang terkait dengan Penelitian Dalam tinjauan pustaka yang berhubungan dengan hal-hal khusus tentang topik skripsi dan alat bantu analisis dan perancangan basis data akan diruaikan secara ringkas, antara lain: travel, structured query language (SQL), diagram aliran (Flowchart), data flow diagram (DFD), state transiton diagram (STD), C#, SQL Server 2008, ASP.NET, Internet, HTML dan CSS.

31 Teori Travel Pengertian secara umum perusahaan travel merupakan perusahaan jasa tour dan travel yang bergerak dalam bidang jasa pemesanan tempat, pemesanan dan pengantaran tiket termasuk menyediakan transportasi dan akomodasi hotel. Perusahaan tour dan travel juga menyediakan informasi-informasi dan menyarankan tentang kondisi tempat tujuan seperti iklim, situasi politik, dan lain-lain. Selain itu perusahaan tour dan travel secara teknis juga memberikan saran dan masukan tentang nilai pertukaran matauang, adanya asuransi untuk penyewaan mobil dan asuransi jiwa pada perjalanan melalui pesawat udara, asuransi kelebihan barang, biaya keberangkatan, visa dan passport.(poynters,1990). Perusahaan tour dan travel juga mempunyai fungsi : 1. Fungsi sebagai perantara Perusahaan tour dan travel mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembangunan daerah karena perusahaan ini dapat berperan sebagai katalisator untuk pembangunan daerah-daerah baru sebagai daerah tujuan wisata, sehingga peranannya sangat penting dalam peningkatan perekonomian, khususnya bagi daerah kunjungan wisata yang seringkali dikunjungi oleh para wisata secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan daerah. 2. Fungsi sebagai organisator Perusahaan tour dan travel berfungsi sebagai pengatur tidak hanya mempertemukan pelanggan dan pengusaha masing-masing industri pariwisata seperti perusahaan angkutan, perhotelan, bar, restoran, dll. Tapi yang lebih penting mempersiapkan macam-macam tour yang mungkin dapat ditawarkan bagi calon wisatawan. (Drs. A. Yoeti, 1996). Adapun jasa-jasa yang ditawarkan antara lain : 1. Tiket Pesawat Domestik Reservasi atau pemesanan adalah penyediaan tempat atau pembukuan pada dinas-dinas penerbangan bagi calon penumpang beserta dengan permintaan akan fasilitas khusus lain apabila

32 40 diperlukan. Jadi pengertian reservasi tiket adalah suatu pemesanan tempat duduk di pesawat terbang dan sekaligus permintaan khusus yang dilakukan oleh calon penumpang baik melalui agen tiket. Reservasi harus dilakukan oleh calon penumpang karena pihak maskapai memiliki ketentuan penerbangan untuk memastikan jadi atau tidaknya calon penumpang naik pesawat pilihan untuk pergi ke tempat yang dituju. 2. Voucher Hotel Voucher hotel adalah kupon prabayar yang dapat ditukarkan ketika akan menginap di hotel tertentu. Sama seperti membeli tiket pesawat, biaya menginap di hotel juga dapat dihemat dengan cara melakukan reservasi dari jauh hari. Alasannya karena membayar lebih murah dan kepastian mendapat kamar. 3. Paket Tur Paket wisata diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan satu atau lebih tujuan kunjungan yang disusun dari berbagai fasilitas perjlanan tertentu dalam suatu acara perjalanan yang tetap, serta dijual dengan harga tunggal yang menyangkut seluruh komponen dari perjalanan wisata Structured Query Language (SQL) Menurut Connolly dan Begg (2005, p112), Structured Query Language (SQL) merupakan bahasa yang digunakan untuk database relational dan didukung oleh semua produk di pasaran. SQL awalnya dikembangkan oleh IBM Research pada awal tahun 1970 dan pertama kali diterapkan pada prototype komputer IBM yang bernama System R. Structured Query Language (SQL) adalah suatu bahasa standard untuk implementasi operasi-operasi pada sistem basis data model relational Standard ANSI-SQL92 atau International Standard Database Query Language Diagram Aliran (Flowchart)

33 41 Menurut Mulyadi (2001, p60-63), Sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen. Berikut ini merupakan simbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk membuat bagan alir dokumen yang menggambarkan sistem tertentu : Tabel 2.2 Simbol Diagram Aliran SIMBOL KETERANGAN Dokumen Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Kegiatan Manual Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual seperti : a. Menerima order dari pembeli b. Mengisi formulir c. Membandingkan dan memeriksa berbagai jenis kegaitan klerikal yang lain. Keterangan / Komentar Simbol ini memungkinkan ahli sistem menambahkan keternagan untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir. Keputusan Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data.

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : dari beberapa file dokumen yang terhubung secara logis. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Basis Data Ada beberapa macam definisi tentang basis data yang disampaikan oleh beberapa pakar. Definisi tersebut antara lain yaitu : Menurut O Brien (2002, p.166)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 Pendekatan basis data a. Data Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15) adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Terminologi Definisi Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan, McLeod (1996,p13). Dan kebanyakkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Dasar Sistem Basis Data 2.1.1.1. Data Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2007:6), Data merupakan sesuatu yang menggambarkan obyek dan peristiwa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut R. Kelly Rainer (2011:10), dalam bukunya Introduction to Information Systems menyatakan bahwa Sistem Informasi adalah untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI. memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Data Data diartikan sebagai representasi objek dan kejadian yang tersimpan yang memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user (Hoffer, 2005, p5). Data dapat juga diartikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data Teori-teori ini diperlukan untuk mendukung penulisan laporan tugas akhir yang dibuat sebagai landasan dan acuan melakukan perancangan pada basis data. 2.1.1 Data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).

BAB 2 LANDASAN TEORI. penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini disajikan teori yang relevan, lengkap dan urut sejalan dengan permasalahan. Teori umum ini dikemukakan dari sumber teori dan hasil penelitian. Teori

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data dan Basis Data Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p715), data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Hariyanto (2004, p3), data adalah rekaman mengenai fenomena atau fakta yang ada atau yang terjadi. Menurut Whitten et al. (2004, p23), data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut O brien (2004, p38), data adalah fakta atau observasi mentah, yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Menurut McLeod and Schell (2007,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7).

BAB 2 LANDASAN TEORI. ukuran tujuan atribut dari suatu entitas (James O Brien, 2004, p7). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Data dapat diartikan sebagai fakta mentah atau hasil pengamatan mengenai kejadian fisik atau transaksi bisnis. Secara lebih spesifik data adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN BASIS DATA

PERANCANGAN BASIS DATA BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat dimanipulasi (diolah) menggunakan perangkat lunak (program aplikasi)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database Merupakan kumpulan dari teori-teori yang digunakan dalam perancangan Database. 2.1.1 Data Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah penyimpanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Manajemen Basis Data Data Definition Language (DDL) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori yang Berkaitan dengan Basis Data 2.1.1. Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010,p65), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Basis Data 2.1.1 Basis Data 2.1.1.1 Definisi Basis Data Menurut Connolly-Begg (2002, p14), basis data adalah suatu kumpulan yang dapat digunakan bersama dari data yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi 2.1.1 Pengertian Data dan Informasi Menurut Elmasri dan Navathe (1994, p2), data merupakan fakta-fakta yang telah diketahui untuk dapat disimpan dan yang mempunyai

Lebih terperinci

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau DATABASE DESIGN THEORY, PRACTICE, AND CASE STUDY Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi

Lebih terperinci

Perancangan Database

Perancangan Database Perancangan Database Database System Development Live cycle ( SDLC) Database System Development Live cycle (SDLC) merupakan komponen yang penting dalam sistem database karena aplikasi dari database life

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Basisdata Sebelum aplikasi basisdata (DBMS) dikenal, biasanya proses penyimpanan data disimpan di dalam sebuah file. Menurut Connoly (2002, p12), bahwa setiap program mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden, (2007, p6), data adalah representasi tersimpan dari objek dan kejadian yang memiliki arti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori Umum ini berisikan tentang teori-teori yang digunakan secara umum dalam penyusunan skripsi ini dan nantinya yang akan menjadi landasan di dalam melakukan penelitian.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASISDATA PENJUALAN, PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori teori Dasar 2.1.1 Pengertian Data Menurut Kadir (2000, p7), data adalah fakta mengenai suatu objek atau orang. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Menurut Rosenblatt (2014:6) Sistem adalah seperangkat komponen terkait yang menghasilkan hasil tertentu. Contohnya adalah Sistem khusus untuk lalu lintas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan 2.1.1 Pengertian Analisis Pengertian analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Connolly & Begg (2002, p14), basis data adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logikal dan sebuah deskripsi data,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p19), data adalah komponen yang paling penting dalam Database Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang end

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Sistem Basis Data 2.1.1 Pengertian Sistem Basis Data Sebelum kita masuk ke pengertian sistem basis data, kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan data. Menurut

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA MANAJEMEN PROYEK PADA PT. TRI COSTRACO INDO Rudy Djailani (0700696386) Erwinsyah Pulungan (0700696764) Yoghi Putrama Syarief (0700724622) Kelas/Kelompok: 07PKT

Lebih terperinci

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri

-DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : Dosen : Leli Safitri -DATABASE (BASIS DATA)- Nama : Novriansyah Kelas : 2.DB.10 NPM : 33109332 Dosen : Leli Safitri PROGRAM DIPLOMA MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban, & Rainer (2009, p. 6), data adalah fakta mentah atau deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Utama 2.1.1 Basis Data 2.1.1.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly (2002, p14), database adalah suatu kumpulan logikal data yang terhubung satu sama lain, dan deskripsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari 13 sungai yang membelah kota Jakarta, terdapat ratusan industri yang harus selalu dilakukan pengambilan contoh secara berkala. Apabila terdapat industri yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG PADA PT DAVINCI KERAMINDO

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data adalah fakta - fakta yang telah diketahui dan dapat dikumpulkan serta dapat disimpan dalam media komputer. Data terdiri dari fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum 2.1.1 Data Data adalah fakta yang didapat, di mana kenyataan tambahan dapat ditarik menjadi simpulan (Date, 2004, p15). Data merupakan fakta yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Data dan Basis Data Data adalah fakta fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis (James A. O Brien, 2003, p13), sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori umum Data Data merupakan aliran fakta yang mewakili kejadian yang terjadi dalam organisasi atau dalam lingkungan fisik sebelum mereka diatur menjadi sebuah bentuk yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik.

BAB 2 LANDASAN TEORI. teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p352), data adalah fakta-fakta mentah, yang tidak teroganisir untuk menyampaikan arti yang spesifik. Menurut Hoffer (2002, p4), data adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Database BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Data Dalam sebuah sistem informasi, data merupakan salah satu komponen yang sangat penting agar sistem informasi tersebut dapat berjalan. Di dalam sistem informasi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori tentang Basis Data Aplikasi basis data sudah umum digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai contoh, pembelian barang menggunakan kartu kredit, pemesanan tiket

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISA & PERANCANGAN BASIS DATA SISTEM OPERASIONAL BERBASIS WEB PADA PT. PELAYARAN MITRABAHARI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Teori-teori umum yang akan dibahas adalah sistem, data dan informasi, basis data, sistem basis data, sistem manajemen basis data, Structured Query Language, Entity-

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA

Universitas Bina Nusantara ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENDIDIKAN PADA LEMBAGA MUSIK CANTATA Viriya Adithana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Data adalah sebuah sumber yang harus dikontrol dan dikelola. Data yang belum dikelola belum bisa dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Raymond Mcleod Jr, dan George P. Shell : 2008 Data merupakan fakta dan angka yang pada umum nya tidak dapat digunakan karena volume

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum akan menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan database, seperti : data, database, entity, database management system (DBMS), normalisasi, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI Teori umum yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1. Data Data merupakan sebuah fakta di dalam kehidupan keseharian kita yang dapat berbentuk kalimat dan angka. Semua

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I

SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM Definisi sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan Basis Data 2.1.1 Sistem Sistem adalah sekumpulan objek atau elemen yang berhubungan yang dilihat secara keseluruhan dan didesain untuk mencapai tujuan tertentu (Britton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Basis Data Basis data adalah suatu kumpulan data yang terhubung secara logikal satu satu sama lain dan deskripsi dari suatu data yang dirancang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu komputer Skripsi Sarjana komputer Semester Genap Tahun 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN DATABASE SISTEM PEMESANAN, PEMBELIAN, PRODUKSI DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Database Menurut Connolly (2010, p65), database adalah kumpulan data dan deskripsi data yang terhubung secara logika serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Sistem Basisdata, Nozzle, Permintaan, Penawaran, Pemesanan, Penjualan

Kata Kunci : Sistem Basisdata, Nozzle, Permintaan, Penawaran, Pemesanan, Penjualan Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN PT MULIA ASLI Henry Kurniawan 0800738383

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Basis Data. Teori - teori berikut ini merupakan teori - teori umum yang digunakan dalam penyusunan skripsi. 2.1.1 Data Data adalah fakta atau informasi

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c.

02. Berfungsi sebagai perantara antara pemakai dengan database adalah a. Data d. Perangkat lunak b. Pemakai e. File c. 01. Kumpulan data dari sebuah perusahaan yang terorganisir dan tersimpan secara terintegrasi adalah a. File Base d. DSS b. Field Base e. Expert System c. Data Base 02. Berfungsi sebagai perantara antara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Khusus 2.1.1. Database Menurut Connolly and Begg (2010, p65), database adalah suatu kumpulan dari data yang saling terkait secara logis dan merupakan deskripsi dari data,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendekatan Basisdata Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa pendekatan basisdata, diantaranya yaitu : 2.1.1. Pengertian Data Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon (2008)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Sistem Basis Data 2.1.1 Data Menurut Everest (1986, p3), data adalah fakta yang dipresentasikan dengan nilai berupa angka, karakter string, atau symbol yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Basisdata 2.1.1 Latar Belakang Munculnya Penggunaan Basisdata Saat ini basisdata merupakan suatu teknologi yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya:

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN PT. SUMBER DATA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). yang telah diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media

BAB 2 LANDASAN TEORI. mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). yang telah diketahui, yang dapat dikumpulkan dan disimpan dalam media BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Data terdiri dari fakta-fakta dan simbol-simbol angka yang secara relatif mempunyai arti bagi user (McLeod dan Schell, 2001, p12). Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Menurut Kroenke et al (2012, p3), Data adalah rekaman fakta dan angka. Menurut Hoffer et al (2011, p5), Data adalah representasi tersimpan dari objek atau kejadian yang memiliki

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA PROSES PERANCANGAN BASIS DATA Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebuah sistem basis data merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang besar. Oleh karena itu siklus hidup aplikasi basis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat dimengerti oleh manusia. (Inmon,2005,p493)

BAB 2 LANDASAN TEORI. dapat dimengerti oleh manusia. (Inmon,2005,p493) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Data adalah sebuah rekaman dari fakta, konsep, ataupun instruksi pada sebuah media penyimpanan untuk komunikasi, pengambilan, maupun pemrosesan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar atau Umum 2.1.1 Perbedaaan File Based System dengan Sistem Basis Data Pada saat ini aplikasi basisdata sudah digunakan di kehidupan sehari-hari, seperti pembelian

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori-teori Dasar / Umum 2.1.1 Data Data berasal dari bahasa Latin yaitu datum yang berarti fakta, kejadian, kenyataan atau peristiwa. Mengacu pada tulisan Kenneth C. Laudon dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data. 2.1.1 Definisi Data, Basis Data dan Sistem Basis Data Data adalah fakta, baik objek, variabel,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Basis Data Dalam sebuah teknologi informasi, basis data (database) merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai berbagai teori umum tentang pengertian Database, Database Lifecycle, Entity Relationship Modeling, Normalisasi, Metodologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sistem yang masih belum terintegrasi. Namun file-based system ini memiliki. Data menjadi terpecah-pecah dan terisolasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. sistem yang masih belum terintegrasi. Namun file-based system ini memiliki. Data menjadi terpecah-pecah dan terisolasi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Basisdata Menurut Connolly (2002, p7), file-based system merupakan sekumpulan program aplikasi yang menampilkan pelayanan terhadap pengguna seperti laporan produksi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database 2.1.1 Sistem Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Dasar Sistem Basis Data

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Dasar Sistem Basis Data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Dasar Sistem Basis Data 2.1.1.1 Pengertian Data Pengertian data menurut Turban, Rainer, Potter (2003, p15), adalah fakta-fakta yang belum diolah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA PERSEDIAAN DAN PENJUALAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi Umum 2.1.1.1 Pengertian Analisis Menurut Whitten-Bently-Ditman (2004, p38), analisis adalah suatu proses yang bertujuan untuk memberikan pengertian yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo (2002), Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan data yang tidak hanya berisi data operasional tetapi juga deskripsi data.

BAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan data yang tidak hanya berisi data operasional tetapi juga deskripsi data. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Database Database adalah sebuah tempat penyimpanan yang besar dimana terdapat kumpulan data yang tidak hanya berisi data operasional tetapi juga deskripsi data. Seperti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Khusus 2.1.1 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan Pengumpulan dan Analisis kebutuhan adalah proses pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian perusahaan yang didukung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Database 2.1.1 Pengertian Data Data adalah fakta, atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA TENAGA KERJA PADA PT. VERA DIANA FOKUS

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA TENAGA KERJA PADA PT. VERA DIANA FOKUS UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA TENAGA KERJA PADA PT. VERA DIANA FOKUS Abstrak NATHANIEL

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-Teori Database 2.1.1 Database Menurut Connolly & Berg, basis data merupakan kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol Ragam Indonesia

Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol Ragam Indonesia UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Penjualan, Pembelian, dan Persediaan Pada PT Kontrol

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jasa Menurut Kotler (1997:83), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PO. DELIRA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2), sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM APLIKASI BASIS DATA MARKETING PADA PT. JASA ANGKASA SEMESTA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Basis Data A database is a collection of data stored in a standarized format, designed to be shared by multiple users. (Post, 2005, p2), yang dapat diartikan, Basis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Data dan Sistem Menurut Hoffer (2005, p5), data adalah fakta, atau bagian dari fakta yang mengandung arti, yang dihubungkan dengan kenyataan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan berdasarkan pada penelitian terdahulu, berikut pemaparan beberapa kajian penelitian : (C Wibowo, A. Angelia, A.Natalia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sebagai penunjang dalam membuat skripsi kami. digunakan bersama dan dibuat untuk memperoleh informasi yang di

BAB 2 LANDASAN TEORI. sebagai penunjang dalam membuat skripsi kami. digunakan bersama dan dibuat untuk memperoleh informasi yang di BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori dasar / umum Pada teori dasar atau umum ini kami akan menjelaskan teori yang digunakan sebagai penunjang dalam membuat skripsi kami. 2.1.1 Pengertian Basis Data Menurut

Lebih terperinci

Database Systems: Ch. 3: The Relational Model. History of The Relational Model. Learning Objectives

Database Systems: Ch. 3: The Relational Model. History of The Relational Model. Learning Objectives 1 Database Systems: Thomas Connolly, Carolyn Begg, Database System, A Practical Approach to Design Implementation and Management, 4 th Edition, Addison Wesley History of The Relational Model Terminology

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN, PENYEWAAN, DAN PEMASARAN PADA RAY WHITE SUNTER

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN, PENYEWAAN, DAN PEMASARAN PADA RAY WHITE SUNTER Universitas Bina Nusantara Program Studi Ganda Sistem Informasi dan Manajemen Skripsi Sarjana Komputer dan Sarjana Ekonomi Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2006 / 2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2006 / 2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2006 / 2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA SERTIFIKASI PADA LEMBAGA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika. Program Studi Strata-1. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil 2005 / 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika. Program Studi Strata-1. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Ganjil 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2005 / 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PENJUALAN PADA PT.TRIJAYA MULTI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab tinjauan pustaka akan dibahas secara ringkas mengenai teori yang berkaitan dengan basis data, teori yang terkait tema penelitian, serta hasil penelitian atau produk sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis melaksanakan kegiatan penelitian, termasuk didalamnya sejarah singkat perusahaan,

Lebih terperinci