BAB 2 TEORI DASAR 2-1. Gambar 2.1 Sistem dinamik satu derajat kebebasan tanpa redaman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TEORI DASAR 2-1. Gambar 2.1 Sistem dinamik satu derajat kebebasan tanpa redaman"

Transkripsi

1 BAB TEORI DASAR BAB TEORI DASAR. Umum Analisis respon struktur terhadap beban gempa memerlukan pemodelan. Pemodelan struktur dilakukan menurut derajat kebebasan pada struktur. Pada tugas ini ada dua jenis pemodelan struktur berdasarkan jumlah derajat kebebasannya, yakni struktur dengan satu derajat kebebasan (single degree of freedom) dan struktur dengan banyak derajat kebebasan (multi degree of freedom). Untuk multi degree of freedom dibatasi sampai tiga lantai saja. Teori mengenai struktur dengan satu derajat kebebasan maupun dengan banyak derajat kebebasan disajikan dalam bab ini.. Sistem Dinamik dengan Satu Derajat Kebebasan Sistem dengan satu derajat kebebasan dibedakan menjadi struktur tanpa redaman dan struktur dengan redaman... Sistem Dinamik Satu Derajat Kebebasan tanpa Redaman Untuk bangunan dengan satu lantai dapat dimodelkan dengan sistem dinamik satu derajat kebebasan. Persamaan gerak untuk sistem dengan satu derajat kebebasan dapat diperoleh dengan prinsip keseimbangan dari gaya-gaya yang bekerja pada sistem tersebut, yaitu gaya luar dan gaya-gaya lainnya yang terjadi akibat adanya gerakan-gerakan pada sistem tersebut, seperti gaya inersia, gaya redaman, dan gaya elastik pegas. Gambar. Sistem dinamik satu derajat kebebasan tanpa redaman -

2 BAB TEORI DASAR Persamaan gerak untuk sistem satu derajat kebebasan di atas adalah: F I + F S = F(t) (-) Di mana F I adalah gaya inersia oleh massa m, F S adalah gaya pegas, dan F(t) adalah gaya dinamik luar yang bekerja pada sistem. Gaya inersia dan gaya pegas tersebut dapat ditulis sebagai berikut: F F I S = mx () t (-) = kx() t Apabila persamaan (-) disubstitusikan ke dalam persamaan (-) maka persamaan gerak sistem berderajat kebebasan satu tanpa redaman adalah: mx () t + kx() t = F() t (-3) Di mana x(t) = percepatan fungsi dari waktu x(t) = perpindahan fungsi dari waktu F(t) = beban luar dinamik fungsi dari waktu. Dengan m dan k berturut-turut adalah massa dan kekakuan sistem. Seperti yang kita lihat pada gambar. di atas, pemodelan struktur SDOF tanpa redaman cukup sederhana, namun perlu diketahui bahwa untuk memodelkan struktur seperti di atas massa m merupakan massa struktur terkumpul termasuk setengah dari massa kolom ditambah dengan massa pelat lantai, massa dari balok, dan massa (beban) lain yang bekerja pada SDOF tersebut... Sistem Dinamik Satu Derajat Kebebasan dengan Redaman Gambar. Sistem dinamik satu derajat kebebasan dengan redaman -

3 BAB TEORI DASAR Untuk sistem satu derajat kebebasan dengan redaman persamaan geraknya dapat ditulis sebagai berikut: F I + F D + F S = F(t) mx () t + cx + kx() t = F() t (-4) Di mana x(t) = percepatan fungsi dari waktu x(t) = kecepatan fungsi dari waktu x(t) = perpindahan fungsi dari waktu F(t) = beban luar dinamik fungsi dari waktu..3 Sistem Dinamik dengan Banyak Derajat Kebebasan. Sebenarnya setiap struktur mempunyai derajat kebebasan yang tak terhingga jumlahnya, dan suatu struktur mempunyai frekuensi alami sebanyak derajat kebebasan yang dimilikinya. Akan tetapi untuk menyederhanakan analisis dan perhitungan, maka struktur tersebut dianggap memiliki derajat kebebasan terbatas. Dalam studi ini sistem bangunan dimodelkan sebagai sistem lump mass yang hanya memiliki derajat kebebasan searah dengan gaya luar yang bekerja pada sistem tersebut. Model lump mass tersebut akan identik dengan jumlah lantai bangunan, di mana massa lantai dan beban lainnya baik beban mati maupun hidup akan disatukan dalam satu massa. Struktur bangunan dengan tiga lantai akan dimodelkan dengan sistem dengan tiga derajat kebebasan. - 3

4 BAB TEORI DASAR.3. Getaran Bebas pada Sistem Banyak Derajat Kebebasan tanpa Redaman Gambar.3 Sistem dinamik banyak derajat kebebasan tanpa redaman Persamaan gerak sistem dengan banyak derajat kebebasan tergantung pada letak setiap komponennya. Untuk sistem dinamik seperti pada gambar.3 di atas persamaan geraknya dapat ditulis sebagai berikut: ( ) ( ) mx + k + k x k x = F mx + k + k x kx kx = F mx + kx kx = F Persamaan -5 dapat ditulis dalam bentuk matrik sebagai berikut. m 0 0 x k+ k k 0 x F 0 m 0 x + k k + k3 k3 x = F 0 0 m x 0 k k x F Persamaan di atas dapat disederhanakan sebagai berikut. (-5) (-6) MX + KX = F (-7) - 4

5 BAB TEORI DASAR.3. Getaran Bebas pada Sistem Banyak Derajat Kebebasan dengan Redaman Persaamaan gerak untuk sistem dengan banyak derajat kebebasan, MDOF (Multiple Degree of Freedom), diperoleh dari prinsip keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada sistem tersebut, yaitu gaya luar, gaya inersia, gaya elastik pegas, dan gaya redaman. Gambar.4 Sistem dinamik banyak derajat kebebasan dengan redaman Misalnya untuk persamaan gerak sistem MDOF dengan redaman seperti pada gambar.4 di atas persamaan geraknya dapat ditulis sebagai berikut: ( ) ( ) ( ) ( ) mx + c + c x cx k + k x k x = F mx + c + c x cx cx + k + k x kx kx = F mx + cx cx + kx kx = F Persaman -8 dapat ditulis dalam bentuk matrik sebagai berikut. m 0 0 x c+ c c 0 x k+ k k 0 x F 0 m 0 x + c c+ c3 c3 x + k k+ k3 k3 x = F 0 0 m 3 x 3 0 c3 c 3 x 3 0 k3 k 3 x 3 F3 Persamaan -9 dapat disederhanakan sebagai berikut. MX + CX + KX = F (-8) (-9) (-0) - 5

6 BAB TEORI DASAR.4 Redaman pada Struktur Pada sub bab sebelumnya telah dibahas persamaan gerak sistem dinamik dengan redaman. Untuk system dinamik bebas dengan redaman persamaan gerak sistem dapat ditulis kembali sebagai berikut. Jawaban dari persamaan (-) di atas adalah: mx + cx + kx = 0 (-) ( ) = () = () = x t x t x t Dengan s = bilangan laplace = ± jω j = bilangan imajiner Ce st sce st s Ce Jika persamaan (-) disubstitusikan kedalam persamaan (-) maka didapat. ( ) st (-) st ms + cs + k Ce = 0 (-3) Karena nilai C tidak sama dengan nol, maka persamaan (-3) akan mempunyai jawab bila: ms cs k + + = 0 (-4) Dari persamaan kuadrat (-4) dapat dihitung harga s dan s sebagai berikut. s, s s, s c c 4mk = ± m m 4m c c = ± Ω m m (-5).4. Redaman Kritis Nilai redaman kritis dapat didefinisikan sebagai redaman yang didapat jika harga di dalam akar pada persamaan (-5) sama dengan nol, sehingga persamaan (-5) hanya mempunyai satu harga s. c Ω = m 0 (-6) Dari persamaan G didapat redaman c= c adalah cr ccr = mω (-7) - 6

7 BAB TEORI DASAR.4. Sistem Underdamped Pada umumnya struktur memiliki redaman walaupun tidak terlalu besar. Dalam hal praktis nilai redaman suatu sistem sering dibandingkan dengan nilai redaman kritisnya yaitu ccr = mω. Perbandingan nilai redaman didefinisikan sebagai: c c ξ = = c mω cr (-8) Jika digunakan dalam bentuk persen, maka nilai redaman ξ dari persamaan (-8) di atas harus dikalikan dengan seratus. Besaran tanpa dimensi ini sering disebut faktor redaman viskus (viscous damping factor). Substitusi persamaan (-8) ke dalam persamaan (-5) maka didapat: s, s s, s s s = ξω± iω ( ξ ) ( ξ ), D = Ω± ξ Ω Ω = Ω± ξ Ω Ω (-9) Ω D disebut juga sebagai frekuensi teredam, dan sistem. Ω D =Ω ξ (-0) k Ω= merupakan frekuensi alami dari m.4.3 Sistem Redaman Berlebih (overdamped system) Suatu system dinamis disebut mempunyai redaman berlebih jika koefisien redamannya melebihi koefisien redaman kritis. Hal ini sangat jarang ditemui dalam kondisi normal. Dalam hal ξ > harga di bawah akar pada persamaan (-5) mempunyai nilai positif, sehingga persamaan (-0) dapat ditulis dalam bentuk: s, s s, s atau ω = ξω ± ˆ ω ˆ = ω ξ ( ) = ξω± ξω ω (-).5 Prinsip Bandul Sederhana Bandul (pendulum) merupakan sebuah benda yang digantungkan pada ujung sebuah lengan, sehingga dapat berayun sesuai dengan frekuensinya. Pada tugas ini bandul yang - 7

8 BAB TEORI DASAR digunakan adalah bandul gravitasi sederhana, yang memiliki satu buah massa, dan satu lengan. Bandul akan berayun dengan periode tertentu yang ditentukan sebagai berikut: T = ω = l g g l (-) Di mana l adalah panjang lengan bandul, g adalah percepatan gravitasi, dan ω dalam Hertz (Hz). Gambar.5 Bandul sederhana Penggunaan persamaan (-) di atas akan dimodifikasi sesuai dengan studi kasus yang akan diambil. Lengan bandul bisa terbuat dari baja atau bahan lainnya, dan perletakan ujung dijepit, sehingga bandul akan memiliki kekakuan. Untuk lebih jelas tentang penggunaan rumus di atas akan di bahas pada bab studi kasus. - 8

9 BAB TEORI DASAR.6 Bandul pada Support yang Bergerak θ l Gambar.6 Bandul pada support yang bergerak Misalkan sebuah bandul digantung pada sebuah benda dengan massa M yang bergerak hanya pada arah x (horizontal). Bandul digantung dengan sebuah pegas dengan panjang l. bandul menerima gaya dari massa M sehingga bandul berosilasi dan membentuk simpangan terhadap sumbu vertikal yang dinyatakan dengan θ. Posisi dari bandul terhadap titik awal dari sistem adalah sebagai berikut. x = x+ lsinθ y pendulum pendulum = lcosθ (-3) Apabila persamaan di atas diturunkan, maka akan didapat persamaan kecepatan sebagai berikut. x = x + l θ cosθ y pendulum pendulum = l θ sinθ Maka energi kinetik dari bandul dapat ditulis sebagai berikut: ( ( θ cosθ) ( ) θsinθ (-4) Kpend = m x + l + l ) (-5) Sedangkan energi potensial dari bandul adalah sebagai berikut. V = mglcosθ (-6) Persamaan Lagrange adalah sebagai berikut. L= T V d L L = 0 dt θ θ (-7) - 9

10 BAB TEORI DASAR Maka untuk persamaan energi bandul di atas dapat ditulis menjadi (( ) ( ) ) L= m x+ lθcosθ + lθsinθ + mglcosθ L= m( x + l θcosθ) + m( l θsinθ) + mglcosθ L = m( x + l θcosθ)( lcosθ) + m( l θsinθ)( lsinθ) θ L = m( xl cosθ + l θ cos θ + l θcos θ) θ L = m( xl cosθ + l θ) = ml( x cos θ + l θ) θ L = m( x + l θcosθ)( l θsinθ) + m( l θsinθ )( l θcosθ) mglsinθ θ L = m( x ( l θ sinθ) l θ cosθsinθ + l θ cosθsinθ) mglsinθ θ L = mxl θsinθ mgl sinθ θ L = ml sinθ( x θ + g ) (-8) θ d L L = d ml ( x cosθ + l θ) + ml sinθ( x θ + g ) 0 dt θ θ dt = (-9) Maka persamaan gerak bandul dapat ditulis sebagai berikut. mlx ml mgl cosθ + θ + sinθ = 0 atau mx cosθ + ml θ + mg sinθ = 0 Untuk θ yang sangat kecil maka sinθ θ dan cosθ (-30) Persamaan gerak bandul untuk model di atas dapat disederhanakan menjadi: m( x+ l θ + gθ) = 0 (-3) Seperti yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya bahwa redaman struktur terdiri dari underdamped, critical damped, dan overdamped, di mana struktur pada umumnya adalah memiliki redaman dengan underdamped, dan pada tugas ini struktur akan dimodelkan dengan underdamped system, maka frekuensi dari struktur adalah sebagai Ω D =Ω ξ. Ketika struktur mendapat respon akibat gempa, maka struktur akan bergetar dengan frekuensi teredam ω D. Bandul yang digantung pada sistem akan berosilasi dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi sistem di mana bandul digantung. Karena bandul - 0

11 BAB TEORI DASAR juga memiliki frekuensi alami, maka ada tiga kemungkinan bandul akan bergetar, yakni sebagai berikut:. Frekuensi alami bandul jauh lebih tinggi dari frekuensi struktur. Frekuensi bandul jauh lebih rendah dari frekuensi struktur 3. Frekuensi bandul sama atau mendekati frekuensi stuktur Untuk kondisi pertama bandul akan mengikuti support di mana bandul digantung, dan simpangan θ akan sangat kecil, sehingga bandul hampir vertikal. Namun walaupun demikian bandul akan tetap berosilasi dan membentuk keseimbangan dengan frekuensi sama dengan frekuensi support. Untuk kondisi kedua transfer getaran hampir nol, sehingga massa bandul akan hampir tidak bergerak walaupun support bergetar di atasnya. Untuk kondisi ketiga di mana frekuensi alami bandul mendekati frekuensi dari support, maka kondisi ini disebut dengan resonansi. Bandul akan bergetar dengan simpangan maksimum..7 Penyelesaian Persamaan Gerak Sistem Dinamis dengan Metoda Runge Kutta Untuk menganalisis beban acak seperti gempa, ada banyak cara yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan metoda integrasi numerik Runge-Kutta. Integrasi numerik dengan menggunakan metoda Runge-Kutta ini banyak digunakan karena ketepatan dan kemudahannya. Metoda ini digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial tingkat satu. Untuk menyelesaikan persamaan diferensial yang merupakan persamaan diferensial tingkat dua, persamaan tersebut harus dibuat menjadi persamaan diferensial tingkat satu. Persamaan diferensial tingkat dua dari suatu system dinamik dengan satu derajat kebebasan dapat ditulis sebagai: x = [ f () t cx kx] = g( x, x,) t (-3) m Dengan membuat x = y, maka persamaan di atas dapat ditulis menjadi dua persamaan diferensial tingkat satu: x = y y = f( x, y, t) (-33) Kedua suku x dan y di sekitar x i dan y i dapat dinyatakan dalam deret Taylor. Dengan mengambil pertambahan waktu h = t didapat: -

12 BAB TEORI DASAR dx d x h x= xi + h dt i dt dy d y h y = yi + h dt i dt i i (-34) Dengan menggunakan deret dari persamaan (-34) dapat diambil turunan pertama sebagai rata-rata kemiringan, sehingga turunan yang lebih tinggi dapat dihilangkan. av dx x x h = i + dt i av dy y y h = i + dt i (-35) Dengan menggunakan metoda Simpson, rata-rata kemiringan dalam interval waktu h menjadi: av dy dy dy dy = dt 6 dt dt dt i i h i t t + t i + h (-36) Metoda Runge-Kutta menggunakan persamaan (-36) dan mengubah bagian tengah dari persamaan tersebut menjadi dua bagian, sehingga mempunyai empat parameter. Keempat parameter dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: T = t X = x Y = y F = g( T, X, Y) i i i h h h T = ti + X = xi + Y Y = yi + F F = g( T, X, Y) h h h T3 = ti + X3 = xi + Y Y3 = yi + F F3 = g( T3, X3, Y3 ) T = t + h X = x + Yh Y = y + Fh F = g( T, X, Y ) 4 i 4 i 3 4 i (-37) Dari persamaan (-37) terlihat bahwa empat nilai Y i dibagi enam merupakan rata-rata kemiringan dx dt Dengan kondisi awal: dan empat nilai F i dibagi enam merupakan rata-rata kemiringan xt ( ) = x 0 0 ( ) = = x t0 x 0 y 0 dy dt. (-38) Substitusi kondisi awal pada persamaan (-38), respon struktur sebagai fungsi waktu untuk setiap interval waktu h atau t dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: -

13 BAB TEORI DASAR Dengan x( tn + h) = x( tn) + h( Y+ Y + Y3+ Y4) 6 x ( tn + h) = x ( tn) + h( F+ F + F3+ F4) 6 xt ( n) = [ f( tn) cxt ( n) kxt ( n) ] m h= t x( t ) = y( t ) n n (-39) (-40).8 Beban Gempa Seperti yang kita ketahui beban gempa sangatlah berpotensi meruntuhkan bangunan, karena beban gempa memiliki energi yang sangat besar. Dalam tugas ini teori mengenai gempa tidak dibahas secara mendalam, namun ada beberapa hal penting tentang gempa yang perlu diketahui untuk dicantumkan dalam tugas ini. Ada beberapa macam gempa bumi berdasarkan penyebabnya, yakni sebagai berikut:. Gempa bumi runtuhan Disebabkan antara lain oleh kerutuhan yang terjadi baik di atas maupun di bawah permukaan tanah, misalnya akibat tanah longsor, salju longsor, atau batu jatuhan.. Gempa bumi vulkanik Disebabkan oleh kegiata gunung berapi baik sebelum maupun pada saat meletusnya gunung tersebut. 3. Gempa bumi tektonik Disebabkan oleh terjadinya pergeseran kulit bumi (lithosphere) yang umumnya terjadi di daerah patahan kulit bumi. Gempa yang paling menimbulkan kerusakan paling luas adalah gempa tektonik. Gempa bumi tektonik terjadi akibat gerakan tiba-tiba dari kulit bumi karena energi yang dikandungnya melampaui energi yang dapat diterima oleh kulit bumi. Kulit bumi yang didominasi oleh komponen silikat terbagi-bagi dalam sejumlah lempeng kaku yang merupakan mosaik. Masing-masing lempeng mempunyai pergerakan sendiri. Kulit bumi yang kaku ini dapat bergerak karena letaknya yang mengambang di atas lapisan mantel yang plastis. Deformasi yang disebabkan oleh terjadinya interaksi antar lempeng dapat berupa: - 3

14 BAB TEORI DASAR. Subduction Interaksi antar lempeng yang tebalnya hampir sama, di mana lempeng pertama tenggelam di bawah lempeng kedua. Biasanya terjadi di sepanjang busur pulau.. Transcursion Interaksi antara dua lempeng, di mana keduanya dapat berupa lempeng laut atau antar lempeng lempeng laut dengan lempeng benua yang bergerak horizontal satu terhadap lainnya. 3. Extrusion Interaksi antara dua lempeng tipis yang bergerak saling menjauh Energi yang dilepaskan saat terjadinya gempa akan ditransfer melalui media perantara yakni batuan dasar ke tempat lain, sejauh energi tesebut masih merambat. Energi tersebut ditransfer dalam bentuk getaran (gelombang). Gelombang ini kemudian ditransfer oleh batuan dasar ke lapisan tanah di atasnya, yang kemudian bisa dirasakan oleh manusia dan komponen lainnya di permukaan bumi seperti bangunan. Goyangan oleh gelombang gempa memiliki percepatan. Percetan inilah yang menimbulkan gaya geser pada pondasi yang besarnya sesuai dengan hukum kedua Newton, yakni F = m a, di mana m adalah massa bangunan. Untuk detail gaya-gaya yang terjadi pada struktur bangunan akan dibahas lebih dalam pada bab berikutnya. Bentuk gelombang yang ditransfer bisa diidentifkasi dengan adanya alat seismograf. Sebagai contoh dari bentuk beban gempa yang terukur dengan baik adalah gempa El-centro berikut di bawah ini. 4 EL Centro 3 m/detik Waktu (detik) Gambar.7 Gempa El Centro 940-4

BAB II PEMODELAN MATEMATIS SISTEM INVERTED PENDULUM

BAB II PEMODELAN MATEMATIS SISTEM INVERTED PENDULUM BAB II PEMODELAN MATEMATIS SISTEM INVERTED PENDULUM Model matematis diturunkan dari hubungan fisis sistem. Model tersebut harus dapat menggambarkan karakteristik dinamis sistem secara memadai. Tujuannya

Lebih terperinci

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi Catatan Kuliah FI111 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi Agus Suroso update: 4 November 17 Osilasi atau getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik kesetimbangan. Gerak bolak-balik tersebut

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini lahan untuk pembangunan gedung yang tersedia semakin lama semakin sedikit sejalan dengan bertambahnya waktu. Untuk itu, pembangunan gedung berlantai banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa merupakan salah satu beban yang perlu diperhitungkan dalam mendesain bangunan sipil mengingat beban ini merupakan beban yang sangat rawan menyebabkan keruntuhan

Lebih terperinci

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Pertemuan GEARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (5B0809), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 06 Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran: Amplitudo

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA Pertemuan 2 GETARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (15B08019), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 2016 Beberapa parameter

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN 3. UMUM Struktur suatu bangunan tidak selalu dapat dimodelkan dengan Single Degree Of Freedom (SDOF), tetapi lebih sering dimodelkan dengan sistem Multi Degree Of Freedom

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 01:

Materi Pendalaman 01: Materi Pendalaman 01: GETARAN & GERAK HARMONIK SEDERHANA 1 L T (1.) f g Contoh lain getaran harmonik sederhana adalah gerakan pegas. Getaran harmonik sederhana adalah gerak bolak balik yang selalu melewati

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana GERAK HARMONIK Pembahasan Persamaan Gerak untuk Osilator Harmonik Sederhana Ilustrasi Pegas posisi setimbang, F = 0 Pegas teregang, F = - k.x Pegas tertekan, F = k.x Persamaan tsb mengandung turunan terhadap

Lebih terperinci

Teknik Mesin - FTI - ITS

Teknik Mesin - FTI - ITS B a b 2 2.1 Frekuensi Natural Getaran Bebas 1 DOF Untuk getaran translasi 1 DOF, frekuensi natural ω n didefinisikan k ω n 2π f n m rad /s 2.1) dimana k adalah kekakuan pegas dan m adalah massa. Untuk

Lebih terperinci

PENGATURAN PARAMETER dan DESAIN ABSORBER DINAM GETARAN AKIBAT GERAKAN PERMUKAAN TANAH

PENGATURAN PARAMETER dan DESAIN ABSORBER DINAM GETARAN AKIBAT GERAKAN PERMUKAAN TANAH PENGATURAN PARAMETER dan DESAIN ABSORBER DINAMIK SEBAGAI PEREDAM GETARAN AKIBAT GERAKAN PERMUKAAN TANAH Magister Student of Mathematics Department FMIPA- I T S, Surabaya August 5, 2010 Abstrak Dynamic

Lebih terperinci

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH Youfrie Roring Marthin D. J. Sumajouw, Servie O. Dapas Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Gempa Bumi

BAB III LANDASAN TEORI. A. Gempa Bumi BAB III LANDASAN TEORI A. Gempa Bumi Gempa bumi adalah bergetarnya permukaan tanah karena pelepasan energi secara tiba-tiba akibat dari pecah/slipnya massa batuan dilapisan kerak bumi. akumulasi energi

Lebih terperinci

ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK ABSTRAK

ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK ABSTRAK VOLUME 6 NO., OKTOBER 010 ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK Oscar Fithrah Nur 1, Abdul Hakam ABSTRAK Penggunaan simulasi numerik dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, 28 Mei Penyusun

KATA PENGANTAR. Semarang, 28 Mei Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang MahaEsa. Berkat rahmat dan karunia-nya, kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penyusun menyadari masih

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG

GETARAN DAN GELOMBANG 1/19 Kuliah Fisika Dasar Teknik Sipil 2007 GETARAN DAN GELOMBANG Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id GETARAN Getaran adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F

INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F164070142 1 Terminologi getaran GETARAN: Gerak osilasi di sekitar titik keseimbangan Parameter getar: massa (m), kekakuan (k) dan peredam (c) in m,c,k

Lebih terperinci

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA GELOMBAG : Gerak Harmonik Sederhana M. Ishaq Pendahuluan Gerak harmonik adalah sebuah kajian yang penting terutama jika anda bergelut dalam bidang teknik, elektronika, geofisika dan lain-lain. Banyak gejala

Lebih terperinci

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013 PERBANDINGAN ANALISIS STATIK EKIVALEN DAN ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS PADA STRUKTUR BERATURAN DAN KETIDAKBERATURAN MASSA SESUAI RSNI 03-1726-201X TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

menganalisis suatu gerak periodik tertentu

menganalisis suatu gerak periodik tertentu Gerak Harmonik Sederhana GETARAN Gerak harmonik sederhana Gerak periodik adalah gerak berulang/berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak

Lebih terperinci

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana MODUL PERKULIAHAN OSILASI Bagian- Fakultas Program Studi atap Muka Kode MK Disusun Oleh eknik eknik Elektro 3 MK4008, S. M Abstract Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik

Lebih terperinci

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT ii PRAKATA Buku ini menyajikan pembahasan dasar mengenai getaran mekanik dan ditulis untuk mereka yang baru belajar getaran. Getaran yang dibahas di sini adalah getaran linier, yaitu getaran yang persamaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT 2.1 KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAN GEMPA Pada umumnya struktur gedung berlantai banyak harus kuat dan stabil terhadap berbagai macam

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK Gerak Harmonik terdiri atas : 1. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) 2. Gerak Harmonik Teredam

GERAK HARMONIK Gerak Harmonik terdiri atas : 1. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) 2. Gerak Harmonik Teredam GERAK OSILASI adalah variasi periodik - umumnya terhadap waktu - dari suatu hasil pengukuran, contohnya pada ayunan bandul. Istilah vibrasi sering digunakan sebagai sinonim osilasi, walaupun sebenarnya

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN Edita S. Hastuti NRP : 0521052 Pembimbing Utama : Olga Pattipawaej, Ph.D Pembimbing Pendamping : Yosafat Aji Pranata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Dasar Metode Dalam perancangan struktur bangunan gedung dilakukan analisa 2D mengetahui karakteristik dinamik gedung dan mendapatkan jumlah luas tulangan nominal untuk disain.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI

PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI 03-1726-2002 TUGAS AKHIR RICA AMELIA 050404014 BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG

GETARAN DAN GELOMBANG GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran

Lebih terperinci

III. PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK

III. PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK III. PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK. Sistem Pendulum Terbalik Tunggal Pada penelitian ini diperhatikan sistem pendulum terbalik tunggal seperti Gambar 4 berikut. u M mg x Gambar 4 Sistem Pendulum Terbalik

Lebih terperinci

simpangan antar tingkat {inter storey drift) yang terjadi pada struktur yang hubungannya dengan prinsip perancangan struktur tahan gempa yaitu

simpangan antar tingkat {inter storey drift) yang terjadi pada struktur yang hubungannya dengan prinsip perancangan struktur tahan gempa yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka merupakan sebuah tinjauan mengenai teori-teori dan hasilhasil penelitian yang telah d.lakuakan sebelumnya yang mendukung pelaksanaan penelitian. Dengan demikian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR NOTASI xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Tinjauan dan Manfaat I-3 1.3. Batasan

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK SEDERHANA

GERAK HARMONIK SEDERHANA GERAK HARMONIK SEDERHANA Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik

Lebih terperinci

ENERGI POTENSIAL. dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga

ENERGI POTENSIAL. dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga ENERGI POTENSIAL 1. Pendahuluan Energi potensial merupakan suatu bentuk energi yang tersimpan, yang dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga potensial tidak dapat dikaitkan

Lebih terperinci

KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU DICKY ERISTA

KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU DICKY ERISTA KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU TUGAS AKHIR DICKY ERISTA 06 0404 106 BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR

BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR Gerakan dari struktur terapung akan dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya, dimana terdapat gaya gaya luar yang bekerja pada struktur dan akan menimbulkan gerakan pada struktur. Untuk

Lebih terperinci

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons SILABUS : 1.Getaran a. Getaran pada sistem pegas b. Getaran teredam c. Energi dalam gerak harmonik sederhana 2.Gelombang a. Gelombang sinusoidal b. Kecepatan phase dan kecepatan grup c. Superposisi gelombang

Lebih terperinci

MINGGUKE KE-5. Learning Outcome:

MINGGUKE KE-5. Learning Outcome: 1/14/1 MINGGUKE KE-5 Learning Outcome: Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan : Mampu menjelaskan konsep gaya balik Mampu menyelesaikan persamaan gerak harmonik Mampu menyelesaikan kasus harmonik

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DYNAMIC ABSORBER SEBAGAI KONTROL VIBRASI PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GETARAN BAWAH TANAH. Oleh. Endah Retnoningtyas

PERANCANGAN DYNAMIC ABSORBER SEBAGAI KONTROL VIBRASI PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GETARAN BAWAH TANAH. Oleh. Endah Retnoningtyas PERANCANGAN DYNAMIC ABSORBER SEBAGAI KONTROL VIBRASI PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GETARAN BAWAH TANAH Oleh Endah Retnoningtyas 2407100604 Latar Belakang Struktur struktur umumnya sangat fleksibel sehingga

Lebih terperinci

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014 Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI Frando Heremba, Nur Aji Wibowo, Suryasatriya Trihandaru Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI UMUM Dalam bagian bab 4 (empat) ini akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap permasalahan yang telah dibahas pada bab 3 (tiga) di atas. Analisis akan

Lebih terperinci

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI HARMONIK PENDAHULUAN Gerak dapat dikelompokan menjadi: Gerak di sekitar suatu tempat contoh: ayunan bandul, getaran senar dll. Gerak yang berpindah tempat contoh:

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB Getaran (Osilasi) : Gerakan berulang pada lintasan yang sama Ayunan Gerak Kipas Gelombang dihasilkan oleh getaran Gelombang bunyi Gelombang air

Lebih terperinci

SISTEM PEREDAM MASSA PASIF DENGAN MENGGUNAKAN BANDUL SEDERHANA PADA STRUKTUR BANGUNAN YANG DIKENAKAN BEBAN GEMPA

SISTEM PEREDAM MASSA PASIF DENGAN MENGGUNAKAN BANDUL SEDERHANA PADA STRUKTUR BANGUNAN YANG DIKENAKAN BEBAN GEMPA SISTEM PEREDAM MASSA PASIF DENGAN MENGGUNAKAN BANDUL SEDERHANA PADA STRUKTUR BANGUNAN YANG DIKENAKAN BEBAN GEMPA TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM

Lebih terperinci

REKAYASA GEMPA GETARAN BEBAS SDOF. Oleh Resmi Bestari Muin

REKAYASA GEMPA GETARAN BEBAS SDOF. Oleh Resmi Bestari Muin MODUL KULIAH REKAYASA GEMPA Minggu ke 3 : GETARAN BEBAS SDOF Oleh Resmi Bestari Muin PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA 010 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i III GERAK

Lebih terperinci

ANALISA MENARA AIR AKIBAT GEMPA MENGGUNAKAN SOLUSI NUMERIK INTEGRAL DUHAMEL

ANALISA MENARA AIR AKIBAT GEMPA MENGGUNAKAN SOLUSI NUMERIK INTEGRAL DUHAMEL ANALISA MENARA AIR AKIBAT GEMPA MENGGUNAKAN SOLUSI NUMERIK INTEGRAL UHAMEL Crisando aniels Matani H. Manalip, R. S. Windah, S. O. apas Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email:

Lebih terperinci

Getaran Mekanik. Getaran Bebas Tak Teredam. Muchammad Chusnan Aprianto

Getaran Mekanik. Getaran Bebas Tak Teredam. Muchammad Chusnan Aprianto Getaran Mekanik Getaran Bebas Tak Teredam Muchammad Chusnan Aprianto Getaran Bebas Getaran bebas adalah gerak osilasi di sekitar titik kesetimbangan dimana gerak ini tidak dipengaruhi oleh gaya luar (gaya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI TUGAS AKHIR Oleh : I Gede Agus Krisnhawa Putra NIM : 1104105075 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Pendidikan sarjana Teknik Sipil. Disusun oleh : DESER CHRISTIAN WIJAYA

Tugas Akhir. Pendidikan sarjana Teknik Sipil. Disusun oleh : DESER CHRISTIAN WIJAYA KAJIAN PERBANDINGAN PERIODE GETAR ALAMI FUNDAMENTAL BANGUNAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN EMPIRIS DAN METODE ANALITIS TERHADAP BERBAGAI VARIASI BANGUNAN JENIS RANGKA BETON PEMIKUL MOMEN Tugas Akhir Diajukan untuk

Lebih terperinci

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika 14.1 APLIKASI INTEGRAL A. Usaha Dan Energi Hampir semua ilmu mekanika ditemukan oleh Issac newton kecuali konsep energi. Energi dapat muncul dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berpotensi mengalami bencana gempa bumi. Hal tersebut disebabkan karena Indonesia berada di wilayah jalur gempa Pasifik (Circum Pasific

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

Getaran, Gelombang dan Bunyi

Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06- Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan dan percepatannya maksimum

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U VOLUME 5 NO. 2, OKTOBER 29 STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U Jati Sunaryati 1, Rudy Ferial

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (1-7) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (1-7) ISSN: KESTABILAN SOLUSI NUMERIK SISTEM BERDERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL AKIBAT GEMPA DENGAN METODE NEWMARK (Studi Kasus: Menghitung Respons Bangunan Baja Satu Tingkat) Griebel H. Rompas Steenie E. Wallah, Reky S.

Lebih terperinci

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013 i PERBANDINGAN RESPON STRUKTUR BERATURAN DAN KETIDAKBERATURAN HORIZONTAL SUDUT DALAM AKIBAT GEMPA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS STATIK EKIVALEN DAN TIME HISTORY TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas

Lebih terperinci

dy dx B. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah

dy dx B. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persamaan diferensial berperang penting di alam, sebab kebanyakan fenomena alam dirumuskan dalam bentuk diferensial. Persamaan diferensial sering digunakan sebagai model

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI DASAR. permukaan bumi akibat adanya pelepasan energi secara tiba-tiba dari pusat gempa.

BAB 2 TEORI DASAR. permukaan bumi akibat adanya pelepasan energi secara tiba-tiba dari pusat gempa. BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Gempa Bumi Gempa bumi adalah suatu peristiwa alam dimana terjadi getaran pada permukaan bumi akibat adanya pelepasan energi secara tiba-tiba dari pusat gempa. Energi yang dilepaskan

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06-24 Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan

Lebih terperinci

BAB III SIMPLE VIBRATION APPARATUS

BAB III SIMPLE VIBRATION APPARATUS 3.1 Tujuan Percobaan BAB III 1. Untuk memahami hubungan antara massa benda, kekakuan dari pegas dan periode atau frekuensi dari osilasi untuk sistem pegas massa sederhana yang mempunyai satu derajat kebebasan..

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xiii BAB I. PENDAHULUAN... 1 I.1. Latar Belakang Masalah... 1 I.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω =

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω = v adalah kecepatan bola A: v = ωr. ω adalah kecepatan sudut bola A terhadap sumbunya (sebenarnya v dapat juga ditulis sebagai v = d θ dt ( + r), tetapi hubungan ini tidak akan kita gunakan). Hukum kekekalan

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK SEDERHANA. Program Studi Teknik Pertambangan

GERAK HARMONIK SEDERHANA. Program Studi Teknik Pertambangan GERAK HARMONIK SEDERHANA Program Studi Teknik Pertambangan GERAK HARMONIK SEDERHANA Dalam mempelajari masalah gerak pada gelombang atau gerak harmonik, kita mengenal yang namanya PERIODE, FREKUENSI DAN

Lebih terperinci

Ardi Noerpamoengkas Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Ardi Noerpamoengkas Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Ardi Noerpamoengkas 2106 100 101 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Latar Belakang Teknologi pengembangan potensi energi gelombang laut untuk memecahkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK Nama : Ayu Zuraida NIM : 1308305030 Dosen Asisten Dosen : Drs. Ida Bagus Alit Paramarta,M.Si. : 1. Gusti Ayu Putu

Lebih terperinci

TUGAS III DINAMIKA. L/2 L/2 y. L/2 L/2 y

TUGAS III DINAMIKA. L/2 L/2 y. L/2 L/2 y TUGS III DINIK Sebut dan jelaskan tiga jenis redaman beserta rumus ang dipakai! Sebut dan jelaskan contoh nata redaman pada struktur! Tentukan frekuensi natural dari balok ang memikul berat pada gambar

Lebih terperinci

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011 STUDI PERBANDINGAN RESPON BANGUNAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN DAN DENGAN BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BERPENGAKU KONSENTRIK SERTA DENGAN BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN METALIC YIELDING DAMPER

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR Umum. Secara konvensional, perencanaan bangunan tahan gempa dilakukan

BAB II TEORI DASAR Umum. Secara konvensional, perencanaan bangunan tahan gempa dilakukan BAB II TEORI DASAR 2.1. Umum Secara konvensional, perencanaan bangunan tahan gempa dilakukan berdasarkan konsep bagaimana meningkatkan kapasitas tahanan struktur terhadap gaya gempa yang bekerja padanya.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN SIMPANGAN STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT (STUDI KOMPARASI MODEL PEMBALOKAN ARAH RADIAL DAN GRID)

PERHITUNGAN SIMPANGAN STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT (STUDI KOMPARASI MODEL PEMBALOKAN ARAH RADIAL DAN GRID) PERHITUNGAN SIMPANGAN STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT (STUDI KOMPARASI MODEL PEMBALOKAN ARAH RADIAL DAN GRID) Oryza Dewayanti E. J. Kumaat, S. O. Dapas, R. S. Windah Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 12 JP (6 x 90 menit)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 12 JP (6 x 90 menit) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata pelajaran Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA : X / 2 (Dua) : Fisika : Getaran Harmonik : 12 JP (6 x pertemuan @ 90 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi)

Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi) Xpedia Fisika Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi) Doc Name : XPPHY0299 Version : 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02, merujuk pada gambar di bawah yang menunjukkan gelombang menjalar pada tali dengan

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI

Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI Energi didefinisikan sebagai besaran yang selalu kekal. Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Lebih terperinci

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS Mata Kuliah GELOMBANG-OPTIK OPTIK TOPIK I SUB TOPIK OSILASI GANDENG C. SISTEM OSILASI DUA DERAJAT KEBEBASAN:OSILASI GANDENG Satu derajat kebebasan: Misalkan: pegas yang memiliki satu simpangan Dua derajat

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR LAMPIRAN TUGAS Mata Kuliah Progran Studi Dosen Pengasuh : Fisika Dasar : Teknik Komputer (TK) : Fandi Susanto, S. Si Tugas ke Pertemuan Kompetensi Dasar / Indikator Soal Tugas 1 1-6 1. Menggunakan konsep

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 06 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

Getaran osilasi teredam pada pendulum dengan magnet dan batang aluminium

Getaran osilasi teredam pada pendulum dengan magnet dan batang aluminium Getaran osilasi teredam pada pendulum dengan magnet dan batang aluminium Djoko Untoro Suwarno1,a) 1 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dilewati oleh pertemuan sistem-sistem lempengan kerak bumi sehingga rawan terjadi gempa. Sebagian gempa tersebut terjadi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL ITB FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL ITB FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 STUDI BANDING EFEKTIFITAS SISTEM STRUKTUR TUBE DENGAN SISTEM STRUKTUR SHEARWALL DI BAWAH BEBAN GEMPA TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER DALAM UPAYA MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BERBENTUK H

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER DALAM UPAYA MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BERBENTUK H STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER DALAM UPAYA MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BERBENTUK H SKRIPSI Oleh : BERI SAPUTRA 07 972 057 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB III PEMODELAN STRUKTUR BAB III Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen terhadap struktur rangka bresing konsentrik yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya lateral. Dimensi struktur adalah simetris segiempat

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Beban Dinamik Menurut Widodo (2001), Beban dinamik merupakan beban yang berubah-ubah menurut waktu (time varying) sehingga beban dinamik merupakan fungsi dari waktu.

Lebih terperinci

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan momen inersia batang. 2. Mempelajari sifat sifat osilasi pada batang. 3. Mempelajari sistem osilasi. 4. Menentukan periode osilasi dengan panjang tali dan jarak antara

Lebih terperinci

APLIKASI METODE RESPON SPEKTRUM DENGAN METODE TEORITIS DENGAN EXCEL DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SOFTWARE

APLIKASI METODE RESPON SPEKTRUM DENGAN METODE TEORITIS DENGAN EXCEL DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SOFTWARE APLIKASI METODE RESPON SPEKTRUM DENGAN METODE TEORITIS DENGAN EXCEL DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SOFTWARE Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh ujian sarjana

Lebih terperinci

USAHA DAN ENERGI. Usaha Daya Energi Gaya konservatif & non Kekekalan Energi

USAHA DAN ENERGI. Usaha Daya Energi Gaya konservatif & non Kekekalan Energi USAHA DAN ENERGI USAHA DAN ENERGI Usaha Daya Energi Gaya konservatif & non Kekekalan Energi USAHA Usaha/kerja : memaparkan bagaimana dikerahkannya gaya pada benda, hingga bendab berpindah. Usaha yang dilakukan

Lebih terperinci

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh

Lebih terperinci