ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di:"

Transkripsi

1 ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor, Tahun 04, Halaman 4-50 Onlne d: htt://ejournal-s.und.ac.d/ndex.h/gaussan ANALISIS RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO LATIN Yuun Nafular, Trastut Wurandar *), Yucana Wlandar 3 Mahasswa Jurusan Statstka FSM UNDIP,3 Staff Pengajar Jurusan Statstka FSM UNDIP ABSTRACT The desgn of the exerment s a test or seres of tests, usng both descrtve statstcs and nferental statstcs that ams to transform the nut varables nto an outut whch s the resonse of the exerment. The Graeco Latn Square Desgn was bult to control the dverst of comonent unts of local control exerment of three s a row, column, and Greek letters. Terms the Graeco Latn Square Desgn s f the rows, columns, Latn letters, and Greek letters have the same level and each Greek letter aears onl once n each row, column, and Latn letter. The stes n the analss of the test Graeco Latn Square Desgn to test the normalt of the error, homogenet of varance test, determne the degrees of freedom, calculatng Sum of Squares and Mean Square ever factor. Next calculate the value of F for test row, column, treatments Latn letter, and treatment of Greek letters, draw u a table of varance analss, and conclude whether there s an effect on the resonse varance of each source. If there s mact, t s necessar to further test usng the Duncan test. Kewords: exermental desgn, square, latn, graeco, rows, columns, greek letter. PENDAHULUAN. Latar Belakang Memasuk era globalsas dalam segala bdang seert sekarang n menuntut berbaga hak untuk melakukan eneltan terhada segala asek kehduan dan menghaslkan sesuatu ang baru. Suatu eneltan dlakukan karena ngn mendaatkan jawaban atas berbaga macam ertanaan dan rns-rns baru, atauun untuk memecahkan masalah ang ada. Pada suatu ercobaan atau eneltan, analss akan bersfat eksak aabla semua asums, umumna mengena bentuk dstrbus daat denuh. Akan teta ada kenataanna emenuhan asums tersebut sult dlakukan, untuk memnmalkan kesalahan dalam enganalsaan dbutuhkan erencanaan lmah ang lebh dkenal dengan rancangan ercobaan. Menurut Gasersz (99), rancangan ercobaan meruakan engaturan emberan erlakuan keada unt-unt ercobaan dengan maksud agar keragaman resons ang dtmbulkan oleh lngkungan dan keheterogenan ercobaan ang dgunakan daat dmnmalkan. Rancangan ercobaan bertujuan untuk mengetahu ada tdakna engaruh dar satu faktor atau beberaa faktor tertentu dan untuk mengetahu engaruh nteraks dantara faktor. Dalam sebuah ercobaan bla unt-unt ercobaan relatf homogen, maka dbutuhkan suatu rancangan ercobaan ang daat mengendalkan varas ang terjad ada ercobaan tersebut. Untuk menghlangkan dua jens varas dgunakan Rancangan Bujur Sangkar Latn (RBSL). Teta dalam beberaa ercobaan kadang-kadang terdaat embatasan lan lag kecual embatasan ada faktor bars dan faktor kolom ang djuma ada RBSL. Oleh karena tu derlukan sebuah Rancangan Bujur Sangkar Graeco Latn. Dalam rancangan n akan ada embatasan ketga ang terjad terhada faktor dengan taraf α, β, γ, δ,... (dtuls dalam hurufhuruf Yunan).. Tujuan Penulsan Tujuan enulsan tugas akhr n atu :. Memaham rancangan ercobaan khususna Rancangan Bujur Sangkar Graeco Latn.

2 . Menjelaskan analss varan dengan model teta ada Rancangan Bujur Sangkar Graeco Latn. 3. Menerakan Rancangan Bujur Sangkar Graeco Latn dan analss varanna ada contoh alkas.. TINJAUAN PUSTAKA. Perancangan Percobaan Menurut Mattjk dan Sumertajaa (000), erancangan ercobaan adalah suatu uj atau sederetan uj bak tu menggunakan statstka deskrtf mauun statstka nferesa, ang bertujuan untuk mengubah eubah nut menjad suatu outut ang meruakan reson dar ercobaan tersebut. Tujuan akhr dar ercobaan adalah untuk mengetahu aakah erlakuan dar ercobaan tu berbeda nata atau tdak nata. Untuk mendaatkan jawaban ang lengka dar suatu ercobaan maka erlu dbuat suatu rancangan.. Dalam erancangan ercobaan ada beberaa stlah ang dergunakan, stlah stlah tersebut atu erlakuan, satuan amatan, galat ercobaan, dan analss varan. Prns dasar dar erancangan ercobaan adalah engulangan (relcaton), engacakan (randomzaton) dan engendalan lngkungan (local control). Prns n derlukan untuk endugaan ang vald dar galat ercobaan dan usaha memnmumkan galat ercobaan guna menngkatkan keteltan ercobaan. Menurut Montgomer (009), hal hal ang erlu derhatkan dalam memlh rancangan untuk suatu ercobaan adalah : a. Perlakuan ang akan dcobakan b. Unt ercobaan ang dgunakan c. Pengukuran dar reson ang damat. Rancangan Bujur Sangkar Latn (RBSL) Menurut Montgomer (009), ada konds keheterogenan unt ercobaan aabla tdak daat dkendalkan melalu satu arah maka erlu dkendalkan menurut dua arah (kontrol lokal) ang basa dsebut dengan arah bars dan kolom. Rancangan ang bsa mengatas keadaan n dkenal dengan rancangan bujur sangkar latn (RBSL). Dalam RBSL erlakuan-erlakuan (basana dnotaskan dengan huruf latn A, B, C... dan seterusna) dsusun dalam dua cara atu melalu bars dan kolom. Seta erlakuan hana muncul sekal dalam seta bars dan kolom. Jumlah ulangan dalam RBSL n harus sama dengan banakna erlakuan, dengan demkan rancangan n tdak sesua bla jumlah erlakuan banak, karena harus dsedakan satuan ercobaan dalam jumlah besar. Demkan juga untuk erlakuan ang kurang dar 4, maka akan mengakbatkan derajat bebas galat kecl ang berart ula galat ercobaan akan menjad besar..3 Rancangan Bujur Sangkar Graeco Latn.3. Pengertan Menurut Wdasar (008), Rancangan Bujur Sangkar Graeco Latn (RBSGL) bertujuan untuk menghlangkan tga jens varas. RBSGL dgunakan aabla dtemu suatu keadaan dmana reson dengaruh oleh tga sumber varas selan erlakuan. RBSGL meruakan gabungan dar dua Rancangan Bujur Sangkar Latn ang salng ortogonal. Cr khusus RBSGL atu:. Terdaat 4 buah faktor atu faktor bars, kolom, huruf-huruf Latn dan huruf-huruf Yunan. Keemat faktor memuna taraf ang sama 3. Seta huruf Yunan hana muncul sekal d seta bars, kolom dan huruf Latn..3. Model Lner Menurut Montgomer (009), model lner ang dgunakan untuk Rancangan Bujur Sangkar Graeco Latn dtuls sebaga berkut : Dengan JURNAL GAUSSIAN Vol. 3, No., Tahun 04 Halaman 4

3 =,,..., j =,,..., k =,,..., l =,,..., = hasl observas dalam bars ke-, kolom ke-l, huruf Latn ke-j dan huruf Yunan ke-k = rata-rata keseluruhan = efek bars ke- = efek huruf Latn ke-j = efek huruf Yunan ke-k = efek kolom ke-l = random (, j, k, l ) memuna buah nla sesua RBSGL ang dlh untuk eneltan..3.3 Estmas Parameter Menurut Gasersz (99), jka model teta ang dgunakan dalam RBSGL, maka erlu dasumskan berkut:. 0, j 0, k 0, l 0 j k l. NID (0, σ ) Dar model akan deroleh enduga,,, dan dengan menggunakan metode kuadrat terkecl (least square) daat dtentukan arameter modelna. Dbentuk fungs L sebaga berkut: L ( j) ( k ) l jkl jkl j k l ( j) ( k ) l Dan deroleh estmas arameter sebaga berkut:.3.4 Analss Varan Keragaman nla-nla observas sebaga akbat engaruh bars, kolom, erlakuan huruf Latn dan erlakuan huruf Yunan daat dlhat dar Jumlah Kuadrat () ang drumuskan sebaga berkut:... Total jkl Bars Latn Yunan Kolom ( j) ( k ) l j... k. j.. l.. k.... l JURNAL GAUSSIAN Vol. 3, No., Tahun 04 Halaman 43

4 = Total Bars Latn Yunan Kolom Untuk erhtungan Kuadrat Tengah () dan F 0 : Bars Latn Yunan Kolom Bars Latn Yunan Kolom ( 3)( ) F F F F 0 Bars 0 Latn 0Yunan 0 Kolom Bars Latn Yunan Kolom Sehngga deroleh tabel Anova untuk RBSGL sebaga berkut: Faktor Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat () Kuadrat Tengah () F Bars Bars Huruf Latn. j..... j Latn Huruf Yunan.. k.... Yunan k... l... Kolom Kolom l (-3) (-) (dengan engurangan) ( 3)( ) Total ( j) ( k ) l jkl Uj Asums. Asums Normaltas Pengujan kenormalan galat dlakukan dengan uj Kolmogorov Smrnov dengan langkahlangkah sebaga berkut (Conover, 980): JURNAL GAUSSIAN Vol. 3, No., Tahun 04 Halaman 44

5 a. Hotess: H 0 : galat ang dhaslkan dar data berdstrbus normal H : galat ang dhaslkan dar data tdak berdstrbus normal b. Tngkat sgnfkans α. c. Statstk uj: d. Keutusan: H 0 dtolak ada tngkat sgnfkans α jka KS > W -α dengan W α adalah nla krts dar tabel Kolmogorov-Smrnov.. Uj Homogentas Homogentas varan daat duj menggunakan uj Bartlett dengan langkah-langkah sebaga berkut (Montgomer, 009): a. Hotess: H 0 : H : alng sedkt terdaat seasang ang tdak sama b. Statstk Uj: Dmana : q N log S n c 3( ) S S ooled 0 ooled log 0 N n ( N ) n S varan samel ada oulas ke- c. Keutusan: Tolak H 0 jka dmana adalah berdstrbus Ch Kuadrat dengan derajat bebas ( )..3.6 Uj Pengaruh dan Uj Lanjut Uj engaruh deroleh dengan membandngkan nla F 0 dan F tabel, jka F 0 > F tabel maka H 0 dtolak. Jad daat dsmulkan bahwa faktor berengaruh terhada reson. Dan aabla faktor menunjukkan erbedaan ang sgnfkan, maka erlu dlakukan uj lanjut untuk mengetahu faktor mana ang alng berengaruh. Langkah-langkah uj Duncan sebaga berkut (Gasersz, 99):. Mengurutkan rata-rata erlakuan dar ang terkecl sama ang terbesar.. Menghtung galat baku S = banakna engulangan ta erlakuan 3. Menghtung nla krts Duncan, dhtung dengan rumus : Harga deroleh dar tabel untuk embandngan Duncan, d =, 3,...,, dengan : banakna erlakuan ang dbandngkan. JURNAL GAUSSIAN Vol. 3, No., Tahun 04 Halaman 45

6 4. Dua rata-rata erlakuan dkatakan berbeda jka nla mutlak dar selsh rata-rata tersebut lebh besar dar ang bersesuaan..3.7 Koefsen Determnas dan Koefsen Keragaman Koefsen determnas meruakan ukuran besarna ersentase kontrbus faktor-faktor dan nteraksna terhada varabltas nla reson (Suwanda, 0). Nla koefsen determnas: Dan Menurut Mattjk dan Sumertajaa (000), koefsen keragaman ddefnskan sebaga. Nla KK menunjukkan derajat keteatan dalam suatu ercobaan tertentu. Koefsen keragaman meruakan ndeks keterandalan ang bak bag suatu ercobaan. Jka nla KK semakn kecl, maka menunjukkan keterandalan suatu ercobaan semakn tngg. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3. Sumber Data Sumber data ang dgunakan dalam tugas akhr n meruakan data sekunder ang dambl dar buku Desgn and Analss of Exerments eds ketujuh halaman 60 karangan D.C Montgomer. Dadakan eneltan tentang roses kma, roses kma n dengaruh oleh beberaa faktor, antara lan materal (,,3,4,5), konsentras asam (,,3,4,5), waktu roses (A, B, C, D, E), dan konsentras katals (α, β, γ, δ, ε). 3. Metode Analss Langkah-langkah dalam menganalss Rancangan Bujur Sangkar Graeco Latn sebaga berkut:. Menguj kenormalan galat dengan uj normaltas, atu menggunakan Kolmogorov Smrnov. Jka galat tdak normal maka daat dlakukan transformas data.. Menguj homogentas varan menggunakan nla Bartlett. Aabla varans tdak homogen maka dlakukan transformas data. 3. Menguj engaruh untuk masng-masng faktor, atu faktor bars, faktor kolom, faktor erlakuan huruf Latn, dan faktor erlakuan huruf Yunan. 4. Jka ada uj engaruh kesmulan ang dambl adalah menolak H 0 atau menerma H, maka dlakukan uj lanjut Duncan untuk mengetahu erlakuan mana ang menebabkan H 0 dtolak. 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Pengujan Asums a. Uj Normaltas Hotess : H 0 : galat berdstrbus normal H : galat tdak berdstrbus normal Taraf Sgnfkans : α = 0,05 Statstk Uj : Deroleh P-value >0,50 dengan nla K-S 0,7 Tolak H 0 jka P-value < α atau nla K-S > W 0.95;5 Keutusan: Karena nla P-value (>0,50) > α (0,05) atau W 0,95;5 = 0,64, dan K-S (0,7) < W 0,95;5 (0,64), maka H 0 dterma. Jad daat dsmulkan bahwa galat berasal dar dstrbus normal. JURNAL GAUSSIAN Vol. 3, No., Tahun 04 Halaman 46

7 b. Uj Homogentas Varan Hotess : H 0 : varans homogen H : varans tdak homogen Taraf Sgnfkans : α = 0,05 Statstk Uj : - Untuk faktor materal deroleh nla Bartlett, dan -value 0,893 - Untuk faktor konsentras asam deroleh nla Bartlett,95 dan -value 0,566 - Untuk faktor waktu deroleh nla Bartlett,4 dan -value 0,840 - Untuk faktor konsentras katals deroleh nla Bartlett 4,78 dan -value 0,3 Tolak H 0 jka P-value < α atau nla Bartlett > Keutusan : Karena untuk semua faktor, atu materal, konsentras asam, waktu dan konsentras katals memuna nla Bartlett < (9,49) atau P-value > α (0,05), maka H 0 dterma. Jad daat dsmulkan bahwa varans homogen. 4. Tabel Anova Dar erhtungan-erhtungan ang dlakukan, maka deroleh tabel anova sebaga berkut: Faktor Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat () Kuadrat Tengah () F 0 F tabel Materal 4 0,5 0,43 3,84 Konsentras Asam 4 4,4 6,,04 3,84 Waktu 4 34,8 85,7 4,65 3,84 Konsentras Katals 4 3 0,5 3, ,8 5,85 Total Uj Pengaruh a. Pengaruh bars (materal) terhada reson (roses kma) Hotess: H 0 : = =... = 5 = 0 (tdak ada engaruh materal terhada roses kma) H : alng sedkt ada satu dengan 0 (ada engaruh materal, terhada roses kma), =,, 3, 4, 5 Taraf sgnfkans: α = 0,05 Statstk uj: Deroleh nla F 0 sebesar 0,43 Tolak H 0 jka F 0 > F 0,05;4;8 JURNAL GAUSSIAN Vol. 3, No., Tahun 04 Halaman 47

8 Keutusan : Karena F 0 (0,43) < F 0,05;4;8 (3,84), maka H 0 dterma. Jad daat dsmulkan bahwa materal tdak memuna engaruh terhada roses kma. b. Pengaruh kolom (konsentras asam) terhada reson (roses kma) Hotess: H 0 : = =... = 5 = 0 (tdak ada engaruh konsentras asam terhada roses kma) H : alng sedkt ada satu l dengan l 0 (ada engaruh konsentras asam terhada roses kma), l =,, 3, 4, 5 Taraf sgnfkans: α = 0,05 Statstk uj: Deroleh nla F 0 sebesar,04 Tolak H 0 jka F 0 > F 0,05;4;8 Keutusan : Karena F 0 (,04) < F 0,05;4;8 (3,84), maka H 0 dterma. Jad daat dsmulkan bahwa konsentras asam tdak memuna engaruh terhada roses kma. c. Pengaruh huruf Latn (waktu) terhada reson (roses kma) Hotess: H 0 : = =... = 5 = 0 (tdak ada engaruh waktu terhada roses kma) H : alng sedkt ada satu j dengan j 0 (ada engaruh waktu terhada roses kma), j =,, 3, 4, 5 Taraf sgnfkans: α = 0,05 Statstk uj: Deroleh nla F 0 sebesar 4,65 Tolak H 0 jka F 0 > F 0,05;4;8 Keutusan : Karena F 0 (4,65) > F 0,05;4;8 (3,84), maka H 0 dtolak. Jad daat dsmulkan bahwa waktu memuna engaruh terhada roses kma. d. Pengaruh erlakuan huruf Yunan (konsentras katals) terhada reson (roses kma) Hotess: H 0 : = =... = 5 = 0 (tdak ada engaruh konsentras katals terhada roses kma) H : alng sedkt ada satu k dengan k 0 (ada engaruh konsentras katals terhada roses kma), k =,, 3, 4, 5 Taraf sgnfkans: α = 0,05 Statstk uj: Deroleh nla F 0 sebesar 0,5 Tolak H 0 jka F ht > F 0,05;4;8 Keutusan : Karena F 0 (0,5) < F 0,05;4;8 (3,84), maka H 0 dterma. Jad daat dsmulkan bahwa konsentras katals tdak memuna engaruh terhada roses kma. Dar erhtungan uj engaruh faktor terhada reson ang damat tersebut, daat dsmulkan bahwa materal, konsentras asam, dan konsentras katals tdak memengaruh roses kma. Sedangkan waktu memuna engaruh terhada roses kma. Deroleh nla koefsen determnas R sebesar 89,7% dan nla koefsen keragaman (KK) sebesar 4,06%. JURNAL GAUSSIAN Vol. 3, No., Tahun 04 Halaman 48

9 4.4 Uj Lanjut Dar uj engaruh ang dlakukan, terdaat satu faktor ang memengaruh roses kma atu waktu. Maka erlu dlakukan uj lanjut menggunakan uj erbandngan berganda Duncan. Pada uj n daat dsmulkan bahwa faktor waktu A memuna engaruh alng berbeda dbandngkan dengan faktor waktu lanna, dengan rata-rata waktu A atu 3,6. Waktu : E D B C A : 3 5 5,6 8,8 3,6 = gars bawah berart tdak berbeda 5. KESIMPULAN a. Rancangan Bujur Sangkar Graeco Latn (RBSGL) adalah salah satu rancangan ang dgunakan aabla dtemu suatu keadaan dmana reson dengaruh oleh tga sumber varas selan erlakuan. b. Rancangan Bujur Sangkar Graeco Latn meruakan gabungan dar dua Rancangan Bujur Sangkar Latn ang salng ortogonal. Dengan sarat bars, kolom, huruf Latn, dan huruf Yunan memuna taraf ang sama dan seta huruf Yunan hana muncul sekal d seta bars, kolom, dan huruf Latn. c. Langkah-langkah analss dalam RBSGL atu menguj kenormalan galat, menguj kehomogenan varan, menentukan derajat bebas, menghtung jumlah kuadrat dan kuadrat tengah seta faktor. Selanjutna menghtung nla F untuk menguj engaruh seta faktor serta melakukan uj lanjut. d. Dalam contoh eneraan dketahu bahwa waktu (faktor huruf Latn) memuna engaruh terhada roses kma dengan waktu A memberkan rata-rata roses kma tertngg. Sedangkan materal (faktor bars), konsentras asam (faktor kolom), dan konsentras katals (faktor huruf Yunan) tdak memuna engaruh terhada roses kma. 6. DAFTAR PUSTAKA Conover, W. J., 980, Practcal Nonarametrc Statstcs, Second Edton, Jo hn Wle & Sons, Inc., New York. Gasersz, V., 99, Metode Perancangan Percobaan, Armco, Bandung. Gasersz, V., 99, Teknk Analss dalam Peneltan Percobaan, Tarsto, Bandung. Mattjk, A.A., Sumertajaa, I.M., 000, Perancangan Percobaan dengan Alkas SAS dan Mntab Jld, Eds Kedua, IPB-Press, Bogor. Montgomer, D. C., 009, Desgn and Analss of Exerments, 7th Edton, John Wle & Sons, Inc., New York. Sudjana, 99, Desan dan Analss Eksermen, Eds Ke-3, Tarsto, Bandung. Suwanda, 0, Desan Eksermen untuk Peneltan Ilmah, Alfabeta, Bandung. Wdasar, S., 008, Buku Mater Pokok Rancangan Percobaan, Karunka Unverstas Terbuka, Jakarta. JURNAL GAUSSIAN Vol. 3, No., Tahun 04 Halaman 49

10 JURNAL GAUSSIAN Vol. 3, No., Tahun 04 Halaman 50

ANALISIS RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO LATIN

ANALISIS RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO LATIN ANALISIS RANCANGAN BUJUR SANGKAR GRAECO LATIN SKRIPSI Disusun Oleh: YUYUN NAIFULAR J2E009052 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 ANALISIS RANCANGAN BUJUR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Uji Homogenitas Varians

Uji Homogenitas Varians Uj Homogentas Varans I. DUA VARIANS Pengujan hpotess dua varans dlakukan untuk mengetahu varans dua populas sama (homogen atau tdak (heterogen. S dan S merupakan penduga σ dan σ Rumus varans : x ( x S

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

Analysis of Covariance (ANACOVA)

Analysis of Covariance (ANACOVA) Analss of Covarance ANACOVA Bett Kash Paramtha Ihda Ihsana Gempur Safar Oleh: La Ftran Muhammad Alawdo Erma Aprlana Eka Setanngsh Prof Dr Sr Haratm Kartko Program Stud Statstka FMIPA Unverstas Gadah Mada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 8 ANOVA (2)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 8 ANOVA (2) STK5 Analss Statstka Pertemuan 8 ANOVA () 8. ANOVA () Dagnoss Model Hpotess Klasfkas satu arah : Y atau Y j j j j Klasfkas dua arah : Yj j j??? Pengaruh perlakuan: H 0 : = 0 H : palng sedkt ada satu dmana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #13 Genap 2016/2017 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #13 Genap 2016/2017 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN Mater #13 Genap 016/017 6 6 3 - T a u f q u r R a c h m a n 6 6 3 - T a u f q u r R a c h m a n Mater #13 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN Prnsp Dasar ANCOVA merupakan teknk analss yang berguna untuk menngkatkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

Independent Var. Dependent Var. Test. Nominal Interval Independent t-test, ANOVA. Nominal Nominal Cross Tabs, Chi Square, dan Koefisien Kontingensi

Independent Var. Dependent Var. Test. Nominal Interval Independent t-test, ANOVA. Nominal Nominal Cross Tabs, Chi Square, dan Koefisien Kontingensi Independent Var. Dependent Var. Test Nomnal Interval Independent t-test, ANOVA Nomnal Nomnal Cross Tabs, Ch Square, dan Koefsen Kontngens Nomnal Ordnal Mann Whtney, Kolmogorov- Smrnow, Kruskall Walls Ordnal

Lebih terperinci

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana Analss Regres Lnear Sederhana Al Muhson Pendahuluan Menggunakan metode statstk berdasarkan data yang lalu untuk mempredks konds yang akan datang Menggunakan pengalaman, pernyataan ahl dan surve untuk mempredks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

Oleh : Harifa Hanan Yoga Aji Nugraha Gempur Safar Rika Saputri Arya Andika Dumanauw

Oleh : Harifa Hanan Yoga Aji Nugraha Gempur Safar Rika Saputri Arya Andika Dumanauw Oleh : Harfa Hanan Yoga A Nugraha Gemur Safar ka Sautr Arya Andka Dumanau Dosen : Dr.rer.nat. Ded osad, S.S., M.Sc. Program Stud Statstka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Unverstas Gadah Mada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

Optimum Simplex Lattice Designs of Low Order Multiresponse Surface Model by D-Optimum Criterion

Optimum Simplex Lattice Designs of Low Order Multiresponse Surface Model by D-Optimum Criterion 7 Otmum Smlex.(Ruslan et al.) Otmum Smlex Lattce Desgns of Low Order Multresonse Surface Model by D-Otmum Crteron Otmum Smlex Lattce Desgns of Low Order Multresonse Surface Model by D-Otmum Crteron ) Ruslan,

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan : Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: ANALISIS ANGKA KEMATIAN IBU MENGGUNAKAN MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF (Stud kasus : Angka Kematan Ibu d Provns Jawa Tmur Tahun 011) M. Al Ma sum 1, Suart, Dw Isryant 3 1 Mahasswa Jurusan Statstka FSM

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

Taksiran Kurva Regresi Spline pada Data Longitudinal dengan Kuadrat Terkecil

Taksiran Kurva Regresi Spline pada Data Longitudinal dengan Kuadrat Terkecil Vol. 11, No. 1, 77-83, Jul 2014 Taksran Kurva Regres Slne ada Data Longtudnal dengan Kuadrat Terkecl * Abstrak Makalah n mengka tentang estmas regres slne khususnya enggunaan ada data longtudnal. Data

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

KOMBINASI PENAKSIR RASIO-PRODUK PROPORSI EKSPONENSIAL UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA., R. Efendi 2, H.

KOMBINASI PENAKSIR RASIO-PRODUK PROPORSI EKSPONENSIAL UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA., R. Efendi 2, H. KOMBINASI PENAKSIR RASIO-PRODUK PROPORSI EKSPONENSIAL UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING AAK SEDERHANA A. F. Indraan *, R. Efend, H. Srat Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Aplikasi Konsep Kriging pada Data Simulasi Gangguan Geomagnet Lokal

Aplikasi Konsep Kriging pada Data Simulasi Gangguan Geomagnet Lokal Statstka, Vol. 4 No., 40 Me 04 Alkas Konse Krgng ada Data Smulas Gangguan Geomagnet Lokal John Masuu Pusfatsansa LAPAN, Jl. Dr. Djundjunan No. Bandung 407, Tl. 06060 Pes. 06. Fax. 0604998 E-mal: john_ms@ahoo.com

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN. Rita Rahmawati Program Studi Statistika FMIPA UNDIP PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK DENGAN INTERGRADIEN Rta Rahmawat Program Stud Statstka FMIPA UNDIP Abstrak Dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), asums terpentng adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode peneltan Metode peneltan yang dlakukan adalah metode ekspermen melakukan tes awal dengan pemberan lathan dan pemberkan tes akhr yang kemudan melhat penngkatan dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS PEUBAH GANDA (MULTIVARIATE ANALYSIS

ANALISIS PEUBAH GANDA (MULTIVARIATE ANALYSIS ANALISIS PEUBAH GANDA (MULTIVARIATE ANALYSIS Pengantar Analss Peubah Ganda Dr.Ir. I Made Sumertajaya, MS Deartemen Statstka-FMIPA IPB Emal : kulah_ag@yahoo.com Password: akmade Mater APG No I II III IV

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Keberhasilan Mahasiswa Regresi Logistik

TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Keberhasilan Mahasiswa Regresi Logistik 5 TINJAUAN PUSTAKA Tngkat Keberhaslan Mahasswa Secara gars besar, faktor-faktor yang memengaruh keberhaslan mahasswa dalam enddkan (Munthe 983, dacu dalam Halm 29 adalah:. Faktor ntelektual seert masalah

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagan besar peneltan-peneltan bdang statstka berhubungan dengan pengujan asums dstrbus, bak secara teor maupun praktk d lapangan. Salah satu uj yang serng dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci