PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XII SMA MUHAMMADIYAH 1 JOMBANG

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XII SMA MUHAMMADIYAH 1 JOMBANG Mila Wahyuigtyas 1, Dra. Hj. Kusrii 2 1 Jurusa Matematika, FMIPA, Uiversitas Negeri Surabaya milaigtyas@gmail.com 1 ABSTRAK Pegembaga sumber daya mausia yag berkualitas da berdedikasi tiggi dapat dilakuka dega membudayaka pedidika yag bermutu. Pedidika yag bermutu dapat ditigkatka dega pembarua model megajar. Model pembelajara diupayaka utuk meumbuhka motivasi siswa belajar aktif. Pada pembelajara matematika masih belum tampak keaktifa siswa dalam megikuti proses belajar megajar. Hal itu disebabka pembelajara yag berpusat pada guru. Utuk megatisipasi kelemaha pembelajara yag berpusat pada guru, maka diupayaka pembelajara yag lebih baik. Salah satuya melalui model Problem Based Istructio (PBI). Peelitia ii bertujua utuk medeskripsika pegelolaa pembelajara, aktivitas siswa da hasil belajar siswa melalui peerapa model PBI pada materi barisa da deret di kelas XII SMA Muhammadiyah 1 Jombag. Kata Kuci: Model PBI, pegelolaa belajar, aktivitas siswa, hasil belajar. 1. PENDAHULUAN Perkembaga ilmu pegetahua da tekologi semaki berkembag dega pesat di era globalisasi ii. Utuk itu, pemeritah berupaya megembagka sumber daya mausia yag berkualitas da berdedikasi tiggi dega membudayaka pedidika yag bermutu. Upaya meigkatka mutu pedidika diperluka adaya pembarua model megajar. Fugsi dari model pembelajara adalah sebagai pedoma bagi peracag pegajara da para guru dalam melaksaaka pembelajara (Siswoo, 2008: 59). Dalam pembelajara matematika, guru berpera aktif sehigga dapat berpegaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Keberhasila proses belajar megajar pada umumya diukur dari keberhasila siswa yag megikuti kegiata pembelajara (Suryosubroto, 1997: 9). Pada pembelajara matematika masih terdapat keragama masalah diataraya belum tampakya keaktifa siswa dalam megikuti proses pembelajara. Salah satu peyebabya ialah kuragya kreativitas guru dalam megguaka model pembelajara dalam megajarka matematika. Pada umumya guru masih megguaka pembelajara yag berpusat pada guru. Utuk megatisipasi kelemaha pembelajara yag berpusat pada guru, maka diupayaka pembelajara yag lebih baik. Salah satuya melalui model Problem Based Istructio (PBI) yag diterapka dalam pembelajara. Pemberia masalah kepada siswa bertujua utuk melatih daya aalisis sehigga siswa mampu megambil keputusa (Ibrahim, 2000 : 8). Berdasar dari latar belakag di atas, peulis terdorog utuk megadaka peelitia yag berjudul Peerapa Model Problem Based Istructio (PBI) Pada Materi Barisa da Deret di Kelas XII SMA Muhammadiyah 1 Jombag. 2. KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajara Matematika James (dalam Suherma, 2003: 16) meyataka matematika adalah ilmu tetag logika megeai susua, betuk, besara da kosep-kosep yag berhubuga satu sama laiya dega jumlah yag bayak, yag terbagi dalam tiga bidag yaitu aljabar, aalisis da geometri. Dalam pembelajara matematika pada siswa diperluka sebuah proses pembelajara. Meurut Suherma (2003) pembelajara adalah proses sosialisasi idividu siswa dega ligkuga 2009 ICTS

2 sekolah seperti guru, sumber/ fasilitas da tema sesama siswa. Dari pegertia tersebut, peeliti meyimpulka bahwa pembelajara matematika adalah suatu proses sosialisasi idividu dalam memahami kosep-kosep matematika yag terdapat dalam bahasa yag dipelajari serta mecari hubuga-hubuga atara kosep-kosep tersebut. Hudojo (2001) megemukaka bahwa pemecaha masalah merupaka proses peerimaa masalah sebagai tataga utuk meyelesaika masalah itu. Dega dihadapka suatu masalah, maka siswa berusaha meetuka peyelesaiaya. Siswa belajar melakuka peemua melalui proses pemecaha masalah. Siswoo (2008) mejelaska bahwa model pembelajara diartika sebagai keragka koseptual yag melukiska prosedur sistematis dalam megorgaisasika pegalama belajar utuk mecapai tujua belajar. Ciri-ciri utama pembelajara berdasarka masalah meliputi suatu pegajua pertayaa atau masalah, memusatka pada keterkaita atar disipli, peyelidika autetik, kerjasama, da meghasilka karya da peragaa (Jihad, 2008: 37). Nur (2008) mejelaska tujua pembelajara berdasarka masalah terutama utuk membatu siswa: (1) megembagka keterampila berpikir, pemecaha masalah, da itelektual; (2) belajar pera-pera orag dewasa dega meghayati pera-pera itu melalui situasi-situasi yata atau yag disimulasika; da (3) mejadi madiri, maupu siswa otoom. Adapu ligkuga belajar PBI adalah berpusat pada siswa da medorog ikuiri terbuka da berfikir bebas (Ibrahim, 2000: 14). Meurut Nur (2008) lima fase pembelajara berdasarka masalah da perilaku guru yag diigika utuk setiap fase dapat diikhtisarka pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Sitaks Pembelajara Berdasarka Masalah Fase atau Tahap Fase 1 : Megorietasika siswa kepada masalah Perilaku Guru Guru megiformasika tujua-tujua Fase atau Tahap Fase 2 : Megorgaisasika siswa utuk belajar Fase 3: Membatu peyelidika madiri da kelompok Fase 4 : Megembagka da meyajika hasil karya serta memamerkaya Fase 5 : Megaalisis da megevaluasi proses pemecaha masalah Perilaku Guru pembelajara, medeskripsika kebutuha-kebutuha logistik petig, da memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiata pemecaha masalah yag mereka pilih sediri. Guru membatu siswa meetuka da megatur tugastugas belajar yag berhubuga dega masalah itu Guru medorog siswa megumpulka iformasi yag sesuai, melaksaaka eksperime, mecari pejelasa, da solusi Guru membatu siswa dalam merecaaka da meyiapka hasil karya yag sesuai seperti lapora, rekama video, da model, serta membatu mereka berbagi karya mereka. Guru membatu siswa melakuka refleksi atas peyelidika da proses-proses yag mereka guaka Berdasar uraia di atas, peeliti meyimpulka pembelajara berdasarka masalah (PBI) adalah suatu model pembelajara di maa siswa megerjaka permasalaha yag membutuhka peyelidika autetik yag bertujua utuk meyusu pegetahua mereka sediri da megembagka keterampila berfikir..

3 B. Pegelolaa Pembelajara Davies (1987: 35) mejelaska ada empat fugsi umum guru sebagai pegelola pembelajara: 1. Merecaaka. Ii adalah pekerjaa seorag guru utuk meyusu tujua belajar. 2. Megorgaisasika. Ii adalah pekerjaa seorag guru utuk megatur da meghubugka sumber-sumber belajar, sehigga dapat mewujudka tujua belajar dega cara yag palig efektif, efisie da ekoomis mugki. 3. Memimpi. Ii adalah pekerjaa seorag guru utuk memotivasika, medorog da mestimulasika murid-muridya sehigga mereka aka siap utuk mewujudka tujua belajar.\ 4. Megawasi. Ii adalah pekerjaa seorag guru utuk meetuka apakah fugsiya dalam megorgaisasika da memimpi di atas telah berhasil dalam mewujudka tujua yag telah dirumuska. Jika tujua belum dapat diwujudka, maka guru harus meilai da megatur kembali situasiya da bukaya megubah tujuaya Meurut Suryosubroto (1997) kemampua megelola proses belajar megajar adalah kesaggupa atau kecakapa para guru dalam meciptaka suasaa komuikasi yag edukatif atara guru da peserta didik yag mecakup segi kogitif, afektif, da psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarka perecaaa sampai dega tahap evaluasi da tidak lajut agar tercapai tujua pegajara. Berdasar uraia di atas peulis meyimpulka bahwa pegelolaa pembelajara ialah kemampua guru dalam mecapai tujua pembelajara berdasarka perecaaa yag dilakuka agar tercipta suasaa komuikasi yag edukatif atara guru dega peserta didik. Bayak jeis aktivitas yag dapat dilakuka siswa di sekolah. Paul B. Diedrich (dalam Sardima, 2001: 101), membuat daftar tetag jeis aktivitas siswa digologka mejadi: a. Visual activities, yag termasuk di dalamya misalya membaca, memerhatika gambar demostrasi, percobaa, pekerjaa orag lai. b. Oral activities, seperti: meyataka, merumuska, bertaya, memberi sara, megeluarka pedapat, megadaka wawacara, diskusi, iterupsi. c. Listeig activities, sebagai cotoh medegarka: uraia, percakapa, diskusi, musik, pidato. d. Writig activities, seperti misalya meulis cerita, karaga, lapora, agket, meyali. e. Drawig activities, misalya: meggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, yag termasuk di dalamya atara lai: melakuka percobaa, membuat kostruksi, model mereparasi, bermai, berkebu, beterak. g. Metal activities, sebagai cotoh misalya: meaggapi, megigat, memecahka soal, megaalisis, melihat hubuga, megambil keputusa. h. Emotioal activities, seperti misalya, mearuh miat, merasa bosa, gembira, bersemagat, bergairah, berai, teag, gugup. Dalam peelitia ii yag dimaksud aktivitas siswa yag megguaka model Problem Based Istructio (PBI) berkaita dega aktivitas metal. Aktivitas siswa yag megguaka model PBI adalah seragkaia kegiata siswa selama megikuti pembelajara megguaka model PBI yag diadaptasi dari Jihad (2008: 149) meliputi: 1. Meujukka pemahama masalah 2. Megorgaisasi data da memilih iformasi yag releva dalam pemecaha masalah 3. Meyajika masalah secara matematik dalam berbagai betuk 4. Memilih pedekata da metode pemecaha masalah secara tepat 5. Megembagka strategi pemecaha masalah 6. Membuat da meafsirka model matematika dari suatu masalah 7. Meyelesaika masalah yag tidak ruti 8. Berperilaku yag tidak releva dalam kegiata belajar megajar, seperti: bercakap-cakap, megerjaka sesuatu di luar topik pembelajara, berjala-jala, da melamu.

4 C. Hasil Belajar Waluyo (1987: 2.16) megemukaka bahwa hasil belajar ialah hasil prestasi yag dicapai siswa setelah melakuka proses belajar megajar. Hasil belajar biasaya berupa tigkah laku yag dapat diukur. Hasil belajar tidak haya dimiliki siswa dalam waktu tertetu tetapi juga berhubuga dega proses belajar yag dilakuka siswa. Hasil belajar berkaita dega kemampua siswa dalam meyerap da memahami suatu materi yag ditetuka da dapat diukur keberhasilaya utuk mecapai tujua belajar yag diharapka. Utuk megetahui ada tidakya perubaha tigkah laku sebagai hasil belajar siswa, diperluka evaluasi berupa tes. Dalam peulisa ii, tes yag diguaka adalah tes tulis. Tes tersebut disusu utuk megetahui tigkat pecapaia tujua pembelajara yag dicapai siswa. Dega demikia tes hasil belajar berkaita dega pecapaia tujua belajar. Apabila hasil tes belajar tiggi maka tigkat pecapaia tujua belajar aka semaki tiggi. Berdasarka uraia di atas, peeliti medefiisika hasil belajar adalah kemampua yag dicapai oleh siswa setelah medapatka perlakua pembelajara sesuai dega tujua pembelajara yag ditujukka dega skor tes hasil belajar. D. Materi Peelitia Materi dalam peelitia ii adalah barisa da deret. Materi ii terdapat pada kelas XII SMA semester geap. Materi Barisa da Deret a. Barisa da Deret Aritmetika Barisa bilaga yag mempuyai ciri selisih dua suku yag beruruta selalu mempuyai ilai yag tetap (kosta) diamaka barisa aritmetika (Wirodikromo, 2007: 252). Suatu barisa disebut barisa aritmetika jika utuk sebarag ilai berlaku hubuga: dega b adalah suatu tetapa (kostata) yag tidak tergatug pada (Wirodikromo, 2007: 252). Misalka suatu barisa aritmetika dega suku pertama a da beda b. Rumus umum suku ke- dari barisa aritmetika itu ditetuka oleh: U a ( 1) b Jumlah berutu suku-suku suatu barisa aritmetika disebut sebagai deret aritmetika (Wirodikromo, 2007: 255). Jumlah suku pertama suatu deret aritmetika U U U U 1 U ditetuka dega megguaka hubuga: S a U 2 Dega = bayak suku, a = suku pertama, da U = suku ke- b. Barisa da Deret Geometri Barisa bilaga yag mempuyai ciri perbadiga dua suku yag beruruta mempuyai ilai yag tetap (kosta) diamaka sebagai barisa geometri (Wirodikromo, 2007: 258). Misalka suatu barisa geometri dega suku pertama a da rasio r. Rumus umum suku ke- (U ) dari barisa geometri itu ditetuka oleh: U ar 1 Dega = bayakya suku, a = suku pertama, da r = rasio. Pejumlaha berutu dari suku-suku barisa geometri itu diamaka deret geometri (Wirodikromo, 2007: 262). Jumlah suku pertama deret geometri: U1 U2 U3... U U 2 1 U ditetuka dega megguaka hubuga S 1 r a r 1 a 1 r atau S r 1 c. Deret Geometri Tak Higga Jika bayak suku-suku pejumlaha deret geometri itu bertambah terus medekati tak higga, maka deret geometri semacam ii diamaka deret geometri tak higga (Wirodikromo, 2007: 266). Deret geometri tak higga ditulis sebagai berikut: U1 U2 U3... U... Jumlah dari 2 1 a ar ar... ar... deret geometri tak higga dilambagka dega a S lim S 1 r

5 3. METODE PENELITIAN Peelitia ii merupaka peelitia dekriptif dega racaga oe shot case study. Subjek peelitia dalam peelitia ii adalah guru da siswa kelas XII IPA 2 SMA Muhammadiyah 1 Jombag tahu ajara 2012/2013 yag berjumlah 36 siswa da 6 siswa diataraya mejadi subjek pegamata aktivitas siswa. Pegambila data dilaksaaka selama tiga pertemua. Selama pembelajara tersebut diamati pegelolaa pembelajara da aktivitas siswa. Istrume peelitia diguaka utuk megumpulka data. Istrume yag diguaka dalam peelitia ii terdiri dari : Lembar Observasi Pegelolaa Pembelajara, Lembar Observasi Aktivitas Siswa da Lembar Soal Tes Hasil Belajar. Metode pegumpula data pada peelitia ii atara lai: metode observasi da metode tes. Metode observasi diguaka utuk megumpulka data dega cara megamati secara lagsug da mecatat secara teliti da sistematik dega memperhatika aspek sikap yag diamati tetag bagaimaa pegelolaa pembelajara da aktivitas siswa ketika proses pembelajara berlagsug megguaka model Problem Based Istructio dijelaska oleh Siswoo (2010: 82) yag berbuyi, pegamata lagsug merupaka tekik pegumpula data dega terlebih dahulu meetapka tigkah laku yag aka diteliti, kemudia memikirka prosedur utuk meetapka, meggologka, da mecatat tigkah laku itu. Meurut Siswoo (2010), tes merupaka seperagkat soal, pertayaa atau masalah yag diberika seseorag utuk medapatka jawaba yag dapat meujukka kemampua atau karakteristik dari seseorag itu. Metode tes diguaka utuk memperoleh data kuatitatif megeai hasil belajar kogitif siswa yag berupa skor tes hasil belajar. Tes ii diberika kepada siswa setelah megikuti pembelajara dega megguaka model Problem Based Istructio (PBI). 4. HASIL Pada bab ii aka dijelaska hasil pegambila data yag telah dilakuka. Hasil pegamata pegelolaa pembelajara dega megguaka model PBI secara keseluruha terdapat pada Tabel berikut (PBI). Hal tersebut sejala dega peryataa yag Tabel 4.2 Hasil Pegamata Pegelolaa Pembelajara No. Aspek yag diamati Pertemua Rata-rata ketiap Aspek 1 2 Kriteria 1 Kemampua megelola kelas a. Kemampua megarahka pemahama kepada siswa Sagat baik b. Kemampua megorgaisasika siswa utuk belajar Sagat baik c. Kemampua membatu peyelidika kelompok da madiri Sagat baik d. Kemampua megembagka da meyajika hasil karya serta Sagat baik memamerkaya e. Kemampua megaalisis da megevaluasi proses model PBI Baik 2. Peampila guru : a. Kepedulia terhadap pertayaa yag diajuka oleh siswa selama proses Sagat baik pembelajara b. Kepedulia meaggapi pertayaa berwawasa dari siswa tetag Sagat baik

6 iformasi masalah yag diberika 3. Kemampua meyampaika materi pelajara yag medorog siswa utuk memecahka masalah matematika a. Kemampua merumuska situasi yag releva dega materi 3 4 3,5 Sagat baik pelajara b. Kemampua melaksaaka apersepsi yag tepat 3 4 3,5 Sagat baik 4. Pegelolaa waktu Waktu yag diguaka tepat sesuai recaa da alokasi waktu utuk tiap kegiata juga tepat Sagat baik 5. Pegodisia suasaa kelas meliputi: Guru atusias da semagat dalam megajar dega suara keras da jelas serta siswa pu atusias dalam Sagat baik pembelajara Rata-rata Keseluruha 3,81 Sagat baik Dari kelima sub aspek pada aspek kemampua megelola kelas, rata-rata memperoleh skor 4, kecuali pada sub aspek kemampua megaalisis da megevaluasi proses model PBI, guru memperoleh skor rata-rata 3. Hal ii disebabka ada perbedaa jawaba atara kelompok peyaji dega kelompok buka peyaji. Guru meaggapi perbedaa jawaba tersebut dega megataka, Iya, bagus, haya jawabaya kurag tepat, tapa memberi pejelasa. Semetara keempat aspek pegelolaa pembelajara yag lai sudah memeuhi kriteria sagat baik yag ditujukka dega skor rata-rata yag diperoleh adalah 4. Hal ii meujukka bahwa pegelolaa pembelajara dega megguaka model PBI matematika pada materi No. barisa da deret di kelas XII IPA 2 Reguler SMA Muhammadiyah 1 Jombag adalah efektif. Aktivitas siswa yag sesuai dega idikator yag meujukka peerapa model PBI adalah (1) meujukka pemahama masalah, (2) megorgaisasi data da memilih iformasi yag releva dalam pemecaha masalah, (3) meyajika masalah secara matematik dalam berbagai betuk, (4) memilih pedekata da metode pemecaha masalah secara tepat, (5) megembagka strategi pemecaha masalah, (6) membuat da meafsirka model matematika dari suatu masalah, (7) meyelesaika masalah yag tidak ruti, da (8) berperilaku yag tidak releva. Adapu data hasil pegamata tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut Tabel 4.3 Hasil Pegamata Aktivitas Siswa Megguaka Model PBI Presetase Kategori Aktivitas Siswa P1 P2 Rata-rata Aktivitas Siswa (%) 1 Meujukka pemahama masalah 12,50 6,98 9,74 2 Megorgaisasi data da memilih iformasi yag releva dalam pemecaha masalah 12,50 6,98 9,74 3 Meyajika masalah secara matematik dalam berbagai betuk 12,50 9,30 10,90 4 Memilih pedekata da metode pemecaha masalah secara tepat 12,50 5,81 9,16 5 Megembagka strategi pemecaha masalah 12,50 6,98 9,74

7 Presetase Rata-rata No. Kategori Aktivitas Siswa Aktivitas P1 P2 Siswa (%) 6 Membuat da meafsirka model matematika dari suatu masalah 12,50 25,58 19,04 7 Meyelesaika masalah yag tidak ruti 12,50 27,91 20,20 8 Berperilaku yag tidak releva 12,50 10,47 11,48 Dari data hasil pegamata aktivitas siswa di atas, diperoleh hasil bahwa jumlah presetase ratarata aktivitas siswa selama dua kali pertemua utuk seluruh aktivitas siswa selai berperilaku yag tidak releva adalah 88,52%. Hal ii meujukka aktivitas siswa efektif karea jumlah presetase ratarata selama dua kali pertemua utuk seluruh aktivitas siswa selai berperilaku tidak releva 80%. Pada pertemua ketiga diadaka tes hasil belajar yag diawasi oleh guru (peeliti) da satu guru matematika. Tes ii terdiri dari lima soal uraia dega waktu 90 meit. Seorag siswa dikataka tutas belajarya jika siswa tersebut telah mecapai ilai 75 dega skala Adapu data ketutasa hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa No. Nama Skor Keteraga 1 AM 75 Tutas 2 AS 70 Tidak Tutas 3 AZ 75 Tutas 4 DI 80 Tutas 5 DP 100 Tutas 6 DZ 77 Tutas 7 DM 87 Tutas 8 DG 95 Tutas 9 DD. 65 Tidak tutas 10 EW 78 Tutas 11 EI 95 Tutas 12 FZ 98 Tutas 13 FR. 80 Tutas 14 FA 80 Tutas 15 FS 30 Tidak tutas 16 GP 76 Tutas 17 IB 100 Tutas 18 IT - Sakit 19 IF 95 Tutas 20 IM 76 Tutas 21 KA. 75 Tutas No. Nama Skor Keteraga 22 LU 73 Tidak Tutas 23 MD 90 Tutas 24 NA 97 Tutas 25 RS 80 Tutas 26 RE 98 Tutas 27 RM 75 Tutas 28 RD. 85 Tutas 29 RU 74 Tidak Tutas 30 SD 100 Tutas 31 SL 93 Tutas 32 SG 33 Tidak tutas 33 SN 84 Tutas 34 TN 61 Tidak Tutas 35 WK 100 Tutas 36 MA 76 Tutas Tabel 4.4 di atas meujukka hasil tes belajar siswa setelah pembelajara dega megguaka model PBI pada materi barisa da deret di kelas XII IPA 2 Reguler SMA Muhammadiyah 1 Jombag. Berdasarka Tabel 4.4 tersebut, jumlah siswa yag megikuti tes adalah 35 siswa. Siswa yag medapat ilai 75 atau lebih (mecapai ketutasa hasil belajar idividual) sejumlah 28 siswa da yag tidak tutas atau medapat ilai di bawah 75 sejumlah tujuh siswa. Alasa beberapa siswa tidak tutas belajar ialah karea ada siswa tidak megerjaka beberapa omor da ada yag haya meuliska kembali apa yag diketahui pada soal sehigga tidak mecapai ilai maksimal. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpula Berdasarka hasil aalisis data peelitia, diperoleh simpula sebagai berikut: 1. Pegelolaa pembelajara yag megguaka model Problem Based Istructio (PBI) pada materi barisa da deret di kelas XII SMA Muhammadiyah 1 Jombag adalah efektif. 2. Aktivitas siswa selama pembelajara megguaka model Problem Based Istructio

8 (PBI) pada materi barisa da deret di kelas XII SMA Muhammadiyah 1 Jombag adalah efektif. 3. Hasil belajar siswa setelah pembelajara megguaka model Problem Based Istructio (PBI) pada materi barisa da deret di kelas XII SMA Muhammadiyah 1 Jombag adalah tutas pada peilaia kogitif. 5.2 Sara Utuk peelitia yag lebih lajut, peulis memiliki beberapa sara: 1. Peulis harus bear-bear megetahui bahwa jadwal peelitia tidak bersamaa dega kegiata sekolah sehigga data yag diperoleh valid. Hal itu disebabka pada saat peulis melakuka peelitia tepatya pada pertemua ketiga, siswa diberika lembar soal berupa tes hasil belajar secara bersamaa, terdapat kegiata di sekolah yag harus diikuti siswa sehigga meyebabka beberapa siswa terhambat dalam meyelesaika soal secara tutas. 2. Pada waktu pegambila data saat megamati pegelolaa pembelajara da aktivitas siswa, sebaikya lembar obervasi yag diguaka disesuaika dega model Problem Based Istructio (PBI) yag diterapka dalam peelitia. 3. Sebaikya pada waktu pegambila data hasil belajar siswa setelah megguaka model Problem Based Istructio (PBI) disesuaika dega idikator peilaia yag telah dibuat pada RPP baik mecakup peilaia kogitif maupu afektif siswa. [2] Hudojo, Herma Pegembaga Kurikulum da Pembelajara Matematika Kotemporer. Malag: JICA, Uiversitas Negeri Malag. [3] Ibrahim, Muslimi da Muhammad Nur Pembelajara Berdasarka Masalah. Surabaya : Uesa Uiversity Press. [4] Jihad, Asep da Abdul Haris Evaluasi Pembelajara. Jakarta : Multi Pressido. [5] Sardima, A. M Iteraksi da Motivasi Belajar Megajar. Jakarta : PT Raja Grafido Persada. [6] Siswoo, Tatag Y. E Model Pembelajara Matematika Berbasis Pegajua da Pemecaha Masalah Utuk Meigkatka Kemampua Berpikir Kreatif. Surabaya: Uesa Uiversity Press [7] Siswoo, Tatag Y. E Peelitia Pedidika Matematika. Surabaya: Uesa Uiversity Press. [8] Suryosubroto, B Proses Belajar Megajar Di Sekolah. Jakarta : Rieka Cipta. [9] Waluyo, dkk Peilaia Pecapaia Hasil Belajar. Jakarta: Karuika, Uiversitas Terbuka. REFERENSI [1] Davies, Ivor K Pegelolaa Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. [10] Wirodikromo, Sartoo Matematika Utuk SMA Kelas XII Program Ilmu Alam. Jakarta : Erlagga.