BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permasalahan yang teridentifikasi adalah PT. Vonex Indonesia belum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permasalahan yang teridentifikasi adalah PT. Vonex Indonesia belum"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada Bab I bahwa permasalahan yang teridentifikasi adalah PT. Vonex Indonesia belum memiliki cara untuk mengatur proses stabilitasi pada benang TS 248 yang mengakibatkan sulit untuk mengetahui dan mengurangi keabnormalan yang ada pada benang TS 248. Benang TS 248 sendiri adalah produksi utama dari PT. Vonex Indonesia yang kualitasnya harus tetap dijaga dan ditingkatkan agar dapat memuaskan konsumen, oleh karena itu penulis mencoba menganalisis stabilitas proses produk benang TS 248 yang ada pada PT. Vonex Indonesia dan menerapkan suatu metode terstruktur yang telah terbukti keefektifannya. Montgomery (2009) menjelaskan bahwa ada beberapa buah metode yang sampai saat ini banyak digunakan oleh perusahaan dalam pengendalian kualitas, yaitu Total Quality Management (TQM), Statistical Process Control (SPC) dan Six Sigma. Sebelum masuk ke tiga jenis metode pengendalian kualitas di atas akan terlebih dahulu dijelaskan mengenai karakteristik data. Jumlah variabel yang ada pada penelitian kali ini ada sebanyak 7 variabel yaitu kekuatan ( X 1 ), Konversi Strength (X 2 ), Mulur ( X 3 ), Uster (X 4 ), NEP (X 5 ), Shrinkage ( X 6 ) dan Putus Benang ( X 7 ) yang memiliki keterkaitan satu sama lain berarti data yang dimiliki adalah data multivariat. 6

2 7 TQM adalah konsep dan metode yang memerlukan komitmen dan keterlibatan pihak manajemen dan seluruh organisasi dalam pengolahan perusahaan untuk memenuhi keinginan atau kepuasan pelanggan. Sedangkan Six Sigma merupakan hasil evolusi terakhir dari quality improvement yang berkembang sejak tahun 1940-an dan menjadi suatu potensi untuk mencapai sukses melampaui tingkat perbaikan yang telah dicapai melalui banyak usaha TQM. Konsep dasar Six Sigma sendiri banyak diambil dari Total Quality Management (TQM). Six Sigma adalah TQM yang lebih praktis. Meskipun penggunaan Total Quality Management dan Six Sigma ini dapat digunakan untuk data multivariat namun pada penelitian kali ini tidak menggunakan kedua metode tersebut dikarenakan proses yang dilibatkan adalah pihak manajemen dan seluruh organisasi sedangkan data yang peneliti dapat adalah data dari bagian controlling. Selain itu menurut Montgomery (2009) pada metode Six Sigma diperlukan adanya proses yang harus dilakukan peneliti yakni proses Define, Measure, Analyze, Improve dan Control dimana keseluruhan langkah tersebut harus dilakukan. Pada Statistical Process Control sendiri menurut Montgomery (2009) Terdapat tujuh alat dalam pengendalian proses. Ketujuh alat tersebut antara lain lembar pemeriksaan (check sheet), histogram, diagram pareto ( pareto chart), diagram fishbone (cause-and-effect diagram), stratifikasi (stratification), diagram pencar (scatter diagram) dan diagram kendali (control chart). SPC sendiri dapat dilakukan pada data multivariat

3 8 sehingga terjadi perubahan nama menjadi Multivariate Statistical Process Control. Berdasarkan tujuan awal penelitian, keuntungan dari MSPC sendiri adalah pada MSPC tidak diperlukan kewajiban untuk melakukan keseluruhan dari ketujuh alat tersebut dalam pelaksanaan prosesnya. MSPC juga diperuntukkan untuk melihat stabilitas proses dari suatu produksi agar menjadi efektif, selain itu MSPC merupakan metode pengendalian kualitas pertama yang dipakai dibidang industri modern (Montgomery, 2009). Pada analisis MSPC sendiri nantinya akan ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk menganalisis penggunaan diagram kontrol yang memang merupakan salah satu bagian dari MSPC yaitu diagram kontrol multivariat CUSUM, diagram kontrol T 2 Hotelling, diagram kontrol multivariat EWMA, diagram kontrol MNP, diagram kontrol dari chisquare dan CCC & C chart dan lain-lain Pada penelitian kali ini data yang digunakan adalah data variabel bukan data atribut, oleh sebab itu diagram kontrol MNP yang penggunannya menggunakan data atribut tidak dapat digunakan (Lu, 1998), sedangkan untuk diagram kontrol chi-square dan CCC & C yang dihitung berdasarkan jarak juga tidak dapat digunakan karena data yang harus digunakan adalah data atribut. Pada diagram kontrol Cumulative SUM atau biasa disebut CUSUM dan juga multivariat EWMA atau biasa disebut MEWMA adalah pengembangan dari proses untuk data univariat, konsepnya adalah menggunakan informasi hanya dari sampel yang ada sekarang, jadi pemakaian alat ini efektif apabila digunakan

4 9 untuk ukuran sampel yang kecil (Montgomery, 2009). Selain itu penggunaan CUSUM dapat dilakukan apabila terdapat informasi secara lengkap mengenai total produksi sedangkan diagram kontrol MEWMA sendiri dapat dilakukan apabila terdapat pembobotan pada masingmasing variabel yang menyebabkan perbedaan perlakuan pada masingmasing variabel. Montgomery (2009) menyatakan bahwa prosedur yang paling umum dan familiar untuk Multivariate SPC dengan data variabel adalah diagram kontrol T 2 Hotelling untuk melihat vektor rata-rata dari proses kontrol dengan asumsi normal multivariat. Berdasarkan penjelasan yang telah dituliskan sebelumnya maka untuk penelitian kali ini digunakan metode MSPC dengan diagram kontrol T 2 Hotelling Pengertian Kualitas Ada dua segi umum tentang kualitas yaitu kualitas rancangan dan kualitas kecocokan. Berbagai barang maupun jasa dihasilkan dalam berbagai tingkat kualitas. Variasi dalam tingkatan merancang ini memang disengaja, maka dari itu istilah teknik yang sesuai adalah kualitas rancangan. Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan itu. Kualitas kecocokan dipengaruhi oleh beberapa atau bahkan banyak faktor, termasuk proses pembuatan, latihan dan pengawasan para pekerja, jenis sistem jaminan kualitas (kontrol proses, uji aktivitas pemeriksaan dan sebagainya) yang digunakan, seberapa jauh prosedur jaminan kualitas ini

5 10 diikuti, motivasi angkatan kerja untuk mencapai kualitas. (Montgomery, 2009) Prof. David Garvin memberikan pemikirannya mengenai mutu dari suatu produk yang dapat dipahami dengan mudah yang disebut sebagai Delapan Dimensi Kualitas Garvin. (Garvin, 1979) Delapan dimensi kualitas Garvin yaitu: Performance (performa) Fungsi dan kegunaan dari suatu produk itu sendiri jelas adalah karakteristik utama dari produk tersebut terutama dari para konsumen untuk membeli produk tersebut Features (fitur) Hal ini berkaitan dengan aspek performa tambahan yang dapat mendukung fungsi utamanya. Reliability (keandalan) Hal ini berkaitan dengan probabilitas suatu produk dapat bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam jangka waktu tertentu dan kondisi tertentu pula. Conformance to Standard (kesesuaian dengan standar) Hal ini berkaitan dengan kesesuaian dengan spesifikasi tang ditentukan berdasarkan keinginan pelanggan. Durability (ketahanan) Hal ini berkaitan dengan daya tahan atau masa pakai suatu produk. Serviceability

6 11 Hal ini berkaitan dengan kemudahan, kompetensi, kecepatan, dan akurasi dalam memberikan perbaikan. Aesthetics (estetik) Hal ini berkaitan dengan tampilan, bau, rasa, dan bunyi dari suatu produk. Perceived Quality Hal ini berkaitan dengan mutu atau kualitas yang dirasa oleh konsumen seperti jaminan merk dan ratings yang diberikan oleh suatu majalah. Pengendalian mutu statistika ( statistical quality control) baru dikembangkan secara besar-besaran pada abad ke-20. Walter A. Shewhart dari Bell Telephone Laboratories adalah orang yang pertama kali menggunakan pengendalian mutu statistika. Alat yang sangat terkenal dalam pengendalian mutu adalah seven tools of quality control, yakni suatu grafik dan alat statistika yang banyak digunakan dalam penyelesaian masalah pengendalian mutu ( Quality Control). Nama lain dari alat ini adalah The Magnificent Seven Statistical Process Control Statistical process control atau yang sering disebut dengan statistik pengendalian kualitas merupakan aplikasi dari teknik statistik yang mengontrol suatu proses. Diagram kontrol (control chart) merupakan awal dari SPC. metode pengendalian kualitas pertama yang dipakai dibidang industri modern (Montgomery, 2009) Pada SPC terdapat beberapa alat yang digunakan untuk menganalisis stabilitas proses. Terdapat tujuh alat utama yang masing-

7 12 masing dari ketujuh alat tersebut telah digunakan secara terpisah sebelum tahun Pada awal tahun 1960, beberapa ilmuwan Jepang yang dipimpin oleh Kaoru Ishikawa menggabungkan alat tersebut sehingga menghasilkan alat pengendalian mutu yang efektif dan mudah untuk digunakan. Ketujuh alat tersebut antara lain lembar pemeriksaan ( check sheet), histogram, diagram pareto (pareto chart), diagram fishbone (causeand-effect diagram), stratifikasi ( stratification), diagram pencar ( scatter diagram) dan diagram kendali (control chart) ( Montgomery, 2009). Dalam teori statistic process control, kondisi diluar kontrol biasanya disebabkan oleh sebab-sebab yang telah diketahui dengan pasti, atau bisa juga dikarenakan oleh sebab-sebab khusus, seperti misalnya perubahan dari bahan baku, degradasi atau penyalahgunaan mesin, pergantian operator / user dari suatu mesin, dan lain-lain. Jika kondisi diluar kontrol ini terjadi, maka biasanya proses produksi akan dihentikan untuk mencegah adanya produksi yang tidak sesuai dengan kualitas yang seharusnya, kemudian pihak dari perusahaan yang akan melakukan penyelidikan untuk mencari tahu apa penyebab dari kondisi tersebut terjadi, serta menghilangkan penyebab tersebut. Sehingga dengan demikian maka kualitas dari produk yang dihasilkan akan tetap terjaga (Montgomery, 2009). Pada kasus univariate, dimana hanya ada satu varibabel yang perlu dimonitor dan dikontrol, ada banyak sekali diagram kontrol yang tersedia. Untuk datal atribut, peta kontrol yang populer mencakup fraction defective chart (p chart) dan count chart (c chart). Untuk data yang kontinu,

8 13 diagram kontrol yang populer antara lain X-bar chart dan R charts, dan X-bar dan S charts. Akan tetapi pada pembahasan selanjutnya univariat tidak akan dibahas lebih jauh karena metode yang dipakai merupakan bagian dari multivariat ( Montgomery, 2009) Di dunia industri, variabel yang harus dikontrol dalam proses kebanyakan merupakan multivariat. Sebagai contoh pada perusahaan perakitan mobil. Dimensi dari bagian-bagian yang harus diproses merupakan multivariat dan mempunyai hubungan yang erat. Didalam industri kimia, banyak sekali variabel proses, seperti temperatur, tekanan, dan konsentrasi. Namun yang disayangkan adalah pada dunia industri dalam mengatasi data multivariat dan hubungan yang erat ini biasanya menggunakan satu peta kontrol univariat untuk setiap variabelnya. Pendekatan ini menjadikan ada banyak sekali peta kontrol dan dapat membingungkan pengguna/pihak perusahaan sehingga dapat menyebabkan kesalahan keputusan. Oleh sebab itulah perlu dipakainya metode yang bisa mendeteksi kasus multivariat, seperti T 2 Hotelling, EWMA multivariat control chart, principal component, PLS dan lain-lain Diagram Kontrol Univariat Diagram kontrol dapat menjamin proses produksi masih berada dalam keadaan baik atau normal dan juga diagram kontrol dapat menunjukan pergerakan atau variasi data dari waktu ke waktu. Misalkan jika ada proses tidak terkendali, maka kemungkinan ada dua penyebab

9 14 proses menjadi tidak terkendali. Begitu juga apabila terdapat proses tidak terkendali, maka perlu dilakukan identifikasi penyebab proses yang tidak terkendali tersebut dengan mencari penyebab (assignable cause). Dan jika terlacak penyebabnya, maka titik tersebut dikeluarkan dan selanjutnya dibuat batas kendali baru. Tetapi apabila tidak terlacak (common cause), maka data tersebut dapat dipertahankan atau tetap dibuang dengan asumsi bahwa pasti ada penyebabnya (Montgomery,2009). Diagram kontrol dapat diterapkan untuk data yang bersifat kontinu (variabel) di mana data tersebut diperoleh dari hasil pengukuran dan dapat pula diterapkan untuk data yang bersifat diskrit (atribut). Maka dalam analisisnya dapat digunakan diagram kontrol X, R, moving average untuk mengendalikan karakteristik mutu variabel. Dan menggunakan grafik pengendali p, C, U, dan D untuk mengendalikan karakteristik atribut pada kasus univariat (Montgomery, 2009). Tujuan dibuatnya diagram kendali adalah untuk : 1 Mengecek jika proses berada dalam kondisi tidak terkendali. 2 Untuk membedakan assignable variability atau random variability. 3 Untuk menunjukkan waktu di mana terlihat adanya proses di luar kendali. 4 Untuk menentukan penyebab proses keluar dari kendali. Untuk kasus ini diagram kontrol untivariat tidak akan dibahas terlalu menyeluruh karena fokus penelitian ada pada data multivariat yang nantinya juga akan digunakan pada diagram kontrol yang digunakan nantinya, yakni antara diagram kontrol multivariat atribut dengan diagram kontrol multivariat variabel.

10 Diagram Kontrol Multivariat Diagram kontrol adalah salah satu alat yang digunakan dalam pengendalian kualitas atau mutu baik industri jasa maupun manufaktur. Diagram kontrol adalah tampilan dalam bentuk grafik dari beberapa karakteristik kualitas yang telah diukur dan telah dihitung sebelumnya (Montgomery, 2009). Alat yang paling sering dan paling ampuh digunakan untuk proses multivariat sama seperti pada kasus univariat, yakni diagram kontrol. Kemudian mereka melanjutkan contoh diagram kontrol multivariat yaitu diagram kontrol multivariat Shewhart, diagram kontrol multivariat CUSUM, diagram kontrol T 2 Hotelling, diagram kontrol multivariat EWMA dan lain-lain Diagram Kontrol Multivariat Atribut Menurut Montgomery ( 2009 ), banyak karakteristik kualitas tidak dapat dengan mudah dinyatakan secara numerik karena pada banyak kasus, kualitas dapat dilihat secara langsung tanpa melakukan pengukuran secara numerik. Pada keadaan seperti itu, biasanya tiap objek yang diperiksa akan diklasifikasikan sebagai objek yang sesuai dengan spesifikasi dan objek yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Batas spesifikasi yang digunakan merupakan batas yang digunakan perusahaan. Karakterstik kualitas seperti ini dinamakan kualitas atribut. Jika variabel karakteristik kualitas yang diperiksa lebih dari satu dan antar variabel yang satu dengan yang lain ada hubungan

11 16 maka disebut multivariat (Johnson & Winchern, 1998). Diagram kontrol multivariat atribut adalah diagram control yang digunakan ketika terdapat lebih dari satu karakteristik kualitas dalam suatu pemeriksaan. (Mukhopadhyay, 2008). Beberapa diagram kontrol yang digunakan untuk menganalisis kasus multivariat atribut yaitu mahalanobis distance, MNP chart, diagram kontrol multivariate atribut yang berdasarkan jarak dari chisquare dan CCC & C chart. Bahkan dapat dilakukan pengembangan dari suatu metode pembuatan diagram kontrol berdasarkan cumulative counts of conforming (CCC). Untuk pengembangannya sendiri, Mukhopadhyay (2008) mengembangkan diagram kontrol mahalanobis distance sedangkan Lu (1998) mencoba untuk mengembangkan diagram kontrol multivariat NP atau biasa disebut diagram kontrol MNP Diagram Kontrol Multivariat Variabel Menurut Montgomery (2009) karakteristik mutu yang diukur dari skala numeric disebut variabel. Contohnya adalah panjang atau lebar, suhu dan juga volume. Ketika menyadari data yang diperoleh adalah data variabel. Untuk mengukur rata-rata proses atau untuk melihat tingkatan mutu rata-rata atau bisa disebut juga diagram kontrol sedangkan untuk melihat proses varians dapat menggunakan diagram kontrol S dan untuk melihat proses untuk jarak dapat menggunakan diagram kontrol R.

12 17 Diagram pengendali variabel dapat dibangun dari pengamatan individu. Hal ini sering terjadi apabila pemeriksaan dilakukan secara otomatis dan bila tingkat produksi sangat lambat sehingga sulit untuk mengambil ukuran contoh lebih besar dari satu. Demikian pula dalam kasus di mana pengukuran sangat mahal dan / atau bersifat merusak. Menurut Sachlas, Papaioannou, dan Bersimis dalam jurnal Controlling non-normal Multivariate Processes mengatakan bahwa contoh diagram kontrol multivariat yaitu diagram kontrol multivariat Shewhart, diagram kontrol multivariat CUSUM, diagram kontrol T 2 Hotelling, diagram kontrol multivariat EWMA dan lain-lain Montgomery (2009) menyatakan bahwa prosedur yang paling umum dan familiar untuk Multivariate SPC adalah diagram kontrol T 2 Hotelling untuk melihat vektor rata-rata dari proses kontrol. Montgomery melanjutkan pada diagram kontrol T 2 Hotelling dibagi menjadi dua kasus yakni kasus untuk data subgroup dan data untuk individual. Untuk diagram kontrol Cumulative SUM atau biasa disebut CUSUM dan juga multivariat EWMA atau biasa MEWMA adalah pengembangan dari proses untuk data univariat, konsepnya adalah menggunakan informasi hanya dari sample yang ada sekarang, jadi pemakaian alat ini efektif apabila digunakan untuk ukuran sampel yang kecil. (Montgomery, 2009)

13 Distribusi Normal Multivariat Menurut Johnson & Wichern ( 1998 ) hampir keseluruhan teknik analisis dengan data multivariat terutama data variabel membutuhkan asumsi bahwa data mendekati distribusi normal multivariat. Beberapa pengembangan fungsi densitas normal untuk beberapa dimensi memainkan peran yang mendasar dalam analisis multivariat. Meskipun pada kenyataanya data yang diperoleh sangat sulit atau bahkan tidak pernah mutlak berdistribusi normal multivariat, namun fungsi densitas normal seringkali digunakan sebagai pendekatan distribusi populasi yang sebenarnya. (Montgomery, 2009). Variabel x,..., 1, x2 xp sendiri dapat dikatakan berditribusi normal multivariat dengan parameter dan σ 2 jika mempunyai fungsi densitas: 1 21 ( x )' ( x ) 2 1 f ( x) e untuk - <x< ( 2.1 ) p / 2 2 p / 2 (2 ) Fungsi densitas normal multivariat p = 1, 2,., q diperoleh dengan mengganti persamaan jarak yang telah distandarisasi dengan jarak multivariat dalam bentuk yang lebih umum dan mengganti konstanta 1 2 untuk membuat fungsi densitas multivariat bersatu untuk berapapun nilai p. Sehingga fungsi densitas normal multivariat menjadi: 1 21 ( x )' ( x ) 2 1 f ( x) e ( 2.2 ) p / 2 2 1/ 2 (2 ) Dimana - x dan p = 1, 2,, q. Densitas normal p-

14 19 dimensi maka akan dinotasikan dengan N μ, σ 2. (Montgomery, 2009) Selain menggunakan Q-Q Plot perhitungan untuk melihat kenormalan data dapat dilihat melalui nilai skewness dan kurtosis, untuk pengujian normal multivariat sendiri dapat digunakan hipotesis dimana hipotesisnya yaitu: H 0 : β 1,p = 0 (data berdistribusi normal multivariat) H 1 : β 1,p 0 untuk statistik ujinya sendiri dapat dilihat dengan rumusan: z skew ( p 1)( n 1)( n 3) b 6( 1)( 1) 6 n p 1, p ( 2.3 ) tolak hipotesis nol jika z skew χ 2 1/6 p (p+1) (p+2) atau tolak hipotesis nol jika nilai p-value α (0.05) Untuk melihat nilai kurtosisnya dapat dilihat distribusi yang tidak terlalu menanjak ataupun yang tidak terlalu kecil. Untuk hipotesisnya sendiri adalah: H 0 : β 2,p = 0 (data berdistribusi normal multivariat) H 1 : β 2,p 0 dimana statistik ujinya adalah: z kurtosis b2, p p( p 2) 8( p p 2) / n ( 2.4 ) tolak hipotesis nol jika jika β 2,p lebih besar dari batas atas 2.5% dan lebih kecil dari nilai batas bawah 25% dari distribusi z. atau tolak hipotesis nol jika nilai p-value α (0.05)

15 Diagram Kontrol Multivariat T 2 Hotelling Akhir-akhir ini, proses produksi modern telah berubah menjadi kompleks dan terintegrasi. Dengan demikian, monitoring karakteristik kualitas proses perlu dilakukan secara terpisah, dengan mengabaikan interaksi yang mungkin terjadi antara karakteristik kualitas proses, namun hal itu belumlah cukup untuk mencerminkan situasi proses secara utuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa pengembangan dan perbaikan. Salah satu yang paling sering dibahas adalah Diagram Kontrol multivariat T 2 Hotelling. Menurut Montgomery (2009) diagram kontrol T 2 Hotelling merupakan salah satu diagram kontrol multivariat yang mengontrol vektor rata-rata suatu proses dan memiliki analogi dengan diagram kontrol univariat Shewhart. Berdasarkan hasil pengamatannya, diagram kontrol T 2 Hotelling dibagi menjadi dua yaitu diagram kontrol T 2 Hotelling untuk pengamatan Subgrup dan diagram kontrol T 2 Hotelling untuk pengamatan individual. Selain itu untuk menggunakan rumusan T 2 Hotelling pada data multivariat variabel dibutuhkan asumsi normal multivariat (Montgomery, 2009) 2.8. Diagram Kontrol Multivariat T 2 Hotelling Bebas Distribusi Diagram kontrol T 2 Hotelling adalah alat statistik yang cukup tepat digunakan untuk data berdistribusi normal multivariat untuk melihat bagaimana mengontrol stabilitas proses produksi. (Montgomery, 2009) Kenyataan yang ada pada realita di lapangan, data yang dimiliki

16 21 perusahaan yang akan dikenakan proses pengendalian kerap kali sering tidak dapat memenuhi asumsi normal multivariat. Cara mengatasi masalah yang ada mengenai tidak dapat terpenuhinya asumsi normal multivariat yaitu dengan menggunakan diagram kendali T 2 Hotelling dengan prosedur bebas distribusi (Mason & Young, 2002). Selain itu cara ini dalam pembuatannya hampir mirip dengan rumusan T 2 Hotelling dengan asumsi normal multivariat, namun yang membedakannya terdapat pada penentuan nilai batas atas kendalinya (UCL). Hal ini dikarenakan pada data multivariat batas bawah kendali (LCL) sama dengan 0. Menurut Mason & Young ( 2002) ada tiga metode yang dapat digunakan Diagram kontrol T 2 Hotelling bebas distribusi yakni teorema Chebyshev, Confidence Interval bebas distribusi, dan metode kernel smoothing. Namun yang alat yang umum dipakai untuk digunakan melihat nilai UCL ini adalah dengan menggunakan teorema Chebyshev. Tanpa memperhatikan distribusi dari nilai x, teori ini perumusannya adalah: P() 1 k1/ x k k 2 ( 2.5 ) dengan µ dan σ 2 adalah rata-rata dan varians dari x dan dengan k>1 adalah nilai konstan yang ditentukan. Sedangkan untuk menentukan nilai UCLnya digunakanlah rumusan: UCL T ks T ( 2.6 ) dimana T dan s r adalah rata-rata dan standar deviasi dari T 2 Hotelling. Nilai dari k ditentukan dengan pemilihan nilai α dengan rumusannya

17 22 adalah: α=1/k 2 ( 2.7 ) 2.9. Analisis Kapabilitas Proses Menurut Montgomery (2009) diagram kontrol adalah teknik paling mudah dan efektif untuk melihat analisis kapabilitas proses. Kemudian Montgomery melanjutkan bahwa analisis kapabilitas proses ini merupakan teknik statistik yang dapat membantu untuk menganalisis produk, termasuk untuk menganalisis keragaman variabel yang ada atau dibutuhkan oleh perusahaan. Metode yang dapat digunakan untuk mengukur kapabilitas suatu proses untuk data multivariat adalah metode Taam. Metode Taam adalah sebuah metode multivariat kapabilitas dengan memodifikasi volume batas toleransi (R 1 ) menjadi volume 3σ yakni 99,73% untuk batas proses (R 2 ). Berikut ini adalah hubungan σ dengan peluang tanpa kecacatan (keabnormalan) untuk distribusi normal. Tabel 2.1 Hubungan Sigma dengan Probabilitas tanpa cacat untuk Distribusi Sigma Normal Yield (probabilitas tanpa cacat) DPMO % % % % % % 0.002

18 23 Untuk rumusannya sendiri adalah sebagai berikut: MC ˆ pm Volume R Volume R 1 2 ( 2.8 ) Jika data yang digunakan berdistribusi normal multivariat maka nilai dimana MC ˆ dapat dirumuskan sebagai berikut: pm C p D ( 2.9 ) MC ˆ pm = nilai taksiran kapabilitas proses multivariat C D p = nilai taksiran kapabilitas yang sebanding dengan nilai Cp univariat = nilai taksiran jarak antara rata-rata proses dengan target Untuk nilai C p sendiri didapat dari C p Vol(batas toleransi) Vol(batas proses(99,73%)) ( 2.10 ) S Vol(batas toleransi) 1/ 2 p / 2 1 p () K 1 2 ( 2.11 ) dimana Г(p/2) : nilai dari distribusi gamma untuk p variabel K : kuartil dari 99,73% dengan skala proses merupakan daerah batas proses. R i (daerah toleransi) adalah ellipsoid terbesar yang berpusat pada target yang terletak

19 24 pada toleransi yang sebenarnya Sedangkan untuk nilai dari didapatkan dari: n ' 1 D 1()() X 0 S X 0 n 1 1/ 2 ( 2.12 ) Kriteria untuk kapabilitas prosesnya sendiri yaitu ketika MC pm > 1,33 maka proses kapabilitas dianggap dapat mampu memenuhi proses sesuai dengan spesifikasinya ( Zahid dan Sultana, 2008 ) Proses Dekomposisi Untuk Titik yang Keluar dari Batas pada Diagram Kendali T 2 Hotelling Pada kasus ini, jika telah selesai memploting data dan melihat seperti apa kurva yang dihasilkan namun ketika kurva selesai dibuat namun ada titik yang diluar kendali, maka harus dilakukan proses lanjutan yakni mencari penyebab terjadinya titik diluar kontrol tersebut Menurut Montgomery (2009) terdapat dua penyebab utama yang menyebabkan terjadinya titik keluar dari batas kendali, yakni common cause dan assignable cause. Montgomery melanjutkan bahwa assignable cause adalah penyebab yang berasal dari permasalahan yang terlihat sehingga masih dapat disikapi oleh perusahaan kedepannya. Contohnya adalah pada industri tekstil ketika benang sering putus ketika proses produksi, kemungkinan penyebabnya yaitu antara mesin yang bermasalah, kesalahan bahan baku, atau kemungkinan bisa juga terjadi human error. Sedangkan untuk common cause sendiri adalah penyebab yang awal permasalahannya tidak terlihat

20 25 sehingga sulit untuk disikapi oleh perusahaan kedepannya. Contoh dari common cause adalah pemadaman listrik dari PLN untuk beberapa waktu, konsleting listrik, atau bahkan banjir Pada proses pengendalian multivariat, sangat sulit diketahui variabel mana yang bertanggungjawab terhadap terjadinya titik diluar batas kendali, karena ada sebanyak p variabel yang berkontribusi terhadap proses. Menurut Montgomery (2009) salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendiagnosisnya dengan menggunakan dekomposisi nilai statistik T 2 menjadi komponen yang dapat merefleksikan kontribusi dari masing-masing variabel. Jika T 2 adalah nilai statistik dan T 2 (i) adalah sebuah nilai statistik untuk semua proses tanpa menggunakan variabel ke-i, menurut Montgomery (2009) dapat ditunjukkan bahwa: d T T i 2 2 () i ( 2.6 ) rumusan diatas adalah indikator dari hubungan kontribusi variabel keidengan statistik seluruhnya. Semakin besar nilai d i maka akan semakin besar pula kontribusi variabel ke-i terhadap terjadinya titik yang keluar dari batas kendali.

BAB III ANALISIS KUALITAS PRODUK BENANG TS 248 MENGGUNAKAN MULTIVARIATE STATISTICAL PROCESS CONTROL ( MSPC )

BAB III ANALISIS KUALITAS PRODUK BENANG TS 248 MENGGUNAKAN MULTIVARIATE STATISTICAL PROCESS CONTROL ( MSPC ) BAB III ANALISIS KUALITAS PRODUK BENANG TS 48 MENGGUNAKAN MULTIVARIATE STATISTICAL PROCESS CONTROL ( MSPC ) 3.1. Pendahuluan Metode yang akan dipakai dalam pengendalian kualitas benang TS 48 adalah diagram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pendahuluan Pada bab ini akan akan dibahas bagaimana perhitungan untuk mengitung stabilitas produk benang TS 248 pada PT. Vonex Indonesia dengan melihat keabnormalan yang

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian pada proses produksinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil dari suatu proses produksi yang diterima oleh konsumen diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Hasil dari suatu proses produksi yang diterima oleh konsumen diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Hasil dari suatu proses produksi yang diterima oleh konsumen diharapkan memenuhi spesifikasi produsen. Karena produk yang mahal, tidak efisien, dan tidak sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan antara perusahaan industri satu dengan yang lainnya menyebabkan semakin banyak dan beragam industri saat ini yang berusaha untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. CuSum. Univariate EWMA MEWMA. Multivariate Hotelling. Kosumen. Kualitas Baik. Peta Kendali. Pengendalian Kualitas

PENDAHULUAN. CuSum. Univariate EWMA MEWMA. Multivariate Hotelling. Kosumen. Kualitas Baik. Peta Kendali. Pengendalian Kualitas PENDAHULUAN Kosumen Kualitas Baik Univariate CuSum EWMA Peta Kendali Pengendalian Kualitas MEWMA Multivariate Hotelling PENDAHULUAN R U M U S A N M A S A L A H 1. Bagaimana prosedur pembentukan peta kendali

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistical Process Control (SPC) Statistical Process Control (SPC) merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola,

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika Muhammad Arif Tiro Program Studi Statistika FMIPA Universitas Negeri Makassar Abstrak Salah satu alat

Lebih terperinci

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA Laboratorium OSI & K FT.UNTIRTA Praktikum Pengendalian Kualitas 2014 Page 1 MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA A. Tujuan Praktikum Berikut ini adalah tujuan praktikum modul

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengendalian Kualitas 3.1.1 Definisi Kualitas Tinggi rendahnya kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, berhubungan langsung dengan kepuasan dan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL

GRAFIKPENGENDALI VARIABEL GRAFIKPENGENDALI VARIABEL Grafik pengendali pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924 dengan maksud untuk mengurangi variasi.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.3 Peta Kendali Hotelling Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali proses produksi yang memiliki karakteristik kualitas lebih dari satu. Proses yang seperti ini disebut dengan

Lebih terperinci

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Pendahuluan

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Pendahuluan Bab 2 Teori Dasar 2.1 Pendahuluan Gagasan bagan kendali statistik pertama kali diperkenalkan oleh Walter A. Shewhart dari Bell Telephone laboratories pada tahun 1924 (Montgomery, 2001, hal 9). Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

Diagram Kontrol Data Depth untuk Memonitor Proses Multivariat

Diagram Kontrol Data Depth untuk Memonitor Proses Multivariat Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Diagram Kontrol Data Depth untuk Memonitor Proses Multivariat 1 Mutia Laksmi, 2 Suwanda, 3 Lisnur Wachidah 1,2,3 Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengendalian kualitas merupakan aktivitas keteknikan dan manajemen yang dengan aktivitas tersebut dapat mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari 3 bagian. Pada bagian pertama diberikan tinjauan pustaka dari penelitian sebelumnya. Pada bagian kedua diberikan teori penunjang untuk mencapai tujuan penelitian

Lebih terperinci

(MEWMA) Zuhrawati Latif ABSTRAK

(MEWMA) Zuhrawati Latif ABSTRAK Peta Kendali Multivariate Exponentially Weighted Moving Average (MEWMA) Zuhrawati Latif Mahasiswa Jurusan Matematika Universitas Hasanuddin ABSTRAK Proses produksi merupakan serangkaian kegiatan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan produk dan jasa yang digunakan (Ariani, 2004). Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan produk dan jasa yang digunakan (Ariani, 2004). Konsumen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen untuk menentukan produk dan jasa yang digunakan (Ariani, 2004). Konsumen biasanya memilih

Lebih terperinci

ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)

ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: INTAN ALIFIYAH ILMI NRP. 2406 00 063 Pembimbing: Ir. Ya umar,

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kualitas suatu produk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Untuk mempertahankan suatu kualitas produk, produk harus dikendalikan dan dimonitor

Lebih terperinci

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN J u r n a l E K B I S / V o l. X IV/ N o. / e d i s i S e p t e m b e r 15 7 ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN *( Diah Ayu Novitasari Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas produk memegang peranan penting dalam menentukan maju atau mundurnya perusahaan. Pengendalian kualitas proses produksi merupakan faktor penting dalam kegiatan

Lebih terperinci

Prosedur untuk Memonitor Proses dengan Proporsi Kecacatan yang Rendah

Prosedur untuk Memonitor Proses dengan Proporsi Kecacatan yang Rendah Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Prosedur untuk Memonitor Proses dengan Proporsi Kecacatan yang Rendah 1 Shobrina Nuradhanti Nugroho, 2 Teti Sofia Yanti, 3 Suwanda Idris 1,2,3 Prodi Statistika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI 11 BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Software Quality Control Seperti yang telah dimukakan di awal, bahwa kualitas adalah suatu parameter yang tidak mudah pengukurannya, yang disebabkan oleh banyaknya variable

Lebih terperinci

Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 30 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya

Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 30 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya Seminar Tugas Akhir Penerapan Diagram Kontrol EWMA dan NEWMA pada Proses Pembuatan Benang 3 Rayon di PT. Lotus Indah Textile Industries Surabaya Rista Wijayanti (37 6) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo,

Lebih terperinci

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama Statistical Process Control (SPC) ialah untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas. Kualitas memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI ROKOK UNIT SIGARET KRETEK MESIN DI PT X DENGAN DIAGRAM KONTROL MAHALANOBIS DISTANCE (D 2 )

PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI ROKOK UNIT SIGARET KRETEK MESIN DI PT X DENGAN DIAGRAM KONTROL MAHALANOBIS DISTANCE (D 2 ) PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI ROKOK UNIT SIGARET KRETEK MESIN DI PT X DENGAN DIAGRAM KONTROL MAHALANOBIS DISTANCE (D 2 ) Septyarini Dwi Rianti, dan Muhammad Mashuri Jurusan Statistika Institut

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

Oleh: Nurul Hidayah Dosen pembimbing: Dra. Laksmi Prita, M.Si

Oleh: Nurul Hidayah Dosen pembimbing: Dra. Laksmi Prita, M.Si KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE (EWMA) DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 057 Dosen pembimbing:

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality) BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi dan mempresentasikan data. Dalam perkembangan masa,

Lebih terperinci

PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI HEXAGON BOLT M16 X 75MM DI PT.TIMUR MEGAH STEEL GRESIK. MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT np (Mnp)

PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI HEXAGON BOLT M16 X 75MM DI PT.TIMUR MEGAH STEEL GRESIK. MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT np (Mnp) Seminar Hasil Tugas Akhir PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI HEXAGON BOLT M16 X 75MM DI PT.TIMUR MEGAH STEEL GRESIK MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT np (Mnp) Febrianto 1308 100 075 Dosen

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan untuk merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL IMPROVED GENERALIZED VARIANCE PADA PROSES PRODUKSI HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL IMPROVED GENERALIZED VARIANCE PADA PROSES PRODUKSI HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 121-130 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN DIAGRAM KONTROL IMPROVED GENERALIZED VARIANCE PADA

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu Definisi mutu atau kualitas menurut para ahli dikemukakan secara berbeda akan tetapi memiliki maksud yang sama yang berarti mutu atau kualitas adalah tingkat baik

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Data Atribut Multivariat dengan Mahalanobis Distance dan T 2 Hotelling (Studi Kasus PT Metec Semarang)

Pengendalian Kualitas Data Atribut Multivariat dengan Mahalanobis Distance dan T 2 Hotelling (Studi Kasus PT Metec Semarang) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 311-320 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian Pengendalian Kualitas Data Atribut Multivariat dengan Mahalanobis

Lebih terperinci

PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA

PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA Disusun oleh: Eko Oktiningrum Suhartono NRP 1309 030 034 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil alamin, Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala. Karena atas izin-nya, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai tugas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian Kualitas Kata kualitas sering kita dengar sebagai pernyataan seberapa baik suatu produk atau suatu pelayanan. Pada beberapa perusahaan manufaktur seperti PT. PUTRABANGUN

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 240 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum

Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 240 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 40 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum 1308030047 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PT IGLAS (Persero) merupakan perusahaan manufacturing

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu

Lebih terperinci

Prosiding Statistika ISSN:

Prosiding Statistika ISSN: Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Penerapan Diagram Kendali Sintetik untuk mendeteksi Pergeseran Rata-rata (Kasus pada PT.World Yamater Spinning Milis II) The Synthetic Control Chart Implementation

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK LAMP CASE TIPE CA22 MENGGUNAKAN PETA KENDALI T 2 HOTTELING

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK LAMP CASE TIPE CA22 MENGGUNAKAN PETA KENDALI T 2 HOTTELING PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK LAMP CASE TIPE CA MENGGUNAKAN PETA KENDALI T HOTTELING Oleh : PARAMITHA DIAN LINGGANI PUTRI NRP 308 030 008 Dosen Pembimbing Dr. Muhammad Mashuri, MT. LATAR BELAKANG Bidang

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR NP CONTROL CHART BY USING BAYESIAN APPROACH PETA KENDALI NP MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN. Oleh : Rizckha Septiana

SEMINAR TUGAS AKHIR NP CONTROL CHART BY USING BAYESIAN APPROACH PETA KENDALI NP MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN. Oleh : Rizckha Septiana SEMINAR TUGAS AKHIR PETA KENDALI NP MENGGUNAKAN PENDEKATAN BAYESIAN NP CONTROL CHART BY USING BAYESIAN APPROACH Oleh : Rizckha Septiana 1207 100 004 Dosen Pembimbing: Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS X MENGGUNAKAN GRAFIK PENGENDALI HOTELLING T 2 UNIVARIAT DAN MULTIVARIAT

PENGENDALIAN KUALITAS X MENGGUNAKAN GRAFIK PENGENDALI HOTELLING T 2 UNIVARIAT DAN MULTIVARIAT PENGENDALIAN KUALITAS X MENGGUNAKAN GRAFIK PENGENDALI HOTELLING T UNIVARIAT DAN MULTIVARIAT Lellie Sulistyawati Darmawan, Adi Setiawan, Lilik Linawati Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL KOMBINASI MEWMA PADA TAHAP CUTTING PROSES PRODUKSI PIPA PVC

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL KOMBINASI MEWMA PADA TAHAP CUTTING PROSES PRODUKSI PIPA PVC PENERAPAN DIAGRAM KONTROL KOMBINASI MEWMA PADA TAHAP CUTTING PROSES PRODUKSI PIPA PVC Putu Witri Dewayanti, Muhammad Mashuri, Wibawati 3 ) Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA ITS,3) Dosen Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf...

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN SELESAI... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii

Lebih terperinci

Seminar Hasil Tugas Akhir

Seminar Hasil Tugas Akhir Seminar Hasil Tugas Akhir Pengontrolan Kualitas Pada Proses Produksi Rokok Unit Sigaret Kretek Mesin (SKM) di PT. X Dengan Diagram Kontrol Mahalanobis Distance (D 2 ) Dosen Pembimbing : Dr. Muhammad Mashuri,

Lebih terperinci

MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. TEKNIK PENGENDALIAN MUTU Gugus Kendali Mutu dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu menggunakan teknik : SEVEN TOOLS.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

Manajemen Mutu. Eko Pujiyanto,S.Si.,M.T. Hp : URL :

Manajemen Mutu. Eko Pujiyanto,S.Si.,M.T. Hp : URL : Manajemen Mutu Eko Pujiyanto,S.Si.,M.T. Hp : 08122783991 E-mail : ekop2003@yahoo.com URL : www.kualitas.wordpress.com Agenda Hari Ini Tentang kelas ini Tentang saya Pendahuluan Tentang kelas Waktu kuliah

Lebih terperinci

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL T2 HOTELLING PADA PROSES PRODUKSI KACA. Skripsi. Disusun Oleh : Muhammad Hilman Rizki Abdullah

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL T2 HOTELLING PADA PROSES PRODUKSI KACA. Skripsi. Disusun Oleh : Muhammad Hilman Rizki Abdullah PENERAPAN DIAGRAM KONTROL T2 HOTELLING PADA PROSES PRODUKSI KACA Skripsi Disusun Oleh : Muhammad Hilman Rizki Abdullah 24010210120022 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengendalian kualitas merupakan aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu bisa diukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Data Atribut Multivariat dengan Mahalanobis Distance dan T2 Hotelling (Studi Kasus PT Metec Semarang) SKRIPSI

Pengendalian Kualitas Data Atribut Multivariat dengan Mahalanobis Distance dan T2 Hotelling (Studi Kasus PT Metec Semarang) SKRIPSI Pengendalian Kualitas Data Atribut Multivariat dengan Mahalanobis Distance dan T2 Hotelling (Studi Kasus PT Metec Semarang) SKRIPSI Disusun oleh : ALFAHARI ANGGORO NIM. 24010210141045 DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MEBEL DI PT. MAJAWANA DENGAN DIAGRAM KONTROL D 2 (MAHALANOBIS DISTANCE)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MEBEL DI PT. MAJAWANA DENGAN DIAGRAM KONTROL D 2 (MAHALANOBIS DISTANCE) PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MEBEL DI PT. MAJAWANA DENGAN DIAGRAM KONTROL D 2 (MAHALANOBIS DISTANCE) Taufiq Primananda 1, Slamet Mulyono 2, Dedy Dwi Prastyo 2 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka berisi penelitian yang sudah dilakukan terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dibuat penulis saat ini. Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pengetian Kualitas Banyak sekali definisi tentang kualitas yang ada saat ini, bahkan definisi tentang perkembangan seiring kemajuan teknologi, tetapi ada beberapa pendekatan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI Dwi Yuli Rakhmawati, Muhammad Mashuri 2,2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember dwiyuli_rakhmawati@yahoo.com,

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994)

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perindustrian, baik industri barang maupun jasa. Definisi dari kualitas sendiri bermacam-macam, karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

PENGONTROLAN BAHAN BAKU PRODUKSI SEMEN JENIS PCC DI PT. SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL MEWMA

PENGONTROLAN BAHAN BAKU PRODUKSI SEMEN JENIS PCC DI PT. SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL MEWMA Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 7 14 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENGONTROLAN BAHAN BAKU PRODUKSI SEMEN JENIS PCC DI PT. SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan kerangka toritis yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Landasan teori ini sangat penting sebagai acuan dasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas atau mutu adalah karakteristik dari suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh

Lebih terperinci