BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan kerangka toritis yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Landasan teori ini sangat penting sebagai acuan dasar menentukan prosedur, tindakan, analisis dan sebagainya, sehingga apa yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 2.1 Kualitas Pengertian Kualitas Kualitas merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan untuk dapat bertahan ditengah ketatnya persaingan dalam dunia industri. Banyak definisi menganai kualitas diantaranya adalah yang didefinisikan oleh chapman (1990) sebagai berikut : 1. Kualitas merupakan ukuran tingkat kepuasan konsumen sesuai dengan kebutuhan dan harapannya 2. Kuailitas tidak bersifat statis, karena expektasi dari konsumen dapat berubah-ubah 3. Kulaitas meliputi pengembangan spesifikasi dari standar produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (quality of design) dan proses manufaktur produk atau penyediaan jasa dengan spesifikasi dan standar yang ditetapkan (quality of conformance). 12

2 13 Menurut Dr. Deming (1950) kualitas seharusnya dapat menjadi sasaran kebutuhan bagi konsumen baik untuk sekarang maupun masa ynag akan datang. Menurut Juran (1954), kulaitas berarti fines for use, dan menurut Crosby kualitas dapat diartikan conformance to requirement. Genichi Taguchi mendefinisikan produk sebagai kerugian atau kehilangan (loss) bagi konsumen, atau kerugian lain yang disebabkan oleh faktor intrinsik. Kerugian (loss) oleh taguchi dikategorikan menjadi dua yaitu kerugian yang disebakan oleh variabilitas fungsi dan kerugian yang disebabkan oleh efek samping yang berbahanya. Itu berarti dengan kekurangan variabilitas dapat mengurangi biaya manufaktur dan biaya untuk konsumen (chapman at al, 1990). Sangat perlu produk memenuhi syarat-syarat dari orang yang menggunakannya. Ada dua segi umum tentang kualitas, yaitu kualitas rancangan dan kualitas kecocokan. 1. Kualitas rancangan adalah variasi dalam tingkat kualitas pada barang dan jasa yang disengaja. Misalnya semua mobil mempunyai tujuan dasar memberikan angkutan yang aman bagi penggunanya, tetapi mempunyai ukuran dan penampilan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini adalah hasil perbedaan rancangan yang disengaja antara jenis-jenis mobil itu. 2. Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk tersebut sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran (toleransi) yang disyaratkan oleh rancangan tersebut. Parameter-parameter ini biasanya dinamakan ciri-ciri kualitas, yaitu : 1. Fisik. Panjang, berat, kekentalan 2. Indera. Rasa, penampilan warna

3 14 3. Orientasi waktu. Keandalan, dapatnya dipelihara, dapatnya dirawat Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas merupakan aktivitas keteknikan dan menejemen dimana dengan aktivitas tersebut kita mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila terdapat perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang setandar. Di dalam pengendalian kualitas terdapat tujuh alat pengendalian kualitas yang tersebut sebagai seven tools yang digunakan untuk mengidentifikasi perbaikan yang mungkin dapat dilakukan sehingga dapat dirancang tat cara kerja yang lebih produktif, yang terdiri dari : 1. Histogram; yaitu perwakilan gambar dari suatu kumpulan data. Histogram digunakan untuk menentukan kumpulan data dan juga menampilkan angka dalam cara yang mempermudah untuk melihat penyebaran dan kecenderungan pusat serta untuk membandingkan distribusi terhadap persyaratan. 2. Diagram Pareto; yaitu diagram yang berguna untuk menunjukan persoalan utama yang domain dan harus segera diatasi. 3. Lembar pemeriksaan (check sheet); yaitu alat-alat yang membuat proses pengumpulan data lebih mudah dengan menyediakan penjelasan pra tertulis dari kejadian yang mungkin terjadi.

4 15 4. Diagram sebab akibat (fishbone diagram); yaitu alat yang digunakan untuk mengatur dan menunjukan secara grafik semua pengetahuan yang dimiliki sebuah kelompok sehubungan dengan masalah tertentu. 5. Diagram pencar (scatter ptot); yaitu diagram yang digunakan untuk mengevaluasi hubungan sebab dan akibat dengan menggunakan asumsi bahwa independent variable menyebabkan suatu perubahan dependent variable. 6. Diagram konsentrasi cacat (defect concentration diagram); yaitu daigram yang digunakan sebagai alat bantu untuk memastikan lokasi cacat yang dapat memberikan informasi tentang penyebab potensial cacat. 7. Peta kontrol; yaitu suatu alat analisis yang dibuat dengan mengikuti metode statistik dimana data yang bekaitan dengan kualitas produk atau proses akan diplot di dalam sebuah peta dengan Batas Kontrol Bawah (BKB) dan Batas Kontrol Atas (BKA). 2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sigma σ, adalah sebuah abjad Yunani yang menotasikan standard deviasi suatu proses. Standard deviasi mengukur variasi atau jumlah persebaran suatu rata-rata proses. Tingkat kualitas sigma biasanya juga digunakan untuk menggambarkan variasi dari suatu proses. Semakin tinggi tingkat sigma maka kecil toleransi yang diberikan pada kecacatan dan semakin tinggi kemampuan proses, oleh karena itu semakin rendah variasi yang dihasilkan, berarti

5 16 berkurangnya frekuansi munculnya defect atau biaya-biaya proses, waktu siklus proses mengalami penurunan dan kepuasan customer meningkat. Six Sigma adalah suatu cara yang pintar untuk mengelola bisnis atau departemen. Six Sigma meletakkan konsumen pada prioritas pertama dan menggunakan data serta fakta untuk menghasilkan solusi yang lebih baik. Usaha Six Sigma menekankan pada tiga area penting yaitu ; 1. Meningkatkan kepuasan konsumen 2. Mengurangi cycle time 3. Mengurangi defect Six Sigma tidak muncul begitu saja. Sejak 80 tahun yang lalu konsep ilmu manajemen sudah berkembang di Amerika, kemudian dilanjutkan oleh gebrakan menejemen Jepang di tahun 70-an dan 80-an dengan konsep Total Quality nya. Total Quality Management juga merupakan program peningkatan yang terfokus. Yang membuat Six Sigma berbeda dari TQM dan program-program kualitas sebelumnya adalah : 1. Six Sigma berfokus pada konsumen. Konsumen terutama eksternal konsumen, selalu diperhatikan sebagai patokan arah peningkatan kualitas. 2. Six Sigma menghasilkan return of investment yang besar. 3. Six Sigma merubah cara manajemen beroperasi. Six Sigma lebih dari sekedar proyek peningkatan kualitas, Six sigma juga merupakan cara pendekatan baru terhadap proses berfikir, merencanakan, untuk menghasilkan yang lebih baik.

6 17 Six Sigma memberikan nilai lebih pada pelanggan dan shareholder dengan memfokuskan pada perbaikan kualitas dan produktifitas perusahaan (Eckes, 2001). Six Sigma secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap kebutuhan pelanggan, pemakaian yang disiplin terhadap fakta, data dan analisis statistik dan perhatian yang cermat untuk mengelola, memperbaiki dan menanamkan kembali proses bisnis (pande et al,. 2000). Six Sigma adalah sebuah proses yang mengaplikasikan alat-alat statistik dan teknik mereduksi cacat sampai didefinisikan tidak lebih dari 3,4 cacat dari stu juta kesempatan untuk mencapai kepuasan customer secara total. Dimana ukuran Sigma didapatkan dengan mencari nilai DPMO menggunakan rumus sebagai berikut : Nilai Sigma = 0, (29,37 2,221 x ln DPMO) Dimana DPMO = ( Jumlah Cacat x ) ( Jumlah Defect Opportunities per Unit x Jumlah Unit ) DPMO = Defect Per Million Opportunity, mengindikasikan berapa banyak defect yang akan muncul jika ada satu juta peluang dalam lingkungan pemanufakturan secara khusus Jumlah cacat adalah jumlah cacat yang ditimbulkan oleh suatu proses

7 18 Jumlah Defect Opportunities per Unit adalah jumlah kemungkinan terjadinya jenis cacat pada satu unit Jumlah Unit adalah jumlah unit yang diproduksi pada suatu proses Six Sigma memberikan nilai lebih pada customer dan shareholder dengan memfokuskan pada perbaikan kualitas dan produktivitas perusahaan Filosofi Six Sigma a) Reduksi Variansi Variansi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu process of center artinya output dari proses diluar dari terget yang telah ditetapkan sebelumnya. Yang kedua adalah proses sangat bervariasi dan menyebar, artinya variansi yang melebar diman dat-data terdistribusi merata pada lingkran target, tidak terpusat pada satu titik lingkaran tetapi masih masuk kedalam lingkaran target yang diizinkan. Tujuan dari center target adalah untuk mereduksi penyebaran dan memberikan sasaran yang tepat pada target performansi dengan menggerakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya variasi proses. Adanya variasi proses menyebabkan terjadinya defect sehingga data-data yang dihasilkan menjadi variatif. Hal ini menyebabkan range dari data yang diperoleh semakin lebar dan menyebabkan semakin tingginya standar deviasi data. Semakin besar nilai standard deviasi, maka semakin kecil indeks kapasitas prosesnya (Cpk), dimana Cpk adalah indeks kemampuan proses yang ditampilkan

8 19 oleh proses yang ada diperusahaan atau proses yang diukur. Semakin tinggi nilai Cpk maka proses semakin seragam. b) Metodologi Six Sigma Siklus dalam six sigma adalah DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) : 1. Define Merupakan langkah operasional pertama dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada fase ini dilakukan : Pemilihan proyek terbaik berdasarkan pada identitas proyek yang sesuai dengan kebutuhan, kapabilitas dan tujuan organisasi Mendefinisikan peran orang-orang yang terlibat dalam proyek six sigma Mendefinisikan proses kunci dan pelanggan Mendefinisikan tujuan proyek six sigma (gaspersz, 2000) 2. Measure Merupakan langkah operasional kedua dalam program peningkatan kualitas six sigma yang bertujuan untuk mengidentifkasi pengukuran utama dari efektivitas dan efisiensi dan menterjemahkannya kedalam konsep six sigma. Terdapat tiga hal pokok ynag harus dilakukan, yaitu : a. Memilih atau menentukan karakteristik kualitas kunci (CTQ) yang berhubungan langsung dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan

9 20 b. Mengembangkan suatu rencana pengumpulan data melalui pengukuran yang dapat dilakukan pada tingkat proses, output dan/atau outcome (data atribut). c. Mengukur kinerja sekarang (current performance) pada tingkat proses, output dan/atau outcome untuk diterapkan sebagai baseline kinerja pada awal proyek six sigma (DPMO). 3. Analyze Merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas six sigma yang bertujuan untuk menentukan penyebab dari masalah yang memerlukan perbaikan. Pada tahap ini dilakukan tahapan untuk mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab kecacatan produk. Untuk mengidentifikasi sumber dan penyebab kecacatan produk digunakan beberapa alat dari seven tool yaitu cause and effect diagram dan pareto diagram. Cause and effect diagram Diagram ini dimulai dengan akibat sebuah masalah dan membuat daftar terstruktur dari penyebab potensial. Pareto diagram Untuk mengidentifikasi penyebab terbesar yang terjadi dapat digunakan pareto diagram. Pareto digunakan untuk menstratifikasi data kedalam kelompokkelompok dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dengan bentuknya berupa diagram batang, pareto berguna untuk mengidentifikasi kejadian-kejadian atau penyebab masalah yang paling umum. Analisa pareto didasarkan pada hukum

10 21 80/20 yang berarti bahwa 80 persen kerugian disebabkan oleh hanya 20 persen masalah terbesar (Pande et al., 2000) 4. Improve Bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan perbaikan dengan melakukan setting variabel input untuk mendapatkan proses output yang terdiri dari : a. Definisi tujuan perbaikan b. Definisi sumber-sumber perbaikan variasi yang potensial c. Penggunaan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) 5. Control Bertujuan untuk mengontrol perbaikan yang telah dilakukan agar tetap konsisten, terdiri dari : a. Set up mekanisme pengendalian b. Memonitor variasi proses c. Menggunakan grafik pengendalian dan prosedur (gaspersz, 2000) 2.3 Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) Pengertian FMEA FMEA adalah sekumpulan petunjuk, sebuah proses, dan form untuk mengidentifikasi dan mendahulukan masalah-masalah potensial (kegagalan). Dengan berdasarkan aktivitas tim pada FMEA maka seorang manajer, tim perbaikan, atau pemilik proses dapat memfokuskan energi dan sumber daya pada

11 22 pencegahan, dan rencana-rencana tanggapan yang paling mungkin untuk memberikan hasil Penggunan FMEA FMEA dapat diterapakan dalam semua bidang, baik manufaktur maupun jasa, juga pada semua jenis produk. Namun penggunaan FMEA akan lebih efektif apabila diterapkan pada produk atau proses-proses baru, atau produk dan proses sekarang yang akan mengalami perubahan-perubahan besar dalam desain sehingga dapat mempengaruhi keandalan dari produk dan proses itu Manfaat penggunan FMEA Manfaat penggunaan FMEA adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan reputasi dan penjualan produk 2. Mengurangi kebutuhan untuk perubahan-perubahan rekayasa sehingga menurunkan biaya dan mengurangi waktu siklus pengembangan produk 3. Mengidentifikasi masalah-masalah potensial sebelum produk itu diproduksi 4. Membantu menghindari scrap dan pekerjaan ulang (rework) 5. Mengurangi banyaknya kegagalan produk yang dialami oleh pelanggan sehingga akan meningkatkan kepuasan pelanggan 6. Menjamin suatu start-up yang lebih mulus.

12 Langkah-langkah penyusunan FMEA Langkah-langkah penyusunan FMEA dalam pendekatan DMAIC adalah mengisi setiap form FMEA dari six sigma yaitu sebagai berikut : 1. Isi nomoor FMEA, jenis barang, prose, batas tanggal FMEA, tanggal FMEA yang disusun beserta tanggan revisi terakhir, dan nama-nama tim yang ikut bertanggungjawab dalam menyusun FMEA 2. Memasukan nama permintaan (requirement) yang akan dianalisa, jenis mode kegagalan potensial (potential failure mode) didefinisikan sebagai proses gagal secara potensial dalam memenuhi permintaan, efek yang akan ditimbulkan dari mode kegagalan potensial tersebut (potential effect (s) of faulire) 3. Masukan nilai Severity (S) yang merupakan suatu penilaian dari seberapa serius efek yang ditimbulkan dari mode kegagalan potensial terhadap pelanggan. Severity menggunakan skala 1 sampai 10 yang artinya makin kecil nilai skala maka makin baik (smaller is better). Skala penilaian severity dapat dilihat pada tabel berikut :

13 24 Tabel 2.1 Severity Ranting Degree Effect on End User 1 Minor Masih menerima (tidak mempermaslahkan) 2 Low Sedikit Kurang Puas 3 Low Kurang puas 4 Moderate Tidak puas 5 Moderate 6 Moderate 7 High 8 High Tidak puas & performance produk menurun Tidak puas & performance produk menurun Tidak percaya (mungkin tidak akan beli lagi) Mengakibatkan kerusakan pada sub sistem user 9 Very High Membahayakan keselamatan Effect on Next Process & Local Process Tidak ada effect Kurang dari 100% produk memerlukan rework tanpa scrap, ditemukan pada bagian proses itu Kurang dari 100% produk memerlukan rework tanpa scrap, ditemukan pada bagian proses lain Produk tanpa scrap dan kurang dari 100% memerlukan rework 100% produk memerlukan rework/repair yang cukup banyak Kurang dari 100% produk scrap tanpa disortir atau waktu perbaikan kurang dari 1/2 jam Mengakibatkan produk harus disortir dan jumlah scrap < 100% dari produk atau memerlukan waktu perbaikan antara 1/2 sampai 1 jam Mengakibatkan produk scrap (100% dari produk) atau harus diperbaiki selama lebih dari 1 jam Mengakibatkan gangguan mesin sehingga mesin berhenti dengan adanya tanda peringatan

14 25 Lanjutan Tabel Severity 10 Very High Melanggar aturan pemerintah yang berkaitan dengan safety Mengakibatkan gangguan mesin hingga mesin berhenti serta mengancam keselamatan operator tanpa adanya tanda peringatan 4. Masukan semua kemungkinan penyebab potensial dari mode kegagalan (potential cause(s)/mechanical(s) of failure) yang didefinisikan sebagai bagaimana kegagalan dapat terjadi yang digambarkan oleh sesuatu sehingga dapat dikoreksi atau dapat dikendalikan. 5. Isi nilai dari Occurence (O), dimana occurence merupakan suatu perkiraan subyektif tentang probabilitas atau peluang bahwa penyebab kegagalan itu terjadi dan akan menghasilkan mode kegagalan yang memberikan akibat tertentu. Skala dari occurence dapaabel berikut yang mengindikasikan makin kecil skala maka makin baik (smaller is better).

15 26 Table 2.2 Occurence Rating Degree Berdasarkan pada frekwensi kejadian 1 Remote 0,01 per 1000 item 2 Very Low 0,1 per 1000 item 3 Low 0,5 per 1000 item 4 Low 1 per 1000 item 5 Moderate 2 per 1000 item 6 Moderate 5 per 1000 item 7 High 10 per 1000 item 8 High 20 per 1000 item 9 Very High 50 per 1000 item 10 Very High 100 per 1000 item 6. Masukan kontrol proses saat ini (current process control) yang merupakan deskripsi dari kontrol untuk mencegah kemungkinan sesuatu yang menyebabkan mode kegagalan dilihat dari penyebab terjadinya atau dapat dikatakan untuk mendeteksi penyebab dari setiap mode kegagalan yang terjadi. 7. Isi nilai Detection (D) pada kolom ini, dimana detection menggambarkan metode-metode yang diterapkan untuk mencegah atau mendeteksi penyebab kegagalan. Skala yang digunakan adalah 1 sampai 10 yang menggambarkan bahwa semakin kecil nilai semakin baik (smaller is better) yang dapat dilihat pada tabel berikut.

16 27 Tabel 2.3 Detection Detection Hampir tidak mungkin Sangat sedikit Sedikit Sangat rendah Rendah Sedang Sangat sedang Tinggi Sangat tinggi Hampir pasti Kriteria : kemungkinan adanya suatu cacat akan dapat dideteksi oleh kontrol proses sebelum dan sesuadah atau karena proses tersebut atau sebelum part meninggalkan lokasi manufaktur/assembly Tidak diketahui kontrol yang tersedia untuk mendeteksi mode kegagalan Sangat sedikit kemungkinan kontrol saat ini untuk mendeteksi mode kegagalan Sedikit kemungkinan kontrol saat ini untuk mendeteksi kegagalan Kemungkinan kontrol sangat rendah untuk mendeteksi mode kegagalan Kemungkinan kontrol rendah untuk mendeteksi mode kegagalan Kemungkinan kontrol sedang untuk mendeteksi mode kegagalan Kemungkinan kontrol sangat sedang untuk mendeteksi mode kegagalan Kemungkinan kontrol tinggi untuk mendeteksi mode kegagalan Kemungkinan kontrol sangat tinggi untuk mendeteksi mode kegagalan Kontrol saat ini hampir pasti untuk mendeteksi mode kegagalan. Deteksi kontrol dapat dipercaya telah diketahui dengan proses serupa Rangking Masukan nilai RPN (Risk Priority Number) yang nerupakan nilai dari skala Severity (S) x Occurence (O) x Detection (D). Skala RPN ini disusun mulai dari nilai yang terbesar hingga nilai yang terkecil sehingga kita akan mampu menentukan mode kegagalan mana ynag paling kritis sehingga perlu mendahulukan tindakan korektif pada mode kegagalan

17 28 tersebut. Nilai RPN mengindikasikan makin kecil nilai RPN maka makin baik (smaller is better). 9. Masukan tindakan yang akan direkomendasikan (recommended action) yaitu menurunkan kemungkinan mode kegagalan itu akan terjadi atau untuk meningkatkan efektifitas dari metode-metode pencegahan atau deteksi. 10. Masukan penanggungjawab dari individu dalam tim peninjauan ulang FMEA yang memiliki wewenang untuk menerapkan tindakan korektif tersebut. 11. Isi kolom action taken yang menggambarkan deskripsi singkat dari tanggal efektif dilakukannya tindakan yang telah direkomendasikan sebelumnya 12. Masukan hasil nilai RPN setelah tindakan tersebut diimplementasikan. Hitung dan catat nilai S, O, D yang baru diperoleh. Bila belum dilakukan tindakan maka kosongkan kolom ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010 ANALISIS TINGKAT KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT SEGORO ECOMULYO TEXTIL, DRIYOREJO GERSIK SKRIPSI Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W 0432010174 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN Pembahasan pada bab ini menanalisa hasil pendefinisian permasalahan pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah ditetapkan. 5.1 Analyze Dengan

Lebih terperinci

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma... ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality. penggunaan itu didasarkan pada lima ciri utama berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality. penggunaan itu didasarkan pada lima ciri utama berikut: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan untuk dapat eksis di tengah ketatnya persaingan dalam industri. kualitas didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk TANGERANG PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Oleh : AGUNG

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ ABSTRACT - Farid Juliyanto 1, Evi Yuliawati Teknik Industri, e-mail 1 : farid.juliyanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Six Sigma 2.1.1. Pengertian Six Sigma Six sigma terdiri dari dua kata yaitu Six yang berarti enam dan sigma yang berarti sebuah simbol atau lambang standar deviasi yang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN

ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN SKRIPSI Oleh : YONATHAN KURNIAWAN 0532015003 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kualitas produk menjadi salah satu topik yang menjadi perhatian utama bagi setiap industri. Setiap industri baik yang berskala kecil maupun skala besar memiliki perhatian khusus

Lebih terperinci

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUK KAWAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL DENGAN METODE TAGUCHI DI PT. UNIVERSAL METAL WORK SIDOARJO Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu Definisi mutu atau kualitas menurut para ahli dikemukakan secara berbeda akan tetapi memiliki maksud yang sama yang berarti mutu atau kualitas adalah tingkat baik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH :

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : SOLYKHUL ANWAR 0532015018 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011)

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011) 1 MODUL 5 SIX SIGMA 2 A. Tujuan Praktikum 1. Praktikan dapat memahami konsepsi tentang Six Sigma 2. Praktikan dapat memahami Six Sigma sebagai salah satu metode dalam perbaikan kualitas yang dramatis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijabarkan tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. II.1 Sejarah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Didalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENJUALAN ALAT ALAT LISTRIK DENGAN METODE SIX SIGMA ( Studi kasus pada PT. X )

PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENJUALAN ALAT ALAT LISTRIK DENGAN METODE SIX SIGMA ( Studi kasus pada PT. X ) PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENJUALAN ALAT ALAT LISTRIK DENGAN METODE SIX SIGMA ( Studi kasus pada PT. X ) Oleh : CHANDRA SARIPUTTRA 0732015003 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 33 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KUALITAS 2.1.1 Konsep Kualitas Sekarang ini, peningkatan kualitas dan upaya penekanan biaya produksioperasional merupakan masalah penting di keseluruhan lini proses industrialisasi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap aliran proses produk dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan di PT XYZ. Data-data tersebut kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Langkah Tindakan Persamaan Hasil 1 Proses apa yang ingin diketahui? Produk kacang garing 2 Berapa jumlah Standart inventory (safety stock )?

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Kualitas 1.1.1 Pengertian Kualitas Kualitas menurut Gaspersz (2001) memiliki dua definisi yaitu definisi konvensional dan definisi strategik. Kualitas yang menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

: defect, six sigma, DMAIC,

: defect, six sigma, DMAIC, ABSTRAK PD.Langgeng adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam part mesin seperti carbon brus. Untuk meningkatkan daya saing perusahaan maka perusahaan harus memiliki keunggulan. Salah satu faktor

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT.X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri garment. Produk yang menjadi objek penelitian adalah kemeja wanita style 12FS4808. Pada proses produksi baik sewing maupun finishing sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Tahapan Penelitian 3.1.1 Identifikasi Dan Perumusan Masalah Langkah ini merupakan langkah awal untuk melakukan penelitian dengan melakukan observasi ke unit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai tinjauan pustaka dan dasar teori yang digunakan sebagai pendekatan metode yang terkait dalam penelitian. 2.1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menunjukkan penelitian melalui penelitian lapangan yang

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Multi Strada Arah Sarana (MSA) adalah perusahaan ban penumpang (Passenger Car) radial dan truk ringan (Light Truck) radial yang memiliki tiga merek yaitu Achilles, Corsa dan Strada. Namun dalam

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2007/2008 PEMANFAATAN PENDEKATAN SIX SIGMA UNTUK MEREDUKSI CACAT DAN MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI OUTER TUBE Ahmad

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Pengendalian Kualitas Kualitas dapat diartikan dengan berbagai macam pendapat, kebanyakan orang mempunyai pengertian kualitas sebagai bagaimana sebuah proses dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Pada tahun 2001 terjadi krisis moneter yang menyebabkan Perusahaan Salim Indoplantation melepaskan sahamnya kepada perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK VELG MOBIL JENIS DAVINO DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. PRIMA ALLOY STELL SIDOARJO SKRIPSI Oleh : ABDUL HAMID 0532010040 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Metodologi Peneitian Flowchart penelitian menggambarkan metodologi atau langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah pada perusahaan. Berikut Flowchart penelitian pada gambar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FAILURE MODE AND EFFECT (FMEA) PADA PRODUK RIBBED SMOKE SHEET DI PABRIK KARET PTPN. II KEBUN BATANG SERANGAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma

Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma Tabel dan Grafik Pengukuran Sigma 3 2.6771 2.5 2.2074 2.3429 2.4171 2 No. Jenis Komponen %Defect DPO DPMO Nilai Sigma 1 Plate 0.48 0.24 240000 2.2074 2 Bracket 0.40 0.2 200000 2.3429 3 Stiffener 0.24 0.12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Collection Shoes merupakan perusahaan sepatu yang sudah berdiri cukup lama. Dalam penelitian saat ini pengamatan dilakukan pada produksi sepatu pantofel. Masalah utama dari bagian produksi

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah & Pengertian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi

Lebih terperinci