STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA SESUAI KURIKULUM 2004 disampaikan pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA SESUAI KURIKULUM 2004 disampaikan pada"

Transkripsi

1 STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA SESUAI KURIKULUM 004 disampaikan pada 6 Agustus s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Yogyakarta DISAJIKAN OLEH DRA. PUJI IRYANTI, M.Sc. Ed DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU MATEMATIKA 004

2 Daftar Isi Halaman Kata Pengantar.i Daftar Isi ii Bab I. Pendahuluan... A. Latar Belakang.... B. Tujuan.. C. Ruang Lingkup..... Bab II. Notasi Sigma, Barisan dan Deret Bilangan I..... A. Notasi Sigma.... B. Barisan dan Deret...8. Barisan dan Deret Aritmetika...8 a. Barisan Aritmetika b. Rumus suku ke-n Barisan Aritmetika c. Deret Aritmetika... Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri b. Rumus suku Ke-n Barisan Geometri..6 c. Deret Geometri d. Deret Geometri Tak Hingga C. Barisan Sebagai Fungsi...7. Barisan Linier (Berderajat Satu)...8. Barisan Berderajat Dua Barisan Berderajat Tiga.. 30 D. Lembar Kerja... 3 Bab III. Penutup Daftar Pustaka , P ii

3 Kompetensi yang akan dicapai: Memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan konsep notasi sigma, barisan dan deret bilangan. Peta Bahan Ajar: Kriteria Kinerja. Mampu menyebutkan pengertian tentang notasi sigma, pola barisan dan deret bilangan.. Mampu mengidentifikasi Materi Pembelajaran. Notasi sigma. Pola barisan dan deret bilangan ( khususnya barisan aritmetika dan barisan geometri) barisan aritmetika dan geometri 3. Mampu menyatakan jumlah 3. Barisan sebagai fungsi. dalam bentuk notasi sigma sebagai suatu fungsi., P iii

4 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Notasi Sigma menjadi dasar untuk penulisan barisan dan deret sehingga penting untuk menguasai materi ini serta sifat-sifatnya. Demikian pula, penting untuk menguasai materi barisan dan deret yang banyak diterapkan dalam kejadian di sekitar kita. Melihat perbedaan yang sangat besar antara pertumbuhan manusia dan pertambahan bahan makanan, Thomas Robert Malthus mengatakan bahwa pertumbuhan manusia berdasarkan kepada deret geometri (deret ukur) sebaliknya pertambahan bahan makanan berdasarkan kepada deret aritmetika ( deret hitung). Jika Anda mencari alamat seseorang, tentu yang paling penting adalah nama jalan dan nomor rumahnya. Umumnya penomoran rumah yang menghadap ke jalan berdasarkan aturan salah satu sisi diberi nomornomor ganjil dan sisi yang lain diberi nomor-nomor genap. Jika dituliskan berurutan nomor-nomor itu akan membentuk barisan bilangan ganjil dan barisan bilangan genap yang termasuk dalam barisan aritmetika. B. Tujuan Bahan ajar ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan peserta diklat untuk mengembangkan ketrampilan siswa dalam menggunakan konsep Notasi sigma, Barisan dan Deret Bilangan. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup materi yang dibahas dalam bahan ajar ini adalah;. Notasi Sigma dan Sifat-sifatnya.. Barisan dan Deret: a. Barisan dan Deret Aritmetika b. Barisan dan Deret Geometri 3. Barisan sebagai fungsi. Notasi Sigma, Barisan dan Deret Bilangan I/ Iryanti 4

5 Bab II Notasi Sigma, Barisan dan Deret Bilangan I A. Notasi Sigma Seorang siswa SMA yang beberapa kali tidak mengerjakan PR akhirnya diberi sanksi oleh gurunya. Siswa itu disuruh menulis tangan kalimat Saya tidak akan malas lagi mengerjakan PR Matematika sebanyak 00 kali. Sungguh membosankan pekerjaan ini, kelihatan ringan tetapi tidak menyenangkan. Seandainya bisa ditulis dengan komputer, tentu pekerjaan ini akan mudah dan cepat selesai. Ternyata siswa itu dapat menyelesaikan tugas itu seketika sehingga gurunya kaget karena tidak menduga siswa itu menyelesaikan sanksi itu dengan cepat. Inilah yang ditulis oleh siswa tersebut: 00 c, dengan c = Saya tidak akan malas lagi mengerjakan PR k= Matematika. Notasi sigma memang jarang Anda jumpai dalam kehidupan seharihari, tetapi notasi ini akan banyak dijumpai penggunaannya dalam bagian Matematika yang lain. Jika Anda mempelajari Statistika maka Anda akan menjumpai banyak rumus-rumus yang digunakan memakai lambang notasi sigma, misalnya rumus mean, simpangan baku, ragam, korelasi, dan lainlain. Di Kalkulus, pada waktu membicarakan luas daerah yang dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu koordinat, Anda akan menemui Jumlahan Riemann yang menggunakan notasi sigma untuk menyingkat penjumlahan yang relatif banyak. Ketika mempelajari Kombinatorik, Anda akan menemui bentuk notasi sigma dalam koefisien binomial. Untuk mengawali bahasan mengenai notasi sigma, perhatikan jumlah 5 bilangan ganjil pertama berikut ini: Pada bentuk tersebut disebut suku ke-, 3 disebut suku ke-, 5 disebut suku ke-3, 7 disebut suku ke-4, dan 9 disebut suku ke-5. Ternyata suku-suku tersebut mengikuti suatu pola sebagai berikut:

6 Suku ke- = = () Suku ke- = 3 = () Suku ke-3 = 5 = (3) Suku ke-4 = 7 = (4) Suku ke-5 = 9 = (5) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola dari suku-suku penjumlahan itu adalah k dengan k {,,3,4,5}. Untuk menyingkat penulisan penjumlahan seperti di atas digunakan huruf kapital Yunani Σ, dibaca notasi sigma yang diperkenalkan pertama kali tahun 755 oleh Leonhard Euler. Selanjutnya bentuk penjumlahan di atas dapat ditulis dalam notasi sigma sebagai: = 5 (k ) k= Ruas kanan dibaca sigma k = sampai dengan 5 dari k-. Batas bawah bentuk notasi sigma ini adalah k = dan batas atas k = 5. Secara umum bentuk notasi sigma didefinisikan sebagai berikut: n a k = a + a + a an k= Contoh : Nyatakan 6 ( 3k +) dalam bentuk lengkap k= Jawab: 6 ( 3k +) = k= Contoh : Hitunglah nilai 4 (k ) k= 3

7 4 Jawab: (k ) = = 56 k= Contoh 3: Nyatakan dalam bentuk notasi sigma Jawab: suku ke- = 3 = ()+ suku ke- = 5 = ()+ suku ke-3 = 7 = (3)+, dan seterusnya sehingga suku ke-6 = 3 = (6) + Dengan melihat pola suku-suku tersebut dapat disimpulkan bahwa suku-suku dalam penjumlahan itu mempunyai pola k+. Dengan demikian = 6 ( k +) k= Latihan. Tulislah bentuk-bentuk penjumlahan berikut dalam bentuk notasi sigma a b c d e f g. ( x ) + ( 3 x 4) + (5 x 6) + (7 x 8) + ( 9 x 0) h. a + a b + a 3 b + a 4 b 3 + a 5 b 4 + a 6 b 5 i. b + ab + a b 3 + a 3 b 4 + a 4 b 5 + a 5 b 6. Nyatakan notasi-notasi sigma berikut dalam bentuk lengkap a. ( k ) c. (- ) k k e. (n + n +) k = k= n= 4

8 b. 4 k(k +) 4 d. (n 3 n ) k= n= 3. Diketahui: a =, a = 3, a 3 = 5, a 4 = 7, a 5 =, a 6 = 3. b = -, b =, b 3 =, b 4 = 4, b 5 = 5, b 6 = 6. Hitunglah: a. 6 a k f. 6 b k k= k= b. 6 b k g. 6 ( a k + bk ) k= k= c. 5 6 a kb k h. ( ak bk ) k= k = d. 5 6 a k + b k i. a + b k k k= k = e. 6 6 a k j. a b k k k= k = f. 6 (k )k k= Sifat-sifat Notasi Sigma Untuk setiap bilangan bulat a, b dan n berlaku: n. = n k=. b cf (k) = b c f(k) k=a k=a b 3. [f(k)+ g(k)] = b (k) k=a k=a m n n 4. f(k) + f(k) = f(k) k = k = m k = b g (k) k=a f + 5

9 n n+ p 5. f (k) = f(k p) k = m k = m+ p Bukti: n. = = n () = n k= n suku b. cf (k) = c f(a) + c f(a+) +c f(a+) + + c f(b) k= a b = c [f(a) + f(a+) + f(a+) + + f(b)] = c f (k) k= a Tugas: Buktikan sifat-sifat notasi sigma no. 3,4 dan 5 Batas bawah notasi sigma dapat dirubah dengan menggunakan sifatsifat notasi sigma. Perhatikan contoh 4 dan contoh 5 berikut ini: Contoh 4: Nyatakan bentuk-bentuk notasi sigma berikut dengan batas bawah 3 0 a. k k - b. c. 8 k + 3 k=7 k=4 k + 3 k= 3 Jawab: Dengan menggunakan sifat nomor 5, a. k = (k + 6) k = 7 k = = ( k + 6) k = 0 k 0 b. = 3 (k + 3) k = 4 k + 3 k = 4 3 (k + 3) + 3 n f (k) = k = m n+ p f(k p) k = m+ p 6

10 7 k + = k = k c. k + 3= + 4 (k 4) + 3 k = 3 k = 3+ 4 = k 5 k= Contoh 5: Buktikan bahwa (k 7) 4 k = + 4 k + 6 k = 5 k = k = Bukti: ( k 7) = [(k + 4) 7].sifat nomor 5 k = 5 k = = ( k + 8 7) k = 6 = ( k + ) k = 6 = ( 4k + 4k + ) k = = 4 k + 4k + sifat nomor 3 k = k = k = 6 6 = 4 k + 4 k + 6.sifat nomor dan k = k = Latihan. Nyatakan jumlah di bawah ini dengan bilangan sebagai batas bawah 4 n 4 a. (k 3) d. k = 5 k= 6 n b. ( k + ) e. ( a ) k = 5 a= 8 7

11 4 c. (b + b) k = 5 0 f. 4 k k = 8. Buktikan 0 4 a. ( n ) = (n 9) n= n= b. ( p + 4) = p + p p= p= p= Bentuk ruas kanan nomor di atas disebut bentuk monomial. 3. Nyatakan jumlah-jumlah di bawah ini sebagai jumlah monomial. 6 5 a. n k k c. 3n k = n= 8 0 b. k 4k 5 d. ( 4k 6)(3 k) k = k= B. Barisan dan Deret. Barisan dan Deret Aritmetika a. Barisan Aritmetika Iwan mencari rumah temannya di Jalan Gambir no.55. Setelah sampai di Jalan Gambir ia memperhatikan bahwa rumah-rumah yang terletak di sebelah kanan jalan adalah rumah-rumah dengan nomor urut genap, 4, 6, 8, dan seterusnya. Ke arah mana yang dituju Iwan untuk menemukan rumah temannya? Pada urutan ke berapa letak rumah itu? Nomor-nomor rumah di atas merupakan contoh barisan bilangan aritmetika. Barisan bilangan ini mempunyai selisih yang tetap antara dua suku yang berurutan. Pada barisan, 3, 5, 7,, suku pertama adalah, suku kedua adalah 3, dan seterusnya. Selisih antara dua suku yang berurutan adalah. Barisan, 4, 6, 8,, juga mempunyai selisih dua suku yang berurutan selalu tetap yang besarnya. 8

12 b. Rumus suku Ke-n Barisan Aritmetika Pada barisan aritmetika dengan bentuk umum u, u, u 3, dengan u adalah suku pertama, u adalah suku ke-, u 3 adalah suku ke-3 dan seterusnya. Selisih antara dua suku berurutan disebut juga beda dan diberi notasi b, sehingga b = u u = u 3 u = u 4 u 3 = = u n u n- Misalkan suku pertama u dinamakan a dan beda antara suku berurutan adalah b, maka: u =a u u = b u = u + b = a + b = a + (-)b u 3 u = b u 3 = u + b = a + b = a + (3-)b u 4 u 3 = b u 4 = u 3 + b = a + 3b = a + (4-)b u 5 u 4 = b u 5 = u 4 + b = a + 4b = a + (5-)b Dengan memperhatikan pola suku-suku di atas kita dapat menyimpulkan rumus umum suku ke-n adalah: u n = a + (n-)b dengan u n = suku ke-n a = suku pertama dan b = beda contoh 6: Tentukan suku ke-35 dari barisan 3, 7,, 5, Jawab: U = a = 3, b = u u = 7 3 = 4, n = 35 Dengan mensubstitusikan unsur-unsur yang diketahui ke u n = a + (n-)b diperoleh u 35 = 3 + (35-)4 = 39 Jadi suku ke-35 adalah 39. contoh 7: a. Carilah rumus suku ke-n barisan 60, 56, 5, 48, b. Suku ke berapakah dari barisan di atas yang nilainya adalah 6? Jawab: U = a = 60, b = u u = = -4 9

13 a. u n = a + (n-)b = 60-4 (n -) = 64 4n b. u n = 64 4n 6 = 64 4n 4n = 48 n = contoh 8: Pada suatu barisan aritmetika suku ke-0 adalah 4 dan suku ke-5 adalah. Tentukan suku ke-5 Jawab: U 0 = a + (0-)b = a + 9b = 4 U 5 = a + (5 -)b = a + 4b = 5b = 0 b = 4 a = 5 U 5 = a + (5-)4 = 5 + 4(4) = 50 Tugas: Misal u = a, u = a + b, u 3 = a + b, dan seterusnya. a. Jumlahkan setiap suku ganjil kemudian dibagi atau dikalikan /, misal ½(u + u 3 ), ½(u + u 5 ), dan seterusnya selanjutnya bandingkan dengan suku-suku yang lain. Apa yang Anda dapatkan? b. Jumlahkan setiap suku genap kemudian dibagi atau dikalikan /, misal ½ (u + u 4 ), ½ (u + u 6 ), dan seterusnya selanjutnya bandingkan dengan suku-suku yang lain. Apa yang Anda dapatkan? Latihan 3. Carilah rumus suku ke-n dari setiap barisan berikut: a., 5, 8,, d. 53, 48, 43, 38, b. 8,, -6, -3, e., -6, -, -6, 0

14 3 c. 3, 5, 7, 9, f. 0, 9, 8, 7, 4 4. Tentukan suku yang diminta dalam setiap barisan aritmetika berikut a., 7, 3, 9, suku ke-45 d. 80, 7, 64, 56, suku ke-30 b. 6, 3, 0, -3, suku ke- 8 e. 3, 5, 6, 8, suku ke-4 c. 5, 9, 3, 7, suku ke-50 f. 65, -6, -57, -53, suku ke Suku ke-0 suatu barisan aritmetika adalah 4. Jika suku ke-7 adalah 9, tentukan suku ke Dari suatu barisan aritmetika, u + u 7 = 6 dan u 3 + u 5 =. Tentukan suku ke Diketahui barisan aritmetika 64, 6, 58, 55, a. Suku keberapakah yang bernilai 6? b. Tentukan suku negatifnya yang pertama 6. Diketahui barisan bilangan asli kurang dari 5. Tentukan banyak bilangan yang : a. habis dibagi b. habis dibagi 5 c. habis dibagi tetapi tidak habis dibagi 5 7. Diantara bilangan-bilangan 8 dan 73 disisipkan 3 buah bilangan sehingga terjadi barisan aritmetika. Tentukan a. beda barisan itu b. rumus suku ke-n c. Deret Aritmetika Tentu Anda sudah mengetahui cerita tentang matematikawan Carl Friederich Gauss. Ketika masih di sekolah dasar ia diminta gurunya untuk menjumlahkan 00 bilangan asli yang pertama. Teknik menghitung Gauss

15 kecil sederhana tetapi tidak diragukan lagi keefektifannya. Ia memisalkan S adalah jumlah 00 bilangan asli yang pertama seperti di bawah ini. S = Kemudian ia menulis penjumlahan itu dengan urutan suku-suku terbalik. S = Selanjutnya ia menjumlahkan kedua deret. S = Karena banyak suku dalam deret itu ada 00, maka penjumlahan itu dapat juga ditulis sebagai: S =00 (0) = 000 S =5050 Teknik menghitung Gauss ini yang diikuti selanjutnya untuk mendapatkan rumus jumlah n suku pertama deret aritmetika. Deret aritmetika adalah jumlah suku-suku dari suatu barisan aritmetika. Dari barisan aritmetika u, u, u 3, u 4, diperoleh deret aritmetika u + u + u 3 + u 4, Bila jumlah n suku yang pertama dari suatu deret aritmetika dinyatakan dengan S n maka S n = u + u + u 3 + u 4 + +u n Misalkan U n = k, maka S n S n = u + u + u 3 + u 4 + +k = a + (a+ b) + (a + b) + (a+3b) + + (k -b) + k () Jika urutan penulisan suku-suku dibalik maka diperoleh S n = k + (k -b) + (k-b) + ( k 3b) + + (a+b) + a.() Dengan menjumlahkan persamaan () dan () didapat: S n =(a +k) +(a +k) + (a +k)+ (a +k)+ + (a +k) + (a +k) n suku = n (a + k) = n [ a + (n ) b] Jadi S n = n (a + k)

16 atau S n = n (a + un ) = n [(a + (n-)b ] dengan a = suku pertama, U n = suku ke-n, b = beda Jika ditulis dalam bentuk notasi sigma, jumlah n suku pertama deret n aritmetika dinyatakan sebagai S n = u = n k a + (n ) b k = n= Dengan demikian jumlah n suku pertama dan n suku pertama deret aritmetika dapat dinyatakan sebagai n S n = u k = u + u + u 3 + u u n- + u n k = n S n- = u k = u + u + u 3 + u u n- k = Dengan mengurangkan S n dengan S n- terlihat dengan jelas bahwa U n = S n - S n- Tugas: Tunjukkan bahwa jumlah n suku pertama deret aritmetika merupakan fungsi kudrat, yaitu S n = An + Bn dan rumus suku ke n barisan aritmetika adalah U n = An + (B A) Contoh 9: Diketahui deret Tentukan a. bentuk notasi sigma jumlah n suku pertama deret tersebut b. rumus jumlah n suku yang pertama c. jumlah 5 suku yang pertama jawab: n a n = ( 5k 4) k= b. S n = n [(a + (n-)b ] 3

17 = n [ + (n-) 5] = 5 n - 3 n c. S 5 = 5 (5) - 3 (5) = 55 Contoh 0: Hitunglah jumlah bilangan asli antara 0 sampai 00 yang habis dibagi 6 Jawab: Jumlah bilangan asli antara 0 sampai 00 yang habis dibagi 6 adalah deret u n = 96 disubstitusikan ke u n = a + (n )b Jadi 96 = + (n )6. Dengan menyelesaikan persamaan ini didapat n = 5 Selanjutnya n =5 dan u n = 96 disubstitusi ke S n = n(a + un ) sehingga: S 5 = (5)( + 96) = 80 Jadi jumlah bilangan asli antara 0 sampai 00 yang habis dibagi 6 adalah 80. Contoh : Jumlah n suku pertama suatu deret aritmetika ditentukan oleh rumus S n = n + 5n. Tentukan suku ke-n. Jawab: 4

18 U n = S n - S n- = n + 5n {(n -) + 5n} = 4n + 3 Jadi rumus suku ke-n adalah U n = 4n + 3 Latihan 4. Hitunglah jumlah 30 suku yang pertama untuk tiap deret berikut ini a c., 4, 3, 3 4 3, b d. 7, 6, 4, 3,. Hitunglah jumlah tiap deret berikut 0 5 a. (k ) c. (3n + ) k = n= 4 0 b. ( k + 3) d. (5 p) k= p= 3. Hitunglah n jika ditentukan a n = 0 b n= 0 4. Hitunglah jumlah semua bilangan asli a. antara dan 00 yang habis dibagi 4 b. antara dan 00 yang habis dibagi 4 tetapi tidak habis dibagi 5 5. Diketahui jumlah n suku pertama suatu deret aritmetika adalah S n = n (3n + 5). Tentukan : a. rumus suku ke-n 5

19 b. suku pertama dan beda 6. Tiga bilangan merupakan barisan aritmetika. Jika bilangan yang ketiga adalah dan hasil kali ketiga bilangan itu 0. Tentukan bilangan itu.. Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri Alkisah di negeri Antah Berantah seorang raja akan memberikan hadiah kepada juara catur di negeri itu. Ketika raja bertanya hadiah apa yang diinginkan oleh Abu, sang juara, menjawab bahwa dia menginginkan hadiah beras yang jumlahnya adalah banyak beras di persegi terakhir papan catur yang diperoleh dari kelipatan beras kg di persegi pertama, kg di persegi kedua, 4 kg dipersegi ketiga, dan seterusnya. Raja yang mendengar permintaan itu langsung menyetujui karena Raja berfikir bahwa hadiah yang diminta itu begitu sederhana. Apakah memang hadiah itu begitu sederhana dan berapa kg beras sesungguhnya jumlah hadiah Abu? Perhatikan bahwa barisan,, 4, 8, 6, mempunyai perbandingan yang tetap antara dua suku berurutan. Perbandingan yang tetap itu disebut rasio dan dilambangkan dengan r. Pada barisan ini perbandingan dua suku yang berurutan adalah r =. Barisan yang mempunyai perbandingan yang tetap antara dua suku berurutan disebut barisan geometri. Secara umum dapat dikatakan: Suatu barisan u,u,u3,u4,...,un, un, disebut barisan geometri un jika = konstan = r. un b. Rumus Suku Ke-n Barisan Geometri Jika suku pertama u = a dan perbandingan dua suku yang berurutan disebut rasio r, maka u = r u = ur = ar u u3 = r u 3 = ur = ar u 6

20 u4 = r u 3 4 = u3r = ar u3 u5 = r u 4 5 = u4r = ar u4 Dengan memperhatikan pola suku-suku di atas diperoleh rumus umum suku ke-n barisan geometri u n n = ar u n = suku ke-n, a = suku pertama, r = rasio Tugas: Perhatikan suku suku barisan geometri u = a, u =ar, u 3 = ar, dan seterusnya.kalikan setiap suku ganjil misal u u 3, u u 5, dan seterusnya selanjutnya kuadratkan suku-suku genap. Bandingkan kedua hasil tadi.apa yang Anda dapatkan? Contoh : Suku ketiga dan suku kelima suatu barisan geometri berturut-turut 7 dan 3. Jika rasio barisan ini bilangan positif, tentukan: a. rasio dan suku pertama b. rumus suku ke-n dan suku ke-8 Jawab : a. u5 u3 ar 4 = ar = 3 7 r = 9 r = 3 ar = 7 a = 7 a = 43 9 Jadi rasio deret itu r = dan suku pertama a =

21 b. u n = ar n- = 43 ( 3 ) n- = 3 5 (3 - ) n- = 3 6-n u 8 = = 3 - = 9 Rumus suku ke-n adalah u n = 3 6-n dan suku ke-8 adalah 9 Contoh 3: Tiga bilangan membentuk barisan geometri yang hasil kalinya 000. Jika jumlah tiga bilangan itu 35, tentukan bilangan-bilangan tersebut. Jawab: Tiga bilangan itu dimisalkan sebagai r p, p, pr. Hasil kali tiga bilangan itu p 3 = 000 p = 0. Jumlah tiga bilangan r p + p + pr = r = 35 r 0 r 5r + 0 = 0 r 5r + = 0 ( r ) (r ) = 0 r = atau r = Untuk r = dan p = 0 barisan adalah 0, 0, 5 Untuk r = dan p = 0 barisan adalah 5, 0, 0 8

22 Latihan 5. Tentukan rasio, rumus suku ke-n dan suku ke sepuluh tiap barisan geometri berikut: a., 4, 6, 64, d. 4, -8, 6, -3, b., 6, 8, 54, e. 0, -5,, - 4, c. 3, 6, 8, 4, f. 3, 6, 3, 7,. Suku pertama suatu barisan geometri adalah 6, sedangkan suku ke empatnya sama dengan 8. Tentukan rasio, dan suku ke-8 3. Dari suatu barisan geometri diketahui u + u 6 = 44 dan u 3. u 4 = 43. Tentukan rasio dan u 4. Tiga bilangan membentuk barisan geometri naik yang jumlahnya 93 dan hasil kalinya Tentukan barisan tersebut. 5. Harga suatu mesin menyusut setiap tahun 0% dari harga pada permulaan tahun. Jika mesin itu dibeli seharga Rp ,-, berapakah harga mesin itu setelah 5 tahun? 6. Sebidang tanah berharga Rp ,-. Setiap tahun harga tanah itu naik 5 %. Berapakah harga tanah itu pada tahun ke-8? 7. Tiga bilangan membentuk barisan aritmetika. Jika suku tengah dikurangi 5 maka terbentuk barisan geometri dengan rasio. Tentukan bilangan-bilangan tersebut. 9

23 8. Tiga bilangan membentuk barisan aritmetika. Jumlah ketiga bilangan itu sama dengan. Jika bilangan ke-3 ditambah dengan maka terbentuk suatu barisan geometri. Tentukan bilangan-bilangan tersebut. c. Deret Geometri Banyak orang di sekitar kita yang bekerja dalam bisnis Multi Level Marketing (MLM) seperti Sophie Martin, Avon, Sara Lee, dan sebagainya. Sebagai contoh, seseorang yang membangun bisnis ini mengembangkan bisnisnya dengan mencari agen di bawahnya yang memasarkan produk. Masing-masing agen itu juga mencari agen lagi dan seterusnya. Keuntungan yang diperoleh oleh orang pertama sangat tergantung dari kerja para agen di bawahnya untuk memasarkan produk MLM itu. Semakin banyak orang yang terlibat untuk memasarkan produk itu akan menambah banyak pendapatan dari orang pertama. Bagaimanakah menyatakan banyak orang yang terlibat dalam bisnis ini? Jumlahan merupakan salah satu contoh deret geometri. Jika n suku pertama barisan geometri dijumlahkan maka diperoleh deret geometri S n = u,u,u3,u4,..., un u + u + u3 + u un n n = u k = ar n. k = k = Rumus umum jumlah n suku deret geometri dapat ditentukan sebagai berikut: S n = u + u + u3 + u un = a + ar + ar + ar ar n-..() Masing-masing ruas pada persamaan () dikalikan dengan r sehingga didapat r S n = ar + ar + ar ar n- + ar n...() Kurangkan persamaan () dengan persamaan (), diperoleh S n r S n = a ar n 0

24 S n ( r ) = a ( r n ) S n = a( r n ) ( r) atau S n = a(r n ) (r ) Dengan demikian jumlah n suku pertama deret geometri adalah: S n = a( r n ) ( r) berlaku untuk r < S n = Contoh 4: a(r n ) (r ) berlaku untuk r > Tentukan jumlah 5 suku pertama deret Jawab: a = 3, r = S n = a( r n ) = ( r) 5 3[ ( ) ] = 6 ( ) Jadi jumlah 5 suku pertama deret tersebut adalah 6 Contoh 5: n Tentukan nilai n jika k = 50 k= Jawab: n k k= = n = 50

25 a =, r = S n = 50 = a(r n ) (r ) n ( ) = n+ ( ) 5 = n+ n = 8 Latihan 6. Hitunglah jumlah 0 suku pertama tiap deret geometri berikut a d b e c f Hitunglah jumlah deret geometri berikut a c b d. +, + (,) + (,) (,) 0 3. Dari suatu deret geometri diketahui u 9 = 8 dan u 4 = -4. Hitunglah S 0 4. Dari suatu deret geometri diketahui S = 4 dan S 4 = 40.Tentukan a. rasio dan suku pertama deret tersebut b. jumlah 8 suku pertama 5. Jumlah n suku pertama suatu deret geometri ditentukan dengan rumus

26 S n = 8 3-n. Tentukan a. suku pertama dan rasio deret itu b. jumlah lima suku yang pertama 6. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian m di atas permukaan lantai. Setiap kali sesudah jatuh mengenai lantai bola dipantulkan lagi mencapai 3 dari tinggi sebelumnya. Hitunglah panjang seluruh lintasan yang 4 ditempuh bola itu selama enam pantulan yang pertama. 7. Seutas tali dipotong menjadi 6 ruas dan panjang masing-masing potongan itu membentuk barisan geometri. Jika potongan tali yang paling pendek sama dengan 3 cm dan potongan tali yang paling panjang adalah 96 cm, hitunglah panjang tali keseluruhan. 8. Jumlah penduduk suatu kota setiap 4 tahun menjadi lipat dua dari jumlah sebelumnya. Jika jumlah penduduk pada tahun 997 adalah orang, berapakah jumlah penduduk kota itu pada tahun 0? 9. Beni menyimpan uang di bank dengan bunga majemuk ( bunga diperhitungkan dari jumlah uang sebelumnya) sebesar 8 % per tahun. Jika uang yang disimpan pada tahun 996 adalah Rp ,- berapakah jumlah uang Budi pada tahun 003? d. Deret Geometri Tak Hingga Untuk membahas masalah deret geometri tak hingga dapat menggunakan benda yang sudah dikenal siswa. Sebuah kertas yang berbentuk persegi dibagi menjadi dua bagian. Salah satu bagian kertas itu kemudian dibagi lagi menjadi dua bagian. Selanjutnya bagian terkecil dari 3

27 kertas itu dibagi lagi menjadi dua bagian dan seterusnya seperti digambarkan di bawah ini: Kertas semula Pembagian pertama Pembagian kedua Pembagian ketiga Pembagian keempat Secara teoritis proses pembagian ini dapat diulangi terus menerus sampai tak berhingga kali. Pada pembagian yang pertama diperoleh bagian, yang ke- diperoleh 4 bagian, yang ke-3 diperoleh 8 bagian dan seterusnya sampai tak berhingga kali. Tampak jelas bahwa jumlah dari seluruh hasil pembagian sampai tak berhingga kali adalah bagian = Proses tadi menjelaskan pengertian jumlah deret geometri tak hingga yang bisa diperagakan secara sederhana. Untuk penjelasan secara teoritis perhatikan jumlah n suku pertama deret geometri S n = a( r n ). Jika suku- ( r) suku deret itu bertambah terus maka deret akan menjadi deret geometri tak hingga. Dengan demikian jumlah deret geometri menjadi lim S n = n lim n a( r n ) ( r) = lim a - n ( r) lim n a ( r) n r 4

28 = a - ( r) a ( r) lim n n r Terlihat jelas bahwa nilai S n sangat dipengaruhi oleh nilai lim n n r. Jika ) < r <, lim n mempunyai jumlah n r S = akan menjadi nol sehingga deret tak hingga itu a ( r) Deret geometri tak hingga yang mempunyai jumlah disebut konvergen atau mempunyai limit jumlah. ) r < - atau r >, lim r n = ± sehingga deret tak hingga itu tidak n mempunyai limit jumlah. Deret yang seperti ini disebut divergen. Contoh 6: Hitunglah jumlah deret geometri tak hingga Jawab: a = 4 dan r = S = a = ( r) 4 8 = 3 ( + ) Jadi jumlah deret geometri tak hingga itu adalah 3 8. Latihan 7. Hitunglah jumlah tiap deret geometri tak hingga berikut ini 5

29 4 8 6 a b c d ,5, Hitunglah a. lim ( ) b. lim ( n ) n n k 4 k = 3. Deret geometri tak hingga suku pertamanya 3. Deret itu konvergen dengan 9 jumlah. Tentukan suku ketiga dan rasio deret tersebut. 4. Jumlah suatu deret geometri tak hingga adalah (4 + ) sedangkan rasionya adalah. Tentukan suku pertama deret tersebut. 5. Jumlah suku-suku nomor ganjil dari suatu deret geometri tak hingga adalah 8. Deret itu sendiri mempunyai jumlah 4. Tentukan rasio dan suku pertama deret geometri itu. 6. Jumlah deret geometri tak hingga 8 x x x sama dengan Carilah nilai x. 7. Suku pertama suatu deret geometri tak hingga adalah a, sedangkan rasionya adalah r = log(x 3). Carilah batas-batas nilai x sehingga deret geometri itu konvergen. 8. Sebuah bola tenis dijatuhkan ke lantai dari suatu tempat yang tingginya m. Setiap kali setelah bola itu memantul akan mencapai 3 dari tinggi yang dicapai sebelumnya. Hitunglah panjang lintasan bola sampai bola itu berhenti. 6

30 C. Barisan Sebagai Fungsi Untuk menentukan suku-suku suatu barisan kita melihat keteraturan pola dari suku-suku sebelumnya. Salah satu cara untuk menentukan rumus umum suku ke-n suatu barisan adalah dengan memperhatikan selisih antara dua suku yang berurutan. Bila pada satu tingkat pengerjaan belum diperoleh selisih tetap, maka pengerjaan dilakukan pada tingkat berikutnya sampai diperoleh selisih tetap. Suatu barisan disebut berderajat satu (linear) bila selisih tetap diperoleh dalam satu tingkat pengerjaan, disebut berderajat dua bila selisih tetap diperoleh dalam dua tingkat pengerjaan dan seterusnya. Bentuk umum dari barisan-barisan itu merupakan fungsi dalam n sebagai berikut: Selisih tetap tingkat Selisih tetap tingkat Selisih tetap 3 tingkat U n = an + b U n = an + bn + c U n = an 3 + bn + cn + d Perlu diperhatikan bahwa a dan b pada fungsi ini tidak sama dengan a = suku pertama dan b = beda pada suku-suku barisan aritmetika. Untuk memahami pengertian barisan berderajat satu, berderajat dua, dan seterusnya perhatikan contoh berikut: Barisan, 5, 8,, disebut barisan berderajat satu karena selisih tetap diperoleh pada satu tingkat penyelidikan. 5 8, selisih tetap 3 =

31 Barisan 5, 8, 3, 0, 9, disebut barisan berderajat dua karena selisih tetap diperoleh pada dua tingkat penyelidikan selisih tetap = Barisan, 5, 8, 45, 90, disebut barisan berderajat tiga karena selisih tetap diperoleh pada tiga tingkat penyelidikan selisih tetap = 4 Untuk menentukan rumus suku ke-n masing-masing barisan itu dilakukan dengan cara sebagai berikut:. Barisan Linear ( Berderajat Satu) Bentuk umum U n = an + b. Dengan demikian u = a + b, u = a + b, u 3 = 3a + b, u 4 = 4a + b, dan seterusnya. a (i) + b, a + b,3a + b, 4a + b, (ii) a a a Rumus umum suku ke-n barisan, 5, 8,, dapat ditentukan dengan cara: 8

32 (i) (ii) 5 8, (ii) a = 3 (i) a+ b = 3 + b = b = -, sehingga u n = 3n. Barisan Berderajat Dua Bentuk umum U n = an + bn + c. Dengan demikian u = a + b + c, u = 4a + b + c, u 3 = 9a + 3b + c, u 4 = 6a + 4b + c, dan seterusnya. Identifikasi selisih tetapnya adalah sebagai berikut: (i) (ii) a + b + c, 4a + b + c, 9a + 3b + c, 6a + 4b + c, 3a + b 5a + b 7a + b (iii) a a Rumus umum suku ke-n barisan 5, 8, 3, 0, 9, dapat ditentukan dengan cara: (i) (ii) (iii) (iii) a = c = 4, sehingga U n = n + 4 a = (ii) 3a+ b = 3 b = 0 (i) a + b + c = 5 9

33 3. Barisan Berderajat Tiga Bentuk umum U n = an 3 + bn + cn + d. Dengan demikian u = a + b + c + d, u = 8a + 4b + c + d, u 3 = 7a + 9b + 3c + d, u 4 = 64a + 6b + 4c + d, dan seterusnya. Identifikasi selisih tetapnya adalah sebagai berikut: (i) (ii) a + b + c + d, 8a + 4b + c + d, 7a + 9b + 3c+ d, 64a + 6b + 4c+d 7a +3 b + c 9a + 5b +c 37a +7b +c (iii) (iv) a + b 8a + b 6a Rumus umum suku ke-n barisan, 5, 8, 45, 90, dapat ditentukan dengan cara: (i) (ii) (iii) (iv) Dengan menyelesaikan persamaan (iv), (iii), (ii) dan (i) seperti yang dilakukan pada barisan berderajat satu maupun barisan berderajat dua diperoleh 4 a =, b =, c = dan d = 5 sehingga rumus suku ke-n 3 3 U n = n 3 + n 4 n = (n 3 + 3n 4n + 5) 3 30

34 Latihan 8. Tentukan rumus suku ke-n untuk tiap-tiap barisan berikut ini: a. 5, 9, 3, 7, d., 5,, 3, b. 6,, 6,, e., 9, 7, 6, c., 6, 3,, f., 0, 8, 68, 0,. Tentukan rumus suku ke-n a. barisan bilangan segi tiga, 3, 6, 0, 5, b. barisan bilangan persegi panjang, 6,, 0, c. barisan bilangan balok 6, 4, 60, 0, 3

35 D. Lembar Kerja Lembar Kerja Materi Kompetensi dasar : Barisan Aritmetika : Menentukan rumus ke-n barisan aritmetika Waktu : Bahan/ alat : gelas aqua plastik ( bisa diganti wadah plastik yang bisa ditumpuk atau kursi plastik yang bisa ditumpuk), garisan, pita ukuran. Langkah-langkah:. Ukur tinggi gelas aqua plastik dengan garisan atau pita ukuran. Ambil satu lagi gelas plastik, kemudian tumpukkan di atas yang pertama. Lakukan lagi sampai 4 kali. Selanjutnya isilah tabel berikut berdasarkan hasil pengukuran: Tumpukkan gelas Tinggi (bulatkan dalam cm) Apakah tinggi tumpukkan gelas itu mempunyai pola tertentu? Jelaskan hasil pengamatanmu.. Dari hasil pengamatan tadi, tentukan rumus tinggi n tumpukkan gelas. Berdasarkan rumus yang sudah diperoleh tentukan tinggi 0 tumpukkan gelas. 3

36 Lembar Kerja Materi Kompetensi Dasar : Deret Geometri Tak Hingga : Menentukan jumlah deret geometri tak hingga Waktu : Bahan/ alat : kertas dan gunting Langkah- langkah:. Guntinglah sehelai kertas berbentuk persegi secara horizontal atau vertikal menjadi bagian yang sama. Masing-masing bagian ini disebut separuh. Jika bagian itu dinyatakan dengan bilangan ditulis sebagai. (isi titik-titik ini). Tuliskan bilangan ini di bagian kertas yang bersesuaian.. Ambil separuh bagian tadi dan gunting lagi seperti di atas menjadi bagian yang sama. Masing-masing bagian ini jika dinyatakan dengan bilangan ditulis sebagai ( isi titik-titik ini). Tuliskan bilangan ini di bagian kertas yang bersesuaian. 3. Ulangi lagi langkah sampai empat kali lagi. Semua potongan kertas tidak boleh hilang. Gabungkan lagi tiap-tiap potongan kertas hasil guntingan sehingga membentuk persegi lagi. Nyatakan dengan operasi bilangan hasil penggabungan potongan-potongan kertas tersebut. 4. Tuliskan hasil ( kesimpulan) yang diperoleh. 33

37 Lembar Kerja 3 Materi Kompetensi Dasar : Barisan Sebagai Fungsi : Menyatakan rumus suku ke-n suatu barisan sebagai fungsi Waktu : Bahan/ alat : - Langkah-langkah:. Perhatikan semua persegi panjang di bawah ini, kemudian lengkapi tabel berikut: Banyak persegi panjang kecil Banyak seluruh persegi panjang. Perhatikan pola bilangan yang Anda dapat. Jika ada n persegi panjang kecil berapa jumlah seluruh persegi panjang? Jika ada 0 persegi panjang kecil berapa jumlah seluruh persegi panjang? 34

38 Lembar Kerja 4: Materi Kompetensi Dasar : Barisan Sebagai Fungsi : Menyatakan rumus suku ke-n suatu barisan sebagai fungsi Waktu : Bagian A:. Tentukan jawaban dari: 3 =... 5 =... 7 =... 9 =.... Keempat jawaban di atas semuanya bilangan genap. Apalagi kesamaan dari ke empat bilangan itu? 3. Tulislah lagi tiga barisan berikut. Apa yang dapat Anda perhatikan? Apakah semua jawaban masih genap? Apakah ketiga bilangan berikut masih mempunyai kesamaan dengan empat bilangan sebelumnya? Bagian B:. Tentukan bilangan yang diberi tanda titik-titik: + + = = = =.... Pelajari pola-pola bilangan di atas tersebut dan lengkapkan dua baris berikutnya. Teliti apakah baris-baris yang Anda tambahkan memenuhi pola baris sebelumnya. Bagaimana bentuk umum pola tersebut? 35

39 Daftar Pustaka Jacobs, Harold R Mathematics A Human Endeavor. San Fransisco: W.H. Freeman Company. Marsudi Raharjo. 00. Notasi Sigma dan Induksi Matematika. Yogyakarta: PPPG Matematika. Nasoetion, Andi Hakim Matematika I untuk Sekolah Menengah Umum Kelas I. Jakarta: Balai Pustaka. Posamentier, Alfred S- Stepelmen, Jay Teaching Secondary School Mathematics. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Sartono Wirodikromo Matematika 000 untuk SMU Kelas I Semester. Jakarta: Erlangga. Sumadi, dkk Matematika SMU untuk Kelas I. Solo: PT Tiga Serangkai. Notasi Sigma, Barisan dan Deret Bilangan I/ Iryanti 37

Statistika. Daftar Isi

Statistika. Daftar Isi Daftar Isi Halaman Kata Pengantar.i Daftar Isi ii Peta Kompetensi, Peta Bahan Ajar dan Informasi..iv Skenario Pembelajaran..v Bab I. Pendahuluan.... Latar Belakang.... Tujuan.... 3. Ruang Lingkup.......

Lebih terperinci

KARTU SOAL PILIHAN GANDA

KARTU SOAL PILIHAN GANDA 4. Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah 4.1 Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmetika dan geometri Barisan dan deret aritmatika Siswa dapat menentukan nilai

Lebih terperinci

KARTU SOAL URAIAN. KOMPETENSI DASAR (KD): 4.1 Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmatika dan geometri

KARTU SOAL URAIAN. KOMPETENSI DASAR (KD): 4.1 Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmatika dan geometri . Siswa dapat menentukan suku pertama, beda/rasio, rumus suku ke-n dan suku ke-n, jika diberikan barisan bilangannya NO. SOAL: 31 Tentukan suku pertama, beda atau rasio, rumus suku ke-n, dan suku ke-10

Lebih terperinci

Bahan Ajar Matematika. Kelas X SMA Semester 1 Barisan dan Deret Waktu : 15 x 45 Menit (5 x Pertemuan) Kelompok :..

Bahan Ajar Matematika. Kelas X SMA Semester 1 Barisan dan Deret Waktu : 15 x 45 Menit (5 x Pertemuan) Kelompok :.. Bahan Ajar Matematika Kelas X SMA Semester 1 Barisan dan Deret Waktu : 15 x 45 Menit (5 x Pertemuan) Nama Nis Kelas : : : Kelompok : 1 PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR 1 Bacalah Setiap masalah yang diberikan

Lebih terperinci

Penulis Penelaah Materi Penyunting Bahasa Layout

Penulis Penelaah Materi Penyunting Bahasa Layout Penulis Clara Ika Sari Budhayanti Josef Tjahjo Baskoro Edy Ambar Roostanto Bitman Simanullang Penelaah Materi M. Syaifuddin Penyunting Bahasa Yumiati Layout Renaldo Rhesky N Kata Pengantar Pendidikan Jarak

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. Bisnis Manajemen dan Parwisata Mata Pelajaran. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar

BAHAN AJAR. Bisnis Manajemen dan Parwisata Mata Pelajaran. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar BAHAN AJAR Kelompok : Bisnis Manajemen dan Parwisata Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : XI / 3 Standar Kompetensi : 5 Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN

BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN Peta Konsep Barisan dan Deret Bilangan mempelajari Pola bilangan Barisan bilangan Deret bilangan jenis jenis Aritmatika Geometri Aritmatika Geometri mempelajari Sifat Rumus

Lebih terperinci

21. BARISAN DAN DERET

21. BARISAN DAN DERET 2. BARISAN DAN DERET A. BARISAN ARITMETIKA DAN GEOMETRI U, U 2, U 3,,U n adalah barisan suatu bilangan yang memiliki ciri khusus sebagai berikut Barisan Ciri utama Rumus suku ke-n Suku tengah Sisipan k

Lebih terperinci

CONTOH SOAL UAN BARIS DAN DERET

CONTOH SOAL UAN BARIS DAN DERET CONTOH SOAL UAN BARIS DAN DERET 1. Dari suatu barisan aritmetika, suku ketiga adalah 36, jumlah suku kelima dan ketujuh adalah 144. Jumlah sepuluh suku pertama deret tersebut adalah. a. 840 b. 660 c. 640

Lebih terperinci

18. SOAL-SOAL NOTASI SIGMA, BARISAN, DERET DAN INDUKSI MATEMATIKA

18. SOAL-SOAL NOTASI SIGMA, BARISAN, DERET DAN INDUKSI MATEMATIKA 8. SOAL-SOAL NOTASI SIGMA, BARISAN, DERET DAN INDUKSI MATEMATIKA UN00.Nilai (n 6). n A. 88 B. 00 C. 00 D. 97 E. 060 n (n 6) (. 6) + (. 6) + (. 6)+ + (. 6) + 9 + +...+ 99 a b 9 9 n n(akhir) (n(awal)-) (-)

Lebih terperinci

CONTOH SOAL CONTOH SOAL CONTOH SOAL TENTUKAN JUMLAH DERET GEOMETRI TAK HINGGA BERIKUT

CONTOH SOAL CONTOH SOAL CONTOH SOAL TENTUKAN JUMLAH DERET GEOMETRI TAK HINGGA BERIKUT CONTOH SOAL CONTOH SOAL CONTOH SOAL TENTUKAN JUMLAH DERET GEOMETRI TAK HINGGA BERIKUT Contoh Soal 3.17 Tentukan jumlah deret geometri tak hingga berikut. 2 2 2 + + +... 3 9 Jawab: 1 Berdasarkan deret

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 2 LATIHAN 1. Jawab: Jawab:

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 2 LATIHAN 1. Jawab: Jawab: NAMA : KELAS : C. BARISAN DAN DERET GEOMETRI 1. BARISAN GEOMETRI (B.G) Barisan Geometri adalah suatu barisan dengan rasio antara dua suku yang berurutan selalu tetap dan sama. 1) Perhatikan bentuk di bawah:

Lebih terperinci

1) Perhatikan bentuk di bawah: U 1 U 2 U 3 U 4 U n 2, 5, 8, 11, dengan: U 3 = suku

1) Perhatikan bentuk di bawah: U 1 U 2 U 3 U 4 U n 2, 5, 8, 11, dengan: U 3 = suku NAMA : KELAS : LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 1 A. PENGERTIAN BARISAN DAN DERET Barisan bilangan adalah kelompok bilangan yang tersusun menurut aturan (pola) tertentu. Deret bilangan adalah penjumlahan

Lebih terperinci

NAMA : KELAS : LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 1. Beda Barisan Aritmatika. b =.. RUMUS SUKU KE N: King s Learning Be Smart Without Limits

NAMA : KELAS : LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 1. Beda Barisan Aritmatika. b =.. RUMUS SUKU KE N: King s Learning Be Smart Without Limits NAMA : KELAS : LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 1 A. PENGERTIAN BARISAN DAN DERET Barisan bilangan adalah kelompok bilangan yang tersusun menurut aturan (pola) tertentu. Deret bilangan adalah penjumlahan

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. Drs. CARNOTO, M.Pd. NIP Pola Barisan Bilangan

BARISAN DAN DERET. Drs. CARNOTO, M.Pd. NIP Pola Barisan Bilangan BARISAN DAN DERET Drs. CARNOTO, M.Pd. NIP. 19640121 199010 1 001 Pola Barisan Bilangan Beberapa urutan bilangan yang sering kita pergunakan mempunyai pola tertentu. Pola ini Sering digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kalian dapat

Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kalian dapat Contoh Soal Barisan dan Deret Aritmatika Geometri, Pengertian, Rumus, Sifat-sifat Notasi Sigma, Tak Hingga, Hitung Keuangan, Bunga Tunggal Majemuk Anuitas, Matematika 4:00 PM Pernahkah kalian mengamati

Lebih terperinci

Pembahasan Soal Barisan dan Deret Geometri UN SMA

Pembahasan Soal Barisan dan Deret Geometri UN SMA Pembahasan Soal Barisan dan Deret Geometri UN SMA 1. Sebuah mobil dibeli dengan haga Rp. 80.000.000,00. Setiap tahun nilai jualnya menjadi ¾ dari harga sebelumnya. Berapa nilai jual setelah dipakai 3 tahun?

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. U t = 2 1 (a + U 2k 1 ), U n = ar n 1 U t = a Un

BARISAN DAN DERET. U t = 2 1 (a + U 2k 1 ), U n = ar n 1 U t = a Un BARISAN DAN DERET A. BARISAN ARITMETIKA DAN GEOMETRI U 1, U 2, U 3,,U n adalah barisan suatu bilangan yang memiliki ciri khusus sebagai berikut Barisan Ciri utama Rumus suku ke-n Suku tengah Sisipan k

Lebih terperinci

Piramida Besar Khufu

Piramida Besar Khufu Sumber: Mesir Kuno Piramida Besar Khufu Peradaban bangsa Mesir telah menghasilkan satu peninggalan bersejarah yang diakui dunia sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia, yaitu piramida. Konstruksi

Lebih terperinci

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen MATEMATIKA BISNIS Modul ke: DERET Fakultas Ekonomi Bisnis Muhammad Kahfi, MSM Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Konsep Barisan (sequence) adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. AFLICH YUSNITA F, M.Pd. STKIP SILIWANGI BANDUNG

BARISAN DAN DERET. AFLICH YUSNITA F, M.Pd. STKIP SILIWANGI BANDUNG BARISAN DAN DERET AFLICH YUSNITA F, M.Pd. STKIP SILIWANGI BANDUNG . Pola Bilangan Adalah: susunan bilangan yang memiliki aturan atau pola tertentu Contoh:,,,4,5 mempunyai pola bilangan ditambah satu dari

Lebih terperinci

tanya-tanya.com Barisan dan Deret Aritmetika Barisan dan Deret Geometri

tanya-tanya.com Barisan dan Deret Aritmetika Barisan dan Deret Geometri Barisan dan Deret Aritmetika 1. Barisan Aritmetika Barisan aritmetika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara dua suku yang berurutan selalu tetap. Berlaku: Un - Un - 1 = b atau Un = Un - 1 +

Lebih terperinci

2. Suku pertama dan suku kedua suatu deret geometri berturut-turut adalah a -4 dan a x. Jika suku kedelapan adalah a 52, maka berapa nilai x?

2. Suku pertama dan suku kedua suatu deret geometri berturut-turut adalah a -4 dan a x. Jika suku kedelapan adalah a 52, maka berapa nilai x? 1. Jika Un suku ke-n dari sutu deret geometri dengan U 1 = x 1/3 dan U 2 = x 1/2, maka suku ke lima dari deret tersebut adalah r = U 2/U 1 = x 1/2 : x 1/3 = x (1/2-1/3) = x 1/6 U 5 = a. (r)4 U 5 = x 1/3.

Lebih terperinci

Barisan dan Deret. Bab. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Barisan dan Deret. Bab. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab Barisan dan Deret A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran barisan dan deret, siswa mampu:. menghayati pola hidup disiplin, kritis, bertanggungjawab,

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. Matematika Dasar

BARISAN DAN DERET. Matematika Dasar BARISAN DAN DERET 8.1 BARISAN BILANGAN A. Mengenal pengertian barisan suatu bilangan Perhatikan ilustrasi berikut! Seorang karyawan pada awalnya memperoleh gaji sebesar Rp.600.000,00. Selanjutnya, setiap

Lebih terperinci

Matematika Dasar : BARISAN DAN DERET

Matematika Dasar : BARISAN DAN DERET Matematika Dasar : BARISAN DAN DERET. Suku ke-n pada barisan, 6, 0, 4, bisa dinyatakan dengan (A) Un = n (B) Un = 6n 4 (C) Un = 4n + (D) Un = 4n (E) Un = n + 4. Suku ke-5 pada barisan, 0, 7, 4,.. (A) 65

Lebih terperinci

Uji Komptensi. 2. Tentukan jumlah semua bilangan-bilangan bulat di antara 100 dan 200 yang habis dibagi 5

Uji Komptensi. 2. Tentukan jumlah semua bilangan-bilangan bulat di antara 100 dan 200 yang habis dibagi 5 Uji Komptensi Barisan dan Deret "Aljabar Linear Elementer". Diketahui barisan 84,80,77,... Suku ke-n akan menjadi 0 bila n =... Tentukan jumlah semua bilangan-bilangan bulat di antara 00 dan 00 yang habis

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET TAK BERHINGGA

BARISAN DAN DERET TAK BERHINGGA BARISAN DAN DERET TAK BERHINGGA MATERI KULIAH 1 Kalkulus Lanjut BARISAN DAN DERET TAK BERHINGGA Sahid, MSc. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 BARISAN DAN

Lebih terperinci

Bab 6. Barisan dan Deret. Standar Kompetensi

Bab 6. Barisan dan Deret. Standar Kompetensi Bab 6 Barisan dan Deret Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar serta penggunaannya dalam memecahkan masalah sederhana Kompetensi Dasar 6.1 Menentukan pola barisan bilangan

Lebih terperinci

BY : DRS. ABD. SALAM, MM

BY : DRS. ABD. SALAM, MM BY : DRS. ABD. SALAM, MM Page 1 of 26 KOMPETENSI DASAR Pola Barisan dan Deret Bilangan a. Tujuan Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat: Menunjukkan pola bilangan dari suatu barisan

Lebih terperinci

Barisan dan Deret. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Barisan dan Deret. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab Barisan dan Deret A KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran barisan dan deret, siswa mampu: Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten,

Lebih terperinci

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU SILABUS Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Ungguan BPPT Darus Sholah Jember kelas : XII IPA Semester : Ganjil Jumlah Pertemuan : 44 x 35 menit (22 pertemuan) STANDAR 1. Menggunakan konsep

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji Syukur atas kehadirat Allah S.W.T, karena atas karunia-nya kami

KATA PENGANTAR. Puji Syukur atas kehadirat Allah S.W.T, karena atas karunia-nya kami KATA PENGANTAR Puji Syukur atas kehadirat Allah S.W.T, karena atas karunia-nya kami dapat menyelesaikan buku ajar matematika yang juga merupakan tugas kelompok mata kuliah program komputer. Buku ajar ini

Lebih terperinci

Barisan dan Deret. Matematika dapat dikatakan sebagai bahasa simbol. Hal ini. A. Barisan dan Deret Aritmetika B. Barisan dan Deret Geometri

Barisan dan Deret. Matematika dapat dikatakan sebagai bahasa simbol. Hal ini. A. Barisan dan Deret Aritmetika B. Barisan dan Deret Geometri Bab 3 Sumber: www.jakarta.go.id Barisan dan Deret Matematika dapat dikatakan sebagai bahasa simbol. Hal ini dikarenakan matematika banyak menggunakan simbol-simbol. Dengan menggunakan simbol-simbol tersebut,

Lebih terperinci

SOAL MATEMATIKA IPA UJIAN NASIONAL BARISAN DAN DERET

SOAL MATEMATIKA IPA UJIAN NASIONAL BARISAN DAN DERET SOAL MATEMATIKA IPA UJIAN NASIONAL 2014 2013 BARISAN DAN DERET 1. UN 2014 Seutas tali dipotong menjadi 5 bagian sehingga panjang potongan-potongan tali tersebut membentuk barisan geometri. Jika panjang

Lebih terperinci

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar Untuk materi ini mempunyai 3 Kompetensi Dasar yaitu: Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar 2. Melakukan operasi

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. Romli Shodikin, M.Pd. Prepared By : LANJUT

BARISAN DAN DERET. Romli Shodikin, M.Pd.  Prepared By : LANJUT BARISAN DAN DERET Prepared By : Romli Shodikin, M.Pd www.fskromli.blogspot.com fskromli@yahoo.com LANJUT Standar Kompetensi : Menggunakan konsep notasi sigma, barisan dan deret dalam pemecahan masalah

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. Peta konsep berikut untuk lebih mudah mempelajari materi Barisan dan Deret :

BARISAN DAN DERET. Peta konsep berikut untuk lebih mudah mempelajari materi Barisan dan Deret : BARISAN DAN DERET Peta konsep berikut untuk lebih mudah mempelajari materi Barisan dan Deret : Pengertian Aritmetika dan Geometri Suku ke-n Barisan Jumlah n Suku pada Deret Barisan dan Deret Menuliskan

Lebih terperinci

12. BARISAN DAN DERET

12. BARISAN DAN DERET . BARISAN DAN DERET A. BARISAN ARITMETIKA DAN GEOMETRI U, U, U 3,,U n adalah barisan suatu bilangan yang memiliki ciri khusus sebagai berikut Barisan Ciri utama Rumus suku ke-n Suku tengah Sisipan k bilangan

Lebih terperinci

Barisan dan Deret. Bab 3

Barisan dan Deret. Bab 3 Bab 3 Barisan dan Deret Sumber: i74.photobucket.com Pada bab ini, Anda diajak menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah dengan cara mengidentifikasi pola, barisan, dan deret bilangan,

Lebih terperinci

Sri Purwaningsih. Modul ke: Fakultas EKONOMI BISNIS. Program Studi Manajemen dan Akuntansi.

Sri Purwaningsih. Modul ke: Fakultas EKONOMI BISNIS. Program Studi Manajemen dan Akuntansi. Modul ke: Fakultas EKONOMI BISNIS MATEMATIKA BISNIS Sesi 2 ini akan membahasteori Deret Hiutung dan Deret Ukur pada Matematika Bisnis sehingga Mahasiswa mempunyai dasar yang kuat untuk melakukan pengukuran

Lebih terperinci

Diusulkan oleh: Nama : Pita Suci Rahayu Nim : Kelas/Semester: C/1

Diusulkan oleh: Nama : Pita Suci Rahayu Nim : Kelas/Semester: C/1 Diusulkan oleh: Nama : Pita Suci Rahayu Nim : 1384202092 Kelas/Semester: C/1 BARISAN DAN DERET Barisan bilangan adalah himpunan bilangan yang diurutkan menurut suatu aturan/pola tertentu yang dihubungkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELEJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELEJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELEJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMA CITRA NEGARA : MATEMATIKA : XI / I Alokasi Waktu : 2 JP ( 2 x 45 menit ) A. Standar Kompetensi : 1. Menghayati

Lebih terperinci

Nama:... Kelas/Kelompok :... Tanggal:... Pola Bilangan Genap dan Bilangan Ganjil

Nama:... Kelas/Kelompok :... Tanggal:... Pola Bilangan Genap dan Bilangan Ganjil 6.1 61 Nama:... Kelas/Kelompok :... Tanggal:... Pola Bilangan Genap dan Bilangan Ganjil 1. Sebelum kita belajar lebih jauh, untuk mendalami pola bilangan lakukan kegiatan berikut ini. Bahan : Satu lembar

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA Bilangan dan Aljabar untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BARISAN & DERET GEOMETRI

BARISAN & DERET GEOMETRI BARISAN & DERET GEOMETRI TJAN PEMBELAJARAN Siswa dapat menjelaskan pengertian barisan dan deret geometri Siswa dapat menjelaskan syarat suatu barisan geometri Siswa dapat menentukan rumus suku ke-n suatu

Lebih terperinci

BARISAN ARITMETIKA DAN DERET ARITMETIKA

BARISAN ARITMETIKA DAN DERET ARITMETIKA BARISAN ARITMETIKA DAN DERET ARITMETIKA BARISAN DAN DERET BILANGAN Penyusun: Atmini Dhoruri, MS Kode: Jenjang: SMP T/P: 1/2 A. Kompetensi yang diharapkan 1. Menentukan suku ke-n barisan aritmatika dan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika Wajib

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika Wajib K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika Wajib Baris dan Deret Aritmatika - Latihan Soal Ulangan Doc. Name: RK13AR11MATWJB0603 Version : 2016-11 halaman 1 01. Suku ke-20 pada barisan 3, 9, 15, 21,. Adalah

Lebih terperinci

SILABUS. tentu. Menentukan integral tentu dengan menggunakan sifat-sifat integral. Menyelesaikan masalah

SILABUS. tentu. Menentukan integral tentu dengan menggunakan sifat-sifat integral. Menyelesaikan masalah SILABUS Nama Sekolah : SMA PGRI 1 AMLAPURA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas/Program : XII / IPA Semester : 1 STANDAR KOMPETENSI: 1. Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah. KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

Strategi Penemuan Pola pada Pemecahan Masalah

Strategi Penemuan Pola pada Pemecahan Masalah Strategi Penemuan Pola pada Pemecahan Masalah I Strategi Penemuan Pola dalam Penyelesaian Masalah Sehari-hari Penemuan pola adalah salah satu strategi dalam problem solving dimana kita dapat mengamati

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET MATERI PENDAMPING OLIMPIADE MATEMATIKA MA/SMA

BARISAN DAN DERET MATERI PENDAMPING OLIMPIADE MATEMATIKA MA/SMA BARISAN DAN DERET MATERI PENDAMPING OLIMPIADE MATEMATIKA MA/SMA I. SISTEM BILANGAN REAL DAN OPERASINYA II. NOTASI SIGMA III. BARISAN BILANGAN IV. DERET BILANGAN V. INDUKSI MATEMATIKA DISUSUN OLEH : AHAMD

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

KHAIRUL MUKMIN LUBIS

KHAIRUL MUKMIN LUBIS Barisan dan Deret Eni Sumarminingsih, SSi, MM Elizal A. Barisan Aritmetika Definisi Barisan aritmetik adalah suatu barisan bilangan yang selisih setiap dua suku berturutan selalu merupakan bilangan tetap

Lebih terperinci

BAB 1 Pola Bilangan, Barisan dan Deret

BAB 1 Pola Bilangan, Barisan dan Deret BAB 1 Pola Bilangan, Barisan dan Deret Amy Arimbi PENDAHULUAN Matematika adalah bahasa universal untuk menyajikan gagasan atau pengetahuan secara formal dan presisi sehingga tidak memungkinkan terjadinya

Lebih terperinci

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII April 29, 2015 Akar Barisan a 1, a 2, a 3, a 4,... adalah susunan bilangan-bilangan real yang teratur, satu untuk setiap bilangan bulat positif. adalah fungsi yang

Lebih terperinci

Pola dan Barisan Bilangan

Pola dan Barisan Bilangan Pola dan Barisan Bilangan Pola dan barisan bilangan meliputi pola bilangan dan barisan bilangan Pola bilangan yaitu susunan angka-angka yang mempunyai pola-pola tertentu Misalnya pada kalender terdapat

Lebih terperinci

MATEMATIKA SEKOLAH 2

MATEMATIKA SEKOLAH 2 MATEMATIKA SEKOLAH 2 Menentukan pola barisan bilangan sederhana Menentukan suku ke-n barisan aritmetika dan barisan geometri Disusun oleh : Novi Diah Wahyuni 1001060083 Riswoto 1001060085 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

MATEMATIKA SEKOLAH 2. MENENTUKAN POLA BARISAN BILANGAN & SUKU KE-n. Oleh : Novi Diah Wayuni ( ) Riswoto ( )

MATEMATIKA SEKOLAH 2. MENENTUKAN POLA BARISAN BILANGAN & SUKU KE-n. Oleh : Novi Diah Wayuni ( ) Riswoto ( ) MATEMATIKA SEKOLAH 2 MENENTUKAN POLA BARISAN BILANGAN & SUKU KE-n Oleh : Novi Diah Wayuni ( 1001060083) Riswoto ( 1001060085 ) A. Menentukan Pola barisan bilangan Sederhana B. Menentukan suku ke-n barisan

Lebih terperinci

SMA / MA Bahasa Mata Pelajaran : Matematika

SMA / MA Bahasa Mata Pelajaran : Matematika Latihan Soal UN 0 Paket Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah SMA / MA Bahasa Mata Pelajaran : Matematika Dalam UN berlaku Petunjuk Umum seperti ini :. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban Ujian

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA XI IPA SUKU BANYAK SMA SANTA ANGELA TAHUN PELAJARAN SEMSTER GENAP

MODUL MATEMATIKA XI IPA SUKU BANYAK SMA SANTA ANGELA TAHUN PELAJARAN SEMSTER GENAP MODUL MATEMATIKA XI IPA SUKU BANYAK SMA SANTA ANGELA TAHUN PELAJARAN 05 06 SEMSTER GENAP STANDAR KOMPETENSI 4. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. KOMPETENSI DASAR 4. Menggunakan

Lebih terperinci

PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 2010 MODUL BILANGAN

PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 2010 MODUL BILANGAN PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 200 MODUL BILANGAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMP

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KANDANGAN JL. Hayam Wuruk No. 96 telp Kandangan

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KANDANGAN JL. Hayam Wuruk No. 96 telp Kandangan Pilihlah satu jawaban yang tepat.. (x x 4 ) dx.. ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN PELAJARAN 007/008 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : XII / Ilmu Alam Hari, Tanggal : Waktu : 90 menit ( ) ` a. x

Lebih terperinci

Tata dan Dio bermain permainan bola di komputer. Bolabola itu bertuliskan bilangan-bilangan yang disusun seperti gambar berikut.

Tata dan Dio bermain permainan bola di komputer. Bolabola itu bertuliskan bilangan-bilangan yang disusun seperti gambar berikut. BAB 1 LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN Tata dan Dio bermain permainan bola di komputer. Bolabola itu bertuliskan bilangan-bilangan yang disusun seperti gambar berikut. Sumber : Ilustrasi Haryana Bacalah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : XII Semester : Genap

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : XII Semester : Genap RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : XII Semester : Genap Standar Kompetensi : 4. Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah.

Lebih terperinci

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB   September 26, 2011 (Semester I Tahun 2011-2012) Dosen FMIPA - ITB E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id. September 26, 2011 Diberikan sejumlah terhingga bilangan a 1,..., a N, kita dapat menghitung jumlah a 1 + + a N. Namun,

Lebih terperinci

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world Catatan Kuliah MA20 KALKULUS 2A Do maths and you see the world disusun oleh Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan STATISTIKA - FMIPA Institut Teknologi Bandung 203 Catatan kuliah ini ditulis

Lebih terperinci

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Bab 1 Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa dapat: 1. menguasai sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat,. menjumlahkan

Lebih terperinci

UN SMK AKP 2014 Matematika

UN SMK AKP 2014 Matematika UN SMK AKP 204 Matematika Soal Doc. Name: UNSMKAKP204MAT999 Doc. Version : 206-03 halaman 0. Seorang pedagang menjual salah satu jenis mesin cuci seharga Rp637.500,00. Jika harga beli mesin cuci itu Rp750.000,00,

Lebih terperinci

B B S S B S S B S S B B S S S B B S B S S S S B B S B B

B B S S B S S B S S B B S S S B B S B S S S S B B S B B 1. Ingkaran pertanyaan: Petani panen beras atau harga beras murah. A. Petani panen beras dan harga beras mahal. B. Petani panen beras dan harga beras murah. C. Petani tidak panen beras dan harga beras

Lebih terperinci

Pada barisan bilangan 2, 7, 12, 17,., b = 7 2 = 12 7 = = 5. Pada barisan bilangan 3, 7, 11, 15,., b = 7 3 = 11 7 = = 4

Pada barisan bilangan 2, 7, 12, 17,., b = 7 2 = 12 7 = = 5. Pada barisan bilangan 3, 7, 11, 15,., b = 7 3 = 11 7 = = 4 Materi : Barisan Bilangan Perhatikan urutan bilangan-bilangan berikut ini a. 1, 5, 9, 13,. b. 15, 1, 9, 6,. c., 6, 18, 54,. d. 3, 16, 8, 4,. Tiap-tiap urutan di atas mempunyai aturan/pola tertentu, misalnya

Lebih terperinci

PAKET 4. Paket : 4. No Soal Jawaban 1 Luas Segiempat PQRS pada gambar di bawah ini adalah. A. 120 cm 2 B. 216 cm 2 C. 324 cm 2 D. 336 cm 2 E.

PAKET 4. Paket : 4. No Soal Jawaban 1 Luas Segiempat PQRS pada gambar di bawah ini adalah. A. 120 cm 2 B. 216 cm 2 C. 324 cm 2 D. 336 cm 2 E. PAKET 4 Jumlah Soal : 0 soal Kompetensi :. Bangun Datar. Trigonometri. Bangun Ruang 4. Barisan dan Deret Compile By : Syaiful Hamzah Nasution No Soal Jawaban Luas Segiempat PQRS pada gambar di bawah ini

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat A Akar kuadrat GLOSSARIUM Akar kuadrat adalah salah satu dari dua faktor yang sama dari suatu bilangan. Contoh: 9 = 3 karena 3 2 = 9 Anggota Himpunan Suatu objek dalam suatu himpunan B Belahketupat Bentuk

Lebih terperinci

INDUKSI MATEMATIS Drs. C. Jacob, M.Pd Pengantar Apakah suatu formula untuk jumlah dari n bilangan bulat positif ganjil

INDUKSI MATEMATIS Drs. C. Jacob, M.Pd Pengantar Apakah suatu formula untuk jumlah dari n bilangan bulat positif ganjil INDUKSI MATEMATIS Drs. C. Jacob, M.Pd Email: cjacob@upi.edu 3. Pengantar Apakah suatu formula untuk jumlah dari n bilangan bulat positif ganjil pertama? Jumlah dari n bilangan bulat ganjil positif pertama

Lebih terperinci

Contoh Masalah Matematika dan Solusinya dengan Menggunakan Strategi Penemuan Pola

Contoh Masalah Matematika dan Solusinya dengan Menggunakan Strategi Penemuan Pola Contoh Masalah Matematika dan Solusinya dengan Menggunakan Strategi Penemuan Pola 1 Problem: Tentukan digit terakhir dari 8 Solusi: Banyak siswa akan mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan

Lebih terperinci

MAKALAH BARISAN DAN DERET TAK HINGGA. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika SMA DOSEN PENGAMPU :

MAKALAH BARISAN DAN DERET TAK HINGGA. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika SMA DOSEN PENGAMPU : MAKALAH BARISAN DAN DERET TAK HINGGA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika SMA DOSEN PENGAMPU : AMALIA ITSNA YUNITA, S.Si, M.Pd. Disusun Oleh:. Siti Khumaidatuz Zahro (7046309).

Lebih terperinci

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN : MATEMATIKA : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan 4 BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA JUMLAH PERTEMUAN : 5 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan kekonvergenan

Lebih terperinci

B. POLA BILANGAN 1. Pengertian pola bilangan Pola bilangan adalah aturan terbentuknya sebuah kelompok bilangan.

B. POLA BILANGAN 1. Pengertian pola bilangan Pola bilangan adalah aturan terbentuknya sebuah kelompok bilangan. A. PENGERTIAN BARISAN DAN DERET 1. Pengertian barisan bilangan Barisan bilangan adalah urutan suatu bilangan yang diurutkan menurut aturan tertentu. Contoh barisan bilangan genap : 2, 4, 6, 8,... 2. Pengertian

Lebih terperinci

BILANGAN BERPANGKAT. Jika a bilangan real dan n bilangan bulat positif, maka a n adalah

BILANGAN BERPANGKAT. Jika a bilangan real dan n bilangan bulat positif, maka a n adalah BILANGAN BERPANGKAT Jika a bilangan real dan n bilangan bulat positif, maka a n adalah perkalian a sebanyak n faktor. Bilangan berpangkat, a disebut bilangan pokok dan n disebut pangkat atau eksponen.

Lebih terperinci

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 Barisan Bilangan

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 Barisan Bilangan EKSPLORASI BILANGAN Fokus eksplorasi bilangan ini adalah mencari pola dari masalah yang disajikan. Mencari pola merupakan bagian penting dari pemecahan masalah matematika. Eksplorasi pola-pola bilangan

Lebih terperinci

MODUL BARISAN DAN DERET

MODUL BARISAN DAN DERET SMK Negeri 5 Malang MGMPS Bidang Studi Matematika MODUL BARISAN DAN DERET Disusun Oleh Syaiful Hamzah Nasution, S.Si, M.Pd. Explore. Your Potency From Now. 2012 Pengertian Barisan dan Deret Barisan dan

Lebih terperinci

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah.

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Bab 1 Bilangan Bulat Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 1.1. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan. 1.2. Menggunakan

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS XII - IA SEMESTER 1 (SATU) Oleh TIM MATEMATIKA SMA NEGERI 3 MEDAN

SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS XII - IA SEMESTER 1 (SATU) Oleh TIM MATEMATIKA SMA NEGERI 3 MEDAN SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS XII - IA SEMESTER 1 (SATU) Oleh TIM MATEMATIKA SMA NEGERI 3 MEDAN DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 MEDAN 2010 SILABUS Nama Sekolah : SMA

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET ARITMETIKA

BARISAN DAN DERET ARITMETIKA BARISAN DAN DERET ARITMETIKA Barisan Aritmetika a. Pengertian Barisan Aritmetika Untuk memahami pengertian barisan aritmetika, perhatikan barisan bilangan pada penggaris yang dimiliki Amir berikut ini.

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2005 TINGKAT PROVINSI

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2005 TINGKAT PROVINSI SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2005 TINGKAT PROVINSI Bidang Matematika Bagian Pertama Waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT

Lebih terperinci

Barisan dan Deret Bilangan

Barisan dan Deret Bilangan Bab 6 Barisan dan Deret Bilangan Sumber: www.scatork.com Pada bab ini, kamu akan diajak untuk memahami barisan dan deret bilangan serta penggunaannya dalam pemecahan masalah dengan cara menentukan pola

Lebih terperinci

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN : MATEMATIKA : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

Bab II Pola, Barisan, dan Deret

Bab II Pola, Barisan, dan Deret Bab II Pola, Barisan, dan Deret K ata Kunci Pola Bilangan Genap Pola Bilangan Segitiga Pola Bilangan Persegi Pola Bilangan Persegi Panjang Pola Bilangan Segitiga Pascal K D ompetensi asar 1.1 Menghargai

Lebih terperinci

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR Caturiyati M.Si. Jurdik Matematika FMIPA NY wcaturiyati@yahoo.com Operasi Dasar (penjumlahan pengurangan perkalian pembagian) Hal-hal yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional Rekap Nilai Ujian Nasional tahun 2011 Pada tahun 2011 rata-rata nilai matematika 7.31, nilai terendah 0.25, nilai tertinggi 10, dengan standar deviasi sebesar 1.57. Secara rinci perolehan nilai Ujian Nasional

Lebih terperinci

4 + 3 = 13 + = 4. , maka nilai 2x + y. 3. Jika x dan y adalah penyelesaian dari sistem persamaan A. 1 B. 3 C. 4 D. 5 E. 7

4 + 3 = 13 + = 4. , maka nilai 2x + y. 3. Jika x dan y adalah penyelesaian dari sistem persamaan A. 1 B. 3 C. 4 D. 5 E. 7 1. Sebuah laptop dengan harga Rp10.000.000,00 setelah dipakai selama 1 tahun dijual dengan harga Rp7.500.000,00, maka presentase kerugian dari penjualan laptop adalah A. 5% B. 10% C. 25% D. 50% E. 75%

Lebih terperinci

CONTOH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

CONTOH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR CONTOH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 200 di PPPG Matematika Oleh: Dra. Sukayati, M.

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2014

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2014 SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2013 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2014 Waktu : 210 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT

Lebih terperinci

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004 DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT TUJUAN : MATEMATIKA : Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas kreatif dalam memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide/gagasan

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA Latihan 1 1. A. NOTASI SIGMA 1. Pengertian Notasi Sigma Misalkan jumlah n suku pertama deret aritmatika adalah S n = U 1 + U 2 + U 3 + + U

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI MATEMATIKA Program Keahlian Akuntansi dan Penjualan PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB Deret Tak Hingga Pada bagian ini akan dibicarakan penjumlahan berbentuk a +a 2 + +a n + dengan a n R Sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu pengertian barisan

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI UN SMA

RINGKASAN MATERI UN SMA RINGKASAN MATERI UN SMA - 2016 EKSPONEN DAN LOGARITMA (3 SOAL) PROGRAM LINEAR (1 SOAL) PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT (3 SOAL) A. PERSAMAAN KUADRAT (P.K) Bentuk Umum ax 2 + bx + c = 0 Penyelesaian

Lebih terperinci

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 02 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA)

UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 02 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 01 / 015 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) A Mata Pelajaran Kelompok : MATEMATIKA : Akuntansi dan Penjualan 1 MATA PELAJARAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Bab 1. Faktorisasi Suku Aljabar. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Bab 1. Faktorisasi Suku Aljabar. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Bab 1 Faktorisasi Suku Aljabar Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Kompetensi Dasar 1.1 Melakukan operasi aljabar. 1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam

Lebih terperinci