L A P O R A N K I N E R J A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "L A P O R A N K I N E R J A"

Transkripsi

1 L A P O R A N K I N E R J A Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014

2 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun 2014 telah selesai disusun. Penyusnan laporan Kinerja ini merupakan bentuk pelaksanaan amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sebagai media pertanggungjawaban secara periodik yang berisi informasi mengenai kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat dengan tujuan utamanya yaitu untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance). Laporan Kinerja ini melaporkan hal-hal yang direncanakan sesuai dokumen perencanaan tahun 2014 dan sejauh mana strategi yang dilaksanakan dapat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Dari laporan ini juga dapat diketahui informasi keberhasilan maupun target yang belum tercapai secara optimal serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi serta strategi yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Laporan ini diharapkan dapat memberikan umpan balik perbaikan yang berkesinambungan bagi kinerja organisasi Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan di masa yang akan datang dan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait. Jakarta, Maret 2015 Asisten Deputi Bidang Pendidikan Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Rahayu Kadarwati i

3 Pendahuluan Kata Pengantar Hal i Daftar Isi iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Asisten Deputi Bidang Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, 2 Kesehatan, dan Kependudukan 1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Asisten Deputi Asisten Deputi Bidang 2 Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan 2. Struktur Organisasi 3 C. Aspek Strategis (strategic issued) 8 1. Visi dan Misi 8 2. Tujuan Strategis Sasaran 11 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Gambaran Umum 13 B. Ringkasan/Ikhtisar Penetapan Kinerja (PK) Tahun C. Ringkasan/Ikhtisar Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun Indikator Kecepatan Indikator Tindak Lanjut 17 BAB III CAPAIAN KINERJA A. Capaian Kinerja Tahun Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun ii

4 2. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan 21 Tahun 2011, Tahun 2012, dan Tahun Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Rencana Strategis 22 Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat Tahun Analisis Peningkatan/Penurunan Kinerja dan Alternatif Solusi 24 B. Realisasi Anggaran dan Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Realisasi Anggaran Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 30 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 31 B. Langkah-langkah/Rekomendasi Perbaikan Kinerja 32 iii

5 Asi s t e n D e p u t i B i dang P e n d i d i k a n, A g a m a, K e s e h a t a n, d a n K e p e n d u d u k a n Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Kinerja instansi pemerintah merupakan gambaran atas pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran visi, misi, dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai program dan kebijakan yang ditetapkan. Di dalam pengertian ini, termasuk adanya kegiatan yang terkendali (controllable activities) dengan kegiatan yang tidak terkendali (uncontrollable activities). Kegiatan yang terkendali merupakan kegiatan yang secara nyata dapat dikendalikan oleh seseorang atau suatu pihak. Ini berarti, kegiatan tersebut benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan dinilai hasilnya oleh pihak yang berwenang. Berdasarkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, laporan kinerja merupakan media pertanggungjawaban dan menjadi bahan evaluasi untuk menilai capaian kinerja instansi pemerintah. Laporan kinerja dibuat secara tertulis dan disampaikan secara periodik dalam bentuk Laporan Kinerja (LKj) Tahunan yang harus disampaikan selambatlambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Sebagai unit kerja eselon II di bawah Sekretariat Kabinet, Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan merupakan instansi pemerintah yang mempunyai kewajiban menerapkan dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) berdasarkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, responsif, bertanggung jawab, dan dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel). Melalui sistem pelaporan tersebut dapat diketahui informasi tentang keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah diamanatkan kepada suatu instansi pemerintah. Selain itu juga dapat diperoleh gambaran tentang penerapan manajemen kinerja di instansi tersebut. Melalui Laporan Kinerja, dapat diketahui seberapa besar manfaat dan efisiensi penyelenggaraan setiap kegiatan pemerintahan dan sejauh mana kemajuan setiap program yang dijalankan mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan selama periode perencanaan. 1

6 Asi s t e n D e p u t i B i dang P e n d i d i k a n, A g a m a, K e s e h a t a n, d a n K e p e n d u d u k a n B. Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan 1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2012, disebutkan bahwa Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kependudukan adalah sebagai berikut: a) Kedudukan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat, Sekretariat Kabinet. b) Tugas Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana. c) Fungsi Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kependudukan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan progra`m pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana; b. Penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana; c. Pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya; d. Pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana; e. Pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang pendidikan, agama, 2

7 Asi s t e n D e p u t i B i dang P e n d i d i k a n, A g a m a, K e s e h a t a n, d a n K e p e n d u d u k a n kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan f. Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat. 2. Struktur Organisasi Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kependudukan terdiri dari: a) Bidang Pendidikan Bidang Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dan penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, penyiapan bahan evaluasi dan penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang peningkatan mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud, Bidang Pendidikan menyelenggarakan fungsi: 1) Penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang peningkatan mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya pendidikan; 2) Penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang peningkatan mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya pendidikan; 3) Pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang peningkatan mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya pendidikan, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya; 4) Pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang peningkatan mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya pendidikan; dan 5) Pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang peningkatan mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya pendidikan, baik di luar negeri 3

8 Asi s t e n D e p u t i B i dang P e n d i d i k a n, A g a m a, K e s e h a t a n, d a n K e p e n d u d u k a n maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu. Bidang Pendidikan membawahi: a. Subbidang Peningkatan Mutu Pendidikan; Subbidang Peningkatan Mutu Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang peningkatan mutu pendidikan, penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang peningkatan peningkatan mutu pendidikan, pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang peningkatan mutu pendidikan, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang peningkatan mutu pendidikan, pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang peningkatan mutu pendidikan, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu. b. Subbidang Pengembangan Sumber Daya Pendidikan. Subbidang Pengembangan Sumber Daya Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang pengembangan sumber daya pendidikan, penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang pengembangan sumber daya pendidikan, pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang pengembangan sumber daya pendidikan, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pengembangan sumber daya pendidikan, pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang pengembangan sumber daya pendidikan, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan 4

9 Asi s t e n D e p u t i B i dang P e n d i d i k a n, A g a m a, K e s e h a t a n, d a n K e p e n d u d u k a n pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu. b) Bidang Agama dan Kesehatan Bidang Agama dan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dan penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, penyiapan bahan evaluasi dan penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kerukunan umat beragama dan kesehatan. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud, Bidang Agama dan Kesehatan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kerukunan umat beragama dan kesehatan; b. Penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang kerukunan umat beragama dan kesehatan; c. Pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang kerukunan umat beragama dan kesehatan, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya; d. Pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kerukunan umat beragama dan kesehatan; dan e. Pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang kerukunan umat beragama dan kesehatan, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu. Bidang Agama dan Kesehatan membawahi: a. Subbidang Kerukunan Umat Beragama; Subbidang Kerukunan Umat Beragama mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana 5

10 Asi s t e n D e p u t i B i dang P e n d i d i k a n, A g a m a, K e s e h a t a n, d a n K e p e n d u d u k a n kebijakan dan program pemerintah di bidang kerukunan umat beragama, penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang kerukunan umat beragama, pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang kerukunan umat beragama, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kerukunan umat beragama, pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang kerukunan umat beragama, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu. b. Subbidang Kesehatan. Subbidang Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kesehatan, penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang kesehatan, pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang kesehatan, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kesehatan, pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang kesehatan, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu. c) Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dan penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, penyiapan bahan evaluasi 6

11 Asi s t e n D e p u t i B i dang P e n d i d i k a n, A g a m a, K e s e h a t a n, d a n K e p e n d u d u k a n dan penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kependudukan dan keluarga berencana. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud, Bidang Kependudukan dan keluarga Berencana menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kependudukan dan keluarga berencana; b. Penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang kependudukan dan keluarga berencana; c. Pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang kependudukan dan keluarga berencana, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya; d. Pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kependudukan dan keluarga berencana; dan e. Pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang kependudukan dan keluarga berencana, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu. Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana membawahi: a. Subbidang Kependudukan; Subbidang Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kependudukan, penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang kependudukan, pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang kependudukan, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kependudukan, pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang kependudukan, baik 7

12 Asi s t e n D e p u t i B i dang P e n d i d i k a n, A g a m a, K e s e h a t a n, d a n K e p e n d u d u k a n di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu. b. Subbidang Keluarga Berencana. Subbidang Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang keluarga berencana, penyiapan bahan penyusunan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang keluarga berencana, pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang keluarga berencana, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya, pemantauan dan penyiapan bahan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang keluarga berencana, pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang keluarga berencana, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu. C. Aspek Strategis (strategic issued) Aspek strategis merupakan hal-hal (issues) yang sifatnya strategis yang dapat memberikan dampak yang besar terhadap arah dan tujuan organisasi. Aspek strategis biasanya meliputi visi, misi, tujuan, sasaran serta arah kebijakan, program, dan kebijakan organisasi yang bersangkutan. 1. Visi dan Misi Pernyataan Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana instansi pemerintah akan dibawa agar konsisten, inovatif, serta produktif. Gambaran masa depan yang diinginkan tersebut ditetapkan dalam visi Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan adalah: 8

13 Asi s t e n D e p u t i B i dang P e n d i d i k a n, A g a m a, K e s e h a t a n, d a n K e p e n d u d u k a n VISI: MENJADI UNIT ORGANISASI YANG KOMPETEN DAN BERKOMITMEN DALAM MENDUKUNG DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET MENJALANKAN TUGAS DAN FUNGSINYA DI BIDANG PENDIDIKAN, AGAMA, KESEHATAN, DAN KEPENDUDUKAN Visi tersebut mengandung pengertian bahwa Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan merupakan unit kerja yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet yang kompeten dan berkomitmen penuh dalam memberikan dukungan kepada Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sehari-hari secara cepat, tepat, transparan, dan akuntabel. Dengan adanya visi ini diharapkan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan akan mampu mengantisipasi berbagai tantangan di masa depan sekaligus meningkatkan kualitas kinerja secara maksimal dalam rangka memberikan dukungan saran kebijakan kepada Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet. Pernyataan Misi Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah dan mengetahui peran dan programnya serta hasil yang akan diperoleh di masa mendatang. Pernyataan misi yang jelas akan memberikan arahan jangka panjang dan stabilitas dalam manajemen dan kepemimpinan organisasi pemerintah. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan, telah dirumuskan sesuai dengan tugas pokok (core business) dan fungsi organisasi sebagai berikut: MISI: MEMBERIKAN DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN DI BIDANG BIDANG PENDIDIKAN, AGAMA, KESEHATAN, DAN KEPENDUDUKAN SECARA CEPAT, TEPAT, AMAN, DAN AKURAT 9

14 Asi s t e n D e p u t i B i dang P e n d i d i k a n, A g a m a, K e s e h a t a n, d a n K e p e n d u d u k a n Misi tersebut mengandung pengertian bahwa dukungan saran kebijakan yang diberikan oleh Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan yang berupa dukungan teknis, analisis, maupun pemantauan, dan evaluasi terhadap penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah harus semakin berkualitas. Adanya pernyataan misi tersebut diharapkan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan akan lebih mampu menghasilkan kinerja yang optimal sehingga dapat memberikan kepuasan yang tinggi kepada pihak yang berkepentingan terutama kepada Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet dalam menjalankan tugas dan fungsinya. 2. Tujuan Strategis Tujuan adalah suatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu hingga lima tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategik. Keberhasilan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan dapat diukur dari keberhasilan dalam mewujudkan tujuan. Dalam Rencana Strategis Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun telah dirumuskan tigatujuan strategis, yaitu: a. Meningkatnya pemberian dukungan pemikiran dalam perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana; b. Meningkatnya hasil pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana; c. Meningkatnya hasil pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana. Tujuan strategis yang ada di Rencana Strategis Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukantersebut kemudian dijabarkan ke dalam Rencana Kinerja Tahunan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun 2014, yaitu: TUJUAN: MENINGKATNYA KUALITAS HASIL ANALISIS KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMERINTAH DI BIDANG PENDIDIKAN, AGAMA, KESEHATAN, DAN KEPENDUDUKAN 10

15 Asi s t e n D e p u t i B i dang P e n d i d i k a n, A g a m a, K e s e h a t a n, d a n K e p e n d u d u k a n 3. Sasaran Sasaran merupakan suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh instansi pemerintah dan unit-unit kerjanya dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan, baik yang mencakup tujuan jangka pendek maupun jangka panjang sebagai alat ukur efisiensi dan efektivitas organisasi. Fokus utama penentuan sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi. Setiap sasaran perlu dilengkapi dengan indikator sasaran agar sasaran tersebut dapat tercapai dengan efektif. Indikator pencapaian sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Rencana Kinerja Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukantahun 2014 meliputi satu sasaran strategis yang dicapai melalui pelaksanaan satu program kerja yang didalamnya memuat satu kegiatan, yaitu: SASARAN: TERWUJUDNYA PENINGKATAN KUALITAS HASIL ANALISIS KEBIJAKAN DI BIDANG PENDIDIKAN, AGAMA, KESEHATAN, DAN KEPENDUDUKAN Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya organisasi yang meliputi penetapan program operasional dan kegiatan atau aktivitas dengan memperhatikan sumber daya organisasi serta keadaan lingkungan yang dihadapi yang merupakan faktor terpenting dalam proses perencanaan strategik. Strategi membahas mengenai masalah yang diperkirakan akan timbul di waktu mendatang yang mungkin dapat berubah-ubah. Selain merupakan upaya untuk antisipasi keadaan yang akan datang, strategi akan memberikan arah dan dorongan kegiatan operasi pada para pelaksana kegiatan. Dengan demikian strategi dapat memberikan kesatuan pandang dalam melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dalam kaitan dengan SAKIP, untuk mencapai tujuan dan sasaran dilakukan melalui penetapan kebijakan dan program. Berikut ini adalah uraian mengenai arah kebijakan, program dan kegiatan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan. a. Kebijakan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan mempunyai arah kebijakan sebagai berikut: 11

16 Asi s t e n D e p u t i B i dang P e n d i d i k a n, A g a m a, K e s e h a t a n, d a n K e p e n d u d u k a n MENGOPTIMALKAN PENYELESAIAN ANALISIS DAN PENDAPAT ATAS KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMERINTAH DI BIDANG PENDIDIKAN, AGAMA, KESEHATAN, DAN KEPENDUDUKAN, SERTA KELUARGA BERENCANA. b. Program Program Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan yang strategis disesuaikan dengan Renstra Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan KependudukanTahun adalah: PROGRAM: PENYELENGGARAAN DUKUNGAN KEBIJAKAN KEPADA PRESIDEN SELAKU KEPALA PEMERINTAHAN DI BIDANG BIDANG PENDIDIKAN, AGAMA, KESEHATAN, DAN KEPENDUDUKAN, SERTA KELUARGA BERENCANA c. Kegiatan Program perlu dioperasionalisasikan dalam kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan kontribusi langsung terhadap pencapaian tujuan dan sasaran. Kegiatan yang dinilai dapat memberikan kontribusi langsung terhadap pencapaian sasaran program Sekretariat Kabinet tahun 2014 adalah: 1) Merumuskan dan menyampaikan analisis dan pendapat atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana. 2) Melakukan pengamatan atas penyelenggaraan kebijakan dan program pemerintah, dan perkembangan umum di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana. 3) Melakukan pemantauan dan evaluasi serta menyampaikan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana. 12

17 A. Gambaran Umum Bab 2 Perencanaan Kinerja Keberhasilan implementasi Rencana Kinerja Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan tahun 2014 dapat diukur dengan cara menetapkan indikator kinerja dan target yang hendak dicapai untuk masing-masing sasaran dari kegiatan. Target kinerja menunjukkan nilai kuantitatif yang harus dicapai selama tahun 2014 dari semua indikator pada tingkat sasaran strategik untuk mengukur keberhasilan organisasi dalam upaya pencapaian visi dan misi. Target kinerja tingkat kegiatan juga didefinisikan dalam Rencana Kinerja Tahun 2014 dengan tujuan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas kegiatan. Dalam Rencana Kinerja Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan tahun 2014 terdapat satu sasaran strategis yang ingin dicapai melalui pelaksanaan satu program kerja yang di dalamnya memuat satu kegiatan. Gambaran mengenai sasaran, program, dan kegiatan tersebut dapat di lihat dalam tabel berikut ini: Tabel 2.1. Sasaran, Program, dan Kegiatan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya Peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana PROGRAM Penyelenggaraan Dukungan Kebijakan Presiden di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan KEGIATAN Melaksanakan perumusan dan penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan Output Kegiatan: Tersedianya dokumen hasil analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan Outcome Kegiatan: Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan 13

18 dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan yang ditindaklanjuti oleh Pemerintah. Kegiatan perumusan dan penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan terdiri dari berbagai kegiatan. Rencana tingkat capaian kegiatan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan tersebut menggunakan dana sebesar Rp ,00 (Enam ratus enam puluh satu juta sembilan ratus lima belas rupiah) setelah direvisi dari anggaran semula sebesar Rp ,00 sebagai input dengan jumlah usulan target output sebanyak 100 dokumen. Rincian masing-masing kegiatan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan disertai input/dana masing-masing dalam terlihat dalam tabel berikut. Tabel 2.2. Rincian Rencana Kegiatan dan Anggaran Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun 2014 KO DE PROGRAM/KEGIATAN /SUB-KOMPONEN 306 Perumusan dan penyampaian analisis atas rencana dan implementasi kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan, dan keluarga berencana 307 Pengamatan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan, dan keluarga berencana 308 Pengamatan dan monitoring perkembangan umum/menghadiri undangan terkait kebijakan dan program pemerintah bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan, dan keluarga berencana di luar negeri PAGU (RP) SERAPAN (RP) % SISA (RP) , , ,

19 309 Pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diperintahkan oleh pimpinan , Dokumen hasil analisis kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan, kependudukan , B. Ringkasan/Ikhtisar Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014 Ikhtisar Penetapan Kinerja Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan merupakan ikhtisar/ringkasan kesepakatan rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun 2014 oleh seluruh unit kerja di lingkungan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan. Uraian Penetapan Kinerja Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 2.3. Penetapan Kinerja Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) 97% Terwujudnya Peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana. 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana secara tepat waktu; 2. Persentase saran kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana yang ditindaklanjuti. 97% Sebagaimana terlihat dalam tabel, bahwa untuk mencapai tujuan strategis Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan telah ditetapkan satu sasaran strategis. Sasaran yang harus dicapai pada tahun 2014 adalah: 15

20 Terwujudnya Peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana. Keberhasilan dalam mencapai sasaran strategis sebagaimana tercantum dalam tabel di atas dapat dilihat dari indikator sasarannya yaitu: 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana secara tepat waktu; 2. Persentase saran kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana yang ditindaklanjuti. Berdasarkan indikator pertama, Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan menetapkan bahwa dalam rangka mencapai sasaran terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana, harus menyelesaikan hasil analisis kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana secara tepat waktu dengan jumlah persentase sebanyak 97% dari keseluruhan analisis yang dihasilkan sepanjang tahun Sementara itu, menurut indikator kedua, Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan telah menetapkan bahwa untuk mencapai sasaran yang sama, maka saran kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana yang disampaikan sepanjang tahun 2014 kepada pimpinan ditargetkan ditindaklanjuti oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet dan/atau Sekretaris Kabinet sebanyak 97% dari total keseluruhan saran kebijakan yang disampaikan. 16

21 C. Ringkasan/Ikhtisar Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2014 Untuk mengukur capaian sebagaimana telah ditetapkan dalam penetapan kinerja, maka ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana di bawah ini. Tabel 2.4. Indikator Kinerja Utama (IKU) Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun 2014 NO. INDIKATOR KINERJA 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana secara tepat waktu. RENCANA TINGKAT CAPAIAN ALASAN 97% Persentase penyelesaian hasil analisis secara tepat waktu dijadikan indikator kinerja utama karena terukur, spesifik, relevan, dapat dicapai dan menggambarkan keberhasilan serta efisiensi kerja (kecepatan) 2. Persentase saran kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana yang ditindaklanjuti. 97% Persentase saran kebijakan yang ditindaklanjuti ditetapkan sebagai indikator kinerja utama karena terukur, spesifik, relevan, dapat dicapai dan menggambarkan keberhasilan serta efektifitas kerja Indikator yang digunakan dalam pengukuran kinerja output adalah kecepatan dan tindak lanjut, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Indikator Kecepatan Penetapan target output kecepatan penyelesaian pada indikator kinerja output dilakukan dengan mempertimbangkan pencapaian pada tahun-tahun sebelumnya, kapasitas sumber daya manusia, ketersediaan dana, fasilitas pendukung kerja, dan perkiraan kondisi negara terkait bidang pemberdayaan masyarakat. Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan telah menetapkan target persentase penyelesaian hasil analisis yang tepat waktu pada tahun 2014 sebesar 97%. 2. Indikator Tindak Lanjut Pencapaian tindak lanjut diukur dari persentase hasil perumusan dan analisis yang ditindaklanjuti oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet berupa bahan pengambilan keputusan Deputi atau diteruskan sebagai bahan pengambilan keputusan Sekretaris Kabinet. Semakin besar persentasi pekerjaan ditindaklanjuti, 17

22 semakin besar nilai pencapaian sasaran. Penetapan target output tindak lanjut saran kebijakan pada indikator kinerja output persentase saran kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan yang ditindaklanjuti oleh Pemerintah ditetapkan sebesar 97%. Sebagaimana penetapan target pada indikator kecepatan, target ini juga mempertimbangkan pencapaian pada tahun-tahun sebelumnya, kapasitas sumber daya manusia, ketersediaan dana, fasilitas pendukung kerja, dan perkiraan kondisi negara terkait bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan. Kinerja yang diharapkan dari kedua indikator di atas adalah agar penyiapan hasil analisis dan saran kebijakan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan dapat terlaksana dengan tepat. Kata tepat berarti hasil analisis dan saran kebijakan tersebut disetujui atau ditindaklanjuti baik oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat ataupun diteruskan sebagai bahan pengambilan keputusan Sekretaris Kabinet. Dengan tingkat kecepatan dan tindak lanjut yang tinggi, maka output dari pelaksanaan kegiatan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan dapat bermanfaat bagi peningkatan dukungan Kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan melalui Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet dan Sekretaris Kabinet. Penyampaian hasil analisis harus dilakukan dengan cepat dan tepat, mengingat adanya tuntutan bahwa pemerintah harus bersifat responsif atau peka terhadap permasalahan yang muncul di masyarakat dan memberikan solusi dari permasalahan tersebut. 18

23 Bab 3 Capaian Kinerja A. Capaian Kinerja Tahun 2014 Capaian sasaran strategis Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan tahun 2014 berdasarkan indikator kecepatan penyampaian hasil analisis bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan mencapai 101,09% sehingga masuk kategori Sangat Baik. Sedangkan untuk capaian sasaran dengan indikator tindak lanjut saran kebijakan, untuk tahun 2014 mencapai 95,09%, termasuk kategori Sangat Baik. Jika di rata-rata, capaian sasaran Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan tahun 2014 bernilai 98,09% sehingga capaian kinerja Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan tahun 2014 termasuk dalam kategori Sangat Baik berdasarkan skala ordinal berikut ini: NO RENTANG CAPAIAN KINERJA 85 % % 70 % - < 85 % 55 % - < 70 % < 55 % KATEGORI CAPAIAN KINERJA Sangat Baik Baik Sedang Kurang Baik Pencapaian Sasaran Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, Rencana Kinerja Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan tahun 2014 mencakup satu sasaran strategis melalui pelaksanaan satu program kerja yang di dalamnya memuat satu kegiatan. Dalam rangka mencapai sasaran sebagaimana tercantum dalam rencana kinerja tersebut, kegiatan melaksanakan perumusan dan penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, 19

24 kesehatan, dan kependudukan dilakukan melalui dua cara, yaitu top down dan bottom up. Perumusan dan penyampaian analisis secara top down ditentukan oleh arahan Sekretaris Kabinet, sedangkan perumusan dan penyampaian analisis secara bottom up pelaksanaannya berdasarkan nnya pakarsai/inisiatif unit-unit kerja dengan tetap mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Perumusan dan penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pemberdayaan masyarakat dapat pula dilakukan berdasarkan inisiatif/undangan dari instansi dan/atau pemerintah daerah yang terkait erat dengan substansi kebijakan dan program pemerintah yang akan dianalisis. 1. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 Uraian mengenai capaian sasaran kinerja (realisasi) Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan tahun 2014 dibandingkan dengan target kinerjanya pada tahun 2014 ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Capaian Sasaran Strategis Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana secara tepat waktu; 97% 98,06% 101,09% 2. Persentase saran kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana yang ditindaklanjuti. 97% 92,23% 95,09% Capaian indikator penyelesaian hasil analisis kebijakan secara tepat waktu dihitung berdasarkan berapa banyak dokumen hasil analisis kebijakan bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan yang diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari atau sama dengan 10 (sepuluh) hari. Dari total 103 dokumen pekerjaan, sebanyak 101 berkas atau 98,06% telah diselesaikan secara tepat waktu atau hanya 2 berkas yang diselesaikan lebih dari 10 hari. Dengan demikian, capaian outcome untuk indikator ini mencapai 101,09% dari target kinerja sebesar 97%. 20

25 Sementara itu, capaian sasaran kedua yaitu saran kebijakan yang ditindaklanjuti juga mengacu pada berapa banyak berkas saran kebijakan yang disampaikan oleh Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan yang ditindaklanjuti oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat atau Sekretaris Kabinet. Dari total 103 dokumen pekerjaan yang dianalisis, sebanyak 95 berkas atau 92,23% telah ditindaklanjuti, atau dengan kata lain, sebanyak 8 dokumen tidak ditindaklanjuti baik oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet maupun oleh Sekretaris Kabinet. Dengan demikian, maka capaian outcome untuk indikator ini adalah 95,09% dari target kinerja sebesar 97%. 2. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun 2011, Tahun 2012, dan Tahun 2013 Dibandingkan dengan kinerja Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan tahun 2012 berdasarkan indikator penyelesaian hasil analisis kebijakan secara tepat waktu, maka kinerja tahun 2014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan mengalami kenaikan dalam hal outcome berbanding output dari 95,51% pada tahun Sementara dibandingkan dengan kinerja Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan tahun 2013, kinerja tahun 2014 mengalami sedikit penurunan dari 98,87% pada tahun 2013 menjadi 98,06% pada tahun Dalam hal capaian outcome, capaian outcome tahun 2014 sulit dibandingkan mengingat perbedaan target yang ditentukan tiap tahunnya. Sebagai gambaran berikut perbandingan dengan tahun 2012 dan tahun 2013, yakni capaian outcome tahun 2014 adalah 101,09% dari target 97%, di tahun 2012 sebesar 101,61% dari target 94%, dan di tahun 2013 sebesar 102,99% dari target 96%. Berbeda dengan indikator pertama, capaian indikator saran kebijakan yang ditindaklanjuti mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 tetapi mengalami penurunan dibandingkan tahun Jika pada tahun 2012, capaian outcome dibanding outputnya sebesar 88,46%, tahun 2013 sebesar 94,35%. Untuk tahun 2014, capaian outcome dibanding outputnya adalah sebesar 92,23% atau menurun sebesar 2,12%. Perlu diketahui, target kinerja untuk indikator sasaran kedua pada tahun 2013 dan 2014 ini berbeda dari target tahun Jika pada tahun 2012, Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan menargetkan sebesar 94%, maka pada tahun 2013 target nya menjadi sebesar 96% pada tahun menjadi 97%. 21

26 Indikator sasaran penyelesaian hasil analisis kebijakan secara tepat waktu yang ditetapkan tahun 2014, 2013, dan 2012 tidak bisa dibandingkan dengan indikator kecepatan yang ditetapkan pada tahun Walaupun sama-sama menghitung kecepatan penyelesaian pekerjaan, namun yang dihitung pada tahun 2014, 2013 dan 2012 menggunakan indikator prosentase sementara pada tahun 2011 menghitung ratarata kecepatan hari penyelesaian pekerjaan. Demikian halnya pada sasaran indikator pertama, indikator kedua untuk tahun 2014, 2013, dan 2012 pun tidak bisa dibandingkan dengan indikator tahun 2011 karena berbeda cara pengukurannya. Oleh karena perbedaan indikator sasaran ini, maka capaian output maupun outcome untuk sasaran tahun 2011 tidak bisa diperbandingkan dengan capaian tahun 2014, 2013 dan Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Rencana Strategis Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun Rencana Strategis (Renstra) Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun merupakan suatu dokumen yang disusun oleh Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan dan merupakan bagian yang sinergis dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun Perlu diketahui, Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan merupakan unit kerja baru hasil perombakan struktur organisasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011, sehingga dokumen Renstra Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan hanya mencakup dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, tanpa menyertakan tahun Dengan alasan yang sama, capaian-capaian kinerja Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan sebelum tahun 2011 tidak bisa ditampilkan atau diperbandingkan dalam Renstra tersebut, karena memang capaian-capaian dimaksud belum ada. Dalam sasaran Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun digambarkan beberapa hal yang ingin dicapai pada setiap tahun selama empat tahun dengan rumusan yang terukur dan spesifik, yang pencapaiannya dilakukan secara gradual dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Namun sebagaimana telah dijelaskan diatas, dalam dokumen Renstra Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun hanya menyebutkan target yang ingin dicapai oleh Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan sejak tahun dokumen Renstra tersebut dibuat yaitu tahun 2011, sehingga target pembangunan yang terdapat dalam dokumen Renstra 22

27 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Tahun hanya mencakup target pembangunan untuk tahun 2012 sampai dengan tahun Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.2. Target Pembangunan untuk Tahun Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan PROGRAM/ KEGIATAN Kegiatan 1 OUTCOME/ OUTPUT INDIKATOR TARGET (TAHUN) (1) (2) (3) (6) (7) (8) Penyelenggar aan Dukungan Kebijakan Presiden di Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependuduka n Output: Tersedianya hasil analisis kebijakan di bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependuduk an Indikator: 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan secara tepat waktu. 2. Persentase saran kebijakan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan yang ditindaklanjuti 94% 94% 96% 96% 97% 97% Berdasarkan tabel diatas, dapat disampaikan bahwa target yang digunakan oleh Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan dalam Rencana Kinerja Tahunannya mengacu dan sejalan dengan target dalam dokumen Renstra. Satu hal yang membedakan dalam realisasi kinerja sampai dengan tahun 2014 ini hanya di nomenklatur masing-masing indikator sasaran, yaitu dalam dokumen Renstra yang dipakai adalah nomenklatur Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan sementara dalam RKT tahunan, nomenklatur tersebut dijabarkan menjadi bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan, serta keluarga berencana yang merupakan nomenklatur unit kerja bidang-bidang yang ada di Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan. Dari segi angka target yang ingin dicapai, sama sekali tidak ada perubahan di dokumen RKT tahunan. Untuk lebih jelasnya berikut perbandingan antara target dan realisasi yang terdapat dalam dokumen RKT tahunan, dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2012 dan 2013 dan capaian kinerja tahun 2014 dengan target yang terdapat dalam dokumen Renstra Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan tahun

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014 Laporan Kinerja Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014 Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, 2015 K a t a P e n g a n t a r Daftar Pustaka ---------------,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang LKj Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban bagi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Wasit Saronto

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Wasit Saronto 1 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Kelembagaan Tahun 2014 disusun sebagai bentuk komitmen untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tujuan dan sasaran strategis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. C:/LKj-2014-Asdep-3-doc

PENDAHULUAN BAB I. C:/LKj-2014-Asdep-3-doc BAB I PENDAHULUAN Pada setiap akhir tahun anggaran, setiap instansi pemerintah (termasuk satuan/unit kerja di dalamnya), diharuskan menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP). Sejalan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN... 7 A. Latar belakang... 7 B. Gambaran Organisasi... 8 C. Gambaran aspek

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET

LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET SEKRETARIAT KABINET 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) Deputi Bidang Persidangan Kabinet Tahun 2014 disusun sebagai bentuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2014 merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Deputi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.51, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 68 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.317, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja. Pengukuran. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.116, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan.

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1084, 2012 KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.116, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi NTT (Biro Kesra) Tahun 2015 merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan Rencana Strategis Biro Kesra Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 1-1? 134Hoci 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 8, 2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa pedoman

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis BAB II Renstra Tahun 2015 2019 merupakan panduan pelaksanaan tugas dan fungsi pada periode 2015 2019 yang disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Tahun 2010

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Tangerang

Pemerintah Kota Tangerang RENCANA KERJA INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2018 Penyusunan Rancangan Akhir Rencana Kerja Inspektorat Kota Tangerang Tahun 2018 merupakan pelaksanaan kegiatan mengacu pada Rancangan Akhir Rencana Kerja

Lebih terperinci

MATRIK RENSTRA

MATRIK RENSTRA ALUR PIKIR PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) Dasar Hukum: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 2. Peraturan

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN Pusat Data dan Informasi. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

LAKIP TAHUN Pusat Data dan Informasi. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia LAKIP TAHUN 2014 Pusat Data dan Informasi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 Pusat Data dan Informasi Sekretariat Kabinet

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.904, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. SAKIP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 567 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA DAN PELAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BERLIN TAHUN 2016 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BERLIN FEBRUARI 2017 KBRI Berlin 2/81 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii KATA PENGANTAR iii

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM

LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAGIAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN INFORMATIKA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

2015, No Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kepolisian Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

2015, No Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kepolisian Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.968, 2015 POLRI. Akuntabilitas Kinerja. Instansi Pemerintah. Laporan. Penyusunan. Perubahan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj)

LAPORAN KINERJA (LKj) LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PARIWISATA, RISET DAN TEKNOLOGI, DAN LINGKUNGAN MARITIM TAHUN 2016 DAFTAR ISI Sampul Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi i ii iii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERJANJIAN KINERJA DAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN 2010 2014 DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI Kata Pengantar Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Deputi bidang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 88 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 88 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN NOMOR 88 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA DAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA JAKARTA, MARET 2011 DAFTAR ISI Hal BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TAHUN 2015

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TAHUN 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN TAHUN 2015 BIRO PERENCANAAN DAN KEUANGAN 2016 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA BIRO PERENCANAAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan penganggaran pemerintah, sehingga

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1213, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Kinerja. Rencana Tahunan. Rencana Aksi. LAKIP. Penyusunan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.316, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Data Kinerja. Pengumpulan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUMPULAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN SEKRETARIAT KABINET RI FEBRUARI 2015 K A T A P E N G A N T A R Laporan Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

L A K I P. Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN. PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

L A K I P. Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN. PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L A K I P LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN BADAN PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) (tahun terbit) Satuan Kerja (Sebutkan) Kata Pengantar Bagian

Lebih terperinci

PEDOMAN. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

PEDOMAN. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BIRO PERENCANAAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA 2017 KATA PENGANTAR Penyusunan

Lebih terperinci

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA Kantor Kecamatan Belantikan Raya menyusun visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang realistis dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PENETAPAN KINERJA, RENCANA AKSI, DAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA, DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA

Lebih terperinci

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.805, 2012 KEPOLISIAN. Indikator Kinerja Utama. Penyusunan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016

LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016 LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2017 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) INSPEKTORAT TAHUN 2016 NOMOR : LAP- 1/INSP/1/2017 TANGGAL : 13 Januari 2017

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

MENTERIPERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN a. bahwa dalam rangka pelaksanaan penyusunan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

SASARAN REFORMASI BIROKRASI SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi pemerintahan

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci