atau y= f(x) = ax 2 + bx + c (3.17) y= f(x) = a 2 x + a 0 x 2 + a 1

dokumen-dokumen yang mirip
PENGERTIAN FUNGSI JENIS-JENIS FUNGSI PENGGAMBARAN GRAFIK FUNGSI

Matematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5

MATERI PRASYARAT. ke y= f(x) =ax2 + bx +c

y

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

Menurut jenisnya, fungsi dapat dibedakan menjadi (1) Fungsi aljabar (2) Fungsi transenden

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

fungsi Dan Grafik fungsi

PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

FUNGSI EKSPONENSIAL & FUNGSI LOGARITMA

a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1

BEBERAPA FUNGSI KHUSUS

*Tambahan Grafik Fungsi Kuadrat

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih

Pertemuan ke 8. GRAFIK FUNGSI Diketahui fungsi f. Himpunan {(x,y): y = f(x), x D f } disebut grafik fungsi f.

5 F U N G S I. 1 Matematika Ekonomi

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

1. Akar-akar persamaan kuadrat 5x 2 3x + 1 = 0 adalah

Logaritma adalah operasi matematika yang merupakan kebalikan dari eksponen atau pemangkatan.

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

Modul Matematika 2012

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

A B A B. ( a ) ( b )

β α α β SOAL MATEMATIKA UNTUK SMA istiyanto.com Mari Berbagi Ilmu Dengan Yang Lain A. Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012

2. FUNGSI KUADRAT. , D = b 2 4ac

FUNGSI KUADRAT. SOAL DAN PEMBAHASAN 3.1 Soal dan pembahasan titik potong Soal titik potong dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep 3.

MODUL 11 FUNGSI EKSPONENSIAL & LOGARITMA

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi

I. PETUNJUK: Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor, pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

III. FUNGSI POLINOMIAL

fungsi rasional adalah rasio dari dua polinomial. Secara umum,

MATEMATIKA DASAR PENDIDIKAN BIOLOGI UPI 0LEH: UPI 0716

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag

KURVA DAN PENCOCOKAN KURVA. Matematika Industri 1 TIP FTP UB

PEMBAHASAN UN SMA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MATEMATIKA PROGRAM STUDI IPS

Matematik Ekonom Fungsi nonlinear

3. FUNGSI DAN GRAFIKNYA

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

D. (1 + 2 ) 27 E. (1 + 2 ) 27

FUNGSI. Sesi XI 12/4/2015

2. PERSAMAAN, PERTIDAKSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Matematika Wajib

SISTEM PERTIDAKSAMAAN KUADRAT DUA VARIABEL SPtKDV

Zulfaneti Yulia Haryono Rina F ebriana. Berbasis Penemuan Terbimbing = = D(sec x)= sec x tan x, ( + ) ( ) ( )=

KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS

MAT 602 DASAR MATEMATIKA II

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

TEOREMA SISA 1. Nilai Sukubanyak Tugas 1

BEBERAPA MACAM FUNGSI DALAM ALJABAR

NAMA : KELAS : SMA TARAKANITA 1 JAKARTA theresiaveni.wordpress.com

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

FUNGSI Matematika Industri I

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN & PARIWISATA SMK NEGERI 1 SURABAYA. BY : Drs. Abd. Salam, MM

Menyelesaikan Persamaan Kuadrat. 3. Rumus ABC ax² + bx + c = 0 X1,2 = ( [-b ± (b²-4ac)]/2a. Kemungkinan Jenis Akar Ditinjau Dari Nilai Diskriminan

Soal-Soal dan Pembahasan SBMPTN - SNMPTN Matematika Dasar Tahun Pelajaran 2010/2011

Pengertian Fungsi. MA 1114 Kalkulus I 2

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

Functions and Graphs Zhafir Aglna Tijani Jadug Norach Agna Parusa. Copyright 2014 Bimbingan Belajar Merlion BBMerlion.com

MA5032 ANALISIS REAL

Antiremed Kelas 10 Matematika

Fungsi Grafik Fungsi. Kalkulus 1. Fungsi dan Grafik Fungsi. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia

SUKU BANYAK. A. Teorema Sisa 1) F(x) = (x b) H(x) + S, maka S = F(b) 2) F(x) = (ax b) H(x) + S, maka S = F( a

Aljabar 1. Modul 1 PENDAHULUAN

MAKALAH FUNGSI KUADRAT GRAFIK FUNGSI,&SISTEM PERSAMAAN KUADRAT

BANK SOAL MATEMATIKA IPS

FUNGSI. A. Relasi dan Fungsi Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii)

Hendra Gunawan. 9 Oktober 2013

SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2008 MATEMATIKA SMA BAGIAN PERTAMA

Hendra Gunawan. 4 September 2013

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2008 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2009

Analisis Riil II: Diferensiasi

Matematika

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGGUNAAN TURUNAN. Maksimum dan Minimum. Definisi. Andaikan S, daerah asal f, memuat titik c. Kita katakan bahwa:

BAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar

Modul Matematika SMA i

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika Dasar

Matematika EBTANAS Tahun 1986

1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p adalah... A. p > l B. 2 < p < 3 C.

Silabus. Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : X / UMUM Semester : GANJIL

PR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA IPA (KODE: A05) Petunjuk A digunakan untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan nomor 40.

MODUL MATEMATIKA SEKOLAH

Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan

King s Learning Be Smart Without Limits. (4) Grafik Fungsi kuadrat: (3) Titik lain (jika diperlukan) X Y. (4) Grafik Fungsi kuadrat:

Ringkasan Materi Kuliah Bab II FUNGSI

BAB 2. FUNGSI & GRAFIKNYA

Soal dan Pembahasan UN Matematika SMA IPA Tahun 2013

PERSAMAAN & FUNGSI EKSPONEN

Transkripsi:

i. Fungsi kuadrat - Penyelesaian fungsi kuadrat dengan pemfaktoran Fungsi kuadrat adalah fungsi polinomial yang mempunyai derajad dua dan mempunyai bentuk umum : y= f(x) = a 2 x 2 + a 1 x + a 0 atau y= f(x) = ax 2 + bx + c (3.17) dengan a, b dan c adalah bilangan-bilangan ril. Sedangkan x adalah peubah bebas dan y peubah tak bebas. Grafik persamaan kuadrat pada persamaan 3.17 memotong sumbu x jika y =0. Sehingga persamaan 3.17 menjadi, ax 2 + bx + c = 0. Untuk menentukan titik potong persamaan kuadrat terhadap sumbu x pertama-tama kita harus menentukan akar-akarnya.

Pemfaktoran adalah salah satu cara untuk menentukan akar-akar tersebut. x+ Untuk memfaktorkan sebuah persamaan kuadrat pertama-tama kita tulis dalam bentuk, ( x 2 + b a x + c ) a Memperfaktorkan = a (x 2 + Bx + C) B = b/a dan C = c/a x 2 + b a x + berarti menuliskannya dalam bentuk, (x + m)(x+n), dimana mn = C dan m + n = B ( 3.18 ) Akar-akar dari persamaan 3.18 adalah : x 1 = -m dan x 2 = -n c a

Contoh 3.18 Faktorkan persamaan kuadrat : x 2 + x 6 = 0 Penyelesaian B = 1 dan C = 6 ; mn = -6 dan m + n = 1. Didapat m = -2 dan n = 3 Jadi x 2 + x 6 = (x 2)(x + 3). Sehingga akar-akarmya adalah : x 1 = 2 dan x 2 = -3 Contoh 3.19 Faktorkan persamaan kuadrat : x 2 4x 12 = 0 Penyelesaian B = 4 dan C = 12 ; mn = 12 dan m + n = 4. Didapat m = 6 dan n = 2 Jadi : x 2 + x 6 = (x 6)(x + 2). Sehingga akar-akarmya adalah : x 1 = 6 dan x 2 = 2

- Penyelesaian fungsi kuadrat dengan menggunakan rumus kuadrat. Dari penjelasan sebelumnya telah diketahui bahwa pers. kuadrat yang memotong sumbu x mempunyai bentuk umum ax 2 +bx+c = 0 dengan x bilangan ril, atau dapat ditulis dalam bentuk, a(x 2 b + x ) + c = a (x 2 + b x + ) + c = 0 a a 4a 2 4a b 2 a a(x + x ) 2 a = c (x + ) 2 = 2b 4a 2 2b 4a 2 b b 2 c 4ac 1 x + = = = b 2a 4a 2 a 2 4ac 4a 2 4a 2 2a b 2 b 2 b 2 b 2 c a

x = b 1 b 2 4ac = 2a 2a b b 2 4ac 2a x 1 = b + b 2 2a 4ac b b 2 4ac atau x 2 = (3.19) 2a Persamaan 3.19 adalah persamaan kuadrat. Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan akar-akar dari persamaan kuadrat. Besaran b 2 4ac disebut diskriminan atau disingkat D. Contoh 3.20 Tentukan akar-akar dari persamaan x 2 + 4x - 21 = 0 dengan meng gunakan persamaan kuadrat! Penyelesaian Dari persamaan diketahui bahwa : a = 1 ; b = 4 ; c = -21

4 + 4 2 4(1)( 21) 4 + 16 + 84 x 1 = = = 3 2a 2 4 4 2 4(1)( 21) 4 16 + 84 x 2 = = = 7 2a 2

- Grafik fungsi kuadrat Fungsi kuadrat adalah fungsi polinomial yang mempunyai derajad dua dan bentuknya adalah : y = ax 2 + bx + c, dimana a, b dan c adalah bilangan-bilangan ril, a 0, x adalah peubah bebas dan y peubah tak bebas. Grafik persamaan kuadrat dapat membuka keatas atau kebawah tergantung dari nilai a. Jika nilai a > 0 maka grafik akan membuka keatas. Jika a<0 maka grafik akan membuka kebawah. Pada grafik persamaan kuadrat kita mengenal beberapa istilah penting yaitu :

i) Verteks Verteks adalah titik ekstrim ( maksimum ataupun minimum ) dari suatu parabola. Jika nilai a para persamaan kuadrat lebih kecil dari nol (negatif) maka verteks merupakan titik maksimum. Jika a lebih besar dari nol (positif) maka verteks merupakan titik minimum. Titik koordinat verteks adalah V(h,k), dimana : h = b/2a dan k = c b 2 /4a (3.20 ) ii) Sumbu simetri Sumbu simetri adalah garis yang membagi parabola menjadi dua bagian yang sama. Sumbu simetri adalah, x = h = b/2a 3.21

iii) Titik potong dengan sumbu x Jika diskriminan (D) = 0 maka parabola tidak memotong sumbu x tetapi verteksnya hanya menyinggung sumbu x. Jika D < 0 parabola tidak memotong dan tidak menyinggung sumbu x. Jika D > 0 maka parabola memotong sumbu x pada x 1 dan x 2 iv) Titik potong dengan sumbu y Titik potong dengan sumbu y pada y = c Contoh 3.21 Diketahui fungsi kuadrat f(x) = x 2 + 5x -6 Tentukan verteks, sumbu simetri, ttk potong thd sumbu x dan y Penyelesaian Dari soal siketahui : a = 1, b = 5 dan c = 6

h = b/2a = (5/ 2) = 5/2 k = c b 2 /4a = 6 5 2 /4 ( 1) = 6 +25/4 = 1/4 Verteks = V (h,k) = V (5/2, 1/4) Sumbu simetri x = h = 5/2 Titik potong terhadap sumbu x y = 0 x 2 + 5x 6 = ( x 3)(x 2) = 0 x 1 = 3 ; x 2 = 2 Jadi parabola memotong sum,bu x pada x = 2 dan x = 3 Titik potong terhadap sumbu y x = 0. Didapat y = 6 Jadi parabola memotong sumbu y pada y = 6 Parabola membuka ke bawah karena a < 0

y x = 5/2 1/4 O 2 3 x 6 Sumbu simetri Gambar 3.12

j. Fungsi pangkat tinggi Fungsi pangkat tinggi yang dimaksud pada pasal ini adalah polinomial derajad tiga atau lebih. Untuk menentukan akarakar dan menggambarkan grafik dari fungsi pangkat tinggi biasanya kita perlu untuk memaktorkan fungsi pangkat tinggi tersebut. - Pemfaktoran fungsi pangkat tinggi Misal f(x) sembarang polinomial. Selanjutnya x c dikatakan salah satu faktor dari f(x) f(c) = 0. Berarti c merupakan salah satu akar dari polinomial. Berikut adalah contoh pemfaktoran fungsi pangkat tinggi. Contoh 3.22 Tentukan faktor-faktor dan akar-akar dari fungsi pangkat tinggi y = f(x) = x 3-3x 2-10x + 24

Penyelesaian Pertama-tama tentukan salah satu akarnya secara trial & error Jika kita ambil x = 1, maka f(1) = 1 3-3 2-10 + 24 =12. Karena f(1) 0, maka x = 1 bukan akar dari f(x). Jika kita ambil x = 2, maka f(2) = 2 3 3(2) 2 10(2) + 24 =0. Karena f(2) = 0, maka x = 2 adalah salah satu akar dari f(x). Sehingga (x 2) adalah salah satu faktor dari f(x). Untuk mencari faktor lainnya kita bagi f(x) dengan faktor yang sudah didapat, yaitu (x 3 3x 2 10x + 24) dibagi dengan (x 2).

x 2 x 3 3x 2 10x + 24

x 2 x 2 x 3 3x 2 10x + 24

x 2 x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3

x 2 x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2

x 2 x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2

x 2 x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2 x 2 10x + 24

x 2 x x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2 x 2 10x + 24

x 2 x x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2 x 2 10x + 24 x 2

x 2 x x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2 x 2 10x + 24 x 2 + 2x

x 2 x x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2 x 2 10x + 24 x 2 + 2x

x 2 x x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2 x 2 10x + 24 x 2 + 2x 12x + 24

x 2 x 12 x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2 x 2 10x + 24 x 2 + 2x 12x + 24

x 2 x 12 x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2 x 2 10x + 24 x 2 + 2x 12x + 24 12x

x 2 x 12 x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2 x 2 10x + 24 x 2 + 2x 12x + 24 12x + 24

x 2 x 12 x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2 x 2 10x + 24 x 2 + 2x 12x + 24 12x + 24

x 2 x 12 x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2 x 2 10x + 24 x 2 + 2x 12x + 24 12x + 24 0

x 2 x 12 x 2 x 3 3x 2 10x + 24 x 3 2x 2 x 2 10x + 24 x 2 + 2x 12x + 24 12x + 24 0 Hasil bagi x 3 3x 2 10x+24 dengan x 2 adalah x 2 x 12. Berarti, x 2 x 12 adalah faktor lain dari x 3 3x 2 10x+24. Selanjutnya x 3 3x 2 10x+24 dapat ditulis dalam bentuk (x 2)(x 2 x 12). Akan tetapi faktor x 2 x 12 masih mungkin untuk diuraikan lagi karena mempunyai derajad dua.

Persamaan dari x 2 x 12 dapat ditulis dalam bentuk faktor, yaitu (x 4)(x+3). Sehingga secara keseluruhan persaman x 3 3x 2 10x+24 dapat ditulis dalam bentuk (x 2)(x 4)(x+3). Jadi faktor-faktor dari x 3 3x 2 10x+24 adalah (x 2), (x 4) dan (x+3). Sedangkan akar-akarnya adalah x=4, 2 dan 3. - Grafik fungsi pangkat tinggi Menggambar grafik fungsi pangkat tinggi dapat dibantu dengan bantuan tanda dari faktor-faktornya (positif atau negatif) seperti yang ditunjukkan pada contoh berikut. Contoh 3.23 Gambarkan grafik fungsi f(x) = x 3 x

Penyelesaian Faktorkan f(x) x 3 x = x(x 1)(x + 1). x : - - - - - - - - - - - - - - 0 + + + + + + + + + + + x 1 : - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0 + + + + + + x + 1 : - - - - 0+ + + + + + + + + + + + + + + + + x 3 x : - - - - 0 + + + + + 0 - - - - - - - - 0 + + + + + + 1 0 1

Grafik dari fungsi f(x) = x 3 x adalah y 1 0 1 x Gambar 3.13

B. Fungsi pecah a. Daerah definisi (domain) Fungsi pecah adalah fungsi yang mempunyai bentuk P(x)/Q(x); P(x) dan Q(x) adalah fungsi-fungsi polinomial dan Q(x) 0. Dalam bentuk formulasi fungsi pecah dapat ditulis menjadi : P(x) f(x) =, Q(x) 0 (3.22) Q(x) Untuk menentukan daerah definisi dari fungsi pecah, pertama-tama kita faktorkan penyebutnya. Dari faktor-faktor tersebut kita dapatkan akar-akarnya. Daerah definisi fungsi pecah adalah pada semua bilangan ril kecuali pada akar-akar penyebut dari fungsi pecah.

Contoh 3.24 Tentukan daerah-daerah definisi dari fungsi-fungsi berikut! 2x 1 x + 3 a) b) x 2 x 2 x 3 + 4x 2 + x Penyelesaian a) Perhatikan Q(x) : x 2 x 2 = (x 2)(x + 1) 2x 1 Himpunan daerah definisi adalah, x 2 x 2 {x x semua bilangan ril, x 2 dan x 1} b) Perhatikan Q(x) : x 3 + 4x 2 + x = 4x (x + 1/2) 2 x + 3 Himpunan daerah definisi adalah, x 3 + 4x 2 + x {x x semua bilangan ril, x 0 dan x 1/2}

b. Grafik fungsi pecah Untuk menggambarkan grafik fungsi pecah, kita perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut : i) Faktorkan fungsi pembilang P(x) dan penyebut Q(x) ii) Tentukan daerah definisi (domain) dari f(x) dengan cara menentukan Q(x) = 0. Harga x yang didapat bukan domain f(x). iii) Periksa apakah terdapat faktor (x + a) yang merupakan faktor dari P(x) dan Q(x). Jika ada maka titik x = -a merupakan titik tak kontinu dari f(x).

iv) Tentukan titik potong f(x) dengan kedua sumbu, jika ada. Untuk mencari titik potong f(x) dengan sumbu x tetapkan P(x) = 0. Selanjutnya harga x yang didapat merupakan titik potong f(x) dengan sumbu x. Untuk mencari titik potong dengan sumbu y tetapkan x = 0. Harga f(x) yang didapat merupakan titik potong f(x) dengan sumbu y. Akar atau akar-akar yang berasal dari faktor yang bersekutu antara pembilang dan penyebut tidak digunakan untuk mencari titik potong. v) Coret faktor/faktor-faktor yang bersekutu antara pembilang dan penyebut.

vi) Tentukan asimtot tegak, jika ada. Garis x = c merupakan asimtot tegak jika x c merupakan faktor dari Q(x) setelah langkah v. vii) Misal fungsi pecah berbentuk : f(x) = a n x n + a n - 1 x n - 1 + + a 1 x + a 0 b m x m + b m - 1 x m-1 + + b 1 x + b 0 - Jika n < m maka garis y = 0 adalah asimtot datar. - Jika n = m maka garis y = a n /b m adalah asimtot datar. - Jika n > m maka fungsi tidak mempunyai asimtot datar. ix) Tentukan tanda-tanda dari f(x) pada selang-selang antara asimtot tegak (positif atau negatif).

Contoh 3.25 Gambarkan grafik y = f(x) = 3x2 x 2 2x 2 x 1 Penyelesaian 3x 2 x 2 ( x 1)(3x+ 2) i) = 2x 2 x 1 (x 1)(2x +1) ii) Q(x) = (x 1)(2x+1) = 0 x = 1 dan x = 1/2. Jadi daerah definisi (domain) dari f(x) adalah semua bilangan ril kecuali 1 dan 1/2. iii) Karena (x 1) adalah faktor persekutuan dari P(x) dan Q(x), maka f(x) tak kontinu pada titik x = 1.

iv) Titik potong dengan sumbu x. P(x) = 3x 2 x 2 = 0 (x-1)(3x+2) x = 2/3. Jadi titik potong dengan sumbu x terjadi pada x= 2/3. Sedangkan x=1 bukan titik potong pada sumbu x, karena (x 1) merupakan faktor persektuan P(x) dan Q(x). Titik potong dengan sumbu y, x = 0 y = 2. Jadi titik potong dengan sb.y terjadi pada y = 2. v) 3x 2 + x + 3 x 2 x 1 = ( x 1)(3x+ 2) (x 1)(2x +1) (3x+ 2) = (2x +1) vi) Karena (2x+1) adalah faktor dari Q(x), setelah dilakukan langkah v), maka x= 1/2 adalah asimtot tegak. vii) Karena n = m, maka y = 3/2 adalah asimtot datar

viii) x 1 : - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0+ + + + 3x+2 : - - - - - - - 0+ + + + + + + + + + + + + + + 2x + 1 : - - - - - - - - - - - - - - - - 0 + + + + + + + + + 3x 2 x 2 2x 2 x 1 : + + + + + 0 - - - - - - 0 + + + +? + + + + 2/3 1/2 1

y -1/2-2/3 0 1 x Gambar 3.14

3.2.3.2 Fungsi irasional Fungsi irasional adalah fungsi yang mempunyai bentuk : f (x)= n g(x) (3.23) dengan g(x) adalah fungsi rasional. Daerah definisi fungsi irasional (D f ) dapat dijelaskan sebagai berikut : D = D g bila n bilangan ganjil f x g(x) 0 bila n bilangan genap (3.24) D g adalah daerah definsi dari g.

Contoh 3.26 Tentukan daerah definisi dan daerah nilai dari y = Penyelesaian Karena n genap (dalam hal ini 2), maka 9x x 2 0 9x x 2 0 x(9 x ) 0 9x x 2 x : - - - - - - - - 0 ++++++++++++++++++ 9 x : ++++++++++++++ 0 - - - - - - - - - - - - - 9x x 2 : - - - - - - -- 0 +++++++++ 0 - - - - - - - - - - - - - - - 0 9 Jadi daerah definisi atau domain dari 9x x 2 adalah 0 x 9

Daerah nilai dari 9x x 2 dicari dengan cara 9x x 2 y = y 2 = 9x x 2 x 2 9x + y 2 = 0 Dari persamaan diatas kita dapatkan : a = 1, b = 9, c = y 2 Selanjutnya kita cari diskriminan, yaitu :D = b 2 4ac Selanjutnya kita cari harga diskriminan, yaitu :D = b 2 4ac Karena domain dari f(x) adalah ril, maka diskriminan juga harus ril. Artinya D 0. Secara otomatis b 2 4ac 0. Jika kita masukkan nilai a, b dan c maka didapat : (-9) 2-4(1)(y 2 ) 0. 4y 2 81-9/2 y 9/2

Akhirnya didapat dua pertaksamaan, y -9/2 dan y 9/2. Akan tetapi karena y harus lebih besar atau sama dengan nol, maka pertaksamaan y -9/2 diabaikan. Sehingga pertaksamaan yang digunakan adalah y 9/2 dan y 0. Jadi daerah nilai untuk f(x) = 9x x 2 adalah 0 y 9/2 3.2.4 Fungsi komposisi Fungsi komposisi adalah fungsi yang merupakan kombinasi dari beberapa fungsi. Misal terdapat dua buah fungsi, yaitu f dan g. Jika daerah nilai fungsi g merupakan daerah definisi dari fungsi f, maka kombinasi f dan g kita tulis dengan f o g (baca f circle g) dan didefinisikan sebagai, (f o g)(x) = f(g(x)) (3.25)

Sebaliknya jika daerah nilai fungsi f merupakan daerah definisi dari g maka kombinasinya kita tulis dengan gof (baca g circle f) dan didefinisikan sebagai, (g o f)(x) = g(f(x)) (3.26) Contoh 3.27 Jika diketahui : f(x) = x 2 + 2x + 1 dan g(x) = x + 3 Tentukan a) (fog)(x) dan b) (gof)(x) Penyelesaian : a) (fog)(x) = f(g(x)) = f (x+3) = (x+3) 2 +2(x+3)+1 = x 2 + 8x + 16 b) (gof)(x) = g(f(x)) = g (x 2 +2x+1) = (x 2 +2x+1)+3 = x 2 +2x+4

3.2.5 Fungsi satu ke satu Misal terdapat suatu fungsi f. Jika setiap satu daerah nilai (range) fungsi f berasal dari satu daerah definisinya, maka fungsi tersebut dikatakan fungsi satu ke satu. Sebagai contoh f(x) = x 3 adalah suatu fungsi yang mempunyai daerah definisi untuk semua x ril dan untuk setiap daerah definisi menghasilkan satu daerah nilai. Sehingga dikatakan bahwa f(x) = x 3 adalah fungsi satu ke satu. Contoh lainnya, f(x) = x 2 adalah suatu fungsi yang mempunyai daerah definisi untuk semua x ril. Akan tetapi setiap satu daerah nilai dihasilkan oleh lebih dari satu daerah nilai (dalam hal ini dua), sehingga f(x) = x 2 bukan fungsi satu ke satu.

2.2.6 Fungsi invers Misal terdapat suatu fungsi f. Selanjutnya f dikatakan mempunyai invers jika dan hanya jika terdapat suatu fungsi g sedemikian rupa sehingga, i) daerah definisi fungsi g merupakan daerah nilai fingsi f ii) pada semua daerah definisi f dan semua daerah nilai g berlaku : f(x) = y g(y) = x 2.27 Pernyataan diatas menunjukkan bahwa g adalah invers dari f dan ditulis, g = f -1 atau x = f -1 (x) 2.28

Contoh 2.27 Tentukan invers dari persamaan : y = x 3 + 2 Penyelesaian y = x 3 + 2 x 3 = y 2 x = ( y 2 ) 1/3 f -1 (y) = (y 2) 1/3 f -1 (x) = (x 2) 1/3 2.2.7 Fungsi transenden 2.2.7.1 Fungsi eksponen Misal terdapat bilangan a>0. Selanjutnya fungsi f yang didefinisikan sebagai f(x) = a x disebut fungsi eksponen dengan basis a. Sifat-sifat a x dapat dijelaskan sebagai berikut :

i) a x > 0 untuk semua harga x dan daerah nilai dari a x adalah semua bilangan positif. ii) Titik potong dengan sumbu y adalah y = 1 iii) Tidak ada titik potong dengan sumbu x iv) Sumbu x adalah asimtot datar dari a x a v) Jik aterdapat x < z, maka x < a z untuk a > 1 (3.29) a x > a z untuk 0 < a <1 Dapat dijelaskan bahwa bila a > 1 maka grafik a x akan menanjak pada arah kanan (Gambar 3.15a). Sedangkan bila a < 1, grafiknya akan menurun kearah sebelah kanan (Gambar 3.15b).

y y 1 1 O x O x (a) Gambar 3.15 (b) Fungsi eksponen e x Fungsi yang mempunyai bentuk e x disebut fungsi eksponen natural atau fungsi eksponen dengan basis e. Bilangan e adalah bilangan irasional yang besarnya adalah 2,7182818

Persamaan eksponensial Misal a > 0 dan a 1 a Jika x = a z untuk x = z (3.30) a x a z untuk x z Contoh 3.28 Jika 27 = 3 x x 2 4, tentukan nilai x x x 2 4 x x 2 4 3x x 2 4 27 = 3 (3 3 ) = 3 3 = 3 3x = x 2 4 x 2 3x 4 = 0 (x 4)(x +1) Didapat x 1 = 4, x 2 = 1

Contoh 3.29 Tentukan nilai basis a jika f(x) = a x melalui titik (2,9) Penyelesaian : f(x) = a x 9 = a 2 3 2 = a 2 Jadi a = 3 3.2.7.2 Fungsi logaritma Fungsi logaritma adalah fungsi yang didefinisikan sebagai invers dari fungsi eksponensial. Misal terdapat sebuah bilangan a>0 dan a 1. Untuk setiap bilangan positif y maka logaritma y dengan basis a ditulis, log a y adalah bilangan unik x sedemikian, sehingga a x = y Jadi log a y = x y = a x 3.31

dan dibaca log y basis a sama dengan x jika dan hanya jika y sama dengan a pangkat x. Jika harga y pada pers. 3.31 sama dengan satu, maka harga x = 0. Jika harga y = a maka harga x = 1. Jadi, log a 1 = 0 (3.32) log a a = 1 (3.33) Contoh 3.30 Ubahlah persamaan yang mengandung eksponen berikut ini menjadi bentuk logaritma! a) 10 3 b) 625 1/4 Penyelesaian a) y = 10 3 log 10 y = 3 b) y = 625 1/4 log 625 y = 1/4

Contoh 3.31 Hitung a) log 2 32 b) log 16 1/4 Penyelesaan a) y = log 2 32 2 y = 32 = 2 5. Jadi y = 5 b) y = log 16 ¼ 16 y =1/4 = 4 1 2 4y = 2 2 Jadi 4y = 2 y = 1/2 Seperti yang telah dijelaskan diatas untuk a>0 dan a 1 fungsi logaritma dengan basis a adalah fungsi yang didefinisikan sebagai, f(x) = log a x untuk x > 0 Jika kita tulis log x a = log a x, maka dari persamaan 3.31 didapat, log a a x = x, untuk x > 0 (3.34)

Jika kita tulis persamaan a x = a x, maka dari persamaan 2.31 dapat ditulis menjadi, log a a x = x, untuk setiap bilangan x (3.35) Hukum-hukum logaritma a) log b PQ = log b P + log b Q b) log P b = log b P log b Q Q c) log b P n = n log b P n P 1 n d) log b = log b P

Logaritma natural Logaritma natural adalah logaritma yang mempunyai basis e. Logaritma natural ditulis sebagai, log e x = ln x (3.36)