DAILY REPORT 23 September 2015

dokumen-dokumen yang mirip
DAILY REPORT 22 September 2015

DAILY REPORT 11 Maret 2016

DAILY REPORT 12 April 2016

DAILY REPORT 27 April 2016

DAILY REPORT 23 Januari 2015

WEEKLY REPORT 14 September 2015

WEEKLY REPORT 01 Februari 2016

DAILY REPORT 17 September 2015

DAILY REPORT 25 Agustus 2015

DAILY REPORT 28 Agustus 2015

DAILY REPORT 11 September 2015

DAILY REPORT 22 April 2016

DAILY REPORT 06 Oktober 2015

WEEKLY REPORT 11 Juli 2016

DAILY REPORT 09 August 2016

DAILY REPORT 20 April 2016

WEEKLY REPORT 04 August 2014

DAILY REPORT 17 September 2014

DAILY REPORT 26 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 04 May 2015

WEEKLY REPORT 02 Maret 2015

DAILY REPORT 16 September 2015

DAILY REPORT 24 January 2014

DAILY REPORT 14 February 2014

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

WEEKLY REPORT 18 August 2014

DAILY REPORT 02 January 2014

DAILY REPORT 22 Maret 2016

DAILY REPORT 14 October 2016

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

DAILY REPORT 25 Februari 2016

DAILY REPORT 12 Agustus 2015

Juni 2017 RESEARCH TEAM

DAILY REPORT 15 September 2015

WEEKLY REPORT 16 Februari 2015

DAILY REPORT 13 May 2014

DAILY REPORT 06 Agustus 2015

DAILY REPORT 25 Mei 2016

DAILY REPORT 18 Maret 2016

DAILY REPORT 09 January 2014

DAILY REPORT 16 August 2016

DAILY REPORT 15 November 2013

DAILY REPORT 21 September 2016

DAILY REPORT 23 Aug 2017

DAILY REPORT 27 Agustus 2015

DAILY REPORT 28 April 2016

DAILY REPORT. 09 October 2013

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 15 April 2016

DAILY REPORT 03 September 2014

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. jcii Wei mi S wwei uwei. Senin, 11 Januari Kekhawatiran akan China masih berlanjut.

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa. Perkembangan sektor ekonomi global saat ini yang didominasi

DAILY REPORT 02 November 2016

Weekly Report. 09 April 2018 NEWS HEADLINES JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

DAILY REPORT 23 September 2016

DAILY REPORT 29 Maret 2016

DAILY REPORT 26 Maret 2015

WEEKLY REPORT 14 Maret 2016

DAILY REPORT 13 April 2016

DAILY REPORT 02 September 2016

Daily Report. 21 March 2018 NEWS HEADLINES JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

WEEKLY REPORT 13 Desember 2016

DAILY REPORT 27 September 2016

DAILY REPORT 01 Maret 2016

DAILY REPORT 24 November 2016

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 06 Sep 2017

DAILY REPORT 27 Oktober 2015

WEEKLY REPORT 27 April 2015

DAILY REPORT 17 April 2014

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 05 February 2014

DAILY REPORT 24 October 2013

Indonesia Outlook

Statistik Pasar Modal

DAILY REPORT 11 February 2014

DAILY REPORT 29 November 2013

DAILY REPORT 31 August 2016

DAILY REPORT 31 October 2013

DAILY REPORT 05 October 2016

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

DAILY REPORT 14 April 2016

DAILY REPORT 30 January 2014

DAILY REPORT 22 Januari 2016

WEEKLY REPORT 18 May 2015

WEEKLY REPORT 11 April 2016

DAILY REPORT 12 January 2018

WEEKLY REPORT 26 Oktober 2015

WEEKLY REPORT 05 Desember 2016

DAILY REPORT 31 October 2017

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 09 November 2016

DAILY REPORT 29 Juli 2016

WEEKLY REPORT 10 March 2014

WEEKLY REPORT 18 November 2013

WEEKLY REPORT 06 March 2017

DAILY REPORT 27 Juli 2017

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAILY REPORT 24 Februari 2015

Transkripsi:

DAILY REPORT NEWS HEADLINES Rights Issue ADHI disetujui RUPSLB ADHI angkat Komisaris Utama baru JSMR incar 3 ruas tol di Jawa ANTM kembali didorong akuisisi Freeport ANTM tengah melakukan persiapan rencana rights issue KRAS siap tarik Sinosure Credit US$180 juta INTP & Puslitbang KemenPUPR lahirkan tekonologi RISHA LEAD akan menunda pembelian kapal baru tahun ini ASGR akan bagi dividen interim Rp 25/saham RIGS klaim raih kontrak US$40 juta BCAP revisi jumlah, rasio dan harga penawaran PUT II tahun 2015 ECII akan buy back saham max Rp 150 miliar, harga beli max Rp 1500 BBNI & BBRI targetkan transaksi penggunaan kartu dalam GATF 2015 II BDMN prediksi penyaluran kredit tahun 2015 tumbuh sejalan perkiraan BBNI targetkan transaksi kartu debit tahun 2015 tumbuh 20% BTPN siapkan dana untuk lunasi obligasi BTPN III tahun 2010 seri B PNBN bidik investor pemula untuk ORI012 BNII tunda penerbitan NCD MCOR berencana akuisisi Bank AntaDaerah MCOR mematok harga rights issue sebesar Rp100 per saham ADB proyeksi ekonomi Indonesia tahun 2015 tumbuh 4,9% JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART Secara teknis IHSG masih terkonfirmasikan trend positif dalam pekan ini, sejumlah Support Level indikator mensinyalkan 4324/4305/4272 pola uptrend bagi indeks bursa domestik Resistance ini. Level Seperti tercermin dari 4377/4409/4429 indikator MACD dan Stochastic yang mengkonfirmasikan Major Trend posifi bagi IHSG. Down Demikian dengan lagging indikator juga Minor mengkonfirmasikan Trend positif bagi Down IHSG, baik MA5 dan MA20. JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn) IHSG 4344.044-32.038 6,311.59 4,399.45 LQ-45 729.923-7.262 1,031.44 2,452.13 MARKET REVIEW Pada hari Selasa (22/9), IHSG ditutup melemah 32,04 poin (0,73%) ke level 4.344,04, dari level 4.376,08 sehari sebelumnya. Sektor-sektor yang memimpin penurunan pada hari ini adalah sektor konsumer yang turun 1,74%, sektor infrastuktur dengan 0,96%, dan industri dasar yang turun 0,88%. Dari domesik, gubernur BI, Agus Martowardojo, memprediksi bahwa tingkat inflasi Indonesia pada bulan September akan lebih rendah dari Agustus. Agus memperkirakkan inflasi akan berada di sekitar 0,06% pada bulan ini. Tingkat inflasi rendah ini didukung oleh harga makanan yang volatil. Namun, ia mengatakan bahwa harga komoditas harus tetap diwaspadai. Agus mengatakan bahwa sampai sekarang, inflasi masih sejalan dengan target BI yang berada pada level 3-5%. Seperti diketahu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Agustus berada pada level 0.39%. Dari pasar global, indeks saham Wall Street rebound pada perdagangan saham hari senin (21/09) setelah dilanda tekanan jual selama dua hari berturut-turut. Hal itu terjadi seiring investor optimistis terhadap perkiraan pertumbuhan domestik ditengah pernyataaan The Federal Reserve pada hari Jumat (18/09). Dolar AS stabil setelah menguat karena the Fed mengatakan bahwa walaupun Fed rate tidak jadi dinaikan pada bulan September, masih ada kemungkinan Fed rate akan dinaikan pada tahun ini.dari regional, saham-saham Tiongkok menguat untuk hari kedua berturut pada hari Selasa (22/09). Indeks Shanghai composite menguat 29,08 poin (0,92%) ke level 3.185,62, dari level 3.156,54 sehari sebelumnya. Ini menjandi pertanda bahwa pasar saham Tiongkok semakin stabil setelah penurunan drastic yang terjadi pada pertengahan Juni lalu. Penguatan didukung oleh sahamsaham blue chip meski saham saham small cap membukukan penurunan. Fokus pelaku pasar akan ada pada data flash index pembelian manager Caixin pada hari rabu (23/09) dan kunjungan perdana menteri Tiongkok, Xi Jinping, ke AS pada minggu ini. Data tersebut bisa menjadi sentimen negatif lebih setelah data PMI Caixin pada bulan Agustus yang turun ke level 47,3, level terendahnya sejak Maret 2009. Adapun, indeks Hang Seng menguat 39,65 poin (0,18%) dari level 21.756,93 ke level 21.796,58 mengikuti pergerakan pasar saham AS dan Tiongkok. Pasar saham Jepang masih ditutup sampai hari rabu (23/09) karena libur negara. Indeks-indeks saham eropa tentatif melemah pada awal perdagangan. MARKET VIEW Pemerintah memperkirakan pada tahun 2016, konsumsi domestik diperkirakan akan mengalami perlemahan. Namun di sisi lain, belanja pemerintah akan mengalami peningkatan. Untuk itu, Pemerintah perkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,3%. Asumsi tersebut merupakan revisi dari sebelumnya yang sebesar 5,5%. Angka ini dianggap pemerintah lebih realistis dalam menyikapi perkembangan ekonomi global saat ini hingga tahun depan. Menurut pemerintah,,saat ini yang masih memberi pengaruh bagi pertumbuhan Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi Cina. Ekonomi Indonesia dekat dengan Cina terutama ekspor dan impor. Sementara itu,.penundaan kenaikan tingkat bunga acuan Federal Reserve berpotensi menimbulkan spekulasi dolar AS terhadap mata uang di negera. Kondisi tersebut dapat memberikan tekanan terhadap mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Kendati, Pemerintah, BI dan OJK akan selalu menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan agar bisa melalui masa-masa sulit yang tidak mudah dan penuh ketidakpastian. Pemerintah bersama BI pun akan terus menjaga posisi nilai tukar rupiah melalui berbagai instrumen untuk memperbaiki kurs hingga mencerminkan ketahanan ekonomi Indonesia. Akan tetapi pernyataan dari pemerintah tersebut, sulit dapat memberikan kepercayaan pelaku pasar, karena kondisi pelemahan atas rupih kian menjadi ancaman. Pelemahan rupiah, bisa memicu kecemasan para pelaku pasar di bursa saham. Nampaknya kondisi dari perlambatan ekonomi, telah mendorong lembaga keuangan internasional merevisi target pertumbuhan perekonomian. Asian Development Bank (ADB) kembali menurunkan target pertumbuhan ekonomi wilayah Asia untuk tahun 2015. ADB menilai masalah utama yang dihadapi oleh kawasan ini akibat dari kemunduran ekonomi Cina dan India. ADB memangkan target pertumbuhan ekonomi Asia menjadi 5,8% untuk tahun 2015 dan 6% untuk tahun depan dari sebelumnya masing-masing 6,3% untuk tahun ini dan 2016. Selain itu, ADB memangkas target pertumbuhan ekonomi Cina dari 7,2% menjadi 6,8% atau di bawah pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 7,3%. ADB memandang aktivitas ekonomi Cina yang lesu akibat dari penurunan investasi dan lemahnya aktivitas ekspor. Kecemasan laju pertumbuhan global menjadi salah satu faktor pemicu pelamahan indeks Wall Street pada Selasa. Selain itu, juga dipicu faktor penurunan harga minyak serta keputusan the fed, Seblumnya bursa Eropa juga ditutup di zona negatif, Pelemahan pasar global tersebut, akan memicu potensi tekanan bagi IHSG pada hari ini. 1

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Adhi Karya (ADHI) telah menyetujui rencana rights issue senilai Rp2,74 triliun. Perusahaan akan menerbitkan sebanyak 1,75 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan sebanyak 1,75 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp1.560 per saham. Sebagian dana tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek transportasi missal berbasi rel, light rapid transport (LRD) beserta stasiun dan property pendukungnya. RUPSLB Adhi Karya (ADHI) mengangkat Fadjroel Rachman menjadi Komisaris Utama perusahaan menggantikan pejabat sebelumnya, Imam Santoso Ernawi. Keputusan itu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilakukan pada Selasa (22/9), di kantor pusat perusahaan. Selain itu, rapat juga menunjuk dua direksi baru yaitu Haris Gunawan dan Budi Saddewa Soediro menggantikan Giri Sudaryono dan Supardi. ADHI merupakan BUMN yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menggarap proyek kereta ringan (LRT) yang diharapkan dapat mengatasi kemacetan di sejumlah kawasan Jakarta dan sekitarnya. Jasa Marga (JSMR) menyiapkan dana Rp25 triliun untuk mendapatkan hak konsesi atas tiga ruas baru di Pulau Jawa dengan panjang keseluruhan 176,6 kilometer. Ketiga ruas tersebut yakni ruas Batang-Semarang (75 km), Pandaan-Malang (37,6 km), dan Jakarta-Cikampek II (64 km). Jasa Marga akan melakukan sinergi dengan BUMN atau perusahaan lain untuk melaksanakan pengusahaan jalan tol tersebut. Adapun, perusahaan menargetkan ruas-ruas tersebut dapat beroperasi seluruhnya pada akhir 2018. Bila ditambah dengan jalan tol yang saat ini dimiliki JSMR sepanjang 527,1 km, maka perusahaan akan memiliki konsesi sepanjang 1.163,6 km pada akhir 2018. Rig Tenders Indonesia (RIGS) sudah memiliki kontrak eksisting senilai US$40 juta sejauh ini. Beberapa kontrak utama diraih dari Adaro Energy (ADRO) dan PT Arutmin Indonesia. Perusahaan terpengaruh oleh kondisi pasar yang saat ini sedang lesu dan mengakibatkan permintaan dari klien berkurang dan tender sepi. Oleh karena itu, saat ini perusahan sedang mengkaji rencana ekspansi ke luar Indonesia. Menurunnya permintaan juga membuat RIGS memutuskan tidak menganggarkan belanja modal tahun ini. Perusahaan menyatakan tidak berniat melakukan investasi apapun pada 2015. Namun, RIGS berniat untuk melakukan diversifikasi sektor dengan masuk ke pengangkutan kayu. Selama ini, perusahaan hanya mengangkut batu bara dan migas. Kementerian BUMN akan mendorong kembali sejumlah BUMN di sektor pertambangan untuk mengakuisisi sebagian saham PT Freeport Indonesia. Aneka Tambang (ANTM) menjadi salah satu emiten yang diminta mengakuisisi perusahaan tambang emas dan tembaga asal Amerika Serikat tersebut. Saat ini, pemerintah tengah mempertimbangkan untuk menaikkan kepemilikan saham Freeport. Saat ini, pemerintah baru mengantongi sekitar 9,63% saham Freeport. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 77 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba), Freeport diwajibkan melepas sahamnya sebesar 30% ke investor domestic. Persyaratan ini dikarenakan Freeport termasuk kelompok usaha underground mining. Saat ini, Aneka Tambang (ANTM) tengah melakukan persiapan rencana rights issue pada Oktober 2015. ANTM telah menunjuk Credit Suisse dan CIMB Securities sebagai international sales agents. Antam berencana menawarkan 14,11 miliar saham baru atau 59,7% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga pelaksanaan akan berkisar Rp371-535 per saham. Dari nilai target Rp5,3 triliun, sebanyak Rp3,5 triliun diperoleh dari penyertaan modal negara (PMN). Sementara itu, Antam menunjuk tiga penjamin emisi dalam negeri yakni, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Bahana Securities untuk menawarkan saham baru ke investor domestic. Krakatau Steel (KRAS) segera menarik sinosure credit facility sekitar US$180 juta untuk pembiayaan pabrik peleburan baja bertanur tinggi (blast furnace) di Krakatau Industrial Estate Cilegon, Banten. Nilai ini setara dengan 28,48% dari total investasi sebesar US$632 juta. Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi dari China Development Bank Corporation, Bank ICBC Indonesia, dan Bank HSBC dengan jumlah maksimum US$200 juta sejak 15 Agustus 2015. Hingga Juni 2015, perusahaan belum menarik fasilitas tersebut. Sebelumnya, KRAS telah membayar tranksaksi US$21,47 juta. Kerja sama antara Indocement (INTP) dengan Puslitbang Pemukiman Kementerian PU dan Perumahan Rakyat (Kemenpu- Pera) melahirkan teknologi bernama rumah instan, sehat dan sederhana (RISHA). Teknologi RISHA-Indocement (RI) ini bertujuan memenuhi kebutuhan akan percepatan penyediaan perumahan dengan harga terjangkau dengan tetap mempertahankan kualitas bangunan sesuai dengan standar (SNI). Teknologi RISHA-Indocement merupakan konsep rumah pabrikasi berbasis semen menggunakan komponen pracetak dengan ukuran modular. Pembangunan ini merupakan langkah awal kerja sama pemerintah, swasta, LSM, akademisi dan komponen masyarakat lainnya, khususnya yang bergerak di bidang konstruksi. Electronic City (ECII) akan melakukan program pembelian kembali (buyback) saham karena kondisi berfluktuasi. Pembelian kembali saham dilakukan pada selama tiga bulan. Biaya buyback maksimal sebesar Rp 150 miliar, merupakan 11,09% dari nilai modal disetor dan tambahan modal disetor perseroan. Perseroan memperkirakan buyback ini tidak akan berdampak negatif yang signifikan terhadap kegiatan perseroan. ECII membatasi harga pembelian saham pada harga di bawah atau setara dengan Rp 1.500 per saham. HD Capital (HADE) akan bertindak sebagai perusahaan efek yang melaksanakan buyback saham perseroan. Astra Graphia (ASGR) berencana membagikan dividen interim Rp 25 per saham untuk tahun buku 2015. Saat in, total saham beredar ASGR sebanyak 1,34 miliar saham. Dengan demikian, total nilai dividen interim yang akan diberikan sebesar Rp 33,71 miliar. Pembayaran dividen akan dilakukan pada 16 Oktober 2015. Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi ditetapkan pada 28 September 2015. Sedangkan, ex dividen pada 29 September 2015. Emiten pelayaran, Logindo Samudramakmur (LEAD) menunda pembelian kapal baru pada tahun ini akibat dari lesunya pasar seiring melemahnya sektor batu bara dan migas. Sampai saat ini, perusahaan belum menyerap anggaran belanja modal yang nilainya mencapai US$80 juta tahun ini. Sementara, tingkat utilisasi saat ini berada di level 60%, menurun dari 77% tahun lalu. Sebelumnya, LEAD menargetkan tingkat utilisasi dapat mencapai 80% pada akhir tahun. Adapun, armada perseroan saat ini terdiri dari 60 kapal. Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menargetkan transaksi penggunaan kartu dalam Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2015 periode kedua. BBNI menargetkan jumlah transaksi mencapai Rp 84 miliar dari GATF 2

kedua dan kartu kredit Rp 50 miliar. Sedangkan BBRI memperkirakan jumlah transaksi menggunakan kartu kredit akan mencapai Rp 25-Rp 30 miliar. Keikutsertaan BRI dalam GATF selain untuk mendukung pengembangan pariwisata nasional, juga bagian dalam upaya penetrasi BNI untuk masuk ke masyarakat urban atau perkotaan yang telah dilakukan sejak tahun 2007. Bank Negara Indonesia (BBNI) menargetkan transaksi kartu debit BNI sampai akhir tahun tumbuh 20% menjadi Rp 13 triliun. Untuk itu perusahaan menargetkan nilai transaksi kartu debit mencapai Rp 1 triliun per bulan. Hingga semester I 2015 jumlah kartu debit perbankan BNI mencapai 10,4 juta kartu. Perseroan mengharapkan akan ada penambahan 250 nasabah pemegang kartu debet baru setiap bulannya. Untuk mencapai target perseroan melakukan kerja sama dengan groceries seperti Hypermart dan Superindo, dan baru me-launching dengan Lottemart. Pada semester II 2015 perseroan mengharapkan pertumbuhan kartu debit BNI dari sektor ritel dan groceries BNI bisa lebih tinggi. Pada semester I 2015 tercatat total volume transaksi kartu debit sebesar Rp 15,9 triliun atau naik 49,48% YoY. Total transaksi bisnis konsumer BNI semester I tercatat sebasar Rp 53,4 triliun. Bank Danamon (BDMN) memprediksi pertumbuhan penyaluran kredit sampai akhir tahun 2015 masih sejalan dengan perkiraan awal. Bank Danamon sudah merevisi target kreditnya dari 11%- 12% menjadi hanya single digit. Namun tidak semua jenis kredit yang disalurkan Danamon akan tumbuh single digit. Perseroan memperkirakan kredit usaha kecil dan menengah (UKM) diperkirakan masih bisa tumbuh 10%. Sementara beberapa kredit seperti komersial akan tumbuh dibawah pertumbuhan kredit UKM. Perseroan memprediksi kredit mikro Bank Danamon justru akan menurun. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) menyiapkan dana Rp 716,1 miliar untuk membayar pelunasan efek bersifat utang (obligasi) yaitu Obligasi BTPN III Tahun 2010 Seri B. Obligasi tersebut akan jatuh tempo pada 22 Desember 2015. Sebesar Rp 700 miliar di antaranya merupakan pokok obligasi seri B dan Rp 16,1 miliar sisanya adalah bunga yang akan dibayarkan kepada pemegang obligasi. Bank Windu Kentjana International (MCOR) berencana mengakuisisi PT Bank Antardaerah dengan melakukan pembelian 1.002.500 saham atau 100% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Bank Anda. Akuisisi tersebut tidak akan mengubah segmen bisnis Bank Anda. Baik Bank Anda maupun Bank Windu selama ini menggarap segmen bisnis usaha kecil dan menengah (UKM). Bank Windu melakukan akuisisi dalam rangka penggabungan usaha kedua entitas untuk mendukung konsolidasi perbankan yang diharapkan oleh OJK. Bank Windu akan mendanai akuisisi dengan dana sendiri dan tetap mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan rancangan akuisisi, nilai akuisisi tidak mencapai 50% dari ekuitas Bank Windu. Bank Windu Kentjana International (MCOR) menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp100 per saham. Dengan demikian, perusahaan akan menghimpun dana senilai total Rp1,12 triliun melalui aksi tersebut. Dana akan digunakan untuk memerpkuat struktur permodalan dan meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR). Saham baru yang akan diterbitkan maksimum sebesar 11,26 miliar unit atau setara dengan 60,63% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh paska penawaran umum (PUT) IV. Tujuan utama digelarnya aksi rights issue adalah untuk melegalkan akuisisi saham perseroan oleh China Construction Bank Corporation (CCB). CCB dan pemegang saham pengendali saat ini, Johnny Wiraatmadja, telah menandatangani Sales and Purchase Agreement in respect of Certain Rights (CSPA) pada 18 September 2015. Panin Bank (PNBN) gencar melakukan sosialisasi di sejumlah kota untuk membidik investor pemula dalam penjualan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 12 pada tahun ini. PNBN berniat untuk mengulang kesuksesan menjual ORI011 tahun lalu yang terealisasi mencapai Rp1,8 triliun. Perusahaan telah melakukan sosialisasi selama 2 hari di Surabaya dan menjual Rp240 miliar ORI012. Namun begitu, perusahaan belum dapat menentukan target penjualan ORI karena Kementerian Keuangan belum menentukan penjatahan. Bank International Indonesia (BNII) mengundur rencana penerbitan sertifikat deposito akibat kondisi pasar dan kebutuhan penyaluran kredit yang dinilai belum mendesak. Hingga kini perusahaan masih mempertimbangkan tingkat suku bunga di pasar. Selain itu, menurutnya pertumbuhan kredit masih stabil sehingga kondisi likuiditas pun masih mencukupi untuk ekspansi bisnis. Adapun, sebelumya BNII berencana menerbitkan negotiable certificate deposit (NCD) III dengan nominal berkisar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun pada kuartal III/2015. Penerbitan surat berharga dalam mata uang rupiah tersebut dilakukan untuk menjaga portofolio sumber dana agar tak hanya bergantung pada deposito berjangka. Selain itu, penerbitan NCD juga dilakukan untuk membiayai jika ada kebutuhan pendanaan kredit dalam nominal besar. Namun, jika tidak ada pipeline loan yang besar, maka NCD tidak akan diterbitkan. MNC Kapital Indonesia (BCAP) merevisi jumlah saham yang akan dikeluarkan dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) II Tahun 2015 menjadi sebanyak 551.474.960 saham dari sebelumnya 330.884.976 saham atau menjadi 11,76% dari 7,41%. Sedangkan harga penawaran diturunkan dari Rp 1.642 per saham menjadi Rp 1.500 per saham, sehingga dana yang bisa diraih mencapai Rp 827.212.440.000 dari target dana sebelumnya Rp 543.313.130.592. Rasio HMETD berubah dari 25 : 2 menjadi 15 : 2. Bersamaan dengan itu juga diterbitkan 551.474.960 waran seri I yang merupakan 13,33% dari jumlah modal disetor penuh. Setiap 1 saham HMETD melekat 1 waran yang diberikan secara cumacuma. Cum dan ex di pasar reguler/negosiasi 2 dan 5 Oktober 2015 dan di pasar tunai 7 dan 8 Oktober 2015 dengan periode perdagangan 9 Oktober - 13 November 2015. Rencana itu akan dimintakan persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB pada 25 September 2015. Dana hasil PUT ini sebesar Rp 20 miliar akan digunakan untuk pelunasan kewajiban kepada Silver Train Capital, sebesar Rp 240 miliar untuk berpartisipasi dalam PUT IV MNC Bank Internasional (BABP) serta sisa dana akan digunakan untuk modal kerja. Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan mengalami dilusi dalam jumlah maksimum 11,76% sebelum waran seri I dilaksanakan dan 21,05% setelah waran seri I dilaksanakan. Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 hanya mencapai 4,9% atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,5%, sebagai dampak dari tekanan global maupun domestik. Penyebab perlambatan ekonomi pada tahun 2015 adalah konsumsi rumah tangga yang relatif stagnan, belanja pemerintah untuk infrastruktur yang masih tertahan birokrasi dan turunnya ekspor karena perlemahan permintaan eksternal. Namun perekonomian Indonesia diperkirakan bisa tumbuh lebih baik pada tahun 2016 atau mencapai angka 5,4%, turun dari proyeksi sebelumnya 6%. Hal itu karena belanja pemerintah dan investasi sebagai dampak dari paket kebijakan deregulasi mulai memberikan kontribusi. 3

COMMODITIES DUAL LISTING Description (USD) Change Description (USD) (IDR) Change (IDR) Crude Oil (US$)/Barrel 46.56 0.20 TLKM (US) 36.81 13,391.43-47.29 Natural Gas (US$)/mmBtu 2.58 0.00 ANTM (GR) 0.02 323.22 16.16 Gold (US$)/Ounce 1,124.35-0.35 Nickel (US$)/MT 9,690.00-175.00 Tin (US$)/MT 14,800.00-345.00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 57.70-4.70 Coal (RB) (US$)/MT* 51.90-11.46 CPO (ROTH) (US$)/MT 600.00 0.00 CPO (MYR)/MT 2,026.00 18.00 Rubber (MYR/Kg) 689.00 0.50 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 809.37-0.10 *weekly GLOBAL INDICES VALUATION Country Indices Change PER (X) PBV (X) %Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F Market Cap (USD Bn) USA DOW JONES INDUS. 16,330.47-1.09-8.37 14.91 13.70 2.79 2.63 4,947.51 USA NASDAQ COMPOSITE 4,756.72-1.50 0.44 20.81 18.22 3.21 3.00 7,498.01 ENGLAND FTSE 100 INDEX 5,935.84-2.83-9.60 14.80 13.57 1.68 1.62 1,474.32 CHINA SHANGHAI SE A SH 3,336.96 0.92-1.55 13.44 11.96 1.60 1.46 4,108.24 CHINA SHENZHEN SE A SH 1,831.29 0.71 23.86 26.27 20.59 3.11 2.77 2,708.53 HONG KONG HANG SENG INDEX 21,796.58 0.18-7.66 10.84 10.09 1.16 1.08 1,754.41 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4,344.04-0.73-16.89 14.46 12.45 2.18 1.95 286.04 JAPAN NIKKEI 225 18,070.21-1.96 3.55 17.04 15.55 1.54 1.44 2,770.23 MALAYSIA KLCI 1,635.37-0.25-7.15 15.92 14.51 1.77 1.67 221.86 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2,868.47-0.48-14.76 12.35 11.48 1.11 1.06 275.73 FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change USD/IDR 14,551.95 65.95 1000 IDR/ USD 0.06872-0.00031 EUR/IDR 16,161.10-137.72 EUR / USD 1.11058-0.00142 JPY/IDR 121.05-0.30 JPY / USD 0.00832 0.00000 SGD/IDR 10,257.68-21.38 SGD / USD 0.70490-0.00097 AUD/IDR 10,297.98-58.23 AUD / USD 0.70767-0.00123 GBP/IDR 22,331.57-193.59 GBP / USD 1.53461-0.00189 CNY/IDR 2,282.27 0.00 CNY / USD 0.15684-0.00016 MYR/IDR 3,361.12-20.50 MYR / USD 0.23097-0.00136 KRW/IDR 12.28-0.06 100 KRW / USD 0.08438-0.00042 CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE Description Country Rate (%) Description Country Rate (%) FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.32 BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51 ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17 BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13 BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13 PBOC Rate (%) China 4.60 SHIBOR (RENMINBI) China 3.08 4

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS Description August-15 July-15 Description Rate (%) Inflation YTD % 2.29 1.90 SBI (9M) 6,66058 Inflation YOY % 7.18 7.26 SBIS (9M) 6,66058 Inflation MOM % 0.39 0.93 Foreign Reserve (USD) 105.35 Bn 107.55 Bn GDP (IDR Bn) 2,866,909.10 2,728,847.00 SBI BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date Agenda Expectation 24 Sep US Initial Jobless Claims Naik menjadi 275 ribu dari 264 ribu 24 Sep US Continuing Claims Tetap 2237 ribu 24 Sep US Durable Goods Order Naik menjadi 2.2% dari 2.0% 24 Sep US New Home Sales Naik menjadi 515 ribu dari 507 ribu 24 Sep US New Home Sales MoM Turun menjadi 1.6% dari 5.4% 25 Sep US GDP Annualized QoQ Tetap 3.7% 25 Sep US GDP Index Tetap 3.1% Ket: (*) US Time (^) Tentative LEADING MOVERS LAGGING MOVERS Stock Change (%) Index pt Stock Change (%) Index pt INCO IJ 1760 4.76 0.83 UNVR IJ 38050-2.44-7.60 SRIL IJ 373 11.68 0.76 BBRI IJ 9350-1.84-4.48 TBIG IJ 6800 2.26 0.75 PGAS IJ 2725-4.39-3.18 AKRA IJ 5900 3.06 0.72 TLKM IJ 2700-1.10-3.17 INDF IJ 5300 1.44 0.69 SMGR IJ 9475-2.82-1.71 EMTK IJ 11100 0.91 0.59 ICBP IJ 12250-2.20-1.68 KREN IJ 1950 8.33 0.57 UNTR IJ 18275-2.27-1.66 PJAA IJ 2400 12.41 0.45 GGRM IJ 42250-1.80-1.56 PNBN IJ 920 1.66 0.38 AMRT IJ 565-3.42-0.87 ISAT IJ 3650 1.81 0.37 SILO IJ 13800-4.83-0.85 UPCOMING IPO'S Company Gelombang Seismic Indonesia IPO Issued Business Offering Date Listing Underwriter (IDR) Shares (Mn) Trade & Service 130-170 150.00 TBA TBA Panca Global Securities 5

DIVIDEND Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment ASII 64.00 Cash Dividend 25 Sep-15 28 Sep-15 30 Sep-15 21 Oct-15 TBLA 8.00 Cash Dividend 25 Sep-15 28 Sep-15 30 Sep-15 20 Oct-15 HEXA $0.008 Cash Dividend 25 Sep-15 28 Sep-15 30 Sep-15 21 Oct-15 ASGR 25.00 Cash Dividend 28 Sep-15 29 Sep-15 01 Oct-15 16 Oct-15 UNTR 251.00 Cash Dividend 28 Sep-15 29 Sep-15 01 Oct-15 16 Oct-15 HMSP 787.00 Cash Dividend 28 Sep-15 29 Sep-15 01 Oct-15 12 Oct-15 BKSL 0.25 Cash Dividend 28 Sep-15 29 Sep-15 01 Oct-15 20 Oct-15 CTRA 92:1 Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15 CTRS 77:1 Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15 CTRP 56:1 Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15 CORPORATE ACTIONS Stock Action Ratio EXC. (IDR) CUM Date EX Date Trading Period RIMO Rights Issue 1:90 265.00 TBA TBA TBA ADHI Rights Issue 1250:1221 150 30 Sep-15 01 Oct-15 07 Oct 13 Oct 15 MAYA Rights Issue 10:1 1665.00 17 Sep-15 18 Sep-15 25 Sep 01 Oct 15 HMSP Rights Issue 65:4 63000-99000 28 Sep-15 29 Sep-15 05 Oct 09 Oct 15 BABP Rights Issue 5:2 100.00 02 Oct-15 05 Oct-15 09 Oct 22 Oct 15 BCAP Rights Issue 25:2 1642.00 02 Oct-15 05 Oct-15 09 Oct 20 Oct 15 MAIN Rights Issue 4:1 1200-1600 08 Oct-15 09 Oct-15 16 Oct 22 Oct 15 ANTM Rights Issue 25:26-37 371.00 15 Oct-15 16 Oct-15 22 Oct 28 Oct 15 UNTX Tender Offer -- 5305.00 -- -- 01 Sep 30 Sep 15 TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA GENERAL MEETING Emiten AGM/EGM Date Agenda MIKA RUPSLB 23-Sep-15 BCAP RUPSLB 25-Sep-15 BABP RUPSLB 25-Sep-15 INPP RUPSLB 29-Sep-15 BCIC RUPST 29-Sep-15 MAIN RUPSLB 01-Okt-15 PNBS RUPSLB 02-Okt-15 CMNP RUPSLB 02-Okt-15 BBNI RUPSLB 02-Okt-15 BMRI RUPSLB 05-Okt-15 BSSR RUPSLB 06-Okt-15 ISAT RUPSLB 07-Okt-15 ANTM RUPSLB 07-Okt-15 ESTI RUPSLB 08-Okt-15 HMSP RUPSLB 09-Okt-15 BBNP RUPSLB 09-Okt-15 6

LSIP S1 1210 R1 1300 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 1160 R2 1350 1260 Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area overbought Trading range Rp 1210-Rp 1300 Entry Rp 1260, take Profit Rp 1300 Stochastics 87.09 Positif MACD 10.07 Positif True Strength Index (TSI) 44.43 Positif Bollinger Band (Mid) 1128 Positif MA5 1229 Positif LSIP Wedge 2,000 1,800 1,350.89 1,600 1,260 1,260 1,260 1,400 1,229 1,215 1,200 1,187.22 1,150 1,000 1,127.5 1,015 905.556 800 905.556 905.556 600 80 70.3514 LSIP - Stochastic %D(6,3,3) = 70.35, Stochastic %K = 67.36, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 70.0 80.0 90.0 70.3514 67.3568 67.3568 20 LSIP - MACD (5,3) = -12.48, Signal() = -11.69 10.0 20.0 30.0 40.0-11.6925-50.0-40.0-30.0-20.0-10.0-12.4762 27,552,800 44.4341 LSIP - TSI(3,5,3) = 44.43, Volume() = 27,552,800.00 20.0 40.0 42.5201-80.0 - -40.0-20.0 0.00000 27,552,800 LSIP - William's % R(14) = -9.26, Volume() = 27,552,800.00-9.25926 INCO S1 1700 R1 1820 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 1580 R2 1940 1760 Stochastics fast line & slow indikasi negatif RSI berada dalam area overbought Trading range Rp 1700-Rp 1820 Entry Rp 1760, take Profit Rp 1820 Stochastics 86.58 Negatif MACD 40.23 Positif True Strength Index (TSI) 56.80 Positif Bollinger Band (Mid) 1486 Positif MA5 1656 Positif INCO Wedge 2,268.12 2,400 1,760 1,760 1,760 1,656 1,800 1,595.63 1,590 1,585 1,484 1,200 1,445 91.2715 965 91.2715 965 89.636 INCO - Stochastic %D(6,3,3) = 89.64, Stochastic %K = 91.27, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 100.0 965 80.0 89.636 40.0 80 20.0 0.0 INCO - MACD (5,3) = -41.39, Signal() = -36.91 20.0 40.0 80.0-36.9142-80.0 - -40.0-20.0 20,424,000-41.3898 100.0 56.7983 INCO - TSI(3,5,3) = 56.80, Volume() = 20,424,000.00 20.0 40.0 80.0 47.9552-100.0-80.0 - -40.0-20.0 20,424,000 0.00000 INCO - William's % R(14) = -10.78, Volume() = 20,424,000.00-10.7843 3,600 3,000

AKRA S1 5800 R1 6000 Trend Grafik Major Up Minor Up S2 5650 R2 6150 5900 Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area netral AKRA Wedge Bullish Breakout 5,900 5,900 5,900 6,000 5,800 5,800 5,745 5,600 5,721.25 5,709.38 5,583.33 5,583.33 5,200 5,550 5,456.26 4,800 4,400 Trading range Rp 5800-Rp 6000 Entry Rp 5900, take Profit Rp 6000 Stochastics 42.87 Positif MACD 21.96 Positif True Strength Index (TSI) 24.16 Positif Bollinger Band (Mid) 5720 Positif MA5 5745 Positif 80 71.7949 AKRA - Stochastic %D(6,3,3) = 56.78, Stochastic %K = 71.79, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 100.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 70.0 80.0 90.0 71.7949 56.7842 56.7842 20 AKRA - MACD (5,3) = -37.44, Signal() = -23.57 20.0 40.0 80.0-23.5672-80.0 - -40.0-20.0-37.444 6,113,800 AKRA - TSI(3,5,3) = 24.16, Volume() = 6,113,800.00 20.0 40.0 80.0 24.1577 14.7571 - -40.0-20.0 0.00000 6,113,800 AKRA - William's % R(14) = -11.11, Volume() = 6,113,800.00-11.1111 MDLN S1 410 R1 430 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 390 R2 450 420 MDLN Broadening Wedge 600.0 550.0 Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area overbought Trading range Rp 410-Rp 430 Entry Rp 420, take Profit Rp 430 Stochastics 88.23 Positif MACD 7.39 Positif True Strength Index (TSI) 86.35 Positif Bollinger Band (Mid) 372 Positif MA5 411.6 Positif 454.623 500.0 434 434 428 450.0 420 420 420 400.0 411.6 405.25 323 80 318 76.9838 MDLN - Stochastic %D(6,3,3) = 76.98, Stochastic %K = 72.47, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 100.0 318 76.9838 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 70.0 80.0 90.0 72.4713 72.4713 20 0.0 MDLN - MACD (5,3) = -4.96, Signal() = -5.50 15.0 10.0 45,529,200-4.96348 5.0 0.0-5.0-5.50213-10.0 86.3841 MDLN - TSI(3,5,3) = 86.35, Volume() = 45,529,200.00 100.0 20.0 40.0 80.0 86.3525-100.0-80.0 - -40.0-20.0 0.00000 45,529,200 MDLN - William's % R(14) = -7.62, Volume() = 45,529,200.00-7.61905 371.7 350.0

SAME S1 2575 R1 2650 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 2525 R2 2700 2610 Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area overbought Trading range Rp 2575-Rp 2650 Entry Rp 2610, take Profit Rp 2650 Stochastics 84.48 Positif MACD 14.12 Positif True Strength Index (TSI) 71.11 Positif Bollinger Band (Mid) 2524 Positif MA5 2579 Positif SAME Wedge Bullish Breakout 2,900 2,610 2,610 2,800 2,610 2,600 2,700 2,596.36 2,596.36 2,600 2,579 2,555.63 2,500 2,521.75 2,495 2,400 2,481 2,300 2,481 87.2894 2,395 87.2894 84.4872 SAME - Stochastic %D(6,3,3) = 87.29, Stochastic %K = 84.49, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 100.0 80.0 84.4872 40.0 80 20.0 0.0 SAME - MACD (5,3) = -13.21, Signal() = -12.09 20.0 40.0-12.0928 0.0-20.0-13.2117 354,900-40.0-71.1077 SAME - TSI(3,5,3) = 71.11, Volume() = 354,900.00 80.0 40.0 65.7648-40.0 0.00000-80.0 354,900 SAME - William's % R(14) = -8.33, Volume() = 354,900.00-8.33333 3,200 3,100 3,000 ERAA S1 510 R1 585 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 465 R2 630 535 ERAA Downward Sloping Channel 1,200 1,000 Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI mendekati area overbought Trading range Rp 510-Rp 585 Entry Rp 535, take Profit Rp 585 Stochastics 71.47 Positif MACD 9.33 Positif True Strength Index (TSI) 77.51 Positif Bollinger Band (Mid) 456 Positif MA5 481.2 Positif 568.252 800 535 535 535 600 481.2 472.875 465 455.8 400 451 412.222 412.222 80 200 205.25 73.2568 ERAA - Stochastic %D(6,3,3) = 58.97, Stochastic %K = 73.26, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 205.25 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 70.0 80.0 90.0 73.2568 58.9658 58.9658 20 0.0 ERAA - MACD (5,3) = -14.14, Signal() = -8.92 12.0 18.0 24.0 30.0 36,979,700-8.91916-12.0-6.0 6.0 0.0-14.1427 77.508 ERAA - TSI(3,5,3) = 77.51, Volume() = 36,979,700.00 20.0 40.0 80.0 54.4522-100.0-80.0 - -40.0-20.0 0.00000 36,979,700 ERAA - William's % R(14) = -10.10, Volume() = 36,979,700.00-10.101

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec 22-09-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture AALI Trading Sell 17900 17900 17725 17175 17725 18275 18825 Negatif Negatif Negatif 20100 14425 LSIP Trading Buy 1260 1260 1300 1160 1210 1300 1350 Positif Positif Positif 1285 910 SGRO Trading Sell 1230 1250 1200 1170 1200 1250 1280 Negatif Positif Negatif 1750 1210 Mining PTBA Trading Sell 5575 5575 5525 5375 5525 5675 5825 Negatif Negatif Negatif 6275 5025 ADRO Trading Buy 595 595 610 560 585 610 635 Positif Positif Positif 650 467 MEDC Trading Sell 1275 1275 1245 1160 1245 1330 1415 Negatif Negatif Negatif 2575 1240 INCO Trading Buy 1760 1760 1820 1580 1700 1820 1940 Positif Negatif Positif 1995 1190 ANTM Trading Sell 478 478 460 460 475 485 500 Positif Negatif Negatif 615 450 TINS Trading Sell 615 615 590 590 610 630 650 Negatif Negatif Negatif 660 510 Basic Industry and Chemicals WTON Trading Sell 890 890 885 875 885 895 905 Negatif Positif Negatif 1080 830 SMGR Trading Sell 9475 9475 9325 8925 9325 9725 10125 Negatif Negatif Negatif 10500 7100 INTP Trading Sell 17875 17875 17650 17150 17650 18150 18650 Negatif Negatif Negatif 20050 16175 SMCB Trading Buy 1030 1030 1040 1010 1025 1040 1055 Positif Positif Positif 1315 895 Miscellaneous Industry ASII Trading Sell 5800 5850 5750 5650 5750 5850 5950 Negatif Positif Negatif 6575 5450 GJTL Trading Buy 650 650 715 463 590 715 840 Positif Negatif Positif 690 418 Consumer Goods Industry INDF Trading Buy 5300 5300 5350 5100 5225 5350 5475 Positif Positif Positif 6175 4560 GGRM Trading Buy 42250 42250 43100 40450 41775 43100 44425 Positif Negatif Positif 48250 40550 UNVR Trading Buy 38050 38050 38700 36650 37675 38700 39725 Negatif Positif Negatif 40400 33000 KLBF Trading Buy 1520 1515 1530 1500 1515 1530 1545 Positif Negatif Negatif 1700 1405 Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Buy 1480 1480 1515 1385 1450 1515 1580 Positif Negatif Positif 1785 1285 PTPP Trading Buy 3450 3450 3475 3385 3430 3475 3520 Positif Negatif Positif 3940 2960 WIKA Trading Sell 2650 2650 2625 2555 2625 2695 2765 Negatif Negatif Negatif 2920 2370 ADHI Trading Buy 2125 2125 2155 2065 2110 2155 2200 Positif Positif Positif 2340 1665 WSKT Trading Sell 1600 1600 1590 1570 1590 1610 1630 Negatif Negatif Negatif 1845 1505 Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Sell 2725 2725 2665 2495 2665 2835 3005 Positif Negatif Negatif 3675 2150 JSMR Trading Buy 5075 5075 5125 4935 5025 5125 5225 Positif Negatif Positif 5600 4810 ISAT Trading Buy 3650 3650 3705 3475 3590 3705 3820 Positif Positif Positif 4400 3310 TLKM Trading Sell 2700 2730 2680 2630 2680 2730 2780 Positif Negatif Negatif 2970 2590 Finance BMRI Trading Sell 8600 8650 8575 8500 8575 8650 8725 Negatif Negatif Negatif 9750 8125 BBRI Trading Sell 9350 9350 9225 8900 9225 9550 9875 Negatif Negatif Negatif 10800 9025 BBNI Trading Sell 4300 4300 4255 4140 4255 4370 4485 Positif Negatif Negatif 5250 4070 BBCA Trading Buy 12150 12150 12225 11925 12075 12225 12375 Positif Negatif Positif 13900 11000 BBTN Trading Sell 1030 1030 1020 995 1020 1045 1070 Negatif Negatif Negatif 1205 935 Trade, Services and Investment UNTR Trading Sell 18275 18275 18075 17450 18075 18700 19325 Negatif Positif Negatif 20700 16050 MPPA Trading Sell 2085 2085 2050 1945 2050 2155 2260 Negatif Negatif Negatif 2790 2020