POLA SEBARAN KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii, Engl.) DI ARBORETUM FAKULTAS KEHUTANAN IPB RIZKI KURNIA TOHIR E

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

Uji Homogenitas Varians

BAB II LANDASAN TEORI

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

I. PENGANTAR STATISTIKA

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

Transkripsi:

POLA SEBARAN KAYU AFRIKA (Maesopss emn, Engl.) DI ARBORETUM FAKULTAS KEHUTANAN IPB RIZKI KURNIA TOHIR E34120028 Dosen Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS TROPIKA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Data ekolog memlk karakterstk berdasarkan struktur spasal, termasuk dantaranya flora dan fauna yang memlk perbedaan satu dengan yang lannya,sehngga akan terbentuk suatu pola tetap kehdupannya. Salah satu yang membedakan antar suatu ndvdu jens adalah pola sebaran (spasal). Connell (1963) d dalam Ludwg & Reynolds (1988) mengemukakan pentngnya suatu ahl ekolog/lngkungan mengdentfkas suatu bentuk/pola sebaran spasal. Menurutnya, sebaran spasal dapat djadkan sebaga langkah awal dalam melhat proses nteraks yang terjad d dalam suatu komuntas ekolog. Pola penyebaran keragaman hayat dalam komuntas ekolog tdaklah sama antar satu speses dengan speses lan atau antara satu habtat dengan habtat lan. Setap speses memlk batas tolerans yang berbeda-beda dengan terhadap konds lngkungannya dengan faktorfaktor pembatasnya dan keterbatasan dalam lngkungan tersebut. Terdapat tga bentuk penyebaran keragaman hayat yatu acak, berkelompok dan seragam (Ludwg dan Reynolds 1988). Penyebaran secara acak dsebabkan oleh konds lngkungan yang homogen atau tngkah laku yang tdak memerlukan kebutuhan khususdmana tdak tergantung pada sumber daya yang sedkt dan terbatas (speses generals). Sedangkan pola penyebaran berkelompok dan seragam mengndkaskan ada faktor pembatas pada lngkungan yang mempengaruh kehadran populas speses d lokas tersebut. Arboretum Fakultas Kehutanan IPB memlk luas 0.36 ha, memlk jens-jens pohon dantaranya Kayu Afrka (Maesopss emn), merant (Shorea sp.), kapuk (Ceba pentandra), burahol (Stelechocarpus burahol), damar (Agaths dammara), kerung (Dpterocarpus sp.), pula (Alstona scholars), Kayu Afrka (Altnga excelsa), pnus (Pnus merkus), dan matoa (Pometa pnnata). Salah satu jens kayu d Arboretum Fahutan adalah Kayu Afrka yang mempunya kegunaan luas, dantaranya bahan konstruks rngan, pet kemas, kotak, dan sudah dgunakan untuk bahan plywood. Dlhat dar potens yang dmlknya, Kayu Afrka mempunya prospek yang bak untuk dkembangkan dalam pembangunan hutan tanaman (Wnarn dan Ela, 2009). Untuk mempelajar pola penyebarannya d Arboretum Fahutan IPB, maka dlakukan peneltan dengan membuat plot-plot dseluruh lokas Arboretum tersebut. IPB. Tujuan Menentukan bentuk sebaran spasal pohon afrka d Arboretum Fakultas Kehutanan

Manfaat Hasl praktkum n dapat djadkan bahan acuan dalam pengelolaan jens Kayu Afrka pada Arboretum Fakultas Kehutanan IPB. BAB II METODE Pengumpulan Data Metode yang dgunakan dalam peneltan n dengan menggunakan plot contoh ukuran 10 x 10 m d arboretum Fahutan IPB. Ukuran n merupakan yang lazm dgunakan untuk mengukur jens tang dan pohon. Total plot yang dbuat sebanyak 37 (empat puluh) plot. Dlakukan penghtungan sebaran jens tang dan pohon Kayu Afrka. Kategor tang berdameter 10 sampa <20 cm dan pohon dameter 20 cm (Soeranegara & Indrawan, 1988; Rahmat 2007; Aryanto 2009). Pengumpulan data dlakukan selama satu mnggu, d Kampus IPB Dramaga, dengan mengumpulkan beberapa lteratur yang berkatan mengena pola sebaran spasal,bak metode dan perhtungannya. Alat yan dgunakan adalah pta meter, alat tuls, kompas dan laptop dan Ms Offce 2016. Analss Data Untuk menentukan pola sebaran spasal Kayu Afrka d Arboetum Fahutan IPB dlakukan analsa dengan menggunakan metode sebaga berkut : A. Metode Rato Ragam Metode perhtungan dengan metode n hanya melhat apakah penyebaran secara acak atau berkelompok (agregat). Rumus yang dhtung pada metode n adalah sebaga berkut : X = S 2 = x. f f ( x 2. f ) x. n N 1

Dar persamaan n bla S 2 < X maka dapat dsmpulan bahwa penyebaran tumbuhan secara acak, sebalknya bla S 2 > X maka dapat dsmpulkan bahwa penyebaran tumbuhan secara berkelompok. B. Metode Sebaran Frekuens Dengan menggunakan metode sebaran frekewens lebh lengkap dbandngkan dengan metode rato ragam, dmana dapat membedakan apakah penyebaran tumbuhan secara acak, berkelompok atau homogen. Pengujan n bersfat bertngkat dmana yang dmula dengan uj sebaran Posson (sebaran Acak) dan jka tdak terbukt lanjutkan dengan yang kedua yatu menguj dengan sebaran Bnomal negatf (sebaran kelompok). Apabla mash belum teruj maka secara otomats pola sebarannya homogen. Hasl dar kedua metode pengujan akan durakan d bawah n, yatu : 1. Metode Sebaran Posson Tujuan pengujan dengan metode sebaran Poson adalah untuk memastkan bahwa sebaran jens Kayu Afrka bersfat acak (Ho) atau tdak acak (H1). Langkah pengujan n selan menetukan hpotess adalah sebaga berkut : 1) Menghtung peluang untuk (x) secara Posson yatu : P(r) = ( x ) r.e - x /r! 2) Menghtung nla frekuans harapan yang dnotaskan sebaga berkut : E(r) = P(r). N 3) Menghtung nla Ch Square (X 2 ), dengan rumus : x 2 ht = ( Fx Ex) Ex 2 4) Car nla x 2 tabel, pada taraf uj 5 % dengan derajat bebas (db) = q-2 5) Menark kesmpulan, dengan ketentuan yatu : Jka X 2 htung X 2 tabel, maka terma Ho. Jka X 2 htung > X 2 tabel, maka Tolak Ho

2. Metode Sebaran Bnomal Negatf Bla pada uj sebaran Poson menympulkan tolak Ho (penyebaran tdak secara acak), maka harus dlakukan uj selanjutnya yatu metode sebaran bnomal negatf. Dengan hpotess sebaran Kayu Afrka bersfat berkelompok (Ho) atau atau tdak berkelompok (H1). Langkah pengujan n adalah sebaga berkut : 1) Menentukan peluang untuk sebaran bnomal negatf, untuk kepentngan n harus tahu nla k, yatu derajat pengelompokkan. k = S 2 X 2 X berkut : Selanjutnya harus dlakukan uj kebenaran nla k dengan menggunakan rumus Log (N/No) = k log (1 + ( x / k) ) Karena nla LHS = nla RHS, maka nla k tersebut bsa dpergunakan dalam penghtungan peluang x (Px). Bla nla LHS RHS, maka perlu dlakukan penyesuaan (leteras) nlak k pada persamaan tersebut datas sehngga dperoleh nla LHS = RHS. Nla k n akan dgunakan untuk menghtung nla harapan (Px) 2) Dengan demkan selanjutnya dlakukan penghtungan nla Peluang (Px) pada sebaran bnomal negatf dengan persamaan sebaga berkut : P(0) = (1 + ( x /k)) -k 3) Menentukan nla frekuens harapan E(x). E(x) = N. P(x) 4) Menghtung nla Ch Square (X 2 ), dengan rumus : x 2 ht = ( Fx Ex) Ex 2 5) Mencar nla x 2 tabel, pada taraf uj 5 % dengan derajat bebas (db) = q-3 6) Menark kesmpulan, dengan ketentuan yatu : Jka X 2 htung X 2 tabel, maka terma Ho. Jka X 2 htung > X 2 tabel, maka Tolak Ho

Bla hasl pengujan bnomal negatf n menympulkan tolak Ho artnya penyebaran Kayu Afrka tdak bersfat berkelompok, maka sudah cukup membuktkan bahwa penyebaran bersfat homogen. Tdak dperlukan pembuktan lag karena telah membuktkan penyebaran jens tumbuhan tersebut tdak bersfat acak (hasl uj sebaran poson) dan tdak juga bersfat berkelompok (hasl uj sebaran negatf). C. Metode Indeks Dengan metode n dapat juga menentukan pola penyebaran spasal tumbuhan Kayu Afrka d Arboretum IPB. Ada empat ndeks yang umum yang dgunakan, yatu : 1. Indeks Dspers (ID) ID = S 2 X Dmana : X = x. f f = N n S 2 = ( x 2. f ) x. n N 1 2. Indeks of Clumpng (IC) IC =ID 1 3. Indeks Greens (IG) IG = IC n 1 4. Indeks Morssta (IM) IM= n ( n 1).N n( n 1) Dar keempat nla ndeks tersebut d atas, nla yang dgunakan untuk mengambl kesmpulan apakah penyebaran acak, berkelompok atau homogen, maka dlhat dar nla ndex dspersnnya (ID). Bla nla ID > 1, maka berart penyebaran tumbuhan Kayu Afrka d arboretum Fahutan IPB adalah berkelompok.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Hasl observas mengena sebaran Kayu Afrka pada Arboretum Fakultas Kehutanan dtemukan 37 ndvdu pohon Kayu Afrka (Tabel 1). Tabel 1 Hasl observas lapang pada 37 petak yang dlakukan d Arboretum Fakultas Kehutana IPB dtemukan Kayu Afrka (Maesospss emn) 32 =3 33 = 1 34 = 3 35 = 6 36 = 2 37 = 9 26 = 1 27 = 0 28 = 1 29 = 2 30 = 3 31 = 0 20 = 1 21 = 3 22 = 0 23 = 0 24 = 0 25 = 1 14 = 2 15 = 1 16 = 1 17 = 1 18 = 0 19 = 0 8 = 1 9 = 0 10 = 4 11 = 1 12 = 0 13 = 0 2 = 2 3 = 0 4 = 0 5 = 1 6 = 1 7 = 0 1 = 0 Hasl data yang ddapat dbuat kedalam tabel sebaran frekuens untuk memudahkan dalam penghtungan ndeks ndeks selanjutnya (table 2) Tabel 2 Sebarab frekuens Kayu Afrka d Arboretum Fakultas Kehutanan, IPB. x Fx nx 0 14 0 1 12 12 2 4 8 3 4 12 4 1 4 6 1 6 9 1 9 Jumlah 37 51 1. Metode Rato Ragam Metode raso ragam merupakan salah satu metode yang dapat dgunakan untuk mengetahu pola penyebaran suatu jens. Metode tersebut menggunakan nla rataan dan nla varans. x = x.f f S²= (x2.f) x.n N 1 = n = 51 = 1,378 nd/plot N 37 = 197 (1,378 x 51) 37 1 = 3,52

Hasl perhtungan menunjukkan bahwa S² > x, maka pola sebaran Kayu Afrka d Arboretum Fahutan menyebar secara mengelompok/agregat. 2. Metode Sebaran Frekuens a. Metode Sebaran Posson 1). Hpotesa : Ho = Kayu Afrka d Arboretum Fahutan menyebar secara acak. H1 = Kayu Afrka d Arboretum Fahutan tdak menyebar secara acak. 2). Menentukan sebaran frekuens pengamatan (Fx) Tabel 2 Hasl pengamatan sebaran Kayu Afrka d Arboretum Fahutan x Fx nx Px Ex X² htung 0 13 0 0,252 9,324 1 12 12 0,347 12,839 2 4 8 0,239 8,843 3 4 12 0,109 4,033 24,587 4 1 4 0,037 1,369 6 1 6 0,0085 0,3145 9 1 9 0,0013 0,0481 Jumlah 37 51 3). Menghtung peluang untuk (x) secara Posson ; P(x) = (x ) r. e - x / r! P(0) = e x = e -1,378 = 0,252 P(1) = (x /1).P(0) = (1,378/1) x 0,252 = 0,347 P(2) = (x /2).P(1) = (1,378/2) x 0,347 = 0,239 P(3) = (x /3).P(2) = (1,378/3) x 0,239 = 0,109 P(4) = (x /4).P(3) = (1,378/4) x 0,109= 0,037 P(6) = (x /6).P(6) = (1,378/6) x 0,037= 0,0085 P(9) = (x /9).P(6) = (1,378/9) x 0,0085= 0,0013 4). Menghtung nla frekuens harapan ; E(r) = P(r). N E(0) = P(0).37 = 0,252 x 37 = 9,324 E(1) = P(1).37 = 0,347 x 37 = 12,839 E(2) = P(2).37 = 0,239 x 37 = 8,843 E(3) = P(3).37 = 0,109 x 37 = 4,033 E(4) = P(4).37 = 0,037 x 37 = 1,369 E(6) = P(6).37 = 0,0085 x 37 = 0,3145 E(9) = P(9).37 = 0,0013 x 37 = 0,0481 X² tabel (df=5, α=0,05) 15,51

5). Menghtung nla Ch Square (X 2 ) ; X 2 ht = (Fx Ex)2 X 2 (0) = (F 0 E 0 ) 2 E 0 X 2 (1) = (F 1 E 1 ) 2 E 1 X 2 (2) = (F 2 E 2 ) 2 E 2 X 2 (3) = (F 3 E 3 ) 2 E 3 X 2 (4) = (F 4 E 4 ) 2 E 4 X 2 (6) = (F 6 E 6 ) 2 E 6 X 2 (9) = (F 9 E 9 ) 2 E 9 = (13 9,324)2 9,324 = (12 12,839)2 12,839 = (4 8,843)2 8,843 = (4 4,033)2 4,033 = (1 1,369)2 1,369 = (1 0,3145)2 0,3145 = (1 0,0481)2 0,0481 = 1,449 = 0,055 = 2,652 = 0,00027 = 0,099 = 1,494 = 18,838 X 2 htung = 1,449 + 0,055 + 2,652 + 0,00027 + 0,099 + 1,494 + 18,838 = 24,587 6). Nla x 2 tabel dengan taraf uj 5% dengan derajat bebas (db) = q-2, jka q=10, maka db = 10-2 = 8. Jad x 2 tabel (df=8, α=0,05) adalah 15,51 7). Kesmpulan Karena x 2 htung > x 2 tabel maka tolak H0 dan artnya Kayu Afrka d Arboretum Fahutan tdak menyebar secara acak.oleh karena tu, perlu dlakukan uj sebaran bnomal negatf. Ex b. Metode Sebaran Bnomnal Negatf 1) Hpotesa : Ho= Kayu Afrka d Arboretum Fahutan menyebar secara kelompok/agregat. H1= Kayu Afrka d Arboretum Fahutan tdak menyebar secara kelompok/agregat. 2) Menentukan sebaran frekuens pengamatan (Fx) x Fx nx Px Ex X² htung 0 13 0 0,351 12,987 1 12 12 0,285 10,545 2 4 8 0,231 8,547 12,323 3 4 12 0,187 6,919 4 1 4 0,151 5,587 6 1 6 0,125 4,551 9 1 9 0,099 3,663 Jumlah 37 51 X² tabel (df=5, α=0,05) 14,47

3) Menghtung peluang untuk sebaran bnomal negatf Pertama, tentukan derajat pengelompokkan (k). k = x 2 = (1,378)2 = 0,886 S 2 x 3,52 1,378 LHS = RHS Log (N/No) = k log [1 + (x / k)] Log (37/13) = 0,886 log [1 + (1,378 / 0,886)] 0,454 0,361 karena, LHS RHS, maka k kta car sendr dan dtemukan nla k hngga RHS = LHS yatu 1,98 LHS = RHS Log (N/No) = k log [1 + (x / k)] Log (37/13) = 1,98 log [1 + (1,378 / 1,98)] 0,454 0,454 Sehngga nla k yang dgunakan adalah 1,98 Maka nla peluang (Px) adalah sebaga berkut. P(0) = [1 + (x /k)] -1,98 = [1 + (1,378/1,98)] -1,98 = 0,351 P(1) = [x /( x + k)].(k/1).p(0)= [1,378/(1,378+1,98)].(1,98/1).0,351 = 0,285 P(2) = [x /( x + k)].(k/1).p(1)= [1,378/(1,378+1,98)].(1,98/1).0,285 = 0,231 P(3) = [x /( x + k)].(k/1).p(2)= [1,378/(1,378+1,98)].(1,98/1).0,231 = 0,187 P(4) = [x /( x + k)].(k/1).p(3) = [1,378/(1,378+1,98)].(1,98/1).0,187 = 0,151 P(6) = [x /( x + k)].(k/1).p(4)= [1,378/(1,378+1,98)].(1,98/1). 0,151 = 0,123 P(9) = [x /( x + k)].(k/1).p(6)= [1,378/(1,378+1,98)].(1,98/1).0,123 = 0,099 4) Menghtung nla frekuens harapan E(x) = N. P(x) E(0) = N.P(0) = 37. 0,351= 12,987 E(1) = N.P(1) = 37. 0,285= 10,545 E(2) = N.P(2) = 37. 0,231= 8,547 E(3) = N.P(3) = 37. 0,187= 6,919 E(4) = N.P(4) = 37. 0,151= 5,587 E(6) = N.P(4) = 37. 0,123 = 4,551 E(9) = N.P(4) = 37. 0,099 = 3,663 5) Menghtung nla Ch Square (X 2 ) ; X 2 ht = (Fx Ex)2 X 2 (0) = (F 0 E 0 ) 2 E 0 = (13 12,987)2 12,987 = 1,3 x 10 5 Ex

X 2 (1) = (F 1 E 1 ) 2 E 1 X 2 (2) = (F 2 E 2 ) 2 E 2 X 2 (3) = (F 3 E 3 ) 2 E 3 X 2 (4) = (F 4 E 4 ) 2 E 4 X 2 (6) = (F 6 E 6 ) 2 E 6 X 2 (9) = (F 9 E 9 ) 2 E 9 = (12 10,545)2 10,545 = (4 8,547)2 8,547 = (4 6,919)2 6,919 = (1 5,587)2 5,587 = (1 4,551)2 4,551 = (1 3,663)2 3,663 = 0,201 = 2,419 = 1,231 = 3,765 = 2,771 = 1,936 X 2 ht = 1,3 x 10 5 + 0,201 + 2,419 + 1,231 + 3,765 + 2,771 + 1,936 = 12,323 6) Nla x 2 tabel dengan taraf uj 5% dengan derajat bebas (db) = q-3, jka q=10, maka db = 10-3 = 7. Jad x 2 tabel (df=7, α=0,05) adalah 14,47 7) Kesmpulan Karena x 2 htung x 2 tabel maka terma H0 dan artnya Kayu Afrka d Arboretum Fahutan menyebar secara berkelompok/agregat. 3.Metode Index Data hasl pengamatan dar 37 plot dformulaskan dalam tabel sebaran frekuens d bawah n: Tabel Sebaran Frekuens Kayu Afrka (Swetena mahagon) x fx nx X 2 fx n(n-1) 0 14 0 0 0 1 12 12 12 132 2 4 8 16 56 3 4 12 36 132 4 1 4 16 12 6 1 6 36 30 9 1 9 81 72 Jumlah 37 51 197 434 Nla rataan dan nla varans. x = x.f f = n = 51 = 1,378 nd/plot N 37

S²= (x2.f) x.n 197 (1,378 x 51) = = 3,52 N 1 37 1 1. Indeks Dspers (ID) ID = S2 X = 3,52 1,378 = 2,554 2. Indeks of Clumpng (IC) IC = ID 1 = 2,554 1 = 1,554 3. Indeks Green (IG) IG = IC n 1 = 1,554 37 1 = 0,043 4. Indeks Morssta (IM) IG = Σn(n 1) n(n 1). N = 434. 37 = 6,297 2550 Dar keempat nla ndeks datas, nla yang dgunakan untuk mengambl kesmpulan apakah penyebaran acak, berkelompok atau homogen, maka dlhat dar nla ndek dspersnya (ID). Karena nla ID > 1, maka artnya penyebaran Kayu Afrka d arboretum fakultas kehutanan adalah mengelompok. Kayu Afrka merupakan jens kayu endemk dar Afrka. Kayu n tumbuh alam pada bentang geografs antara 8 LU dan 6 LS. Kayu Afrka banyak dtemukan d hutan tngg dalam ekozona antara hutan dan sabana. Jens n merupakan jens sukses yang tumbuh pada areal hutan yang terganggu ekosstemnya. Pada sebaran alam, jens n tumbuh d dataran rendah sampa hutan sub pegunungan sampa ketnggan 1.800 m dpl. Jens n dapat tumbuh dengan bak pada daerah dengan curah hujan 1.200-3.600 mm/tahun dengan musm kerng sampa 4 bulan dan tumbuh dengan bak pada daerah yang memlk solum tanah dalam dengan dranase bak. Kayu Afrka juga dapat tumbuh pada solum tps dengan syarat pada daerah tersebut terdapat cukup ar (Dephut 2002). Arboretum fahutan sangat cocol menjad tempat tumbuh Kayu Afrka. Menurut Orwa et al. (2009) Kayu Afrka memlk sebaran mengelompok dan berasosas pada padang rumput dan hutan terganggu. Hal n berart sejalan dengan hasl pendugaan sebaran Kayu Afrka d arboretum Fahutan yang memlk sebaran mengelompok.

Kesmpulan Dtemukan 23 pohon Kayu Afrka d Arboretum Fakultas Kehutanan IPB. Dar hasl analss mengena sebarannya dketahu bahwa Kayu Afrka menyebar secara berkelompok dan hal n sesua dengan ekolog alamahnya d alam. Daftar Pustaka Departemen Kehutanan. 2002. Informas sngkat benh. www.dephut.go.d/informasi/rrl/ifsp/maesopss emn.pdf [01Jun 2016]. Orwa et al. 2009. Maesopss emn. Agroforestry Database 4.0. Wnarn, T. dan S. Ela 2009. Pengaruh ukuran benh terhadap perkecambahan benh kayu arka (Measopss emn). Jurnal. Bala Peneltan Teknolog Pembenhan. Bogor. 6(1): 7-12