DAILY REPORT 23 Januari 2015

dokumen-dokumen yang mirip
DAILY REPORT 14 February 2014

DAILY REPORT 11 Maret 2016

WEEKLY REPORT 01 Februari 2016

DAILY REPORT 24 January 2014

DAILY REPORT 12 April 2016

WEEKLY REPORT 16 Februari 2015

DAILY REPORT 09 January 2014

DAILY REPORT 22 September 2015

Indonesia Outlook

DAILY REPORT 22 April 2016

WEEKLY REPORT 02 Maret 2015

DAILY REPORT 02 January 2014

DAILY REPORT 27 April 2016

DAILY REPORT. 09 October 2013

DAILY REPORT 17 September 2014

WEEKLY REPORT 04 August 2014

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

WEEKLY REPORT 04 May 2015

DAILY REPORT 06 Januari 2015

DAILY REPORT 24 Februari 2015

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAILY REPORT 17 September 2015

WEEKLY REPORT 18 August 2014

DAILY REPORT 20 April 2016

DAILY REPORT 25 Mei 2016

DAILY REPORT 09 August 2016

DAILY REPORT 15 April 2016

WEEKLY REPORT 14 Maret 2016

DAILY REPORT 22 Maret 2016

DAILY REPORT 14 October 2016

DAILY REPORT 06 Sep 2017

WEEKLY REPORT 11 Juli 2016

GLOBAL OUTLOOK 4 SEPTEMBER 2017

DAILY REPORT 01 Maret 2016

DAILY REPORT 25 Februari 2016

DAILY REPORT 29 Maret 2016

DAILY REPORT 14 Januari 2015

WEEKLY REPORT 26 Januari 2015

WEEKLY REPORT 13 Desember 2016

DAILY REPORT 24 November 2016

DAILY REPORT 14 Januari 2016

WEEKLY REPORT 05 Desember 2016

R i Danareksa Research Institute

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAILY REPORT 23 Aug 2017

DAILY REPORT 03 September 2014

DAILY REPORT 05 February 2014

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

DAILY REPORT 30 January 2014

DAILY REPORT 11 September 2015

DAILY REPORT 11 February 2014

DAILY REPORT 31 August 2016

DAILY REPORT 26 Maret 2015

WEEKLY REPORT 14 September 2015

DAILY REPORT 15 November 2013

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

DAILY REPORT 13 April 2016

DAILY REPORT 14 November 2013

DAILY REPORT 18 Maret 2016

DAILY REPORT 28 February 2014

DAILY REPORT 28 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 27 Desember 2016

DAILY REPORT 01 November 2013

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017

DAILY REPORT 26 Agustus 2015

DAILY REPORT 19 March 2014

DAILY REPORT 25 Agustus 2015

DAILY REPORT 31 October 2013

DAILY REPORT 02 November 2016

DAILY REPORT 16 August 2016

DAILY REPORT 13 May 2014

DAILY REPORT 09 November 2016

DAILY REPORT 14 April 2016

GLOBAL OUTLOOK 1 NOVEMBER 2017

DAILY REPORT 28 April 2016

Daily Report. 21 March 2018 NEWS HEADLINES JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

WEEKLY REPORT 19 Januari 2015

DAILY REPORT 21 March 2014

DAILY REPORT 12 Agustus 2015

DAILY REPORT 22 Januari 2016

DAILY REPORT 06 Oktober 2015

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. Bursa global masih terkoreksi. jcii Wei mi S wwei uwei. Kamis, 07 Januari 2016.

WEEKLY REPORT 19 Desember 2016

DAILY REPORT 17 April 2014

Juni 2017 RESEARCH TEAM

DAILY REPORT 27 Oktober 2015

WEEKLY REPORT 11 April 2016

DAILY REPORT 01 November 2016

DAILY REPORT 12 December 2017

DAILY REPORT 04 Februari 2015

DAILY REPORT 14 May 2014

DAILY REPORT 07 November 2013

STATISTIK PASAR MODAL

Morning Briefing. Market Outlook. News Emiten. 20 Januari 2015

DAILY REPORT 31 January 2017

DAILY REPORT 22 November 2016

MNC Gemesin CALL MNC CENTER Sekuritas :

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 16 January 2018

DAILY REPORT 23 September 2016

Transkripsi:

DAILY REPORT 23 Januari 2015 NEWS HEADLINES ANTM targetkan keruk 4500 ton bauksit di Tayan hilir PGAS gandeng TL Offshore dan Encona TOTL tidak masuk proyek infrastruktur NRCA bidik pendapatan tumbuh 12% BMRI targetkan modal Rp 100 triliun BMRI targetkan laba bersih tahun 2015 Rp 2,2 triliun pasca right issue BMRI kaji kepemilikan saham di anak usaha MAYA jaga CAR di level 13% Unit Usaha Syariah BDMN kerja sama pembiayaan dengan ITFC Unit usaha syariah BDMN targetkan pertumbuhan bisnis 35% di 2015 BMAS pacu kredit tumbuh 16% Penurunan bunga FLPP tidak ganggu kinerja BBTN Gunung Sewu ambil alih SIPD GJTL targetkan pertumbuhan 9% ACES anggarkan belanja modal Rp 300 miliar HITS bidik kontrak semen jangka panjang MPPA buka Hypermart di Singkawang, Kalimantan EXCL terima peringkat AAA dari Fitch EXCL akan gncarkan aksi transformasi ke era digital di tahun 2015 BEI akan delist AKKU jika masih disuspen hingga Juni 2015 OJK siapkan kelengkapan regulasi untuk perusahaan pembiayaan Kadin prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sekitar 5,2%-5,5% JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART Indeks akan menguji level fractal down yang berada 5169, jika break out dibawah Support Level level tersebut IHSG 5223/5193/5170 akan menguji support level di 5096. Sebaliknya, Resistance jika Level IHSG bertahan 5275/5298/5328 di atas level tersebut IHSG akan menguji resistance Major Trend level di 5193. Sementara Up itu, sinyal dari leading indikator terkonfirmasi Minor Trend negatif bagi IHSG. Up JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn) IHSG 5253.184 +37.918 8,841.47 8,259.67 LQ-45 910.781 +7.956 2,009.25 5,633.40 MARKET REVIEW Pada perdagangan hari Kamis (22/1) IHSG ditutup naik sebesar 37,92 poin (0,72%) dari level 5.215,27 ke level 5.253,18 seiring dengan penguatan mayoritas bursa global. Sektor properti dan industri dasar memimpin kenaikan dengan penguatan masing-masing sebesar 2,63% dan 1,76%. Sementara itu, sektor agribisnis mengalami pelemahan paling dalam dengan penurunan sebesar 0,49%. Dari domestik, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh sentimen yang datang dari pernyataan Bank Indonesia (BI) yang memberikan angka asumsi pertumbuhan ekonomi di RAPBN-2015 sebesar 5,6%, dengan kontribusi terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga. BI yakin bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini akan lebih tinggi dari tahun 2014. Pada tahun 2014 pertumbuhan konsumsi pemerintah tidak lebih dari 1%, namun pada tahun ini diperkirakan bisa mencapai 5%-6%. Selain itu, peningkatan realisasi belanja modal pemerintah juga akan memberikan multiplier effect bagi kenaikkan investasi swasta. Dari pasar global, pelaku pasar masih menanti keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) terkait dengan rencana penambahan stimulus. Pejabat ECB mengusulkan tambahan stimulus sebanyak US$1,3 triliun hingga akhir 2016 dalam upaya mengatasi deflasi zona Eropa. Meski demikian, terjadi perdebatan antara pejabat ECB dengan pemerintah Jerman. Pasalnya pemerintah Jerman menilai bahwa tambahan stimulus tidak diperlukan dan hanya akan menurunkan niat negaranegara Eropa untuk melakukan reformasi struktural. Selain itu, terjadi juga perdebatan di antara pejabat ECB terkait pembagian resiko yang ada dalam program ini, apakah risiko akan dibagi kepada 19 bank sentral di kawasan Eropa atau ditanggung oleh masing-masing negara. Selanjutnya, terpengaruh oleh sentimen dari rencana stimulus ECB, mayoritas bursa Asia ditutup menguat. Indeks Nikkei 225 ditutup naik sebesar 48,54 poin (0,28%) dari level 17.280,48 ke level 17.329,02. Indeks Shanghai indeks menguat sebesar 19,73 poin (0,59%) dari level 3.323,61 ke level 3.343,34. Indeks Hang Seng menguat sebesar 170,05 poin (0,70%) dari level 24.352,58 ke level 24.522,63. Dari Eropa, di awal perdagangan, bursa Eropa tentatif bergerak menguat di tengah penantian pasar akan keputusan ECB terkait dengan penambahan stimulus. Sementara itu, tingkat pengangguran Spanyol dilaporkan tetap pada level 23,7% di 4Q14, lebih tinggi dari estimasi analis sebesar 23,6%. MARKET VIEW Keputusan yang diambil oleh ECB pada pertemuan Kamis, akan memberikan optimisme terhadap perekonomian global. Presiden ECB Mario Draghi pada hari Kamis mengumumkan jika bank sentral akan melakukan pembelian obligasi bulanan sebesar 60 milyar mulai bulan Maret sampai September 2016. Dampak dari kebijakan yang ditempuh ECB turut mempengaruhi rebound dari harga minyak dunia. Saham sektor energi dan industri terkait lainnya yang belakangan tertekan seiring investor khawatir dengan dampak tajamnya penurunan harga minyak dalam 6 bulan terakhir terhadap outlook pendapatan perusahaan akan berpotensi bisa membaik kinerja sahamnya. Harga minyak dunia kini diperdagangkan di level US$47,39 atau naik sebesar US$1,08 dari harga sebelumnya. Diperkirakan sektor energi dan industri terkait lainnya akan kembali mendapatkan perhatian seiring harga minyak dunia kembali rebound. Keputusan yang diambil ECB mendorong indeks Wall Street mencatat kenaikan di hari keempat secara beruntun, indeks Dow Jones ditutup naik 1,5%, S&P 500 menguat 1,5% dan Nasdaq apresiasi 1,8%. Sebuah langkah yang di tunggu-tunggu oleh pasar karena zona Euro yang sedang berjuang dengan inflasi yang stagnan dan pertumbuhan ekonomi yang melambat. ECB menguraikan rencananya untuk memperluas program pembelian aset, Indeks bursa saham Eropa menguat tajam ke level tertinggi lebih dari tujuh tahun. Pelonggaran kuantitatif di Eropa secara keseluruhan adalah berita baik untuk para investor ekuitas. Indeks DAX Jerman ditutup di rekor terbaru dengan kenaikan 1.3% menjadi 10,435.62, Indeks CAC Perancis naik 1.5% menjadi 4,552.80. Indeks FTSE 100 Inggris melejit 1% menjadi 6,796.63. Draghi mengatakan dalam konfrensi pers di Frankfurt bahwa kenaikan yang agresif di dalam neraca keuangan bank akan membantu mendorong inflasi kembali naik menuju level 2%, namun resiko ekonomi masih tetap turun. Inflasi seharusnya naik pada akhir tahun ini, Faktor, pemilu Yunani pada 25 Januari, sementara ini bisa tereliminasikan oleh sentimen dari ECB ini. Namun, ada kemungkinan juga berikutnya pasar kembali akan menyikapi faktor tersebut, mengingat jika partai Syriza menang bisa mengancam pembatalan bailout ECB. Indeks regional Asia sesi pembukaan perdagangan diawali dalam zona positif, untuk indeks Nikkei dan Kospi. Akumulasi positif dari pasar regional ini, diperkirakan menjadi katalis bagi pergerakan IHSG pada perdagangan saham hari ini untuk melanjutkan kenaikan. 1

Aneka Tambang (ANTM) mengincar produksi bijih bauksit sebanyak 4500 wet metric ton pada 2015 di lokasi tambang Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau atau meningkat sebanyak 183.312 wmt dibandingkan tahun lalu. Perusahaan Gas Negara (PGAS) melalui anak usahanya, PGAS Solution, akan bekerja sama dengan konsorsium TL Offshore Sdn Bhd dan Encona Inti Industri untuk membangun pipa gas Kalija. TL Offshore dan Encona akan melakukan pekerjaan pemasangan jaringan pipa offshore dan onshore sepanjang 200 km. Nilai investasi proyek pipa tahap pertama diperkirakan mencapai USD 250 juta. Nusa Raya Cipta (NRCA) membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 12% menjadi Rp 3,6 triliun pada tahun ini. Laba bersih ditargetkan sedikit lebih rendah dari target tahun lalu, yakni dari Rp 253 miliar menjadi hanya Rp 230 miliar pada tahun ini. Hal tersebut lantaran akan berakhirnya pengerjaan proyek Tol Cikampek Palimanan pada pertengahan tahun ini. Target kontrak baru NRCA pada 2015 mencapai Rp 4 triliun, tumbuh 25% dari realisasi perolehan pada 2014 sebesar Rp 3,2 triliun. Meskipun terdapat peluang pengembangan proyek infrastruktur yang lebih besar pada tahun ini, Total Bangun Persada (TOTL) tidak berniat mencari peruntungan di sana. Perseroan akan fokus pada pengembangan bangunan gedung. TOTAL mengincar pendapatan Rp 2,3 triliun pada tahun ini dan laba bersih mencapai Rp 175 miliar. Bank Mandiri (BMRI) berencana meningkatkan modal dengan melakukan rights issue dan sekuritisasi pada tahun ini. Perseroan menargetkan mampu merealisasikan modal di atas Rp 100 triliun dan masuk dalam daftar qualified Asean bank. BMRI akan menggelar rights issue yang besarnya sekitar 5% dari total saham beredar. Selain rights issue, rencana sekuritisasi senilai Rp 750 miliar hingga Rp 1 triliun juga akan digelar di awal Juni atau akhir Mei 2015. Bank Mandiri (BMRI) menargetkan dapat membukukan laba bersih sebesar Rp 21,2 triliun (bank only) pada tahun 2015, setelah merealisasikan rights issue. Target tersebut tumbuh 19,5% dibandingkan proyeksi laba perseroan tahun 2014 yang senilai Rp 17,74 triliun. Target perolehan laba Bank Mandiri tersebut lebih tinggi dibandingkan target laba tanpa melakukan rights issue, yang diproyeksi hanya mencapai Rp 20,2 triliun atau tumbuh 13,87 YoY. Rights issue Bank Mandiri senilai Rp 9,3 triliun tersebut akan memberikan leverage kredit sebesar Rp 74 triliun tahun 2015. Dengan adanya rights issue, tahun ini Bank Mandiri menargetkan dapat membukukan kredit sebesar Rp 635 triliun, tumbuh 34,57% dibandingkan proyeksi penyaluran kredit tahun 2014. Tanpa melakukan rights issue, pertumbuhan kredit diproyeksikan 18,9% atau sekitar Rp 561 triliun. Pada 2014, bank Mandiri memproyeksikan penyaluran kredit sebesar Rp 471,86 triliun atau tumbuh 13,16% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 416,98 triliun. Bank Mandiri memproyeksikan CAR pada tahun 2015 setelah melakukan rights issue mencapai 16,54%, sedikit turun dibandingkan proyeksi jika Bank Mandiri tidak melakukan rights issue yang mencapai 16,85%. Rasio modal pasca rights issue diproyeksikan meningkat menjadi 16,66% pada tahun 2016, tahun 2017 akan mencapai 16,89%, tahun 2018 menjadi 17%, dan tahun 2019 serta 2020 menjadi 17,5%. Sementara CAR Bank Mandiri tanpa melakukan rights issue akan menjadi 16,63% pada 2016, 16,31% pada 2017, 16,29% pada 2018, 16,22% pada 2019, dan 16,31% pada 2020. Pertumbuhan CAR tersebut dengan asumsi rasio dividen 30%. Net interest margin (NIM) Bank Mandiri tahun 2015 diproyeksikan mencapai 6,16% dengan melakukan rights issue, lebih tinggi dibandingan jika tanpa rights issue yang sebesar 6,15%. Tahun 2014 NIM Bank Mandiri diproyeksikan sebesar 5,98%, meningkat dibandingkan tahun 2013 yang di level 5,68%. Pada tahun 2015, Bank Mandiri memproyeksikan dapat menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 716 triliun, tumbuh 26,25% dibandingkan proyeksi tahun 2014 sebesar Rp 567,09 triliun. Sedangkan tanpa melakukan rights issue, pertumbuhan DPK Bank Mandiri diproyeksikan sebesar 15,5% menjadi Rp 655 triliun. Loan to deposit ratio (LDR) Bank Mandiri pada tahun 2015 diproyeksikan sebesar 88,84% jika melakukan rights issue. Sedangkan tanpa rights issue, LDR Bank Mandiri diproyeksikan sebesar 85,71%. Tahun 2014 Bank Mandiri memproyeksikan LDR sebesar 82,85%. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/npl) Bank Mandiri diproyeksikan sebesar 2,08% baik dengan rights issue maupun tanpa rights issue. Sedangkan pada tahun 2014 NPL Bank Mandiri diproyeksikan sebesar 1,92%. Bank Mandiri (BMRI) berencana mengkaji kembali kepemilikan saham di dua anak usaha, yakni Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia dan AXA Mandiri Financial Services. BMRI memiliki 2 perusahaan asuransi yang bergerak di bidang asuransi jiwa dan perseroan akan review dengan pemilik saham yang lain mengenai bentuknya. Bank Danamon Indonesia (BDMN) melalui Unit Usaha Danamon Syariah, menandatangani perjanjian kerja sama pembiayaan perdagangan syariah dengan International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC). Kerja sama tersebut bertujuan mengembangkan pembiayaan perdagangan syariah (shariah trade financing), mempercepat pertumbuhan pembiayaan syariah yang produktif dan memperkuat sinergi kedua pihak. Kerja sama tersebut ditargetkan memberi keuntungan USD 1 miliar dalam lima tahun pertama, dimulai dengan USD 200 juta pada tahun 2015. Program tersebut memungkinkan nasabah segmen korporasi dan komersial Danamon mendapatkan layanan pembiayaan perdagangan yang lebih lengkap dengan biaya yang bersaing. Unit usaha syariah Bank Danamon Indonesia (BDMN) menargetkan pertumbuhan bisnis sebanyak 35% di tahun 2015. Penopang pertumbuhan tersebut diperkirakan adalah kontribusi pertumbuhan penyaluran pembiayaan di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang pada tahun 2014 pertumbuhannya sekitar 30%. Selama ini penyaluran pembiayaan masih didominasi penyaluran pembiayaan UMKM sebanyak 60% dan sisanya dikontribusikan oleh Korporasi, dan Komersial. Danamon Syariah sendiri masih fokus dengan sektor pangandan agribisnis. Bank Tabungan Negara (BBTN) tidak mengkhawatirkan rencana pemerintah yang hendak menurunkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi 5%, dari saat ini 7,25%. Rencana tersebut dinilai tidak akan mengganggu pencapaian target target perseroan tahun ini, seperti laba bersih Rp 2 triliun dan pertumbuhan kredit sekitar 19%. Bank Mayapada Internasional (MAYA) berencana menambah modal lewat skema rights issue pada akhir tahun ini guna menjaga CAR di level 13%. Dana hasil rights issue diharapkan mencapai Rp 500-600 miliar. Aksi korporasi tersebut direncanakan bersamaan dengan penerbitan obligasi subordinasi. Pada tahun ini, MAYA menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 20-25%. Bank Maspion Indonesia (BMAS) menargetkan pertumbuhan 2

kredit tahun ini berkisar 15-16% dibandingkan pencapaian 2014. Pertumbuhan kredit tersebut diperkirakan mampu meningkatkan laba perseroan menjadi Rp 50 miliar pada tahun ini. Gajah Tunggal (GJTL) menargetkan pertumbuhan penjualan pada tahun ini sebesar 8-9%. Target tersebut akan dikejar dengan meningkatkan penjualan ke luar negeri khususnya Amerika Serikat. Porsi ekspor ke negara tersebut berkisar 46% dari total ekspor. Gunung Sewu Group akan mengambil alih hingga 63% saham Sierad Produce (SIPD). Gunung Sewu siap menyerap saham baru yang diterbitkan SIPD melalui rights issue. SIPD akan menerbitkan sebanyak 2,1 miliar saham baru atau 69% dari modal disetor. Harga pelaksanaan sebesar Rp 520 per saham. Bila seluruh pemegang saham lama tidak mengeksekusi haknya, Gunung Sewu Group akan mengambil alih sebanyak 1,9 miliar (63%) saham SIPD. OCBC Sekuritas Indonesia akan mengambil sisanya 189,9 juta (6,2%) saham. Sebanyak 91% dana hasil rights issue akan digunakan untuk membeli obligasi wajib tukar Great Giant Livestock. Matahari Putra Prima (MPPA) meresmikan Hypermart ke-108 berlokasi di Singkawang Grand Mall, yang merupakan gerai Hypermart ke-10 di Kalimantan. Pembukaan Hypermart Singkawang ini merupakan pembukaan gerai Hypermart yang pertama di tahun 2015 yang merupakan bagian dari serangkaian rencana ekspansi gerai baru Hypermart tahun 2015. Ace Hardware (ACES) menganggarkan dana Rp 300 miliar untuk belanja modal pada tahun ini, meningkat 200% dibandingkan alokasi pada 2014 senilai Rp 100 miliar. Belanja modal tersebut akan digunakan untuk membuka hingga 15 gerai Ace Hardware dan empat gerai Toys Kingdom. Perseroan mengincar pertumbuhan kinerja di kisaran 10-15%. Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) menargetkan memperoleh kontrak jangka panjang untuk pengangkutan semen tahun ini. Target tersebut merupakan lanjutan dari aksi divestasi saham anak usahanya, Humpuss Transportasi Curah (HTC) beberapa waktu lalu. Target kontrak pengangkutan semen 10 tahun dan nilai kontraknya masih dihitung, sekitar puluhan juta dolar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan kelengkapan regulasi untuk perusahaan pembiayaan berupa surat edaran (SE) sesuai ketentuan dalam Peraturan OJK (POJK), antara lain SE mengenai tingkat kesehatan keuangan, SE mengenai hedging, SE mengenai penyusunan laporan bulanan. Hal tersebut untuk mendorong dan memberikan kerangka dasar bagi perusahaan untuk dapat memaksimalkan peran melalui perluasan kegiatan usaha yang diimbangi dengan pengaturan di bidang manajemen risiko dan tata kelola yang lebih baik. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 sekitar 5,2%-5,5%, dengan asumsi stimulus fiskal dari penghematan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) akan efektif. Dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi hanya akan terasa beberapa bulan, setelah itu tingkat inflasi akan kembali ke jalur normal sekitar 5,0%- 7,0%. Kadin memprediksi nilai tukar rupiah pada tahun 2015 akan berada pada kisaran Rp 12.000 Rp 12.800 per USD. Hal ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah AS untuk mengakhiri Quantitative Easing (QE) serta suku bunga rendah di Amerika selama 4 tahun ini. Defisit neraca berjalan diprediksi belum bisa teratasi karena defisit neraca migas dan neraca jasa dengan banyaknya devisa negara yang digunakan untuk membiayai jasa kesehatan, pelayaran, dan asuransi ke luar negeri. Pemerintah dinilai terlalu optimistis dalam memasang target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN- P) 2015. Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, menyatakan pertumbuhan ekonomi 5,8% memang harus dicapai dengan upaya yang ekstra. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 secara baseline hanya tumbuh 5,3%. Baseline ini telah memperhitungkan tambahan anggaran belanja infrastruktur dan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). XL Axiata (EXCL) akan menggencarkan aksi transformasi menuju era digital pada tahun 2015. Perilaku pelanggan berubah sangat cepat. Begitu juga dengan perubahan teknologi. Rerata hanya dalam waktu 2 tahun teknologi baru datang untuk menggeser teknologi sebelumnya. Fitch Rating mempertahankan peringkat (rating) BBB untuk utang jangka panjang valuta asing dan rupiah XL Axiata (EXCL), sedangkan peringkat nasional jangka panjang perseroan dipertahankan level AAA. Peringkat AAA yang diperoleh perseroan tersebut menggambarkan risiko gagal bayar terendah. Sedangkan peringkat BBB mencerminkan sebesar 66.5% kemampuan kredit induk usaha XL yaitu Axiata Group. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan penghapusan pencatatan efek Alam Karya Unggul (AKKU) jika masih disuspen di pasar reguler dan tunai sampai dengan bulan Juni 2015. Ini merupakan pengingat bagi perseroan untuk dapat melakukan tindakan lebih lanjut terkait upaya mempertahankan kelangsungan usaha perseroan. 3

COMMODITIES DUAL LISTING Description (USD) Change Description (USD) (IDR) Change (IDR) Crude Oil (US$)/Barrel 47,39 1,08 TLKM (US) 47 14.632 190 Natural Gas (US$)/mmBtu 2,86 0,03 ANTM (GR) 0,06 879-14 Gold (US$)/Ounce 1301,88-0,26 Nickel (US$)/MT 14850,00-175,00 Tin (US$)/MT 19505,00 135,00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 61,80 -- Coal (RB) (US$)/MT* 61,00 -- CPO (ROTH) (US$)/MT 661,25-18,75 CPO (MYR)/MT 2326,00-5,00 Rubber (MYR/Kg) 599,50 0,00 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 744,10 1,09 *weekly GLOBAL INDICES VALUATION Country Indices Change PER (X) PBV (X) %Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F Market Cap (USD Bn) USA DOW JONES INDUS. 17813,98 1,48-0,05 16,05 14,55 2,87 2,68 4.959,3 USA NASDAQ COMPOSITE 4750,40 1,78 0,30 20,16 17,27 3,38 3,06 7.451,1 ENGLAND FTSE 100 INDEX 6796,63 1,02 3,51 14,84 13,18 1,69 1,66 1.636,1 CHINA SHANGHAI SE A SH 3503,56 0,59 3,37 12,78 11,26 1,71 1,52 4.078,5 CHINA SHENZHEN SE A SH 1599,02 1,20 8,16 22,40 17,50 2,86 2,50 2.098,1 HONG KONG HANG SENG INDEX 24522,63 0,70 3,89 11,27 10,15 1,27 1,18 1.963,3 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5253,18 0,73 0,50 15,31 13,06 2,63 2,31 397,1 JAPAN NIKKEI 225 17329,02 0,28-0,70 18,70 16,51 1,66 1,54 2.695,2 MALAYSIA KLCI 1781,75 0,66 1,16 15,88 14,60 1,96 1,84 284,1 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3370,29 0,47 0,15 13,77 12,52 1,26 1,19 414,2 FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change USD/IDR 12.487,45 6,45 1000 IDR/ USD 0,08 0,0000 EUR/IDR 14.183,62-297,94 EUR / USD 1,14-0,0008 JPY/IDR 105,28-0,57 JPY / USD 0,01 0,0000 SGD/IDR 9.323,52-37,21 SGD / USD 0,75 0,0000 AUD/IDR 121,68-93,06 AUD / USD 0,80-0,0001 GBP/IDR 18.741,79-176,70 GBP / USD 1,50-0,0001 CNY/IDR 2.011,20 0,01 CNY / USD 0,16 0,0001 MYR/IDR 3.475,49 8,44 MYR / USD 0,28 0,0007 KRW/IDR 11,50-0,01 100 KRW / USD 0,09-0,0001 CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE Description Country Rate (%) Description Country Rate (%) FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.53 BI Rate (%) Indonesia 7.75 LIBOR (GBP) England 0.50 ECB Rate (%) Euro 5 SIBOR (USD) Singapore 0.17 BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13 BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13 PBOC Rate (%) China 5.60 SHIBOR (RENMINBI) China 4.99 4

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS Description Dec 14 Nov 14 Description Rate (%) Inflation YTD % 8.36 5.75 SBI (9M) 6,93347 Inflation YOY % 8.36 6.23 SBIS (9M) 6,93347 Inflation MOM % 2.46 1.50 Foreign Reserve (USD) 111.86 Mn 111.97 Mn GDP (IDR Bn) 2,619,869.70 2,619,869.70 SBI BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date Agenda Expectation 23 Jan US Leading Index Turun menjadi 0.4% dari 0.6% 23 Jan US Existing Home Sales Naik menjadi 5.08 juta dari 4.93 juta 23 Jan US Existing Home Sales MoM Naik menjadi 3.0% dari -6.1% 26 Jan Indonesia Money Supply M2 YoY Turun menjadi 12.7% dari 12.9% 26 Jan Indonesia Money Supply M1 YoY -- 27 Jan US Durable Goods Orders Turun menjadi -0.9% dari -0.7% 27 Jan US New Home Sales MoM Naik menjadi 2.7% dari -1.6% 27 Jan US New Home Sales Naik menjadi 450 ribu dari 438 ribu 27 Jan US Consumer Confidence Index Naik menjadi 95.0 dari 92.6 Ket: (*) US Time (^) Tentative LEADING MOVERS LAGGING MOVERS Stock Change (%) Index pt Stock Change (%) Index pt GGRM IJ 56175 5.94 6.46 EMTK IJ 6550-16.03-7.51 BBCA IJ 13200 0.96 3.25 TLKM IJ 2880-1.20-3.76 ASII IJ 7750 0.98 3.24 SCMA IJ 3550-3.40-1.95 INTP IJ 22800 3.05 2.65 UNVR IJ 35800-0.42-1.22 SMGR IJ 14400 2.13 1.90 BBNI IJ 5950-0.42-0.49 UNTR IJ 17625 2.77 1.89 BTPN IJ 4000-1.84-0.46 INDF IJ 7625 2.69 1.87 TRAM IJ 110-28.57-0.46 PNBN IJ 1005 7.49 1.78 SSMS IJ 1670-2.34-0.41 BSDE IJ 2145 4.13 1.66 BWPT IJ 337-2.88-0.34 CPIN IJ 3925 2.35 1.57 LPPF IJ 15500-0.64-0.31 UPCOMING IPO'S Company PT Bank Yudha Bhakti Business Banking & Finance IPO Issued (IDR) Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter 115.00 300 05 Jan-07 Jan 15 13 Jan 2015 Semesta Indovest Equator Securities 5

DIVIDEND Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment BIPI 1.00 Cash Dividend 13 Jan-15 14 Jan-15 16 Jan-15 30 Jan-15 CMNP 3:1 Stock Bonus 20 Feb-15 23 Feb-15 25 Feb-15 -- CORPORATE ACTIONS Stock Action Ratio EXC. (IDR) CUM Date EX Date Trading Period WOMF Rights Issue 27:20 135.00 28-Jan-15 29-Jan-15 04 Feb 11 Feb 15 AKKU Rights Issue 20:132 100 TBA TBA TBA BULL Reverse Stock 8:1 -- -- 09 Mar-15 -- SIPD Reverse Stock 10:1 -- -- 05 Feb-15 -- ACST Tender Offer -- 3250 -- -- -- CPGT Tender Offer -- 105.00 -- -- 3 Jan - 01 Feb 15 GENERAL MEETING Emiten AGM/EGM Date Agenda BBNP RUPSLB 23-Jan-15 KARW RUPSLB 23-Jan-15 SMGR RUPSLB 23-Jan-15 MGNA RUPSLB 26-Jan-15 DVLA RUPSLB 26-Jan-15 ACST RUPSLB 28-Jan-15 AKSI RUPSLB 28-Jan-15 ISAT RUPSLB 28-Jan-15 SIPD RUPSLB 29-Jan-15 CMNP RUPSLB 30-Jan-15 ROTI RUPSLB 12-Feb-15 ITMA RUPSLB 16-Feb-15 DNET RUPSLB 17-Feb-15 AKKU RUPSLB 20-Feb-15 ASRI RUPSLB 25-Feb-15 6

INDF S1 7475 R1 7750 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 7200 R2 8025 7625 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 7475-Rp 8025 Entry Rp 7625, take Profit Rp 8025 Stochastics 41.07 Positif MACD 17 Positif True Strength Index (TSI) 37.09 Positif Bollinger Band (Mid) 17199 Negatif MA5 7410 Positif INDF Downward Sloping Channel INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 57.53, Stochastic %K = 79.55, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 INDF - MACD (5,3) = -45.17, Signal() = -25.04 INDF - TSI(3,5,3) = 37.09 INDF - William's % R(14) = -15.00, Volume() = 38,720,000 7,625 7,625 7,600 7,500 7,418.75 7,400 7,410 7,200 7,207.5 7,200 7,000 6,800 6,635 6,600 6,635 6,607.53 6,400 6,270.69 80 6,270.69 79.5455 10 79.5455 8 6 57.5349 4 2 57.5349 20 5-25.0396-5 -45.1703-10 -15 2 4 6 8 37.091 23.2065-6 -4-2 0000 38,720,000-2 -15-4 -6-8 -10 KLBF S1 1820 R1 1855 Trend Grafik Major Up Minor Up S2 1785 R2 1890 1840 MACD line dan signal line indikasi negatif Stochastics fast line & slow indikasi negatif RSI mendekati area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 1820-Rp 1890 Entry Rp 1840, take Profit Rp 1890 Stochastics 48.76 Negatif MACD -1.31 Negatif True Strength Index (TSI) 41.85 Positif Bollinger Band (Mid) 1195 Positif MA5 1805 Positif KLBF Upward Sloping Channel KLBF - Stochastic %D(6,3,3) = 54.86, Stochastic %K = 73.33, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 KLBF - MACD (5,3) = -8.58, Signal() = -4.96 KLBF - TSI(3,5,3) = 41.85 KLBF - William's % R(14) = -13.33, Volume() = 61,652,300,900 5 1,92 1,840 1,840 1,86 1,840 1,820 1,80 1,808.5 1,805 1,801.15 1,74 1,801.15 1,800 1,68 1,775 1,742.56 1,62 1,56 1,50 80 73.3333 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 73.3333 54.8597 54.8597 20 12.0 18.0 24.0-4.95667 6.0-12.0-6.0-8.58357 41.8504 2 4 6 20.519-8 -6-4 -2 0000 61,652,300-2 -13.3333-4 -6-8 -10

LPKR S1 1045 R1 1075 Trend Grafik Major Up Minor Up S2 1015 R2 1105 1065 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 1045-Rp 1105 Entry Rp 1065, take Profit Rp 1105 Stochastics 58.58 Positif MACD 4.34 Positif True Strength Index (TSI) 34.38 Positif Bollinger Band (Mid) 1021 Positif MA5 1033 Positif LPKR Upward Sloping Channel 1,338.48 1,338.48 1,200 1,118.53 1,065 1,065 1,100 1,065 1,055 1,033 1,000 1,027.5 1,020.5 1,020 900 1,020 1,000 84.1026 84.1026 LPKR - Stochastic %D(6,3,3) = 61.57, Stochastic %K = 84.10, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 80 61.5695 61.5695 20 LPKR - MACD (5,3) = -7.84, Signal() = -4.76 1 2-4.75863-1 -7.84146-2 -3 LPKR - TSI(3,5,3) = 34.38 10 2 4 6 8 34.3812 19.598-8 -6-4 -2 143,350,40 0000 LPKR - William's % R(14) = -5.56, Volume() = 143,350,400-2 -5.55556-4 -6-8 -10 1,300 RALS S1 820 R1 890 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 765 R2 945 855 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 820-Rp 890 Entry Rp 855, take Profit Rp 890 Stochastics 51.64 Positif MACD 9.0 Positif True Strength Index (TSI) 84.10 Positif Bollinger Band (Mid) 775 Positif MA5 798 Positif RALS Wedge 1,100 855 1,000 855 855 805 900 798 788.571 787.5 800 774.5 768.889 700 768.889 84.9123 768.889 84.9123 600 760 80 RALS - Stochastic %D(6,3,3) = 77.19, Stochastic %K = 84.91, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 689.142 1 2 3 4 5 6 7 8 9 77.193 77.193 20 RALS - MACD (5,3) = -14.21, Signal() = -8.68 12.0 18.0 24.0 3-8.68107 6.0-12.0-6.0-14.2099 84.1038 RALS - TSI(3,5,3) = 84.10 2 4 6 8 61.8057-8 -6-4 -2 0000 26,754,900 RALS - William's % R(14) = -5.00, Volume() = 26,754,900-10 -9-8 -7-6 -5-4 -3-2 -1-5 1,300 1,200

ACES S1 720 R1 770 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 670 R2 820 745 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area netral Trading range Rp 720-Rp 770 Entry Rp 745, take Profit Rp 770 Stochastics 15.41 Positif MACD -5.10 Positif True Strength Index (TSI) -9.42 Positif Bollinger Band (Mid) 756 Negatif MA5 707 Positif ACES Broadening Wedge ACES - Stochastic %D(6,3,3) = 33.44, Stochastic %K = 53.22, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 ACES - MACD (5,3) = -4.38, Signal() = 1.37 ACES - TSI(3,5,3) = -9.42 ACES - William's % R(14) = -50, Volume() = 52,231,800 1,02 96 90 825 825 84 815 805.451 756 78 745 745 72 745 711.875 707 66 675 80 667.632 667.632 1 2 3 4 5 6 7 8 9 53.2164 53.2164 33.4362 33.4362 20 18.0 12.0 1.3657 6.0-6.0-4.379 2 4 6 8 0000-8 -6-4 -2-9.42422-34.6949-2 52,231,800-4 -6-50 -8-10 ERAA S1 1045 R1 1120 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 985 R2 1180 1085 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area netral Trading range Rp 1045-Rp 1120 Entry Rp 1085, take Profit Rp 1120 Stochastics 17.70 Positif MACD -5.73 Positif True Strength Index (TSI) -23.75 Positif Bollinger Band (Mid) 1086 Negatif MA5 1052 Positif ERAA Wedge ERAA - Stochastic %D(6,3,3) = 18.65, Stochastic %K = 38.63, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 ERAA - MACD (5,3) = -0.78, Signal() = 4.61 ERAA - TSI(3,5,3) = -23.75 ERAA - William's % R(14) = -46.43, Volume() = 26,546,800 1,38 1,32 1,26 1,193.35 1,150 1,20 1,140 1,140 1,14 1,085.75 1,085 1,08 1,085 1,085 1,02 1,063.75 1,052 1,050.45 96 1,050.45 1,045 80 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 38.6274 38.6274 18.6461 3 18.6461 1 2 4.60821-2 -1-0.781094 2 4 6 8 0000-8 -6-4 -2-23.7473-37.0761 26,546,800-2 -4-6 -46.4286-8 -10

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec 22-01-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture AALI Trading Sell 24000 24000 23600 23600 23850 24100 24350 Negatif Negatif Negatif 26150 22350 LSIP Trading Sell 1880 1880 1850 1850 1870 1890 1910 Negatif Negatif Negatif 2070 1845 SGRO Trading Buy 1935 1935 2025 1830 1895 1960 2025 Negatif Negatif Negatif 2270 1865 Mining BUMI Trading Sell 100 100 96 90 96 102 108 Negatif Negatif Positif 117 52 PTBA Trading Buy 11750 11750 12025 10475 11250 12025 12800 Positif Positif Positif 13650 10100 ADRO Trading Buy 1015 1015 1045 985 1005 1025 1045 Positif Positif Positif 1145 925 MEDC Trading Buy 2800 2800 2840 2660 2750 2840 2930 Positif Positif Negatif 3800 2625 INCO Trading Buy 3505 3505 3530 3420 3475 3530 3585 Positif Positif Positif 4145 3285 ANTM Trading Sell 1055 1055 1020 1020 1045 1070 1095 Negatif Negatif Positif 1135 945 TINS Trading Sell 1180 1180 1160 1160 1175 1190 1205 Negatif Negatif Positif 1250 1145 Basic Industry and Chemicals SMGR Trading Buy 14400 14400 14975 13775 14175 14575 14975 Positif Positif Negatif 16775 13950 INTP Trading Buy 22800 22800 23075 21575 22325 23075 23825 Positif Positif Positif 25575 21325 SMCB Trading Buy 1945 1945 1970 1860 1915 1970 2025 Positif Positif Negatif 2315 1880 Miscellaneous Industry ASII Trading Buy 7750 7750 7875 7575 7675 7775 7875 Positif Positif Negatif 7700 6900 GJTL Trading Buy 1310 1310 1385 1220 1275 1330 1385 Positif Positif Positif 1490 1225 Consumer Goods Industry INDF Trading Buy 7625 7625 8025 7200 7475 7750 8025 Positif Positif Positif 7500 6325 GGRM Trading Buy 56175 56175 57175 52025 54600 57175 59750 Positif Positif Negatif 64000 51900 UNVR Trading Sell 35800 35800 35200 34200 35200 36200 37200 Negatif Negatif Positif 35950 30525 KLBF Trading Buy 1840 1840 1890 1785 1820 1855 1890 Positif Positif Positif 1835 1715 Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Buy 2145 2145 2195 1965 2080 2195 2310 Positif Positif Positif 2085 1620 PTPP Trading Buy 3805 3805 3865 3535 3700 3865 4030 Positif Positif Negatif 3850 3100 WIKA Trading Buy 3640 3640 3675 3515 3595 3675 3755 Positif Positif Positif 3895 3080 ADHI Trading Buy 3645 3645 3795 3465 3575 3685 3795 Positif Positif Positif 3675 2885 Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Buy 5375 5375 5550 5175 5300 5425 5550 Positif Positif Negatif 6050 4995 JSMR Trading Buy 7100 7100 7400 6800 7000 7200 7400 Positif Positif Positif 7250 6675 ISAT Trading Sell 4260 4260 4195 4100 4195 4290 4385 Negatif Negatif Negatif 4500 3935 TLKM Trading Sell 2880 2880 2855 2795 2855 2915 2975 Negatif Negatif Positif 2920 2725 CMNP Trading Sell 2615 2615 2585 2505 2585 2665 2745 Negatif Negatif Negatif 3200 2600 Finance BMRI Trading Buy 11000 11000 11200 10750 10900 11050 11200 Positif Positif Negatif 11225 10125 BBRI Trading Sell 11475 11475 11175 11175 11375 11575 11775 Negatif Negatif Negatif 12100 11000 BBNI Trading Sell 5950 5950 5825 5825 5925 6025 6125 Negatif Negatif Negatif 6250 5700 BBCA Trading Buy 13200 13200 13450 12925 13100 13275 13450 Positif Positif Positif 13425 12800 BBTN Trading Buy 1030 1030 1095 945 995 1045 1095 Positif Positif Positif 1240 995 Trade, Services and Investment UNTR Trading Buy 17625 17625 18425 16700 17275 17850 18425 Positif Positif Positif 18000 16425 MPPA Trading Sell 3290 3290 3120 2850 3120 3390 3660 Negatif Negatif Negatif 3665 2825