BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 5. DERET

dokumen-dokumen yang mirip
Hendra Gunawan. 14 Februari 2014

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:

HALAMAN Dengan definisi limit barisan buktikan limit berikut ini : = 0. a. lim PENYELESAIAN : jadi terbukti bahwa lim = 0 = 5. b.

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret

BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT)

2 BARISAN BILANGAN REAL

Hendra Gunawan. 12 Februari 2014

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1

Kalkulus Rekayasa Hayati DERET

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

BARISAN DAN DERET. 05/12/2016 Matematika Teknik 1 1

BAB VI BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA

Modul 1. (Pertemuan 1 s/d 3) Deret Takhingga

,n N. Jelas barisan ini terbatas pada dengan batas M =: 1, dan. barisan ini kovergen ke 0.

LIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n

1 Persamaan rekursif linier non homogen koefisien konstan tingkat satu

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2

Induksi Matematika. Pertemuan VII Matematika Diskret Semester Gasal 2014/2015 Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta

Himpunan/Selang Kekonvergenan

DERET TAK HINGGA (INFITITE SERIES)

TUGAS ANALISIS REAL LANJUT. a b < a + A. b + B < A B.

Distribusi Pendekatan (Limiting Distributions)

Induksi matematik untuk memecahkan problema deret dan bilangan bulat bentuk kuadrat sempurna

Statistika Matematika. Soal dan Pembahasan. M. Samy Baladram

KALKULUS 4. Dra. D. L. Crispina Pardede, DEA. SARMAG TEKNIK MESIN

SIFAT-SIFAT FUNGSI EKSPONENSIAL BERBASIS BILANGAN NATURAL YANG DIDEFINISIKAN SEBAGAI LIMIT

theresiaveni.wordpress.com NAMA : KELAS :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat = +, 0 <

LANDASAN TEORI. Secara umum, himpunan kejadian A i ; i I dikatakan saling bebas jika: Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

Bab 2. Sistem Bilangan Real Aksioma Bilangan Real Misalkan adalah himpunan bilangan real, P himpunan bilangan positif dan fungsi + dan.

BUKTI ALTERNATIF KONVERGENSI DERET PELL DAN PELL-LUCAS (ALTERNATIVE PROOF THE CONVERGENCE OF PELL AND PELL-LUCAS SERIES)

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

Barisan dan Deret. Modul 1 PENDAHULUAN

Bab IV. Penderetan Fungsi Kompleks

Deret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN

BARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

DERET Matematika Industri 1

Barisan Dan Deret Arimatika

BAB VI DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT

ANALISIS RIIL I. Disusun oleh Bambang Hendriya Guswanto, S.Si., M.Si. Siti Rahmah Nurshiami, S.Si., M.Si.

Pendiferensialan. Modul 1 PENDAHULUAN

PENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT

DERET POSITIF : UJI INTEGRAL DAN UJI LAIN-LAINNYA KELOMPOK 2:

II LANDASAN TEORI. Sebuah bilangan kompleks dapat dinyatakan dalam bentuk. z = x jy. (2.4)

Semigrup Matriks Admitting Struktur Ring

Projek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16,

BAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor

KEKONVERGENAN BARISAN DI DALAM RUANG

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Ubahlah bentuk kuadrat di bawah ini menjadi bentuk

BAB : I SISTEM BILANGAN REAL

Sistem Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA

ANALISIS REAL I PENGANTAR. (Introduction to Real Analysis I) M. Zaki Riyanto, S.Si DIKTAT KULIAH ANALISIS

KEKONVERGENAN MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA. Fitriani Agustina, Math, UPI

- - BARISAN DAN DERET

BAB III RUANG HAUSDORFF. Pada bab ini akan dibahas mengenai ruang Hausdorff, kekompakan pada

BARISAN DAN DERET. Materi ke 1

MATEMATIKA DISKRIT FUNGSI

-1- U n : suku ke-n barisan aritmetika a : suku pertama n : banyak suku b : beda/selisih

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi;

Solved Problems (taken from tutorials)

III PEMBAHASAN. λ = 0. Ly = 0, maka solusi umum dari persamaan diferensial (3.3) adalah

HUBUNGAN ANTARA KONVERGEN HAMPIR PASTI, KONVERGEN DALAM PELUANG, DAN KONVERGEN DALAM SEBARAN

PEMBUKTIAN SIFAT RUANG BANACH PADA B 1/4 (K) Malahayati

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Solusi Soal OSN 2012 Matematika SMA/MA Hari Pertama

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 6 No.1 Juni 2012: 9-16 KRITERIA KEKONVERGENAN CAUCHY PADA RUANG METRIK KABUR INTUITIONISTIC

Teorema Nilai Rata-rata

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Ketiga)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ruang Vektor. Definisi (Darmawijaya, 2007) Diketahui (V, +) grup komutatif dan (F,,. ) lapangan dengan elemen identitas

PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar (pengertian) yang akan digunakan dalam. pembahasan penelitian. 2.

Dasar Sistem Pengaturan - Transformasi Laplace. Transformasi Laplace bilateral atau dua sisi dari sinyal bernilai riil x(t) didefinisikan sebagai :

Fungsi. Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B.

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 4 No.2 Desember 2010: 1-13 TEOREMA TITIK TETAP BANACH PADA RUANG METRIK-D

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu

Fungsi. Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dibahas tentang teori-teori dasar yang. digunakan untuk dalam mengestimasi parameter model.

MATEMATIKA BISNIS. OLEH: SRI NURMI LUBIS, S.Si GICI BUSSINESS SCHOOL BATAM

Koleksi Soal dan. Pembahasan MaG-D. Oleh: Arini Soesatyo Putri. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung [Date]

BARISAN DAN DERET. Bentuk deret Aritmatika: a, ( a + b ), ( a + 2b ) ( a + ( n 1 ) b a = suku pertama b = beda n = banyaknya suku.

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3

ISIAN SINGKAT! 1. Diberikan hasil kali digit digit dari n harus sama dengan 25

E-learning matematika, GRATIS 1

Barisan, Deret, dan Notasi Sigma

TEOREMA WEYL UNTUK OPERATOR HYPONORMAL

BARISAN DAN DERET TAK BERHINGGA

PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR

REPRESENTASI KANONIK UNTUK FUNGSI KARAKTERISTIK DARI SEBARAN TERBAGI TAK HINGGA

Transkripsi:

Pertemua 7. BAHAN AJAR ANALISIS REAL Matematika STKIP Tuaku Tambusai Bagkiag 5. da kekovergeaya 5. DERET Diberika sebuah barisa a, dapat didefeisika barisa bilaga real S N dega S N := N a = a + a 2 +... + a N, N N Utuk tiap N N, S N dikeal sebagai jumlah parsial deret Jika S N s utuk N, maka deret Σ a dikataka koverge ke s. Dalam hal ii s disebut sebagai jumlah deret tersebut da kita tuliska a = s Cotoh 5. geometri merupaka barisa jumlah parsial 2 S N = N 2 = 2 yag koverge ke. Jadi dalam hal ii kita dapat meuliska 2 = Secara umum, deret geometri =0 x = + x + x 2 + x 3 +... mempuyai jumlah parsial S N = N =0 x = xn+ x Jika x <, maka x N+ 0 utuk N ; sehigga S N x, utuk N Jadi, utuk x <, deret Σ =0 koverge ke diverge. Cotoh 5.2 x, jika x, maka deret

mempuyai jumlah parsial (+) S N = ( + ) = N ( + ) N = ( 2 ) + ( 2 3 ) +... + ( N N + ) = N + Di sii S N utuk N, sehigga deret di atas koverge da mempuyai jumlah, yaki Latiha 5. (+) =. Misalka α > 0. Tujukka bahwa Σ =0 2. Tujukka bahwa Σ 4 2 = 2 4 (α+)(α++) = α 3. Tetuka jumlah parsial deret ( ). Apakah deret ii koverge?. 5.2 dega suku-suku Positif yag suku-sukuya positif ( atau tak egatif ) termasuk deret yag mudah dipelajari, karea jumlah parsialya membetuk baris aik. Jadi jika kita igi meujukka bahwa deret tersebut koverge, kita haya perlu meujukka bahwa barisa jumlah parsialya terbatas diatas. Jika barisa jumlah parsialya tak terbatas diatas, maka deret tersebut diverge ke +. Cotoh 5.3 2 mempuyai suku-suku yag berilai positif. Jumlah parsialya yaitu S N = + 2 2 +... + N 2 membetuk barisa aik da terbatas di atas. Karea itu deret tersebut koverge. Cotoh 5.4 mempuyai suku-suku yag berilai positif. Jumlah parsialya yaitu 2

S N = + 2 +... + N membetuk barisa aik yag tak terbatas diatas. Jadi deret ii diverge ke +. Teorema 5. Misalka α >, bilaga rasioal. Maka deret Σ α Latiha 5.2. Selidiki kekovergea deret!. 2. Misalka r adalah barisa bilaga rasioal 2, 3, 2 3, 4, 2 4, 3 4,... Tujukka bahwa r diverge ke +. 5.3 Sifat-sifat dasar deret Bagia ii membahas sifat-sifat dasar deret. koverge. Teorema 5.2 Misalka Σ a da Σ b koverge ke a da b berturut-turut. Jika λ da µ adalah bilaga real sembarag, maka koverge ke λa + µb. Teorema 5.3 Jika deret Σ a koverge, maka a 0 utuk. Proposisi 5. Misalka deret Σ a koverge. Maka utuk setiap N N, deret Σ =N a koverge da Σ =N a 0, utuk N. Latiha 5.3. Apakah deret 2. Buktika Proposisi 5.2 00+ koverge?. 3. Misalka a turu, a > 0 utuk tiap N, da Σ a koverge. Buktika bahwa a 0 utuk. 5.4 Kriteria Cauchy; Uji Kekovergea Teorema 5.4 Misalka a turu, a > 0 utuk tiap N, da a 0 utuk. Maka deret ( ) a = a a 2 + a 3 a 4 +... koverge. Cotoh 5.5 ( ) = 2 + 3 4 +... 3

merupaka deret yag memeuhi hipotesis teorema 5.4, karea itu deret ii koverge. Teorema 5.5 (Uji Badig). Misalka b > 0 utuk tiap N da Σ b koverge. Jika maka Σ a koverge. a b, N Teorema 5.6 (Uji rasio). Misalka a 0 utuk tiap N da lim a+ a = L Jika L <, maka Σ a koverge; jika L >, maka Σ a diverge. Latiha 5.4. Selidiki bear atau salah peryataa berikut; (a) Jika Σ a da Σ b koverge, maka Σ a b koverge. (b) Jika b > 0 utuk tiap N, Σ b koverge, da Σ N a Σ N b,utuk tiap N N, maka Σ a koverge. 2. Buktika teorema 5.5 3. Selidiki kekovergea deret berikut (a) Σ (b) Σ (c) Σ 2 2 + 2 + 5.5 Kekovergea Mutlak da Kekovergea bersyarat. Σ a dikataka kovergea mutlak apabila deret apabila deret Σ a koverge. Sebagai cotoh, Σ ( ) 2 koverge mutlak karea Σ 2 koverge. Teorema 5.6 koverge mutlak seetiasa koverge. Bukti ; Guaka uji badig. yag koverge tetapi tidak koverge mutlak disebut koverge bersyarat. Latiha 5.5. Buktika jika Σ a 2 da Σ b 2 koverge, maka Σ a b koverge mutlak ( da kareaya koverge). 2. Selidiki apakah deret berikut koverge mutlak, koverge bersyarat, atau diverge 4

(a) Σ ( ) (b) Σ ( ) 3/2 3. Selidiki kekovergea deret berikut (a) Σ (b) Σ + + 4. Buktika bahwa x! koverge mutlak utuk setiap x R Tugas pertemua 8. latiha 5. omor 2 2. Latiha 5.2 omor 3. latiha 5.3 omor da 3 4. latiha 5.4 omor 4 5. Latiha 5.5 omor, 3, da 4. 5