matematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
matematika Wajib Kelas X PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. DEFINISI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

SOAL DAN JAWABAN TENTANG NILAI MUTLAK. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan nilai Mutlak di bawah ini.

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

PERTIDAKSAMAAN RASIONAL. Tujuan Pembelajaran

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear

Modul 05 Persamaan Linear dan Persamaan Linear Simultan

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK

Himpunan dari Bilangan-Bilangan

BAB 2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

LAMPIRAN A. A1. Analisis kurikulum. A2. Skenario (jalan cerita) A3. Flowchart (alur) Permainan Pekerja Aljabar

BAB I PERTIDAKSAMAAN RASIONAL, IRASIONAL & MUTLAK

MATEMATIKA EKONOMI 1. Oleh : Muhammad Imron H

PERTIDAKSAMAAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

03/08/2015. Sistem Bilangan Riil. Simbol-Simbol dalam Matematikaa

Modul 6 SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

PERTIDAKSAMAAN PECAHAN

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

SISTEM PERSAMAAN LINEAR, KUADRAT DAN PERTIDAKSAMAAN SATU VARIABEL

SISTEM BILANGAN REAL

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

matematika LIMIT ALJABAR K e l a s A. Pengertian Limit Fungsi di Suatu Titik Kurikulum 2006/2013 Tujuan Pembelajaran

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR

a 2 e. 7 p 7 q 7 r 7 3. a. 8p 3 c. (2 14 m 3 n 2 ) e. a 10 b c a. Uji Kompetensi a. a c. x 3. a. 29 c. 2

Sistem Bilangan Real. Pendahuluan

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR

1 SISTEM BILANGAN REAL

SILABUS. KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Bilangan Bulat dan Pecahan. pecahan Menyatakan bilangan dalam bentuk

PERSAMAAN & SISTEM PERSAMAAN LINEAR

PENGEMBANGAN KISI-KISI UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2016/2017

Sistem Bilangan Riil

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

MATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN. Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi

BAB V. PERTIDAKSAMAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

LEMBAR AKTIVITAS SISWA PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK

Materi Ke_2 (dua) Himpunan

1.1 Pengertian Himpunan. 1.2 Macam-macam Himpunan. 1.3 Relasi Antar Himpunan. 1.4 Diagram Himpunan. 1.5 Operasi pada Himpunan. 1.

Silabus. - Membedakan berbagai jenis bilangan yang ada. Tugas individu, tugas kelompok, kuis.

MA5032 ANALISIS REAL

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Sistem Bilangan Ri l

BAB VI BILANGAN REAL

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

SISTEM BILANGAN REAL

PENDAHULUAN KALKULUS

SISTEM BILANGAN BULAT

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan

BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10}

1 SISTEM BILANGAN REAL

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

Sistem Bilangan Riil

6. Hasil dari... A. C. 3 B. D Hasil dari adalah A. 26 C. 14 B. 14 D Jika dan ; nilai dari adalah... A. C.

MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN LINEAR

6/28/2016 al muiz

Bab. Faktorisasi Aljabar. A. Operasi Hitung Bentuk Aljabar B. Pemfaktoran Bentuk Aljabar C. Pecahan dalam Bentuk Aljabar

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

KALKULUS 1 UNTUK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA OLEH: DADANG JUANDI, DKK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

matematika PEMINATAN Kelas X SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINEAR DAN KUADRAT K13 A. Pertidaksamaan Linear B. Daerah Pertidaksamaan Linear

FAQ Bilangan Bulat untuk Siswa/i SMP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SISTEM BILANGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 03 Oktober 2016

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

Kegiatan Pembelajaran Instrumen. Tugas individu. Menjelaskan pengertian variabel, konstanta, suku, koefisien suku, suku

Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No : 14

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen.

Gambar 1.1 Mesin dan SDM perusahaan

BAB 1 PERSAMAAN. a) 2x + 3 = 9 a) 5 = b) x 2 9 = 0 b) = 12 c) x = 0 c) 2 adalah bilangan prima genap d) 3x 2 = 3x + 5

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Sistem Bilangan Riil. Pendahuluan

BAB I HIMPUNAN. Matematika Infomatika. Universitas Gunadarma Halaman 1

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

PERSAMAAN & PERTIDAKSAMAAN

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

Sedangkan bilangan real yang tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian dua bilangan bulat adalah bilangan irasional, contohnya

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR

Bahan ajar PERTIDAKSAMAAN Mk : kalkulus 1 Dosen : yayat suyatna

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS)

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

Modul 03 HIMPUNAN. Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang keanggotaannya didefinisikan dengan jelas.

Transkripsi:

K-1 Kelas X matematika WAJIB PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi pertidaksamaan linear satu variabel. 2. Menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel.. Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan linear satu variabel. A. PENDAHULUAN Selain persamaan, pertidaksamaan adalah bentuk lain untuk menyatakan situasi nyata dalam notasi matematika. Pertidaksamaan digunakan untuk membandingkan dua atau lebih nilai besaran. Sebagai contoh, kalimat Badan ayah lebih tinggi dari paman, akan tetapi penghasilan ayah lebih kecil dari paman atau dalam kalimat Pengusaha tersebut mendapatkan keuntungan paling sedikit Rp50.000.000,00 per bulan. Kata-kata lebih tinggi, lebih kecil, dan paling sedikit dapat dinyatakan dengan notasi matematika berupa pertidaksamaan sebagai berikut. 1. Kalimat Badan ayah lebih tinggi dari Paman dapat dinyatakan dengan: tinggi ayah > tinggi paman 2. Kalimat Penghasilan ayah lebih kecil dari paman dapat dinyatakan dengan: penghasilan ayah < penghasilan paman. Kalimat Pengusaha tersebut mendapatkan keuntungan paling sedikit Rp50.000.000,00 per bulan dapat dinyatakan dengan: penghasilan pengusaha per bulan Rp50.000.000,00. 1

B. NOTASI PERTIDAKSAMAAN Pertidaksamaan yang melibatkan dua besaran atau lebih memiliki beberapa bentuk sebagai berikut. 1. a < b dibaca a lebih kecil dari b 2. a b dibaca a lebih kecil atau sama dengan b. a > b dibaca a lebih besar dari b 4. a b dibaca a lebih besar atau sama dengan b C. GARIS BILANGAN Dalam matematika dasar, garis bilangan adalah suatu garis lurus dengan titik-titik yang diasumsikan sebagai suatu bilangan real dan setiap bilangan real merujuk pada satu titik tertentu. Namun, seringkali bilangan bulat juga ditunjukkan dengan lambang titik-titik tertentu yang berjarak sama di sepanjang garis ini. Garis bilangan berikut menunjukkan bilangan bulat dari 12 sampai 1. Meskipun demikian, garis ini mencakup semua bilangan real, yaitu bilangan berkelanjutan tak terhingga ke kedua arahnya dan bilangan-bilangan yang tak dituliskan yang terdapat di antara bilangan-bilangan bulat tersebut. 12 11 10 9 8 7 6 5 4 2 1 0 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Semakin ke kanan, nilai bilangan pada garis bilangan semakin besar, sedangkan semakin ke kiri nilainya semakin kecil. Untuk menyatakan himpunan bilangan dalam garis bilangan, dapat digunakan notasi pertidaksamaan atau bentuk kurung. Perhatikan cara menyatakan himpunan bilangan pada garis bilangan berikut. No. Garis bilangan Pertidaksamaan Bentuk kurung 1. a {x x > a, x R} (a, ) 2. a {x x a, x R} [a, ) 2

No. Garis bilangan Pertidaksamaan Bentuk kurung. a x {x x < a, x R} (, a) 4. a x {x x a, x R} (, a] 5. a b x {x a < x < b, x R} (a, b) 6. a b x {x a x b, x R} [a, b] 7. a b x {x x a atau x > b, x R} (, a] (b, ) Contoh Soal 1 Nyatakan himpunan bilangan yang dipilih pada garis bilangan berikut dengan notasi pertidaksamaan dan bentuk kurung. 12 11 10 9 8 7 6 5 4 2 1 0 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Berdasarkan cara menyatakan himpunan bilangan pada garis bilangan, diperoleh: Notasi pertidaksamaan: {x x < 5 atau < x 7, x R} Bentuk kurung: (, 5) atau (, 7] D. SIFAT-SIFAT PERTIDAKSAMAAN Jika a, b, dan c bilangan real, maka berlaku: 1. a b b a 2. a b a + c b + c

. a b a c b c 4. Jika c > 0, maka a b ac bc 5. Jika c < 0, maka a b ac bc 6. 1 1 Jika a > 0 dan b > 0, maka a b a b 7. Jika a b dan c d, maka a + c b + d 8. Jika a b dan b c, maka a c E. DEFINISI PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Pertidaksamaan linear satu variabel adalah pertidaksamaan yang hanya memuat satu variabel dan pangkat pada variabel tersebut adalah satu. Berikut ini merupakan contohcontoh dari pertidaksamaan linear satu variabel dan yang bukan pertidaksamaan linear satu variabel. Pertidaksamaan linear satu variabel: 1. 2x + 5 > 0 2. 4y 4y. 6p 5 p+1 2 Bukan pertidaksamaan linear satu variabel: 1. x 2 2x < 9 memuat variabel berpangkat 2. 2. 2x x 1 <1 bentuk pertidaksamaan rasional, variabel terdapat pada penyebut.. 2x y > 1 memuat dua variabel. F. PENYELESAIAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Langkah-langkah umum penyelesaian pertidaksamaan linear satu variabel adalah sebagai berikut. 1. Jika terdapat operasi perkalian terhadap penjumlahan atau pengurangan pada pertidaksamaan, gunakan sifat distributif. 2. Jika terdapat pecahan pada pertidaksamaan, kalikan setiap ruas dengan KPK dari semua penyebutnya.. Sederhanakan ruas kiri dan ruas kanan. 4. Hilangkan variabel pada ruas kanan dengan menggunakan langkah 2 atau. 5. Hilangkan konstanta pada ruas kiri dengan menggunakan langkah 2 atau. 4

6. Hilangkan koefisien variabel pada ruas kiri dengan menggunakan langkah 4 atau 5. 7. Uji dengan bilangan bulat yang memenuhi pertidaksamaan untuk memastikan jawaban. Contoh Soal 2 Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2x > 0! 2x > 0 (2x ) + > 0 + (kedua ruas ditambah ) 2x + ( + ) > (sifat asosiatif) 2x > 2x 2 > 2 (kedua ruas dibagi 2) x > 2 Misalkan kita uji dengan x = 2. 2(2) > 0 1> 0 (pernyataan benar) Jadi, himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2x > 0 adalah x x > x R 2,. Contoh Soal Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 7 2x > 0! 7 2x > 0 7 + (7 2x) > 7 + 0 (kedua ruas ditambah -7) ( 7 + 7) 2x > 7 (sifat asosiatif) 2x > 7 5

2x 2 < 7 2 (kedua ruas dibagi 2, tanda ketidaksamaan berubah) x < 7 2 Misalkan kita uji dengan x =. 7 2x > 0 7 2() > 0 1 > 0 (pernyataan benar) Jadi, himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 7 2x > 0 adalah x x< 7 x R 2,. Contoh Soal 4 Tentukan solusi dari pertidaksamaan (x 2) 4! (x 2) 4 x 6 4 (sifat distributif) (x 6) + 6 4 + 6 (kedua ruas ditambah 6) x + ( 6 + 6) 10 (sifat asosiatif) x 10 x 10 (kedua ruas dibagi ) x 10 Misalkan kita uji dengan x =. (x 2) 4 ( 2) 4 4 (pernyataan benar) Jadi, solusi dari pertidaksamaan (x 2) 4 adalah x 10 atau, 10. 6

Contoh Soal 5 ( )! Tentukan solusi dari pertidaksamaan 1 5 x 2 1 ( 5 x) 2 5 1 x 2 (sifat distributif) 5 1 x.2 (kedua ruas dikali, tanda ketidaksamaan berubah). 5 +. 1 x 6 (sifat distributif) 5 + x 6 5 + ( 5 + x) 5 + ( 6) (kedua ruas ditambah 5) (5 5) + x 1 (sifat asosiatif) x 1 Misalkan kita uji dengan x = 4. 1 ( 5 ( 4) ) 2 9 2 2 (pernyataan benar) Jadi, solusi dari pertidaksamaan 1 5 x 2 ( ) adalah {x x 1, x R} atau (, 1]. Contoh Soal 6 ( )! Tentukan solusi dari pertidaksamaan 1 2 x + 1 ( 4) <1 2 x 7

1 ( 2 x) + 1 ( 4) <1 2 x 2 x + x 2<1 2 (sifat distributif) 6 2 x + x 2 <6.1 (kedua ruas dikali KPK dari dan 2, yaitu 6) 2 4 2x + 9x 12 < 6 (sifar distributif) 7x 8 < 6 (7x 8) + 8 < 6 + 8 (kedua ruas ditambah 8) 7x + ( 8 + 8) < 14 (sifat asosiatif) 7x < 14 7x 7 < 14 (kedua ruas dibagi 7) 7 x < 2 Misalkan kita uji dengan x = 1. 1 ( 2 1 ) + 1 (.1 4) <1 2 1 1 2 <1 1 6 <1 (pernyataan benar) Jadi, solusi dari pertidaksamaan 1 2 x + 1 ( 4) <1 2 x ( ) adalah {x x < 2, x R} atau (, 2). Contoh Soal 7 Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2x 4 (x 5)! 2x 4 (x 5) 2x 4 x 15 (sifat distributif) x 15 2x 4 2x + (x 15) 2x + (2x 4) (kedua ruas ditambah -2x) ( 2x + x) 15 ( 2x + 2x) 4 (sifat asosiatif) 8

x 15 4 (x 15) + 15 4 + 15 (kedua ruas ditambah 15) x+ ( 15 + 15) 11 (sifat asosiatif) x 11 Misalkan kita uji dengan x = 11. 2x 4 (x 5) 2.11 4 (11 5) 22 4.6 18 18 (pernyataan benar) Jadi, himpunan penyelesaian dari 2x 4 (x 5) adalah {x x 11, x R} atau [11, ). Contoh Soal 8 Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 5 ( 2 x)+ 1 (4 + )>2 +6 x x! 5 ( 2 x)+ 1 (4 + )>2 +6 x x 9 5 6 x 5 + 4 + x >2 x +6 (sifat distributif) 15 9 6 5 x 5 + 4 + x >15 2 x +6 ( ) (kedua ruas dikali KPK dari 5 dan, yaitu 15) 27 18x + 20 + 5x > 0x + 90 (sifat distributif) 47 1x > 0x + 90 0x + 90 < 47 1x (0x + 90) + 1x < (47 1x) + 1x (kedua ruas ditambah 1x) (0x + 1x) + 90 < 47 + ( 1x + 1x) (sifat asosiatif) 4x + 90 < 47 (4x + 90) 90 < 47 90 (kedua ruas dikurangi 90) 4x < 4 4x 4 < 4 4 x < 1 (kedua ruas dibagi 4) 9

Misalkan kita uji dengan x = 2. 5 ( 2( 2 ))+ 1 (4 + ( 2 )>2 2 +6 ) ( ) 21 5 + 2 >2 7 >2 (pernyataan benar) 15 Jadi, himpunan penyelesaian dari 5 ( 2 x )+ 1 (4 + x)>2 x +6 adalah {x x < 1, x R}. Contoh Soal 9 Tentukan solusi dari pertidaksamaan linear 2 < x 2 < 8! 2 < x 2 < 8 2 + 2 < (x 2) + 2 < 8 + 2 (setiap ruas ditambah 2) 4 < x + ( 2 + 2) < 10 (sifat asosiatif) 4 < x < 10 Misalkan kita uji dengan x = 5. 2 < 5 2 < 8 2 < < 8 (pernyataan benar) Jadi, solusi dari pertidaksamaan linear 2 < x 2 < 8 adalah (4, 10). Contoh Soal 10 Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2 < 4 x < 8! 2 < 4 x < 8 4 + 2 < 4 + 4 x < 4 + 8 (setiap ruas ditambah 4) 2 < ( 4 + 4) x < 4 2 < x < 4 2 > x > 4 (setiap ruas dibagi, tanda ketidaksamaan berubah) 10

2 > x > 4 4 < x < 2 Misalkan kita uji dengan x = 0. 2 < 4.0 < 8 2 < 4 < 8 (pernyataan benar) 4 Jadi, solusi dari pertidaksamaan 2 < 4 x < 8 adalah x x x R < < 2,. Contoh Soal 11 Tentukan solusi dari pertidaksamaan x 2 < 2x + 1 < x 4! x 2 < 2x + 1 < x 4! Pertidaksamaan tersebut dapat juga dituliskan sebagai berikut. x 2 < 2x + 1 dan 2x + 1 < x 4 2x + 1 > x 2 dan x 4 > 2x + 1 2x + 1 > x 2 dan x 4 > 2x + 1 x + (2x + 1) > x + (x 2) (dikurangi x) dan 2x + (x 4) > 2x + (2x + 1) (ditambah 2x) ( x + 2x) + 1 > ( x + x) 2 dan ( 2x + x) 4 > ( 2x + 2x) + 1 (sifat asosiatif) x + 1 > 2 dan x 4 > 1 (x +1) 1 > 2 1 (ditambah 1) dan (x 4) + 4 > 1 + 4 (ditambah 4) x + (1 1) > dan x + ( 4 + 4) > 5 x > dan x > 5 Pengertian pertidaksamaan di atas adalah x harus lebih besar dari dan juga harus lebih besar dari 5. Jika digambarkan pada garis bilangan, akan diperoleh: 2 1 0 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 x 11

Dari irisan kedua daerah tersebut diperoleh x > 5. Misalkan kita uji dengan x = 6. x 2 < 2x + 1 < x 4 6 2 < 2.6 + 1 <.6 4 4 < 1 < 14 (pernyataan benar) Jadi, solusi dari pertidaksamaan x 2 < 2x + 1 < x 4 adalah {x x > 5, x R} atau (5, ). G. APLIKASI PERTIDAKSAMAAN LINEAR Langkah-langkah penyelesaian soal aplikasi pertidaksamaan linear sama dengan aplikasi persamaan linear, yaitu sebagai berikut. 1. Mengenali variabel Kenali besaran apa saja yang ditanyakan dalam soal cerita. Besaran ini biasanya dapat ditentukan dengan membaca soal cerita secara hati-hati sampai akhir. Kemudian, buatlah pemisalan tentang besaran yang ditanyakan dengan suatu variabel, misalnya x. 2. Menerjemahkan soal cerita ke dalam bentuk aljabar Baca kembali setiap kalimat dan nyatakan semua besaran yang disebutkan dalam bentuk variabel yang telah didefinisikan pada langkah sebelumnya. Untuk mengatur informasi ini, terkadang penggunaan tabel atau diagram sangat membantu.. Membentuk model atau pertidaksamaan aljabar sesuai dengan masalah dalam soal cerita. 4. Menyelesaikan model atau pertidaksamaan aljabar yang terbentuk. Contoh Soal 12 Sebuah truk berhenti sebelum melalui suatu jembatan timbang yang memiliki total pembebanan 100 ton. Jika bagian truk mempunyai berat 40 ton dan bak truk mempunyai berat ton, berapakah berat maksimal muatan yang dapat diangkut oleh truk tersebut? Misalkan x adalah berat muatan truk dalam ton. Berat total truk dapat dinyatakan dengan 40 ton + ton + x ton = (4 + x) ton. Oleh karena total pembebanan jembatan adalah 100 ton, maka permasalahan tersebut dapat dinyatakan dengan pertidaksamaan berikut. 12

4 + x 100 4 + 4 + x 4 + 100 (kedua ruas ditambah 4) x 57 Jadi, truk tersebut dapat mengangkut muatan dengan berat maksimal 57 ton. Contoh Soal 1 Suatu perusahaan rental mobil menawarkan pilihan tarif mobil yang hendak disewakan sebagai berikut. Biaya Tarif Pertama Tarif Kedua Biaya administrasi Rp150.000,00 Rp75.000,00 Biaya sewa per hari Rp200.000,00 Rp225.000,00 Jika kamu hendak menyewa mobil di perusahaan tersebut, tarif manakah yang akan kamu pilih agar biaya yang kamu keluarkan lebih murah? Misalkan x adalah lamanya waktu menyewa mobil. Tarif pertama dapat dinyatakan dengan: 150.000 + 200.000x Tarif kedua dapat dinyatakan dengan: 75.000 + 225.000x Jika kita ingin mengetahui kapan tarif kedua lebih murah dari tarif pertama, maka: 75.000 + 225.000x < 150.000 + 200.000x (kedua ruas dikurangi 200.000x) 75.000 + 25.000x < 150.000 75.000 + (75.000 + 25.000x) < 75.000 + 150.000 (kedua ruas ditambah 75.000) 25.000x < 75.000 25.000x 25.000 < 75.000 25.000 (kedua ruas dibagi 25.000) x < Jadi, jika menyewa mobil kurang dari hari, maka akan menggunakan tarif kedua karena lebih murah. Akan tetapi, jika menyewa mobil selama hari atau lebih, maka akan menggunakan tarif pertama yang lebih murah, sesuai dengan tabel berikut. 1

Banyak Hari Tarif 1 Tarif 2 1 Rp50.000,00 Rp00.000,00 2 Rp550.000,00 Rp525.000,00 Rp750.000,00 Rp750.000,00 4 Rp950.000,00 Rp975.000,00 5 Rp1.150.000,00 Rp1.200.000,00 6 Rp1.50.000,00 Rp1.425.000,00 7 Rp1.550.000,00 Rp1.650.000,00 8 Rp1.750.000,00 Rp1.875.000,00 9 Rp1.950.000,00 Rp2.100.000,00 14