DAILY REPORT 25 Februari 2016

dokumen-dokumen yang mirip
DAILY REPORT 12 April 2016

DAILY REPORT 11 Maret 2016

DAILY REPORT 22 Maret 2016

WEEKLY REPORT 01 Februari 2016

DAILY REPORT 22 April 2016

Indonesia Outlook

DAILY REPORT 28 April 2016

DAILY REPORT 01 Maret 2016

DAILY REPORT 27 April 2016

WEEKLY REPORT 14 Maret 2016

DAILY REPORT 29 Maret 2016

DAILY REPORT 15 April 2016

DAILY REPORT 20 April 2016

DAILY REPORT 23 Januari 2015

DAILY REPORT 25 Mei 2016

DAILY REPORT 22 September 2015

DAILY REPORT 18 Maret 2016

WEEKLY REPORT 04 May 2015

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. jcii Wei mi S wwei uwei. Senin, 11 Januari Kekhawatiran akan China masih berlanjut.

WEEKLY REPORT 04 August 2014

DAILY REPORT 14 February 2014

DAILY REPORT 09 August 2016

DAILY REPORT 12 Agustus 2015

DAILY REPORT 14 April 2016

DAILY REPORT 28 Agustus 2015

DAILY REPORT 24 January 2014

WEEKLY REPORT 11 Juli 2016

DAILY REPORT 24 October 2013

WEEKLY REPORT 11 April 2016

WEEKLY REPORT 02 Maret 2015

WEEKLY REPORT 06 March 2017

DAILY REPORT. 09 October 2013

DAILY REPORT 31 August 2016

DAILY REPORT 25 Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

DAILY REPORT 24 Februari 2015

DAILY REPORT 11 February 2014

Indonesia Market Outlook Weekly 2H17 Brief

DAILY REPORT 13 May 2014

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

WEEKLY REPORT 18 April 2016

DAILY REPORT 16 August 2016

WEEKLY REPORT 29 Februari 2016

DAILY REPORT 02 January 2014

WEEKLY REPORT 14 September 2015

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45

DAILY REPORT 09 January 2014

DAILY REPORT 09 March 2017

DAILY REPORT 14 October 2016

WEEKLY REPORT 18 May 2015

DAILY REPORT 14 Januari 2016

DAILY REPORT 17 September 2015

DAILY REPORT 22 Januari 2016

DAILY REPORT 29 November 2013

WEEKLY REPORT 19 Desember 2016

DAILY REPORT 23 Aug 2017

DAILY REPORT 28 February 2014

DAILY REPORT 02 Februari 2016

DAILY REPORT 29 January 2014

LAPORAN Juni 2015KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAILY REPORT 29 September 2016

DAILY REPORT 03 September 2014

WEEKLY REPORT 05 Desember 2016

DAILY REPORT 26 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 11 May 2015

DAILY REPORT 15 April 2015

DAILY REPORT 17 September 2014

DAILY REPORT 31 January 2017

DAILY REPORT 13 April 2016

DAILY REPORT 24 November 2016

PT Kharisma Asset Management

WEEKLY REPORT 27 April 2015

DAILY REPORT 31 October 2013

DAILY REPORT 06 Sep 2017

WEEKLY REPORT 18 August 2014

Daily Report. 21 March 2018 NEWS HEADLINES JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

DAILY REPORT 05 February 2014

DAILY REPORT 21 March 2014

DAILY REPORT 06 Agustus 2015

DAILY REPORT 16 Februari 2016

Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal. Jakarta, Kamis 14April 2014

DAILY REPORT 23 Februari 2016

Weekly Report. 09 April 2018 NEWS HEADLINES JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

DAILY REPORT 08 November 2016

WEEKLY REPORT 16 Februari 2015

DAILY REPORT 06 April 2016

DAILY REPORT 22 March 2017

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

DAILY REPORT 14 May 2014

DAILY REPORT 30 Maret 2016

DAILY REPORT 25 March 2014

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

DAILY REPORT 30 January 2014

DAILY REPORT 21 April 2017

DAILY REPORT 09 November 2016

DAILY REPORT 27 September 2016

DAILY REPORT 26 Maret 2015

WEEKLY REPORT 03 October 2016

STATISTIK PASAR MODAL

WEEKLY REPORT 13 Desember 2016

Transkripsi:

DAILY REPORT 25 Februari 2016 NEWS HEADLINES PTBA evaluasi & hitung ulang sebagian sumber daya & cadangan coal S&P turunkan peringkat hutang ENRG Laba bersih ELSA turun 8,28% pada 2015 AALI akan rights issue Rp 4 triliun Laba AALI tahun 2015FY turun 75,27% YoY, pendapatan turun 19,9% AALI mencatatkan produksi TBS naik 0,7% Laba AUTO tahun 2015FY turun 63,4% YoY, pendapatan turun 4,33% Laba ASGR tahun 2015FY naik 1,86% YoY, pendapatan naik 16,2% Anak usaha ASII bidang multifinance catatkan kenaikan laba di 2015FY Laba TCID tahun 2015FY Rp 544 miliar, penjualan Rp 2,315 triliun TCID targetkan penjualan 2016 tumbuh double digit & Rp 3 T di 2017 AKRA bidik penjualan lahan 60 ha di Gresik MERK alokasikan capex 2016 sebesar Euro 20-25 juta ACES akan tambah 8-10 gerai baru pada tahun 2016 HERO akan tutup seluruh gerai Starmart PPRO dapat pinjaman Rp 400 miliar PPRO gandeng asing garap proyek Rp 15 triliun KIJA siapkan megaproyek Rp 20 triliun GIAA dapat pinjaman Rp4,74 triliun BIRD remajakan armada minimal 8.000 unit tahun ini BBLD peroleh pinjaman Rp 90 miliar dari BACA Angkasa Pura II peroleh pinjaman Rp 2,1 T dari BMRI, BBRI & BBNI BNGA bukukan laba Rp856 miliar, net interest income naik 6,5% JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART Koreksi atas indeks yang terjadi di akhir pekan lalu, terindikasi secara Support Level 4632/4607/4586 teknikal IHSG terkonfirmasi negatif. Sinyal tersebut terindikasi dari leading Resistance indikator Level baik dari Indikator 4678/4699/4725 MACD maupun Stochastic. Dari lagging Major Trend indikator, setelah IHSG Down breakout dibawah garis MA5, IHSG akan menguji Minor Trend MA20 di posisi Up JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn) IHSG 4657.722 +3.668 4,306.72 5,257.72 LQ-45 811.000 +0.608 1,6.41 4,305.00 MARKET REVIEW Perdagangan IHSG berakhir flat pada akhir transaksi hari ini (24/02) dimana indeks naik tipis sebanyak 3.67 poin (8%) ke level 4.657,72. Dari domestik, pengurangan dosis moneter dinilai akan berimbas positif pada penerbitan surat berharga negara (SBN) yang selama ini masih menjadi penopang pembiayaan dalam APBN. Kementerian Keuangan mengatakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) 25 basis poin menjadi 7% akan berpengaruh pada performa imbal hasil (yield). Sayangnya, belum bisa dipastikan time leg yang dibutuhkan untuk melihat perubahan yield tersebut. Pihak BI hanya mengatakan performa itu akan terlihat dari lelang-lelang rutin per bulannya pasalnya selain BI Rate, likuditas yang ada di market juga turut mempengaruhi. Selain itu, kombinasi antara inflasi dan kondisi global juga menjadi acuan dimana jika global masih cukup tenang ditambah likuditas yang bagus, yield dapat dipastikan bisa turun dan juga yield SBN tenor 10 tahun yang sudah di bawah 8%. Di samping itu, kondisi ini juga didukung dengan semakin tingginya permintaan dikarenakan mulai adanya kewajiban dana pensiun dan asuransi untuk menginvestasikan total portofolionya. Adapun, sentimen kebijakan tax amnesty juga turut andil, walau hingga saat ini rancangan undangundangnya belum disahkan. Dari global, bursa saham AS turun pada perdagangan hari Selasa akibat penurunan saham-saham perbankan dan yang berbasis energi yang mengalami penurunan dikarenakan juga jatuhnya harga minyak dunia. Sementara itu, harga minyak dunia jatuh lebih dari 4% setelah Menteri Perminyakan Arab Saudi mengesampingkan pemotongan produksi untuk mengatasi penurunan harga berkelanjutan. Dari regional, indeks Nikkei 225 turun sebanyak 136.26 poin (0.85%) ke level 15.915,79 dikarenakan penguatan Yen dan setelah data ekonomi yang lemah di Eropa dan AS. Di samping itu,saham-saham China mengalami penurunan terbesar dalam dua minggu terakhir karena kekhawatiran perlambatan ekonomi domestik di China dan Yuan yang masih akan mengalami depresiasi. Indeks Hang Seng turun sebanyak 222,33 poin (1,14%) ke level 19.192,45 dan indeks Shenzhen turun tipis sebanyak 0.72 poin (4%) ke level 1.876,47. Dari Eropa, saham-saham Eropa dibuka turun di awal perdagangan. MARKET VIEW Sentimen harga minyak mentah dunia yang turun kembali mengemuka pasca hasil pertemuan para pemimpin energi di Houston, AS pada Senin (22/2) menghasilkan kesepakatan untuk membekukan output, sehingga tidak akan mengurangi produksi minyak. Pertemuan itu sebenarnya bertujuan untuk memangkas produksi minyak guna menaikkan harga minyak mentah. Selain concern akan harga minyak mentah, dunia juga akan mencermati pertemuan G-20 di Cina pada 26-27 Februari 2016. Pertemuan G-20 ini dinilai penting karena akan membicarakan antara lain mengenai volatilitas di pasar keuangan global, perlambatan ekonomi global dan kebijakan ekonomi Cina. Amerika Serikat mencatatkan data consumer confidence index bulan Februari 2016 di 92,2 atau lebih rendah dari survei sebesar 97,2 dan dari periode sebelumnya 98,1. Existing home sales AS bulan Januari 2016 relatif flat di angka 5,47 juta dari sebelumnya 5,46 juta. Hal itu menandakan ekonomi AS belum bergerak. Sedang new home sales AS Januari 2016 turun ke 494 ribu. Selain sentimen global, bursa saham Indonesia juga terdampak oleh sentimen domestik yang relatif dominan. Isu itu adalah kebijakan suku bunga sektor perbankan, tax amnesty dan revisi APBN-P 2016. Meski pemerintah dan OJK telah menjelaskan tujuan kebijakan itu, tetapi investor mengkhawatirkan risiko kebijakan di sektor perbankan. Sementara revisi APBN-P 2016 yang akan diajukan pemerintah kepada DPR antara lain merevisi turun asumsi ICP karena turunnya harga minyak dunia. Hal itu mempengaruhi penerimaan negara dan dikhawatirkan berpengaruh terhadap pembangunan yang menggunakan dana APBN. Meski pemerintah menyatakan bahwa anggaran untuk infrastruktur tidak akan diturunkan, tetapi belum mampu mengeliminir kekhawatiran itu. Hal itu mendorong sebagian pihak meminta agar RUU Tax Amnesty segera diundangkan. Tax amnesty dinilai memberi potensi penerimaan negara dari pajak sekitar Rp 60 triliun. Angka itu pun dinilai belum cukup menutup potensi shortfall pada tahun 2016. Bahkan target penerimaan pajak disebutkan akan diturunkan Rp 100 triliun menjadi Rp 1260 triliun, termasuk tax amnesty. Repatriasi dana dari luar negeri hasil tax amnesty juga dinilai dapat memperkuat sistem perbankan. Sejumlah sentimen global dan domestik tersebut tampaknya masih akan membebani bursa saham Indonesia. Namun rilis kinerja emiten tahun 2015FY dan rencana penurunan harga BBM pada 1 Maret 2016 diharapkan bisa mereduksi sentimen negatif di atas. 1

Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) telah melakukan kegiatan evaluasi dan penghitungan ulang sebagian sumber daya dan cadangan batubara di wilayah IUP perseroan dengan menggunakan standar KCMI dan JORC yang dilakukan oleh pihak ketiga PT Britmindo dan IMC Group. Di lokasi tambang existing total sumber daya 1,57 miliar ton dan total cadangan 982 juta ton. Di lokasi tambang pengembangan total sumber daya 3,12 miliar ton dan total cadangan 1,92 miliar ton, sementara di lokasi tambang anak perusahaan dengan total sumber daya 1,09 miliar ton dan total cadangan 431 juta ton. Lokasi tambang lahan dengan total sumber daya 2,48 miliar ton. Total keseluruhan sumber daya batu bara perseroan sebesar 8,27 miliar ton dan total cadangan 3,33 miliar ton. Standard & Poors Ratings Services menurunkan peringkat Energi Mega Persada (ENRG) menjadi level B- dengan outlook negative. Penurunan peringkat tersebut juga dilakukan terhadap rating jangka panjang regional ASEAN bagi ENRG menjadi axb- dari axb+. Penurunan rating dikarenakan risiko refinancing pasalnya hutang jangka pendek cukup besar di tingkat perusahaan induk. Sehingga, kas dan akrual internal perusahaan tidak mencukupi untuk membayar hutang. Adapun, ENRG memiliki hutang jangka pendek sekitar US$86 juta. Sedangkan kas perusahaan diperkirakan hanyak mencapai US$10 juta per 30 September 2015. Elnusa (ELSA) membukukan penurunan pendapatan pada tahun lalu yang mengakibatkan laba bersih turun 8,28% menjadi Rp 375,36 miliar dari sebelumnya Rp 425,78 miliar. Pendapatan turun 10,56% menjadi Rp 3,77 triliun sepanjang 2015 dari Rp 4,22 triliun tahun sebelumnya. Mandom Indonesia (TCID) mencatat laba bersih unaudit tahun 2015 sebesar Rp 544 miliar. Penjualan tahun 2015 tercatat sebesar Rp 2,315 triliun, dimana penjualan itu terdiri dari penjualan domestik sebesar Rp 1,697 triliun dan penjualan ekspor Rp 618 miliar. Perseroan menargetkan peningkatan penjualan double digit di tahun 2016 dan target penjualan tahun 2017 mencapai Rp 3 triliun. Astra Agro Lestari (AALI) membukukan penurunan laba bersih tahun 2015 sebesar 75,27% menjadi Rp 619,10 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 2,50 triliun. Pendapatan bersih turun menjadi Rp 13,06 triliun dibandingkan sebelumnya Rp 16,30 triliun. Astra Agro Lestari (AALI) mencatatkan produksi tandan buah segar (tbs) sawit sebanyak 5,60 juta ton sepanjang 2015, atau naik 0,7% dari capaian tahun lalu. Peningkatan produksi terjadi di wilayah Sulawesi 5,1%. Adapun, produksi di Sumatra dan Kalimatan turun 0,2% dan 0,1%. Adapun, pencapaian produksi CPO AALI pada 2015 adalah 1,74 juta ton, turun dibandingkan pencapaian 2014. Sementara, sampai Desember 2015, volume penjualan CPO perusahaan mencapai 1,04 juta ton, turun 24,2% secara tahunan, secara sebagian produksi CPOP dialihkan menjadi olein. Astra Agro Lestari (AALI) menerbitkan 450 juta lembar saham baru melalui mekanisme rights issue dengan target perolehan dana Rp 4 triliun untuk melunasi utang. Manajemen akan meminta persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 11 April 2016 untuk rights issue tersebut. Perolehan dana dari aksi rights issue akan digunakan untuk pelunasan kewajiban utang. Astra International (ASII) selaku pemilik 79,68% saham telah bersedia untuk melaksanakan HMETD dan bertindak sebagai pembeli siaga. Bila tidak menambah modal, pemegang saham publik akan terdilusi dari 20,32% menjadi 15,%. Dua anak usaha Astra International (ASII) yang bergerak dalam bidang pembiayaan, yaitu PT Federal International Finance (FIF) dan PT Astra Multi Finance (AMF) membukukan kenaikan laba sepanjang tahun 2015. FIF sepanjang tahun 2015 membukukan laba bersih Rp 1,51 triliun atau meningkat 15,26% dibanding laba bersih tahun 2014 sebesar Rp 1,31 triliun. Perolehan laba ini didorong oleh meningkatnya pendapatan perseroan sebesar 17,67% yang mencapai Rp 7,46 triliun dari sebelumnya Rp 6,34 triliun. Kontribusi pendapatan terbesar FIF di tahun 2015 disumbang dari pembiayaan konsumen yang mencapai Rp 7,15 triliun, sedangkan dari pendapatan bunga dan pendapatan lainlain masing-masing menyumbang Rp 165,69 miliar dan Rp 138,66 miliar. Sedang laba AMF sepanjang tahun 2015 mencapai Rp 52,48 miliar, meningkat 50,45% dari laba bersih tahun 2014 sebesar Rp 34,88 miliar. Astra Otoparts (AUTO) membukukan penurunan pendapatan bersih tahun 2015 sebesar 4,33% menjadi Rp 11,72 triliun, dari tahun 2014 yang sebesar Rp 12,25 triliun. Bagian laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama di tahun 2015 turun, sehingga mengakibatkan laba bersih AUTO tahun 2015 turun menjadi Rp 318,57 miliar dari tahun 2014 sebesar Rp 869, miliar. Laba per saham dasar turun menjadi Rp 66 per saham dari sebelumnya Rp 1 per saham. Astra Graphia (ASGR) membukukan kenaikan laba bersih tahun 2015 sebesar 1,86% menjadi Rp 265,12 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 260,27 miliar. Pendapatan bersih naik menjadi Rp 2,65 triliun dari sebelumnya Rp 2,28 triliun. Merck Indonesia (MERK) mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2016 mencapai sekitar 20-25 juta Euro, untuk meningkatkan ekspansi bisnisnya. Dana alokasi belanja modal ini berasal seluruhnya dari kas internal perseroan. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi dengan menambah ruang kapasitas produksi pabrik di tahun 2016. Langkah ini ditempuh sebagai bentuk antisipasi suplai pemenuhan kebutuhan produk di pasar. Pembangunan pabrik tersebut untuk memenuhi kebutuhan suplai di kawasan Asia Tenggara. Sekitar 60% dana capex untuk pembelian mesin, sedangkan 40% sisanya untuk infrastruktur. Pabrik yang ada saat ini memiliki kapasitas produksi mencapai lebih dari 900 juta tablet dan kapsul per tahun. Perseroan telah mengekspor produknya ke Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Hong Kong, Panama (Karibia), dan Yunani. Tahun 2016 perseroan tengah memperluas ekspor ke negara-negara kawasan Timur Tengah, dan tengah memproses ekspor ke negara-negara di Afrika. Kontribusi pasar ekspor terhadap total penjualan saat ini sebesar 34%, dan 66% merupakan kontribusi pasar domestik. Pada tahun 2015-2018 fokus utama Merck adalah mengembangkan kapasitas pabrik, terutama untuk produk zat padat dan cair lewat pemasangan mesin terbaru guna mendukung proses produksi. Mesin-mesin ini untuk meningkatkan kapasitas produksi hampir dua kali lipatnya. Kapasitas pabrik yang mulai dikembangkan mulai tahun 2015 diperkirakan akan selesai pada tahun 2017, dan dibagi ke dalam empat tahapan. AKR Corporindo (AKRA) membidik penjualan lahan industri di Java International Industrial & Port Estate (JIIPE) sebesar 60 ha tahun ini. Manajemen mengatakan penjualan lahan akan ditunjang program kemudahan investasi yang dirilis pemerintah. Hero Supermarket (HERO) akan menghentikan atau menutup bisnis di gerai Starmart (convenience store) milik perseroan. Penyebab utama penghentian bisnis tersebut adalah karena kinerja unit bisnis tersebut kurang baik. Perseroan telah menandatangani perjanjian dengan Fajar Mitra Indah untuk 2

penjualan mayoritas toko Starmart. HERO bermaksud menutup semua gerai Starmart tersisa yang tidak dijual kepada Fajar Mitra. ACE Hardware Indonesia (ACES) berencana menambah sekitar 8-10 gerai pada tahun 2016. Hingga saat ini ACES memiliki 116 gerai di 34 kota dan 21 provinsi di seluruh Indonesia. ACES juga menambah kehadiran perusahaan di 4 kota baru yakni Lampung, Karawang, Kupang dan Lombok. Ekspansi ini sepenuhnya dibiayai dari internal. Kontribusi penjualan ACES masih didominasi oleh gerai di Pulau Jawa. Meski demikian gerai-gerai baru yang dibuka di luar Pulau Jawa, seperti Manado, Kupang, dan Ambon mulai membukukan kinerja positif. PP Properti (PPRO) mendapatkan pinjaman bilateral dari ICBC Indonesia senilai Rp 400 miliar. Kerja sama dengan ICBC Indonesia ini adalah tindak lanjut dari rencana perusahaan dalam pembangunan proyek-proyek properti. Pinjaman dari ICBC Indonesia itu akan digunakan PPRO untuk membangun Tower Barclay di Grand Kamala Lagoon, Bekasi, Jawa Barat. Perseroan akan menggunakan Rp 300 miliar sebagai dana investasi pembangunan tower, sedangkan Rp100 miliar digunakan untuk modal kerja. PP Properti (PPRO) menyatakan siap membentuk usaha patungan dengan grup properti asal Australia untuk menggarap proyek senilai Rp 15 triliun di Bekasi, Jawa Barat. Perseroan tengah dalam pembahasan akhir dengan calon mitra dan diperkirakan penandatanganan nota kesepahaman dapat berlangsung pada pertengahan 2016. Porsi saham yang akan dimiliki PPRO mencapai 51%, sedangkan sisanya dimiliki calon mitra. Usaha patungan akan menggarap lahan seluas 8,4 ha di Grand Kamala Lagoon (GKL), Bekasi dengan nilai investasi diperkirakan Rp14-15 triliun. Adapun, total lahan di GKL mencapai 28 hektare, terdiri dari tujuh zona. Kawasan Industri Jababeka (KIJA) akan membangun proyek kota fesyen pertama di Indonesia. Nilai investasi mencapai Rp 20 triliun. Megaproyek tersebut akan dikembangkan di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, yang akan dikelola menjadi kawasan khusus industri tekstil yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Pembangunan diharapkan mulai tahun ini. Tahap pertama, proyek ini akan memanfaatkan lahan seluas 100 ha atau 3,7% dari total luas lahan KIK yang seluas 2.700 ha. Blue Bird (BIRD) berencana menambah dan meremajakan armada minimal 8.000 unit tahun ini dan akan lebih tinggi jika laju pertumbuhan ekonomi di atas 5%. BIRD juga akan memperbaharui aplikasi pemesanan taksi pada kuartal II/2016 sehingga dapat meningkatkan utilitas armada sekaligus strategi menghadapi jasa transportasi berbasis aplikasi. Untuk investasi tahun ini, perusahaan mengalokasikan sekitar Rp1,6 triliun-rp2 triliun tergantung pertumbuhan ekonomi. Perusahaan telah mendapat komitmen kredit dari Bank Mandiri (BMRI) sebesar Rp1,6 triliun. Garuda Indonesia (GIAA) mengantongi pinjaman dari tiga bank BUMN senilai Rp4,74 triliun. Masing-masing bank BUMN memberikan hutang bagi Garuda, antara lain Bank BRI (BBRI) senilai Rp2 triliun dan US$30 juta, Bank Mandiri (BMRI) senilai Rp1 triliun dan Bank Negara Indonesia (BBBNI) senilai US$100 juta. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk modal kerja. Pada 2016, GIAA mengalokasikan belanja modal (capex) senilai US$160 juta atau setara dengan Rp2,2 triliun. Adapun pendapatan tahun ini, ditargetkan tumbuh 24% menjadi US$4,72 miliar. Buana Finance (BBLD) kembali memperoleh pinjaman perbankan sebesar Rp 90 miliar dengan jangka waktu perpanjangan kredit selama 12 bulan yang dijamin dengan piutang milik perseroan. Pinjaman itu untuk menjalankan kegiatannya di bidang pembiayaan. Perseroan menandatangani pinjaman baru pada 23 Februari 2016 dengan Bank Capital Indonesia (BACA). PT. Angkasa Pura II (Persero) memperoleh fasilitas pinjaman Rp 2,1 triliun dari tiga Bank BUMN, yaitu Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) untuk membiayai pengembangan sejumlah bandara, termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta. AP II mengelola 13 bandara di kawasan Barat Indonesia yang dalam pembangunan dan pengembangannya membutuhkan investasi sebesar Rp 60,1 triliun hingga tahun 2021. Khusus Bandara Internasional Soekarno-Hatta dibutuhkan investasi sekitar Rp 41 triliun, di antaranya untuk pembangunan Terminal 3 Ultimate yang diproyeksikan sebagai terminal paling modern di Indonesia. Terminal 3 tahap I direncanakan mulai beroperasi pada Mei 2016 dan beroperasi penuh pada Desember 2016. Luas terminal 3 Ultimate mencapai 331.101 meter persegi yang dapat menampung pergerakan sebanyak 25 juta penumpang pesawat per tahun. Di tengah lonjakan beban pencadangan, Bank CIMB Niaga (BNGA) membukukan perolehan laba bersih konsolidasi secara business as usual (BAU) untuk periode 31 Desember 2015 sebesar Rp856 miliar. BNGA menyatakan profitabilitas perusahaan menghasilkan earning per share (EPS) secara BAU sebesar Rp34,07. Adapun laba bersih BAU tidak termasuk exceptional expenses sebesar Rp570 miliar yang berasal dari biaya untuk Program Purna Karya Sukarela (PPKS), rekalibrasi bisnis mikro dan penggabungan perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor. Kinerja perusahaan pada 2015 terpengaruh oleh keadaan ekonomi yang menantang. Walaupun laba bersih turun, Bank CIMB Niaga (BNGA) membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar 6,5% YoY di 2015. Penurunan laba bersih pada 2015 terjadi karena adanya kenaikan beban pencadangan sebesar 54,7% YoY. Adapun, pendapatan operasional tumbuh sebesar 3,6% YoY di 2015 didukung oleh kenaikan bunga bersih. Bank CIMB Niaga (BNGA) membukukan dana pihak ketiga sebesar Rp178,53 triliun, tumbuh 2,2% YoY per 31 Desember 2015 yang diperoleh dari pertumbuhan dana murah sebesar 6,6% YoY dan berdampak positif terhadap rasio CASA yang meningkat 194 bps menjadi 46,81%. Jumlah kredit bruto yang disalurkan tercatat flat sebesar Rp177,36 triliun per 31 Desember 2015 dikarenakan strategi perusahaan yang lebih berhati-hati. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pangsa pasar bank syariah terhadap total pasar perbankan nasional baru mencapai 4,87% pada akhir tahun 2015 atau masih di bawah target minimal 5,0%. Namun menurut Dewan Komisioner Pengawas Perbankan OJK, target pangsa pasar perbankan syariah minimal 5% dari pasar perbankan nasional tidak akan lama lagi terealisasi. Tiga langkah dari pemerintah dan OJK yang sudah dikeluarkan hingga akhir Februari 2016 akan mendorong pengembangan perbankan syariah. Kebijakan itu adalah, pertama, OJK telah mengeluarkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 2/POJK.03/2016 tentang Pengembangan Jaringan Kantor Cabang Bank Syariah dalam Rangka Stimulus Perekonomian Nasional bagi Bank. Dalam POJK itu terdapat insentif bagi bank umum atau konvensional yang merealisasikan pengembangan anak usahanya di lini syariah. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong penggunaan produk lokal atau dalam negeri hingga 100% dalam pengoperasian dan produksi usaha pertambangan. Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam kegiatan pengoperasian dan produksi usaha pertambangan saat ini masih terkendala oleh harga penjualan yang disebabkan adanya kewajiban membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%. Untuk itu para pengusaha barang dalam pengoperasian usaha pertambangan di Indonesia perlu meningkatkan kualitas barang yang dihasilkan, sehingga walaupun dengan harga yang relatif mahal akibat PPN, perusahaan pertambangan mau memilih produk lokal dengan alasan kualitasnya lebih baik. 3

COMMODITIES DUAL LISTING Description (USD) Change Description (USD) (IDR) Change (IDR) Crude Oil (US$)/Barrel 32,20 0,05 TLKM (US) 48 16.033-40 Natural Gas (US$)/mmBtu 1,78 0,00 ANTM (GR) 0,01 222 0 Gold (US$)/Ounce 1221,85-6,90 Nickel (US$)/MT 8610,00-160,00 Tin (US$)/MT 16025,00 295,00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 50,35-12,05 Coal (RB) (US$)/MT* 52,35-11,01 CPO (ROTH) (US$)/MT 622,50-7,50 CPO (MYR)/MT 2450,50-15,00 Rubber (MYR/Kg) 530,50 0,00 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 764,94-0,46 *weekly GLOBAL INDICES VALUATION Country Indices Change PER (X) PBV (X) Market Cap %Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F (USD Bn) USA DOW JONES INDUS. 16484,99 0,32-5,39 14,96 13,45 2,81 2,68 4.988,8 USA NASDAQ COMPOSITE 4542,61 0,87-9,28 19,09 16,11 2,97 2,49 7.083,4 ENGLAND FTSE 100 INDEX 5867,18-1,60-6,01 15,08 12,97 1,60 1,54 1.488,0 CHINA SHANGHAI SE A SH 3064,93 0,88-17,26 12,05 10,70 1,34 1,22 3.751,7 CHINA SHENZHEN SE A SH 1962,31-0,04-18,76 22,90 19, 3,10 2,70 2.9,8 HONG KONG HANG SENG INDEX 19192,45-1,15-12,42 9,83 8,79 0,96 0,90 1.541,0 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4657,72 0,08 1,41 14,28 12,33 2,18 1,97 369,0 JAPAN NIKKEI 225 15915,79-0,85-16,38 16,19 14,27 1,37 1,28 2.572,7 MALAYSIA KLCI 1664,17-0,78-1,67 15,67 14,47 1,70 1,60 234,1 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2619,96-1,95-9,12 11,66 10,98 0,99 0,94 260,0 FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change USD/IDR 13.411,50-16,50 1000 IDR/ USD 0,07 0,0001 EUR/IDR 14.776,25 22,36 EUR / USD 1,10 0,0005 JPY/IDR 119,81 0,17 JPY / USD 0,01 0,0000 SGD/IDR 9.546,23-7,99 SGD / USD 0,71 0,0003 AUD/IDR 9.645,01-10,56 AUD / USD 0,72-0,0004 GBP/IDR 18.676,32-66,61 GBP / USD 1,39-0,0001 CNY/IDR 2.053,29 0,00 CNY / USD 0,15-0,0001 MYR/IDR 3.175,07-21,96 MYR / USD 0,24-0,0013 KRW/IDR 10,87-0,04 100 KRW / USD 0,08-0,0002 CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE Description Country Rate (%) Description Country Rate (%) FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.76 BI Rate (%) Indonesia 7.00 LIBOR (GBP) England 0.51 ECB Rate (%) Euro 5 SIBOR (USD) Singapore 0.17 BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 8 BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 7 PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.76 INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS SBI Description January-16 December-15 Description Rate (%) Inflation YTD % 0.51 0 SBI (9M) 7.10 Inflation YOY % 4.14 3.35 SBIS (9M) 7.10 Inflation MOM % 0.51 0.96 SBI (12M) 7.15 Foreign Reserve (USD) 102.13 Bn 105.93 Bn SBIS (12M) 7.15 GDP (IDR Bn) 2,945,028.50 2,998,622.50 4

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date Agenda Expectation 25 Feb US Initial Jobless Claims Naik menjadi 270 ribu dari 262 ribu 25 Feb US Continuing Claims Turun menjadi 2253 ribu dari 2273 ribu 25 Feb US Durable Goods Orders Naik menjadi 2.5% dari -5.0% 26 Feb US GDP Annualized QoQ Turun menjadi 0.5% dari 0.7% 26 Feb US Personal Consumption Tetap 2.2% 26 Feb US GDP Index Tetap 0.8% 26 Feb US Personal Income Naik menjadi 0.3% dari 0.1% 26 Feb US Personal Spending Naik menjadi 0.3% dari % 26 Feb US PCE Deflator MoM Naik menjadi % dari -0.1% 26 Feb US PCE Deflator YoY Naik menjadi 1.1% dari 0.6% Ket: (*) US Time (^) Tentative LEADING MOVERS LAGGING MOVERS Stock Change (%) Index pt Stock Change (%) Index pt BMRI IJ 9400 1.62 3.27 ASII IJ 6400-1.92-4.78 BBNI IJ 5125 3.43 2.97 UNVR IJ 42000-1.06-3.24 SCMA IJ 2875 5.89 2.21 ICBP IJ 14900-2.45-2.07 LPPF IJ 16975 4.46 2.00 BBCA IJ 13025-0.57-1.73 HMSP IJ 107000 0.40 1.87 PGAS IJ 2590-1.89-1.15 BBRI IJ 10675 0.71 1.73 TOWR IJ 4085-2.74-1.11 AKRA IJ 7650 5.88 1.59 GGRM IJ 65500-0.91-1.09 BBTN IJ 1595 10 1.44 INDF IJ 6650-1.85-1.04 GIAA IJ 429 11.14 1.05 UNTR IJ 14750-1.83-0.97 TLKM IJ 3230 0.31 0.95 JSMR IJ 5300-2.30-0. UPCOMING IPO'S Company PT Buyung Poetra Sembada IPO Issued Business Offering Date Listing Underwriter (IDR) Shares (Mn) Consumer 420-500 710 TBA TBA Bahana Securities 5

DIVIDEND Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment BJTM 43.00 Cash Dividend 05 Feb-16 09 Feb-16 11 Feb-16 03 Mar-16 CORPORATE ACTIONS Stock Action Ratio EXC. (IDR) CUM Date EX Date Trading Period ALKA Stock Split 1:5 -- -- TBA TBA BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA RIMO Rights Issue 2:167 265.00 14 Mar 16 15 Mar 16 21 Mar 15 Apr 16 SIPD Rights Issue 108:46 1000 28 Mar 16 29 Mar 16 04 Apr 08 Apr 16 MCOR Rights Issue 100:154 100 09 Apr 16 10 Apr 16 14 Apr 20 Apr 16 BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May 16 09 May 16 13 May 26 May 16 BNLI Rights Issue TBA TBA TBA TBA 24 May 30 May 16 TRIL Tender Offer -- 50 -- -- 22 Feb 22 Mar 16 GENERAL MEETING Emiten AGM/EGM Date Agenda SMCB RUPSLB 25-Feb-16 MAYA RUPSLB 26-Feb-16 BSIM RUPSLB 29-Feb-16 BVIC RUPSLB 29-Feb-16 EXCL RUPSLB 10-Mar-16 BBNI RUPST 10-Mar-16 MTFN RUPSLB 11-Mar-16 ISAT RUPSLB 15-Mar-16 GIAA RUPSLB 16-Mar-16 ESTI RUPSLB 17-Mar-16 GMTD RUPST 18-Mar-16 BMRI RUPST 21-Mar-16 BJBR RUPST 23-Mar-16 SDRA RUPST/LB 23-Mar-16 BBRI RUPST 23-Mar-16 6

ADHI S1 2510 R1 2625 Trend Grafik Major Up Minor Down S2 2395 R2 2740 2585 Candle chart indikasi potensi rebound ADHI Up ward Sloping Channel 2,795.4 2,795.4 2,0 2,795.4 2,745 2,637.5 2,600 2,611 2,594 2,585 2,400 2,585 2,585 2,575 2,200 2,295.81 Harga berada dalam area lower band Trading range Rp 2510-Rp 2625 Entry Rp 2585, take Profit Rp 2625 Stochastics 37.91 Positif MACD 17 Negatif True Strength Index (TSI) -38.04 Positif Bollinger Band (Mid) 2611 Negatif MA5 2594 Negatif 2,000 1,0 ADHI - Stochastic %D(6,3,3) = 15.90, Stochastic %K = 18.32, Overbought Level =, Oversold Level = 20 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 20 18.3151 18.3151 ADHI - MACD (5,3) = 16.29, Signal() = 17.84 15.8974 15.8974 2 4 6 8 17.8414 16.2906-8 -6-4 -2 ADHI - TSI(3,5,3) = -38.04, Volume() = 30,735,0 30,735, 2 4 6 8 0000-8 -6-4 -2 30,735, -32.4917-38.0379 ADHI - William's % R(14) = -59.26, Volume() = 30,735,0-59.2593 WSKT S1 1890 R1 2000 Trend Grafik Major Up Minor Down S2 15 R2 2085 1950 Candle chart indikasi potensi rebound WSKT Broadening Wedge 1,950 2,000 1,950 1,950 1,934.38 1,928 1,900 1,850.5 1,0 1,788.59 1,788.59 1,765 1,700 1,719.53 Harga berada dalam area netral Trading range Rp 1890-Rp 2000 Entry Rp 1950, take Profit Rp 2000 Stochastics 72.39 Positif MACD 10.57 Negatif True Strength Index (TSI) 6.82 Positif Bollinger Band (Mid) 1851 Positif MA5 1928 Positif 1,600 1,576.43 1,576.43 WSKT - Stochastic %D(6,3,3) = 26.42, Stochastic %K = 27.91, Overbought Level =, Oversold Level = 20 9 3 4 5 6 7 8 27.9075 27.9075 1 2 26.4164 WSKT - MACD (5,3) = -3.11, Signal() = -1.87 26.4164 1 2 3-1.86684-2 -1-3.11286-3 36,635,70 WSKT - TSI(3,5,3) = 6.82, Volume() = 36,635,700 2 4 6 8 14.0155 6.81547-6 -4-2 0000 WSKT - William's % R(14) = -21.28, Volume() = 36,635,700-21.2766 1,500

BMRI S1 9275 R1 9500 Trend Grafik Major Up Minor Down S2 9075 R2 9700 BMRI Up ward Sloping Channel 10,843.5 10,0 10,843.5 9400 Candle chart indikasi potensi rebound Harga berada dalam area lower band 10,162.5 10,200 10,162.5 9,875 9,651.25 9,600 9,650 9,540.63 9,415 9,000 9,400 9,400 9,400 8,400 9,172.5 7,0 Trading range Rp 9275-Rp 9700 Entry Rp 9400, take Profit Rp 9700 Stochastics 20.35 Positif MACD -60.14 Negatif True Strength Index (TSI) -39.15 Positif Bollinger Band (Mid) 9651 Negatif MA5 9415 Negatif 7,200 BMRI - Stochastic %D(6,3,3) = 21.01, Stochastic %K = 24.16, Overbought Level =, Oversold Level = 20 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 24.1623 24.1623 21.0141 BMRI - MACD (5,3) = 49.76, Signal() = 62.60 21.0141 18 62.5955 12 6 49.7552-18 -12-6 BMRI - TSI(3,5,3) = -39.15, Volume() = 19,099,0 19,099, 2 4 6 0000-8 -6-4 -2-38.9828 19,099, -39.1483 BMRI - William's % R(14) = -81.63, Volume() = 19,099,0-81.6327 BBNI S1 5050 R1 5250 Trend Grafik Major Up Minor Down S2 4850 R2 5450 5125 Candle chart indikasi potensi rebound Harga berada dalam area lower band Trading range Rp 5050-Rp 5250 Entry Rp 5125, take Profit Rp 5250 Stochastics 42.70 Positif MACD -27.11 Negatif True Strength Index (TSI) -39.77 Positif Bollinger Band (Mid) 5145 Negatif MA5 5126 Negatif BBNI Up ward Sloping Channel 6,500 5,798.53 6,000 5,798.53 5,675 5,659.9 5,500 5,238.13 5,144.5 5,126 5,000 5,125 5,125 5,125 4,841.15 4,500 4,841.15 4,835 BBNI - Stochastic %D(6,3,3) = 11.11, Stochastic %K = 14.14, Overbought Level =, Oversold Level = 20 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 20 14.1418 14.1418 BBNI - MACD (5,3) = 37.02, Signal() = 45.97 11.1064 45.9709 11.1064 4 8 37.0244-8 -4-12 BBNI - TSI(3,5,3) = -39.77, Volume() = 32,579,200 32,579,20 2 4 6 8 0000-8 -6-4 -2 32,579,20-33.1273 BBNI - William's % R(14) = -69.18, Volume() = 32,579,200-39.7742-69.1824 4,000

AKRA S1 7400 R1 7775 Trend Grafik Major Up Minor Down S2 7025 R2 8150 7650 Candle chart indikasi sinyal positif Harga berada dalam area lower band AKRA Up ward Sloping Channel 8,764.29 8,764.29 8,400 7,850 7,722.5 7,650 7,0 7,650 7,650 7,637.5 7,200 7,600 7,590 7,250 6,600 7,250 7,118.28 6,000 Trading range Rp 7400-Rp 7775 Entry Rp 7650, take Profit Rp 7775 Stochastics 21.75 Positif MACD -39. Negatif True Strength Index (TSI) -28.96 Positif Bollinger Band (Mid) 7723 Negatif MA5 7590 Positif 5,400 AKRA - Stochastic %D(6,3,3) = 16.54, Stochastic %K = 24.89, Overbought Level =, Oversold Level = 20 10 6 7 8 9 24.8889 1 2 3 4 5 24.8889 AKRA - MACD (5,3) = 30.42, Signal() = 47.15 10 16.5411-5 16.5411 5 47.1484 30.423-10 -15 AKRA - TSI(3,5,3) = -28.96, Volume() = 6,492,700 2 4 6 8 6,492,700 0000-6 -4-2 -28.9574 6,492,700-34.2642 AKRA - William's % R(14) = -65.31, Volume() = 6,492,700-65.3061 GIAA S1 404 R1 444 Trend Grafik Major Up Minor Down S2 370 R2 478 429 Candle chart indikasi sinyal positif Harga berada dalam area netral GIAA Wedge 60 54 463 458.636 438 438 48 438 429 429 42 429 428.625 415.9 36 415.8 370 346.551 30 Trading range Rp 404-Rp 444 Entry Rp 429, take Profit Rp 444 Stochastics 41.18 Positif MACD -1.39 Negatif True Strength Index (TSI) -26.39 Positif Bollinger Band (Mid) 416 Positif MA5 415.8 Positif GIAA - Stochastic %D(6,3,3) = 9.91, Stochastic %K = 22.09, Overbought Level =, Oversold Level = 20 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 22.0911 22.0911 GIAA - MACD (5,3) = 2.15, Signal() = 4.34 9.91146 4.33553 9.91146 4.0 8.0 2.15265-12.0-8.0-4.0 86,482, GIAA - TSI(3,5,3) = -26.39, Volume() = 86,482,0 2 4 6 8 0000-8 -6-4 -2-26.3939 86,482, -27.0351 GIAA - William's % R(14) = -54.55, Volume() = 86,482,0-54.5455

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec 24-02-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture AALI Trading Sell 16575 16575 16325 15675 16325 16975 17625 Negatif Negatif Negatif 19550 16050 LSIP Trading Sell 1370 1370 1355 1320 1355 1390 1425 Negatif Negatif Negatif 1535 1210 SGRO Trading Buy 1900 1900 1905 1865 1885 1905 1925 Positif Negatif Positif 1920 1660 Mining PTBA Trading Buy 4915 4915 5075 4525 40 5075 5350 Positif Positif Negatif 5475 4150 ADRO Trading Sell 595 595 585 565 585 605 625 Negatif Positif Negatif 655 437 MEDC Trading Sell 825 825 0 750 0 850 900 Negatif Positif Negatif 865 670 INCO Trading Sell 1485 1485 1460 1400 1460 1520 15 Negatif Negatif Negatif 1650 1370 ANTM Trading Sell 365 365 358 345 358 371 384 Negatif Positif Negatif 373 294 TINS Trading Sell 570 570 560 540 560 5 600 Negatif Positif Negatif 595 451 Basic Industry and Chemicals WTON Trading Buy 970 960 9 940 960 9 1000 Negatif Negatif Negatif 1045 935 SMGR Trading Buy 10100 10100 10200 9700 9950 10200 10450 Negatif Positif Negatif 11175 9950 INTP Trading Buy 19100 19100 19300 18350 18825 19300 19775 Negatif Positif Negatif 20400 175 SMCB Trading Buy 965 965 970 930 950 970 990 Positif Negatif Positif 995 895 Miscellaneous Industry ASII Trading Sell 6400 6400 6250 5950 6250 6550 6850 Negatif Negatif Negatif 7150 5700 GJTL Trading Sell 485 488 478 478 483 488 493 Negatif Negatif Negatif 525 4 Consumer Goods Industry INDF Trading Sell 6650 6650 6525 6225 6525 6825 7125 Negatif Negatif Negatif 6900 5525 GGRM Trading Buy 65500 65500 66775 62075 64425 66775 69125 Positif Negatif Positif 67225 54050 UNVR Trading Sell 42000 42000 41325 40125 41325 42525 43725 Negatif Negatif Negatif 44100 35375 KLBF Trading Buy 1310 1310 1315 1275 1295 1315 1335 Positif Positif Positif 1505 1250 Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Sell 1695 1695 1665 1615 1665 1715 1765 Negatif Positif Negatif 1840 1630 PTPP Trading Buy 3730 3730 3760 35 3670 3760 3850 Negatif Positif Negatif 4015 36 WIKA Trading Buy 2620 2620 2635 2565 2600 2635 2670 Negatif Positif Negatif 2910 2590 ADHI Trading Buy 2585 2585 2625 2395 2510 2625 2740 Negatif Positif Negatif 2745 2300 WSKT Trading Buy 1950 1950 2000 15 1890 2000 2085 Negatif Positif Positif 2000 1685 Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Sell 2590 2590 2555 2495 2555 2615 2675 Negatif Negatif Negatif 2720 2350 JSMR Trading Sell 5300 5300 5200 4965 5200 5425 5650 Negatif Positif Negatif 6250 5350 ISAT Trading Sell 40 40 4660 4335 4660 4985 5300 Negatif Negatif Negatif 5625 4850 TLKM Trading Buy 3230 3230 3255 3125 3190 3255 3320 Negatif Positif Positif 3510 3045 Finance BMRI Trading Buy 9400 9400 9700 9075 9275 9500 9700 Negatif Positif Negatif 10400 9100 BBRI Trading Buy 10675 10675 100 10300 10550 100 11050 Negatif Positif Negatif 12300 10525 BBNI Trading Buy 5125 5125 5250 4850 5050 5250 5450 Negatif Positif Negatif 5675 4835 BBCA Trading Buy 13025 13025 13150 12600 12875 13150 13425 Negatif Negatif Negatif 13575 12825 BBTN Trading Buy 1595 1595 1635 1405 1520 1635 1750 Positif Positif Positif 1655 1320 Trade, Services and Investment UNTR Trading Buy 14750 14750 15025 13925 14475 15025 15575 Negatif Positif Negatif 17475 15025 MPPA Trading Sell 1770 1770 1720 1640 1720 10 18 Negatif Positif Negatif 1875 1595