BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan pada filsafa posposiifsime, digunakan unuk menelii pada kondisi objek ang alamiah (sebagai lawanna adalah eksperimen) dimana penelii adalah sebagai insrumen kunci, pengambilan sample sumber dan daa dilakukan secara purposive dan snowbaal, eknik pengumpulan daa dilakukan dengan riangulasi (gabungan) analisis daa bersifa indukif/ kualiaif, dan hasil peneliian kualiaif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. 4.2 Mendefinisikan masalah dan ujuan Peneliian Penelii menanakan kepada pihak perusahaan pada bidang ang erkai dengan objek kerja prakik. Objek peneliian ang erkai dengan kerja prakik ini adalah pada bagian Taa Usaha (TU) Fakulas Teknik Universias 45 Surabaa. Berdasarkan hasil observasi penelii nanina akan menimpulkan permasalahan ang ada sera solusi ang harusna dilakukan sebagai ujuan dari peneliian kerja prakik. 4.3 Tahap-ahap peneliian Dalam peneliian erdapa dua ahap peneliian, aiu: 23
24 4.3.1 Tahap Persiapan Peneliian Perama penelii membua pedoman wawancara ang disusun berdasarkan baasan-baasan ang elah dienukan sebelumna sesuai dengan permasalahan ang diambil. Adapun isi dari pedoman wawancara ini adalah peranaan-peranaan dasar ang akan dikembangkan lagi dalam wawancara. Sebelum melakukan wawancara erlebih dahulu pedoman wawancara diunjukkan kepada orang ang dianggap lebih ahli dalam hal ini adalah pembimbing peneliian ang diujukan unuk memperoleh masukan sera koreksi dari pembimbing. Kemudian, penelii melakukan revisi aas pedoman wawancara ang elah diunjukkan kepada pembimbing peneliian. Tahap persiapan selanjuna adalah mempersiapkan kebuuhan wawancara sera mempersiapkan backup daa wawancara seperi pencaaan hasil wawancara aau dengan cara merekam proses wawancara, enuna seelah mendapakan perseujuan dari subjek wawancara. Penelii selanjuna mencari subjek ang sesuai dengan karakerisik subjek peneliian. Unuk iu sebelum wawancara dilaksanakan penelii berana kepada subjek enang kesiapana unuk diwawancarai. Seelah subjek bersedia unuk diwawancarai, penelii membua kesepakaan dengan subjek ersebu mengenai waku dan emapa unuk melakukan wawancara. 4.3.2 Tahap pelaksanaan peneliiaan Seelah persiapan peneliian selesai selanjuna melaksanakan peneliian. Penelii membua kesepakaan dengan subjek ang elah dipilih mengenai waku dan empa ang disepakai oleh subjek. Kemudian penelii
25 melakukan wawancara berdasarkan dengan pedoman wawancara ang elah dibua. Hasil wawancara disimpan dan dibackup dengan baik kemudian di analisis sesuai dengan aspek-aspek ang diperlukan dalam proses selanjuna. 4.4 Teknik Pengumpulan Daa Dalam peneliiaan ini, penelii menggunakan 2 eknik pengumpulan daa, aiu: 4.4.1 Wawancara Menuru Prabowo (1996) wawancara adalah meode pengambilan daa dengan cara menanakan sesuau kepada seseorang responden, carana adalah dengan bercakap-cakap secara aap muka. Pada peneliian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menuru Paon (1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, inerview dilengkapi pedoman wawancara ang sanga umum, sera mencanumkan isu-isu ang harus dilipu anpa menenukan uruan peranaan, bahkan mungkin idak erbenuk peranaan ang eksplisi. Pedoman wawancara digunakan unuk mengingakan inerviewer mengenai aspek-aspek apa ang harus dibahas, juga menjadi dafar pengecek (check lis) apakah aspek-aspek relevan ersebu elah dibahas aau dianakan. Dengan pedoman demikian inerviwer harus memikirkan bagaimana peranaan ersebu akan dijabarkan secara kongkri dalam kalima ana, sekaligus menesuaikan peranaan dengan koneks acual saa wawancara berlangsung Paon (1998)
26 Kerlinger (2000) menebukan 3 hal ang menjadi kekuaan meode wawancara: 1. Mampu mendeeksi kadar pengerian subjek erhadap peranaan ang diajukan. Jika mereka idak mengeri bisa dianisipasi oleh inerviewer dengan memberikan penjelasan. 2. Fleksibel, pelaksanaana dapa disesuaikan dengan masing-masing individu. 3. Menjadi sau-sauna hal ang dapa dilakukan disaa ehnik lain sudah idak dapa dilakukan. Menuru Yin (2003) disamping kekuaan, meode wawancara juga memiliki kelemahan, aiu: 1. Rean erhadap bias ang diimbulkan oleh konruksi peranaan ang penusunana kurang baik. 2. Rean erhadap erhadap bias ang diimbulkan oleh respon ang kurang sesuai. 3. Probling ang kurang baik menebabkan hasil peneliian menjadi kurang akura. 4. Ada kemungkinan subjek hana memberikan jawaban ang ingin didengar oleh inerviwer. 4.4.2 Observasi Disamping wawancara, peneliian ini juga melakukan meode observasi. Menuru Nawawi & Marini (1991) observasi adalah pengamaan dan pencaaan secara sisimaik erhadap unsur-unsur ang ampak dalam suau gejala aau gejala-gejala dalam objek peneliian.
27 Dalam peneliian ini observasi dibuuhkan unuk dapa memehami proses erjadina wawancara dan hasil wawancara dapa dipahami dalam koneksna. Observasi ang akan dilakukan adalah observasi erhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, ineraksi subjek dengan penelii dan hal-hal ang dianggap relevan sehingga dapa memberikan daa ambahan erhadap hasil wawancara. Menuru Paon (dalam Poerwandari 1998) ujuan observasi adalah mendeskripsikan seing ang dipelajari, akivias-akivias ang berlangsung, orang-orang ang erliba dalam akivias, dan makna kejadian di liha dari perpekif mereka ang erliha dalam kejadian ang diamai ersebu. Menuru Paon (dalam Poerwandari 1998) salah sau hal ang pening, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamai hal ang idak erjadi. Dengan demikian Paon menaakan bahwa hasil observasi menjadi daa pening karena: 1. Penelii akan mendapakan pemahaman lebih baik enang koneks dalam hal ang dielii. 2. Observasi memungkinkan penelii unuk bersikap erbuka, berorienasi pada penemuan dari pada pembukiaan dan memperahankan pilihan unuk mendekai masalah secara indukif. 3. Observasi memungkinkan penelii meliha hal-hal ang oleh subjek peneliian sendiri kurang disadari. 4. Observasi memungkinkan penelii memperoleh daa enang hal-hal ang karena berbagai sebab idak diungkapkan oleh subjek peneliian secara erbuka dalam wawancara.
28 5. Observasi memungkinkan penelii merefleksikan dan bersikap inrospekif erhadap peneliian ang dilakukan. Impresi dan perasan pengamaan akan menjadi bagian dari daa ang pada gilirana dapa dimanfaakan unuk memahami fenomena ang dielii. 4.4.3 Dokumenasi Menuru Suharsimi Arikuno (2010:201) bahwa dokumenasi dari kaa dokumen ang arina barang-barang erulis. Dalam melaksanakan peneliian dengan menggunakan meode dokumenasi, penelii menelidiki benda-benda erulis, seperi buku besar keuangan ang diperoleh dari dokumenasi kas keuangan pada Fakulas Teknik Universias 45 Surabaa. Teknik ini digunakan unuk memperoleh daa aiu enang pengeluaran kas (Akademik) dan pengeluaran kas (Non Akademik). 4.5 Ala Banu pengumpulan Daa Menuru Poerwandari (1998), penulis sanga berperan dalam seluruh proses peneliian, mulai dari memilih opik, mendeeksi opik ersebu, mengumpulkan daa, hingga analisis, menginerpresasikan dan menimpulkan hasil peneliian. Dalam mengumpulkan daa-daa penulis membuuhkan ala banu (insrumen peneliian). Dalam peneliian ini penelii menggunakan pedoman, aiu: 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara dibuuhkan agar wawancara ang akan dilakukan idak keluar dari baasan-baasan peneliian ang elah dibua. Pedoman ini dibua berdasarkan dengan ujuan dari peneliian sera berdasarkan eori ang berkaian dengan masalah dari peneliian iu sendiri. Maka dibuuhkan seorang
29 ang ahli dalam bidang ini unuk memasikan bahwa pedoman ang elah penelii bua sesuai dengan apa ang dibuuhkan unuk peneliian. 4.6 Desain Pada proses desain dilakukan represenasi dari hasil analisis kebuuhan ke dalam benuk desain. Terdapa beberapa desain ang erkai dengan peneliian kerja prakik aiu :
30 4.6.1 Desain ssem flow pengeluaran kas (Akademik) Ssem Flow Pengeluaran Kas Akademik Peugas Dekan Sar Perjalanan Dinas Inpu Kas Akademik Pengajaran Proses Dafar Jenis Pengeluaran T. Jenis Pengeluaran Lembur Ceak Perjalanan Dinas 1 HR Pengajaran 2 THR Lembur 3 HR 4 THR 5 Pengabdian Masaraka Pengabdian Masaraka 6 End Gambar 4.1 ssem flow pengeluaran kas (akademik)
31 4.6.2 Pengeluaran Kas (Akademik) dan Pengeluaran Kas (Non Akademik) Pada aplikasi kas keuangan menggunakan daabase ms.access unuk proses penimpanan daa mahasiswa dan jenis pengeluaran kas. 1. Tabel jenis pengeluaran unuk menimpan daa jenis pengeluaran. 2. Tabel deil pengeluaran unuk menimpan deil pengeluaran. 4.6.3 Koding Seelah proses pengambaran ke dalam benuk desain selesai, proses selanjuna melakukan implemenasi desain kedalam benuk koding hingga menghasilkan sebuah aplikasi ang sesuai dengan solusi dari masalah ang diambil pada Fakulas Teknik Universias 45 Surabaa. 4.6.4 Jadwal Kerja Tabel 4.1 Jadwal kerja No Kegiaan 1 Survei 2 Analisis 3 Perancangan sisem 4 Pembuaan program 5 Tesing program 6 Implemenasi 7 Penesuaian laporan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4