IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Bilangan Totient sempurna (Perpect Totient Number atau PTN) adalah suatu

dokumen-dokumen yang mirip
matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

Pertemuan 3 METODE PEMBUKTIAN

II. LANDASAN TEORI. Secara umum, apabila α bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada

KED INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Materi : 7.1 Anti Turunan. 7.2 Sifat-sifat Integral Tak Tentu KALKULUS I

BARISAN DAN DERET. A. Pola Bilangan

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

BAB 2 LANDASAN TEORI

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

PEMBAHASAN. Teorema 1. Tidak ada bilangan asli N yang lebih besar dari semua bilangan bulat lainnya.

tidak terdefinisi ketika x = 1, tetapi dapat kita peroleh

BAB I TEORI KETERBAGIAN DALAM BILANGAN BULAT

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE SOLOVAY-STRASSEN UNTUK PENGUJIAN BILANGAN PRIMA

LANDASAN TEORI. bilangan coprima, bilangan kuadrat sempurna (perfect square), kuadrat bebas

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

Rizkun As Syirazi, Thresye, Nurul Huda Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat

BAB III PELABELAN KOMBINASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep yang mendasari konsep representasi

Materi W6b BARISAN DAN DERET. Kelas X, Semester 2. B. Barisan dan Deret Aritmatika.

LIMIT KED. Perhatikan fungsi di bawah ini:

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

Uji Keprimaan Probalistik Solovay-Strassen dan Rabin-Miller

Beberapa Karakteristik Fungsi Mobius

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

Contoh-contoh soal induksi matematika

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

1 INDUKSI MATEMATIKA

Sieve of Eratosthenes dan Aplikasinya Dalam Problem Solving

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Teori Bilangan. Contoh soal : 1. Buktikan bahwa untuk setiap berlaku. Jawaban : a. Petama, kita uji untuk. Ruas kiri sama dengan.

Bilangan Prima dan Teorema Fundamental Aritmatika

Sifat 1 Untuksebarang bilangan rasional a tak nol dan sebarang bilangan bulat m dan n, berlaku a m. a m = a m + n

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

Pengantar Teori Bilangan. Kuliah 4

Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

Teori bilangan. Nama Mata Kuliah : Teori bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 sks. Deskripsi Mata Kuliah. Tujuan Perkuliahan.

FAKTOR DAN KELIPATAN KELAS MARS SD TETUM BUNAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

Beberapa Uji Keterbagian Bilangan Bulat

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

DIKTAT KULIAH (2 sks) MX 127 Teori Bilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan yang mendukung proses penelitian. Dalam penyelesaian bilangan

MENGHITUNG BANYAKNYA BILANGAN PRIMA YANG LEBIH KECIL DARI ATAU SAMA DENGAN SUATU BILANGAN BULAT n ABSTRACT

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal:

BIMBINGAN BELAJAR & KONSULTASI PENDIDIKAN SERI : MATEMATIKA SMA EKSPONEN. MARZAN NURJANAH, S.Pd.

HUBUNGAN BILANGAN SEMPURNA DAN BILANGAN PRIMA FIBONACCI ABSTRACT

Penulis : Rahmad AzHaris. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com

Teori Bilangan (Number Theory)

BAB II KETERBAGIAN. 1. Mahasiswa bisa memahami pengertian keterbagian. 2. Mahasiswa bisa mengidentifikasi bilangan prima

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

Strategi Pembuktian. Finding proofs can be a challenging business

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2005 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

Moduler Prima Kurang Dari 50

TEORI BILANGAN Setelah mempelajari modul ini diharapakan kamu bisa :

Pengantar Teori Bilangan. Kuliah 6

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2003 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

MODUL 11 FUNGSI EKSPONENSIAL & LOGARITMA

1.Tentukan solusi dari : Rubrik Penskoran :

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

MODUL PERSIAPAN OLIMPIADE. Oleh: MUSTHOFA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

PENDAHULUAN INDUKSI MATEMATIKA Di dalam Matematika, sebuah pernyataan atau argumen dan bahkan sebuah rumus sekalipun tidak hanya sekedar dibaca.

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2007 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

BAB I INDUKSI MATEMATIKA

SOLUSI SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT PROPINSI TAHUN 2015 BIDANG MATEMATIKA

KEKONVERGENAN DERET RECIPROCALS PRIMA YANG BERHUBUNGAN DENGAN BILANGAN FERMAT ABSTRACT

KELIPATAN DAN FAKTOR BILANGAN

BILANGAN BERPANGKAT. Jika a bilangan real dan n bilangan bulat positif, maka a n adalah

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

KHAIRUL MUKMIN LUBIS

MATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN. Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi

APOTEMA: Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 2, Nomor 2 Juli 2016 p ISSN BILANGAN SEMPURNA GENAP DAN KEPRIMAAN BI LANGAN MERSENNE

1.6 RULES OF INFERENCE

Pengantar Teori Bilangan

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

Sifat Prima Terhadap Fungsionalitas Algoritma RSA

Pengantar Teori Bilangan

BAB VI BILANGAN REAL

OSN 2014 Matematika SMA/MA

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

ELLIPTIC CURVE CRYPTOGRAPHY. Disarikan oleh: Dinisfu Sya ban ( )

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

Adi Shamir, one of the authors of RSA: Rivest, Shamir and Adleman

MAKALAH. Bantuan dalam Penghitungan Integral Tentu KALKULUS LANJUT Dosen Pengampu: Sugeng Riyadi S.Si M.Pd DISUSUN OLEH: Kelompok V

BARISAN DAN DERET 1. A. Barisan dan Deret Aritmatika 11/13/2015. Peta Konsep. A. Barisan dan Deret Aritmatika

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Polinom

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN LINEAR

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

KONSTRUKSI BARU UNTUK TRIPEL PYTHAGORAS. Moh. Affaf Prodi Matematika STKIP PGRI Bangkalan

Pengantar Teori Bilangan. Kuliah 10

1 TEORI KETERBAGIAN. Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

Bab 2 Daerah Euclid. 2.1 Struktur Daerah Euclid

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi Euler Definisi 4.1 Bilangan Totient sempurna (Perpect Totient Number atau PTN) adalah suatu bilangan bulat yang sama dengan jumlah dari iterasi Totientnya. yaitu jika : dengan adalah fungsi iterasi Totient dan c bilangan bulat sedemikian hingga maka n adalah bilangan Totient sempurna. Definisi 4.2 Contoh fungsi aritmatika : = Banyaknya pembagi positif dari n = Jumlah semua pembagi positif dari n = Jumlah pangkat ke-k dari pembagi-pembagi positif dari n

15 = Banyaknya bilangan bulat positif yang lebih kecil atau sama dengan n dan relatif prima terhadap n. Definisi 4.3 Suatu fungsi aritmatika f di katakan multiplikatif jika f(mn)=f(m) f(n) bila m dan n koprima, artinya FPB (m,n) = 1. Terorema 4.1 Jika f (n) multiplikatif, maka begitu juga dengan f (n) = Definisi 4.4 Fungsi mobius didefinisikan sebagai : Teorema 4.2 Jika f(n) = untuk setiap bilangan bulat positif n, maka untuk setiap bilangan bulat positif n. Teorema 4.3 Bukti : Karena :

16 Selanjutnya multiplikatif. Jadi juga fungsi adalah suatu fungsi multiplikatif. Sehingga untuk suatu bilangan prima p diperoleh : Jadi Contoh 1 : 3 adalah bilangan Totient sempurna dengan bilangan bulat. Penyelesaian :

17 Terbukti untuk 3 adalah bilangan Totient sempurna Contoh 2 : 9 adalah bilangan Totient sempurna dengan bilangan bulat Penyelesaian : Terbukti untuk 9 adalah bilangan Totient sempurna.

18 Contoh 3 81 adalah bilangan Totient sempurna dengan bilangan bulat Penyelesaian : Terbukti untuk 81 adalah bilangan Totient sempurna.

19 Contoh 4 111 adalah bilangan Totient sempurna dengan bilangan bulat Penyelesaian :

20 Terbukti untuk 111 adalah bilangan Totient sempurna. Contoh 5 243 adalah bilangan Totient sempurna dengan bilangan bulat Penyelesaian :

21 Terbukti untuk 243 adalah bilangan Totient sempurna. Contoh 6 327 adalah bilangan Totient sempurna dengan bilangan bulat Penyelesaian :

22 Terbukti untuk 243 adalah bilangan Totient sempurna. 4.2 Syarat Cukup Bilangan Totient Sempurna Mohan dan Suryanarayana menemukan syarat cukup pada prima tunggal untuk dan menjadi bilangan totient sempurna. Secara khusus misalkan menjadi bilangan bulat tidak negatif. jika dan keduanya bilangan prima maka adalah bilangan totient sempurna. Jika

23 dan dan keduanya bilangan prima maka adalah sebuah bilangan Totient sempurna. Teorema 4.4 jika dan dan dan dan dan semuanya bilangan prima maka adalah bilangan Totient sempurna. Bukti : Misalkan Bukti dari teorema (4.4) dengan diperoleh seperti di atas untuk nilai dan bila semuanya merupakan

24 bilangan prima maka dikatakan sebuah bilangan otient sempurna Terbukti memenuhi syarat cukup bilangan Totinet sempurna. 4.3 PTN (Bilangan Totient Sempurna ) Bentuk p Untuk menentukan PTN (Bilangan Totient Sempurna) bentuk p, k 2, di pilih bilangan p dan q sedemikian hingga dan, dan. Dengan subtitusi langsung diperoleh Di lain pihak diperoleh :

25 Diasumsikan p PTN, maka : Jelas dan atau untuk k genap atau ganjil Jika k = 2, maka ruas kanan persamaan (4.1) menjadi : Karena (mod 3), maka a harus ganjil. maka,

26 jika, maka, Sehingga diperoleh selanjutnya dan jadi tidak mungkin, maka solusi persamaan (4.1) hanya dan Untuk k = 3 maka persamaan (4.1) menjadi maka diperoleh : Karena, maka jelas bahwa. Karena selanjutnya dapat dituliskan :, maka keduanya genap. sehingga persamaaan (4.3) menjadi ^α- ^ δ =7 (4.4) Karena 7 bilangan prima, maka dri persamaan (4.4) diperoleh :

27 (4.5) Eliminasi dan subtitusi terhadap persamaan (4.5) adalah Sehingga dihasilkan : Selanjutnya akan ditunjukkan tidak ada solusi untuk persamaan (4.1) jika. Misalkan k genap, Maka pilih sehingga menjadi : dengan diperoleh mod 27), x 0 (mod 18) karena maka dari persamaan (4.6) dihasilkan : sehingga Dari persamaan (4.1) juga diperoleh (mod 8), sehingga y ganjil. hal ini kontradiksi karena k genap, y ganjil dan. Misalkan k ganjil, k 5 maka, pilih dan sehingga persamaan (4.1) menjadi :

28 Dengan Ada dua kasus yang diperhatikan : a). Jika, maka yang berakibat y ganjil, juga diperoleh karena (mod 7), maka, sehingga ini tidak mungkin karena genap k ganjil. b). Jika maka sehingga y genap, Jika maka ini berakibat x ganjil ini berakibat x ganjil. Tetapi dari persamaan (4.1),, sehingga x genap terjadi kontradiksi. Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan teorema berikut : Tidak ada PTN berbentuk dengan adalah prima dan dan