BAB I OPERASI ALJABAR DAN PEMFAKTORAN BENTUK ALJABAR

dokumen-dokumen yang mirip
BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL. SMP/MT s. Kelas :... Sekolah :...

2. Suku-suku sejenis Suku-suku sejenis adalah suku-suku yang mempunyai variabel dan bilangan pangkat dari variabel tersebut sama.

FAKTORISASI SUKU ALJABAR

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar,persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel.

KAPITA SELEKTA PEMBELAJARAN ALJABAR KELAS VIII SMP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No : 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VIII /1

MODUL PENDALAMAN MATERI ESENSIAL DAN SULIT MATA PELAJARAN : MATEMATIKA ASPEK : ALJABAR

BENTUK-BENTUK ALJABAR

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor

Faktorisasi Suku Aljabar

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BENTUK PANGKAT (EKSPONEN)

Bab 1. Faktorisasi Suku Aljabar. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

3 OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

Bab. Faktorisasi Aljabar. A. Operasi Hitung Bentuk Aljabar B. Pemfaktoran Bentuk Aljabar C. Pecahan dalam Bentuk Aljabar

ALJABAR. Al-Khwarizi adalah ahli matematika dan ahlli astronomi yang termasyur yang tinggal di bagdad(irak) pada permulaan abad ke-9

Jakarta,. Guru Mata Pelajaran Memeriksa / Mengetahui Kepala SMP NIP... NIP...

BAB VI BILANGAN REAL

Faktorisasi Bentuk Aljabar

LAMPIRAN A. A1. Analisis kurikulum. A2. Skenario (jalan cerita) A3. Flowchart (alur) Permainan Pekerja Aljabar

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

MA5032 ANALISIS REAL

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

Ely Purnamasari (2008.V.I.0019) Kd. Winda Mahayanti (2008.V.I.0027) Pend. Matematika IKIP PGRI BALI

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3

Mata Pelajaran Wajib. Disusun Oleh: Ngapiningsih

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

LEMBAR KERJA SISWA. Semester Ganjil STANDAR ISI KTSP. Nama :... Kelas :... Sekolah :...

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

Suku Banyak. A. Pengertian Suku Banyak B. Menentukan Nilai Suku Banyak C. Pembagian Suku Banyak D. Teorema Sisa E. Teorema Faktor

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Sumber: Kamus Visual, 2004

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrumen. Tugas individu.

Faktorisasi Aljabar Linear

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN KUADRAT K-13 A. BENTUK UMUM PERSAMAAN KUADRAT

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

POLINOM (SUKU BANYAK) Menggunakan aturan suku banyak dalam penyelesaian masalah.

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

PERSAMAAN KUADRAT. AC 0 P DAN Q SAMA TANDA. 2. DG. MELENGKAPKAN BENTUK KUADRAT ( KUADRAT SEMPURNA ) :

BAB V BILANGAN BULAT

LAMPIRAN 1 DAFTAR NILAI SISWA

6/28/2016 al muiz

Diktat Kuliah. Oleh:

matematika Wajib Kelas X PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. DEFINISI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

1. BARISAN ARITMATIKA

SELEKSI TINGKAT PROPINSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2008 MATEMATIKA SMA BAGIAN PERTAMA

FAQ ALJABAR SMP KELAS 7

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar.

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.

Pemfaktoran prima (2)

TEKNIK MEMBILANG. b T U V W

LAMPIRAN A : SILABUS KTSP KLS VII SEMESTER GANJIL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP (SILABUS)

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Pertama)

BAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2007 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

MADRASAH ALIYAH AL-MU AWANAH BEKASI SELATAN 2012

SPMB 2004 Matematika Dasar Kode Soal

PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 2010 MODUL BILANGAN

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR

Kumpulan Soal Olimpiade Tingkat SMP dan Pembahasannya

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi

MODUL 11 FUNGSI EKSPONENSIAL & LOGARITMA

PEMBELAJARAN OPERASI PADA BENTUK ALJABAR MENGGUNAKAN MODEL PERSEGI PANJANG DENGAN PENEMUAN TERBIMBING DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Modul 03 HIMPUNAN. Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang keanggotaannya didefinisikan dengan jelas.

DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 SIMAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

BAB IV PENALARAN MATEMATIKA

1 SISTEM BILANGAN REAL

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2008 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2009

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

SOLUSI SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT PROPINSI TAHUN 2015 BIDANG MATEMATIKA

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

Bilangan Berpangkat. Pangkat Bulat Negatif. a bilangan real. bilangan bulat positif

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Soal-Soal dan Pembahasan SBMPTN - SNMPTN Matematika Dasar Tahun Pelajaran 2010/2011

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

BIDANG MATEMATIKA SMA

PERSAMAAN, FUNGSI DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

Solusi Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten/Kota 2015 Bidang Matematika

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN ( R P P ke - 1)

Transkripsi:

BAB I OPERASI ALJABAR DAN PEMFAKTORAN BENTUK ALJABAR Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu melakukan operasi aljabar, beberapa alternatif penyelesaian yang dihadapi oleh siswa terkait dengan operasi bentuk aljabar, pemfaktoran, pemfaktoran sebagai operasi balikan dari penjabaran, beberapa metode alternatif dalam penjabaran, serta langkah-langkah mengatasi kesulitan yang kamu dihadapi terkait dengan pemfaktoran bentuk aljabar. A. Operasi Aljabar Bagaimana pendapat kamu jika seorang temanmu menuliskan jawab a + a = a? Bagaimana halnya apabila ab a = a + b; setujukah Anda? Untuk memulai pembelajaran ini, kenang kembali saat kamu sedang sakit kemudian memeriksakan diri atau berobat ke dokter atau rumah sakit, maka akan diberikan resep. Pada botol atau kemasan obat tersebut tertulis 1 tablet/hari, yaitu aturan memakainya. Ungkapan 1 tablet maksudnya adalah dalam sehari obat itu harus diminum kali setiap minum masing-masing 1 tablet. Demikian halnya apabila obat batuk sendok teh artinya dalam sehari obat batuk harus diminum kali, setiap minum masing-masing sendok teh. Arti dari aturan pemakaian obat di atas sebenarnya sama dengan arti perkalian dalam matematika. 1 atau dapat diartikan: 1 = 1 + 1 + 1 = + Angka-angka yang berada di kotak dapat diganti dengan lambang yang mewakili sebarang bilangan bulat, misalnya a, sehingga bila diganti dengan huruf a, diperoleh: a atau ditulis a, dan berarti a = a + a a atau ditulis a, dan berarti a = a + a + a 4 a atau ditulis 4a, dan berarti 4a = a + a + a + a dan seterusnya. Perhatikan: 1 a dapat ditulis a 1

Dalam matematika, perkalian untuk bilangan yang sama, seperti itu dapat ditulis. Selanjutnya jika kepada kamu ditanyakan apakah pada resep dokter obat batuk sehari sendok teh, dapat ditulis? Jawabmu tentu tidak dapat bukan? Mengapa? Coba jelaskan! Selanjutnya pada matematika: dapat ditulis dapat ditulis 4, dapat ditulis 5, dan seterusnya. Penulisan itu berlaku juga untuk sembarang bilangan bulat, misalkan a. Dengan demikian berlaku hal berikut: a = a a a a 5 = a a a a a, begitu dan seterusnya Perhatikan: a 1 dapat ditulis a Dengan uraian di atas kamu pasti teringat kembali beberapa pengertian yang sebenarnya sudah kamu dipelajari pada Kelas VII. kamu perhatikan lagi huruf a, dalam a, a atau a. Huruf a tersebut dinamakan variabel atau peubah, sedangkan, a, a, atau a disebut bentuk aljabar. Contoh bentuk-bentuk aljabar lain dengan variabel a dan b adalah a, a +, a, a + b, b a +, dan sebagainya. Perhatikan bentuk aljabar berikut: 4a + a a +9a + 7. Dalam bentuk aljabar ini: 4a, a, a, 9a, dan 7 dinamakan suku. Dengan demikian bentuk aljabar tersebut terdiri atas 5 suku. Bentuk aljabar yang demikian disebut polinom atau suku banyak. Pada suku 4a bilangan 4 disebut koefisien dari a dan disebut pangkat atau eksponen dari a. Begitu juga dengan a, bilangan disebut koefisien dari a dan disebut pangkat atau eksponen dari a. Perhatikan kembali pada bentuk aljabar di atas. Pada suku: a dan a, pangkat dari a pada kedua suku tersebut juga sama yakni, sehingga kedua suku tersebut dinamakan suku sejenis. Dua atau lebih suku dikatakan sejenis apabila memuat variabel atau peubah yang sama dan pangkat yang sama. Bila dalam bentuk aljabar terdapat suku-suku yang sejenis maka sukusuku tersebut dapat disederhanakan dengan dijumlahkan atau dikurangkan.

Contoh-1: Sederhanakan 1. a + 5a. x + 4x Penyelesaian: 1. a + 5a = (a + a + a ) + (a + a + a + a + a ) = 8a atau dengan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan a + 5a = ( + 5) a = 8a. x + 4x = ( + 4)x = x Contoh-: Sederhanakan 1. a a a. a 5. ab a ab Penyelesaian: 1. a a = (a a) (a + a) = (a a) a + (a a) a (sifat distributif) = a + a = a a. a 5 ( a a a a a) = ( a a) = (a a a) = a. ab a ab = a (b b) ( a a) a b = a a b = a b Selanjutnya, untuk memantapkan ketrampilan yang telah kamu miliki, kembangkan hal tersebut pada bentuk aljabar yang lebih kompleks yang memuat dua variabel, misalnya 5xy, 7xy, 15xy, adalah contoh suku sejenis. Demikian juga bentuk aljabar a b, a b, adalah juga contoh dari suku sejenis.

Soal Latihan Sederhanakan bentuk aljabar berikut ini. 1. 5a b 6a + b. x + (y x). p 4 + p p + 4. ab + a ab 5. 5xy + x 7xy 5x + 7 B. Pemfaktoran Bentuk Aljabar Bagaimana memfaktorkan bentuk x + 5x + 6? Bagaimana memfaktorkan x + 1x 4? Pertanyaan pada kotak di atas uraikan bentuk: x + 5x + 6 atas faktor-faktor, jawabnya adalah balikan dari operasi perkalian di atas yakni (x + )(x + ). Menguraikan suatu bentuk aljabar atas faktor-faktor inilah yang disebut operasi pemfaktoran. Di bawah ini kamu akan dipandu untuk mendalami operasi pemfaktoran bentuk aljabar tersebut. Dalam semesta bilangan cacah, faktor suatu bilangan adalah pembagi bulat (dalam hal ini bilangan asli) dari bilangan tersebut. 1 = 1 1, maka 1 dan 1 masing-masing adalah faktor bilangan 1. 1 = 6, maka dan 6 masing-masing adalah faktor bilangan 1. 1 = 4, maka dan 4 masing-masing adalah faktor bilangan 1. Telah diketahui bahwa faktor bulat positif bilangan 4 adalah 1,,, 4, 6, 8, 1, dan 4. Mendaftar faktor bulat positif dapat dilakukan dengan cara yang memudahkan dalam penyusunannya, yaitu menentukan pembagi bulat dan hasilnya (yang sekaligus juga faktor) secara berdampingan. Contoh 1 4 = 4 1 = 4 8 = 4 4 6 = 4 Jadi faktor-faktor dari 4 adalah: 1,,, 4, 6, 8, 1 dan 4 4

Bentuk aljabar pun dapat difaktorkan. Keterampilan memfaktorkan merupakan salah satu keterampilan yang kamu perlukan dalam menyelesaikan masalah dalam bentuk aljabar. Contoh: 6a b mempunyai 4 faktor bulat positif seperti berikut ini, karena 6a b adalah hasil perkalian dari: 1 6a b a 6ab b 6a a b a ab b a a b a ab b a 6 a b 6a ab 6b a Untuk mempelajari pemfaktoran bentuk aljabar, kamu perlu ingat tentang pengertian dari faktor persekutuan terbesar (FPB). Untuk maksud tersebut misalnya ditanyakan pada Anda, berapa FPB dari 8 dan 1? Mengacu dari uraian di atas faktor-faktor dari 8 adalah: 1,, 4, 8 Demikian juga faktor-faktor dari 1 adalah: 1,,, 4, 6, 1. Memadu keduanya faktor persekutuan dari 8 dan 1 adalah 1,, dan 4. Karena yang terbesar dari ketiganya adalah 4, maka FPB dari 8 dan 1 adalah 4. Beberapa bentuk faktorisasi aljabar yang akan kamu pelajari pada bagian ini antara lain: 1). Faktorisasi bentuk ax + b dan ax b Contoh: 4a + 6; x x ). Faktorisasi bentuk x + xy + y Contoh: b + 6b + 9; 9x 0x + 5 ). Faktorisasi bentuk x y Contoh : 4x 4y ; 9m 64 4). Faktorisasi bentuk ax + bx + c Contoh : x + 5x + 6; 6x + x 15 1. Faktorisasi bentuk ax + b dan ax b Bagaimanakah cara melakukan pemfaktoran pada bentuk aljabar ax + b dan ax b? Cara untuk memfaktorkan atau faktorisasi bentuk aljabar ini adalah sebagai berikut: a. Carilah faktor persekutuan setiap suku b. Bagilah bentuk aljabar tersebut dengan faktor persekutuan terbesar dari setiap sukunya. 5

Contoh: 1. 4a + 6. x x. 5y + y Penyelesaian : 1. Faktor persekutuan terbesar dari 4a dan 6 adalah, sehingga masing-masing suku dibagi dengan FPB tersebut diperoleh: 4 a 6 = a dan = Dengan demikian pemfaktoran dari 4a + 6 adalah (a + ) atau 4a + 6 = (a + ). Faktor persekutuan terbesar dari x dan x adalah x. Dan faktor persekutuan terbesar dari 1 dan adalah 1, Jika masing-masing suku dibagi dengan x 1= x diperoleh: x = x x x dan = x Dengan demikian pemfaktoran dari x x adalah x(x ) atau x x = x(x ). Faktor persekutuan terbesar dari y dan y adalah y, sedangkan faktor persekutuan terbesar dari 5 dan 1 adalah 1, sehingga masing-masing suku dibagi dengan y 1 = y, akan diperoleh: 5y y y = 5y dan = 1 y Sehingga hasil pemfaktoran dari 5y + y = y (5y + 1) Soal Latihan: Faktorkanlah bentuk-bentuk aljabar berikut: 1. 6m 0 6. x y xy. 0p 18q 7. xy z xyz. xy x 8. ab ac + 5ad 4. 15pq + q 9. 4a b 1a b + 8ab 5. 4p q 6pq 10. 1 ax + 6bx + ay + by 4 6

. Faktorisasi bentuk x + xy + y Pemfaktoran bentuk x + xy + y dapat kamu lakukan dengan cara sebagai berikut: x + xy + y = x + xy + xy + y = x(x + y) + y(x + y) = (x + y) (x + y) = (x + y) Jadi x + xy + y = (x + y). Sehingga x + xy + y merupakan bentuk kuadrat sempurna. Pada uraian tersebut terlihat karakteristiknya bahwa suku pertama (x ) dan suku ketiga (y ) dari hasil pengkuadratan suku dua merupakan bentuk kuadrat. Adapun suku kedua merupakan dua kali akar kuadrat dari suku pertama dan akar kuadrat dari kuadrat suku ketiga. Cermati baik-baik mengapa perlu kita uraikan xy menjadi xy + xy? Atau: x + x y + y = (x + y), yang perlu kamu catat di sini bahwa suku tengah x y adalah berasal dari x y + x y Dengan cara yang sama bisa diperoleh bahwa x xy + y = (x y) Atau : x x y + y = (x y) Contoh: Faktorkan: 1. b + 6b + 9. 9x 0x + 5. 9t 4 6t + 1 Penyelesaian: 1. b + 6b + 9 = b + b + b + ; (ingat 6b berasal dari b yang kita pecah menjadi b + b =b + b, itulah sebabnya tidak kita pecah menjadi 6b = 4b + b) = b(b +) + (b + ) ; (b + b) bisa difaktorkan sebagai b(b + ) = (b + )(b + ) = (b + ) Atau dengan melihat karakteristik uraian seperti di atas: b + 6b + 9 = b +. b 9 + = b +. b. + ; (ingat bentuk x + xy + y = (x + y) ) = (b + ) 7

. 9x 0x + 5 ; dengan karakteristik uraian di atas dapat dituliskan 9x 0x + 5 = 9x. 9x 5 + 5 = 9x. x. 5 + 5 (ingat bentuk x xy + y = (x y) ) = (x 5). 9t 4 6t + 1; dengan karakteristik uraian di atas, dapat kita tuliskan: 9t 4 6t + 1 = 9t 4 9t 4 1 + 1 = 9t 4.t.1 + 1 = (t 1) Soal Latihan: Faktorkanlah bentuk bentuk berikut: 1. 4u + 1u + 9 6. 4x 4xy + y. y 8y + 16 7. 5a 10ab + b. 6 1t + t 8. 4x 16x y + 16x y 4. 1 + 4x + 4x 9. 9a 4 + 18a + 9 5. 5 0x + 9x 10. x - x + 4. Faktorisasi bentuk x y Bentuk x y dinamakan bentuk selisih dua kuadrat. Faktorisasi bentuk x y adalah sebagai (x + y) (x y) atau x y = (x + y) (x y) Pemfaktoran bentuk x y dapat dilakukan kamu dengan manipulasi matematika sebagai berikut: Contoh : Faktorkan: x y = x + xy xy y 1. 4x 4y. 9m 64 Penyelesaian: = (x + y)x + (x + y)( y) = (x + y) (x y) 1. 4x 4y = 4x + 4xy 4xy 4y = (4x + 4xy) (4xy + 4y ) Cermati baik-baik mengapa perlu kita tambah xy xy, dalam manipulasi matematika di samping ini? 8

= (x + y) (x) + (x + y) ( y) = (x + y) (x y) Atau 4x 4y = 4(x y ) = 4(x + y) (x y). Dengan jalan yang sama kita peroleh: 9m 64 = (m) (8) = (m + 8) (m 8) Soal Latihan Faktorkanlah: 1. x 4y 6. 49m k n. 6a b 7. (a b) c. 9x 16(x + y) 8. 81x 169(y + z) 4. 16p 5q 9. (m + 1) (m 1) 5. 8p q 10. 5 ( ) ( ) 5 4. Faktorisasi bentuk ax + bx + c Untuk faktorisasi bentuk ini ada baiknya kamu memulai dari perkalian tentang suku sejenis terlebih dahulu. Pembahasan tentang suku sejenis dan perkalian bentuk aljabar di atas, apabila kamu telah cukup menguasai akan membantu pada pemfaktoran. Beberapa langkah alternatif yang bisa kamu lakukan adalah sebagai berikut. Cara: 1. The splitting (x + )(x + ) = x (x + ) + (x + ) method ( Dengan = x +x + x + 6 cara memecah ) = x + 5x + 6. FOIL FOIL : a mnemonic for first, outer, inner, last, the four pairs of terms that need to be multiplied. The smiley face method (x + ) (x + ) 9

4. The grid method 5. The area method x + x x x + x 6 x x Adapun penjelasan dari teknik-teknik sebagai berikut: 1. Untuk Splitting method atau metode pemisahan, salah satu suku dua dipisahkan sebagai penjabaran penjumlahan dari suku dua yang ada, dalam hal ini suku dua (x + ). Kemudian baru dikalikan dengan mengikuti hukum distributif.. FOIL method yang merupakan akronim dari First, Outer, Inner, Last, atau bisa pula dinyatakan sebagai PLDA yakni Pertama, Luar, Dalam, Akhir Maksudnya, ketika dua suku dari suku dua itu diposisikan untuk dikalikan maka, lakukan perkalian yang pertama dengan pertama (dari masing-masing suku dua), perkalian suku yang luar dengan luar, perkalian suku yang dalam dengan dalam, dan perkalian suku yang akhir dengan akhir.. The smiley face method, atau metode gambar senyum yang lebih melihat pada ilustrasi atau gambar dari alur perkalian yang menyerupai senyuman seseorang. 4. The grid method, metode tabel/kotak. Metode ini menggunakan tabel dalam melaksanakan perkalian dua suku dari suku dua yang diketahui. Masing-masing suku ditaruh pada lajur kolom dan baris dari table yang dimaksud, kemudian pada hasil kali dari suku-suku tersebut ditaruh pada sel-sel yang bersesuaian. 5. The area method, metode ini dengan pendekatan geometris yakni luas persegi panjang. Perkalian dua suku dari suku (x + ) dan (x + ) yang digambarkan sebagai luas dari persegi panjang dengan panjang (x + ) dan lebar (x + ). 10

Selain dengan lima cara di atas, kamu dapat melakukan juga dengan pendekatan luas, yang secara singkat dapat kamu lakukan sebagaimana di bawah ini. Mengulang kembali makna luas persegi panjang, sebab makna perkalian dua bilangan bebas bersesuaian dengan luas bangun dua dimensi (dimensi panjang dan lebar) sedangkan jika yang dikalikan bilangan bebas akan bersesuaian dengan volum bangun tiga dimensi (dimensi panjang, lebar, dan tinggi) Perhatikan bahwa jika bangun persegi panjang yang masing-masing luasnya petak persegi berikut jika digabungkan menjadi satu akan berbentuk persegi panjang yang luasnya 6 petak persegi yakni 6 = D C petak persegi petak persegi petak persegi Luas gabungan = + + = A B Luas ABCD = 6 petak = Dengan melihat pola yang ditunjukkan, diperoleh kesimpulan umum (generalisasi) bahwa untuk setiap persegi panjang yang panjang dan lebarnya berturut-turut adalah p dan l, maka D C l Luas persegi panjang ABCD adalah L = p l A p B Sekarang misal kita mempunyai sebuah persegi panjang ABCD yang disekat menjadi 4 bagian dengan ukuran masing-masing diketahui seperti berikut. Maka D C Luas ABCD = AB BC II IV = (x + )(x + ) x I III Luas I = x Luas II = x Luas III = x A B x Luas IV = 6 11

Kesimpulannya menjabarkan Luas ABCD = Luas (I + II + III + IV) (x + )(x + ) = x + x + x + 6 = x + 5x + 6 (x + )(x + ) = x + 5x + 6 (1) memfaktorkan Perhatikan bahwa proses pengubahan bentuk (1) di atas dari kiri ke kanan secara aljabar disebut menjabarkan, sedangkan dari kanan ke kiri disebut memfaktorkan. Jika kamu ditanya bagaimana kita dapat mengubah bentuk di atas (dari kiri ke kanan dan sebaliknya dari kanan ke kiri) jika gambar geometrinya tidak ada?. Itulah yang dalam topik aljabar disebut menjabarkan dan memfaktorkan. 5. Faktorisasi bentuk ax + bx + c (untuk a = 1) Merujuk pada pengertian menjabarkan dan memfaktorkan di atas, untuk maksud faktorisasi bentuk ini dapat didekati dengan prosedural maupun non prosedural. a. Menjabarkan (kiri ke kanan) (x + )(x + ) = x(x + ) + (x + )... sifat distributif pekalian ( ) terhadap (+) = x + x + x + 6 sifat distributif terhadap + = x + 5x + 6 hasil pengumpulan suku-suku sejenis. b. Memfaktorkan (kanan ke kiri) 1. Secara Prosedural (berdasarkan aturan matematika yang benar) x + 5x + 6 = 1x + 5x + 6 Kalikan = 6 = 1 6 =....kedua faktor inilah yang jumlahnya sama dengan koefisien x. Sehingga 5x jumlah = x faktor yang = koef. x harus dipecah menjadi x dan x + x + x + 6 = (x + x) + (x + 6) = x(x + ) + (x + ) = (x + )(x + ) keluarkan FPB masing-masing suku 1

Dengan demikian secara aljabar tebukti benar bahwa x + 5x + 6 = (x + )(x + ). Secara non-prosedural (trik/cara cepat) x + 5x + 6 = 1x + 5x + 6, akan difaktorkan dalam bentuk (x )(x ). Kalikan= 6 = 1 6 =... kedua faktor inilah yang jumlahnya sama dengan koefisien x. Sehingga bentuk jumlah faktor yang = koef. x pemfaktorannya menjadi (x + )(x + ). = (x )(x ) = (x + )(x + ) = (x + )(x + ) Dengan demikian maka x + 5x + 6 = (x + )(x + ) sifat komutatif perkalian (bolak balik sama) Dengan demikian bentuk ax + bx + c dengan a = 1, pemfaktorannya berbentuk (x + p) (x + q) dengan b = p + q dan c = p q. Dari contoh di atas; x + 5x + 6; dalam hal ini a = 1, b = 5 dan c = 6; b = p + q --- 5 = p + q c = p q --- 6 = p q, selanjutnya dicari dua bilangan yang jumlahnya 5 dan hasil kalinya sama dengan 6 5 = 1 + 4 ---- 1 4 6 5 = + ---- = 6, jadi nilai p yang q yang dimaksud adalah p = dan q =. Dengan demikian faktorisasi dari x + 5x + 6 adalah (x + ) (x + ), atau x + 5x + 6 = (x + ) (x + ) 6. Faktorisasi bentuk ax + bx + c (untuk a > 1) Biasanya pemfaktoran ini dengan koefisien x sama dengan 1 sebagaimana disajikan di atas relatif agak lancar, yang bermasalah yaitu jika koefisien x (suku kuadrat) lebih dari 1. 1

Contoh: Faktorkan 6x + x 15 Penyelesaian: Alternatif pertama, menjabarkan (x )(x + 5) = 6x + x 15 memfaktorkan namun bukan dari kiri ke kanan melainkan dari kanan ke kiri? kamu bisa memfaktorkan prosedural dan non prosedural seperti berikut. 1. Secara Prosedural 6x + 1x 15 = 6x +... 15 Kalikan hasil = 90 = 1 90 = 45 = 0 = 5 18 = 6 15 = 9 10 Bagian tengah yakni 1x akan dipecah sehingga pemfaktoran dapat dilakukan dengan lancar. Carilah mana diantara pemfaktoran 90 ini yang faktorfaktornya mempunyai jumlah/selisih = 1 (yaitu koefisien dari x) Agar 9 dan 10 mempunyai jumlah sama dengan 1 maka yang 9 kita tandai negatif dan yang 10 kita tandai positif, sehingga menjadi 9 dan 10. Maka nilai sukudua bagian tengah yaitu 1x pecah menjadi 9x dan 10x. Sehingga 6x + 1x 15 = 6x +... 15 = 6x 9x + 10x 15 = (6x 9x) + (10x 15) = x(x ) + 5(x ) = (x + 5)(x ) = (x )(x + 5) keluarkan faktor persekutuan terbesarnya Keluarkan faktor yang sama yakni (x ) ke kanan (sifat distributif kanan). Secara non-prosedural (Cara cepat/trik saja) Karena sukudua 6x + 1x 15 koefisien x nya 6, maka untuk kelancaran proses pemfaktoran, bentuk identitas (pernyataan yang selalu benar untuk setiap nilai variabel x yang diberikan) yang dimaksud nantinya adalah seperti berikut 6x + 1x 15 = ( 6x )(6x 6 ) 14

Teknik yang dimaksud selengkapnya adalah 6x + 1x 15 = ( 6x )(6x 6 ) Kalikan hasil = 90 = 1 90 = 45 = 0 = 5 18 = 6 15 = 9 10 Carilah mana diantara pemfaktoran 90 ini yang faktorfaktornya mempunyai jumlah/selisih = 1 (yaitu koefisien dari x) Karena diantara faktor-faktor dari 90 yang berselisih 1 adalah 9 dan 10 maka agar keduanya berjumlah sama dengan 1 faktor yang 9 diberi tanda negatif dan faktor yang 10 diberi tanda positif yakni masing-masing menjadi 9 dan 10. Sehingga proses pemfaktoran berikutnya adalah seperti berikut. 6x + 1x 15 = ( 6x )(6x 6 ) = = ( 6x 9)(6x+ 10) 6 (x ).(x+ 5) 6 = (x )(x +5) Alternatif kedua, adalah sebagai berikut: = 6x + 1x 15 = 6 1 (6.6x + 6.1x 6.15) = 6 1 ((6x) + 1(6x) 90); bayangkan ada bentuk p + 1p 90 = 6 1 ((6x 9) (6x + 10)) = 6 1 ((x ). (x + 5)) = (x ) (x + 5) 15

Alternatif ketiga, langkah-langkah untuk memfaktorkan bentuk ax + bx + c dengan a > 1 adalah sebagai berikut : i. Ubah bentuk ax + bx + c menjadi ax + (p + q)x + c = ax + px + qx + c dengan p + q = b dan p q = a c ii. Bentuk aljabar ax + px + qx + c dapat dipandang sebagai jumlah dua bentuk aljabar yaitu ax + px dan qx + c iii. Tentukan FPB suku-suku ax dan px. Kemudian tuliskan ax + px dalam bentuk hasil kali faktor-faktornya. iv. Tentukan pula FPB suku-suku qx dan c. Kemudian tuliskan qx + c dalam bentuk hasil kali faktor-faktornya. Dari contoh di atas dapat diselesaikan sebagai berikut: 6x + 1x 15 Pertama, dicari nilai p dan q dengan ketentuan p + q = 1 dan p q = 6 ( 15) = 90. Nilai p dan q yang dimaksud adalah 9 dan 10 sehingga 6x + 1x 15 = 6x 9x + 10x 15 Dengan demikian bentuk 6x + 1x 15 dapat ditulis sebagai jumlah dari (6x 9x) dan (10x 15). Selanjutnya tentukan FPB dari 6x 9x dan FPB dari 10x 15. FPB dari 6x 9x adalah x, dan FPB dari 10x 15 adalah 5. Jadi, 6x + 1x 15 dapat ditulis sebagai berikut 6x + 1x 15 = 6x 9x + 10x 15 = x(x ) + 5(x ) = (x + 5) (x ). Soal Latihan Faktorkanlah bentuk-bentuk aljabar berikut ini dengan menggunakan berbagai cara: 1. x + 8x + 15 6. 4x 1x + 9. 4 + 5x + x 7. m 16my 1y. x + 10x + 5 8. x 6x 4 4. 9m + 1mn + 4n 9. 49 84x + 6x 5. x + ax + a 10. 81x 6xy + 4y 16