BAB IV ALOGARITMA DALAM OPERASI ARITMATIKA PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM BILANGAN BULAT

BAB V BILANGAN BULAT

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

BAB VI BILANGAN REAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

SISTEM BILANGAN REAL

BAB III SISTEM NUMERASI

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

PENERAPAN AKSIOMA KETERBAGIAN DALAM PEMBELAJARAN KONSEP AKAR PANGKAT DUA DI KELAS VII SMP Oleh : Andi Syamsuddin*

BAB II LANDASAN TEORI. bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat dimengerti

Operasi Hitung Bilangan 1

a 2 e. 7 p 7 q 7 r 7 3. a. 8p 3 c. (2 14 m 3 n 2 ) e. a 10 b c a. Uji Kompetensi a. a c. x 3. a. 29 c. 2

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

Sumber: Kamus Visual, 2004

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

Modul ini adalah modul ke-1 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

KHAIRUL MUKMIN LUBIS

pangkatnya dari bilangan 10 yang dipangkatkan ( 1

Bilangan Bulat. A. Pengenalan Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif.

- Burhan Mustaqim - Ary Astuty

BILANGAN BULAT. Operasi perkalian juga bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah.

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

BAB V HIMPUNAN. Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek yang mempunyai definisi yang jelas.

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

Aritmatika Jam. Oleh Sufyani P

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

2 PECAHAN. Kata-Kata Kunci: jenis pecahan pengurangan pecahan bentuk pecahan perkalian pecahan penjumlahan pecahan pembagian pecahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Sri Purwaningsih. Modul ke: Fakultas EKONOMI BISNIS. Program Studi Manajemen dan Akuntansi.

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN

Bab. Bilangan Bulat. SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id

Pemfaktoran prima (2)

MATRIKS. 3. Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai baris dan kolom yang sama.

Aep Saepudin Babudin Dedi Mulyadi Adang. Gemar Belajar. Matematika. untuk Siswa SD/MI Kelas V

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional

SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 1. OPERASI HITUNG BILANGAN DAN SUDUTLatihan Soal 1.1

Mengenal Bilangan Bulat

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

A. Standar Kompetensi 4. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

HIMPUNAN. A. Pendahuluan

MODUL 1. Himpunan FEB. Nur Azmi Karim, SE, M.Si. Fakultas. Modul ke: Program Studi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma

INFORMASI PENTING. No 1 Bilangan Bulat. 2 Pecahan Bentuk pecahan campuran p dapat diubah menjadi pecahan biasa Invers perkalian pecahan adalah

Himpunan dan Sistem Bilangan

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 Barisan Bilangan

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Modul 03 HIMPUNAN. Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang keanggotaannya didefinisikan dengan jelas.

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan riil. Bilangan riil biasanya dilambangkan dengan huruf R (Negoro dan

MATRIKS. 2. Matriks Kolom Matriks kolom adalah matriks yang hanya mempunyai satu kolom. 2 3 Contoh: A 4 x 1 =

Bahan Ajar Matematika. Kelas X SMA Semester 1 Barisan dan Deret Waktu : 15 x 45 Menit (5 x Pertemuan) Kelompok :..

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

BAB 1. Sistem Bilangan. 1.1 Pendahuluan

Matematika 5 SD dan MI Kelas 5

KELIPATAN DAN FAKTOR BILANGAN

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III

Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs

BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10}

BAB 2. HIMPUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 17 Oktober 2016

KELAS 8 NASKAH SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA ANAK BANGSA HOTEL MERDEKA, 16 JANUARI 2011

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

Mengenal Bilangan Bulat

CONTOH SOAL UAN BARIS DAN DERET

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

BAB II KAJIAN TEORITIS. (1983:425) menyatakan bahwa penjumlahan adalah hal menjumlahkan. Glover

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CONTOH SOAL CONTOH SOAL CONTOH SOAL TENTUKAN JUMLAH DERET GEOMETRI TAK HINGGA BERIKUT

Transkripsi:

BAB IV ALOGARITMA DALAM OPERASI ARITMATIKA PENDAHULUAN Algoritma adalah suatu prosedur yang singkat dan sistematis untuk melakukan operasi aritmetika, misalnya penjumlahan dan perkalian. Jika kita melakukan operasi aritmetika dengan bilangan satu angka, maka kita dapat segera menuliskan jawabannya. Tetapi kalau operasi tersebut mengenai bilanganbilangan yang besar, kita membutuhkan suatu prosedur yang sistematis. Algoritma yang dikenal sekarang, merupakan penyempurnaan algoritma terdahulu dari masa ke masa dan dari generasi ke generasi. Sebenarnya sebagian besar algoritma yang kita gunakan, bukanlah satu-satunya, tetapi terdapat beberapa pola untuk rnelakukan bermacani-macam operasi aritmetika. Dengan menggunakan sifat-sifat komutatif, asosiatif, dan distributif perkalian terhadap penjumlahan, kita dapat menguji algoritma yang biasa kita gunakan pada operasi penjumlahan dan pengurangan. A. Algoritma Penjumlahan Sederhanakan : 6(10) + 34. Untuk setiap langkah berilah penjelasan. (Tulislah sifat yang digunakan). Jawab: 6 (10) + 34 = 6(10) + [3(10) + 4] 34 ditulis dalam bentuk panjang = [6(10) + 3(10)] + 4 sifat asosiatif pada penjumlahan = (6 + 3).(10) + 4 sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan = 9(10) + 4 penjuinlahan = 94 sistem numerasi decimal 70

Jawab : Sederhanakan: 28 + 7, dan tuliskan sifat yang dipakai. 28 + 7 = [2(10) + 8] + 7 28 ditulis dalam bentuk panang = 2(10) + (8 + 7) sifat asosiatif pada penjumlahan = 2(10) + 15 penjumlahan = 2(20) + [1(10) + 5] 15 ditulis dalam bentuk panjang = [2(10) + 1(10)] + 5 sifat asosiatif pada penjumlahan = (2 + 1)(10) + 5 sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan = 3(10) + 5 = 35 penjumlahan sistem numerasi desimal Berikut mi adalah prosedur lain untuk penjumlahan bilangan 28 + 7 10 1(10) 1 20 + 8 2(10) + 8 28 7 atau 7 atau 7 --------- + ------------ + ----- + 30 + 5 3(10) + 5 35 35 35 Contoh : 3 Jawab : Cari jumlahnya : 373 + 745 + 189 3(100) + 7(10) + 3(1) 7(100) + 4(10) + 5(1) 1(100) + 8(10) + 9(1) ----------------------------- + 11(100) + 19(10) + 17(1) 71

11(100) + 20(10) + 7(1) 13(100) + 0(10) + 7(1) 1(1000) + 3(100) + 0(10) + 7(1) 200 10 300 + 70 + 3 700 + 40 + 5 100 + 80 + 9 ----------------------------- + 1000 + 300 + 0 + 7 2(10) 2 1(10) 3(10) 2 + 7(10) + 3 7(10) 2 + 4(10) + 5 1(10) 2 + 8(10) + 9 --------------------------- + 1(10) 3 + 3(10) 2 + 0(10) + 7 373 745 1307 (b) atau 1307 (c) atau 189 ----- + 1307 (d) Penjelasan langkah demi langkah. 3(10) 2 + 7(10) + 3 7(10) 2 + 4(10) + 5 1307 (a) atau 1(10) 2 + 8(10) + 9 ------------------------- + 3 + 5 + 9 = (3 + 5) + 9 = 8 + 9 = 17 = 1(10) + 7 Jadi penjumlahan tersebut menjadi : 1(10) 3(10) 2 + 7(10) + 3 7(10) 2 + 4(10) + 5 1(10) 2 + 8(10) + 9 72

------------------------- + 1(10) + 7(10) + 4(10) + 8(10) = (1 + 7 + 4 + 8)(10) = 2(10)(10) = 2 (10) 2 + 0 (10) Sehingga penjumlahan menjadi : 2(10) 2 1(10) 3(10) 2 + 7(10) + 3 7(10) 2 + 4(10) + 5 1(10) 2 + 8(10) + 9 ------------------------- + 0(10) + 7 2(10) 2 + 3(10) 2 + 7(10) 2 + 1(10) 2 = (2 + 3 + 7 + 1)(10) 2 = 13(10) 2 = (10 + 3)(10) 2 = 10(10) 2 + 3(10) 2 = (10) 3 + 3(10) 2 = Akhirnya diperoleh : 2(10) 2 1(10) 3(10) 3 + 7(10) + 3 7(10) 2 + 4(10) + 5 1(10) 2 + 8(10) + 9 ------------------------ + 1(10) 3 + 3(10) 2 + 0(10) + 7 = 1307 LATIHAN Kerjakan soal-soal berikut sebagai latihan! 1. Carilah jumlahnya dengan cara seperti contoh 3(b) : a) 123 b) 342 c) 32 245 297 64 ------ + 324 18 ------ + 79 ---- + 2. Carilah jumlahnya dengan cara seperti contoh 3(c) untuk tugas pada No. 1. 73

3. Sederhanakan dan berilah penjelasan sifat yang digunakan pada setiap langkah. a) 16(100) + 17 b) 4(10) 3 + 25(10) 2 + 5(10) + 17 c) 248 + 563 B. Algoritma Pengurangan Karena pengurangan merupakan kebalikan (invers) dan penjumlahan, maka algoritma untuk pengurangan tidak berbeda jauh dengan algoritma penjumlahan. Contoh 1 : Carilah : 36-19 Jawab : 36 19 --- - Dalam notasi bentuk panjang pengurangan di atas menjadi : 3(10) + 6 1(10) + 9 -------------- - Karena 6 tak dapat dikurangi dengan 9 maka 3(10) + 6 harus ditulis dalam bentuk lain yaitu sebagai berikut : 3(10) + 6 = (2+l)(10) + 6 (ditulis dalam bentuk notasipanjang) = [2(20) + (10)] + 6 (distributif perkalian terhadap penjumlahan) = 2(10) + (10 + 6) (asosiatif pada penjumlahan) = 2(10) + 16 (penjumlahan) Jadi algoritma pengurangan di atas dapat ditulis sebagai berikut : 2(10) + 16 1(10) + 9 ------------- - 1(10) + 7 74

17 Cara yang lebih singkat adalah sebagai berikut : Contoh 2 : 2(10) + 16 3(10) + 6 1(10) + 9 -------------- - 1(10) + 7 17 atau 2 16 3 6 1 9 ----------- - 1 7 Carilah : 937-349 Jawab : 937 349 ------ - Dalam notasi bentuk panjang, pengurangan di atas dapat ditulis menjadi : 9(100) + 3(10) + 7 3(100) + 4(10) + 9 ------------------------- - Karena 7 tak dapat dikurangi dengan 7, maka 3(10) + 7 harus ditulis dalam bentuk lain yaitu sebagai berikut : 3(10) + 7 = (2+1)(10) + 7 (3 ditulis dalam bentuk notasi panjang) = [2(10) + 1(10)] + 7 (sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan) = 2(10) + (10+7) (sifat asosiatif penjumlahan) Sehingga prosedur pengurangan di atas dapat ditulis sebagai berikut: 9(100) + 2(10) + 17 3(100) + 4(10) + 9 ------------------------- - 75

Karena 4(10) tak dapat dikurangkan dari 2(10), maka dengan cara yang sama 9(100) + 2(10) diubah menjadi: 9(100) + 2(10) = (8+1)(100) + 2(10) Sehingga algoritma di atas dapat ditulis 8(100) + 12(10) + 17 3(100) + 4(10) + 9 --------------------------- - 5(100) + 8(10) + 8 588 Cara yang lebih singkat adalah : = [8(100) + 1(100)] + 2(10) = [8(100) + 10(10)] + 2(10) = 8(100) + [10(10) + 2(10)] = 8(100) + (10+2)(10) = 8(100) + 12(10) 8(100) + 12(10) 17 12(10) 2(10) 17 8(100) 12(10) 17 9(100) + 3(10) + 7 9(100) + 3(10) + 7 3(100) + 4(10) + 9 atau 3(100) + 4(10) + 9 ------------------------- - ------------------------- - 5(100) + 8(10) + 8 5(100) + 8(10) + 8 atau 588 588 12 12 8 2 17 8 7 17 9 3 7 atau 9 3 7 3 4 9 3 4 9 ----------------- - -------------------- - 5 8 8 5 8 8 Sampai sekarang telah dipelajari algoritma penjumlahan maupun pengurangan. Selanjutnya perhatikan proses apakah yang terjadi dalam perhitungan berikut. 76

Contoh 3: Cari 925-679, kemudian diskusikan proses yang terjadi dalam pengurangan tersebut. a) Karena 5 tak dapat dikurangi oleh 9, maka dibutuhkan Satuan yang lebih banyak. Satuan tersebut didapatkan dari puluhan 20. 2(10) + 5(1) = 1(10) + 15(1) Kurangkan bagian satuan-nya. 1 1 5 9 2 5 6 7 9 ---------------- - 6 b) Ternyata dibutuhkan puluhan, karena 1 tak dapat dikurangi oleh yang diperoleh dari ratusan 7. Jadi : 9(100) + 1(10) = 8(100) + 11(10) Kurangkan sepuluhannya. 8 11 15 9 2 5 6 7 9 --------------- - 4 6 c) Akhirnya kurangkan ratusannya 8 11 15 9 2 5 6 7 9 --------------- - 2 4 6 LATIHAN Kerjakan soal-soal berikut sebagai latihan! 1. Tuliskan setiap bilangan dalam notasi bentuk panjang, kemudian kerjakan operasi pengurangan berikut: a) 136-29 b) 775-158 c) 1000-25 77

2. Isilah bagian-bagian yang kosong dari proses perhitungan berikut : a.) 1865 1(1000) + 8(100) + 6(10) + 5(1) 1328 atau 1(1000) + 3(100) + 2(10) + 8(1) ------- - ------------------------------------------- -.................................. atau 1(1000) + 8(100) + (10) + 15(1) 1(1000) + 3(100) + 2(10) + 8(1) ---------------------------------------------------- - (1000) + (100) + (10) + (1) = b) 852 8(10) 2 + 5(10) + 2 327 atau 3(10) 2 + 2(10) + 7 ------ - --------------------- -.................... atau 8(10) 2 + (10) + 12 3(10) 2 + 2(10) + 7 ---------------------------- - 5 = (10) 2 + (10) + 5 = 5 C. Algoritma Perkalian Misalkan kita akan menghitung 3 x 13. Untuk itu dibentuk jajaran seperti. a) 3 himpunan 13-an b) 3.13 = 3(10+3) xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxx xxx xxx 3 himpunan 3 himpunan 10-an 3-an = 3.10 + 3.3 = 30 + 9 = 39 78

c) 13 d) 13 Contoh 1 : 3 3 --- x ---- x 9 = 3.3 39 30 = 3.10 --- + 39 Hitunglah 5 x 18! a) 5 himpunan 18-an b) 5.18 = 5(10 + 8) xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx 5 himpunan 5 himpunan 10- an 8-an c) 18 d) 18 5 5 ---- x ---- x 40 = 5.8 90 50 = 10.5 ---- + 90 Contoh 2 : Carilah 14 x 32 xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx = 5.10 + 5.8 = 50 + 40 = 90 79

b) 14.32 = (10 + 4).32 = 10.32 + 4.32 = 320 + 128 = 448 c) 14 d) 14 32 32 ----- x ----- x 28 = 2.14 28 420 = 30.14 42 ------ + ----- + 448 448 LATIHAN Kerjakan soal-soal berikut sebagai latihan! 1. Susunlah sebuah jajaran (lihat contoh 1.a) untuk menggambarkan hasil kali : a) 4 x 15 b) 12 x 18 c) 23 x 11 2. Gunakan cara bentuk mendatar untuk mendapatkan hassil kali : a) 9 x 26 b) 23 x 37 c) 57 x 91 80

3. Gunakan cara bentuk perkalian bagian untuk mendapatkan hasil kali : a) 67 b) 173 c) 729 21 28 53 ---- x ----- x ---- x 4. Algoritma perkalian dapat diperluas menjadi perkalian bagian, misalnya: 37.29 = (30 + 7).29 = (30.29) + (7.29) = 30(20 + 9) + 7(20 + 9) = (30.20) + (30.9) + (7.20) + (7.9) Dan uraian tersebut, terdapat 4 buah perkalian bagian. Uraian tersebut dapat juga ditulis : 37 29 ----- x 63 = 9 x 7 270 = 9 x 30 140 = 20 x 7 600 = 20 x 30 ----- 1073 Carilah hasil kalinya dengan menggunakan perkalian bagian. a) 57 b) 135 c) 674 73 34 38 ---- x ----- x ----- x 5. Terdapat sebuah teknik perkalian yang pernah digunakan oleh orang Rusia pada abad 20, yaitu Metode petani Rusia. Misalnya kita ingin hasil kali 17 x 12. Bilangan 17 dan 12 diletakkan pada ujung atas dua buah kolom. Pada kolom sebelah kin, dilakukan pembagian dengan 2, jika terdapat sisa maka sisanya diabaikan/dibuang sedangkan hassil baginya dicatat. Teruskan pembagian tersebut hingga hasil akhirnya 1. Pada kolom sebelah kanan, dilakukan perkalian dengan 2 dan berhenti pada baris di mana kolom kiri memuat bilangan 1. Setelah itu coretlah 81

baris-baris yang kolom kirinya memuat bilangan genap (dalam hal ini baris 1, 2, dan 3). Jumlah bilangan dari bilangan-bilangan yang tersisa pada kolom kanan merupakan hassil kali yang dicari. Pada kasus ini, 17.12 = 204. 17.. 12 8 24 4. 44 2. 96 1..192 ------ + 204 a) Gunakan cara Rusia di atas untuk mencari hasil kali dari : i) 29 x 37 ii) 17 x 86 iii) 43 x 123 b) Pada contoh di atas : 12 + 192 = 1 x 12 + 16 x 12 = (1 + 16) x 12 = 17 x 12 Diskusikan dengan teman-teman Anda : Apakah hal ini. juga dapat terjadi pada soal bagian a? c) Mengapa dapat diperoleh hasil kali yang benar, jika baris-baris yang memuat bilangan genap pada kolom kiri dihapus/coret? (Petunjuk : Tulislah setiap bilangan yang berada di kolom kiri atas, ke dalam basis 2). 6. Algoritma perkalian yang lain, yang dikenal dengan nnama Metode duplikasi, dapat Anda lihat sebagai berikut. Caranya: misalnya kita akan mencari hasil kali 37 x 29. Bentuklah 2 kolom, elemen teratas kolom kiri adalah 1 dan elemen teratas kolom kanan adalah 29. Setelah itu kedua bilangan dilipatduakan sampai pada saat, sebelum bilangan di kolom kiri melebihi 37. Kemudian pilihlah beberapa bilangan dari kolom kiri sedemikian hingga jumlah bilangan-bilangan tersebut 37 (yaitu 1, 4, dan 32). 82

Jumlah bilangan-bilangan pada kolom kanan yang bersesuaian dengan bilanganbilangan terpilih pada kolom kiri, merupakan hasil kali. dan 37 dan 29. (1).----------- 29 2 ----------- 58 29 (4) ----------- 116 116 8 ------------ 232 928 + 16 ----------- 464 1073 (32) ---------- 928 64 Catatan : Pada kolom kiri, bilangan 1 dilipatduakan dan berhenti pada saat diperoleh bilangan 32 (karena 64 sudah melebihi 37). Pada kolom kanan bilangan 29 dilipatduakan dan berhenti pada baris yang memuat 32. Pada kolom kiri bilangan-bilangan 1, 4, dan 32 jurnlahnya 37. Maka 37 x 29 = 29 + 116 + 928 = 1073. (29, 116, 928 berpasangan dengan 1, 4, dan 32). a) Dengan menggunakan metode duplikasi ini, canilah hasil kali : i) 27 x 32 ii) 58x46 iii.) 12 x 95 b) Mengapa prosedur di atas dapat menghasilkan jawaban yang benar? (Bandingkan dengan proses yang terjadi pada metode Rusia). 7. Dan cara-cara perkalian di atas, mana saja yang diajarkan di Sekolah Dasar? Selidiki pada buku Matematika Sekolah Dasar. D. Algoritma Pembagian Jika a dan b (b 0) bilangan cacah, maka terdapat tepat satu bilangan cacah q dan r sedemikian a = bq + r dengan 0 < r < b. Algoritma ini mempunyai arti bahwa bilangan yang dibagi = pembagi. dikalikan dengan hash bagi + sisa. Contoh : Jika a = 57 dan b = 8, tulislah a dalam bentuk bq + r, dengan 0 < r < b.. Jawab : 57 = 8(7) + 1 ini berarti q = 7 dan r = 1; 0 < 1 < 8. 83

Salah satu cara untuk mencari hasil bagi suatu pembagian adalah pembagian cara panjang, yaitu menentukan jawaban sementara, dengan cara menduga, kemudian dikalikan dengan pembagi dan kurangkan pada yang dibagi. Proses tersebut diulang sampai akhirnya didapat sisa pengurangan sama dengan 0 atau kurang dari pembagi. Misalnya : 7835 : 25 Bilangan cacah manakah yang jika dikalikan dengan 25 dapat dikurangkan dari 7835. Jawabannya adalah bilangan cacah manapun juga asalkan hasil kalinya dengan 25 tidak lebih dan 7835. Biasanya bilangan cacah yang diambil sebagai jawaban sementara itu adalah 10, 100, 1000, dan seterusnya karena prosesnya akan lebih mudah. 25 7835 2500 100(25) 5335 2500 100(25) 2835 2500 100(25) 335 250 10(25) 85 25 1(25) 60 25 1(25) 35 25 1(25) 10 Berapa kalikah kita mengurangkan 25 dan 7835? Jawabannya adalah : 100 + 100 + 100 + 10 + 1 + 1 + 1 = 313 Jadi : 7835 : 25 = 25(313) + 10 84 313 Bentuk lain cara menjawab pembagian 7835 : 25 adalah : 25 7835 7500 300(25) 335

250 10(25) 85 75 3(25) 10 313 Bandingkan proses berikut: 3(10) 2 + 1(10) + 3 2(10) + 5 7(10) 2 + 8(10) 2 + 2(10) + 5 6(10) 2 + 15(10) 2 + 0(10) + 0 --------------------------------------- - 3(10) 2 + 3(10) + 5 2(10) 2 + 5(10) + 5 ----------------------------- - 8(10) + 5 6(10) + 15 ------------- - 1(10) LATIHAN Kerjakan soal-soal berikut sebagai latihan! 1. Jika a dan b diketahui, carilah q dan r (0 < r < b) sedemikian hingga a = bq + r. a a) 72 11 b) 51 13 c) 25 39 d) 177 22 2. Selesaikan dengan 3 cara seperti pada contoh. b a) 17 1075 b) 411 37209 c) 923 75123 3. Pak Baim mempunyai 34 buah penmen Sugus. Ia ingin membagi permen tersebut kepada keenam anaknya secara sama rata. Penmen yang tersisa diberikan kepada Bu Baim. Berapa permen yang diterima masing-masing anak? Dan berapa permen yang diterima Bu Baim? Jika Pak Bam mempunyai permen dua kali lipat, apakah Bu Bram juga mendapat permen dua kali lipat? 85

4. Dengan cara menggunakan potongan-potongan lidi, tunjukkan cara memperoleh hasil pembagian 39 : 4. a) Gunakan bentuk pengurangan berulang (terdapat berapa buah himpunan empat-an?) b) Gunakan sifat distributif (bagilah potongan-potongan lidi tersebut ke dalam 4 kelompok). 5. Dari cara-cara pembagian di atas, mana saja yang diajarkan di Sekolah Dasar? Selidiki pada buku Matematika Sekolah Dasar. 86