Bilangan Bulat. A. Pengenalan Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif.

dokumen-dokumen yang mirip
BILANGAN BULAT. Operasi perkalian juga bersifat tertutup pada bilangan Asli dan bilangan Cacah.

SISTEM BILANGAN REAL

SISTEM BILANGAN BULAT

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

Sumber: Kamus Visual, 2004

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat

matematika Wajib Kelas X PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. DEFINISI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah.

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

BILANGAN. Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA

ADAKAH ALAT PERAGA UNTUK MEMPERMUDAH PEMAHAMAN SISWA DALAM MEMPELAJARI OPERASI HITUNG PERKALIAN BILANGAN BULAT? Oleh: Pujiati*)

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

Pecahan. mendapatkan setengah sehingga = 1. 2

03/08/2015. Sistem Bilangan Riil. Simbol-Simbol dalam Matematikaa

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Learning Obstacle pada Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

a. Bilangan bulat nol negatif tambah b.operasi kurang

Mengenal Bilangan Bulat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

BABAK PENYISIHAN SELEKSI TINGKAT PROVINSI BIDANG KOMPETISI

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut. Melalui

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

BABAK PENYISIHAN SELEKSI TINGKAT PROVINSI BIDANG KOMPETISI

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3

BAB I BILANGAN A. SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG BILANGAN USEFUL BOOK MATEMATIKA KLS 5 SD SIFAT OPERASI HITUNG

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

MATRIKS. 3. Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai baris dan kolom yang sama.

pangkatnya dari bilangan 10 yang dipangkatkan ( 1

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Operasi hitung bilangan bulat

MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional

DIKTAT MATEMATIKA II

Mengenal Bilangan Bulat

PRAKATA. Cirebon, Oktober Penyusu

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

MATEMATIKA BISNIS. Himpunan. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen.

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

MATRIKS. 2. Matriks Kolom Matriks kolom adalah matriks yang hanya mempunyai satu kolom. 2 3 Contoh: A 4 x 1 =

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

BILANGAN PECAHAN. A. Pengertian Bilangan Pecahan dan Pecahan Senilai Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai

BAB IV ALOGARITMA DALAM OPERASI ARITMATIKA PENDAHULUAN

BAB II TEORI DASAR. untuk setiap e G. 4. G mengandung balikan. Untuk setiap a G, terdapat b G sehingga a b =

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

Lembar observasi kelas eksperimen

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

KONGRUENSI PADA SUBHIMPUNAN BILANGAN BULAT

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

Operasi Hitung Bilangan 1

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, kita. tidak lagi mempertahankan paradigma lama, yaitu teacher

(a) 32 (b) 36 (c) 40 (d) 44

BAB I PENDAHULUAN. pertama bagi siswa untuk mempelajari kecakapan seperti: menulis, membaca, dan

BAB V BILANGAN BULAT

SOAL UTN MATEMATIKA PPG SM-3T 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

SILABUS PEMBELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi

Bab. Bilangan Bulat. SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

BAB I BILANGAN A. JENIS BILANGAN B. LAMBANG BILANGAN, NILAI TEMPAT, DAN NILAI ANGKA C. OPERASI HITUNG BILANGAN USEFUL BOOK MATEMATIKA KLS 6 SD

Berdasarkan kurikulum yang berlaku MATEMATIKA. Untuk SMP / MTS. Semester gasal. Nama :... Kelas :... Sekolah:...

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

BAB I PENDAHULUAN. Operasi hitung bilangan bulat biasanya telah dikenal oleh anak semenjak

MISYU CATUNG (Mistar Kayu Loncat Hitung)

BAB ANGAN. Tujuan Pembelajaran. Pernahkan kamu bermain ular tangga? Ada angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Termasuk bilangan apa angka di ular tangga?

INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK

FAQ Bilangan Bulat untuk Siswa/i SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Bilangan Bulat, Bilangan Rasional, dan Bilangan Real. dengan huruf kecil. Sebagai contoh anggota himpunan A ditulis ;

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

MATRIKS. LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) MATEMATIKA PAKET C TINGKAT VI DERAJAT MAHIR 2 SETARA KELAS XII. Oleh: Hj. ITA YULIANA, S.Pd, M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- Burhan Mustaqim - Ary Astuty

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB VI BILANGAN REAL

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

I. PENDAHULUAN. Aljabar dapat didefinisikan sebagai manipulasi dari simbol-simbol. Secara historis

Transkripsi:

Bilangan Bulat A. Pengenalan Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif. mundur maju -5-4 -3-2 -1 0 1 2 3 4 5 negatif positif Bilangan yang berjarak 1 satuan disebelah kanan 0 adalah +1 (dibaca positif 1), sedangkan yang berjarak 1 satuan disebelah kiri 0 adalah bilangan -1 (dibaca negatif 1). Untuk mempermudah pengenalan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif, dapat juga dikenalkan melalui kegiatan atau kejadian yang saling bertentangan di sekitar kita, misalnya: Jika berjalan kearah utara disebut ke arah positif, maka berjalan kearah selatan disebut ke arah negatif. Jika berbuat baik diartikan sebagai perbuatan positif, maka berbuat buruk diartikan sebagai perbuatan negatif. Hutang diartikan sebagai bilangan negatif, misalnya hutang 100 rupiah sama halnya punya uang -100 rupiah. B. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat 1. Permainan Baris Berbaris Pada permainan ini diperlukan sarana lantai bertegel atau halaman tanah yang diberi tanda seperti lantai bertegel disesuaikan dengan keadaan sekitar. Aturan permainan baris berbaris adalah sebagai berikut:

Peraga awalnya berdiri pada angka nol dan mengahadap ke kanan. Bilangan positif A didefinisikan dengan bergerak maju A langkah. Bilangan negatif B (-B) didefinisikan dengan bergerak mundur B langkah. Operasi penjumlahan diartikan tidak mengubah arah. Operasi pengurangan diartikan balik kanan. Hasil penjumlahan atau pengurangan ditunjukkan tempat terakhir berdiri dihitung dari nol kiri kanan -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 Contoh: Operasi penjumlahan 3 + (-2)? 1) Seorang peraga awalnya berdiri pada angka nol dan menghadap ke kanan. -2-1 0 1 2 3 4 2) Bergerak maju tiga langkah -2-1 0 1 2 3 4 3) Arah tetap ke kanan karena operasi tambah 4) Mundur dua langkah -2-1 0 1 2 3 4 5) Hasilnya adalah peraga pada posisi1. Jadi, 3 + (-2) = 1.

Operasi pengurangan (-1) (-3)? 1) Seorang peraga awalnya berdiri pada angka nol. -2-1 0 1 2 3 2) Bergerak mundur satu langkah. -2-1 0 1 2 3 3) Arah berbalik karena operasi pengurangan. -2-1 0 1 2 3 4) Mundur 3 langkah. -2-1 0 1 2 3 5) Hasilnya adalah peraga pada posisi 2. Jadi, (-1) (-3) = 2. 2. Garis Bilangan Aturan penjumlahan dan pengurangan menggunakan garis bilangan sama dengan aturan penjumlahan dan pengurangan menggunakan permainan baris berbaris. Aturan permainan garis bilangan sebagai berikut: Sumbu garis bilangan positif mengahadap ke kanan, negatif ke kiri. Awalnya anak panah pada angka nol dan menghadap ke kanan. Bila positif A didefinisikan dengan bergerak maju A langkah. Bila negatif B (-B) didefinisikan dengan bergerak mundur B langkah. Operasi penjumlahan diartikan tidak mengubah arah. Operasi pengurangan diartikan balik arah.

Hasil penjumlahan atau pengurangan ditunjukkan tempat anak panah berada. Contoh: penyelesaian operasi penjumlahan3 + 2 sebagai berikut: 1. Mula-mula anak panah berada pada nol menghadap ke kanan. 2. Bilangan pertama adalah 3, sehingga anak panah bergerak maju 3 satuan. 3. Operasi selanjutnya adalah operasi penjumlahan, sehingga arah anak panah tetap. 4. Bilangan kedua adalah positif 2, sehingga anak panah bergerak maju 2 satuan. 5. Hasilnya dari nol sampai bilangan yang ditunjukkan oleh anak panah yang terakhir yaitu 5. 2 5 3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 3. Kartu bilangan Kartu bilangan terdiri dari dua set kartu berbentuk persegi panjangberukuran 4 cm x 6 cm (atau lainnya yang penting kongruen) dengan dua warna berbeda, misalnya hitam dan putih, masing-masing set terdiri 20 kartu. Kartu-kartu ini disusun secara berpasangan atas bawah (misalnya atas putih dan bawah hitam). Aturannya adalah sebagai berikut: Buat kesepakatan untuk menetapkan kartu positif dan kartu negatif. Misalnya tetapkan kartu warna putih sebagai kartu positif dan kartu hitam sebagai kartu negatif.

Definisikan bilangan nol sebagai semua kartu berpasangan, artinya banyaknya kartu putih sama dengan kartu hitam. Gambar salah satu susunan yang mendefinisikan bilangan 0. Definisikan suatu bilangan bulat positif sebagai banyaknya kartu putih yang tidak berpasangan. Jika ada 2 kartu putih yang tidak berpasangan maka ini menunjukkan bilangan positif dua (2). Definisikan suatu bilangan bulat negatif sebagai banyaknya kartu hitam yang tidak berpasangan. Jika ada 2 kartu hitam yang tidak berpasangan maka ini menunjukkan bilangan negatif 2 (-2). Aturan operasi penjumlahan Penjumlahan diartikan sebagai menambah kartu. Langkah-langkah pengerjaan operasi penjumlahan sebagai berikut: a. Definisikan bilangan pertama menggunakan kartu-kartu. b. Tambahkan kartu sesuai dengan bilangan yang kedua. c. Susunan terakhir menunjukkan bilangan hasil penjumlahan. Contoh: 2 + 3? a) Definisikan bilangan pertama (2), yaitu susunan karti dengan dua kartu putih tidak berpasangan, salah satu susunannya. Adalah

b) Tambahkan 3 kartu putih pada susunan bagian atas sehingga terbentuk susunan baru. c) Hasilnya 5 kartu putih tidak berpasangan, artinya 2 + 3 = 5. Aturan operasi pengurangan Pengurangan diartikan sebagai mengambil kartu. Langkah-langkah pengerjaan operasi pengurangan sebagai berikut: a. Definisikan bilangan pertama menggunakan kartu-kartu. b. Ambil kartu sesuai dengan bilangan yang kedua. c. Susunan terakhir menunjukkan bilangan hasil pengurangan. Contoh: 2 (-3) a) Definisikan bilangan pertama (2)

b) Ambil 3 kartu hitam c) Hasilnya 5 kartu putih tidak berpasangan, artinya 2 (-3) = 5 C. Operasi Perkalian Bilangan Bulat 1. Permainan Dosa dan Pahala Aturan permainan ini sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, yaitu: Bilangan pertama melakukan : positif tidak melakukan : negatif Bilangan kedua perbuatan baik : positif perbuatan buruk : negatif Bilangan hasil mendapat pahala : positif mendapat dosa : negatif Sehingga pengajaran bilangan bulat dengan menggunakan aturan tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif hasilnya adalah bilangan positif sesuai dengan melakukan (positif) perbuatan baik(positif) mendapat pahala (positif). b. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif hasilnya adalah bilangan bulat negatif sesuai dengan melakukan (positif) perbuatan buruk (negatif) mendapat dosa (negatif). c. Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif hasilnya adalah bilangan bulat negatif sesuai dengan tidak melakukan (negatif) perbuatan baik (positif) mendapat dosa (negatif).

d. Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif hasilnya adalah bilangan bulat positif sesuai dengan tidak melakukan (negatif) perbuatan buruk (negatif) mendapat pahala (positif) 2. Garis Bilangan Ketentuan-ketentuan operasi perkalian bilangan bulat dengan garis bilangan adalah: Misalnya untuk perkalian a x b a) Posisi awal pada titik nol dan menghadapa ke Kanan jika b > 0 Kiri jika b < 0 b) Bergerak Maju jika a > 0 Mundur jika a < 0 c) Hasilnya adalah posisi bilangan pada kedudukan akhir Contoh: 3 x 2-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

3 x -2-7 -6-5 -4-3 -2-1 0 1 2-7 -6-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3. Menggunakan Pola a. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif menggunakan penjumlahan berulang. Contoh: 4 x 6 = 6 + 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 24 b. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif menggunakan penjumlahan berulang. Contoh: 4 x (-6) = (-6) + (-6) + (-6) + (-6) + (-6) + (-6) = -24 c. Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif menggunakan pola: Contoh: untuk menjelaskan (-2) x 3 kita menggunakan pola sebagai berikut: Kita mengalikan bilangan bulat positif (misalkan dipilih 2) dengan 3 kemudian bilangan yang depan diturunkan satu. Hasilnya dicari dengan melihat pola, selalu turun 3 sehingga diperoleh hasil perkalian bilangan positif dengan bilangan negatif. 2 x 3 = 6 1 x 3 = 3 0 x 3 = 0-1 x 3 = -3-2 x 3 = -6

d. Perkalian bilangan negatif dengan bilangan negatif Penyelesain perkalian bilangan negatif dengan bilangan negatif dapat dilakukan dengan menggunakan pola. Bilangan pengali turun satu, bilangan yang dikali tetap (bilangan negatif) akan tampak bahwa hasil kalinya naik. Contoh perkalian -2 x -3. 2 x (-3) = -6 1 x (-3) = -3 Depan turun satu 0 x (-3) = 0 Hasilnya naik tiga (-1) x (-3) = 3 (-2) x (-3) = 6 Setelah diberikan beberapa contoh, siswa diajak untuk membuat kesimpulan bahwa: Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif hasilnya bilangan bulat positf. Perkalian bilangan bulat postif dengan bilangan bulat negatif hasilnya bilangan bulat negatif. Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif hasilnya bilangan bulat negatif. Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif hasilnya bilangan bulat negatif. D. Operasi Pembagian Pada dasarnya operasi pembagian adalah mencari faktor bilangan yang belum diketahui. Seperti: 2 x n = 6, berapakah n?

Sehingga operasi pembagian didefinisikan sebagai lawan operasi perkalian sehingga pernyataan di atas sama dengan 6 : 2 = n Dengan demikian penjelasan operasi pembagian menggunakan operasi perkalian a : b = c berarti b x c = a; b 0. Ketentuan-ketentuan dalam operasi pembagian dengan garis bilangan: Misalnya untuk pembagian a : b 1. Posisi awal pada skal nol dan menghadap ke Kanan jika b > 0 Kiri jika b < 0 2. Tandai posisi a 3. Bergerak menuju bilangan a dalam garis bilangan dengan setiap langkah menempuh (b) skala. 4. Jika pada waktu bergerak, gerakannya maju, maka hasilnya bilangan positif. Jika gerakannya mundur hasilnya bernilai negatif. 5. Angka yang menunjukkan hasilnya adalah berapa banyaknya loncatan dari nol sampai ke a. Contoh: 1) 6 : 2 = -2-1 0 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 Pada kedudukan awal, anak panah berada pada nol. Karena b > 0 maka anak panah menghadap ke kana. Tandai posisi a yaitu 6. Selanjutnya bergerak meloncat dari nol ke 6. Setiap loncatan menempu jarak 2 satuan. Ternyata

banyaknya lompatan ada 3 dan arah loncatan maju. Sehingga hasil pembagian dari 6 : 2 adalah positif 3. Jadi, 6 : 2 = 3. 2) -4 : -2 = -7-6 -5-4 -3-2 -1 0 1 2 2 1-7 -6-5 -4-3 -2-1 0 1 2 Pada kedudukan awal, anak panah berada pada nol. Karena b < 0 maka anak panah menghadap ke kiri. Tandai posisi a yaitu -4. Selanjutnya bergerak meloncat dari nol ke -4. Setiap loncatan menempu jarak 2 satuan. Ternyata banyaknya lompatan ada 2 dan arah loncatan maju. Sehingga hasil dari pembagian -4 : -2 adalah postif 2. Jadi, -4 : -2 = 2. E. Sifat-Sifat Bilangan Bulat 1. Tertutup terhadap operasi penjumlahan dan perkalian. 2. Berlaku sifat komutatif pada operasi penjumlahan dan perkalian. 3. Memiliki unsur identitas 4. Memiliki invers 5. Berlaku sifat asosiatif pada operasi penjumlahan dan perkalian. 6. Berlaku sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan pada operasi penjumlahan dan perkalian.

DAFTAR PUSTAKA Musrikah. 2010. Diktat: Matematika MI-1. Tulungagung: STAIN Tulungagung