BILANGAN DAN KETERBAGIAN BILANGAN BULAT

dokumen-dokumen yang mirip
BILANGAN. Bilangan Satu Bilangan Prima Bilangan Komposit. Bilangan Asli

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

MATEMATIKA EKONOMI 1 HIMPUNAN BILANGAN. Dosen : Fitri Yulianti, SP. MSi

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk

BAB I NOTASI, KONJEKTUR, DAN PRINSIP

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

Modul 03 HIMPUNAN. Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang keanggotaannya didefinisikan dengan jelas.

BAB VI BILANGAN REAL

Beberapa Uji Keterbagian Bilangan Bulat

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

Berbagai Macam Bilangan

BAB V BILANGAN BULAT

Teori himpunan. 2. Simbol baku: dengan menggunakan simbol tertentu yang telah disepakati. Contoh:

Topik: Tipe Bilangan dan Sistem Bilangan

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 14 April Pekan Ke-2, 2006 Nomor Soal:

BAHAN AJAR MATEMATIKA WAJIB KELAS X MATERI POKOK: PERTIDAKSAMAAN RASIONAL DAN IRASIONAL

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

Teori Bilangan (Number Theory)

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

Pemfaktoran prima (2)

Peta Kompetensi Pendidikan Matematika 1/PDGK4203

Cerdik Matematika. Bambang Triatma. Matematika. Cerdik Pustaka [Type the phone number] [Type the fax number]

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS MATERI : TEORI BILANGAN

KELIPATAN DAN FAKTOR BILANGAN

SISTEM BILANGAN REAL

1.6 RULES OF INFERENCE

MENENTUKAN PRIMALITAS SEMUA BILANGAN YANG TERDAPAT PADA SELANG TERTENTU SECARA BRUTE FORCE

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

Modul ke: Matematika Ekonomi. Himpunan dan Bilangan. Bahan Ajar dan E-learning

Himpunan dari Bilangan-Bilangan

Sieve of Eratosthenes, Algoritma Bilangan Prima

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

LOGIKA MATEMATIKA. Dosen: Drs. Sumardi Hs., M.Sc. Modul ke: 01Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

Pengantar Teori Bilangan. Kuliah 4

MATEMATIKA TEKNIK II BILANGAN KOMPLEKS

MATEMATIKA EKONOMI 1. Oleh : Muhammad Imron H

TEORI BILANGAN. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0.

a 2 e. 7 p 7 q 7 r 7 3. a. 8p 3 c. (2 14 m 3 n 2 ) e. a 10 b c a. Uji Kompetensi a. a c. x 3. a. 29 c. 2

[Enter Post Title Here]

II. LANDASAN TEORI. Secara umum, apabila α bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada

SISTEM BILANGAN. Sistem bilangan,bilangan nyata dan khayal,hubungan perbandingan antar bilangan. Triwahyono SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI

STUDI SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BILANGAN PRIMA

Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs

FAKTOR DAN KELIPATAN KELAS MARS SD TETUM BUNAYA

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

TEORI BILANGAN (3 SKS)

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

Disusun Oleh : ARISMAN WIJAYA. Aris

SISTEM BILANGAN. Nur Edy, PhD.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep yang mendasari konsep representasi

DAFTAR ISI 3 TEORI KONGRUENSI 39 4 TEOREMA FERMAT DAN WILSON 40

PEMBAHASAN OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2018 PROVINSI SULAWESI SELATAN

Matematika Diskrit. Reza Pulungan. March 31, Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Strategi Pembuktian. Finding proofs can be a challenging business

I. PENDAHULUAN. Matematika menurut catatan sejarah, telah lahir sejak jaman Mesir kuno,

1. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan bukan pecahan yang terdiri dari bilangan :

abcde dengan a, c, e adalah bilangan genap dan b, d adalah bilangan ganjil? A B C D E. 3000

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

METODE SOLOVAY-STRASSEN UNTUK PENGUJIAN BILANGAN PRIMA

Materi Ke_2 (dua) Himpunan

MATERI POLA BILANGAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Matematika SMP 1 Dosen Pengampu : Koryna Aviory, S.Si., M.Pd

Bab. Bilangan Riil. A. Macam-Macam Bilangan B. Operasi Hitung pada. Bilangan Riil. C. Operasi Hitung pada Bilangan Pecahan D.

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB TUNARUNGU

PETUNJUK UMUM OLMIPA UB 2013 BIDANG MATEMATIKA

HIMPUNAN. A. Pendahuluan

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI 2012 OLEH :SAIFUL ARIF, S.Pd (SMP NEGERI 2 MALANG)

Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Pemecahan Masalah

BAB III. PECAHAN KONTINU dan PIANO. A. Pecahan Kontinu Tak Hingga dan Bilangan Irrasional

Luky, S.Pt. RINGKASAN MATERI MATEMATIKA SD Ujian Sekolah

Contoh Masalah Matematika dan Solusinya dengan Menggunakan Strategi Penemuan Pola

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Arsitektur dan Organisasi Komputer

a b c d e nol di belakang pada representasi desimalnya adalah... a b c d e. 40.

BARISAN DAN DERET. A. Pola Bilangan

PENERAPAN AKSIOMA KETERBAGIAN DALAM PEMBELAJARAN KONSEP AKAR PANGKAT DUA DI KELAS VII SMP Oleh : Andi Syamsuddin*

BILANGAN-BILANGAN YANG MENAKUTKAN

1.6 RULES OF INFERENCE

Pengantar Teori Bilangan

BAB I BILANGAN. Bilangan Real Bilangan Cacah Bilangan Bulat Bilangan Kompleks Irasional Bilangan Nul ( Nol )

OMITS 12. Soal Babak Penyisihan Olimpiade Matematika ITS (OMITS) Tahun 2012 Tingkat SMA/Sederajat MATEMATIKA ING NGARSA SUNG TULADHA

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik. Tugas individu.

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING

ANALISIS KESALAHAN DAN PERBAIKAN PENYAJIAN PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KELAS X

MODUL 1. Himpunan FEB. Nur Azmi Karim, SE, M.Si. Fakultas. Modul ke: Program Studi

Pembagi Persekutuan Terbesar dan Teorema Bezout

Sieve of Eratosthenes dan Aplikasinya Dalam Problem Solving

BAB IV PERTIDAKSAMAAN. 1. Pertidaksamaan Kuadrat 2. Pertidaksamaan Bentuk Pecahan 3. Pertidaksamaan Bentuk Akar 4. Pertidaksamaan Nilai Mutlak

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) a b c d e. 4030

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

Transkripsi:

BILANGAN DAN KETERBAGIAN BILANGAN BULAT A. Sistem Bilangan Dalam matematika mempelajari urutan dan keberaturan di antara bilangan-bilangan merupakan suatu bagian yang sangat fundamental. Dengan ditemukannya pola dalam suatu bilangan, maka kita dapat tertolong dalam meramalkan perilaku bilangan itu selanjutnya. Berikut ini disajikan diagram pohon bilangan. Bilangan Satu Bilangan Prima Bilangan Komposit Bilangan Nol Bilangan Asli Bilangan Negatif Bilangan Cacah Bilangan Genap Bilangan Pecahan Bilangan Bulat Bilangan Ganjil Bilangan Irasional Bilangan Rasional Bilangan Imajiner Bilangan Real Bilangan Kompleks 1. Bilangan Abstrak Suatu bilangan tidak diikat terutama pada sesuatu dinamakan bilangan abstrak (abstract number). satu, tiga, sepuluh, dan sebagainya. 2. Bilangan Konkrit Suatu bilangan dari suatu satuan dinamakan bilangan konkrit (concrete number). 5 orang laki-laki, 15 kg beras, 23 menit, dan sebagainya 3. Angka Semua bilangan ditulis dengan menggunakan simbol 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 yang dinamakan angka (digit). 4. Bilangan Asli Bilangan asli juga dinamakan bilangan alam atau bilangan bulat postif (natural number) yang terdiri dari: 1, 2, 3, 4, 5, Ditinjau dari jumlah faktornya bilangan asli dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: a. Bilangan asli dengan satu faktor, yaitu 1. b. Bilangan asli dengan dua faktor, yaitu: 2., 3, 5, 7, 11, 13, yang dinamakan bilangan prima (prime number). 1 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

Bilangan prima didefinisikan sebagai bilangan asli lebih dari 1 yang tepat mempunyai dua faktor. Bilangan prima kembar (twin prime) adalah bilangan prima yang berbeda atau berselisih dua dinamakan bilangan prima kembar. (5,7), (11,13), dan (17,19). Pendirian Goldbach (Statement Goldbach s, 1690-1764): Setiap bilangan genap yang lebih besar dari 4 adalah jumlah dari dua bilangan prima. a. 8 = 3 + 5 c. 12 = 5 + 7 b. 10 = 3 + 7 d. 14 = 3 + 11 Metode Untuk Menentukan Bilangan Prima Kurang dari 100 Bilangan prima kurang dari 100 dapat ditentukan dengan Saringan Eratosthenes (Metematikawan Yunani Kuno yang hidup sekitar 300 SM), dengan prosedur sebagai berikut ini. 1. Buatlah daftar bilangan dari 1 sampai dengan 100. 2. Coret bilangan 1. 3. Lingkari bilangan 2 dan coret semua bilangan kelipatan 2. 4. Lingkari bilangan 3 dan coret semua bilangan kelipatan 3. 5. Lingkari bilangan 5 dan coret semua bilangan kelipatan 5. 6. Lingkari bilangan 7 dan coret semua bilangan kelipatan 7. 7. Lingkari semua bilangan yang belum dilingkari dan belum dicoret. 8. Bilangan yang dilingkari adalah bilangan prima yg kurang dari 100. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 Jadi, banyak bilangan prima kurang dari 100 adalah 26 buah, yaitu 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, 53, 59, 61, 67, 71, 73. 79, 83, 89, 91, dan 97 Metode Pemeriksaan Bilangan Prima Jika anda ingin memeriksa suatu bilangan, apakah bilangan itu prima atau bukan, maka Anda dapat menempuh tahapan sebagai berikut. 2 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

1. Ambillah bilangan bulat terbesar yang merupakan akar dari bilangan yang diberikan. Misalnya bilangan yang diperoleh itu adalah x. 2. Tentukan bilangan prima yang kurang dari bilangan x. 3. Bagilah bilangan yang diberikan dengan bilangan-bilangan prima yang kurang dari x. Jika bilangan yang diberikan tidak habis dibagi oleh bilangan-bilangan prima itu, maka bilangan yang diberikan adalah bilangan prima; sebaliknya bilangan yang diberikan adalah bilangan komposit. 1. Apakah 509 bilangan prima? Akar dari 509 terbesar mendekati 23. Bilangan prima kurang dari 23 adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19. Jelaslah 509 tidak habis dibagi oleh salah satu bilangan prima itu. Jadi, 509 adalah bilangan prima. 2. Apakah 857 bilangan prima? Akar dari 857 terbesar mendekati 30. Bilangan prima kurang dari 30 adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29. Jelaslah 857 tidak habis dibagi oleh salah satu bilangan prima itu. Jadi, 857 adalah bilangan prima. 3. Apakah 979 bilangan prima? Akar dari 979 terbesar mendekati 32. Bilangan prima kurang dari 32 adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31. Jelaslah 979 habis dibagi oleh salah satu bilangan prima itu, yaitu 11. Jadi, 979 adalah bilangan bukan prima. 4. Tugas untuk Anda: Cobalah tunjukkan bahwa bilangan-bilangan 349, 647, 649, 657, 659, 757, 881, 913, 919, 1003, dan 1009 masing-masing adalah bilangan prima! c. Bilangan dengan lebih dari dua faktor, yaitu: 4, 6, 8, 9, 10, 12, yang dinamakan bilangan komposit atau tersusun (composite number). 5. Bilangan Cacah Bilangan cacah (whole number) terdiri dari semua bilangan asli dab unsur (elemen) nol yang diberi lambing 0, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6. Bilangan Berurutan Suatu seri atau deretan bilangan yangmana masing-masing bilangan berbeda 1 dari pada bilangan yang mendahuluinya dinamakan bilangan berurutan (consecutive numbers). 5, 6, 7 atau 14, 15, 16, 17 atau 103, 104, 105, 106, dan sebagainya. 7. Bilangan Bulat Bilangan bulat (integer) memuat semua bilangan cacah dan lawan (negatif) bilangan asli, yaitu:, 5, 4, 3, 2, 1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, Bilangan bulat dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: a. bilangan bulat yang habis dibagi 2 atau kelipatan 2, yaitu:, 8, 6, 4, 2, 0, 2, 4, 6, 8,, bilangan-bilangan ini dinamakan bilangan genap (even number), dan ditulis dengan lambang x = 2n, dengan n bilangan bulat. Kita dapat mengatakan bahwa suatu bilangan dapat dibagai 2 atau bilangan berakhiran 0, 2, 4, 6, atau 8 dinamakan bilangan genap. Catatan: 3 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

Perhatikan 0 habis dibagi 2, karena pembagian 0 dengan 2 tidak memberikan sisa. Demikian 0 pula 0 habis dibagi oleh semua bilangan yang bukan 0 sendiri. Sedangkan tidak 0 mempunyai arti. b. Bilangan bulat yang tidak habis dibagi 2 atau bukan kelipatan 2, yaitu:, 9, 7, 5, 3, 1, 1, 3, 5, 7, 9,, bilangan-bilangan ini dinamakan bilangan ganjil (odd number), dan ditulis dengan lambing x = 2n + 1, dengan n bilangan bulat. Kita dapat mengatakan bahwa suatu bilangan tidak dapat dibagai 2 atau bilangan berakhiran 1, 3, 5, 7, atau 9 dinamakan bilangan ganjil. 8. Bilangan Rasional Bilangan rasional (bilangan terukur) adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai hasil bagi a bilangan bulat dengan bilangan asli. Bentuknya x, dengan a bilangan bulat dan b bilangan b asli. Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu: a. jika a habis dibagi b, maka x adalah bilangan bulat. b. Jika a tidak habis dibagi b, maka x adalah bilangan pecahan. a Bilangan rasional yang merupakan bilangan pecahan x, dengan a dinamakan pembilang dan b b dinamakan penyebut, biasanya dengan syarat pembilang dan penyebut tidak mempunyai faktor persekutuan. 24 4 450 1 pecahan 7 ditulis 7, pecahan ditulis 8. 90 15 81 3 Jadi, bilangan rasional dapat berupa bilangan bulat dan bilangan pecahan. 9. Bentuk Desimal Berulang dari Bilangan Rasional Setiap bilangan rasional dapat dituliskan dalam bentuk desimal berulang. a. 1 0,3333... 5,ditulis 0, 3 c. 0,4545..., ditulis 0, 45 3 11 5 b. 6 6,5555..., ditulis 6, 5 d. 71 0,123123123..., ditulis 0, 123 9 333 Metode Mengubah Bilangan Desimal Berulang Menjadi Pecahan Biasa Metode 1: Misalnya bilangan desimal berulang adalah x. Untuk mengubah bilangan desimal berulang menjadi pecahan biasa, maka kalikan x dengan 10 pangkat banyaknya digit (angka) berulang kemudian kurangkan dengan x dan hasilnya dapat dinyatakan sebagai pecahan biasa. Metode 2: Jika suatu bentuk desimal berulang telah terjadi sejak desimal pertama, maka bentuk pecahannya adalah bilangan terulang Bentuk pecahan Bilangan bulat pengulangan 10 1 Tentukan pecahan biasa dari setiap bilangan decimal berulangan berikut ini. a. 0,6666 c. 8,108108108 b. 1,353535 d. 0,00225225225 4 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

a. Solusi 1: Misalnya x = 0,6666 10x = 6,666 x = 0.6666 9x = 6 + 6 2 x 9 3 Solusi 2: 6 0,6666... 1 10 1 6 10 1 6 9 2 3 Jadi, pecahan biasa dari bilangan decimal berulang 0,6666 adalah 3 2. b. Solusi 1: Misalnya x = 1,353535 100x = 135,3535 x = 1,353535 + 99x = 134 134 35 x 1 99 99 Jadi, pecahan biasa dari bilangan decimal berulang 1,353535 adalah c. Solusi 1: Misalnya x = 8,108108108 1000x = 8108,108108 x = 8,108108108 + 999x = 8100 8100 12 x 8 999 111 Jadi, pecahan biasa dari bilangan decimal berulang 8,108108108 adalah d. Solusi 1: Misalnya x = 0,00225225225 100000x = 225,225225 100x = 0,225225225 99900x = 225 x 225 99900 1 444 35 1. 99 12 8. 111 1 Jadi, pecahan biasa dari bilangan decimal berulang 0,00225225225 adalah. 444 10. Bilangan Irrasional Bilangan irrasional (bilangan tidak terukur) adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam hasil bagi bilangan bulat dan bilangan asli, dan juga tidak dapat dituliskan dalam bentuk desimal a berulang. Jadi, x adalah bilangan irrasional, jika x, dengan a bilangan bulat dan b bilangan b asli. a. 5 2,36067... c. π 3,141592654... b. e = 2,71828 d. log3 0,47712... + Solusi 2: 35 1,353535... 1 1 2 10 1 Solusi 2: 35 100 1 35 1 99 108 108 8,108108108... 8 8 3 10 1 1000 1 108 12 8 8 999 111 Solusi 2: 0,225225225... 0,00225225225... 100 225 225 3 10 1 999 100 100 225 1 99900 444 5 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

11. Bilangan Real Bilangan real (bilangan nyata) terdiri dari kumpulan bilangan rasional dan irrasional (positif dan negatif) dan nol. 2 a. 5 c. 1 e. 3 2 π 15 1 3 b. 12 d. 3 5 7 f. 2 4 log5 12. Bilangan Kompleks Akar dari suatu bilangan negative itu dinamakan bilangan imajiner (bilangan khayal). Bilangan 1 didefinisikan sebagai satuan imajiner yang dilambangkan dengan i. Jadi, 1 i, 2 sehingga i 1, i i 3, i 4 1, dan seterusnya. a. 3 1 3 i 3 b. 16 1 16 4i Suatu bilangan kompleks dinyatakan dengan z a bi, dengan a dan b bilangan real serta i satuan imajiner. Bilangan a dinamakan bagian real dari z dan bilangan b dinamakan bagian imajiner dari z. Bilangan kompleks z = 5 4i, dengan 5 bagian real dari z dan 4 bagian imajiner dari z. 13. Bilangan Sempurna Suatu bilangan yang sama dengan jumlah semua pembaginya (faktor-faktornya) kecuali dirinya sendiri dinamakan bilangan sempurna (perfect number). 6 = 1 + 2 + 3 (faktor-faktor dari 6 adalah 1, 2, 3, dan 6. Dalam kasus ini 6 adalah bilangan sempurna, maka 6 tidak disertakan dalam penjumlahan faktor-faktornya) 14. Bilangan Bersahabat Dua bilangan dinamakan bersahabat jika bilangan yang satu memiliki jumlah faktor yang sama dengan bilangan lain. Apakah pasangan bilangan 284 dan 220; 18.416 dan 17.296; dan 1.184 dan 1.210?. Bilangan-bilangan 284 dan 220 adalah bersahabat (terkecil), karena faktor-faktor dari 220 adalah 1, 2, 4, 5, 10, 11, 20, 22, 44, 55, dan 110, yang kesemuanya berjumlah 284. Demikian juga dengan faktor-faktor dari 284 adalah 1, 2, 4, 71, dan 142, yang kesemuanya berjumlah 220. Bilangan-bilangan 18.416 dan 17.296 adalah bersahabat, karena faktor-faktor dari 18.416 adalah 1, 2, 4, 8, 16, 1.151, 2.302, 4.604, dan 9.208, yang kesemuanya berjumlah 17.296. Demikian juga dengan faktor-faktor dari 17.296 adalah 1, 2, 4, 8, 16, 23, 46, 47, 92, 94, 184, 188, 368, 376, 752, 1.081, 2.162, 4.324, dan 8.648, yang kesemuanya berjumlah 18.416. Bilangan-bilangan 1.184 dan 1.210 adalah bersahabat, karena faktor-faktor dari 1.210 adalah 1, 2, 4, 8, 16, 32, 37, 74, 148, 296, dan 592, yang kesemuanya berjumlah 1.210. Demikian juga dengan faktor dari 1.210 adalah 1, 2, 5, 10, 11, 22, 55, 110, 121, 242, dan 605, yang kesemuanya berjumlah 1.184. Bilangan bersahabat 220 dan 284 ditemukan oleh Pythagoras sekitar 500 SM. Sampai tahun 1636 tidak ditemukan bilangan bersahabat yang baru, setelah itu seorang ahli teori bilangan dari Perancis bernama Fermat menemukan bahwa bilangan 17.296 dan 18.416 adalah sepasang bilangan bersahabat. Pada tahun 1750, setelah melakukan pengkajian sistematik, Euler mempublikasikan lebih dari enampuluh pasang bilangan bersahabat. Sangat mengherankan ia 6 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

melalaikan pasangan kedua terkecil yaitu 1.184 dan 1.210, dan hal ini tidak ditemukannya sampai pada tahun 1866. Pakar matematika dari Italia, Paganini seorang remaja laki-laki yang berumur 16 tahun yang menemukan pasangan bilangan bersahabat terkecil kedua itu. Kemudian pasangan bilangan bersahabat yang terakhir ditemukan tahun 1976 yang salah satu bilangannya adalah 5.070.746.263.958.274.212.545.800.175.616. Tugas Anda: Tunjukkan bahwa pasangan bilangan 2.620 dan 2.924; dan pasangan bilangan 6.232 dan 6.368 masing-masing adalah bilangan bersahabat. B. UJI KETERBAGIAN BILNGAN BULAT Kita dapat mengetahui cirri-ciri suatu bilangan bulat habis dibagi atau tidak habis dibagi dengan suatu bilangan menggunakan alat bantu hitung seperti kalkulator dan pembagian panjang. Tetapi kita dapat menentukannya menggunakan metode yang diberikan berikut ini. 1. Bilangan Yang Habis Dibagi 2 Suatu bilangan habis dibagi 2 jika angka terakhirnya itu genap atau nol. 6 : 2 = 3 (6 angka genap, maka 6 habis dibagi 2, tidak bersisa atau sisa 0) 32 : 2 = 16 (2 angka genap, maka 32 habis dibagi 2, tidak bersisa atau sisa 0) 354 : 2 = 177 (4 angka genap, maka 354 habis dibagi 2, tidak bersisa atau sisa 0) 336 : 2 = 168 (6 angka genap., maka 336 habis dibagi 2, tidak bersisa atau sisa 0) 5698 : 2 = 2.849 (5698 habis dibagi 2, tidak bersisa atau sisa 0) 790 : 2 = 395 (0 angka genap, maka 790 habis dibagi 2, tidak bersisa atau sisa 0) 751 : 2 (1 angka ganjil, maka 751 tidak habis dibagi 2, bersisa 0) 2. Bilangan Yang Habis Dibagi 3 Jika jumlah dari angka-angka suatu bilangan habis dibagi 3, maka bilangan itu juga habis dibagi 3. 54 : 3 = 9 (jumlah angkanya = 5 + 4 = 9 habis dibagi 3, maka bilangan 54 habis dibagi 3) 987 : 3 = 329 (jumlah angkanya = 9 + 8 + 7 = 24 habis dibagi 3, maka bilangan 987 habis dibagi 3) 4782 : 3 = 1594 (jumlah angkanya = 4 + 7 + 8 + 2 = 21 habis dibagi 3, maka bilangan 4782 habis dibagi 3) 941 : 3 (jumlah angkanya = 9 + 4 + 1 = 14 tidak habis dibagi 3, maka bilangan 941 tidak habis dibagi 3) 3. Bilangan Yang Habis Dibagi 4 Jika dua angka terakhir dari suatu bilangan habis dibagi 4, maka bilangan itu habis dibagi 4. Suatu bilangan yang mempunyai dua atau lebih angka nol pada angka teakhir juga habis dibagi 4. 512 : 4 = 128 (12 habis dibagi 4, maka bilangan 512 juga habis dibagi 4) 704 : 4 = 176 (04 habis dibagi 4, maka bilangan 704 juga habis dibagi 4) 7536 : 4 = 1884 (36 habis dibagi 4, maka bilangan 7536 juga habis dibagi 4) 16780 : 4 = 4195 (80 habis dibagi 4, maka bilangan 16780 juga habis dibagi 4) 67000 : 4 = 16750 (tiga angka terakhir 0 habis dibagi 4, maka bilangan 67000 juga habis dibagi 4) 5722 : 4 (22 tidak habis dibagi 4, maka bilangan 5722 tidak habis dibagi 4) 4. Bilangan Yang Habis Dibagi 5 Jika suatu bilangan angka terakhirnya 5 atau 0, maka bilangan habis dibagi 5. 720 : 5 = 144 (angka terakhirnya 0, maka bilangan 720 habis dibagi 5) 4795 : 5 = 959 (angka terakhirnya 5, maka bilangan 4795 habis dibagi 5) 1943 : 5 (angka terakhirnya 3, buka 0 atau 5, maka bilangan 1943 tidak habis dibagi 5) 5. Bilangan Yang Habis Dibagi 6 7 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

Jika suatu bilangan yang habis dibagi 3 dan 2, maka bilangan itu juga habis dibagi 6. Demikian untuk suatu bilangan habis dibagi 6, jika 1) bilangan itu mempunyai suatu angka akhir genap. 2) jumlah angka-angkanya habis dibagi 3. 936 : 6 = 156 (kondisi pertama dipenuhi sebagai angka akhir (6) adalah angka genap dan juga jumlah angkanya 9 + 3 + 6 = 18 habis dibagi 3; maka bilangan 936 habis dibagi 6). 2340 : 6 = 390 (kondisi pertama dipenuhi sebagai angka akhir (0) adalah angka genap dan juga jumlah angkanya = 2 + 3 + 4 + 0 = 9 habis dibagi 3, maka bilangan 2340 habis dibagi 6) 254 : 6 (kondisi pertama dipenuhi sebagai angka akhir (4) adalah angka genap tetapi kondisi kedua tidak, maka bilangan 254 tidak habis dibagi 6) 361 : 6 (kondisi pertama tidak dipenuhi, maka kita tidak perlu lagi memeriksa untuk kondisi kedua) 6. Bilangan Yang Habis Dibagi 7 Bilangan yang habis dibagi 7 mempunyai keunikan tersendiri. Cirinya dapat dilihat dalam operasi bilangan berikut ini. 1) Apakah 196 dapat dibagi 7? Tahap 1: 19 6: 19 6 2 = 7 (2 adalah negative osculator) Kerena 7 habis dibagi 7, maka bilangan 196 juga habis dibagi 7. Hasil pembagian itu adalah 196 : 7 = 28 2) Apakah 2961 dapat dibagi 7? Tahap 1: 296 1: 296 1 2 = 294 Tahap 2: 29 4: 29 4 2 = 21 Kerena 21 habis dibagi 7, maka bilangan 2961 juga habis dibagi 7. Hasil pembagian itu adalah 2961 : 7 = 423 3) Apakah 50727768 dapat dibagi 7? Tahap 1: 5072776 8: 5072776 8 2 = 5072760 Tahap 2: 507276 0: 507276 0 2 = 507276 Tahap 3: 50727 6: 50727 6 2 = 50715 Tahap 4: 5071 5: 5071 5 2 = 5061 Tahap 5: 506 1: 506 1 2 = 504 Tahap 6: 50 4: 50 4 2 = 42 Kerena 42 habis dibagi 7, maka bilangan 50727768 juga habis dibagi 7. Hasil pembagian itu adalah 50727768 : 7 = 7246824. 7. Bilangan Yang Habis Dibagi 8 Jika tiga angka terakhir dari suatu bilangan habis dibagi 8, maka bilangan itu juga habis dibagi 8. Juga, jika tiga angka terakhir dari suatu bilangan adalah nol, maka bilangan itu habis dibagi 8. 4128 : 8 = 516 (karena 128 habis dibagi 8, maka bilangan 4128 juga habis dibagi 8) 765240 : 8 = 95655 (karena 240 habis dibagi 8, maka bilangan 765240 habis dibagi 8) 239000 : 8 = 29875 (karena tiga angka terakhir adalah nol, maka bilangan 239000 habis dibagi 8) 8. Bilangan Yang Habis Dibagi 9 Jika jumlah semua angka dari suatu bilangan habis dibagi 9, maka bilangan itu juga habis dibagi 9. 81 : 9 = 9 (jumlah angkanya = 8 + 1 = 9 habis dibagi 9, maka bilangan 81 habis dibagi 9) 495 : 9 = 48 (jumlah angkanya = 4 + 9 + 5 = 18 habis dibagi 9, maka bilangan 495 habis dibagi 9) 8 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

3798 : 9 = 422 (jumlah angkanya = 3 + 7 + 9 + 8 = 27 habis dibagi 9, maka bilangan 3798 habis dibagi 9) 992610 : 9 = 110290 (jumlah angkanya = 9 + 9 + 2 + 6 + 1 + 0 = 27 habis dibagi 9, maka bilangan 992610 habis dibagi 9) 89793 : 9 = 9977 (jumlah angkanya = 8 + 9 + 7 + 9 + 3 = 36 habis dibagi 9, maka bilangan 89793 habis dibagi 9) 9. Bilangan Yang Habis Dibagi 10 Suatu bilangan dengan angka terakhir nol habis dibagi 10. 20 : 10 = 2 (angka akhir 0, maka bilangan 20 habis dibagi 10) 5070 : 10 = 507 (angka akhir 0, maka bilangan 5070 habis dibagi 10) 45300 : 10 = 4530 (angka akhir 0, maka bilangan 45300 habis dibagi 10) 9008 : 10 (angka akhir bukan 0, yaitu 8; maka bilangan 9008 tidak habis dibagi 10) 10. Bilangan Yang Habis Dibagi 11 Jika jumlah angka-angka pada urutan ganjil dan jumlah angka-angka pada urutan genap adalah sama atau mempunyai perbedaan kelipatan 11, maka bilangan itu habis dibagi 11. 572 : 11 = 52 ( S1 5 2 7 dan S 2 7. Karena S1 S 2, maka bilangan 572 habis dibagi 11) 4675 : 11 = 425 ( S1 4 7 11dan S 2 6 5 11. Karena S1 S 2, maka bilangan 4675 habis dibagi 11) 3190 : 11 = 290 ( S 3 9 12 dan S 1 0 1. Karena S S 12 1 11adalah habis dibagi 1 2 1 2 11, maka bilangan 3190 juga habis dibagi 11) 85619272948 : 11 = 7783570268 ( S 8 6 9 7 9 8 47 dan S 5 1 2 2 4 14. 1 2 Kerena S S 47 14 33 adalah habis dibagi 11, maka bilangan 85619272948 habis dibagi 11) 1 2 180928 : 11 = 44174 ( S 1 0 2 3 dan S 8 9 8 25. Karena 1 2 S S 3 25 22 adalah habis dibagi 11, maka bilangan 180928 juga habis dibagi 11) 1 2 11. Bilangan Yang Habis Dibagi 12 Suatu bilangan habis dibagi 4 dan 3, maka bilangan itu juga habis 12. Untuk memeriksa pembagian dengan 12, kita 1) pertama membagi bilangan dua angka terakhir. Jika bilangan ini tidak dapat dibagai 4, maka bilangan itu tidak dapat dibagi 12. Jika bilangan ini dapat dibagi 12, maka 2) periksa bilangan itu apakah dapat dibagi 3 atau tidak. 72 : 12 = 6 (72 habis dibagi 4 dan juga jumlah angkanya = 7 + 2 = 9 habis dibagi 3, maka bilangan 72 habis dibagi 12) 648 : 12 = 54 (48 habis dibagi 4 dan juga jumlah angkanya = 6 + 4 + 8 = 18 habis dibagi 3, maka bilangan 648 habis dibagi 12) 9960 : 12 = 830 (60 habis dibagi 4 dan juga jumlah angkanya = 9 + 9 + 6 + 0 = 24 habis dibagi 3, maka bilangan 9960 habis dibagi 12) 8960784 : 12 = 746732 (84 habis dibagi 4 dan juga jumlah angkanya = 8 + 9 +6 + 0 + 7 + 8 + 4 = 42 habis dibagi 3, maka bilangan 8960784 habis dibagi 12) 12. Bilangan Yang Habis Dibagi 13 Bilangan yang habis dibagi 13 mempunyai keunikan tersendiri. Osculator 13 adalah 4. Cirinya dapat dilihat dalam operasi bilangan berikut ini. 1) Apakah 351 habis dibagi 13? Solusi 1: 35 1: 35 + 1 4 = 39 9 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

Kerena 39 habis dibagi 13, maka bilangan 351 juga habis dibagi 13. Hasil pembagiannya adalah 351 : 13 = 27. Solusi 2: Langkah 1: 3 5 1 9 [4 1 (dari 351) + 5 (dari 351) = 9] Langkah 2: 3 5 1 39/9 [4 9 (dari 9) + 3 (dar 351) = 39] atau 39/9 [4 9 (dari 9) + 0 (dari 09) + 3 (dar 351) = 39] Karena 39 habis dibagi 13, maka bilangan 351 juga habis dibagi 13) Hasil pembagiannya adalah 351 : 13 = 27. 2) Apakah 247 habis dibagi 13? Solusi 1: 24 7: 24 + 7 4 = 52 Kerena 52 habis dibagi 13, maka bilangan 247 juga habis dibagi 13. Hasil pembagiannya adalah 247 : 13 = 19. Solusi 2: Langkah 1: 2 4 7 32 [4 7 (dari 247) + 4 (dari 247) = 32] Langkah 2: 2 4 7 13/32 [4 2 (dari 32) + 3 (dari 32) + 2 (dari 247) = 13] Karena 13 habis dibagi 13, maka bilangan 247 juga habis dibagi 13) Hasil pembagiannya adalah 247 : 13 = 19. Perhatikan dari kedua solusi tersebut, untuk selanjutnya kita akan menggunakan solusi 2. 3) Apakah 21567 habis dibagi 13? 2 1 5 6 7 39/19/24/34 [4 7 (dari 21567) + 6 (dari 21567) = 34] [4 4 (dari 34) + 3 (dari 34) + 5 (dari 21567) = 24] [4 4 (dari 24) + 2(dari 34) + 1 (dari 21567) = 19] [4 9 (dari 19) + 1 (dari 19) + 2 (dari 21567) = 39] Kerena 39 habis dibagi 13, maka bilangan 21567 juga habis dibagi 13. Hasil pembagiannya adalah 21567 : 13 = 1659. Setelah kita memahami pemaparan di atas, selanjutnya kita dapat menyelesaikan masalah itu dengan perhitungan yang sistematis seperti berikut ini. 2 1 5 6 7 39/19/24/34 4 7 + 6 = 34 4 4 + 3 + 5 = 24 4 4 + 2 + 1 = 19 4 9 + 1 + 2 = 39 Kerena 39 habis dibagi 13, maka bilangan 21567 juga habis dibagi 13. Hasil pembagiannya adalah 21567 : 13 = 1659. 4) Apakah 6921408 habis dibagi 13? 6 9 2 1 4 0 8 39/18/12/22/15/32 4 8 + 0 = 32 4 2 + 3 + 4 = 15 4 5 + 1 + 1 = 22 10 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

4 2 + 2 + 2 = 12 4 2 + 1 + 9 = 18 4 8 + 1 + 6 = 39 Kerena 39 habis dibagi 13, maka bilangan 6921408 juga habis dibagi 13. Hasil pembagiannya adalah 6921408 : 13 = 532416. 13. Bilangan Yang Habis Dibagi 14 Suatu bilangan yang habis dibagi 2 dan 7, maka bilangan itu juga habis 14. Bilangan itu mempunyai angka akhir genap dan pada waktu yang sama bilangan itu habis dibagi 7. 1) Apakah 238 habis dibagi 14? Bilangan 238 habis dibagi 2, karena 8 sebagai angka akhirnya adalah genap. Tahap 1: 23 8: 23 8 2 = 7 Kerena 7 habis dibagi 7, maka bilangan 238 juga habis dibagi 7. Jadi, bilangan 238 habis dibagi 2 dan 7, maka bilangan 238 juga habis dibagi 14. Hasil pembagiannya adalah 238 : 14 = 17. 2) Apakah 3584 habis dibagi 14? Bilangan 3584 habis dibagi 2, karena 4 sebagai angka akhirnya adalah genap. Tahap 1: 358 4: 358 4 2 = 350 Tahap 2: 35 0: 35 0 2 = 35 Kerena 35 habis dibagi 7, maka bilangan 3584 juga habis dibagi 7. Jadi, bilangan 3584 habis dibagi 2 dan 7, maka bilangan 3584 juga habis dibagi 14. Hasil pembagiannya adalah 3584 : 14 = 256. 3) Apakah 328706 habis dibagi 14? Bilangan 328706 habis dibagi 2, karena 6 sebagai angka akhirnya adalah genap. Tahap 1: 32870 6: 32870 6 2 = 32858 Tahap 2: 3285 8: 3285 8 2 = 3269 Tahap 3: 326 9: 326 9 2 = 308 Tahap 4: 30 8: 30 8 2 = 14 Kerena 14 habis dibagi 7, maka bilangan 328706 juga habis dibagi 7. Jadi, bilangan 328706 habis dibagi 2 dan 7, maka bilangan 328706 juga habis dibagi 14. Hasil pembagiannya adalah 328706 : 14 = 23479. 14. Bilangan Yang Habis Dibagi 15 Suatu bilangan yang habis dibagi 3 dan 5, maka bilangan itu juga habis 15. 1) Apakah 435 habis dibagi 15? 435 : 3 = 145 (jumlah angkanya = 4 + 3 + 5 = 12 habis dibagi 3, maka bilangan 435 juga habis dibagi 3) 435 : 5 = 87 (angka terakhirnya 5, maka bilangan 435 habis dibagi 5) Jadi, bilangan 435 habis dibagi 3 dan 5, maka bilangan 435 juga habis dibagi 15. Hasil pembagiannya adalah 435 : 15 = 29. 2) Apakah 3720 habis dibagi 15? 3720 : 3 = 1240 (jumlah angkanya = 3 + 7 + 2 + 0 = 12 habis dibagi 3, maka bilangan 3720 juga habis dibagi 3) 3720 : 5 = 744 (angka terakhirnya 5, maka bilangan 3720 habis dibagi 5) 11 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

Jadi, bilangan 3720 habis dibagi 3 dan 5, maka bilangan 3720 juga habis dibagi 15. Hasil pembagiannya adalah 3720 : 15 = 248. 3) Apakah 148095 habis dibagi 15? 148095 : 3 = 49365 (jumlah angkanya = 4 + 9 + 3 + 6 + 5 = 27 habis dibagi 3, maka bilangan 148095 juga habis dibagi 3) 148095 : 5 = 29619 (angka terakhirnya 5, maka bilangan 148095 habis dibagi 5) Jadi, bilangan 148095 habis dibagi 3 dan 5, maka bilangan 148095 juga habis dibagi 15. Hasil pembagiannya adalah 148095 : 15 = 9873. 15. Bilangan Yang Habis Dibagi 16 Jika suatu bilangan yang mempuyai empat angka terakhir habis dibagi 16, maka bilangan itu juga habis dibagi 16. 51024 : 16 = = 1240 (1024 habis dibagi 16, maka bilangan 51024 juga habis dibagi 16) 9651568 : 16 = 603223 (1568 habis dibagi 16, maka bilangan 9651568 habis dibagi 16) 16. Bilangan Yang Habis Dibagi 17 Bilangan yang habis dibagi 17 mempunyai keunikan tersendiri. Cirinya dapat dilihat dalam operasi bilangan berikut ini. 1) Apakah 476 habis dibagi 17? Tahap 1: 47 6: 47 6 5 = 17 (5 adalah negative osculator) Kerena 17 habis dibagi 17, maka bilangan 476 juga habis dibagi 17. Hasil pembagian itu adalah 476 : 17 = 28. 2) Apakah 90542 habis dibagi 17? Tahap 1: 9054 2: 9054 2 5 = 9044 Tahap 2: 904 4: 904 4 5 = 884 Tahap 3: 88 4: 88 4 5 = 68 Kerena 68 habis dibagi 17, maka bilangan 90542 juga habis dibagi 17. Hasil pembagian itu adalah 90542 : 17 = 5326. 3) Apakah 9122863 habis dibagi 17? Tahap 1: 912286: 912286 3 5 = 912271 Tahap 2: 91227 1: 912271 1 5 = 91222 Tahap 3: 9122 2: 9122 2 5 = 9112 Tahap 4: 911 2: 911 2 5 = 901 Tahap 5: 90 1: 90 1 5 = 85 Kerena 85 habis dibagi 17, maka bilangan 9122863 juga habis dibagi 17. Hasil pembagian itu adalah 9122863 : 17 = 536639. 17. Bilangan Yang Habis Dibagi 18 Suatu bilangan yang habis dibagi 9 dan mempunyai angka akhir (angka satuan) genap atau nol adalah habis dibagi 18. 1) Apakah 922968 habis dibagi 18? 922968 : 9 = 102552 (jumlah angkanya = 9 + 2 + 2 + 9 + 6 + 8 = 36 habis dibagi 9, maka bilangan 922968 juga habis dibagi 9) dan angka satuannya 8 adalah genap. Maka dari itu 922968 habis dibagi 18. 12 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

Hasil pembagiannya adalah 922968 : 18 = 51276. 2) Apakah 297810 habis dibagi 18? 297810 : 9 = 33090 (jumlah angkanya = 2 + 9 + 7 + 8 + 1 + 0 = 27 habis dibagi 9, maka bilangan 297810 habis dibagi 9) dan angka satuannya 0. Maka dari itu 297810 habis dibagi 18. Hasil pembagiannya adalah 297810 : 18 = 16545. 18. Bilangan Yang Habis Dibagi 19 Bilangan yang habis dibagi 19 memiliki keunikan tersendiri. Cirinya dapat dilihat dalam operasi bilangan berikut ini. Osculator dari 19 adalah 2. Metodenya sama seperti bilangan yang habis dibagi 13. 1) Apakah 513 habis dibagi 19? 5 1 3 13 [2 3 (dari 513) + 1 (dari 513) = 7] (osculator 2) 19/13 [2 7 (dari 7) + 5 (dari 513) = 19] Kerena 19 habis dibagi 19, maka bilangan 513 juga habis dibagi 19. Hasil pembagiannya adalah 513 : 19 = 27. Setelah kita memahami pemaparan di atas, selanjutnya kita dapat menyelesaikan masalah itu dengan perhitungan yang sistematis seperti berikut ini. 5 1 3 19/7 2 3 +1 = 7 2 7 + 5 + 5 = 19 Kerena 19 habis dibagi 19, maka bilangan 513 juga habis dibagi 19. Hasil pembagiannya adalah 513 : 19 = 27. 2) Apakah 187264 habis dibagi 19? 1 8 7 2 6 4 19/9/10/11/14 [2 4 (dari 187264) + 6 (dari 187264) = 14] [2 4 (dari 14) + 1 (dari 14) + 2 (dari 187264) = 11] [2 1 (dari 11) + 1 (dari 11) + 7 (dari 187264) = 10] [2 0 (dari 10) + 1 (dari 10) + 8 (dari 187264) = 9] [2 9 (dari 9) + 1 (dari 187264) = 19] Kerena 19 habis dibagi 19, maka bilangan 187264 juga habis dibagi 19. Hasil pembagiannya adalah 187264 : 19 = 9856. Setelah kita memahami pemaparan di atas, selanjutnya kita dapat menyelesaikan masalah itu dengan perhitungan yang sistematis seperti berikut ini. 1 8 7 2 6 4 19/9/10/11/14 2 4 + 6 = 14 2 4 + 1 + 2 = 11 2 1 + 1 + 7 = 10 2 0 + 1 + 8 = 9 2 9 + 1 = 19 Kerena 19 habis dibagi 19, maka bilangan 187264 juga habis dibagi 19. Hasil pembagiannya adalah 187264 : 19 = 9856. C. Uji Keterbagian Untuk Semua Bilangan 13 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika

1. Bilangan real 10 n 1adalah selalu habis dibagi dengan 9, di mana n adalah bilangan asli. dan habis dibagi dengan 11 jika n adalah genap. a. Untuk n = 1, maka 10 1 1 9 habis dibagi 9. b. Untuk n = 2, maka 10 2 1 99habis dibagi 9 dan 11. c. Untuk n = 3, maka 10 3 1 999habis dibagi 9. d. Untuk n = 4, maka 10 4 1 9999habis dibagi 9 dan 11. 2. Bilangan m n m selalu habis dibagi n untuk semua nilai m kecuali nol. a. Untuk m = 3 dan n = 2, maka 3 2 3 6adalah habis dibagi 2. b. Untuk m = 4 dan n = 3, maka 4 3 4 60adalah habis dibagi 3. c. Untuk m = 5 dan n = 4, maka 5 4 5 620 adalah habis dibagi 4. d. Untuk m = 6 dan n = 3, maka 6 3 6 210adalah habis dibagi 3. e. Untuk m = 2 dan n = 5, maka 2 5 2 30adalah habis dibagi 5. 14 Husein Tampomas, Rumus-rumus Dasar Matematika