RING FAKTOR DAN HOMOMORFISMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

IDEAL DIFERENSIAL DAN HOMOMORFISMA DIFERENSIAL. Na imah Hijriati, Saman Abdurrahman, Thresye

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi suatu Ring merupakan Sub Ring dan Ideal

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

II. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah,

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

GRUP SIKLIK, GRUP PERMUTASI, HOMOMORFISMA

Aljabar Linier. Kuliah

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 4 No. 2 Desember 2010: IDEAL MAKSIMAL DAN IDEAL PRIMA NEAR-RING

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teorema-Teorema Utama Isomorphisma pada Near-Ring

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field.

SOAL DAN PENYELESAIAN RING

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

TEORI HEMIRING ABSTRAK

SILLABUS PENILAIAN JENIS. SOAL Tes Tulis Uraian 4x50 David SD & Richard MF (1991) Abstract Algebra. Prentice Hall, Inc. Herstein, I.

BAB 2 LANDASAN TEORI. aljabar merupakan suatu himpunan beserta dengan operasi-operasi pada himpunan

Teorema Jacobson Density

SIFAT-SIFAT LANJUT NEUTROSOFIK MODUL. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

I RING DAN LAPANGAN (RING AND FIELDS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 P E N D A H U L U A N

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

SEMIGRUP BEBAS DAN MONOID BEBAS PADA HIMPUNAN WORD. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

PERLUASAN DARI RING REGULAR

STRUKTUR ALJABAR: RING

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

Bab 3 Gelanggang Polinom Miring

HOMOMORFISMA. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan memahami konsep dari Semigrup dan Monoid

Aljabar Linier. Kuliah

BAB 2 KONSEP DASAR 2.1 HIMPUNAN DAN FUNGSI

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

HASIL KALI TENSOR: KONSTRUKSI, EKSISTENSI DAN KAITANNYA DENGAN BARISAN EKSAK

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

Jurusan Pendidikan Matematika

BAB 2 LANDASAN TEORI. struktur aljabar yaitu suatu himpunan tak hampa yang dilengkapi dengan suatu

SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN

STRUKTUR ALJABAR 1. Kristiana Wijaya

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

GRUP HOMOLOGI DARI RUANG TOPOLOGI. Denik Agustito 1, Sriwahyuni 2

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

DESKRIPSI MATA KULIAH : STRUKTUR ALJABAR I

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. pengujian struktur aljabar, yaitu implementasi sistem tersebut dan juga evaluasi dari

UNNES Journal of Mathematics

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENELITIAN KOMPETITIF TAHUN ANGGARAN 2017 KARAKTERISASI MODUL TIDAK TERDEKOMPOSISI ATAS DAERAH DEDEKIND

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

FUNGTOR KONTRAVARIAN DAN KATEGORI ABELIAN

MATEMATIKA DASAR PENDIDIKAN BIOLOGI UPI 0LEH: UPI 0716

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

ISOMORFISMA JUMLAH LANGSUNG DAN DARAP LANGSUNG DUA MODUL. (Skripsi) Oleh ALI ABDUL JABAR

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN

KLASIFIKASI NEAR-RING Classifications of Near Ring

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

SISTEM BILANGAN BULAT

BAB I Ring dan Ring Bagian

Rencana Perkuliahan. Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 : Yus Mochamad Cholily

DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat dari Grup Faktor

STRUKTUR ALJABAR 1 (TEORI GRUP)

Diktat Kuliah STRUKTUR ALJABAR 1 (TEORI GRUP) Oleh : FEBRUL DEFILA, S.Pd

TUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI GRUP

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

Karakteristik Koproduk Grup Hingga

RING FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

SUB KS-SEMIGRUP FUZZY DAN ASPEK-ASPEK YANG TERKAIT. Tessa Danty Fajriyah 1, Suryoto 2, Widowati 3

DEKOMPOSISI PRA A*-ALJABAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Perlu Suatu Modul Merupakan Modul Distributif Lemah dan Ring Endomorfisma dari Modul Distributif Lemah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

GRUP NON-ABELIAN YANG ABELIAN SECARA GRAFIS SKRIPSI

RING STABIL BERHINGGA

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

Transkripsi:

BAB 8 RING FAKTOR DAN HOMOMORFISMA Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Faktor dan Homomorfisma Ring Tujuan Instruksional Khusus : Setelah diberikan penjelasan mengenai Subring dan Ideal, mahasiswa minimal 80% dapat : a. Menentukan apakan suatu Ring merupakan Ring Faktor b. Menentukan apakan suatu Ring merupakan Homomorfisma Ring c. Menjelaskan teorema dasar dari Isomorfisma Deskripsi Singkat : Sama halnya dengan Grup Faktor dan Homomorfisma Grup, di dalam Ring juga dikenal dengan Ring Faktor dan Homomorfisma Ring. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai Ring Faktor mempunyai sifat-sifat hampir sama dengan Grup Faktor dan Homomorfisma Ring yang mempunyai sifat-sifat hampir sama dengan Homomorfisma Grup. 118

8.1. Ring Faktor Pada bab 7, telah kita pelajari mengenai Ideal, yang mirip dengan Subgrup Normal dalam dalam Grup. Suatu Ring Faktor terdiri dari himpunan dari koset-koset Ring tersebut yang diantaranya adalah idealideal. Definisi 8.1 : Misalkan R adalah suatu Ring dan S adalah suatu Ideal dari R. R/S ={S + a a R} adalah Ring dengan (S + a) + (S + b) = S + (a +b) dan (S + a). (S + b) = S + (a. b). Ring semacam ini disebut Ring Faktor atau Ring Koisen. Sekarang akan kita buktikan bahwa R/S = {S + a a R} membentuk suatu Ring, yaitu dengan memperhatikan syarat-syarat dari suatu struktur aljabar dengan dua operasi biner yaitu terhadap penjumlahan (+) dan terhadap perkalian (.) yang membentuk suatu Ring (R/K,+,.). Adapun syarat-syarat suatu struktur aljabar yang mempunyai dua operasi biner membentuk suatu Ring adalah sebagai berikut : 1. Tertutup terhadap penjumlahan (+) di R/S Misalkan a, b R dan a + b R Maka : Untuk setiap (S + a), (S + b) R/S berlaku (S + a) + (S + b) = S + (a +b) yang berarti S + (a + b) R/S Sehingga S + (a + b) R/S, tertutup terhadap penjumlahan di R/S 119

2. Assosiatif terhadap penjumlahan (+) di R/S Misalkan a, b, c R maka (a + b) + c = a + (b + c) Untuk setiap (S + a), (S + b), (S + c) R/S [(S + a) + (S + b)] + (S + c) = (S + a) + [(S + b) + (S + c)] [S + (a + b)] + (S + c) = (S + a) + [S + (b + c)] S + [(a + b) + c] = S + [a + (b + c)] S + [a + (b +c)] = S + [(a + b) + c] (S + a) + [S + (b + c)] = [S + (a + b)] + (S + c) (S + a) + [(S + b)+(s + c)] = [(S + a)+(s + b)] + (S + c) 3. Adanya unsur satuan atau identitas terhadap penjumlahan (+) di R/S Misalkan a R maka a + e = e + a = a Untuk setiap (S + a) R/S (S + 0) + (S + a) = S + (0 + a) = S + a (S + a) + (S + 0) = S + (a + 0) = S + a (S + 0) + (S + a) = (S + a) + (S + 0) = S + a 4. Adanya unsur balikan atau invers terhadap penjumlahan (+) di R/S Misalkan a R maka a + (-a) = (-a) + a = e = 0 Untuk setiap (S + a) R/S (S + a) + (S + (-a)) = S + (a + (-a)) = S + 0 = S (S + (-a)) + (S + a) = S + ((-a) + a) = S + 0 = S (S + a) + (S + (-a)) = (S + (-a)) + (S + a) = S + 0 = S 120

5. Komutatif terhadap penjumlahan (+) di R/S Misalkan a,b R maka a + b = b + a Untuk setiap (S + a), (S + b) R/S (S + a)+(s + b) = (S + b) + (S + a) S + (a + b) = S + (b + a) S + (b + a) = S + (a + b) (S + b) + (S + a) = (S + a)+(s + b) 6. Tertutup terhadap perkalian (.) di R/S Misalkan a, b R dan a. b R Maka : Untuk setiap (S + a), (S + b) R/S berlaku (S + a). (S + b) = S + (a. b) yang berarti S + (a. b) R/S Sehingga S + (a. b) R/S, tertutup terhadap perkalian di R/S 7. Assosiatif terhadap perkalian (.) di R/S Misalkan a, b, c R maka (a. b). c = a. (b. c) Untuk setiap (S + a), (S + b), (S + c) R/S [(S + a). (S + b)]. (S + c) = (S + a). [(S + b). (S + c)] [S + (a. b)]. (S + c) = (S + a). [S + (b. c)] S + [(a. b). c] = S + [a. (b. c)] S + [a. (b. c)] = S + [(a. b). c] (S + a). [S + (b. c)] = [S + (a. b)]. (S + c) (S + a). [(S + b). (S + c)] = [(S + a). (S + b)]. (S + c) 121

8. Adanya unsur satuan atau identitas terhadap perkalian (.) di R/S Misalkan a R maka a. e = e. a = a Untuk setiap (S + a) R/S (S + 1). (S + a) = S + (1. a) = S + a (S + a). (S + 1) = S + (a. 1) = S + a (S + 1). (S + a) = (S + a). (S + 1) = S + a 9. Distributif perkalian (.) terhadap penjumlahan (+) di R/S Misalkan a, b, c R maka a. (b + c) = (a. b) + (a. c) dan (a + b). c = (a. c) + (b. c) Untuk setiap (S + a), (S + b), (S + c) R/S (S + a). [(S + b) + (S + c)] = [(S+a).(S+b)] + [(S+a).(S+c)] (S + a). [S + (b + c)] = [S + (a. b)] + [S + (a. c)] S + [a. (b + c)] = S + [(a. b) + (a. c)] S + [(a. b) + (a. c)] = S + [a. (b + c)] [S + (a. b)] + [S + (a. c)] = S + a). [S + (b + c)] [(S+a).(S+b)] + [(S+a).(S+c)] = (S + a). [(S + b) + (S + c)] dan [(S + a) + (S + b)]. (S + c) = [(S+a).(S+c)] + [(S+b).(S+c)] [S + (a + b)]. (S + c) = [S + (a. c)] + [S + (b. c)] S + [(a +b). c] = S + [(a. c) + (b. c)] S + [(a. c) + (b. c)] = S + [(a +b). c] [S + (a. c)] + [S + (b. c)] = [S + (a + b)]. (S + c) [(S+a).(S+c)] + [(S+b).(S+c)] = [(S + a) + (S + b)]. (S + c) 122

Dengan kata lain, misalkan R adalah suatu Ring dan S adalah suatu Ideal dari R, maka R/S disebut Ring Faktor jika : 1. (R/S,+) merupakan suatu Grup Komutatif 2. (R/S,.) merupakan suatu Semigrup/Monoid 3. (R/S,+,.) merupakan distributif perkalian terhadap penjumlahan Contoh 8.1 : Bila K = {0, 2, 4} adalah suatu Ideal yang dibangun oleh 2 dalam Z 6. Tunjukan Z 6 /K adalah merupakan Ring Faktor. Penyelesaian : Ada dua koset / Ideal dari Ring Z 6, yaitu : K = {0, 2, 4} K + 1 = {1, 3, 5} Sehingga Z 6 /K = {K, K + 1} Tabel 8.1. Daftar Cayley (Z 6 /K = Z 6 /{0, 2, 4}, +) dan (Z 6 /K = Z 6 /{0, 2, 4},.) + K K + 1. K K + 1 K K K +1 K K K K + 1 K + 1 K K + 1 K K + 1 Tabel 8.1. menunjukan penjumlah dan perkalian unsur-unsur dari Z 6 /K. Selanjutnya dari tabel, kita akan membuktikan bahw Z 6 /K dengan syaratsyarat suatu Ring merupakan Ring Faktor dari Z 6 /K. Adapun syaratsyaratnya sebagai berikut : 123

1. Tertutup terhadap penjumlahan (+) di Z 6 /K K, K + 1 Z 6 /K berlaku K + (K + 1) = K + (0 + 1) = K + 1 Sehingga K + 1 Z 6 /K 2. Assosiatif terhadap penjumlahan (+) di Z 6 /K K, K + 1 Z 6 /K [K + (K + 1)] + (K + 1) = K + [(K + 1) + (K + 1)] [K + (0 + 1)] + (K + 1) = K + [K + (1 + 1)] (K + 1) + (K + 1) = K + (K + 0) K + (1 + 1) = K + (0 + 0) K = K Sehingga [K + (K + 1)] + (K + 1) = K + [(K + 1) + (K + 1)] = K 3. Adanya unsur satuan atau identitas terhadap penjumlahan (+) di Z 6 /K K + 1 Z 6 /K (K + 0) + (K + 1) = K + (0 + 1) = K + 1 (K + 1) + (K + 0) = K + (1 + 0) = K + 1 Sehingga (K + 0) + (K + 1) = (K + 1) + (K + 0) = K + 1 4. Adanya unsur balikan atau invers terhadap penjumlahan (+) di Z 6 /K K + 1 Z 6 /K (K + 1) + (K + (-1)) = K + (1 + (-1)) = K + 0 = K (K + (-1)) + (K + 1) = K + ((-1) + 1) = K + 0 = K Sehingga (K + 1) + (K + (-1)) = (K + (-1)) + (K + 1) = K + 0 = K 5. Komutatif terhadap penjumlahan (+) di Z 6 /K K, K + 1 Z 6 /K K + (K + 1) = (K + 1) + K K + (0 + 1) = K + (1 + 0) K + 1 = K + 1 Sehingga K + (K + 1) = (K + 1) + K = K + 1 124

6. Tertutup terhadap perkalian (.) di Z 6 /K K, K + 1 Z 6 /K berlaku K. (K + 1) = K + (0. 1) = K + 0 = K Sehingga K Z 6 /K 7. Assosiatif terhadap perkalian (.) di Z 6 /K K, K + 1 Z 6 /K [K. (K + 1)]. (K + 1) = K. [(K + 1). (K + 1)] [K + (0. 1)]. (K + 1) = K. [K + (1. 1)] (K + 0). (K + 1) = K. (K + 1) K + (0. 1) = K + (0. 1) K = K Sehingga [K. (K + 1)]. (K + 1) = K. [(K + 1). (K + 1)] = K 8. Adanya unsur satuan atau identitas terhadap perkalian (.) di Z 6 /K K Z 6 /K (K + 1). K = K + (1. 0) = K + 0 = K K. (K + 1) = K + (0. 1) = K + 0 = K Sehingga (K + 1) + K = K + (K + 1) = K + 0 = K 9. Distributif perkalian (.) terhadap penjumlahan (+) di Z 6 /K K, K + 1 Z 6 /K Misalkan a = K, b = K + 1 dan c = K + 1 a. (b + c) = (a. b) + (a. c) K. [(K + 1) + (K + 1)] = [K. (K + 1)] + [K. (K + 1)] K. [K + (1 + 1)] = [K + (0. 1)] + [K + (0. 1)] K + [0. (1 + 1)] = K + [(0. 1) + (0. 1)] K + (0. 0) = K + (0 + 0) K = K Sehingga K. [(K + 1) + (K + 1)] = [K. (K + 1)] + [K. (K + 1)] = K Jadi, Z 6 /K = {K, K + 1} adalah merupakan suatu Ring Faktor 125

Sebenarnya dari tabel juga kita telah bisa mengetahui bahwa Z 6 /K adalah merupakan Ring Faktor, karena hasil dari penjumlahan dan perkalian unsur-unsur Z 6 /K menghasilkan unsur-unsur itu sendiri. Jadi bila K adalah suatu Ideal dan R adalah suatu Ring, maka kita dapat menentukan Ring Faktor dari R/K dengan membuat tabel daftar Cayley terhadap penjumlahan dan perkalian unsur-unsur dari R/K, yang disebut tabel Ring Faktor dari R/K. 8.2. Homomorfisma Ring Pada bab 4, telah kita pelajari mengenai Homomorfisma Grup yaitu suatu pemetaan dari Grup G ke Grup G yang mengawetkan operasi yang ada pada Grup tersebut. Sama halnya dengan Grup, pada Ring juga ada pemetaan dari Ring R ke Ring R yang mengawetkan kedua operasi yang ada dalam Ring tersebut, yang disebut dengan Homomorfisma Ring. Definisi 8.2 : Suatu pemetaan f dari Ring (R,+,.) ke Ring (R,, ) disebut suatu Homomorfisma Ring bila a, b R berlaku : 1. f(a + b) = f(a) f(b) 2. f(a. b) = f(a) f(b) Dalam suatu Ring telah kita ketahui operasi biner yang ada pada umumnya adalah operasi penjumlahan dan operasi perkalian, sehingga biar tidak menimbulkan keraguan maka definisi tersebut dapat kita tuliskan sebagi berikut : 126

Definisi 8.3 : Suatu pemetaan f dari Ring R ke Ring R disebut suatu Homomorfisma Ring bila a, b R berlaku : 1. f(a + b) = f(a) + f(b) 2. f(a. b) = f(a). f(b) Ada beberapa definisi khusus mengenai Homomorfisma Ring adalah sebagai berikut : Definisi 8.4 : a. Suatu Homomorfisma Ring yang bersifat injektif (1 1) disebut dengan Monomorfisma Ring. b. Suatu Homomorfisma Ring yang bersifat surjektif (pada) disebut dengan Epimorfisma Ring. c. Suatu Homomorfisma Ring yang bersifat bijektif, yaitu bersifat injektif (1 1) dan surjektif (pada), disebut dengan Isomorfisma Ring. Definisi 8.5 : Suatu Homomorfisma dari suatu Ring ke dalam dirinya sendiri dinamakan suatu Endomorfisma dan suatu Endomorfisma yang bijektif dinamakan Automorfisma. Contoh 8.2 : Tunjukan apakah f : Z R dengan f(a) = a adalah suatu Homomorfisma Ring. Penyelesaian : Akan kita buktikan bahwa a, b R berlaku : 1. f(a + b) = f(a) + f(b) 2. f(a. b) = f(a). f(b) 127

1. f(a + b) = f(a) + f(b), a, b R (a + b) = (a) + (b) a + a = a + b 2. f(a. b) = f(a). f(b), a, b R (a. b) = (a). (b) a. b = a. b Dikarenakan untuk f(a + b) = f(a) + f(b) dan f(a. b) = f(a). f(b) maka f : Z R untuk f(a) = a adalah merupakan suatu Homomorfisma Ring. Contoh 8.3 : Tunjukan apakah f : Z R dengan f(a) = 2a adalah suatu Homomorfisma Ring. Penyelesaian : Akan kita buktikan bahwa a, b R berlaku : 1. f(a + b) = f(a) + f(b) 2. f(a. b) = f(a). f(b) 1. f(a + b) = f(a) + f(b), a, b R 2(a + b) = 2a + 2b 2(a + b) = 2(a + b) a + b = a + b 2. f(a. x) = f(a). f(b), a, x R 2ab = 2a. 2b 2ab 4ab Dikarenakan untuk f(a. b) f(a). f(b) maka f : Z R untuk f(a) = 2a bukan merupakan Homomorfisma Ring. 128

Teorema 8.1 : Misalkan R adalah suatu Ring dan R juga merupakan suatu Ring. Bila pemetaan f : R R adalah suatu Homomorfisma Ring, maka : 1. f(0) = 0, dengan 0 merupakan unsur nol di R dan 0 merupakan unsur nol di R 2. f(-a) = -f(a), a R Bukti : 1. f(0) = 0, dengan 0 merupakan unsur nol di R dan 0 merupakan unsur nol di R Ambil sebarang nilai a R 0 merupakan unsur nol di R, yang berarti a + 0 = 0+ a = a f(a) = f(a + 0) = f(a) + f(0) dan f(a) = f(0 + a) = f(0) + f(a) Maka : f(a) = f(a) + f(0) = f(0) + f(a) Ini berarti bahwa f(0) merupakan unsur nol di R. Karena unsur nol di R adalah 0 maka dengan sifat ketunggalan unsur nol didapat f(0) = 0. 2. f(-a) = -f(a), a R Ambil sebarang nilai a R Karena ada a R, maka ada -a R yang berarti a + (-a) = (-a) + a = 0 f(0) = f(a + (-a)) = f(a) + f(-a) dan f(0) = f((-a) + a) = f(-a) + f(a) 129

Maka : f(0) = f(a) + f(-a) = f(-a) + f(a) Dari pembuktian f(0) = 0, didapat : f(a) + f(-a) = f(-a) + f(a) = f(0) = 0 Dengan sifat ketunggalan dari unsur balikan atau invers, maka f(-a) = -f(a). Definisi 8.6 : Kernel (Inti) dari suatu Homomorfisma Ring f adalah {a R f(a) = 0 }, biasa ditulis K = {a R f(a) = 0}. Pada sub pokok bahasan berikut akan dibicarakan mengenai teorema yang cukup penting dalam Homomorfisma Ring, yaitu teorema dasar Isomomorfisma. 8.3. Teorema Dasar Isomorfisma Misalkan terdapat dua Ring R dan R. Ring R dan R dikatakan Isomorfik jika terdapat suatu Isomorfisma dari R ke R atau sebaliknya terdapat suatu Isomorfisma dari R ke R. Terdapat tiga teorema dasar mengenai Isomorfisma Ring yang akan dijelaskan dalam sub pokok bahasan ini. Teorema berikut disebut sebagai teorema pertama untuk Isomorfisma Ring. Teorema 8.2 : (Teorema pertama Isomorfisma) Misalkan R dan R adalah suatu Ring. Bila µ adalah suatu Homomorfisma dari R pada R dengan kernel K, maka R R/K. 130

Bukti : Misalkan τ : R/K R, maka τ(k + a) = µ(a) a. Akan ditunjukan bahwa τ merupakan suatu pemetaan Misalkan K + a = K + b, dimana K + a, K + b R/K Maka τ(k + a) = µ(a) dan τ(k + b) = µ(b) Jika µ adalah Homomorfisma maka µ(a b) = µ(a) µ(b) K + a = K + b, berarti juga a b K µ(a b ) = 0 µ(a) µ(b) = 0 µ(a) = µ(b) τ(k + a) = τ(k +b) Jadi τ merupakan suatu pemetaan b. Akan ditunjukan bahwa τ merupakan suatu Homomorfisma τ[(k + a) + (K + b)]= τ(k + (a + b)) = µ(a + b) = µ(a) + µ(b) = τ(k + a) + τ(k + b) dan τ[(k + a). (K + b)] = τ(k + (a. b)) = µ(a. b) = µ(a). µ(b) = τ(k + a). τ(k + b) Jadi τ merupakan suatu Homomorfisma c. Akan ditunjukan bahwa τ bersifat injektif (1 1) Misalkan µ(a) = µ(b) K + a = K +b µ(a) = µ(b) µ(a) + µ(b) = 0 µ(a + b) = 0 131

Itu berarti a b K, sehingga K + a = K + b Jadi τ bersifat Injektif (1 1) d. Akan ditunjukan bahwa τ bersifat surjektif (pada) Misalkan b R, berarti b = µ(a) untuk suatu a R Diketahui a R dan f : R R/K, berarti a dipetakan ke K + a R/K Kita pilih c = K + a R/K, sehingga τ(c) = τ(k + a) = µ(a) = b R Jadi τ bersifat surjektif (pada) Terbukti terdapat Isomorfisma dari R/K ke R R R/K atau R/K R Teorema berikut ini disebut sebagai teorema kedua dari Isomorfisma Ring. Teorema 8.3 : (Teorema kedua Isomorfisma) Misalkan R dan R adalah suatu Ring dan µ adalah Homomorfisma dari R pada R dengan kernel K. Bila S adalah suatu Ideal dari R dan S adalah suatu Ideal dari R, maka S/K S untuk S = {a R µ(a) S }. Bukti : Untuk membuktikan teorema ini, maka terlebih dahulu perlu kita buktikan bahwa S adalah merupakan Ideal dari R. Dari definisi Ideal diperoleh : a. S φ, maka terdapat 0 R, sehingga µ(0) = 0 dan 0 S b. S merupakan himpunan bagian dari R, sehingga S R c. Misalkan a, b S Sehingga diperoleh a R, µ(a) S dan b R, µ(b) S Jika a + b R, maka µ(a + b) = µ(a) + µ(b) S d. Misalkan a S dan r R Untuk Ideal Kiri 132

Misalkan a R dan r R µ(ra) = µ(r). µ(a) Sehingga µ(a) S dan µ(r) R Karena S merupakan Ideal R, maka diperoleh µ(ra) = µ(r). µ(a) Jadi ra S, sehingga S merupakan Ideal kiri di R Untuk Ideal Kanan Misalkan a R dan r R µ(ar) = µ(a). µ(r) Sehingga µ(a) S dan µ(r) R Karena S merupakan Ideal R, maka diperoleh µ(ar) = µ(a). µ(r) Jadi ar S, sehingga S merupakan Ideal kanan di R Maka dapat disimpulkan bahwa S adalah Ideal di R Berikutnya akan ditunjukan bahwa K S Misalkan k K dan µ(k) = 0 S Sehingga k S, yang berarti k K, k K k S. Dapat disimpulkan K S Jadi pemetaan µ yang dibatasi pada S mendefinisikan suatu Homomorfisma dari S ke S dengan kernel K. Sehingga berdasarkan teorema pertama Isomorfisma, terbukti bahwa terdapat Isomorfisma dari S/K ke S. S S/K atau S/K S Teorema berikut ini disebut sebagai teorema ketiga dari Isomorfisma Ring. Teorema 8.4 : (Teorema ketiga Isomorfisma) Misalkan R dan R adalah suatu Ring dan µ adalah Homomorfisma dari R pada R dengan kernel K. Bila S adalah suatu Ideal dari R dan S adalah 133

suatu Ideal dari R, maka R/S R /S untuk S = {a R µ(a) S }. Secara ekuivalen, bila K suatu Ideal dari R dan K S adalah suatu Ideal dari R,maka R/S (R/K) / (S/K). Bukti : Misalkan τ : a µ(a) + S atau τ(a) R /S, mendefinisikan pemetaan τ : R R /S a. Akan ditunjukan bahwa τ merupakan suatu Homomorfisma Misalkan a, b R Sehingga diperoleh τ(a) = µ(a) + S dan τ(b) = µ(b) + S τ(a + b) = µ(a + b) + S = (µ(a) + µ(b)) + S = (µ(a) + S ) + (µ(b) + S ) = τ(a) + τ(b) dan τ(a. b) = µ(a. b) + S = (µ(a). µ(b)) + S = (µ(a) + S ). (µ(b) + S ) = τ(a). τ(b) Jadi a, b R berlaku τ(a + b) = τ(a) + τ(b) dan τ(a.b) = τ(a). τ(b), yang berarti τ merupakan suatu Homomorfisma b. Akan ditunjukan bahwa τ bersifat surjektif (pada) Ambil x R /S Misalkan x = a + S, a R Jika µ pemetaan pada, berarti a R sehingga µ(a) = a Maka diperoleh x = µ(a) + S Pilih a R sehingga τ(a) = µ(a) + S = x Jadi x R /S, a R sehingga τ(a) = x. Dengan kata lain, τ bersifat surjektif (pada) 134

c. Akan ditunjukan bahwa S = K Ambil a Ker(τ) R Diperoleh τ(a) = S, padahal τ(a) = µ(a) + S Jadi µ(a) + S = S Karena S Grup bagian aditif dari R diperoleh µ(a) S Berdasarkan definisi Ideal, diperoleh a S Jadi a Ker(τ) a S Dengan kata lain, Ker(τ) S Ambil a S, berarti a R dan µ(a) S Diperoleh τ(a) = µ(a) + S = S, sebab µ(a) S Sehingga a K, yang berarti S K Dari dapat disimpulkan bahwa S =K Diperoleh τ : R R /S Homomorfisma surjektif (pada) dengan kernel K = S. Berdasarkan teorema kedua Isomorfisma, diperoleh R/S R /S. Padahal R R/K dan S S/K Sehingga terbukti terdapat Isomorfisma dari R /S ke R/S R /S R/S (R/K)/(S/K) 8.4. Rangkuman 1. Misalkan R adalah suatu Ring dan S adalah suatu Ideal dari R. R/S ={S + a a R} adalah suatu Ring Faktor atau Ring Koisen dengan : (S + a) + (S + b) = S + (a +b) dan (S + a). (S + b) = S + (a. b) 135

2. Suatu pemetaan f dari Ring R ke Ring R disebut suatu Homomorfisma Ring bila a, b R berlaku : f(a + b) = f(a) + f(b) f(a. b) = f(a). f(b) 3. Suatu Homomorfisma Ring yang bersifat injektif (1 1) disebut dengan Monomorfisma Ring. Suatu Homomorfisma Ring yang bersifat surjektif (pada) disebut dengan Epimorfisma Ring. Suatu Homomorfisma Ring yang bersifat bijektif, yaitu bersifat injektif (1 1) dan surjektif (pada), disebut dengan Isomorfisma Ring. 4. Suatu Homomorfisma dari suatu Ring ke dalam dirinya sendiri dinamakan suatu Endomorfisma dan suatu Endomorfisma yang bijektif dinamakan Automorfisma. 5. Misalkan R dan R merupakan suatu Ring. Bila pemetaan f : R R adalah suatu Homomorfisma Ring, maka : f(0) = 0, dengan 0 merupakan unsur nol di R dan 0 merupakan unsur nol di R f(-a) = -f(a), a R 6. Misalkan R dan R adalah suatu Ring. Bila µ adalah suatu Homomorfisma dari R pada R dengan kernel K,maka R R/K. 7. Misalkan R dan R adalah suatu Ring dan µ adalah Homomorfisma dari R pada R dengan kernel K. Bila S adalah suatu Ideal dari R dan S adalah suatu Ideal dari R, maka S/K S untuk S = {a R µ(a) S }. 136

8. Misalkan R dan R adalah suatu Ring dan µ adalah Homomorfisma dari R pada R dengan kernel K. Bila S adalah suatu Ideal dari R dan S adalah suatu Ideal dari R, maka R/S R /S untuk S = {a R µ(a) S }. Secara ekuivalen, bila K suatu Ideal dari R dan K S adalah suatu Ideal dari R,maka R/S (R/K) / (S/K). 8.5. Soal-soal Latihan 1. Misalkan K adalah ideal-ideal yang dibangun oleh Z 4. Carilah ideal-ideal yang dibangun tersebut dan tunjukan Z 4 /K adalah merupakan Ring Faktor 2. Carilah K yang merupakan suatu Ideal yang dibangun oleh 2 dalam Z 8. Tunjukan Z 8 /K adalah merupakan Ring Faktor. 3. Berikut ini diberikan pemetaan-pemetaan, yang mana dari pemetaanpemetaan tersebut merupakan Homomorfisma. f : Z Z, dengan f(a) = 4a f : Z Z, dengan f(a) = a 3 f : Z 6 Z 3, dengan f(a) = a + 1 f : Z R, dengan f(a) = 2 a 4. Tunjukan apakah Z 2 X Z 3 merupakan Isomorfisma dengan Z 6, sehingga Z 2 X Z 3 Z 6 5. Tunjukan bila R, R dan R adalah merupakan suatu ring-ring dan bila g : R R dan f : R R adalah merupakan suatu homomorfismahomomorfisma, maka pemetaan komposisi f o g : R R adalah juga merupakan Homomorfisma. 137