BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RING FAKTOR DAN HOMOMORFISMA

BAB III. Standard Kompetensi. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian homomorfisma ring dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. modul yang akan digunakan dalam pembahasan hasil penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

II. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah,

PROSIDING ISBN : Dzikrullah Akbar 1), Sri Wahyuni 2)

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL

Bab 3 Gelanggang Polinom Miring

TEORI HEMIRING ABSTRAK

HASIL KALI TENSOR: KONSTRUKSI, EKSISTENSI DAN KAITANNYA DENGAN BARISAN EKSAK

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

GRUP HOMOLOGI DARI RUANG TOPOLOGI. Denik Agustito 1, Sriwahyuni 2

SOAL DAN PENYELESAIAN RING

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field.

SISTEM BILANGAN BULAT

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 5 No.1 Juni 2011: TES FORMAL MODUL PROJEKTIF DAN MODUL BEBAS ATAS RING OPERATOR DIFERENSIAL

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 4 No. 2 Desember 2010: IDEAL MAKSIMAL DAN IDEAL PRIMA NEAR-RING

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

Modul Faktor Dari Modul Supplemented

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang dinotasikan. (i), untuk setiap ( bersifat assosiatif);

GRUP SIKLIK, GRUP PERMUTASI, HOMOMORFISMA

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

Teorema Jacobson Density

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

Sifat Lapangan pada Bilangan Kompleks

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

IDEAL DIFERENSIAL DAN HOMOMORFISMA DIFERENSIAL. Na imah Hijriati, Saman Abdurrahman, Thresye

Aljabar Linier. Kuliah

SIFAT-SIFAT LANJUT NEUTROSOFIK MODUL. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

FUNGTOR HOM DAN FUNGTOR TENSOR PADA HOMOMORFISMA MODUL. Abstrak

UNNES Journal of Mathematics

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

HUBUNGAN DAERAH DEDEKIND DENGAN GELANGGANG HNP

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

RING STABIL BERHINGGA

Antonius C. Prihandoko

BAB 2 LANDASAN TEORI. aljabar merupakan suatu himpunan beserta dengan operasi-operasi pada himpunan

Keterkaitan Grup Spesial Uniter dengan Grup Spesial Ortogonal

ISOMORFISMA JUMLAH LANGSUNG DAN DARAP LANGSUNG DUA MODUL. (Skripsi) Oleh ALI ABDUL JABAR

Beberapa Sifat Modul Tersuplemen lemah (Weakly Supplemented Module)

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

MODUL FAKTOR DARI MODUL ENDOMORFISMA PADA HIMPUNAN BILANGAN BULAT ATAS GAUSSIAN INTEGER

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

BAB I PENDAHULUAN. Kata topologi berasal dari bahasa yunani yaitu topos yang artinya tempat

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

Syarat Perlu Suatu Modul Merupakan Modul Distributif Lemah dan Ring Endomorfisma dari Modul Distributif Lemah

FUNGTOR KONTRAVARIAN DAN KATEGORI ABELIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

BAB II TEORI DASAR. S, torus, topologi adalah suatu himpunan yang mempunyai topologi, yaitu koleksi dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SUBMODUL PRIMA, SEMIPRIMA, DAN PRIMER DI MODUL DAN MODUL FRAKSI

BAB 1 OPERASI PADA HIMPUNAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

LAPORAN PENELITIAN KOMPETITIF TAHUN ANGGARAN 2017 KARAKTERISASI MODUL TIDAK TERDEKOMPOSISI ATAS DAERAH DEDEKIND

KETERKAITAN ANTARA LATIS BOOLEAN, RING BOOLEAN DAN ALJABAR BOOLEAN

NEUTROSOFIK MODUL DAN SIFAT-SIFATNYA. Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Koproduk Grup Hingga

SILLABUS PENILAIAN JENIS. SOAL Tes Tulis Uraian 4x50 David SD & Richard MF (1991) Abstract Algebra. Prentice Hall, Inc. Herstein, I.

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut

LAPORAN PENELITIAN EFISIENSI ALGORITME ARITMETIK ( ) DENGAN OPERASI DIBANGKITKAN DARI SIFAT GRUP SIKLIK PADA KRIPTOGRAFI KURVA ELIPTIK

II. KONSEP DASAR GRUP. abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

BAB 2 LANDASAN TEORI

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

BAB 1. PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas sekilas mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan himpunan dan fungsi.

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

HOMOMORFISMA. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

SEMIGRUP BEBAS DAN MONOID BEBAS PADA HIMPUNAN WORD. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia

GRUP MONOTETIK TOPOLOGI DISKRIT BERHINGGA PADA DUALITAS PONTRYAGIN

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN. satu cabang ilmu matematika yang berhubungan dengan kajian kuantitas, hubungan, dan

IDENTIFIKASI STRUKTUR DASAR SMARANDACHE NEAR-RING Identification of Basic Structure on Smarandache Near-Ring

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada keseluruhan tulisan ini, ring yang digunakan merupakan ring komutatif dengan elemen satuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Contoh sederhana dari ring adalah himpunan bilangan bulat Z.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ada beberapa materi yang terdapat pada aljabar abstrak, salah satu materi tersebut adalah modul. Untuk membahas pengertian tentang suatu modul harus dimengerti lebih dahulu pengertian pengertian dari suatu grup, ring, ideal, daerah integral, field dan pemetaan. Dalam hal ini tidak dibicarakan materi materi tersebut dengan harapan pembaca telah mengenal materi-materi tersebut. Kemudian dari pembahasan pembahasan suatu modul, maka dapat dipelajari pengembangan dari suatu modul. Dimana pengembangan dari modul tersebut didasari submodul, homomorfisma modul, modul bebas dan barisan eksak yang akan dipelajari secara singkat. Modul merupakan generalisasi dari ruang vektor, aksioma yang berlaku pada modul atas ring R sama seperti pada aksioma ruang vektor atau field K. beberapa modul khusus seperti modul bebas yang mempunyai sifat khas, serta modul pada barisan eksak. Pada barisan eksak terdapat beberapa pembahasan tentang modul yaitu modul proyektif, modul injektif, dan modul flat. Modul proyektif telah diambil dalam skripsi sebelumnya, apabila diberikan ring, dan modul atas ring, dikatakan proyektif apabila 0 0 adalah barisan eksak,

2 0 Hom, Hom, Hom, 0 juga merupakan barisan eksak. Apabila diberikan ring R, dan Q modul atas ring R maka, Q dikatakan injektif apabila memenuhi pernyataan ekuivalen berikut: 1) Apabila Q modul atas ring R dengan barisan eksak 0 0 adalah barisan eksak pendek, maka 0 Hom, Hom, Hom, 0 adalah juga barisan eksak pendek. 2) Untuk modul atas ring R, L dan M, jika 0 eksak maka untuk setiap homomorfisma modul atas ring R dari L ke Q terdapat homomorfisma modul atas ring R dari M ke Q, sehingga Hom, terdapat Hom,, seperti diagram komutatif: 0 3) Selanjutnya jika Q adalah submodul, M modul atas ring R, maka Q adalah direct summand M dan setiap barisan eksak 0 0 split. Sebuah Q modul atas ring R dikatakan injektif jika pernyataan ekuivalen pada kondisi di atas

3 1.2. Permasalahan Pemasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah bagaimana sebuah Q modul atas ring R dikatakan injektif pada barisan eksak? 1.3. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah yang dihadapi adalah ring R didalam modul yaitu ring yang komutatif, hal tersebut akan dikaji atau dipelajari dalam teori modul meliputi definisi-definisi, teorema serta bukti-bukti yang terkait dengan modul injektif. 1.4. Metode Penulisan Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan studi literatur, yaitu dengan mempelajari materi-materi yang terkait dengan modul injektif, seperti: modul, submodul, modul homomorfisma, teorema isomorfisma, direct summand, modul bebas, barisan eksak dan teorema-teorema yang berkaitan beserta hubungan antar materi-materinya.

4 1.5. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dari tugas akhir ini adalah mempelajari tentang modul injektif dan materi-materi yang mendukung sehingga dapat memperluas pengetahuan dan dapat lebih memahami tentang modul injektif. 1.6. Sistematika Penulisan Di dalam penyusunan tugas akhir ini secara keseluruhan terdiri dari 4 bab yang dilengkapi oleh kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan lampiranlampiran yang mendukung. Secara garis besar, sistematika pembahasan pada tugas akhir ini adalah BAB I berisi pendahuluan, bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah pembuatan tugas akhir, perumusan masalah yang dihadapi di dalam menyusun tugas akhir, pembatasan masalah tugas akhir, tujuan tugas akhir dan sistematika pembahasan laporan tugas akhir yang menerangkan sekilas dari isi tiap bab yang terdapat pada laporan tugas akhir ini. BAB II berisi materi penunjang mengenai materi yang terkait dengan modul, submodul, homomorfisma modul, teorema Isomorfisma, dan dirrect summand, BAB III pembahasan mengenai barisan eksak dan modul injektif dan BAB V berisi penutup.

5 BAB II MATERI PENUNJANG Untuk mempermudah pemahaman pada bab selanjutnya, pada bab ini akan dibahas beberapa definisi, teorema dan contoh yang mendukung materi pokok. Bab ini terdiri dari lima subbab yaitu modul, submodul, homomorfisma modul, teorema isomorfisma, dan dirrect summand. 2.1 Modul Dalam teori modul tidak lepas dari struktur grup dan ring. Dalam hal ini grupnya adalah grup abelian dan ring dengan elemen satuan. Definisi 2.1.1 [1] Diberikan ring R, M disebut modul atas ring R jika memenuhi: (1) M terhadap operasi penjumlahan merupakan grup komutatif 2 Untuk setiap r, m M didefinisikan perkalian skalar telah memenuhi : (i), untuk semua,, m M, (ii), untuk semua,, m M, (iii), untuk semua,,, (iv) 1 untuk semua m M dimana 1 adalah elemen identitas dari.

6 Contoh 2.1.2: 1) Diberikan ring R yang didefinisikan dengan,,,, 1,2, untuk setiap, 1,2, adalah modul atas ring, pada didefinisikan operasi penjumlahan dengan,,,,,,,,, untuk setiap,,,,,,. (1) Akan ditunjukkan bahwa grup abelian terhadap operasi penjumlahan memenuhi: (a) Untuk setiap,,,,,,,, 1,2,,,,,,,,,,,. Jadi tertutup pada operasi penjumlahan. (b) Untuk setiap,,,,,,,,,,,, 1,2,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

7,,,,,,,,,. Jadi assosiatif pada operasi penjumlahan. (c) Untuk setiap,,,,,,,, 1,2,, elemen identitasnya adalah,,, 0,0,,0 0, 0,, 0,,,. Jadi mempunyai elemen identitas pada operasi penjumlahan. (d) Untuk setiap,,,, 1,2,, invers dari,,, adalah,,,.,,,,,,,,, 0,0,..0. Jadi mempunyai invers pada operasi penjumlahan. (e) Komutatif untuk setiap,,,,,,,, 1,2,,,,,,,,,,,,,.,,,,,,,. Jadi komutatif pada operasi penjumlahan. Jadi grup abelian terhadap operasi penjumlahan. (2) Untuk setiap,,,,, didefinisikan perkalian skalar,,,,,,. Akan ditunjukkan perkalian skalar memenuhi aksioma modul,,,,,,,.

8 (i),,,,,,,,,, untuk semua,,,,, R,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,. (ii),,,,,,,,,,,, untuk semua,,,,,,,, R,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,. (iii),,,,,, untuk semua,,,,,,,,,,,,,,,,,,. (iv) 1,,,,,, untuk semua,,, dimana 1 adalah elemen identitas dari, 1,,, 1, 1,, 1,,,. Jadi adalah modul atas ring R.

9 2) Diberikan ring R, yang didefinisikan dengan,, 1,2,, adalah modul atas ring. (1) Akan ditunjukkan bahwa adalah grup komutatif terhadap operasi penjumlahan, mengikuti contoh 2.1.1 nomor 1). (2) Untuk setiap, terdapat pemetaan :,,. (i), untuk semua,, R,.

10 (ii) untuk semua,, R,. (iii) untuk semua,, R,

11. (iv) 1 untuk semua dimana 1 adalah elemen identitas dari, 1 1 1 1 1 Jadi adalah modul atas ring R.. 2.2 Submodul Definisi 2.2.1 [1] Diberikan ring R dan M adalah modul atas ring R, N adalah submodul atas ring R jika N subgroup dari M dan untuk setiap,,. Contoh 2.2.2: 1) Dari contoh 2.1.2 untuk ring R, diketahui bahwa modul atas ring R, jika diambil,,,, 1,2,, maka N merupakan modul atas bagian atas ring. 2) Misalkan R ring dari himpunan semua bilangan riil, maka R dapat dipandang sebagai modul atas R sendiri, sedangkan Q himpunan semua

12 bilangan rasional adalah grup bagian R terhadap penjumlahan, tetapi untuk setiap dan belum tentu di dalam Q, jadi Q bukan modul atasbagian R atas ring R. Dari contoh di atas diperoleh bahwa setiap modul bagian adalah grup bagian R terhadap penjumlahan, tetapi setiap grup bagian terhadap penjumlahan belum tentu modul bagian. Teorema 2.2.3 Diberikan M modul atas ring R, merupakan submodule M jika dan hanya jika: 1) 0, 2),untuk setiap dan,. Bukti: 1) Untuk setiap,, 1, 1, maka N subgroup M. Untuk setiap,, 0. 0. 2) N submodul M akan ditunjukkan bahwa: 1) N 0, 2), dan,,

13 karena N submodul M maka 0, adalah subgrup dan subgrup pada penjumlahan maka Jadi N submodul dari M. 2.3 Homomorfisma Modul Definisi 2.3.1. [1] Diberikan ring R, M dan N modul atas ring R. (1) Pemetaan disebut homomorfisma modul atas R jika : a), untuk setiap,, b), untuk setiap,. (2) Jika homomorfisma modul atas R, φ M N surjektif, maka φ disebut ephimorfisma. (3) Jika homomorfisma modul atas R, φ M N injektif, maka φ disebut monomorfisma. (4) Jika homomorfisma modul atas R, φ M N bijektif, maka φ disebut isomorfisma. (5) Jika : adalah homomorfisma modul atas, maka, 0,,,. (6), adalah himpunan semua homomorfisma modul atas R dari M ke N.

14 (7) Dua modul M dan N atas ring R dikatakan isomorfik ditulis dengan M N jika tedapat isomorfisma modul atas R dari M pada N. Contoh 2.3.2: 1) Diberikan R ring,,. Didefinisikan :,,. Akan ditunjukkan bahwa homomorfisma untuk setiap,,, dan, diperoleh: a),, =, = =. b), =, = =. Jadi homomorfisma, ker 0,,. 2) Diberikan modul dan atas R dimana R himpunan semua bilangan riil dan himpunan semua bilangan komplek.

15 Didefinisikan :, untuk setiap,,,, dan adalah bilangan imaginer,,,,. Akan ditunjukkan bahwa homomorfisma a.,, +, + = b.,, = =, +,. = =,. Jadi homomorfisma. Akan ditunjukkan bijektif a) injektif,,,, maka,,, sehingga injektif. b) surjektif untuk setiap,, sehingga,, maka surjektif. Jadi bijektif. Sehingga diperoleh.

16 Teorema 2.3.3 [1] Diberikan, modul atas ring. 1) Pemetaan adalah homomorfisma modul atas ring jika dan hanya jika, untuk semua, dan semua. 2) Diberikan, elemen dari,. Didefinisikan dengan untuk semua. Maka, dan dengan operasi penjumlahan ini, merupakan grup abelian. Jika adalah ring komutatif, maka untuk didefinisikan dengan untuk semua. Maka, sehingga, adalah modul atas ring. 3) Jika, dan, maka,. 4) Dengan operasi penjumlahan seperti diatas dan pergandaaan yang didefinisikan sebagai komposisi fungsi,, adalah sebuah ring dengan satuan. Bukti: 1) : homomorfisma modul atas ring R,., untuk setiap,,.

17 Akan ditunjukkan homomorfisma a. 1 1 b. 0, untuk setiap 0 0. Jadi homomorfisma. 2) Diberikan, elemen dari,. Didefinisikan, jika R ring komutatif, maka didefinisikan, untuk setiap,,. Akan ditunjukkan bahwa, grup abelian : (i) tertutup Hom,, Didefinisikan homomorfisma modul atas ring R. a) Diambil sembarang,, = = = ) =. b) Diambil sembarang,,

18 = = = =. Jadi Hom,. (ii) Assosiatif Didefinisikan. Diambil sembarang, untuk setiap,,,, = = = =. Karena untuk setiap memenuhi, maka. (iii) Elemen identitas Misal yang didefinisikan 0, untuk setiap. Akan ditunjukkan, (1) misal,, = 0

19 = 0 + 0 =. (2) misal,, = 0 = r. 0 =.. Untuk setiap,. Didefinisikan, untuk setiap, = = 0 =, = = 0 + =. Karena untuk setiap memenuhi =, maka. (iv) Invers Untuk setiap, mempunyai invers penjumlahan jika, dan didefinisikan :. Akan ditunjukkan,, =

20 =, = = =. Jadi φ Hom M, N. Akan ditunjukkan mempnyai invers pada operasi penjumlahan. = = 0 = Jadi mempnyai invers pada operasi penjumlahan. (v) Karena N komutatif, maka, = =. Oleh karena untuk setiap memenuhi maka,. Untuk setiap,,, didefinisikan. Akan ditunjukkan,.

21 a. = = =, b. = = = (karena R komutatif) = =. Jadi,,. Akan ditunjukkan, sebagai modul atas ring R. 1) Untuk setiap,,,,,untuk setiap = =. Karena untuk setiap, maka. 2) Untuk setiap,,,. Didefinisikan. Diambil sembarang,,,,,

22 = = = =. Karena, maka. Jadi, sebagai modul atas R. 3) Jika, dan, maka,. bukti: Akan ditunjukkan,. Diambil sembarang,,, dan untuk setiap,,, a) = ) = =, b) = = =. Jadi,. 4), adalah ring dengan elemen satuan.

23 Akan ditunjukkan,,, ring dengan elemen satuan, a),,, grup abelian. b) Bersifat assosiatif, untuk setiap,,,,, didefinisikan, = = =. Karena, maka c) Mempunyai elemen identitas Akan ditunjukkan didefinisikan, untuk setiap,,. d) Distributif Diambil sembarang,,,,, =.

24 Jadi. Jadi,,, ring dengan elemen satuan, 2.4 Teorema Isomorfisma Teorema 2.4.1 [1] Diberikan M,N modul atas ring R. (1) Jika : adalah homomorfisma modul atas R,maka ker submodul M dan /ker. (2) Jika A, B submodul pada M modul atas R, maka: / /. (3) Jika A,B submodul M,, maka / / / /. (4) Jika C submodul M modul atas R, misal: submodul ang memuat, keluarga submodul /, maka pemetaan : yang didefinisikan dengan / merupakan pemetaan bijektif yang memenuhi: / /, untuk setiap,. bukti: (1) Diberikan M, N modul atas R : adalah homomorfisma modul atas R, diketahui bahwa ker sub modul M dan /ker. M/

25 Akan ditunjukkan ker submodul. diambil sembarang, ker,, berarti 0, sehingga = = 0 0 0. Jadi ker, berarti ker submodul M. Akan ditunjukkan /ker, artinya terdapat pemetaan isomorfisma /ker. Didefinisikan ker, untuk setiap ker / ker. Akan ditunjukkan merupakan isomorfisma. a) homomorfisma Diambil sembarang ker, ker /ker,, ker ker ker ker, = ker = = (karena homomorfisma modul atas R) = ker ker. Jadi adalah homomorfisma modul atas R.

26 b) Akan ditunjukkan bijektif (injektif dan surjektif). Akan ditunjukkan injektif, misal ker, ker /ker, ker ker, 0 0, ker karena ker submodul, maka ker ker. Jadi injektif. Akan ditunjukkan surjektif, diambil sembarang b φ m terdapat a M sehingga φ a b karena a M,maka a ker φ M/ker φ, µ a ker φ φ a b. Jadi µ surjektif. Sehingga M/ker φ φ m (2) Diberikan A, B submodul pada M modul atas ring R, maka: / /. Diberikan diagram komutatif sebagai berikut: ker A/

27 dengan teorema: didefinisikan : / homomorfisma modul atas ring R,,,,. Didefinisikan /,,, ker, /. Diambil sembarang, terdapat,, /,. Dari teorema (1) didapat merupakan homomorfisma modul atas ring R. Diketahui /ker dari teorema (1),,. (3) Diberikan M modul atas ring R, A,B submodul M,, maka / / / /. /, Jika, maka / /. Didefinisikan / /. Akan ditunjukkan modul atas ring R., untuk setiap, /,

28 = = =, =, untuk setiap, = =. Jadi / / modul atas ring R. ker /, = /. Akan ditunjukkan surjektif, untuk setiap /, sehingga ntuk, / dan. Jadi surjektif. / dengan teorema (1) / / /, / / / /. (4) Diberikan N submodul M modul atas ring R. Misal: submodul ang memuat, keluarga submodule /, Pemetaan :,

29 / merupakan pemetaan bijektif yang memenuhi: /, /, untuk setiap,, jika A dan M submodul atas ring R, maka A/C submodul M/C,, /,,, = /. Jadi / submodul /. Akan ditunjukkan / well define, (i) Diketahui A=B submodul M,,,,, well define. (ii) Akan ditunjukkan f injektif. Untuk setiap, dengan, / /. Diambil sembarang, / /, untuk setiap / /, /, terdapat sehingga,,

30, Jadi. Diambil sembarang, / /, untuk setiap /, /, terdapat sehingga,, Jadi. Sehingga di dapat dan sehingga. Jadi f injektif. (iii)akan ditunjukkan bahwa f surjektif Untuk setiap, dengan. Diambil sembarang A/C submodul M/C, artinya untuk setiap, /,,,, /,. Akan ditunjukkan submodul M untuk setiap, /, Jadi, sehingga. Diketahui submodul, jadi ada dengan /, maka didapat dan submodul A (memuat ) sehingga f surjektif.

31 Dari (i), (ii) dan (iii) maka f, / pemetaan bijektif. 2.5 Dirrect Summand Teorema 2.5.1 [1] Diberikan,., submodul M modul atas ring R, maka pernyataan berikut equivalen: (1) Pemetaan,,,,, adalah isomorfik :. (2) 0. 1,2,,. (3) untuk setiap dapat disajikan secara tunggal. Bukti: 1 2 Andaikan 0. Diambil sembarang dengan a 0.,, i= 1,2,,k, 0, 0, berarti,

32,,,,,,,,,,,,, karena 0 maka,,,,,, 0,0,0,0, π tidak injektif kontradiksi dengan 0, sehingga π isomorfism. 2 3 Diketahui 0, 1,2,.,, akan ditunjukkan untuk setiap dapat disajikan secara tunggal sebagai. Diambil sembarang, misalkan dan dengan,, 1,2,,,,, berarti 0, sehingga 0,, 1,2,3., jadi untuk setiap dapat disajikan secara tunggal sebagai. 3 1 Diketahui dapat disajikan secara tunggal sebagai.

33 Akan ditunjukkan yang didefinisikan,,, merupakan isomorfisma modul atas ring R, diambil sembarang,, dengan,,,,, 1,2,,,,,,,, 1,2,,, (i),,, b, b,, b = b, b,, b = b, b,, b = =,,, b, b,, b, (ii),,,,,, = = =,,,. Jadi homomorfisma. (iii)diambil sembarang,,,,,, 1,2,,,,,,,, i 1,2,, k, misalkan,,,, b, b,, b,,

34 karena penyajian dalam tunggal maka, 1,2,.., diperoleh,,,,,,, sehingga injektif. Ambil sembarang, menurut yang diketahui dapat disajikan secara tunggal dengan, 1,2,..,, sehingga diperoleh,,,, maka surjektif. Dari persamaan (i), (ii) dan (iii) didapat bahwa isomorfisma. Definisi 2.5.2 [1] Jika, submodul dari M modul atas ring R yang memenuhi teorema 2.5.1 maka penulisan ditulis dengan.