PENGARUH UKURAN KAP DAN SPESIALISASI INDUSTRI KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT: TINGKAT RISIKO LITIGASI PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA?

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

Accounting Analysis Journal

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE. Kartika Hendra Titisari - Khara Alviana

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

III. METODE PENELITIAN

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

Sholawatun et al., Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Jenis Kelamin Auditor Terhadap...

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732

B a b 1 I s y a r a t

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Arus Kas, Kendala Pendanaan, Mispricing, Dan Investasi: Study Empiris Pada Bursa Efek Indonesia

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP EARNING MANAGEMENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

PENGARUH RISIKO LITIGASI TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

Agung Satmoko Sudarman Fakultas Ekonomi UPN Veteran Yogyakarta

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010

UTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

IV METODE PENELITIAN

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

Transkripsi:

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-15 hp://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accouning PENGARUH UKURAN KAP DAN SPESIALISASI INDUSTRI KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT: TINGKAT RISIKO LITIGASI PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI Diajeng Chrisnovenie, Surya Raharja 1 Jurusan Akunansi Fakulas Ekonomika dan Bisnis Universias Diponegoro Jl. Prof. Soedharo SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851 ABSTRACT This sudy aims o analyze he influence of audi firm size and indusry specializaion audior on audi qualiy by he level of liigaion risk as a moderaing variable on he manufacuring companies lised on he Indonesia Sock Exchange in 2008 unil 2010. Audi firm size and audi firm indusry specializaion audior as he independen variables and he qualiy audi ha proxied by discreionary accrual as he dependen variable. Daa from his sudy were obained from financial saemens of manufacuring firms drawn from he Indonesia Sock Exchange and Indonesian Capial Marke Direcory. The populaion of his sudy are manufacuring companies lised on he Indonesia Sock Exchange during he years 2008-2010 amouning o 450 companies. Deerminaion of he sample using purposive sampling mehod. Type of daa are secondary daa in he form of financial saemen as he media manufacuring companies. Daa analysis ool is analysis of Covariances wih he compuer program SPSS version 19. The resuls of his sudy indicae ha audi firm size ha proxied by BIG 4 audior, are moderaed by he level of liigaion risk provide higher audi qualiy han non BIG 4 audiors while audi firm indusry specializaion are no moderaed by he level of liigaion risk. Audi firm indusry specializaion do no necessarily provide higher audi qualiy han audi firm non indusry specializaion. Keywords: Audi Firm Size, Audi Firm Indusry Specializaion, Liigaion Risk, Discreionary Accrual, Audi Qualiy PENDAHULUAN Dalam suau perusahaan, laporan keuangan memiliki peran dan fungsi yang sanga pening baik inernal maupun eksernal. Unuk memperahankan kualias dalam laporan keuangan, peran audior sanga diperlukan unuk menjembaani anara kepeningan pihak prinsipal dengan pihak agen, yaiu manajer sebagai pengelola keuangan perusahaan. Menuru PSAk No. 2, Tujuan audi aas laporan keuangan oleh audior independen pada umumnya adalah unuk menyaakan pendapa enang kewajaran, dalam semua hal yang maerial, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuias, dan arus kas sesuai dengan prinsip akunansi yang berlaku umum di Indonesia. Oleh sebab iu kualias audi sanga dibuuhkan unuk memberikan opini yang berkualias. Berkaian dengan Deep Pocke Theory yang mengemukakan bahwa penerimaan kualias audi erkai dengan kemakmuran audior. Audior yang memiliki ingka risiko yang lebih inggi memiliki insenif yang lebih besar khususnya saa klien memiliki ingka risiko liigasi yang lebih inggi, secara efekif memonior sisem pelaporan keuangan unuk menghindari aau mengurangi kerugian moneer. Khurana dan Raman (2004) dan Francis dan Wang (2008) dalam Jerry Sun dan Guoping Liu (2011) menjelaskan bahwa perbedaan kualias audi anara Big N dan Non Big N secara posiif mempengaruhi ingka risiko liigasi suau negara, konsisen dengan penjelasan Deep Pocke Theory. Brown e al. (2005) mengkaji pengaruh dari risiko liigasi erhadap manajemen peramalan laba dan menemukan bahwa risiko liigasi secara posiif berhubungan dengan kemungkinan unuk menyampaikan ramalan yang berkaian dengan beria buruk. Laba yang inggi memiliki poensi risiko liigasi yang inggi pula. 1 Diajeng Chrisnovenie, Surya Raharja

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2 Jerry Sun dan Guoping Liu (2011) menelii hubungan anara risiko liigasi klien dan perbedaan kualias audi anara BIG N audior dan Non BIG N audior dengan manajemen laba sebagai proksi kualias audi. Hasil peneliian menunjukan bahwa BIG N audior lebih efekif dalam menghamba manajemen laba pada perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi. Rusmin (2010) menemukan bahwa KAP kelompok Big Four lebih memiliki kemampuan dalam mendeeksi adanya prakik manajemen laba dibandingkan KAP kelompok Non Big Four. Inen Meuia (2004) menyaakan bahwa KAP BIG 5 lebih berkualias dalam mendeeksi berlakunya manajemen laba dalam suau perusahaan. Rusmin Rusmin (2010) menemukan bahwa besarnya manajemen laba signifikan relaif lebih rendah anara perusahaan yang menggunakan Big 4 Spesialis daripada perusahaan yang menggunakan Non Big 4 spesialis. Hasil peneliian Jerry Sun dan Guping Liu, Rusmin, Meuia dan Rusmin -Rusmin berkonradiksi dengan peneliian yang dilakukan Choi e al (2008) dalam Jerry Sun dan Guoping Liu (2011) menemukan bahwa biaya Big 4 lebih rendah dalam rezim anggung jawab hukum yang kua daripada dalam rezim anggung jawab hukum yang lemah, idak konsisen dengan eori deep pocke. Luhgiano (2010) menemukan bahwa KAP Big Four idak berpengaruh erhadap prakik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. Ali Abedalqader Al-Thuneiba, Ream Tawfiq Ibrahim Al Issa dan Rana Ahmad Aa Baker (2011) juga menyaakan bahwa Ukuran KAP idak berpengaruh erhadap kualias audi. Craswell (1995) dalam Luhgiano (2010) menyaakan bahwa repuasi KAP kurang bernilai dalam suau indusri yang juga erdapa KAP spesialis indusri. KAP spesialisasi indusri erenu memiliki pemahaman dan pengeahuan yang lebih baik mengenai kondisi lingkungan erenu. Unuk indusri yang memiliki eknologi akunansi khusus, KAP spesialisasi indusri akan memberikan jaminan kualias audi yang lebih inggi dibandingkan KAP yang idak spesialis. Mayangsari (2004) menyaakan bahwa audior yang berkualias inggi memberikan kepasian yang besar erhadap kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akunansi bererima umum. Sedangkan Balsam (2003) menyaakan bahwa audior spesialis berkonribusi pada kredibilias yang diawarkan audior. Hamersley (2006) dalam almuairi (2009) menyaakan bahwa audior spesialis lebih cakap dalam menginrepeasikan kesalahan pelaporan. Carcello dan Nagy (2004) berhasil menemukan hubungan anara spesialisasi audior dengan kecurangan pelaporan keuangan klien. Rusmin Rusmin (2010) menyaakan bahwa perusahaan yang melibakan jasa spesialis secara signifikan lebih rendah daripada perusahaan yang melibakan jasa non spesialis. Peneliian ersebu sejalan dengan peneliian Rusmin (2010) yang menemukan bahwa KAP spesialisasi indusri lebih memiliki kemampuan dalam mendeeksi adanya prakik manajemen laba dibandingkan KAP non spesialisasi indusri. Chen e al (2005) menemukan bahwa spesialisasi indusri audior idak berpengaruh erhadap besarnya manajemen laba. Luhgiano (2010) juga menemukan bahwa KAP spesialisasi indusri idak berpengaruh erhadap prakik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. Berdasarkan laar belakang masalah diaas, peneliian ini berujuan unuk menganalisis apakah ukuran KAP BIG 4 dan spesialisasi indusri KAP memiliki kualias audi yang lebih inggi eruama unuk perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi pada perusahaan manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Teori Keagenan (Agency Theory) Penjelasan mengenai peningnya audior dalam mengaudi laporan keuangan erkai dengan eori keagenan. Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik hubungan anara pemilik (principal) dan manajemen (agen). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah konrak anara sau orang aau lebih pemilik (principal) yang menyewa orang lain (agen) unuk melakukan beberapa jasa aas nama pemilik yang melipui pendelegasian wewenang pengambilan kepuusan kepada agen. Hal ersebu memicu masalah agensi (agency problem) karena manajemen memiliki kepeningan pribadi yang akan mengunungkannya berenangan dengan kepeningan pemilik perusahaan. Masalah agensi ersebu muncul karena adanya asymeric informaion. Asimeri informasi dapa berupa informasi yang erdisribusi dengan idak meraa dianara agen dan principal, sera idak mungkinnya principal unuk mengamai secara langsung usaha yang dilakukan oleh agen. Hal ini menyebabkan agen cenderung 2

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3 melakukan perilaku yang idak semesinya (disfuncional behaviour). Dalam upaya unuk menekan masalah agensi ini diperlukan adanya pihak independen unuk menjembaani konflik anara principal dan agen. Pihak independen adalah Kanor Akunan Publik aau audior independen. Proses pengaudian diharapkan dapa mengurangkan keidaksesuaian informasi yang wujud di anara manajemen dan pemegang saham dengan menggunakan pihak lain adalah audior unuk mengesahkan laporan keuangan (DeAngelo, 1981). Jadi, eori keagenan digunakan unuk membanu audior sebagai pihak keiga unuk memahami konflik kepeningan yang dapa muncul anara principal dan agen. Audior diharapkan memberikan kualias audi yang baik dengan mengurangi ingka manajemen laba suau perusahaan. Terkai dengan risiko liigasi dan eori keagenan suau perusahaan, perusahaan berupaya unuk menghindari unuan dan ancaman liigasi mendorong manajer (agen) mengungkapkan informasi yang cenderung mengarah pada: (i) pengungkapan beria buruk dengan segera dalam laporan keuangan, (ii) menunda beria baik, (iii) memilih kebijakan akunansi yang cenderung konservaif (Seeharaman e al. 2002). Lingkungan hukum yang berlaku pada suau wilayah erenu juga memiliki dampak yang signifikan erhadap kebijakan diskresioner manajer dalam melaporkan keuangannya (Ball e al. 1999 dan 2000). Manajer (agen) akan melakukan penyeimbangan anara biaya liigasi yang akan imbul dengan keunungan yang diperoleh karena akunansi yang agresif. Teori Legiimasi (Legiimacy Theory) Teori legiimasi menyaakan bahwa perusahaan memiliki konrak dengan masyaraka. Dowling dan Pfeffer (1975) dalam A. Chariri dan I.Ghozali (2007) menyaakan karena legiimasi adalah hal yang pening bagi organisasi, baasan-baasan yang diekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi erhadap baasan ersebu mendorong peningnya analisis perilaku organisasi dengan memperhaikan lingkungan. Suau insiusi harus lolos uji legiimasi dan relevansi dengan cara menunjukan bahwa masyaraka memang memerlukan jasa perusahaan dan kelompok erenu yang memperoleh manfaa dari penghargaan (reward) yang dierimanya beulbeul mendapa perseujuan masyaraka. Tekai dengan kanor akunan publik, eori legiimasi memberi dasar bahwa seorang kanor akunan publik harus memiliki dasar norma dan eika yang selaras dengan kepercayaan masyaraka dalam menjalankan pekerjaannya. Terkai dengan kualias audi kanor akunan publik, eori ini mengasumsikan bahwa semua KAP baik BIG 4, Non BIG 4, spesialis aaupun idak spesialis memiliki poensi hukum jika idak berjalan sesuai norma, eika dan kepercayaan dari masyaraka. KAP BIG 4 dan Spesialis indusri menunjukan bahwa perusahaan memiliki legiimasi yang lebih besar dibandingkan dengan non BIG 4 dan non spesialis karena penerimaan dan kepercayaan masyaraka lebih besar. Teori Deep Pocke ( Deep Pocke Theory ) Teori deep pocke menunjukan bahwa penerimaan kualias audi berhubungan dengan kemakmuran audior karena audior BIG N memiliki lebih banyak kemakmuran dalam risiko. Mereka memiliki insenif yang lebih inggi, khususnya saa mereka memilih klien dengan ingka risiko liigasi yang inggi. Kasus kebangkruan yang erjadi seringkali membua audior membua audior memperanggungjawabkan kegagalan audinya. Tunuan hukum seringkali bukan daang kepada perusahaan melainkan kepada audior. Manajemen Laba Menuru Sugiri (1998) dalam Widyaningdyah (2001) membagi definisi manajemen laba menjadi dua, yaiu: 1. Definisi sempi Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaian dengan pemilihan meode akunansi. Manajemen laba dalam arian sempi ini didefinisikan sebagai perilaku manajer unuk bermain dengan komponen discreionary accrual dalam menenukan besarnya laba. 2. Definisi luas Manajemen laba merupakan indakan manajer unuk meningkakan (mengurangi) laba yang dilaporkan saa ini aas suau uni usaha dimana manajer beranggung jawab, anpa mengakibakan peningkaan (penurunan) profiabilias ekonomi jangka panjang uni ersebu. 3

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4 Manajemen laba dapa erjadi karena penyusunan laporan keuangan menggunakan dasar akrual. Konsep model akrual memiliki dua komponen yaiu Discreionary Accrual dan Non Discreionary Accrual. Salah sau cara unuk mengukur adanya manajemen laba dalam suau perusahaan dengan menggunakan proksi Discreionary Accruals (DAC). Discreionary Accrual merupakan komponen akrual yang dapa diaur dan direkayasa sesuai kebijakan (discreion) manajerial karena manajerial memiliki kemampuan pengawasan dan indakan, semenara non discreionary accrual merupakan komponen akrual yang idak dapa diaur dan direkayasa sesuai kebijakan manajer. Manajer akan melakukan manajemen laba dengan memanipulasi akrual- akrual ersebu unuk mencapai ingka pendapaan yang diinginkan. Semakin besar manajemen laba dalam perusahaan, semakin inggi ingka discreionary accrual dalam perusahaan ersebu. Fakor-Fakor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Fakor- fakor yang mempengaruhi manajemen laba yang diajukan Wa dan Zimmerman (1996) dalam Sugiri (1998) adalah : 1. Bonus Plan Hypohesis 2. Deb o Equiy Hypohesis 3. Poliical Cos Hypohesis Kualias Audi DeAngelo (1981) dalam Alim, dkk (2007) menyaakan kualias audi adalah kebebasan yang inggi sebagai fakor kemungkinan audior dapa menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sisem akunansi klien. Penemuan pelanggaran merupakan ukuran kualias audi yang berkaian dengan pengeahuan, pengalaman dan kemampuan audior ersebu. DeAngelo (1981b) mendefinisikan kualias audi sebagai probabilias bahwa laporan keuangan mengandung kekeliruan maerial dan audior akan menemukan dan melaporkan kekeliruan maerial ersebu. Balsam (2003) menyaakan bahwa kualias audi yang inggi (dalam hal ini KAP BIG N) dapa mendeeksi manajemen laba karena pengeahuan superior mereka dan menekan manajemen laba opporuniis unuk menjaga repuasi mereka. Mayangsari (2004) menyaakan bahwa audior berkualias inggi memberikan kepasian yang besar erhadap kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip bererima umum. Klien yang berisiko lebih inggi dapa saja memilih unuk menggunakan audior dengan kualias yang lebih baik. Repuasi audior yang lebih baik pada masa lalu dapa digunakan oleh klien yang memiliki proyek beresiko inggi dan idak erlalu mengunungkan sebagai sinyal bahwa proyek perusahaan idak seberisiko yang erliha. Peneliian Daar, Felham, dan Hughes (1991) dalam Widiasui (2010) membukikan bahwa perusahaan yang menggunakan audior besar cenderung berisiko. Balsam (2003) menyaakan bahwa spesialisasi indusry audior berkonribusi pada kredibilias yang diawarkan audior. Hamersley (2006) dalam Almuairi (2009) menyaakan bahwa audior spesialis lebih cakap dalam menginrepeasikan kesalahan pelaporan. Pengeahuan yang harus dimiliki audior idak hanya pengeahuan mengenai pengaudian dan akunansi melainkan juga indusri klien. Meskipun mengaudi perusahaan pemanufakuran prinsipnya sama dengan mengaudi perusahaan asuransi, namun sifa bisnis, prinsip akunansi, sisem akunansi, dan perauran perpajakan yang berlaku mungkin berbeda. KAP yang mempunyai banyak klien dalam indusri yang sama (spesialisasi pada indusri erenu) akan lebih memahami risiko audi khas yang ada dalam indusri khusus ersebu. Risiko Liigasi ( Liigaion Risk ) Risiko liigasi diarikan sebagai risiko yang meleka pada perusahaan yang memungkinkan erjadinya ancaman liigasi oleh pihak-pihak yang berkepeningan dengan perusahaan yang merasa dirugikan. Pihak-pihak yang berkepeningan erhadap perusahaan melipui kredior, invesor, dan regulaor. Risiko liigasi dapa diukur dari berbagai indikaor keuangan yang menjadi deerminan kemungkinan erjadinya liigasi. Besar kecilnya risiko liigasi yang meleka pada perusahaan akan mempengaruhi dorongan aau perilaku manajer. Cao dan Narayanamoorhy (2005) dalam Juanda (2007) menyaakan bahwa dengan memperimbangkan adanya risiko liigasi, manajer lebih memungkinkan unuk mengungkapkan beria buruk. Demikian juga halnya dengan Skinner (1997) dalam Juanda (2007) 4

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5 menunjukan bahwa perusahaan yang secara sukarela menyampaikan informasi beria buruk lebih awal akan mengurangi risiko erjadinya unuan liigasi. Johnson e al. (2001) dalam Juanda (2007) menunjukan bahwa dengan adanya kewajiban hukum bagi perusahaan bereknologi inggi, mendorong mereka unuk mengungkapkan laporannya relaif lebih lengkap. Brown e al. (2005) mengkaji pengaruh dari risiko liigasi erhadap manajemen peramalan laba dan menemukan bahwa risiko liigasi secara posiif berhubungan dengan kemungkinan unuk menyampaikan ramalan yang berkaian dengan beria buruk. Liigasi Audior ( Audior Liigaion ) Tunuan hukum yang dihadapi oleh para audior meningka ajam dalam beberapa ahun erakhir. Peneliian yang dilakukan oleh Henninger (2001) menunjukan bahwa risiko liigasi berhubungan dengan suau ukuran dari earning managemen-abnormal accrual. Lys and Was (1994) menemukan bahwa gugaan erhadap audior lebih cenderung unuk klien dengan ukuran yang besar, peningkaan pendapaan akrual, kesulian keuangan, kinerja harga saham yang lemah aau laporan audi kualifikasi. Mereka juga menemukan bahwa gugaan yang lebih inggi jika audior mempekerjakan audi eknologi yang idak bersrukur dan jika klien merepresenasikan proporsi pendapaan audior yang relaif besar. Ukuran KAP, Risiko Liigasi dan Kualias Audi Becker e al, 1998 dan Francis e al, 1999 dalam Jerry Sun dan Guoping Liu, 2011 menemukan bahwa audior BIG N menyediakan kualias audi yang lebih inggi daripada audior Non-BIG N, karena BIG N audior memiliki insenif yang lebih besar unuk menyediakan kualias audi yang lebih inggi daripada NON-BIG N. Dye (1993) dalam Jerry Sun dan Guoping Liu (2011) menyaakan bahwa Perbedaan kualias audi adalah audior BIG N menderia kerugian dalam kasus liigasi karena memiliki kemakmuran dalam risiko. Francis dan Wang (2008) memberikan buki bahwa audior BIG N menyediakan kualias audi yang lebih inggi dalam yurisdiksi liigasi inggi eapi idak dalam yurisdiksi liigasi rendah. Perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi cenderung akan menurunkan laba unuk menghindari unuan hukum. Semakin inggi risiko klien, semakin inggi probabilias risiko liigasi yang dihadapi audior jika klien ersebu ernyaa idak mengungkapkan informasi yang benar. Audior yang berhadapan dengan klien yang berisiko jika harus menerimanya, akan mengenakan fee yang lebih inggi dan meningkakan jam audi agar bisa meningkakan kekuaan pemonioran (Wakins e al., 2004: 165). Keika berhadapan dengan klien yang berisiko inggi, kanor akunan besar cenderung lebih berhai-hai karena biaya liigasi poensial mereka lebih besar daripada biaya yang poensial dianggung oleh kanor akunan yang lebih kecil. H1: Kualias audi lebih inggi unuk perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi keika diaudi oleh audior BIG 4 Spesialisasi Indusri KAP, Risiko Liigasi dan Kualias Audi Balsam (2003) menyaakan bahwa spesialisasi audior berkonribusi pada kredibilias yang diawarkan audior. Hamersley (2006) dalam Almuairi (2009) menyaakan bahwa audior spesialis lebih cakap dalam menginrepeasikan kesalahan pelaporan. Carcello dan Nagy (2004) berhasil menemukan hubungan anara spesialisasi audior dengan kecurangan pelaporan keuangan klien akunan publik. Pengeahuan yang harus dimiliki audior idak hanya pengeahuan mengenai pengaudian dan akunansu melainkan juga indusri klien. Meskipun mengaudi perusahaan manufakur prinsipnya sama dengan mengaudi perusahaan asuransi, namun sifa bisnis, prinsip akunansi, sisem akunansi dan perauran perpajakan yang berlaku mungkin berbeda. Pengeahuan lebih dalam yang dimiliki oleh audior spesialis indusri memberikan kualias audi yang lebih baik pula. Kecenderungan perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi, memaksa audior spesialis unuk memberikan audi yang lebih berkualias unuk menghindari adanya unuan hukum dan kecurangan. H2: Kualias audi lebih inggi unuk perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi keika diaudi oleh spesialisasi indusri KAP 5

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6 METODE PENELITIAN Variabel Dependen/Terika Kualias audi direfleksikan dengan manajemen laba karena Heninger (2001) menemukan bahwa ingka manajemen laba mendorong ex-pos liigasi audior lebih inggi. Manajemen laba menggunakan proksi discreionary accrual. Dalam peneliian ini manajemen laba diukur menggunakan model yang dikembangkan Kohari e al. (2005) dalam A. Heruseya (2009 ) yaiu Linier Performance Maching Jones. Tahapan Linier Performance- Maching Jones: TACC / TA -1 = NDACC / TA -1 = α 0 + α 1 (1/ TA -1 ) + α 2 ((Δ REV - Δ REC ) / TA -1 ) + α 3 (PPE / TACC NDACC α 0 TA -1 ) + α 4 ( ROA -1 ) + є... (1) = oal accruals perusahaan i pada periode = nondiscreionary accruals pada ahun = konsana TA -1 = oal ase unuk sampel perusahaan i pada akhi ahun -1 Δ REV = perubahan laba perusahaan pada ahun Δ REC = perubahan piuang bersih (ne receivable)perusahaan pada ahun PPE = akiva eap (gross propery plan and equipmen) perusahaan ahun ROA -1 = Reurn on asses perusahaan i pada akhir ahun -1 є = Residual eror Discreionary accruals aau abnormal accruals merupakan selisih anara oal accrual dengan nondiscreionary accrual ( merupakan fied value ). Perusahaan dengan Discreionary accrual rendah menunjukan ingka manajemen laba rendah yang berari kualias audi inggi, sedangkan jika perusahaan memiliki discreionary accrual inggi menunjukan ingka manajemen laba inggi dan kualias audi rendah. Variabel Independen/Bebas Ukuran Kanor Akunan Publik Kaegori KAP BIG 4 di Indonesia yaiu : KAP Price Waerhouse Coopers, yang bekerjasama dengan KAP Drs.Haryano Sahari & Rekan, KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan; KAP KPMG (Klynveld Pea Marwick Goerdeler), yang bekerjasama dengan KAP Sidhara-Sidhara dan Widjaja; KAP Ernes dan Young, yang bekerjasama dengan KAP Purwanono, Sarwoko dan Sandjaja; KAP Deloie Touche Thomasu, yang bekerjasama dengan KAP Drs.Hans Tuanokaa & Musofa, Osman Bing Sario & Rekan. Pada peneliian ini ukuran KAP menggunakan variabel dummy, nilai 1 jika perusahaan diaudi oleh BIG 4 Audior dan 0 jika lainnya. Spesialisasi Indusri KAP Spesialisasi indusri audior diproksi dengan konsenrasi jasa audior pada bidang erenu. Peneapan spesialis indusri KAP dapa diliha melalui frekuensi penugasan yang dilakukan oleh KAP dalam melakukan pemeriksaan pada perusahaan sejenis menuru pengelompokan perusahaan oleh BEI. Spesialisasi indusri KAP pada peneliian ini adalah audior yang memiliki pangsa pasar minimal 20% dari jumlah klien yang dierima pada kelompok erenu (Rusmin 2010). Variabel Moderasi Risiko Liigasi Langkah meneapkan ingka risiko liigasi : LITSCORE=0,276*SIZE+1,153*INV+2,075*REC+1,251*ROA+1,501*LEV+ 0,301*GROWTH-0,371*RET+0,235*BETA+ 1,464*TURNOVER+1,060*DELIST+0,928*TECH+ 0,463*OPINION-10,049 LITSCORE = skor liigasi SIZE = log naural dari oal ase di akhir ahun INV = persediaan dibagi dengan oal ase di akhir ahun 6

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7 REC = piuang dibagi dengan oal ase di akhir ahun ROA = laba bersih pada ahun sample dibagi dengan oal ase di akhir ahun LEV = oal kewajiban pada ahun sample dibagi dengan oal ase pada akhir ahun GROWTH = perubahan penjualan -1 ke ahun dibagi dengan penjalan -1 RET = harga saham dari ahun dikurangi harga saham -1 dibagi harga saham -1 BETA = koefisien dari regresi reurn saham dengan hari reurn pasar TURNOVER = volume saham perusahaan dibagi dengan saham yang beredar DELIST = 1 jika perusahaan dinyaakan delis, 0 sebaliknya TECH = 1 jika perusahaan berada dalam kode SIC perusahaan dalam 2830s, 3570s, 7370s, 8730s dan anara 3825 dan 3839, 0 sebaliknya OPINION = 1 jika menerima opini going concern pada ahun sebelumnya dan 0 sebaliknya Perusahaan dengan skor liigasi diaas median menunjukan bahwa perusahaan ersebu mempunyai ingka risiko liigasi yang inggi, begiu sebaliknya. Variabel Konrol 1. Marke o Book Raio Skinner dan Sloan (2002) dalam Jerry Sun and Guoping Liu ( 2011) menyaakan bahwa manajemen laba lebih inggi unuk perusahaan dengan peluang perumbuhan yang inggi daripada perusahaan dengan peluang perumbuhan yang rendah. 2. Absolue value of Change in Ne Income Klein ( 2002 ) menemukan bahwa absolue value of change in ne income berhubungan posiif erhadap absolue value of discreionary accruals. 3. Deb Klein ( 2002 ) berpendapa bahwa perusahaan dengan leverage keuangan yang inggi mungkin mempunyai ingka discreionary accrual yang lebih inggi. Jensen and Meckling ( 2002 ) berpendapa bahwa Leverage keuangan dapa mengurangi agency cos. 4. Asse Perusahaan besar cenderung memiliki kualias laba yang lebih besar (Armsrong e al., 2010) 5. Loss Kualias laba cenderung lebih rendah keika perusahaan mengalami kerugian (Francis e al., 2004). Loss diukur dengan variabel dummy, 1 unuk laba bersih negaif dan 0 unuk sebaliknya. Populasi dan Sampel Pengambilan sampel dalam peneliian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling mehod. Krieria pemilihan sampel adalah emien berada pada indusri manufakur yang erdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008-2010, Emien mempublikasikan laporan keuangan ahunan unuk periode 31 Desember 2008-2010, Minimal harus ersedia 8 perusahaan dalam seiap indusri, dan daa daa mengenai variabel peneliian yang akan dielii ersedia lengkap dalam laporan keuangan perusahaan yang dierbikan ahun 2008-2010. Meode Analisis Analysis of Covariance (ANCOVA) Analysis of Covariance adalah analysis variance (ANOVA) yang memasukan variabel independen merik sebagai covariae ke dalam model. Model linier yang dikembangkan unuk menguji hipoesis-hipoesis yang elah dirumuskan dalam peneliian ini adalah: 1. DAC = a + β LITRISK + β BIGAUD + β LITRISK*BIGAUD + β 1 2 3 4 MB + β ACNI + β 5 6 DEBT + β ASSET + β LOSS + є 7 8 2. DAC = a + β 1 LITRISK + β 2 AUDSPES + β 3 LITRISK*AUDSPES + β 4 MB + β 5 ACNI + a β 1,2,3,4,5,6,7,8 DAC β 6 DEBT + β 7 ASSET + β 8 LOSS + = konsana = koefisien variabel = nilai abnormal accrual 7

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8 LITRISK = risiko liigasi, 1 unuk perusahaan dengan risiko liigasi inggi dan 0 sebaliknya BIGAUD = BIG 4 Audior, 1 unuk BIG 4 audior dan 0 unuk NON BIG 4 Audior AUDSPES = spesialisasi indusri Audior, 1 unuk spesialisasi indusri audior, 0 sebaliknya MB = saham beredar dikali harga saham dibagi dengan oal ekuias ACNI = nilai absolu perubahan laba bersih dari ahun -1 ke ahun dibagi oal ase DEBT = rasio uang jangka panjang erhadap oal ase ASSET = Log Naural dari oal ase LOSS = 1 unuk laba bersih negaif, 0 sebaliknya HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek Peneliian Jenis Perusahaan Manufakur Tabel 1 Jumlah Sample Perusahaan Berdasarkan Sekor Usaha Jumlah Perusahaan Food and Beverage 11 Apparel and Oher Texile Produc 9 Plasic and Glass Produc 9 Meal and Allied Produc 9 Auomoive and Allied Produc 10 Jumlah sampel per ahun 48 Jumlah Sampel 2008 2010 144 Tabel 2 Analisis Deskripif N Minimum Maximum Mean Sd. Deviaion DAC 144-5,576958 0,095878-2,2949432 0,944058 MB 144-8,672033 35,40235 1,202847 3,479632 ACNI 144 0,000189 0,88161 0,069467 0,131936 DEBT 144 0 2,439393 0,239717 0,433039 ASSET 144 24,068944 32,35714 27,39456 1,694266 Tabel 4 Analisis Deskripif Variabel Jumlah Prosenase Risiko Liigasi: Risiko rendah 84 58,3 Risiko inggi 60 41,7 Audior Big 4 KAP Big 4 57 39,6 KAP non Big 4 87 60,4 Spesialis Audior Audior spesialis 54 37,5 Audior non spesialis 90 62,5 Loss Laba posiif 124 86,1 Laba negaive 20 13,9 8

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9 Hasil Uji Hipoesis Analisis Ancova Model 1 Analisis 1 digunakan unuk menguji pengaruh ukuran KAP (Big 4 aau non Big 4), risiko liigasi dan ineraksi keduanya erhadap kualias audi ADAC. Pola yang dibenuk oleh variabel BIGAUD, LITRISK maupun ineraksinya dapa diunjukkan pada gambar beriku : Gambar 1 Ineraksi BIGAUD dan LITRISK erhadap kualias audi Hasil peneliian menunjukan bahwa pada perusahaan yang diaudi oleh KAP Big 4 dengan ingka risiko liigasi yang inggi memiliki ingka discreionary accrual yang rendah maka kualias audi yang diperoleh adalah yang eringgi. Kualias audi akan menurun keika perusahaan yang diaudi oleh KAP Big 4 dengan risiko liigasi yang rendah. Dependen Variable:DAC Source Type III Sum of Squares Tabel 5 Hasil Ancova 1 Tess of Beween-Subjecs Effecs Df Mean Square F Sig. Correced Model 23.571 a 8 2.946 3.829.000 Inercep.839 1.839 1.090.298 BIGAUD 2.304 1 2.304 2.994.086 LITRISK.077 1.077.100.752 BIGAUD * LITRISK 6.161 1 6.161 8.006.005 MB.138 1.138.179.673 ACNI 4.036 1 4.036 5.245.024 DEBT 1.158 1 1.158 1.505.222 ASSET.206 1.206.268.606 LOSS 4.619 1 4.619 6.003.016 a. R Squared =.185 (Adjused R Squared =.137) Pengaruh ukuran KAP (BIGAUD) erhadap kualias audi mendapakan nilai F sebesar 2.994 dengan signifikansi sebesar 0,086. Nilai signifikansi ersebu lebih kecil dari 0,10. Hal ini berari bahwa BIGAUD secara signifikan membedakan ingka kualias audi. Pengaruh dari risiko liigasi erhadap kualias audi menunjukkan nilai saisik uji F sebesar 0,100 dengan signifikansi sebesar 0,752. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa risiko liigasi dapa membedakan ingka kualias audi. Hasil pengujian perbedaan kualias audi pada perusahaan yang diaudi oleh KAP Big4 dan KAP non Big 4 dengan adanya risiko liigasi rendah dan inggi diuji dengan uji Ancova. Unuk 9

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10 mengeahui apakah ingka risiko liigasi perusahaan merupakan variabel moderaing pada hubungan anara ukuran KAP dengan kualias audi, maka pengujian erhadap ineraksi BIGAUD*LITRISK digunakan sebagai dasar pengujian. Hasil pengujian unuk variabel BIGAUD*LITRISK diperoleh nilai F sebesar 8,006 dengan signifikansi sebesar 0,005. Nilai signifikansi ersebu lebih kecil dari 0,05. Hal ini berari bahwa ineraksi BIGAUD*LITRISK berpengaruh signifikan erhadap kualias audi. Hipoesis 1 yang diajukan adalah bahwa kualias audi akan lebih inggi unuk perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi keika diaudi oleh audior Big 4. Dengan demikian emuan hasil peneliian ini idak berbeda dengan Hipoesis 1 karena pola yang dibenuk dari peneliian ini adalah kualias audi lebih inggi unuk perusahaan dengan risiko liigasi yang inggi yang diaudi oleh audior Big 4. Hal ersebu erliha dari discreionary accrual yang semakin rendah unuk perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi. Dengan demikian Hipoesis 1 dierima. Analisis Ancova 2 Analisis 2 digunakan unuk menguji pengaruh Spesialisasi KAP, risiko liigasi dan ineraksi keduanya erhadap kualias audi DAC. Pola yang dibenuk oleh variabel AUDSPES, LITRISK maupun ineraksinya dapa diunjukkan pada gambar beriku : Gambar 4.2 Ineraksi AUDSPES dan LITRISK erhadap kualias audi Hasil peneliian mendapakan bahwa pada perusahaan yang diaudi oleh KAP Spesialisasi indusri dengan ingka risiko liigasi yang inggi maka kualias audi yang diperoleh adalah yang erendah karena ingka discreionary accrualnya semakin inggi dan selanjunya kualias audi akan meningka keika KAP spesialisasi indusri mengaudi perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang rendah. Tabel 6 Hasil Ancova 2 Dependen Variable:DAC Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Correced Model 14.780 a 8 1.847 2.214.030 Inercep 3.247 1 3.247 3.891.051 AUDSPES.382 1.382.457.500 LITRISK.575 1.575.689.408 AUDSPES * LITRISK.266 1.266.319.573 MB.796 1.796.954.330 ACNI 5.106 1 5.106 6.118.015 DEBT.549 1.549.658.419 ASSET.103 1.103.123.726 LOSS 4.541 1 4.541 5.442.021 RSquared =.116 (Adjused R Squared =.064) 10

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11 Pengaruh Spesialisasi KAP erhadap kualias audi mendapakan nilai F sebesar 0.457 dengan signifikansi sebesar 0,500. Nilai signifikansi ersebu lebih besar dari 0,05. Hal ini berari bahwa spesialisasi KAP idak signifikan membedakan ingka kualias audi. Pengaruh dari risiko liigasi pada kualias audi menunjukkan nilai saisik uji F sebesar 0,689 dengan signifikansi sebesar 0,408. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa risiko liigasi dapa membedakan ingka kualias audi. Hasil pengujian perbedaan kualias audi pada perusahaan yang diaudi oleh KAP Spesialis non spesialis dengan adanya risiko liigasi rendah dan inggi diuji dengan uji ancova. Unuk mengeahui apakah ingka risiko liigasi perusahaan merupakan variabel moderaing pada hubungan anara spesialisasi KAP dengan kualias audi, maka pengujian erhadap ineraksi AUDSPES*LITRISK digunakan sebagai dasar pengujian. Hasil pengujian unuk variabel AUDSPES*LITRISK diperoleh nilai F sebesar 0,319 dengan signifikansi sebesar 0,573. Nilai signifikansi ersebu lebih besar dari 0,05. Hal ini berari bahwa ineraksi AUDSPES*LITRISK idak berpengaruh signifikan erhadap kualias audi. Dengan demikian Hipoesis 2 diolak. Variabel Konrol Marke o book value idak berpengaruh signifikan erhadap discreionary accruals, ACNI berpengaruh signifikan erhadap discreionary accruals, DEBT idak berpengaruh signifikan erhadap discreionary accruals, ase idak berpengaruh signifikan erhadap discreionary accruals,loss berpengaruh posiif dan signifikan erhadap discreionary accruals. Pembahasan Ukuran KAP yang diunjukkan oleh KAP Big 4 berpengaruh signifikan erhadap kualias audi yang diunjukkan oleh discreionary accruals. KAP Big 4 sebagai perusahaan audi yang memiliki pengalaman sera keahlian yang baik dalam audiing dapa mendeeksi discreionary accruals sera akan menekan erjadinya discreionary accruals unuk menjaga repuasi mereka. Oleh karena iu perusahaan yang menggunakan KAP Big 4 kualias labanya cenderung meningka. Risiko liigasi pada perusahaan memoderasi pengaruh ukuran perusahaan audi erhadap kualias audi. Audior BIG 4 yang memiliki klien dengan ingka risiko liigasi yang inggi akan meningkakan kualias audinya unuk menghindari unuan hukum yang berisiko pada repuasi mereka. Hasil ini sejalan dengan eori yang dikemukakan oleh Becker e al, 1998; Francis e al, 1999 bahwa audior BIG N menyediakan kualias audi yang lebih inggi daripada audior Non-BIG N, karena BIG N audior memiliki insenif yang lebih besar unuk menyediakan kualias audi yang lebih inggi daripada NON-BIG N. audior BIG N menyediakan kualias audi yang lebih inggi dalam yurisdiksi liigasi inggi eapi idak dalam yurisdiksi liigasi rendah (Francis dan Wang, 2008 ). Keika berhadapan dengan klien yang berisiko inggi, kanor akunan besar cenderung lebih berhai-hai karena biaya liigasi poensial mereka lebih besar daripada biaya yang poensial dianggung oleh kanor akunan yang lebih kecil. Spesialisasi indusri kanor akunan publik erbuki idak dipengaruhi oleh ingka risiko liigasi perusahaan sebagai variabel moderasi dan memiliki hubungan yang idak signifikan erhadap kualias audi. Perusahaan yang menggunakan audior dengan spesialisasi indusri idak selalu meningkakan kualias audi demikian sebaliknya dan perusahaan yang menggunakan audior non spesialisasi indusri idak selalu menurunkan kualias audi. Demikian pula risiko liigasi idak erbuki menjadi variabel moderasi dalam hubungan anara audior spesialis indusri dengan kualias audi. Hasil peneliian ini idak sejalan dengan eori yang dikemukakan oleh Balsam (2003) bahwa spesialisasi audior berkonribusi pada kredibilias yang diawarkan audior. Audior spesialis indusri dengan pengalamannya yang lebih baik diharapkan mampu mendeeksi discreionary accruals pada perusahaan yang diaudi, dengan demikian akan meningkakan kualias audi. Hasil peneliian ini juga idak mendukung hasil peneliian Carcello dan Nagy (2004) yang menemukan buki empiris pengaruh audior spesialis indusry erhadap kualias laba. Kecenderungan perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi idak mendorong audior spesialis unuk memberikan audi yang lebih berkualias. Audior spesialis juga idak menekankan pada repuasi mereka sehingga cenderung idak erpengaruh pada ingka risiko liigasi klien sehingga audior spesialis idak berusaha unuk meningkakan kualias audinya agar erhindar dari 11

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 12 unuan hukum. Peneliian ini sejalan dengan peneliian Luhgiano (2008) yang menyaakan bahwa spesialisasi indusri KAP bukan unuk mengurangi manajemen laba eapi unuk meningkakan kredibilias laporan keuangan dengan mengurangi gangguan di dalamnya. Fakor- fakor eksernal yang mendorong audior spesialis idak mampu meningkakan kualias audinya anara lain: Independensi, kurang jelasnya pengukuran peneapan spesialisasi indusri KAP di Indonesia dan ime-pressure. Variabel lain yang berpengaruh erhadap kualias audi adalah ACNI yaiu perubahan laba bersih. Semakin inggi perubahan laba bersih akan meningkakan discreionary accruals yang berari kualias audi cenderung menurun. Perubahan laba bersih yang inggi merupakan indikaor kinerja perusahaan yang baik, selanjunya invesor akan erarik unuk menginvesasikan modalnya ke perusahaan. Hal ini mendorong perusahaan unuk melakukan discreionary accrual sehingga perubahan laba bersih menjadi baik. LOSS berpengaruh signifikan erhadap kualias audi. Perusahaan yang mengalami laba negaif akan menurun kualias audinya. Hal ini erjadi keika perusahaan yang mengalami laba negaif cenderung unuk mengurangi kerugian agar kinerja perusahaan idak erlalu buruk. Tindakan ini dilakukan agar invesor eap memperimbangkan perusahaannya unuk berinvesasi. Variabel deb, marke o book value sera asse idak erbuki secara empiris berpengaruh signifikan erhadap kualias audi. Semakin inggi deb idak menurunkan kualias audi. Demikian pula semakin inggi marke o book raio maupun asse idak meningkakan kualias laba. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Peneliian ini berujuan unuk menganalisis pengaruh ukuran KAP dan spesialisasi indusri KAP erhadap kualias audi dengan ingka risiko liigasi perusahaan sebagai variabel moderasi. Hasil dari peneliian menunjukan bahwa Risiko liigasi perusahaan memoderasi pengaruh ukuran KAP erhadap kualias audi. Hal ini berari perusahaan yang menggunakan audior KAP Big 4 dan mempunyai risiko liigasi yang inggi akan meningkakan kualias audi. KAP Big 4 cenderung meningkakan kualias audinya karena memiliki insenif yang lebih besar daripada Non Big 4 dan memiliki risiko yang lebih inggi pula. KAP Big 4 akan lebih berhai-hai dalam audinya unuk menghindari unuan hukum yang berisiko pada repuasi mereka. Repuasi ersebu berhubungan pula dengan biaya liigasi poensial yang akan mereka anggung dibandingkan KAP Non Big 4. Risiko liigasi perusahaan idak memoderasi hubungan spesialisasi indusri kanor akunan publik erhadap kualias audi. Hal ini berari perusahaan yang menggunakan audior spesialis indusri dan mempunyai risiko liigasi yang inggi belum enu akan meningkakan kualias audi dan perusahaan dengan ingka risiko liigasi yang inggi belum enu akan menggunakan audior spesialis. Hal ersebu dikarenakan audior spesialis dalam mengaudi idak erpengaruh dengan ingka risiko ligasi klien. Audior spesialis idak menekankan pada repuasi mereka sehingga audior spesialis cenderung idak meningkakan kualias audinya meskipun kliennya memiliki risiko liigasi inggi. Audior spesialis juga erbuki idak berpengaruh erhadap kualias audi. Meskipun memiliki pemahaman yang sanga baik dalam indusri klien, belum enu mampu menekan discreionary accrual klien. Hal ersebu dipengaruhi pula oleh fakor- fakor seperi independensi, ime-pressure, dan peneapan pengukuran spesialisasi indusri KAP di Indonesia yang masih belum jelas. Marke o book value, Asse, dan Deb o Value idak berpengaruh signifikan erhadap kualias audi. Perubahan laba bersih berpengaruh signifikan dan posiif erhadap kualias audi. Kerugian juga berpengaruh signifikan erhadap kualias audi. Keerbaasan Ada beberapa keerbaasan dalam peneliian ini yang harus disempurnakan dalam peneliian selanjunya. Keerbaasan ersebu anara lain: periode peneliian erbaas hanya 3 ahun dan sample peneliian yang didapa berjumlah sediki. pengaruh variabel variabel bebas hanya dapa dibukikan sebesar 13% dan 6,4%. Sehingga kurang menjelaskan pengaruh erhadap variabel erika. 12

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 13 Saran Berdasarkan kesimpulan yang didapa sera keerbaasan peneliian yang ada, dapa diberikan saran sebagai beriku: bagi peneliian mendaang hendaknya dapa memperpanjang periode peneliian dan menambah jumlah indusri idak erbaas hanya pada perusahaan manufakur unuk mendapakan hasil yang lebih baik, menambah variabel konrol disamping variabel yang sudah digunakan dalam peneliian ini yang berpengaruh erhadap kualias audi, menggunakan ukuran spesialisasi indusri KAP lain dengan marke share lebih dari 15% aau menggunakan marke share audior yang paling inggi dalam suau indusri. 13

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 14 REFERENSI Ali Abedalqader Al-Thuneiba, Ream Tawfiq Ibrahim Al Issa, Rana Ahmad Aa Baker. 2011 Do audi enure and firm size conribue o audi qualiy? Empirical evidence from Jordan. Managerial Audiing Journal, Vol. 26 No. 4. pp. 317-334. Alim, N.M., T. Hapsari, dan L. Purwani. 2007. Pengaruh Kompeensi dan Independensi erhadap Kualias Audi dengan Eika Audior sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akunansi X. Almuairi, A.R., K. A. Dunn, and T. Skanz.2009. Audior Tenure, Audior Specializaion, and Informaion Asymmery. Managerial Audiing Journal Vol. 24 No. 7, pp. 600-623. Armsrong, C.S., Barh, M.E., Jagolinzer, A.D. and Riedl, E.J. 2010. Marke reacion o he adopion of IFRS in Europe. The Accouning Review, Vol. 85, pp. 31-61. Ball, R., Kohari SP., and Robin A. 1999. The Effec of Inernaional Insiuion Facors on Properies of Accouning Earnings. Journal of Accouning and Economics 29:1-51. Ball, R., Robin A., and Wu Y. 2000. Incenives Versus Sandard: Properies of Accouning Income in Four Eas Asian Counries, and Implicaion for Accepance of IAS. Working Paper, Universiy of Chicago. Balsam, S., J. Krishnan, and Joon S. Yang. 2003. Audior Indusry Specializaion and Earnings Qualiy. SSRN. Brown e. al. 2005. Managemen forecass and liigaion risk.ssrn. Carcello, J and Nagy, A. 2004. Clien size, audior specializaion and fraudulen financial reporing. Managerial Audiing Journal Vol. 19 No. 5, pp. 651-668. Chariri, A. dan I. Ghozali. 2007. Teori Akunansi. Edisi 3. Semarang:Badan Penerbi Universias Diponegoro. Chen K.Y., K.L. Lin, and J. Zhou. 2005. Audi qualiy and earnings managemen for Taiwan IPO firms. Managerial Audiing Journal Vol. 20 No. 1, pp. 86-104. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Mulivariae dengan Program IBM SPSS 19. 5 ed. Semarang:Badan Penerbi Universias Diponegoro. Heninger W. 2001. The Associaion beween Audior Liigaion and abnormal Accruals. The Accouning Review Vol. 76 No.1, pp 111-126. Heruseya, A. 2009. Efekivias Pelaksanaan Corporae Governance dan Audi Eksernal- Audior dengan Spesialisasi Indusri dalam Menghamba Manajemen laba. JAAI Vol. 13 No. 2, pp. 167 188. Ikaan Akunan Indonesia. 2009. Pernyaaan Sandar Akunansi Keuangan No.1 (revisi 2009) 14

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 15 Jensen M.C. and William H. Meckling.1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Coss and Ownership Srucure.Journal of Financial Economics Vol. 3, No. 4, pp. 305-360. Juanda, A. 2007. Pengaruh Risiko Liigasi dan Tipe Sraegi erhadap Hubungan anara Konflik Kepeningan dan Konservaisma.Simposium Nasional Akunansi X. Klein, A.2002. Audi commiee, board of direcor characerisics, and earnings managemen. Journal of Accouning and Economics, Vol. 33, pp. 375-400. Luhgiano. 2010. Analisis Pengaruh Kualias Audi erhadap Manajemen Laba Sudi pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Indonesia. Fokus Ekonomi, Vol 5 No. 2. Hal. 15-31. Lys, T. and R.L. Was. 1994. Lawsuis agains audiors. Journal of Accouning Research Vol. 32, pp 65 93. Mayangsari, S. 2004. Buki Empiris Pengaruh Spesialisasi Indusri Audior erhadap Earnings Response Coefficien.Jurnal Rise Akunansi Indonesia Vol.7, No.2.Hal 154-178. Meuia, I. 2004. Pengaruh Independensi Audior Terhadap Manajemen Laba unuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Rise Akunansi Indonesia Vol. 7 No. 3. Hal. 333-350. Rusmin. 2010. Audior Qualiy and Discreionary Accruals: Case of Ausralian Lised Companies. JAAI, Vol. 14 No. 1, pp. 1-27. Rusmin, R. 2010. Audior qualiy and earnings managemen: Singaporean evidence. Managerial Audiing Journal,Vol. 25 No. 7. pp 618-638. Seeharaman e. al. 2002. Liigaion Risk and Audi Fees: Evidence From UK Firms Cross-Lised on US Markes. Journal of Accouning and Economics Vol.33 pp. 91 115. Sugiri, Slame. (1998), Earnings Managemen: Teori, Model, dan Buki Empiris.Telaah, hal 1-18. Sun, J. and Guoping L. 2011. Clien-specific liigaion risk and audi qualiy differeniaion. Managerial Audiing Journal, Vol. 26 No. 4. pp. 300-316. Was, R. L. and Zimmerman J. L. 1986. Posiive Accouning Theory. New York, Prenice Hall. Widiasuy, E. dan R. Febriano. 2010. Pengukuran Kualias Audi: Sebuah Esai. Simposium Nasional Akunansi XIII. Widyaningdyah A.U. 2001. Analisis Fakor- Fakor yang Berpengaruh erhadap Earning Managemen pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akunansi dan Keuangan Vol. 3, No. 2, hal. 89 101. www. idx.co.idhubungan Anara Kualias Audi 15