ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

*Corresponding Author:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Muhammad Firdaus, Ph.D

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

B a b 1 I s y a r a t

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

III KERANGKA PEMIKIRAN

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

Analisis Model dan Contoh Numerik

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

Estimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepatitis di Kabupaten Jember (Estimating of Survival Function of Hepatitis Virus in Jember)

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR (KURS) RUPIAH TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

1279 ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA Ni Komang Dian Trisnawai ¹ Ni Nyoman Ayu Dianini ² ¹ Fakulas Ekonomi Universias Dhyana Pura (Undhira), Bali, Indonesia e-mail: nkmd@yahoo.co.id ² Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universias Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: a_dianini@yahoo.com Absrac This research aimed o analyze he sock price reacion LQ45 in Indonesia Sock Exchange (BEI) and he difference in average abnormal reurn in he period before and afer he announcemen of he evens reshuffled Cabine Indonesia Bersau II on Ocober 18, 2011. The research period consised of a 100 days esimaion period and he even period 7 days. The mehod used in his research is he even sudy which observe he marke reacion o announcemens or informaion from a publicaion even. The marke reacion refleced he abnormal reurns obained from he difference (posiive or negaive) abou he acual reurn on he announcemen day o expeced reurn. The resuls showed ha here are sock price reacion LQ45 in Indonesia Sock Exchange before and afer he announcemen of he cabine reshuffle. A he 5% significance level, here are 4 rading days which earn abnormal reurns are on -3, -2, -1 and +1, wih successive values of 0.0074, 0.0093, 0.0127 and 0.0118. Bu here was no difference in average abnormal reurn in he period before and afer he announcemen of he evens reshuffled cabine, seen from he es resuls were no saisically significan. Tha is, he marke reacs, bu he informaion, he marke is no efficien in he semi-srong form. Keywords: abnormal reurn, even sudy, reshuffle Absrak Peneliian ini berujuan unuk menganalisis reaksi harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perbedaan raa-raa reurn ak normal pada periode perisiwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau II anggal 18 Okober 2011. Periode peneliian erdiri dari 100 hari periode esimasi dan 7 hari periode perisiwa.meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode sudi perisiwa yang mengamai reaksi pasar erhadap informasi dari suau pengumuman aau publikasi perisiwa. Hasil peneliian menunjukkan bahwa ada reaksi harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle kabine. Pada ingka signifikansi 5%, erdapa 4 hari bursa yang memperoleh reurn ak normal yaiu pada -3, -2, -1 dan +1, dengan nilai beruru-uru sebesar 0.0074, 0.0093, 0.0127 dan 0.0118. Namun idak ada perbedaan raa-raa reurn ak

1280 normal pada periode perisiwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle kabine, diliha dari hasil uji saisik yang idak signifikan. Arinya, pasar bereaksi, namun secara informasi, pasar idak efisien dalam benuk seengah kua. Keywords: reurn abnormal, sudi perisiwa, reshuffle PENDAHULUAN Penanaman invesasi di pasar modal merupakan invesasi yang menarik karena menghasilkan reurn akan eapi juga memiliki ingka risiko yang inggi. Hal ini disebabkan oleh kondisi harga saham yang selalu berflukuasi dan mengisyarakan dua kemungkinan yaiu kenaikan harga (capial gain) yang bisa memberikan keunungan aau penurunan harga (capial loss) yang dapa menimbulkan kerugian. Risiko invesasi idak dapa dihilangkan, eapi invesor dapa menghindari aau meminimalisir risiko dengan mengamai sumber-sumber risiko dan seiap informasi yang mempengaruhi reaksi pasar modal. Informasi yang dimaksud berkaian dengan kondisi aau siuasi yang dianggap relevan erhadap penilaian harga saham, baik bersifa beria resmi aaupun isu. Informasi-informasi yang menimbulkan reaksi pada pasar saham dan mempengaruhi flukuasi harga saham idak hanya berasal dari informasi kondisi ekonomi, eapi juga dapa berasal dari fakor-fakor lain non ekonomi seperi perisiwa hukum, perisiwa sosial dan gejolak poliik dalam negeri yang berpengaruh pada pergerakan harga saham di bursa efek. Perisiwa-perisiwa poliik dapa memberikan dampak posiif maupun negaif erhadap penilaian para invesor dan calon invesor, eruama bagi invesor dan calon invesor asing, menginga bahwa pasar modal Indonesia masih didominasi oleh para pemodal asing. Perisiwa poliik seperi perombakan susunan kabine (reshuffle) pada umumnya idak suli diduga karena anda-anda awal akan dilakukannya reshuffle dapa diliha melalui berbagai isu akiba performance dan kinerja dari beberapa meneri yang kurang maksimal aau dianggap lebih berkompeen dibidang kemenerian lainnya, sera penjelasan presiden sendiri mengenai rencana reshuffle ersebu. Reshuffle kabine memang idak menginervensi bursa saham secara langsung, eapi informasi mengenai perisiwa

1281 ini dapa diserap oleh para pelaku pasar modal dan mempengaruhi pengambilan kepuusan para invesor, yang pada akhirnya pasar bereaksi erhadap informasi ersebu dan harga-harga saham melakukan penyesuaian sehingga dapa dikaakan bahwa secara idak langsung perisiwa poliik mempengaruhi akivias di bursa efek. Perisiwa poliik seperi reshuffle kabine dapa mempengaruhi harga saham baik posiif maupun negaif, erganung dari persepsi masing-masing invesor dan calon invesor. Reshuffle kabine merupakan salah sau perisiwa poliik yang dipilih oleh kepala pemerinahan seperi presiden sebagai solusi unuk memperbaiki kinerja para meneri dalam kabinenya. Berdasarkan ari kaanya, reshuffle dapa berari mengacak kembali aau merombak. Kabine berari badan aau dewan pemerinahan yang erdiri aas meneri (www.kbbi.web.id). Jadi reshuffle kabine dapa diarikan sebagai proses mengacak kembali aau merombak badan aau dewan pemerinahan yang erdiri aas meneri. Perombakan kabine dapa berari mengubah seluruh aau sebagian dari susunan meneri yang ada. Biasanya perombakan kabine dilakukan dengan memindahkan seorang meneri dari sau posisi ke posisi yang lain aau menambahkan seorang meneri kedalam jabaan baru. Perombakan kabine juga diperlukan unuk menggani meneri yang mengundurkan diri baik karena suau skandal aau pensiun aaupun sebagai penghargaan kepada seseorang dengan kinerja baik, aau berkompeen lebih baik di bidang kemenerian lainnya. Pemerinahan dibawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan kabinenya yang disebu Kabine Indonesia Bersau (KIB) elah mengalami reshuffle sebanyak iga kali. Reshuffle perama kali dilakukan pada anggal 5 Desember 2005, kurang lebih sau ahun seelah SBY menang dalam Pemilu Presiden ahun 2004 bersama wakilnya Muhammad Jusuf Kala. Reshuffle kabine yang kedua dipuuskan seelah melakukan evaluasi erhadap kinerja para menerinya pada anggal 7 Mei 2007, sedangkan reshuffle kabine keiga diumumkan pada anggal 18 Okober 2011 dimana SBY dipilih kembali menjadi Presiden RI pada pemilu ahun 2009 dengan susunan kabine yang diberi nama Kabine Indonesia Bersau II.

1282 Reaksi pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesia (BEI) erhadap suau perisiwa dapa diuji melalui meode sudi perisiwa (even sudy). Sudi perisiwa merupakan bagian dalam konsep hipoesis pasar efisien (efficien marke hypohesis) yang dikemukakan oleh Prof. Eugene Fama (1991) unuk menguji efisiensi pasar benuk seengah kua (semi-srong form). Secara lebih spesifik sudi perisiwa menyelidiki respons pasar erhadap kandungan informasi dari suau pengumuman aau publikasi perisiwa erenu secara erbuka (Tandelilin, 2010). Berdasarkan laar belakang yang elah dikemukakan diaas, maka pokok permasalahan dalam peneliian ini dapa dirumuskan sebagai beriku: 1) Adakah reaksi harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau II anggal 18 Okober 2011? 2)Adakah perbedaan raa-raa reurn ak normal (average abnormal reurn) pada periode perisiwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau II anggal 18 Okober 2011? Kerangka Pikir RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II BURSA EFEK INDONESIA HARGA SAHAM LQ45 PERIODE PENELITIAN PERIODE ESTIMASI (100 H) PERIODE PERISTIWA RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II 3 Hari Sebelum Pengumuman Reshuffle 1 Hari Saa Pengumuman Reshuffle 3 Hari Seelah Pengumuman Reshuffle Ada abnormal reurn Tidak ada abnormal reurn Ada reaksi Tidak ada reaksi Ada perbedaan raa-raa abnormal reurn sebelum dan sesudah perisiwa Tidak ada perbedaan raa-raa abnormal reurn sebelum dan sesudah perisiwa

1283 Finano (2006) melakukan peneliian yang diberi judul Pengaruh Pengumuman Reshuffle Kabine Indonesia Bersau Terhadap Pasar Modal di BEJ. Hasil peneliian menyaakan bahwa pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau berpengaruh posiif erhadap pasar modal. Hal ini diliha dari relaif meningkanya harga saham dari beberapa saham unggulan di lanai bursa. Namun secara saisik raa-raa abnormal reurn sebelum anggal pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau dan sesudah anggal pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau idak berbeda secara signifikan. Hasil peneliian juga menyaakan rading volume aciviy meningka karena beberapa moivasi yang berbeda dari para invesor di bursa, yang perama berpengaruh posiif karena adanya anggapan akan membaiknya perekonomian Indonesia dari pengganian beberapa meneri negara, yang kedua adanya aksi profi aking dari meningkanya harga saham di lanai bursa. Peneliian yang sama juga dilakukan oleh Praseyo (2006) dalam peneliiannya yang berjudul Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Reshuffle Kabine Indonesia Bersau Tahun 2005 Di PT. Bursa Efek Jakara. Hasil peneliian menyimpulkan bahwa pasar modal bereaksi (posiif) erhadap pengumuman reshuffle KIB ahun 2005. Hal ersebu diunjukkan dari hasil pengujian saisik Z es wo ail pada α = 5% erhadap average abnormal reurn yang erjadi pada iap-iap hari bursa pada periode perisiwa, dimana pada hari bursa +4 invesor memperoleh abnormal reurn yang signifikan posiif yaiu sebesar 0,005 aau 0,5%. Hasil peneliian juga menyimpulkan BEJ sudah efisien dalam benuk seengah kua secara informasi non-keuangan karena mampu memperoleh abnormal reurn sebesar 0,005 aau 0,5%, namun kesempaan invesor dalam menyerap abnormal reurn sanga singka, hanya pada 1 hari bursa yaiu pada hari bursa +4. Demikian juga dengan peneliian lain oleh Annelia (2007) yang berjudul Pengaruh Reshuffle Kabine Terhadap Pergerakan Harga Saham LQ45 Di Indonesia. Peneliian ini menganalisis reaksi pasar erhadap pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau yang dilakukan anggal 7 Mei 2007. Namun hasil peneliian menunjukkan idak ada pengaruh yang signifikan anara abnormal reurn sebelum dan sesudah reshuffle kabine yang dilakukan anggal 7 Mei 2007 ersebu.

1284 Peneliian ini menunjukkan bahwa belum ada konsisensi dampak perisiwa poliik erhadap perdagangan di bursa saham. Beberapa sudi perisiwa-perisiwa poliik yang menyebabkan invesor bereaksi erhadap perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dilakukan oleh Manullang (2004) dalam Fahmi (2012) dianaranya: perisiwa Presiden Suharo mengundurkan diri pada anggal 21 Mei 1988, perisiwa menenang SI MPR 1998 pada anggal 13 Desember 1998, perisiwa penahanan Keua DPR RI, Akbar Tanjung, di Kejagung pada anggal 9 April 2002, dan perisiwa pemerinah mengumumkan kepuusan Aceh Darura Milier pada anggal 19 Mei 2003. Hasilhasil dari peneliian ini masih belum menyaakan konsisensi dampak dan reaksi signifikan dari perisiwa poliik erhadap perdagangan di bursa saham. Namun hasil emuan dalam peneliian sudi perisiwa (even sudy) lainnya secara umum menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia semakin sensiif erhadap munculnya berbagai informasi yang relevan, ermasuk berbagai perisiwa non-ekonomi seperi perisiwa poliik. Aas dasar landasan eori dan peneliian erdahulu, maka hipoesis dalam peneliian ini adalah: 1. Ada reaksi harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau II anggal 18 Okober 2011. 2. Ada perbedaan raa-raa abnormal reurn pada periode perisiwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau II anggal 18 Okober 2011. METODE PENELITIAN Peneliian ini menggunakan daa sekunder yang diperoleh dari IDX Indonesia Sock Exchange (Bursa Efek Indonesia) melalui websie www.idx.co.id unuk mengeahui daa perusahaan yang ergabung dalam indeks LQ45 periode Agusus 2011-Januari 2012 di Bursa Efek Indonesia. Harga saham yang digunakan adalah harga penuupan dari daa harga saham harian masing-masing perusahaan LQ45 yang diperoleh melalui websie www.finance.yahoo.com.

1285 Ala analisis dan model perhiungan reurn saham yang digunakan dalam peneliian ini adalah pengujian reurn ak normal (abnormal reurn). Pengolahan dan perhiungan daa dilakukan dengan menggunakan program Microsof Excel dan SPSS (Saisical Produc and Service Soluion). Tahap-ahap pengujian abnormal reurn berdasarkan meode sudi perisiwa (even sudy) adalah (Harono 2008): 1. Menenukan sampel, yaiu saham-saham yang ergabung dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia, karena peneliian berbasis periode harian memerlukan emien-emien yang bersifa liquid dengan kapialisasi erbesar dan paling akif diperdagangkan. 2. Mengidenifikasi hari pengumuman aau even dae, yaiu pada perisiwa pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau II pada anggal 18 Okober 2011. 3. Menenukan periode peneliian ermasuk periode esimasi dan periode perisiwa, yaiu 100 hari periode esimasi dimulai dari hari bursa -103 pada anggal 13 Mei 2011 sampai hari bursa -4 pada anggal 12 Okober 2011 dan 7 hari periode perisiwa dimulai dari hari bursa -3 sampai +3 pada anggal 13 Okober 2011 sampai 21 Okober 2011, yang erdiri dari 3 hari bursa sebelum hari perisiwa, 1 hari bursa pada saa hari perisiwa, dan 3 hari bursa seelah hari perisiwa. 4. Menghiung reurn realisasi aau reurn akual (acual reurn) yaiu reurn yang elah erjadi pada masing-masing sampel seiap hari selama periode pengamaan dengan rumus (Harono, 2007): Pi, Pi, 1 R i,... (1) P i, 1 Dimana: R i, = reurn akual saham i pada hari. P i, = harga penuupan saham i pada hari. P i,-1 = harga penuupan saham i pada hari -1. 5. Menghiung reurn pasar (marke reurn) yaiu selisih indeks pasar penuupan hari ini erhadap indeks pasar penuupan hari sebelumnya dengan rumus:

1286 ILQ45 ILQ45 1 R M,... (2) ILQ45 1 Dimana: R M, = reurn pasar (marke reurn) pada hari. ILQ45 = harga indeks pasar (ILQ45) pada hari. ILQ45-1 = harga indeks pasar (ILQ45) pada hari -1. 6. Menghiung reurn ekspekasi (expeced reurn) dengan menggunakan eknik model pasar (marke model reurns), yaiu model yang menggambarkan hubungan anara sekurias dengan pasar dalam sebuah persamaan regresi linier sederhana anara reurn sekurias dengan reurn pasar. Di dalam persamaan ersebu, nilai alpha (α) dan bea (β) dicari dengan menggunakan daa acual reurn dari periode waku yang idak mengandung perisiwa yang sedang dielii, yaiu periode esimasi 100 hari. E ( R i, ) i irm i,... (3) Dalam hal ini: E(R I, ) = reurn ekspekasi aau reurn prediksian α i = konsana saham i aau inersep dalam regresi unuk sekurias i. Ini merupakan komponen reurn yang idak erganung dengan reurn pasar. β i = koefisien indeks pasar saham i aau koefisien regresi yang menyaakan slope garis regresi. Ini mengukur perubahan yang diharapkan dalam reurn sekurias sehubungan dengan perubahan dalam reurn pasar. RM = reurn marke aau reurn pasar pada periode. ε i, = kesalahan residu saham i pada periode aau kekeliruan regresi. Ini mengukur deviasi reurn yang diobservasi dengan reurn yang diprediksi oleh regresi dan mempunyai nilai harapan sama dengan nol. 7. Menghiung reurn ak normal (abnormal reurn) di sekiar periode perisiwa (beberapa waku sebelum dan sesudah pengumuman perisiwa erjadi). Reurn ak normal adalah reurn akual di sekiar periode perisiwa dikurangi reurn ekspekasi aau prediksian pada periode ersebu (Tandelilin, 2010). RTN i, Ri, E( Ri, )... (4)

1287 Dalam hal ini: RTN i, = reurn ak normal saham i pada periode. R i, = reurn akual saham i pada periode. E(R i, ) = reurn ekspekasi aau reurn prediksian. 8. Menghiung raa-raa reurn ak normal (average abnormal reurn) dalam periode perisiwa. Raa-raa reurn ak normal unuk hari ke- dapa dihiung berdasarkan raa-raa arimaika sebagai beriku (Harono, 2009): RRTN k i 1 RTN k i... (5) Dalam hal ini: RRTN = raa-raa reurn ak normal (average abnormal reurn) pada hari ke-. RTN i, = reurn ak normal (abnormal reurn) unuk sekurias ke-i pada hari ke-. k = jumlah sekurias yang erpengaruh oleh pengumuman perisiwa. 9. Pengujian Saisik erhadap Reurn Tak Normal (Abnormal Reurn). Menginga bahwa hipoesis adalah dugaan yang kebenarannya belum enu benar maka hipoesis yang diajukan haruslah diuji. Pengujian hipoesis erhadap reurn ak normal (RTN) dilakukan dengan uji. Nilai reurn ak normal yang elah disandarisasi (RTN S) dapa diarikan sebagai hiung. Reurn ak normal sandarisasi (sandardized abnormal reurn) unuk sekurias ke-i dapa diulis sebagai beriku (Harono, 2009): RTNS i, RTN KSE i, i... (6) Dalam hal ini: RTNS i, = reurn ak normal sandarisasi sekurias ke-i pada hari ke- di periode perisiwa. = reurn ak normal saham sekurias ke-i pada hari ke- di periode RTN i, KSE i perisiwa. = kesalahan sandar esimasi unuk sekurias ke-i.

1288 Unuk pengujian nilai hiung kolekif berdasarkan porofolio sekurias dapa diperoleh dengan rumus: RTNS k RTNS i, i 1 k... (7) Dalam hal ini: RTNS = reurn ak normal sandarisasi porofolio unuk hari ke- di periode perisiwa. RTNS i, = reurn ak normal sandarisasi sekurias ke-i unuk hari ke- di periode perisiwa. k = jumlah sekurias. Pengujian erhadap raa-raa reurn ak normal (average abnormal reurn) sebelum dan sesudah perisiwa mengarah kepada meode paired sample -es, dengan menggunakan ingka probabilias sebesar 5% (α=0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN beriku. Hasil uji signifikansi pada ingka 5% (>1.645) dapa diliha pada abel Tabel 1 Uji Signifikansi Raa-raa Reurn Tak Normal (Abnormal Reurn) Pada Periode Perisiwa ( -3 sampai +3 ) T RRTN hiung abel Keerangan -3 0.0074 1.8775 1.645 Signifikan -2 0.0093 1.7531 1.645 Signifikan -1 0.0127 2.7761 1.645 Signifikan 0-0.0248-5.1583 1.645 Tidak signifikan +1 0.0118 2.3703 1.645 Signifikan +2-0.0120-2.3860 1.645 Tidak signifikan +3 0.0019 0.4207 1.645 Tidak signifikan Sumber: (daa diolah).

1289 Dari Tabel 4 dapa dikeahui bahwa pada 4 hari bursa pada periode perisiwa, erjadi raa-raa abnormal reurn yang signifikan pada ingka 5% aau lebih besar dari 1.645 yaiu pada -3, -2, -1 dan +1. Raa-raa abnormal reurn pada 0, +2 dan +3 erbuki secara saisik idak signifikan. Signifikansi raa-raa abnormal reurn yang erjadi sebelum periode perisiwa dari -3 sampai -1 menunjukkan bahwa sudah ada kebocoran informasi dari pengumuman reshuffle KIB II. Pada 0 idak erjadi abnormal reurn, hal ersebu disebabkan karena pasar lebih mengambil indakan wai and see selama waku pengumuman. Sau hari seelah pengumuman ( +1 ) pasar bereaksi dan erjadi abnormal reurn yang merupakan imbas/efek dari pengumuman reshuffle yang dilakukan oleh SBY. Pada +2 sampai +3, pengujian abnormal reurn idak signifikan. Berari pasar secara keseluruhan elah menyerap informasi dari pengumuman ersebu sehingga idak erjadi lagi abnormal reurn. Namun, erjadinya abnormal reurn yang lama dan berkepanjangan (lebih dari 3 spo waku) mencerminkan sebagian respons pasar yang erlamba dalam menyerap aau menginerpreasikan informasi. Dengan demikian dianggap pasar idak efisien dalam benuk seengah kua aau secara informasi. Informasi mengenai reshuffle Kabine Indonesia Bersau (KIB) II sudah dapa diduga dari isu sera anda-anda awal dari penjelasan presiden yang merencanakan melakukan reshuffle ersebu. Pasar modal sendiri sudah semakin sensiif dalam merespon perisiwa-perisiwa poliik yang erjadi, ermasuk merespon seiap kebijakan poliik dibawah pemerinahan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang elah melakukan reshuffle sebanyak iga kali. Analisis reaksi pasar erhadap seiap pengumuman reshuffle kabine dilakukan dengan meode sudi perisiwa (even sudy) yang merupakan bagian dalam konsep hipoesis pasar efisien benuk seengah kua yang dikemukakan Fama (1991). Peneliian erhadap reshuffle perama pada ahun 2005 oleh Finano (2006) dan Praseyo (2006) menyimpulkan bahwa pasar modal merespon posiif erhadap reshuffle yang dilakukan dan sudah efisien dalam benuk seengah kua secara informasi nonkeuangan. Namun hasil yang berbeda diperoleh dalam peneliian erhadap reshuffle kedua pada ahun 2007 oleh Anelia (2007) yang menyimpulkan idak ada pengaruh

1290 yang signifikan dari perisiwa poliik reshuffle kabine erhadap pergerakan harga saham di pasar modal. Dari hasil peneliian erhadap reshuffle keiga dapa dikeahui bahwa pasar bereaksi, namun secara informasi, pasar idak efisien dalam benuk seengah kua. Selanjunya, pengujian hipoesis yang menguji adanya perbedaan anara raa-raa reurn ak normal (abnormal reurn) sebelum dan sesudah perisiwa mengarah kepada meode paired sample -es dengan ingka probabilias sebesar 5% (α=0,05) arinya bila hasil pengujian menunjukkan angka signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ho diolak aau Ha dierima, sebaliknya bila hasil pengujian menunjukkan ingka signifikan lebih besar dari 5% maka Ho dierima aau Ha diolak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Tabel 1 Perbedaan Raa-raa Abnormal Reurn Sebelum dan Sesudah Perisiwa T Raa-raa Abnormal Reurn Sebelum Perisiwa Raa-raa Abnormal Reurn Sesudah Perisiwa -3 0.0074 +3 0.0019-2 0.0093 +2-0.0120-1 0.0127 +1 0.0118 Raa-raa 0.0098 Raa-raa 0.0006 hiung 1.238 sig. 0.341 Sumber: Lampiran 10 (daa diolah). Krieria pengujian: Ho Ha = Tidak ada perbedaan raa-raa abnormal reurn pada periode perisiwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau II anggal 18 Okober 2011. = Ada perbedaan raa-raa abnormal reurn pada periode perisiwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau II anggal 18 Okober 2011.

1291 Dari hasil pengujian pada Tabel 5 dapa dikeahui bahwa nilai hiung 1.238 dengan probabilias 0.341 lebih besar dari 0.05, maka Ho dierima. Arinya, idak ada perbedaan yang signifikan anara raa-raa abnormal reurn pada periode perisiwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau (KIB) II anggal 18 Okober 2011. Hasil peneliian ini sama seperi peneliian sebelumnya erhadap reshuffle KIB ahun 2005 dan 2007, yang menyimpulkan idak ada perbedaan signifikan dari raaraa abnormal reurn sebelum dan sesudah anggal pengumuman reshuffle kabine. Hal ini berkaian dengan informasi pengumuman reshuffle KIB yang sudah dapa dierima oleh invesor sebelum pengumuman reshuffle dilakukan, baik dari beria elevisi, koran aau media masa lainnya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis daa mengenai reaksi pasar modal erhadap pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau II, dapa diambil kesimpulan sebagai beriku: 1. Ada reaksi harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau II anggal 18 Okober 2012, diliha dari erjadinya reurn ak normal (abnormal reurn) yang signifikan pada 4 hari bursa yaiu pada -3, -2, -1 dan +1, dengan nilai beruru-uru sebesar 0.0074, 0.0093, 0.0127 dan 0.0118. 2. Tidak ada perbedaan raa-raa reurn ak normal (average abnormal reurn) pada periode perisiwa sebelum dan sesudah pengumuman reshuffle Kabine Indonesia Bersau II anggal 18 Okober 2011. Dinyaakan idak ada perbedaan karena hasil uji saisik menunjukkan angka idak signifikan yaiu sebesar 0.341. Saran Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan diaas, dapa dikemukakan saran sebagai beriku: 1. Dalam proses pengambilan kepuusan, para invesor sebaiknya mengamai seiap informasi relevan yang dapa mempengaruhi harga saham, baik dari

1292 fakor ekonomi maupun non ekonomi ermasuk perisiwa poliik dalam negeri, sehingga dapa menghindari aau meminimalisir risiko yang mungkin dianggung. 2. Pemerinah Indonesia sebaiknya selalu menjaga kondisi poliik dalam negeri agar sabil dan idak menimbulkan konflik sera penilaian negaif dari para invesor. DAFTAR RUJUKAN Alwi, I. Z. 2003. Pasar Modal, Teori dan Aplikasi. Jakara: Nasindo Inernusa. Anelia, C. 2007. Pengaruh Pengumuman Reshuffle Kabine Indonesia Bersau Terhadap Pasar Modal di BEJ. Skripsi: Fakulas Ekonomi Universias Islam Indonesia, Yogyakara. Anonim. IDX Annualy Saisics 2011. hp://www.idx.co.id. ----------. Jakara Composie Index. hp://www.finance.yahoo.com ----------. Kamus Besar Bahasa Indonesia - Online. hp://www.kbbi.web.id ----------. Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tenang Pasar Modal. Fahmi, I. 2012. Penganar Pasar Modal. Panduan bagi Para Akademisi dan Prakisi Bisnis dalam Memahami Pasar Modal Indonesia. Bandung: Alfabea. Finano, H. 2006. Pengaruh Pengumuman Reshuffle Kabine Indonesia Bersau Terhadap Pasar Modal di BEJ. Skripsi: Fakulas Ekonomi Universias Islam Indonesia, Yogyakara. Harono, J. 2007. Teori Porofolio dan Analisis Invesasi. Edisi Kelima. Yogyakara: BPFE. --------------. 2009.Teori Porofolio dan Analisis Invesasi. Edisi Keenam. Yogyakara: BPFE. Praseyo, U. 2006. Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Reshuffle Kabine Indonesia Bersau Tahun 2005 Di PT. Bursa Efek Jakara (Sebuah Kajian Sudi Perisiwa). Skripsi: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Dhyana Pura, Badung.