ANALISIS SEDIMENTASI PADA MUARA SUNGAI KOMERING KOTA PALEMBANG Kurnia Oktavia Usman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

PERENCANAAN ULANG SISTEM DRAINASE BANDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG, DALAM PENGEMBANGANNYA DARI STATUS MILITER MENUJU KOMERSIAL

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB IV PERHITUNGAN MUATAN ANGKUTAN SEDIMEN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Studi Eksperimen Pengaruh Kecepatan Fluidisasi Terhadap Unjuk Kerja Swirling Fluidized Bed Coal Dryer

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

B a b 1 I s y a r a t

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)

Analisis Model dan Contoh Numerik

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antara koefesien konsolidasi arah horizontal dan vertikal

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

BAB 2 LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

Estimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepatitis di Kabupaten Jember (Estimating of Survival Function of Hepatitis Virus in Jember)

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

Transkripsi:

ANALISIS SEDIMENTASI PADA MUARA SUNGAI KOMERING KOTA PALEMBANG Kurnia Okaia Usman Jurusan TeknikSipil, UniersiasSriwijaya (Jl. Srijaya Negara, Buki Besar, Palembang, Sumaera Selaan) kurnia_okai@ymail.com ABSTRACT Komering Rier is a rier wih huge poenial as flood conrolling. The main purpose of his sudy is o analyze he alue of sedimen load in he esuary of Komering rier. In his sudy, was used four mehods o analyze he oal sedimen discharge in he esuary of Komering rier in Palembang is he mehod of Yang, Englund Hansen, Bagnold and Mehods Laursen. The mehod of Yang obained for Q is 48,3. The mehod of Englund and Hansen obained for Q is 8,47. The mehod of Bagnold obained for Q is,7 lb / s and he mehod of Laursen obained for Q is 0,3. In hese calculaions he mos appropriae mehod of Bagnold, i has he smalles percenage difference beween Q and Q field calculaions is 0,43 %. Keywords : Bed load Sedimen, Sedimenaion, Esuary of Komering rier. PENDAHULUAN Daerah muara sungai merupakan daerah yang sanga produkif, karena penambahan bahan-bahan organik yang berasal dari dara melalui aliran sungai dan perairan sekiarnya, secara erus menerus. Percampuran kedua masa air yang erjadi di muara sungai dapa menyebabkan perubahan kondisi fisik oseanografi di lokasi ersebu. Perairan pesisir muara Sungai Komering mempunyai peranan yang pening sebagai jalur ransporasi umum bila diinjau dari akifias ekonomi. Di sisi lain, daerah muara Sungai Komering merupakan daerah yang mengalami proses sedimenasi inggi akiba bermuaranya berbagai sungai yang membawa sedimen. Jika diliha dari baimeri, perairan Sungai Komering memiliki kedalaman yang berariasi. Morfologi perairan eruama dibenuk oleh hasil endapan sedimen dari sungai dengan sebaran yang dikonrol oleh akifias aliran arus sungai. Konfigurasi dasar lau mempengaruhi arah dan kecepaan arus, sebaliknya arus memiliki pengaruh yang besar erhadap pola pergerakan sedimen Peneliian erhadap aliran sungai dan pola pengendapan sedimen pada muara Sungai Komering diharapkan mampu mengeahui pola penyebaran sedimen sera kaiannya dengan aliran sungai, karena sedimenasi yang erjadi pada suau muara sungai akan mengakibakan menurunnya kecepaan aliran sungai ersebu. Dengan demikian hasil dari peneliian ini diharapkan mampu dijadikan salah sau alernaif unuk mengaasi pendangkalan muara Sungai Komering.. RUMUSAN PERMASALAHAN Permasalahan yang erjadi adalah banyaknya endapan sedimen di muara sungai sehingga ampang alirannya kecil dan dapa mengganggu aliran debi sungai ke lau. Hal uama yang perlu dielii ialah seberapa besar debi sedimen yang erjadi di muara Sungai Komering.. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam peneliian ini adalah :. Menghiung besarnya debi sedimen oal (Q) yang erjadi pada muara Sungai Komering.. Mengeahui meode perhiungan sedimen oal yang sesuai unuk muara Sungai Komering Koa Palembang dengan membandingkan 4 meode yang digunakan..3 RUANG LINGKUP PENELITIAN Peneliian ini dilakukan dengan menganalisis debi sedimen di muara Sungai Komering. Daa yang dibuuhkan unuk menganalisis sedimen didapa dengan pengukuran langsung dilapangan unuk memperoleh daa morfologi sungai dan sampel sedimen pada dasar sungai. Sampel sedimen selanjunya akan diuji di laboraorium unuk mendapakan D 50 yang digunakan saa analisis daa.. TINJAUAN PUSTAKA Muara Sungai Muara sungai adalah bagian hilir dari sungai yang berhubungan dengan lau. Permasalahan di muara sungai dapa diinjau di bagian mulu sungai (rier mouh) dan esuari. Mulu sungai adalah ISSN:355-374X 09 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

Usman,K.O.: Analisis Sedimenasi pada Muara Sungai Komering Koa Palembang bagian paling hilir dari muara sungai yang langsung beremu dengan lau. Sedangkan esuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang suru. Muara sungai berfungsi unuk mengalirkan debi sungai eruama pada waku banjir, ke lau. Selain iu muara sungai juga harus melewakan debi yang diimbulkan oleh pasang suru, yang bisa lebih besar dari debi sungai. sehingga muara sungai harus cukup lebar dan dalam. Sumber : Google earh Gambar.. Tiik Peneliian. Sedimen Sedimen adalah pecahan pecahan maerial umumnya erdiri aas uraian bau-bauan secara fisis dan secara kimia. Parikel seperi ini mempunyai ukuran dari yang besar (boulder) sampai yang sanga halus (koloid), dan beragam benuk dari bula, lonjong sampai persegi. Hasil sedimen biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen erlaru dalam sungai (suspended sedimen), dengan kaa lain bahwa sedimen merupakan pecahan, mineral, aau maerial organik yang diransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, aau oleh air dan juga ermasuk didalamnya maerial yang diendapakan dari maerial yang melayang dalam air aau dalam benuk laruan kimia (Asdak, 007) Sedimenasi sendiri merupakan suau proses pengendapan maerial yang diranspor oleh media air, angin, es, aau gleser di suau cekungan. Dela yang erdapa di mulu-mulu sungai adalah hasil dan proses pengendapan maerial-maerial yang diangku oleh air sungai, sedangkan buki pasir (sand dunes) yang erdapa di gurun dan di epi panai adalah pengendapan dari maerial-maerial yang diangku oleh angin... Perhiungan Sedimen Beberapa persamaan aau meode yang digunakan dalam menghiung sedimen yaiu meode Yang, meode Englund and Hansen, meode Bagnold dan meode Laursen.. Yang φ ( C, Vs,U,,,d) = 0 s C= φ', C= φ" s u ( g DS) U = d, d crs u d -,, d U d50 Re= V CR,5 = + 0,66 log( U d ) 0,6 U d 50 unuk,< < 70 V U d 50 CR =,05 unuk 70< Dimana C: Toal konsenrasi sedimen () Vs: Sauan daya aliran (f/s) U : Kecepaan geser (f/s) : Viskosias kinemaik (f/s) d : Diameer engah parikel (f) : Kecepaan jauh sedimen (f/s). Englund Hansen q s d 50 = 0,05γ, V g γs γ Dengan = γds = W q s G w = γwdv Cn = G w Dimana g : Percepaan graiasi (f/s ) S : Kemiringan V : Kecepaan aliran raa raa (f/s) d ( γs γ) 50 3 ISSN: 355-374X 0 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

Usman,K.O.: Analisis Sedimenasi pada Muara Sungai Komering Koa Palembang Q: Toal sedimen yang diendapkan akiba bera / uni lebar () γs dan γ : Bera per sauan uni dari sedimen dan air (lb/f 3 ) d 50 : Diameer parikel (f) τ : Tegangan ekan unuk muaan dasar (lb/f ) 3. Bagnold γs γ φs= qsw γ u s φ s : Debi muaan layang () u s : Kecepaan raa raa muaan layang (f/s) : Kecepaan jauh dari sedimen layang (f/s) γs γ eb q= qbw+ qsw = τ + 0,0 γ anα q = τ γ γ - γs = τ e b + 0,0 an α γ D S ( γs γ) d 50 ( γs γ) d 50 Dengan Gw = γ W D V = W q Cn= Gw 4. Laursen C di = 0,0γ Pi D ρv d50 τ' = 58 D 3 7 6 τ' τ ci f U Dimana C :Konsenrasi raa raa sedimen () U :(Gds) / (f) :Gaya luas kriis unuk ukuran i sedimen d i dari diagram shields (f/s) P i :Presenase maerial ersedia dalam ukuran fraksi i τ :Gaya geser yang bekerja disepanjang dasar saluran (lb/f ) ρ :Rapa massa (kg/m 3 ) V d 50 D : Kecepaan aliran (f/s) : Diameer parikel (f) : Kedalaman (f) Sedangkan unuk menghiung persenase perbedaan dapa diprediksi perbedaan yang erjadi. Maka dilakukan suau perhiungan dengan rumus beriku : Q ( perhiungan) Q( lapangan) Q ( lapangan) i 00% 3. METODOLOGI PENELITIAN Daa Peneliian Unuk sampel sedimen diambil pada iik dua. Sampel ersebu kemudian dilakukan pengujian analisa saringan dilaboraorium unuk mendapakan nilai d 50 yang naninya digunakan pada perhiungan. Daa yang digunakan unuk perhiungan analisis yaiu : Tabel 3.. Daa Muara Sungai Komering Jenis Daa Tiik Tiik Tiik 3 Suhu (T) 80,6 80,6 80,6 Graiasi (g) f/s 3, 3, 3, Q lap. () 37,84 37,84 37,84 Ukuran parikel d 50 (f) 0,0095 0,0095 0,0095 Kedalaman Sungai (m) 0, 4,4 0, Lebar sungai (m) 90 30 940 Bera jenis sedimen,64,64,64 Kecepaan aliran (m/s) 0,309 0,34 0,344 ISSN: 355-374X Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

Usman,K.O.: Analisis Sedimenasi pada Muara Sungai Komering Koa Palembang Mulai Sudi Pusaka Pengumpulan Daa Tabel 4.. Daa Tiik Peneliian V (f/s) Q () d 50 (f) T (F) g (f/s ) Tiik.04 37.84 0.0095 80,6 3. 0.0000046 Tiik.8 37.84 0.0095 80,7 3. 0.0000 Tiik 3.8 37.84 0.0095 80,8 3. 0.00005 S Daa Primer : -Foo lapangan -Sampel sedimen -Sampel air sungai Daa Sekunder : -Pea lokasi -Q lapangan -Suhu D (f) W (f) A (f ) Qa (f 3 /s) 33.3 958.56 4.94, 49707.4 47.3 754.4 7099,56 606. 35.09 3083..3,76 889 (f /s) 0. 9 γ (lb/f 3 ) γs(lb/f 3 ) -5 6.3 64.9 x0 0. 9-5 x0 6.3 64.9 0. 9-5 x0 6.3 64.9 Perhiungan Q. Yang. Englund and Hansen 3. Bagnold 4. Laursen Perbandingan Q erhadap daa lapangan Hasil dan pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 3.. Diagram Alir Peneliian 4. ANALISIS DATA Seelah daa daa yang diperlukan didapa, kemudian dilakukanlah perhiungan angkuan sedimen dengan menerapkan meode aau rumus persamaan yang elah dierangkan pada Bab II. Dari hasil yang didapakan dikeahui bahwa meode aau rumus persamaan mana yang hasilnya hampir mendekai angka yang didapa dilapangan. Perhiungan dilakukan dengan menggunakan beberapa meode yaiu : a. Yang b. Englund and Hansen c. Bagnold d. Laursen Tabel 4.. Rekapiulasi Nilai Q aliran dan V Jenis Daa Tiik Tiik Tiik 3 Kemiringan saluran(s) 0,0000046 0,0000 0,00005 Q aliran (f 3 /s) 49707,35 606, 889 Kecepaan aliran (m/s) 0,309 0,34 0,344 Kecepaan aliran (f/s),04,8,8 a. Yang Tabel 4.3. Perhiungan dengan Yang (f/s) U ( f/s) Re Vcr/ log (d/) log (U/) Tiik 0.3937 0.58 86.68.05.0 0.699 Tiik 0.3937 0.6899.3.05.0 0.436 Tiik 3 0.3937 0.5947 90.69.05.0 0.79 V.S/ Vcr.S/ log (V.S/ - Vcr.S/) log C C () Qa (f 3 /s) Q () 0.00085 0.00064-3.678.704 4.805 49707.35 45.8 0.0079 0.00064 -.9404.6454.57 606. 33.74 0.00068 0.00064-4.46.93 35.5 889 68.78 b. Englund and Hansen Tabel 4.4. Perhiungan Englund Hansen (lb/f ) 0,05γs V (lb/fs ) d 50 γs g γ ( γs γ) d 50 3 qs (lb/fs) Tiik 0.645 9.4 0.00747 0.64 0.043 Tiik 0.90 4.586 0.00747.34 0.660 Tiik 3 0.683 4.94 0.00747 0.404 0.098 ISSN: 355-374X Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

Usman,K.O.: Analisis Sedimenasi pada Muara Sungai Komering Koa Palembang () Gw () Cn () Qa (f 3 /s) Q () 7.69 653675.55 9.5 49707.35 60.47 497.97 4988867. 5.83 606. 45.8 338.53 486769.8 30.07 889 75.8 c. Bagnold Tabel 4.5. Perhiungan dengan Bagnold Tiik Tiik Tiik 3 q (lb/fs) () Gw () Cn () Qa (f 3 /s) Q () 0.09 86.75 653675.55 3.8 49707.35 4.07 0.367 03.3 4988867..64 0.076 3.84 486769.8 3.33 606. 889 d. Laursen Tabel 4.6. Perhiungan di iik dan 3 dengan Laursen U (f) Re ρ τ' (lb/f ) Tiik Tiik Tiik 3 e b 0.58 0.6899 0.5947 τ* τc τ ( γs γ)d 86.68.936 0.00707.3.936 0.006693 90.69.936 0.000763 (f/s) 50 U/ an α (lb/f) U f i (f/s) 0.3.433 0.45 0.645 0.3937 0.3 3.0555 0.45 0.90 0.3937 0.3.70 0.45 0.683 0.3937 36.54 45.6 Gw () 0.05 0.05054 0.3937.4788 7 653675.55 0.05 0.05054 0.3937.754 7 4988867. Tabel 4.7. Rekapiulasi Nilai Konsenrasi Sedimen (Cn) Yang Englund and Hansen Tiik 4.805 9.5 Tiik.57 5.83 Tiik 3 35.5 30.07 Bagnold 3.8.64 3.33 Laursen.054.940.836 Tabel 4.8. Rekapiulasi Debi Sedimen Toal Q (perhiungan) Yang Englund and Hansen Tiik 45.80 60.47 Tiik 33.74 45.8 Tiik 3 68.78 75.8 Bagnold 4.07 36.54 45.6 Laursen 6.354.53.44 Tabel 4.9. Rekapiulasi oal debi sedimen berdasarkan meode yang digunakan Toal Debi Sedimen () Yang 48.3 Englund and Hansen 8.47 Bagnold.77 Laursen 0.3 Sedangkan unuk persenase perbedaan debi sedimen dihiung dengan rumus : Persenase Perbedaan = Q perhiungan Q lapangan 00% Q lapangan 0.05 0.05054 0.3937.505 7 486769.8 C () () Cn () Qa (f 3 /s) Q () 0.000765 8.53.054 49707.35 6.354 0.000073 5.86.940 606..53 0.000767 3.8.836 889.44 ISSN: 355-374X 3 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

Usman,K.O.: Analisis Sedimenasi pada Muara Sungai Komering Koa Palembang Tabel 4.0. Persenase perbedaan debi sedimen Yang Englund and Hansen Bagnold Laursen Persenase perbedaan (%),04 0,83 3 8,76 59,80 9,39 3 00,36 8,53 3,43 3 9,43 94,39 95,96 3 85,6 Raa raa perbedaan (%) 37,87 59,85 0,43 8,0 5. Pembahasan Pada ahapan menghiung oal debi sedimen, didapakan hasil yang berbeda pada iap iik unuk masing masing meode. Nilai oal debi sedimen yang dihasilkan yaiu unuk meode Yang sebesar 48.3. Englund and Hansen sebesar 8.47. Bagnold sebesar.77. Laursen sebesar 0.3 Seelah didapa nilai debi angkuan sedimen maka dilanjukan dengan ahapan menghiung persenase perbedaan debi sedimen anara kondisi di lapangan dengan hasil yang didapakan dari perhiungan. Nilai raa raa perbedaan persenase debi yang dihasilkan yaiu unuk meode Yang sebesar 37,87 %. Englund and Hansen sebesar 59.85 %. Bagnold sebesar 0.43 %. Laursen sebesar 8.0 % Berdasarkan hasil analisis diaas maka dapa diliha dan dienukan meode mana yang paling cocok unuk dierapkan pada muara sungai komering sesuai dengan perbandingan Q lapangan dan Q perhiungan. Dalam perhiungan ersebu, meode Bagnold yang paling sesuai karena memiliki perbedaan persenase erkecil erhadap debi sedimen dilapangan yaiu 0,43 %. 6. KESIMPULAN Dari hasil perhiungan unuk debi angkuan sedimen oal di Muara Sungai Komering Koa Palembang dengan menggunakan 4 meode, maka meode Bagnold yang paling sesuai. Karena seelah dilakukan analisis, hasil yang didapa memiliki persenase perbedaan paling kecil dibandingkan dengan 3 meode lainnya yaiu 0,43 %. Jumlah angkuan sedimen oal di muara Sungai Komering dengan menggunakan meode Bagnold dari hasil perhiungan didapakan,77. Yang erdiri dari 3 iik yaiu iik = 4,07. Tiik = 36,54 dan iik 3 = 45,6 7. SARAN Pada peneliian unuk ugas akhir kali ini, penulis menggunakan 4 meode perhiungan angkuan sedimen. Unuk peneliian lebih lanju disarankan menambah meode lain sehingga dapa diliha perbandingan hasil yang lebih beragam. Karena walaupun meode Bagnold memberikan hasil yang paling mendekai Q lapangan eapi masih memiliki persenase perbedaan yang cukup besar. Sebelum melakukan peneliian sebaiknya daa yang akan digunakan dilengkapi erlebih dahulu agar perhiungan dapa dilakukan dengan akura. Selain iu bila ingin mengembangkan peneliian enang muara sungai bisa dilakukan dengan menggunakan sofware compuer unuk hasil yang lebih maksimal. 8. DAFTAR PUSTAKA Chow, Ven Te, Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga, Jakara, 99. Mokonio, Oliana, Analisis Sedimenasi di Muara Sungai Saluwangko Desa Tounele Kecamaan Kakas Kabupaen Minahasa. Jurnal Sipil Saik ISSN, 337 673, 03. Sarwan, Kajian Laju Angkuan Sedimen Pada Sungai Sungai di Sumaera Selaan. Insiu Teknologi Bandung, Bandung, 008. Saud, Ismail, Prediksi Sedimenasi Kali Mas Surabaya. Jurnal Aplikasi ISSN, 907-753X, 008. Soemaro, C.D. Hidrologi Teknik Edisi Kedua. Erlangga, Jakara, 993. Sandar Nasional Indonesia. No. 03 344 Tahun 994. Taa Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan. Yang, Chih Ted, Sedimen Transpor Theory and Pracice. The McGraw Hill Companies, Singapore, 996. Yiniari, Dika Kuliah Angkuan Sedimen. Jurusan Teknik Sipil, Fakulas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITB, Bandung, 00. ISSN: 355-374X 4 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

Usman,K.O.: Analisis Sedimenasi pada Muara Sungai Komering Koa Palembang ISSN: 355-374X 5 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan