Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

dokumen-dokumen yang mirip
2. Fungsi Linier x 5. Gb.2.1. Fungsi tetapan (konstan):

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Diferensiasi. Darpublic

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Darpublic Nopember 2013

3. Gabungan Fungsi Linier

4. Mononom dan Polinom

11. Turunan Perkalian Fungsi, Pangkat Dari Fungsi, Fungsi Rasional, Fungsi Implisit

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Sudaryatno Sudirham. Fungsi dan Grafik

Bab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK

fungsi Dan Grafik fungsi

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

PERSAMAAN GARIS LURUS

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

Darpublic Nopember 2013

BAB 1 ANALISA SKALAR DANVEKTOR

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

BAB XI PERSAMAAN GARIS LURUS

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna)

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

FUNGSI DAN GRAFIK DIFERENSIAL DAN INTEGRAL

PENDAHULUAN KALKULUS

PERSAMAAN GARIS LURUS

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6

Diferensial dan Integral

F u n g s i. Modul 3 PENDAHULUAN

POTENSIAL LISTRIK MINGGU KE-4

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

TM. II : KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus

BAB III PEMODELAN DISPERSI POLUTAN

BAB I SISTEM KOORDINAT

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

II. LENTURAN. Gambar 2.1. Pembebanan Lentur

Peta Konsep. Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi. persamaan garis lurus

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

PERSAMAAN GARIS BAHAN BELAJAR MANDIRI 4

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai

Pertemuan XV X. Tegangan Gabungan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

1 Energi Potensial Listrik

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 103 JAKARTA

Hendra Gunawan. 13 November 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(2) Titik potong kurva dengan sumbu y, bila x = 0, diperoleh x = 0 y = mx + n y = m(0) + n y = n Jadi, titik potongnya dengan sumbu y, adalah (0, n) y

X. LISTRIK STATIS. X.1 Hukum Coulomb

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - MEDAN MAGNET - MEDAN MAGNET

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

III. FUNGSI POLINOMIAL

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

Soal dan Solusi Materi Elektrostatika

Pertemuan 2 KOORDINAT CARTESIUS

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

ENERGI POTENSIAL. dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

Komponen-komponen yang merupakan pemodelan himpunan parameter dari sebuah struktur adalah

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

A. PERSAMAAN GARIS LURUS

x X dapat dipetakan ke setiap y Y. hanya jika (jikka) satu x X dapat dipetakan ke satu y Y. RELASI : F: X Y menghasilkan himpunan pasangan berurut:

PENGETAHUAN STRUKTUR SLIDE 1

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

Rchmd: rls&fngs-smk2004 1

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

Bab 6 Defleksi Elastik Balok

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

Ulangan Harian 1 : Elektrostatis 1

UM UGM 2017 Fisika. Soal

A. Menentukan Letak Titik

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Teorema Divergensi, Teorema Stokes, dan Teorema Green

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Arus Listrik dan Resistansi

Transkripsi:

Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic

BAB Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai x dari sampai +. Kita tuliskan = k [.] dengan k bilangan-nata. Kurva fungsi ini terlihat pada Gb... berupa garis lurus mendatar sejajar sumbu-x, dalam rentang nilai x dari sampai +. 5 = -5 x 5 - = 3,5 Gb... Fungsi tetapan (konstan): = dan = 3, 5... Fungsi Linier - Persamaan Garis Lurus Persamaan (.) adalah satu contoh persamaan garis lurus ang merupakan garis mendatar sejajar sumbu-x, dengan kurva seperti terlihat pada Gb... Kurva ang juga merupakan garis lurus tetapi tidak sejajar sumbu-x adalah kurva ang memiliki kemiringan tertentu. Kemiringan garis ini adalah perbandingan antara perubahan terhadap perubahan x, atau kita tuliskan "delta " kemiringan= m =, dibaca : (.) x "delta x" -

Dalam hal garis lurus, rasio memberikan hasil ang sama di titik x manapun kita menghitungna. Artina suatu garis lurus hana mempunai satu nilai kemiringan, aitu ang diberikan oleh m pada fungsi = mx. Gb... berikut ini memperlihatkan empat contoh kurva garis lurus ang semuana melewati titik-asal [,] akan tetapi dengan kemiringan ang berbeda-beda. Garis = x lebih miring dari =, 5x, garis = x lebih miring dari = x dan jauh lebih miring dari =, 5x, dan ketigana miring ke atas. Makin besar nilai m, garis akan semakin miring. Garis ang ke-empat memiliki m negatif,5 dan ia miring ke bawah (menurun). 6 - - 3 x - -6 = x = -,5 x Gb... Empat contoh kurva garis lurus = mx. Secara umum, persamaan garis lurus ang melalui titik-asal [,] adalah = mx (.3) dengan m menunjukkan kemiringan garis; makin besar nilai m garis akan semakin miring. Jika m bernilai positif, garis miring ke atas (naik). Jika m bernilai negatif, garis akan miring ke bawah (menurun)..3. Pergeseran Kurva dan Persamaan Garis = x =,5x Bagaimanakah persamaan garis lurus jika ia tidak melalui titik-asal [,] melainkan memotong sumbu- misalna di titik [,]? Misalkan garis ini memiliki kemiringan. Setiap nilai pada garis ini untuk suatu nilai x, sama dengan nilai pada garis ang melalui [,], aitu = x, ditambah. Oleh karena itu kita dapat menuliskan persamaa garis ini sebagai = x+. Perhatikan Gb..3. - Sudaratno Sudirham, Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

- Gb..3. Garis lurus melalui titik [,], kemiringan. Secara umum, persamaan garis dengan kemiringan m dan memotong sumbu- di [,b] adalah ( b) = mx (.) b bisa positif ataupun negatif. Jika b positif, maka garis tergeser ke arah sumbu- positif (ke atas) ang berarti garis memotong sumbu- di atas titik [,]. Jika b negatif, garis tergeser kearah sumbu- negatif (ke bawah); ia memotong sumbu- di bawah titik [,]. Secara singkat, b pada (.) menunjukkan pergeseran kurva sepanjang sumbu-. Kita lihat sekarang garis ang memiliki kemiringan dan memotong sumbu-x di titik [a,], misalna di titik [,]. Lihat Gb... Dibandingkan dengan garis ang melalui titik [,] aitu garis = x, setiap nilai pada garis ini terjadi pada (x ) pada garis = x ; atau dengan kata lain nilai pada garis ini diperoleh dengan menggantikan nilai x pada garis = x dengan (x ). Contoh: =, pada garis ini terjadi pada x = x dan hal ini terjadi pada x = ( x ) pada kurva = x. 6 = x + = x - - 3 x 6 = x =(x ) - 3 x - x x - Gb... Garis lurus melalui titik [,]. -3

Secara umum persamaan garis ang melalui titik [a,] dengan kemiringan m kita peroleh dengan menggantikan x pada persamaan = mx dengan (x a). Persamaan garis ini adalah = m( x a) (.5) Pada persamaan (.5), jika a positif garis = mx tergeser ke arah sumbu-x positif (ke kanan); dan jika a negatif garis itu tergeser ke arah sumbu-x negatif (ke kiri). Secara singkat a pada (.5) menunjukkan pergeseran kurva sejajar sumbu-x. Pada contoh di atas, dengan tergeserna kurva ke arah kanan dan memotong sumbu-x di titik [,] ia memotong sumbu- di titik [,-]. Suatu garis ang titik perpotonganna dengan kedua sumbu diketahui, pastilah kemiringanna diketahui. Dalam contoh di atas, kemiringanna adalah ( ) m= = = = x dan persamaan garis adalah = x (.6) Bandingkanlah persamaan ini dengan persamaan (.), dengan memberikan m = dan b =. Secara umum, persamaan garis ang memotong sumbu-sumbu koordinat di [a,] dan [,b] adalah Contoh: 6 - = mx+ b - 3 x - b dengan m= (.7) a garis memotong sumbu x di, dan memotong sumbu di Persamaan garis: = x+ = x+ - Sudaratno Sudirham, Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Bagaimanakah persamaan garis lurus ang tidak terlihat perpotonganna dengan sumbu-sumbu koordinat? Persamaan garis demikian ini dapat dicari jika diketahui koordinat dua titik ang ada pada garis tersebut. Lihat Gb..5. Pada Gb..5. kemiringan garis dengan mudah kita peroleh, aitu ( ) m= = (.) x ( x x ) 6 - [x, ] [x, ] - x 3 - Gb..5. Garis lurus melalui dua titik. Persamaan (.) ini harus berlaku untuk semua garis ang melalui dua titik ang diketahui koordinatna. Jadi secara umum harus berlaku m= (.9) x x Dengan demikian maka persamaan garis ang memiliki kemiringan ini adalah = m( x x ) (.) Persamaan (.) inilah persamaan garis lurus dengan kemiringan m ang diberikan oleh (.9), bergeser searah sumbu- sebesar dan bergeser searah sumbu-x sebesar x. Contoh: Carilah persamaan garis ang melalui dua titik P(5,7) dan Q(,). -5

P Q 7 Kemiringan garis ini adalah m = = =, 5 x p xq 5 Kemiringan garis ini memberikan persamaan garis ang melalui titik asal =, 5x. Persamaan garis dengan kemiringan ini dan melalui titik P(5,7) adalah 7=,5( x 5) =,5x 6,5+ 7 =,5x+,75 Kita bisa melihat secara umum, bahwa kurva suatu fungsi = f (x) akan tergeser sejajar sumbu-x sebesar x skala jika x diganti dengan (x x ), dan tergeser sejajar sumbu- sebesar skala jika diganti dengan ( ) = f (x) menjadi = f x x ) atau = f ( ) (.) ( x Walaupun (.) diperoleh melalui pembahasan fungsi linier, namun ia berlaku pula untuk fungsi non linier. Fungsi non linier memberikan kurva garis lengkung ang akan kita pelajari dalam bab-bab selanjutna. Contoh: 6 - = x - - 3 x kurva semula + = x (pergeseran searah sumbu-) atau = (x ) (pergeseran + searah sumbu-x) Contoh: Kita kembali pada contoh sebelumna, aitu persamaan garis ang melalui titik P(5,7) dan Q(,). Persamaan garis dengan -6 Sudaratno Sudirham, Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

kemiringan,5 dan melalui titik asal adalah =, 5x. Garis ini harus kita geser menjadi ( b) =,5( x a) agar melalui titik P dan Q. Nilai a dan b dapat kita peroleh jika kita masukkan koordinat titik ang diketahui, P(5,7) dan Q(,). Dengan memasukkan koordinat titik ini kita dapatkan persamaan 7 b=,5(5 a) dan b=,5( a) Dari sini kita akan mendapatkan nilai a =,6 dan juga b =,75 sehingga persamaan garis ang melalui titik P(5,7) dan Q(,) dapat diperoleh, aitu,75=, 5x atau =,5( x+,6). Garis ini memotong sumbu- di +,75 dan memotong sumbu-x di,6... Perpotongan Garis Dua garis lurus + = ax b dan = ax+ b berpotongan di titik P sehingga koordinat P memenuhi = sehingga x Contoh: P P b b = a a = a x P a + xp + b = axp b + b atau P = a x P + b Titik potong dua garis = x+ 3 dan = x = x+ 3= x x= (.) x P = = 5,5 ; P = x+ 3= 5,5+ 3= atau = 5,5 P = Jadi titik potong adalah ] P[(5,5),. Perhatikan Gb..6. berikut ini. -7

3 - -5 5 - P Koordinat P memenuhi persamaan maupun. x - -3 Gb..6. Perpotongan dua garis. Jika kedua garis memiliki kemiringan ang sama sudah barang tentu kita tak akan memperoleh titik potong karena mereka sejajar; dikatakan juga mereka berpotongan di. Contoh: Dua garis = x+ 3 dan = x adalah sejajar..5. Pembagian Skala Pada Sumbu Koordinat Pada penggambaran kurva-kurva di atas, panjang per skala kedua sumbu koordinat tidak sama. Apabila panjang per skala dibuat sama kita akan memiliki kemiringan garis m = tanθ (.3) dengan θ adalah sudut ang dibentuk oleh garis lurus dengan sumbu-x atau dengan garis mendatar, seperti pada Gb..7. 5 m=tanθ θ 5 x 5 Gb..7. Panjang per skala sama di sumbu-x dan. - Sudaratno Sudirham, Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Sesungguhna formulasi (.3) berlaku umum, baik untuk pembagian skala di kedua sumbu koordinat sama besar ataupun tidak. Namun jika pembagian skala tersebut sama besar, sudut θ ang terlihat dalam grafik menunjukkan kemiringan garis sebenarna; jika pembagian tidak sama besar sudut θ ang terlihat pada grafik bukanlah sudut sebenarna sehingga sudut θ sebenarna harus dihitung dari formula (.3) dan bukan dilihat dari grafik..6. Domain, Kekontinuan, Simetri Pada fungsi linier = m( x a) + b, peubah akan selalu memiliki nilai, berapapun x. Peubah x bisa bernilai dari sampai +. Fungsi ini juga kontinu dalam rentang tersebut. Kurva fungsi = mx simetris terhadap titik asal [,] karena fungsi ini tak berubah jika diganti dengan dan x diganti dengan x..7. Contoh-Contoh Fungsi Linier Contoh-contoh fungsi linier berikut ini mamberikan gambaran bahwa fungsi linier dengan kurva ang kita gambarkan berbentuk garis lurus, merupakan bentuk fungsi ang biasa kita jumpai dalam praktik rekaasa. ). Suatu benda dengan massa m ang mendapat gaa F akan memperoleh percepatan. F = ma ; a adalah percepatan Jika tidak ada gaa lain ang melawan F, maka dengan percepatan a benda akan memiliki kecepatan sebagai fungsi waktu sebagai v ( t) v + at = v kecepatan gerak benda, v kecepatan awal, t waktu. Jika kecepatan awal adalah nol maka kecepatan gerak benda pada waktu t adalah v ( t) = at ) Dalam tabung katoda, jika beda tegangan antara anoda dan katoda adalah V, dan jarak antara anoda dan katoda adalah l maka antara anoda dan katoda terdapat medan listrik sebesar -9

Elektron ang muncul di permukaan katoda akan mendapat percepatan dari adana medan listrik sebesar anoda V E= l a= ee a adalah percepatan ang dialami elektron, e muatan elektron, E medan listrik. Jika kecepatan awal elektron adalah nol, dan waktu tempuh dari anoda ke katoda adalah t, maka kecepatan elektron pada waktu mencapai katoda adalah v k = at 3) Suatu pegas, jika ditarik kemudian dilepaskan akan kembali pada posisi semula jika tarikan ang dilakukan masih dalam batas elastisitas pegas. Gaa ang diperlukan untuk menarik pegas sepanjang x merupakan fungsi linier dari x. dengan k adalah konstanta pegas. F = kx ) Dalam sebatang logam sepanjang l, akan mengalir arus listrik sebesar i jika antara ujung-ujung logam diberi perbedaan tegangan sebesar V. Arus ang mengalir merupakan fungsi linier dari tegangan dengan relasi V i = GV =, dengan G= R R G adalah tetapan ang disebut konduktansi listrik dan R disebut resistansi listrik.persamaan ini juga bisa dituliskan V = ir ang dikenal sebagai relasi hukum Ohm dalam kelistrikan. Jika penampang logam adalah A dan rata sepanjang logam, maka resistansi dapat dinatakan dengan R= ρl A - Sudaratno Sudirham, Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ] l katoda

ρ disebut resistivitas bahan logam. Kerapatan arus dalam logam adalah atas kita peroleh j= i A = V RA = ρ i j= dan dari persamaan di A V l = σe dengan E = V / l adalah kuat medan listrik dalam logam, σ = / ρ adalah konduktivitas bahan logam. Secara infinitisimal kuat medan listrik adalah gradien potensial atau dv gradien dari V ang kita tuliskan E=. Mengenai pengertian dx gradien akan kita pelajari di Bab-9. 5). Peristiwa difusi. Secara thermodinamis, faktor pendorong untuk terjadina difusi, aitu penebaran materi menembus materi lain, adalah adana perbedaan materi masuk di x a C a konsentrasi. Situasi ini analog dengan C x peristiwa aliran muatan listrik di mana faktor pendorong x a x x untuk terjadina aliran muatan adalah perbedaan tegangan. materi keluar di x Analog dengan peristiwa listrik, fluksi materi ang berdifusi dapat kita tuliskan sebagai dc J x = D dx D adalah koefisien difusi, dc/dx adalah variasi konsentrasi dalam keadaan mantap di mana C dan C x bernilai konstan. Relasi ini disebut Hukum Fick Pertama ang secara formal menatakan bahwa fluksi dari materi ang berdifusi sebanding dengan gradien konsentrasi; dengan kata lain fluksi materi ang berdifusi merupakan fungsi linier dari gradien konsentrasi. -

Berikut ini tersaji soal-soal untuk latihan. Soal-soal ini hana berkenaan dengan kurva garis lurus. Namun dengan contoh-contoh di atas kita menadari bahwa fungsi linier bukan hana pernataan suatu garis lurus melainkan suatu bentuk fungsi ang banak dijumpai dalam praktik. Soal-Soal. Tentukan persamaan garis-garis ang membentuk sisi segi-lima ang tergambar di bawah ini. 5 3-5 - -3 - - 3 5-5 3 - -3 - -5 x. Carilah koordinat titik-titik potong dari garis-garis tersebut pada soal nomer- di atas. 3. Carilah persamaan garis ang a) melalui titik asal (,) dan sejajar garis ; b) melalui titik asal (,) dan sejajar dengan garis 3.. Carilah persamaan garis ang melalui a) titik potong dan titik potong 3 ; b) titik potong 3 dan titik potong 5 ; c) titik potong dan titik potong 5. 5. Carilah persamaan garis ang a) melalui titik potong 5 dan sejajar dengan garis ; b) melalui titik potong 5 dan sejajar dengan garis. - Sudaratno Sudirham, Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral