PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL. Model Gravitasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 12 METODE SIMPLEX (Lanjutan)

BAB 11 Programa Linier Persoalan Pengangkutan

BAB 9 Siklus Regional dan Analisa Pengganda (REM = Regional Employment Multiplier)

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Mononom dan Polinom

TES AKHIR. Kartu-kartu diatas dapat disusun dengan aturan susunan kartu adalah jumlah bilangan kebawah sama dengan jumlah bilangan kesamping

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang)

1. Jika p dan q akar-akar persamaan. x 2 bx c 0 dan k konstanta real, maka

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1)

A. Kajian ulang tentang fungsi Pada gambar di bawah ini diberikan diagram panah suatu relasi dari himpunan

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

BAB VI DEFLEKSI BALOK

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

UM UNPAD 2007 Matematika Dasar

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL TIGA SEKTOR. Minggu 6

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13

COURSE NOTE : Sistem Persamaan Liniear

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI CELL BREATHING CDMA x MENGGUNAKAN DELPHI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP ( SILABUS ) KEGIATAN PEMBELAJARAN TEKNIK.

D Avg

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang

PROSIDING ISSN: M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI

dlp2usaha - - USAHA DAN ENERGI - - Usaha dan Eenergi 8105 Fisika 1 mv

Model Regresi Berganda

BAB V PERENCANAAN TRANSPORT. Gambar 5.1. Proses Perencanaan Transport

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah

7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

APERSEPSI. Jenis-jenis zat Massa jenis dan bobot jenis Tekanan

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT

E-LEARNING MATEMATIKA

BAB III. HUKUM GRAVITASI NEWTON F 21

BAB II KAJIAN TEORI. bergerak dalam fluida tersebut. Beberapan ayat dalam Al-Qur an menyebutkan

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

PENENTUAN MATRIKS IMPEDANSI REL JALA-JALA (NETWORN DENGAN METODE LANGSUNG

Diketahui laporan realisasi cash flow (dalam 000), bulan DESEMBER 2014 adalah

UN SMA IPA 2010 Matematika

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS SIRIP LONGITUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPAT KEADAAN TAK TUNAK KASUS 2D

BAB XIV V E K T O R Pengertian Vektor adalah besaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri sebuah vektor dilukiskan sebagai panah.

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

V. DEFLEKSI BALOK ELASTIS: METODE-LUAS MOMEN

Bab III Model Difusi Oksigen di Jaringan dengan Laju Konsumsi Konstan

HUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)

ANALISIS TEGANGAN BAUT PENGUNCI GIRTH-GEAR KILN

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling

BAB II TEORI DASAR. II.1.2. Mekanisme Proses Terjadinya Sedimentasi

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF

ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

DETERMINAN, INVERS, PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. informasi biaya produksi bagi kepentingan manajemen perusahaan,

BAB II TEORI GELOMBANG DAN ARUS DEKAT PANTAI

SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PAKET TIGA

3.2 Survey Lalu Lintas : Kecepatan dan Pertundaan. Menggunakan Alat Enoscope : (pengamat dalam kondisi tidak bergerak)

Pembahasan Soal Gravitasi Newton Fisika SMA Kelas X

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Konstruksi Rangka Batang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah

ANALISIS KEKUATAN BAUT PONDASI REL CARRIER PADA IRADIATOR GAMMA UNTUK STERILISASI HASIL PERTANIAN

Metode Simpleks Diperbaiki (Revised Simplex Method) Materi Bahasan

ANALISIS REGRESI. Stat/Reg/Sam 04

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI

6. T H E M E T R I C S Y S T E M

BAB 2 LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

ANALISA TRAFIK PADA JARINGAN CDMA

TEOREMA GREEN UNTUK MENYELESAIKAN PERHITUNGAN INTEGRAL GARIS

Analisis Kestabilan Titik Keseimbangan Model Perilaku Jumlah Pelaku Narkoba dengan Faktor Rehabilitasi

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN

Penerapan Metode Substruktur Dalam Analisis Dinamika Rotor

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUNJANGAN DAERAH BAGI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR.

OVERVIEW Persamaan keadaan adalah persamaan yang menyatakan hubungan antara state variable

Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy

MAKALAH FISIKA INTI PELURUHAN ALFA. Disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Inti. Dosen pengampu : Dr. Sutikno, M.T.

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 BIDANG ILMU FISIKA

Transkripsi:

MEODE ANALISIS ERENCANAAN 2 Materi 1 : L 311 Oleh : Ken Martina Kasikoen Model Gravitasi Model gravitasi adalah model yang paling sering digunakan dalam studi-studi perencanaan dan transportasi, karenanya prinsip-prinsip dasarnya sangat penting untuk dimengerti. 8.1. Sejarah Model Gravitasi Model gravitasi dikemangkan dari ilmu fisika, yaitu hukum Gravitasi Newton yang kemudian diterapkan dalam ilmu sosial. ernyataan Newton : Dua enda di alam saling menarik satu sama lain, dalam proporsi produk dari massanya, dan eralikan dengan kuadrat jarak kedua enda terseut. Secara matematis dapat ditulis seagai erikut : Dimana : GM 1M D 2 F =...(1) 2 F M 1 dan M 2 D G = Gaya tarik menarik suatu massa (enda) terhadap massa (enda) yang lain = Massa atau ukuran kedua enda terseut = Jarak antara kedua enda = konstanta, yaitu kekuatan gravitasi Aplikasi Konsep gravitasi dalam sistem perkotaan : a. kekuatan daya tarik dua enda diinterpretasikan seagai sejumlah interaksi antar dua daerah. massa enda diukur dalam entuk ukuran (size) atau daya tarik daerah Versi sederhana dari model gravitasi ini ditulis secara matematis seagai erikut : 1

Dimana : I ij i dan j G I i G d = j ij...(2) ij = interaksi antara daerah i dan j = ukuran dari daerah i dan j = Jarak antara kedua enda = suatu kekuatan atau exponen yang diterapkan pada jarak antara daerah-daerah terseut = suatu konstanta yang ekivalen dengan konstanta gravitasi, yang ditentukan secara empiris, dan digunakan untuk menghuungkan huungan dengan kondisi nyata Contoh Soal : Diketahui : Dalam suatu kota (hipotetis) terdapat 3 zona. Jumlah penduduk kota = 25.000 Jumlah total trips (perjalanan) yang dilakukan oleh penduduk kota terseut adalah = 75.000 KOA : Interaksi antara ketiga zone ts dapat digamarkan dalam entuk jumlah trip yang diuat antara tiap-tiap pasangan zone, misal antara : 2

zone 1 dan zone 2 zone 1 dan zone 3 zone 2 dan zone 1 zone 2 dan zone 3 zone 3 dan zone 1 zone 3 dan zone 2 dan perjalanan(trip) internal dalam zone, yaitu aik asal maupun tujuan pada zone ts, yang digamarkan dalam entuk panah. Model gravitasi menganggap ahwa sejumlah interaksi di antara 2 (dua) daerah secara langsung ditentukan oleh daya tarik atau ukuran daerah dan eranding teralik dengan jarak di antara keduanya. Bila dianggap efek jarak pada saat interaksi diaaikan, maka volume trip (perjalanan) dari suatu zone i ke zone j akan secara langsung proporsional dengan kemungkinan suatu trip yang sesuai dengan tujuan ke zone j. Daya tarik relative zone j (dalam entuk populasi dari zone lain untuk melakukan trips ke zone j) akan sama dengan populasi zone j (yaitu j ) diagi dengan populasi total dari kota terseut (). Maka proporsi perjalanan (daya tarik) dari suatu zone yang mempunyai tujuan ke zone j akan sama dengan rasio j (3) Untuk contoh soal di atas, ila jumlah penduduk zone 3 = 3 = 10.000 diandingkan dengan total penduduk kota = = 25.000, maka proporsi perjalanan yang diuat seorang individu dari zone lain ke zone 3 adalah : 3 = 10.000/25.000 = 0,4 = 40%. Setelah menghitung proporsi perjalanan yang pergi ke zone j, maka akan mudah menghitung jumlah perjalanan seenarnya yang terliat. Rata-rata jumlah perjalanan yang diuat oleh setiap individu (diseut K), pada daerah (region) adalah / = K..(rumus ke 4) maka jumlah actual (kenyataan) perjalanan yang menuju zone j yang dilakukan oleh individu yang tinggal di zone i adalah 3

K j (5) Bila ada i individu yang tinggal di zone i, maka total jumlah perjalanan yang diuat individu (di zone i) ke zone j adalah i kali jumlah trips yang diuat individu, jadi i K = j ij...(6) Dimana : = ij jumlah total perjalanan yang diuat individu yang tinggal di zone i menuju ke zone j. Untuk contoh di atas, K=/ = 75000 = 3 25000 Jika i = 6000 (dalam soal ini asal i = zone 1 dan tujuan j = zone 3 Hasilnya : 6.000x10.000 = 3x = 72.000 13 25.000 Hitung total perjalanan dari : - zone 1 ke zone 2 - zone 2 ke zone 3 6.000x9000 = 3x 25.000 9.000x10.000 = 3x 25.000 12 = 23 =...... Jelaslah hipotesa interaksi di atas adalah suatu penyederhanaan, karena asumsi ahwa jarak atau iaya tidak memeri dampak pada kelakuan pemuatan perjalanan (trip making). adahal pada model gravitasi, apaila jarak antara kedua zone (i dan j) ertamah, maka jumlah interaksi antara zone-zone ts menurun. Menganggap dampak dari jarak, daya tarik zone j akan perjalanan dari zone-zone lain terlihat proporsional dengan ukuran penduduk di j...j relatif terhadap total penduduk pada kota ts. 4

Makin esar proporsi penduduk yang tinggal di zone j, makin esar perjalanan yang erakhir di j. Bagaimanapun efek jarak terhadap interaksi dapat meniadakan ukuran atau daya tarik suatu zone. Jumlah interaksi antara zoe i dan zone j akan erkurang apaila jarak meningkat, maka daya tarik zone j dari rumus...(3) eruah menjadi j Dimana = jarak antara i dan j...(7) Oleh karena menurut Isard (1960), Carol dan Bevis (1957) ahwa efek jarak terhadap interaksi tidaklah sama, jarak yang panjang memeri efek penolakan yang leih proporsional diandingkan jarak yang pendek, maka rumus (7) menjadi j...(8) Dimana adalah suatu eksponen yang merupakan power of distance Maka rumus (8) dapat disutistusikan ke rumus (6) untuk mendefinisi ulang interaksi antara zone i dan zone j seagai erikut : K i ij =...(9) ersamaan ini dapat disederhanakan karena, pada setiap area yang dierikan, K dan keduanya adalah konstan, yang dapat ditulis dengan G, jadi G=K/, maka didapat j ij = G i j...(10) Contoh soal : Bila diketahui jumlah pendudulk kota i = 10.000 kota j = 15.000 5

Jarak dari i ke j = 60 km, dan nilai G = 3, erapakah otal perjalanan dari i ke j? DAFAR USAKA 1. Oppenheim, Applied Models in Uran and Regional Analysis,First Edition, rentice Hall, Englewood Cliffs, 1980, ISBN No. 0-13-041467-0 2. Warpani, Suwardjoko, Analisis Kota dan Daerah, Edisi ketiga, enerit IB, Bandung, 1984, ISBN No. 979-8591-49-6 6