Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy Farah Nurul Ilma, Bilqis Amaliah, dan Achmad Saikhu Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopemer (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Suraaya Indonesia ilqis@cs.its.ac.id Astrak Dalam proses perencanaan dan penjadwalan seuah proyek skala esar, diutuhkan prediksi jalur kritis dalam setiap jaringan proyek yang digunakan. Jalur kritis erguna untuk mengetahui aktivitas-aktivitas dalam jaringan proyek yang tidak dapat ditunda waktu pengerjaannya. Teknik Critical Path Method (CPM) telah menjadi suatu cara yang digunakan untuk memprediksi jalur kritis. Namun, teknik terseut kurang efektif karena hanya mempertimangkan satu durasi pengerjaan yang pasti. Oleh sea itu, dalam artikel ini akan diimplementasikan metode CPM dengan menerapkan ilangan fuzzy trapezoidal yang menunjukkan 4 ilangan untuk setiap durasi aktivitasnya. Selain itu juga dilakukan proses defuzzifikasi untuk mendapatkan nilai crisp (ilangan ulat) yang diterapkan pada waktu santai (slack time). Proses defuzzifikasi yang dilakukan menggunakan metode Center of Area (COA) atau dikenal dengan Metode Centroid. Dataset yang digunakan dalam proses uji coa erupa jumlah node, node asal, node tujuan dan durasi masingmasing akivitas. Hasil uji coa menunjukkan ahwa metode Centroid memerikan hasil yang tepat untuk setiap testcasenya dalam menentukan jalur kritis pada jaringan proyek fuzzy yang digunakan. Kata Kunci Critical Path Method, Bilangan Fuzzy Trapezoidal, Jaringan Proyek Fuzzy, Defuzzifikasi. I. PENDAHULUAN alam pemangunan seuah proyek, khususnya proyek Dskala esar seperti memangun gedung, riset dan pengemangan, pemeliharaan sistem komputer, manajemen isnis, produksi parik dan lain seagainya, tentu saja memutuhkan proses perencanaan dan penjadwalan yang matang [1]. Proyek-proyek yang akan diangun terdiri dari anyak aktivitas yang saling terhuung, dimana masingmasing aktivitas memiliki durasi pengerjaan yang ereda [2]. setiap aktivitas isa saja memiliki variasi waktu. Aktivitas-aktivitas terseut saling terhuung sehingga mementuk seuah jaringan yang diseut jaringan proyek fuzzy. Kata fuzzy memiliki arti tidak pasti, tidak terdefinisi dengan pasti atau kaur [3][4]. Dikatakan demikian karena durasi dari aktivitas-aktivitas yang ada, tidak dapat diketahui dengan pasti memutuhkan waktu erapa lama untuk pengerjaannya. Dalam jaringan proyek fuzzy ini juga terdapat jalur-jalur yang isa dilalui yang menghuungan kejadian awal dengan kejadian akhir. Dari durasi pada setiap aktivitas dapat dihitung waktu santai (slack time) masing-masing untuk mencari seuah jalur kritis. Seuah jaringan proyek fuzzy memiliki jalur ktiris yang erarti aktivitas yang erada pada jalur kritis terseut tidak dapat ditunda pengerjaannya [4]. Apaila pengerjaannya ditunda, akan mengakiatkan keterlamatan dan memutuhkan waktu yang leih lama untuk menyelesaikannya. Aktivitas-aktivitas pada jalur kritis ini terhuung sehingga menjadi seuah jaringan yang kompleks. Maka dari itu, diutuhkan suatu metode yang dapat menentukan jalur kritis sehingga sumer daya yang dimiliki dapat terkonsentrasi pada aktivitas-aktivitas terseut. Hal ini dapat mengurangi waktu untuk menyelesaikan proyek dan meminimalisasi iaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Critical Path Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis adalah suatu metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang paling anyak digunakan di antara semua sistem yang menggunakan prinsip pementukan jaringan [4] [5]. Dengan CPM, jumlah waktu yang diutuhkan untuk menyelesaikan eragai tahap aktivitas proyek dianggap diketahui dengan pasti. Demikian pula dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Sehingga dapat dikatakan, CPM merupakan analisa jaringan kerja yang erusaha mengoptimalkan iaya total yang diperlukan melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang ersangkutan. Kelemahan dari CPM adalah metode ini tidak mempertimangkan variasi waktu yang erdampak esar terhadap waktu penyelesaian proyek yang kompleks [6]. Sedangkan di dunia nyata, untuk memangun seuah proyek harus menggunakan penilaian manusia dalam memperkirakan setiap durasi aktivitasnya. Oleh sea itu, dalam artikel ini digunakan metode CPM dengan menerapkan ilangan fuzzy trapezoidal pada setiap durasi aktivitasnya. Dimana masing-masing aktivitas direpresentasikan dengan empat angka durasi. Kemudian dilakukan proses defuzzifikasi untuk mendapatkan nilai crisp (ilangan ulat) yang diaplikasikan pada slack time di masingmasing aktivitas. Proses defuzzifikasi yang dilakukan menggunakan Metode Center of Area (COA) atau dikenal dengan Metode Centroid. Metode Centroid adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan oot nilai tengah dari kurva daerah fuzzy yang digunakan. Sehingga, dari proses ini akan didapatkan jalur kritis pada setiap aktivitas dalam jaringan proyek fuzzy.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 2 II. DASAR TEORI A. Critical Path Method (CPM) CPM merupakan suatu metode dalam mengidentifikasi jalur atau item aktivitas yang kritis dalam seuah jaringan proyek dengan menggunakan perkiraan waktu yang tetap untuk setiap durasi aktivitasnya. CPM sering diseut juga dengan AOA (Activity On Arrow) yang terdiri dari anak panah dan lingkaran [7]. Anak panah menggamarkan aktivitas, sedangkan lingkaran menggamarkan kejadian (node) seperti yang ditunjukkan pada Gamar 1. Keseluruhan proyek diawali dengan seuah node. Akhir dari proyek juga ditandai dengan seuah node. Diantara dua node adalah seuah aktivitas yang ditunjukkan oleh gamar panah. Pada Gamar 1, aktivitas A dan B merupakan aktivitas pertama dalam seuah proyek dan dapat dikerjakan secara ersamaan. Aktivitas A mengawali aktivitas C sedangkan aktivitas B mengawali aktivitas D. Aktivitas C elum dapat dikerjakan ila aktivitas A elum selesai dikerjakan. B. Logika Fuzzy Fuzzy secara harfiah memiliki arti samar, tidak pasti atau rancu. Sehingga nilai fuzzy dapat dieri nilai atau derajat tertentu. Seuah himpunan fuzzy dapat diuat secara matematis dengan memerikan seuah nilai yang menggamarkan nilai keanggotaan setiap anggota yang mungkin termasuk dalam semesta pemicaraan [8]. Konsep dasar logika fuzzy ditunjukkan pada Gamar 2. Dari Gamar 2 dapat dijelaskan seagai erikut [9]: 1. Derajat Keanggotaan (memership function) adalah derajat dimana nilai crisp dengan fungsi keanggotaan (dari 0 sampai 1), juga mengacu seagai tingkat keanggotaan, nilai keenaran, atau masukan fuzzy. 2. Lael adalah nama deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasikan seuah fungsi keanggotaan. 3. Fungsi Keanggotaan mendefinisikan fuzzy set dengan memetakkan masukan crisp dari domainnya ke derajat keanggotaan. 4. Masukan crisp adalah masukan yang tegas dan tertentu. 5. Lingkup/Domain adalah lear fungsi keanggotaan. Jangkauan konsep, iasanya ilangan, tempat dimana fungsi keanggotaan dipetakkan. 6. Daerah Batasan Crisp adalah jangkauan seluruh nilai yang dapat diaplikasikan pada variael sistem. Bilangan Fuzzy Trapezoidal aktivitas dinyatakan dalam ilangan fuzzy trapezoidal seperti ditunjukkan pada Gamar 3. Gamar 3 menunjukkan kurva trapesium. Pada dasarnya kurva trapesium erentuk segitiga, hanya saja ada eerapa titik yang memiliki nilai keanggotaan satu (1). Persamaan yang dimiliki kurva trapesium adalah seagai erikut: 0; x a atau x d ( x a) /( a); a x (1) µ ( xa,, c, d) = 1; x c ( d x) /( d c); c x d Gamar 1. Activity On Arrow Gamar 2. Konsep Dasar Logika Fuzzy Gamar 3. Aktivitas dalam Bentuk Bilangan Fuzzy Trapezoidal a= nilai domain terkecil yang memiliki derajat keanggotaan nol (0). = nilai domain terkecil yang memiliki derajat keanggotaan satu (1). c= nilai domain teresar yang memiliki derajat keanggotaan satu (1). d= nilai domain teresar yang memiliki derajat keanggotaan nol (0). Parameter Aktivitas Fuzzy Parameter durasi aktivitas fuzzy adalah seagai erikut: 1. Earliest Time Waktu paling awal atau waktu tercepat dari suatu aktivitas. Rumus yang digunakan adalah seagai erikut: E j = mmmmmm ii DDDD E i t ij dddddd E 1 = L 1 = 0 (2) E j = earliest time dari node j. D j = {i i ϵ V dan a ij ϵ A}, adalah himpunan kejadian yang didapatkan dari kejadian j ϵ V dan i < j.

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 3 E i = earliest time dari node i. 2. Latest Time Waktu paling akhir atau waktu paling lamat dari suatu aktivitas. Rumus yang digunakan adalah seagai erikut: L i = mmmmmm jj HHHH LL jj ΘΘ t ij dddddd L n = E n (3) L i = latest time dari node i. H i = {j j ϵ V dan a ij ϵ A}, adalah himpunan kejadian yang didapatkan dari kejadian i ϵ V dan i < j. LL jj = latest time dari node j. 3. Slack Time Sejumlah waktu tunda yang tersedia dalam suatu aktivitas. Waktu tunda memungkinkan terjadinya penundaan atau perlamatan aktivitas terseut secara sengaja atau tidak sengaja. Dimana penundaan terseut menyeakan proyek menjadi terlamat dalam penyelesaiannya. Rumus yang digunakan adalah seagai erikut: T ij = L j ΘΘEE ii ΘΘtt iiii (4) T ij = slack time dari aktivitas ij. LL jj = latest time dari node j. E i = earliest time dari node i. 4. Jalur Kritis Jalur yang memiliki rangkaian aktivitas terpanjang dalam seuah jaringan proyek dan memiliki total waktu terlama. Jalur kritis ditandai dengan jalur-jalur yang memiliki slack time nol. Fuzzy Forward Pass Pencarian jalur kritis dan parameter durasi aktivitas untuk nilai earliest time dimulai dengan proses forward pass.rumus yang digunakan adalah seagai erikut: Operasi penjumlahan fuzzy : (a 1, 1, c 1, d 1 ) (a 2, 2, c 2, d 2 ) = (a 1 +a 2, 1 + 2, c 1 +c 2, d 1 +d 2 ) (5) fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy. Sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu ilangan Gamar 4. Konfigurasi Sistem Logika Fuzzy pada domain himpunan fuzzy terseut. Sehingga jika dierikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diamil suatu nilai crisp tertentu seagai keluarannya. Dalam artikel ini, proses defuzzifikasi menggunakan Metode Centroid. Pada metode Centroid, solusi crisp diperoleh dengan cara mengamil titik pusat atau nilai tengah dari daerah fuzzy. Berdasarkan kurva keanggotaan trapesium, rumus dari metode Centroid adalah seagai erikut: Centroid (Ã) = x a a a c d.x dx+ 1.x dx + d x.x dx c d c x a a a dx c d + 1 dx + d x c d c dx (7) dimana rumus diatas setelah diintegralkan akan menghasilkan rumus seagai erikut: Centroid (Ã) = c2 +d 2 +cd (a a ) 3[(c+d) (+a)] III. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Perangkat lunak Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy ini akan melakukan eerapa proses seelum mendapatkan jalur kritis untuk setiap jaringan proyek yang digunakan. Proses terseut dapat dilihat pada diagram alir perancangan perangkat lunak ditunjukkan pada Gamar 5. (8) Fuzzy Backward Pass Pencarian jalur kritis dan parameter durasi aktivitas untuk nilai latest time dan slack time dimulai dengan proses forward pass.rumus yang digunakan adalah seagai erikut: Operasi pengurangan fuzzy Θ : (a 1, 1, c 1, d 1 ) Θ (a 2, 2, c 2, d 2 ) = (a 1 -d 2, 1 -c 2, c 1-2, d 1 -a 2 ) (6) C. Proses Defuzzifikasi Konfigurasi sistem logika fuzzy ditunjukkan pada Gamar 4. Berdasarkan Gamar 4, proses defuzzifikasi adalah langkah terakhir dalam suatu sistem logika fuzzy. Dimana tujuannya adalah mengkonversi setiap hasil dari inference engine yang diekspresikan dalam entuk fuzzy set ke suatu ilangan real [10]. Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan Gamar 5. Diagram Alir Perancangan Perangkat Lunak

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 4 Berdasarkan Gamar 5, rancangan secara umum aplikasi ini dimulai dengan memasukkan data input erupa jumlah node, node asal, node tujuan dan durasi seanyak 4 i langan. Kemudian, sistem melakukan inisialisasi data input ke dalam entuk oyek node dan panah. Setelah proses inisialisasi, sistem akan mengolah oyek terseut ke dalam entuk jaringan. Dengan terentuknya jaringan, maka akan memudahkan untuk mengetahui perhitungan earliest time, latest time, slack time dan proses defuzzifikasi. Setelah jaringan terentuk, maka selanjutnya sistem akan menghitung earliest time di setiap node yang ada. Setelah mendapatkan hasil dari earliest time, sistem akan menghitung latest time. Selanjutnya, sistem juga akan menghitung slack time. Langkah erikutnya setelah mendapatkan slack time, sistem akan melakukan proses defuzzifikasi menggunakan Metode Centroid. Metode ini diaplikasikan pada nilai slack time untuk mendapatkan nilai crisp. Dengan didapatkannya nilai crisp, maka akan memudahkan untuk mendapatkan jalur kritis pada jaringan proyek fuzzy yang digunakan. Setelah mendapatkan nilai crisp, sistem akan menampilkan data keluaran erupa jalur kritis. IV. HASIL UJI COBA Dengan menggunakan data input pada Tael 1, akan dihitung earliest time, latest time, slack time dan proses defuzzifikasi. Uji coa dilakukan untuk mengetahui jalur kritis pada jaringan proyek fuzzy yang digunakan. Dari Tael 1, dapat diketahui jumlah node yang digunakan seanyak 7 node. Berdasarkan data input yang telah dimasukkan, terentuk 9 aktivitas dan pada setiap aktivitas memiliki durasi yang ereda. Dari data input yang telah dimasukkan, akan diolah ke dalam entuk jaringan proyek fuzzy seperti yang ditunjukkan Gamar 6. Setelah mementuk jaringan proyek fuzzy, selanjutnya akan dilakukan perhitungan earliest time, latest time dan slack time di setiap node yang ada. Hasil perhitungan earliest time ditunjukkan pada Tael 2. Untuk hasil perhitungan latest time ditunjukkan pada Tael 3.Sedangkan untuk hasil perhitungan slack time ditunjukkan pada Tael 4. Selanjutnya akan dilakukan proses defuzzifikasi yang diaplikasikan pada nilai slack time. Defuzzifikasi dilakukan dengan menggunakan Metode Centroid. Hasil perhitungan akhir dari proses defuzzifikasi ditunjukkan pada Tael 5. Tael 1. Data Input Uji Coa Jumlah Node = 7 Node Node Asal Tujuan t1 t2 t3 t Gamar 6. Jaringan Proyek Fuzzy Tael 2. Hasil Earliest Time Data Uji Coa Akti vitas Earliest Time Hasil 1-2 (1,2,3,4) (0,0,0,0) + (1,2,3,4) (1,2,3,4) 1-3 (5,6,7,8) (0,0,0,0) + (5,6,7,8) (5,6,7,8) 1-4 (9,10,11,12) (0,0,0,0) + (9,10,11,12) (9,10,11,12) 2-3 (2,3,4,5) (1,2,3,4) + (2,3,4,5) (3,5,7,9) 2-5 (6,7,8,9) (1,2,3,4) + (6,7,8,9) (7,9,11,13) 3-7 (3,5,7,9) (5,6,7,8) + (3,5,7,9) (8,11,14,17) 4-6 (4,5,6,7) (9,10,11,12) + (4,5,6,7) (13,15,17,19) 5-7 (8,9,10,11) (7,9,11,13) + (8,9,10,11) (15,18,21,24) 6-7 (3,4,5,7) (13,15,17,19) + (3,4,5,7) (16,19,22,26) Tael 3. Hasil Latest Time Data Uji Coa Aktiv Latest Time itas Persamaan (3) Hasil 6-7 (3,4,5,7) (16,19,22,26) (3,4,5,7) (9,14,18,23) 5-7 (8,9,10,11) (16,19,22,26) (8,9,10,11) (5,9,13,18) 4-6 (4,5,6,7) (9,14,18,23) (4,5,6,7) (2,8,13,19) 3-7 (3,5,7,9) (16,19,22,26) (3,5,7,9) (7,12,17,23) 2-5 (6,7,8,9) (5,9,13,18) (6,7,8,9) (-4,1,6,12) 2-3 (2,3,4,5) (7,12,17,23) (2,3,4,5) (2,8,14,21) 1-4 (9,10,11,12) (2,8,13,19) (9,10,11,12) (-10,-3,3,10) 1-3 (5,6,7,8) (7,12,17,23) (5,6,7,8) (-1,5,11,18) 1-2 (1,2,3,4) (-4,1,6,12) (1,2,3,4) (-8,-2,4,11) Tale 4. Hasil Slack Time Data Uji Coa Akti Slack Time vitas Persamaan (4) Hasil 1-2 (1,2,3,4) (-4,1,6,12) (0,0,0,0) (1,2,3,4) (-8,-2,4,11) 1-3 (5,6,7,8) (7,12,17,23) (0,0,0,0) (-1,5,11,18) (5,6,7,8) 1-4 (9,10,11,12) (2,8,13,19) (0,0,0,0) (-10,-3,3,10 (9,10,11,12) 2-3 (2,3,4,5) (7,12,17,23) (1,2,3,4) (-2,5,12,20) (2,3,4,5) 2-5 (6,7,8,9) (5,9,13,18) (1,2,3,4) (6,7,8,9) (-8,-2,4,11) 3-7 (3,5,7,9) (16,19,22,26) (5,6,7,8) (-1,5,11,18) (3,5,7,9) 4-6 (4,5,6,7) (9,14,18,23) (9,10,11,12) (-10,-3,3,10) (4,5,6,7) 5-7 (8,9,10,11) (16,19,22,26) (7,9,11,13) (-8,-2,4,11) (8,9,10,11) 6-7 (3,4,5,7) (16,19,22,26) (13,15,17,19) - (3,4,5,7) (-10,-3,3,10)

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 5 Tale 5. Hasil Defuzzifikasi Data Uji Coa Aktivitas Slack Time Hasil Defuzzifikasi 1-2 (1,2,3,4) (-8,-2,4,11) 1, (5,6,7,8) (-1,5,11,18) 8, (9,10,11,12) (-10,-3,3, (2,3,4,5) (-2,5,12,20) 8, (6,7,8,9) (-8,-2,4,11) 1, (3,5,7,9) (-1,5,11,18) 8, (4,5,6,7) (-10,-3,3,10) (8,9,10,11) (-8,-2,4,11) 1, (3,4,5,7) (-10,-3,3,10) 0 Dari hasil defuzzifikasi yang diperoleh, dapat diketahui jalur kritis pada jaringan proyek fuzzy terseut terletak pada jalur V. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil uji coa, dapat diamil kesimpulan seagai erikut: 1. Penggunaan ilangan fuzzy trapezoidal dapat diimplementasikan menggunakan metode CPM untuk mencari jalur kritis pada jaringan proyek fuzzy. 2. Metode centroid dapat digunakan untuk mencari nilai crisp pada setiap aktivitas di dalam jaringan proyek fuzzy untuk mencari seuah jalur kritis. 3. Hasil dari uji coa menyatakan ahwa penggunaan proses defuzzifikasi mampu memerikan hasil yang tepat untuk setiap test case dalam menentukan jalur kritis, dimana durasi yang digunakan merupakan ilangan fuzzy trapezoidal. 4. Dengan adanya aplikasi Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy ini akan memudahkan pekerjaan seorang manajer proyek perusahaan untuk memprediksi perkiraan waktu tercepat dan waktu terlamat untuk memulai seuah aktivitas dalam proses perencanaan dan penjadwalan pemangunan seuah proyek. Serta dengan mengetahui jalur kritis dari setiap jaringan proyek yang dikerjakan, sehingga seorang manajer proyek dapat memaksimalkan kerja pada jalur terseut supaya tidak terjadi keterlamatan dalam proses pemangunannya. Dengan egitu, manajer proyek dapat meminimalisasi iaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk memangun proyek terseut. Berikut merupakan eerapa saran untuk pengemangan perangkat lunak di masa yang akan datang, erdasarkan hasil perancangan perangkat lunak, implementasi dan uji coa yang telah dilakukan, yaitu: 1. Menerapkan durasi dengan variasi waktu yang leih anyak. 2. Dapat memproses data masukan erupa path. 3. Menerapkan metode yang mampu memerikan nilai yang leih efektif. 4. Memuat tampilan antarmuka yang leih aik sehingga memudahkan pengguna untuk menggunakan perangkat lunak ini. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis F.N mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bilqis Amaliah, S.Kom., M.Kom. dan Achmad Saikhu, S.SI., M.T. selaku pemiming penulis dalam mengerjakan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] John W. Fondahl, "Non-Compter Approach to the Critical Path Method for the Construction Industry," Standford University, Stanford, Report # [2] M. Hapke and R. Slowinski, "Fuzzy priority heuristics for project scheduling, Fuzzy sets and systems," vol. 83, no. 3, pp , [3] D. Duois and H. Prade, Possiility Theory : An Approach to Computerized Processing of Uncertainty, Plenum, Ed. New York, [4] N. Ravi Shankar, V. Sireesha, and P. Phani Bushan Rao, "An Analytical Method for Finding Critical Path," Int. J. Contemp. Math. Sciences, vol. 5, no. 20, pp , [5] J.J. Moder and C.R. Philips, Project Management with CPM and PERT. New York: Reinhold Pu. Corp., [6] R.D. Archiald and R.L. Villoria, Network-Based Management Systems (PERT/CPM). New York: Wiley, [7] Hong T.Cho, K. Hyun, and S. Han, "Simulation-Based Schedule Estimation Model for ACS-Based Core Wall Construction of High-Rise Building," Journal of Construction Engineering and Management, vol. 6, pp , June [8] Scott Thompson. (2013, Novemer) projectmanager.com. [Online] html [9] Mind Tools. (2013, Novemer) Mind Tools. [Online]. m [10] D. Duois, H. Fargier, and V. Galvagon, "On latest starting times and floats in activity networks with ill-known durations," International Journal of Engineering and Technology, vol. 5, no. 2, pp , 2003.

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Sumer: Art and Gallery Standar Kompetensi 6. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat Kompetensi Dasar 6. Mendeskripsikan peredaan konsep relasi dan fungsi

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 10

Lebih terperinci

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B. Bayangkan suatu fungsi seagai seuah mesin, misalnya mesin hitung. Ia mengamil suatu ilangan (masukan), maka fungsi memproses ilangan yang masuk dan hasil produksinya diseut keluaran. x Masukan Fungsi f

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT STUDI PENGARUH BENTANGAN(SPAN) PADA SINGLE GIRDER OVERHEAD CRANE DENGAN KAPASITAS 5 TON TYPE EKKE DAN ELKE DAN KAPASITAS 10 TON TYPE EKKE TERHADAP BERAT KONSTRUKSI GIRDERNYA Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan,

Lebih terperinci

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.

Lebih terperinci

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 206 ISSN : 2085-428 Perancangan Alat Pemuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis Mujiono,*, Erni Junita Dosen Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Malang *E-mail :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pemahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007 Volume Nomor 2 Desemer 27 Barekeng Desemer 27 hal3-35 Vol No 2 TITIK-ANTARA DI DALAM RUANG METRIK DAN RUANG INTERVAL METRIK (Between-Points In Metric Space And Metric Interval Space MOZART W TALAKUA Jurusan

Lebih terperinci

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya Vol. 5, No.1, 52-57, Juli 2008 Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya Amir Kamal Amir Astrak Sifat-sifat gelanggang evaluasi eserta pemuktiannya sudah ada dieerapa literatur seperti misalnya pada McConnel

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

TES AKHIR. Kartu-kartu diatas dapat disusun dengan aturan susunan kartu adalah jumlah bilangan kebawah sama dengan jumlah bilangan kesamping

TES AKHIR. Kartu-kartu diatas dapat disusun dengan aturan susunan kartu adalah jumlah bilangan kebawah sama dengan jumlah bilangan kesamping TES AKHIR NAMA KELAS TANGGAL :... : : 1. Perhatikan angka pada kartu ilangan erikut : 1 2 4 5 a. Angka mana saja yang merupakan ilangan ganjil?.. Angka mana saja yang merupakan ilangan genap?.. Kartu-kartu

Lebih terperinci

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0 B.3 Fungsi Kuadrat a. Tujuan Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat: Menentukan titik potong grafik fungsi dengan sumu koordinat, sumu simetri dan nilai ekstrim suatu fungsi Menggamar

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Standar kompetensi:. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Kompetensi Dasar:. Memahami konsep fungsi.

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW Silviana 1, Nova Risdiyanto Ismail 2 1 Universitas Widyagama Malang/ Dosen Teknik Industri, Kota Malang 2 Universitas

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION Universitas Padjadjaran, 3 Novemer 200 (R.2) PERANDINGAN METODE OOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION I Gede Nyoman Mindra Jaya Jurusan Statistika

Lebih terperinci

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1 PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT- Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Matematika : X (Sepuluh) : MAT.X.0 Penulis Pengkaji Materi Pengkaji Media : Drs. Suyanto : Dra.Wardani Rahayu, M.Si. : Drs. Soekiman DAFTAR

Lebih terperinci

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu Bahan Kuliah ke-21 IF5054 Kriptografi Message Authentication Code (MAC) Pemangkit Bilangan Acak Semu Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004

Lebih terperinci

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

Parno, SKom., MMSI.  Personal  Khusus Tugas Parno, SKom., MMSI Email Personal parno@staff.gunadarma.ac.id Email Khusus Tugas parno2012@gmail.com Personal Website http://parno.staff.gunadarma.ac.id Personal Blog http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/parno

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R. PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Taita R. Matana ABSTRACT The purpose of this study was to determine the pereptions

Lebih terperinci

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) Gea Geby Aurora Syafridon 1 dan Syahrizal 2 1 Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang go pulic di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diamil diatasi pada perusahaanperusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernahkah anda menjadi seorang pasien yang datang ke dokter dan menolak dirawat? Biasanya penolakan muncul jika sang dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan seperti

Lebih terperinci

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z) BAB 7 RESIDU DAN PENGGUNAAN 7 idu dan kutu Pada agian seelumnya telah kita pelajari ahwa suatu titik diseut titik singular dari f () ila f () gagal analitik di tetapi analitik pada suatu titik dari setiap

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN FUZZY CRITICAL PATH METHOD (FUZZY CPM) BERDASARKAN METRIC DISTANCE RANK PADA BILANGAN FUZZY SKRIPSI

OPTIMALISASI PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN FUZZY CRITICAL PATH METHOD (FUZZY CPM) BERDASARKAN METRIC DISTANCE RANK PADA BILANGAN FUZZY SKRIPSI OPTIMALISASI PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN FUZZY CRITICAL PATH METHOD (FUZZY CPM) BERDASARKAN METRIC DISTANCE RANK PADA BILANGAN FUZZY SKRIPSI AULIA RIZKY PUTRI 100803078 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE FLASH (FUZZY LOGIC APPLICATION FOR SCHEDULING)

PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE FLASH (FUZZY LOGIC APPLICATION FOR SCHEDULING) PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE FLASH (FUZZY LOGIC APPLICATION FOR SCHEDULING) M. Hamzah H., Saifoe El Unas, Widiarsa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya e-mail : mohammadhamzah_hasyim@yahoo.co.au

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Dalam Proyek

Manajemen Waktu Dalam Proyek Manajemen Waktu Dalam Proyek Pertemuan 5 Heru Lestiawan, M.Kom Manajemen Waktu Dalam Proyek 1 Tujuan Pembelajaran Memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan Manajemen Waktu Proyek Memahami

Lebih terperinci

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah

Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah Bil. Asli Bil. Bulat Bil. Cacah I. Materi Ajar: Pertemuan : A. Macam-macam ilangan real. Bilangan Asli (A) Bilangan asli adalah suatu ilangan yang mula-mula dipakai untuk memilang. Bilangan asli dimulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,

Lebih terperinci

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv BAB II PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv 2.1. Transformator Daya Transformator adalah suatu alat listrik statis yang erfungsi meruah tegangan guna penyaluran daya listrik dari suatu rangkaian

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA Oloni Togu Simanjuntak, Ir. Syamsul Amien, MS Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI Much. Djunaidi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: joned72@yahoo.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi ABSTRAK xii ABSTRACT xiii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LAJU PERTUMBUHAN BAKTERI S. Aerous MELALUI PENDEKATAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Nurdeni 1, Witri Lestari 2, dan Seruni 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika, FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI [Email:

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM I. Pendahuluan A. Latar Belakang (Min. 1 lembar) B. Rumusan

Lebih terperinci

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z)

7.1. Residu dan kutub Pada bagian sebelumnya telah kita pelajari bahwa suatu titik z 0 disebut titik singular dari f (z) Ba 7 Residu dan Penggunaannya BAB 7 RESIDU DAN PENGGUNAAN 7 Residu dan kutu Pada agian seelumnya telah kita pelajari ahwa suatu titik diseut titik singular dari f () ila f () gagal analitik di tetapi analitik

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Sistem Informasi Bisnis Pertemuan

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Sistem Informasi Bisnis Pertemuan Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Sistem Informasi Bisnis Pertemuan 2-3 2012 Gambaran Klasik Kegagalan Manajemen Proyek SI Alokasi Proyek Sumberdaya AlokasiProyek Waktu Struktur Organisasi Fungsional,

Lebih terperinci

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN 16 BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN Randomisasi merupakan langkah peting dalam penelitian yang tidak dilakukan secara sensus. Dengan randomisasi yang aik maka akan dapat diperoleh sampel yang representatif

Lebih terperinci

JALUR KRITIS (Critical Path)

JALUR KRITIS (Critical Path) Manajemen Proyek TKS 4208 JALUR KRITIS (Critical Path) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Untuk aktivitas brainstorming, diagram AOA sangat berguna saat perencanaan team di awal proyek karena diagram ini jauh

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017 Manajemen Waktu Proyek 1 Tujuan Pembelajaran Memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan Manajemen Waktu Proyek Memahami input yang dibutuhkan dalam tiap tahapan serta output yang dihasilkan

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 6 No 3, 167-178, Desemer 2003, ISSN : 1410-8518 METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS Sunarsih dan Ahmad Khairul Ramdani Jurusan Matematika FMIPA UNDIP ABSTRAK

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS

METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 6 No 3, 118-177, Desemer 2003, ISSN : 1410-8518 METODE SIMPLEKS PRIMAL MENGGUNAKAN WORKING BASIS Sunarsih dan Ahmad Khairul Ramdani Jurusan Matematika FMIPA UNDIP ABSTRAK

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #5 Ganjil 2014/2015 MANAJEMEN PROYEK Materi #4 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Proyek adalah pekerjaan besar yang mungkin tidak akan terulang secara persis sama di masa mendatang.

Lebih terperinci

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP) ABSTRACT

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP) ABSTRACT ISSN: 339-54 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor, Tahun 05, Halaman 77-86 Online di: http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP) Gustriza

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19

Lebih terperinci

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON

PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON PENGARUH PERETAKAN BETON DALAM ANALISIS STRUKTUR BETON Wiratman Wangsadinata 1, Hamdi 2 1. Pendahuluan Dalam analisis struktur eton, pengaruh peretakan eton terhadap kekakuan unsurunsurnya menurut SNI

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF Jamiatul Akmal 1, a *, Ofik Taufik Purwadi 2,, Joko Pransytio 3, c 1,3) Jurusan Teknik Mesin, UNILA, Bandar

Lebih terperinci

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Tael 3.1 Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumer daya manusia 2. Aspek pendukung Assemling Lengkap Tidak Lengkap Klaim

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling

Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 085-17 Volume 6, Nomor, Juni 014 Hal. 98-106 Model Persamaan Faktor Koreksi pada Proses Sedimentasi dalam Keadaan Free Settling Roessiana D L; Setiyadi dan Sandy

Lebih terperinci

COURSE NOTE : Sistem Persamaan Liniear

COURSE NOTE : Sistem Persamaan Liniear COURSE NOTE : Sistem Persamaan Liniear PERSAMAAN LINIEAR Secara umum kita mendefinisikan persamaan liniear dalam n variale x 1 x x n seagai erikut : dengan a1 a... an adalah konstanta real. a1x 1 ax ax...

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANASAN EORI. Masalah ersediaan alam Sistem Manufaktur Biasanya suatu perusahaan memagi milik perusahaannya menjadi dua agian.. engaturan persediaan atau inventaris dierikan untuk meningkatkan pengurusan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp.

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DINAS PENDIDIKAN SMA KABUPATEN SUKOHARJO Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No.197 Sukoharjo Telp. 071-5904 5751 TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHAP 1 TAHUN PELAJARAN 01/01 Mata Pelajaran

Lebih terperinci

APLIKASI PENENTUAN WAKTU DAN BIAYA DALAM MANAJEMEN PROYEK MENGGUNAKAN METODE CPM

APLIKASI PENENTUAN WAKTU DAN BIAYA DALAM MANAJEMEN PROYEK MENGGUNAKAN METODE CPM TUGAS AKHIR CI1599 APLIKASI PENENTUAN WAKTU DAN BIAYA DALAM MANAJEMEN PROYEK MENGGUNAKAN METODE CPM SAID AHMAD SAUD NRP 5102 100 081 Dosen Pembimbing I Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom Dosen Pembimbing II

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

MANAJEMEN PROYEK (CPM) #9 MANAJEMEN PROYEK (CPM) Definisi Jika ditinjau dari definisi, Proyek dapat diartikan sebagai serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan ke beberapa output utama dan membutuhkan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB Manajemen Proyek Riset Operasi TIP FTP UB 1 Topik Bahasan Elemen Manajemen Proyek Jaringan Proyek Probabilitas Waktu Aktivitas Jaringan Simpul Aktivitas (activity-on-node) dan Microsoft Project Akselerasi

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY 3/18/2017 OVERVIEW SEJARAH LOGIKA FUZZY WHAT IS FUZZY LOGIC? LOGIKA BOLEAN PERMASALAHAN DUNIA NYATA

LOGIKA FUZZY 3/18/2017 OVERVIEW SEJARAH LOGIKA FUZZY WHAT IS FUZZY LOGIC? LOGIKA BOLEAN PERMASALAHAN DUNIA NYATA OVERVIEW Pengertian Logika Fuzzy LOGIKA FUZZY SHINTA P. SARI Sejarah Logika Fuzzy Teori Logika Fuzzy Aplikasi Logika Fuzzy PRODI. INFORMATIKA FASILKOM UIGM 2017 WHAT IS FUZZY LOGIC? Pengertian Fuzzy not

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang)

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang) PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Teroyo Cangkiran Semarang) Arfan Bakhtiar, Diana Puspita Sari, Hendy Tantono Industrial

Lebih terperinci

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 543 555. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN PELAYANAN, HARGA DAN KUALITAS MAKANAN MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI (Studi Kasus pada Restoran Cepat Saji

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR Desi Apriani Retno Murni Sari STIE Kesuma Negara Blitar Astrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL Handali, S 1), Gea, O 2) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM A COMPARATIVE STUDY OF PLATE STRUCTURE ANALYSIS USING STRIP METHOD, PBI 71, AND FEM Guntara M.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI Ejournal Teknik Elektro dan Komputer vol. 4 no. 6 (2015), ISSN 23018402 35 Studi Kelayakan Penerapan Wimax Di Kota Manado Indra Potu 1), Alicia Sinsuw 2), Stanley Karouw 3) Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB VI DEFLEKSI BALOK

BAB VI DEFLEKSI BALOK VI DEFEKSI OK.. Pendahuluan Semua alok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apaila tereani. Dalam struktur angunan, seperti : alok dan plat lantai tidak oleh melentur terlalu erleihan untuk

Lebih terperinci

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) Fungsi & metode Untuk menentukan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek (jalur kritis) Dengan menggambarkan Arrow Diagram / Network diagram

Lebih terperinci

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK Arantika Desmawati, Respatiwulan, dan Dewi Retno Sari S Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Seelas Maret Astrak.

Lebih terperinci

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN NLISIS KONSENTRSI TEGNGN PD GELGR BERLUBNG MENGGUNKN PEMODELN DN EKSPERIMEN khmad aizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com strak Belum diketahuinya

Lebih terperinci

DIAGRAM JARINGAN KERJA (Network Diagram)

DIAGRAM JARINGAN KERJA (Network Diagram) Manajemen Proyek TKS 4208 DIAGRAM JARINGAN KERJA (Network Diagram) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Dalam perangkat manajemen proyek, kita mengenal sebuah diagram yang disebut network diagram (diagram jaringan

Lebih terperinci

4. Mononom dan Polinom

4. Mononom dan Polinom Darpulic www.darpulic.com 4. Mononom dan Polinom Sudaratno Sudirham Mononom adalah pernataan tunggal ang erentuk k n, dengan k adalah tetapan dan n adalah ilangan ulat termasuk nol. Fungsi polinom merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Proyek Konstruksi Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. Dalam kontrak proyek terdapat perjanjian antara

Lebih terperinci

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF 49 PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Pendahuluan Pakan diutuhkan ternak untuk memenuhi keutuhan untuk hidup pokok, produksi

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-11 Membuat network proyek: simpul event, anak panah aktifitas,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

HUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE

HUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE Jurnal Fisika. Volume 03 omor 02 Tahun 2014, hal 84-88 HUBUGA B VALUE DEGA FREKUESI KEJADIA DA MAGITUDO GEMPA BUMI MEGGUAKA METODE GUTEBERG-RICHTER DI SULAWESI TEGAH PERIODE 2008-2014 or Hidaya Rachmawati,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP Jurnal Pulikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pupend Volume VI Nomor 2 Juni 2016 ISSN 2088-2092 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM)

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM) PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM) Pertemuan ke-7 Dosen: Ir. Bambang Herumanta, M.T. / Suwardo, S.T., M.T., Ph.D. UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan salah satu cara penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap suatu masalah. Dengan melakukan kegiatan penelitian manusia dapat mencari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Proyek 1.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyebarkan angket kepada

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyebarkan angket kepada 72 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyearkan angket kepada pemustaka di Badan Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Palemang. Telah diajukan 20 item pertanyaan

Lebih terperinci

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da ANALISA PERANCANGANSISTEM INFORMASI PERT DAN PCM PERTEMUAN IR. H.SIRAIT, MT Analisis Sistem Model Perencanaan Jaring Kerja Network Planning ( NWP ) adalah metode untuk perencanaan, monitoring dan pengendalian

Lebih terperinci

Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon

Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon Jurnal Sistem dan Manajemen Industri Vol No Juli 7, - p-issn 5-7, e-issn 5-95 Penentuan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik yang Optimal Menggunakan Metode Permukaan Respon Arta Rusidarma Putra dan, Anggar

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Inti Anif Fujiati 1, Sri Utami 2 FPMIPA IKIP PGRI MADIUN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh Manajer proyek

Lebih terperinci

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1 ANALISA DAN EVALUASI JABATAN DENGAN METODE ANGKA PADA PD ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN Djaka Prasetya 1, Eddy, Rini Halila Nasution 3 1,,3 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl.

Lebih terperinci

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti Pertemuan - PM DN PERT RITIL PTH METHOD ND PROGRM EVLUTION REVIEW TEHNIQUE Pengelolaan Proyek Sistem Informasi opyright y Nurul dhayanti PERT & PM Definisi PERT dan PM adalah suatu alat manajemen proyek

Lebih terperinci