ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR. Desi Apriani Retno Murni Sari. STIE Kesuma Negara Blitar"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN KAS SEBAGAI TOLOK UKUR PENGENDALIAN BIAYA PADA PDAM KOTA BLITAR Desi Apriani Retno Murni Sari STIE Kesuma Negara Blitar Astrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyusunan anggaran kas yang tepat agar realisasi pengeluaran tidak meleihi anggaran. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Blitar Jl. Kalimantan no 46 Kota Blitar. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus artinya melihat secara langsung agaimana keadaan perusahaan yang dijadikan oyek penelitian guna memperoleh informasi dan datadata yang diutuhkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis varian. Hasil penelitian menunjukan terdapat varian yang tidak menguntungkan di tahun Terjadi defisit seesar Rp dikarenakan adanya pengeluaran yang meleihi anggaran. terdapat pengeluaran lain lain seesar Rp dan tidak ada anggaran dalam pengeluaran lain lain. Dan pendapatan Di tahun 2012 ini anggaran leih esar diandingkan realisasi. Namun secara keseluruhan dari tahun 2009 sampai tahun 2013 varian yang tidak menguntungkan ini leih kecil dianding varian yang menguntungkan dari penerimaan dan pengeluaran. Saran dari peneliti ini adalah Perusahaan seaiknya melakukan proses analisis anggaran dengan prosedur yang ditetapkan sehingga tidak hanya dengan mengamati pada proses pelaksanaannya dan realiasinya saja. Perusahaan dalam menyusun anggaran seaiknya menamahkan anggaran untuk pengeluaran lain lain untuk tahuntahun erikutnya. Kata Kunci : Kas, Pengendalian Biaya, dan Analisis Varians PENDAHULUAN Setiap perusahaan pasti memutuhkan modal untuk memenuhi segala keutuhan pemelanjaannya. Kas adalah kekayaan perusahaan yang merupakan salah satu unsur modal kerja yang sangat penting dalam memiayai operasi perusahaan serta merupakan modal yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kas menempati kedudukan yang sentral dalam usaha untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan, maka perencanaan serta pengendalian terhadap anggaran kas sangat diperlukan untuk dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Penyusunan anggaran tidak hanya dilaksanakan pada perusahaan manufaktur akan tetapi juga pada perusahaan dagang dan jasa. PDAM Kota Blitar merupakan perusahaan yang ertujuan untuk menyediakan agi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan pemerintah diidang air minum dalam rangka menunjang pemangunan. Hal terseut memuat perusahaan terseut dipilih karena mempunyai eragai aktivitas dan juga konsumsi iaya yang amat esar. Keefektifan anggaran merupakan ukuran keerhasilan organisasi dalam melakukan penghematan terhadap keuangan organisasi. Penyusunan anggaran tidak hanya dilaksanakan pada perusahaan manufaktur akan tetapi juga pada perusahaan dagang dan jasa. Perusahaan 422

2 ISSN: dagang sendiri memiliki eerapa jenis anggaran, salah satunya yaitu anggaran kas. Lemahnya perencanaan anggaran di PDAM kota Blitar ini pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas unit kerja perusahaan. seagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi harus dipersiapkan seaikaiknya agar tidak terjadi penyimpangan.peraikan di segala agian dilakukan untuk mencapai kinerja yang aik.oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat proses penggunaan karena pengelolaan ssangat erperan penting dalam operasional perusahaan agar erjalan dengan aik. Di tahun 2012 terjadi defisit di PDAM kota Blitar ini seesar Rp dikarenakan pengeluaran tidak terkendali. Lemahnya pengendalian iaya pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas unit kerja perusahaan. Proses penyusunan anggaran haruslah dianalisis guna mengetahui kuat atau tidaknya unsur pengendalian iaya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat proses penyusunan karena pengelolaan kas sangat erperan penting dalam operasional perusahaan agar erjalan dengan aik. Rumusan Masalah Bagaimana penggunaan anggaran kas yang tepatagar realisasi tidak meleihi dana kas yang dianggarkan? Tujuan Penelitian Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan anggaran kas yang tepat agar realisasi tidak meleihi dana kas yang dianggarkan. Kegunaan Penelitian Manfaat yang diperoleh dari adanya penelitian ini adalah seagai erikut : 1. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menamah wawasan mngenai Penggunaan anggaran serta mengetahui pengendalian iaya perusahaan, terutama pada anggaran kas. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memerikan masukanmasukan dalam Penggunaan anggaran kas seagai tolok ukur pengendalian iaya dalam Suatu perusahaan atau idang usaha. 3. Bagi Lemaga Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan dapat dijadikan seagai pelengkap agi penelitianpenelitian seelumnya dan menjadi seuah acuan pada proses elajar mengajar. LANDASAN TEORI Hasil Penelitian Terdahulu 1. Penelitian yang sekiranya memilih topik yang sama dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Titien Anggraini (2009) melakukan penelitian dengan judul Peranan Biaya Operasional seagai alat perencanaan dan pengendalian pada PT Putra Bangga Kirana Malang denganvariael: 423

3 a. Biaya Operasional. Perencanaan dan pengendalian Kesimpulan yang didapat: iaya operasional pada perusahaan elum erperan seagai alat perencanaan dan pengendalian, karena terdapat penyimpangan antara anggaran iaya operasional dengan realisasinya. 2. Wijayanti (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Biaya Proyek Seagai alat Pengendalian pada PT Anugerah Perdana Mandiri Malang. Dengan variael: a. Biaya Proyek. Pengendalian Kesimpulan yang di dapat: iaya proyek yang disusun elum erfungsi dengan aik seagai alat pengendalian iaya karena jumlah realisasi iaya yang dikeluarkan untuk proyek ini meleihi esarnya anggaran yang ditetapkan. 3. Desyana Hertanti (2011) melakukan penelitian dengan judul Analisis Penyusunan Kas Dalam Meningkatkan Perencanaan Keuangan PT. PLN Bandung dengan variael: a. Kas. Perencanaan Keuangan Kesimpulan yang di dapat: kas disusun erdasarkan anggaran operasi dan investasi yang telah leih dulu disusun dalam RKAP.PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan menyusun anggaran dengan metode uttomup yang dalam penyusunan anggarannya meliatkan manajer, asisten manajer dan supervisor masingmasing unit. Selama periode erjalan maka akan disusun SKKO yang memerikan rincian progres dari pelaksanaan anggaran kas. Evaluasi dilakukan setiap ulan dengan cara memandingkan target kinerja dan realisasi pencapaian Kinerja secara ulanan. 1. Pengertian a. menurut Samryin (2012:202) adalah pernyataan kuantitaif dalam unit moneter tentang suatu rencana kegiatan yang sekaligus erfungsi seagain alat antu untuk mengoordinasikan implementasi rencana terseut.. menurut Nafarin (2008:12) adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun erdasarkan program yang telah disahkan. 2. Tujuan a. Tujuan anggaran menurut Hansen dan Mowen (2007:115) antara lain: 1) mendesain para manajer untuk memuat rencana 2) menerikan informasi sumerdaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengamilan keputusan. 3) memantu pengunaan sumer daya para pegawai dalam meletakan tolak ukur yang digunakan untuk evaluasi kinerja selanjutnya. 4) meningkatkan komunikasi dan kondisi 424

4 ISSN: Tujuan Menurut Mulyadi (2005:503) adalah : 1) Digunakan seagai landasan yuridis formal dalam memilih sumer dan investasi dana. 2) Memerikan atasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan 3) Merinci jenis sumer dana yang dicari maupun jenis investasi dana sehingga dapat memudahkan pengawasan. 4) Merasionalkan sumer dana dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. 5) Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran, leih jelas dan nyata terlihat. 6) Menampung dan menganalisis serta memutusakan setiap usulan yang erkaitan dengan keuangan. 3. Karakteristik Karakteristik menurut Ahmad (2014:184) adalah: a. Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter), walaupun angkanya erasal dari angka yang ukan satuan keuangan (misalnya unit terjual dan jumlah produksi).. Mencakup kurun waktu satu tahun atau dalam periode tertentu lainnya. c. Isinya menyangkut komitmen manajemen, yaitu manajer setuju untuk menerima tanggung jawa untuk mencapai ssaran yang telah dianggrakan. 4. Kegunaan mempunyai tiga kegunaan penting yaitu: a. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat di proyektir seelum rencana itu dilaksanakan apaila terdapat alternatifalternatif, maka manajemen dapat memilih mana yang paling aik.. Dalam memuat anggaran diperlukan analisis yang sangat teliti mengenai setiap tindakan yang akan dilakukan. Penyelidikan yang demikian akan sangat erguna walaupun seandainya manajemen memutuskan untuk tidak meneruskan rencana semula c. Jika ekerja dengan menggunakan udget, maka kita menetapkan patokan untuk prestasi, dan erdasarkan patokan itu kita dapat menilai aik uruknya prestasi yang dihasilkan. Kas 1. Pengertian Kas a. Menurut Nafarin (2013:307) kas adalah anggaran yang menunjukkan peruahan kas dan memerikan alasan mengenai peruahan kas terseut dengan menunjukkan arus kas masuk seagai sumer kas dan arus kas keluar seagai arus kas dielanjakan (digunakan) sehinnga tampak keleihan atau kekurangan kas,dan saldo kas selama periode tertentu dari suatu organisasi.. Menurut Warindrani (2006:85) kas di gunakan untuk mengetahui kapan kekurangan dan keleihan kas terjadi sehingga manajer dapat merencanakan kapan saat yang tepat untuk meminjam dan memayar utang. c. Menurut Adullah (2008:378) kas menggamarkan rencana penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode anggaran. dalam kas untuk satu periode dan keutuhan dan yang aru. 425

5 d. Menurut Widodo (2008:122) kas menggamarkan suatu rencana yang terperinci tentang arus kas masa depan dan terdiri dari empat unsur yaitu penerimaan kas, pengeluaran kas, peruahan kas, peruahan ersih dalam kas untuk satu periode dan keutuhan dan yang aru. 2. Pengelompokan Kas Menurut Saputro (2004:74) terdapat anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan yaitu: a. kas jangka pendek Merupakan alat operasional pengendalian seharihari yang iasanya erupa rencana tahuna, oleh sea itu anggarann kas jangka pendek sering diseut anggaran tahunan.. kas jangka panjang ini mempunyai jangka waktu lima tahun sampai sepuluh tahun. Bilamana menyusun rencana jangka panjang, maka jangka waktu anggaran kas jenis ini di sesuaikan dari rencana tahapan jangka panjang terseut. 3. Tahaptahap Penyusunan Kas Tahaptahap penyusunan anggaran kas Menurut Riyanto (2004:97) adalah: a. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasi perusahaan. Transaksitransaksi pada tahap ini merupakan transaksi operasi. Pada tahap ini diketahui adanya defisit atau surplus karena rencana operasinya perusahaan.. Menyusun perkiraan atau estimasi keutuhan dan atau kredit dari ank atau sumersumer dan lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasi perusahaan. Juga disusun estimasi pemayaran unga kredit eserta waktu pemayarannya kemali. Transaksitransaksi disini merupakan transaksi finansial. c. Menyusun kemali estimasi keseluruhan peneriman dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial, dan udget kas yang final ini merupakan gaungan dari transaksi operasi dan transaksi finansial yang menggamarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Pengendalian a. Menurut Welsch, Hilton, Gordon (2010:7) Pengendalian adalah suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan pada dasarnya, pengendalian mengukur kinerja dengan memandingkan hasil aktual dengan hasil yang direncanakan dan mengukur penyimpangan yang terjadi. Apaila terjadi penyimpangan harus dilihat apa penyea dan tindakan peraikan yang perlu diamil.. Menurut R.A Supriyono (20011:8) Pengendalian merupakan proses yang digunakan untuk menjamin agar para pelaksanaan ekerja dengan efektif dan efesien dalam rangka mencapai tujuan agian organisasi yang telah ditentukan terleih dahulu. c. Menurut Sondang Giagian (2009:45) pengendalian iaya adalah proses atau usaha yang sistematis dalam penetapan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, system informasi umpan alik, memandingkan pelaksanaan nyata dengan perencanaan menentukan dan mengatur penyimpanganpenyimpangan serta melakukan koreksi peraikan sesuai 426

6 ISSN: dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien dalam penggunaan iaya. 2. Fungsi Pengendalian Fungsi pengendalian menurut umar (2004:142) seagai salah satu faktor manajemen, hendaknya juga diaalisis untuk mendapatkan jawaan apakah dari sisi ini rencana manajemen untuk pemangunan maupun pengimplementasian isnis dinyatakan layak atau sealiknya. 3. Proses pengendalian Menurut Welsch, Hilton, Gordon (2008:30) adalah seagai erikut: a. Kinerja aktual untuk periode yang ersangkutan dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan seelumnya.. Menyiapkan laporan kinerja yang erisi hasil aktual. Hasil yang direncanakan dan selisih antara keduanya. c. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang direncanakan dan mencari seasea dari penyimpangan terseut. d. Mencari dan mengemangkan tindakan alternatif untuk mengatasi masalah dan elajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses disuatu idang tertentu. 4. Analisis Varians (Selisih) Menurut Samryn (228:2012) Varians adalah selisih antara harga dan kuantitas standar dengan harga dan kuantitas sesungguhnya. Dalam melakukan analisis varian akan dihasilkan penyimpangan antara anggaran dan realisasi. Penyimpangan atau variansi terseut ada yang ersifat Favorale dan Unfavorale. Dalam menentukan Favorale dan Unfavorale terdapat peredaan yang sangat signifikan antara pendapatan dan iaya. Dari segi pendapatan apaila anggaran leih kecil dari realisasi maka penyimpangan yang terjadi menguntungkan atau Favorale. Sedangkan apaila anggaran leih esar dari realisasi maka penyimpangan terseut merugikan atau Unfavorale. Namun hal terseut ereda pada segi iaya. Apaila anggaran leih kecil dari realisasi maka prnyimpangan merugikan. Sedangkan apaila anggaran leih esar dari realisasi maka penyimpangan terseut menguntungkan. Huungan Antara Kas dengan Pengendalian Biaya Huungan anggaran kas dengan pengendalian iaya adalah anggaran kas merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan erlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Sedangkan pengendalian iaya merupakan alat untuk memonitor pelaksanaannya. Dengan kata lain ahwa pengendalian itu merupakan kekuatan untuk mengarahkan yang diciptakan untuk mengoreksi penyimpangan atau varian dari arah yang telah diciptakan dan mengadakan peraikan terhadap pelaksanaannya. METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variael Variaelvariael yang terdapat dalam penelitian ini adalah seagai erikut. 1. Kas Kas adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan erlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akandatang. 427

7 2. Pengendalian iaya Pengendalian iaya adalah proses atau usaha yang sistematis dalam penetapan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, system informasi umpan alik, memandingkan pelaksanaannya dengan perencanaan menentukan dan mengatur penyimpanganpenyimpangan serta melakukan koreksi peraikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien dalam penggunaan iaya. Populasi Penelitian dan Sampel Untuk memecahkan masalah leih terarah maka peneliti menentukan populasi dan sampel untuk kegiatan penelitian ini. Peneliti memilih populasi seluruh data anggaran. Sedangkan sampel yang digunakan adalah laporan anggaran kas tahun 2009 sampai JenisPenelitian 1. Jenis penelitian adalah kuantitatif karena data yang diperoleh dari PDAM ersifat sistematis dan erupa angkaangka yang erhuungan dengan masalah yang diajukan oleh penulis. 2. Jenis data yang digunakanadalah data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari PDAM erupa laporan anggaran kas. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan penelitian antara lain: 1. Dokumentasi Peneliti mendapatkan data erupa dokumendokumen tertulis yang erupa laporan anggaran kas pada PDAM Kota Blitar. 2. Oservasi Yaitu pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan cara mengadakan pengamatanpengamatan dan pencatatanpencatatan terhadap oyek penelitian. 3. Wawancara Peneliti melakukan dialog secara langsung dengan agian Akuntansi pada PDAM Kota Blitar mengenai proses penggunaan anggaran kas. Teknik Analisa Data 1. Melakukan analisis kuantitatif pada laporan anggaran dan realisasi kas perusahaan. 2. Melakukan analisis pengendalian iaya dengan metode analisis varian atau analisis penyimpangan. Dengan rumus seagai erikut: Penyimpangan (Rupiah) = Realisasi Persentase Penyimpangan (%) = Realisasi x 100% 3. Mengamil kesimpulan dari analisa data. 428

8 ISSN: Waktu dan Tempat Penelitian Waktu untuk penelitian selama 6 ulan, mulai ulan Desemer 2014 sampai dengan ulan Mei 2015 dan lokasi penelitian pada PDAM Kota Blitar dengan alamat Jl. Kalimantan no. 46 Kota Blitar. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Sejarah Perusahaan Berdasarkan peraturan Daerah Kota Blitar no 39 tahun 1989 tentang pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kota Blitar, pada dasarnya ahwa umi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya adalah pokok pokok kemakmuran rakyat. Oleh sea itu dengan demikian meningkatnya perkemangan keutuhan air minum agi masyarakat Kota Blitar, maka pengelolaan air minum yang semula dilaksanakan oleh Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Kota Blitar yang telah dientuk edasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 141/KPTS/CK/X/1982 selanjutnya perlu dialihkan statusnya menjadi suatu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang erdiri sendiri. Hal terseut dimaksudkan seagai tindak lanjut dari upaya pelaksanaan. Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 1975, ahwa pengelolaan air minum leih diarahkan kepada terwujudnya usaha memerikan pelayanan jasa kepada masyarakat, sehinga enarenar menjadi Perusahaan Daerah Air Minum yang mampu erdiri sendiri dalam usaha memerikan pelayanan jasa kepada masyarakat, menyelenggarakan kemanfaatan umum serta memina dan memupuk pendapatan agi pemerintah daerah. Perusahaan Air Minum Kota Blitar telah erdiri sendiri sekitar pertengahan ulan Juli tahun 1998, alih status pengelola dan pendirian PDAM Kota Blitar perlu dilakukan mengingat BPAM Kota Blitar telah memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang erlaku, terutama Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum tanggal 23 Jaunuari 2984 Nomor 26/KPTS/1984 tentang prosedur pengusulan pengadaan proyek air ersih pengelolaan sementara dan penyerahan pengelolaannya. ahwa untuk melaksanakan maksud terseut di atas, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Blitar dengan pedoman pada pasal 59 Undang undang Nomor 5 tahun 1974 dan Undang undang Nomor 6 tahun PDAM Kota Blitar seagai BUMD Pemerintah Kota Blitar yang ertugas penyedia sarana air ersih agi masyarakat Kota Blitar adalah memiliki peranan yang cukup penting seagai dari Pemerintah Kota Blitar dalam melaksanakan program program pemangunan yang sudah disusun dalam RENSTRA dan RAPERDA Kota Blitar tanpa meninggalkan fungsinya seagai profit and invedment center. Daripada itu,anatomi PDAM Kota Blitar seagai perusahaan diperlukan seagai alat dalam mengenal dan mnengetahui PDAM secara menyeluruh. Anatomi perusahaan ini dalam entuk Compeny Profile PDAM Kota Blitar. 1. Kedudukan, Fungsi, dan Tugas Pokok PDAM a. Kedudukan Perusahaan Daerah Air Minum yang selanjutnya disingkat dengan PDAM adalah suatu perusahaan yang dientuk Badan hukum milik Pemerintah Daerah Tingkat II Kota Blitar dipimpin oleh sutau Direksi yang diantu oleh 2 orang Direktur Bidang. 429

9 . Fungsi PDAM Dalam melaksanakan tugas pokoknya PDAM melakukan fungsifungsi seagai erikut : 1) Pelayanan umum / jasa 2) Mengatur menyempurnakan dan mengawai pemakaian air minum secara merata dan efisien. 3) Menyelenggarakan pengaturan untuk mencegah adanya pengamilan air minum secara liar 4) Menyelenggarakan pelayanan air minumkepada masyarakat secara terti dan teratur. 5) Memupuk pendapatan. c. Tugas pokok PDAM Tugas pokok Perusahaan Daerah Air Minum adalah mengelola, memerikan pelayanan air minum serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat prinsip ekonomi perusahaan. 2. Lokasi Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Blitar menentukan lokasi di tempat yang memenuhi kriteriakriteria terseut diatas yaitu di Jalan Kalimantan No. 46 Kelurahan Sananwetan dan kecamatan Sananwetan Kota Blitar. 3. Visi dan Misi PDAM Visi yang dieman oleh perusahaan yang digunakan seagai landasan operasionalnya adalah seagai erikut: Mampu menjalankan fungsi Sosial dan funsi Perusahaan yang merupakan perwujudan peranan PDAM seagai BUMD milik Pemerintah Kota Blitar. Sedangkan Misi yang harus dilaksanakan oleh PDAM Kota Blitar yang erguna seagai Frame Work pencapaian tujuan Perusahaan adalah seagai erikut: Melakukan pelayanan penyediaan sarana air ersih yang mempunyai standar kesehatan agi masyarakat Kota Blitar dengan penerapan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas. 4. Personalia Kuantitas dan kualitas karyawan Jumlah karyawan yang terliat dalam kegiatan usaha perusahaan Daerah Air Minum Kota Blitar adalah 62 orang. Hasil Analisa Data 1. Analisa Kuantitatif dan realisasi kas pada Perusahaan Daerah Air Minum Blitar seagai erikut: Uraian Penerimaan 1. Penerimaan Opr 2. Penerimaan Non Opr a. Smungan Tael Realisasi Realisasi

10 ISSN: aru. Non Air lainnya c. Penerimaan lainlain Jumlah penerimaan Pengeluaran 1.Pengeluaran Opr 2.Pengeluaran Non Opr 3.Pengeluaran lain lain 4. Investasi Investasi pmsngan SR Bunga Angsrn Jumlah pengeluaran Sumer Data: Laporan Kas PDAM Kota Blitar (Diolah) Uraian Penerimaan 1.Penerimaan Opr 2.Penerimaan Non Opr a.samungan aru. Non Air lainnya c.penerimaan lainlain Jumlah penerimaan Tael Realisasi Realisasi

11 Pengeluaran 1.Pengeluaran Opr 2.Pengeluaran Non Opr 3.Pengeluaran lain lain 4. Investasi Investasi pemasangan SR 6. Bunga Angsuran Jumlah pengeluaran Tael 3. Uraian 2013 Realisasi Penerimaan 1. Penerimaan Opr 2. Penerimaan Non Opr a. Samungan aru. Non Air lainnya c. Penerimaan lainlain Jumlah penerimaan Pengeluaran 1. Pengeluaran Opr 2. Pengeluaran Non Opr 3. Pengeluaran lain lain 4. Investasi 5. Investasi pemasangan SR 6. Bunga Angsuran Jumlah pengeluaran Analisis Pengendalian Biaya Dengan Metode Analisis Varian atau Analisis Penyimpangan 1. Analisis Data a. Tahun ) Analisis Selisih Pendapatan dan Realisasi : Penyimpangan = Realisasi y = a y = = (Menguntungkan) 432

12 ISSN: Persentase penyimpangan = Realisasi x 100% y = x 100% = 0,6 % 2) Analisis Selisih Biaya dan Realisasi : Penyimpangan= Realisasi y = a y = = (Merugikan) Persentase penyimpangan = Realisasi x 100% y = x 100% = 0,5%. Tahun ) Analisis Selisih Pendapatan dan Realisasi: Penyimpangan = Realisasi y = a y = = (Menguntungkan) Persentase penyimpangan = Realisasi x 100% y = x 100% = 0,1% 2) Analisis Selisih Biaya dan Realisasi : Penyimpangan = Realisasi y = a y = = (Menguntungkan) Persentase penyimpangan = Realisasi x 100% y = x100% y = 0,4 % 433

13 c. Tahun ) Analisis Selisih Pendapatan dan Realisasi: Penyimpangan = Realisasi y = a y = = (Merugikan) Persentase penyimpangan = Realisasi x 100% y = x100% = 0,2% 2) Analisis Selisih Biaya dan Realisasi : Penyimpangan= Realisasi y = a y = = (Menguntungkan) Persentase penyimpangan = Realisasi x 100% y = x 100% y = 0,2% d. Tahun ) Analisis Selisih Pendapatan dan Realisasi: Penyimpangan = Realisasi y = a y = = (Merugikan) Persentase penyimpangan = Realisasi x 100% y = x 100% = 0,2% 2) Analisis Selisih Biaya dan Realisasi : Penyimpangan = Realisasi y = a y = = (Merugikan) Persentase penyimpangan = Realisasi x100% 434

14 ISSN: y = x 100% = 0,7 %. e. Tahun ) Analisis Selisih Pendapatan dan Realisasi: Penyimpangan = Realisasi y = a y = = (Merugikan) Persentase penyimpangan = Realisasi x 100% y = x 100% ) Analisis Selisih Biaya dan Realisasi : Penyimpangan = Realisasi y = a y = = (Menguntungkan) Persentase penyimpangan = Realisasi x 100% y = x 100% = 0.9 % Analisis Pemahasan 1. Tahun 2009 a. Pendapatan Pendapatan keseluruhan seesar Rp dan anggaran seesar Rp maka terdapat varian yang menguntungkan (Favorale) seesar Rp dikarenakan pendapatan leih esar di andingkan anggaran. Dari penerimaan Operasional selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp yaitu dari anggaran penerimaan operasional seesar Rp dan realisasinya seesar Rp dan penerimaan operasional yang terdiri dari samungan aru selisih anggaran dan realisasi seesar Rp anggaran samungan aru seesar Rp dan realisasinya seesar Rp kemudian Non air lainnya selisih antara anggaran realisasi seesar Rp anggaran non air lainnya seesar Rp dan realisasinya seesar Rp Persentase penyimpangan seesar 0,6%.. Pengeluaran Pada tahun 2009 pengeluaran keseluruhan seesar Rp dan anggaran seesar Rp maka terdapat varian yang merugikan (Unfavorale) seesar Rp dikarenakan pengeluaran leih esar diandingkan anggaran. Dari pengeluaran operasional selisih antara 435

15 anggaran dan realisasi seesar Rp anggaran pengeluaran operasional seesar Rp dan realisasi pengeluaran operasional seesar Rp realisasi pengeluaran non operasional seesar Rp dan tidak ada dana yang dianggarkan dalam pengeluaran non operasional. Kemudian dari investasi selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran invesatasi seesar Rp dan realisasi seesar Rp Persentase penyimpangan seesar 0,5 %. 2. Tahun 2010 a. Pendapatan Pendapatan keseluruhan seesar Rp dan anggaran seesar Rp Terdapat varian yang menguntungkan (Favorale) seesar Rp dikarenakan pendapatan leih esar diandingkan anggaran.dari penerimaan operasional selisish antara anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran penerimaan operasional seesar Rp dan realisasi penerimaan operasional seesar Rp dari penerimaan Non Operasional, Non air lainnya selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp anggaran non air lainnya seesar Rp dan realisasi seesar Rp Persentase penyimpangan seesar 0,1 %.. Pengeluaran Pengeluaran keseluruhan seesar Rp dan anggaran seesar Rp terdapat varian yang menguntungkan (Favorale) seesar Rp terdapat anggaran pengeluaran lainlain seesar Rp dan tidak ada realisasi dari pengeluaran lainlain pada tahun ini. Dan anggaran investasi seesar Rp dan tidak ada realisasi dari invesatsi untuk tahun ini.kemudian anggaran unga angsuran seesar Rp dan tidak ada realisasi dari unga angsuran untuk tahun ini. Persentase penyimpangan seesar 0,4 %. 3. Tahun 2011 a. Pendapatan Pendapatan keseluruhan seesar Rp dan anggaran seesar Rp terdapat varian yang merugikan (Unfavorale) seesar Rp dikarenakan anggaran leih esar dari pendapatan. Dari penerimaan operasional terdiri dari samungan aru, selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran samungan aru seesar Rp dan realisasi samungan aru seesar Rp selanjutnya Non air lainnya, selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran Non air lainnya seesar Rp dan realisasi non air lainnya seesar Rp Kemudian dari penerimaan lainlain, selisih anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran penerimaan lainlain seesar Rp dan realisasi penerimaan lainlain seesar Rp Persentase penyimpangan seesar 0,2 %.. Pengeluaran Pada tahun 2011 pengeluaran keseluruhan seesar Rp dan anggaran seesar Rp terdapat varian yang menguntungkan (Favorale) seesar Rp dikarenakan anggaran leih esar dari pengeluaran. Dari investasi pemasangan SR anggaran seesar Rp. 436

16 ISSN: dan tidak ada pengeluaran untuk investasi pemasangan SR. dari dari unga angsuran selisih anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran seesar Rp dan realisasi seesar Rp Persentase penyimpangan seesar 0,2 %. 4. Tahun 2012 a. Pendapatan Pendapatan keseluruhan seesar Rp dan anggaran seesar Rp terdapat varian yang merugikan (Unfavorale) seesar Rp dikarenakan anggaran leih esar dari pendapatan sesungguhnya. Dari penerimaan Non Operasional terdiri dari samungan aru, selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran samungan aru seesar Rp dan realisasi samungan aru seesar selanjutnya Non air lainnya selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran non air lainnya seesar Rp dan realisasi seesar Rp kemudian dari penerimaan lainlain selisih anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran penerimaan lainlain seesar Rp dan realisasi penerimaan lainlain seesar Rp Persentase penyimpangan seesar 0,2%.. Pengeluaran Pada tahun 2012 pengeluaran keseluruhan seesar Rp dan anggaran seesar Rp terdapat varian yang merugikan (Unfavorale) seesar Rp dikarenakan pengeluaran leih esar dari anggaran. Dari pengeluaran operasional selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp diantara lain anggaran pengeluaran operasional seesar Rp dan realisasi pengeluaran operasional seesar Rp selanjutnya dari pengeluaran non operasional selisih anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran seesar Rp dan realisasi seesar Rp selanjutnya realisasi pengeluaran lain lain seesar Rp dam tidak ada anggaran di pengeluaran lain lain. Selanjutnya investasi, selisih anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran investasi seesar Rp dan realisasi seesar Rp Maka dari itu terjadi defisit di tahun 2012 ini. Persentase penyimpangan seesar 0,8%. 5. Tahun 2013 a. Pendapatan Pendapatan keseluruhan seesar Rp dan anggaran seesar Rp terdapat varian yang merugikan (Unfavorale) seesar Rp dikarenakan anggaran leih esar dari pendapatan sesungguhnya. Dari penerimaan operasional selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran penerimaan operasional seesar Rp dan realisasi penerimaan operasional seesar Rp selanjutnya dari penerimaan non operasional terdiri dari samungan aru, selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran samungan aru seesar Rp dan realisasi samungan aru seesar Rp selanjutnya non air lainnya, selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran non air lainnya seesar Rp dan realisasinya seesar Rp kemudian penerimaan lainlain, 437

17 selisih anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran penerimaan lainlain seesar Rp dan realisasinya seesar Rp Persentase penyimpangan seesar 0,9%.. Pengeluaran Pada tahun 2013 pengeluaran keseluruhan seesar Rp dan anggaran seesar Rp terdapat varian yang menguntungkan (Favorale) seesar Rp dikarenakan anggaran leih esar dari realisasi. Dari pengeluaran operasional selisih anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran pengeluaran operasional seesar Rp dan realisasi pengeluaran operasional seesar Rp selanjutnya pengeluaran non operasional, selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran pengeluaran non operasional seesar Rp dan realisasi seesar Rp selanjutnya investasi, selisih antara anggaran dan realisasi seesar Rp antara lain anggaran investasi seesar Rp dan realisasinya seesar Rp kemudian anggaran pemasangan SR seesar Rp dan anggaran unga angsuran seesar Rp dan tidak ada dana yang dikeluarkan pada investasi pemasangan SR dan unga angsuran di tahun 2013 ini. Persentase penyimpangan seesar Rp. 0,9% Dari hasil analisis pengendalian iaya diatas maka dapat disimpulkan ahwa aik tahun 2009 sampai tahun 2013 secara keseluruhan terjadi selisih yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. 1. Selisih Pendapatan Ditahun 2009 dan 2010 terjadi selisih yang menguntungkan (Favorale) karena realisasi penerimaan operasional dan Non operasional leih esar dari anggaran. Sedangkan di tahun 2011, 2012, dan 2013 terjadi selisih yang merugikan (Unfavorale) diseakan karena di tahun 2011 dan tahun 2012 anggaran pendapatan Non operasional leih esar dari realisasi nya. Dan di tahun 2013 anggaran pendapatan operasional dan Non operasional leih esar dari realisasi. 2. Selisih Pengeluaran Ditahun 2009 dan 2012 terdapat selisih yang merugikan (Unfavorale) diseakan karena di tahun 2009 pengeluaran operasional leih esar dari anggaran dan pengeluaran non operasional seesar Rp dan tidak ada anggaran dalam pengeluaran non operasional. Kemudian pengeluaran investasi leih esar dari anggaran. Dan di tahun 2012 pengeluaran operasional leih esar dari anggaran. Kemudian pengeluaran lainlain seesar Rp dan tidak ada anggaran dalam pengeluaran lainlain.pendapatan di tahun 2012 ini juga menurun dan pengeluaran semakin ertamah.maka dari itu terjadi defisit seesar Rp Hal ini menunjukkan ahwa pelaksanaan pengendalian iaya pada perusahaan ini elum dikatakan aik karena masih ada selisih antara anggaran dan realisasinya. Ditahun 2010, 2011, dan 2013 terdapat selisih yang menguntungkan (Favorale) di seakan karena di tahun 2010 anggaran pengeluaran lainlain seesar Rp dan anggaran investasi seesar Rp dan unga angsuran seesar Rp dan tidak ada realisasi pengeluaran untuk investasi, unga angsuran dan pengeluaran lainlain. Kemudian di tahun 438

18 ISSN: , anggaran investasi pemasangan SR seesar Rp dan tidak ada realisasi pengeluaran untuk investasi pemasangan SR. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Setelah melakukan analisa data, Terdapat varian yang tidak menguntungkan di tahun Perusahaan mengalami defisit seesar Rp dikarenakan adanya pengeluaran yang meleihi anggaran. terdapat pengeluaran lain lain seesar Rp dan tidak ada anggaran dalam pengeluaran lain lain. Dan pendapatan Di tahun 2012 ini anggaran leih esar diandingkan realisasinya. Hal ini menunjukkan ahwa pelaksanaan pengendalian iaya pada perusahaan ini elum dikatakan aik karena masih ada selisih antara anggaran dan realisasinya. 2. Persentase penyimpangan di Tahun 2012 ini, pendapatan seesar 0,2% dan pengeluaran seesar 0,7%. 3. Untuk penerimaan dan pengeluaran di Tahun 2009 sampai 2013 secara keseluruhan varian yang tidak menguntungkan ini leih kecil di andingkan varian yang menguntungkan. 4. Di tahun 2009 terdapat varian yang menguntungkan yaitu pada pengeluaran. Persentase penyimpangan seesar 0,5%, namun pada pendapatan terdapat varian yang menguntungkan, dan persentase penyimpangan seesar 0,6% Saran 1. Perusahaan seaiknya melakukan proses analisis anggaran dengan prosedur yang ditetapkan sehingga tidak hanya dengan mengamati pada proses pelaksanaannya dan realiasinya saja 2. Perusahaan dalam menyusun anggaran seaiknya menamahkan anggaran untuk pengeluaran lain lain atau pengeluaran yang tidak terduga untuk tahuntahun erikutnya. 3. Seaiknya perusahaan memuat catatat mengenai penyimpangan aik yang Favorale atau Unfavorale, sehingga memudahkan agi pihak yang memaca atau menggunakan laporan terseut. 4. Seaiknya perusahaan leih meningkatkan lagi penerimaan untuk tahuntahun erikutnya. 5. Dengan adanya pengendalian maka perusahaan dapat mengetahui penyimpangan dan penyea penyimpangan serta memerikan umpan alik penyempurnaan perencanaan yang akan datang dan meningkatkan kinerja suatu program dalm perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Adullah, Sukriy Kas PEMDA dan SKPD. Anggraini, Titien Peranan Biaya Operasional seagai alat perencanaan dan pengendalian pada PT Putra Bangga Kirana: Malang. Universitas Negeri Malang Giagian Sistem Pengendalian Manajemen.Yogyakarta. BPFE Gorrison, Noreen, Brewerr Akuntansi Manajerial. Jakarta. Salema Empat. Gunawan, Adisaputro Perusahaan. Yogyakarta. BPFE 439

19 Hanafi, M. Dan Mamduh Manajemen keuangan. Yogyakarta. BPFE. Hertanati, Desyana Analisis Penyusunan Kas Dalam Meningkatkan Perencanaan Keuangan pada PT. PLN: Bandung. Universitas Pasundan Kamaruddin, Ahmad Akuntansi Manajemen: DasarDasar Konsep Biaya Dan Pengamilan Keputusan. Jakarta. RajaGrafindo Persada Nafarin, M Penganggaran Perusahaan Edisi 3. Jakarta. Salema Empat. Riyanto, Bamang DasarDasar Pemelanjaan Perusahaan Edisi 4.Yogyakarta. BPFE. Samryn, L, M Akuntansi Manajemen: Informasi Biaya Untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi dan Informasi. Jakarta. Kencana. Supriyono Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta. ANDI Warindrani, Krisna Armila Akuntansi Manajemen. Yogyakarta. Graha Ilmu. Welsch, Hilton,dan Gordon.2010., pengendalian, dan perencanaan laa. Yogyakarta. ANDI Wijayanti, Analisis Biaya Proyek Seagai alat Pengendalian pada PT Anugerah Perdana Mandiri : Malang. Universitas Negeri Malang. 440

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimang: a ahwa seagai pelaksanaan Pasal 19

Lebih terperinci

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Sumer: Art & Gallery 44 Matematika X SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Standar kompetensi persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat terdiri atas tiga kompetensi dasar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang go pulic di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diamil diatasi pada perusahaanperusahaan

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R. PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Taita R. Matana ABSTRACT The purpose of this study was to determine the pereptions

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pemahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli

Lebih terperinci

NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN

NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN Menimang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. ahwa upaya untuk mewujudkan kesejahtaeraan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernahkah anda menjadi seorang pasien yang datang ke dokter dan menolak dirawat? Biasanya penolakan muncul jika sang dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan seperti

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW Silviana 1, Nova Risdiyanto Ismail 2 1 Universitas Widyagama Malang/ Dosen Teknik Industri, Kota Malang 2 Universitas

Lebih terperinci

Diajukan Guna Memenuhi Salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi NPM :

Diajukan Guna Memenuhi Salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi NPM : Jurusan Akuntansi NPM : 000517058 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defenisi Operasional Untuk mengarahkan penelitian ini penulis mengamil defenisi operasional dari variael penelitian yaitu : 1. Variael

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,

Lebih terperinci

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1

PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT-1 PERSAMAAN FUNGSI KUADRAT- Mata Pelajaran K e l a s Nomor Modul : Matematika : X (Sepuluh) : MAT.X.0 Penulis Pengkaji Materi Pengkaji Media : Drs. Suyanto : Dra.Wardani Rahayu, M.Si. : Drs. Soekiman DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metoda Penelitian Penelitian/riset dilakukan untuk menemukan suatu hal menurut metode ilmiah, yaitu suatu cara pemeriksaan yang ersifat empiris, sehingga keputusan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN

BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN 16 BAB 2. RANDOMISASI DALAM PENELITIAN Randomisasi merupakan langkah peting dalam penelitian yang tidak dilakukan secara sensus. Dengan randomisasi yang aik maka akan dapat diperoleh sampel yang representatif

Lebih terperinci

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat

6. 2 Menerapkan konsep fungsi linier Menggambarkan fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Sumer: Art and Gallery Standar Kompetensi 6. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat Kompetensi Dasar 6. Mendeskripsikan peredaan konsep relasi dan fungsi

Lebih terperinci

Diketahui laporan realisasi cash flow (dalam 000), bulan DESEMBER 2014 adalah

Diketahui laporan realisasi cash flow (dalam 000), bulan DESEMBER 2014 adalah LATIHAN CASH FLOW Diketahui laporan realisasi cash flow (dalam 000), ulan DESEMBER 2014 adalah seagai erikut : Saldo awal kas 54.373,- saldo awal ank 102.414,- penerimaan piutang dari pihak ke 3 seesar

Lebih terperinci

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUNJANGAN DAERAH BAGI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR.

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUNJANGAN DAERAH BAGI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR. BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN DAERAH BAGI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv BAB II PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv 2.1. Transformator Daya Transformator adalah suatu alat listrik statis yang erfungsi meruah tegangan guna penyaluran daya listrik dari suatu rangkaian

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL TIGA SEKTOR. Minggu 6

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL TIGA SEKTOR. Minggu 6 ANALSS PENDAPATAN NASONAL TA SEKTOR Minggu 6 Pendahuluan Pada agian terdahulu, telah diahas mengenai keseimangan pendapatan nasional 2 sektor dimana pelaku kegiatan ekonomi terdiri dari dua pelaku kegiatan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA 1 Meningkatnya a Produksi penangkapan - Bidang Perikanan produksi

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL DAN KINESTETIK TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GENENG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Inti Anif Fujiati 1, Sri Utami 2 FPMIPA IKIP PGRI MADIUN

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR DAN VARIANS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. AGUNG JAYA ART PALEMBANG

ANALISIS PROSEDUR DAN VARIANS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. AGUNG JAYA ART PALEMBANG ANALISIS PROSEDUR DAN VARIANS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. AGUNG JAYA ART PALEMBANG M. Fadli Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Penganggaran atau Budgeting merupakan proses yang menghasilkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP Jurnal Pulikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pupend Volume VI Nomor 2 Juni 2016 ISSN 2088-2092 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR a 6 TRIGONOMETRI A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN ELAJAR Kompetensi Dasar 1. Menghayati pola hidup disiplin, kritis, ertanggungjawa, konsisten dan jujur serta menerapkannya dalam kehidupan sehari hari..

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. MANAJEMEN Manajemen adalah Kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penempatan orang (stafing), pengendalian (controlling), pengamilan keputusan (decision) dan

Lebih terperinci

Konstruksi Rangka Batang

Konstruksi Rangka Batang Konstruksi Rangka atang Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka atang merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari sejumlah atang atang

Lebih terperinci

UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM PERKULIAHAN FLUIDA

UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM PERKULIAHAN FLUIDA 180 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 180-185 UPAYA KECIL BERKELANJUTAN MENGURANGI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN PEMBUATAN ALAT PERAGA DALAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang ahan jar Statika Mulyati, ST., MT ertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka atang VI. endahuluan Salah satu sistem konstruksi ringan yang mempunyai kemampuan esar, yaitu erupa suatu Rangka atang. Rangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 77 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuntitatif adalah

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 3 B II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Teori Struktur Ekonomi Pemangunan ekonomi di Indonesia merupakan agian penting dari pemangunan nasional dengan tujuan akhir, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis

Perancangan Alat Pembuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 206 ISSN : 2085-428 Perancangan Alat Pemuat Tusuk Sate Dengan Kaidah Ergonomis Mujiono,*, Erni Junita Dosen Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional Malang *E-mail :

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA KREDIT KONSUMSI, DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP KREDIT KONSUMSI BANK UMUM DI INDONESIA,

PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA KREDIT KONSUMSI, DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP KREDIT KONSUMSI BANK UMUM DI INDONESIA, EKO-REGIONAL, Vol.6, No., Maret 0 PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA KREDIT KONSUMSI, DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP KREDIT KONSUMSI BANK UMUM DI INDONESIA,004-008 Oleh Nunik Kadarwati ) dan Oke

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang)

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang) PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Teroyo Cangkiran Semarang) Arfan Bakhtiar, Diana Puspita Sari, Hendy Tantono Industrial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peningkatan pertumuhan jagung melalui pemerian pupuk merupakan usaha untuk memperaiki kondisi pertumuhan jagung dan menamah keseuran tanah. Pemerian pupuk

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU INSTRUMEN KINERJA GURU A. IDENTITAS Nama Guru : Bidang Studi : Kelas/Semester : Tanggal : Dokumen/Perangkat : RPP, Bahan Ajar, Media Pemelajaran, Lemar Penilaian Pemelajaran, Daftar Hadir Siswa, Daftar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.

Lebih terperinci

KAJIAN ANGGARAN KAS KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN KEUANGAN TAHUNAN Studi Kasus Pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.

KAJIAN ANGGARAN KAS KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN KEUANGAN TAHUNAN Studi Kasus Pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 1 6 KAJIAN ANGGARAN KAS KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN KEUANGAN TAHUNAN Studi Kasus Pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Cabang Bogor Oleh : Bambang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006 HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN I Made Alit Karyawan Salain 1 dan I.B.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung

Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumber daya manusia 2. Aspek pendukung BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Tael 3.1 Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan DRM : 1. Aspek sumer daya manusia 2. Aspek pendukung Assemling Lengkap Tidak Lengkap Klaim

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI Ejournal Teknik Elektro dan Komputer vol. 4 no. 6 (2015), ISSN 23018402 35 Studi Kelayakan Penerapan Wimax Di Kota Manado Indra Potu 1), Alicia Sinsuw 2), Stanley Karouw 3) Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyebarkan angket kepada

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyebarkan angket kepada 72 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang didapat penulis dengan menyearkan angket kepada pemustaka di Badan Arsip Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Palemang. Telah diajukan 20 item pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kas merupakan salah satu aktiva perusahaan selain aktiva lainnya yang dimiliki perusahaan. Kas tersebut disimpan oleh perusahaan, sebaliknya dapat merugikan

Lebih terperinci

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF

PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF 49 PAKAN: PERTUMBUHAN PIYIK DENGAN PAKAN BERBEDA SERTA POLA MAKAN DAN KONSUMSI PAKAN PADA PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Pendahuluan Pakan diutuhkan ternak untuk memenuhi keutuhan untuk hidup pokok, produksi

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA Oloni Togu Simanjuntak, Ir. Syamsul Amien, MS Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANASAN EORI. Masalah ersediaan alam Sistem Manufaktur Biasanya suatu perusahaan memagi milik perusahaannya menjadi dua agian.. engaturan persediaan atau inventaris dierikan untuk meningkatkan pengurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian Dengan semakin ketatnya persaingan di bidang perindustrian maka penting bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, karena hanya perusahaan

Lebih terperinci

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1

Biltek Vol. 4, No. 014 Tahun 2015 Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1 ANALISA DAN EVALUASI JABATAN DENGAN METODE ANGKA PADA PD ANEKA INDUSTRI DAN JASA MEDAN Djaka Prasetya 1, Eddy, Rini Halila Nasution 3 1,,3 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl.

Lebih terperinci

EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150kV TRANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT

EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150kV TRANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN TOWE SALUAN UDAA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 5kV TANSMISI MANINJAU SIMPANG EMPAT Arif Putra Utama (), Ir. Arnita, M.T (), Ir. Yani idal, M.T (3) () Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji Konstruksi dan Bangunan Perencanaan hidraulik endung dan pelimpah endungan tipe gergaji Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktoer 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN

ANALISIS KONSENTRASI TEGANGAN PADA GELAGAR BERLUBANG MENGGUNAKAN PEMODELAN DAN EKSPERIMEN NLISIS KONSENTRSI TEGNGN PD GELGR BERLUBNG MENGGUNKN PEMODELN DN EKSPERIMEN khmad aizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang E-mail: faizin_poltek@yahoo.com strak Belum diketahuinya

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Abstrak. Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NO. 10 TH 2005 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NO. 10 TH 2005 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NO. 10 TH 2005 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER -10/MEN/V/2005 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KONSILIATOR SERTA TATA KERJA KONSILIASI

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA PADA CV SEMERU JAYA TEHNIK

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA PADA CV SEMERU JAYA TEHNIK 1 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA PADA CV SEMERU JAYA TEHNIK 1 Sylviana Anggraini, 2 Nyimas Artina Jurusan Akuntansi STIE Multi Data Palemang e-mail: 1 yana@mhs.mdp.ac.id, 2 nyimas_artina@mdp.ac.id

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percoaan Penelitian ini dilaksanakan di dalam rumah kaca yang terletak pada ketinggian 1100 m diatas permukaan laut. Tanaman gerera yang digunakan merupakan iit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar maupun kecil, baik bersifat profit motif maupun

Lebih terperinci

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Ba 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR Model kinematika diperlukan dalam menganalisis pergerakan suatu root moil. Model kinematik merupakan analisis pergerakan sistem yang direpresentasikan secara matematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu organisasi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari suatu sistem yang dikenal dengan

Lebih terperinci

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

(R.2) PERBANDINGAN METODE BOOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION Universitas Padjadjaran, 3 Novemer 200 (R.2) PERANDINGAN METODE OOTSTRAP DAN JACKKNIFE DALAM PENDUGAAN PARAMETER REGRESI DENGAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION I Gede Nyoman Mindra Jaya Jurusan Statistika

Lebih terperinci

BAB VI DEFLEKSI BALOK

BAB VI DEFLEKSI BALOK VI DEFEKSI OK.. Pendahuluan Semua alok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apaila tereani. Dalam struktur angunan, seperti : alok dan plat lantai tidak oleh melentur terlalu erleihan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran (Budgeting) merupakan alat perencanaan, pedoman, pengendalian dan alat pengawasan di bidang keuangan yang digunakan oleh perusahaan yang berorientasi

Lebih terperinci

PENGAMATAN DAN REFEKSI TAHAP INDIKATOR SUB INDIKATOR KET.

PENGAMATAN DAN REFEKSI TAHAP INDIKATOR SUB INDIKATOR KET. PENGAMATAN DAN REFEKSI TAHAP INDIKATOR SUB INDIKATOR KET. 1. Menyampaikan Tujuan a. Menyampaikan tujuan di awal pemelajaran. Meminta mencatat Tujuan sesuai dengan topik Awal Inti 2. Menentukan Materi dan

Lebih terperinci

Inelsi Palengka1), Nurdin Arsyad2) SMA Negeri 2 Makale, 2. Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Makassar

Inelsi Palengka1), Nurdin Arsyad2) SMA Negeri 2 Makale, 2. Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Makassar COMPARISON OF MATHEMATICS LEARNING RESULT OF STUDENTS TAUGHT BY EMPLOYING SCIENTIFIC APPROACH, PROBLEM POSING, AND OPEN ENDED IN PROBLEM BASED LEARNING MODEL IN CLASS X AT SMAN 2 MAKALE Inelsi Palengka1),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi biaya produksi bagi kepentingan manajemen perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. informasi biaya produksi bagi kepentingan manajemen perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan akuntansi iaya yang semula ditujukan untuk menyediakan informasi iaya produksi agi kepentingan manajemen pusahaan, dipluas ke arah penyediaan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Istilah anggaran sudah lama dikenal dalam dunia usaha, tetapi rumusan dari suatu anggaran akan sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN VARIANS ANGGARAN DENGAN REALISASI PENJUALAN PADA PT. VINAYAKA ABADI

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN VARIANS ANGGARAN DENGAN REALISASI PENJUALAN PADA PT. VINAYAKA ABADI ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN VARIANS ANGGARAN DENGAN REALISASI PENJUALAN PADA PT. VINAYAKA ABADI Frankyy Husin Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak PT Vinayaka Abadi Palembang merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN Ba ini akan memahas kapasitas samungan rangka aja ringan terhadap gaya-gaya dalam yang merupakan hasil analisis struktur rangka aja ringan pada pemodelan a seelumnya.

Lebih terperinci

MODIFIKASI JUMLAH KUTUB PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA 36 ALUR

MODIFIKASI JUMLAH KUTUB PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA 36 ALUR MODIFIKASI JUMLAH KUTUB PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA 36 ALUR Muhammad Naim Staf Pengajar Teknik Mesin, Akademi Teknik Soroako, Sorowako *Email: mnaim@ats-sorowako.ac.id Astrak Kecepatan motor induksi 3 fasa

Lebih terperinci

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

BAB XII GAYA DAN TEKANAN BAB XII GAYA DAN TEKANAN 1. Bagaimanakah huungan antara gaya dan tekanan?. Faktor apakah yang mempengaruhi tekanan di dalam zat cair? 3. Apakah yang dimaksud dengan hukum Pascal? 4. Apakah yang dimasudkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) Oleh: Miladiah Kusumaningarti Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri Email: mila@kagamavirtual.net Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi situasi perekonomian dewasa ini, di mana persaingan dunia bisnis semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat mengoptimalkan prestasinya baik

Lebih terperinci

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya

Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya Vol. 5, No.1, 52-57, Juli 2008 Gelanggang Evalusi dan Sifat-sifatnya Amir Kamal Amir Astrak Sifat-sifat gelanggang evaluasi eserta pemuktiannya sudah ada dieerapa literatur seperti misalnya pada McConnel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan teknologi, informasi, dan komunikasi dewasa ini merupakan salah satu tuntutan globalisasi yang menuntut suatu bangsa untuk berkembang dengan lebih

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo

KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo KARAKTERISTIK GELOMBANG PECA DI PERAIRAN PERAK SURABAYA Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo Astract The ojectives of this study were to examine the height and period of sea

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran perusahaan merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF Jamiatul Akmal 1, a *, Ofik Taufik Purwadi 2,, Joko Pransytio 3, c 1,3) Jurusan Teknik Mesin, UNILA, Bandar

Lebih terperinci

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL Handali, S 1), Gea, O 2) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail

Lebih terperinci

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B.

1). Definisi Relasi Relasi dari dua himpunan A dan B adalah pemasangan anggota-anggota A dengan anggota B. Bayangkan suatu fungsi seagai seuah mesin, misalnya mesin hitung. Ia mengamil suatu ilangan (masukan), maka fungsi memproses ilangan yang masuk dan hasil produksinya diseut keluaran. x Masukan Fungsi f

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ada aturan bakunya, yang terpenting ransum yang diberikan kandungan

TINJAUAN PUSTAKA. ada aturan bakunya, yang terpenting ransum yang diberikan kandungan TINJAUAN PUSTAKA Keutuhan Nutrisi Itik Petelur Bahan pakan yang dipergunakan dalam menyusun ransum pada itik elum ada aturan akunya, yang terpenting ransum yang dierikan kandungan nutriennya dalam ransum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Proses Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. 2.1.2

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 13 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Samungan Baut Pertemuan - 13 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan kekuatan elemen struktur aja eserta alat samungnya TIK : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

TINJAUAN METODOLOGIS TERHADAP TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA STMIK-IKMI CIREBON ABSTRAK

TINJAUAN METODOLOGIS TERHADAP TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA STMIK-IKMI CIREBON ABSTRAK TINJAUAN METODOLOGIS TERHADAP TEKNIK PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA STMIK-IKMI CIREBON ============================ H. SADRI ============================== ABSTRAK Penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Agar tujuan perusahaan tercapai maka dibutuhkan pengelolaan sumber daya yang dimiliki, pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT

BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT BAB II FUNGSI, PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT Standar kompetensi:. Memecahkan masalah yang erkaitan dengan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Kompetensi Dasar:. Memahami konsep fungsi.

Lebih terperinci

Model Regresi Berganda

Model Regresi Berganda REGREI DAN KORELAI LINEAR BERGANDA Materi:. Konsep Analisis Regresi Berganda. Penduga Koefisien Regresi 3. Model regresi dengan dua variael eas 4. Contoh Kasus 5. Koefisien Determinasi dan koefisien korelasi

Lebih terperinci

Pengantar (Edisi Revisi)

Pengantar (Edisi Revisi) Pengantar (Edisi Revisi) Memaca peraturan perundang undangan ukanlah sesuatu yang mudah, terutama ila peraturan terseut terpisah pisah di dalam dokumen yang ereda. Tantangan ini tampak dari 3 (Tiga) undang

Lebih terperinci

o Jl. Kayoon No.20 J Surabaya P F E5 seperti yang aiajiaporan penerimaan dari

o Jl. Kayoon No.20 J Surabaya P F E5 seperti yang aiajiaporan penerimaan dari M T.D MADE SUDARMA. THOMAS'. DEVIfl R E GISTER,ED.PUBLIC I.CCOUNTANTS No. KEP-13i/Kn-S/2005 r..ll.dorowati No.8 Malang P 0341 326 91 3 F 0341 321 925 o Jl. Kayoon No.20 J Suraaya P 031 532 5753 F 031 547

Lebih terperinci

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0

b. Titik potong grafik dengan sumbu y, dengan mengambil x = 0 B.3 Fungsi Kuadrat a. Tujuan Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat: Menentukan titik potong grafik fungsi dengan sumu koordinat, sumu simetri dan nilai ekstrim suatu fungsi Menggamar

Lebih terperinci

Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy

Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Penggunaan Bilangan Fuzzy Trapezoidal untuk Mencari Jalur Kritis pada Jaringan Proyek Fuzzy Farah Nurul Ilma,

Lebih terperinci

Model Cyber-Link Marketing sebagai Strategi Pemasaran Produk Unggulan Daerah Kabupaten Kendal

Model Cyber-Link Marketing sebagai Strategi Pemasaran Produk Unggulan Daerah Kabupaten Kendal Model Cyer-Link Marketing seagai Strategi Pemasaran Produk Unggulan Daerah Kaupaten Kendal Eko Nur Wahyudi dan Mardi Siswo Utomo Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikuank Semarang email : ekowahyudi157@gmail.com;

Lebih terperinci