DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

dokumen-dokumen yang mirip
DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

KALKULUS MULTIVARIABEL II

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1

Open Source. Not For Commercial Use

Definisi. Turunan (derivative) suatu fungsi f di sebarang titik x adalah. f merupakan fungsi baru yang disebut turunan dari f (derivative of f).

Hendra Gunawan. 8 November 2013

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai

DERIVATIVE Arum Handini primandari

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

5. Aplikasi Turunan MA1114 KALKULUS I 1

5.1 Menggambar grafik fungsi

KALKULUS MULTIVARIABEL II

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

Kalkulus Diferensial week 09. W. Rofianto, ST, MSi

TERAPAN INTEGRAL. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 22

Nughthoh Arfawi Kurdhi, M.Sc Department of Mathematics FMIPA UNS

Rencana Pembelajaran

(2) Titik potong kurva dengan sumbu y, bila x = 0, diperoleh x = 0 y = mx + n y = m(0) + n y = n Jadi, titik potongnya dengan sumbu y, adalah (0, n) y

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - II

TKS 4003 Matematika II. Nilai Ekstrim. (Extreme Values) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Program Studi Teknik Mesin S1

BAB II LANDASAN TEORI

SRI REDJEKI KALKULUS I

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran

PENGETAHUAN MATEMATIKA DASAR UNTUK ASURANSI UMUM

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

Kalkulus Multivariabel I

Bagian 2 Matriks dan Determinan

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah FI2101 Fisika Matematik IA

Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc

CATATAN KULIAH Pertemuan V: Analisis Komparatif Statik dan Konsep Derivatif

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

APLIKASI TURUNAN ALJABAR. Tujuan Pembelajaran. ) kemudian menyentuh bukit kedua pada titik B(x 2

Integral Tak Tentu. Modul 1 PENDAHULUAN

Mata Kuliah :: Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb

M AT E M AT I K A E K O N O M I KALKULUS TURUNAN I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR

Soal Ujian Komprehensif

Dosen Pengampu : Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc

Program Studi Teknik Mesin S1

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

Vektor-Vektor. Ruang Berdimensi-2. Ruang Berdimensi-3

1.1 Fungsi Dua Peubah Atau Lebih 1.2 Turunan Parsial Fungsi Dua Peubah atau Lebih

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 75

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

Derivatif Parsial (Fungsi Multivariat)

KALKULUS MULTIVARIABEL II

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK

Bagian 4 Terapan Differensial

LIMIT DAN KEKONTINUAN

Fisika Dasar I (FI-321)

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

Persamaan Diferensial

PERTEMUAN 6-7 LIMIT DAN KESINAMBUNGAN FUNGSI

MODUL PEMBELAJARAN KALKULUS II. ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

Kuliah 3: TURUNAN. Indah Yanti

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Kalkulus II. Institut Teknologi Kalimantan

Bab III. Integral Fungsi Kompleks

a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1

5. Aplikasi Turunan 1

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

Kalkulus Peubah Banyak Modul Pembelajaran. January UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Kalkulus Fungsi Dua Peubah atau Lebih

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Persamaan Diferensial: Pengertian, Asal Mula dan Penyelesaian

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I..

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang

Transkripsi:

DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 3 TURUNAN PARSIAL Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2012 Diktat ini disusun berdasarkan Calculus III oleh Paul Dawkins, Lamar University dengan penyesuaian berupa penerjemahan, pengurangan dan penambahan dari sumber-sumber lainnya.

BAB 3 TURUNAN PARSIAL 3.1. Limit Dalam fungsi peubah tunggal, dikatakan : jika, Dimana, Adalah limit sebelah kanan dan nilai x ditinjau hanya untuk nilai x yang lebih besar dari a. Demikian juga, Adalah limit sebelah kiri dilihat hanya untuk nilai x yang lebih kecil dari a. Dengan kata lain kita akan mendapatkan bila mendekati L bila x bergerak menuju (sangat mendekati namun tidak sampai mencapai ) dari kedua arah (kiri & kanan). Untuk fungsi peubah ganda, konsepnya sama, hanya proses pengerjaannya agak lebih panjang dan rumit. Untuk notasi ditetapkan sbb. : Misal ingin didapat limit dari fungsi dimana x mendekati a dan y mendekati b. Dapat dituliskan dengan notasi sbb.: Dalam kuliah dan buku ini akan digunakan notasi yang kedua. Dengan mencari limit fungsi peubah ganda berarti mencari nilai bila titik bergerak makin dekat dan lebih dekat lagi ke titik sedemikian sangat mendekati namun tidak sampai mencapai. Dan seperti konsep limit pada fungsi peubah tunggal, maka agar suatu limit ada maka fungsi tersebut mencapai suatu nilai yang sama dari segala arah pendekatan yang ditempuh menuju. Masalahnya bila pada limit fungsi peubah tunggal hanya ada 2 arah yaitu kiri dan kanan untuk mencapai batas x, maka pada fungsi peubah ganda/dua ada banyak sekali bahkan tak hingga cara untuk menuju. Gambar 3.1. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 44

Dengan kata lain, untuk menunjukkan apakah limit suatu fungsi peubah ganda ada atau tidak secara teknis perlu di cek melalui cara yang tak berhingga. Tetapi dengan menggunakan konsep kontinuitas / kesinambungan fungsi hal tersebut tidak perlu dilakukan. Definisi Suatu fungsi adalah kontinu/sinambung pada titik jika, Sehingga apabila diketahui suatu fungsi tidak kontinu dititik maka adalah salah. Tafsiran fisis secara geometris suatu fungsi kontinu bila graphik garis atau permukaan fungsi tersebut tidak lubang atau terpotong pada titik tersebut. Dalam kalkulus 1, bila kita mengetahui suatu fungsi adalah kontinu maka nilai limit fungsi tersebut didapatkan dengan memasukkan nilai titik kedalam fungsi. Semua fungsi standard yang kita ketahui kontinu tetap kontinu walaupun sekarang kita memasukkan lebih dari satu variabel. Yang perlu diperhatikan adalah pembagian dengan 0, akar bilangan negatif dan logaritma nol atau negatif. Contoh 3.1.1. Tentukan apakah limit berikut ada atau tidak. Bila ada berapa nilai limit nya. (a) (b) (c) Jawab (d) (a) Fungsi diatas adalah kontinu pada titik yang diminta, sehingga kita tinggal memasukkan nilai titik tersebut kedalam fungsi. (b) Dalam kasus ini fungsi tidak kontinyu sepanjang garis karena pada garis tersebut kita akan mendapatkan nilai penyebut pembagian = 0. Tapi karena titik yang diminta (5,1) tidak terdapat dalam garis tersebut, maka (c) Dalam kasus ini fungsi tersebut tidak kontinyu pada titik yang diminta. Jadi tidak ada limit pada titik tersebut. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 45

Pendekatan sepanjang garis sumbu x, Sepanjang garis sumbu y-axis. Sepanjang garis. Didapat Menunjukkan tidak ada limit. (d) Fungsi tidak kontinyu pada titik yang diminta, jadi tidak ada limit. Hal ini juga dapat ditunjukkan dengan berbedanya nilai limit dengan pendekatan arah yang berbeda. Kita coba dekati melalui sepanjang garis menuju (0,0). Kita coba dengan jalur. Didapat, Nilai limit tidak ada, karena melalui pendekatan yang ada nilai limit berbeda. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 46

3.2. Turunan parsial Prolog: Diketahui sebuah fungsi peubah ganda dan akan ditentukan laju perubahan fungsi pada titik. Penentuan laju perubahan dilakukan dua tahap; tahap pertama dengan menahan y tetap (fixed) dan membolehkan x berubah kemudian pada tahp kedua menahan x tetap dan membolehkan y berubah. Tahap pertama kita menahan y=b dan membiarkan x bergerak, sehingga kita mendapatkan Kita mendapatkan fungsi variabel tunggal dan menentukan laju perubahan g(x) pada x=a dengan menghitung g (a) yaitu g (a) = 4ab 3. adalah turunan parsial / partial derivative terhadap x pada titik dan dinyatakan sebagai Tahap kedua kita menahan x = a dan membiarkan y bergerak sehingga mendapatkan adalah turunan parsial / partial derivative terhadap y pada titik dan we dinyatakan sebagai Kedua turunan diatas biasa disebut turunan parsial orde pertama / first order partial derivatives. Rumusan Formal : Bila kita melakukan proses turunan parsial fungsi seperti diatas dengan tidak menggunakan notasi tetapi dengan tetap menggunakan, kita dapat menuliskannya sebagai: f x x, y = 4xy 3 dan f y x, y = 6x 2 y 2, yaitu pertama menahan y tetap dan melakukan turunan terhadap x, setelah itu menahan x tetap dan melakukan turunan terhadap y. Definisi formal dari kedua turunan parsial tsb adalah sbb.: Berikut ini beberapa alternatif notasi untuk menyatakan turunan. Untuk fungsi notasi berikut dapat digunakan sebagai turunan parsial : Contoh 3.2.1. Dapatkan turunan parsial orde pertama untuk fungsi (a) (b) Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 47

(c) Jawab : (d) (a) (b) (c) Untuk memudahkan penurunan persamaan diatas ditulis ulang sebagai, Petunjuk untuk turunan fungsi natural logarithms, gunakan. (d) Gunakan aturan rantai/chain rule yang pernah dipelajari di kalkulus 1 &2, dalam contoh ini bagaimana menurunkan fungsi eksponensial. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 48

Contoh 3.2.2. Dapatkan turunan parsial orde satu fungsi berikut ini: (a) (b) (c) Jawab: (a) (b) (c) Dengan menggunakan prinsip aturan rantai/chain rule didapat, Turunan implisit dalam turunan parsial Dari contoh-contoh yang diberikan diatas, dengan menguasai turunan fungsi peubah tunggal dari kalkulus 1 & 2 maka proses turunan parsial fungsi peubah banyak tidak sulit. Selanjutnya akan dibahas proses turunan implisit dalam turunan parsial fungsi peubah banyak. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 49

Contoh 3.2.3. me- review turunan implisit pada fungsi peubah tunggal dan pada contoh 3.2.4. bagaimana penerapannya dalam fungsi peubah banyak. Contoh 3.2.3. Dapatkan untuk persamaan. Jawab: Dengan selalu mengingat bahwa y adalah fungsi dari x, atau dan dengan demikian setiap kali menurunkan suatu suku/term yang melibatkan y terhadap x maka diperlukan untuk menggunakan aturan rantai, berarti perlu dituliskan pada suku/term tersebut. Langkah ke 1: menurunkan suku/term yang ada pada sisi kiri dan kanan tanda( = )terhadap x. Langkah ke-2: mendapatkan. Perlakuan untuk proses turunan implisit fungsi peubah banyak, berlaku serupa dengan proses turunan implisit pada fungsi peubah banyak. Dalam fungsi yang melibatkan variabel x, y, dan z dan misal z adalah fungsi x dan y,. Maka ketika kita memproses turunan z / differensiasi z terhadap x maka aturan rantai/chain rule digunakan dan dituliskan. Demikian juga dalam proses turunan z / differensiasi z terhadap y maka perlu ditulis. Contoh 3.2.4. Dapatkan dan untuk fungsi berikut ini: (a) Jawab: (a) Untuk mendapatkan (b). Kedua sisi kiri kanan persamaan kita turunkan terhadap x dengan selalu menuliskan setiap kita menurunkan z. Ingat karena maka setiap perkalian x dan z merupakan perkalian dua fungsi x sehinga teorema aturan turunan perkalian fungsi harus dipakai. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 50

Untuk mendapatkan. Untuk mendapatkan dilakukan proses yang sama. (b) Untuk mendapatkan. Untuk mendapatkan. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 51

3.3. Interpretasi Geometris Turunan Parsial Dalam Kalkulus Peubah tunggal, adalah kemiringan (slope) dari garis singgung / tangent line terhadap pada atau dapat juga dikatakan sebagai kemiringan kuva pada x=a. Demikian juga, dan juga adalah kemiringan (slope) dari garis singgung/tangent lines. Pada Kalkulus Peubah tunggal tangent line menyinggung lengkungan kurva, dalam kalkulus peubah ganda kita tahu fungsi berupa bidang permukaan, sehingga ada banyak garis singgung yang dapat menyinggung bidang permukaan pada suatu titik. Jadi pertanyaannya turunan parsial fungsi ganda merepresentasi kemiringan sudut garis singgung yang mana? Dalam hal ini turunan parsial adalah kemiringan garis singgung pada traces atau dapat dikatakan kemiringan dari irisan/traces. (Untuk trace lihat lagi bab fungsi multivariable) Definisi traces: Bila level curve adalah irisan permukaan dengan bidang datar, maka traces suatu permukaan adalah kurva/garis lengkung yang merupakan penampang irisan dengan bidang datar atau. Jadi turunan parsial adalah kemiringan trace yaitu irisan dengan bidang datar pada titik. Demikian juga partial derivative adalah kemiringan trace yaitu irisan dengan bidang datar pada titik. Contoh 3.3.1. : Dapatkan kemiringan traces untuk fungsi. Solusi Gambar sketsa trace untuk irisan bidang dan adalah sbb.: pada titik Gambar 3.2. Turunan parsial fungsi adalah sbb.: Dengan memasukkan titik singgung kedalam persamaan kita mendapatkan: Jadi, garis singgung/ tangent line pada dengan bidang datar untuk irisan/trace permukaan mempunyai kemiringan/slope sebesar -8. Dan garis singgung/ Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 52

tangent line pada untuk irisan/ trace permukaan dengan bidang datar mempunyai kemiringan sebesar -4. Menentukan persamaan garis singgung dan bidang singgung fungsi peubah ganda. Kita telah pelajari bahwa garis, bidang dalam 3 Dimensi dapat dinyatakan dalam tiga bentuk persamaan: 1. bentuk vektor persamaan garis / vector form of the equation of a line. 2. bentuk parametric persamaan garis / parametric form of the equation of a line. 3. Bentuk simetrik persamaan garis / symmetric equations of the line. Dalam bab Fungsi Vektor telah dibahas bahwa : Semua Fungsi Multivariabel dapat dinyatakan dalam Fungsi Vektor!!!!!!!. Untuk menyatakan persamaan suatu garis dalam bentuk vector, maka kita membutuhkan suatu titik pada garis tersebut dan vector arah. Untuk menentukan titik dalam 3 D kita memasukkan kedalam koodinat (a,b, f(a,b)). Berikut kita menentukan garis singgung pada titik tersebut: Bila kita mempunyai permukaan / surface yang dinyatakan dengan z= f(x,y), maka kita dapat menyatakan nya dalam bentuk fungsi vector: r x, y = x, y, z = x, y, f(x, y). Kita akan mendapatkan tangent vector dengan mendifferensiasi fungsi vector terhadap x, yang berarti dalam persoalan kita dengan mendifferensiasi fungsi irisan permukaan r x, y = x, y, z = x, y, f(x, y) dengan bidang datar y=b. Irisan yang kita dapat adalah: r x, b = x, b, z = x, b, f(x, y) Vektor tangent untuk trace/irisan dengan y constant (y=b) adalah: r x (x, y) = 1,0, f x (x, y). Dengan mendifferensiasi fungsi vector terhadap y, yaitu mendifferensiasi fungsi irisan permukaan r x, y = x, y, z = x, y, f(x, y) dengan bidang datar x=a. Irisan yang kita dapat adalah: r a, y = a, y, z = a, y, f(x, y) Vektor tangent untuk trace/irisan dengan x constant (x=a) adalah: r y (x, y) = 0,1, f y (x, y). Kedua tangent vector r x x, y = 1,0, f x x, y, r y (x, y) = 0,1, f y (x, y) yang didapat adalah vector arah yang dari garis singgung yang ingin dicari. Persamaan garis singgung dengan irisan fungsi vector dan y=b adalah: r t = a, b, f(a, b) + t 1,0, f x (a, b) Persamaan garis singgung dengan irisan fungsi vector dan x=a adalah: r t = a, b, f(a, b) + t 0,1, f y (a, b) Menentukan bidang singgung: Dalam bab persamaan bidang, persamaan bidang dinyatakan sebagai dot product: n. r r 0 = 0, dimana n adalah vector normal bidang dan r 0 adalah titik pada bidang. n = A, B, C, r = x, y, z, r 0 = x 0, y 0, z 0 A, B, C. x, y, z x 0, y 0, z 0 = 0 A, B, C. x x 0, y y 0, z z 0 = 0 A x x 0 + B y y 0 + C z z 0 = 0 Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 53

Dalam persoalan kita mencari bidang singgung, perlu dicari titik pada bidang r 0 dan vector normal bidang n. Titik pada bidang yang merupakan titik singgung dengan permukaan adalah: (a,b, f(a,b)) yang kita tuliskan (x 0, y 0, z 0 ). Vektor posisi r 0 = x 0, y 0, z 0. Vektor normal n didapat dengan perkalian silang (cross product) dari vector tangent: n = r x x r y, sehingga didapat = - f x i - f y j + 1 k = f x, f y, 1 i j k n = 1 0 f x 0 1 f y n. r r 0 = 0 f x, f y, + 1. x x 0, y y 0, z z 0 = 0 f x x x 0 f y y y 0 + z z 0 =0 Sehingga persamaan bidang singgung adalah : z z 0 = f x x x 0 + f y y y 0 Contoh 3.3.2. Tuliskan persamaan bidang singgung dengan permukaan di titik. Titik singgung adalah: Persamaan garis singgung pada irisan/trace permukaan dengan bidang datar. Persamaan garis singgung pada irisan/trace permukaan dengan bidang datar. Bidang singgung: n = A, B, C = 8,4,1, sehingga persamaan bidang singgung : 8 x x 0 + 4 y y 0 + C z z 0 = 0 Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 54

3.4.Turunan parsial orde tinggi. Untuk fungsi variable ganda, dapat diturunkan beberapa kali, misal turunan parsial orde satu adalah fungsi dari x dan y, maka turunan itu bisa diturunkan lagi. Berikut ini notasi yang digunakan : Contoh 3.4.1. Dapatkan turunan orde dua untuk. Turunan orde satu adalah: Turunan orde satu diturunkan lagi sehingga didapat turunan orde dua: Dari contoh diatas kita mendapatkan :. Hal ini bukan kebetulan dan untuk semua kasus berlaku, dan hal ini dinyatakan dalam Teorema Clairut. Teorema Clairaut Bila f didefinisikan pada D dan memiliki titik. Bila fungsi dan adalah kontinu pada D maka, Contoh 3.4.2. Verifikasi Teorema Clairaut untuk. Keduanya sama. Teorema Clairut dapat diperluas untuk turunan orde ketiga dan seterusnya untuk orde yang lebih tinggi. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 55

Sehingga Teorema ini juga berlaku tidak hanya untuk fungsi variable ganda, tetapi juga untuk fungsi variable 3, 4 dan seterusnya (multivariable umumnya). Sehingga bila memenuhi syarat kontinu berlaku Secara umum bila memenuhi syarat kontinuitas, Teorema Clairut berlaku untuk fungsi multivariable dan turunan orde tinggi. Contoh 3.4.3. (a) Dapatkan untuk Jawab (b) Dapatkan untuk (a),,,, (b),, Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 56

3.5. Differentials Diketahui fungsi maka differential dz atau df adalah : dz = f x dx + f x dy atau df = f x dx + f x dy Rumusanl diatas dapat diperluas kefungsi variable 3 atau lebih.. Contoh diketahui fungsi maka differential dw adalah: Contoh 3.5.1. Hitung differential untuk fungsi berikut ini (a) (b) (a) (b) Catatan : Terkadang differential disebut juga total differentials. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 57

3.6. Aturan Rantai Berikut notasi pada single variable, yang menyatakan bila F fungsi x yang dapat dinyatakan sebagai F fungsi dari g dan g fungsi dari x, maka turunannya dinyatakan sebagai F (x) dengan rumusan: Notasi alternatif adalah sbb.: Bila y = f(x) dan x = g(t) maka dy = dy dt dx dx dt Untuk fungsi dua variabel, ada beberapa kemungkinan. Kasus 1 :,, diminta untuk menghitung. Aturan rantai untuk kasus ini adalah sbb.: Contoh 3.6.1. Hitung untuk (a),, Solution (b),, (a),, Dengan men substitusi x dan y dengan t kita mendapatkan: Soal diatas lebih mudah dikerjakan dengan mensubstitusi x dan y dengan t dari awal, pengerjaan diatas adalah untuk menunjukkan penggunaan aturan rantai. Dengan mensubstitusi x dan y dengan t dari awal, kita mendapatkan: Hasilnya sama. (b),, Dalam kasus ini menggunakan aturan rantai akan lebih mudah daripada mensubstitusi x dan y dari awal. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 58

Berikut ini variasi dari kasus, dimana Maka aturan rantai untuk adalah: Dimana : Contoh 3.6.2. Hitung untuk, Kasus 2 :,, dan diminta dan. Contoh 3.6.3. Dapatkan dan untuk,,. Aturan rantai untuk. Aturan rantai untuk. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 59

Berikut ini rumusan umum Aturan Rantai Jika z adalah fungsi n variabel,, dan variabel tersebut adalah fungsi dari m variabel,. Maka untuk setiap variabel, maka: Untuk memudahkan pengerjaan aturan rantai untuk setiap situasi maka diagram pohon sebaiknya digunakan. Contoh penggunaan diagram pohon dalam pengerjaan aturan rantai / chain rule untuk diketahui bahwa,,. Berikut diagram pohon untuk kasus ini: z s = z x z t = z x x s + dz dy x t + dz dy y s y t Contoh 3.6.4. Gunakan tree diagram untuk menuliskan chain rule untuk turunan. (a) untuk,,, dan (b) untuk,,,dan (a)diagram pohon untuk dimana,,, dan Sehingga: (b) Diagram pohon untuk Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 60

dimana,, dan Sehingga : Contoh 3.6.5. Dapatkan untuk bila dan. Solution Turunan pertama: Turunan kedua : Dengan menggunakan aturan perkalian turunan didapat: Kita perlu menentukan dan. Kita menulis ulang hasil aturan rantai pertama, sebagai: (1) Rumusan persamaan (1) diatas dapat ditafsirkan sebagai rumusan untuk men differensiasi sembarang fungsi x dan y terhadap yang memenuhi syarat dan. Dan kita tahu bahwa turunan parsial orde satu, dan, adalah fungsi x dan y dan syarat dan mensubstitusi f dengan f x berlaku, sehingga kita dapat menggunakan persamaan (1) dengan f dan y : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 61

persamaan (1) Sehingga kita dapat menghitung. Dan dapat menghitung. Dengan memasukkan dan kedalam persamaan yang telah didapat: Kita mendapatkan: Turunan Implisit. Suatu fungsi dituliskan dalam bentuk dimana. Untuk mendapatkan dengan mendifferensi sehingga didapat : Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 62

Contoh 3.6.6. Dapatkan untuk. Persamaan diatas dituliskan dalam bentuk F(x,y) = 0. Sehingga dengan menggunakan formula dy dx = F x F y diperoleh Untuk kasus fungsi dituliskan dalam dimana z = f (x,y),dicari dan. Untuk mendapatkan maka dilakukan differensiasi terhadap x dan memperlakukan y sebagai konstan. Kita melakukan pernurunan dengan menggunakan aturan rantai, sehingga didapat: Dengan memasukkan x = 1 dan y x x = 0 kedalam persamaan didapat: Contoh 3.6.7. Dapatkan dan untuk. Persamaan diatas dituliskan dalam bentuk F(x,y,z) = 0. Maka sehingga Dan sehingga Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 63

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 64

3.7. Turunan Berarah Turunan parsial dan, menyatakan laju perubahan dari f bila kita merubah x (dengan menahan y tetap) dan merubah y (dengan menahan x tetap). Pada bagian ini kita akan mempelajari bagaimana perubahan f bila kita membolehkan x dan y berubah bersamaan. Ada banyak cara untuk membolehkan x dan y berubah bersamaan. Misalnya x berubah lebih cepat dari y. Misalnya pada suatu titik. Kita merubah x dengan laju positif dua kali lebih cepat dari laju perubahan positif y. Dalam turunan parsial kita mendefinisikan bahwa laju perubahan f yang dinyatakan dengan adalah dalam arah vector 1,0, sedangkan laju perubahan f yang dinyatakan dengan adalah dalam arah vector 0,1. Dan misalnya ingin diketahui laju perubahan f dalam arah. Ada banyak vektor yang menyatakan arah 2,1, bisa vektor, Maka agar tetap konsisten maka kita nyatakan vektor arah perubahan dinyatakan dalam unit vektor. Definisi unit vektor adalah vektor yang memiliki panjang =1. Bila kita mempunyai vektor, maka panjang vektor (magnitude) dinyatakan sebagai :. Jadi untuk contoh, unit vektor yang panjang =1 dan arah yang sama adalah Terkadang kita menyatakan arah perubahan x dan y sebagai suatu sudut. Misalnya, berapa laju perubahan f dalam arah. Unit vektor yang mewakili arah ini adalah:. 2 5, 1 5. Berikut definisi dari Turunan Berarah: Definisi Laju perubahan dalam arah vektor unit disebut turunan berarah dan ditulis dengan notasi. Definisi dari turunan berarah adalah, Definisi diatas secara teknis dan praktis akan sangat sulit menghitung limitnya. Perlu dicari suatu cara agar dapat lebih mudah menghitung turunan berarah. Berikut ini diuraikan proses penurunan suatu rumusan yang lebih praktis untuk menghitung directional derivatives. Suatu fungsi peubah tunggal didefinisikan : dimana,, a, dan b adalah suatu bilangan tetap. Maka berdasarkan definisi turunan fungsi perubah tunggal didapat, dan turunan pada adalah: Bila kita substitusi didapat, Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 65

Jadi kita mendapatkan hubungan sbb.: (1) Bila ditulis ulang sebagai: Dari aturan rantai didapat: Dengan memasukkan didapat dan sehingga bila kita masukkan kedalam persamaan (2), kita mendapatkan : Persamaan (1) sama dengan persamaan (3), sehingga: (2) (3) Bila x 0 dan y 0 disubstitusi dengan x dan y (sebagai variabel) kita mendapatkan rumus / formula sbb. : Rumusan diatas lebih praktis dan sederhana dari definisi limit turunan berarah. Rumusan yang sama dapat diperluas untuk fungsi lebih dari 2 variabel. Misal untuk fungsi, turunan berarah dari dalam arah unit vektor adalah, Contoh 3.7.1. Tentukan turunan berarah untuk soal dibawah ini. (a) dimana dan adalah unit vektor dengan arah. (b) dimana dengan arah. Jawab : (a). Unit vektor arah adalah: Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 66

Jadi, Dengan memasukan titik (2,0) kepersamaan didapat: (b) Perlu dicari unit vektor arah, vektor dicari panjangnya. Jadi vektor diatas bukan unit vektor. Sehingga perlu vektor arah tersebut dikonversi menjadi unit vektor arah, yaitu dengan membaginya dengan panjang vektor, sehingga didapat: Maka turunan berarah adalah: Rumusan turunan berarah dapat dituliskan dalam beberapa versi : Turunan berarah ditulis sebagai dot product antara gradient vektor f dengan unit vektor arah. Dimana gradient f atau gradient vektor f didefinisikan sebagai, f = f x, f y, f z atau f = f x, f y Atau bila menggunakan notasi basis vektor dituliskan: f = f x i + f y j + f z k atau f = f x i + f y j + f z k Dengan definisi gradient, maka turunan berarah dapat dituliskan sebagai: Atau juga dengan notasi sbb.: dimana atau Contoh 3.7.2. Tentukan turunan berarah. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 67

(a) untuk dalam arah. (b) untuk at arah. Solusi (a) Jadi : (b) Unit vektor arah: Jadi, directional derivative pada titik yang dimaksud adalah: Teorema 1 Nilai maximum dari (atau laji perubahan maximum fungsi ) adalah dan terjadi dalam arah. Bukti Karena adalah unit vector, bentuk perkalian titik adalah dimana adalah sudut antara gradient dan., maka nilai maximum yang mungkin adalah pada nilai = 1 yaitu pada. Jadi nilai Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 68

maximum adalah dan terjadi pada sudut antara gradient dan adalah nol, dengan kata lain pada kondisi mempunyai arah yang sama dengan gradient,. Contoh 3.7.3. Misalkan ketinggian bukit diatas permukaan laut dinyatakan dalam fungsi. Pada titik dalam arah manakah yang paling menanjak atau menurun? Berapakah nilai maximum kemiringan pada titik ini? Jawab Persamaan fungsi diatas menunjuk pada bentuk elliptic paraboloid dengan mulut terbuka kebawah. Perubahan maximum laju perubahan kemiringan adalah pada Nilai kemiringan maximum pada titik ini adalah, Vektor arah, mempunyai kedua komponen negative artinya arah perubahan maximum adalah kearah pusat. Teorema 2 Vektor gradient adalah orthogonal (atau tegak lurus) terhadap level curve pada titik. Demikian juga, vektor gradient adalah orthogonal terhadap level surface pada titik. Bukti Bila S adalah level surface yang dinyatakan dan bila dimana P ada di S. Dan bila C adalah suatu kurva pada S dan melewati P, yang dinyatakan dalam bentuk persamaan vektor. Sehingga pada t = sehingga, yaitu vektor posisi P. Dan karena C ada pada S sehingga setiap titik pada C harus memenuhi persamaan S. Yaitu, Dengan menerapkan Aturan Rantai / Chain Rule didapat kan : (4) dan sehingga persamaan (4) menjadi, At, this is, Perkalian titik diatas menyatakan, bahwa vektor gradient pada P,, adalah orthogonal terhadap vektor tangent,, untuk setiap kurva C yang melewati P dan terletak pada permukaan S dan karena itu harus juga orthogonal terhadap permukaan S. Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 69

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 70