BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR (Fuzzy Number Max-Plus Algebra) INTISARI ABSTRACT

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

RANK MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF

Diberikan sebarang relasi R dari himpunan A ke B. Invers dari R yang dinotasikan dengan R adalah relasi dari B ke A sedemikian sehingga

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

2-EKSPONEN DIGRAPH DWIWARNA ASIMETRIK DENGAN DUA CYCLE YANG BERSINGGUNGAN

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

SIFAT ARMENDARIZ P A D A BEBERAPA RING GRUP

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

Syarat Cukup dan Perlu Elemen Gelanggang Merupakan Pembagi Nol Kiri maupun Kanan )(RMnn

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

TEOREMA ELIMINASI CUT PADA SISTEM LOGIKA FL gc DAN FL w,gc

ISBN:

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

IDEAL DAN SIFAT-SIFATNYA

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks atas Ring Komutatif

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

J M A. Jurnal Matematika dan Aplikasinya. Journal of Mathematics and Its Applications. Volume 7, No. 1 Juli 2008 ISSN : X

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil

III HASIL DAN PEMBAHASAN

SUBMODUL PRIMA, SEMIPRIMA, DAN PRIMER DI MODUL DAN MODUL FRAKSI

BAB II LANDASAN TEORI

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

IV. METODE PENELITIAN

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

TRANFORMASI MATRIKS PADA RUANG BARISAN KONVERGEN

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

IDEAL DIFERENSIAL DAN HOMOMORFISMA DIFERENSIAL. Na imah Hijriati, Saman Abdurrahman, Thresye

Bilangan Kromatik Lokasi n Amalgamasi Bintang yang dihubungkan oleh suatu Lintasan

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SBMPTN/SNMPTN 2008

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

Modul Perkalian. Oleh Samsul Arifin Jurusan Matematika FMIPA UGM Sekip Utara Yogyakarta 55281

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

KONSTRUKSI KODE CROSS BIFIX BEBAS TERNAIR BERPANJANG GENAP UNTUK MENGATASI MASALAH SINKRONISASI FRAME

HUBUNGAN DAERAH DEDEKIND DENGAN GELANGGANG HNP

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 5 No.1 Juni 2011: TES FORMAL MODUL PROJEKTIF DAN MODUL BEBAS ATAS RING OPERATOR DIFERENSIAL

STRUKTUR ALJABAR: RING

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

KONSTRUKSI ALGORITME ARITMETIK GF(3 m ) DENGAN OPERASI DIBANGKITKAN DARI SIFAT GRUP SIKLIK I L H A M

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL PRIME IDEAL AND MAXIMAL IDEAL IN A POLYNOMIAL RING

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

Konsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Karakteristik Invarian Translasional Subhimpunan Fuzzy Relatif terhadap Homomorfisma Ring

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

Model Produksi dan Distribusi Energi

Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran Dan Terapannya

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

Uji Rank Mann-Whitney Dua Tahap

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

Relasi dan Fungsi. Panca Mudjirahardjo, ST.MT. Relasi dan fungsi

METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA ABSTRACT

SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH. Bambang Irawanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstact. Keywords : extension fields, elemen algebra

Transkripsi:

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN Yuiati (yui@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The Sith noral for and left good atrix have been known in atrix theore. Any atrix over the principal ideal ring has a Sith noral for. The Sith noral for of a atrix has any applications on various fields such as a solution of Diophantin linear equation and differential equation syste. Furtherore, a atrix A with entries in a coutative ring R with unity is left good if for every vector x, the ideal xa is the sae as the ideal A. This paper discusses the relation between the Sith noral for and left good atrix. The relation is as the following: atrix A with entries in principal ideal ring of size by n, with n, has Sith noral for [I, O] if only if A is a left good atrix. Key words: left good atrix, principal ideal ring, Sith noral for. Teori atriks telah dikebangkan secara luas terasuk aplikasi-aplikasinya, baik dala perkebangan ateatika sendiri aupun dala aplikasinya untuk perkebangan ilu-ilu lainnya. Dala teori atriks ini telah dikenal suatu atriks yang disebut bentuk noral Sith. Setiap atriks atas ring ideal utaa pasti epunyai bentuk noral Sith. Keberadaan bentuk noral Sith banyak digali oleh para ateatikawan elalui berbagai pendekatan, di antaranya Mac Duffe (1972) yang enggalinya lewat atriks polinoial atas field; Adkins (1992) enggalinya lewat pendekatan teori odul; serta Newan (1972) dan Brown (1993) encoba enggalinya lewat ring koutatif yang diawali dengan eperkenalkan bentuk noral Herite. Pebahasan bentuk noral Sith ini sangat diinati karena bentuk noral Sith epunyai penggunaan yang sangat luas (Newan,1997). Penggunaan bentuk noral Sith tersebut adalah dala enyelesaikan siste persaaan linear Diophantin Ax = B; enentukan penyelesaian uu siste persaaan diferensial dengan koefisien tetap, aplikasi pada teori grup abelian yang didefinisikan dengan pebangun dan relasi, aplikasi dala ideal yang dibangun oleh koponen suatu vektor, aplikasi dala perluasan suatu atriks, serta aplikasi lainnya. Dala teori atriks dikenal juga istilah atriks baik kiri dan atriks baik kanan. Matriks baik kiri dan atriks baik kanan adalah atriks yang epertahankan ideal (Richter,1997). Melihat definisi yang dikeukakan Richter tentang atriks baik kiri dan kanan (yang epertahankan ideal) dan keberadaan bentuk noral Sith (ada pada setiap atiks atas ring ideal utaa), aka tibul suatu pertanyaan adakah hubungan antara keduanya? Tulisan ini ebahas hubungan antara atriks baik kiri/kanan dengan bentuk noral Sith. Naun pebahasan dibatasi hanya pada atriks baik kiri. Untuk atriks baik kanan, karena definisinya serupa, aka baik teorea aupun pebuktiannya dapat dilakukan dengan cara yang saa.

Jurnal Mateatika, Sains, dan Teknologi, Volue 8, Noor 2, Septeber 2007, 83-88 KONSEP DASAR Definisi bentuk noral Sith dikeukakan oleh Brown (1993) sebagai berikut. Definisi 1 Diberikan ring koutatif R dengan eleen satuan dan A Mn(R) dengan D 0 rank (A) = r in{, n}. Matriks S = Mn(R) dengan D = diag (s1, s2,, sr) disebut 0 0 bentuk noral Sith A jika A S dan sisi+1 untuk i = 1, 2,, r 1. Mn(R) adalah hipunan atriks berukuran n atas R. Matriks D = diag (s1, s2,, sr) diaksudkan dengan atriks diagonal dengan koponen diagonal utaanya adalah s1, s2,, sr, s1 0... 0 atau dala penulisannya: D = 0 s2... 0. Sedangkan A S berarti atriks A ekuivalen............ 0 0... s r dengan atriks S, yaitu terdapat atriks U anggota hipunan atiks unit berukuran (ditulis U GL(, R)) dan V anggota hipunan atriks unit berukuran n n (ditulis V GL(n, R)) sehingga UAV = S. Tidak seua atriks atas ring koutatif dengan eleen satuan epunyai bentuk noral Sith. Berikut erupakan teorea yang diberikan oleh Newan (1997), eberikan syarat agar suatu atriks epunyai bentuk noral Sith. Teorea 1 Jika R adalah ring ideal utaa, aka untuk setiap A Mn(R) epunyai bentuk noral Sith. Selanjutnya bentuk noral Sith tersebut tunggal dala relasi sekutu. Seentara definisi atriks baik kiri/ kanan didefinisikan oleh Richter (1997) sebagai berikut. Definisi 2 Diberikan ring koutatif R dengan eleen satuan dan A Mn(R) dengan n. Matriks A disebut atriks baik kiri jika untuk setiap vektor baris x = [x1, x2,, x] atas R berakibat x = xa diana x adalah ideal yang dibangun oleh koponen dari vektor x dan xa adalah ideal yang dibangun oleh koponen dari vektor xa. Secara saa didefinisikan atriks baik kanan, yaitu atriks B Mn(R) disebut atriks baik kanan jika untuk setiap vektor kolo y = [y1, y2,, yn] t atas R berakibat y = ya. Secara uu tidak akan terjadi xa = Ax. Naun dapat terjadi xa = Ax t jika A adalah atriks sietris. Selanjutnya pebicaraan dala tulisan ini dibatasi hanya pada atriks baik kiri. PEMBAHASAN Contoh-contoh berikut ini eberi gabaran yang lebih jelas tentang atriks baik kiri, sebelu pebahasan kepada teorea yang enunjukkan hubungan antara bentuk noral Sith dan atriks baik kiri. 84

Yuiati, Bentuk Noral Sith dan Matriks Baik Kiri/Kanan Contoh 1 Diberikan R = hipunan seua bilangan real. 1 1 A = M22(R) 0 1 x = [x1 x2] adalah vektor baris atas ring R. 1 1 xa = [x1 x2] = [x1 x1+x2] 0 1 x = { r1x1 + r2x2 r1, r2 R } = { r1x1 r2x1 + r2x1 + r2x2 r1, r2 R } = { (r1 r2)x1 + r2(x1 + x2)r1, r2 R } = xa Jadi A adalah atriks baik kiri. Contoh 2 Diberikan Z = hipunan seua bilangan bulat. 1 1 B = M22(Z) 1 1 x = [1 1] adalah vektor baris atas ring Z. 1 1 xb = [1 1] = [0 2] 1 1 x = { r1.1 + r2.1 r1, r2 Z } = { r1 + r2 r1, r2 Z } = hipunan bilangan bulat = Z xb = { r1.0 + r2.2 r1, r2 Z } = { 2r2r2 Z } = hipunan bilangan genap x xb Jadi B bukan atriks baik kiri. Sapailah pada teorea yang enyatakan hubungan antara bentuk noral Sith dengan atriks baik kiri sebagai berikut. Teorea 2 Diberikan ring koutatif R dengan eleen satuan dan A Mn(R) dengan n. Jika A epunyai bentuk noral Sith [I, 0], aka A adalah atriks baik kiri. Bukti Diketahui bahwa A epunyai bentuk noral Sith S = [I, 0], aka terdapat (, R) dan V GL (n, R) sehingga UAV = S atau A = U -1 SV -1. Akan dibuktikan : U GL 85

Jurnal Mateatika, Sains, dan Teknologi, Volue 8, Noor 2, Septeber 2007, 83-88 (1) S adalah atriks baik kiri (2) U -1 dan V -1 adalah atriks baik kiri (3) A adalah atriks baik kiri Ad (1) Abil sebarang x = [x1, x2,, x] dengan xi R, untuk setiap i = 1, 2,,. xs = [x1, x2,, x, 0, 0,, 0] xs = { a1x1 + a2x2 + + ax ai R, untuk setiap i = 1, 2,, } = x Jadi S adalah atriks baik kiri Ad (2) I adalah atriks baik kiri, karena untuk setiap x = [x1, x2,, x] dengan xi R, untuk setiap i = 1, 2,, berlaku x = xi. U -1 U = I, aka U -1 U adalah atriks baik kiri, yaitu x = xi = xu -1 U untuk setiap x = [x1, x2,, x] dengan xi R dan i = 1, 2,,. Akibatnya x = xu -1 U xu -1, atau x xu -1...(i) Seentara itu: xu -1 x...(ii) Dari (i) dan (ii) dapat disipulkan bahwa x = xu -1. Jadi U -1 adalah atriks baik kiri. Dengan cara yang saa akan diperoleh juga bahwa V -1 adalah atriks baik kiri. Ad (3) Abil sebarang x = [x1, x2,, x] dengan xi R, untuk setiap i = 1, 2,,. x = xu -1 karena U -1 adalah atriks baik kiri = xu -1 S karena S adalah atriks baik kiri = xu -1 SV -1 karena V -1 adalah atriks baik kiri = xa Jadi A adalah atriks baik kiri. Teorea di atas bekerja atas ring koutatif R dengan eleen satuan. Sekarang tibul pertanyaan, apakah konversnya tetap benar? Tentu saja, pebuktiannya hanya tergantung pada keberadaan bentuk noral Sith dari A, sedangkan keberadaan bentuk noral Sith A ditentukan oleh ring ideal utaa, aka tibulah teorea berikut. Teorea 3 Diberikan ring ideal utaa R dan A Mn(R) dengan n. Matriks A epunyai bentuk noral Sith [I, 0], jika dan hanya jika A adalah atriks baik kiri. Bukti () Sudah dibuktikan pada Teorea 2 () Misalkan D adalah ideal yang dibangun oleh sub deterinan berukuran dari atriks A. Akan dibuktikan D = R. Andaikan D ideal sejati R. 86

Yuiati, Bentuk Noral Sith dan Matriks Baik Kiri/Kanan Misal R adalah ring quotient R/D dan A Mn( R ). Abil sebarang sub deterinan berukuran x dari A, katakan A, aka A = A + D dengan A adalah sub deterinan berukuran dari A. Jadi A D, dengan kata lain A D. Jadi A = o R. Karena sebarang sub deterinan berukuran x dari A adalah o R, x, x,..., o dengan aka rank ( A ). Oleh karena itu terdapat vektor x 1 2 x x R untuk setiap i = 1, 2,..., sehingga x. A = i o. Misal x = [x1, x2,, x] dengan xi R untuk setiap i = 1, 2,,. Menurut yang diketahui A adalah atriks baik kiri, aka x = xa D. Akibatnya xi D dan o untuk setiap i = 1, 2,...,. Kontradiksi dengan x x = o. Jadi pengandaian salah, yang benar D = R. Berdasarkan D 0 hipotesis, A epunyai bentuk noral Sith, katakan S = Mn(R) dengan 0 0 D = diag (s1, s2,, s), aka D = s1.s2 s = R. 1 R, aka 1 = r.s1.s2 s untuk suatu r R. Hal ini berakibat untuk setiap i = 1, 2,...,, si adalah unit di dala R. D 0 Dengan enggunakan operasi eleenter baris dan kolo atriks S = dapat 0 0 s1 0... 0 0 1 0... 0 0 0 s2... 0 0 0 1... 0 0 dibawa ke bentuk [I, 0], yaitu............................................................. 0 0... s 0 0 0... 1 0 Jadi bentuk noral Sith dari A adalah [I, 0]. Teorea di atas jika diberlakukan pada atriks baik kanan akan berbunyi: Diberikan ring I koutatif R dan A Mn(R) dengan > n. Matriks A epunyai bentuk noral Sith jika 0 dan hanya jika A adalah atriks baik kanan. PENUTUP Setiap atriks berukuran x n atas ring ideal utaa diana < n epunyai bentuk noral Sith [I, 0] jika dan hanya jika atriks tersebut adalah atriks baik kiri. Masalah yang belu diketahui jawabannya sapai saat ini adalah: apakah setiap atriks baik kiri berukuran x n atas ring koutatif R ekuivalen dengan atriks [I, 0]? Masalah ini erupakan tantangan untuk elakukan penelitian selanjutnya untuk engetahui jawabannya. REFERENSI Adkins, W.A. & Weintraub, S.H. (1992). Algebra an approach via odule theory. Newyork: Spronger Verlag. Brown, W.C. (1993). Matrices over coutative rings. New york: Marcel Dekker, Inc. i 87

Jurnal Mateatika, Sains, dan Teknologi, Volue 8, Noor 2, Septeber 2007, 83-88 Mac Duffe, C.C. (1972). Vector and atrices. USA: The Matheatical Association of Aerica. Newan, M. (1997). The Sith Noral For. Linear Algebra and Its Applications, 254, 367-381. Newan, M. (1972). Integral atrices. Newyork: Acadeic Press. Richter, R.B. & Wardlaw, W.P. (1997). Good atrices: Matrices that preserve ideals. Aerican Matheatical Monthly. 88