METODE ELEMEN BATAS (MEB) UNTUK SOLUSI NUMERIK MASALAH STATIK DARI MATERIAL ELASTIS ISOTROPIK TAK-HOMOGEN

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Elemen Batas (MEB) untuk Model Konduksi-Konveksi dalam Media Anisotropik

Metode Elemen Batas (MEB) untuk Model Perambatan Gelombang

Model Perpindahan dan Penyebaran Pollutan

Suatu Metode Numerik Untuk Komputasi Perembesan Air Ke Dalam Tanah Pada Sistim Irigasi

METODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN LAPLACE DAN HELMHOLTZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN BATAS

Metode Elemen Batas (MEB) untuk Model Konduksi Panas

Solusi Persamaan Helmholtz untuk Material Komposit

Bab IV Persamaan Integral Batas

Bab V Prosedur Numerik

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR ABSTRACT

MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL SINGULAR PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA ABSTRACT

Bab III Model Proses Deformasi Benang Viscoelastis Linear di Lingkungan Fluida Newton

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab II Konsep Dasar Metode Elemen Batas

LAMPIRAN I. Alfabet Yunani

KONSEP METODE ITERASI VARIASIONAL ABSTRACT

matematis dari tegangan ( σ σ = F A

PENYELESAIAN MASALAH NILAI AWAL PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA MENGGUNAKAN MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

PENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT

Penyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient

BAB III TEORI FISIKA BATUAN. Proses perambatan gelombang yang terjadi didalam lapisan batuan dikontrol oleh

Pengantar Metode Perturbasi Bab 1. Pendahuluan

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA-FREDHOLM NONLINEAR MENGGUNAKAN FUNGSI BASIS BARU ABSTRACT

Bab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

Metode elemen batas untuk menyelesaikan masalah perpindahan panas

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI

PENERAPAN TRANSFORMASI SHANK PADA METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Linearisasi Persamaan Air Dangkal

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK

Persamaan Poisson. Fisika Komputasi. Irwan Ary Dharmawan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

METODE BENTUK NORMAL PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN RAYLEIGH

PEMBAHASAN. (29) Dalam (Grosen 1992), kondisi kinematik (19) dan kondisi dinamik (20) dapat dinyatakan dalam sistem Hamiltonian berikut : = (30)

MODIFIKASI METODE HOMOTOPY PERTURBASI UNTUK PERSAMAAN NONLINEAR DAN MEMBANDINGKAN DENGAN MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN ABSTRACT

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

BAB III METODE KAJIAN

METODE ITERASI KSOR UNTUK MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ABSTRACT

PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI ABSTRACT

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

Bab 2. Geometri Riemann dan Persamaan Ricci Flow. 2.1 Geometri Riemann Manifold Riemannian

BAB II KAJIAN TEORI. representasi pemodelan matematika disebut sebagai model matematika. Interpretasi Solusi. Bandingkan Data

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

DAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s)

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Bidang Inklinasi

METODE ITERASI VARIASIONAL HE UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA-FREDHOLM NONLINEAR ABSTRACT ABSTRAK

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130

LAMPIRAN A. Ringkasan Relativitas Umum

DISPLACEMENT PADA BATANG PRISMATIS DENGAN LUAS PENAMPANG BERVARIASI. Mekanika Kekuatan bahan 2 nd and 3 rd session

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)

PERBAIKAN METODE OSTROWSKI UNTUK MENCARI AKAR PERSAMAAN NONLINEAR. Rin Riani ABSTRACT

METODE ITERASI VARIASIONAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL DAN INTEGRO-DIFERENSIAL VOLTERRA LINEAR DAN NONLINEAR ABSTRACT

Pengantar Gelombang Nonlinier 1. Ekspansi Asimtotik. Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal (SWE)

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT

Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi dengan Metode Pemisahan Variabel

C iklm = sebagai tensor elastisitas

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

METODA ELEMEN HINGGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFUSI NEUTRON SATU DIMENSI DUA GRUP

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA JENIS KEDUA. Edo Nugraha Putra ABSTRACT ABSTRAK 1.

Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial

FAMILI BARU METODE ITERASI BERORDE TIGA UNTUK MENEMUKAN AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR. Nurul Khoiromi ABSTRACT

KEKONVERGENAN SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ITERASI VARIASIONAL

SIMULASI Kendalan (Reliability Simulation)*

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

Bab II Teori Pendukung

MODEL MATEMATIKA MANIPULATOR FLEKSIBEL

MODIFIKASI METODE CAUCHY DENGAN ORDE KONVERGENSI EMPAT. Masnida Esra Elisabet ABSTRACT

Bab 2. Persamaan Einstein dan Ricci Flow. 2.1 Geometri Riemann

ABSTRAK METODE ELEMEN BATAS UNTUK PENYELESAIAN MASALAH PEMBENTUKAN DROPLET PADA BENANG FLUIDA VISCOELASTIS A.WAHIDAH.AK NIM :

(R.1) KAJIAN MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION UNTUK MASALAH DATA SPASIAL DISKRIT

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

KALKULUS MULTIVARIABEL II

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA NONLINIER ORDE DUA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga

FAMILI METODE ITERASI BEBAS TURUNAN DENGAN ORDE KONVERGENSI ENAM. Oktario Anjar Pratama ABSTRACT

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3

ANALISIS METODE DEKOMPOSISI SUMUDU DAN MODIFIKASINYA DALAM MENENTUKAN PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK

MASALAH SYARAT BATAS (MSB)

METODE BERTIPE STEFFENSEN SATU LANGKAH DENGAN KONVERGENSI SUPER KUBIK UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Neng Ipa Patimatuzzaroh 1 ABSTRACT

PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA

Perbandingan Model Black Scholes dan Brennan Schwartz untuk Menentukan Harga American Option

PEMILIHAN KOEFISIEN TERBAIK KUADRATUR KUADRAT TERKECIL DUA TITIK DAN TIGA TITIK. Nurul Ain Farhana 1, Imran M. 2 ABSTRACT

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

DERET TAYLOR UNTUK METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN ABSTRACT

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penurunan Persamaan Air Dangkal

KONSEP DASAR STATISTIK

BAB IV TEGANGAN, REGANGAN, DAN DEFLEKSI

Teori Dasar Gelombang Gravitasi

II. LANDASAN TEORI. sєs (S ruang sampel) dengan sebuah bilangan real. Salah satu peubah acak adalah

Kemudian, diterapkan pengortonormalan terhadap x 2 dan x 3 pada persamaan (1), sehingga diperoleh

Transkripsi:

METODE ELEMEN BATAS (MEB) UNTUK SOLUSI NUMERIK MASALAH STATIK DARI MATERIAL ELASTIS ISOTROPIK TAK-HOMOGEN Mohammad Ivan Azis ) ABSTRACT A boundary element method is derived for the solution of static boundary value problems for inhomogeneous isotropic elastic materials. Some particular problems are considered to illustrate the application of the method. Keywords: Boundary Element Method, Static, Boundary Value Problem, Inhomogeneous, Isotropic, Elastic ) Dosen tetap pada Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin Makassar PENDAHULUAN Pendekatan persamaan integral untuk masalah nilai batas elastostatik sudah lama telah diperkenalkan oleh Rizzo (1967). Sejak saat itu sudah banyak penulis yang ikut menggunakan metode elemen batas untuk menentukan solusi numerik dari berbagai masalah statik untuk material elastis, isotropik dan homogen (lihat misalnya Brebbia dan Dominguez (1989)). Dalam pertentangan, applikasi dari metode elemen batas ke masalah untuk material elastis isotropik tak-homogen sangat terbatas jumlahnya dan hal ini disebabkan oleh karena kesulitan dalam memperoleh 1

fungsi Green sebagai kernel dari persamaan integral batas yang bersesuaian. Baru-baru ini Manolis and Shaw (1996) menurunkan suatu fungsi Green dari persamaan gelombang vektor untuk media isotropik heterogen lemah (mildly heterogeneous). Fungsi Green ini diturunkan untuk material dengan parameter yang bervariasi secara tertentu dan secara khusus terbatas untuk kasus dimana parameter Lamé λ dan µ sama. Hal ini berarti nilai ratio Poisson s adalah 0, 25 yang membatasi applikasi. Tetapi seperti yang Manolis dan Shaw (1996) katakan nilai ratio Poisson s ini adalah biasa untuk material batuan (lihat Turcotte dan Schubert (1982)). Tulisan ini mengembangkan kerja Manolis dan Shaw (1996) untuk membangun suatu prosedur perturbasi untuk menentukan solusi masalah statik dua dimensi untuk media isotropik tak-homogen dengan parameter Lamé λ(x) = λ (0) g(x) + ɛλ (1) (x), µ(x) = µ (0) g(x) + ɛµ (1) (x), dimana x = (x 1, x 2, x 3 ) adalah suatu vektor di R 3, g(x) suatu fungsi yang memenuhi batasan tertentu, λ (0) = µ (0) adalah konstanta dan ɛ suatu parameter kecil. Dalam batasan ini, bentuk parameter Lamé di atas menawarkan pilihan keberagaman parameter λ(x) dan µ(x) yang cukup luas. PERSAMAAN DASAR Dengan merujuk pada kerangka Cartesian Ox 1 x 2 x 3 persamaan kesetimbangan (the equilibrium equations) dalam suatu material elastis tanpa gaya badan (body force) dapat ditulis dalam bentuk σ ij,j = 0, (1) dimana σ ij untuk i, j = 1, 2, 3 melambangkan tensor stress, tanda koma terindeks mengindikasikan turunan parsial terhadap kordinat 2

spasial x j dan konvensi penjumlahan indeks berulang (jumlahan dari 1 sampai 3) diterapkan. Hubungan displacement-stress dapat dituliskan sebagai σ ij = λ(x) δ ij u k,k + µ(x) (u i,j + u j,i ), (2) dimana u k untuk k = 1, 2, 3 menyatakan displacement dan δ ij adalah operator delta Kronecker. Juga dalam Pers. (2) λ(x) dan µ(x) dengan x = (x 1, x 2, x 3 ) adalah parameter Lamé yang diasumsikan fungsi yang punya turunan kedua (twice differentiable). Substitusi Pers. (2) ke Pers. (1) menghasilkan [λ(x) δ ij u k,k + µ(x) (u i,j + u j,i )],j = 0. (3) MASALAH NILAI BATAS Suatu material isotropik tak-homogen berada pada daerah Ω dalam ruang tiga dimensi R 3 dengan batas Ω yang terdiri atas sejumlah berhingga permukaan tertutup dan mulus (smooth) bagian demi bagian. Pada Ω 1 displacement u i ditentukan dan pada Ω 2 vektor stress P i = σ ij n j diketahui dimana Ω = Ω 1 Ω 2 dan n = (n 1, n 2, n 3 ) melambangkan vektor normal satuan mengarah keluar pada permukaan Ω. Dikehendaki untuk menentukan displacement dan stress dalam material. Dengan demikian solusi untuk Pers. (3) yang berlaku dalam domain Ω dan memenuhi syarat batas pada Ω akan dicari. PENURUNAN PERSAMAAN DENGAN KOFI- SIEN KONSTAN Dalam pasal ini prosedur yang dikembangkan dalam Manolis dan Shaw (1996) dipakai untuk menurunkan suatu metode persamaan integral batas untuk kelas kofisien λ(x) and µ(x) tertentu. Penurunan ini diperoleh dengan memperkenalkan suatu transformasi dari peubah 3

tak-bebas u i (x) untuk mentransformasikan Pers. (3) ke suatu persamaan dengan kofisien konstan. Kofisien λ(x) dan µ(x) disyaratkan mengikuti bentuk λ(x) = λ (0) g(x), µ(x) = µ (0) g(x), (4) dimana λ (0) dan µ (0) konstan. Misalkan ψ i (x) = g 1/2 (x) u i (x) (5) Substitusi Pers. (4) dan Pers. (5) ke dalam Pers. (3) menghasilkan g [ 1/2 λ (0) δ ij ψ k,k + µ (0) (ψ i,j + ψ j,i ) ],j [ λ (0) ψ k g 1/2,ki + µ (0) ψ i g 1/2,jj + µ (0) ψ j g 1/2 ],ij ( λ (0) µ (0)) [ ] 1 2 g 1/2 [g,k ψ k,i g,i ψ k,k ] = 0. (6) Jika g(x) diasumsikan memiliki bentuk g(x) = (αx 1 + βx 2 + γx 3 + δ) 2, (7) dimana α, β, γ dan δ adalah konstanta dan λ (0) = µ (0), (8) sehingga λ(x) = µ (0) (αx 1 + βx 2 + γx 3 + δ) 2 = µ(x) maka Pers. (6) dapat ditulis sebagai [ λ (0) δ ij ψ k,k + µ (0) (ψ i,j + ψ j,i ) ],j = 0 (dengan λ(0) = µ (0) ). (9) Dengan kata lain, jika ψ i adalah solusi displacement dari persamaan kesetimbangan untuk material isotropik homogen dengan konstanta 4

Lamé λ (0) dan µ (0) maka solusi bersesuaian dari persamaan kesetimbangan untuk material elastis isotropik tak-homogen dengan parameter Lamé λ(x) dan µ(x) yang diberikan dalam bentuk multiparameter Pers. (4) dapat ditulis, dari Pers. (5), dalam bentuk u i (x) = g 1/2 (x) ψ i (x) = (αx 1 + βx 2 + γx 3 + δ) 1 ψ i (x). Tensor stress diperoleh dari Pers. (2) diberikan oleh dimana σ ij = ψ k σ [g] ijk + g1/2 σ [ψ] ij σ [g] ijk = λ (0) δ ij (g 1/2 ),k + µ (0) [ δ ki (g 1/2 ),j + δ kj (g 1/2 ),i ], σ [ψ] ij = λ (0) δ ij ψ k,k + µ (0) (ψ i,j + ψ j,i ) dan vektor stress dimana P [g] ik P i = ψ k P [g] ik = σ[g] ijk n j, + g1/2 P [ψ] i, (10) P [ψ] i = σ [ψ] ij n j. (11) Persamaan integral batas untuk solusi Pers. (9) dengan ψ i diberikan pada Ω 1 dan P [ψ] i diberikan pada Ω 2 diberikan dalam Brebbia dan Dominguez (1989) dalam bentuk η ψ j (x 0 ) = Ω [ Φij P [ψ] i Γ ij ψ i ] ds. (12) dimana x 0 adalah titik sumber, η = 0 jika x 0 / Ω Ω, η = 1 jika x 0 Ω dan η = 1 jika x 2 0 Ω dan Ω memiliki tangen membelok 5

secara kontinyu pada x 0. Juga untuk kasus tiga dimensi 1 Φ ij = 16πµ (0) (1 ν)d [(3 4ν)δ ij + d,i d,j ], (13) 1 Γ ij = 8π(1 ν)d 2 [ ] d n {(1 2ν)δ ij + 3d,i d,j } + (1 2ν) (n i d,j n j d,i ) (14) dan untuk kasus dua dimensi 1 Φ ij = [(3 4ν) log 1 ] 8πµ (0) (1 ν) d δ ij + d,i d,j, (15) 1 Γ ij = 4π(1 ν)d [ ] d n {(1 2ν)δ ij + 2d,i d,j } + (1 2ν) (n i d,j n j d,i ), (16) dimana d = x x 0, ν = λ (0) /(2(µ (0) + λ (0) )) dan d/ n = d,k n k. Substitusi Pers. (5) dan Pers. (10) dalam Pers. (12) menghasilkan [( ) ηg 1/2 (x 0 )u j (x 0 ) = g 1/2 Φ ij Pi ( g 1/2 Γ kj P [g] ki Φ ] ij) uk ds. Ω (17) Persamaan integral batas ini dapat dipakai untuk penentuan solusi u i dan σ ij pada semua titik dalam domain Ω. METODE PERTURBASI Prosedur elemen batas yang disebutkan dalam pasal sebelumnya menawarkan metode numerik efektif untuk penentuan solusi u i (x) pada saat g(x) memiliki bentuk Pers. (7) dan parameter λ (0) dan µ (0) memenuhi Pers. (8). Pada pasal ini suatu prosedur baru ditemukan untuk kasus pada saat kofisien λ(x) dan µ(x) diganggu sedikit 6

(perturbed) di sekitar λ (0) g(x) dan µ (0) g(x) sementara Pers. (7) dan Pers. (8) tetap dipertahankan. Kofisien λ(x) dan µ(x) disyaratkan mengambil bentuk dengan λ(x) = λ (0) g(x) + ɛλ (1) (x), (18) µ(x) = µ (0) g(x) + ɛµ (1) (x), (19) λ (0) = µ (0) and g 1/2,ij = 0 dimana λ (1) dan µ (1) fungsi yang memiliki turunan kedua. Sehingga dari Pers. (3) [ g { λ (0) δ ij u k,k + µ (0) (u i,j + u j,i ) }],j = ɛ [ λ (1) δ ij u k,k + µ (1) (u i,j + u j,i ) ],j. (20) Penggunaan transformasi (5) dan mengikuti analisis yang digunakan untuk menurunkan Pers. (6) dari Pers. (3) menghasilkan [ λ (0) δ ij ψ k,k + µ (0) (ψ i,j + ψ j,i ) ],j = ɛg 1/2 [ λ (1) δ ij u k,k + µ (1) (u i,j + u j,i ) ],j. (21) Solusi dari Pers. (21) dicari dalam bentuk ψ i (x) = r=0 ɛ r ψ (r) i (x). (22) Dari Pers. (5) dan Pers. (22) displacement u k dapat dituliskan dalam bentuk deret u k (x) = ɛ r u (r) k (x), (23) r=0 7

dimana u (r) k berkorespondensi dengan ψ (r) k menurut relasi ψ (r) k (x) = g1/2 u (r) (x), untuk r = 0, 1,.... (24) k Substitusi Pers. (22) ke dalam Pers. (21) dan menyamakan kofisien dari suku-suku dalam ɛ berpangkat menghasilkan [ λ (0) δ ij ψ (r) k,k + ( µ(0) ψ (r) i,j + ψ (r) )] j,i =,j h(r) untuk r = 0, 1,..., (25) dimana h (0) (x) = 0, (26) h (r) (x) = g 1/2 [ λ (1) δ ij u (r 1) k,k untuk r = 1, 2,.... + µ (1) (u (r 1) i,j Persamaan integral untuk Pers. (25) adalah η(x 0 ) ψ (r) j (x 0 ) = + Ω untuk r = 0, 1,..., dimana P [ψ(r) ] i Ω [ Γ ij (x, x 0 ) ψ (r) + u (r 1) j,i ) ],j i (x) Φ ij (x, x 0 ) P [ψ(r) ] i ] (x) (27) ds(x) h (r) i (x) Φ ij (x, x 0 ) ds(x) (28) = [ λ (0) δ ij ψ (r) k,k + µ(0) ( ψ (r) i,j + ψ (r) j,i )] nj. Juga dimana P [ψ(r) ] i = g 1/2 P (r) i + u (r) k P [g] ik untuk r = 0, 1,..., (29) P (r) i (x) = [ λ (0) δ ij u (r) k,k + ( µ(0) u (r) i,j + u (r) )] j,i nj, (30) 8

dan P [g] ik diberikan dalam Pers. (11). Sehingga persamaan integral (28) dapat ditulis dalam bentuk η(x 0 ) g 1/2 (x 0 ) u (r) { (r) j (x 0 ) = u i (x) [ g 1/2 (x) Γ ij (x, x 0 ) Ω P [g] ki (x) Φ kj(x, x 0 ) ] P (r) i (x) [ g 1/2 (x) Φ ij (x, x 0 ) ]} ds(x) + Ω h (r) i (x) Φ ij (x, x 0 ) ds(x). (31) Nilai P i dapat ditulis sebagai dimana P i = gp (0) i + r=1 ɛ r (gp (r) i + G (r) i ), (32) G (r) i (x) = [ λ (1) δ ij u (r 1) k,k + µ (1) (u (r 1) i,j + u (r 1) j,i ) ] n j. Untuk memenuhi syarat batas seperti yang disebutkan dalam pasal sebelumnya disyaratkan bahwa u (0) P (0) i = u i pada Ω 1, i = g 1 P i pada Ω 2, dimana u i mengambil nilai tetapannya pada Ω 1 dan P i mengambil nilai tetapannya pada Ω 2. Akibatnya, bahwa untuk r = 1, 2,... dari Pers. (23) dan Pers. (32) diperoleh u (r) P (r) i i = 0 pada Ω 1, = g 1 G (r) i pada Ω 2 Sekarang, persamaan integral (31) dapat digunakan untuk menentukan nilai numerik dari anu (unknowns) pada batas Ω dan nilai 9

numerik dari u (r) i dan turunannya dalam domain Ω untuk r = 0, 1,.... Pers. (23) dan Pers. (32) kemudian memberikan nilai u i dan P i di seluruh domain Ω. HASIL NUMERIK Dalam pasal ini beberapa masalah renggangan bidang (plane strain) akan diselesaikan secara numerik dengan menggunakan persamaan integral yang diperoleh pada pasal sebelumnya. Dalam pemakaian metode ini untuk memperoleh hasil numerik prosedur elemen batas baku digunakan (lihat misalnya Clements (1981)). Untuk variasi parameter elastisitas terpilih ruas kanan dari Pers. (27) dianggap sangat kecil sehingga hanya perlu untuk mempertahankan dua suku pertama dari ekspresi deret Pers. (23). Untuk semua masalah yang diperhatikan domain Ω berupa suatu bujur sangkar bersisi l dan masing-masing sisi dari bujur sangkar itu dibagi menjadi sejumlah M (kelipatan dari 5) segmen dengan panjang sama. Integral numerik Gaussian dipakai untuk penghitungan integral garis pada setiap segmen. Sedangkan untuk integral domain dalam Pers. (31) domain dibagi atas sejumlah M 2 sel bujur sangkar yang sama dan fungsi yang diintegralkan (integrand) diasumsikan konstan dan mengambil nilainya pada titik pusat dari setiap sel. Tetapi, nilai dari solusi iterasi sebelumnya u (r 1) i beserta turunannya dalam Pers. (27) dihitung hanya pada sejumlah 5 5 titik pusat dari bujur sangkar bagian bersisi l/5 dan diasumsikan konstan di dalam setiap bujur sangkar bagian itu. Dengan kata lain nilai u (r 1) i beserta turunannya dalam suatu bujur sangkar bagian tertentu adalah sama untuk sejumlah (M/5) 2 sel yang termuat dalam bujur sangkar bagian itu. Problem 1 Perhatikan masalah nilai batas yang memenuhi solusi analitik u 1 = x 1/[4.4(1 + 0.1x 1)], u 2 = x 2/[4.4(1 + 0.1x 1)] dan σ 11 = 10

1 + 0.12x 1, σ 12 = 0.1x 2/4.4, σ 22 = 1 + 0.32x 1 untuk suatu material dengan kofisien elastisitas λ (x) = 1.2(1 + 0.1x 1) 2, (33) µ (x) = (1 + 0.1x 1) 2, (34) dimana x i = x i /l, u i = u i /u, σ ij = σ ij /P (untuk i, j = 1, 2), λ = λ/λ, µ = µ/λ, l, λ dan u masing-masing adalah panjang, modulus elastis dan displacement rujukan, serta P = λu/l. Kofisien elastisitas Pers. (33) dan Pers. (34) memiliki bentuk Pers. (18) dan Pers. (19) dengan g(x) = (1 + 0.1x 1) 2, λ (0) = µ (0) = λ, λ (1) = λ(1 + 0.1x 1) 2, µ (1) = 0 dan ɛ = 0.2. Syarat batasnya (lihat Gambar 1) adalah dimana P i = P i /P. P 1 dan u 2 diketahui pada AB, P 1 dan P 2 diketahui pada BC, P 1 dan u 2 diketahui pada CD, u 1 dan u 2 diketahui pada AD, Tabel 1 2 memperlihatkan solusi eksak dan MEB untuk beberapa titik dalam domain dan untuk kasus dimana batas domain dibagi atas 80, 160 dan 320 segments. Hasil dalam tabel konvergen ke solusi eksak sejalan dengan bertambahnya jumlah segmen. Hal ini sesuai dengan apa yang diharapkan, karena semakin kecil ukuran segmen semakin akurat nilai integral numerik. Khusus untuk kasus 320 segmen solusi displacement memperlihatkan keakuratan sampai pada desimal keempat, dan solusi stress pada desimal ketiga. Problem 2 Perhatikan masalah nilai batas untuk suatu material bujur sangkar tak homogen yang diberi beban dari atas dan terklem pada bagian bawah serta dibiarkan bebas pada sisi kiri dan kanan, seperti 11

x 2 (0, 1) D P 1, u 2 diketahui C u 1, u 2 diketahui P 1, P 2 diketahui A P 1, u 2 diketahui B x 1 (1, 0) Gambar 1: Geometri untuk Problem 1 Tabel 1: Solusi MEB dan eksak untuk σ ij dari Problem 1 Posisi 80 segmen 160 segmen (x 1, x 2) σ 11 σ 12 σ 22 σ 11 σ 12 σ 22 (.1,.5).9967 -.0124 1.0063.9997 -.0127 1.0055 (.3,.5) 1.0027 -.0122 1.0223 1.0043 -.0122 1.0214 (.5,.5) 1.0093 -.0124 1.0377 1.0106 -.0124 1.0365 (.7,.5) 1.0165 -.0124 1.0528 1.0173 -.0123 1.0516 (.9,.5) 1.0241 -.0125 1.0698 1.0209 -.0109 1.0696 Posisi 320 segmen Eksak (x 1, x 2) σ 11 σ 12 σ 22 σ 11 σ 12 σ 22 (.1,.5).9997 -.0130 1.0060 1.0027 -.0114 1.0073 (.3,.5) 1.0052 -.0121 1.0208 1.0082 -.0114 1.0218 (.5,.5) 1.0112 -.0122 1.0359 1.0136 -.0114 1.0364 (.7,.5) 1.0174 -.0122 1.0511 1.0191 -.0114 1.0509 (.9,.5) 1.0213 -.0134 1.0673 1.0245 -.0114 1.0655 12

Tabel 2: Solusi MEB dan eksak untuk u i dari Problem 1 Posisi 80 segmen 160 segmen 320 segmen Eksak (x 1, x 2) u 1 u 2 u 1 u 2 u 1 u 2 u 1 u 2 (.1,.5).0217.1124.0220.1124.0222.1124.0225.1125 (.3,.5).0650.1102.0655.1102.0657.1102.0662.1103 (.5,.5).1067.1081.1073.1081.1076.1081.1082.1082 (.7,.5).1469.1062.1476.1062.1479.1062.1487.1062 (.9,.5).1857.1044.1864.1044.1867.1044.1877.1043 terlihat pada Gambar 2. Material ini memiliki kofisien elastisitas λ (x) = 1.5(1 + αx 1 + βx 2) 2, (35) µ (x) = (1 + αx 1 + βx 2) 2. (36) Kofisien elastisitas pada Pers. (35) dan Pers. (36) memiliki bentuk Pers. (18) dan Pers. (19) dengan g(x) = (1+αx 1+βx 2) 2, λ (0) = µ (0) = λ, λ (1) = λ(1 + αx 1 + βx 2) 2, µ (1) = 0 dan ɛ = 0.5. Bila λ = 2.49 10 3 ksi maka material yang diperhatikan adalah magnesium alloy. Kordinat titik sudut material ini adalah A(-0.5,-0.5), B(0.5,-0.5), C(0.5,0.5) dan D(-0.5,0.5), dan syarat pada batas adalah u 1 = 0, u 2 = 0, pada AB, P 1 = 0, P 2 = 0, pada BC, P 1 = 0, P 2 = 1, pada CD, P 1 = 0, P 2 = 0, pada AD. Empat kasus yang diperhatikan menyangkut kofisien keelastikan material λ dan µ yaitu kasus material homogen (α = β = 0) dan tiga kasus material tak-homogen (α = 0, β = 0.1; α = 0.1, β = 0; α = 0.1, β = 0.1). 13

D(-.5,.5) C(.5,.5) x 2 x 1 A(-.5,-.5) B(.5,-.5) Gambar 2: Geometri untuk Problem 2 Gambar 3 dan 4 memperlihatkan hasil deformasi sisi material dan sisi daerah 0.25 x 1 0.25, 0.25 x 2 0.25 dalam material. Dari kedua gambar ini dapat disimpulkan bahwa fungsi ketakhomogenan g sangat mempengaruhi hasil deformasi. Dalam hal ini peningkatan nilai fungsi ketakhomogenan g akan meningkatkan nilai kofisien keelastikan khususnya rigiditas µ. Sistem kordinat baru X i dalam Gambar 3 dan 4 adalah sistem untuk material hasil deformasi. Dalam hal ini variabel kordinatnya didefinisikan sebagai X i = x i + u i untuk i = 1, 2. SUMMARY Metode elemen batas untuk solusi suatu kelas masalah nilai batas untuk material isotropik tak-homogen telah berhasil ditemukan. Metode ini cukup mudah digunakan untuk memperoleh solusi nu- 14

0.2 0.1 X 2 0-0.1-0.2-0.3-0.4 α = 0.0, β = 0.0 α = 0.0, β = 0.1 α = 0.1, β = 0.0 α = 0.1, β = 0.1-0.5-0.6-0.4-0.2 0 0.2 0.4 0.6 X 1 Gambar 3: Hasil deformasi sisi material X 2 0-0.05-0.1-0.15-0.2-0.25-0.3 α = 0.0, β = 0.0 α = 0.0, β = 0.1 α = 0.1, β = 0.0 α = 0.1, β = 0.1-0.35-0.3-0.2-0.1 0 0.1 0.2 0.3 X 1 Gambar 4: Hasil deformasi sisi daerah 0.25 x 1 x 2 0.25 dalam material 0.25, 0.25 15

merik dari suatu masalah tertentu. Hasil numerik yang telah diperoleh mengindikasikan bahwa metode ini mampu memberikan solusi yang akurat. DAFTAR RUJUKAN Brebbia, C. A. dan Dominguez, J., (1989), Boundary Elements An Introductory Course, Computational Mechanics Publications, Boston. Clements, D. L., (1981), Boundary Value Problems Governed by Second Order Elliptic Systems, Pitman. Manolis, R. P. dan Shaw, R. P., (1996), Green s function for the vector wave equation in a mildly heterogeneous continuum, Wave Motion, Volume 24, Halaman 59 83. Rizzo, F. J., (1967), An Integral Equation Approach to Boundary Value Problems of Classical Elastostatics. Quarterly of Applied Mathematics, Volume 25, Halaman 83 95. Turcotte, D. L. dan Schubert, P., (1982), Geodynamic Applications of Continuum Physics to Geological Problems, Wiley, New York. 16