BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI

dokumen-dokumen yang mirip
Matematika Dasar NILAI EKSTRIM

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1

Nilai Ekstrim. (Extreme Values)

Aplikasi Turunan. Diadaptasi dengan tambahan dari slide Bu Puji Andayani, S.Si, M.Si, M.Sc

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada.

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7

Bagian 4 Terapan Differensial

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

BAB IV. PENGGUNAAN TURUNAN. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Penerapan Turunan MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. materi78.co.

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Rencana Pembelajaran

TURUNAN, EKSTRIM, BELOK, MINIMUM DAN MAKSIMUM

5. Aplikasi Turunan 1

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1980

Darpublic Nopember 2013

TKS 4003 Matematika II. Nilai Ekstrim. (Extreme Values) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

2 Akar Persamaan NonLinear

UJIAN PERTAMA KALKULUS/KALKULUS I SEMESTER PENDEK 2004 SABTU, 17 JULI (2 JAM)

KALKULUS I MUG1A4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN

Bagian 2 Turunan Parsial

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada

5. Aplikasi Turunan MA1114 KALKULUS I 1

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I..

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya

DEFFERNSIAL atau TURUNAN FUNGSI ALJABAR

TURUNAN FUNGSI. dy (y atau f (x) atau ) dx. Hal-hal yang perlu diingat untuk menyelesaikan turunan fungsi aljabar adalah :

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial

BAB 5 PENGGUNAAN TURUNAN

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

Geometri dalam Ruang, Vektor

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

SOAL-SOAL LATIHAN KALKULUS I SISTEM BILANGAN REAL, PERTAKSAMAAN DAN OPERASI GEOMETRIS KURVA SEDERHANA

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

3.2 Teorema-Teorema Limit Fungsi

PENERAPAN DIFERENSIAL BAGIAN I

Pertemuan 6 APLIKASI TURUNAN

5.1 Menggambar grafik fungsi

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

AFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii SOAL - SOAL... 2 PEMBAHASAN... 19

TERAPAN TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA IPB. (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, / 61

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

BAB I SISTEM BILANGAN REAL

Bab 2. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub

Pembahasan SNMPTN 2011 Matematika IPA Kode 576

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

PENERAPAN TURUNAN MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. MATERI78.

1. Jika f ( x ) = sin² ( 2x + ), maka nilai f ( 0 ) =. a. 2 b. 2 c. 2. Diketahui f(x) = sin³ (3 2x). Turunan pertama fungsi f adalah f (x) =.

Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS/KALKULUS1

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

G. Minimum Lokal dan Global Berikut diberikan definisi minimum local (relatif) dan minimum global (mutlak) dari fungsi dua variabel.

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

4.1 Konsep Turunan. lim. m PQ Turunan di satu titik. Pendahuluan ( dua masalah dalam satu tema )

A. MENYELESAIKAN PERSAMAAN KUADRAT

10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

Gambar 1. Gambar 2. Hukum Pemantulan atau Hukum Snellius


MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

APLIKASI TURUNAN ALJABAR. Tujuan Pembelajaran. ) kemudian menyentuh bukit kedua pada titik B(x 2

Bab I. Fungsi Dua Peubah atau Lebih. Pengantar

SOAL-SOAL LATIHAN TURUNAN FUNGSI SPMB

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I. Nurdinintya Athari

BAB IV DIFFERENSIASI

BAB V. PENGGUNAAN TURUNAN

LATIHAN TURUNAN. Materi Pokok : Turunan dan Turunan Berantai. 1. Jika f(x) = sin² ( 2x + π/6 ), maka nilai f (0) =.

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2005

Matematika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004

GLB - GLBB Gerak Lurus

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5

BAB II LANDASAN TEORI

Keliling segitiga ABC pada gambar adalah 8 cm. Panjang sisi AB =... A. 4

17. SOAL-SOAL PROGRAM LINEAR

Soal Ujian Nasional Tahun 2005 Bidang Matematika

Soal Babak Penyisihan OMITS 2008

4. TURUNAN. MA1114 Kalkulus I 1

TEOREMA UJI TURUNAN. Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

Pertemuan 13 GARIS SINGGUNG DAN GARIS NORMAL

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

Transkripsi:

BAB V PENERAPAN DIFFERENSIASI 5.1 Persamaan garis singgung Bentuk umum persamaan garis adalah = m + n, dimana m adalah koeffisien arah atau kemiringan garis dan n adalah penggal garis. Sekarang perhatikan Gambar 5.1. Kemiringan garis l 1 adalah m 1. Jika 0, maka : m 1 m lim 0. d f( + ) f() l l 1 f() = d 0 + Gambar 5.1 Jadi dapat disimpulkan bahwa kemiringan garis ang meninggung titik (,) pada f() adalah : m f'() (5.1) d Jika garis tersebut meninggung titik P( 1, 1 ) maka kemiringanna adalah : m f'(1) d 1 (5.) Contoh 5.1 Tentukan persamaan garis ang meninggung kurva = + - di titik P(,) Penelesaian : 11

= + - 1 d Kemiringan garis singgung ang meninggung titik P(,) adalah : m () 1 5 d Persamaan garis : = m + n. Karena meninggung titik P(,) maka : = 5() + n n = -7. Jadi garis singgung ang meninggung titik P(,) adalah : = 5 7 5. Persamaan garis normal Garis normal adalah garis ang tegak lurus terhadap garis singgung. Dari pembahasan terdahulu kita telah mengetahui bahwa dua garis dikatakan saling tegak lurus jika perkalian kemiringan garisna sama dengan -1; atau dalam bentuk rumus dapat ditulis menjadi : m 1.m = -1 atau m 1 ( 5. ) m1 dimana m 1 adalah kemiringan garis singgung dan m adalah kemiringan garis normalna. Contoh 5. Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal di titik (1,6) pada kurva : = + 5 Penelesaian : 1 1 6 ; m 1 = 6(1) 4 ; m = d d 1 m1 4 Jadi : - Persamaan garis singgung : 1 = m 1 1 + n 1 1 = 4 1 + - Persamaan garis normal : = m + n = 1 4 + 5 4 Contoh 5. t Jika diketahui persamaan parameter dan = t, tentukan persamaan 1 t garis singgung, garis normal dan titik singgung pada t =. Penelesaian : Titik singgung untuk t = adalah (-,1) d 1 (1 t) ; 6 t ; 6t(1 t) d m1 6()(1 ) 1 d t ; 1 m m1 1 1 1

Jadi persamaan : garis singgung : = 1 + 6 1 71 garis normal : = 1 6 Soal-soal 1. Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal dari kurva : 1 a) 1 1 di titik ( 1, ) b) + = 1 di titik P(,). Tentukan persamaan garis singgung, garis normal dan titik singgung dari fungsi parameter : ì t ï t 1 í di titik t 1 ï t 1 ï î t 1 5. Kelengkungan (Curvature) Besarna kelengkungan suatu kurva di titik tertentu dipengaruhi seberapa cepatna perubahan arah dari kurva di titik tersebut. Jika perubahan arah suatu kurva di titik tertentu terjadi secara berangsur-angsur maka harga kelengkunganna besar. Sebalikna jika perubahan arah kurva terjadi secara mendadak maka kelengkunganna kecil. 5..1 Jari-jari kelengkungan C R R Q s P 0 + Gambar 5. Pada Gambar 5. dapat dilihat bahwa garis normal CP dan CQ berpotongan di titik C. Panjang busur PQ = s. Jika jarak titik P dan titik Q sangat kecil, maka CP = CQ = R dan panjang busur s 0. Telah 1

diketahui bahwa panjang busur suatu lingkaran ang dibatasi oleh sudut adalah R. Sehingga panjang busur : 1 1 PQ = s = R. atau =. Sehingga : lim = lim R s s 0 R s 0 s Jadi : 1 d ( 5.4 ) R ds s Gambar 5. Perhatikan Gambar 5. d Jika s 0 maka tan dan cos d ds d d tan. (tan ) d ds d ds d d d d d d d. (tan ) (cos ) (tan ) d ds d d ds d d ds d d d (cos ) sec d d sec (sec ) d ds d ds ds d d (1 tan ) é ù d ê ì ü é 1 ú ù í ý ê ì ü 1 1 í ý ú d ds ê d ú ds ë î þ ê d ú R û ë î þ û Jadi jari-jari kelengkungan di titik (,) adalah : é ù ê ì ü 1 í ý ú ê d ú ë î þ û R ( 5.5 ) d d Sedangkan jari-jari kelengkungan di titik ( 1, 1 ) adalah : é ù ê ì ü ú ê ï ï 1 í ý ú ê ïd 1 ï ú ê 1 ú ë î þ û R ( 5.6 ) d d 1 1 14

Contoh 5.4 Tentukan jari-jari kelengkungan dari hiperbola = 9 di titik (,) Penelesaian : = 9 0 1 d d d R d d d d d é ù ê ì ü ú ê ï ï 1 í ý ú ê ïd 1 ï ú ê 1 ú ë î þ û d d 1 1 = 1 ( 1) 5.. Pusat kelengkungan ( Center of Curvature ) C k R L P(,) 1 0 h 1 Gambar 5.4 Dari Gambar 5.4 didapat : LC = R cos LP = R sin h = 1 LP 15

k = 1 + LC Sehingga : h = 1 R sin k = 1 + R cos ( 5. 7 ) Contoh 5.5 Tentukan pusat kelengkungan dari kurva pada contoh 5.4 Penelesaian : 1 = ; 1 = ; R = ; d ( didapat dari contoh 5.4 ) tan = 1 = radian ; sin ( ) 1/ ; d 4 4 cos ( ) 1/ 4 h = ( )(-1/ ) = + = 6; k = + ( )(1/ ) = + = 6 Jadi pusat kelengkungan adalah : C(6, 6) Soal-soal 1. Tentukan jari-jari kelengkungan dan pusat kelengkungan untuk kurva : a) = + 4 di titik (1,-) b) 1 di titik (1,4) 5 16 c) = - +4 di titik (1,). Tentukan jari-jari dan pusat kelengkungan dari fungsi parametrik : ì sec í pada î tan 4 5.4 Nilai ekstrim Misal terdapat suatu hasil pengukuran seperti ang ditunjukkan pada Gambar 5.5. Pengukuran tersebut dapat berupa pengukuran temperatur, tekanan atau pertumbuhan suatu jenis bakteri terhadap waktu atau pengukuran lainna. Jika 16

0 0 = a 1 4 5 6 7 Gambar 5.5 kita perhatikan Gambar 5.5, harga pengukuran meningkat pada [ 0, 1 ], menurun pada [ 1, ] dan seterusna hingga konstan pada selang [ 6, 7 ]. Definisi 5.4.1 Misal suatu fungsi terdefinisi pada selang I. Jika 1 dan adalah dua buah bilangan ang terletak pada selang I, maka : i) fungsi f naik pada selang I, jika 1 < menghasilkan f( 1 ) < f( ) ii) fungsi f turun pada selang I, jika 1 < menghasilkan f( 1 ) > f( ) iii) fungsi f konstan selang I jika f( 1 ) = f( ) untuk setiap harga 1 dan Teorema 5.4. Jika suatu f kontinu pada selang tertutup [a,b] maka f setidak-tidakna mempunai satu nilai maksimum dan minimum [a,b]. Contoh 5.6 Jika diketahui f() = + 5 + 6, tentukan nilai ekstrim f untuk selang-selang berikut : a) [-,0] b) (-, 1) c) [-,-) d) (-1,1] Penelesaian : 17

- 0-0 1 (a) (b) Pada selang [-,0] Maksimum =f(0)=6 Minimum = f(-) = 0 - - 0-1 1 (d) ( c ) Gambar 5.6 a) Pada selang (-,1) Maksimum tidak ada (f tak kontinu pada =-) Minimum tidak ada (f tak kontinu pada = 1) c) Pada selang [-,-) Maksimum =f(-)=0 Minimum tidak ada (f tak kontinu pada = -) d) Pada selang (-1,1] Minimum tidak ada (f tak kontinu pada = -1) Maksimum = f(1) = 1 5.4.1 Nilai Ekstrim Lokal Istilah nilai ekstrim lokal sering digunakan apabila terdapat suatu selang terbuka ang mengandung bilangan c sedemikian rupa sehingga f mempunai nilai terbesar (maksimum) atau terkecil (minimum). Setiap harga f ang mempunai harga maksimum atau minimum disebut ekstrim lokal. 18

Definisi 5.4. Jika c adlah bilangan ang terletak dalam daerah definisi (domain) fungsi, maka : i) f(c) adalah maksimum lokal f jika terdapat suatu selang terbuka (a,b) ang mengandung c sedemikian rupa sehingga f() f(c) untuk setiap pada (a,b). ii) f(c) adalah minimum lokal f jika terdapat suatu selang terbuka (a,b) ang mengandung c sedemikian rupa sehingga f() ³ f(c) untuk setiap pada (a,b). Maksimum lokal Minimum lokal 0 a b 1 c Gambar 5.7 Teorema 5.4.4 Misal c adalah bilangan ang terletak pada selang terbuka (a,b). Suatu fungsi f dikatakan mempunai ekstrim lokal pada titik c jika f (c) = 0. Teorema 5.4.5 Misal c adalah bilangan ang terletak pada selang terbuka (a,b). Suatu fungsi f dikatakan tidak mempunai ekstrim lokal pada titik c jika f (c) ada dan tidak sama dengan 0. Teorema 5.4.6 Misal c adalah bilangan ang terletak pada selang tertutup [a,b]. Suatu fungsi f dikatakan mempunai ekstrim lokal pada titik c jika f (c) = 0. Teorema 5.4.7 Jika c merupakan daerah definisi dan merupakan bilangan kritis f, maka f (c) = 0. 5.4. Nilai Ekstrim Mutlak Jika f(c) adalah nilai maksimum mutlak dari fungsi f, maka kita dapat menimpulkan bahwa titik (c, f(c)) merupakan titik tertinggi pada garafik f. Sebalikna f(c) adalah minimum mutlak dari fungsi f, maka titik (c,f(c)) merupakan titik terendah pada grafik f. Nilai maksimum dan/atau minimum sering disebut juga dengan nilai ekstrim fungsi f. Teorema 5.4.8 Misal fungsi f terdefinisi pada suatu himpunan bilangan ril S. Jika c terletak pada S, maka : 19

i) f(c) adalah nilai maksimum mutlak f jika f() f(c) untuk setiap nilai ang terletak dalam S. ii) f(c) adalah nilai minimum mutlak f jika f() f(c) untuk setiap nilai ang terletak dalam S. Tuntunan untuk medapatkan nilai-nilai ekstrim fungsi f ang kontinu pada selang tertutup [a,b] : 1. Tentukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b). Tentukan titik ujung a) Jika fungsi f terletak pada selang tertutup [a,b] maka titik ujungna adalah a dan b. b) Jika fungsi f terletak pada selang terbuka (a,b) maka f tidak mempunai titik ujung. c) Jika fungsi f terletak pada selang setengah terbuka (a,b] maka titik ujungna adalah b. d) Jika fungsi f terletak pada selang setengah terbuka [a,b) maka titik ujungna adalah a.. Hitung nilai f(c) untuk setiap bilangan kritis c ang didapat dari nomor 1 diatas. 4. Hitung harga f pada setiap titik ujung. 5. Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai terbesar dan terkecil ang dihitung pada nomor dan 4 diatas. Tuntunan untuk medapatkan nilai-nilai ekstrim fungsi f ang kontinu pada selang terbuka (a,b) : 1. Tentukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b).. Hitung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis.. Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai terbesar dan terkecil ang dihitung pada nomor diatas. Tuntunan untuk mendapatkan nilai-nilai ekstrim fungsi f ang kontinu pada selang setengah terbuka [a,b) : 1. Tentukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b).. Hitung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis.. Hitung nilai f(a) 4. Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai terbesar dan terkecil ang dihitung pada nomor dan diatas. Tuntunan untuk medapatkan nilai-nilai ekstrim fungsi f ang kontinu pada selang setengah terbuka (a,b] : 1. Tentukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b).. Hitung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis.. Hitung nilai f(b) 4. Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai terbesar dan terkecil ang dihitung pada nomor dan diatas. Contoh 5.7 Jika diketahui f() = - 1 + 10, tentukan nilai maksimum dan minimum f pada selang tertutup [-4,] Penelesaian : Menentukan bilangan kritis (lihat teorema 5.4.7) f() = - 1 + 10 f () = 6 6 1 = 0 10

6 6 1 = 0 6( ) = 0 6(-)(+1) = 0 1 = ; = -1 f( 1 ) = f() = 16 1 4 + 10 = -10 f( ) = f(-1) = - + 1 + 10 = 17 Titik ujung : -4 dan f(-4) = -64 48 + 48 + 10 = -54 f() = 54 7-6 + 10 = 1 Jadi : f() adalah minimum lokal f(-1) adalah maksimum lokal dan maksimum mutlak f(-4) adalah minimum mutlak 17-4 - - -1 1 0 Gambar 5.8 Soal-soal 1. Tentukan nilai-nilai ekstrim dari fungsi berikut ini serta gambarkan grafikna! a) f() = 1 ; [,5] c) f() = 10 7 ; [-1,) b) f() = 5 6 ; (-,1] d) f() = 4 5 4 ; (-,). Tentukan nilai-nilai kritis dari fungsi-fungsi berikut ini! a) f() = 4 c) f() = 0 4 b) f() = + 5 d) f() = 4 5 4 7 5.5 Kecekungan dan kecembungan Jika terdapat sebuah persamaan lingkaran + tersebut dapat ditulis menjadi : atau : f(1) ± f() ± r r atau f() r = r, maka persamaan 11

r -r r -r 0 r r (a) (b) Gambar 5.9 Jika kita perhatikan Gambar 5.7 (a) maka akan terlihat bahwa garis singgung ang meninggung kurva pada sembarang titik selalu berada pada bagian atas kurva pada selang terbuka (-r,r). Sedangkan pada Gambar 5.7 (b) garis singgung ang meninggung kurva selalu berada bagian bawah kurva pada selang terbuka (-r,r). Bentuk Gambar 5.7 (a) biasana disebut cembung keatas atau cekung kebawah dan Gambar 5.7 (b) biasana disebut cembung kebawah atau cekung keatas. Definisi 5.5.1 Kurva f dikatakan cembung ke bawah (cekung keatas) pada selang (a,b) jika garis singgung ang meninggung kurva pada sembarang titik pada selang (a,b) selalu terletak pada bagian bawah kurva f. Sebalikna kurva f dikatakan cembung keatas (cekung kebawah) jika garis singgung ang meninggung kurva pada sembarang titik pada selang (a,b) selalu terletak pada bagian atas kurva f. Kurva f pada Gambar 5.8 cembung keatas pada selang (a,b) dan cembung kebawah pada selang (b,c). 1

cembung ke bawah cembung keatas 0 a b c Definisi 5.5. Jika pada selang (a,b) terdapat sembarang bilangan ril o dan harga turunan kedua f pada = o atau f ( o ) < 0 maka kurva f pada selang tersebut cekung kebawah atau cembung keatas. Jika pada selang (a,b) harga f ( o ) > 0, maka kurva f pada selang tersebut cekung keatas atau cembung kebawah. Definisi 5.5. Misal kurva f mempunai persamaan = f() dan kontinu di titik = o. Jika f ( o ) = 0 dan disekitar = o berlaku f ()>0 untuk < o dan f () < 0 untuk > o atau berlaku f ()<0 untuk < o dan f () > 0 untuk > o, maka titik ( o,f( o )) merupakan titik belok dari kurva tersebut. Contoh 5.8 Tentukan daerah cembung keatas dan cembung kebawah jika diketahui : f() = 6 5 +. Penelesaian : f() = 6 5 + ; f () = -5 + ; f () = Karena f () > 0 untuk sembarang bilangan ril o, maka kurva f cembung kebawah. Contoh 5.9 Jika diketahui persamaan f() = ++ -, tentukan daerah pada kurva f ang merupakan daerah cembung kebawah, daerah cembung keatas dan titik belok dari kurva ang dimaksud! Penelesaian : f() = ++ - f () = 1 + 6 f () = 6 6 Daerah cembung keatas : f () = 6 6 < 0 >1 Daerah cembung kebawah : f () = 6 6 > 0 <1 Titik belok : f () = 6 6 = 0 =1 Soal-soal Gambar 5.8 1

Tentukan daerah cembung kebawah, cembung keatas dan titik belok kurva dari fungsi berikut jika ada! 1. f() = + 6. f() = +(+1) /5. g() = 5 + 7 7. g() = (6-). h() = (-a), a = bilangan konstan 8. h() = 1/( +1) 4. f() = e - 5 9. f() = 5-1 e 6 8 5. g() = 10. g() = 1 5.6 Kecepatan dan percepatan sesaat 5.6.1 Kecepatan Sebelum kita membahas kecepatan dan percepatan sesaat, kirana kita perlu mengetahui apa ang dimaksud dengan kecepatan dan percepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata ( v ) pada bidang datar didefinisikan sebagai s s1 s v ( 5.8 ) t t1 t dimana s dan s 1 adalah masing-masing posisi akhir dan awal terhadap titik acuan. Sedangkan t dan t 1 adalah waktu ang dibutuhkan untuk mencapai posisi akhir dan posisi awal. Untuk selisih waktu (t) ang cukup besar, maka persamaan 5.8 hana dapat digunakan untuk menentukan kecepatan rata-rata saja; tidak dapat digunakan untuk menghitung kecepatan untuk suatu saat tertentu. Sebetulna persamaan 5.8 dapat digunakan untuk menentukan kecepatan untuk suatu saat tertentu, dengan catatan t sangat kecil atau dalam bentuk rumus : s lim v lim t 0 t 0 t v ds ( 5.9 ) dimana v adalah kecepatan sesaat dan ds/ adalah turunan pertama dari lintasan. Lintasan (s) adalah fungsi waktu atau dapat ditulis dalam bentuk s = s(t). 5.6. Percepatan Percepatan rata-rata ( a ) pada bidang datar didefinisikan sebagai v v 1 v a ( 5.10 ) t t 1 t dimana v dan v 1 adalah masing-masing posisi akhir dan awal terhadap titik acuan. Sedangkan t dan t 1 adalah waktu ang dibutuhkan untuk mencapai posisi akhir dan posisi awal. Untuk selisih waktu (t) ang cukup besar, maka persamaan 5.8 hana dapat digunakan untuk menentukan percepatan rata-rata saja; tidak dapat digunakan untuk menghitung percepatan untuk suatu saat tertentu. Sebetulna persamaan 5.10 dapat digunakan untuk menentukan percepatan untuk suatu saat tertentu, dengan catatan t sangat kecil atau dalam bentuk rumus : 14

v lim a lim t 0 t 0 t a dv d s ( 5.11 ) dimana a adalah kecepatan sesaat dan dv/ adalah turunan pertama dari kecepatan. Contoh 5.10 Lintasan sebuah partikel ditunjukkan oleh persamaan s = t 5t +, dimana t dalam detik dan s dalam satuan meter. Tentukan panjang lintasan, kecepatan dan percepatan pada saat t = 15 detik. Penelesaian : s = t(t 5) ds v 6t 5 d s dv a 6 Untuk t = 15 detik : Didapat : s = 15(45-5) = 600 meter v = 90 5 = 85 m/detik a = 6 m/detik Soal Berikut adalah lintasan partikel ang bergerak dengan percepatan konstan. Tentukan panjang lintasan dan kecepatan partikel pada waktu t = 50 detik! s (meter) 40 110 0 10 15 t (detik) 15