PERILAKU NOL DAN TAK-HINGGA SERTA BENTUK TAK-TENTU



dokumen-dokumen yang mirip
LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB 3 LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI

DISEKSI PERSEGI (yang) SEMPURNA

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV 101. Limit Fungsi. Pertemuan - 2

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

BAB VI BILANGAN REAL

LIMIT FUNGSI. A. Menentukan Limit Fungsi Aljabar A.1. Limit x a Contoh A.1: Contoh A.2 : 2 4)

BILANGAN-BILANGAN YANG MENAKUTKAN

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs

Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PERTIDAKSAMAAN PECAHAN

tidak terdefinisi ketika x = 1, tetapi dapat kita peroleh

a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 Limit Fungsi Pertemuan - 2

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

INTERVAL, PERTIDAKSAMAAN, DAN NILAI MUTLAK

MODUL PEMBELAJARAN ANALISIS VARIABEL KOMPLEKS 2/22/2012 IKIP BUDI UTOMO MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI

LIMIT KED. Perhatikan fungsi di bawah ini:

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

matematika LIMIT ALJABAR K e l a s A. Pengertian Limit Fungsi di Suatu Titik Kurikulum 2006/2013 Tujuan Pembelajaran

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristan Satya Wacana. Bagian 3. Limit & Kontinuitas ALZ DANNY WOWOR

Asimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

Fungsi dan Limit Fungsi 23. Contoh 5. lim. Buktikan, jika c 0, maka

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

karena limit dari kiri = limit dari kanan

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 3. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

4 DIFERENSIAL. 4.1 Pengertian derivatif

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

KED INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Materi : 7.1 Anti Turunan. 7.2 Sifat-sifat Integral Tak Tentu KALKULUS I

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

BAB III. PECAHAN KONTINU dan PIANO. A. Pecahan Kontinu Tak Hingga dan Bilangan Irrasional

Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

Fungsi dan Limit Fungsi 23. Contoh 5. lim. Buktikan, jika c > 0, maka

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

TEKNIK PEMBUKTIAN. (Yus Mochamad Cholily)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

KAJIAN OPERASI ARITMETIKA INTERVAL DAN SIFAT-SIFATNYA

SISTEM BILANGAN REAL

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

MAKALAH. Bantuan dalam Penghitungan Integral Tentu KALKULUS LANJUT Dosen Pengampu: Sugeng Riyadi S.Si M.Pd DISUSUN OLEH: Kelompok V

MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri

MA5032 ANALISIS REAL

Pertemuan 3 METODE PEMBUKTIAN

BAB III LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

Bagian 1 Sistem Bilangan

BAB II TAUTOLOGI DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBUKTIAN

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

BAB III : SISTEM PERSAMAAN LINIER

Soal Ujian Komprehensif

PENGANTAR ANALISIS REAL

Sistem Bilangan Riil

BAB V BILANGAN BULAT

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

INTEGRAL PARSIAL DENGAN TEKNIK TURIN. Mintarjo SMK Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional

1 TEORI KETERBAGIAN. Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Bilangan Bulat, Bilangan Rasional, dan Bilangan Real. dengan huruf kecil. Sebagai contoh anggota himpunan A ditulis ;

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

1 SISTEM BILANGAN REAL

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

WORK SHEET KALKULUS DIFERENSIAL ALFIANI ATHMA PUTRI. ROSYADI, M.Pd

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

Topik: Tipe Bilangan dan Sistem Bilangan

SRI REDJEKI KALKULUS I

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

Transkripsi:

PERILAKU NOL DAN TAK-HINGGA SERTA BENTUK TAK-TENTU Sumardyono, M.Pd. A. PENDAHULUAN Aritmetika dimulai dari perhitungan bilangan asli yang masih sederhana. Kemudian berkembang dengan menggunakan bilangan cacah dan bilangan bulat. Pada saat pengerjaan hitung menggunakan bilangan bulat, ada saatnya kita berhadapan dengan suatu bentuk yang tidak dapat dipahami dengan mudah. Misalnya bentuk pembagian 1/0. Apakah ini suatu bilangan (tertentu) ataukah bukan bilangan. Dapat ditunjukkan bahwa bentuk pembagian dengan nol di atas merupakan bentuk yang tidak terdefinisi (undefined). Andaikan ada bilangan k sedemikian hingga 1/0 k maka berdasarkan definisi pembagian sebagai invers dari perkalian, bentuk tersebut ekuivalen dengan 1 0.k. Tetapi segera kita dapatkan bahwa ekspresi matematika yang terakhir tidaklah benar karena setiap bilangan jika dikali nol maka hasilnya nol. Jadi, tidak mungkin ada bilangan k tersebut. Dengan demikian kita tidak mungkin mendefinisikan suatu bilangan yang ekuivalen dengan bentuk 1/0. Di samping bentuk yang tak terdefinisi di atas, di dalam aritmetika kita menjumpai bentukbentuk yang juga tidak ekuivalen dengan bilangan (tertentu), tetapi bukan karena tidak ada hasilnya namun terlalu banyak hasilnya. Oleh karena yang namanya bilangan itu harus tunggal atau harus jelas titiknya pada garis bilangan, maka bentuk yang demikian bukan bilangan. Bentuk tersebut dikenal dengan nama bentuk tak-tentu (indeterminate form). B. BENTUK TAK TENTU DALAM KALKULUS Secara formal, konsep bentuk tak-tentu dikenal di dalam kalkulus. Jika nilai beberapa fungsi f( pada tertentu mengambil bentuk yang sama, tetapi itnya dapat beraneka ragam (mengambil nilai yang berbeda-beda, tak-hingga, negatif tak-hingga, atau tidak ada itny maka bentuk yang sama tsb dinamakan bentuk tak-tentu. Dalam mathworld.wolfram dinyatakan Certain forms of its are said to be indeterminate when merely knowing the iting behavior of individual parts of the epression is not sufficient to actually determine the overall it.. Pada bagian selanjutnya dalam artikel ini, akan dibahas beberapa bentuk tak-tentu dan penanganannya dalam menentukan nilai it. Pembaca diasumsikan telah memahami konsep dasar dari it fungsi dengan baik.

C. MEMAHAMI PRILAKU NOL (0) DAN TAK-HINGGA ( ) PADA KALKULUS Dalam menelaah bentuk-bentuk tak-tentu dan prilakunya, maka perlu dipahami lebih dulu mengenai konsep bilangan nol dan konsep tak-hingga. Bilanga nol, 0, jelas sudah dikenal dengan baik, minimal di dalam perhitungan aritmetika bilangan nol dikenal sifat-sifatnya. Misalnya 0 merupakan identitas terhadap penjumlahan, atau perkalian dengan nol hasilnya nol. Untuk tak-hingga ( ), perlu penjelasan lebih lanjut. Beberapa literatur (berbahasa Indonesi ada yang menulisnya sebagai tak-berhingga, tak-terhingga, atau tak-hingga (dengan atau tanpa tanda strip - ). Penulis di sini, menggunakan kata tak-hingga untuk kesederhanaan penulisan. Konsep ketakhinggan atau tak-hingga merupakan konsep yang membingungkan bukan saja bagi orang awam, bahkan bagi matematikawan terkenal sekalipun. Untuk itu, perlu diperhatikan apa pengertian dan batasan tak-hingga yang kita maksudkan di sini. Pertama, tak-hingga bukan bilangan (dalam hal ini bukan bilangan real maupun kompleks). Konsep tak-hingga hanya menyatakan konsep suatu kecenderungan yang terus-menerus membesar (baik ke arah positif maupun ke arah negatif). Jadi, kita dapat menyatakan, misalnya, nilai fungsi tsb terus membesar menuju tak-hingga. Tetapi, kita tidak dapat menyatakan, misalnya, nilai fungsi tsb adalah tak-hingga. Kedua, di dalam kalkulus (karena alasan konsep it), lambang tak-hingga dapat diperlakukan layaknya lambang sebuah bilangan namun harus memenuhi aturan yang berikut ini. a ± ± untuk sembarang bilangan real a. a. (± ) ± untuk sembarang bilangan real a > 0 a. (± ) m untuk sembarang bilangan real a < 0 0. ± 0 a 0 a untuk sembarang bilangan real a > 0 0 a untuk sembarang bilangan real a < 0 0 a untuk sembarang a 0

0 0 Perhatikan bahwa di dalam kalkulus, pembagian nol secara it didefinisikan bernilai tak-hingga. Lebih tepatnya, it 1/ untuk mendekati nol adalah tak-hingga, sebaliknya it 1/ untuk mendekati atau menuju tak-hingga adalah nol. Jadi, sesungguhnya semua ekspresi di atas hanya berlaku di dalam konteks it. D. BEBERAPA BENTUK TAK-TENTU DI DALAM KALKULUS Ada 7 bentuk yang termasuk bentuk tak-tentu dalam kalkulus, yaitu 0/0, /, 0.,, 0 0, 0, dan 1. Berikut pembahasan dua bentuk tak-tentu di bawah ini. 1. Bentuk Tak-Tentu 0/0 Pengertian Berapa 0/0? Mungkin kebanyakan orang awam akan menjawab 1 karena penyebut dan pembilangnya sama. Tetapi alasan ini tidak tepat. Bentuk 0/0 merupakan bentuk tak-tentu karena tidak mendefinisikan sebuah bilangan (tunggal). Dengan kata lain, bentuk 0/0 bukan bilangan. Perhatikan variasi nilai yang mungkin. 0/0 1 1.0 0 0/0 3 3.0 0 0/0 3 3.0 0 0/0 π π.0 0 Secara formal, disebut bentuk tak-tentu karena ada beberapa fungsi yang nilai fungsinya 0/0 tetapi nilai itnya tidak tunggal; ada yang itnya bilangan real, tak-hingga, negatif takhingga, atau itnya tidak ada. Cara Menentukan Nilai Limitnya Ada beberapa cara menentukan nilai it suatu fungsi yang nilai fungsinya memiliki bentuk tak-tentu 0/0. Jika fungsi f( berbentuk fungsi rasional, maka jika dimungkinkan hilangkan faktor sekutu pembuat nol-nya.

4 Contoh 1. f( 4 di mana f() memiliki bentuk tak-tentu 0/0. 4 ( )( + ) ( ) ( + ) + 4 Perhatikan bahwa kita dapat mencoret faktor ( ) karena faktor tsb tidak nol. Untuk mendapatkan faktor sekutu bisa dilakukan dengan berbagai cara: pemfaktoran biasa, mengganti variabel (substitusi), mengalikan penyebut dan pembilang dengan suatu konjugat yang bersesuaian, dan lain-lain. Berikut contoh bila menggunakan substitusi variabel. Substitusi y maka y 0 4 (y + ) 4 y + 4y 4 y y 0 + 4y y y + 4 y 0 4 Menggunakan Teorema L`Hospital Misalkan f( dan differensiabel (dapat diturunkan atau didifferensialkan), dan g ( 0 di sekitar a (kecuali mungkin di. Misal pula it f( it 0 untuk mendekati a (bentuk tak tentu 0/0) atau it f( it ± untuk mendekati a (bentuk tak tentu / ) Maka f ( f ( a g ( ) a g ( jika it pada ruas kanan ada (atau atau ) Catatan. o Teorema L`Hospital tetap berlaku bila kita mengganti a dengan a + (it kanan), a (it kiri),, atau. o Untuk kasus di mana f( 0, f ( dan g ( kontinu serta dan g ( 0 maka Teorema L`Hospital mudah dibuktikan sebagai berikut.

f ( a g ( f ( g ( f ( f ( a a a a f ( f ( a a a a f ( f ( f ( a g ( ) o Teorema L`Hospital dapat diterapkan berulang-ulang, selama syarat-syaratnya dipenuhi. Penting untuk mengecek apakah syarat teorema tsb dipenuhi sebelum menerapkan teorema tsb (ini yang kadang dilupakan para siswa dan sebagian guru). o Oleh karena Teorema L`Hospital menggunakan konsep turunan, maka harus diperhatikan bahwa pembelajaran (kembali) konsep it dengan Teorema L`Hospital setelah pembelajaran turunan, dan bukan sebelum pembelajaran turunan. Contoh. 4 Cek: ( 4) 0, ( ) 0. Jadi,berbentuk 0/0. Lalu, karena 4 d dan ( ) differensiabel dan ( ) 0 maka dengan Teorema d L`Hospital diperoleh d ( 4) 4 d. 4. (ada itny d 1 ( ) d ln Contoh 3. 1 1 Karena bukan bentuk fungsi rasional (penyebut bukan polinomial) maka cara pertama tidak dapat diterapkan. Cek: ln 0, 1 0, jadi berbentuk 0/0. Lalu, karena kedua 1 1 d turunan ln dan turunan ( 1) ada, serta ( 1) 1 0 maka diperoleh d 1 ln 1 (ada itny 1 1 1 1. Bentuk Tak-Tentu / Pengertian

Bentuk / juga tidak bernilai 1, karena bentuk tersebut tidak memiliki nilai tunggal (bilangan). Perhatikan variasi nilai yang mungkin. / 1 1. / 3 3. / 3 3. / π π. Secara formal, disebut bentuk tak-tentu karena ada beberapa fungsi yang nilai fungsinya / tetapi nilai itnya tidak tunggal; ada yang itnya bilangan real, tak-hingga, negatif takhingga, atau itnya tidak ada. Cara Menentukan Nilai Limitnya Ekspresi matematika yang dapat bernilai / dapat disusun kembali hingga memiliki bentuk f ( 0/0. Jika kita berhadapan dengan ekspresi yang untuk nilai tertentu memiliki bentuk 1 / maka kita ubah menjadi yang untuk nilai tadi akan memiliki bentuk tak-tentu 1 f ( 0/0. Bentuk-bentuk tak-tentu lainnya, pada dasarnya merupakan bentuk tak-tentu karena dapat diubah menjadi bentuk tak-tentu 0/0 atau pun /. E. PENUTUP Pemahaman akan konsep bentuk tak-tentu merupakan salah satu faktor penting dalam memahami kalkulus, oleh karena konsep bentuk tak-tentu merupakan salah satu konsep esensial dalam kalkulus, terutama pada konsep it. Dengan paparan dalam artikel ini, mudah-mudahan dapat memberikan wawasan kepada guru mengenai bentuk tak-tentu dan mengatasi kemungkinan miskonsepsi yang terjadi pada bentuk tak-tentu. DAFTAR PUSTAKA DAN BACAAN Jiwen He.-. Indeterminate form. A lecture notes. Not publised.

Saeed Al-Hajjar. 008. Indeterminate Forms And Their Behaviours. Dalam WSEAS TRANSACTIONS on MATHEMATICS. Issue 11, Volume 7, November 008. Wikipedia, 01. Indeterminate Form. dalam http://en.wikipedia.org/wiki/indeterminate_form Weisstein, Eric W. "Indeterminate." From MathWorld--A Wolfram Web Resource. http://mathworld.wolfram.com/indeterminate.html