RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO"

Transkripsi

1 ISSN: Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 95 RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO aisal Rahman ), arid Darise ), YunitaDjamalu ) ) Mahasiswa Politeknik Gorontalo, Kamus Puncak Desa Panggulo Bone Bolango ) Tim Pengajar ada Deartemen Mesin dan Peralatan Pertanian, Politeknik Gorontalo Abstrak Kakao (Theobroma cacao L.) ini meruakan salah satu jenis tanaman erkebunan yang buahnya dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai macam makanan dan minuman yang mengandung lemak dan rotein yang bermutu tinggi. Mutu biji kakao yang baik daat dieroleh melalui tahaan enanganan asca anen yang teat yaitu emanenan, sortasi, buah, emeraman/enyimanan, emecahan buah, fermentasi, encucian dan erendaman, engeringan, sortasi biji kering, engemasan dan enyimanan. Tujuan utama kami dalam mencitakan inovasi teknologi ini adalah untuk mengganti eran manusia dalam mencitakan suatu rekayasa roduksi dengan teknologi yang sedang berkembang saat ini suaya hasil yang di daat lebih efektif, efisien dan berkualitas. Metode Penelitian yang digunakan dalam enelitian rancang bangun mesin emecah buah kakao ini adalah metode emiris dan ekserimen, yaitu engambilan data dari sumber studi ustaka lalu mengalikasikanya dalam satu ermodelan dimensi dengan erencanaan dan erhitungan yang diwujudkan dalam satu bentuk nyata berua mesin emecah buah kakao. Tujuan enelitian merancang bangun alat emecah buah kakao dengan menggunakan motor enggerak, mengetahui sistem kerja dari mesin emecah buah kakao, membahas elemen elemen ada alat emecah buah kakao, mengetahui kaasitas roduktifitas alat dalam roses emecahan buah kakao. Dimensi alat anjang 7, tinggi 09 dan lebar 54. Daya motor yang digunakan 5,5 H. Dengan kaasitas roduksi mesin.080 / jam. Hasil engujian menunjukan bahwa keceatan emecahan buah kakao ada engujian ertama menggunakan buah kakao sebanyak 8,4 /8 detik. Pada engujian kedua dieroleh keceatan emecahan buah kakao 8 /7detik. Pengujian ketiga dieroleh hasil emecahan buah kakao sebanyak 7,6 /4 detik. Kata Kunci : Rancang Bangun, Sistem Transmisi, Kakao I. PENDAHULUAN Teknologi dalam ertanian adalah segala sesuatu yang daat memudahkan ekerjaan dan menghasilkan outut yang lebih baik, Pembangunan ertanian tana teknologi ialah hal yang mustahil, Keduanya berjalan secara beriringan dan saling mengikat. Dalam embangunan ertanian tentu akan sangat berbeda dalam segi keraktisan mauun hasil tani aabila etani tersebut mengadosi teknologi dibandingkan ia memakai cara tradisional (Wahyudi, T, 008) Teknik ertanian meliuti usaha tani ( teknik enanaman, emuukan, engairan, erlindungan tanaman secara teradu) dan asca anen ( engolahan hasil engenalan alat erontok yang daat ISSN X Volume, Nomor, Mei 06

2 ISSN: Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 96 menekan kehilangan hasil, enyimanan hasil ertanian yang daat meningkatkan kualitas roduk ertanian) dan teknologi yang digunakan dalam ertanian, seerti mesin mesin. Pemecahan kakao daat dilakukan dengan alat emukul, sabit, alu atau saling memukulkan buah yang satu dengan yang lainnya. Pemecahan buah kakao meruakan kegiatan dalam asca anen yang membutuhkan tenaga yang banyak sehingga sering mengalami enundaan karena keterbatasan kemamuan etani melakukan kegiatan ini. Seorang etani yang sudah mahir memecah buah kakao hanya mamu memecah kurang lebih 800 buah er hari ditambah satu orang lagi tenaga kerja untuk mengeluarkan biji dari buah. Berdasarkan uraian di atas maka mesin emecah buah kakao ini dibuat untuk mengatasi salah satu masalah yang dihadai etani ada roses enanganan asca anen buah kakao. Untuk itu eneliti bertujuan untuk membuat mesin emecah kakao yang lebih efisien untuk memermudah masyarakat dalam memroduksi buah kakao. II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kakao di Indonesia memunyai arti enting dalam asek kehiduan sosial ekonomi masayarakat, karena disaming sebagai sumber devisa negara, juga sebagai enyedia laangan kerja dan sumber enghasilan masyarakat. Produksi kakao di Indonesia mencaai ton ertahun atau setara dengan 5 % dari total roduksi kakao di dunia. Indonesia menemati osisi ketiga enghasil kakao di dunia, setelah antai gading dan Ghana dengan luas areal hektare dan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir areal erkebunanya meningkat esat dengan tingkat ertumbuhan rata rata 8% ertahun (Karmawati dkk, 00). Tanaman kakao termasuk golongan tanaman tahunan yang tergolong dalam kelomok tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang berbunga dan berbuah ada batang dan cabang. Tanaman ini ada garis besarnya daat dibagi atas dua bagian, yaitu bagian vegetatif yang meliuti akar, batang serta daun dan bagian generatif yang meliuti bunga dan buah (Siregar, et al, 989). Mesin Pemecah Buah Kakao Dalam kamus besar bahasa Indonesia di definisikan (Soenaryo, 987) bahwa Mesin adalah erkakas untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yang dijalankan dengan roda, digerakkan oleh tenaga manusia atau motor enggerak, menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga alam. Hal yang hamir sama dikemukakan oleh (Salim, 99) menyatakan bahwa Mesin adalah alat yang memunyai daya gerak atau tenaga baik dijalankan dengan motor listrik enggerak mauun tenaga manusia. Dari definisi yang dikemukakan oleh kedua sumber diatas, tamak bahwa sumber ertama mendefinisikan mesin sebagai kendaraan, sedangkan sumber kedua mesin sebagai alat yang daat membantu untuk meringankan kerja manusia. Jadi mesin emecah buah kakao adalah suatu alat yang digunakan untuk memudahkan ekerjaan manusia dalam emecahan buah kakao. Elemen - Elemen Mesin Pemilihan elemen-elemen ada erancangan dan embuatan mesin emecah kakao ini juga harus memerhatikan kekuatan bahan, safety factor, dan ketahanan dari berbagai komonen tersebut. Elemen mesin tersebut adalah motor bensin, oros, uli, bantalan, asak, dan v-belt. ISSN X Volume, Nomor, Mei 06

3 ISSN: Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 97 Menghitung Keceatan Linier Sabuk V Karena V-belt ada umumnya diakai untuk menurunkan utaran, maka erbandingan yang diakai adalah erbandingan reduksi i (i > ). Perbandingan yang terjadi dirumuskan sebagai berikut: n R n R Sularso, hal 66 n Putaran ulli ada motor n Putaran ulli ada oros d Diameter ulli ada motor d Diameter ulli ada oros = kekendoran = Ketegangan Sehingga keceatan linier untuk V-belt dirumuskan sebagai berikut: d ulli n ulli v v = keceatan linier V-belt (m/s) d = diameter ulli (mm) n ulli ulli = utaran ulli (rm) Wayan Berata hal 66 Sudut kontak Gambar. uli dan v-belt R R Sin α = = arc sin α c = - α = 80. arc sin α Gaya keliling yang timbul ada ulli dan 0 N V Menghitung Torsi ada ulli d ulli T /mm A. Deutschman, hal 660 Menghitung Panjang Sabuk Panjang sabuk yang melingkari ulli dihitung dengan rumus: LC d ulli d ulli. ( d L = anjang sabuk (mm) C = jarak oros (mm) Wayan Berata, hal 66 ulli d 4. C Menghitung Putaran Motor Dari erbandingan antara keceatan ulli kecil dan ulli besar yang setara dengan erbandingan diameter ulli besar dan ulli kecil, maka daat dirumuskan sebagai berikut: R R n n Wayan Berata, hal 78 R R = radius ulli kecil (mm) ) ulli = radius ulli besar (mm) Menghitung Gaya Tarik ada V-belt Bila V-belt dalam keadaan diam atau tidak meneruskan momen, maka tegangan di seluruh anjang V-belt adalah sama. Tegangan ini disebut ISSN X Volume, Nomor, Mei 06

4 ISSN: Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 98 tegangan awal. Bila V-belt mulai bekerja meneruskan momen, maka tegangan akan bertambah ada sisi tarik dan berkurang ada sisi kendor. Jika besar gaya ada sisi tarik dan sisi kendor berturut-turut adalah dan (Kg), maka besar gaya tarik efektif e (Kg) untuk menggerak ulli adalah : e Bila kita ingin memerkirakan tegangan ada V-belt, daat digunakan rasio antara :3 dan :5, untuk saat ini diilih rasio : 5. 5 dan = gaya ada belt (Kg) A. Deutschman, hal 670 Tie Penamang Luas Penamang A (²) Tinggi belt h (mm) K 0 faktor tarikan untuk V-belt (tetaan) = 0.7 = tegangan awal untuk sebuah V- 0 Maka, belt(tetaan) = K 0.7 Luasan enamang belt Z. A ² K Tabel. Dimensi belt O A B C D E Mencari tegangan tarik dan tegangan kendor Kekendoran V-belt ( ) Tie belt :? A C. h min Ketegangan V-belt ( ) A A ~ Z. A C 3. Maka, tie V-belt yang akan diilih adalah tie : Tegangan maksimum yang timbul dari oerasi V-belt (. v ) ( Eb. h) 0 (. Z. A) (0. g) D Sularso, hal 7 min Peneraan V-belt Data diameter dan jarak sumbu ulli yang digunakan: D (diameter ulli enggerak) D (diameter ulli yang digerakkan) Menentukan jenis dan kekuatan dari belt meliuti: Tegangan yang timbul aabila seluruh beban bekerja ada belt = tegangan awal untuk V-belt Z A γ 0 = = Gaya keliling yang terjadi = Jumlah V-belt = buah = Luas Penamang = 0,86 ² = Berat jenis rubber kanvas =.5 ~.50 3 ISSN X Volume, Nomor, Mei 06

5 ISSN: Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 99 G E b h D V min = Perceatan gravitasi = 9.8 m det = Modulus elastisitas rubber kanvas = 600 ~ 000 = Tinggi belt = Diameter ulli terkecil = 75 mm = Keceatan ulli enggerak Perancangan oros Dilihat dari fungsinya oros meruakan elemen utama dalam meneruskan daya dan utaran. Sebagian besar mekanisme yang mentransmisikan daya dilakukan melalui utaran dan hanya oros yang daat melakukan mekanisme tersebut. Perhitungan yang dilakukan dalam erencanaan oros adalah menentukan: Maka (. v ( E. h), b 0 (. Z. A) (0. g) D min Jumlah utaran V-belt Umur belt V U L ) rs N base H U x ( ) fat N = Basis dari fatique test (tetaan) base 7 = 0 utaran U = Jumlah utaran V-belt x = Jumlah ulli yang berutar = m = 8 faktor bahan V-belt (tetaan) = atique limit untuk V-belt fat (tetaan) = 90 = Tegangan maksimum yang timbul dari oerasi V-belt Maka, m N base fat H. U x ( ) jam kerja m Gaya-gaya yang bekerja ada oros, () r t tan = ( + ) / = gaya radial yang bekerja ada oros () = gaya tangensial yang bekerja ada oros () = celah tekanan () Tegangan Geser Maksimum 0.5 Sy N N = angka keamanan untuk bahan Sy = tegangan luluh bahan (lb/in²) = tegangan geser imum A. Deutschman, hal 338 Torsi Poros, T (Lb.In) N T n ISSN X Volume, Nomor, Mei 06

6 ISSN: Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 00 N = daya yang terjadi ada silinder (H) n = utaran motor (rm) Momen terbesar M = M BH + M BV Tegangan maksimum 3 D 6 (. ) M T = tegangan geser maksimum (lb/in²) T = torsi oros (lbin) M = momen maksimum oros (lb.in) Penentuan Dimensi Dan Tie Pasak Dioros Harus Diketahui Besaran-Besaran Sebagai Berikut: Diketahui: D = diameter oros Tie asak yang direncanakan = ersegi (square) Maka didaat dimensi asak sebagai berikut: W = maksimum lebar asak (mm) H = Maksimum Tinggi Pasak (Mm) Tegangan Ijin Pasak, Ssy (Kg/Mm²) S Sy = 0.58 x Sy Sy = tegangan luluh bahan (si) Gaya yang terjadi ada asak, (). Karena osisi gaya yang terjadi ada asak tidak diketahui secara teat maka diasumsikan gaya tersebut beraksi ada diameter oros terluar. T D. T D = torsi ada oros (.mm) = diameter oros (mm) Panjang Pasak Yang Menerima Gaya Komresi,Lc (Mm) 4. T Sy W. L. D N 4. T Lc Sy W. D. N T = torsi yang terjadi ada oros (/mm) D = Diameter oros (mm) W = lebar asak (mm) L = anjang asak (mm) Sy = tegangan luluh bahan (/mm²) N = angka keamanan untuk bahan asak Luas Pasak Yang Menerima Gaya Komresi, Ac (Mm²) A c 0,5. W. L W = maksimum lebar asak (mm) L = anjang asak akibat gaya komresi (mm) Tegangan komresi yang diijinkan,sc (/mm²) Sc Ac Wayan Barata, hal 47 ISSN X Volume, Nomor, Mei 06

7 ISSN: Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 0 = gaya yang terjadi ada oros () A c = luasan asak yang menerima gaya komresi (mm²) Panjang asak yang menerima gaya geser,ls (mm) T = torsi yang terjadi ada oros (/mm) D = Diameter oros (mm) W = lebar asak (mm) L = anjang asak (mm) Sy = tegangan luluh bahan (/mm²) N = angka keamanan untuk bahan asak Luasan asak yang menerima gaya geser A s W. L c W = maksimum lebar asak (mm) = anjang asak akibat gaya L c. T L s Sy W. D. N komresi (mm) Tegangan geser yang diijinkan S s As Wayan Barata, hal 48 = gaya yang terjadi ada oros () A s = luasan asak yang menerima gaya komresi (mm²) L min D 5%. D Kaasitas roduksi mesin hasil uji coba Pengujian dengan 0 buah kakao dengan 3 kali engujian : W C 3600 detik /jam t C = Kaasitas Kerja Mesin ( / jam) W = Berat Bahan () = Waktu Pemecahan (jam) t III. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan ada rancang bangun mesin emecah buah kakao ini adalah metode emiric dan ekserimen. Perancangan Struktural Kerangka alat terbuat dari besi siku dandilingkui oleh elat baja. Mesin 5,5 h diletakkan dibagian bawah. Dengan menggunakan sabut-v (v- belt) tenaga mesin ditransmisikan ke alu emecah buah. Temat emasukan buah (hoer) berada di bagian atas sehingga buah masuk ke dalam ruang emecah buah dengan gaya gravitasi. Dimensi kerangka utama alat adalah - tinggi 900 mm, - anjang 70 mm - lebar 540 mm. - Diameter uli alat 03. mm (8 inci) dan - diameter uli motor bensin adalah sama, yaitu 76. mm (3 inci). Panjang asak minimum Perancangan fungsional ISSN X Volume, Nomor, Mei 06

8 ISSN: Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 0 Cara kerja alat yang secara diagram daat dilihat ada Gambar berikut Gambar. Cara kerja alat HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian-bagian Kontruksi Mesin emecah buah kakao. Konstruksi Rangka Rangka ada alat ini berfungsi sebagai temat kedudukan motor bensin dan semua komonen-komonen dari mesin emecah buah kakao. Konstruksi rangka alat terbuat dari besi siku 4x4 mm.. Poros Poros (As) yang digunakan ada rancang bangun ini terbuat dari besi baja dengan anjang 700 mm, dan diameter oros yang diakai ¼ inci atau sama dengan 3, mm. Poros ada alat ini berfungsi sebagai temat dudukan alu emecah. 3. Hoer Hoer dibuat dari besi lat dengan ketebalan. mm, hoer yang dirancang untuk emasukan buah memiliki ukuran dengan tinggi 80 mm, lebar 3. Corong emasukan (Hoer) berfungsi sebagai enamung buah kakao yang akan diecah sebelum masuk kedalam alu emecah. Hoer terbuat dari besi lat dengan tebal mm. 4. Ruang Pemecah Ruang emecah terbuat dari besi baja dengan anjang 500 mm, lebar 450 mm, dan ketebalan 8 mm. Pada bagian atas ruang emecah terdaat enutu dan lubang emasukan buah. Bagian enutu memiliki ketebalan.5 mm, anjang 70 mm dan lebar 540.5mm. sedangkan bagian lubang amasukan buah dibuat dengan ukuran 6 x 6. Pada bagian bawah terdaat lubang engeluaran dengan anjang 90.5 mm dan lebar 300 mm. Kemudian ada lubang engeluaran dilengkai dengan corong yang terbuat dari lat ezel dengan ketebalan. mm. Ukuran corong engeluaran yang dikonstruksi memiliki lebar 360 mm dan tinggi 90 mm dan anjang mm. Perencanaan Diameter Pulli dan V-Belt Data - data yang diketahui :. Motor Yang Digunakan = Motor Bensin. Putaran maksimum = 400 Rm 3. Putaran Puli, n = 3800 Rm 4. Putaran Puli, n = 45 Rm 5. Daya Maksimum, N = 5.5 H 6. Diameter Puli Motor d = 76, mm 7. Diameter Puli Poros d = 03, mm 8. Jarak Poros Dan c = 555 mm 9. R Pulli Motor = 38, mm 0. R Pulli Poros = 0,6 mm. V = 5,7 m/s. Gaya keliling yang timbul = 98,4 3. Luas enamang Z.A = 5, 86 mm 4. Sudut Kontak =76, Kekendoran V-Belt = Ketegangan V-Belt = 7. Torsi Pada Puli T = 40,84 /mm T = 376,5 /mm 8. Panjang V-Belt = 555,9 mm ISSN X Volume, Nomor, Mei 06

9 ISSN: Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Umur V-Belt = 38,58 Jam kerja 0. Jumlah Putaran V-Belt U = 9 Rs Diasumsikan untuk mencari anjang V-belt terlebih dahulu mencari anjang V-belt ada jarak masing masing antar oros.. Keceatan Pulli Keliling dan V = 9098,4 m/s V = 5,7 m/s. Sudut Kontak dan ϴ = 76,8 o 3. Gaya Keliling Yang Timbul Pada Pulli Dan = 98,4 4. Torsi Pada Pulli T = 3749,80 /mm 5. Torsi Pada Pulli T = 9999,47 /mm 6. Panjang V-belt L = 555,9 mm 7. Mencari Tegangan Tarik Dan Tegangan Kendor Kekondoran V-belt A min = 534 Ketegangan V-belt A = 35,3 8. Tegangan Maksimum Yang Timbul Dari Oerasi V-belt = 96,89 / 9. Jumlah Putaran V-belt U = 3 rs 0. Umur V-belt H = 54,60 Jam Kerja Perancangan Poros Tegangan bahan maksimum (si) = 7600 si Torsi oros T = 0,5 lb in 3 Tegangan tarik ada ulli = 7,63 lb 4 Reaksi Gaya Horizontal R B = 78,60 lb R A = 5, lb m B = 6,65 lb in m = 6,53 lb in 5 Pengecekan tegangan ada oros = 89, si Perencanaan Pasak. Gaya yang terjadi akibat torsi = 76,4 lb. Ditinjau dari tegangan S s = 46,3 lb/in s = 53 lb in 3. Ditinjau dari tegangan komersi S c = 848,8 53 Perencanaan bantalan. Gaya radial r = 49,48 lb. Daya yang hilang akibat gesekan H = 0, Umur bantalan L 0 = 35638,43 jam Perhitungan Kaasitas Kerja Kaasitas emecah hasil uji coba Kaasitas roduksi mesin emecah buah kakao daat dihitung dengan rumus sebagai berikut : W C 3600 detik /jam t 8 C 3600 detik 6,3 C.080 /jam Dari hasil erhitungan kaasitas roduksi diatas dieroleh hasil emecahan buah kakao er jam sebanyak.080. Dimana hasil yang didaat berasal dari berat rata-rata kakao yang telah ditimbang kemudian dibagi dengan rata-rata waktu dari tiga kali engujian dan dikalikan dengan jumlah waktu jam (3600 detik). V. PENUTUP ISSN X Volume, Nomor, Mei 06

10 ISSN: Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 04 Kesimulan Dari hasil konstruksi Mesin emecah buah kakao yang dirancang telah memenuhi syarat teknis ( engineering). Dieroleh konstruksi mesin emecah buah kakao yang efektif dan efisien. Bagianbagian mesin ini secara garis besar terdiri atas rangka, unit emasukan ( Corong Pemasukan Buah), ruang emecah, unit emecah/alu, corong keluar, system transmisi dan tenaga enggerak. Semua elemen mesin telah diuji berjalan dan berfungsi dengan baik. Presentase hasil ecahan buah kakao dilakukan 3 kali ercobaan, yaitu ada ercobaan ertama, kedua, dan ketiga berturut-turut sebanyak 8,4 / 8 detik, 8 / 7 detik dan 7,6 / 4 detik. Dengan hasil rata-rata roduktifitas sebesar.080 / jam Proses emecahan buah berlangsung dengan baik dan semurna. Dimana resentase kerusakan biji dierkirakan berkisar antara 0,05-0,0%. Dari data engujian tersebut menunjukkan bahwa Mesin emecah buah kakao daat menghasilkan kaasitas roduktifitas yang tinggi. Melalui engujian yang telah dilakukan, rancang Mesin emecah buah kakao ini meruakan alat yang layak diakai sebagai alat dan mesin ertanian yang efektif dan efisien. DATAR PUSTAKA Aaron D, Deutschman, Michels, Wilson, Charles E. 975, Machine Design Theory and Practice, New York, USA : Mailan Publishing Co. Inc Haditomo, K, 0. Rekayasa Retana. IPB Pres Bogor. Karmawati, E., Z. Mahmud, M. Syakir, J. Munarso, K. Ardana Dan Rubiyo.00. Budidaya Dan Paska Panen Kakao. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan. 9 Hal. Mulato W dan Misnawi S Petunjuk Teknis Produk Primer Dan Sekunder Kakao. Jember : Pusat Penelitian koi dan Kakao Indonesia. Sularso. (000) Dasar erencanaan dan emilihan elemen mesin. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Wayan berata, 997; Elemen Mesin. Institut Teknologi Seuluh Noember. Saran Diharakan ada mahasiswa erlu ada kehati-hatian dalam erancangan alat serta ketelitian ada engujian dan engoerasian alat. Untuk enelitian lebih lanjut diharakan ada embaharuan ada Mesin emecah buah kakao terutama ada bagian unit emasukan buah ( Corong Pemasukan Buah) yang terlalu kecil. ISSN X Volume, Nomor, Mei 06

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN BAB I AALISA PERHITUGA Pada bab ini akan dilakukan ehitungan dan analisa dari erencanaan mesin engeress minyak jarak agar. Adaun Elemen mesin yanga akan dihitung meliuti, hoer, screw conveyor, belt, uli,

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR 4.1 Perencanaan Pulley dan V-Belt 1 4.1.1 Penetapan Diameter Pulley 1 1. Penetapan diameter pulley V-belt

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik ISSN : 089-4767 Deartemen Perindustrian I Vol. 1 No. 5 Tahun 011 Hal. 9-35 ANCANG BANGUN SISTEM TANSMISI AT(Automatic Transmission), AMT(Automated Manual Transmission),

Lebih terperinci

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan. BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pemipil jagung seperti terlihat pada Gambar 3.1 seperti berikut: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

tersebut adalah kawasan-kawasan mewah dan di temat yang masyarakatnya memang sudah mengerti akan indahnya kebersihan. Pengolahan dan engelolaan samah

tersebut adalah kawasan-kawasan mewah dan di temat yang masyarakatnya memang sudah mengerti akan indahnya kebersihan. Pengolahan dan engelolaan samah ANALISIS DAN PEMBUATAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK (POLIETILENA) Ivory Son Kolontoko / 0406403 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI Mesin encacah samah botol lastik ini meruakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 etode Perancangan etode erancangan adalah roses berikir sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga mendaatkan hasil enyelesaian yang maksimal untuk mencaai sesuatu yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS Azhar Ashari 1), M. Miftach Farid 2), Ir Mahirul Mursid, M.Sc 3) Program Studi D3 Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Email:

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROTOTIPE MESIN PENGUPAS KULIT KACANG TANAH

PENGEMBANGAN PROTOTIPE MESIN PENGUPAS KULIT KACANG TANAH ISSN 1412-2995 Jurnal Saintika Volume 15(I1): 161-171, 2014 PENGEMBANGAN PROTOTIPE MESIN PENGUPAS KULIT KACANG TANAH Yuniarto 1 1 Jurusan Teknik Mesin, FT, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan umum Tembakau merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi bahan dasar rokok. Dimana kita ketahui bahwa rokok telah menjadi kebutuhan sebagian orang. Walaupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH A.15. Unjukkerja Turbin Air Mikro Aliran Silang Terhada Variasi Sudut Sudu Jalan... (Yusuf Dewantara Herlambang) UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADA VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) ADA

Lebih terperinci

Pertemuan IV II. Torsi

Pertemuan IV II. Torsi Pertemuan V. orsi.1 Definisi orsi orsi mengandung arti untir yang terjadi ada batang lurus aabila dibebani momen (torsi) yang cendrung menghasilkan rotasi terhada sumbu longitudinal batang, contoh memutar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV PERHITUGA DA HASIL PEMBAHASA Pada proses perancangan terdapat tahap yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perancangan, yaitu tahap perhitungan. Perhitungan di lakukan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERENCANAAN MESIN DAN ANALISA STATIK RANGKA MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA V5 Disusun Oleh : Nama : Indra Gunawan NPM :

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI Artikel Skripsi PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan

Lebih terperinci

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL...xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGEROLL PIPA. DENGAN UKURAN DIAMETER PIPA 27,2mm 60,5 mm. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar

PERENCANAAN MESIN PENGEROLL PIPA. DENGAN UKURAN DIAMETER PIPA 27,2mm 60,5 mm. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar PERENCANAAN MESIN PENGEROLL PIPA Artikel Skripsi DENGAN UKURAN DIAMETER PIPA 27,2mm 60,5 mm SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T.) Pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR A III PERENCANAAN DAN GAMAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universtas Nusantara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II LANDASAN TIORI BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

Mesin Pencacah Cengkeh

Mesin Pencacah Cengkeh Volume 10 No 1, April 2017 Hlm. 59-64 ISSN 0216-9495 (Print) ISSN 2502-5325 (Online) Mesin Pencacah Cengkeh Ah. Sulhan Fauzi 1, Engga Predianto 2, Fatkur Rhohman 3 1,2,3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMECAH KEDELAI

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMECAH KEDELAI TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMECAH KEDELAI Disusun oleh : AGUS HADI AHKROMAN 01302-063 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008 LEMBAR PERYANTAAN Saya yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124 PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM Encu Saefudin 1, Marsono 2, Wahyu 3 1,2,3 Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung,

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON IKAN TUNA DENGAN KAPASITAS 30 KG/JAM ARTIKEL SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON IKAN TUNA DENGAN KAPASITAS 30 KG/JAM ARTIKEL SKRIPSI PERENCANAAN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON IKAN TUNA DENGAN KAPASITAS 30 KG/JAM ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM PLANNING AND CALCULATION COM SHELLER MACHINE WITH A CAPACITY OF 300 KG/HOUR Oleh: MUHAMMAD AZIIS LYAN SETYAJI 11.1.03.01.0057

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Gambar 3.1 : Proses perancangan sand filter rotary machine seperti terlihat pada Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

Perencanaan Roda Gigi

Perencanaan Roda Gigi Perencanaan Roda Gigi RODA GIGI Roda gigi adalah roda silinder bergigi yang digunakan untuk mentransmisikan gerakan dan daya Roda gigi menyebabkan perubahan kecepatan putar output terhadap input 1 Jenis-jenis

Lebih terperinci

KINERJA MESIN ROLL PRESS UNTUK MENGOLAH BATANG RUMPUT PAYUNG MENJADI SERAT BAHAN BAKU KOMPOSIT

KINERJA MESIN ROLL PRESS UNTUK MENGOLAH BATANG RUMPUT PAYUNG MENJADI SERAT BAHAN BAKU KOMPOSIT KINERJA MESIN ROLL PRESS UNTUK MENGOLAH BATANG RUMPUT PAYUNG MENJADI SERAT BAHAN BAKU KOMPOSIT Danang Murdiyanto 1,Nereus Tugur Redationo 2 1 Universitas Katolik Widya Karya, Malang 2 Universitas Katolik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO  ; RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG ANDRI YONO Email; Andriyono1974@yahoo.co.id Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke ABSTRAK Rancang Bangun Mesin Pemisah Kulit Ari

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH Michael Wijaya, Didi Widya Utama dan Agus Halim Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: mchwijaya@gmail.com

Lebih terperinci

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk 0/0/0 ELEMEN MESIN FLEKSIBEL RINI YULIANINGSIH Elemen mesin ini termasuk Belts, Rantai dan ali Perangkat ini hemat dan sering digunakan untuk mengganti gear, poros dan perangkat transmisi daya kaku. Elemen

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DRAFT TUBE,TRANSMISI DAN PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS DENGAN KAPASITAS 500 L/MIN DAN HEAD 3,5 M

RANCANG BANGUN DRAFT TUBE,TRANSMISI DAN PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS DENGAN KAPASITAS 500 L/MIN DAN HEAD 3,5 M RANCANG BANGUN DRAFT TUBE,TRANSMISI DAN PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS DENGAN KAPASITAS 500 L/MIN DAN HEAD 3,5 M D III TEKNIK MESIN FTI-ITS Oleh: TRISNA MANGGALA Y 2107030056 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. HERU

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan konstruksi mesin pengupas serabut kelapa ini terlihat pada Gambar 3.1. Mulai Survei alat yang sudah ada dipasaran

Lebih terperinci

Perbaikan. Oleh: ABDUL HARIS MARA HAKIM

Perbaikan. Oleh: ABDUL HARIS MARA HAKIM RANCANG BANGUN MESIN PEMIPIL DAN PENGGILING JAGUNG TYPE TABUNG HORIZONTAL KAPASITAS 720 KG/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikann Pendidikan Program Diploma

Lebih terperinci

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG Cahya Sutowo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dari dongkrak ulir ini adalah ketahanan atau

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut Zeno (1) dan Irfan Syarif Arief, ST.MT (2) (1) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ITS, (2),(3) Staff Pengajar Teknik Sistem Perkapalan ITS, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

RANCANGAN ULANG MESIN PENGUPAS BIJI MELINJO BERKAPASITAS 90 KG/JAM

RANCANGAN ULANG MESIN PENGUPAS BIJI MELINJO BERKAPASITAS 90 KG/JAM RANCANGAN ULANG MESIN PENGUPAS BIJI MELINJO BERKAPASITAS 90 KG/JAM Syawaluddin, Eri Diniardi, M.Alogo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Melinjo (Gnetum gnemon) adalah merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 95 BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 4.1 PERENCANAAN CUTTER 4.1.1 Gaya Pemotongan Bagian ini merupakan tempat terjadinya pemotongan asbes. Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah bagaimana agar asbes

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknik 4.1.1. Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui terpenuhinya daya yang dibutuhkan oleh mesin dengan daya aktual pada motor

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG

PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Mesin Cetak Bakso Dibutuhkan mesin cetak bakso dengan kapasitas produksi 250 buah bakso per menit daya listriknya tidak lebih dari 3/4 HP dan ukuran baksonya

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN 3.1 Metode Perancangan Metode yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode sistematis. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : 1. Penjabaran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Pengembangan Teorema Dalam enelitian dan erancangan algoritma ini, akan dibahas mengenai beberaa teorema uji rimalitas yang terbaru. Teorema-teorema

Lebih terperinci

BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI

BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI Tujuan Intruksional Umum (TIU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika luida, teori hidrostatika dan hidrodinamika.

Lebih terperinci

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan Mengingat lahan tebu yang cukup luas kegiatan pencacahan serasah tebu hanya bisa dilakukan dengan sistem mekanisasi. Mesin pencacah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

PERENCANAAN KONTRUKSI MESIN PENGGILING DENGAN SISTEM RODA GIGI

PERENCANAAN KONTRUKSI MESIN PENGGILING DENGAN SISTEM RODA GIGI PERENCANAAN KONTRUKSI MESIN PENGGILING DENGAN SISTEM RODA GIGI Indra Setiawan, Jumari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAK Konstruksi mesin Penggiling tradisional pada saat ini,

Lebih terperinci

Belt Datar. Dhimas Satria. Phone :

Belt Datar. Dhimas Satria. Phone : Pendahuluan Materi : Belt Datar, V-Belt & Pulley, Rantai Elemen Mesin 2 Belt Datar Elemen Mesin 2 Belt (sabuk) atau rope (tali) digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lain

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI )

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: MUHAMMAD HUSNAN EFENDI NIM I8613023 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci